#Kasih Bukan Sekadar Perkataan
Explore tagged Tumblr posts
Text
Kasih Bukan Sekadar Perkataan
Kasih Bukan Sekadar Perkataan (1 Yohanes 3:16-19) Kita hidup dalam dunia yang sering membingungkan makna cinta dan kasih. Namun, Alkitab memberikan landasan yang kokoh untuk memahami kasih yang sejati. Mari kita belajar dari surat pertama Yohanes, khususnya pada pasal 3 ayat 16-19. Dalam ayat ini, Rasul Yohanes mengingatkan kita tentang kasih yang sejati. Dunia mungkin membenci orang percaya,…
View On WordPress
0 notes
Text
Ruang Mengeluh..
Apa yang akan kamu lakukan ketika kamu sudah berupaya memberikan yang terbaik untuk seseorang, namun seseorang itu tidak menghargaimu bahkan ia melakukan hal-hal yang membuatmu semakin merasa takut kepadanya.
Marah? Bisa jadi.
Takut? Ini pasti.
Iya, otomatis kamu akan merasa begitu takut dengan hal-hal yang ia lakukan. Kala upaya terbaikmu tidak dihargai, kamu mungkin bersedih. Namun kemungkinan kecewa dan takut itu kecil sekali. Berbeda jika ia sudah tidak menghargai upayamu dan ia melakukan hal-hal yang juga membuatmu takut, membentak misalnya.
Dalam ruang terkecilmu, kamu tanpa sadari akan merasa kecil dan kerdil untuknya. Merasa tidak pantas dengannya, merasa tidak bisa menyeimbangi langkahnya. kamu yang bahkan terlalu perasaan mendengarkan perkataan yang tidak baik, akan semakin merasa takut setiap kali ia berbicara. kamu akan kehilangan jutaan file kosa kata yang ada pada dirimu. kamu akan lebih sering membeku saat bersamanya, dan mungkin akan merasa bebas saat tidak dengannya.
Berkali-kali kamu bertanya kepada dirimu, akankah tetap berdiri bersamanya, berdiri di depannya, atau meninggalkannya dan mencukupkan diri melihatnya dari kejauhan dengan caramu. Namun kamu tidak pernah mendapatkan jawaban atas pertanyaanmu.
Lalu ketakutanmu kepadaNya semakin lama semakin besar. kamu menyimpannya sendiri dalam ruang yang telah kau sediakan dengan begitu lapang. "Nggak apa-apa semuanya akan membaik." Ucapmu berkali-kali untuk meyakinkan diri.
kamu memendamnya begitu dalam, dan tak membiarkan seorangpun masuk untuk sekadar bertanya, "ada apa?". kamu membiarkan dirimu hidup dalam ketakutan dengan terus menampilkan wajah yang selalu baik-baik saja. kamu memendamnya sendiri, tak pernah menguatkan kepadanya bahkan kepada orang lain terdekatmu.
Padahal, tak ada salahnya untuk mengeluh. Mengatakan dan menyatakan bahwa kamu sedang tidak baik-baik saja. Bahwa kamu butuh untuk ditolong. Namun kamu tidak membiarkan dirimu untuk mendapatkan pertolongan. Bahkan kepadaNya saja, kamu enggan untuk mengatakan.
Mengatakan bahwa kamu hidup dalam ketakutan bukanlah sebuah dosa. Manusiawi sekali jika harus mengeluh sebab lelah, sebab hal-hal yang tidak pernah berjalan dengan baik. Memendam semuanya dalam ruang tersendiri itu melelahkan, sayang. Maka izinkanlah dirimu untuk ditolong. Biarkan dirimu diselamatkan dari ruang yang kamu bangun itu.
Mengeluh, mengatakan keluhanmu, mengatakan bahwa kamu lelah, capek. Bukan sematah kamu butuh pengakuan saja. Melainkan agar perasaanmu lebih ringan, lebih tenang.
Jangan biarkan dirimu berjalan dengan kekosongan. Izinkan dirimu untuk merasa bahagia, dan tenang. Izinkan dirimu merasakan lebih banyak kasih sayang. Barangkali ini adalah cara Allaah menolongmu dengan mengabulkan pintamu yang selalu kamu pinta dengan menangis sekalipun tanpa kata-kata.
83 notes
·
View notes
Text
"Terima kasih, Dabi-san."
—Boku no Hero Acedemia fanfiction; Dabi x Midoriya Izuku —Written in Bahasa Indonesia —Alternate Reality; modified canon dimana Izuku tidak ketemu All Might —Content warning: suicide attempt, depression —Boku no Hero Academia © Horikoshi Kouhei. Fanfiksi ini ditulis hanya demi menambah asupan rarepair problematik kesayangan saya. Saya tidak bermaksud untuk mengambil keuntungan materiil apapun.
Dilahirkan tanpa quirk, hidup Midoriya Izuku bagai neraka.
Dipandang sebelah mata, dikucilkan masyarakat, diperlakukan tidak adil, menjadi bahan bulan-bulanan teman masa kecilnya—tubuh Izuku sudah terbiasa dengan rasa sakit.
Bila Kacchan memukulnya, Izuku menerimanya. Bila Kacchan menendangnya, Izuku memperbolehkannya. Setiap kali Kacchan menggunakan tubuhnya untuk menyalurkan amarah, tubuh Izuku mati rasa untuk sekadar merasakan sakit—seolah-olah ia hidup hanya untuk Kacchan.
Midoriya, kau tidak melawan?
Kau mau diperlakukan seperti itu terus?
Melawan? Melawan…?
Izuku tertawa getir.
Tentu saja ia sudah mencoba melawan. Jika ia membentak, Kacchan tidak akan senang. Jika ia melawan, Kacchan akan menghukumnya. Tanpa quirk, ia bukan apa-apa. Ia hanyalah Deku—tidak berguna.
Tanpa quirk, ia tak akan bisa menjadi hero. Izuku tahu—ia tak senaif itu.
Tubuh Izuku memang sudah terbiasa dengan rasa sakit, namun hatinya tidak.
(Hati Izuku serapuh gelas kaca.)
Izuku berdiri di atap bangunan tinggi pusat kota. Di satu sisi tatapannya sarat emosi dan kebencian, di satu sisi bola mata hijaunya tidak berisi tanda-tanda kehidupan.
Itu kan jurnal yang sudah kurangkum dengan susah payah…
Sembari memeluk sobekan kertas yang ia kumpulkan menjadi satu, Izuku menggigit bibir. Tangan kanannya menyentuh birai besi atap sekolah. Hembusan angin sore menerpa surai hijaunya, sesekali menghempas kertas-kertas yang didekapnya.
Sakit.
Karena ia lemah, ia tidak menangis. Ia tidak bisa menangis.
Perkataan Kacchan barusan terngiang-ngiang, “Kalau kau sangat menginginkan quirk, terjunlah dari ketinggian dan kau akan mendapat quirk di kehidupan selanjutnya!”
Entah Kacchan serius atau tidak ketika mengatakannya, Izuku tidak peduli.
Izuku menunduk, menatap berbagai lautan manusia berlalu-lalang. Dilihat dari atap, mereka terlihat kecil—namun bahagia. Permukaan aspal serasa jauh—namun juga menariknya mendekat. Kertas-kertas yang dipeluknya sepenuhnya jatuh di atas permukaan beton atap—bocah itu terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri untuk peduli dengan draf analisis hero berharganya.
Kacchan benar. Kalau aku mati, orang tak berguna di dunia ini berkurang satu. Mungkin aku bisa mendapat quirk di kehidupan selanjutnya…
Izuku mengepalkan tangan, menarik napas dalam-dalam, menghembuskannya kembali. Ransel kuningnya ia letakkan di permukaan beton atap—setelah ia menyelipkan surat terakhir, tentunya.
Izuku menyeret tubuh limbungnya ke ujung atap. Kedua kakinya berada di ambang beton. Kaki kanannya—diikuti dengan kaki kirinya—melangkah maju, siap mengikuti gravitasi.
Izuku benci Kacchan. Izuku benci dunia ini. Izuku benci masyarakat. Izuku benci dirinya sendiri.
Benci benci benci benci benci benci benci benci benci benci benci benci benci benci benci benci benci benci benci benci benci benci benci benci benci benci benci benci benci benci benci benci benci benci benci—tidak. Bagaimanapun, Izuku tidak bisa membenci siapapun.
Aku selalu mencintaimu, Okaa-san. Kacchan, semoga kau bisa menjadi hero yang hebat… Maafkan aku. Selamat tinggal…
Sebentar lagi, jiwanya akan meninggalkan dunia ini.
Sebentar lagi, semua yang ia pendam akan menghilang.
Sebentar lagi, ia akan bebas.
Izuku memejamkan matanya erat. Jantungnya berdebar kencang menunggu impak gravitasi. Ia sudah siap mati.
Namun kerasnya permukaan aspal tak kunjung ia rasakan. Tubuhnya mendarat di atas… bantal? Izuku tidak tahu. Rasanya empuk. Badannya tidak merasakan nyeri. Izuku mencium wangi kayu bakar.
Mungkin ia sedang berada di surga?
“Bocah bodoh.”
Perlahan Izuku membuka kedua matanya. Langit sore, gang kecil, dan kaos putih dibalut mantel abu-abu gelap samar-samar mengisi ruang pandangnya.
Izuku terbaring telungkup di atas tubuh orang asing. Ia menengadah, berusaha memfokuskan pandangannya. Bola matanya bertabrakan dengan iris biru muda seorang pria asing. Netra pria itu sejernih air di pegunungan, Izuku seolah-olah terhisap ke dalamnya. Pria itu tampak tidak berekspresi, namun Izuku menangkap raut kekesalan yang sedikit tersirat—namun tidak ada kebencian di sana.
“Menyingkir dariku, Bocah.”
Nada suaranya terdengar dalam dan nyaris tidak mengandung emosi. Wajahnya menyeramkan; penuh dengan bekas luka bakar dan jahitan (staples medis?) pada beberapa bagian tubuhnya—Izuku teringat Frankenstein.
Anehnya, Izuku sama sekali tidak takut.
“Oi, kau dengar aku?”
Oh, aku belum mati. Izuku mencubit-cubit pipinya. Sedikit perih—Izuku tidak tahu harus bersyukur atau tidak.
“Kau tuli?”
“Aku tidak tuli! Aku mendengarkanmu, Tuan! T-tolong berikan aku waktu untuk memproses semua ini…”
Izuku berdiri, memisahkan diri dari si pria asing. Pria itu ikut berdiri, membersihkan mantel hitamnya dari debu-debu tak kasat mata. Ia menatap Izuku dingin—dan penuh akan simpati bila diperhatikan dengan saksama.
“Kenapa kau melompat dari ketinggian? Kau cari mati, hah?”
Kalau pria itu menatapnya seperti itu, Izuku akan hancur.
Izuku menggigit bibir. Ia menunduk, memilih untuk berhadapan dengan permukaan beton dibanding tatapan dingin-tapi-hangat pria itu—Izuku tidak kuat. Sudah terlalu banyak emosi yang ia pendam dalam satu hari.
Terbata-bata, Izuku berkata dengan cukup nyaring, “A-Aku tidak memintamu untuk menyelamatkanku!”
Pria itu menghela napas berat. Jemari kasarnya mengusak surai hijau Izuku hingga berantakan. Empunya terkesiap, namun membiarkan pria itu mengacak-acak rambutnya. Ia membungkuk, menyejajarkan tingginya dengan Izuku. Jari telunjuknya menyentil dahi Izuku gemas.
“Dengarkan aku, Bocah. Aku tidak tahu apa saja yang sudah kau alami hingga saat ini, tapi bunuh diri adalah tindakan yang bodoh. Kau memang akan terbebas dari penderitaanmu, tapi pikirkan juga perasaan orang-orang yang kau tinggalkan.”
Izuku meremas ujung seragam sekolahnya. Kalau ia mengakui status quirkless-nya, pria itu akan meninggalkannya, seperti Kacchan berubah dan beralih meyakitinya—Izuku tak peduli. Toh ia tak punya siapa-siapa. Ia tidak punya tempat untuk pulang.
“A-aku tidak punya quirk!”
Pria itu terdiam sejenak, kemudian tertawa kecil, menggumam pelan dengan suara seraknya, “Oh, begitu…”
Pria itu akan meninggalkannya. Pria itu sama saja dengan semua orang-orang itu—
“Bodoh.”
“Iya, aku memang bodoh—”
“Mereka yang mengucilkanmu itu sampah.”
“Eh?”
Izuku terkejut. Pria itu menghina mayoritas orang-orang hebat itu? Seumur hidup, baru kali ini Izuku bertemu dengan sosok yang tidak menghina statusnya yang quirkless.
Masih menatap lurus Izuku, pria itu melanjutkan, “Kau memang tidak punya quirk dan kau memang tidak akan berguna di lapangan, terutama dalam pekerjaan hero bagian kombat dan di masyarakat modern ini. Tapi bukan berarti mereka bebas memperlakukanmu dengan tidak adil.”
“T-tuan…?”
Pria itu menghela napas, kembali menyentil dahinya gemas. Izuku mengaduh kesakitan—dihadiahi dengan senyuman puas sang pria asing.
Ketika pria itu tersenyum, hati Izuku menghangat.
Entah kenapa senyumnya menjengkelkan… dan terasa nostalgik.
“Sekarang lupakan semua orang bodoh itu. Mereka sampah masyarakat—tidak penting. Kalau kau dianiaya, teruslah melawan. Pulanglah, pasti orang tuamu khawatir karena anak nakal sepertimu keluyuran sore hari begini. Dan kalau kau sudah sampai rumah, lupakan aku. Anggap kita tidak pernah bertemu.”
Izuku menunduk lemas. Dadanya sesak. Ekspresinya seperti anak kucing terlantar. Berpikir akan berpisah dengannya, membuat Izuku ingin menangis sejadi-jadinya dan menghambur ke pelukannya.
Ah, Izuku lupa—ia tidak bisa menangis.
Bagaimanapun juga, pria itu orang pertama yang berada di sisinya dan tidak mengucilkannya.
Tangan Izuku menarik ujung mantel pria itu.
“Aku tidak ingin kembali…”
“Ibumu?”
Mengingat ibunya, Izuku tersenyum sendu. Midoriya Inko adalah ibu terbaik yang pernah dikenalnya, namun Izuku tidak ingin menyakitinya lebih jauh.
“Tidak… Aku hanya akan merepotkannya…”
Pria itu mendecih sebal. Pria itu sudah pasti membencinya.
Izuku akan pulang, meminta maaf karena tiba di rumah larut malam, menghambur ke pelukan ibunya, bangun pagi dan bertemu dengan Kacchan di sekolah esok hari—
“Bocah merepotkan…”
“...!”
Izuku terkesiap. Tubuhnya diangkat seperti karung beras. Walau badannya terasa letih berkat stress yang dialaminya sepanjang hari, pria itu tidak peduli dan menyampirkannya di bahunya sesuka hati. Tubuh pria itu terlihat kurus dan jangkung, tetapi tenaganya cukup impresif hingga bisa mengangkat tubuh Izuku dengan enteng.
“T-Tuan?! Turunkan aku!”
“Jangan panggil aku Tuan. Panggil saja aku Dabi.”
“Da… Dabi-san?”
“Tidurlah.”
Izuku menurut dan memejamkan mata. Kemanapun pria itu—Dabi—membawanya, Izuku tidak peduli—ia tidak ingin memikirkannya saat ini. Wangi kayu bakar yang menguar dari tubuh pria itu terasa sangat nyaman dan adiktif.
“Terima kasih, Dabi-san,” bisiknya sebelum tertidur pulas.
Tanpa disadari Izuku, pria itu tersenyum licik.
(Dabi menemukan tujuan baru; ia ingin membuat Izuku menangis.)
finish (Rabu, 29 Juli 2020 - unedited)
0 notes
Text
Terima Kasih untuk segalanya.
TERIMA KASIH atas segalanya. Setiap memori, setiap pertolongan, setiap urusan dan setiap ucapan.
Semoga Allah akan membalasnya dengan lebih indah dan yang terbaik. Semoga Allah itu sentiasa memberi petunjuk dan pertolongan disetiap kesulitan. Semoga Allah juga mendengar dan memudahkan setiap perkataan.
Wahai, Sang Arjuna. Aku panjangkan juga doaku untuk mu, semoga kamu jumpa kebahagian mu jua. Mulakan bersama kehidupan dengan keluarga kecil mu. Mulakan semula hubungan bersama dengan kekasih halalmu. Jangan dibiarkan rajuk dihatinya terlalu sejuk, jika sudah lama membeku maka cairkanlah semula. Jangan berputus asa dengan pasangan mu. Allah tu Maha Mendengar segala rintihan hamba nya, dan dialah yang memelihara hati ini. Semoga dia menyelamatkan kamu dari hati yang berbolak balik dan juga dari hawa nafsu dan syaitan.
Aku juga turut berpesan dan mengingatkan supaya kita sama-sama kembali bertaubat dan mengingati Allah. Bangkit wahai kawan hidup ini tak sempurna. Jangan selalu bersedih ku juga selalu terleka. Kesilapan lama bakal jadi rama-rama. *nyanyi ker tu?hehehe, gurau jer. Jangan terlalu bersedih Arjuna ku* .
Taubat la dengan sebenar-benar taubat, iaitu taubat nasuha. Doa lah sebenar-benar doa, iaitu doa dari seorang hamba. Kerana setiap apa yang pernah kita lakukan itu sebenar-benar dosa dan pasti seksa neraka lah balasan.
Wahai Sang Arjuna. Dunia ini, bumi ini... telah pun semakin ke penghujungnya. Maka siap siaga lah diri kamu dengan agama. Bukan sekadar diri kamu saja tetapi turut bimbinglah keluarga mu juga. Jika kamu mampu bersedih hilangnya pelipur hati mu, tidak kah patut kamu lebih bersedih hilang nya taqwa dan akidah dalam diri mu. Apa yang berkurang itu, kembali lah ditambah. Apa yang jahil itu, kembali lah belajar bukan digoogle saja. *budak sunat laser pon bole buat. Hehehe. Mesti tersengih ^_^ *.
Mengaji la semula, berusahalah menjadilah muslim yang sebenar-benarnya. Ditambah pula, kau itu seorang ketua dalam keluarga kecil mu, seorang suami bagi isteri jelita mu dan seorang ayah bagi anak lelaki mu. Ingatlah tanggungjawab sangat lah besar dan penting. Fokus pada apa yang ada ditangan mu, bukan diluar capaian mu. Pelajarilah dan faham agama kerana itulah kewajipan kita sebagai muslim.
Akhir kata dariku. Wahai Arjuna, maafkan aku jika aku bersalah. Ku hanya ikut hati yang berkata benar. Gerakkan emosi buatku tercabar. Ku tahu ku susah ku mohon kau sabar. *nyanyi lagi ke tu..^_^*
Apa yang aku nak sampaikan. Maaf sebab aku hadir dan wujud dalam dunia kau. Dan aku pulak yang mengoyahkan jiwa dan iman mu. Harapnya, kau terus kuat dan hebat dihari-hari yang mendatang. Insyallah
1 JANUARI 2024 . 0203
0 notes
Text
Dosa yang Tidak Mendatangkan Maut
Renungan Jumat, 27 Oktober 2023 Nas: 1 Yohanes 5:16-17
Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa. Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut. - 1 Yohanes 5:16-17
"Ada dosa yang mendatangkan maut. Semua dosa, berkenaan dengan kelayakan dan hukumannya, mendatangkan maut. Upah dosa ialah maut, dan terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat (Gal. 3:10). Tetapi ada dosa yang mendatangkan maut sebagai lawan dari dosa yang dikatakan di sini tidak mendatangkan maut. Oleh sebab itu, . . . Ada dosa yang tidak mendatangkan maut. Ini pasti mencakup semua dosa yang oleh ketetapan ilahi atau manusiawi dapat berdampingan dengan hidup. Dalam ketetapan manusiawi, dosa itu dapat berdampingan dengan hidup duniawi atau jasmani, sementara dalam ketetapan ilahi, dosa itu dapat berdampingan dengan hidup jasmani atau hidup rohani secara Injil." (MHC: 1 Yohanes 5:16-17, Tafsiran SABDA).
Tentang dosa yang mendatangkan maut tidak dibahas di sini, tetapi dosa yang tidak mendatangkan maut, apa maksudnya? Sebab surat Roma 6:23 jelas dan tandas mengatakan: "sebab upah dosa ialah maut. . ." Rupanya ini tidak bisa kita tafsir secara spontanitas. Dari sang rasul penerima wahyu ilahi pernah menyebutkan dalam Injilnya demikian: "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup." (Yoh.5:24). Tentu saja kita tidak lupa pernyataan berikut, "Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. (1 Yoh.1:8-9). Jadi dosa yang tidak mendatangkan maut adalah dosa anak-anak Tuhan yang disadari dan menggiring pada pertobatan, bukan sekadar penyesalan tapi pertobatan dan pengakuan akan besarnya kasih karunia Allah melalui Sang Penebus.
Refleksi: perjalanan rohani para pengikut Kristus masih dimungkinkan terjadinya kejatuhan dalam dosa. Perlu pengakuan akan kasih karunia Allah yang besar dan keampunan akan dosa dalam kuasa darah Anak Domba Allah. Melaluinya kita beroleh belas kasihan dan pengampunan-Nya, serta pemulihan persekutuan dengan Allah yang Mahakudus. (TWP)
1 note
·
View note
Text

🌟 Sambutan Hangat dari Kaya88 Malaysia:
Menjejak Tanpa Halangan! 🚀✨ Hai semua, peminat setia dunia maya! Kita berbincang tentang satu platform luar biasa hari ini – Antaramuka Pengguna Kaya88 Malaysia 🎉🇲🇾 Kata 'navigasi' bukanlah perkataan baru bagi kita. Namun, bagaimana jika navigasi itu menjadi lebih mudah, lancar, dan... menyeronokkan? 🌐
🤩 Nah, inilah Kaya88 Malaysia memperkenalkan Antaramuka Pengguna terbarunya! Kami memahami kepentingan pengalaman yang lancar tanpa halangan, dan itulah yang kami bawa kepada anda, peminat setia Kaya88 🙌✨
Jomlah kita bincangkan mengenai bagaimana Kaya88 Malaysia telah berusaha untuk memudahkan langkah anda dalam menjelajah platform ini tanpa berbelit-belit. Dengan fokus kepada elemen antaramuka yang menarik dan mudah diakses, kami memastikan setiap pengguna – dari yang baru menceburi hingga yang veteran – dapat menikmati pengalaman yang menyenangkan dan memberangsangkan 🎈
👏 Kata 'Kaya88' telah menjadi sinonim dengan hiburan dalam talian yang tiada tandingan. Sekarang, dengan Kaya88 Malaysia yang terbaharu, pengalaman anda akan lebih memukau lagi! Kami ingin setiap pengunjung merasai keistimewaan navigasi yang pantas dan lancar, menjadikan masa bermain anda lebih bermakna dan kurang 'buntu' dalam mencari apa yang anda mahukan 🕵️♂️
🎰 Ini bukan sahaja mengenai permainan – ia mengenai penjelajahan. Dengan Kaya88 Malaysia, anda akan merasai satu perbezaan besar dalam cara anda menjelajah platform kami. Menemui permainan kegemaran anda dan mengurus akaun anda akan lebih senang daripada sebelum ini! 💼
🎮 So, korang dah rasa kehebatan Antaramuka Pengguna Kaya88 Malaysia ni? Jangan lepaskan peluang untuk membaca artikel penuh kami di laman web kami dan ketahui bagaimana Kaya88 Malaysia berusaha memberikan pengalaman terbaik untuk anda – tanpa sebarang rintangan! 📚
🔥 Ingat, Kaya88 bukan sekadar perkataan – ia satu dunia hiburan tanpa batasan! Jadi, jangan lepaskan peluang untuk menjelajah dan menikmati dunia Kaya88 Malaysia yang baru ini. Terima kasih kerana menyokong kami! 🙏❤️
Baca artikel penuh kami untuk lebih lanjut : https://kaya88.org/antaramuka-kaya88-malaysia/ 🌟
0 notes
Text

[Secuil Kisah Menyapih]
Menyapih dengan Cinta - Weaning With Love Part Asma
“Menyusui bukan sekadar memberi asi, ada kasih sayang di setiap pelukan, ada doa disetiap teguknya, dan ada perjuangan di setiap tetesnya.”
Kata-kata itu mungkin cukup menggambarkan bagaimana indahnya menyusui. Alhamdulillah.. saya sangat bersyukur mengalami masa-masa dapat menyusui anak-anak, baik sambil duduk atau menyusui sambil berbaring. Menyusui bukan sekedar memberi asi, tetapi lebih dari itu memberikan rasa nyaman, tenang dan membangun ikatan yg kuat (bonding) antara ibu dan anak.
Hal terberat bagi seorang ibu dengan anaknya adalah saat-saat seorang anak memasuki usia 2 tahun. Menjelang fase 2 tahun, sedari dini ibu mempersiapkan banyak hal:
Sounding dimulai sejak 18 bulan “Adek sudah besar ya nak, nanti 2 tahun sudah tidak mimi lagi. Walau sudah tidak mimi, ibu tetap sayang adek”
Mengurangi frekuensi mimi malam
Memperbanyak stok makanan dan memperbanyak aktivitas di siang hari
Mengatur pola tidur
Rutinitas sebelum tidur seperti bercerita
Menjelang 2 tahun, beberapa kali adek sakit. 23 bulan dan 24 bulan adek sakit, nafsu makan dan minum berkurang. Ia lebih suka untuk mimi lebih sering.
25 bulan ibu meniti kembali puing-puing perjuangan. Mengulangi proses menyapih dari awal. Berat dan cukup melelahkan.
Belum lagi perkataan orang-orang sekitar yg kami abaikan.
“2 tahun belum disapih”
“Udah pakai batrawali aja”
“Udah, ditakut2in pake betadine aja miminya biar anak ga mau lagi”
.
.
Dan perkataan yg lainnya. Tak ada terbersit sedikit pun kami ingin membohongi, keyakinan diri bahwa menyapih adalah bagian dari cinta kami, cinta tak perlu dengan dibohongi atau ditakut-takuti.
Setelah adek pulih dari sakit, ibu menguatkan hati untuk memulai proses menyapih kembali. Ada kesalahan yg tidak sengaja ibu lakukan saat menyapih adek yg kedua kali, ibu menyapih adek saat ayah kerja di luar kota.
Adek merasa sedih dan tertekan, merasa tidak disayangi bahkan sampai mengalami sleep trauma dan kehilangan keceriaan. Adek sering menarik diri dari bermain, sering menangis sendiri, merajuk ingin ke ayah bahkan .. setiap kali waktu tidur siang maupun tidur malam tiba, adek selalu menangis dan menolak tidur, teriak histeris bahkan selalu marah dan pada ibu. Sediih.. ibu menangis setiap kali melihat kondisi adek yg demikian. Seperti bukan adek yg selalu ceria sebelumnya. Kondisi itu tak membuat ayah dan ibu menyerah, kami lakukan evaluasi dan terus berbenah diri. Dimulai dari pemberhentian pendisiplinan, luapan kasih sayang yg selalu kami tunjukkan, kata maaf dan kata sayang selalu kami tunjukkan dan ucapkan. Pelukan, kecup hingga bermain menguatkan bonding kami lakukan. Tak lupa doa yg terus kami panjatkan.
Kami pun berkonsultasi dengan kawan yg psikolog anak, الحَمْدُللهperlahan sleep trauma menurun dan keceriaan kembali hadir.
28 bulan kami mulai kembali, sounding penuh cinta dan kehangatan kami utamakan. Kami persiapkan hati, diri dan emosi. Doa yg tak kalah penting terus kami panjatkan.
Ayah yg selalu setia dan hadir disetiap prosesnya. الحَمْدُلله..
Siap bergantian menggendong dan menemani adek walau adek tidur lebih larut, selalu menyemangati ibu, mengingatkan agar setiap usaha harus dibingkai lillah, bahkan memijat punggung ibu dikala lelah. مَاشَاءَالله.. الحَمْدُلله
Usaha tak menghianati hasil, sudah hampir 2 bulan adek bisa tidur mandiri tanpa mimi. Walau sudah tidak mimi, kami tetap selalu menyayangi.
الحَمْدُلله..
باركالله فيك nak shalihah
“Setiap anak memiliki kisahnya sendiri, unik. Perjuangannya pun berbeda. Yakinlah, setiap perjuangan yg dibingkai lillah harus kita nikmati prosesnya, agar menikmati manisnya akhir kisah”
Buat para ibu sekalian, semangat ya. Alloh yg lebih paham,
hanya Alloh yang tau besar nilai perjuangan kita,
dan hanya Alloh yang berhak dan pantas memberikan imbalannya,
semoga menjadi keberkahan buat para ibu dan keluarga kita semua.
Sukabumi, 6-12-22
8 notes
·
View notes
Text
Bagaimana Aku Sadar
untuk Narendra,
ialah mentari dan bulan
timur dan barat
jiwa dan raga
lepas dan kekang
sebagaimana dua koin mata uang, manusia tak akan pernah teguh di sisi yang satu untuk selama-lamanya
fitrah bergerak, sesak yang minta dilegakan
dunia menggemakan puji-pujian
sedang kita terbang di antara penyesalan
percaya kita sama,
bahwa manusia berubah, sedang kenangan tak akan
nun jauh di jangkauan
adakah maaf menjadi perekat semula?
—salam

sumber ilustrasi: tumblr floverdiscovered by Q.U.E.E.N. on We Heart It
Bagaimana harimu berlalu?
Begitulah aku mencoba menyapamu dengan lebih manusiawi kali ini. Tidak seperti biasanya–apakah kamu masih hidup?–rasanya kalimat itu terlalu kasar untuk mengawali pengakuan yang entah akan kulakukan berapa kali ini.
Setelah aku kembali menjemputmu dengan puisi di surat elektonik itu, ini pasti hal termanis sekaligus canggung kedua yang terjadi kepada kita berdua. Aku masih ingat betul tiap kata yang kususun. Persis. Tiap kata dan untaiannya, aku menulisnya dengan sekali tarikan napas.
Semua cerita pasti diawali dengan perkenalan bukan? Perkenalan tokoh, penokohannya, dan bagaimana dunia yang digubah penulis akan bekerja. Akan tetapi, aku tidak bisa. Betapa pun aku mencoba, otakku terus hanya menginstruksi untuk menulis mengenai saat ini. Hanya menulis tentang detik ini, detik di mana bunga di taman jiwa serentak bermekaran dan kupu-kupu mengepakkan sayap seolah-olah mereka ialah penari yang menyuguhkan kisah romansa Si Gila dan Layla. Sebagaimana kamu tahu, dalam cinta keduanya menderita, pun dalam deritanya, mereka menemukan cinta.
Aku bahkan terus mencari dokumen tentang bagaimana kita dapat berdiri sejajar di lembah yang hangat ini. Dengan tidak beruntungnya, tak ku temui apa-apa selain pertanyaan baru mengenai bagaimana aku akan menjelaskan riak yang memburu di hulu sukmaku. Kita terlalu banyak melalui hari menyenangkan sampai-sampai menganggap itu biasa. Aku sampai lupa bagaimana bisa kita sampai sejauh ini bersama-sama.
Orang-orang mengatakan bahwa laki-laki dan perempuan tidak mungkin hanya sekadar bersahabat. Sepanjang perjalanan, bagiku itu hanyalah kabar burung yang mungkin bahkan burungnya saja tak pernah ada. Sebab, kita adalah fakta yang menggugurkan perkataan mereka semua. Aku percaya itu, sebelum akhirnya aku mulai goyah dan sekuat tenaga untuk tidak menghiraukan badai yang menerpaku. Aku mati-matian menafikan itu.
Ngomong-ngomong, aku sedang mendengarkan lagu. Payung Teduh, Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan. Setiap alunan itu mengetuk telingaku, aku melihatmu tepat di hadapanku. Mata kita beradu, meski mau tak mau, pada akhirnya kamu harus melihat sisa garis mataku saja. Senyumku terlalu mengembang bukan? Dulu, temanku bertanya, apakah aku sengaja memejamkan mata tiap berfoto? Aih, rasanya aku ingin mengajaknya berlomba tahan kedip saat itu juga.
Sebelum kamu melontarkan pertanyaan sejenis “hei, pergi kemana matamu?” atau “kamu tidak akan tahu aku pergi kalau begitu,” aku akan dengan senang hati berbagi fakta kepadamu.
Saat berfoto, aku akan fokus kepada bagaimana aku tersenyum, senyum dengan lebar. Begitulah. Saat itu terjadi, dua pipi kiri dan kananku akan mengembang sempurna dan tertarik ke sudut mata. Kamu bayangkan saja, dua bola mata minimalis harus melawan pipi pipi besar itu.
Seperti saat alunan seksofon menggenapi Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan, pada akhirnya kamu harus melihat sisa garis mataku saja. Aku terlampau bahagia mengetahui kamu berada dalam jangkauan pandang.
Jadi, aku benar kan? seksofon itu ide kamu agar mata minimalis milikku selalu hanya melihatmu, hanya ke arahmu.
Kertas ini, kertas pertama yang kugores tinta padanya. Tidak mudah untukku, tidak mudah untuk mengakui, tidak mudah untuk berhenti menyangkal, kemudian di hadapanmu, tidak mudah untuk tetap menjadi aku yang lugas dan terbuka. Tentu bukan karena ini hari petama kita. Dengan sinar di bulat bola mataku, aku yakin kamu tahu mengapa.
Saat akhirnya tinta menembus kertas ini, aku khawatir tentang kita berdua. Barangkali, nanti, pada akhirnya kita akan sampai pada selamat tinggal. Baik bagiku dan bagimu, masa depan, purnama selanjutnya, bahkan detik setelah ini adalah tanda tanya. Aku hanya ingin percaya pada detik ini, bahwa antar kita adalah medan bahagia. Terima kasih telah tetap di berdiri di sampingku setelah bertahun berlalu. Dan sejak surat ini selesai kamu baca, ku mohon genggam tanganku. Berbagilah perjalanan pribadi denganku. Aku tidak akan menerima penolakan.
11 notes
·
View notes
Note
Hi kak, bukan nak bertanya. Hanya nak beritahu. Saya masuk ke dalam dunia tumblr kerana jatuh cinta pada tulisan2 fb akak ( saya bukan friend fb cuma follower yang kebetulan singgah melabuhkan jiwanya saat membaca tulisan2 kakak. Saya membaca tiap tulisan dengan doa dan harap. Semoga tulisan akak terus kembali menguatkan akak kembali. Saya membaca kesepian diri saya di dalam tulisan2 lama akak. Dan saya juga meminjam sedikit kekuatan dari huruf yang dijatuhkan. Sekadar ingin saya berterima kasih. Menjadi orang asing dalam kehidupan saya tetapi pernah menghidupkan jiwa saya. Seakan saya mendengar nasihat saat bertemu wajah ketika saya membaca setiap perkataan yang ditulis. Terus menulis kak. Walau sering menghilang. Tetapi tetap ada selalu yang menanti. Seperti saya.
Salam kasih dari seorang perempuan negeri seberang.
@perempuanyangmerindukansenja
Terima kasih untuk kata-kata yang menenangkan hati. Terima kasih untuk kesungguhan menaip bait-bait panjang untuk diri ini. Semoga adik dalam lindungan Ilahi. Semoga sentiasa kuat menghadapi apa yang terjadi. Semoga di beri ganjaran pahala untuk setiap ujian yang dihadapi.
Salam penuh kasih dari Tanah Melayu.
2 notes
·
View notes
Text
kajianikah by ustadz Adi Hidayat
Dalam Alquran terdapat 3 pesan penting yang Allah tegaskan bagi setiap insan beriman yang sedang, akan dan telah melangsungkan pernikahan
1. QS Ar-Rum : 21
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
=> diantara tanda2 yg menjadikan stiap hamba menjadi lebih dekat dgn Allah ialah diciptakaannya satu pasangan dr jenis manusia sendiri untuk dinikahkan
=>kata ayat dlm diksi quran tidaklah disebutkan kecuali menunjuk satu tanda yg harus mampu menjadikan setiap hamba semakin dekat dgn Allah , setiap kali kita berinteraksi dgn quran, membaca, memahami, bahkan sekadar mendengarkan terbentuklah kedekatan kita dgn Allah
••QS Al-Anfal : 2, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal"
=>rumus: jika disampaikan informasi dlm Al-quran dibuka tegas langsung dgn lafal ayat, maka bukan skedar mengabarkan peristiwa atau ketentuan yg disampaikan oleh Allah tpi sekaligus ditujukan tentang membangun kedekatan dengan Allah. Ayat pernikahan dibuka langsung oleh Allah dgn diksi ayat seakan sedang menegaskan tujuan utama atau puncak dr akad, puncak dr pernikahan itu tiada lain untuk membangun kedekatan dengan Allah.
=> banyak ulama mengatakan, jika ada yg berumahtangga belasan tahun kah, puluhan tahun kah, menikah tp tidak semakin mendekat dgn Allah maka bisa jadi ada yg tidak tepat dalam pernikahannya :"
••Kedekatan kepada Allah ini sebagai kunci pembuka dari 3 harapan yg diinginkan setiap orang yg berumahtangga (listakunu ilaiha waj'alna bainakum mawaddah warrohmah)
>>ketenangan dlm rumah tangga:sakinah
>>limpahan harta yg membawa cinta; mawaddah
>>perhatian yang dalam; rahmah
Tidaklah disampaikan oleh Allah kecuali pintunya dibuka dengan ayat untuk lagi-lagi agar manusia membangun kedekatan dengan Allah, banyak orang mendambakan sakinah mawaddah warrohmah dalam rumahtangga nya namun Allah Sang Pemilik sakinah mawaddah dan rohmah tidak didekati :"
••Terbentang limpahan ayat dalam Alquran yang langsumg memberikan janji bagi insan beriman ketika kita mampu meningkatkan ibadah, taqwa kepada Allah maka akan diringankan, dan bahkan diberikan limpahan segala kenikmatan khususnya dalam rumahtangganya
=>QS At-Talaq : (akhir ayat ke 2 dan awal ayat ke 3)
wamayyataqillaha yaj'allahu mahroja wayarzuqhu min haitsu laa yahtasib
"....Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu."
=>Siapa yang meningkatkan taqwa maka akan diberikan solusi dr setiap problematika yang dialami, dan dilimpahkan rizki dari segala sisi yang bahkan tak pernah diduga :)
••QS 2:189 (akhir ayat)
=>tingkatkan taqwamu kepada Allah maka akan dijamin kebahagiaan oleh Allah
••Jangan hanya cukupkan persiapan menuju akad saja tapi pasca akad, setalah sah menikah jugaaa dekati Allah dengan sempurna, antar suami istri bangun di malam hari, sholatlah, dekatkan diri dengan Al-quran, keindahan bagi pasangan ketika suami menjadi imam dan istri menjadi makmum, suami berdoa dan istri mengAamiinkan, mencium tangannya, maka saat itupun bentangan kasih sayang Allah diberikan kepada keduanya.
=>Sungguh banyak gelar didapatkan manusia tapi tak jarang tidak mampu menyelesaikan persoalan kecil dalam rumahtangganya,malah justru persoalan besar diluar rumahtangganya yg dientaskan dlm hempasan sajadahnya.
2. QS An-Nisaa : 19
Wahai orang-orang beriman! Tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka menurut cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya.
Ada pesan tegas dalam ayat diatas
=> Allah saking tegasnya meminta setiap insan beriman mempertaruhkan imannya untuk menyampaikan dan mengimplementasikan pesan-pesan ayat ini.
=>Tidak dibenarkan bg setiap pasangan yg beriman, kalo memang dia punya iman; baik istri maupun suami, mewariskan sifat-sifat yg tidak baik setelah mereka berumahtangga.
=>Ayat ini mengingatkan, bahwa manusia diciptakan tidak ada yg sempurna; bahkan manusia dr 5 nama yg disebutkan dlm quran disebut dgn 'insan', 65 kali disebutkan dlm quran.
=>Ada satu Hadits diriwayatkan dr Ibnu Abbas, asal mula kata insan,
sumyal insanu insana innama u'idaillaihi fanasiya
Manusia itu disebut dengan insan, kenapa? Karena ada kaitannya dengan kata nisyan=lupa, karena seringkali suatu komitmen yag telah dibangun dengan Allah seringkali lupa, sedangkan kata nisyan diambil dari kata nasiya, yang dalam quran sering dipasangkan dengan akhtoha yg berarti salah
=>QS Al Baqarah: 286, Robbana latuakhidzna innasina auwakhtonaa
"ya Allah, jangan hukum kami kalau memang dalam kehidupan kami pernah lupa dan dengan lupa ini kami berbuat salah"
=> Maka bisa jadi dalam rumahtangga nanti, apa yang dilihat suami dalam diri istrinya tidak sesempurna itu, tidak seideal itu, pun demikian istri pada suaminya, yang mungkin banyak harapan yang tidak sesuai, harus apa?
=>Pesan Quran sederhana: Apabila dalam rumahtangga nanti jika seorang istri atau suami jika menyaksikan perbuatan tidak menyengkan dari pasangannya maka maafkanlaah, bisa jadi dibalik itu semua ada hikmah besar yang ingin Allah berikan untuk melengkapi rumahtangga kalian.
=>Rasulullah ahli surga, turun Al-Kautsar yang menjamin surganya bahkan sebelum beliau wafat, namun suatu kali sayyidah Aisyah lupa bahwa dalam puasanya Rasulullah namun beliau malah menghidangkan makanan, baru sadar ketika itu Rasulullah datang, Apa yg terjadi? Rasulullah tidak menegur, tidak menyalahkannya, namun membisikan ditelibga sayyidah Aisyah, "Sayang, taukah engkau, hari ini aku berbuka, mari kita makan bersama"
Pernah juga terjadi ketika Rasulullah berpuasa, namun tidak ada makanan, sayyidah Aisyah mmemohon ampun pada Allah, merasa gelisah dan takut tak mampu melayani Rasulullah, namun yg terjadi adalah, Rasulullah datang pada Aisyah sambil membisikkan "Sayang taukah engkau hari ini aku puasa,hari ini aku puasa... "
=> Rasulullah yang dekat dengan Allah dan telah dijamin surganya namun beliau dalam rangka berumahtangga, masih berkesempatan memuliakan istrinya, senantiasa membangun kebaikan-kebaikan untuk menyempurnakan rumahtangganya. Maka kita sebagai manusia biasa ini, sehebat apa sehingga kita malah mengeksplorasi kekurangan pasangan kita, menjadikannya seakan-akan jauh dari kesempurnaan, karena itu bertakwalah kepada Allah SWT dan saling menyayangi itu sangat penting dalan rumahtangga.
3. QS Al-Isra:23
Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.
=>Allah, Rabb kita telah menetapkan yang tidak bisa diganggu gugat, agar semua insan menyembah Allah dengan sempurna,hanya kepada Allah saja, dan setelah itu, puncakkan baktimu kepada kedua orangtuamu.
=> Nikah secara fiqih, disebut nikah bukan hanya tentang memperkenankan suami istri berhubungan seksual pasca akad nikah, tapi nikah dalam diksi bahasa Arab juga merupakan kata yang memiliki dua makna yang bertentangan secara langsung, nikah bisa merekatkan sesuatu yang renggang sekaligus merenggangkan sesuatu yang rekat, maksudnya dengan nikah kan hubungan yangg tadinya renggang antara seorang laki2 dan perempuan jadi semakin dekat, tapi jangan lupa nikah bisa merenggangkan sesuatu yang rekat, karena pada saat yang bersamaan saat akad berlangsung hubungan dengan kedua orangtua yang semula mungkin rekat bisa jadi akan renggang dengan berpisahnya kalian dengan orangtua karena berumahtangga ini. Karena itulah Allah berpesan, sekalipun telah menikah jangan lupakan orangtua, mereka yang telah memberikan kasih sayang dan perhatian yang paling maksimal kepada kalian, seorang lelaki sejak kecil dikandung, dirawat, disayang oleh ayah dan ibu namun baru dapat sesuatu untuk diberi tapi setelah menikah diberikan kepada seseorang yang baru dikenalnya (istrinya) , begituupun seorang istri sejak kecil yang dirawat, disayang,diberi perhatian ayah dan ibunya, maka tidak ada yang lain yang orantua minta dari anak-anaknya kecuali senyuman, sapaan, bakti, dan doa terbaik kepada mereka, datangi kedua orangtua, minta doanya, restunya, minta maaf dengan sebenenar-benarnya dan mohon supaya dengan ridho dari Ayah dan Ibu maka Allah akan memberikan yang terbaik untuk pernikahan kalian, mohon maaflah karena telah cukup merepotkan dan menyulitkan selama ini maka tibalah untuk memberikan bakti terbaik untuk membahagiakan kedua orangtua dan itulah jalan untuk meringankan rumahtangga sekaligus mendapatkan ridho Allah yang mengantarkan kenikmatan rumahtangga umenuju surgaNya.
=>dalam QS 46: 15
Jika kalian sukses nanti maka jangan lupa untuk memberikan bahkan sekedar doa bagi kedua orangtua kalian
"Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim.”
ringkasan kajian yang disimak pagi ini diantara hujan, dalam upaya melawan godaan back to sleep wkwkwkw,
Video kajian dari official yutup chanelnya ustadz Adi Hidayat, link: https://youtu.be/5po4S2_T75I
©tehkuning
9oktober20
15 notes
·
View notes
Text
Allah udah Kasih Kuncinya kok!
Ya, kuncinya ada di dalam Qur’an Surah Al-’Ashr! Surah ke-103 dalam urutan mushaf Al-Qur’an dan berjumlah hanya 3 ayat. Singkat bukan?
Allah berfirman, “wal-'aṣr, innal-insāna lafī khusr, illallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti wa tawāṣau bil-ḥaqqi wa tawāṣau biṣ-ṣabr”. Yang memiliki arti, “demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.”
Adalah Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i rahimahullah, sang pembela sunnah Nabi Shalallahu’alaihi wa sallam dan mahsyur dikenal dengan nama Imam Syafi’i, beliau berkata, “Seandainya setiap manusia merenungkan surat ini, niscaya hal itu akan mencukupi untuk mereka.”
Maksudnya bagaimana? Mari kita dengar pendapat dari Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah, menerangkan, “Maksud perkataan Imam Syafi’i adalah”, lanjutnya “surat ini telah cukup bagi manusia untuk mendorong mereka agar memegang teguh agama Allah dengan beriman, beramal shalih, berdakwah kepada Allah, dan bersabar atas semua itu.”, lalu, “Beliau tidak bermaksud bahwa manusia cukup merenungkan surat ini tanpa mengamalkan seluruh syari’at.”
Dipungkasi oleh beliau rahimahullah, “Karena seorang yang berakal apabila mendengar atau membaca surat ini, maka ia pasti akan berusaha untuk membebaskan dirinya dari kerugian dengan cara menghiasi diri dengan empat kriteria yang tersebut dalam surat ini, yaitu beriman, beramal shalih, saling menasehati agar menegakkan kebenaran (berdakwah) dan saling menasehati agar bersabar”. Begitulah yang dimaksud oleh Imam Syafi’i, bahwa surah ini cukup untuk setiap kita yang bernyawa ini.
Ya, Surah Al-’Ashr! 3 ayat yang memiliki makna yang mendalam, menancap kuat, dan menjulang tinggi. Di dalamnya tergambarkan dengan sangat jelas pedoman hidup yang lengkap bagi manusia. Menjadi sebuah kunci agar manusia tidak merugi sepanjang masa hidupnya. Hanya ada sebuah kunci yang menguntungkan sekaligus menyelematkan yang dijelaskan dalam surah ini, kecuali bagi yang tidak mau memakainya maka termasuk orang yang merugi.
Sebuah kunci yang menguntungkan lagi menyelamatkan itu tertuang dalam ayat ketiga surah Al-’Ashr, yaitu, beriman, beramal saleh, saling mengingatkan dalam kebaikan, dan saling mengingatkan dalam kesabaran. Bahkan Allah menerangkan kunci yang menguntungkan lagi menyelematkan itu dalam surah yang pendek dan mudah dihafalkan bagi setiap kita. Coba cek, pasti sudah pada hafal.
Pertama, tentang beriman, rukun iman dalam ajaran islam ada 6 jumlahnya. Iman kepada Allah, Malaikat, Kitab Allah, Rasul-Nya, Hari Akhir, dan Qadha dan Qadar. Tentang beriman, adalah meyakini, ketauhidan, dan titik utama dari aqidah yang menjadi dasarnya amal-amal yang dikerjakan oleh setiap hamba.
Tentang beriman, iman merupakan pokok dari kehidupan yang menjadi sumbernya segala kebaikan. Sebagai pengait dari buah-buah kebaikan yang bergelantungan. Sebagai porosnya dari setiap rajutan kehidupan. Sebagai pedomannya berbagai macam amal dan perbuatan.
Jika tidak ada iman yang tertancap dan menghunjam maka yang terjadi hanyalah seperti ranting yang terputus dari batangnya, layu dan kering, tak ada keteguhan dan kelanggengan. Yang terjadi hanyalah berantakan, tanpa tambatan, berserakan bersama hawa nafsu dan keinginan-keinginan semata.
Beriman adalah intinya. Beriman adalah sumbernya. Beriman adalah porosnya. Beriman adalah pedomannya. Bagi setiap hal yang dikerjakan, amalan-amalan, dan perbuatan-perbuatan seorang hamba.
Kedua, tentang amal shaleh, merupakan buah alami dari pohon keimanan. Iman yang tertancap dalam hati, diucapkan dengan lisan yang fasih, dan diamalkan dalam perbuatan menjadi amal-amal shaleh. Adalah gerakan yang baik, bersih, konstruktif, dan sesuai dengan pedoman yang bersumber pada Allah semata; Al-Qur’an dan As-Sunnah!
Ketiga, tentang saling menasehati dalam kebenaran. Saling menasehati dalam menetapi ketaatan kepada Allah dalam melaksanakan kebenaran dan menjauhi larangan-Nya. Ini menjadi sangat penting, melaksanakan kebenaran dan menjauhi larangan-Nya itu sulit, dan hambatannya banyak sekali seperti hawa nafsu, kepentingan manusiawi, efek lingungan sekitar, kezaliman penguasa, kezaliaman orang-orang yang zalim, dan penyelewengan. Banya bukan yang harus diperangi, belum lagi faktor ‘manusiawi’-nya kita.
Maka ini menjadi penting bagi sesama kita untuk saling menasehati dalam kebenaran, untuk sekadar saling mengingatkan, memberi suntikan semangat, menyadarkan kembali akan tujuan dan sasarannya, dan mengingatkan atas perlunya persaudaraan dalam memikul beban dan mengemban amanah.
Agar saling memberi semangat, meningatkan, menguatkan, dan mencintai dalam agama Allah, agama Islam. Agama ini tidak akan tegak berdiri dengan kokoh tanpa adanya umat yang saling bekerjasama, tolong-menolong, bantu-membantu, saling menjamin, dan saling bertanggungjawab dalam tugas-tugas menyampaikan kebenaran dan menjauhi larangan-Nya.
Keempat, saling menasehati dalam kesabaran, saling berpesan dalam menetapi kesabaran. Menjadi hal yang begitu penting, karena menegakkan keimanan dan amal shaleh serta menjaga kebenaran dan keadilan adalah sesuatu yang amat sangat sulit. Maka sangat diperlukan kesabaran dalam melaksanakannya, melawan hawa nafsu ‘manusiawi’ dan orang-orang yang memusuhi kebenaran.
Sabar dalam menghadapi ujian, gangguan, penderitaan, kejahatan, serta jalan tempuh yang begitu panjang. Juga sabar dalam lambatnya capaian, redupnya rambu-rambu di jalan, dan jauhnya ujung jalan yang ditempuh.
Menjadi penting bagi kita semua, seorang hamba yang memiliki tugas dan amanah yang begitu berat untuk saling menasehati dalam menetapi kesabaran. Karena, dapat meningkatkan kekuatan; saling mendukungi antara satu dengan yang lain; membangkitkan kesadaran akan samanya tujuan; membekali dengan kecintaan, keteguhan, dan kebersambungan.
Ya itulah kuncinya, semoga kita tidak termasuk orang-orang yang merugi dan sia-sia dengan tetap beriman, beramal shaleh, menasehati dalam kebenaran dan menetapi kesabaran atasnya!
3 notes
·
View notes
Text
REFLEKSI JADI GURU
Wahai guru, pada saat ini kita dihadapkan pada kondisi dunia yang melaju dengan pesat, tanpa jeda. Berbagai kemudahan dapat kita rasakan saat ini. Penyebaran informasi, kebudayaan dan attitude dapat kita jangkau dalam hitungan detik. Lewat daring semua terasa cepat.
Wahai guru, pada saat ini kita juga dihadapkan pada generasi terlalu canggih, yang labil, dan cepat matang. Dimana mereka saat ini, lebih banyak memposisikan guru sebagai teman. Teman yang dapat diajak bercerita, mendengarkan segala perkataan yang selalu terucap dari lisannya. Satu diantara perkataannya tersebut dapat kita temukan tingkat cara berpikirnya yang kritis dan out of the box. Dan efek dari itu semua menuntut guru memiliki peranan yang lebih, tidak lagi sekadar transfer of knowledge. Jika hanya sekadar transfer of knowledge mereka lebih membutuhkan brainly ketimbang guru.
Membuka kembali catatan dalam satu kajian di bulan Juli lalu bersama Prof. Dr. KH Didin Hafihuddin, mengutip ayat dari Al Qur'an Surat An-Nisaa ayat 9:
"Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar."
Saat itu sang ustadz berkata, "Janganlah kamu meninggalkan suatu generasi penerus yang lemah dalam aqidah, ibadah, ilmu dan ekonominya." Dalam catatan di buku Saya, dan dalam ingatan Saya, sang ustadz mengulang kalimat tersebut berkali-kali, menandakan pentingnya pembicaraan ini. Berulang kali pula sang ustadz mengatakan generasi penerus tidak selalu yang sedarah, murid-murid kita di sekolah adalah generasi penerus yang tanggung jawab atasnya ada di tangan kita.
Aqidah, sumber kekuatan, kenyamanan dan kebahagiaan dalam hidup. Ditengah pesatnya arus globalisasi, memiliki aqidah yang kuat adalah keharusan. Wajib. Dan ini adalah pilar dalam hidup sebagai pemuda muslim. Bisa dibayangkan, bagaimana seandainya generasi penerus kita memiliki aqidah yang lemah? Mereka akan mudah sekali menanggalkan keimanannya. Menjadi manusia munafik. Menjadi manusia penuh syirik. Tidak memiliki pendirian yang teguh sehingga mudah terbawa arus pemikiran yang buruk.
Dalam Al Qur'an Surat Al Baqarah ayat 133,
"Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya, 'Apa yang kamu sembah sepeninggalku?'."
Kemudian sang ustadz melanjutkan membaca Surat Luqman ayat 13,
"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, 'Wahai anakku! Janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar'."
Dari kedua ayat di atas kita belajar, betapa prioritasnya pendidikan aqidah ini. Jika suatu hari nanti dunia terwarnai oleh segala cipta manusia, seorang muslim tidak akan pernah bergeser dari menjalani hidupnya sesuai dengan tuntunan Islam. Godaan terbesar bagi murid-murid kita tentu saja gaya hidup. Segala pernak-pernik kekinian terkadang menggetarkan hati untuk memilki, apalagi diiringi rasa iri. Melihat teman dapat menonton konser, menggunakan handphone bagus serta berpakaian branded, pasti membuat iri seluruh hati. Bagus, jika hanya iri. Terkadang dapat kita temukan yang berani mengambil risiko.
(alm) KH Zainuddin MZ berpesan,
"Didik mereka dengan jiwa tauhid yang mengkristal di dalam batinnya, meresap sampai ke tulang sumsumnya, yang tidak akan sampaipun nyawa berpisah dari badannya, aqidah itu tidak akan berpisah dari hatinya. Bahkan dia sanggup berkata, 'Lebih baik Saya melarat karena mempertahankan iman daripada hidup mewah dengan menjual aqidah'."
Dan ini bukan hanya tugas guru, Ki Hajar Dewantara selalu mengulang Tri Sentra Pendidikannya; keluarga, sekolah dan masyarakat. Alhamdulillah, beban guru lebih ringan.
Setelah aqidah, jangan tinggalkan mereka dalam kondisi ibadah yang lemah. Kuatkan keyakinannya bahwa ibadah bukanlah ritual yang menjadi rutinitas dan akhirnya menjadi terbiasa tanpa makna. Ajak mereka untuk terus memperbaiki niatnya untuk beribadah. Beribadah karena Allah. Beribadah karena kita butuh Allah.
Orang yang istiqomah dalam ibadahnya, insyaa Allah akan mudah bersyukur dan berbahagia. Orang yang istiqomah dalam ibadahnya, insyaa Allah memiliki pendirian dan tidak mudah untuk terintervensi dengan setan dalam bentuk manusia maupun hawa nafsu.
Membiasakan murid-murid kita untuk beribadah di sekolah (salat zuhur dan ashar berjamaah, salat dhuha, berpuasa serta mempelajari, membaca dan menghafal Al Qur'an) adalah usaha kita untuk mengenalkan kasih sayang Allah yang tak bertepi untuk hamba-Nya. Ibadah memang kewajiban kita sebagai makhluk-Nya, namun pernahkah kita merasakan dengan kita beribadah ada Allah SWT Zat Maha Pengasih yang selalu menyertai kehidupan kita di dunia?
Setiap proses membangun pemahaman ini membutuhkan pembelajaran seumur hidup, tanpa batas waktu dan tanpa batas kesabaran. Dan ini bukan hanya tugas guru, Ki Hajar Dewantara selalu mengulang Tri Sentra Pendidikannya; keluarga, sekolah dan masyarakat. Alhamdulillah, beban guru lebih ringan.
Sang ustadz melanjutkan,
"Rasulullah bersabda, 'Tidak ada kebaikan kecuali pada dua kelompok, yaitu orang yang mengajarkan ilmu dan orang yang mempelajari ilmu'."
Melihat Al Qur'an Surat Al Mujadillah ayat 11,
"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, 'Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,' maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, 'Berdirilah kamu,' maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Dengan kemudahan teknologi saat ini, tidak sulit rasanya mencari ilmu. Segala hal dapat dicari dengan menggunakan mesin pencari, bahkan mesin pencari tersebut dapat mengoreksi pertanyaan kita sendiri. Sangat perlu kita tanamkan dalam diri murid-murid kita ini semangat menghadiri dan berpartisipasi aktif di dalam kelas. Menikmati rasanya mendapatkan ilmu dari gurunya langsung, karena kita muridnya guru, bukan muridnya buku.
Dalam pendidikan terdapat materi, metode dan guru.
"Metode lebih baik daripada materi. Guru lebih baik daripada metode. Semangat atau spirit guru lebih baik daripada guru itu sendiri."
Menuntut ilmu itu kewajiban. Perubahan kurikulum dan generasi yang dihadapi, menuntut guru untuk selalu meningkatkan kapasitas dirinya dalam mendidik. Inovasi dan kreasi menjadi pilar utama dalam kegiatan mendidik ini. Tidak bisa hanya membiarkan murid untuk selalu duduk di kelas selama tiga jam KBM, mereka akan jenuh dan menganggap guru tidak lebih baik dari video penjelasan materi di youtube.
Bapak/ibu, merencanakan pembelajaran yang bermakna adalah kewajiban kita sebelum masuk kelas. Bermakna tidak hanya menyentuh aspek kognitif, ada aspek afektif dan psikomotorik yang harus kita berikan makna juga. Segala teori pembelajaran menjadi percuma jika kita tidak pernah mempraktikkannya. Metode ceramah sudah tidak relevan bagi generasi yang kita hadapi hari ini. Mereka butuh metode yang dapat melibatkan seluruh kemampuan yang terdapat di dalam dirinya.
Saya tidak setuju ketika kita harus membuat RPP selama satu tahun ajaran yang selalu kita buat di awal tahun jelang akreditasi atau PKKS atau penilaian lainnya. Bagi Saya idealnya membuat RPP dalam bentuk satu kali pertemuan dan maksimal h-2 sebelum masuk kelas. Itu RPP yang sungguh-sungguh kita buat dan kita laksanakan. Tidak perlu merasa terbebani dengan hadirnya RPP ini, ia ada untuk memudahkan.
Mengajarkan ilmu bukan hanya tugas guru, Ki Hajar Dewantara selalu mengulang Tri Sentra Pendidikannya; keluarga, sekolah dan masyarakat. Alhamdulillah, beban guru lebih ringan. Tetapi membuat RPP tetap tugas guru.
Terakhir,
"Janganlah meninggalkan mereka dalam keadaan yang lemah ekonominya."
Bagian ini adalah peran keluarga. Dan sekolah memberikan peranannya dalam memfasilitasi. Membentuk jiwa enterpreneur dan leadership dibutuhkan sinergi antara keluarga dan sekolah. Mendidik anak untuk tidak boros dalam membelanjakan uang jajan setiap harinya. Mendidik anak sedini mungkin untuk berorientasi pada mencipta pekerjaan.
Dan ini bukan hanya tugas guru, Ki Hajar Dewantara selalu mengulang Tri Sentra Pendidikannya; keluarga, sekolah dan masyarakat. Alhamdulillah, beban guru lebih ringan.
***
Selamat hari guru, pendidik pembelajar! Segala jenis profesi tercipta dari tangan kita. Di tangan kita generasi penerus nasibnya dipertaruhkan. Mendidik generasi beradab tujuan kita yang utama. Dan di tangan orang lain bernama Menteri Pendidikan, keprofesian kita (semoga) kali ini diperhatikan!
Reni Anggraeni
35 notes
·
View notes
Text
Manusia Mendamba Gawai
@kekatazain11
Percakapan kami bermula dari sekadar komentar status story WhatsApp, mengenai hal-hal yang dulu pernah kami lalu bersama. Peristiwa itu hanya berputar di kepala dan berakhir kenangan. Kami tak pernah bertemu lagi, masing-masing sibuk dengan peran yang baru. Ia masih menetap di salah satu pondok di Solo, sedang aku kembali ke tempat tinggal. Dari hanya sebuah komentar tersebut, berlanjut menanyakan kabar-kabar dan mengenang hal yang telah lalu. Sebelumnya kami, tak pernah bercakap panjang. Begitu mudahnya suasana terbentuk, hanya sebab status WhatsApp. Sudah lumrah gawai mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Pertemanan pada akhir hanya berujung saling melihat. Ya, hanya melihat status WhatsApp atau sesekali mengkomentari. Perasaan sungkan lebih mendominasi dan lantaran masing-masing sudah berbeda pemahaman. Gawai seakan menguasai segala hal dalam di hidup manusia. Semua perkara manusia dapat ‘digawaikan’ dan ada di media sosial yang kian canggih. Dalam hal media sosial, ada Instagram, Line, dan Twitter. Media lain ada Facebook atau Friendster. Sekarang jika masih ada yang menggunakan dua media tersebut terlihat ‘tua’ sekali bukan? Perkara ibadah juga demikian, Alquran dan jadwal salat ada di gawai. Ojek online yang hijau juga tengah mendunia. Terakhir kabar yang terdengar pembayaran SPP melalui Go-Pay. Wah terima kasih gawai, sungguh jasamu luar biasa!
Mengutip perkataan Setyaningsih (2016:117) yang sekaligus penulis Bermula Buku Berakhir Telepon, jika gawai atau telepon adalah kemajuan bagi orang-orang yang takut sepi dan sendiri. Gawai senantiasa menghadirkan rasa aman dan nyaman. Tak terhitung layar gawai ditekan oleh tubuh dengan berbagai rasa. Bahagia, marah, kesal, sedih, antusias, dan rasa yang lainnya. Tubuh tak bisa menahan untuk tak berlama-lama dengan gawai. Hal itu juga terjadi jika seseorang merindukan kekasihnya. Serasa hanya gawai yang menjadi perantaranya. Menyampaikan perasaan yang meletup-meletup dan menahan penasaran yang menyusup ke ulu hati. Hal ini betul terjadi oleh Zhongwen, yang berharap Asma akan mengucapkan sesuatu untuknya, ucapaan terima kasih misal. Ucapan itu dapat digunakan Zhongwen sebagai alasan untuk sekadar menanyakan kabarnya. Lama ia menatap gawainya dan tak ada tanda-tanda Asma akan menghubungi. Pada akhirnya ia hanya mendamba rindu. Zhongwen adalah tokoh dalam novel Assalamualikum Beijing garapan Asma Nadia (2014). Jelas gawai sebagai perantara menciptakan rasa rindu yang begitu hebat. Bukan hanya Zhongwen, manusia lain yang kasmaran seakan-akan pertanyaan sepele selalu diutarakan melalui gawai: sudah makan? sedang apa? sudah tidur? penjembatan dua orang yang tengah berusaha mendekat. Pertanyaan sepele, namun dianggap sebagai ritual wajib. Begitulah benda mungil yang memuat miniatur kehidupan manusia. Arah kehidupan manusia tak melulu tentang apa yang ada di gawai.
Selasa, 3 Februari 2020
9 notes
·
View notes
Text
NASIHAT DRPD SEORANG SAHABAT YG HEBAT:
Oleh kerana ramai yang mesej meluahkan masalah dan bertanya tentang perkara hubungan lelaki dan perempuan.. Baiklah disini saya beri 30 panduan dari pengalaman, semoga kamu mendapat jawapan=
1# Lebah bukan seekor tapi banyaknya lebah berbisa, menyuntik sampai lupa mana pahala mana dosa. Bunga juga bukan sekuntum tapi banyaknya bunga berduri, hanya bagi luka parut didalam hati.. Rahsia yg sebenarnya.. "Puncak kasih ada lepas melalui lembah derita, lautan bahagia akan timbul dalam gurun airmata"
2# Lelaki yg suka umpan guna duit dan bergaya, akan dapat perempuan jenis kaki kikis.. Perempuan yg suka umpan guna kecantikan badan akan dapat lelaki yg miang habis..
3# "macam manalah aku nak jaga laki". Sebenarnya mudah menjaga lelaki, kerana asasnya, kami lelaki lemah 4 perkara= "MATAnya, PERUTnya, KATILnya, DOAnya"
4# Kasih syg tak boleh dipaksa dan jangan dikongkong. Cuma boleh diberi panduan agar tidak sia-sia dan jadi hubungan kosong.
Orang yg kuat kongkong orang, bukan sebab dia ‘caring’ atau sayang, tapi dia sebenarnya takut dengan bayangnya sendiri yg curang. Laki atau perempuan sama saja, tiada istilah sudah berpunya, sehingga nikah sudah ternyata. Tinggal saja yg gila kongkong, dialah yg paling banyak kelentong. Cukup-cukuplah kena bohong.
5# CINTA? Apa itu cinta?=
Adakah hati awak berdebar dan suara awak tersekat di dada waktu lihat dia? Itu bukan Cinta, itu SUKA..
Adakah awak tetap kata awak menyintainya kerana awak tidak ingin melukai hatinya? Itu bukan Cinta, itu BELASKASIHAN..
Adakah awak nak miliknya kerana bila melihatnya membuat hati awak gembira? Itu bukan Cinta, itu NAFSU!!
Baiklah saya beri 1 petua=
Cinta pertama perempuan ia penuh dengan pengorbanan, cinta terakhir perempuan datang kerana keletihan dalam penerimaan.
Cinta pertama lelaki kerana nafsu dan proses percubaan, cinta terakhir lelaki ia penuh dengan dendam dalam kematangan.
Jadi= Lelaki bertuah jika miliki Cinta Pertama seorang perempuan, kerana ketika itu perempuan akan serah seluruh jiwanya.. DAN .. Perempuan pula bertuah jika dapat Cinta Terakhir dari seorang lelaki, kerana segalanya diberi pada perempuan itu setelah dia merasai segala perit payah kehidupan. *Hargailah yg Pertama dan Terakhir jika awak memilikinya*
6# Apa beza SUKA, SAYANG, KASIH, CINTA?
SUKA- Saya suka main bola, saya suka makan nasi, saya suka awak.. makna semuanya sama saja.
(Maksudnya.. luahan perasaan yg dia hanya tertarik saja tengok kamu, kalau kamu tak wujud pun tak penting pun pada dia, dia hidup macam biasa)
SAYANG- Saya sayang kereta saya, saya sayang kerja saya, saya sayang awak.. sama saja levelnya.
(Maksudnya... kalau awak itu tak ada pun atau dah hilang dia masih boleh diganti dengan yg baru)
KASIH- Level ini melibatkan nyawa kita, nafas dan semangat kita. Selalunya hanya berlaku dalam keluarga dengan adik beradik dan emak ayah.. seperti lirik lagu “~Kasihnya ibu membawa ke syurga, kasihnya ayah berkorban nyawa~”
(Maksudnya perasaan yg saling memerlukan dan amat meninggalkan kesan sepanjang kita hidup. Ini memang tak akan hilang dan tak boleh digantikan)
CINTA???? Gabungan 3 perkara
7# Perempuan akan sentiasa risau pasal masa depannya, sehinggalah ketika dia dapat seorang suami, dia tak kisah dah ...Seorang lelaki tak akan pernah serius berfikir masa depannya, sehinggalah dia dapat seorang isteri.
8# Kekasih Spare Part= Kalau nama samarannya dikenali juga sebagai ‘adik angkat’, ‘abg angkat’, kakak angkat atau segala macam nak diangkat. Semua gelaran dan alasan tu jangan percaya sangat, memang itulah yg selalu jadi 'spare part'. Angkat berangkat akhirnya melipat.. Kalau awak nak cakap sajalah nak, buat apa bagi otak jadi semak?
9# Tak perlulah bangga orang puji awak kata awak cantik comel cute, sebenarnya mereka tak pernah peduli pun pada awak. Ramai tak sedar diri bila dipuji sehingga kecantikan itu jadi sumpahan, bukannya kelebihan. *PUJIAN kalau dibuang huruf P, jadilah ia UJIAN.. kalau dapat pujian, sebenarnya itu adalah ujian*
10# Kumbang bukan seekor tapi banyak kumbang yg suka sekadar merasa, lupa mana pahala mana dosa.. Bunga juga bukan sekuntum tapi banyak bunga berduri, hanya buat luka parut didalam hati.
Bunga jika dimiliki kumbang yg matang, ia akan terus cantik mengembang. Tapi jika digenggam oleh si beruk, bunga jadi buruk dan mula membusuk. Kumbang yg matang hanya tenang dan terus masuk meminang, bunganya bertambah wangi dan indah dipandang.
11# Rindu atau Dendam? =
Ini bahasa orang lama.. Kalau lagu-lagu zaman dahulu, selalu disebut gabungan perkataan ‘RINDU DENDAM’ atau ‘DENDAM RINDU’. Kerana ia saling berkait.
JIKA awak terlalu rindu seseorang, ia akan jadi berdendam. Contoh, rindu jika berbulan tak berjumpa, pada mulanya rasa indah, bila awak mula tengok orang lain berkepit sini sana, awak mula terasa, "Aku pun nak macam itu juga! Aku punya ada, tapi macam tak ada!" Mula rindu bertukar jadi dendam, benda kecil pun mula fikir macam2. Bukan salah awak berubah, agama sendiri tak galak terlalu lama berpisah..
JIKA awak terlalu benci dan dendam seseorang, lama-lama akan timbul rasa rindu pula. Tengok sini sana teringat kenangan pahit dengannya, pada mulanya sumpah seranah awak kata, "Dulu kat sinilah aku kenal si celaka tu, kat sanalah aku dating dengan org tak guna itu", tapi tanpa sedar awak jadi rindu pada dia, kenangan lama mula mengusik jiwa.
UBATNYA? = Awak mesti redo seredo-redonya. Lepaskanlah apa yg dah lepas. Dah berlaku biar berlalu, awak buatlah hidup baru.
12# Dilema= "Nak kekal atau nak tinggal?". Cuba dinasihat dia tak nak lihat, jalan elok ditunjuk dia tak mahu masuk. Cuba dibantu dia masih bersikap macam dulu, diberi kasih sayang, dia pula tunjuk tak matang. Nak tinggalkan rasa sayang, nak simpan menyakitkan hati orang.... Sebelum menjauh atau berdiam, cuba beri 1 lagi peluang yg lebih dalam, harapan terakhir kalau dia boleh faham.
Tapi kalau dia masih tak nak guna akal, cakap je selamat tinggal.
13# Jangan dilihat hanya pada muka. Kerana ‘cantik atau hensem' pasti datang, jika hati benar-benar dah sayang. Itulah rahsia yg dipegang jika nak hubungan jadi panjang. Waktu ditutup lampu, tak berguna lagi kacak atau cantik itu, yg ada hanya 'mata hati' kamu. Di zaman orang kejar nafsu, awak carilah yg mendidik dan dapat tenangkan jiwamu. Betulkan niat sebelum merapat..
14# Zaman ini mana ada 'perigi cari timba' ke, atau timba cari tangki air ke. Sekarang pakai paip dan shower, semua adil dan saksama. Siapa berani dan cepat, dia yg dapat. Ni awak nak mesej pun takut, bila terlepas mula nak kelam kabut. Akhirnya tengok saja dan menangis peluk bantal seorang diri, satu tangan atas dahi, satu tangan dalam mulut gigit jari. Saudara saudari, hidup mesti berani, kalau takut awak menyesal nanti. *Cuba merapat manalah tahu nanti dapat*
15# Wahai sahabat lelaki.. Lindungilah wanita-wanita sekelilingmu dengan lemah lembut dan sabar. Bukan dengan kekuatan dan kasar, bukan dengan makian dan penampar. Kerana di masa akan datang, anak lelaki akan mengikut sikapmu, dan anak perempuan akan mencari lelaki yang ada peribadi sepertimu. Tak perlu pun jadi superman, cuma usahalah jadi gentleman..
16# Tak baik hina gadis yg tiada dara dan juga janda. Mereka begitu kerana perangai kita juga, gagal jadi teman dan imam yg baik pada mereka. Sejarah nabi nikahi janda-janda dan muliakan mereka semua jadi ummul mukminin. Sedangkan, anytime tuhan boleh beri jodoh nabi untuk kawin anak2 dara atau ratu cantik dunia. Jadi siapalah kita untuk menghina, sepatutnya kita tunjuk jalan lurus padanya. Didiklah perempuan dgn hati mulia, muka dan setitik darah bukan penentu bahagia..
17# Adik adik perempuan ni.. Kenapa malu jika awak badan kecik kurus rata dan fikir takde orang mahu, sebab ramai dah lelaki saya jumpa yg suka begitu. Kenapa merendah diri bila awak berisi atau gelap kulit muka, kerana yg manis selalunya lebih bahagia dari yg si jelita. Jadilah diri sendiri. Lelaki tak cari si tuan puteri, tak cari yg berpangkat setinggi menteri, tak cari yg macam heroin telemovie
Perangai cantik senyuman dipipi, pandai pula tenangkan hati, itu yg lelaki cari..
18# Perempuan selalu fikir begini= "Tak apa, biarlah bf/laki aku itu tak kerja, pakai selekeh dan hisap dadah, aku akan buat dia berubah". Adik-adik, itu SALAH. Lelaki boleh ubah lelaki, perempuan sampai bila pun tak akan dapat ubah lelaki. Fakta, ada 124,000 nabi 313 rasul sepanjang zaman, tolong sebut 1 saja nabi atau rasul perempuan. Tak ada kan? Ingat, awak hanya mampu nasihat, beri semangat dan pendapat, sebab itu kena pilih imam awak dengan pilihan yg tepat. Lelaki kena betulkan dirinya sendiri, dia ketua disini sampai akhirat nanti..
19# Kongkong? Hormati hak individu, ini bukan zaman batu. Orang yg kuat kongkong orang, bukan sebab dia caring atau sayang, tapi dia takut dengan bayang2 dia sendiri yg curang. Dia selalu buat benda yg sama, sebab tu dia takut kena balik pada dia. Laki atau perempuan sama saja, tiada istilah sudah berpunya, semua masih mak ayah yg punya, sehingga nikah sudah ternyata. Tinggal saja yg kuat kongkong, dialah orang yg banyak kelentong, cukup-cukuplah kena bohong. Kalau awak cukup kuat untuk berkata ‘bye bye’.. dunia ini akan hadiahkan awak dengan banyak lagi ‘hai hai’.
20# Orang yg berkualiti jarang datang dalam hidup kita. Awak akan banyak kali terjumpa orang yg salah, kemudian akan lalu seorang yg amat indah dicelah-celah. Awak pula keliru dan nak dekati jadi malu. Cepat-cepatlah sambar sebelum dia pula pergi dan berlalu. Mungkin dia tak jadi juga milikmu, tapi sekurangnya hati tenang dan dapat pengalaman serta ilmu
21# Kadangkala awak tidak tahan hadapi ujian, awak pun tak tahu apa yg nak dilakukan. Mungkin sementara ini masanya awak perlu menyepi dan menyendiri. Nanti awak akan jelas dapat memerhati siapa yg PEDULI, siapa yg MENCARI dan siapa yg akan PERGI. Diwaktu dah penat diuji, buang orang2 yg hanya jadi kuantiti, dan dapatkanlah orang2 yg berkualiti.
Semoga senyuman akan timbul lagi.
22# Kena faham betul-betul.. siapa itu siapa, apa itu apa, dan mana yg sepatutnya dimana. Ada yg hanya hadir untuk jadi pengalaman, ada yg hadir sekadar meneman, dan ada yg hadir boleh jadi masa depan. Setiap yg hadir dalam kehidupan, ada tujuan ada beri kesan. Kita tak berkuasa pilih permulaan, tapi diberi pilihan untuk membentuk pengakhiran
23# Selalu terjadi dalam percintaan, jarak dan keadaan telah memisahkan, sehingga hidup tak ketahuan, sebab cinta itu ada tapi berjauhan. Saya pesan ikut pengalaman=
KALAU serba salah nak meneruskan, baik kekal hanya sebagai kawan, dan pilih yg berdekatan, supaya kurang pergaduhan.. KALAU nak juga bertahan, jangan tak jumpa lebih 4 bulan, kerana manusia ciptaan tuhan, kita tak boleh lama berseorangan, mula banyak gangguan.
Pokok balak pun layu kalau musim kemarau, apa lagi manusia boleh jadi gila sasau
24# Kalau ada soalan yg menyakitkan hati dimusim cuti dan kenduri, "Awak tu bila lagi?". Rileks dan senyum..
Biarlah awak lambat sikit jodoh tapi tinggi peribadi, dari paksa nak kelam kabut paksa jodoh yg tidak lama ditinggal pergi. Biarlah awak hidup macam biasa sambil selesa bina pahala, dari kelam kabut nak hidup berdua tapi masih bina jalan ke neraka. Usaha tetap diteruskan, jangan sampai paksa Tuhan.
25# 'Kecantikan' akan datang jika hati sudah sayang, itu hendaklah dipegang, untuk hubungan yang panjang. Kerana jika ditutup lampu, tak berguna lagi maskara dan gincu, yang ada hanya mata hati kamu, bukan juga kerana nafsu, tapi ketenangan jiwa dalam kalbu. Betulkan niat sebelum hati merapat.
26# Kena terima orang diatas apa dia ada, bukan atas apa dia tiada. Kalau awak suka jenis kulit cerah, tapi dapat yg kulit gelap, maka 'ejas' selera awak ke arah kulit gelap. Kalau awak suka yg berisi montok tapi dapat yg lurus rata, maka 'ejas' selera awak jadi rata pula. Yg perlu berubah ialah awak bukannya dia, terima orang seperti orang terima kekurangan awak juga.
27# Jangan dihina status duda apalagi janda. Nabi nikahi janda-janda dan memuliakan mereka semua jadi Ummul Mukminin. Kita ni siapa dan kita level mana? Sedangkan, jika tuhan berkehendak, boleh saja Dia beri jodoh Rasul terbaikNya untuk kawin anak2 dara atau ratu cantik dunia. Ajarlah diri supaya hormati manusia walau apa statusnya. Muka, badan atau setitik dua darah bukan penentu bahagia.
28# Lihat keyboard di komputer, huruf S dan huruf D letaknya sebelah - menyebelah.. begitulah hidup, sentiasa ada Suka dan Duka. Jika tersalah 'taip' maka kita sendiri yang akan rasa. Hidup kita tak ada butang Backspace, yg ada butang 'Reset'.
29# "Tuan, macam mana nak tahu si dia sesuai dengan saya?" Aduhai soalan, saya bukannya tuhan. TAPI saya boleh bagi petua untuk uji si dia dah ready jadi suami/isteri yg baik= Bagi dia 1 anak pokok dan 1 binatang. Minta dia jaga, jangan cakap sebabnya. Jangan terima apapun alasan. Lepas 2 bulan awak teliti semula pokok dan binatang itu apa yg jadi. Kalau elok semua segi, dia memang dah ready. Kalau tengok 2 benda itu tak terjaga atau macam nak mati, jangan buang masa, tinggalkan dia dan teruskan mencari. Ini saya bagi petua free, nak banyak ilmu petua bukan disini*
30# Hidup ini tak perlu terlalu sempurna, tak payah kejar yg lebih dari kemampuan kita. Syukurlah jika ada beberapa insan disisi yg menghargai, yg kita kenali dan menenangkan hati, itu sudah lebih dari mencukupi. Biar selalu luka di tangan dan kaki, jangan tambah lagi luka didalam hati.
Sehaluan tapi tidak sejalan, lebih baik dari sejalan tapi tidak sehaluan.
Hayati 30 pesanan dari saya ini,
Mejar Mohd Fitri
4 notes
·
View notes
Text
Tuhan Menjadikan Pelangi Sebagai Tanda Perjanjian-Nya dengan Manusia
Tuhan Menjadikan Pelangi Sebagai Tanda Perjanjian-Nya dengan Manusia
(Kej 9:11-13) Aku akan menetapkan perjanjian-Ku dengan engkau, tidak akan ada makhluk hidup yang dimusnahkan karena air bah lagi; dan tidak akan ada air bah lagi yang akan menghancurkan bumi. Dan Tuhan berfirman: "Inilah tanda perjanjian yang Kutetapkan antara Aku dan engkau dan setiap makhluk hidup yang ada bersama-sama denganmu, turun-temurun: Aku akan menaruh busur-Ku di awan, dan itu akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi."……
Kebanyakan orang tahu apa pelangi itu dan telah mendengar beberapa kisah yang berkaitan dengan pelangi. Adapun kisah tentang pelangi di dalam Alkitab, sebagian orang memercayainya, sebagian orang menganggapnya legenda, sementara yang lain tidak memercayainya sama sekali. Apa pun itu, segala sesuatu yang terjadi dalam kaitannya dengan pelangi adalah semua hal yang pernah Tuhan lakukan, dan hal-hal yang terjadi selama proses pengelolaan manusia oleh Tuhan. Hal-hal ini telah dicatat dengan tepat di dalam Alkitab. Catatan-catatan ini tidak mengatakan kepada kita bagaimana suasana hati Tuhan pada saat itu atau maksud Tuhan di balik kata-kata yang Tuhan ucapkan. Selain itu, tidak ada seorang pun yang dapat menghargai apa yang Tuhan rasakan ketika Ia mengucapkannya. Namun, keadaan pikiran Tuhan tentang semua hal ini terungkap dalam makna yang tersirat dalam teks tersebut. Pikiran-Nya pada saat itu tampak sangat jelas lewat setiap kata dan frasa firman Tuhan.
……
Pada mulanya, Tuhan menciptakan umat manusia yang di mata-Nya sangat baik dan dekat dengan-Nya, tetapi mereka dihancurkan oleh air bah setelah memberontak terhadap-Nya. Apakah hati Tuhan sakit karena umat manusia langsung lenyap begitu saja? Tentu saja sakit! Jadi, apa ungkapan-Nya mengenai rasa sakit ini? Bagaimana hal ini dicatat dalam Alkitab? Hal ini dicatat dalam Alkitab sebagai berikut: "Aku akan menetapkan perjanjian-Ku dengan engkau, tidak akan ada makhluk hidup yang dimusnahkan karena air bah lagi; dan tidak akan ada air bah lagi yang akan menghancurkan bumi." Kalimat sederhana ini mengungkapkan pikiran Tuhan. Penghancuran dunia ini sangat menyakitkan hati-Nya. Dalam kata-kata manusia, Ia sangat sedih. Kita bisa membayangkan: Bagaimana bumi yang tadinya penuh kehidupan terlihat setelah dihancurkan oleh air bah? Bagaimana bumi yang tadinya penuh manusia terlihat sekarang? Tidak ada tempat tinggal manusia, tidak ada makhluk hidup, air di mana-mana, dan kekacauan mutlak tampak di permukaan air. Apakah pemandangan seperti itu merupakan maksud Tuhan yang semula ketika Ia menciptakan dunia? Tentu saja bukan! Maksud Tuhan yang semula adalah menyaksikan kehidupan di seluruh bumi, menyaksikan manusia yang diciptakan-Nya menyembah Dia, bukan hanya Nuh sebagai satu-satunya manusia yang menyembah-Nya atau satu-satunya manusia yang bisa menjawab panggilan-Nya untuk menyelesaikan apa yang Ia percayakan. Ketika umat manusia lenyap, Tuhan tidak melihat apa yang semula Ia maksudkan, tetapi justru kebalikannya. Bagaimana mungkin hati-Nya tidak sakit? Jadi ketika Ia menyingkapkan watak-Nya dan mengungkapkan emosi-Nya, Tuhan mengambil sebuah keputusan. Keputusan apa yang Ia ambil? Menaruh busur di awan (catatan: pelangi yang kita lihat) sebagai tanda perjanjian dengan manusia, sebuah janji bahwa Tuhan tidak akan lagi menghancurkan umat manusia dengan air bah. Pada saat yang sama, juga sebagai pemberitahuan kepada manusia bahwa Tuhan pernah menghancurkan dunia dengan air bah, agar umat manusia selamanya ingat mengapa Tuhan melakukan hal semacam itu.
Apakah kehancuran dunia kali ini adalah sesuatu yang Tuhan inginkan? Sama sekali bukan yang Tuhan inginkan. Kita mungkin bisa membayangkan sebagian kecil dari pemandangan menyedihkan bumi setelah kehancuran dunia, tetapi bayangan kita tidak bisa mendekati pemandangan yang tampak pada waktu itu di mata Tuhan. Kita bisa katakan bahwa, baik orang-orang zaman sekarang maupun zaman dahulu, tidak seorang pun mampu membayangkan atau menghargai apa yang Tuhan rasakan ketika Ia melihat pemandangan itu, rupa dunia setelah kehancurannya oleh air bah. Tuhan terpaksa melakukan ini karena ketidaktaatan manusia, tetapi rasa sakit yang diderita hati Tuhan akibat kehancuran dunia oleh air bah ini adalah sebuah kenyataan yang seorang pun tidak dapat memahami atau menghargainya. Itulah sebabnya Tuhan membuat perjanjian dengan umat manusia, yaitu memberitahukan kepada manusia untuk mengingat bahwa Tuhan pernah melakukan sesuatu seperti ini, dan bersumpah kepada mereka bahwa Tuhan tidak akan pernah menghancurkan dunia dengan cara seperti itu lagi. Dalam perjanjian ini kita melihat hati Tuhan─kita melihat bahwa hati Tuhan sakit ketika Ia menghancurkan umat manusia. Dalam bahasa manusia, ketika Tuhan menghancurkan umat manusia dan menyaksikan umat manusia lenyap, hati-Nya menangis dan berdarah. Bukankah ini cara terbaik kita bisa menggambarkannya? Kata-kata ini digunakan oleh manusia untuk melukiskan emosi manusia, tetapi karena bahasa manusia terlalu kurang, menggunakan kata-kata tersebut untuk menggambarkan perasaan dan emosi Tuhan tidaklah terlalu buruk bagi-Ku, dan juga tidak terlalu berlebihan. Setidaknya, itu memberimu pemahaman yang sangat jelas dan sangat tepat tentang bagaimana suasana hati Tuhan pada waktu itu. Apa yang akan engkau semua pikirkan sekarang ketika melihat pelangi lagi? Setidaknya, engkau semua akan mengingat betapa Tuhan pernah begitu berduka karena menghancurkan dunia dengan air bah. Engkau semua akan ingat bahwa meskipun Tuhan membenci dunia ini dan membenci umat manusia ini, ketika Ia menghancurkan umat manusia yang Ia ciptakan dengan tangan-Nya sendiri, hati-Nya sangat terluka, bergumul untuk melepaskannya, merasa enggan, dan merasa begitu berat untuk menanggungnya. Satu-satunya penghiburan bagi-Nya adalah keluarga Nuh yang terdiri dari delapan orang. Kerja sama Nuh-lah yang membuat upaya-Nya yang sungguh-sungguh dalam menciptakan segala sesuatu terasa berharga. Pada saat ketika Tuhan menderita, inilah satu-satunya hal yang dapat mengobati penderitaan-Nya. Sejak saat itu, Tuhan menempatkan semua pengharapan-Nya akan umat manusia pada keluarga Nuh, berharap mereka dapat hidup dalam berkat-Nya dan bukan kutukan-Nya, berharap mereka tidak akan pernah lagi melihat Tuhan menghancurkan dunia dengan air bah, dan juga berharap mereka tidak akan dihancurkan.
Bagian apa dari watak Tuhan yang harus kita pahami dari sini? Tuhan memandang hina manusia karena manusia bermusuhan dengan-Nya, tetapi di dalam hati-Nya, kepedulian, perhatian dan belas kasih-Nya bagi umat manusia tetap tidak berubah. Bahkan ketika Ia menghancurkan umat manusia, hati-Nya tetap tidak berubah. Ketika umat manusia penuh dengan kerusakan dan ketidaktaatan terhadap Tuhan hingga mencapai batas tertentu, Tuhan, oleh karena watak dan esensi-Nya, dan sesuai dengan prinsip-prinsip-Nya, harus menghancurkan umat manusia ini. Namun, karena esensi Tuhan, Ia tetap mengasihani umat manusia, dan bahkan mau menggunakan berbagai cara untuk menebus umat manusia sehingga mereka bisa terus hidup. Sebaliknya, manusia menentang Tuhan, tetap tidak menaati Tuhan dan menolak untuk menerima keselamatan dari Tuhan, yaitu menolak untuk menerima niat baik-Nya. Tidak peduli bagaimana Tuhan memanggil, mengingatkan, memenuhi kebutuhan mereka, menolong atau menoleransi mereka, manusia tidak memahami atau menghargainya, juga tidak memperhatikannya. Dalam kepedihan hati-Nya, Tuhan tetap tidak lupa menoleransi manusia semaksimal mungkin, menunggu mereka untuk berbalik. Setelah Ia mencapai batas-Nya, Ia pun melakukan apa yang harus dilakukan-Nya tanpa keraguan. Dengan kata lain, ada jangka waktu dan proses tertentu dari saat Tuhan berencana menghancurkan umat manusia sampai Ia secara resmi mulai melakukan pekerjaan-Nya untuk menghancurkan umat manusia. Proses ini ada dengan tujuan memungkinkan manusia untuk berbalik dan merupakan kesempatan terakhir yang Tuhan berikan kepada manusia. Jadi, apa yang Tuhan lakukan selama jangka waktu ini sebelum menghancurkan umat manusia? Tuhan melakukan banyak sekali pekerjaan untuk mengingatkan dan menasihati. Tidak peduli seberapa besar kesakitan dan berdukanya hati Tuhan, Ia terus menunjukkan kepedulian, perhatian dan belas kasih-Nya yang melimpah kepada umat manusia. Apa yang kita lihat dari semua ini? Tidak diragukan lagi, kita melihat bahwa kasih Tuhan bagi umat manusia itu nyata, dan bukan sekadar ucapan di bibir. Kasih Tuhan itu benar, nyata, dan bisa dirasakan, tidak palsu, murni, tidak menipu atau memegahkan diri. Tuhan tidak pernah menggunakan tipuan atau menciptakan gambaran yang palsu untuk membuat orang melihat bahwa Ia layak dikasihi. Ia tidak pernah menggunakan kesaksian palsu agar orang melihat keindahan-Nya, atau memamerkan keindahan dan kekudusan-Nya. Bukankah aspek-aspek dari watak Tuhan ini layak mendapatkan kasih manusia? Bukankah semua itu layak mendapatkan sembah sujud manusia? Bukankah semua itu layak dihargai? Pada titik ini, Aku ingin bertanya kepadamu: Setelah mendengar perkataan-perkataan ini, apakah menurutmu kebesaran Tuhan hanya kata-kata di atas selembar kertas? Apakah keindahan Tuhan hanya kata-kata yang kosong? Tidak! Tentu saja tidak! Keagungan, kebesaran, kekudusan, toleransi, kasih Tuhan, dan lain sebagainya─semua aspek dari watak dan esensi Tuhan ini dinyatakan setiap kali Ia melakukan pekerjaan-Nya, diwujudkan dalam kehendak-Nya bagi manusia, dan juga digenapi serta tecermin pada diri setiap orang. Terlepas dari apakah engkau sudah pernah merasakan sebelumnya, Tuhan memperhatikan setiap orang dengan segala cara yang memungkinkan, menggunakan ketulusan hati-Nya, hikmat-Nya dan berbagai metode untuk menghangatkan hati dan membangunkan roh setiap orang. Ini fakta yang tidak terbantahkan. Tidak peduli berapa banyak orang yang duduk di sini, setiap orang memiliki pengalaman dan perasaan yang berbeda terhadap toleransi, kesabaran dan keindahan Tuhan. Pengalaman tentang Tuhan ini, semua perasaan atau pengakuan akan Tuhan ini─singkatnya, semua hal yang positif ini adalah dari Tuhan. Jadi, dengan menggabungkan pengalaman dan pengetahuan semua orang akan Tuhan dan menggabungkannya dengan pembacaan perikop dari Alkitab pada hari ini, apakah engkau sekarang memiliki pemahaman yang lebih tepat dan nyata tentang Tuhan?
……
Tuhan menciptakan umat manusia; terlepas dari apakah mereka telah dirusak atau apakah mereka mengikuti-Nya, Tuhan memperlakukan manusia sebagai orang-orang yang dikasihi-Nya─atau sebagaimana manusia katakan, sebagai orang-orang yang paling disayangi-Nya─dan bukan mainan-Nya. Meskipun Tuhan berkata bahwa Ia adalah Pencipta dan manusia adalah ciptaan-Nya, yang mungkin terdengar seperti ada sedikit perbedaan dalam peringkat, kenyataannya adalah segala sesuatu yang telah Tuhan lakukan bagi umat manusia jauh melebihi hubungan semacam ini. Tuhan mengasihi umat manusia, mempedulikan dan menunjukkan perhatian, dan secara terus menerus serta tanpa berhenti menyediakan bagi umat manusia. Di dalam hati-Nya, Ia tidak pernah merasa bahwa ini adalah pekerjaan tambahan atau sesuatu yang layak mendapatkan banyak pujian. Dia juga tidak merasa bahwa menyelamatkan manusia, menyediakan bagi mereka dan menganugerahkan segala sesuatu kepada mereka adalah memberikan kontribusi yang sangat besar kepada umat manusia. Ia hanya menyediakan bagi umat manusia secara diam-diam, dengan cara-Nya sendiri dan melalui esensi-Nya, apa yang dimiliki-Nya dan siapa Diri-Nya. Tidak peduli seberapa banyak penyediaan dan seberapa banyak pertolongan yang umat manusia terima dari-Nya, Tuhan tidak pernah berpikir atau berusaha untuk memperoleh pujian. Ini ditentukan oleh esensi Tuhan, dan juga merupakan ungkapan yang sebenarnya dari watak Tuhan. Inilah sebabnya, baik di dalam Alkitab atau buku apa pun, kita tidak akan pernah menemukan Tuhan mengungkapkan pikiran-Nya, dan kita tidak akan pernah menemukan Tuhan menggambarkan atau menyatakan kepada manusia mengapa Ia melakukan hal-hal ini, atau mengapa Ia sangat memedulikan umat manusia, demi membuat mereka bersyukur kepada-Nya atau memuji Dia. Bahkan ketika Ia terluka, ketika hati-Nya dalam kesakitan yang luar biasa, Ia tidak pernah melupakan tanggung jawab-Nya atau perhatian-Nya terhadap umat manusia, sementara itu Ia menanggung luka dan kesakitan ini sendirian di dalam keheningan. Sebaliknya, Tuhan terus memenuhi kebutuhan umat manusia seperti yang selalu Ia lakukan. Meskipun umat manusia sering memuji Tuhan atau bersaksi bagi-Nya, tidak satu pun dari perilaku ini dituntut oleh Tuhan. Ini karena Tuhan tidak pernah bermaksud agar hal-hal baik yang Ia lakukan bagi umat manusia ditukarkan dengan ucapan syukur atau dibayar kembali. Di sisi lain, mereka yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan, mereka yang benar-benar mengikuti Tuhan, mendengarkan Dia dan setia kepada-Nya, dan mereka yang menaati-Nya─inilah orang-orang yang akan sering menerima berkat Tuhan, dan Tuhan akan mengaruniakan berkat-berkat itu tanpa keraguan. Lebih dari itu, berkat-berkat yang manusia terima dari Tuhan sering kali melampaui bayangan mereka, dan juga melampaui apa pun yang bisa digantikan oleh manusia atas apa pun yang telah mereka lakukan atau harga yang telah mereka bayar. Ketika umat manusia menikmati berkat Tuhan, apakah ada yang peduli dengan apa yang Tuhan lakukan? Apakah ada yang menunjukkan perhatian pada perasaan Tuhan? Apakah ada yang mencoba untuk menghargai rasa sakit Tuhan? Jawaban yang tepat untuk pertanyaan-pertanyaan ini adalah: Tidak ada! Bisakah manusia, termasuk Nuh, menghargai rasa sakit yang Tuhan rasakan pada saat itu? Apakah ada yang bisa memahami mengapa Tuhan membuat perjanjian seperti itu? Mereka tidak bisa! Umat manusia tidak menghargai rasa sakit Tuhan bukan karena mereka tidak bisa memahami rasa sakit Tuhan, dan bukan karena kesenjangan yang ada di antara Tuhan dan manusia dan bukan karena perbedaan dalam status mereka. Sebaliknya, itu karena umat manusia bahkan tidak peduli pada perasaan Tuhan. Umat manusia berpikir bahwa Tuhan itu mandiri─Tuhan tidak membutuhkan manusia untuk memedulikan-Nya, memahami-Nya atau menunjukkan perhatian mereka kepada-Nya. Tuhan adalah Tuhan, jadi Ia tidak merasakan rasa sakit, tidak memiliki emosi. Ia tidak akan bersedih, tidak akan berduka, Ia bahkan tidak menangis. Tuhan adalah Tuhan, jadi Ia tidak membutuhkan ungkapan dan penghiburan emosional apa pun. Jika Ia memang memerlukan semua ini dalam keadaan tertentu, maka Ia sendiri akan memenuhi kebutuhan itu dan tidak membutuhkan bantuan dari umat manusia. Sebaliknya, manusia yang lemah dan belum dewasalah yang membutuhkan penghiburan, penyediaan, dorongan dan bahkan penghiburan dari-Nya untuk menghiburkan keadaan emosi mereka kapan pun, di mana pun. Pemikiran seperti itu tersembunyi jauh di lubuk hati manusia: Manusia adalah pihak yang lemah. Mereka butuh Tuhan untuk menjaga mereka dalam segala hal, mereka layak menerima seluruh pemeliharaan yang mereka terima dari Tuhan, dan mereka seharusnya menuntut dari Tuhan apa pun yang mereka rasa sudah seharusnya menjadi milik mereka. Tuhan adalah pihak yang kuat. Ia memiliki segalanya dan Ia seharusnya menjadi penjaga manusia dan pemberi berkat. Karena Ia adalah Tuhan, Ia mahakuasa dan tidak pernah membutuhkan apa pun dari manusia.
Karena manusia tidak memperhatikan apa pun penyingkapan Tuhan, ia tidak pernah merasakan kesedihan, rasa sakit, atau sukacita Tuhan. Tetapi sebaliknya, Tuhan mengetahui semua ungkapan manusia seperti telapak tangan-Nya sendiri. Tuhan menyediakan kebutuhan semua manusia di setiap saat dan di semua tempat, mengamati pikiran setiap orang yang berubah-ubah dan dengan demikian menghibur, menasihati, membimbing dan menyinari mereka. Dalam hal segala sesuatu yang telah Tuhan lakukan dalam diri manusia dan semua harga yang telah Ia bayar oleh karena mereka, dapatkah manusia menemukan sebuah perikop dari dalam Alkitab atau dari apa pun yang telah Tuhan katakan sampai sekarang yang menyatakan dengan jelas bahwa Tuhan menuntut sesuatu dari manusia? Tidak! Sebaliknya, tidak peduli bagaimana pun orang mengabaikan pikiran Tuhan, Ia tetap berulang kali memimpin umat manusia, berulang kali menyediakan kebutuhan manusia, dan menolong mereka, agar mereka mengikuti jalan Tuhan sehingga mereka bisa menerima tempat tujuan yang indah yang telah Ia siapkan bagi mereka. Mengenai Tuhan, apa yang Ia miliki dan siapa Diri-Nya, kasih karunia, belas kasih dan semua upah yang daripada-Nya akan diberikan tanpa keraguan kepada mereka yang mengasihi dan mengikuti Dia. Namun, Ia tidak pernah mengungkapkan kepada siapa pun rasa sakit yang telah Ia derita atau keadaan pikiran-Nya, dan Ia tidak pernah mengeluh tentang siapa pun yang tidak peduli kepada-Nya atau yang tidak mengetahui kehendak-Nya. Ia hanya menanggung semua ini dalam keheningan, menunggu hari ketika manusia akan mampu memahami.
dari "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Rekomendasi:
Apakah anda tahu? nubuat akhir zaman Kristen digenapi satu per satu. Sekarang adalah saat yang penting untuk menyambut kembalinya Tuhan Yesus. Hanya dengan memahami bagaimana cara Tuhan datang, maka akan memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Tuhan.
1 note
·
View note
Text
Setiap Firman Tuhan Merupakan Pengungkapan Watak-Nya

Hu Ke Kota Dezhou, Provinsi Shandong
Setiap kali aku menjumpai perkataan yang Tuhan ucapkan ini, aku merasa gelisah: "Setiap kalimat yang Kuucapkan mengandung watak Tuhan di dalamnya. Akan baik bagimu sekalian jika merenungkan firman-Ku dengan saksama, dan engkau semua pasti akan mendapatkan keuntungan besar dari firman-Ku" (Dikutip dari "Sangatlah Penting untuk Memahami Watak Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia").
Aku merasa gelisah karena memahami watak Tuhan sangatlah penting baik pemahaman manusia tentang Tuhan maupun bagi usaha manusia untuk mengasihi dan memuaskan Dia. Namun, ketika makan dan minum firman Tuhan, aku selalu merasa sepertinya watak Tuhan itu terlalu sukar untuk dipahami, dan aku tidak tahu bagaimana cara memahaminya. Selanjutnya, melalui persekutuan dari pemimpinku, aku menjadi sadar bahwa berdasarkan firman-Nya, aku harus memahami apa yang Tuhan sukai dan apa yang Tuhan benci, sehingga dengan demikian, aku akan memperoleh pemahaman mengenai watak Tuhan. Kemudian aku mencoba untuk sejenak menerapkan hal itu dan aku melihat hasilnya. Tetapi aku masih bingung mengenai firman Tuhan, "Setiap kalimat yang Kuucapkan mengandung watak Tuhan di dalamnya," dan tidak tahu pasti bagaimana harus memahaminya.
Suatu hari, aku membaca perkataan ini dalam sebuah khotbah: "Watak Tuhan mengandung banyak aspek, yaitu apa yang dimiliki Tuhan dan siapa Tuhan itu, pikiran-pikiran-Nya, gagasan-Nya, pemikiran dan hikmat-Nya. Watak Tuhan mengandung sikap Tuhan terhadap segala macam orang, seperti perasaan belas kasihan dan perhatian-Nya, serta murka-Nya terhadap pemberontakan dan perlawanan umat manusia. Karena setiap perkataan Tuhan mengandung pemikiran, hikmatdan gagasan-Nya, karena Firman Tuhan mengandung latar belakang dan sumber Firman-Nya, dan akhirnya karena perkataan Tuhan secara nyata mengungkapkan sikap Tuhan terhadap umat manusia, dengan tidak ada satu pun Firman yang tak berdasar, maka sudah selayaknya setiap kalimat mengandung watak Tuhan. Setiap kata yang diucapkan manusia mengungkapkan watak hidupnya. Jadi, bukankah setiap firman Tuhan mengandung watak-Nya terlebih lagi? Ini mudah dipahami, tetapi cara menemukan dan mengetahuinya tidaklah sesederhana yang disangka orang. Jika saat membaca firman Tuhan kita tidak berupaya menggalinyalebih dalam, tidak benar-benar berupaya atau tidak punya cukup pengalaman, maka watak Tuhan tidak akan mudah dikenali, apalagi dipahami. Yang dibutuhkan manusia adalah berdiam diri di hadapan Tuhan, membaca Firman Tuhan dan sepenuhnya mencurahkan hati mereka ke dalam Firman-Nya dan selama berdoa berupaya untuk mencari tahu firman Tuhan yang harus dilakukan; maka engkau secara perlahan akan menemukan kerangka pikiran di balik firman Tuhan. Inilah permulaan jalan masuk" (Persekutuan dari Atas). Ketika aku membaca persekutuan ini, semuanya langsung menjadi jelas. Aku menyadari bahwa watak Tuhan terdiri dari banyak hal: terdiri dari apa yang Tuhan miliki dan siapa Dia, pikiran-Nya, gagasan-Nya, pemikiran-Nya dan hikmat-Nya, juga sikap-Nya terhadap segala macam orang, dan lain-lain. Selain itu, setiap kalimat Tuhan mengandung latar belakang dan sumber dari setiap firman-Nya, dengan tidak ada satu pun kalimat yang tidak berdasar, dan setiap hal yang dilakukan Tuhan dan setiap kalimat yang Dia ucapkan adalah ungkapan nyata dari keseluruhan diri-Nya dalam kehidupan. Di sisi lain, pemahamanku tentang watak Tuhan hanya terbatas pada apa yang Tuhan sukai dan apa yang Tuhan benci. Pemahaman semacam ini terlalu berat sebelah sehingga tidak dapat mencapai pemahaman tentang watak Tuhan dari setiap kalimat-Nya. Selain itu, aku juga mengerti bahwa jika aku ingin memahami watak Tuhan dari setiap kalimat-Nya, aku perlu menenangkan diriku di hadapan Tuhan dan berupaya lebih keras untuk memahami firman Tuhan. Lebih jauh lagi, aku perlu berdoa dan mencari petunjuk di hadapan Tuhan, memusatkan perhatian untuk memahami kerangka pikiran di balik firman Tuhan beserta latar belakang dan sumber di balik tindakan Tuhan.
Aku bersyukur atas pencerahan dan penerangan Tuhan yang memungkinkanku untuk menyadari semua ini, dan selanjutnya aku mulai berfokus menerapkan dan memasuki aspek ini. Suatu hari, aku membaca satu bagian firman Tuhan berikut: "Penting tidaknya pekerjaan ini didasarkan pada kebutuhan umat manusia, dan realitas kerusakan manusia, dan parahnya ketidaktaatan Iblis serta pengaruhnya atas pekerjaan-Nya. Orang yang tepat untuk menjalankan tugas itu dipilih berdasarkan sifat dan kepentingan dari pekerjaan itu. Bila bicara soal kepentingan pekerjaan ini, masalah metode apa yang akan dipakai—pekerjaan yang dilakukan secara langsung oleh Roh Tuhan, atau pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan yang berinkarnasi atau pekerjaan yang dilakukan melalui manusia—yang pertama disingkirkan adalah pekerjaan yang dikerjakan lewat manusia, dan, berdasarkan sifat dari tugas ini, dan sifat dari pekerjaan Roh versus daging, akhirnya diputuskan tugas ini dilakukan oleh daging karena lebih menguntungkan bagi manusia daripada dikerjakan langsung oleh Roh, dan memberikan lebih banyak manfaat. Inilah pemikiran Tuhan saat memutuskan apakah tugas ini akan dikerjakan oleh Roh atau oleh daging" ("Manusia yang Rusak Lebih Membutuhkan Keselamatan dari Tuhan yang Menjadi Daging" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). Ketika berupaya dengan saksama memahami bagian firman Tuhan ini, aku merasa telah menemukan karunia yang besar. Firman Tuhan menunjukkan perkembangan pemikiran Tuhan pada waktu itu, yaitu pemikiran tentang cara apa yang akan digunakan untuk pekerjaan pada akhir zaman. Dalam proses berpikir-Nya, hal pertama yang dipertimbangkan Tuhan adalah cara apa yang akan digunakan dan yang paling bermanfaat bagi manusia dalam pekerjaan ini, cara terbaik untuk mencapai akhir dari keselamatan manusia dan apa yang harus dilakukan untuk membuat Iblis menerima kekalahan, dan dengan demikian Iblis ditaklukkan dan orang-orang yang telah begitu dilukai akan dibawa menuju keselamatan yang utuh. Di sepanjang proses pemikiran ini, Tuhan terus-menerus memikirkan manusia dan tidak pernah memikirkan kepentingan ataupun keamanan-Nya sendiri. Tuhan tahu dengan pasti bahwa inkarnasi-Nya akan menderita banyak kesulitan, tetapi ini bukanlah pertimbangan dalam hal penyelamatan umat manusia. Sebaliknya, berdasarkan kebutuhan umat manusia dan kenyataan kebobrokan manusia, Dia tetap memilih cara "Tuhan menjadi manusia" untuk melakukan pekerjaan pada akhir zaman. Dia menghadapi bahaya besar dengan masuk jauh ke dalam sarang harimau, Dia dianiaya dengan ganas dan dikejar oleh si naga merah yang sangat besar, menanggung cacian dan hujatan dari berbagai agama dan denominasi, juga menanggung penentangan, pemberontakan dan kesalahpahaman kita yang mengikuti-Nya. Luka dan serangan terhadap hati Tuhan dan penghinaan yang Tuhan tanggung benar-benar tidak dapat dipahami oleh siapa pun. Segala sesuatu yang diungkapkan dan dinyatakan oleh Tuhan adalah keseluruhan diri-Nya dalam kehidupan: pengabdian-Nya yang tanpa pamrih bagi umat manusia dan harga yang dibayar-Nya bagi mereka. Kebesaran dan ketidakegoisan Tuhan disingkapkan secara nyata dalam pekerjaan-Nya dan setiap kalimat yang diucapkan-Nya, dan ini juga perwujudan belas kasihan dan kasih Tuhan yang tanpa pamrih. Kasih Tuhan bagi umat manusia bukan sekadar kata-kata kosong, tetapi merupakan harga sesungguhnya yang Dia bayar. Pada saat itu, aku mendapat pengertian yang jelas bahwa Tuhan sungguh maha besar dan maha pengasih! Jadi, meskipun aku telah membaca firman Tuhan ini sebelumnya, aku tidak pernah mengerti latar belakang di balik perkataan yang diucapkan Kristus atau semua yang firman Tuhan singkapkan, juga aku tidak memahami kasih Kristus bagi umat manusia. Baru sekarang aku memiliki pemahaman yang benar tentang firman Tuhan ini: "Setiap kalimat yang Kuucapkan mengandung watak Tuhan di dalamnya."
Sebelumnya, karena aku tidak pernah menenangkan hatiku atau dengan sungguh-sungguh berusaha menggali firman Tuhan, aku kehilangan begitu banyak kesempatan yang baik untuk memahami Tuhan, sedemikian banyaknya sampai-sampai hingga hari ini pun aku masih memiliki banyak gagasan dan kesalahpahaman tentang Tuhan, dan aku masih jauh dari-Nya. Baru sekarang aku mengerti bahwa jika aku ingin memahami watak Tuhan, aku harus berupaya dengan sungguh-sungguh untuk menggali dan mencari kebenaran di dalam setiap kalimat firman Tuhan. Dengan cara ini, aku pasti akan memperoleh manfaat yang sangat besar. Mulai hari ini, aku ingin berfokus untuk lebih menggali firman Tuhan, dan berusaha untuk sesegera mungkin menjadi orang yang memiliki pemahaman tentang Tuhan.
1 note
·
View note