2018′s VALEDICTORY
Layaknya konten akhir tahun pada umumnya, let say 2018’s VALEDICTORY.
2018 menjadi salah satu tahun yang cukup gagal mempertahankan excitement gue dalam menulis. Setelah Tumblr dibanned sama Kominfo, gue mulai males untuk nulis, mikirnya terlalu effort untuk nyalain VPN kemudian baru bisa Tumblr-an. Beberapa hari yang lalu, Kominfo un-banned Tumblr ini. Dan ya! This is my first post after so longgggggg time. Semoga Tumblr ini kembali bisa flashback simply dengan membaca ulang setiap isinya hehe.
Di 2018 ini juga Allah membuat gue dapat melakukan banyak hal, menguji dalam berbagai kesempatan, pun dalam menentukan timeline gue. Momen-momen yang bikin degdegan, seneng, gak nyangka, pun kesedihan. Yaa, so many up and down lah but here they are!
JALAN-JALAN KE INDONESIA TIMUR
12 Februari 2018. Sebagai anak murni Jawasentris, ibu bapak orang Jawa, lahir di Jawa, pernah tinggal di Jawa, sekolah pun di Jawa, it’s very my first time for stepping in Indonesia Timur!
Malam setelah pelantikan pengurus cabang,
“Lusa kita berangkat ke Kongres Ambon. Tiketmu jam 6 pagi”
“HAH HAH HAH GIMANA BANGGGG?”
“Packing saja sudah jangan banyak cakap!”
“Bhaiq!”
Sempet dilema, Senin, 12 Februari 2018 ini adalah hari dimana gue udah arrange untuk bimbingan tatap muka pertama kali sama dospem kedua, which is beliau udah dimutasi ke UIN Banten, selama ini bimbingan yaa whatsapp dan email aja gitu jadi progresnya kurang berkembang, di tanggal 12 itulah hari yang gue nantikan untuk kemajuan skripsi gue. Sempet bimbang, apa nggak usah ke Ambon yaa? Apa gue nyusul aja yaaa? Terus ongkosnya duit siapa? Terus kesananya gimana? Hahaha yaa setelah dipikir matang-matang, 12 Februari 2018 fix Alfi trip to Indonesia Timur! Ciaaaa.
Kita berangkat jam 6 pagi, transit dulu di Makasar lumayan lamaaaaa, jadi sempet melipir keluar untuk jalan-jalan di kota Makasar. Senengnya bukan main! Makin buncah kegembiraan gue setelah sampe di Ambon!
SEMINAR HASIL
Kamis, 12 April 2018. Hari dimana Alfi setelah sholat subuh nggak tidur lagi, langsung review materi, nulis cheat, simulasi presentasi, sampe jam 9 udah di kampus padahal semhasnya masih jam 11 haha ya gimana atuh degdegannya bukan main. Kalo ditanya materi gender, dibolak balik dikecoh sana sini juga masih alussss jelasinnya, mon map ini aljabar graf! Yang kalo sekarang ditanyain lagi juga mending eke nafsirin ayat An-nisa 34.
Ohya, motivasi gue harus sesegara mungkin melewati fase ini salah satunya juga ade gue yang umurnya beda 4 tahun resmi menyandang status mahasiswa IPB sebelum kakaknya jadi sarjana!
“Pas lebaran gue harus udah sarjana biar nggak dibanding-bandingin. Wisuda nanti dulu deh”
Begitu kira-kira isi pikiran seorang kakak yang visioner.
TRAINING FOR TRAINER (TFT) KOHATI
19-28 April 2018. Selain jadwal Kongres Ambon yang bikin dilema dengan jadwal per-skripsi-an Alfi, TFT kali ini juga. Mau TFT apa mau sidang? Semhas udah minggu lalu, revisian juga udah beres, tinggal arrange jadwal dan materi sama dosen penguji abis itu dor! Jadilah kamu sarjana, Alfi!
Huf ya emang, urusan HMI tuh kalo gak disempet-sempetin nggak bakal sempet. Dulu, jaman LK1, hari Senin setelah weekend berangkat LK1 ada UTS Kalkulus jam 8 pagi. LKK bentrok sama jadwal kuis, untungnya lokasi LKK di AIC, ya melipir harus lah aku. Bhaiq. Setelah memikirkan dengan matang, yak cus Alfi berangkat TFT! Disini masih pede, akan kekejar wisuda Mei.
MENJADI SARJANA
11 Mei 2018. Percaya gak percaya bisa melewati fase ini dengan proses yang begitu cepat! Pembuatan skripsi sampe revisian cuma butuh 3 kali bimbingan perdosen, total cuma butuh 6x bimbingan ya alhamdulillah bagi gue, Allah emang selalu adil sama hambanya. Gue yang dableknya bukan main perkara menjadi sarjana matematika ini diberikan dosen pembimbing yang luar biasa baik, pinter, dan pengertian juga. Dapet penguji juga nggak neko neko, dikasih revisian perkara redaksi tulisan dan simbol matematik yang amburadul. Pembuktian, teorema, dan lemma yang lancar jaya tak ada revisi apalagi request penambahan penerapan teorema baru. Alhamdulillah alhamdulillah.
GOING ABROAD
15-21 Juli 2018. Setelah jalan-jalan ke Indonesia Timur, selesai sidang, lebaran yang nyaman tanpa ocehan “kapan lulus?”, dan rentetan kejadian di setengah awal tahun 2018 yang dibuat Allah bahagia. Tibalah rezeki gue untuk menikmati rezekinya lagi. Jalan-jalan ke 3 negara! Ya masih Asia sih, Tenggara pula wkwk tak lain dan tak bukan, Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Berawal dari keisengan gue ngajak Hani, temen baik gue.
“Ni, vakansi yukkkk!”
“Gue mau trip ke 3 negara. Ikut yuk!”
“AYOKKKKK!”
Kun fayakun, maka jadilahhhhh!
WISUDAAAAA
As u know, gue yang anaknya detail banget sampe hal ke printilan teknis ini sudah mempersiapkan wisuda dari saat Ramadhan. Udah booking MUA padahal jadwal harinya belum pasti. Udah nyari referensi baju di malam setelah sidang selesai. Udah mikirin teknis keluarga gue menghadiri wisuda. Dll. Dengan gak jadinya gue dapet slot wisuda Mei, maka spare waktu dari sidang menuju wisuda lah gue persiapkan demi paripurnanya wisuda gue.
Minggu, 19 Agustus 2018. Tibalah hari dimana Alfi merasakan bangun jam 3 pagi untuk dandan kemudian antri di depan Auditorium dan beriringan masuk bersama wisudawan lainnya. Di dalem audit? Ya bobo! Hahaha
BEING FREELANCER
Berawal dari seringnya gue ngobrol sama pak Qori, langganan kang cetak yang bisa di-kasbon-in dari SMA. Gue jadi banyak paham jenis-jenis kertas, ukuran cetak, bahan indoor dan outdoor, warna tinta, dan pritilan percetakan lainnya. Sempet denial akan ketertarikan gue dalam hal ini, sampai satu hari gue dipercaya untuk handle logistik (termasuk produksi) salah satu event NGO Multinational. Berhasil dan Alfi bahagia! Dari sini gue percaya, this is my passion. Menjadi runner event, tektokan sama 3rd parties, ngurusin cetakan, dan per-logistik-an lainnya.
Di tahun inilah gue memutuskan being Logistics Freelancer. Dengan gaji yang gak nentu. Jam kerja yang kalo lagi gabut, gabutnya seharian. Kalo lagi kerja, 3 hari gak tidur juga sering haha but I love my job! So, would u guys be so kind and let me know if there’s any collaboration opportunity that might fit me? Feel free to contact meeee 😊
Ya itu deh kira-kira highlight di tahun 2018 yang bisa gue ceritakan. 2018 menjadi tahun yang sangat memorable bagi gue. 2018 membuat gue makin percaya hadirnya Tuhan melalui doa ibu dalam tiap langkah hidup gue. 2018 menjadi tahun stepping stone karir gue. 2018 pun menjadi awal hidup gue sebagai seorang yang sepatutnya sudah dewasa.
Ada banyak harapan dan target yang gue tanam dalam menyambut tahun 2019, sebagaimana 2019 akan menjadi tahun yang mungkin akan penuh dengan perubahan, penerimaan, dan penyesuaian. Akan kemana Alfi berkelana nanti? Akan menjalani hidup seperti apa Alfi di tahun 2019? Berapa banyak pelajaran dan pengalaman Alfi nanti? Yaaa, we’ll see.
Cheers! Selamat Tahun Baru!
PS. Tidak ada target menikah ataupun memperbaiki love-life di tahun 2019. Paham ngana?
0 notes
tobasatu.com, Medan | Wali Kota Medan Drs H T Dzulmi Eldin meraih penghargaan Top 25 Pengelola Pengaduan Pelayanan Publik dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Republik Indonesia.
Penghargaan diserahkan oleh Menteri PANRB Drs Syafruddin MSi diwakili Deputi Pelayanan Publik Kementerian PANRB Diah Natalisa kepada Wali Kota Medan Dzulmi Eldin dalam Rapat Koordinasi Hubungan Jaringan Informasi Pelayanan Publik (JIPP) dan Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Republik Nasional (SP4N)-Lapor di Hotel Harmoni One, Batam, Senin (10/12/2018).
Sebelum penghargaan Top 25 ini diberikan, Kementrian PANRB telah menurunkan Tim Verifikasi untuk melakukan seleksi proposal. Dari hasil seleksi yang dilakukan, akhirnya Pemko Medan bersama 24 lembaga kementrian dan pemerintah daerah dinilai berhak mendapatkan penghargaan Top 25 dari Kementrian PANRB karena dinilai terbaik dalam bidang pengelolaan pengaduan layanan publik.
Untuk pemerintah provinisi, ada 4 gubernur yang mendapatkan yakni Gubernur Kalimantan Selatan, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Sumatera Selatan. Sedangkan untuk pemerintah kota, selain Pemko Medan, ada 9 pemerintah kota yang mendapatkan penghargaan serupa yakni Pemko Semarang, Banjarmasin Cireben, Bandung , Solok, Banjar Baru, Sukabumi, Ambon dan Malang.
Selanjutnya untuk pemerintah kabupaten, ada 4 bupati yang menerima penghargaan itu yakni Bupati Bojonegoro, Banyuwangi, Bulukamba serta Kendal. Sisanya lagi berasal dari beberapa kementrian kesehatan serta BPJS Kesehatan dan PT Pos Indonersia (Persero). Dengan penghargaan yang diberikan itu diharapkan semakin memotivasi untuk terus melakukan pengelolaan pengaduan pelayanan publik yang lebih baik lagi ke depannya.
Didampingi Kadis Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Medan Zain Noval, Eldin mengaku sangat gembira dengan penghargaan yang diberikan tersebut.
Salah satu pengelolaan pengaduan pelayanan publik yang dilakukan Pemko Medan dengan menghadirkan aplikasi Medan Rumah Kita (MRK). Aplikasi MRK yang diluncurkan sebagai wadah pengaduan masyarakat langsung kepada Pemko Medan pada 21 Desember 2016. Aplikasi MRK ini berjalan di sistem operasi android dan dapat diunduh melalui google play store.
Di samping itu Pemko Medan juga saat ini tengah mempersiapkan ruang Command Centre yang kini dalam tahap finishing. Command Centre akan menjadi pusat sistem kendali untuk mengendalikan, memantau, mengawasi juga menerima berbagai data serta sumber informasi berbasis teknologi. Command Center juga dapat mengelola sumber daya yang ada secara efesiensi dan memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk dapat mengakses berbagai sumber informasi yang belum didapat. (ts-02)
The post Eldin Raih Penghargaan Top 25 Pengelola Pengaduan Pelayanan Publik 2018 appeared first on tobasatu.com.
0 notes