#Liras Hari
Explore tagged Tumblr posts
Text
Day 3 - Wrongfully arrested - It would be better if their contact PICKED UP!
#whumptober2024#no.3#wrongfully arrested#OC#bloody bandage#art#my art#my artwork#Liras Hari#Antares Peterson
2 notes
·
View notes
Text
Telah datang kepada Lira kemantapan namun hanya satu hal di sana atau di sini,
Demikianlah....
Dan ditunggulah 3 hari jawaban ke depan
0 notes
Text
youtube
Kepemimpinan Baru Yang akan membawa LSM LIRA Jawa Timur ke arah yang lebih baik.
Sidoarjo, Siap TV ,- Tarian Remo sambut kedatangan Presiden LSM LIRA KRH. HM. Jusuf Rizal pada Rapimnas LSM LIRA tahun 2024. Selain menyambut kedatangan Presiden LSM LIRA, tari remo yang ditampilkan juga sebagai penanda dibukanya Rapimnas yang digelar di The Sun Hotel, Sidoarjo pada Rabu, (26/06/24).
Pada Rapimnas LSM LIRA tahun 2024 yang berlangsung di Kota Delta, Sidoarjo juga dihadiri oleh berbagai tokoh penting, diantaranya Gubernur LSM LIRA Jawa Timur yang baru saja terpilih Samsudin, Bupati LSM LIRA Sidoarjo Winarno ST. SH. MHum., serta perwakilan dari DPP, DPW dan DPD LSM LIRA se- Indonesia.
Turut hadir tamu undangan pada pelaksanaan Rapimnas LSM LIRA 2024 antaralain Ketua DPRD Kabupaten Sidoarjo H. Usman, Polresta Sidoarjo yang diwakili AKP Hafid Dian Maulidi, dari Ormas Pemuda Pancasila H. Mursidi, FKPPI Joko, DPD PDI-P Sumi, BPJS Ketenagakerjaan serta Kodim Sidoarjo, sehingga menambah semarak berlangsungnya acara ini.
Presiden LSM LIRA KRH. HM Jusuf Rizal SH dalam sambutannya pada Rapimnas tersebut menekankan terkait pentingnya konsolidasi kepengurusan dan program kerja setelah pelaksanaan Rapimnas selesai, terutama program kerja di Jawa Timur.
"Setelah Rapimnas ini, kita akan melakukan konsolidasi kepengurusan dan program, termasuk di Jawa Timur. Diharapkan Jawa Timur dapat menjadi percontohan bagi LSM LIRA di daerah lain," ujar Jusuf Rizal.
Ditegaskan kembali oleh Presiden LSM LIRA, agar program-program terbaik seperti "1 Desa 1 Jurnalis" segera dijalankan. Sepertihalnya komitmen untuk mengawal janji politik dari presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo-Gibran dalam melawan korupsi.
"Sebagai lembaga social society kita akan terus mengawal, mengawasi dan mendorong pembangunan Indonesia dan menjaga negeri ini," tambahnya.
Gubernur LSM LIRA Jawa Timur yang baru saja terpilih, Samsudin, menyatakan kesanggupannya untuk menjalankan roda organisasi sesuai misi dan visi serta arahan dari Presiden LSM LIRA.
"Saya siap memimpin dan menjalankan roda organisasi dengan penuh tanggung jawab dan sesuai arahan Presiden LSM LIRA. Kami akan membangun konsolidasi antar anggota untuk memastikan semua program dan kebijakan dapat berjalan dengan baik dan efektif," ujar Samsudin.
Gubernur LSM LIRA Jatim Samsudin dengan tegas kembali menyampaikan komitmen serta visi dan misinya untuk membangun LSM LIRA Jawa Timur sampai ke pelosok-pelosok. Pada kepemimpinannya, dalam 100 hari kerja ia akan turun mengevaluasi kinerja DPD Kabupaten dan kota di Jawa Timur.
Samsudin juga menambahkan bahwasannya LSM LIRA Jawa TImur memiliki potensi besar untuk bisa dikembangkan sehingga bisa menjadi percontohan bagi daerah lainnya dalam mengimplementasikan program-program LSM LIRA.
"Jawa Timur memiliki sumber daya manusia yang luar biasa dan semangat kebersamaan yang tinggi. Saya yakin dengan kerja keras dan kerja cerdas serta kolaborasi semua pihak, kita bisa menjadikan Jawa Timur sebagai model keberhasilan LSM LIRA," jelasnya.
Perubahan positif diharapkan akan terjadi dengan adanya pergantian kepemimpinan kepengurusan di Jawa Timur dan bisa menjadi contoh bagi LSM LIRA daerah-daerah lain dalam mengimplementasikan program strategis yang bermanfaat bagi masyarakat.
Dengan terlaksananya Rapimnas LSM LIRA 2024 diharapkan bisa memperkuat konsolidasi dan sinergi antara pengurus LSM LIRA di semua tingkatan. Diharapkan juga dapat memperkokoh komitmen organisasi untuk membangun Indonesia yang lebih baik lagi.
Teguh
#fyp #viralvideo #muswil #lsm
0 notes
Text
Harys Snow (as in his rp interpretation by me) from TTGOT & Edie Degore, the OC of @serpentii (hopefully, I got her girl’s looks & vibe right);
Lira Grimport & Leia, both ASOIAF-oriented OCs of mine;
Gryff Whitehill, a well-known OC of mine, & a mysterious person (whom I’ve already shown yall, tbh, the relationship just hasn’t canonically set off yet)...
Got Tagged by @jaguar-knight to make some OTPs with this picrew, so here are the results!
Tagging @jaykobadger / @neopoliitan, @littlpeggy & whoever else is following this blog, honestly.
#Harys Snow#Edie Degore#Lira Grimport#Leia#Gryff Whitehill#this thing is ten times more engaging than it has any right to be
4 notes
·
View notes
Text
Perumpamaan dari Akhirat
Salah seorang murid bertanya pada Syeikhnya tentang perhitungan pada hari kiamat, maka Syekh pun berdiri dari tempatnya dan membagi-bagikan uang pada murid-muridnya, Beliau memberi:
yang pertama: 100 lira,
yang kedua: 75 lira,
yang ketiga: 60 lira,
yang keempat: 50 lira,
yang kelima: 25 lira,
yang keenam: 10 lira,
yang ketujuh: 5 lira,
dan memberi pada anak yang bertanya tadi: 1 lira,
sang anak merasa sangat kecewa & sedih karena gurunya lebih mengutamakan teman-temannya.
Sang Syekh tersenyum pada sang anak & berkata pada semua: “Kalian wajib menghabiskan apa yang ku berikan sebelum hari sabtu, & pertemuan kita hari sabtu di adakan di tukang roti samping”.
Pada pagi hari sabtu, para murid berkeliling di sekitar oven roti menunggu kedatangan Syekh setelah si tukang oven menyalakannya.
Syekh pun segera datang dan meminta para murid untuk naik di atas oven satu demi satu untuk menceritakan apa yang telah mereka lakukan dengan uang yang beliau berikan.
Yang mendapat 100 lira naik ke atas oven, hampir tidak mampu berdiri, mengangkat salah satu kakinya dan menurunkan satunya lagi karena panasnya tempat berdiri, dia berkata: “Ku membeli gula dengan 5 lira, teh 10 lira, anggur 25 lira, roti 15 lira” dst.. menyebutkan satu persatu apa yang dibelinya sambil mengangkat salah satu kaki & menurunkan satunya.. tidak selesai kecuali setelah kedua kakinya bengkak, & hampir tidak bisa bernafas karena sangat kepanasan & kehausan.
Yang kedua naik & melakukan seperti yang pertama… kemudian yang ketiga, keempat dst..
Sehingga sampai giliran sang anak yang mendapat 1 lira, dia pun segera naik di atas oven dan berkata: “Ku membeli seikat baqdunis dengan 1 lira”, dia pun turun dan berdiri bahagia di depan Syekh, sementara yang lain duduk sambil meniup 2 kakinya dan yang lain mendinginkannya dengan air.
Syekh pun menghadap pada sang anak di sampingnya dan berkata: “Wahai anak-anakku, inilah gambaran kecil (miniatur) dari hari perhitungan; setiap manusia akan ditanya sesuai dengan apa yang diberikan padanya”.
Sang anak yang bertanya pada Syekh pun senang & menyadari bahwa Syekhnya tidak bermaksud mengutamakan teman-temannya.
“Dan Allah Mempunyai sifat yang Maha Tinggi”.
Tidak ku temui kisah yang lebih mengagumkan & indah dari kisah ini, disimpulkan dari kisah ini kenapa perhitungan orang fakir lebih cepat dari orang kaya.
Semoga Allah Membahagiakan waktu-waktu kalian, dan Meringankan dari ku & kalian perhitungan & kesulitannya.
- Syaikh Ahmad-
33 notes
·
View notes
Text
hari ini aku mimpi jemput emil naik motor di tiban, terus kami jalan-jalan, awal nya da bener naik beat aku, tapi tau2 motornya berubah jadi marsha, dan suasananya tbtb jadi Jogja..lanjut, kami mau makan di podomoro, yang padahal Podomoro adanya di Batam:( terus, disana entah mengapa aku ketemu bass, lira, ricky, addis, widi... hemm kenapa ada widi wkwkwkw, eh terus2, dia katanya gatau kenapa mantannya dah putus lagi, bodo amat si... tapi yg penting aku naik motor dan dia nyender di pundak akooo, ya gpp walopun cuma di mimpi:(
tapi....... kok ke tiban, kan dia anak tangerang, bisa2nya dalam mimpi jadi anak batam lo xD tapi gpp, toh dalam mimpi semua bisa terjadi, kayak jalan berdua gini, kenyataannya kan ga pernah aku jemput, tapi bisa kejadian di dalam mimpi xD
2 notes
·
View notes
Text
Money Changer Jakarta
Tempat Money Changer Jakarta – Bagi anda yang sering traveling atau berencana pergi ke luar negeri atau bisnis traveling maupun investasi mata uang asing, pasti bukan hal sulit untuk membandingkan tempat money changer. Memilih Money Changer di Jakarta dengan Rate terbaik di Cahaya Valas
Khusus anda yang tinggal di Jakarta, ada lokasi tempat penukaran mata uang asing dengan rate yang bagus di Cahaya Valasindo Prima di kawasan Jakarta Barat.
Pastikan anda cek apakah Money Changer Jakarta tersebut menjual semua mata uang asing atau ada beberapa mata uang asing yang tidak tersedia.
Banyak reiew positif menukar USD di cahaya valas, karena harganya lebih baik di bandingkan dengan tempat lain. Untuk pecahan kecil seperti USD 10 juga ada.
Memilih Tempat Money Changer
Kenapa harus memilih tempat money changer ? pastinya untuk sebagai perbanding itu perlu, biasanya memang jangan hanya satu saja money changer di kunjungi. Hal ini juga berguna agar mengetahui mata uang asing lain yang di jual dan nilai mata uang asing lain.
Jadwal oprasional Money Changer pada masa pandemi Covid ada di bawah ini:
Alamatnya : Komplek Perkantoran Grogol Permai Blok A/8
Jl. Prof. Dr. Latumenten
Jam buka mulai dari Jam 09.00 – 17.00. Buka di hari kerja senin – sabtu.
Setiap hari selalu ramai jadi kalau mau cepat bisa mulai datang pagi.
Khusus untuk mata uang turkish Lira dan Pound Mesir, rata rata tidak banyak money changer di Jakarta yang menjual sehingga ada baiknya cek lah di lebih dari satu money changer. Patut dipertimbangkan juga jika tidak beli mata uang yang hendak ke negara tersebut, setidaknya tukarlah dengan mata uang yang umum dan bisa di tukar di seluruh dunia yaitu USD.
Kita bisa menukar USD di money changer negara tempat kita berkunjung. Jika selesai traveling masih ada sisa mata uang asing, lebih baik masih dalam jumlah nominal besar seperti 50 USD atau 100 USD.
Untuk mata uang asing pecahan kecil, belum tentu semua money changer di sini mau membeli dari kita. Misalnya 1 RM beberapa lembar saja. Jadi lebih baik sisa pecahan kecil di belanjakan habis di negara tujuan.
1 note
·
View note
Text
Apakah Aku Sedang Tersesat?
Assalamu'alaikum, teman-teman! Ini adalah salah satu topik diskusi di Instagram @healyourself.id yang saya buat sebagai pengembangan serial Heal Yourself di bulan Ramadhan lalu. Disana, saya banyak berdiskusi tentang psikologi dan mental health. Selain itu, insyaAllah karya ini juga dalam waktu dekat akan menjadi buku, mohon doanya. Sampai bertemu di @healyourself.id
Siapapun yang berkendara atau menempuh suatu perjalanan, ia pasti pernah tersesat. Kamu pun pernah merasakannya, bukan? Kau tahu, tersesat itu tak pernah nyaman! Tak ada kenyamanan saat tersesat, yang ada adalah perasaan takut dan khawatir, “Dimana aku? Kok bisa aku sampai di jalanan ini? Seharusnya bukan lewat sini. Aduh, lama sekali aku berputar-putar, dimana ya jalan yang benar?” Bukankah begitu?
Suatu hari di penghujung tahun 2018, saya pernah tersesat; sesuatu yang menjadi kontemplasi panjang yang kemudian saya ceritakan untukmu hari ini. Hari itu, saya dan seorang sahabat baru saja mendarat di Ataturk International Airport. Sejak sebelum keberangkatan, kami sudah punya destinasi pertama jika tiba di Istanbul, yaitu jalan Cemberlitas yang letaknya tak jauh dari kawasan Sultanahmet. Karena itu, misi pertama kami adalah menemukan dimana Cemberlitas berada.
Kami pun menemui petugas bandara, untuk menanyakan dimana Cemberlitas berada. Lalu petugas itu memberi tahu kami arahnya dan membekali kami peta. Kami harus naik trem untuk bisa sampai ke tujuan, maka kami pun turun ke bagian underground bandara, mencari semacam mesin ATM untuk melakukan aktivasi Instabul Kart dan mengisinya dengan beberapa Lira agar kami bisa menggunakannya untuk membayar berbagai moda transportasi di Istanbul. Tak lama kemudian, trem pun datang. Kami langsusng naik.
Baru saja beberapa detik, pemandangan di luar jendela trem membuat kami terkesima. Cahaya matahari di pertengahan musim gugur, warna-warna pepohonan yang mulai berubah, ditambah dengan cantiknya bangunan-banguanan kuno, semua sangat menarik. Sesekali kami mengecek arah, melihat petunjuk pada lampu-lampu yang berada tepat di atas pintu trem. Aman. Lalu, apa yang terjadi? Di depan kami ada sepasang suami isteri. Dari wajahnya, kami langsung tahu kalau mereka berasal dari Indonesia. Kami pun berkenalan, mengobrol dengan senangnya, bagaikan anak rantau yang bertemu saudara sekampung di perantauan.
“Mau kemana?” tanya sang isteri
“Camberlitas, mbak.”
“Oooh, harus sambung trem yang lain kalau gitu, ya?”
“Iya, mbak. Sepertinya kami harus berhenti di halte depan untuk sambung trem selanjutnya.”
Kami pun turun.
Saya mencoba mengecek peta, tapi dengan sangat terburu-buru karena semua orang yang ada di sekitar saya berjalan sangat cepat sekali, saya jadi terdorong untuk juga berjalan dengan cepat. Satu trem datang. Kami langsung naik. Trem penuh. Saya dan sahabat saya terpisah beberapa jarak. Kami melihat ke arah jendela yang berbeda, menikmati cantiknya pemandangan Istanbul. Lama-lama, saya merasa ada sesuatu yang aneh ketika memasuki wilayah yang penuh dengan toko. Mirip daerah Pasar Baru kalau di Bandung. Hmm, dimana ini?
Sahabat saya ternyata merasakan hal yang sama, kami pun saling pandang, seolah berisyarat, “Kayaknya kita nyasar, deh.” Kami pun memerhatikan lampu petunjuk jalan yang ada di atas pintu trem. Wah, ternyata kami sedang menempuh jalan yang justru menjauhi Camberlitas! Saya mulai sedikit khawatir dan gelisah.
Seorang ibu memerhatikan kami, turut menyadari bahwa kami tersesat. Saya mencoba bertanya pada beliau, sayangnya beliau tak bisa Bahasa Inggris. Dengan isyarat bahasa tubuh, beliau menyuruh kami turun dan menaiki trem yang sama dengan arah berlawanan. Kami pun turun dan menaiki trem yang dimaksud. Alhamdulillah, itu trem yang tepat. Sekitar 20 menit kemudian, kami pun sampai di tempat tujuan. Apa hikmah yang bisa kita petik dari kejadian tersesatnya saya ini?
Ternyata, ini tak ubahnya seperti miniatur kehidupan kita di dunia. Kita tersesat karena tidak menggunakan petunjuk dengan tepat, terlalu asyik dan terlena dengan keindahan dan gemerlapnya dunia, lalu lupa kemana tujuan kita sebenarnya. Lalu, satu hal menarik, ketika kita tersesat, sebenarnya kita pasti bisa merasakannya. Ada rasa aneh, khawatir, gelisah, kebutuhan akan petunjuk agar kembali ke jalan yang benar, semua adalah sinyal dari Allah bahwa kita sedang tersesat.
Saya pernah memvalidasi perasaan-perasaan itu ketika suatu hari saya bertemu seorang perempuan paruh baya. Ia bercerita kalau ia sedang merasa berjalan di jalan yang salah. Dalam salah satu kalimat yang diceritakannya, ia bilang, “Aku lagi ngerasain perasaan yang aneh banget. Aku kayak berjalan di jalan yang salah. Perasaanku enggak enak. Terus juga aku sedih banget, aku kangen aku yang dulu. Aku ingin pulang. Aku ingin kembali ke jalan Allah karena sekarang aku gelisah. Aku khawatir mati di saat sedang begini.” Pernah merasakannya?
Sekali lagi, bisa kita lihat di cerita perempuan itu, bahwa sebenarnya selalu ada sinyal dan peringatan dari Allah jika kita sedang berada di jalan yang salah, meski hanya melipir. Masalahnya, apakah kita cukup peka untuk mengenal dan memahami isyarat-Nya?
“Ah, tapi kan dikit doang, bentar doang. Ga akan parah-parah amat, kali!” Mungkin itu yang terlintas di hatimu saat membaca celoteh-celoteh ini. Coba sekarang ambil kertas dan pensil untuk menggambar, atau menggambarlah dalam bayangan. Pertama, gambar sebuah garis tegak lurus. Lalu, dari titik paling bawahnya, tarik garis diagonal. Perhatikan. Bukankah sudut elevasi garis diagonal itu semakin lama semakin besar dan semakin jauh dari garis lurus yang kamu gambar pertama kali tadi? Itulah, belok sedikit, lama-lama beloknya banyak.
Mungkin kamu tak sadar sedang berbelok, hingga suatu hari kamu terdiam bersama dirimu sendiri dan bertanya, “Ada apa ini? Seharusnya aku tidak begini.” Jika pertanyaan itu hadir, jika kegelisahan itu muncul, berhentilah lalu bertanyalah pada dirimu sendiri, “Bagaimana jika ini adalah pertanda bahwa Allah merindukan semangat ibadahku yang dulu? Bagaimana jika ini adalah rambu-rambu yang hadir karena aku terlalu jauh berjalan tanpa tujuan yang benar? Bagaimana jika ini menjadi peringatan terakhir dari-Nya sebelum jatah hidupku usai? Bagaimana … ”
“Dan Dia mendapatimu sebagai seseorang yang bingung, lalu Dia memberi petunjuk.” (QS. Adh-Dhuha : 7)
Lalu apa yang bisa dilakukan? Terima bahwa memang ada kesalahan yang telah dilakukan. Taubat dan perbaikilah kualitas ibadah. Temuilah teman-teman shalih dan shalihah. Hadirlah ke majelis ilmu. Tidak perlu merasa bersalah yang berkepanjangan, apalagi sampai berpikir, “Memangnya Allah mau menerima aku lagi?” Come on! Kalau kita mendekati Allah dengan berjalan, bukankah Allah membalasnya dengan berlari?
__
Picture source: Pinterest
65 notes
·
View notes
Text
Day 24. Something you miss.
Haaaah aku kangen banyak sekali. Apalagi covid gini, makin banyak yang dikangenin :”)
Aku kangen Jogja dan seisinya!
Aku kangen kuliah! Kangen jadi maba, kangen diliatin senior, kangen dimarahin senior, kangen dibodohi wkwk (eh bukan dibodohin tapi diajarin jadi the real anak teknik), kangen ribetnya bikin jadwal kuliah, kangen input jadwal kuliah di satria net sambil teriak-teriak, kangen praktikum di kons, kangen kerjain laporan yang tulis tangan plus RAPIDO, kangen tidur bareng di kons sama PW terluv, kangen responsi, kangen berantem karna praktikum, kangen ribetnya MPD, kangen ke mall rame-rame, kangen kosan, kangen kasih surprise ultah, kangen gabut bareng di kos ical, kangen jalan-jalan, kangen vibes nya kolok, kangen vibes nya sidang dan kangen vibes nya wisuda :”)
Aku kangen Pasti Wacana (PW). Aku kangen fafa, kangen tari, kangen asahi, kangen ical, kangen andro, kangen endry, kangen agus, kangen dwi, kangen kaisar, kangen reja, kangen aprin, kangen aldi, kangen dikpan, kangen harits, kangen doni. Kangen dengan apapun yang pernah kita lewatin! Kaya waktu tuh cepet banget Masha Allah :”
Mereka adalah yang tau 5W+H1 sebenernya aku wkwk. Mereka adalah yang bisa nerima segala ngeselinnya aku. Mereka adalah rumah! Ah gila sih ngetik aja mau nangis.
(Harus ada satu tulisan yang didekasikan buat mereka, soalnya banyak banget ceritanya wkwk)
*ini gak ada tari
Aku kangen anak kosan! Kangen mbak aya, kangen ayu, kangen nita, kangen lira, kangen bila, kangen nisa, kangen lia, kangen ibu yang jaga juga :( (gak kangen yg lain wk wk). Kangen kalo ngasih surprise ultah, kangen sahur bareng (lucunya sahur bareng, bukanya nyebar. Sibuk sendiri-sendiri sama bukber wkwk), kangen gabut bareng, kangen julid wkwk, kangen dah pokonya :”) Kalo motor kenapa-kenapa pasti pinjem yang lain, kalo gak punya baju/rok/sepatu/kerudung/apa aja dah pasti suka minjem, ya Allah beneran kangen ini....
*ini dari ig wkwk. Ini gak ada ayu sama mbak aya
Aku kangen pacaran! Aku kangen pacar aku plus kangen “pacaran” (plis jangan berpikir negatif hehe). Gimana gak kangen, dia dimana, aku dimana, dia gak bisa cuti ya karna Covid, kalopun cuti waktunya habis di self-quarantine :”) Lekas membaik ya bumi dan Indonesiaku, biar aku bisa ketemu pacarku, biar aku bisa main😫
Aku kangen kerja. Aku kangen vibes-nya kerja, apalagi kalo mau weekly, monthly dan ngerjain yearly yang bener-bener banyak banget pembelajaran didalamnya... Kangen ke lapangan siang-siang, kangen diledekin bapak-bapak, kangen tidur di LV, kangen nerbangin drone, kangen jalan di lumpur, kangen meeting HAHA, kangen orang-orangnya, kangen dah pokonya :”) Plis aku kangen “kerja” nya tidak dengan lingkungannya he he he.
*ini foto pas meeting wkwkwk
Aku kangen temen-temen graduate. Yes, kita semacam baru dapet vibes nya setelah pulang dari A*s dan kemudian kita dipisahin gitu aja. Gak ngerti lagi gimana gambarinnya...
*ini kurang 1 orang ya hehehe
Huft, banyak banget yang dikangenin. Setiap hari-hari yang aku laluin itu tuh bikin kangen wkwk lebay. Tapi beneran, apalagi masa-masa kuliah, kangen banget :”)
1 note
·
View note
Text
The Rise of The Sick Man
Siapa sangka negara yang pernah mendapat julukan “The Sick Man of Europe” kini mampu bangkit dan kembali menjelma menjadi kekuatan besar dunia. Secara perlahan namun pasti, Turki menjadi negara yang disegani sebagaimana masa kejayaan Ottoman dahulu, baik oleh negara-negara Islam maupun negara-negara Barat.
Pengelolaan negara yang semakin baik di era Presiden Erdogan mampu memperbaiki terutama sisi ekonomi dan kesejahteraan warga Turki yang semakin tumbuh pesat. Sebelumnya, pasca dibentuknya menjadi sebuah Republik dan beberapa kali ganti kepemimpinan Turki masih termasuk negara berkembang yang dilanda inflasi kronis sejak tahun 2001, namun sekarang sudah dikategorikan sebagai negara maju menurut CIA World Factbook dan IMF.
Disisi lain perbaikan infrastruktur, penguatan kemiliteran, perbaikan sistem pendidikan, perbaikan sistem pemerintahan adalah wujud dari kontribusi Erdogan dalam masa pemerintahannya saat ini.
Berkunjung kegudangnya tempat bersejarah ini di bulan September, sensasi menikmati bandara terbesar ketiga didunia “Anadolu Agency” belum sempat dirasakan karena baru akan dibuka satu bulan kedepan, Oktober tahun lalu. Bandara yang terletak di Istanbul dan diproyeksikan untuk mampu menampung 90 juta penumpang setiap tahun tersebut adalah wujud saksi bisu yang seolah mampu menjelaskan kekuatan Turki masa kini.
Turki adalah sebuah negara yang memiliki posisi strategis diantara 2 benua (Asia dan Eropa). Letak geografis, peradaban yang terus kian berkembang dan ciamiknya gerakan politik luar negeri Turki membuat negara ini cukup sering “digoyang” baik dari dalam maupun dari luar.
Tahun 2016 dunia diperlihatkan pemandangan yang tak biasa dimana gerakan-gerakan pemberontakan oleh segelintir pembelot berhasil digagalkan, ada yang memang tokoh asli Turki dan tokoh dari luar yang menjadi otak pelakunya. Puing dan lokasi pemberontakan saat itu pun dimonumenkan, alasannya, menurut sahabat yang memandu kami adalah agar dunia terus mengingat bahwa jangan sembarangan mengganggu Turki.
Peristiwa percobaan kudeta 2016 bukanlah yang pertama dan bukan pula yang terakhir. Saat melakukan lawatan ke negara tersebut, masih hangat bagaimana orang-orang Turki hingga pejabat-pejabatnya memviralkan diri mereka yang begitu bahagia merobek dan membakar Dollar yang mereka miliki serta dengan begitu bangga mencium Lira pasca pidato presiden Erdogan.
Ini merupakan bentuk protes yang muncul setelah keputusan presiden AS Donald Trump untuk melipatgandakan tarif impor pada baja dan aluminium Turki. Keputusan ini menyebabkan krisis mata uang di Turki, Lira ambruk ke titik terendah terhadap dolar. Disisi lain kita juga dapat melihat ini sebagai bentuk nasionalisme warga Turki, salah satu dari sekian dukungan terhadap negara disaat nilai Lira yang anjlok terhadap dolar. (saat nilai rupiah anjlok terhadap dolar, pemimpin negeri sepertinya perlu nampaknya terobosan ini perlu ditiru)
Aroma kebangkitan “The Sick Man Of Europe” semakin hari semakin semerbak. Pemipin mencintai rakyatnya pun begitu sebaliknya, dan memang begitulah seharusnya
1 note
·
View note
Text
Trip ke Uni Emirat Arab dan Turki 12 Hari : Persiapan & Itinerary
Liburan terakhir kemarin, gw dan 3 kakak perempuan gue memutuskan untuk jalan jalan ke Turki. Alasan gw memilih negara ini adalah karena menurut gw Turki nih bener-bener menarik dari sisi arsitektur, geografis, sejarah, kultur dan landscapenya. Terlebih lagi, visanya gampang dapetnya dan kebetulan pas kita kesana ekonomi Turki lagi melemah sampe 1 ₺ (Turkish Lira) = Rp 2500 aja 😃 Nah kalo untuk Uni Emirat Arab sendiri, sebenernya kakak gw yaitu Ipi dan Eli emang tinggal di sini jadi gw transit sekaligus menjemput mereka.
i. Persiapan
Karena gapake travel agent dan ga ikut tur jadi kita nyiapin semuanya sendiri. Oiya, Eli sama Ipi juga bukan pertama kali ke Turki jadi lebih pede kali ya untuk jalan & nyusun rencana sendiri. Well, yang beneran repot planning sih cuma gw sama Eli soalnya Ipi sama Mba Nong maunya terima jadi aja.Gw sendiri rasanya persiapannya kemarin masih kurang sih. Mungkin gara2 ini pertama kali gw planning liburan karena selama ini kalo liburan selalu tau beres aja dan persiapan serius tentang trip ini cuma sebulan haha. Oiya mau berterima kasih untuk blog2 yang sangat membantu untuk planning ini yaitu https://told.byputy.com/2015/06/21/tips-traveling-turki/ dan https://turkeytravelplanner.com
Ini menurut gue beberapa hal yang bisa diperhatikan sebelum berangkat:
a. Financial matters
Jujur, sebelum liburan ini, udah lama banget gw ga liburan panjang karena gw freshly-employed dan tentu saja gapunya cuti maupun tabungan hahaha! Lagian selama ini, kalo liburan kan selalu dibiayain mama/kakak ya jadi gw bener2 planga-plongo gapernah mikir budget dll. Nah untuk jalan jalan ini, gw udah nyiapin tabungan khusus dari setahun sebelumnya. Jadi dijatahin perbulan masuk berapa ke tabungan ini dari gaji. Apakah cukup?? o ternyata tidak wkwkwk! Pelajaran berharga nih, supaya kalo pergi selanjutnya bener2 harus budgetnya terpeta dengan jelas dan gw sendiri lebih strict untuk stick to the budget & nahan nafsu haha. (dan buka jastip kalo bisa biar balik modal)
b. What, When, Where
Harus tau dulu mau kemana, liat apa dan tentuin tanggalnya! Ini penting karena tujuan dan tanggal bakal berpengaruh sama packing, itinerary dan biaya. Di list dulu aja mau liat tujuan apa yang spesifiknya. Gw kemarin udah ngiler sama Cotton Castle Pamukkale, sama naik hot air balloon di Cappadocia juga kepo sama Hagia Sophia. Atau bisa juga tentuin dulu kota yang mau dikunjungin terus baru telusurin what the city has to explore 😃
Presidential palace Abu Dhabi
Dari awal kita emang di UAE utamanya mau ke Dubai sama Abu Dhabi dan ga terlalu mikir juga sih mau kemana karena ada kakak gw sebagai warlok (warga lokal) juga kan jadi punya guide pribadi gitu hihi. Nah kalo Turki, supaya ga bingung dari awal udah nentuin mau ke kota Istanbul, Selcuk, Pamukkale dan Cappadocia. Ini emang kota-kota utama untuk wisatawannya juga. Selcuk sempet mau diganti sama Antalya, tapi gajadi karena kayaknya lebih banyak spot yang bisa dikunjungin.
Nah untuk kapannya, kemarin sih kita perginya pas off season, 23 Maret - 03 April jadi pas peralihan winter to spring untuk Turki dan masih musim semriwing asoy gitu di Dubai belom panas2 banget. Milih tanggal segini sebenernya untuk menghindari peak season, karena emang gasuka kalo ke tempat wisata yang crowded banget namun ternyata kemarin itu malah bertepatan sama spring break 😂 Nah kalo menurut website yang gw sebutin di atas, waktu terbaik untuk mengunjungi Turki itu pas akhir April - mid June. Karena cuacanya lagi cerah dan hawanya belum panas. Untuk Dubai sendiri saran gw paling tepat ke sana dari bulan November - Maret demi menghindari gosong karena matahari gurun.
Jangan lupa liat ramalan cuaca ya. Kemarin kita juga udah liat dan ternyata agak meleset, menurut perkiraan berkisar antara 13-19 derajat taunya pas nyampe Cappadocia sempet drop ke 0 derajat.
c. Budget
Kalo udah tau mau kemana, jangan lupa sesuain sama budget. Kemarin bener2 cuma mikir “oh ok I have x amount. Semoga cukup deh.” Iye, emang sebego itu. Nah, pasti lebih bagus kalo nyusun sheet excel/google docs nentuin berapa budget maksimal untuk tiket pp, akomodasi, transport domestik, makan, persiapan outfit, tiket masuk wisata, souvenirs (percayalah ini bisa bengkak!), belanja dan jajan. Bisa juga dibuat budget allowance maximal perharinya berapa.
Harga makanan dan akomodasi menurut gw ga jauh bedanya sama di Jakarta.
d. Itinerary
Lumayan penting menurut gw untuk punya itinerary, jadi pas nyampe sana udah ada gambaran mau kemana ga bingung2 menghabiskan waktu mikir tujuan selanjutnya. Tambahan lagi, jadi bisa hemat tenaga sama biaya juga karena kalo bikin itinerary kalo areanya deket pasti dikategoriin dalam 1 waktu yang sama biar sekali jalan aja. Untuk penyusunan itinerary sendiri gw banyak ngikutin punya kak Puty (blognya udah gw sebut di atas) walaupun jelas punya belio lebih detailed. Ini punya gw, pada kenyataannya ga semua tercapai sih akhirnya tapi berguna sebagai panduan untuk pertanyaan “mau kemana lagi abis ini?”
Dan tentu saja banyak yang akhirnya beda juga, malah kayak tukeran hari gitu deh kayak pas di Istanbul day 1 dan day 2 nya dibalik, dan ke Pamukkale jadinya hari terakhir di Selcuk lalu langsung disambung ke Cappadocia.
e. Tiket
Mungkin lebih baik kalo beli tiket jauh2 hari ya, atau pas travel fair untuk menekan harga. Kalo kemarin sih kita baru beli pas bener2 dapet cuti jadi sekitar h-1 bulan jadinya dapet harga Jakarta-Dubai-Istanbul-Dubai-Jakarta pake Emirates, seharga Rp 4 juta/org yang hanya dimungkinkan gara2 ada kakak gw yang kerja di situ hehe. Kita agak missed justru di tiket domestiknya, karena 3 kota di Turki itu kan memang berjauhan ya jaraknya, jadi harus beli tiket pesawat juga terus karena gasempet, beli tiket balik ke Istanbul dari Cappadocia itu pas udah nyampe Istanbul terus salah tanggal dong HAHAHA. gw beli tanggal 2 Juni untuk seharusnya 2 April (duh teledor bangeet deh!) jadi kena extra charge untuk reschedule.
Untuk tiket pesawat domestik carinya lewat Skyscanner aja, kemarin kita akhirnya pake Pegasus & Turkish Airline. Baggage allowance untuk Pegasus 15 kgs/org dan TA 20 kgs/org. Harga one way dari Istanbul - Izmir sekitar Rp. 300-400rb, dan untuk baliknya dari Cappadocia - Istanbul juga harganya ga jauh beda kok.
Kalo dari Selcuk ke Pamukkale kita ikut day tour, dan bookingnya lewat landlord hostel kita. Terus karena kita udah arranged dari awal untuk langsung ke Cappadocia jadi pas pulang kita diturunin di Denizli (Provinsi di mana Pamukkale berada) supaya bisa ke stasiun bus nya.
As I previously mentioned, planning kita di trip ini engga detail dan banyak yang let’s-figured-it-out-as-we-go gitu. Salah satunya adalah tiket bus. Tiket bus dari Denizli ke Goreme nya baru beli di Selcuk, langsung beli di konter stasiunnya. Kita pilih sleeper bus Kamil Koç, kena harga 90 ₺/orang. Fasilitas busnya: recliner seat, charging port, ac dan wifi. Lumayan nyaman kok untuk tidur semalem!
f. Paspor dan Visa
Jangan lupa pastiin paspornya minimal 6 bulan dari tanggal expired nya yah. Kemarin juga paspor gw udah expired, jadi khusus buat trip ini renewal dulu deh di Kantor Imigrasi Tanjung Priok. Nah untuk ngambil antrian bikin paspor ini bisa online, tapi websitenya sempet down lamaa gitu kayaknya ada kali 2 mingguan mau daftar terus mental mulu! Huft. Pas udah masuk laman websitenya, udah gampang sih. Tentuin mau e-paspor atau paspor biasa dan tinggal pilih hari, tanggal dan jam nya. terus dateng sesuai jadwal itu sambil bawa semua berkasnya, cepet kok proses di kantornya, udah gapake ngantri lama lagi. Terus bayarnya bisa lewat mobile banking, dan tinggal tunggu jadi aja. Karena gw pilih e-paspor, petugasnya ngasih info katanya sistem mereka lagi down dan jadinya kurang lebih sebulan...wakwaw! Jadi kalo emang paspor kalian belum siap, pastiin kasih rentang waktu yang cukup ya sampe paspor jadi.
Untuk antrian imigrasi ini aku kasih linknya: https://antrian.imigrasi.go.id kalo berkas kelengkapannya mohon dicek sendiri yaa 😂
Untuk visa sendiri kita butuh 2 visa untuk 2 negara, dan semuanya yang ngurus Eli. Tapi kalo gw liat yang visa Turki itu gampang kok ngurusnya, cukup apply lewat sini https://www.evisa.gov.tr/en/apply/ dan bayar USD 25 langsung dikirim lewat e-mail deh visanya. Untuk visa UAE mungkin lengkapnya bisa cek lewat sini http://www.dubaivisa.net/indonesia/.
Menariknya, visa Mba Nong itu dapetnya jenis on-arrival dan bayarnya jauh lebih murah (gw lupa kalo ga salah AED 75 apa AED 100 ya) dan bayarnya pas udah landed di Dubai dibanding gw yang kena visa biasa (USD 100) ga ngerti juga kenapa kita bisa dapet jenis visa yang beda kayak gini.
g. Packing
Karena kita semua sobat tropis, udah pasti harus nyediain extra layer untuk pakaian dalam menembus angin angin spring yang menusuk. Lupa tepatnya bawa baju berapa, yang gw inget di Turkey selalu komposisinya untuk outfit kurang lebih begini long john - baju luar - jaket/coat. Bawahannya juga suka pake legging dulu baru pake jeans atau celana bahan. Kadang nambah lagi pake scarf. Usahain pake pakaian yang udah ada teknologi heat-tech nya ya supaya bisa tetep hangat dan ga masuk angin karena ga enak banget kalo pergi terus sakit tuh.
Kurang lebih bawaan gw segini: 2 tanktop, 2 long john, 4 baju lengan panjang, 1 baju lengan pendek, 2 jaket, 1 spring coat, 1 jeans, 2 celana panjang bahan, 2 legging. 1 jumpsuit, 2 atasan dan 1 bawahan tidur. underwear bawa 6 & bra 4. Kaos kaki 3 pasang. 1 scarf, 1 gloves.
Keep in mind that I travel with my sisters, jadi kalo masalah kurang baju pasti pinjem-pinjeman apalagi menurut coat yang gw bawa kurang nampol angetnya hehe. Lalu, waktu di Dubai dan Istanbul akomodasi kita juga ada mesin cucinya jadi gapernah keabisan baju bersih.
Meskipun packing kita udah berasa berat tetep parah juga sih pas di Cappadocia kemarin itu. Ga nyangka bakal sedingin itu bener2 kayak masih winter, bahkan sempet ada snowstorm juga! Agak panik karena jaket & coat yang kita bawa emang ga rasanya ga setebel itu. Jadi tipsnya mungkin selain liat perkiraan cuacanya liat juga kondisi angin & feels like nya ya.
Selain baju, gw juga bawa sepatu 1, ehtapi tergiur beli lagi di Dubai 1 jadi total bawa 2 dan 1 dipake. Turkey itu jalanannya banyak menanjak dan menurun, pastiin pake sepatu yang nyaman kayak sneakers biar ga lecet lecet.
untuk tips packing sendiri kemarin aku gapake ini, tapi baru-baru ini liat di Instagram storiesnya @socialjunkee, pake airtight bag/vacuum bag. Ini supaya menghemat ruang di koper, apalagi tau sendiri kan kalo winter coat tuh bener2 ngabisin tempat.
h. Local transport.
Selama di Dubai jalan jalan biasanya pake taxi atau metro. Untuk metro bayarnya pake Nol Card dan bisa didapet di stasiun terdekat. kalo taxi selain cash bisa pake credit card kok. Opsi lain bisa pake Uber tapi kata kakak gw kadang justru lebih mahal dibanding taxi biasa. Untuk airport transfer juga bisa pake metro karena memang metro lumayan mencakup semua penjuru kota.
Untuk pas ke Abu Dhabi sendiri kita sewa mobil seharian, karena dari Dubai ke Abu Dhabi gaada kereta, ada bis sih tapi bakal lebih makan waktu.
Sedangkan di Istanbul kita kemana mana naik transportasi umum metro, tram atau bus. Enak semuanya udah terintegrasi pake pembayaran yang sama yaitu Istanbulkart. Kartu ini juga cukup beli 1 aja, bisa dipake rame-rame dan relatif murah. sekali perjalanan tuh seinget gw flat rate deh 2.5 ₺ aja per orang.
Salah satu cerita konyol dari trip ini adalah kita ga nyiapin airport transfer dari Istanbul ke condo kita, karena mikirnya gampang bisa pake metro. Bener sih gampang, tapi dari stasiun terakhir harus jalan kaki dulu dan kita ga tau jalan jadi nyasar malem malem sambil dorong2 koper :’)
Sedikit info, update as of 6 April 2019, Ataturk International Airport has no longer functioned. Ganti ke Istanbul International, so no more metro from or to airport. Jangan lupa siapin yak airport transfernya.
Kalo Selcuk kan kota kecil ya, jadi kemana mana jalan aja. Sempet naik taxi juga deng. dari Izmir (bandara) ke Selcuk juga naik taxi (~200 ₺ ). Pas kita ke Sirince, yang mana adalah semacam desa tetangga, itu naik Dolmus (small bus) bayarnya 6 ₺ untuk berempat.
Ini namanya Dolmus (images taken from https://www.flickr.com/photos/ahenobarbus/7427370270/)
Untuk Pamukkale dan Cappadocia kita memutuskan untuk ikut tur, karena setelah browsing2 lumayan ribet untuk jalan jalan sendiri. Mohon maaf gabisa kasih referensi travel agent nya karena kita pun baru dapet setelah minta bantuin landlordnya dan ga nyimpen alamat/contactnya.
i. Tempat Wisata
Sangat gw sarankan untuk tiket-tiket masuk tempat wisata kalo bisa langsung booking in advanced aja. Kalo di Istanbul, ada museum pass yang bisa untuk beberapa museum sekaligus namanya Istanbul Museum Pass untuk pro/cons nya baca ini ya https://turkeytravelplanner.com/go/Istanbul/Sights/museum_pass.html karena kemarin gw gapake. abis Dolmabahce Palace ga terdaftar sih :( Info tambahan, menurut gw Dolmabahce Palace jauh lebih worth it dibanding Topkapi. Far less crowded, and the inside is just as beautiful. jangan dilewatin yah hihi.
Untuk Ephesus Archaeological Site tiket masuknya gatau bisa booking dulu apa engga, tapi pengalaman kita kemaren sih ga ngantri banget jadi ya gapapa lah ga booking.
yang terpenting adalah booking hot air balloon dong! kemaren tapi kita belum berhasil naik hahahaha (lelucon sedih dari keseluruhan trip ini). Kita baru coba booking hot air balloon itu pas udah nyampe Istanbul, dan dari beberapa perusahaan yang kita hubungin, banyak yang udah fully booked whew! Akhirnya sih kita dapet di Voyager Balloon, harganya €270 untuk balon ukuran 16-20 orang. Meskipun engga jadi mengudara, kita sempet dijemput sampe HQ nya dan dapet sarapan hingga Air Traffic Controller setempat berkata cuaca tidak mendukung wk! Full refund dan dianter balik ke hotel kok tenang aja. Jadi menurut gw service & gesture nya super nice ya. Van yang anter jemput kita juga Merci loh keren yak. Also!! You can have discount by using turkeytravelplanner website & cash payment.
j. Lain - lain
Sedikit informasi lain, masyarakat Turki itu kebanyakan yang gw temuin ramah2, suka menolong tapi Englishnya ga begitu bagus. Saran gw selain berlatih bahasa2 Turki yang basic, jangan malu memakai bahasa isyarat ye.
Makanan Turki kurang cocok sih di lidah gw, dan satu hal yang bisa membantu menghadapi ini adalah membawa sambel dari Indo. Trik gw yang lain adalah bawa makanan (lauk) dari Indonesia jadi selain hemat juga bisa mengatasi kalo lo ga selera makan. Untuk nasi sendiri, masih gampang la ditemuin walaupun orang Turki lebih cinta roti-rotian.
Untuk mata uang dan payments di Turki memakai Turkish Lira dan Euro ya. Keduanya umumnya diterima kok. Untuk ambil uang juga lumayan mudah, banyak atm visa/mastercard/amex yang bisa ambil uang dalam currency Euro maupun Lira. Di sana gw pake Jenius doang untuk payment juga langsung bisa
Turkish Ice Cream di mana mana!!! Murah (Antara 5-15₺) dan enak dan kamu akan selalu ditipu...but it’s fun! Go buy as many as your heart desired.
OKAAY I guess that covers it all. I hope this post is as useful & enjoyable to you as I did writing it. Next post I will cover about accomodations in Dubai & Turki. Ciao!
1 note
·
View note
Text
Anak Tropis bertemu Salju di Bursa ~
(Perjalanan Turki 5~Bursa)
Selasa, 19 Februari 2019
Pukul 07.00 est di hari selasa, 19 Februari 2019. Adzan subuh berkumandang. Kubuka gorden jendela di sampingku. Langit masih gelap, suhu menunjukkan 1° celsius dari layar ponselku. Saat itu kami benar-benar masih kelelahan. Rencana kami untuk berangkat setelah subuh, mundur beberapa jam untuk mengisi tenaga.
Selesai berkemas pukul 10.00 est kami berangkat, menuju kota pertama tujuan kami, Kota bursa. Kota yang ditempuh dengan lama kisaran 3 sampai 4 jam dari kota Istanbul.
Dari rumah esra, kami angkat koper menuruni 5 lantai. Naik otobüsü (busway) menuju halte metro şirinevler. Pagi itu otobüsü penuh dengan para penumpang. Aku sendiri pun juga harus menjaga keseimbangan. Di samping itu ada koper yang harus kujaga juga keseimbangannya agar tidak terjatuh. Ah, di tikungan fly over hampir saja aku terjatuh.
Setelah beberapa menit dan sedikit kemacetan, kami sampai di halte şirinevler. kami ingin mengisi saldo istanbulkart. Karena uang yang kami bawa masih terbilang cukup besar nominalnya. Akhirnya bella berinisiatif untuk menukar uang di bread shop samping pintu masuk metro. Ternyata tidak bisa, karena sistem pembayarannya memakai mesin. Wah.. tidak akan keliru dalam menghitung donk.
Akhirnya bella membeli 2 buah roti simit dan satu kotak kecil susu. Ya.. sekalian mengganjal perut. Agak lapar saat itu, meski sudah sarapan roti dan telur. Tentu masih lapar donk, kurang afdhol kalau tidak makan nasi.
Saat menunggu metro aku melihat kucing berbaring di kursi tunggu. Tidak hanya aku yang memperhatikannya. Bapak-bapak di sekitarnya juga mendekatinya. Aku mencoba mendekatinya, tapi dia bangun, sontak aku langsung terkejut. Bapak yang duduk disamping kucing tadi tertawa dan berkata padaku dalam bahasa turki. Entahlah aku tidak tahu artinya. Aku hanya membalasnya dengan senyum.
Metro yang mengantar kami menuju stasiun otogar sudah datang. Kutarik koper menuju dalam metro. Berdiri di pojok sambil memegangi koper. Beberapa menit sampai di stasiun otogar tujuan kami.
Keluar pintu, biah sudah berjalan duluan memandu jalan kami. Di otogar sudah banyak counter perusahaan bus berjejer. Segala macam tujuan antar kota ada. Kami memilih "Metro Bus". Aku dan bella duduk di kursi, biah yang bertransaksi dengan petugas diantara meja panjang yang memisahkan mereka.
Beberapa menit setelah itu biah berjalan menuju kami yang sedang duduk dengan membawa tiket. 1 orang dikenai biaya 50 tl (Turkish Lira) dengan keberangkatan pukul 10.30 est.
Oia semua bus antar kota di Turki berfasilitas seperti pesawat. Di tiap kursinya ada Lcd tv layar sentuh. Ada Pramugara mengantar makanan ringan dan aneka minuman yang tersedia di rak. Serta fasilitas wi-fi yang membantuku berkomunikasi. Karena kami belum membeli sim card telepon genggam.
Di tengah perjalanan aku menonton film "between us". Sesekali tanganku mengetik beberapa pesan pada Mr.Ibrahim. dia orang asli Turki istrinya asli Indonesia yang kukenal lewat sosial media. Dialah yang akan menemani kami selama 1 hari di Bursa.
1 jam berlalu, Mr. Ibrahim menanyakan di mana posisi kami. Kukirimkan lokasi tepat kami melalui google map. Dia memberi tahu bahwa kami masih di istanbul. Aku sedikit terkejut.
"Sudah selama ini kenapa masih di istanbul?", fikirku.
Setelah kulihat, ternyata bus ini menjemput penumpang lain dulu di beberapa titik terminal di istanbul. Setelah 1 jam selesai, barulah bus ini keluar kota menuju bursa. Jadi kesimpulan dari prediksiku adalah, perjalanan 3 jam ketika sudah keluar dari kota istanbul. Jadi kemungkinan total perjalanan 4 jam dan kami sampai Bursa sore hari.
Sepanjang perjalanan aku sedikit merasa gelisah.
"Padahal kami ingin puas bermain salju, kalau kesorean begini bagaimana ya?",Gumamku.
Bagaimanapun semua sudah terjadi, ini diluar prediksi manusia. Segala apapun yang terjadi sudah kupikir bahwa semua ini atas KuasaNya. Lagipula juga wajar kami terlalu capek karena baru sampai Turki semalam.
Sampai terminal atau dalam istilah turkinya "otogar" pukul 15.00 est. Otogar di bursa bagus tempatnya tertutup, jadi tak perlu kedinginan menunggu di musim dingin. Lalu banyak counter bus dan beraneka macam kedai makanan. Ada juga mini market yang menjual souvenir maupun camilan.
Sampai sana kami ke toilet umum, jangan dibayangkan toilet umum pada umumnya ya. Toilet umum di sini super-super bersih. Pintu masuknya pun seperti di supermarket, tidak akan bisa masuk sebelum membayar. Tiap orang dikenai biaya 1,5 tl. Setelah itu kami melaksanakan sholat di musholla, masih di dalam otogar.
Di dalam otogar kami mencari-cari money changer, sudah tanya sana-sini dan melihat papan petunjuk tapi hasilnya nihil. Bingung sudah kami, uang lira yang kami bawa menipis, hanya ada 30 lira di saku bella.
Ya sudah, kami memutuskan menuju terminal bus yang akan membawa kami ke gunung salju Uludağ. Sebenarnya Mr. Ibrahim sudah memberi petunjuk naik bus apa untuk sampai sana. Tapi kami bertanya lagi ke petugas yang berjaga di pusat informasi dekat pintu keluar. Setelah bertanya dengan bahasa Inggris eh di jawab dengan bahasa Turki.
Warga lokal di sini memang jarang berbahasa Inggris, karena bahasa Inggris bukan mata pelajaran wajib di sekolah.
Aku dan biah hanya mengangguk-angguk sambil memperhatikan isyarat tangan dan mimik wajah dari petugas itu. Ya kali aja kan, ada ilham tersirat, kami jadi faham maksudnya.
Meski tidak begitu mengerti apa maksud petugas, kami mengambil kertas berisi rute yang ditulis oleh petugas tadi, kami keluar otogar menuju terminal otobüsü. Alhamdulillah kami bertemu warga lokal yang bisa berbahasa inggris, dia juga pernah berkuliah di jerman terangnya. Kami dibantu membeli tiket transportasi otobüsü (Bursa Card) dengan harga tiap orang sekitar 8 tl untuk sekali pakai pulang pergi. Dia juga menjelaskan bagaimana kami bisa sampai di tempat tujuan kami "teleferik".
Aku memandangi bangunan di luar jendela. Swayalan besar, deretan rumah pemukiman. Rintik hujan sesekali menetes membasahi jalan dan mengalir di jendela tempat kami menatap keluar.
Kami menaiki bus nomor 94 dengan koper kami tentunya. Kupikir meletakkan koper tanpa memeganginya aman-aman saja. Ternyata perkiraanku salah. Aku menyasikkan koper kami jatuh beberapa kali, saat bus miring mengikuti jalan yang berbelok. Akhirnya kuubah posisi koper dengan tertidur.
Beberapa menit berlalu, kami agak bingung dimana kami harus turun. Aku bertanya pada sopir, dia hanya mengangguk tanpa berbicara. Pikirku dia tak berkomunikasi dengan bahasa inggris. Aku melihat jam di tanganku, "sepertinya untuk sampai ke tempat tujuan membutuhkan waktu sampai 1 jam".
Tentu saja benar, entah tahu darimana biah mengkomando kami agar kami turun. Setelah kutanyakan, dia tetap menjawab dengan yakin bahwa kami harus turun. Kami turun dan sedikit berjalan. Kami belum mempunyai nomor sim card lokal alhasil, kami agak bingung bagaimana caranya menghubungi Mr. Ibrahim.
Kami menghentikan laki-laki yang lewat untuk meminjam telepon genggamnya. Tapi nihil, dia tak mengerti maksud kami. Dia hanya menunjuk pangkalan taksi yang tak jauh dari kami. Ya sudah kami mencoba berjalan menuju pintu masuk dan menanyakan hal yang sama pada polisi perempuan ini. Dia juga tak faham maksud kami. Tapi untunglah dia memanggil teman sesama polisi yang bisa berbahasa inggris.
Bapak polisi ini menanyakan apa yang kami butuhkan. Kami menjelaskan kepada beliau, syukurlah beliau menelepon Mr.Ibrahim. setelah itu beliau menjelaskan pada kami bahwa kami harus turun di pos akhir cable car menuju gunung uludağ untuk bertemu Mr.Ibrahim di sana.
Dari bapak polisi ini juga memberitahu kami bisa menukar uang di loket tiket. Akhirnya... setelah mencari money changer dari tadi. Untuk ratenya jangan tanya deh, tahu sendirilah kawasan wisata.
Kami mendapatkan 3 tiket cable car (teleferik) pulang pergi dengan harga 80 tl tiap orangnya. Untuk orang yang bekerja di sini bisa mendapatkan harga 40 tl. Jadi kalau kamu punya kenalan yang bekerja di sini bisa titip mungkin hehehe.
Di sana tidak ada penitipan koper, jadi kami tetap membawa koper memasuki cable car. Karena kami juga menuruti komando Mr.Ibrahim yang katanya akan menyimpan koper kami. Jadi untuk kalian yang ingin menitipkan koper silahkan titipkan di otogar bursa tadi.
Langit sore tak begitu tampak tertutupi putih salju di sekeliling kami. Teleferik yang kami naiki perlahan naik menuju gunung uludağ. Teleferik ini berbentuk seperti kubus, semuanya kaca tembus pandang. Jadi pemandangan luar tampak jelas. Dibawah kami pohon-pohon hutan cemara berdiri dengan gagah. Ada rasa sedikit takut dan was-was tapi rasa bahagiaku mengalahkan itu semua.
Di pos 2 kami berganti teleferik, sambil mengangkat koper kami harus adu cepat keluar dengan teleferik yang masih terus berjalan. Perjalanan makin menanjak gunung uludağ tampak terlihat jelas dari tempat kami duduk. Aku membayangkan betapa lembutnya salju yang menutupinya.
Pukul 6 sore kami sampai di pos 3 kami hanya punya waktu bermain di sini selama 2 jam. Karena teleferik tutup pukul 8 malam. Agak sedih sih batinku, tapi bagaimana lagi tak ada yang harus disesali. Turun dari teleferik kami langsung bertemu Mr. Ibrahim yang telah menunggu kami.
Kami diajak ke kafe tempat beliau bekerja. Beliau memberikan kami menu makanan. Maklum harganya lebih mahal dua kali lipat Setelah makanan sampai kami tak boleh berlama-lama makan katanya. Beliau ingin menunjukkan kami tempat bermain ski. Kami langsung bersemangat untuk segera menyelesaikan makan kami. Ketika kami akan membayar Mr.Ibrahim mengatakan bahwa semuanya gratis dari manajer beliau. Sungguh baik sekali mereka semua.
Barang-barang kami dititipkan di cafe. Kami diajak keluar oleh Mr. Ibrahim berjalan-jalan di sekitar kafe. Wah.. tak kusangka aku melihat dan memegang salju dan Langit saat itu cantik berwarna orange kemerahan, kami segera buru-buru berfoto sebelum gelap datang. Kami ditawari untuk menyewa motor ski, ternyata mahal. Ya sudah kami hanya naik ski modelnya seperti mobil-mobilan anak balita hahahaha.
Kami harus berjalan sedikit menanjak dengan menarik mobil-mobilan itu. Setelah sampai di permukaan yang landai Mr. Ibrahim menjelaskan bagaimana cara kerjanya. Kami hanya meluncur saja, stir yang di depan kami sebagai kemudi dan dengan menariknya otomatis akan mengerem. Aku agak takut, lumayan tinggi dan tentu saja licin. Aku meluncur dengan berteriak kencang hahaha, untung saja saat itu sepi sekali.
Setelah puas bermain dan langit sudah gelap kami kembali ke kafe. Beberapa kali aku terjatuh karena licin. Maklum aku hanya memakai sepatu sport, di track batu es aku bisa terjatuh. Jangan ditiru ya hehehe jadi pakailah sepatu boot yang benar-benar boot.
Kami menghangatkan diri di dekat perapian dan meneguk teh panas. Sambil berbincang bersama Mr. Ibrahim menanyakan berbagai hal.
Ternyata waktu cepat berlalu, jika diizinkan aku ingin menginap di sini. Sayangnya kami harus tetap melanjutkan perjalanan. Hampir pukul 8 malam kami segera turun menaiki teleferik. Ternyata suasananya berbeda saat berangkat tadi. Mungkin karena malam hari dan gelap. Kami pun hanya bisa melihat kerlipan lampu dari kejauhan. Kaca teleferik juga tertutup embun air.
Sampai di bawah kami mencari sim card sebelum kembali ke otogar menaiki bus. Mr. Ibrahim ikut mengantar kami juga. Tiba-tiba saja ada laki-laki menghampiri kami saat kami mengobrol. Awalnya aku bersikap biasa saja, tapi ternyata ada firasat aneh di pikiranku. Aku dan lainnya hanya diam, Mr. Ibrahim saja yang meladeni laki-laki itu.
Sesampainya di otogar Bursa kami memesan tiket bus Metro menuju Izmir dengan harga 35 Tl tiap orang. Setelah itu kami berencana berpamitan dan berpisah di situ. Ternyata Mr mengatakan akan menemani kami sampai naik bus. Karena kata Mr. Ibrahim laki-laki su**ah yang kami temui di bus tadi mengikuti kami sampai otogar.
Menuju Izmir...
(To be continue...)
~ Bersama Mr. Ibrahim ~
3 notes
·
View notes
Text
Hai ayah,
Lira sedang sangat kecewa,
raut muka ibu juga kecewa namun Alhamdulillah lira memiliki ibu yang sangat bersih hatinya lira tidak boleh membalas itu dengan ketidak baikan.
Alhamdulillah alla kulli hal yah hari ini Allah kasih ujian Ibu sedang selesai berobat dari vertigo. Doa lira "Ya Allah semoga Engkau angkat penyakit ibu dengan tidak membekas". Lira takut kehilangan Ibu tapi akan semua saya adukan ke Allah Rabbul Alamin.
Yah lira tidak melihat dari sisi barang namun ternyata kita dibuat kecewa dengan orang yang selama ini Lira segani,
Doa Lira Ya Allah sehatkanlah badan beliau karuniakanlah Taufik serta hidayahmu selalu.
Memang benar Dunia sangat menyilaukan
0 notes
Audio
All Are Welcome Here (feat. Douglas Lira on Sax) by Matthew Shell Many thanks to the Tony Kornheiser Show, Hybrid Jazz Radio with Trish Hennessey, Evening Jazz with Keanna Faircloth on WPFW 89.3 FM, KKFI 90.1 FM, and KOJH 104.7 FM for playing this song. In these volatile times, we appreciate everyone for sharing this song's message of inclusion. Credits: Songwriting, production, engineering, and arrangement by Matthew Shell - http://www.MTSmusic.net Saxophone performance by Douglas Lira - http://bit.ly/2PjM0jL - @douglas-lira-3 Co-writing by Francis Mixing, mastering, and electronic drums by Lennart G - http://www.lennartg.com Piano and bass by Vahagn Stepanyan - http://bit.ly/2v9m6pP Guitar by Ken Lasso Drums by Glenn Welman Video edited by Eduardo Blumenfeld Cover art designed by Alexandra Haris
1 note
·
View note
Text
Yuk ke Turki !
Part 1
Kairo
04.00 18 Februari 2019
Subuh ini ga kayak biasa. Ada yang bikin semangat untuk bangun. Padahal baru 2 jam lalu tidur.
Hp ku bergetar. Ada notifikasi dari kalender. Berangkat ke Turki, tulisannya.
Waw. Akhirnya hari yang ditunggu tiba. Setahun lalu kayaknya cuma asal bilang "Februari 2019 aku mau ke Turki." Dan hari ini Allah kabulkan itu. Awalnya cuma rencana iseng antara aku dan 2 temanku. Bella dan mbak Fikr.
Pagi ini setelah rutinitas sholat subuh dan bersih-bersih semua, aku dan Bella berangkat dengan Uber kemudian jemput mba Fikr dan langsung menuju bandara.
Jalanan pagi itu macet parah disatu titik. Ada perbaikan jalan,katanya. Penerbangan kami pukul 10.30 clt. Dan pukul 08.30 kami masih di jalan macet itu.
Alhamdulillah setelah galau takut ketinggalan pesawat, pukul 09.15 kami tiba di bandara.
Check in dan urus semuanya.
Beres.
Naik pesawat. 2 jam menuju Athena. Ada transit dulu 6 jam sebelum lanjut ke Istanbul. Oke gapapa. Namanya juga cari tiket murah.
Ngomong-ngomong tiket murah, aku dapat harga lumayan murah. 235 USD return. Tips dari aku biar dapat tiket murah, pesan tiketnya dari jauh-jauh bulan. Bukan jauh-jauh hari loh ya. Aku pesan tiket dari bulan Desember. Itupun udah naik dari bulan November. Jadi semakin jauh kalian pesan tiket, kemungkinan dapat harga murahnya semakin tinggi. Dan satu lagi.
Di pesawat ya kayak biasalah. Tidur. Makan. Ga kerasa udah nyampe aja di Athena. Kebiasaan naik pesawat ke indo yang berjam-jam.
Di bandara Athena ga ada mesjid atau mushola gaes. Ya ga kaget sih karena udah dibilangin sama temen yang pernah ke sini sebelumnya. Oke gapapa. Tapi ternyata wudhu pun ga bersahabat pemirsa. Ya namanya juga orang barat kan ya toiletnya kering. Lah kita wudhu masa ga basah (?) Tayamum itu mah namanya. Pas kami wudhu, ada mbak-mbak warga lokal yang melihat dengan tatapan aneh. Mungkin pikirnya itu ngapain kali ya becek-becek. Maybe
Setelah 6 jam lumayan bosen, akhirnya kita take off lagi menuju Istanbul.
Pukul 22.30 tiba di Attaturk international Air port. Ada kawan yang akan jemput. Namanya Esra. Malam itu kami dijemput dan tidur di rumahnya.
Istanbul ke Bursa
10.00
Selasa, 19 Februari 2019
Hari pertama di Turki agenda kami menuju Bursa. Salahsatu kota di Turki yang berjarak 3 jam berkendara dari Istanbul. Berhubung pagi itu kami semua kesiangan karena semalam sangat lelah, akhirnya berangkatnya pun telat.
Dari rumah Esra menuju otogar (terminal) Kami menggunakan bus ke arah metro Şirinevler. Setelah itu naik metro arah Otogar. Di Otogar kamu bertanya kepada petugas bagaimana kami bisa membeli tiket bus ke Bursa.
Keluar dari otogar, kalian akan melihat banyak sekali konter bus ke berbagai daerah. Petugas bilang kami harus ke konter Metro tourism bus. Salah satu perusahaan bus antar kota di Turki. Harga tiket 50tl (Turkish lira)per orang. Keberangkatan pkl 10.30. Oh ya, disini ga semua orang bisa bahasa Inggris. Sampe petugas pun jarang yang bisa. Jadi kalau kalian ga bisa bahasa Turki dan cuma mengandalkan bahasa Inggris, mending coba kuasai juga bahasa isyarat. Karena itu sangat membantu. Juga bisa download aplikasi terjemahan bahasa. Itu juga membantu.
Oke lanjut ke perjalanan menuju Bursa.
Tiba di Otogar Bursa pukul 15.00. Ga tau kenapa perjalanan jadi lama banget. Padahal normalnya cuma 3 jam. Jadilah kami kesorean. Tujuan kami di bursa adalah gunung Uludağ. Gunung salju di Turki. Sebelum lanjut ke gunung Uludağ, ada sedikit drama. Kami kehabisan uang lira dan di Otogar Bursa ga ada money changer. Uang disaku cuma ada 30 TL. Sedangkan kami harus beli tiket bus ke atas dan tiket masuk ke teleferik (cable car).
Ga mau dong liburannya jadi rusak gara-gara panik. Bawa santai. Tiba di Otogar Bursa, cari hamam (toilet), sholat dan cari petugas yang bisa bahasa Inggris untuk nanya rute perjalanan kita. Tanya sana sini ke beberapa petugas. Mereka ngejelasin pake bahasa Turki. Hayoloh...bingung lah haha.
Sampe ada yang nulisin rute. Dikasih rute sama si bapak. Disuruh keluar dari terminal. Dikasih nomor bus. Oke nurut.
Diluar ada terminal bus umum. Beli tiket untuk pulang-pergi. Nah di loket itu Alhamdulillah ketemu warga lokal yang bisa bahasa Inggris. Dia pernah kuliah di Jerman, katanya. Dijelasin kita harus kemana dan naik apa.
Tujuan kita teleferik. Naik gunungnya pake cable car. Bus nomor 94. Sambil bawa koper, kita naik bus itu. Jadi pusat perhatian dong. Tapi seru. .
Perjalanan ke teleferik lumayan lama. Satu jam kayaknya. Kami punya kenalan yang akan jemput di teleferik. Orang Turki yang nikah dengan orang Indonesia.
Sampai di teleferik -sempat hampir kelewat sih- kami hubungi Mr. Ibrahim, kenalan kami. Ohya di Bursa ini kami belum punya SIM card lokal. Tau dong gimana caranya ngehubungi si mister ini (?) Kami berheniin orang lewat, coba pinjem hp. Percobaan pertama gagal. Si Abang ini ga ngerti maksud kami. Malah disuruhnya kami ke pos taksi. Lah (?)
Yaudah lanjut jalan ke atas cari petugas. Ada Ibu-ibu gitu. Kami ajak ngobrol. Beliau ga paham. Tapi beliau manggil kawannya yang bisa bahasa Inggris. Bapak-bapak. Ditanyanya kami mau kemana dan butuh apa. Kami bilang butuh telpon untuk ngehubungi kawan. Alhamdulillah si bapak ini mau nelponin Mr Ibrahim. Dijelasin panjang lebar. Kami disuruh naik ke atas pake teleferik sampe ke pos terakhir. Mr Ibrahim nunggu disana.
Di loket tiket teleferik bisa tukar uang. Ya rate-nya kecil sih. Tapi mau gimana lagi(?) Butuh. Yaudah tukar sekaligus beli tiket. 80TL perorang. Lumanyun gaes.
Yuhuu kami naik gunung dengan teleferik yang tembus pandang. Bisa lihat dong pemandangan di bawah. Hutan. Asli sih ini agak horor. Tapi seru. Oh ya di kapsul teleferik ini kami cuma bertiga. Ditambah 3 koper, 3 ransel, 2 tas kamera. Ya penuh sih haha. Namanya juga ga sewa hotel jadi barangnya harus ikut.
Alhamdulillah sampai di pos 3 dengan selamat. Udah jam 6 sore sih. Dan teleferik ini tutup Jam 8. Ada waktu 2 jam.
Turun dari kapsul langsung disambut Mr Ibrahim. Ternyata beliau kerja di salah satu kafe di atas gunung Uludağ ini gaes. Kami diajak ke kafenya. Ohya itu udah saljuan ya. Tau dong reaksi aku pertama kali liat salju? Iya agak norak sih. Maaf ya haha.
Udaranya dingin banget. Tapi cerah. Alhamdulillah. Di kafenya kami pesan teh panas dan makanan yang harganya terjangkau. Ya namanya kafe diatas gunung. Harganya dua kali lipat. Mr Ibrahim bilang makannya jangan lama-lama karena mau ditunjukan tempat main ski. Oke. Selesai makan, diajak keluar. Barang kita semua dititip di kafe. Dan yang amazingnya lagi, makanan kami semua free. Gretongan booo. Tau gitu pesen yang enak sekalian kan. Haha. Yaudalah ya gaes.
Kami diajak jalan-jalan sekitar kafenya. Ada tempat penyewaan motorski. Tapi mahal. Kami mau jalan-jalan aja. Ternyata salju licin. Dasar Biah ndeso. Padahal aku udah persiapan sepatu boot yang lumayan kuat loh. Tapi masih aja jatuh. Disana kami foto-foto aja. Ya udah gelap juga. Lumayan puas, balik lagi ke kafenya. Minum teh lagi.
Jam 8 kurang sedikit kami turun dan naik teleferik lagi. Jadi akses naik ke gunung Uludağ ini bisa naik teleferik bisa juga minibus atau taksi. Mr Ibrahim ngantar kami sampai ke Otogar. Awalnya cuma diantar aja. Tapi di bus kami ketemu orang yang agak 'usil' dan orang itu ngikutin kami sampe masuk ke Otogar. Akhirnya si mister nungguin kami sampe bus menuju Izmir datang.
Bursa ke Izmir
Bersambung...
1 note
·
View note
Text
Satu Hati Dua Dunia
Cinta selalu saja membawa kita pada kisah hidup yang tak terduga, penuh kejutan dan ketakjuban. Cinta tak segan-segan akan menenggelamkan kita pada kisah tragis dan traumatis. Cinta memang selalu unik, ia bukan hanya kisah romantis namun juga kisah yang penuh deraian air mata.
Aku teringat sebuah kisah dari mitologi Yunani kuno, kisah ini disebut mitologi cinta. Tetapi bukan kisah cinta yang romantis melainkan kisah cinta yang tragis.
Dalam kisahnya, konon Orfeus adalah seorang anak dari Dewa Apollo. Dewa Apollo dalam mitologi Yunani adalah dewa cahaya, musik dll. Dari ayahnyalah konon Orfeus mendapatkan bakat memainkan Lira.
Orfeus adalah pemuda yang pandai, ia bermusik dan membuat semua yang mendengarnya hanyut dalam alunan nada yang ia mainkan. Manusia, pohon, binatang bahkan bebatuan pun ikut bergerak karena musiknya.
Suatu hari Orfeus diperkenalkan dengan seorang gadis yang cantik dan menawan oleh Egent sahabatnya. Wanita itu Konon seorang Nimfa. Saat pertama bertemu, jiwa Orfeus langsung tertawan di dalam bola mata Euridike.
Setelah sekian waktu berlalu, cinta mereka semakin kuat. Mereka pun berniat menikah. Lalu tiba-tiba suatu musibah terjadi yang menyebabkan Euridike meninggal dunia.
Orfeus sangat terpukul, dunia seakan runtuh seketika. Lalu dalam kesedihannya ia memainkan musik yang begitu sedih menggambarkan hatinya yang hancur, hingga para Nimfa dan Dewa tak sanggup menahan tangis mendengarnya. Lalu Orfeus pun oleh para Dewa disarankan turun ke dunia bawah menjemput Euridike.
Sambil memainkan Lira, ia melewati para arwah dan penjaga dunia bawah. Semua orang hanyut dalam musik Orfeus, hingga mereka yang mengalami siksaan pun melupakan penderitaannya sejenak.
Sampailah Orfeus di hadapan Hades dan Persefone istrinya, sang penguasa dunia bawah. Dengan musiknya, Orfeus membuat Hades takjub dengan alunannya yang begitu indah. Lalu Hades mengizinkan Orfeus mengajukan satu permintaan. Orfeus pun meminta untuk membawa kembali Euridike ke dunia atas.
Hades mengabulkannya dengan syarat Orfeus berjalan tanpa boleh menoleh ke belakang hingga mereka sampai ke dunia atas. Orfeus lalu menyetujuinya.
Merekapun berjalan ke dunia atas dengan penuh perasaan gembira. Namun di antara kegembiraan itu, Orfeus sedikit khawatir apakah Euridike masih ada di belakangnya. Saat Orfeus sampai di permukaan bumi, ia langsung menoleh ke belakang, ia sempat melihat Euridike, namun Euridike masih berada di pintu dunia atas. Sesuai kesepakatan, Euridike pun menghilang, kali ini untuk selamanya. Orfeus lagi-lagi berduka.
Begitulah cinta, seseorang bahkan akan berjuang demi seseorang yang dicintainya meskipun harus melewati kematian.
Walaupun kematian membuat jarak yang jauh, cinta masih akan tetap tumbuh, bahkan kian subur meskipun mata tak dapat lagi saling menatap dan kata tak lagi dapat bersahutan.
Bahkan langit dan bumi saling mencintai meskipun mereka tak dapat menyatu. Awan dan rerumputan, api dan air, siang dan malam, gelap dan terang. Masing-masing di sisi yang berbeda tapi saling merindukan.
Dan Orfeus, mungkin saja akan tetap hidup sambil memainkan Lira menghibur para Nimfa dan Dewa-dewa sambil berharap di dunia yang jauh di sana, Euridike mendengar ratapan cintanya dan kerinduan yang bersarang di hatinya.
.
.
@nidzomizzuddien
1 note
·
View note