#Keberadaan Gelandangan
Explore tagged Tumblr posts
Text
Dinas Sosial dan Diskominfo Kota Bengkulu Pantau Gelandangan dan Pengemis dengan CCTV
Dinas Sosial dan Diskominfo Kota Bengkulu Pantau Gelandangan dan Pengemis dengan CCTV KANTOR-BERITA.COM, KOTA BENGKULU|| Meskipun Dinas Sosial Kota Bengkulu hampir setiap hari memberikan himbauan kepada anak jalanan, gelandangan, dan pengemis untuk tidak meminta-minta di persimpangan lampu merah, kenyataannya, masih ada yang tetap ‘bandel’. Setiap hari, Kepala Dinas Sosial, Sahat Situmorang,…
View On WordPress
#Anak Jalanan Bengkulu#CCTV Pemkot Bengkulu#Dinas Sosial Kota Bengkulu#Gelandangan#Keberadaan Gelandangan#Monitoring Center Diskominfo#Pemantauan CCTV#Penertiban#Pengemis Bengkulu
0 notes
Text
11#
Jangan punah untuk tahu seberapa banyak orang menyayangi mu. Jangan punah untuk tahu seberapa dalam orang dapat mendekapmu
"rasa nya aku lebih baik tenggelam, agar seperti matahari. Di potret keberhargaan nya, dirasakan detik detik terakhir nya, juga pasti akan terabadikan lewat potret siluet yang di ambil bersamanya"
Beberapa kebahagiaan kadang di ukur dari seberapa banyak timbal balik yang kita dapat, dari berapa banyak orang yang memperhatikan kelayakan kita, mempedulikan keberadaan kita.
Tak cukup dari sekedar kita dapat berguna untuk orang lain, memberi sedikitnya dari apa yang kita miliki, atau bahkan menuai senyuman dari rengekan kecil. Padahal itu semua dapat menjadi ladang kebahagiaan.
Coba, kamu senang tidak ketika adikmu menangis karna kesulitan dan kamu dapat membantunya, lalu ia tertawa ? Atau, bahagia tidak ketika kita dapat memberikan sebagian uang yang ada di saku baju kepada gelandangan yang kelaparan, meskipun hanya sedikit? Mereka pasti akan sangat senang bukan? Padahal uang yang kita berikan kepada gelandangan itu adalah uang terakhir yang kita punya, tapi tidak terasa legakah setelah kita memberinya? ,
Saya yakin pasti ada senyuman yang terpancar dari wajah kita, hati kita seolah lapang sebab telah meringankan beban orang lain, kita tidak merasa ada sesuatu yang mengganjal ketika tidak dapat melakukan apa apa.
Ingin menjadi mulia di Hadapan Allah, tapi malah masih merasa tak layak bila cukup.
Ah Allah, maapkan hambamu ini .. :"))
2 notes
·
View notes
Text
Hari ke-7
Ada satu godaan bagi laki-laki yang paling susah dilawan selain godaan perempuan, yakni godaan tidur pagi.
Kenapa ya, susah banget melawan lambaian kasur yang empuk, memanggil-manggil badan kita untuk merebahkan badan di sana. Apa aku ganti saja kasur itu dengan tikar pandan dan aku buang bantal yang menggemaskan itu?
Aku curiga, sepertinya semakin nyaman kehidupan seseorang, maka semakin mudah dia tergoda untuk tidur pagi. Lihatlah petani karet di kampungku di tanah melayu sana, setiap pagi bahkan subuh-subuh harus memikul parang dan arit ke kebun. Mana ada dia kepikiran tidur pagi. Kalau tidur pagi, maka tidak ada duit makan hari itu.
Tapi tidak juga, gelandangan yang tidur di emperan toko, juga tidur kesiangan, sebelum di usir oleh yang punya toko. Apakah kau pernah melihat gelandangan yang tidur di teras toko? Aku pernah. Jadi, apa aku yang kebiasaan tidur pagi ini, adalah sama seperti para gelandangan itu?
Aku dan kasur ini seperti menjalani hubungan cinta dan benci. Aku benci tidur pagi dan kasur ini sangat membantu aku terlena menjalani hari-hari. Di sisi lain, aku benci keberadaan kasur ini, karena andai saja dia tidak ada, pastilah aku tidak perlu kegirangan tidur di atasnya.
#Januari2023
0 notes
Photo
Wali Kota Minta Dinsos Tertibkan Gepeng BANDA ACEH – Menyikapi keberadaan gelandangan dan pengemis (Gepeng) yang mulai wira-wiri lagi di pusat kota, Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman menginstruksikan dinas terkait agar segera mengambil tindakan tegas.
0 notes
Text
Memberi
Kemarin malam, saya mendengarkan ceramah dari seorang ustadz, jamaahnya bertanya, "bagaimana hukumnya memberikan uang kepada pengemis karena takutnya menjadi kebiasaan mereka bermalas-malasan?"
Ustadz tersebut menjelaskan "tidak masalah, karena niat kita memberi, terkait yg diberi berbohong itu menjadi tanggung jawab dia ke Allah, karena memberi kepada orang kaya pun berbuah pahala. Tangan diatas lebih baik dari pada tangan dibawah. Kita tidak pernah tau kehidupan asli mereka, banyak orang ingin bekerja tetapi ditolak, berapa banyak pengangguran dinegeri ini, sarjana saja banyak menganggur. Saya pernah melihat satu keluarga tinggal dalam gerobak, berkeliling jakarta dan mengandalkan pemberian orang untuk kehidupan mereka sehari-hari" begitulah kira2 inti dari jawaban atas pertanyaan tersebut. Saya sering bercerita dengan teman saya, bahwa saya kesal dengan keberadaan tukang parkir. Saya mencoba mengikhlaskan diri tetapi sulit. Hati saya selalu dongkol. Saya merasa mereka seperti preman yang dilindungi. Suatu kali saya juga bercerita, terkadang hati saya luluh dengan keberadaan tukang parkir yang cukup tua biasanya mereka akan sambil tersenyum dengan mengucapkan kata terimakasih. Sering kali seketika perasaan kesal saya akan hilang.
Lalu apa hubunga ceramah diatas dan tukang parkir?
Saat saya hendak melakukan survei penelitian, saya mampir sebentar di Masjid di kota Batu untuk sholat dzuhur. Setelah sholat, saya duduk di serambi masjid, dan didatangi oleh tukang parkir masjid tersebut. Awalnya saya kira bapak tersebut sehat-sehat saja, ternyata mata beliau sudah rabun dan berjalan dengan sedikit susah sambil meraba-raba.
Beliau menanyakan, tempat tinggal kami, berasal dari mana dan mau kemana. Bapak tersebut sesekali keluar merapikan sepatu dan sendal para jamaah. Tidak lupa juga membukakan gerbang untuk motor yang akan keluar, tanpa meminta uang sambil berkata “monggo, hati-hati”. Beliau hanya menerima uang yang hanya memberikan kepadanya.
Melihat kejadian tersebut, saya teringat akan ceramah ustadz tersebut. Benar di katakan beliau, kita tidak pernah tau, kehidupan dibelakangnya. Saya berpikir lebih jauh, bisa saja banyak gelandangan, pengemis, tukang parkir liar akibat kesalahan pemerintah dimasa lalu dan sekarang.
Kebijakan-kebijakan yang mematikan nalar manusia, menghilangkan kepercayaan diri. Mungkin ada yang berpikir, kalau saja mereka bekerja keras pasti selalu ada jalan. Ya, menurut saya itu benar, tetapi hidup di lingkungan yang mematikan semangat. Pasti akan susah untuk bangkit.
Para pengamen yang masih muda, saya merasa mereka pasti ingin bekerja. Tetapi mungkin dari mereka ada yang kurang dalam pendidikan, Sekolah Dasar tidak lulus, keluarga berantakan, terlibat narkoba dan pergaulan bebas lainnya. kalau sudah begini siapa yang bisa disalahkan?
Kita yang kemudian hidup enak, mungkin gampang saja mengatakan kepada pengemis dan pengamen, “kerja keras dong kalo mau sukses”. Bisa jadi mereka sudah bekerja keras, kita yang belum. Kita masih saja bangun kesiangan, tidur-tiduran, malas belajar dan mengeluh sepanjang waktu.
Satu pesan yang saya dapat, sepertinya saya harus terus belajar ikhlas memberikan uang kepada tukang parkir, pengamen dan pengemis hehehe
Wallahualam, Nasehat untuk diri sendiri
Malang, 07 Februari 2017
11 notes
·
View notes
Text
Keberadaan Anjal dan Gepeng akan Dipantau Dinsos Makassar Melalui CCTV
Keberadaan Anjal dan Gepeng akan Dipantau Dinsos Makassar Melalui CCTV
BERITA.NEWS, Makassar – Dinas Sosial (Dinsos) Kota Makassar, akan memberdayakan kamera perekam atau closed-circuit television (CCTV) Makassar yang ada di War Room Pemkot Makassar dalam menindaklanjuti adanya anak jalanan (anjal) serta gelandangan dan pengemis (gepeng)
Kepala Dinsos Kota Makassar, Akhmad Namsum mengatakan, mengatasi maraknya anjal dan gepeng di Makassar perlu dikerjasamakan…
View On WordPress
0 notes
Photo
Dinas Sosial Kabupaten Malang Kembali Amankan Puluhan Gepeng
MALANGTODAY.NET- Dinas Sosial Kabupaten Malang kembali menggelar razia gelandangan dan pengemis (gepeng) di beberapa titik di wilayah Kabupaten Malang. Razia ini dimulai pada hari Kamis kemarin hingga hari ini, Jumat (9/11/2018). Dari hasil razia gepeng ini petugas berhasil mengamankan sejumlah 44 gepeng. "Kami telah melakukan razia selama dua hari ini, yaitu hari Kamis (8/11) dan berhasil menjaring 23 gepeng dan pada hari ini, Jumat (9/11) juga berhasil menjaring sebanyak 21 gepeng," terang Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Malang, H. Nur Hasyim. Baca Juga: Wujudkan Indonesia Bebas Riba Bersama Maxwin Organization Puluhan gepeng tersebut terjaring razia ini dari beberapa wilayah Malang seperti kecamatan Lawang, Singosari, Bululawang, Pakisaji, dan Kepanjen. Untuk para gepeng yang terjaring langsung dibawa ke kantor Dinas Sosial Kabupaten Malang, guna diberi pengarahan dan dilakukan pendataan atau berita acara. H. Nur juga menjelaskan, bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menertibkan dan meminimalisir keberadaan gelandangan dan pengemis (gepeng) yang ada di Kabupaten Malang. "Untuk hari ini kami menyasar Kecamatan Kepanjen, khususnya tempat-tempat umum seperti pasar Sumedang, pasar Kepanjen dan Terminal Talangagung. Mereka yang terjaring akan didata dan diberinpengarahan, setelah itu baru dipulangkan ke rumah masing-masing," jelasnya lebih lanjut. Baca Juga: Robby Darwis: Format Baru Piala AFF Memberikan Keuntungan Untuk Timnas Dalam razia penertiban gepeng ini, tambah Hasyim, juga bertujuan untuk memberikan pelajaran bagi para gepeng agar tidak terus menerus menjadi pengemis dan memanfaatkan momen-momen tertentu. Kedepannya, pihak Dinsos akan rutin melakukan razia kepada para gepeng dalsm satu bulan sekali, dengan menggandeng Satpol PP Kabupaten Malang. "Dalam razia ini kami juga memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak memberi sumbangan dalam bentuk apapun kepada para gepeng," pungkasnya.
Reporter: Andika Fajar Kurniawan Editor : Endra Kurniawan
Source : https://malangtoday.net/malang-raya/kabupaten-malang/dinas-sosial-kabupaten-malang-kembali-amankan-puluhan-gepeng/
MalangTODAY
0 notes
Text
RUN LOLA RUN (review and spoiler)
Title: Run Lola Run aka Lola Rennt
Released Date: 18 June 1999 (USA)
Genre: Crime, Thriller
Run times: 80 minutes
Director: Tom Tykwer
Writer: Tom Tykwer
Stars: Franka Potente, Moritz Bleibtreu, Herbert Knaup
Film bergenre action dan thriller, serta dengan sedikit ‘bumbu’ romance di dalamnya yang menceritakan tentang seorang gadis berambut merah bernama Lola (diperankan oleh Franka Potente) yang mendapatkan telepon dari kekasihnya, Manni (diperankan oleh Moritz Bleibtreu) yang meminta tolong kepada Lola untuk membawakannya uang tunai sebesar 100.000 Deutchmarks kepadanya dalam dua puluh menit untuk diberikan pada bosnya yang seorang gangster, karena Manni menghilangkannya saat ia di kereta bawah tanah ketika ia akan mengantarkan uang tersebut. Ia harus menyerahkan semua uang tersebut tepat pukul 12.00 siang.
Film yang berasal dari Jerman ini memiliki alur yang cukup unik untuk suatu film yang rilis di tahun 1998, walaupun setelah dilihat keseluruhan kisah yang diceritakan nyatanya sederhana. Pernah menonton film “Happy Death Day”? Atau mungkin “Before I Fall”? Ya alur cerita film ini sedikit memiliki kesamaan dengan kedua film tersebut, di mana para tokoh utamanya adalah seorang gadis yang mengalami suatu kejadian dengan memperlihatkan perbedaan proses-proses menuju kejadian tersebut, dan di setiap babak merupakan sebuah pengulangan namun yang menjadi berbeda adalah ketika si tokoh utama mengambil keputusan yang berbeda pula di setiap babaknya sehingga akhir dari cerita bisa sesuai dengan keinginannya. Di dalam film ini juga terdapat animasi-animasi kartun yang cukup menyegarkan mata saat Lola sedang berlari. Run Lola Run dibagi menjadi empat babak yaitu awal mula, babak pertama, babak kedua dan babak terakhir.
A W A L M U L A
Lola mendapat telepon dari kekasihnya, Manni, bahwa Lola harus segera menolongnya, kalau tidak, Manni akan mati. Manni mendapatkan tugas yang merupakan sebuah ‘tes’ dari bosnya yang merupakan seorang gangster, yang gunanya untuk menguji kepercayaan si Bos kepada Manni. Tugasnya sebenarnya sangat sederhana, Manni ditugaskan untuk mengantarkan uang tersebut tepat jam 12.00 siang. Sayangnya kala itu Manni bernasib sial. Lola yang seharusnya menjemput Manni untuk menuju ke lokasi perjanjian, tiba-tiba tidak bisa dikarenakan sepeda motor Lola bermasalah dan mengharuskan Manni naik kereta bawah tanah. Ketika di dalam kereta bawah tanah, ada dua orang polisi yang berpatroli. Manni panik dan saat kereta berhenti, ia langsung berlari keluar dari kereta tanpa membawa tas berisi uang yang harus diserahkannya pada bosnya. Dan tas berisi uang tersebut diambil oleh seorang gelandangan yang kebetulan berada di sebelah Manni saat di dalam kereta bawah tanah.
B A B A K P E R T A M A
Ketika mendapatkan telepon dari Manni, Lola kebingungan dan Manni pun membuatnya panik karena ia mengancam Lola jika tidak segera membawakannya uang dalam jumlah tersebut, Manni akan nekad merampok supermarket di dekat phone boothnya saat itu. Lola menyanggupinya dan meminta Manni untuk tidak pergi ke mana-mana hingga Lola tiba di sana. Lola berpikir keras, kepada siapa ia harus meminta tolong. Di dalam pikirannya berputar-putar nama orang yang akan dimintai tolong olehnya. Setelah beberapa detik akhirnya ia memutuskan untuk meminta tolong kepada ayahnya yang seorang pegawai bank dengan jabatan cukup tinggi. Setelah itu ia membanting telepon dan berlari sekuat tenaga menuju bank tempat ayahnya bekerja. Ia keluar dari rumahnya tanpa menghiraukan panggilan dari ibunya yang meminta tolong untuk dibelikan sampo.
Lola berlari dan terus berlari, melewati orang-orang di jalan, hingga akhirnya ia sampai di bank. Ia masuk, lalu disapa oleh satpam penjaga bank tersebut yang sudah mengenalnya, ia memintanya untuk membukakan pintu menuju ruangan ayahnya. Sesampainya di ruangan ayahnya, Lola mendapati ayahnya sedang berbincang dengan kekasih simpanannya. Lola tidak terlalu mempedulikan wanita tersebut dan langsung meminta ayahnya untuk meminjaminya uang yang akan digunakannya untuk membantu Manni. Ayah Lola menolak untuk memberinya uang dan mengusir Lola dari bank tersebut.
Kesal dan bingung karena tidak mendapat pinjaman uang dari ayahnya, Lola melanjutkan berlari menuju ke tempat Manni berada. Ia berlari sekuat tenaga dan secepatnya, khawatir kalau Manni akan berbuat gegabah. Dan ternyata benar seperti dugaannya, ketika sampai di sana, Lola telah mendapati Manni sedang merampok supermarket. Mau tidak mau Lola akhirnya ikut membantunya. Setelah selesai mengambil semua uang di kasir supermarket tersebut, mereka berdua kabur. Namun sayang, polisi sudah mengepung mereka, dan secara tidak sengaja Lola tertembak oleh salah satu polisi karena Manni melemparkan hasil curiannya secara tiba-tiba, sehingga membuat kaget para polisi tersebut.
B A B A K K E D U A
Di bagian kedua ini tidak jauh beda dari yang pertama, namun Lola memilih sebelum sampai ke tempat Manni berada, ia merampok bank tempat ayahnya bekerja. Ia merebut pistol milik satpam penjaga bank dan memaksa ayahnya untuk membukakan brankas bank. Setelah mendapat uang sejumlah yang ia inginkan, Lola bergegas menuju ke luar bank. Tetapi ternyata, di luar bank sudah ada puluhan polisi mengepung bank tersebut. Sial, pikir Lola. Tapi.. hei, polisi-polisi itu menyuruhnya minggir dari hadapan mereka? Wah ternyata polisi-polisi tidak akan mengira bahwa perampok bank tersebut adalah seorang gadis muda dengan senjata rampasan yang ia sendiri bahkan tidak bisa menggunakannya. Akhirnya Lola berhasil lolos dari mereka dan melanjutkan berlari. Di perjalanan ia bertemu dengan seorang wanita tua dan menanyakan jam berapa saat itu. Waktu yang dimiliki Lola sangat sedikit dan ia berlari sekuat tenaga.
Di kejauhan, Lola melihat Manni hampir saja memasuki supermarket untuk merampoknya. Lalu ia berteriak sekuat tenaga pada Manni, dan berhasil! Manni pun batal untuk merampok supermarket. Manni melihat Lola telah mendapatkan uang untuknya. Manni menyebrangi jalanan dengan senyum merekah, mereka berdua tampak lega. Saking leganya mereka tidak memperhatikan jalan sekitar hingga akhirnya Manni tertabrak ambulans dan mati.
B A B A K T E R A K H I R
Setelah kita disuguhkan dengan akhir yang tidak menyenangkan, di bagian ini akhirnya Lola membuat keputusan yang tepat namun tetap beresiko tinggi. Lola akhirnya memutuskan untuk bermain di casino yang ia jumpai di perjalanan menuju ke tempat Manni. Dan akhirnya, dengan tingkat keberuntungan yang sangat kecil, Lola berhasil memenangkan uang dan cukup untuk menebus kesalahan Manni. Lola kembali berlari sekuat tenaga. Di sisi lain, Manni ternyata secara tidak sengaja melihat gelandangan yang mengambil uangnya di kereta bawah tanah dan ia segera mengejarnya. Dan berhasil! Manni mendapatkan uangnya kembali, ia menukarkan pistol miliknya untuk ditukarkan dengan tas berisi uang yang sedang dibawa gelandangan tersebut
Sesampainya Lola di phone booth yang dijanjikan oleh Manni, ia sama sekali tidak melihat keberadaan Manni. Lola mulai panik dan berteriak memanggil-manggil Manni namun tidak ada hasil. Setelah itu Lola berbalik dan mendapati Manni telah menyelesaikan transaksinya dengan bosnya. Manni akhirnya dipercaya oleh bosnya. Lola tersenyum lega. Ia menghampiri Manni dan mereka berpelukan, berjalan beriringan, dengan uang hasil kemenangan Lola di casino...
REVIEW
Jadi, apakah sebenarnya yang ingin disampaikan dalam film ini? Hmm.. kalau menurut saya, film ini mengajarkan bahwa dalam hidup ini terdapat berbagai macam pilihan, dan dari setiap pilihan tersebut memiliki pengaruh terhadap apa yang akan terjadi berikutnya. Dalam kasus Lola ini, memberikan maksud bahwa pengambilan keputusan yang cepat namun tidak tepat bisa saja berakibat buruk. Dan di dalam film ini banyak sekali pesan moral yang bisa didapat, seperti kata-kata yang selalu diucapkan oleh satpam penjaga bank milik ayah Lola saat bertemu dengan Lola (lebih baik anda nonton sendiri ya.. hehe).
Begitulah review dari saya, semoga anda jadi semakin ingin menonton film ini dan merasakan sensasi yang berbeda dari film-film yang lainnya :)
0 notes
Text
Astaga! Kerja Shift Malam, Pria Ini Lihat Anak Tidur Sembarangan, Padahal Sudah Jam 2 Pagi, Ternyata
Astaga! Kerja Shift Malam, Pria Ini Lihat Anak Tidur Sembarangan, Padahal Sudah Jam 2 Pagi, Ternyata
Astaga! Kerja Shift Malam, Pria Ini Lihat Anak Tidur Sembarangan, Padahal Sudah Jam 2 Pagi, Ternyata
TRIBUNNEWS.COM – Keberadaan anak gelandangan bisa ditemui dimana saja.
Tak hanya di Indonesia, beberapa negara pun memiliki masalah serupa.
Keberadaan mereka sering kali diabaikan oleh orang-orang.
Beberapa alasannya karena anak-anak tersebut dikhawatirkan termasuk di sebuah geng jalanan.
Tapi,…
View On WordPress
0 notes
Text
Di Balik Foto Bocah Tertidur Sendirian saat Dini Hari Terungkap Hal Cukup Menyentuh
Tiara Ralene Di Balik Foto Bocah Tertidur Sendirian saat Dini Hari Terungkap Hal Cukup Menyentuh Artikel Baru Nih Artikel Tentang Di Balik Foto Bocah Tertidur Sendirian saat Dini Hari Terungkap Hal Cukup Menyentuh Pencarian Artikel Tentang Berita Di Balik Foto Bocah Tertidur Sendirian saat Dini Hari Terungkap Hal Cukup Menyentuh Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : Di Balik Foto Bocah Tertidur Sendirian saat Dini Hari Terungkap Hal Cukup Menyentuh Keberadaan anak gelandangan bisa ditemui dimana saja. Tak hanya di Indonesia, beberapa negara pun memiliki masalah serupa. http://www.unikbaca.com
0 notes
Text
Viral Foto Bocah Lelaki yang Tertidur di Stasiun Bahan Bakar, Terungkap Kisah Memilukan Ini!
Ayoe Seksina Viral Foto Bocah Lelaki yang Tertidur di Stasiun Bahan Bakar, Terungkap Kisah Memilukan Ini! Artikel Baru Nih Artikel Tentang Viral Foto Bocah Lelaki yang Tertidur di Stasiun Bahan Bakar, Terungkap Kisah Memilukan Ini! Pencarian Artikel Tentang Berita Viral Foto Bocah Lelaki yang Tertidur di Stasiun Bahan Bakar, Terungkap Kisah Memilukan Ini! Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : Viral Foto Bocah Lelaki yang Tertidur di Stasiun Bahan Bakar, Terungkap Kisah Memilukan Ini! Keberadaan anak gelandangan bisa ditemui dimana saja.Tak hanya di Indonesia, beberapa negara pun memiliki masalah serupa. http://www.unikbaca.com
0 notes
Text
Kemuning
Kemuning, putri raja yang cantik dan menakjubkan itu, kini menggelandang di kotanya sendiri. Orang dapat menjumpainya di tempat ibadah ataupun di pasar. Bila ia lewat di depan rumah warga, wanita-wanita akan tersentak kaget dan anak-anak muda sok suci tak tahan menggodanya. Anak-anak kecil yang mennjatuhkan dagu karena terkesima pun sudah tak terhitung jumlahnya.
Kemuning, Si Putri hina tapi cantik. Pinggangnya sangat ramping, membuat penyair dengan segala mahzab memujinya dalam puisi-puisi mereka. Para musisi selalu membandingkan tubuhnya dengan gitar spanyol sampai anugerah langit. Pundaknya indah dan membulat, seperti rembulan yang terbit pada pertengahan Agustus. Payudaranya membusung, mirip bunga melati yang mau mekar. Pahanya mulus bersih bagaikan batang pohon tebu muda. Kakinya kecil seperti kaki anak rusa. Mulutnya sehangat sinar mentari. Matanya sedalam samudera. Ia tercermin dalam pekat malam, dalam cerah fajar, dalam sendu senja, dan memantapkan dirinya dalam benderang tengah hari. Namun bibirnya tak pernah menyunggingkan senyum. Dalam gerakan yang selaras dengan indah tubuhnya, matanya bersinar bersih, namun murung. Wajah Kemuning senantiasa basah oleh air mata, pucat dan berembun seperti wajah pagi hari yang gelisah.
Kemuning menjijikan. Dari anak raja yang selalu dipuja oleh rakyatnya dan menawan hati setiap pangeran, kini ia menjelma menjadi wanita yang menyerahkan diri pada siapa saja. Kepada gelandangan, buruh bangunan, atau membiarkan tubuhnya diciumi kumis tebal yang penuh liur milik para penjaga pasar yang mabuk.
Kemuning tak pernah bertanya saat pengemis buta merapatkan dada mereka yang penuh kutil ke dada mulus kemuning. Dalam redup cahaya lampu minyak yang membayang tegas rahangnya, Kemuning selalau berserah pada keraguan. Ia menyukai sentuhan buruh tani kasar yang berlengan besar. Kemuning juga suka menggosokan perutnya pada muka penuh luka dari kuli angkut atau genggaman ragu-ragu dari tangan hijau sarjana muda yang hilang akal. Seperti angin gontai yang tak tentu peraduannya, ia muram dalam kenikmatan yang menjemukkan.
Kaki kecilnya yang lincah senantiasa melompat kesana kemari. Pantatnya yang penuh dan tangannya selalu terayun bebas, bergerak dengan gemulai di udara. Namun matanya itu selalu menunjukan jiwa yang kosong. Bibirnya ―meski memberi ciuman, terasa hambar. Bulu mata yang memeluk itu tak pernah benar-benar mendekap. Air matanya senantiasa menitikan bulir kesedihan yang memancarkan pucat pasi jiwanya.
Dulu, Kemuning adalah gadis yang sempurna. Ia senang sekali berlarian di halaman istana untuk merebut perhatian ayah, ibu, dan saudara-saudaranya yang iri. Ia adalah anak gadis yang ceria, dan mengenali keceriaannya sendiri. Kemuning seorang gadis yang suci, dan akrab dengan kesuciannya.
Suatu hari, karena dengki yang mengambil alih pikiran dan hati saudara-saudaranya, ia disekap dalam ruang gelap yang letaknya agak jauh dari istana. Kemuning dikurung dalam ruang gelap yang diselimuti pekatnya malam dan membuat manusia lain enggan untuk sekedar menjenguk apalagi mencuri dengar. Seperti api yang membakar jerami, akal saudara-saudaranya itu menjadi hangus, tergantikan oleh nafsu yang membara. Lebih hina dari kawanan binatang yang paling hina sekalipun, saudara-saudaranya secara bergantian menaiki tubuh Kemuning dengan bernafsu. Kemuning diperkosa.
Malam itu, sang putri raja diperlakukan dengan tidak pantas. Putri yang memendarkan cahaya kedamaian itu dilempar kesana kemari. Seperti dadu, ia dibanting tak tentu arah oleh para penjudi yang tak punya akal dan telah mempertaruhkan segalanya. Kakinya diangkat ke udara orang beberapa orang, mulutnya dibekap oleh bajunya yang sobek. Kemuning tak berdaya ketika dadanya yang ranum itu diremas sekuat tenaga oleh puluhan tangan. Tangan-tangan pangeran yang penuh dosa. Kemuning melawan sekuat tenaga, tapi perlawanannya sia-sia di depan tujuh pangeran yang kekar dan jauh lebih kuat darinya itu. Ia tak berdaya ketika disetubuhi saudara-saudaranya sendiri. Kepala Kemuning terpenggal halilintar. Kemuning tenggelam dalam ketiadaan.
Darah mengalir dari kewanitaannya yang telah rusak, seperti tirai istana yang robek setelah dikeroyok badai. Tubuhnya jatuh menggelinding ke dalam neraka yang paling dasar ―tempat mereka yang sudah lupa halusnya sutera berkerumun dan berebut kebaikan hati dewata. Neraka yang panas dan pengap. Persis seperti imaji manusia yang liar tentang hukuman dewata. Sesaat sebelum ajal menjemput, dalam hatinya Kemuning menjerit. Ia meminta pembalasan dewata untuk para biadab ini dan segala gelar kebangsawanan mereka. Teriakannya yang sunyi tak terdengar oleh saudara-saudaranya. Kemuning tewas.
Angin dingin menyeruak, menyerang kuduk saudara-saudara Kemuning. Lapisan jerami kuning yang sudah tertutupi warna merah itu tak kuasa lagi membendung darah yang sudah membasahi tanah.
Bagaikan disengat sejuta lebah, dua saudara berperawakan besar, dua saudara berbadan tinggi yang nampak angkuh, dan dua saudara nampak lugu ―bahkan dewa pun tak menyangka mereka akan berlaku demikian, serempak melarikan diri ke dalam gelap malam yang sia-sia. Iri dengki kini berganti menjadi penyesalan yang berbalut ketakuan. Kecuali satu orang, saudara kembar Kemuning. Ia duduk lemas di samping jasad yang pucat pasi itu. Nampak jelas di wajahnya gurat wajah penuh sesal, menyesali kejadian itu. Ia mengumpat menyumpahi dirinya yang menyedihkan karena tidak berdaya ketika melihat kembarannya mati oleh kejahatan itu. Meski tak terlibat dalam kebiadaban saudaranya yang lain, ia membiarkan kejadian yang dikutuk oleh para dewa itu terjadi.
Dengan perasaan marah dan sedih, tidak tahu apa yang mesti ia lakukan, ia berdoa pada dewata agar Kemuning dihidupkan kembali, meskipun mahal harganya. Terasing dalam kebodohannya sendiri, saudara kembar Kemuning mencungkil matanya dan menjalankan upacara moksa geni. Ritual penyerahan diri pada Dewa Agni yang mengharuskan dirinya mati dimakan nyala api. Agar maksudnya ―menghidupkan Kemuning, bisa terwujud.
Sang pangeran muda menyalakan api, keringnya jerami membantunya menyiapkan pemeran utama dalam upacara itu. Perlahan api mulai menjalar sampai ke tiang gubuk itu. Kobaran api yang kian membesar melahap tubuh kaku Kemuning dan dirinya. Arwahnya seketika melintasi sembilan tempat penyucian dosa. Bersama Sang Dewa Api, ia melewati neraka tempat arwah-arwah dimakan rasa kecewa dan dilumuti kebosanan dunia bersemayam. Ia juga melewati neraka yang dingin dan hampa, tempat orang-orang mati karena nafsu yang sia-sia. Akhirnya ia melihat Kemuning sedang dikerumuni oleh arwah-arwah di dasar neraka. Tempat para manusia yang mati karena menolak kehidupannya dan akhirnya selalu menangisi waktu hidup mereka di dunia. Arwah Kemuning yang bening dan lugu jadi rebutan arwah orang-orang yang menyesali hidup itu. Ditarik kesana kemari. Seketika Dewa Api membuat mereka mati dua kali, tak bisa bereinkarnasi. Seperti melempar koloni semut yang sedang mengerumuni gula dengan air keras, mereka binasa saat Dewa Agni muncul di dasar neraka.
Dengan khusyuk, Sang Pangeran muda itu meminta pada Dewa Api agar Kemuning dihidupkan kembali, berapapun harganya. Ia dengan rela mau mendiami neraka dan menjadi abdi setia Dewa Agni. Ia memohon, lututnya ditekuk sampai tulangnya mencuat, dan menangis karena putus asa. Dewa Api memungut asal tubuh yang terserak di dasar neraka itu. Dewa Api kemudian memasukan arwah Kemuning ke dalam tubuh manusia itu dan seketika itu juga Kemuning hidup untuk kedua kalinya. Arwah si kembaran yang masih menangis, berucap syukur karena Kemuning bisa hidup kembali. Ia tak menyesali takdirnya yang mesti mendiami penjara api. Tempat orang-orang yang mati karena menangisi kesalahan; di tempat itu arwah-arwah akan digerogoti sepi yang menjelma pijar api, sehingga kesendirian pelan-pelan membakarnya dan melunturkan harapan.
Akan tetapi tubuh kaku yang diambil Dewa Api itu adalah milik seorang pelacur Pelacur yang pernah mencoba menggoda seorang yang sedang sembahyang dan ia dihukum gantung karenanya. Seketika arwah lugu Kemuning masuk tanpa kesusahan ke dalam tubuh kaku yang pucat itu. Seperti sang puteri, tubuh pelacur itu memiliki kaki yang kecil juga dan tahi lalat di pinggul sebelah kiri.
Kemuning yang menyedihkan. Ia tak kembali ke istana ayahnya. Tubuh yang menjadi wadah bagi arwah Kemuning merindukan tempat tercemar dan belaian terlarang, karenanya kini ia terpenjara dalam petualangan yang melelahkan. Ia selalu mendambakan alas ―tempat ia mengumbar birahi dan mengintai mangsa di dalam gang. Ia senang menggoda remaja, merangsang gairah kakek-kakek tua, atau menjadi pasangan kasar bagi para suami yang penasaran akan sensasi perselingkuhan. Ia dibenci para wanita yang iri lekuk tubuhnya, namun sekaligus dipuji karena menjadi model sempurna dari orang jelata. Ia ditakuti sekaligus dirindukan pelukannya oleh para lelaki. Seperti ratu lebah, orang-orang disekitar siap mati untuk bisa menidurinya, kadang para wanita juga, beberapa.
Suatu pagi, di sebuah desa yang terletak di selatan kerajaan, Kemuning yang mabuk ke luar menyeruduk dari dalam warung remang. Ia ke luar dari gang tempat para pelacur bergerombol. Agak jauh di kegelapan, seorang pemuda dungu menitikan air liur, menetesi gerobak yang ia bawa sendiri. Pemuda itu membuntuti langkah linglung Kemuning yang agak mabuk. Kemuning menyadari keberadaan si pemuda dan gerobaknya, kemudian melambatkan langkah, membiarkan pemuda itu menjamahi tubuhnya.
Setelah pemuda itu meninggalkannya, Kemuning meneruskan perjalanan ke selatan. Kota yang dilaluinya berubah menjadi neraka dan surga dalam waktu bersamaan. Tubuhnya candu pada setiap pelukan pria, namun matanya jauh menampakkan kekosongan dan kesedihan arwahnya.
Suatu kali saat matahari memanggang tanah di bawah jemari kakinya yang lentik. Panas dari matahari yang membakar memaksa siapapun berteduh sejenak di bawah pohon-pohon Ara atau apapun yang baik hati memberikan bayangannya. Kemuning berteduh di pelataran sebuah bangunan.
Takdir memang selalu melintasi talinya. Enam orang pemuda yang sangat mirip saudara-saudara biadabnya sedang berada dalam bangunan, berkumpul menghujat panas. Arwah Kemuning berteriak memuji dewata yang ia rasa telah mengabulkan doa atas sakit hatinya itu. Doa yang selalu ia panjatkan agar bisa membunuh saudara yang memperkosanya dengan giginya sendiri atau dengan tubuh pelacur ini.
Dua kakaknya yang bertubuh jangkung melihat Kemuning di luar. Kemuning melirik genit lewat sudut matanya yang sendu, merekahkan senyum dari bibirnya yang pilu. Terangsang oleh hawa panas dan gairah lekuk tubuh Kemuning, dua orang jangkung itu mengundang gadis yang sedang berteduh untuk masuk ke dalam bangunan. Sekedar menghindari angin yang memanggang di luar. Tanpa berunding dengan empat saudara lainnya, seperti malam dengan bintang, hadir tanpa mesti dimusyawarahkan.
Arwah Kemuning yang bersemayang di dalam tubuh indah itu merayakan hari pembalasannya. Enam saudaranya meneteskan air liur yang deras, seperti rasa lapar yang bertemu roti, atau kering tenggorokan berjumpa mata air. Kemuning dan saudara-saudaranya bertukar tatap. Saat paha mulus Kemuning disingkapnya sendiri, enam saudara terlena dalam beningnya kehidupan, terhisap dalam cahaya yang membasuh jiwa, terpaku menatap kaki Kemuning. Enam saudaranya itu terduduk di bawah kaki Kemuning dan menjamah paha mulus itu dengan kasar. Seketika leher enam saudaranya dicabik kuku dan gigi Kemuning. Ia luapkan amarah yang ia pendam pada kehidupan, menghabisi mereka sambil melampiaskan nafsunya. Mulutnya yang merekah mengigit leher saudara-saudaranya, seperti moncong singa yang tengah mengeretak tulang mangsanya. Ia membunuh seperti laba-laba yang memakan kepala jantannya, atau hiu yang memakan saudaranya saat berada di rahim induknya. Bibirnya kini menebar bau amis pejagalan, namun kehangatan payudaranya membuat orang melupakan kejahatannya.
---00000---
Di tepi sebuah hutan, di selatan kerajaan, Kemuning berjumpa Sang Bijaksana. Sang Bijaksana duduk bersila di bawah sebuah pohon. Matanya terkatup rapat, namun dapat melihat segalanya. Cahaya dunia menyelubungi kepalanya, membutakan mata siapa saja yang berangapan bahwa dirinya menderita. Kemuning merasa damai. Dunianya seakan berhenti. Pembebasan, keabadian, kemurnian, tersaji di hadapannya. Seperti bayi yang melonjakan kaki ketika menghirup dunia pertama kali, Kemuning merasa jantungnya berdegup dengan kencang. Dengan tenang, Sang Bijaksana mengangkat tangannya, memberkati wanita yang bersimpuh di kakinya itu. Tercium bau kehidupan sekaligus kematian dari kepala Kemuning.
“Arwahku yang suci ini terperangkap dalam aib,” kata Kemuning. “Aku mau, tapi tidak menginginkannya. Aku menderita, tetapi menikmatinya. Aku benci kehidupan, tetapi gentar menghadap kematian.”
“Kita semua tak sempurna,” kata Sang Bijaksana. “Kita terbagi dalam kepingan roh, waktu, dan sebab akibat. Kita semua menyangka senang, tapi pun menangis.”
“Aku lelah,” lirih Kemuning.
Kemudian sang bijaksana menyentuh dagu Kemuning. “Dendam telah mengajarkanmu, betapa sia-sia memeliharanya, putri,” katanya. “Penyesalan mengajarkan betapa berharganya waktu dan sikap. Bersabarlah wahai putri raja. Bersabarlah wahai kesucian, karena kami bagian darimu. Bersabarlah kesempurnaan, berkat engkau si tidak sempurna menyadari keberadaannya. Bersabarlah kemarahan dan kematian, karena engkau sementara dan tak kekal abadi ....”
0 notes
Link
tobasatu.com, Asahan | Pemkab Asahan akan menindak tegas terhadap gelandangan dan pengemis yang telah terjaring razia berungkali di Kota Kisaran Kabupaten Asahan.
Tindakan tegas itu diberikan supaya menimbulkan efek jera kepada gepeng supaya tidak mengulangi perbuatannya, seperti meminta-minta di jalanan Kota Kisaran.
Hal itu dikatakan Kabid Dinas Sosial Rehabilitasi Sutri Armansyah saat memberikan pembinaan kepada 17 gepeng (gelandangan pengemis) yang teraring dalam operasi gabungan di Kota Kisaran, Jumat (25/8/2017).
“Bagi gepeng yang sudah pernah terjaring dan sudah diberikan prmbinaan akan ditindak tegas jika terjaring lagi,” tegasnya. Tim gabungan terdiri dari unsur Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Bhabinkamtimas Polres Asahan dan Kodim 0208/AS.
Sutri mengatakan keberadaan gepeng dengan meminta minta di jalanan dinilai meresahkan masyarakat dan mengganggu ketertiban dan keindahan kota.
Lagi pula, para gepeng tersebut, khususnya pengemis tidak sepenuhnya warga kurang mampu. “Karena, banyak gepeng yang terjaring diketahui bukan tergolong warga kurang mampu”, katanya.
Sementara itu, Kabid Trantibum Sat Pol PP Kabupaten Asahan Siti Rosmita Hasibuan menyebutkan, 17 gepeng yang terjaring razia terdiri dari 11 pria dan wanita. Diantara gepeng tersebut, diantaranya turut membawa anak balita sebanyak 2 orang.
“Mereka kita amankan di jalan jalan Kota Kisaran,” katanya. Razia gepeng, kata Siti Rosmita, akan terus dilakukan guna menciptakan keamanan dan ketertiban di tengah tengah masyarakat. (ts-20)
The post Bikin Resah, 17 Gepeng di Asahan Terjaring Razia appeared first on tobasatu.com.
0 notes
Text
Keluarga Gelandangan yang Melahirkan Dijemput Polisi di Magelang-koranmemo.com
New Post has been published on http://koranmemo.com/keluarga-gelandangan-yang-melahirkan-dijemput-polisi-di-magelang/
Keluarga Gelandangan yang Melahirkan Dijemput Polisi di Magelang
Trenggalek, koranmemo.com – Berkat kegigihan Dinas Sosial Kabupaten Trenggalek bersama Polres Trenggalek dalam berkoordinasi serta bantuan media, akhirnya keluarga Malikah atau Inem wanita tuna wisma yang melahirkan bayi perempuan di pinggir jalan sudah ditemukan. Untuk saat ini Muhamad Jumdah yang merupakan adik kandung Mulikah bersama Kasun Fadil dan istrinya telah tiba di Trenggalek, Rabu (9/8) malam sekitar pukul 21.00 WIB.
Malikah wanita tuna wisma yang melahirkan bayi perempuan, setelah menjalani perawatan intensif di RSUD Soedomo Trenggalek saat ini kondisi keduanya sudah membaik dan diperkirakan dua hari lagi akan di bawa pulang oleh keluarganya.
Sunarya Kepala Bidang Perlindungan Jaminan Sosial yang juga merangkap Pelaksana Harian Sekertaris (plh) Dinas Sosial mengatakan, setelah diidentifikasi wanita tuna wisma yang melahirkan di pinggir jalan, bernama Malikah (33) atau panggilan akrabnya Inem warga RT 2 RW 10 Dusun Paren Desa Ketangi Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang.
“ Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah Kabupaten Magelang tentang keberadaan salah satu warganya yang saat ini di Trenggalek dalam kondisi melahirkan dan ternyata benar. Untuk saat ini keluarga Malikah, Muhamad Jumdah adik kandungnya dan Fadil Kasun Dusun Paren beserta istrinya sudah tiba di Trenggalek,’’ungkap Sunarya.
Dikatakan, Malikah dan bayi perempuanya hingga kini masih mendapatkan perawatan intensif dan memasuki masa nifas di RSUD Dr. Soedomo Trenggalek. Namun demikian kondisinya semakin membaik.
“ Sesuai hasil analisa dokter tentang kondisi bayi dan Malikah dua hari lagi dipastikan sudah benar-benar membaik. Hasil kesepakatan kedua pihak baik Dinsos dan keluarga bayi dan Inem akan diminta untuk dibawa pulang keluarganya,’’jelasnya.
Muhamad Jumdah adik kandung Malikah mengatakan, Malikah pergi meninggalkan rumah tanpa pamit sudah satu tahun yang lalu. Sebelumnya dia pergi tak jauh dari rumah dan lekas pulang kembali.
“ Kakak saya memang mengalami depresi (gangguan jiwa) sejak usia remaja. Namun meski demikian ketika pergi tak pernah jauh dan selalu pulang. Malikah tidak pulang sudah satu tahun dan keluarga juga sudah berupaya mencari akan tetapi tidak menemukan,’’ kata Muhamad Jumdah.
Setelah mendapat informasi, lanjutnya, bahwa Malikah berada di Kabupaten Trenggalek dan dalam kondisi melahirkan, secepatnya keluarga mendatangi guna mengecek kebenaran informasi tersebut dan ternyata benar.
“ Kami sangat berterima kasih kepada Pemerintah Trenggalek yang telah membantu dan merawat kakak saya sehingga keduanya selamat. Untuk selanjutnya, baik Malikah maupun bayinya akan kami minta untuk dibawa pulang dan dirawat di Magelang,’’ucapnya.
Ditambahkan, Malikah sebelum pergi dari rumah satu tahun yang lalu berstatus belum nikah dan dia baru pertama kali melahirkan.
Reporter : Suparni
Editor : Hamzah Abdillah
0 notes
Text
Dosen Indonesia Raih Travel Grant di Konferensi Penelitian Media
Cartagena (SIB) -Dosen President University, Mohammad Raudy Gathmir menjadi salah satu dari hanya 20 peserta konferensi tahunan Asosiasi Internasional Penelitian Media dan Komunikasi (IAMCR) di Cartagena, Kolombia. Dia juga satu-satunya penerima travel grant US$ 1.500 atau Rp 19,95 juta (1 Dolar = Rp 13.300) dari Indonesia. Penerima lainnya berasal dari India, Meksiko, Brazil (3 orang), Afrika Selatan, Uganda (2 orang), Kenya, Nigeria, Pakistan, Bangladesh, Vietnam, dan Ekuador. Konferensi ini dihadiri sekitar 2.000 peserta. Konferensi IAMCR merupakan konferensi tertinggi untuk bidang komunikasi dan media. Di konferensi ini, penulis buku teks dan pimpinan kampus di bidang ini (mulai dari komunikasi massa, public relations, international communication, teori komunikasi, jurnalisme hingga kajian spesifik seperti komunikasi kesehatan dan komunikasi peristiwa olahraga) berkumpul setiap tahunnya. Dalam keterangan tertulis dari President University, Kamis (20/7), Raudy diundang dalam pertemuan khusus para penerima travel grant bersama Presiden IAMCR, Janet Wasko dan sejumlah pengurus inti lainnya. Travel grant ini diberikan kepada para scholar muda dan memasuki tahun kedua masa keanggotaan IAMCR. Sebanyak 1.300 Makalah dipresentasikan dalam konferensi di Cartagena de Indias Convention Center, Cartagena, Kolombia, yang berlangsung dari Minggu-Kamis, 16-20 Juli 2017. Raudy memaparkan penelitiannya pada Senin (17/7) waktu Cartagena atau Selasa (18/7). Judul penelitiannya yakni 'News Construction of Islamic Group in Indonesian Mainstream Media: A Case Study of The Super Peaceful Protest 2 December 2016'. Penelitian ini merupakan bagian dari disertasi S3 yang sedang disusunnya. Raudy meneliti bagaimana sejumlah media Indonesia memberitakan Front Pembela Islam (FPI). Dalam paparan kali ini ia membedah kebijakan pemberitaan Majalah Tempo, majalah berita yang secara umum dijadikan rujukan banyak kalangan. Dalam Konferensi IAMCR 2016 di Leicester, Inggris, lalu, Raudy memaparkan temuannya terkait pemberitaan Koran Media Indonesia. Sementara itu, sehari setelahnya, Selasa (18/7) waktu Cartagena atau Rabu (19/7) WIB, dosen lain President University, Achmad Supardi memaparkan hasil penelitiannya tentang pola pemberitaan Kompas.com tentang razia Satpol PP terhadap warung makan yang buka di siang hari pada Ramadan 2016 lalu atau lebih dikenal dengan istilah 'Kasus Saeni'. Selama ini penertiban warung makan, gelandangan, pengemis, anak jalanan, pelaku prostitusi, bahkan pedagang asongan dan pengemudi becak banyak dilakukan Satpol PP di banyak sekali kota di Indonesia. Namun, kasus Saeni memantik perdebatan nasional, termasuk memancing reaksi dari Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dan Presiden Jokowi. Perdebatan yang muncul bukan hanya fokus pada razia Satpol PP atau nasib Saeni, namun melebar hingga memperdebatkan eksistensi puasa dan memunculkan label Perda-Perda intoleran. Melihat melebarnya perdebatan dari peristiwa yang sebenarnya banyak ditemukan di banyak kota lain, Supardi tertarik meneliti apa yang telah dilakukan media massa tentang peristiwa tersebut. Supardi memilih Kompas.com karena ia bagian dari Kompas Gramedia, dinilai memiliki pembaca yang besar dan memiliki reputasi yang baik. Penelitian Supardi menunjukkan bahwa Kompas.com menganggap peristiwa Saeni sangat penting, terlihat dari besarnya jumlah berita yang dialokasikan untuk peristiwa ini (45 artikel), panjangnya durasi pemberitaan (total 6 hari dalam durasi 11 hari), dan luasnya wilayah pemberitaan (berita diletakkan di 6 desk berbeda, yakni nasional, megapolitan, regional, properti, internet dan gosip). Dari semua itu, 65 persen berita diletakkan di desk nasional. Artinya, Kompas.com tidak menganggap peristiwa ini sebagai peristiwa level kota, namun level nasional. Selain itu, Kompas.com lebih banyak memberitakan Saeni (15 persen di lead dan 14 persen di paragraf kedua) dan pihak-pihak yang mendukungnya (atau pihak yang mendukung Saeni sekaligus mengkritisi Pemkot Serang), yakni 65 persen di lead dan 72 persen di paragraf kedua dibanding pihak yang mendukung razia tersebut. Lebih jauh, 91 persen pihak yang dikutip secara langsung di paragraf kedua yakni pendukung Saeni. Dilihat dari siapa yang diwawancarai dan foto siapa yang dimuat, terlihat pula penentangan Kompas.com terhadap razia tersebut. Bahkan secara implisit terlihat penentangan Kompas.com terhadap keberadaan Perda yang dinilainya (melalui pernyataan narasumber yang ia pilih) intoleran. Kompas.com bahkan mewawancarai Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat (pasangan gubernur dan wakil gubernur Jakarta saat itu) yang tidak memiliki keterkaitan administratif dengan Kota Serang. Sebaliknya, dari 45 artikel yang diteliti, tidak satu pun pernyataan langsung dari wali kota Serang maupun gubernur Banten yang dimuat di paragraf kedua padahal mereka memiliki keterkaitan administratif untuk berbicara tentang peristiwa ini. "Saya berterima kasih kepada President University, PT Jababeka, Tbk dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang membantu saya secara finansial hingga memungkinkan saya menghadiri konferensi ini," kata Supardi. (detikcom/f) http://dlvr.it/PYGBq2
0 notes
Photo
Paslon SAE Berkomitmen Lindungi dan Berdayakan Kaum Difabel
MALANGTODAY.NET- Hingga saat ini, Kota Malang masih belum ramah terhadap para kaum difabel. Hal ini bisa terlihat dengan adanya halte, angkutan kota, trotoar, hingga fasilitas-fasilitas umum lainnya yang belum maksimal menunjang kaum fidabel dalam berkegiatan sehari-hari. Merujuk data dari Dinas Sosial (Dinsos) Kota Malang pada tahun 2004 yang menunjukan jika usia produktif kaum difabel di kota pendidikan ini sebanyak 245 orang. Sementara data dari Forum Malang Inklusi (Fomi) menyebutkan di tahun 2017 jumlah difabel di Kota Malang menyentuh angka 1.300. Dari jumlah itu, setengah di antaranya berada dalam usia produktif. Baca Juga: 5 Lagu Religi yang Jadi Ciri Khas Bulan Ramadan Menyikapi data ini pasangan calon (paslon) SAE menyatakan perlu adanya penataan kembali sarana prasarana di Kota Malang sehingga ramah dengan para difabel. Pembangunan Kota Malang harus mempertimbangkan aksesibilitas semua warga termasuk kaum difabel sebagaimana diamanatkan PBB melalui 17 The Sustainable Development Goals (SDGs) yang dirativikasi 2015. Sampai saat ini sudah ada program pengembangan Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS), pelatihan jahit, memijat bagi difabel netra, dan penambahan gizi untuk menghadirkan kemandirian ekonomi pada difabel, namun itu belum cukup. Kebutuhan difabel memang belum banyak diketahui. Akibatnya banyak fasilitas umum dibangun yang tidak sesuai dengan kebutuhan atau bahkan berbahaya terutama bagi tuna daksa yang memiliki keterbatasan fisik. Baca Juga: 5 Jenis Postingan Sosial Media yang Bisa Bikin Kamu Masuk Penjara! Keberadaan sekolah luar biasa (SLB) di Malang masih terbatas. Keluhan para penyandang difabel terkait hak dan kebutuhan untuk pendidikan pun masih belum terpenuhi, terlebih sekolah negeri yang masih belum bisa menyerap seluruh siswa tuna daksa. Data Pusat Studi dan Layanan Disabilitas Universitas Brawijaya (PDSLB UB) menyebutkan, hanya 0,97 persen kaum difabel mampu menyelesaikan pendidikan strata satu. Masih banyak kampus yang tidak accessible dan ramah pada kaum difabel. Penyandang difabel termasuk kelompok masyarakat yang terpinggirkan. Pemerintah pun belum maksimal memberdayakan mereka, banyak dijumpai kaum difabel yang menjadi gelandangan, pengemis dan sulitnya mereka menjangkau akses untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Menurut Sutiaji, kaum difabel adalah bagian dari warga Kota Malang yang memiliki kesetaraan hak dan kewajiban. Karena itu kewajiban pemerintah untuk menyiapkan sarana dan prasarana bagi penyandang difabel. Pemerintah bisa menggadeng kalangan swasta dan pengusaha untuk memberdayakan kaum difabel. Baca Juga: Sudah Tahu Belum? Ini 5 Al Quran Terunik yang Dimiliki oleh Indonesia "Harus tidak ada diskriminasi. Kaum difabel memang memerlukan pelatihan khusus untuk bisa menembus lapangan kerja," ujar pria berkcamata ini, Kamis (31/05). Data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 menyebutkan, jumlah difabel di Indonesia mencapai angka 36,8 juta, dari total jumlah penduduk Indonesia 245 juta. Itu artinya, 15 persen penduduk negeri ini adalah penyandang difabel.
Reporter: Andi Widarta Editor : Endra Kurniawan
Source : https://malangtoday.net/malang-raya/kota-malang/paslon-sae-berkomitmen-lindungi-dan-berdayakan-kaum-difabel/
MalangTODAY
0 notes