#Kembang Api.
Explore tagged Tumblr posts
Text
Sagaranten Bergejolak dalam Euforia Takbir Keliling, Ribuan Warga Padati Jalanan Sambut Idulfitri
JENTERANEWS.com – Malam takbir Idulfitri 1446 Hijriah di Sagaranten, Sukabumi, berubah menjadi panggung euforia massal. Ribuan warga dari berbagai penjuru membanjiri jalanan, memusatkan diri di pertigaan depan Terminal Sagaranten, Minggu (30/3/2025) malam. Pawai takbir keliling ini bukan sekadar tradisi, melainkan manifestasi nyata dari semangat kebersamaan dan kegembiraan menyambut hari…
#Idulfitri#kebersamaan#Kembang Api.#Malam Takbiran#Pawai Takbiran#Perayaan#Sagaranten#Sukabumi#Takbiran#Tradisi
0 notes
Text
Polisi Amankan 8 Tersangka dalam Kasus Pesta Kembang Api Maut, Kapolres: Bisa Bertambah
PAMEKASAN, MaduraPost – Kepolisian Resor (Polres) Pamekasan mengamankan delapan orang tersangka yang diduga terlibat dalam pesta kembang api di Desa Pangorayan, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, yang mengakibatkan seorang siswa berinisial RR (18) meninggal dunia. Korban diketahui merupakan warga Desa Larangan Badung, Kecamatan Palengaan, yang masih berstatus sebagai…
#Berita Pamekasan#Hukum dan Kriminal#Kematian Siswa#Ledakan mercon#Malam Takbiran#Pamekasan#Pesta Kembang Api#Polres Pamekasan.#Tersangka Ditangkap
0 notes
Text
Cara Kerja Kembang Api dan Suar
Kembang api dan suar (flare) sama-sama benda yang dapat menghasilkan cahaya melalui reaksi kimia. Tahukah anda bahwa keduanya memiliki arti yang berbeda serta digunakan dalam situasi yang berbeda pula? Kendati demikian, dalam kesempatan ini kita hanya akan mempelajari bagaimana kembang api dan suar bekerja, tentunya dari sudut pandang orang kimia. Baca juga : Kembang api Kembang Api Sesuai…
0 notes
Text
Pesta Kembang Api Warnai Momen Pergantian Tahun di Anyer
KAB. SERANG – Perayaan pergantian tahun di kawasan wisata Anyar, Kabupaten Serang, Senin (1/1/2024), cukup meriah. Dimana pesta kembang api menjadi salah satu momentum yang ditunggu wisatawan yang ingin mengisi waktu libur pada momen pergantian tahun dari 2023 ke 2024. Berdasarkan pantauan BantenNews.co.id di salah satu pantai, sekira pukul 17.00 WIB sejumlah objek wisata sudah dipenuhi…

View On WordPress
0 notes
Text
Happy New Year 2024! 💖🌌
#New Year#New Year 2024#2024#Happy New Year#Happy New Year 2024#Fireworks#Night#Tahun Baru#Selamat Tahun Baru#Kembang Api#Malam
0 notes
Text
Kembang Api dan Akhir Tahun
Akhir tahun adalah waktu yang menyenangkan untuk merayakan bersama keluarga dan teman-teman. Salah satu cara yang populer untuk menikmati suasana pesta adalah dengan bermain kembang api. Namun, kembang api juga bisa berbahaya jika tidak digunakan dengan benar. Berikut adalah beberapa tips untuk bermain kembang api akhir tahun dengan mengutamakan keselamatan. Beli kembang api dari penjual yang…
View On WordPress
0 notes
Text
(J-Corner Ep.10) Destinasi Liburan ala Pop Culture Jepang
Akhirnyaaa setelah libur tiga bulan, bisa posting J-Corner lagiii… Kangen Eya, deh… *lho?🤣* Kali ini mau cerita destinasi liburan di Jepang yang berhubungan dengan budaya populer Jepang. Pernah nggak, sih, pas baca atau nonton sesuatu, berasa pengen mengunjungi lokasi tempat tokohnya berada? Nah, terinsipirasi dari situ, muncullah ide postingan kali ini. *Ngaku-ngaku aja sih ini, aslinya nemu…

View On WordPress
#Anime Theme Park#Benten Nakamise#Churaumi Aquarium#Cosmoworld#Destinasi Liburan Jepang#Enoshima#Enoshima Aquarium#Enoshima Island Spa#Festival Kembang Api#Festival Musim Panas#Fujiko F Fujio Museum#Gosho Aoyama Manga Factory#Hanabi Taikai#Hanshin Koshien Stadium#Koshien#Museum Detektif Conan#Museum Doraemon#Museum Ghibli#Nijigen no Mori#Shirakawago#Summer Koshien#Taman Bermain Anime
0 notes
Text
Kembang Api - Film Review
Urip iku Urup - Hidup itu Nyala.
nggak mungkin nyala, kalau kita mati.

Setiap orang dengan masalahnya masing-masing. Mau yang berat atau yang gitu doang, yang paling tau berat/nggak nya yaaa cuman ybs. Orang lain nggak bisa nge judge, "ah masalah kamu ga berat, cuman gitu doang". Dengan masalah yg sama persis pun, tiap orang akan merespon dengan cara yang berbeda-beda.
Bukan berarti yang SMA masalahnya pasti gitu doang, dan yang sudah tua boleh menyerah.
Permasalahan yang kita hadapi hari ini, pasti pernah dialami oleh orang lain. Pasti ada yang sudah berhasil melewatinya. Setiap masalah, pasti ada solusinya.
0 notes
Text
144
Ada yang diam-diam sedang berjuang; Ada yang diam-diam sedang merayakan,
Ada yang menangis dalam diam, sebab tak sanggup ditanya "kenapa?"; Juga ada yang berbahagia dalam diam, sebab selama ini tak pernah ditemani dalam prosesnya.
Akhir tahun nanti,
Tidur saja lebih awal sembari menikmati hujan. Tidak perlu kembang api...atau sibuk membuka sosial media yang membuatmu semakin tenggelam.
Rengkuh saja dirimu, karena kamu juara bertahannya. Berikan hadiahnya berupa tidur nyenyak tanpa pikiran yang berat.
Karena perayaan terbesarnya adalah kamu. Dan kamu, layak untuk dirayakan.
@ffahraa
#bercerita#berkarya#bermanfaat#berpengaruh#tulisan#tumblog#writing#catatan#books & libraries#quotes#fyp
86 notes
·
View notes
Text
Untuk Kamu yang Menderita Tapi Sulit Pergi dan Mengira Itu Cinta
Jika hubungan yang seharusnya membawa kebahagiaan justru lebih banyak menyakitimu, mungkin itu bukan cinta, tapi trauma bonding.
Itu adalah kondisi di mana kamu (korban kekerasan) membentuk ikatan emosional yang kuat dengan pelaku, seringkali sebagai respons terhadap siklus kekerasan dan rekonsiliasi (pemulihan hubungan setelah bertengkar atau mengalami masalah) yang berulang.
Pasanganmu (pelaku) mungkin melakukan kekerasan fisik atau emosional, tetapi kemudian menunjukkan kebaikan atau kasih sayang, menciptakan harapan bagimu bahwa situasi akan membaik. Siklus ini membuatmu merasa bingung dan terperangkap dalam hubungan tersebut.
Patrick Carnes (1997) menggambarkan trauma bonding seperti kecanduan: semakin sering siklus ini terjadi, semakin sulit bagi korban untuk pergi.
Kalau kamu merasa hubunganmu seperti ini, bukan berarti ada yang salah denganmu. Pola ini memang dirancang untuk membuatmu tetap terikat, dan menyadarinya adalah langkah pertama untuk keluar.
Untuk memahami bagaimana pola ini bekerja, penting untuk melihat bagaimana trauma bonding terbentuk secara bertahap. Proses ini tidak terjadi dalam semalam, melainkan melalui beberapa tahapan yang membuat korban semakin terikat dengan pelaku. Berikut adalah tahapan yang umum terjadi:
Love Bombing: Di awal hubungan, dia mungkin membuatmu merasa seperti satu-satunya orang di dunia yang berarti baginya. Dia menghujanimu dengan cinta, perhatian yang berlebihan, dan kata-kata indah. Dia membuatmu merasa istimewa dan dicintai. Tapi seperti api kembang api, keindahannya cepat berlalu dan berganti dengan kegelapan.
Kepercayaan dan Ketergantungan: Setelah membangun kepercayaan, dia mulai menciptakan ketergantungan emosional, membuatmu merasa bahwa hanya dia yang dapat memenuhi kebutuhanmu.
Kritik Mulai Muncul: Dia mulai mengkritik dan merendahkanmu, merusak harga dirimu dan membuatmu meragukan diri sendiri.
Gaslighting: Dia memanipulasimu agar meragukan realitas dan persepsimu sendiri, membuatmu merasa bingung dan tidak berdaya.
Pengunduran Diri/Pasrah Terhadap Keadaan: Kamu berhenti membela diri atau menetapkan batasan, karena setiap kali melawan, justru berujung pada konflik atau kekerasan lebih lanjut. Kamu mulai menyerah dan menuruti tuntutannya dalam upaya menjaga hubungan tetap utuh. Kamu meyakini bahwa bertahan lebih baik daripada kehilangan, meskipun hubungan itu menyakitkan.
Kehilangan Diri Sendiri: Kamu kehilangan identitas dan batasan pribadi, seringkali mengisolasi diri karena kehilangan kepercayaan diri dan harga diri.
Kecanduan Emosional: Kamu terbiasa dengan pola konflik dan rekonsiliasi, menjadi mati rasa terhadap kekerasan yang dialami dan sulit untuk pergi.
Setelah memahami bagaimana trauma bonding terbentuk, penting untuk mengenali tanda-tandanya dalam hubunganmu. Berikut beberapa tanda yang bisa menunjukkan bahwa hubunganmu didasarkan trauma bonding, bukan cinta yang sehat:
Ada siklus penyiksaan dan rekonsiliasi dengan pola seperti : Awalnya sangat baik (love bombing), lalu menyakitimu secara emosional atau fisik → kamu merasa hancur → dia meminta maaf dan bersikap sangat manis → kamu memaafkannya → siklus terulang.
Kamu selalu memaafkan perilaku buruknya, berulang kali. Dia sering menyakitimu secara emosional, bahkan mungkin secara fisik, tapi kamu tetap mencari alasan untuk membenarkannya. Kamu percaya bahwa dia akan berubah meskipun dia terus mengulangi pola yang sama. Itu bukan karena kamu lemah, tapi karena manipulasi ini memang bekerja dengan cara seperti itu.
Kamu merasa bergantung secara emosional, bahkan saat tahu hubungan itu toksik. Kamu merasa takut atau cemas membayangkan hidup tanpa dia. Bahkan ketika dia menyakitimu, kamu merasa lebih aman bersamanya dibandingkan saat sendirian.
Kamu mulai meragukan diri sendiri (Gaslighting). Dia sering mengatakan bahwa semua masalah adalah salahmu. Kamu mulai mempertanyakan ingatan, emosi, atau perasaanmu sendiri karena dia sering memanipulasimu.
Kamu Mengabaikan Kebutuhan dan Batasan Pribadimu. Kamu terus mengorbankan kebahagiaan dan kesehatan mentalmu demi mempertahankan hubungan. Kamu takut mengekspresikan perasaan sebenarnya karena khawatir membuat pasangan marah atau menjauh.
Kamu merasa seperti tidak bisa melepaskan diri atau mengakhiri hubungan, meskipun tahu itu tidak sehat. Kamu sering berpikir untuk meninggalkannya, tapi ada rasa takut atau kecanduan emosional yang membuatmu tetap bertahan. Kamu merasa tidak akan menemukan seseorang yang lebih baik atau tidak layak dicintai oleh orang lain.
Hubungan itu mengisolasimu—membuatmu terpisah atau menjauh dari orang lain. Kamu mulai menjauh dari keluarga, teman-teman, dan lingkungan sosial karena pasanganmu mengontrol siapa yang boleh ada dalam hidupmu. Kamu takut berbicara dengan orang lain tentang hubunganmu karena takut dihakimi atau takut pasanganmu marah.
Tulisan ini dibuat untuk membantumu mengenali hubungan yang sedang kamu jalani. Percayai perasaan dan intuisimu—jika kamu sering merasa tidak aman, tertekan, atau tidak dihargai, itu bukan hal sepele. Itu tanda serius. Kamu berhak mendapatkan dukungan. Mulailah dengan berbicara pada seseorang yang membuatmu merasa aman—entah teman, keluarga, atau seorang profesional.
Keluar dari trauma bonding memang butuh keberanian dan kesabaran. Setiap langkah kecil yang kamu ambil adalah kemenangan, adalah bukti kekuatanmu untuk mendapatkan kembali kehidupan yang lebih sehat dan tenang.
Catatan : Trauma bonding tidak hanya berasal dari trauma masa lalu atau masa kecil, tetapi juga bisa terbentuk dalam hubungan yang sedang berlangsung saat ini. Bahkan, seseorang bisa mengalami trauma bonding tanpa memiliki latar belakang trauma sebelumnya. Artinya, meskipun trauma masa lalu bisa membuat seseorang lebih rentan terhadap trauma bonding, hubungan yang toksik saat ini pun bisa menciptakan trauma bonding.
35 notes
·
View notes
Text
Dan mungkin, begitulah nasib cinta yang tidak bersuara. Ia tidak meledak—tidak juga mewarnai langit dengan api seperti kembang api. Ia hanya mengendap seperti ampas kopi… dan diam-diam menetap menjadi luka kecil yang tidak diinginkan siapa-siapa.
23 notes
·
View notes
Text
Menggugat Rasa
aku ingin mengajukan gugatan, kepada seorang lelaki bernetra malam. ia kerap menghantui setiap kali aku membaca puisi, entah itu tentang cinta entah itu tentang negara.
namun aku tak punya perkara yang bisa kujadikan senjata jaksa, terakhir kami bercakap saja, ia membuatku tertawan. ralat, maksudku tertawa.
sejak kembang api yang menghiasi pergantian tahun, aku menambah beban hidup bernama rindu, dan cemburu.
padahal aku memiliki cukup untuk semua yang kuinginkan, aku memiliki selesai untuk yang tak mampu kudapatkan, maka aku tak ingin masih mencarinya dari segala riuh dunia yang kupunya.
seharusnya aku tak tak bersitegang dengan hati, hanya perkara menolak ingin memiliki. namun bagaimana membungkam rahasia dalam dada, saat tak ada lagi pintu keluar kecuali doa agar ia menjadi tiada?
52 notes
·
View notes
Text
Kuharap ibu mengutukmu jadi lembaran buku. Biar aku jadi pembaca yang mengembara di tiap halaman tubuhmu. Biar kalimatmu mampu kupeluk satu-satu. Atau lebih dari itu.


Kau mungkin pernah menerka, aku melihatmu sebagai apa kiranya?
Kembang api yang merayu atensi, tapi menyisa sepi di pukul satu pagi? Atau belati yang ditikamkan Juliet pada dadanya sendiri, ketulusan yang membuat gilanya abadi? Atau malah kau sesederhana hujan, dan aku adalah kemarau yang selalu menunggumu datang?
Ah, bukan.
Entahlah, Tuan. Aku takut gila sebab bahagia dan picik hanya sependek nafsu dan akal bedanya.
Berhenti menerka.
Izinkan aku menghidupimu lewat bahasa. Lewat kalimat yang maknanya hanya kita yang benar merasa. Bahkan jika Kita tak pernah ada, biarkan ia tetap hidup dalam kata. Sebab di dalam kata kita melekat. Di dalam kata, Kita jadi apapun yang merdeka.
Dan jika besok aku kehabisan kata-kata. Kuharap ibu mengutukmu jadi lembaran buku. Biar aku jadi pembaca yang mengembara di tiap halaman tubuhmu. Biar kalimatmu mampu kupeluk satu-satu. Atau lebih dari itu.
43 notes
·
View notes
Text
Jika ada yang bertanya mengapa harus menulis, maka jawaban sederhana nya mengapa tidak menulis?.
Isi kepala yang berisik, dan mulut yang kesusahan untuk bercerita pada orang lain yang membuat jari jemari menari di barisan huruf-huruf acak yang minta di mengerti.
Merasa bahagia, jatuh cinta, patah hati, kembali di kecewakan, dan segala letupan-letupan perasaan itu akan menjadi kembang api bila nanti di baca kembali.
Yaa kamu memang sekuat itu, kamu mulai menyadari banyak hal setelah semua terjadi dengan semestinya, berterimakasih pada diri mu sendiri sebab di bagian bab paling kelam kemarin kamu tidak memilih berhenti.
@ceritajihan
Luwuk Banggai, 10-08-23
180 notes
·
View notes
Text
2020, Ternyata 5 Tahun Berlalu.
Awal 2020 covid menyerang, adanya himbauan WFH dan mengurangi aktivitas di luar ruangan serta kontak dengan orang luar. Begitupun dengan perkuliahan harus daring pada saat itu. Awalnya dua minggu, namun ternyata lanjut berbulan-bulan, aku tidak hanya pulang ke rumah orang tuaku namun memutuskan untuk ke rumah kakek nenek di provinsi sebelah. Ternyata melewati masa sebulan penuh Ramadhan di sana, lengkap beserta Idul Fitri juga dikarenakan masih belum dibuka akses lintas provinsi.
Terhitung setelah 2014 atau 2015, ternyata 2020 menjadi momment untuk mengulang masa tersebut. Kini, 2020 ternyata sudah terhitung 5 tahun yang lalu, ya. Aku benci mengakui, ketika tulisan ini dibuat aku bersamaan dengan ingatan itu kembali, tetesan air mata mengikuti.
Setelah 2015, momment yang sama terulang di 2020 namun harus terhenti sampai 2020 aja. Bukan bulan Ramadhan beserta kebiasan yang mengikuti yang tidak bisa diulang, namun sosok yang membersamai tidak lagi sama dan nyatanya ini masih menjadi hal paling menyakitkan ketika menyadarinya.
Dulu, ketika sosok laki-laki luar biasa itu masih membersamai, beliau paling rajin membelikanku kembang api, lilin, petasan. Untuk makanan juga demikian, selalu ada kurma walaupun aku tida begitu menyukainya dan satu lagi ada 'roti klatak' yang akan selalu ia beli setiap Ramadhan. Aku tidak pernah menyukai roti klatak, tapi harus kuakui jika melihatnya mengingatkanku pada sosok yang selalu membeli makanan itu ketika Ramadhan.
Ternyata 2020 menjadi Ramadhan terakhir yang bisa kuhabiskan bersamanya. Karena setelah, Ramadhan tak lagi sama, aku menyadari bahwa beberapa orang dihadirkan untuk menutupi rasa kehilangan tetapi tidak untuk menggantikan dan tak akan mampu untuk terganti.
Ternyata covid dengan segala huru-haranya menjadi salah satu hal yang kusyukuri dalam perjalanan hidup ini, mungkin kalau 2020 tidak terjadi lockdown dan harus di rumahkan berbulan-bulan aku tak akan punya memori dan kenangan terakhir melewati Ramadhan bersama beliau, sosok yang paling kukagumi sepanjang hidupku. Kakek, maaf, ya, Aya belum bisa pulang tapi doa Aya akan selalu untuk kakek.
8 notes
·
View notes
Text
Ramadan: Si Sahabat Lama
Ada satu sahabat yang selalu datang tiap tahun. Namanya Ramadan.
Dulu, waktu kecil, kehadirannya disambut meriah banget. Sahur heboh karena tetangga pada giliran ngebangunin sambil teriak-teriak dari pagar rumah. Adzan subuh? Gas ke masjid bareng temen dilanjutkan dengan asmara subuh. Ngabuburitnya nggak fancy, cukup sepedaan sampe azan maghrib. Tarawih? Berangkat full team sama temen se-komplek, pulangnya main kembang api di depan rumah. Pokoknya Ramadan masa kecil tuh vibes-nya 11:12 deh sama acara 17-an. ✨
Tapi makin gede, sambutannya mulai beda. Ada yang udah nyiapin target ibadah dari Rajab, ada yang baru sadar Ramadan besok pas lihat iklan sirup. Ada yang buka lembaran Al-Qur’an, ada yang buka promo bukber di Instagram. Kita tumbuh, kita berubah, dan cara kita menyapa Ramadan pun ikut berubah.
Sekarang, Ramadan suka berasa tamu dadakan. Dia ketok pintu, kita masih pake daster buluk sambil scroll TikTok. Ibadah? Kadang full semangat, kadang seadanya. Tarawih awal rame, tengah-tengah mulai menghilang misterius. Tadarrus gaspol di hari pertama, hari keempat udah mulai diskon ayat. 🥲
Tapi lucunya, meski sambutannya suka amburadul, Ramadan tetep datang bawa cinta. Dia kayak sahabat lama yang tahu semua kekurangan kita, tapi tetep mau datang setiap tahun. Ramadan tuh reminder bahwa hidup kita sebentar, dan kesempatan ngobrol sama Allah itu mahal. ♥️
Tahun ini, semoga kita bisa beneran menyambut Ramadan kayak tamu agung. Nggak harus mewah, cukup dengan hati yang siap dan niat yang beneran bulat. Karena Ramadan bukan soal seberapa padat acara, tapi seberapa hangat obrolan kita sama Allah di tiap jeda.
Siapin hati, siapin doa, dan siapin stok gorengan secukupnya, yhaa~ 🍟
:: 3 Ramadan 1446H
19 notes
·
View notes