#Jalan bergelombang
Explore tagged Tumblr posts
madurapost · 4 months ago
Text
PUPR Probolinggo Tolak Proyek Jalan Tamansari-Banjarsawah 
PROBOLINGGO, MaduraPost – Proyek peningkatan ruas Jalan Tamansari-Banjarsawah senilai Rp2 miliar yang dikerjakan oleh CV Naraya Natha Nusantara, belum diterima oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Probolinggo. Pihak DPUPR menyatakan bahwa pengerjaan tersebut memerlukan perbaikan lebih lanjut. Ali Safi’i, perwakilan dari DPUPR, menyampaikan kepada wartawan MaduraPost…
0 notes
gufxjvb · 3 months ago
Text
Blog Archives
Mami Sedap
Dec 9
Posted by mrselampit
Hallo semua, namaku Boby, aku akan menceritakan pengalaman seks-ku yang luar biasa yang pernah kurasakan dan kualami. Sekarang aku kuliah di salah satu PTS terkenal di kedah, dan tinggal di rumah di kawasan elite di keah utara dengan ibu, adik dan pembatuku. Sejak mula lagi aku dan adikku tinggal bersama nenekku di kedah, sementara ibu dan ayahku tinggal di KL karena memang ayah mempunyai perusahaan besar di wilayah Persekutuan, dan sejak nenek meninggal ibu kemudian tinggal lagi bersama kami, sedangkan ayah hanya pulang sebulan atau dua bulan sekali seperti biasanya sebelum nenekku meninggal. Sebenarnya kami diajak ibu dan ayahku untuk tinggal di KL, namun adik dan aku tidak mau meninggalkan Kedah karena kami sangat suka tinggal di tempat kami lahir.
Saat itu aku baru lulus SPM dan sedang menunggu pengumuman hasil periksaan di Kedah, dan karena sehari-hari tidak ada kerjaan, ibu yang saat itu sudah tinggal bersama kami, meminta aku untuk selalu menjemputnya dari tempat aerobik dan senam setiap malam. Ibuku memang pandai sekali menjaga tubuhnya dengan senamerobik dan renang, sehingga walaupun usianya hampir 39 tahun, ibuku masih terlihat seperti wanita 27 tahunan dengan tubuh yang indah dengan kulit putih mulus dan dada yang masih terlihat padat dan berisi walaupun di wajahnya sudah terlihat sedikit kerutan, tetapi akan hilang bila ibu berdandan hingga kemudian terlihat seperti wanita 27 tahunan.
Aku mulai memperhatikan ibuku karena setiap aku jemput dari tempat senamnya ibuku tidak mengganti pakaian senamnya dulu setelah selesai dan langsung pulang bersamaku, dan baru mandi dan berganti pakaian setelah kami sampai di rumah. Karena setiap hari melihat ibuku dengan dandanan seksinya, otak ku mulai membayangkan hal-hal aneh tentang tubuh ibuku. Bagaimana tidak, aku melihat ibuku yang selalu memakai pakaian senam ketat dengan payudara yang indah menonjol dan pantat yang masih padat berisi.
Suatu hari, saat aku telat menjemput ibuku di tempat senamnya, aku tidak menemukan ibuku di tempat biasanya dia senam, dan setelah aku tanyakan kepada teman ibuku, dia bilang ibuku sedang di sauna dan bilang agar aku menunggu di tempat sauna yang tidak jauh dari ruangan senam. Aku pun beegegas menuju ruangan sauna karana aku tidak mau ibuku menunggu terlalu lama. Saat sampai di sana, wow… aku melihat ibuku baru keluar dari ruangan hanya dengan memakai handuk yang hanya menutupi sedikit tubuhnya dengan melilitkan handuk yang menutupi dada perut dan sedkit pahanya, sehingga paha ibu yang mulus dan seksi itu terlihat dengan jelas olehku.
Aku hanya terdiam dan menelan ludah saat ibuku menghanmpiriku dan bilang agar aku menunggu sebentar. Kemudian ibuku membalikkan tubuhnya dan kemudian terlihatlah goyangan pinggul ibuku saat dia berjalan menuju ruangan ganti pakaian. Tanpa sadar krmaluanku mengeras saat kejadian tadi berlangsung. Aku berani bertaruh pasti semua laki-laki akan terpesona dan terangsang saat melihat ibuku dengan hanya memakai tuala yang dililitkan di tubuhnya.
Di dalam perjalanan, aku hanya diam dan sesekali melirik ibuku yang duduk di sampingku, dan aku melihat dengan jelas goyangan payudara ibuku saat mobil bergetar bila sedang melalui jalan yang bergelombang atau polisi tidur. Ibuku berpakaian biasa dengan jeans yang agak ketat dan seluar panjang ketat, dan setiap aku melirik ke paha ibu terbayang lagi saat aku melihat paha ibuku yang putih mulus tadi di tempat mandi. “Bob… kenapa kamu diem aja, dan kenapa seluar kamu sayang?” tanya ibuku mengejiutkan aku yang agak melamun membayangkan tubuh ibuku. “tiada apa,” jawabku gugup. Kami pun sampai di rumah agak malam karena aku telat menjemput ibuku. Sesampainya di rumah, ibu langsung masuk ke kamarnya dan sebelum dia masuk ke kamarnya, ibu mencium pipiku dan bilang selamat malam. Kemudian dia masuk ke kamarnya dan tidur.
Malam itu aku tidak bisa tidur membayangkan tubuh ibuku, gila pikirku dalam hati dia ibuku, tapi… akh.. masa bodoh pikirku lagi. Aku mencoba onani untuk “menidurkan burung”-ku yang berontak minta masuk ke sarang nya. Gila pikirku lagi. Mau mencari ewek malam boleh saja, tapi saat itu aku menginginkan ibuku. Perlahan-lahan aku keluar kamar dan berjalan menuju kamar ibuku di lantai bawah. Adik perempuanku dan pembantuku sudah tidur, karena saat itu jam satu malam. Otakku sudah mengatakan aku harus merasakan tubuh ibuku, nafsuku sudah puncak saat aku berdiri di depan pintu kamar ibuku. Kuputar kenop pintu nya, aku melihat ibuku tidur terlentang sangat menantang. Ibuku tidur hanya menggunakan tuala dan underware yang longgar.
Aku berjalan mendekati ibuku yang tidur nyenyak, aku diam sesaat di sebelah ranjangnya dan memperhatikan ibuku yang tidur dengan posisi menantang. Kemaluanku sudah sangat keras dan meronta ingin keluar dari celana pendek yang kupakai.
Dengan gemetar aku naik ke ranjang ibu, dan mencoba membelai paha ibuku yang putih mulus dan sangat seksi, dengan tangan bergetar aku membelai dan menelusuri paha ibuku dan terus naik ke atas. Kemaluanku sudah sangat keras dan terasa sakit karena batang kemaluanku terjepit oleh spendaku. Aku kemudian membuka spendaku dan keluarlah “burung perkasa”-ku yang sudah sangat keras. Aku kemudian mencoba mencium leher dan bibir ibuku. Aku mencoba meremas payudara ibuku yang besar dan montok, aku rememas payudara ibu dengan perlahan. Takut kalau ia bangun, tapi karena nafsuku sudah puncak aku tidak mengontrol remasan tanganku ke payudara ibuku.
Aku kemudian mengocok batang kemaluanku sambil meremas payudara ibu, dan karena remasanku yang terlalu bernafsu ibu terbangun, “Bobi… kamu… apa yang kamu lakukan, aku ibumu sayang…” sahut ibuku dengan suara pelan aku kaget setengah mati, tapi anehnya batang kemaluan masih keras dan tidak lemas. Aku takut dan malah makin nekat, terlanjur pikirku, aku langsung mencium leher ibuku dengan bernafsu sambil terus meremas payudara ibuku.
Dalam pikiranku hanya ada dua kemungkinan, menyetubuhi ibuku kemudian aku kabur atau dia membunuhku. “Cukup Bobi.. hentikan sayang… akh…” kata ibuku. Tapi yang membuatku aneh ibu tidak sama sekali menolak dan berontak. Malah ibu membiarkan bibirnya kucium dengan bebas dan malah mendesah saat kuhisap leher dan di belakang telinganya, dan aku merasa burungku yang dari tadi sudah keras seperti ada yang menekannya, dan ternyata itu adalah paha ibuku yang mulus.
“Sayang kalau kamu mau…cakap aja terus terang.. Mami boleh kasi…” kata ibuku di antara desahannya. Aku terkejut setengah mati, berarti ibuku sangat suka aku perlakukan seperti ini. Aku kemudian melepaskan ciumanku di lehernya dan kemudian berlutut di sebelah ibuku yang masih berbaring. Batang kemaluanku sudah sangat keras dan ternyata ibu sangat suka dengan ukuran batang kemaluanku, ibu tersenyum bangga melihat batang kemaluanku yang sudah maksimal kerasnya. Ukuran batang kemaluanku 15 cm dengan diameter kira-kira 4 cm.
Aku masih dengan gemas meremas payudara ibu yang montok dan masih terasa padat. Aku membuka tuala yang ibu pakai dan kemudian sambil meremas payudara ibu aku berusaha membuka bra yang ibu pakai, dan satelah bra yang ibuku kenakan terlepas, kulihat payudara ibu yang besar dan masih kencang untuk wanita seumurnya. Dengan ganas kuremas payudara ibu, sedangkan ibu hanya mendesah keenakan dan menjerit kecil saat kugigit kecil puting payudara ibu. Kuhisap puting payudara ibu dengan kuat seperti ketika aku masih bayi. Aku menghisap payudara ibu sambil kuremas-remas hingga puting payudara ibu agak memerah karena kuhisap.
Payudara ibuku masih sangat enak untuk diremas karena ukurannya yang besar dan masih kencang dan padat. “Bob kamu dulu juga ngisep susu ibu juga kaya gini…” kata ibuku sambil dia merem-melek karena keenakan puting susunya kuhisap dan memainkannya dengan lidahku. Ibu menaikkan pinggulnya saat kutarik celana pendeknya. Aku melihat seluar dalam yang ibu kenakan sudah basah. Aku kemudian mencium seluar dalam ibuku tepat di atas kemaluan ibu dan meremasnya.
Dengan cepat kutarik seluar dalam ibu dan melemparkannya ke sisi ranjang, dan terlihatlah olehku pemandangan yang sangat indah. Lubang kemaluan ibuku ditumbuhi bulu halus yang tidak terlalu lebat, hingga garis lubang kemaluan ibuku terlihat. Kubuka paha ibuku lebar, aku tidak kuasa melihat pemandangan indah itu dan dengan naluri laki-laki kucium dan kuhisap lubang dimana aku lahir 18 tahun lalu. Kujilat kliteris ibuku yang membuat ibuku bergetar dan mendesah dengan kuat. Lidahku bermain di lubang senggama ibuku, dan ibuku malah menekan kepalaku dengan tangannya agar aku makin tenggelam di dalam selangkangannya.
Cairan lubang kemaluan ibu kuhisap dan kujilat yang membuat ibuku makin tak tahan dengan perlakuanku, dia mengelinjang hebat, bergetar dan kemudian mengejang sambil menengadah dan berteriak. Aku merasakan ada cairan kental yang keluar dari dalam lubang kemaluan ibu, dan aku tahu ibu baru orgasme. Kuhisap semua cairan lubang kemaluan ibuku hingga kering. Ibu terlihat sangat lelah. Aku kemudian bangun dan dengan suara pelan karena kelelahan ibu bilang, “Sayang sini Mami isep kontolmu,” dan tanpa di komando dua kali aku kemudian duduk di sebalah wajah ibuku, dan kemudian dengan perlahan mulut ibuku mendekat ke burungku yang sudah sangat keras.
Ibuku membelai batang kemaluanku tapi dia tidak memasukkan batang kemaluanku ke mulutnya. Padahal jarak antara mulut ibuku dengan batang kemaluanku hanya tinggal beberapa centi saja. Aku sudah tidak tahan lagi dan kemudian kudorong kepala ibuku dan dengan leluasa batang kemaluanku masuk ke mulut ibu. dengan cepat dan liar ibuku mengocok batang kemaluanku di dalam mulutnya. Aku sudah tidak tahan lagi, kenikmatan yang kurasakan sangat luar biasa dan tidak dapat kulukiskan dengan kata-kata, dan akhirnya aku sudah tidak tahan lagi dan… “Cret.. cret.. crett..” maniku kusemprotlkan di dalam mulut ibuku.
Ibu kemudian memuntahkannya dan hanya yang sedikiti dia telan, dan masih dengan liar ibuku membersihkan batang kemaluanku dari sisa-sisa air maniku yang menetes di batang kejantananku. Ibuku tersenyum dan kemudian kembali berbaring sambil membuka pahanya lebar-lebar. Ibuku tersenyum saat melihat batang kemaluanku yang masih dengan gagahnya berdiri, dan seperti sudah tidak sabar untuk masuk ke dalam sarangnya yang hangat. Aku kemudian mengambil posisi di antara kedua paha ibuku, batang kemaluanku terasa berdenyut saat ibu dengan lembut membelai dan meremas batang kemaluanku yang sudah sangat keras.
Dengan tangan yang bergetar kuusap permukaan lubang kemaluan ibuku yang dipenuhi bulu-bulu halus dan sisa cairan lubang kemaluan yang kuhisap tadi masih membasahi bibir lubang kemaluan ibuku yang terlihat sangat hangat dan menantang. “Ayo dong Sayang, kamu kan tahu dimana tempatnya…” kata ibuku pasrah, kemudian tangannya menuntun batang kemaluanku untuk masuk ke dalam lubang kemaluannya. Tanganku bergetar dan batang kemaluanku terasa makin berdenyut saat kepala batang kemaluanku menyentuh bibir lubang kemaluan ibu yang sudah basah, dan dengan perasaan yang campur aduk, kudorong pinggulku ke depan dan masuklah batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan ibu yang sudah agak membuka, dan tenggelam sudah batang kemaluanku ke dalam liang senggama milik ibuku.
Aku merasakan sensasi yang sangat dasyat saat dinding lubang kemaluan ibu seperti memijat batang kemaluanku, gila meski aku pernah setubuh dengan anak ABG, lubang kemaluan ibuku terasa sangat nikmat dan luar biasa di banding dengan yang lainnya. Aku menggoyang pinggulku naik-turun diimbangi dengan goyangan pinggul ibuku yang sangat dasyat dan liar. Kami kemudian berganti posisi dengan ibu berada di atasku hingga ia dapat menduduki batang kemaluanku, dan terasa sekali kenikmatan yang ibu berikan kepadaku.
Goyangan yang cepat dan liar dan gerakan tubuh yang naik turun membuat tubuhku hanyut ke dalam kenikmatan seks yang kurasakan sangat dasyat. Tibalah saat ibuku orgasme, goyangannya makin cepat dan desahannya semakin tidak karuan, aku dengan nikmat merasakannya sambil kuhisap dan meremas pauyudara ibu yang bergoyang seirama dengan naik-turunnya tubuh ibuku menghabisi aku. Ibu mengerang dan mengejang saat kurasakan ada cairan hangat yang membasahi batang kejantananku yang masih tertanam di dalam lubang kemaluan ibuku.
Beberapa saat setelah ibu terkulai lemas aku merasakan bahwa aku akan mencapai puncak, dan dengan goyangan dan tusukan yang menghujam lubang kemaluan ibuku, “Cret… crett.. cret…” air maniku menghambur di dalam lubang kemaluan ibuku. Aku merasakan nikmat yang tidak dapat kukatakan. Saat aku masih menikmati sisa-sisa kemikmatan itu, ibu mencium bibirku dan berkata, ” kamu orgasme biar di mulut Mami aja.. tapi Mami sedap…” Aku hanya terdiam dan malah mencium bibir ibuku yang masih menindih tubuhku dengan mesra. Kemudian ibuku berbaring di sampingku, aku memeluk dia dan kami berciuman dengan mesra seperti sepasang kekasih. Kami pun tertidur karena pertempuran yang sangat melelahkan itu.
Pagi harinya saat aku bangun ibuku sudah tidak ada di sebelahku, dan kemudian aku berpakaian dan menuju dapur mencari ibuku, dan kulihat ibuku tengah menyiapkan sarapan bersama adikku yang masih Sekolah. Aku bingung dan segan karena ibuku seakan-akan malam tadi tidak terjadi apa-apa di antara kami, padahal aku telah menyetubuhi ibu kandungku sendiri tadi malam. Seperti biasanya, aku menjemput ibuku dari tempat dia senam, dan saat perjalanan pulang kami berbual tentang persetubuhan kami tadi malam dan kami berjanji hanya kami yang mengetahui kajadian itu. Tiba-tiba saat kereta kami sedang berada di jalan yang sepi dan agak gelap, ibuku menyuruhku menghentikan mobil, aku menurut saja.
Setelah mobil di pinggirkan, dengan ganas ibuku mengulum koteku. Kemudian membuka seluarku dan menghisap batang kemaluanku yang sudah keras saat ibuku mengulum bibirku tadi. Aku hanya terengah-engah merasakan batang kemaluanku dihisap oleh ibuku sambil mengocoknya, dan beberapa saat kemudian… “Cret.. cret.. crett..” maniku menyembur di dalam mulut ibuku dan dia menelan habis maniku walaupun ada sedikit yang meleler keluar. Ibuku kemudian membersihkan sisa maniku yang menetes di tangannya dan batang kemaluannku. Tak kusangka ibuku kembali menelan calon-calon cucunya ke dalam perutnya. Tapi aku sih asyik-asyik saja ibuku mau menghisap batang kemaluanku saat kami masih di dalam kereta.
Kami berciuman dan melanjutkan perjalana pulang dan kemudian tidur seranjang dan “bermain” lagi. Kami berdua terus melakukannya tanpa sepengetahuan orang lain. Sejak persetubuhan kami yang pertama, sebulan kemudian ibuku merasa dia hamil, dan ibu bilang bahwa sebelum bersetubuh denganku, ibu sudah lebih dari 3 bulan tidak bersetubuh dengan ayahku, karena memang ayahku terlalu sibuk dengan perusahaan, dan hotel-hotelnya. Ibuku cakap ibu hamil olehku karena selain dengan ayahku dan aku, ibu belum pernah perhubungan seks dengan lelaki lain. Ibu menggugurkan kandungannya karena dia tidak mau punya bayi dari aku. dan hingga sekarang…
Posted in Anak - Mak
Leave a comment
Tags: sumbang mahram
Ayah Yang Baik Hati
Dec 7
Posted by mrselampit
Pada suatu hari, ayah yang akan berkahwin sebulan lagi setelah kematian ibuku lima tahun yang lalu menalifonku dan katanya ada hal penting yang perlu aku menolongnya. Aku ketika itu sedang duduk berehat menonton tv bersama anak-anakku merasa hairan di atas pertolongan yang diperlukan ayah. Ayah akan datang ke rumahku pada malam nanti untuk memberitahuku pertolongan apa yang diperlukannya.
Setelah meletakkan talifon, aku cuba memikirkan apa sebenarnya pertolongan yang ayah mahu aku menolongnya. Jika masalah kewangan, memang aku tidak dapat menolong ayah kerana aku dan suamiku tidak ada simpanan. Lagi pun takkan ayah mahu meminta bantuan kewangan dariku kerana ayah memang seorang yang berduit. Selama ini pun ayah yang selalu membantuku jika aku ada masalah kewangan. Rumah yang aku diami sekarang ini adalah hadiah dari ayah ketika aku berkahwin dahulu dan kereta yang suamiku guna sekarang ini pun pemberian dari ayah.
Tidak mungkin ayah mahu meminta pertolongan kewangan, mungkin ayah mahu aku menolongnya dalam persiapan perkahwinanya, fikirku.
Lebih kurang jam 9.00 malam, ayah pun sampai di rumahku dan ketika itu aku hanya tinggal bersama anak-anakku kerana suamiku bekerja shif malam. Suamiku hanya bekerja di sebuah kilang yang tidak jauh dari rumahku. Selepas bersalam dengan ayah, aku menjemput ayah masuk dan duduk di ruang tamu rumahku.
“Mana Rosdi, kerja malam ke? Budak-budak mana?” Tanya ayah sambil duduk di atas sofa di ruang tamu rumahku.
“Ya ayah… abang Rosdi kerja malam, budak-budak awal lagi sudah tidur,” jawabku yang duduk di depan ayah.
“Bagus la… takde orang lagi bagus…” kata ayah yang aku lihat masih bergaya walaupun umurnya sudah 51 tahun.
“Ayah mahu Nita tolong apa?” Tanyaku kerana merasa hairan apabila mendengar kata-katanya.
“Jangan terkejut dan jangan marah jika ayah cakap… ini soal maruah ayah dan maruah Nita, tetapi ayah tiada jalan lain… ayah terpaksa juga minta pertolongan dari Nita kerana Nita seorang sahaja anak ayah,” kata ayah panjang lebar.
Aku mula merasa tidak sedap hati dan perasaan ingin tahu semakin kuat.
“Pertolongan apa ni ayah?” Desakku.
“Ayah perlukan bantuan dari Nita… ayah harap Nita boleh membantu ayah kerana haya Nita seorang sahaja yang dapat menolong ayah dan bantuan ini agak berat… ayah harap sangat Nita boleh menbantu demi masa depan ayah.”
Mendengar kata-kata ayah, aku mula merasa risau kerana aku tahu ayah mempunyai masalah besar.
“Bantuan apa ayah? Cakap la, jika boleh… Nita akan tolong ayah,” Tanyaku bersungguh-sungguh.
“Nita boleh tolong jika Nita sanggup bekorban demi ayah…” Kata ayah lagi membuatkan aku tertanya-tanya apa sebenarnya masalah ayah.
“Jangan buat Nita risau… ayah cakap la, Nita sanggup menolong ayah…” Tanyaku lagi dengan berdebar-debar.
“Sebenarnya ayah tengah berubat, tapi bomoh tu tetapkan syarat susah sikit…. ayah harap Nita boleh tolong… mudah saja” Kata ayah.
“Ayah sakit ke? Ayah sakit apa?” Tanyaku cemas.
“Ayah tak sakit… ayah cuma… cuma…” Ayah tidak meneruskan kata-katanya.
“Cuma apa?” Tanyaku.
“Nita tahu kan, sebulan lagi ayah akan berkahwin… jadi ayah pergi berubat sebab benda ni dah lemah…” Ayah berkata sambil menunjukkan ke arah batangnya membuatkan aku terkedu dan merasa malu.
“Ka…kalu ayah dah tahu… ke.. kenapa ayah nak kahwin lagi?” Suaraku tergagap-gagap kerana merasa malu.
“Walaupun batang ayah dah lemah… tetapi ayah masih bernafsu… ayah teringin berkahwin lagi…” Jawab ayah dengan cepat membuatkan aku terperanjat apabila mendengar ayah bercakap begitu.
“Habis… apa Nita boleh buat?” Aku mula bertanya setelah diam seketika.
“Bomoh tu cakap batang ayah ni perlu di urutkan oleh anak perempuan ayah sendiri untuk pulih. Jika tak naik juga ayah perlu geselkan pada tubuh Nita dan jika tak keras juga ayah terpaksa bersetubuh dengan Nita… Nita boleh tolong ayah tak?” ayah menerangkan kepadaku sambil bertanyaku sama ada aku sanggup atau tidak.
Aku sebenarnya merasa sungguh terkejut dengan permintaan ayah dan merasa sungguh malu.
“Nita…Nita… tak ada cara lain ke ayah?” Tanyaku dengan perasaan malu dan aku tidak tahu untuk memberitahu ayah sebenarnya aku tidak sanggup tetapi aku takut ayah kecewa kerana hanya aku seorang sahaja anaknya dan hanya aku sahaja dapat menolongnya.
“Sudah banyak tempat ayah pergi berubat tetapi tidak pulih… tolong la Nita, demi masa depan ayah… bila dah kahwin nanti ayah tak mahu mengecewaka isteri ayah… Nita pun tahukan, makcik Samsiah tu janda… mesti banyak pengalaman, ayah takut ayah malu nanti… tolong la Nita… hanya Nita yang boleh menjaga maruah ayah sebagai seorang lelaki…” Ayah merayuku dengan suara yang sayu.
Aku merasa sungguh kasihan melihat ayah kesayanganku dalam keadaan begitu. Aku tahu ayah sudah banyak menolongku, tetapi sanggupkah aku menyerahkan tubuhku kepada ayah. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, untuk menolak permintaan ayah aku tidak sanggup dan jika aku membantu ayah sanggupkah aku.
Aku menjadi keliru sama ada mahu menolong ayah atau tidak, jika di ikutkan hatiku memang aku tidak sanggup tetapi apabila mengenangkan nasib ayah yang sudah banyak menolongku, aku mula merasa tidak salah jika aku menolong ayah demi kebahagian ayah aku sendiri.
“Tak ada cara lain lagi ke ayah? Cara ini salah…” Tanyaku perlahan.
“Ayah pun sudah tidak tahu lagi di mana lagi ayah perlu berubat… tolong la ayah Nita… ayah merayu dan ayah perlu sangat pertolongan Nita… tolong la ayah…” Ayah merayu dengan suara kesedihan.
Aku tidak sanggup melihat ayah begitu lagi dan jika mahu dibandingkan, ayah sudah banyak bekorban dari apa yang di mintanya.
“Baik la… tetapi ini harus menjadi rahsia kita berdua…” Kataku perlahan dengan penuh perasaan malu kerana sebentar lagi ayah akan dapat melihat serta dapat menjamah tubuhku malah dapat dinikmatinya apa yang tersembunyi selama ini.
“Betul ke ni Nita?” Ayah bertanya dan terus menghampiriku lalu duduk di sebelahku.
Aku hanya menganggukkan kepalaku perlahan. Ayah terus membawa tanganku ke celah kangkangya, ke arah batangnya yang masih di dalam seluarnya. Aku tergamam seketika dan perlahan-lahan aku mula mencuba mengurut batang ayah sambil menunduk mukaku memandang ke arah bertentangan dengan ayah.
Ayah tanpa berkata-kata terus membuka seluarnya lalu dilurutkan ke paras pehanya bersama seluar dalamnya sekali. Aku yang tersentak itu tanpa sedar memandang ke arah batang ayah, batang ayah yang masih lembik itu sebenarnya memang besar dan agak panjang.
Ayah membawa kembali tanganku pada batang lembiknya, aku mula mengenggam batang ayah aku gosok-gosokkan dan lurutkan perlahan-lahan. Setelah hampir sepuluh minit diurutku, batang ayah masih longlai dan tidak juga mengeras.
“Nita… benarkan ayah menggeselkan batang ayah ke tubuh Nita… mungkin boleh naik…” Minta ayah.
Aku bagaikan dipukau, aku hanya mengikut sahaja kemahuan ayah dan ini juga mungkin kerana nafsuku sudah mula terangsang sedikit. Mana tidaknya, seumur hidup aku tidak pernah memegang batang orang lain selain dari batang suamiku.
Tanpa ku sedari, nafsuku dengan sedirinya terangsang namun aku masih dapat mengawalnya. Apabila melihat persetujuan dariku, ayah menarik tubuhku berdiri lalu ayah terus memeluk tubuhku dari belakang.
“Tak payah la buka…” Kataku apabila merasa tangan ayah yang berada di perutku mula meleraikan ikatan kain batikku.
“Kalau tak buka, macam mana ayah nak geselkan batang ayah ni pada tubuh Nita…” Jawab ayah sambil melepaskan kain batikku jatu ke lantai.
“Ayah… seluar tu…” Kata-kataku terhenti apabila seluar dalamku sudah di tarik turun sehingga ke kakiku lalu ayah memeluk kembali tubuhku dan terasalah batangnya yang terkulai itu di punggungku.
Aku tidak dapat mengelak lagi dan hanya membiarkan sahaja ayah menggeselkan batangnya di lurah punggungku tetapi batang ayah tidak juga mengeras.
Ayah membaringkan tubuhku meniarap di atas karpet dan ayah terus meniarap menindih belakangku. Tangannya memeluk tubuhku sambil meramas-ramas buah dadaku beberapa kali lalu menyingkap ke atas baju t-shirtku itu dan terus ditanggalkannya. Aku yang semakin kuat terangsang hanya membiarkan sahaja tubuhku di bogelkan ayah.
“Wahh… cantiknya tubuh Nita…” Puji ayah sambil meramas-ramas punggungku dan mula menggesel-geselkan batangnya di celah alur punggungku sambil tangannya meramas kedua buah dadaku.
Rasa geli dan kenikmatan membuatkan nafsuku terangsang kuat, puting buah dadaku mula mengeras dan cipapku juga mula terasa berair. Aku merasa batang ayah di celah alur punggungku mula mengeras sedikit dan geselan ayah semakin ke bawah, menyentuh bibir duburku serta menyentuh sedikit hujung bibir cipapku. Aku memejamkan mataku sambil menikmati geselan batang ayah dan tiba-tiba ayah menelentangkan tubuhku.
Ayah menanggalkan seluarnya serta bajunya dan aku dapat melihat batang ayah sungguh besar dan panjang walaupun masih belum mengeras sepenuhnya. Ayah yang sudah berbogel itu terus baring di sisiku lalu menghisap puting buah dadaku dan tangannya pula meramas-ramas punggungku.
Aku merasa semakin bernafsu, ayah menjilat-jilat perutku sambil meramas buah dadaku dan mula menindihi tubuhku. Aku dapat rasakan batang ayah mula menyentuh bibir cipapku yang sudah basah itu dan ayah cuba menekan batangnya untuk masuk ke dalam cipapku tetapi setelah beberapa kali mencuba, batang ayah masih tidak berjaya masuk.Ayah menekan lagi batangnya di libang cipapku dan ayah berjaya membenamkan separuh batangnnya ke dalam cipapku.
“Errrrrgggghhhh….” Aku mengerang kenikmatan sambil menggeliat dan terus memeluk tubuh ayah menikmati kemasukkan batang ayah yang separuh keras itu.
Walaupun batang ayah masih belum mengeras sepenuhnya, aku merasa cipapku penuh kerana batang ayah sungguh besar. Ayah menekan batangnya masuk lagi sehingga pangkal batangnya rapat terbenam di dalam cipapku.
“Arrrggghhh… ayahhhh…” Sekali lagi aku mengerang kerana merasa senak di dalam perutku disebabkan kepanjangan batang ayah namun aku merasa sungguh nikmat sehingga punggungku terangkat sedikit.
Aku mengemut-ngemut cipapku apabila merasa batang ayah yang terbenam di dalam cipapku mula mengembang menjadi bertambah besar. Batang ayah yang berada di dalam cipapku kini sudah berjaya mengeras sepenuhnya sehingga aku merasa cipapku ketat apabila ayah mula mengerakkan batangnya keluar masuk dengan perlahan.
“Ohhh… masih ketat cipap Nita ni walaupun sudah beranak tiga… urggghh…” Ayah mengerang menikmati cipapku.
“Ayah… laju lagi… laju lagi ayahhhh…”
Aku meminta ayah melajukan lagi tujahan batangnya kerana aku merasa sungguh nikmat sambil mengemut-ngemutkan cipapku sekuat hati. Ayah melajukan tujahan batangnya dan semakin lama makin laju. Ayah menarik punggungku ke atas membuatkan batang panjangnya menusuk lebih jauh ke dalam cipapku.
“Aarrrrggghhhh…. ayahhhh…” Tiba-tiba tubuhku mengejang dan aku mengerang panjang kerana mencapai puncak klimaksku. Aku mengemut kuat cipapku dan tujahan batang ayah semakin laju serta semakin dalam.
“Aahhh… ooohh…. ahhhhhh…” Ayah mengerang sambil memancutkan air maninya ke dalam cipapku dengan agak banyak sehingga membanjiri rongga cipapku.
Tubuh ayah rebah di atas tubuhku yang lemah kerana kepuasan, walaupun ayah sudah tua tetapi ayah masih hebat di dalam persetubuhan.
“Terima kasih Nita… terima kasih kerana mengubati ayah…” Ayah bangun lalu mengambil pakaiannya lalu di pakainya kembali.
“Untuk ayah tersayang… Nita sanggup demi kebahagiaan ayah…” Kataku sambil tersenyum, aku juga turut bangun dan memakai kemballi pakaiaanku.
“Baik hati sungguh anak ayah ni…” Puji ayah sambil memelukku lalu mencium pipi serta dahiku, aku membalas dengan memeluk erat tubuhnya.
Malam itu tubuhku menjadi sebagai habuan untuk mengubati ayah, namun begitu aku juga dapat merasa kepuasan dari batang besar serta batang panjang ayah.
Dua minggu sebelum ayah melangsungkan perkahwinannya, malam itu ayah datang lagi ke rumahku dan pada malam itu juga suamiku bekerja malam.
“Ada apa lagi ayah…” Tanyaku setelah ayah duduk di sofa ruang tamu rumahku.
“Ayah nak minta tolong lagi kerana batang ayah masih belum pulih sepenuhnya…” Jawab ayah sekali lagi mengejutkan aku kerana ayah mahu mengulangi lagi persetubuhan malam itu.
Aku sebenarnya masih teringin untuk merasa lagi batang besar ayah. Sejak persetubuhan malam itu, aku asyik teringatkan batang besar dan batang panjang milik ayah. Apabila aku bersetubuh dengan suamiku, kenikmatan yang aku alami ketika bersetubuh dengan ayah tidak aku rasai.
“Takkan ayah nak lagi? Nita tak sanggup buat lagi…” Kataku untuk tidak menunjukkan aku memang mahu bersetubuh lagi dengan ayah, aku berpura-pura mengelakkan.
“Boleh la Nita… hari perkahwinan ayah sudah hampir… tolong la…” Ayah merayu-rayu padaku dan aku hanya terdiam, ayah tetap merayu sambil memujukku.
“Ayah mahu minum, Nita ke dapur sekejap… nak buatkan air…” Kataku sambil bangun dan terus menuju ke dapur untuk membuat minuman.
“Ayah mahu minum air ni…” Apabila aku sampai di dapur, tiba-tiba ayah memelukku dari belakang.
Aku berpura-pura untuk melepaskan diri dari pelukan ayah tetapi tidak berjaya kerana tubuhku dipeluk kemas oleh ayah.
“Boleh la Nita… tolong la ayah… bagi la tubuh Nita pada ayah malam ni…” Ayah memujukku kerana ayah ingin bersetubuh denganku.
Pelukkan ayah membuat tubuhku menjadi hangat dan aku mengeliat kerana nafsuku mula terangsang. Tangan ayah mula merayap ke buah dadaku lalu diramas-ramasnya perlahan dan aku merasa nafsuku semaki kuat melanda diriku.
“Ayah…. janganla… Nita tak mahu…”
Ayah membuat tidak dengar dengan laranganku, buah dadaku terus diramasnya lembut. Tubuhku mula memberi tidak balas dari rangsangan ayah, buah dadaku mula tegang dan nafasku terasa sesak. Tangan ayah di buah dada kini turun ke perutku lalu diusap-usapnya dengan perlahan-lahan.
Tangan ayah turun lagi hingga ke celah kangkangku dan telapak tangan ayah mencekup cipapku yang tembam itu. Cipapku ditekan-tekan membuatkan aku menonggekkan sedikit punggungku dan aku dapat rasakan batang ayah yang sudah mengeras itu di lurah punggungku.
Ayah menyelak baju kelawarku ke atas keparas pinggangku, punggungku terdedah kerana aku memang tidak memakai seluar dalam. Ayah terus mengusap serta meramas-ramas punggungku membuatkan punggungku terangkat sedikit menahan kesedapan.
Tangan ayah beralih pula ke cipapku, alur cipapku digosok-gosok ayah dan aku mengangkangkan sedikit kakiku lalu jari terus mengentel kelentitku.
“Ayah…. uhhh… uhhh… emmpphhh” Rintihku kenikmatan apabila kelentitku digentel jari ayah sehingga alur cipapku mula berair.
Ayah mengentel serta mengusap cipapku agak lama sehingga cipapku betul-betul berair, ayah mula memegang pinggangku dan batang kerasnya yang entahh bila sudah di keluarkan dari seluarnya itu sedang menekan lurah punggungku.
Aku tahu yang ayah mahu memasukkan batangnya ke dalam lubang cipapku, aku membongkokkan tubuhku dengan bertahankan tangan di birai meja makan. Ayah meletakkan sebelah kakiku di atas kerusi dan dengan satu tekanan, batang ayah berjaya masuk ke dalam cipapku sedikit demi sedikit.
“Uuhhhh… ayahhhh…” Aku mengerang sambil menikmati kemasukkan batang besar ayah ke dalam cipapku.
“Nita….ketatnya…” Bisik ayah setelah hampir keseluruhan batangnya terbenam di dalam cipapku sehingga aku merasa senak di dalam perutku.
Ayah membiarkan batangnya terbenam di dalam cipapku seketika, aku merasa batng ayah berdenyut-denyut di dalam cipapku. Ayah memegang pinggangku lalu menarik batangnya keluar sedikit dan dimasukkan kembali dengan perlahan-lahan membuat aku merasa sedap yang amat sangat.
Setelah masuk hampir keseluruhan batangnya, ayah mula mengerakkan batangnya keluar masuk di dalam cipapku dengan cepat. Setelah agak lama cipapku ditujah oleh batang ayah, aku mula merasa hendak klimaks. Tubuhku mula bergetar dan terus menjadi kejang lalu aku mencapai puncak klimaksku yang sungguh nikmat. Aku tercungap-cungap kepenatan, ayah mencabut batangnya yang masih keras keluar dari cipapku dan memeluk tubuhku dengan erat dari belakang.
Ayah membaringkanku di atas lantai dan kedua kakiku dibukanya luas, ayah menolak kedua belah kakiku ke atas sehingga lututku tersentuh dengan buah dadaku. Sambil tersenyum ayah menekan batangnya masuk ke dalam cipapku yang sudah banyak berair itu.
Sekali lagi cipapku menjadi sasaran batang ayah dan kali ini rasanya lebih sedap kerana kelentitku bergesel-gesel dengan bulu-bulu kasar batang ayah. Dengan kedudukanku begitu, seluruh kepanjangan batang ayah dapat meneroka jauh ke dalam cipapku.
“Uhhhh… ayah, sedapnya…” Aku merengek dan ayah semakin laju menujah cipapku sehingga aku merasa lagi tanda-tanda untukku mencapai klimaks.
Tujahan batang ayah semakin laju menandakan ayah juga mahu sampai kepuncak klimaksnya. Ayah semakin laju menujah cipapku, menghempap punggungku sehingga tubuhku tergoncang-goncang. Ini membuatkan aku semakin hampir untuk mencapai puncak klimaksku. Aku memeluk tubuh ayah dengan erat, ayah juga memeluk tubuhku dan dengan satu tujahan yang agak kuat, terpancutlah air mani ayah menembak-nembak rahimku.
Pada masa yang sama, aku juga mencapai puncak klimaksku buat kali yang kedua. Setelah agak lama menindihi tubuhku, ayah bangun dan mengenakan pakaiannya kembali. Aku juga bangun lalu membetulkan baju kelawar yang terselak ke atas itu.
“Terima kasih Nita…” Ayah mencium pipiku dan meramas punggungku lalu menuju ke ruang tamu rumahku. Aku membuat ayah air dan duduk berborak sambil menonton tv, ayah tidak habis memuji kecantikkan tubuhku serta kesedapan kemutan cipapku.
Pujian ayah membuatkan aku merasa sungguh bangga dan nafsuku terangsang lagi kerana ayah yang berada di sebelahku selalu menggosok-gosok pehaku.
“Ayah nak balik ke malam ni…?” Tanyaku dan menganggukkan kepalanya.
“Kenapa?” Tanya ayah.
“Tidur sini la… subuh esok ayah baru balik, sebelum abang Rosdi pulang dari kerja…” Mintaku sambi tersenyum, aku sebenarnya mahu merasa lagi batang besar dan panjang milik ayah itu.
“Boleh juga… dapat la Nita mengubati ayah lagi…” Ayah berkata sambil memeluk pinggangku dan aku terus bangun lalu memimpinan tangan ayah menuju ke bilik tidurku.
Sebaik saja berada di dalam bilik tidurku, ayah terus merangkul tubuhku dan merebahkanku ke atas katil. Ayah mencium serta menjilat betisku sehingga ke pangkal pehaku. Perbuatan ayah membuat aku merasa geli dan kegelian itu menyerap ke cipapku. Punggungku terangkat-angkat apabila pangkal pehaku dijilat lidah ayah dan ayah menolak baju kelawarku ke atas. Coliku juga ditolaknya ke atas lalu buah dadaku diramas-ramas ayah perlahan membuat aku mengeliat kesedapan.
Aku mengeliat sambil mengeluh dan merintih kecil apabila puting dan buah dadaku dinyonyot ayah dengan rakus. Aku merasa sungguh terangsang lalu aku menolak tubuh ayah rebah di atas katilku. Baju dan seluar serta seluar dalam ayah ditanggakkanku dengan cepat. Ayah hanya membiarkan sahaja, batangnya yang separuh tegang itu dipegangku lalu aku urut-urutkan dari pangkal hingga ke kepala batangnya.
Tindakanku itu membuatkan batang ayah menjadi tegang dan keras serta berdenyut-denyut lalu aku mengucup kepala batang ayah beberapa kali.
“Batang ayah ni dah pulih ke belum?” Tanyaku sambil tersenyum.
“Sudah hapir pulih… pandai Nita ubatkan…” Jawam ayah sambil mengusap kepalaku.
“Ayah nak Nita ubatkan lagi…?” Tanyaku lagi dan ayah hanya menganggukkan kepalanya.
Aku duduk mengangkang di atas tubuh ayah sehingga cipapku hampir dengan kepala batang ayah. Aku duduk perlahan-lahan lalu kepala batang ayah menguak bibir cipapku dan sedikit demi sedikit batang ayah terbenam di dalam cipapku.
“Urrrggghhhh…” Aku mengerang kenikmatan kerana seluruh batang ayah terbenam di dalam cipapku setelah aku melabuhkan punggungku rapat di celah kangkang ayah. Batang ayah terasa tercucuk di dalam perutku, aku mengemutkan cipapku beberapa kali lau mula mengangkat naik dan turun punggungku. Ayah menikmati kesedapan batangnya keluar masuk di dalam cipapku sambil meramas-ramas buah dadaku yang tergantung itu.
Kesedapan yang aku rasai membuatkan aku semakin laju mengerakkan punggungku turun naik. Habis seluruh batang ayah terbenam rapat ke dalam cipapku dan setelah agak lama, aku merasa batang ayah berdenyut-denyut. Aku juga turut merasa ada tanda-tanda untuk aku mencapai klimaks. Tubuhku mula mengejang dan aku tekankan punggungku rapat di celah kangkang ayah membuatkan batang ayah jauh terbenam di dalam cipapku.
“Urrggghhh… arrrggghhhh…” Serentak dengan itu, aku mula mencapai puncak klimaksku dan ada cairan kenikmatan yang keluar dari cipapku membasahi peha ayah.
Ayah membaringkan aku yang masih tercungap-cungap itu lalu menindihi tubuhku dan memasukkan batangnya di dalam cipapku. Ayah mengerakkan punggungnya ke depan dan ke belakang membuatkan batangnya keluar masuk di dalam cipapku. Ayah menujah cipapku dengan laju dan agak ganas sehingga tubuhku bergegar-gegar di hempap ayah.
“Emmm…uuhhh… Nita…ayah nak pancut ni…” Kata ayah sambil mendengus-dengus.
Aku membantu dengan mengemut kuat cipapku agar dinding cipapku lebih rapat menghimpit batang ayah. Beberapa ketika kemudian, ayah mula memancutkan air maninya yang hanggat di dalam cipapku. Malam itu sebanyak tiga kali aku bersetubuh dengan ayah sehingga tubuhku lemah longlai.
Setelah hari hampir subuh, barulah ayah pulang dan aku terus tertidur kepenatan dengan penuh kepuasan. Begitulah pengalamanku untuk mengubati batang ayah dan sehingga kini aku masih bersetubuh dengan ayah. Apabila aku merasa terangsang menginginkan batang panjang dan besar milik ayah, aku akan meminta ayah memuaskan nafsuku.
Batang ayah kini sudah pulih sepenuhnya malah lebih bertenaga kerana diubati dengan cipapku. Sekarang cipapku pula yang perlu diubati dengan batang ayah kerana aku tidak merasa puas lagi jika bersetubuh dengan suamiku. Hanya batang besar serta batang panjang ayah sahaja yang dapat memuaskan nafsuku.
Posted in Anak - Bapak
Leave a comment
Tags: skandal, sumbang mahram
Junaidah
Nov 28
Posted by mrselampit
Cerita ini melibatkan saya dan adik kandung saya. Nama saya Anwar. Di saat ini, saya ialah seorang lelaki yang berumur 26 tahun. Sedangkan adik perempuan saya bernama Junaidah atau singkatannya Ju, yang kini sudah pun berusia 23 tahun. Kisah ini bermula ketika saya masih mentah. Masa tu saya mulai menyukai cerita-cerita yang berkaitan dengan unsur-unsur seksual. Pada umur tersebut saya juga, sudah terbiasakan diri dengan kegiatan melancap.
Suatu hari, saya terbaca satu berita di akhbar. Ianya tentang pembongkaran kegiatan seks di antara beradik yang berbangsa melayu. Saya sering membaca tentang berbagai cerita seks, tetapi baru kali inilah saya ketahui tentang wujudnya kecenderongan berzina dengan saudara sendiri. Entah kenapa ianya merupakan cerita telah berjaya menarik perhatian serta minat ku. Setiap kali saya mengingati cerita tersebut, saya menjadi semakin berminat. Lebih-lebih lagi bila mana saya cuba mengaitkannya dengan adik perempuan saya yang comel tu.
Cerita tersebut seperti mendorong saya untuk merealisasikannya. Kebetulan pula pada saat itu, saya tidur di bilik tidur yang sama dengan adikku, Junaidah. Hanya katil kami saja yang berasingan, namun jaraknya hanya sekitar 2 meter sahaja. Suatu malam pada sekitar pukul 12.30, saya terbangun lalu memasang lampu untuk menerangi kegelapan. Dari tinjauan saya, nampaknya semua orang di dalam rumah sedang nyenyak tidur. Namun hajat sebenar aku ialah untuk meninjau keadaan Junaidah. Dari keadaan mulutnya yang sedikit ternganga itu, aku pasti dia juga sedang nyenyak dibuai mimpi. Masa tu selimutnya tersingkap tinggi hingga mendedahkan pangkal pehanya.
Dengan keadaan kedua kakinya yang terkangkang agak luas, maka terlihatlah aku akan celah kelangkangnya itu. Rupa-rupanya Junaidah tidur tanpa memakai panties. Ketembaman pantat yang tanpa berbulu itu terlambak di hadapan mata ku. Hal inilah yang telah membuakkan gelodak nafsu ku, lebih-lebih lagi apabila mengimbasi cerita tentang perhubungan seks adik-beradik yang ku minati itu. Perlahan saya turun dari tempat tidur, dan mendekati katil Junaidah. Saya ingin memastikan tahap tidurnya. Saya menggelitik telapak kakinya. Ketiadaan reaksi gelinya telah mengesahkan kenyenyakkan tidur adik comel ku itu. Kemerahan alur belahan pantat Junaidah seakanakan menggamit undangan terhadap sentuhan jari ku.
Pantas aku menunaikan hajat geram ku terhadap alur yang menjadi lambang kesuciannya itu. Tangan saya keras bergetaran. Peluang untuk menjari pantat Junaidah sudah pasti akan ku manfaatkan sebaik mungkin. Mula-mula ku usapi dengan lembut. Tetapi lama-kelamaan tindakkan ku jadi semakin keras. Namun kenyenyakkan tidurnya adik ku itu tidak sedikit pun terjejas. Bila dah tak tahan lagi, saya menciumi pantat Junaidah. Kemudian saya cuba mencari lubang yang sering saya dengari, iaitu tempat melakukan persetubuhan. Saya sangka ianya ada di bahagian depan, tapi ternyata jangkaan saya selama ini salah.
Posisi yang sebenar rupanya di bahagian bawah. Saya pun kembalilah cium pantat Junaidah sampai ke bahagian lubang itu. Saya sudah benarbenar tidak tertahan lagi. Saya menuruni katil untuk membogelkan diri sendiri. Lepas tu saya pun perlahan-lahan naik semula ke atas katil Junaidah. Sementara tangan kanan menahan tubuh, tangan kiri saya cuba mengarahkan batang ke lubang pantat tersebut. Ternyata agak sukar nak memasukkannya. Saya cuba memasukkan dari depan, pada hal lubangnya ada di sebelah bawah. Sementara saya giat berusaha, tiba-tiba tubuh Junaidah bergerak. Kerana takut angkara itu terbongkar, saya pun cepat-cepat bangun mengenakan pakaian dan kembali ke ranjang. Tak lama kemudian saya pun terus terlena.
Pengalaman malam tersebut telah mulai menganggu konsentrasi ku. Hajat batang ku untuk bertemu di dalam pantat Junaidah masih belum lagi terlunas. Setiap kali apabila cetusan dendam nafsu mula melanda, batang ku tak semena-mena jadi keras. Itulah sebabnya saya selalu menunggu datangnya malam. Di saat di mana semua orang tertidur, di saat itulah saya akan cuba untuk memenuhi hajat sumbang terhadap Junaidah.
Selama beberapa malam saya melakukan usaha serupa. Namun ianya selalu terbatas kerana merisaukan Junaidah akan terkejut dari tidurnya. Sampailah di suatu malam ketika saya benar-benar telah dirasuk oleh dorongan nafsu. Gema bisikan syaitan pula tak henti-henti menghasut ketegangan batang ku. Berkubang di dalam pantat adik comel ku itu jelas menjanjikan seribu kenikmatan yang maha hebat. Desakan untuk menyahut seruan iblis tak lagi upaya ku bendung. Pantas aku bergerak ke katil Junaidah. Kemudian aku membogelkan diri ku sendiri.
Lepas tu perlahan-lahan ku pisahkan selimut yang menyaluti tubuhnya. Aku selak skirt tidur Junaidah hingga ke paras pusat. Sekali lagi seperti yang ku dugakan, dia tidur tanpa memakai sebarang pakaian dalam. Saya sudah tekad untuk melakukannya malam itu. Perlahan saya naik ke atas katil. Kedua kaki Junaidah saya rentangkan selebarlebarnya. Saya ciumi dan jilat pantat Junaidah sepuas hati. Kemudian saya mulai menghalakan batang ke arah lubang pantatnya. Sekali lagi ianya ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Cukup sukar untuk memasukkan batang ku ke dalam lubang sedap itu.
Berkat dari rangsangan iblis yang berterusan, akhirnya kepala batang ku mulai terselit kemas di celahan bibir pantat Junaidah. Semakin hampir batang ku untuk melungsuri lubang nikmat itu, semakin keras rangsangan yang melanda batang ku. Apa pun yang bakal terjadi, malam ini lubang pantat Junaidah akan pasti aku tebukkan dengan batang ku ini. Dengan gerak yang perlahan tetapi keras, ku dorongkan kemasukkan batang ku ke dalam pantat Junaidah. Walaupun ada masa-masanya terdapat sesuatu halangan yang cuba menghalang, namun ku tetap bertegas memaksakan.
Akhirnya berjaya juga ku benamkan sepanjang-panjang batang aku tu ke dalam lubang pantat Junaidah. Selaput yang menjadi lambang kesucian adik ku itu terbolos dek sondolan kepala batang ku. Berdenyut-denyut batang ku meraikan keseronokkan detik-detik tercemarnya kehormatan Junaidah. Adik perempuan ku yang comel itu kini tidak lagi layak bergelar “dara”. Aku benar-benar puas dan bangga dengan pencapaian ku itu. Kerana kerakusan batang ku dalam penaklukan tersebut, tiba-tiba Junaidah mulai tersedar dari tidurnya. Dia kelihatan bingung dengan apa yang sedang berlaku. Tambahan pula mungkin lubang pantatnya terasa sakit dengan kehadiran batang ku.
Junaidah mula merintih sambil memprotes terhadap apa yang sedang ku lakukan ke atas dirinya. “Hissst…! Jangan bising…. nanti mak marah…. teruk Ju kena pukul nanti….!” Mendengarkan ugutan dan nasihat ku itu, dia pun mulai menahan suara kerana takut dimarahi mak. Namun sekali-sekala kedengaran juga rintihannya menahan kesakitan. Saya pun teruslah menggoyang pinggang mendorong batang keluar masuk ke dalam lubang pantat Junaidah. Kerana baru pertama kali, tak sampai pun 2 minit, batang ku dah mulai berdenyut bagai nak gila. Berasap kepala ku dengan kesedapan yang sungguh tak kudugakan. Sedar-sedar saja, air mani ku dah penuh bertakung di dalam lubang pantat Junaidah. Aku rasa keletihan dan terpaksa berehat sebentar.
Junaidah juga nampaknya terkangkang keletihan lalu kembali menyambung tidurnya. Beberapa minit kemudian batang ku mulai bangkit semula. Aku pun kembali menindih Junaidah. Kali ini mudah batang ku dapat mencari sasaran lubang sedap itu. Henjutan-henjutan garang aku telah sekali lagi menganggu kelenaan tidur Junaidah. Kuyu matanya sambil mengigit-gigit bibir bawahnya. Adik comel ku itu kini pasrah melebarkan kangkangnya untuk menerima tikaman demi tikaman batang ku. Sekali lagi semburan nafsu ku likat memenuhi telaga bunting Junaidah. Pada permainan kali kedua itu, saya boleh bertahan sampai 10 minit.
Malam itu saja saya telah menyetubuhi adik kandung saya sebanyak 3 kali. Memang puas dan berbaloi dapat main dengan adik-beradik ni. Sejak malam itu, hampir setiap malam saya berzina dengan Junaidah. Pada awalnya dia hanya menerima saja apa yang saya lakukan. Namun setelah setahun berlalu nampaknya Junaidah juga sudah mulai menyukai dan menagihinya. Apabila saya tertidur, dia sendiri sudah pandai datang ke katil ku dan menggoda batang ku dengan sentuhan jarinya. Selama 4 tahun, kami berleluasa melakukan zina. Tetapi apabila Junaidah mulai baligh, saya agak berhati-hati sedikit kerana takut silap-silap nanti boleh terbuncit perut adik kesayangan aku tu.
Aku tak mahu angkara itu nanti akan menyebabkan kami terpisah buat selama-lamanya. Apabila umur kami meningkat, kami telah ditetapkan bilik yang berasingan. Dengan itu terpaksalah kami menerokai peluang berseronok selain daripada waktu malam. Kesempatan berseronok ketika ayah pergi kerja manakala mak pula ke pasar, tidak sekali-kali kami lepaskan. Tapi yang paling best ialah ketika mak dan ayah pergi mengunjungi saudara atau ada undangan. Memang sehari suntuklah kami dua beradik bebas bertelanjang bulat di serata rumah.
Akibat dari itu maka tak sempat keringlah pantat Junaidah tu. Sentiasa saja meleleh air putih aku tu di situ. Mana tidaknya, baru saja nak kering aku dah pamkan semula air tu ke dalam lubang pantatnya. Sampai saat ini pun kami tetap selalu melakukannya. Walau sekarang kami sudah dewasa dan masing-masing sudah mempunyai pacar, tetapi perhubungan unik kami itu tetap berterusan. Jika di rumah tidak meruangkan kesempatan, maka kami biasa melorongkan peluang dengan melakukannya di hotel.
Posted in Adik - Abang
Leave a comment
Tags: sumbang mahram
Kak Hasliza
May 6
Posted by mrselampit
Dalam keluarga aku, aku hanya mempunyai 2 beradik , dan aku mempunyai seorang kakak yang lebih tua dari aku 5 tahun. Namanya hasliza dan aku panggilnya kak ija. Ibu dan ayahku telah lama tiada kerana mengidap penyakit kencing manis dan darah tinggi. Tinggallah aku berdua bersama kak ija di rumah peninggalan arwah kedua ibubapaku. Kami hidup sederhana sahaja, kak ija bertugas sebagai Jururawat di Hospital Swasta dan belum berkahwin manakala aku hanyalah seorang pekerja pembantu am rendah lantaran kelulusan SPM ku yang tidak seberapa bagus. tapi kami cukup gembira dan tidak merungut dengan kerjaya kami.
Bercerita mengenai fizikal kak ija, aku boleh gambarkan dirinya seorang yang bertubuh tegap dan sederhana tinggi dan mempunyai dada yang bidang dan disitulah membukit 2 buah gunung yang kukira cukup besar. dia juga mempunyai pinggul yang sungguh tonggek dan besar. rambutnya sederhana panjang ke paras bahu dan ikal bentuknya. dan beliau juga berkulit kuning langsat dan sedikit sepet matanya mengikut arwah ayah yang ada mix cina.Ramai lelaki mengidamkan tubuhnya yang ranum dan menyelerakan itu. Tapi yang peliknya kak ija tidak melayan semua itu dan beliau juga tidak mempunyai teman lelaki. dan aku tidak pernah bertanyakan mengenai hal itu.. dan mengenai taste fashionnya, dia suka bertudung dan berpakaian jeans ketat serta t shirt yang melekap di badan..
Satu hari petang , cuaca cukup tidak baik.. hujan yang berterusan selama berjam-jam membuat aku mati kutu untuk berjalan diluar bersama rakan-rakan. plan asal aku untuk ke pekan terpaksa dibatalkan. Kak ija juga tidak muncul dari biliknya.
“Mungkin buat hal dia lah tu ” getus hati aku..
aku pun terus melangu kebosanan tak tau nak buat apa…buat ini tak kena.. buat itu tak kena….tiba-tiba dengan tak semena-mena, GGRRRUUMMMMMMMMMM.. kedengaran bunyi petir dan guruh sabung menyabung. sejurus selepas itu kedengaran seperti orang menjerit dari bilik.
“Arrrrrkkk! Amran.. tolong, akak”..aku terus bergegas ke bilik kak ija dan mendapati dia sedang terbaring kerana terkejut dengan bunyi guruh tadi..
”akak tak apa-apa” aku bertanya..
”kuat betul bunyi guruh tu.. terkejut akak.. amran temankan akak jelah dalam bilik ni yer.. takut pulak akak sorang2 ni..” aku mengiyakan saja tanda tak kisah..
rupanya kak ija tengah sedap tidur tadi.. urm.. dia pun menyambung kembali tidurnya setelah diganggu oleh guruh tadi.. aku pon duduk di kerusi solek.. takkan aku nak tidor sebelah dia plak…gila apa..
Tetapi bau harum yang hangat dari bilik itu membuatkan aku serba tak kena. dengan cuaca yang suram dan hujan, aku dapat rasakan tiba tiba nafsu syahwatku bergelojak dalam diri..
”takkan aku nak rogol kak aku sendiri..itu salah” getus hati aku..
makin lama makin tak boleh ditahan-tahan.. aku membuat keputusan untuk merapatkan diri ke katil kak ija. Misi harus dibuat segera walaupun ia bermakna aku akan merosakkan masa depan kak ija.. ditambah dengan kak ija yang berpakain baju kelawar berwarna merah membuatkan aku hilang kawalan..
Perlahan2 aku mengesot ke katil dan aku duduk disebelahnya.. dengan tangan yang menggeletar.. aku beranikan diri menyentuh bahunya.. aku urut lembut dan ku lihat tiada respon dari kak ija. aku beranikan diri untuk memegang lembut bahagian dadanya.. tiba 2 kak ija tersentak dan terkejut dengan tindakan aku.
”am, apa yang am buat ni? am jangan apa2kan akak.. am nak rogol akak yer..” aku mula ketakutan..
aku mula memikirkan tindakan aku tadi.. melihat aku mula ketakutan, kak ija mula mengendurkan kemarahannya..
”kenapa ni Am? Am nak buat apa dengan akak, ha.. akak ni akak kandung Am.. sampai hati am buat akak camni.”
“Akak, am bukannya apa, am dah tak tahan tengok kecantikan tubuh akak, body akak lentik, punggung besar, dada pulak membukit kencang.. am jadi tak keruan, ” aku mula berterus terang..
Melihat pengakuan ku itu, kak ija tersenyum ..
”napa am tak pernah cakap kat akak yang am idamkan tubuh akak.. kalau am berterus terang, kan senang.. tak payah nak curi-curi pegang,” berderau aku mendengar kata-kata kak ija..
“Jadi akak kasi lah am meneroka tubuh akak?” aku bertanya inginkan kepastian.
”Untuk adik akak, akak sanggup buat apa saja”..aku menjerit kegembiraan dalam hati..yes yes…
”Nak akak bukak baju ni ke atau am yang sendiri bukakkan” aku mengangguk dan menyatakan kak ija yang perlu membuka bajunya..
Kak ija menyuruh aku berbaring di atas katil sementara dia bangun dan mula membuat aksi membuka baju kelawarnya secara perlahan-lahan. sedikit demi sedikti tersingkap tubuh badannya yang bercoli hitam dan.. argghhhh.. dia memakai G string berwarna hitam.. adikku dibawah ni mula menegang keras yang tak dapat ditahan-tahan lagi.
”am suka g string akak ni?” Aku mengangguk laju-laju macam orang bodoh.
dia mula menonggeng membelakangi aku dan menarik tali gstring yang nipis itu dan dilepaskannya perlahan..
”Am tak nak cium bontot akak ni? ” aku yang sudah tidak sabar terus saja meluru ke arah punggungya yang besar dan aku cium semahu-mahunya.
”perlahan sikit dik, tak lari gunung dikejar..” aku malu sendiri..
Aku pun mula menerokai pungung akak ku dan ku jilat secara rakus.basah��punggung kak ija dengan air liur aku yang bersemburan..
”bawak akak ke katil itu sayang” kak ija meminta.
dengan sepenuh kudrat aku membawanya ke katil.. perlahan2 aku turunkannya.. Kak ija terus membuka g string dan dibukanya sedikit demi sedikit sehingga aku tidak keruan.
”Jilat adikku sayang. Jilatlah semahunya.”
..Aku yang tidak sabar terus saja memegang pussynya yang tidak berbulu dan tembam itu menggunakan jari telunjuk dan jari hantu, kak ija mendengus kesedapan dan meminta ku menjilatnya. aku sengaja melambat2kan permintaanya supaya dia berasa geram.. Dia menarik rambut dikepalaku dan aku tersembam dipussynya yang sudah berair itu.. aku mula menjilat secara laju dan perlahan berselang-seli.
”Uh Ah Uh uhgrhhhhh.. sedapnya.. fuck me amran, fuck me..” Kak ija mula hilang arah..
aku juga yang hilang akal terus saja melajukan proses jilatan aku diselang seli dengan tangan ke arah klitorisnya. ..laju dan perlahan berselang seli sehingga kami melupakan terus ikatan adik beradik dalam persetubuhan ini.
Aku mula megang buah dadanya yang besar dan tegang itu. aku urut perlahan-lahan dan aku menanggalkan tali branya yang hitam itu sedikit demi sedikit. kak ija yang sudah kuyu matanya tidak mempedulikan tindakan aku itu.
”ramas tetek akak ni am.. ramas sekuat2nya.. gigit am.. gigittttt ”
aku yang geram terus saja mencium putingnya yang berwarna coklat gelap dengan pantas dan tangan kiriku meramas buah dada yang satu lagi. aku gentel, aku pusing, aku ramas secara berselang seli. aku kerjakan buah dadanya sehingga aku berasa nikmat yang teramat sangat..
setelah puas meneroka bukit kak ija, kak ija ingin merasai keenakan buah zakarku. dia meminta aku berbaring dan mengangkangkan kakiku supaya mudah dia melakukan kerjanya itu.. kak ija memegang sdikit demi sedikit zakarku yang sederhana besar itu. dan kemudian setelah dikocoh berkali – kali, dia memasukkan nnya ke dalam mulut dan mula menelan sedikit demi sedikit.. diulangnya proses telan dan luah berkali-kali sehingga ku berasa pening dek kenikmatan yang tak pernah aku rasakan.
”Am nak lawan akak yer…kita tengok berapa lama am boleh tahan dengan lancapan akak ni”
Wah cam pertandingan pulak. kak ija mula mengocoh zakarku dengan lembut dan bertukar kepada laju. Aku terpaksa bertahan dari “serangan” kak ija yang bertubi-tubi itu.
”wah boleh tahan yer adik akak ni.. cam dah biasa buat jer?” aku tersipu-sipu malu dengan sindirannya itu..
“oklah , kita tukar posisi ye sayang..”
Kak ija berbaring dan dia pun mengangkang kakinya seluas mungkin.
”Am, fuck me am, fuck me harder..” aku pun bergerak ke arah atas badannya dan memegang zakarku untuk ditujukan ke pussy kak ija yang telah bersedia menerima tujahan dari aku..
aku memasukannya perlahan-lahan dan terus menekan ke dalam.. ku tarik dan memasukannya sekali lagi perlahan-lahan dan terus menujah ke pussy kak ija yang ketat itu.. setelah itu aku tidak menunggu lagi setelah pussynya terbuka lantas aku menujahnya secara perlahan2 dan diselang seli dengan tujahan yang keras dan dalam. Kak ija sudah mengerang kesedapan ..
“Plap, plap, plap, plap” bunyi air maziku bertemu dengan air mazi kak ija..
Aku memegang pinggangnya yang ramping itu dan ku tolak ke atas badanku untuk dia merasakan kedalaman zakarku..dia hanya mengerang “ARGHHH, ARghhhh…” sahaja dengan matanya yang kuyu..
Aku meminta kak ija menonggeng selentik mungkin dan ku ingin menujah pussynya dari belakang, Bontotnya yang pejal dan besar itu aku tampar beberapa kali secara lembut untuk aku memulakan proses kesedapan.. setelah itu aku tidak menunggu lagi dan terus aku membelasah bontotnya dengan tujahan yang keras dan mantap sehingga kak ija tidak mampu berkata-kata melainkan mengerang dan mendesah…
” rogol akak am, rogol akak am…” itulah ayat2 yang diulang2nya sehingga membuat aku ingin klimaks…
aku dengan pantas menyuruh kak ija untuk menyedut air maniku yang bakal keluar tidak lama lagi.. setelah menujah beberapa kali untuk kali terakhir, air mani yang panas dan hangat itu pun ku talakan ke mukanya dan buah dadanya. laju dan pantas pancutannya..
kemudian aku mencium bibir kak ija dan mencium dahinya seraya mengucapkan terima kasih diatas kesudianyya untuk disetubuhi. kak ija hanya tersenyum dan berkata
”lain kali kita boleh buat lagi, nanti akak akan prepare untuk “peperangan” kita yang seterusnya..” Aku tersenyum dan berasa sungguh gembira..
aku dan kak ija terbaring kepenatan di katil. Aku tidak sangka kami akan melakukan hubungan seks sedangkan kami adalah adik beradik yang tak sepatutnya melakukan taboo seperti ini.
kak ija melangkah ke bilik air dengan berbogel seraya memberikan aku senyuman yang paling manis.
“Harap2 lepas ni dapat lagi” kata-kataku sambil memeluk bantal.
Posted in Adik - Kakak
Leave a comment
Tags: sumbang mahram
Rahsia Suamiku
Apr 25
Posted by mrselampit
Aku sudah berkahwin dan mempunyai seorang anak. Hubungan aku suami isteri tiada apa-apa masalah. Dulu aku selalu rasa syak dan wasangka terhadap suami aku. Selalu juga dahulu aku tengok ada sms sms perempuan dalam handphonenya. Sudah mestinya ia menjadi pertikaian besar antara aku dan suami aku. Namun selepas itu ianya senyap selepas suami ku memutuskan hubungan dengan teman-teman wanitanya.
Sebagai isteri, aku memang cukup risau kalau dimadukan. Malah aku semakin risau andainya suami aku melakukan hubungan seks dengan perempuan lain. Aku takut dia dijangkiti HIV atau pun sifilis sebab diakhirnya aku juga yang menderita penyakit itu.
Aku tahu nafsu suami aku memang kuat. Pantang tercuit pasti nak main. Pantang aku pakai ketat-ketat pasti nak main. Begitu jugaklah kalau dia nampak perempuan seksi-seksi, mesti dia mudah terangsang. Kadang kala sebab dah sayangkan suami, walau penat atau demam pun, aku layankan juga. Aku sanggup mengangkang dalam demam-demam asalkan dia puas dan asalkan dia tak main buntut aku. Aku sanggup berkorban diri aku asalkan dia puas dan tak cari perempuan lain yang entah apa status kesihatannya.
Memang aku kuat cemburu. Pantang nampak suami aku berbual dengan perempuan lain walau pun berbual kosong, pasti aku akan isim dan merajuk. Termasuklah dengan kakak ipar ku sendiri, iaitu kakak kandung suami ku. Walau pun cemburu, aku tetap hormat melayannya sebagai seorang kakak walau pun hanyalah ipar sahaja. Tetapi apabila suami ku ada, aku rasa seakan suami aku menggilakan kakaknya sendiri.
Terus terang dulu aku selalu nampak suami aku asyik melihat tubuh kakaknya setiap kali kami balik kampung. Malah aku sendiri pernah nampak beberapa gambar kakak ipar ku di telefon bimbit suami ku dan semuanya adalah di dalam posisi yang memberahikan. Aku tahu suami ku menangkap gambarnya secara curi-curi. Namun satu kejadian yang aku lihat depan mata aku beberapa tahun lepas membuatkan aku tahu siapa suami aku yang sebenarnya.
Jam menunjukkan pukul 2 pagi semasa itu. Aku terjaga dari tidur dan aku lihat suami aku tiada di sebelah. Anak aku sudah nyenyak di sebelah aku juga. Aku turun dari katil dan aku keluar dari bilik. Aku lihat sekeliling dalam rumah mak mertua aku, tak nampak suami aku. Aku lihat bilik mak mertua aku dah tertutup rapat dan gelap dari dalam. Pasti dia sudah tidur. Aku lihat di celah pintu bilik kakak ipar ku agak terang dari dalam.
Aku menuju ke pintu bilik kakak ipar ku itu dan dari celah pintu kayu itu, aku terlihat adegan-adegan yang meredamkan hati ku. Cahaya lampu bilik kakak ipar ku itu menerangi suasana dalam biliknya dan aku lihat kakak ipar ku yang juga janda berusia 44 tahun itu sedang menonggeng atas katil. Dengan kain batiknya yang tersangkut di pinggang, aku tengok punggungnya tak pakai seluar dalam. Dan ketika itu aku lihat wajah seorang lelaki yang aku cukup kenal berada di tengah-tengah punggung kakak iparku itu. Dia adalah suami ku.
Aku rasa seperti ingin menangis melihat perlakuan sumbang mahram mereka berdua. Suami aku menjilat kemaluan kakak kandungnya hingga ke celah punggungnya. Malah lubang buntut kakaknya turut dijilatinya. Walau pun aku sedih dan kecewa tidak terperi, aku tetap nak lihat sejauh mana perginya perbuatan mereka adik beradik itu.
Aku tengok suami aku berhenti jilat kemaluan kakaknya dan dia berlutut di belakang kakaknya. Kakak ipar aku pula menarik batang suami ku masuk ke dalam kemaluannya dan seterusnya suami ku menjolok kemaluannya keluar masuk. Kepala kakak ipar ku terdongak semasa suami ku menjolok batangnya dengan amat dalam. Tak lama selepas tu suami aku terhenjut-henjut kuat di punggung kakaknya dan tubuhnya mengeras. Aku tahu dia sedang memancutkan maninya di dalam kemaluan kakak kandungnya. Kakak ipar ku dari keadaan menonggeng terus berlutut dan suami ku tanpa mencabut kemaluannya keluar terus memeluk kakaknya. Lama juga mereka berpelukan dan sebaik suami aku mencabut kemaluannya keluar, aku lihat air mani suami ku mengalir keluar dengan banyak dari lubang kemaluan kakak ipar ku.
Dengan air mata yang aku tahan-tahankan, aku tinggalkan pintu bilik kakak ipar ku itu masuk menuju ke dalam bilik. Aku menangis melihat kecurangan suami ku yang berlaku di hadapan mata. Sampai ke subuh aku tak dapat tidur kerana berendam air mata. Suami aku masuk ke bilik sebaik azan subuh kedengaran. Aku tak tahu entah berapa round dia buat. Aku tak berani nak tanya pasal perkara itu sebab ia melibatkan kekeluargaan dan keaiban keluarganya dan keluarga ku. Aku rasa baik aku rahsiakan dahulu perkara itu dan aku juga nak lihat sejauh mana perhubungan mereka.
Pada waktu siang, aku sengaja memberikan peluang kepada mereka berdua untuk bersama di dapur. Aku layan anak aku bersama mak mertua ku di beranda rumah. Di hati aku ingin juga tahu apa yang mereka lakukan di dapur. Lalu aku masuk ke dalam rumah sekejap dan aku mengintai apa yang mereka lakukan. Kelihatannya suami aku sedang bercangkung di belakang kakaknya. Kedua-dua tangan suami ku sudah pun berada di punggung kakak ipar ku itu. Dia meramas-ramas punggung kakak kandungnya yang aku nampak ketat dengan kain batik lusuhnya masa itu. Pada masa tu kakak ipar ku tengah cuci beras di dalam periuk nasi untuk di masak.
Khusyuk betul suami ku meramas punggung kakaknya. Baju T yang kakak ipar ku pakai memang sendat dan singkat. Suami ku kemudian merapatkan mukanya di punggung kakaknya dan kakak ipar ku menoleh ke arah suami ku sambil tersenyum. Dia melentikkan punggungnya dan ketika itu aku terdengar bunyi kentut yang kuat. Rupa-rupanya kakak ipar ku mengentutkan muka suami ku yang rapat menciumi punggungnya. Aku ingatkan suami ku akan mengalihkan mukanya, tetapi aku silap, dia terus berada di punggung kakaknya.
Pada waktu petangnya, sewaktu mak mertua ku pergi kenduri di balairaya, aku sengaja membiarkan suami ku bersama kakaknya menonton filem hindustan bersama. Sementara aku membawa anak aku yang tertidur sebab penat bermain di laman rumah ke dalam bilik dan memberi alasan mengantuk.
Aku sengaja duduk diam dalam bilik untuk bagi mereka peluang bersama. Kemudian aku keluar dengan perlahan-lahan dan aku mengintai apa yang mereka lakukan. Aku lihat kakak ipar ku sedang menonggeng di sofa sementara suami ku pula berada di belakangnya sedang mengeluh kuat. Kain batik kakak ipar ku sudah terselak di pinggang dan seluar pendek suami ku pula sudah terlucut di lututnya.
Aku tengok suami aku tarik keluar kemaluannya dari tubuh kakak ipar ku. Aku terkejut melihat air mani suami ku mengalir keluar dari lubang buntut kakaknya, bukan dari lubang kemaluannya. Aku mengucap panjang melihat perlakuan sumbang mereka dua beradik. Sebaik kakak ipar ku berpaling memandang ke tv dan suami ku duduk di sebelahnya, aku segera berundur agar tidak disedari oleh mereka.
Bunyi tv yang kemudiannya diperlahankan membolehkan aku mendengar setiap perbualan mereka. Dari perbualan mereka itulah dapat aku ceritakan serba sedikit dari apa yang aku ingat ketika itu.
Kakak ipar ku bertanya kepada suami ku adakah dia tak rasa bersalah melakukan persetubuhan terkutuk itu dengannya sedangkan dia sudah beristeri, tidak seperti kakaknya yang sudah menjanda itu.
Suami ku mengatakan dia tak menyesal, malah bangga sebab dapat selamatkan rumah tangga dari menjalinkan hubungan sulit dengan mana-mana perempuan yang dia sendiri tak tahu latar belakang dan kesihatannya.
Dari perbualan mereka itu dapat aku ketahui yang hubungan seks mereka baru sahaja bermula pada malam yang aku mengintai di pintu bilik kakak ipar ku itu. Rupa-rupanya selama itu mereka hanya bermain perasaan. Suami ku meluahkan yang dia begitu mengidamkan tubuh kakaknya itu sejak dari dia budak-budak lagi. Kakaknya pula mencelah dan mengatakan patutlah setiap kali kami balik ke kampung kerap sahaja kain batiknya berselaput dengan air mani. Suami ku mencelah, bukan sahaja kain batiknya, malah baju-baju kurungnya yang licin termasuk tudungnya pernah jadi mangsa.
Kakak ipar ku bertanya suami ku apa lagi kenakalan yang pernah dilakukan terhadap dirinya sebelum itu. Suami ku mendedahkan segala-galanya dan aku bagaikan nak pitam mendengar pengakuan suami ku yang kuat nafsu tu. Dia beritahu kakaknya yang dia kerap melancap sambil melihat kakaknya tu tidur dalam bilik pada waktu malam semata-mata hendak memancutkan air maninya di punggung atau pun muka kakaknya itu. Kakaknya ketawa mendengar pengakuan suami ku.
Suami ku turut mendedahkan yang dia begitu gilakan punggung kakak kandungnya yang tonggek, montok dan entah apa-apa lagi entah puji-pujian yang dia beri. Dia kata dia suka tengok kakaknya berkain batik dan berkain skirt ketat yang kerap dipakainya di rumah. Kalau masa dia budak-budak dulu, dia suka sangat tengok kakaknya tu pakai kebaya ketat uniform kilang hingga selalu jadikan uniform kakaknya itu tempat melancap memuaskan nafsu.
Kakaknya tahu yang selama ini dia menjadi idaman adiknya cuma soal haram dan hubungan sedarah yang membuatkan dia menegah dirinya dari melakukan. Tetapi sebaik dia menyedari kemaluan suami ku memasuki lubang kemaluannya sewaktu dia tersedar dari tidur malam itu membuatkan dia membuang semua perasaan itu dan menerima nafsu persetubuhan adik beradik itu dengan rela hati. Lebih-lebih lagi dia sudah lama tidak menikmati persetubuhan yang mengasyikkan.
Kakak ku bertanya kepada suami ku sudah berapa ramai perempuan yang sudah ditidurinya. Itu adalah soalan yang selama itu aku nanti-nantikan. Suami aku macam nak berahsia tapi kakaknya pandai menggoda dan memujuk hingga akhirnya suami ku mendedahkan dia sudah menyetubuhi 5 orang perempuan sepanjang dia masih belum berkahwin hingga sudah berkahwin dan mempunyai seorang anak. Aku hampir pengsan mendengar pengakuannya.
Kemudian adik ku bertanya kepada kakak ku sudah berapa ramai lelaki yang menyetubuhinya. Tidak termasuk bekas suaminya, dia sudah menjalinkan hubungan seks dengan 4 orang lelaki, seorang sewaktu masih menjadi isteri orang dan selebihnya semasa menjanda. Kakaknya turut mengeluh meluahkan perasaan bahawa lelaki-lelaki yang pernah didampinginya cuma pentingkan nafsu mereka sendiri. Tetapi sebaik dia merasakan penangan suami ku, terus dia merasakan kepuasan persetubuhan yang selama itu dia idam-idamkan.
Suami ku bertanya adakah mereka masih berhubungan dengan kakaknya. Kakaknya memberitahu buat masa itu cuma ada seorang yang masih mengharapkan tubuhnya menjadi tempat bertenggek iaitu bangla di kilangnya. Dia bercadang hendak berhenti kerja agar dapat memutuskan hubungan itu tetapi terfikir juga siapa yang hendak membiayai persekolahan anak-anaknya di asrama.
Selepas aku balik ke kota bersama suami dan anak, aku rasa lega kerana bayangan hidup suami ku bersama kakak ipar ku hilang bersama tugas. Namun siapa sangka, di belakang aku rupa-rupanya mereka saling bersms dan meluahkan kata-kata lucah. Banyak sms suami ku yang memuji buntut kakak kandungnya itu. Malah selalu aku lihat suami ku bertanyakan perihal pakaian-pakaian yang dibelikan untuk kakaknya. Entah bila dibelinya dan entah bila diberikan kepada kakaknya tidak aku tahu. Yang pasti mereka sempat bersetubuh kerana ada beberapa sms yang ku baca mengatakan suami ku betul-betul puas menikmati punggung kakaknya sewaktu pakaian-pakaian itu dipakai.
Hari demi hari, aku dapat rasakan perbezaan besar yang cukup ketara kepada suami aku. Dia jarang pulang lewat dan kasih sayangnya kepada aku dan anak cukup sempurna. Aku ingatkan dia sudah memutuskan hubungan sulit bersama kakaknya rupa-rupanya ternyata aku silap. Aku terjumpa kain batik kakak ipar ku yang berbau air mani dalam beg kerja suami aku.
Namun satu sms yang aku masih ingat hingga kini adalah luahan suami ku kepada kakaknya untuk menjadi suami gelapnya. Dia lebih rela beristerikan kakak kandungnya dari memadukan aku agar hati aku tidak terluka. Aku di dalam dilemma antara marah dan terharu dengan perbuatannya. Namun mengenangkan perubahan besar dalam sikapnya membuatkan aku seakan pasrah dan lebih rela mendiamkan sahaja rahsia itu, asalkan keluarga kami bahagia dan suami ku tidak berpeleseran dengan mana-mana jalang untuk memuaskan nafsunya. Sekurang-kurangnya kalau dia tak balik dan aku tahu dia menipu mengatakan ada meeting dan kursus supaya hati ku tak lagi berkecamuk, tetapi aku lega sebab dia pasti bersama dengan kakaknya, bukan dengan orang lain.
Sebaik mak mertua aku meninggal dunia, suami aku bawa kakaknya tinggal bersama kami. Walau pun serba salah untuk menerima tetapi demi hormatnya aku kepada kakak ipar ku itu aku terima juga dia tinggal bersama. Aku pun tahu, sekurang-kurangnya apabila dia ada di rumah, terkemas juga rumah kami dikemasnya.
Suami ku membayar gaji kakak ku setiap bulan sehingga kini. Malah aku lihat hampir setiap malam suami aku mesti hilang dari katil. Aku yang sudah tahu kemana perginya malas nak menegah, sebaliknya lega kerana dia tidak bermain dengan perempuan lain yang tidak ku tahu asal usul.
Kadang-kala aku pulang dari pejabat, suami ku sudah pun berada di rumah. Biasanya pasti dapat aku lihat kesan basah di punggung kain batik kakak ipar ku itu. Malah kadang kala kakak ipar ku sengaja memakai yang merangsang nafsu suami ku seperti berkebaya ketat atau pun memakai kain yang licin yang dipakai bersama baju T yang ketat dan singkat. Pernah aku balik tengok pintu bilik kakak ipar aku terbuka dan bila aku masuk aku nampak suami aku tengah buat sesuatu pada komputer kakak ipar aku dengan hanya berseluar pendek. Kakaknya pula berkain batik dan bercoli. Dengan bau biliknya serta katil yang berselerak aku tau dia orang baru lepas main.
Begitu juga setiap hujung bulan, mereka pasti akan pulang ke kampung dengan alasan hendak melihat keadaan rumah pusaka mereka. Aku yang malas nak kacau lebih suka duduk di rumah bersama anak. Mereka pastinya akan bermalam di sana selama semalam dan aku sudah agak pasti persetubuhan yang menjadi agenda mereka.
Sewaktu mereka tiada di rumah itulah aku mengambil peluang untuk menyelongkar bilik kakak ipar ku itu dan aku terkejut kerana tiada satu pun pil perancang mahu pun kondom yang aku temui. Aku juga menjumpai pen drive milik suami ku berada di laci meja kakak ipar ku dan setelah ku buka, beratus-ratus video persetubuhan mereka dirakam menggunakan handphone suami ku. Itu termasuklah di hotel, di rumah kampung mereka dan juga di dapur rumah ku sendiri! Menggigil aku melihat mereka telanjang bulat beromen di katil hotel sampai memancutkan keluar mani suami ku dari kemaluan kakaknya. Termasuklah melakukan persetubuhan seks ikut buntut yang paling banyak ku lihat dilakukan mereka di rumah ku ini, terutamanya ketika kakak ipar ku itu berkain batik. Video kakak ipar aku hisap kemaluan suami aku dalam kereta pun ada. Entah apa-apa entah suami aku masa tu cakap sedap kena kolom kakaknya yang bertudung licin. Pakai tudung satin pun boleh stim ke. Kenyang juga kakak ipar aku tu telan semua mani suami aku.
Perhatian ku tertarik kepada fail yang disimpan di dalam almari pakaian kakak ipar ku. Bagai nak luruh jantung ku melihat sijil perkahwinan mereka di Thailand. Memang mereka itu benar-benar serius hendak berlaki bini. Tak apalah asalkan bukan dengan orang lain.
Hari ini genap 7 tahun kakak ipar ku tinggal bersama kami sekeluarga. Dia tetap tak mengandung walau pun aku tahu kekerapan suami ku bertenggek dengannya lebih banyak berbanding diri ku. Aku syak kakak iparku melakukan pembedahan mengikat rahim kerana aku pernah ternampak resitnya di poket baju suami ku beberapa tahun dahulu. Pasti suami ku yang menajanya.
Walau pun sekarang ini kakak ipar ku itu sudah pun berusia 52 tahun, aku pelik kerana suami ku masih lagi berselera kepada kakaknya itu. Sms kakak ipar ku kepada suami ku menjadi klu kepada aku bagaimana hubungan mereka itu masih bertahan walau pun kakak ipar ku itu sudah berusia kini. Kerelaannya menjadi ‘hamba’ suami ku setiap saat hidupnya walau pun tanpa duit dan pakaian-pakaian baru menjadi faktor kepada keutuhan hubungan mereka. Aku kadang-kadang rasa kerdil sewaktu bersama kakak ipar ku kerana aku tidak dapat memberikan kenikmatan yang suami aku mahukan. Aku tahu aku terlalu dibayangi oleh salahnya hubungan luar tabie iaitu seks buntut walau pun aku sendiri jarang sekali mengerjakan suruhan agama.
Malam beberapa hari lepas aku sempat curi dengar perbualan mereka dalam bilik. Masa tu pukul 2 pagi. Mestinya dia orang ingat aku dah tidur. Kakak ipar aku tanya kenapa suami aku masih stim kepadanya walau pun dia dah makin berumur. Suami aku kata sebab bontot kakaknya masih tonggek dan lebar serta sebab kakaknya boleh kena pancut atas bawah depan belakang. Lepas tu suara suami aku bagi pakaian baru kepada kakaknya. Dia suruh pakai esoknya. Tak sabar juga nak tahu baju apa.
Jadi paginya aku tengok kakak ipar aku dah pakai baju jubah muslimah warna kuning. Bukan setakat licin dari atas ke bawah, ianya betul-betul sendat di badannya. Bila aku balik, suami aku tengah cuci keretanya. Awal baliknya hari tu. Bila aku masuk dalam rumah, kakak ipar aku tengah buat air di dapur. Masih pakai jubah muslimah tu tapi buntutnya nampak basah. Aku malas nak cakap apa-apa. Faham-faham sendirilah.
Percaya atau tidak terpulanglah. Aku menaip cerita ini pun di pejabat. Suami aku cuti dan ada di rumah dengan kakaknya. Anak aku sekolah. Pagi tadi pun aku pergi kerja kakak ipar aku dah siap-siap pakai kebaya jarang yang singkat tak bercoli. Kain batiknya yang selalu dipakai di rumah. Faham-faham sajalah apa yang mereka buat di rumah.
Posted in Adik - Kakak
Leave a comment
Tags: sumbang mahram
Ku Lancap Batang Adikku
Apr 22
Posted by mrselampit
Aku ada seorang adik lelaki. Zul namanya. Aku nak cerita dari awal biar korang faham. Sejak aku masih tingkatan 5 lagi aku dah rasa semacam dekat adik aku tu. Bukannya apa, aku selalu rasa dia macam suka perhatikan aku. Kadang-kadang dia mengintai aku mandi. Tengah berak pun pernah. Aku diamkan je sebab aku tahu dia bukan berani buat apa pun. Tapi rasa macam tak sangka pun ada juga sebab dia masa tu masih darjah 6.
Bila aku tamat sekolah dan adik aku naik tingkatan 1, semakin luar biasa rasa semacam aku dekat adik aku. Aku tengok dia semakin hari semakin parah nampaknya. Dia makin tak keruan. Maksudnya dia nampak serba gelisah bila aku ada. Kena pulak tu dia baru sembuh dari sunat. Pernah juga aku ternampak batangnya mengeras dalam kain pelikat atau pun seluarnya.
Biasanya aku tengok dia serba tak keruan bila aku pakai kain batik kat rumah. Bagi aku mulanya aku rasa macam biasalah sebab dari mak aku, kakak aku yang sulung, kakak aku yang kedua dan aku sendiri memang biasa pakai kain batik kat rumah. Tapi apa masalahnya dengan adik aku tu. Aku memang tak faham sangat dengan nafsu orang lelaki masa tu. Walau pun aku pernah lancapkan batang boyfriend aku masa sekolah dulu tapi aku masih tak berapa faham gelagat nafsu dia orang ni.
Lama-kelamaan aku mula sedar yang aku sendiri sebenarnya yang membuka pintu syahwat adik aku tu. Aku mula sedar antara aku, mak aku, kakak-kakak aku, yang paling menyerlah seksinya adalah aku. Aku tahu yang aku suka pakai baju T yang singkat dan ketat masa kat rumah. Kadang-kadang aku selamba je pakai baju yang jarang-jarang. Bila abah aku ada aku tak berani sebab pernah kena marah dengan dia. Tapi sebab abah selalu keluar outstation, kadang-kadang mak pun ikut sekali jadi aku bebas buat apa saja di rumah. Kakak-kakak aku pula masing-masing dah hidup sendiri di perantauan sebab kedua-duanya jurutera dan baliknya sekali sekala. Masa tu dia orang masih bujang lagi. Jadi kebanyakan masa aku berdua bersama adik aku yang sorang tu je kat rumah.
Satu lagi halnya aku ni pulak suka posing seksi. Entahlah. Dah semula jadi agaknya. Bagi aku semua tu biasa-biasa je tapi tak sangka pulak adik aku boleh ‘terambik’ serius pulak sampai terangsang. Alah kalau setakat suka menggeliat, tubuh melentik masa ikat rambut, duduk melentik dekat kerusi, suka menonggeng, suka selak kain sampai peha masa tengok tv dan macam-macam lagi tu bagi aku biasa je. Biasalah aku ni kan perempuan. Normal la tu. Kadang-kadang aku rasa body aku ni seksi sebab nak bandingkan dengan kakak-kakak aku, kita orang lebih kurang je slimnya. Mak aku pulak berisi, biasalah mak orang. Cuma aku je yang tonggek sikit. Boyfriend aku masa sekolah dulu suka sangat pegang bontot aku. Dia cakap aku tonggeklah, melentiklah, seksilah. Itu yang asyik nak berlendir je kat celah bontot aku. Asal jumpa je mesti basah kain aku. Entah apa cerita dia sekarang.
Satu lagi yang aku rasa masa tu adalah cara jalan aku yang macam itik serati pulang petang, bak kata bekas boyfriend aku dulu. Bila aku try jalan depan cermin aku rasa macam biasa je, tapi lama-lama baru aku faham apa yang boyfriend aku cakap dulu. Memang nampak jelas melenggok bentuk bontot aku bila berjalan. melentik pulak tu. Barulah aku rasa macam kesian pulak kat adik aku yang sorang tu asyik selalu je kena gangguan seksual dari aku. Sorilah Zul akak mana tahu masa tu. Akak pun hampir-hampir terlupa jugak yang engkau tu pun ada nafsu.
Cuti krismas tahun 1993. Aku masih ingat lagi hari tu. Mak dan abah pergi Singapore. Kakak-kakak aku balik rumah nenek. Aku dan adik aku pulak tinggal dekat rumah. Pada hari tu aku sengaja nak dengki dia. Aku nak tengok macam mana gelisahnya dia bila berdua dengan aku hari tu. Jadi sengajalah aku pakai baju T yang ketat hari tu. Sengaja aku nak tengok macam mana gayanya adik aku yang sorang tu bila tengok body aku berpakaian sendat. Aku nak dengki dia supaya dia tak keruan tengok bontot aku yang ketat dengan kain batik.
Jadi pagi-pagi lagi aku dah siapkan dia sarapan. Memang itu rutin aku bila mak tak ada. Bila dia bangun tidur, dengan bertuala lagi dia dah duduk dekat meja makan bersarapan sorang-sorang. Aku pun dengan selambanya mundar mandir dekat dapur. Buat-buat sibuklah kononnya. Susun gelas dalam kabinetlah, cuci pasu bunga dekat table top dan macam-macam lagilah. Asalkan aku boleh bagi adik aku tu tengok body aku puas-puas hari tu. Sengaja nak dengki dia biar tak keruan dia sepanjang hari tu.
Masa aku susun cawan dalam kabinet bahagian bawah, aku sengaja melentikkan bontot aku dan menonggeng-nonggeng. Jadi makin sendatlah kain batik aku tu melekat dekat bontot. Aku dengar bunyi kerusi meja makan tu ditarik dan aku toleh dan nampak adik aku bergegas masuk tandas. Aku sempat ternampak batangnya menonjol dalam tuala. Stim la tu. Aku dah fikir sah dia melancap dalam bilik air. Aku pun mengintai ikut lubang yang selalu adik aku guna untuk mengintai aku. Terbeliak mata aku tengok batang dia yang keras berurat tu. Baru tingkatan satu tapi batang dah nak hampir sama saiz dengan bekas boyfriend aku dulu. Berdebar-debar aku tengok dia. Aku tunggu punya tunggu nak tengok betul ke tidak dia melancap. Dari awal dia mandi sampai habis dia tak melancap langsung. Batangnya dari keras sampai lembik aku tengok. Aku pun tanam niat dalam hati, tak apa, hari masih panjang. Aku akan buat dia betul-betul tak boleh tahan hari tu.
Lepas tu aku cakap awal-awal dekat adik aku masa dia tengah tengok tv yang dia tak boleh keluar hari tu sebab mak abah pesan suruh tolong aku kemas rumah. Sebenarnya aku sendiri yang reka alasan tu, tak nak dia lari keluar dari rumah sebab tak tahan tengok body aku. Jadi adik aku yang baik tu pun tolonglah aku kemas rumah. Aku kemas area ruang tamu, dia pun ikut kemas. Aku kemas area ruang tengok tv, dia pun ikut kemas. Mana-mana aku pergi dia ikut je. Aku jeling-jeling juga, dia asyik tengok body aku je bila ada peluang. Aku pun sengaja la lentik-lentikkan body masa ikat rambut, menonggeng-nonggeng dan kadang-kadang sengaja aku betulkan kain batik aku depan dia.
Aku tengok dia dah macam tak tentu arah. Seluar pendek dia pun aku tengok dah mengelembung, tanda batang dia dah keras macam apa dalam seluarnya. Aku tau dia menahan je masa tu. Lepas dah siap kemas rumah, aku ajak adik aku tolong aku masak kat dapur. Kononnya panas, jadi aku tukar T shirt yang aku pakai masa tu kepada yang lebih singkat dan jarang. Aku sengaja tak pakai coli. Aku tau dia mesti boleh nampak puting tetek aku sebab aku sendiri pun boleh nampak warna puting aku yang tersembul bila tengok depan cermin.
Aku suruh adik aku potong kacang panjang. Jadi dia boleh tengok body aku puas-puas dari belakang masa aku tengah tumis rencah dalam kuali. Malas aku nak masak lauk. Jadi masak nasi goreng kampung sajalah. Adik aku pun tak komplen. Janji kenyang. Bila dah siap masak, kita orang pun makan sama-sama. Masa makan sengaja aku bidang-bidangkan dada aku depannya. Dia asyik curi-curi pandang.
Lepas makan, aku tengok dia tengok tv. Aku pun ikut menyibuk baring melintang depan tv. Aku mengiring membelakangkan dia yang duduk dekat sofa. Lepas tu aku sendat-sendatkan kain batik aku dengan tariknya ke depan supaya adik aku nampak bontot aku betul-betul sendat dengan kain batik. Tak lama lepas tu aku tengok dia dah tak ada kat belakang aku. Sofa kosong. Aku rasa dia ke bilik air melancap. Aku pun tinggalkan tv yang masih hidup nak ke bilik air. Bila aku melalui depan bilik dia, aku dengar suara adik aku macam menangis dalam biliknya. Pintunya tutup rapat. Aku rapatkan telinga aku kat pintu biliknya dan memang betul adik aku menangis dalam bilik.
Aku pun pulas tombol pintu bilik dia. Nasib baik tak berkunci. Aku pun terus masuk dan terperanjat betul bila aku tengok adik aku duduk dekat tepi katil dengan tak pakai seluar. Batangnya keras macam tiang. Adik aku terperanjat bila tengok aku masuk dan cepat-cepat tutup batang dia dengan bantal. Aku tutup pintu dan terus duduk sebelah adik aku. Aku tengok air matanya masih basah dekat pipinya. Kesian pulak aku tengok dia macam tu. Takkan tak tahan tengok aku dah menangis macam tu sekali.
Aku tanya dia apa masalahnya, menangis tak pakai seluar dalam bilik. Dia diam je tak nak cakap. Aku pujuk dia. Dia diam jugak. Lepas tu aku tanya kenapa batang dia keras. Dia diam juga. Aku rasa dia malu masa tu. Jadi dengan selambanya aku tanya dia menangis sebab tak tahan tengok aku ke. Adik aku tengok muka aku. Dari muka dia aku rasa dia macam tak sangka aku tanya soalan tu. Lepas tu dia tundukkan muka dia. Aku tarik dagu dia ke atas dan aku tengok muka dia kemerahan. Memang betul dia malu gila dengan aku masa tu. Masa aku tengok muka dia tu sayu pulak hati aku. Aku dera perasaan adik aku betul-betul hari tu sampai dia tak tahan dan menangis sebab tak tahu nak buat apa dengan keberahian tu.
Aku rasa bersalah juga sebab aku ingat paling kuat pun dia melancap je. Tapi tanya punya tanya, walau pun bila aku tanya, sepatah je jawabnya, aku tahu juga akhirnya yang adik aku tu tak tahu melancap. Bila aku tanya dia dah mimpi masah ke belum, jawabnya “mimpi basah tu macam mana kak?”. Memang betul adik aku tu betul-betul lurus bendul. Memang aku akui yang adik aku tu budak baik. Ada budak perempuan suka kat dia pun dia lari.
Jadi oleh sebab kesian dan tak nak dia murung sepanjang hari, ditambah pulak dengan miang aku yang tiba-tiba jadi rindu nak pegang batang lepas nampak batang adik aku masa masuk ke biliknya awal sebelum tu, aku pun dengan selambanya tarik bantal yang menutup batangnya tu kuat-kuat dan campak ke lantai. Kelam kabut adik aku tutup batang dia pakai tangan. Dah lembik rupanya. Aku cuba alihkan tangannya tapi dia kuat betul tutup batang dia. Jadi aku cakap aku nak tolong dia hari tu dan minta dia buang perasaan malu kat aku. Akhirnya dia pun buka tangannya.
Terliur pula aku tengok batang adik aku tu. Kepalanya masih kemerahan. Lebih merah dari batang bekas boyfriend aku dulu. Aku cuit sikit kepalanya. Mendesis adik aku. Mukanya macam ngilu masa tu. Aku pun pegang batangnya. Dia mendesis lagi. Lepas tu aku usap-usap batangnya. Aku kocok-kocok lembut. Tapi dia tak naik-naik juga. Aku tanya adik aku kenapa tak naik batangnya. Dia diam je. Mungkin malu dekat aku rasanya. Tak boleh jadi. Sebelum aku malu sendiri sebab aku cakap nak tolong dia kononnya, tapi batang dia tak naik. Jadi aku perlu buat sesuatu.
Aku berdiri depan adik aku. Aku lentik-lentikkan bontot aku masa aku ikat rambut aku dekat depan cermin. Aku sengaja buat-buat getah pengikat rambut aku jatuh ke lantai. Aku berlutut dan menonggeng kat lantai depan dia masa nak ambil balik getah rambut tu. Lepas tu lentikkan bontot aku depan dia. Bila aku tengok adik aku, dia dah gelisah. Batangnya dah keras balik. Memang itu yang aku nak. Dia macam malu-malu dekat aku masa tu.
Sebelum malunya membuatkan batangnya turun kembali, cepat-cepat aku berlutut depan dia dan aku goncang batangnya. Dari hampir-hampir nak lembik balik sebab terkejut dengan tindakan aku yang tiba-tiba tu, batangnya keras balik bila aku pegang dan lancapkannya depan muka aku. Aku tengok je batangnya yang keras tu bergegar kena lancap. Aku tengok muka dia, merah macam udang kena bakar. Nafasnya macam tengah berlari. Aku tambahkan lagi berahinya. Aku berlutut di lantai dan berdiri mengiring di hadapannya. Biar dia tengok body aku dari tepi. Aku tarik tangan dia dan letak dekat bontot aku. Adik aku ramas bontot aku.Batangnya makin keras. Lubang kencingnya dah makin banyak keluarkan air mazi. Sampailahh aku dengar ucapan pertamanya dalam nafsu yang masih aku ingat sampai hari ni,
“NAK BONTOT KAK CIKKKKK!!!!”
Masa tulah menyembur air mani pertamanya ke dunia. Banyak yang sememangnya banyak. Terlalu banyak kalau nak dibandingkan dengan air mani bekas boyfriend aku masa sekolah dulu. Dalam dua tiga kali ganda rasanya. Aku betul-betul terkejut tengok batangnya keluarkan air maninya yang banyak. Aku teruskan lancap batangnya dan biar dia puas habiskan air maninya menembak tubuh aku. Pinggul aku yang sendat dengan kain batik tu berlumuran dengan air maninya.
Lepas tu aku berdiri dan tarik tangan dia supaya berdiri sama. Aku selak kain batik aku tinggi dan aku lap batangnya gunakan kain batik aku. Menggeletar badan dia sampai dia peluk aku sebab tak nak terjatuh. Begitu hebatnya dia terpancut mani buat kali pertama dalam hidupnya. Aku dah buatkan adik aku akil baligh hari tu, 25 Disember 1993.
Petangnya aku tak pakai kain batik tu. Aku pakai kain sarung uniform sekolah bersama baju T yang sama, yang nipis dan ketat gila tu. Aku nak tengok pula dia stim tak kalau aku pakai macam tu sebab kalau sebelum tu, bekas boyfriend aku memang tak tahan kalau nampak aku berpakaian macam tu. Jadi petangnya aku buat kat adik aku sama macam yang aku buat dekat bekas boyfriend aku. Aku tarik adik aku supaya dia peluk aku dari belakang, dan aku gesel-geselkan bontot aku dekat batang dia yang stim. Aku buat dia rasa best batangnya kena lenyek bontot aku yang tonggek tu. Baru aku ingat nak lancapkan dia pakai kain sekolah aku tu, dah menyembur air mani dia basahkan bontot aku.
Malamnya, adik aku mintak nak tidur dengan aku, aku faham apa dia nak. Jadi sebelum tidur tu aku lancapkan dia dan aku sempat ringan-ringan dengan dia. Memang kaku tak macam boyfriend aku. Aku pun cuma nak lepas gian je sebab dah lama tak romen. Bukan masuk dalam pun. Aku pun masih dara masa tu. Aku siap buka baju dan bagi adik aku hisap tetek aku. Aku lancap batang dia pakai tangan, tak pancut-pancut. Sampai lenguh tangan aku. Aku lancapkan pakai kain batik. Pun sama juga. Last-last aku guna losyen. Barulah dia terpancut.
Sejak dari hari tu, dengan rasminya aku menjadi pelancap batang adik kandung aku tu. Sepanjang minggu pertama tu, aku terpaksa melayan permintaannya sebab dia dah kemaruk sangat mintak dilancap. Kalau aku sibuk kemas rumah ke, memasak ke, dia lancap sendiri dan bila nak terpancut cepat-cepat dia halakan dekat bontot aku. Bila mak dan abah dah balik pun dia asyik ambil kesempatan nak peluk aku je. Asalkan dapat tembab sekejap batang dia kat bontot aku cukuplah. Lepas tu kita orang dah slow sikit sebab dia dah mula sekolah balik dan aku pulak dah dapat kerja dengan kawan mak aku. Tapi masa hujung minggu pantang ada peluang, mesti dia nak pancutkan air mani dia dekat bontot aku.
Masa umur aku 24 tahun aku dah couple dengan suami aku sekarang ni. Lepas tu pada usia aku 25 tahun, aku jadi isteri orang. Sehari sebelum aku nikah, adik aku murung je. Aku pun bila ada peluang nak borak berdua dengan dia pun tanya dia kenapa. Rupa-rupanya dia sedih sebab aku akan jadi milik orang dan mungkin aku takkan bagi dia kenikmatan yang selalu dia dapat dengan aku. Aku kesian dengan dia dan suruh dia masuk bilik aku bila semua orang dah tidur. Masa tu akak-akak aku dah balik dengan suami masing-masing. Dia orang dah kawin masa tu.
Malam tu adik aku masuk bilik aku dalam pukul 2.30 pagi. Aku tengah tidur dikejutkan dan aku bangun dari katil dan buka lampu. Aku tersenyum tengok muka dia yang innocent tu. Aku buka almari dan aku keluarkan baju kebaya singkat yang aku pakai masa kakak aku yang kedua tu kawin. Aku masih ingat baju kebaya tulah yang buat kami adik beradik hampir-hampir terlanjur sebab aku terlalu khayal dengan nafsunya yang betul-betul ghairah kat aku. Bayangkan masa majlis kawin kakak aku tu, aku dengan adik aku sempat buat projek dalam bilik pengantin. Dia punya tak tahan sebab kebaya tu dahlah pendek dan ketat, kainnya pula licin dan terbelah belakang sampai ke peha. Memang seksi pakai kain ketat tu. Adik aku peluk aku dan selak kain aku. Dia selit batangnya dalam seluar dalam aku sampai aku sendiri tak tahan. berdecit bunyi pepek aku bergesel dengan batang dia sebab aku sendiri dah betul-batul basah. Aku punya tak tahan sampai biar batang adik aku yang tak sengaja termasuk dalam pepek aku. Bila aku terasa sakit baru aku sedar kepala batangnya dah terjerlus dalam lubang pepek aku. Cepat-cepat aku tarik badan aku sampai batang dia terkeluar dan menganjal balik melekat kat atas bontot aku yang ditutupi kain licin. Masa tulah membuak-buak air mani dia keluar. Habis basah kain aku. Adik aku pulak dia goncang batang dia pakai kain satin aku tu. Lagilah bersepah air mani dia yang pekat kat kain aku. Bila masing-masing dah slow, barulah aku perasan yang kain aku tu dah tak layak nak pakai hari tu sebab terlalu bersepah sangat dengan air mani adik aku yang berlumuran di sana sini. Berdebar-debar aku sebab dahlah buat masa orang tengah ramai kat luar bilik. Dibuatnya ada orang masuk nak tengok bilik pengantin memang naya kita orang hari tu. Lepas tu hampir-hampir nak terlanjur pula tu. Aku pun terpaksa pinjam kain akak aku yang ada dalam bilik tu sebab tak kan aku nak keluar bilik dengan kain aku yang basah dengan lendir pekat air mani adik aku tu.
Jadi untuk sesuatu yang istimewa kepada adik aku malam tu, aku pakai baju kebaya tu lagi. Aku sengaja telanjang depan dia dan masa dalam keadaan telanjang tulah aku lentikkan bontot aku masa nak sarungkan kebaya tu ke badan. Terpacak batang adik aku dalam kain pelikatnya. Bila aku dah pakai kebaya tu, bulat mata adik aku tengok body aku. Aku tarik dia berdiri bersama. Pertama kali dalam sejarah, kami berdua berpelukan dan berkucupan malam tu. Aku lancap batangnya dan biar dia raba body aku, terutamanya di bahagian bontot.
Aku gesel-geselkan kepala batangnya dekat perut aku. Biar kepala batangnya yang kembang sangat tu rasa betapa licin dan lembutnya perut aku yang berkain satin. Aku tarik adik aku naik ke katil dan berpelukan sambil baring. Lepas tu aku selak kain aku dan menonggeng atas katil. Aku jambak rambut adik aku dan tarik kepalanya ke bontot aku. Adik aku bila dah dapat peluang macam tu, di jilatnya celah bontot aku macam orang kebulur setahun tak makan. Aku punya sedap kena jilat tu biar je sebab aku tahu dia memang suka kat bontot aku. Jadi malam tu aku bagi dia main bontot aku puas-puas. Asalkan tak masuk dalam cukuplah. Lepas tu dia kata lidahnya penat. Aku baring sebelah dia dan sambung lancapkan batangnya. Aku goncang-goncang batangnya sampai akhirnya dia terpancut juga. Itu pun lepas aku balut batangnya dengan kain yang aku pakai. Biar dia rasa sedapnya kena lancap pakai kain yang licin tu.
Lepas kawin aku ikut laki aku. Sesekali aku balik juga ke rumah mak dan abah. Kalau adik aku tak kerja, dapatlah kita orang jumpa lepaskan rindu. Aku pun tak tahu kenapa aku rindu sangat bila tak jumpa dia. Beberapa bulan lepas tu aku mengandung. Masa aku mengandung 7 bulan, adik aku call aku dan cakap dia tak tahan sangat tengok bontot aku yang semakin tonggek masa tu. Dia rindu sangat nak pancutkan air mani dia kat bontot aku. Aku faham sebab memang lumrah orang mengandung perutnya berat ke depan. Aku kesian pulak kat adik aku dan suruh dia datang ke rumah sewa aku bila aku ambil cuti rehat sehari.
Dia pun datang. Laki aku kerja masa tu. Aku pun sambil hilangkan rindunya, aku hilangkan sekali rindu aku kat adik aku tu. Aku memang teringin sangat nak kena mandi air maninya kat bontot. Aku memang rindu sangat dengan kehangatan air maninya yang banyak tu. Rupa-rupanya hari tu adalah permulaan kepada jalan hidup yang semakin hitam dalam hidup kami berdua.
Aku sengaja pakai kain batik hari tu. Memang agak susah sikit nak pakai sebab perut dah besar. Tapi itu semua boleh adjust. Aku jugak sengaja pakai baju T. Makin tonggeklah aku pakai baju yang sendat kat perut. Adik aku dah tak tahan. Aku di suruh menonggeng dekat sofa. Dia jilat lubang bontot aku dan korek lubang bontot aku pakai lidahnya dalam-dalam. Aku geli campur sedap juga masa tu.
Lepas tu di luar jangkaan aku, aku yang mulanya mengharapkan dia memancutkan air maninya di bontot aku dan paling tidak pun aku lancapkan batangnya sampai pancut kat atas perut aku yang tengah mengandung tu terkejut besar sebab adik aku sumbat batangnya masuk ke dalam lubang bontot aku. Aku menjerit sebab sakit dan terperanjat. Aku tarik badan aku supaya batangnya tertanggal keluar tapi dia cepat-cepat tarik rambut aku sampai aku rasa tak dapat nak bergerak sebab kepala aku sakit setiap kali aku berkeras.
Akhirnya dia tekan sedalam-dalamnya dan aku betul-betul rasa bersalah hari tu. Aku nak marah dah memang salah aku sebab akulah manusia pertama yang buat dia akil baligh dulu. Dan aku juga yang selalu bermain-main dengan air mani dan batangnya. Terus terang aku rasa yang aku ni dah tak layak untuk jadi kakaknya. Aku ajar dia buat benda tak senonoh dan akhirnya ianya memakan diri aku sendiri.
Aku diliwat adik aku pagi tu. Aku menangis di sofa sebab sakit di bontot. Adik aku pulak entah kenapa lambat betul nak terpancut mani. Bila aku rasa batangnya berdenyut-denyut kuat dalam bontot aku barulah aku rasa lega. Pertama kali aku rasa betapa hangatnya lubang bontot aku diisi air mani. Sedap juga tapi pedih kat lubang bontot jangan cakaplah. Tuhan je yang tahu. Bila dia keluarkan je batangnya dari lubang bontot aku, cepat-cepat aku lari masuk ke bilik. Masa tulah aku rasa air maninya mengalir laju keluar dari lubang bontot aku. Masa aku berlari masuk bilik tu aku dengar macam aku tengah berak cair. Menciritkan air mani adik aku dari lubang bontot.
Aku lupa nak kunci pintu. Aku menangis atas katil. Adik aku datang dan peluk aku. Dia minta maaf dan bagi tau dia sebenarnya rindu yang teramat sangat dekat bontot aku. Dia kata dia sanggup mati untuk aku. Aku pulak yang jadi sedih dan aku terima kemaafannya tu.
Tengaharinya masa aku tengah masak kat dapur, adik aku tolong masak sekali. Masa tu aku teringat hari pertama aku menggodanya dulu. Aku di dapur bersama dengannya. Cuma bezanya aku dah mengandung masa tu. Adik aku tak tahan rupanya tengok bontot aku yang melentik tonggek dengan kain batik yang sendat. Dia peluk aku dan tembab batang dia dekat bontot aku. Dia puji aku tinggi melangit. Langit pun aku rasa tak setinggi pujiannya. Dia kata aku cantik pakai kain batiklah. Dia kata bontot aku memang tak ada perempuan yang boleh lawanlah. Sambil tu aku dapat rasa dia selak kain batik aku dan letak batang dia kat celah bontot aku. Bergesel kat celah bontot.
Air maninya yang masih ada sikit dalam lubang bontot aku memudahkan dia masukkan batangnya ke dalam bontot aku. Walau pun aku rasa sakit, tapi perasaan sayang aku yang melampau-lampau dekat adik aku tu buatkan aku rasa macam kena bius. Aku biar je dia sorong tarik batangnya kat lubang bontot aku. Masa tu dia kata bontot aku sedap dan dia tak tahan tengok bontot aku yang makin lebar tu. Dia kata aku perempuan paling tonggek dalam hidupnya. Semakin lama dia semakin tak tahan dan semakin laju dia jolok bontot aku. Akhirnya dia pancutkan lagi air maninya ke dalam bontot aku. Walau pun aku sakit aku masih boleh tanya dia sedap ke pancut dalam bontot. Sedangkan masa tu batangnya masih terpacak dalam bontot aku. Dia jawab sudah tentunya sedap.
Bermula dari tu aku dan dia menjalinkan hubungan sulit yang songsang. Hubungan sumbang mahram yang selamat sebab aku tak akan mengandung janin yang tercipta dari benihnya. Masa aku mengandung anak ke dua pun sama juga. Terlalu kerap bontot aku di sondolnya sampai aku berak air maninya selalu. Sekarang usia aku 35 tahun. Adik aku pulak 30 tahun. Dia dah kawin. Dengan awek dia yang bertubuh lagi montok dari aku yang slim ni. Bontot bini dia lagi besar dari aku tapi adik aku cakap bontot aku lebih tonggek dan lebih menggoda berbanding bontot bininya. Dia cakap bontot aku pun lagi sedap dari lubang bontot bininya.
Sekarang ni walau pun tak seaktif macam dulu, aku masih lagi menyerahkan bontot aku untuk melakukan hubungan seks luar tabie dengannya. Kalau hari raya tu memang peluang besar untuk kami. Kalau dalam rumah tak selamat, belakang rumah pun jadi dalam gelap-gelap malam. Asalkan dia dapat lepaskan rindu jolok bontot kakaknya ni sampai puas. Yang aku pulak memang dah gian nak rasa batang dia keluar masuk ikut bontot. Paling best masa dia pancutkan air maninya.
Aku sebenarnya teringin nak luahkan cerita songsang ni sebab aku sekarang ni tengah mabuk betul dengan adik aku tu. Sebenarnya aku sekarang ni dah tak tinggal sebumbung dengan suami aku. Dia bawak anak-anak aku tinggal dengan mak dia. Kita orang memang ada salah faham sikit. Dia syak aku ada affair dengan lelaki lain di belakangnya dan aku menafikan. Takkan aku nak mengaku yang aku ada affair dengan adik sendiri. Puncanya masa aku balik kerja laki aku nampak kesan basah dekat kain aku. Betul-betul dekat tengah bontot aku yang lebar ni. Aku pulak sengaja pakai kebaya singkat berkain satin kuning. Sengaja nak bagi lebih seronok bila aku bersama adik aku dekat hotel. Itulah puncanya.
Jadi dah alang-alang tinggal sorang-sorang, aku pun bagilah lampu hijau kat adik aku supaya selalu datang. Masuk hari ni dah sebulan kami jadikan rumah aku ni sebagai tempat melepaskan rindu dan nafsu kami. Tiap-tiap hari adik aku balik ke rumahnya lambat sebab dia singgah dulu rumah aku untuk menjamu seleranya. Sekarang ni dah pukul 2.20 pagi dan esok hari minggu. Aku masih dapat rasa kain batik di bontot aku ni masih basah dengan air mani yang aku ciritkan dari lubang bontot aku beberapa jam sebelum ni. Adik aku sondol bontot aku cukup-cukup hari ni, dari tengahari sampai ke malam. Patutnya hari ni dia tak kerja sebab hari sabtu tapi dia bagi tau bini dia dia kerja. Sedangkan dia mengerjakan aku cukup-cukup hari ni.
Pagi aku berkebaya singkat. Kainnya tak sah kalau tak licin. Kat ruang tamu kami berasmara sampai dia puas penuhkan lubang bontot ku. Lepas tu tengahari, dia minta aku pakai kain batik dan bercoli sahaja. Dekat dapur aku menonggeng menerima batangnya menjolok bontot ku. Petangnya, aku keluar dengan dia ke pasar malam. Aku pakai seluar palazzo dengan tak pakai seluar dalam. Nampak tembam pepek aku dan bontot aku. Adik aku asyik bisik cakap tak tahan dekat pasar malam. Baliknya belum sempat nak masuk rumah kami dah beromen dalam kereta kat garaj. Memancut air mani dia keluar balik dari bontot aku membasahkan kerusi kereta aku. Dan tadi, sebelum balik aku goda dia. Aku ingat nak hisap batang dia sampai terpancut dalam mulut je sebab kadang-kadang adik aku ni bila dah puas, dia tak nak dah nak main bontot aku. Biasanya aku hisap je batang dia dan sebenarnya dari pertama kali aku hisap batangnya dulu sampailah sekarang, tak pernah sekali pun aku tak telan. Memang habis masuk dalam perut aku telan. Tapi entah kenapa dia bernafsu betul dan benihkan bontot aku lagi.
Aku semakin gila kepada adik kandung sendiri dan dia pun begitu juga. Sebagai adik beradik sedarah seibu dan sebapa, tergamak kami melakukan persetubuhan sumbang mahram dan lebih menghayutkan adalah melalui jalan yang tidak sepatutnya. Masih terngiang-ngiang di telinga aku macam mana dia cakap kata aku tadi yang dia betul-betul cintakan aku dan sanggup ceraikan bininya kalau betul aku akan berpisah dengan suami aku nanti. Aku pulak melayan dan tanya kenapa. Dia luahkan kat aku betapa dia menyanjungi aku sebagai kakak kandungnya dan dia meluahkan cintanya kepada aku lebih hebat berbanding kepada bininya. Dia lebih puas bersama aku dan dia tak nak perempuan tonggek yang seksi ni jadi milik orang lain. Dia nak aku jadi miliknya yang mutlak! Aku terdiam dengar dia cakap macam tu sebelum dia pergi tinggalkan aku tadi.
Baru kejap tadi dia sms aku,
“k cik. Apa yg ucuk ckp td tu mmg bnr2 dr hati ucuk. ucuk cintakn k cik. k ciklah satu2nya wanita yg seksi & mjd idamn ucuk. ucuk syg k cik slama2nya”
Posted in Adik - Kakak
Leave a comment
Tags: sumbang mahram
Fahmi Anakku
Apr 21
Posted by mrselampit
Sebagai seorang ibu tunggal, aku selalu kesepian sendirian. Namun syaitan selalu berbisik untuk ku melakukan perzinaan dengan lelaki-lelaki yang ku sukai tetapi aku malu untuk memulakan. Lebih-lebih lagi kebanyakan dari mereka semua adalah suami orang.Jadinya, aku hanya memendam perasaan ku sendiri.
Anak ku semua dah besar-besar. Semuanya tiga orang. Yang sulong perempuan, dah berkahwin. Sama juga yang kedua, perempuan juga dan dah berkahwin. Yang masih bujang adalah anak bongsu ku, Fahmi. Hanya Fahmi yang tinggal bersama ku kerana dia bekerja sebagai pekerja am di sebuah kilang.
Hari demi hari aku lihat anak ku Fahmi semakin matang. Ketika umurnya meningkat 24 tahun sedikit sebanyak aku seakan terdorong untuk cuba melihat sejauh mana perkembangan usianya mempengaruhi kelakiannya. Namun perasaan itu aku cuba tahankan kerana dia adalah anak kandung ku, amat berdosa jika aku melakukan perbuatan sumbang dengannya.
Namun pada satu hari yang terkutuk, aku menjadi nekad untuk sedia disetubuhinya. Semuanya gara-gara selepas aku mengejutkannya bangun tidur lebih kurang pada pukul 9 pagi. Aku lihat anak ku Fahmi yang sedang menggeliat di atas katil setelah dikejutkan oleh ku. Mata ku terpaku kepada susuk zakarnya yang keras menongkat selimutnya. Aku tahu anak ku gemar tidur telanjang. Air liur ku secara tanpa disuruh ku telan berkali-kali. Berahi ku secara tiba-tiba meronta-ronta. Aku jadi malu. Aku masuk ke bilik dan termenung di atas katil.
Ketika anak ku mandi, aku mengintipnya dan aku lihat zakarnya yang molek itu. Sekali lagi keberahian ku melonjak dalam debaran di dada ku. Aku menjadi tidak senang duduk dan kembali ke bilik untuk memikirkan adakah mustahil atau tidak untuk ku merasai kenikmatan ianya memasukki tubuh ku. Syaitan semakin berbisik mendorong keberanian ku dan memberi berbagai-bagai jalan untuk ku mencapai matlamat ku. Akhirnya aku mendapat satu akal. Aku cuba mengoda anak ku yang kebiasaannya hanya terperap di rumah kerana cuti hujung minggu pada hari itu. Namun bagaimanakah caranya? Perlukah aku terus menggodanya di ranjang atau hanya telanjang bulat memancing nafsu mudanya? Sekali lagi syaitan berbisik memberikan ku akal yang bernas demi tuntutan nafsu ku yang semakin nekad itu.
Almari pakaian ku buka dan satu demi satu pakaian ku belek-belek. Akhirnya ku jumpai pakaian yang ku rasakan mampu menggoda nafsu anak ku. Kebaya yang ku pakai 15 tahun dulu sewaktu arwah suami ku masih ada seakan memberikan ku keyakinan. Baju kebaya yang licin itu ku sarungkan ke tubuh ku. Sendat ku rasakan kerana tubuh ku sudah tidak seramping dulu. Walau macam mana pun masih mampu disarungkan ke tubuh ku. Butang di bahagian atasnya sengaja ku biarkan tak berkancing agar mendedahkan lurah tetek ku yang tidak bercoli. Puting tetek ku nampak begitu jelas menonjol di baju kebaya yang licin itu.
Ku sarungkan pula kain batiknya yang masih belum luntur warnanya. Nasib ku baik kerana pinggangnya bukan jenis berkancing. Pinggang getahnya masih muat untuk tubuh ku yang semakin montok ini. Namun punggung ku yang semakin lebar kelihatan terlalu sendat disarung kain batik itu. Ku buangkan seluar dalam yang dipakai agar dapat memberikan ku sedikit keselesaan.
Ku gayakan tubuh ku di hadapan cermin. Punggung ku yang lebar jelas melentik mempamerkan bentuk punggung ku. Tundun ku yang tembam juga jelas kelihatan dibaluti kain batik yang ketat itu. Kaki ku buka luas. Belahan kainnya yang setinggi peha menyerlahkan kaki ku yang putih mulus. Aku rasa cukup yakin dengan penampilan ku. Namun sebaik ku lihat perut ku, serta merta hati ku seakan kecewa. Perut ku kelihatan begitu jelas buncitnya. Ku takuti lemak yang membuncitkan perut ku itu bakal membuatkan ku ditertawakan anak ku. Namun setelah ku amati, ianya sedikit sebanyak menjadikan tubuh ku kelihatan lebih tonggek di dalam pakaian yang sendat itu. Aku yakinkan diri dan buang segala prasangka buruk dari menganggu rancangan ku. Nekad ku semakin berahi dan berani.
Aku keluar dari bilik dan ku terus ke dapur. Anak ku Fahmi ku lihat sedang menjamu sarapan di meja makan. Perlahan-lahan ku turuni anak tangga supaya kain ku tidak terkoyak. Anak ku seakan terpaku melihat ku. Ku cuba kawal keadaan dengan memberi riaksi seperti biasa.
Anak ku Fahmi bertanya kepada ku mengapa aku kelihatan begitu cantik pada hari itu. Bangga sungguh aku di puji sebegitu, semangat ku ingin menggodanya semakin jitu. Aku hanya menjawab saja-saja ingin memakai pakaian lama di rumah. Ku sengaja buat-buat sibuk di dapur dan berjalan mundar mandir di hadapannya. Ku lihat mata anak ku seakan malu-malu tetapi mahu-mahu menjalar seluruh tubuh ku.
Anak ku kemudian bangun dari kerusi dan menuju kepada ku yang sedang mencuci pinggan di sinki dapur. Dia memberitahu ingin keluar membeli akhbar. Matanya ku lihat terpaku kepada lurah tetek ku yang sengaja ku bidangkan. Aku memesan agar segera pulang. Anak ku mengangguk dan segera keluar dari rumah menghidupkan enjin motorsikalnya.
Aku menunggu anakku di ruang tamu sambil menonton rancangan tv. Sambil duduk di sofa rotan lama itu, aku cari gaya yang seksi untuk ku goda anak ku nanti. Ku silangkan kaki dan ku biarkan belahan kaki ku mendedahkan kaki ku hingga ke peha. Ku yakin itu mampu mengusik nafsu mudanya.
Tidak lama kemudian anak ku pulang dan duduk di atas lantai di hadapan ku sambil membaca akhbar. Sesekali matanya menonton rancangan tv dihadapannya. Ku terus berlutut dihadapannya dan bergaya seakan merangkak mengambil sebahagian naskhah akhbar yang belum dibacanya. Ku sengaja tunduk agar anak ku Fahmi melihat alur tetek ku dari bukaan leher kebaya yang sengaja ku buka luas. Kemudian ku kembali duduk di sofa dan sengaja ku silangkan kaki membiarkan belahan kain batik ku mendedahkan betis dan sebahagian peha ku yang gebu dan putih.
Tidak lama kemudian anak ku bangun dan menuju ke ruangan dapur. Segera ku bangun dari sofa dan ku lihat dia masuk ke biliknya. Biliknya yang tidak berdaun pintu, hanya ditutupi langsir memudahkan ku mengintipnya. Anak ku Fahmi kelihatan melondehkan seluar pendeknya hingga ke peha dan berdiri mengadap dinding membelakangi ku. Punggungnya yang molek itu serta merta mendatangkan ghairah ku. Ku lihat kelakuannya. Tangannya bergerak-gerak di bahagian depan tubuhnya dan ku yakini dia sedang melancap mungkin kerana tidak tahan dengan godaan ku tadinya.
Perlahan-lahan ku hampirinya dengan debaran yang semakin kuat dan terus sahaja ku berdiri disisinya sambil memaut pinggangnya. Anak ku Fahmi terperanjat dengan kehadiran ku dan segera dia menarik seluar untuk memakainya kembali. Dengan membuang rasa malu ku pula segera memegang zakarnya yang sedang keras itu dan melancapnya. Anak ku Fahmi membisu sahaja. Mukanya masih dalam keadaan terperanjat dan malu kemerah-merahan. Zakarnya ku rasa semakin lembik dan ku yakin ia akibat rasa malu kepada ku.
Ku mula bertanya kepadanya adakah dia melancap gara-gara terangsang dengan ku. Anak ku Fahmi mengangguk kepalanya perlahan-lahan. Ku lancapkan zakarnya lagi dan ku tanyakan adakah dia tidak tahan dengan bentuk tubuh ku pada hari itu. Fahmi mengangguk kepalanya lagi. Ku tanya kepadanya adakah dia ghairah kepada tetek ku sambil ku membidangkan dada ku agar tetek ku semakin menonjol di dalam baju kebaya licin itu. Dia menganggukkan kepalanya lagi dan tangan ku semakin merasai zakarnya semakin keras dan semakin hangat dalam genggaman. Zakarnya ku kocok lembut hingga kembang berkilat kepala tedungnya. Secara sendiri aku menelan air liur ku sendiri. Keinginan ingin merasai zakarnya menyelubung perasaan ku yang serta merta keberahian itu.
Fahmi mengeluh merasakan zakarnya dilancapkan ku. Fahmi melihat tetek ku yang menonjol dan tangannya ku rasa memaut pinggang ku. Ku rapatkan tubuh ku ke tubuhnya dan ku sandarkan kepala ku di bahu lengannya. Ku letakkan tangan anak ku di punggung ku dan seperti yang ku agak, dia meramas punggung ku yang memakai kain batik ketat itu dengan bernafsu.
Zakar anak ku semakin tegang diisi nafsu kepada ku. Lantas ku berlutut di hadapannya dan ku hisap zakar anak kandung ku itu. Lidah ku menjilat lubang kencingnya. Bibir ku menghisap kepala tedungnya. Anak ku Fahmi semakin mengeluh zakarnya ku perlakukan sebegitu. Nafas ku juga sebenarnya semakin laju. Aku begitu bernafsu hingga hilang kewarasan ku dan tergamak melakukan perbuatan sumbang mahram yang terkutuk dengan anak kandung ku sendiri.
Fahmi memegang kepala ku dan mendorong zakarnya masuk lebih dalam mulut ku. Hampir tersedak juga aku dibuatnya. Air liur ku semakin bercucuran dari bibir ku. Bunyi hisapan ku semakin kuat dan laju. Fahmi ku lihat semakin mengeluh kuat dan semakin kuat memegang kepala ku. Sedang ku khayal mengolom zakar anak ku tiba-tiba saja anak ku mengeluh kuat dan memaut kuat kepala ku rapat hingga seluruh zakarnya ditenggelamkan ke dalam mulut ku. Akal ku cepat saja terfikir air maninya akan keluar dan tepat sekali sangkaan ku apabila tekak ku berkali-kali dihujani pancutan demi pancutan air maninya yang sungguh pekat dan sukar untuk tekak ku menelannya.
Ku cuba tolak tangannya dari terus memaut kepala ku namun tenaganya sungguh kuat. Aku gagal menolaknya dan akhirnya aku hanya membiarkan sahaja zakarnya terus memancutkan air maninya terus ke kerongkong ku. Agak lama juga ku biarkan dia melepaskan air maninya sepuas hatinya.
Sambil melepaskan air maninya, anak ku Fahmi menarik dan menolak zakarnya keluar masuk mulut ku. Air maninya yang tidak mampu ku telan terkumpul di dalam mulut ku. Cecair likat itu seakan memenuhi mulut ku. Aku hampir lemas dan mahu tidak mahu ku telan jua air maninya sikit demi sikit hingga habis. Zakarnya yang semakin lembik akhirnya dikeluarkan dari mulut ku.
Fahmi terduduk di katil. Zakarnya yang semakin lesu terdedah kepada pandangan mata ku yang terduduk bersimpuh di atas lantai. Matanya yang lesu memandang wajah ku. Riak wajah seperti penyesalan dapat ku lihat terpamer di wajahnya. Aku bangun dan duduk disebelahnya. Pehanya ku usap dan ku pujuknya agar jangan menceritakan perkara itu kepada sesiapa. Anak ku Fahmi diam sahaja. Aku usap rambutnya dan ku katakan ku sayangkannya.
Pada petangnya hari itu juga, aku kembali melakukan perbuatan sumbang dengan anak ku. Ianya bermula sewaktu makan tengahari. Aku sengaja duduk disebelahnya dan ku layan dia lebih mesra dari biasa. Sambil makan ku sengaja kangkang-kangkangkan kaki biar belahan kain batik ku yang ketat mendedahkan peha ku. Aku lihat anak ku makan diselubungi nafsu. Setiap perbuatannya serba tak kena dan ku tanyakan kenapa kepadanya tetapi dia hanya tersenyum kepada ku.
Aku usap zakarnya dan kurasakan zakarnya semakin keras. Ku habiskan makan dan ku terus berlalu menuju ke bilik ku. Sengaja ku lenggok-lenggokkan jalan ku agar punggung ku menjadi perhatiannya. Sewaktu menaiki tangga aku sengaja melentikkan punggung dan naik perlahan-lahan biar nafsunya semakin hebat kepada ku. Aku terus menantinya di bilik.
Tidak lama kemudian anak ku habis makan dan masuk ke bilik ku. Aku yang sedang duduk di meja solek terus berdiri dan berjalan kepadanya yang berdiri di muka pintu. Ku pimpinnya ke tepi katil. Sambil berdiri ku memeluknya dan merebahkan kepala ku di dadanya. Aku peluknya penuh sayang dan anak ku memeluk ku dan meraba seluruh tubuhku yang dibaluti kebaya yang sendat. Kami berkucupan dan berpelukan keberahian.
Sedang kami hanyut dalam pelukan nafsu, hujan kedengaran menitik di atas zink atap rumah. Lama kelamaan hujan semakin lebat dan menghilangkan suasana panas sedikit demi sedikit. Aku naik ke atas katil dan merangkak menayang punggung ku kepadanya. Anak ku Fahmi ikut naik ke atas katil dan dia cium punggung ku yang sendat dengan kain batik. Aku lentikkan punggung ku membiarkannya mencium punggung ku.
Lepas itu aku baring mengiring kepadanya. Kaki ku biarkan terdedah dari belahan kain batik kebaya ku. Anak ku Fahmi mengusap kaki ku dari betis hingga ke peha dan melarat masuk ke dalam belahan kain batik sendat ku meraba celah kelengkang ku yang semakin licin itu. Aku tarik tubuhnya merapati ku dan kembali berkucupan nafsu. Anak ku mengiring mengadap ku dan kami berpelukan dan berkucupan anak beranak. Seluar pendeknya ku tanggalkan dan zakarnya yang keras itu ku pegang dan ku lancap.
Aku hisap zakarnya dan sambil itu anak ku meraba punggung ku. Nafsu ku semakin hilang kawalan disaat ku menghisap zakar anak kandung ku itu. Anak ku menolak tubuh ku hingga ku terlentang terkangkang di atas katil. Aku selak belahan kain batik ku dan ku singsing lebih tinggi agar tundun ku mudah terdedah kepadanya. Aku tarik zakar anak ku memandunya menuju ke lubang tempat ku melahirkannya dahulu.
Perasaan ku sudah tidak sabar ingin merasakan kembali disetubuhi. Perlahan-lahan anak ku Fahmi menekan zakarnya masuk cipap ku. Ohhh…. Sungguh sedapnya kembali dapat merasai cipap ku dimasuki zakar yang keras dan hangat itu. Bertahun-tahun ku kegersangan dan ketandusan melakukan persetubuhan yang sebegitu. Agak pedih jua kerana sudah lama lubang ku tidak dimasuki zakar.
Anak ku menekan lagi dan akhirnya membiarkan zakarnya masuk hingga habis. Kami berpelukan dan berciuman. Sambil memeluknya aku menikmati sepuas-puasnya zakarnya berada di dalam lubang ku.
Anak ku mula menghayun zakarnya keluar masuk dan aku mengaduh sedap berkali-kali. Ku sebut namanya bertalu-talu dan ku pintanya menyetubuhi ku. Anak ku semakin sedap menjolok tubuh ku, ibu kandungnya sendiri. Aku menikmati batang zakarnya menjolok ku. Anak ku menciumi leher ku dan seterusnya menyonyot puting tetek ku yang menonjol di baju kebaya licin ku. Bunyi nafasnya semakin kuat dan ku tahu nafsunya sedang sangat kuat ketika itu.
Anak ku masih terus menghenjut tubuh ku. Matanya liar dan bernafsu menjamah tubuh ku yang berkebaya licin yang ketat. Tetek ku di ramas-ramas dan lubang cipap ku di jolok semakin dalam. Aku semakin berahi dan ku rasakan air ku semakin banyak mengalir ke celah bontot ku. Luar biasa sekali nafsu ku ketika itu. Zakarnya ku kemut semahunya. Ku rasakan mahu sahaja ianya terus berlaku tanpa henti hingga akhir masa. Aku sudah tidak hiraukan lagi siapa yang sedang menyetubuhi ku itu. Aku hanya khayal dalam asmara membiarkan diriku disetubuhi anak kandung ku.
Aku akhirnya kalah dalam pelayaran. Aku kelemasan dalam keghairahan. Ku peluk anak ku dan kaki ku memaut punggungnya agar menjolok cipap ku lebih dalam. Akhirnya aku kepuasan dalam kenikmatan bersetubuh dengan anak kandung ku. Sumbang mahram yang ku lakukan kepada anak ku memberikan ku nikmat yang hakiki. Aku puas sepuas-puasnya.
Ku bisikkan ucapan sayang yang lucah ditelinganya. Ku beritahunya zakarnya sedap dan ku kepuasan menikmatinya. Ku tanyakan anak ku adakah sedap menyetubuhi ku dan anak ku hanya mengangguk tersenyum. Ku tanyakan lagi adakah sudi dia melakukannya lagi dengan ku untuk selama-lamanya dan dia mengangguk lagi.
Ku pinta dia meneruskan hayunan lagi. Anak ku Fahmi kembali menjolok cipap ku dan ku godanya dengan lentikan serta lenggokan gaya ku yang menggoda. Ku perlakukan diriku ibarat pelacur yang menggoda. Ku luahkan kesedapan disetubuhinya. Hayunan zakar anak ku semakin dalam dan laju menandakan waktu puncaknya semakin tiba. Ku pintanya meneruskan dan pintanya menyetubuhi ku sepuas-puasnya.
Hinggalah akhirnya anak ku kekerasan tubuhnya seraya menghentak zakarnya sedalam-dalamnya. Ohhh… Sedapnya diwaktu itu ketika ku rasakan zakarnya bergerak-gerak memuntahkan air maninya di dalam tubuh ku. Air mani anak kandung ku itu ku rasa hangat dan menikmatkan menyiram lubang kelahirannya. Anak ku memerah air maninya memenuhi cipap ibu kandungnya yang menggodanya.
Aku khayal dipancuti air maninya. Sudah lama aku tidak merasai air mani memancut di dalam cipap ku. Kami berpelukan di atas katil. Hembusan nafas anak ku semakin reda dan kami terlena dalam kesejukan hujan yang seakan mengerti gelora nafsu kami dua beranak.
Aku terjaga dari tidur sewaktu azan asar sayup berkumandang. Hujan sudah berhenti dan kedinginan masih terasa. Aku lihat anak ku juga sudah mencelikkan matanya dan memandang ku tersenyum. Aku bangun dari katil dan mengambil tuala keluar dari bilik menuju ke bilik air. Anak ku mengekori ku dari belakang. Aku melencong ke sinki dapur setelah terlihat sebiji gelas yang anak ku guna selepas makan tengahari tadinya terbiar di dalam sinki.
Sedang ku mencuci gelas anak ku Fahmi memeluk ku dari belakang dan mengucup leherku. Aku menoleh ke arahnya dan kami berkucupan mesra. Kami sudah di ibarat bagaikan sepasang kekasih yang terjalin antara ibu dan anak kandung. Zakar anak ku menekan pinggang ku dan ku rabanya dan ku dapati anak ku telanjang bulat di dapur. Anak ku meraba punggung ku yang sendat dengan kain batik itu dan meraba belakang tubuh ku yang sendat dengan baju kebaya licin. Anak ku melorotkan kain batik ketat ku hingga terlucut ke kaki ku. Tubuh ku yang hanya tinggal berbaju kebaya licin yang ketat itu mendedahkan punggung ku yang langsung tidak tertutup dengan seurat benang kepada anak ku.
Anak ku meyelitkan zakarnya di celah kangkang ku dari bawah bontot ku dan menggesel-geselkan zakarnya di cipap ku. Aku tanyakan kepadanya adakah dia mahu menyetubuhi ku lagi. Dia berkata dia terlalu ghairah kepada bontot tua ku yang lebar dan tonggek ini. Aku lantas menekan zakarnya hingga masuk ke dalam cipap ku. Aku menonggeng agar zakarnya mudah memasuki cipap ku. Aku paut sinki dan bontot ku lentikkan lagi. Anak ku menujah lubang cipap ku sambil dia memaut pinggang ku. Aku rasakan kenikmatan sekali merasakan tubuhku dihenjutnya dari belakang. Aku sudah tidak hiraukan segala-galanya. Kemaruk ku kepada persetubuhan merelakan ku menyerahkan tubuh ku untuk dinikmati anak kandung ku dimana-mana sahaja.
Lubang cipap ku semakin kebas di jolok zakar anak kandung ku. Aku menunduk ke lantai dan terlihat air keberahian ku mengalir di pehaku. Sedapnya bukan kepalang di setubuhi sedemikian rupa. Arwah suami ku sendiri pun tidak pernah menyetubuhi ku di dapur. Anak ku mengeluh kuat dan akhirnya dia menjolok cipap ku sedalam-dalamnya dan memancutkan air maninya sekali lagi di dalam cipap ku. Aku tertongeng-tonggeng merasakan air maninya yang kuat memancut di dalam cipap ku. Anak ku memeluk ku dan membiarkan air maninya habis dilepaskan di dalam tubuh ku. Selepas itu kami mandi bersama tanpa seurat benang.
Pada malamnya kami tidak bersetubuh, tetapi kami tidur bersama satu katil dan satu selimut. Kami berpelukan anak beranak menikmati asmara sumbang mahram yang sungguh menikmatkan itu.
Selepas dari itu, aku tidak perlu lagi berpakaian seksi untuk menggoda anak ku. Cukuplah dengan hanya berkain batik dan berbaju t di rumah. Setiap keperluan batin ku sedia anak ku penuhi dan aku rasa anak ku lebih banyak meminta persetubuhan berbanding diri ku. Aku bagaikan tempat untuk anak kandungku melepaskan nafsunya. Asal saja ada peluang dan masa baginya, pasti tubuh ku menjadi tempatnya bertenggek melepaskan nafsunya. Aku benar-benar gembira tubuh ku menjadi tempat buangan benihnya. Namun aku langsung tidak merasai kekesalan malah aku sedia memberikan segala yang dimahunya asalkan dia sudi menemani ku hingga akhir hayat ku.
Aku juga beruntung kerana benih air maninya tidak menghasilkan zuriat. Kini aku sudah menopause dan termasuk pada hari ini hampir 12 tahun kami hidup bagaikan suami isteri. Umur ku juga baru sahaja genap melepasi 58 tahun dan nampaknya nafsu anak ku kepada ku bagaikan tidak mengenal jemu dan masih tetap berselera menjadikan ku kekasihnya.
Anak ku Fahmi tidak mahu mendirikan rumah tangga selagi aku masih bernyawa kerana baginya hanya aku sajalah yang layak menjadi isterinya. Nampak benar cintanya kepada ku begitu mendalam. Tidak sia-sia rasanya gelora nafsu ku menggodanya dahulu.
Pagi tadi selepas anak ku pergi kerja, aku membuka komputernya yang ada sambungan internet dan secara tak sengaja aku terjumpa halaman ini selepas aku mencari perkataan-perkataan sumbang mahram dan persetubuhan antara ibu dan anak di googel. Aku tahu sikit guna komputer selepas diajar Fahmi beberapa bulan dulu. Lalu aku ambil masa menaip perlahan-lahan cerita hidup ku untuk dikongsi bersama dan diharap pihak sekfantsia sudi sekiranya memperbetulkan perkataan-perkataan yang aku silap taip.
Sebelum aku berhenti kerana anak ku akan balik kerja jam 6 petang nanti, aku ingin juga menceritakan bagaimana persetubuhan kami semakin melampaui batasan apabila tidak cukup dengan cipap, lubang bontot ku juga menjadi tempat kami memadu kasih.
Ianya berlaku kira-kira 5 tahun dulu. Sebaik pulang dari majlis kenduri doa selamat cucu ku iaitu anak kepada anak perempuan ku yang sulong berkhatan, kami berdua bersetubuh di ruang tamu sebaik masuk ke dalam rumah. Anak ku Fahmi rupa-rupanya geram melihatkan diri ku yang berbaju kurung sutera putih yang boleh tahan juga jarangnya hingga coli hitam ku dapat dilihat dan seluar dalam ku sekiranya aku menyelak baju kurung ku ke atas.
Dengan tudung yang masih belum dibuka, kami terus sahaja berpelukan dan berkucupan di ruang tamu selepas pintu ditutup. Aku segera menanggalkan seluar dan seluar dalam anak ku dan menghisap zakarnya yang tidak jemu ku nikmati. Kepala ku yang bertudung itu anak ku paut erat dan dia menjolok mulut ku agak laju.
Anak ku kemudian meminta ku menyelak kain ku ke pinggang dan dia menciumi bontot ku yang masih berseluar dalam hitam. Seluar dalam ku yang lembap dengan peluh selepas hampir seharian perjalanan di dalam kereta itu anak ku cium dengan bernafsu. Seluar dalam ku anak ku lucutkan dan dia mula menjilat kelengkang ku. Anak ku kemudian meminta ku menonggeng dengan berpaut pada tiang rumah dan mula menjolok cipap ku.
Anak ku Fahmi mengusap bontot ku dan menyetubuhi ku. Aku yang sememangnya menjadi isterinya merangkap ibu kandungnya membiarkan tubuh ku yang masih berbaju kurung dan bertudung menonggeng disetubuhi suami tidak sah ku itu iaitu anak kandung ku Fahmi yang ku cintai.
Kemudian Fahmi mengeluarkan zakarnya dari cipap ku dan mula melakukan sesuatu yang mengejutkan ku. Anak kandung ku Fahmi cuba menjolok bontot ku dan aku segera menepis zakarnya. Ternyata Fahmi benar-benar inginkannya dan merayu agar aku membenarkannya. Akibat terlalu kasihan dan sayang kepadanya, aku merelakan dan buat pertama kali dalam sejarah hidup ku aku disetubuhi di bontot dan ianya berlaku di sekitar usia emas ku. Meskipun aku menanggung kepedihan dan kesakitan namun aku relakan Fahmi menusuk zakarnya keluar masuk lubang yang menjadi tempat najisku keluar setiap hari.
Sambil menjolok bontot ku, Fahmi memeluk tubuh ku dan meluahkan rasa sayangnya yang tak berbelah baginya kepada ku. Fahmi memuji bontot lebar ku yang tonggek dan dia mengatakan tidak menyesal memperisterikan ibu kandungnya yang semakin gemuk dan berlemak ini. Anak ku Fahmi akhirnya melepaskan air maninya nun jauh di dalam lubang bontot ku sambil menjerit mengatakan dia mencintai ku. Aku menitiskan air mata akibat kesakitan dan rasa terharu kepada cintanya.
Sejak hari itu aku sudah semakin biasa disetubuhi melalui lubang bontot ku dan akhirnya baru ku sedari ianya juga memberikan ku kenikmatan yang merangsang nafsu ku. Sejak itu jugalah aku semakin sukar hendak mengawal perasaan ku dan senang untuk dikatakan aku semakin gatal dan miang minta disetubuhi. Begitulah sejarah benar hidup ku yang bersuamikan anak kandung ku hingga ke hari ini.
Posted in Anak - Mak
Leave a comment
Tags: sumbang mahram
Ida Adikku
Apr 21
Posted by mrselampit
Aku Am, anak sulong dalam sebuah keluarga yang sederhana. Bertugas sebagai pegawai pemasaran hartanah. Mak bapak aku memang sibuk memanjang. Ada kat rumah time malam je. Time siang yang ada cuma aku dan adikku serta orang gaji.
Orang gaji aku mbak murni. Dah agak tua. Tengok pun tak selera. Setahun 2 kali balik indon. Adik aku pula Ida, satu-satunya adik yang aku ada. Sekarang dia bertugas sebagai junior eksekutif.
Pada masa itu, aku menuntut di kolej swasta dan adik aku bersekolah tingkatan 4. Beza umur kami 2 tahun je. Hubungan kami memang akrab. Kisah ini terjadi bila mak aku ambik cuti dan temankan bapak aku pergi conference di Australia selama 1 bulan. Siap honeymoon sekali lagi daa.. Ketika itulah hubungan terlarang antara aku dan adikku bermula sehingga kini. Aku sendiri tidak menyangka akan melakukan perbuatan terkutuk itu dengan adikku sendiri. Malah, sebelum itu aku sendiri akui aku langsung tiada berniat serong kepada adikku. Namun pada hari itu, sejarah yang menyatukan hati kami telah membawa kami ke kancah yang hina ini. Ikutilah kisahnya yang telah diolah semula untuk menyedapkan penyampaian tanpa mengubah sebarang fakta asal.
Memang boring hari tu. Kuliah habis awal. So, balik rumah pun awal lah. Aku tengok mbak Murni masih lagi membersihkan halaman rumah.
“Kok awal pulang hari ini bapak Am?” mbak Murni menegurku yang sedang berjalan menuju ke pintu masuk rumah.
“Kuliah habis awal lah mbak. Mbak masak tak hari ni?” tanyaku.
“Sudah pak, saya baru sahaja siap sediakan di atas meja. Masih panas. Makan sekali dengan ibu Ida ya pak.” Katanya
“Ida dah balik ye?” tanyaku
“Sudah pak, baru saja tadi dia masuk ke dalam” sambung mbak murni.
Adikku sudah balik sekolah rupanya. Aku pun masuk ke rumah dan kelihatan adikku sedang sedap makan sendirian.
“Wah, makan sorang ye? Tengok tu, punyalah gelojoh, baju sekolah pun tak tukar lagi.” Kataku mengusik adikku.
“Laparlah bang. Jomlah makan sekali” pelawa adikku sambil terus bangun dan menyedukkan nasi ke dalam pinggan untukku.
Aku pun makan bersama-sama adikku. Sedang aku sedap melantak, tiba-tiba kakiku terasa diusik. Aku lihat di bawah meja, tiada apa-apa. Kucing memang tiada, mak aku tak suka kucing. Aku sambung kembali makan. Sekali lagi kakiku terasa di usik. Aku tengok sekali lagi di bawah meja. Memang tak ada apa-apa, aku syak mesti adikku yang main-main ni. Aku pun jeling adikku dan kelihatan dia buat seolah tiada apa-apa yang berlaku. Sekali lagi aku merasakan kakiku di sentuh dan sepantas kilat kedua-dua kaki ku mengepit dan menangkap apa yang mengusik kakiku.
“Aduhh bang.. Ida surrender.. Ida surrender.. ha ha ha ha” kata adikku sambil ketawa.
“Oh.. kacau abang ye.. Kenapa? Kaki dah gatal ye?” usikku.
“Tak, satu badan… abang tolong garukan ye lepas ni..” kata adikku manja sambil melentokkan badannya.
“Garulah sendiri, nah pakai ni lagi sedap tau..” kataku sambil menghulurkan garfu kepadanya.
“Alah abang ni…” adikku marah manja sambil mencubit pehaku.
Kami pun kembali menyambung makan dan sepanjang makan itu lah adikku terus menerus menggesel-geselkan kakinya di kakiku. Aku buat tak kisah je, maklumlah, apa yang ada di dalam fikiran aku adalah dia hendak bergurau dengan aku. Selepas aku habis makan, aku menuju ke sinki untuk membasuh tangan dan diikuti adikku di belakang. Sedang aku mencuci tangan, adikku tiba-tiba menyelit di sebelah dan terus menghulurkan tangan ke arah paip yang mencurah keluar airnya. Sedangkan ketika itu aku masih lagi mencuci tangan.
Sambil tersenyum-senyum dia terus merapatkan badannya kepada ku dan tangan kirinya memeluk pinggangku erat. Dapat aku rasakan buah dadanya menonjol rapat ke lenganku. Lembutnya bukan kepalang. Tapi langsung tiada niat buruk di kepalaku time tu. Selepas itu, dia pun terus berlari masuk ke bilik dan aku terus menuju ke bilik komputer, hendak menyiapkan assignment.
Sedang aku menyiapkan assignment, mbak murni datang dan memberitahu bahawa jika perlukan apa-apa panggil dia di bilik. Dia penat dan hendak tidur katanya. Aku pun mengiyakan. Tidak lama selepas itu, sedang aku khusyuk mengadap komputer, aku terkejut bila tiba-tiba ada tangan yang memelukku erat dari belakang dan terasa pipinya menyentuh pipiku. Aku rasa aku kenal bau tu.
“Hah, dah tak ada kerja lah tu. Kerja rumah dah buat?” kataku
“Belum, malam nanti abang tolong ajarkan ye. Ida peninglah, abang faham-faham sajalah cikgu Taufik tu. Ajar macam kita orang ni dah pandai. Laju je..” kata adikku.
Aku faham, oleh kerana aku juga bersekolah di sekolah yang sama dahulu. Cikgu Taufik tu mengajar memang laju. Aku sendiri pun terpaksa banyak bincang dengan kawan-kawan untuk lebih faham.
“Abang, Ida nak tengok tv lah, jom..” ajak adikku.
“Ida pergi dululah, abang nak siapkan satu chapter dulu. Kejap lagi abang datang.” Kataku
“Ok, datang ye..” kata Ida sambil memberi aku satu ciuman di pipi.
Aku rasa pelik, kenapa dengan adik aku pada hari tu. Macam miang semacam. Ah, lantak dialah. Aku sambung kembali kerja ku.
Siap je satu chapter, aku terus tutup pc dan keluar menuju ke ruang tamu. Senyap, tv tidak hidup. Tadi kata nak tengok tv? Mana dia pergi? Ah, mesti kat bilik mak dan abah. Kalau betul lah kat situ, teruklah kalau mak abah tahu, dia orang memang tak gemar kami tengok tv dalam bilik dia orang.
Aku terus menuju ke bilik mak abah kat atas. Aku lihat sejenak bilik mbak Murni, pintunya tertutup rapat. Dah tidur lah tu. Bila aku buka pintu bilik mak abah, aku lihat Ida tengah baring atas katil sambil matanya tertumpu kepada tv di hadapan katil.
“Ha, datang pun.. jom lah sini, cerita best ni.” Pelawa adikku selepas menyedari kehadiran aku.
Aku menutup pintu dan terus baring di sebelahnya. Kelihatan di tv adegan-adegan panas sedang tertayang. Terkejut aku, mana dia dapat cerita tu.
“Mana Ida dapat cerita ni?” tanyaku.
“Jumpa dalam laci meja solek mak.” Jawab adikku.
Aku pun tanpa banyak tanya, terus tengok cerita tu. Dari satu babak kepada satu babak. Memang aku bernafsu time tu tapi aku tahan. Adik aku ada kat sebelah, tak kan aku nak lancap kat situ jugak. Adik aku pulak, aku dengar nafasnya semakin kuat. Aku jeling, kelihatan tangannya dah ada kat kelengkang. Aku jeling sekali lagi, aku tengok betul-betul kelengkangnya. Wah, kain batiknya dah basah. Biar betul adik aku ni. Matanya tak berkelip tengok mat salleh tu men’doggie’ minah salleh yang seksi tu. Lepas satu lubang, satu lagi lubang dia bedal.
Aku pun terangsang jugak, lebih-lebih lagi bila nafas adik aku makin menggila. Dia tak malu ke aku abang dia nih kat sebelah dia je?Lantak dia lah, aku pulak yang rasa malu. Terus aku bangun dari katil dan hendak keluar dari bilik. Tiba-tiba adikku menarik tanganku.
“Abang nak pergi mana?” tanyanya menggoda.
“Nak ke toilet jap. Nak kencing.” Kataku sambil melihat dia masih memegang tanganku sementara tangan yang sebelah lagi di kepit kelengkangnya yang kelihatan sudah basah kain batiknya.
“Abang nak lancap ye?” tanyanya sambil tersengih.
“Nak kencing lah, apa lah kau nih” kataku sambil melepaskan pegangan tangannya dan terus keluar dari bilik.
Apa lagi, masuk bilik air, terus melancaplah. Tengah syok bedal batang tiba-tiba pintu bilik air diketuk. Kedengaran suara adikku menyuruh aku keluar cepat sebab dia nak terkencing sangat. Terus tak jadi aku nak terus melancap. Aku pakai balik seluar dan keluar dari bilik air. Ternampak adikku tengah mengepit kelengkangnya. Memang kelihatan macam orang yang tak tahan nak terkencing. Aku bagi laluan dia masuk ke tandas, macam lipas kudung dia masuk. Tapi, bukan ke kat dalam bilik mak abah dan bilik dia ada toilet, yang dia sibuk masuk toilet aku nih apahal pulak.
Aku duduk atas katil sementara tunggu dia keluar dari bilik air. Tak lama kemudian dia keluar. Muka ceria semacam.
“Dalam bilik mak abah kan ada toilet, kenapa sibuk nak masuk toilet bilik abang ni?” tanyaku kepadanya yang sedang membetulkan kain batiknya.
Ternampak tompok yang basah jelas kelihatan di kain batiknya.
“Saja, tak boleh ke nak kencing kat toilet bilik abang?” katanya
“Dah habis ke cerita tadi?” tanyaku lagi
“Tak habis lagi. Tapi Ida dah tutup dan simpan cd nya” katanya lagi.
“Dah kencing, tak reti-reti nak keluar?” kataku.
“tak nak.. “katanya.
Aku terdiam melihat telatah adikku yang tersengih-sengih berdiri di hadapan ku. Kemudian dia menanyakan aku soalan cepu emas.
“Abang pernah lancap?” tanyanya
“Itu rahah. Yang kau sibuk nak tahu ni kenapa? Yang kau tu pernah lancapkan?” tanyaku pula.
“Pernah…. “jawabnya sambil tersenyum.
“Bila? Hah ni mesti tadi time stim tengok cerita blue tu? Kah kah kah..” kataku sambil ketawa.
“Tak sekarang….” Adikku menjawab sambil terus meletakkan tangannya di celah kelangkangnya.
Dia terus menggosok-gosok kelengkangnya sambil terbongkok-bongkok. Kelihatan kain batik yang masih dipakainya bergerak-gerak mengikut gerakan tangannya sambil matanya tak henti-henti memandangku kuyu. Suaranya mendesah, terasa seperti ada kenikmatan sedang menyelubunginya.
“Abang… ooohh sedapnyaaa banggg…” Ida merintih kesedapan di hadapanku.
Aku serta merta terkejut dengan perlakuannya. Sama sekali tidak aku sangka aku akan melihat tayangan percuma seorang perempuan melancap di hadapanku, malah dia adalah adikku sendiri. Aku tak tahu nak cakap apa. Nak halau dia keluar dari bilik, tapi perasaan aku tertahan-tahan pasal best pulak tengok dia mendesah kenikmatan dengan gaya yang mengghairahkan itu. Nafsu aku perlahan-lahan bangkit tapi aku tahankan sebab aku tahu dia adikku dan aku tak sepatutnya mengambil kesempatan ke atasnya.
Hatiku betul-betul bergelora. Terutama bila dia semakin hampir kepada ku dan jarak kami kini hanya lebih kurang sekaki. Dapat aku lihat kain batik yang melapik tangannya yang sedang menggosok kelengkangnya semakin basah. Adikku tiba-tiba menarik tanganku dan diletakkan di atas teteknya yang tidak bercoli itu. Aku tidak menolak, aku membiarkan. Seperti terpukau dengan pertunjukkan yang dipamerkan.
Aku ramas dan usap teteknya yang masih berlapik t-shirt itu. Terasa ianya keras dan putingnya menonjol. Desahan adikku semakin kuat. Tiba-tiba dia menolak aku hingga aku terlentang di atas katil. Aku cuba bangun tetapi dia terus duduk di atas dadaku. Terus sahaja dia menggeselkan kelengkangnya di badanku. Kali ini tanpa halangan dari kain batiknya kerana sudah diselakkan namun masih tertutup dan membuatkan aku tidak dapat melihat kelengkangnya yang menghenyak dadaku. Kedua-dua tangannya menguli teteknya sendiri. Memang seperti tayangan strip tease. Kemudian dia melentikkan badannya ke belakang dan menghulurkan tangannya ke belakang dan mencari zip serta butang seluar slack yang ku pakai. Aku cuba bangun untuk menghalang tapi badannya yang agak berat itu menahan dan tangan ku terhalang oleh pehanya yang montok di atas badanku. Aku pasrah, terasa seperti aku akan di rogol oleh adikku sendiri. Kelakarkan? Memang kelakar, tapi itulah kenyataan.
Adikku berjaya mendapatkan batang aku yang mengeras setelah dia berjaya membuka dan melurutkan seluar dan seluar dalamku. Di lancapkan batangku lembut, aku semakin asyik. Aku membiarkan perlakuannya yang masih menggeselkan kelengkangnya di atas dadaku sambil tangannya terus melancapkan batangku di belakangnya. Dadaku terasa semakin basah dengan cairan cipapnya. Matanya tak lepas memandang mukaku.
Batangku semakin di lancap laju. Kemudian dia menghentikan lancapannya dan mengensot ke belakang sehinggalah aku dapat merasakan kehangatan cipapnya yang basah itu menyentuh kepala batangku. Aku cuba hendak melarikan diri pada ketika itu. Ketika aku cuba bangun, dengan pantas dia terus duduk di atas batangku membuatkan dengan sekali tekan batang ku terus terbenam ke dalam cipapnya.
Ahhh, memang agak sakit ketika itu. Batangku ditekan secara paksa hingga menyentuh dasar rahimnya. Dia juga kelihatan menahan kesakitan. Kami kemudian terdiam. Aku seperti tidak percaya apa yang aku sedang lakukan. Namun apa yang aku rasakan adalah batangku kenikmatan dikemut dan dipijat-pijat oleh cipapnya. Sesekali dia akan menggelek punggungnya membuatkan batangku yang keras itu seolah diuli di dalam lubangnya.
Ohh, memang sedap ketika itu. Memang adikku kerjakan cukup-cukup batang aku. Akibat kenikmatan yang merangsang minda dan saraf aku, segala pertimbangan aku hilang serta merta. Apa yang aku ingin adalah kenikmatan ketika itu. Adikku seperti tahu. Dia terus menyelak baju t ke atas dan menanggalkannya. Tinggallah hanya kain batik yang membalut tubuhnya dari pinggang hingga ke bawah, menyembunyikan batangku yang tenggelam agak lama di dalam cipapnya.
Melihatkan aku berkali-kali menelan air liur melihat teteknya, terus dia menarik kepala ku ke arah dadanya dan disuakan puting teteknya ke mulutku. Lagaknya seperti seorang ibu yang ingin menyusukan anaknya. Aku terus menghisap putingnya yang keras menonjol itu.
Desahannya semakin kuat, tekanan ke atas batangku juga semakin kuat membuatkan batangku semakin menghenyak dasar rahimnya lebih kuat. Dia kelihatan seperti sudah kerasukan. Dipeluknya kepalaku supaya lebih rapat menekan teteknya. Aku semakin bernafsu. Aku terus memeluk tubuhnya dan menghisap teteknya semahu hatiku kerana apa yang aku rasakan adalah dia seolah inginkan aku melakukan sepuas hatiku ke atas tubuhnya atas kerelaan dirinya.
Kemudian dia mula mengangkat punggungnya naik dan kemudian turun kembali berulang kali. Batangku yang tadinya dikemut semahu hatinya kini keluar masuk ke dalam cipapnya. Ohh.. memang sedap. Masih ketat walau pun dari apa yang aku rasakan, dirinya sudah lagi tiada dara. Barulah aku tahu, sebelum ini dia pernah melakukan seks namun dengan siapa aku tidak pula pasti. Cairan yang terbit dari rahimnya melicinkan lagi pergerakan batangku keluar masuk cipapnya. Keghairahannya semakin tidak terkawal. Hayunan punggungnya semakin laju dan kemutannya semakin kuat. Selang beberapa minit selepas itu, aku dapati nafasnya semakin kuat namun agak putus-putus. Hayunannya juga semakin goyah tetapi lebih dalam hingga ke pangkal. Akhirnya adikku menenggelamkan batangku sedalam-dalamnya dengan badannya terlentik memelukku. Kelihatan pehanya mengejang dan tubuhnya juga mengeras dan sedikit menggigil seperti terkena arus elektrik. Desahan nafasnya seperti lembu kena sembelih, namun terlalu mengghairahkan.
“Abanggg…. Ida dahhh klimaksss… ohh abangggg…. Sedap banggg….” Katanya dalam suara yang menggeletar.
Bintik-bintik peluh kelihatan timbul di dahi dan dadanya bersama kulitnya yang berbintik kemerahan. Itulah first time aku tengok perempuan klimaks dalam pelukanku. Namun aku masih lagi belum terasa nak pancut. Adikku kemudian mengangkat punggungnya membuatkan batangku keluar dari cipapnya.
“Abanggg… Ida cintakan abangg…” katanya sambil tangannya membersihkan cairan cipapnya yang berlumuran di batangku menggunakan kain batik yang masih dipakainya.
Tangannya terus melancapkan batangku dalam keadaan dia masih berkain batik. Dia menonggeng di sebelah aku dan menjadikan badan aku sabagai pengalas kepalanya. Aku menikmati lancapan yang dilakukan sambil tanganku meramas-ramas punggungnya.Ketika itulah aku baru sedari bahawa adikku mempunyai bontot yang betul-betul cantik. Bontotnya bulat dan tonggek, dihiasi pinggang yang ramping dan peha yang gebu.
“Ida, bontot Ida cantiklah..” kataku memujinya.
“Abang nak ke? Jomlah…” katanya sambil terus menghentikan lancapan dan terus menyelak kainnya ke atas mempamerkan bontotnya kepadaku.
Aku terus memintanya menonggeng di atas katil. Dia menurut dan aku terus berlutut di belakangnya. Tangannya digapai kebelakang mencari batangku. Aku dekatkan batangku ke tangannya dan dia terus menyambar dan terus sahaja menggosokkan batangku dicipapnya. Setelah batang aku penuh berlumuran dengan air cipapnya yang pekat melekit itu, dia terus menghunus batangku ke lubang bontotnya yang kelihatan sedikit terbuka mulutnya. Aku tahu dia hendak aku bedal bontotnya, apa lagi, aku tekanlah batangku masuk.
Pehhh.. memang ketat gila. Baru masuk kepala dah perit batangku. Macam kena cepit. Dia cuma mendesah. Aku tekan lagi hingga separuh batang aku terbenam ke dalam bontotnya. Desahannya semakin kuat.
“Aduhhh banggg.. sakittt.. slow sikit sayanggg… “ rintihnya.
Aku tekan lagi semakin dalam. Aku tak pedulikan kesakitannya pasal aku juga merasakan sakit menekan batangku ke lubang bontotnya yang amat sempit itu hinggalah semua batangku hilang terbenam di dalam bontotnya.
Setelah agak lama dalam keadaan begitu, barulah aku menhayunkan batangku keluar masuk dalam tempo yang perlahan.
“Banggg… sakitt… tapi sedappppp… dalam lagi bangggg…” pintanya.
Aku pun hayunkan batangku sedalam-dalamnya seperti yang dipintanya. Desahannya semakin kuat. Hinggalah akhirnya dia semakin melentikkan tubuhnya membuatkan batangku semakin selesa keluar masuk bontotnya.
Aku hayunkan semahu hatiku kerana dia juga menikmatinya walau pun sesekali dia mengaduh kesakitan. Akhirnya aku sudah rasa batangku akan meletup.
“Ida, abang nak terpancut sayanggg…. Sedap niii… pancut dalam ye sayanggg..” pintaku.
“Abangggg… sedapnya…. Pancutlah banggg…. Keluarkan air abangggg…” rintihnya.
Akhirnya, aku melepaskan benihku ke dalam bontot adikku sedalam-dalamnya. Adikku mengemut bontotnya membuatkan batangku terkepit-kepit memuntahkan maninya. Ohh.. memang sedap.. Lepas habis aku pancutkan benih aku dalam bontotnya, aku tarik keluar batangku dan kelihatan batangku berlumuran dengan cairan maniku yang sedikit kotor warnanya. Aku lap dengan kain batik yang dipakainya dan terus terbaring kepenatan. Dia terus memelukku dan kami terlena hingga ke petang.
Selepas kejadian itu, kami selalu mengambil peluang untuk bersama dan ketika malam, jika dia tidak datang bulan, sudah pasti dia akan datang ke bilikku minta dijimak. Akibat dari ketagihan membedal bontotnya, lubang bontotnya kini semakin besar dan semakin dapat menerima batangku tanpa rasa sempit yang teramat sangat seperti ketika pertama kali aku membedalnya.
Adikku menceritakan bahawa dia sebenarnya cemburu kerana terlalu ramai pelajar perempuan di sekolahnya yang menyintai aku. Walau pun aku sudah tidak lagi bersekolah di situ, tetapi namaku masih lagi disebut-sebut pelajar perempuan. Dari situ timbul perasaan ingin menyintai aku dan seterusnya timbul perasaan berahi yang amat mendalam kepadaku. Walau macam mana pun kami melakukan hubungan seks, kami tetap cover line. Kondom dan pil perancang pasti ada dalam simpanan kerana setiap air maniku pasti tidak akan dibazirkannya. Melainkan jika aku ingin memuntahkannya di atas badannya seperti di mukanya, punggungnya, pakaiannya dan tudungnya. Hingga kini, walau pun kami masing-masing sudah mempunyai kekasih, namun jika kami bersama, pasti kami lebih dari suami isteri.
Baru sahaja tadi adikku keluar dari pejabatku dengan cipapnya yang dipenuhi air maniku. Dah lah kondom tak bawak, pil perancang pulak dah habis. Sanggup dia datang pejabat aku dari pejabatnya yang 5 kilometer jaraknya semata-mata nak batang aku. Bayangkanlah betapa peliknya dia tu. Mesti sekarang ni dia tengah cari pil perancang kat farmasi. Kalau tak, teruklah kita orang. Alamak, seluar dalam dia tertinggal pulak, jangan sampai air mani aku banyak meleleh keluar sudah lah, kalau banyak meleleh, pasti nampak basah .
7 notes · View notes
sethdomain · 11 months ago
Text
Hazbin Hotel sholat tarawih fanfiksi
Sudah isya dan sekarang adalah bulan puasa, Charlie dan Vaggie adalah muslimah yang sangat rajin sholat. Ya kita harus menghiraukan fakta mereka ada di neraka tapi ya… Masih bisa juga muslimah yang kuat dan taat. Masha Allah.
“Allahu akbar Allahu akbar.” Masjid Al-qiyamah mengumandangkan adzan isya dengan merdu ke seluruh neraka. Seluruh penghuni neraka pun dengan tidak berpikir lagi, mereka menyiapkan peralatan shalatnya dan tidak lupa untuk wudhu.
Di antara kaum muslimah tersebut ada Charlie dan Vagina, mereka dulunya adalah rekan lesbi dan sekarang mereka masih lesbi walaupun sudah memeluk agama Islam. Mereka percaya akan modernisasi dan progresivitas, aturan lama sudah tidak layak dipandang untuk zaman sekarang dan mereka percaya bahwa Allah maha penyayang dan mengerti akan situasi mereka berdua.
Mendengar adzan, Charlie dan Vaggie pun berwudhu dan menyiapkan diri untuk tarawih. Setelah selesai wudhu, mereka menunggu di depan hotel untuk rekan-rekannya yang lain yaitu, Alastor, Angel dust, Husk dan residen-residen hotel yang lain. Mereka ingin sholat berjamaah agar mempererat hubungan antara penghuni hotel tersebut. 
Iya, seluruh karakter Hazbin Hotel merupakan muslimah yang sangat taat dan rajin. 
Sesaat mereka semua sudah selesai bersiap-siap untuk sholat, Charlie berkata, “Baiklah kawan-kawan kita akan sholat di masjid Al-qiyamah.”
“Tau gak apa yang lebih keren dari sholat?” Angel Dust bilang.
“Bacot Angel Dust, Kontol lu gua potong nih,” Husk langsung nge-gas.
Mereka pun pergi dengan tidak sangat anteng karena Nifty berusaha membunuh seseorang di jalan. Saat mereka di depan masjid crew Hazbin melepaskan sandalnya dan kaum wanita dan laki-laki pun berpisah.
Karena mereka sudah berwudhu di hotel mereka tidak perlu terjepit-jepit di tempat wudhu yang bergelombang dengan setan berusaha berwudhu. Charlie, Vaggie dan Nifty langsung masuk ke masjid dan merapatkan shaf mereka.
“Nifty anjink-” “Jangan nge-gas cuk” Charlie memotong Vaggie, “Oh iya- Nifty balik sini gak!”
Vaggie berteriak ke Nifty yang sekarang sedang berusaha menusuk pisaunya ke sebuah Imp yang sedang sholat sunnah, “Hehehe-” Nifty cekikikan.
“Anak setan!” Vaggie berseru dan mengangkat Nifty menggunakan kerah bajunya. Dia pun menaruh Nifty di tengah antara Charlie dan ia. 
“Sudah anteng aja duduk disini dan pake mukena lu!” Menggeram Vaggie.
“Okay!” Bilang Nifty lalu dia tanpa komplikasi memakai mukenah karena dia orang yang beriman. Masha Allah.
Charlie kelihatannya sudah memakai mukena juga, mukena dia memiliki warna merah crimson dan memiliki manik-manik yang menghiasinya. Sekarang hanya Vaggie doang yang belom memakai mukena.
Dan sebelum dia mengetahuinya sang imam pun sudah mengazankan komatnya, Vaggie pun langsung dengan cepat berusaha memakai mukenanya, “Ah goblok anying-” 
Vaggie pun langsung memakai mukenanya dan membaca niat isya dan mengikuti sholat dengan tidak ada masalah apa-pun. 
Setelah selesai sholat isya mereka pun langsung sholat tarawih yang tidak ada masalah apa pun juga.
“Vag kenapa rambut mu berkeluaran kayak giru.” Nifty menunjuk pony kanan nya yang berkeluar-keluaran.
“Tau nih anak, dari dulu aku bilangin aurat dia berkeluaran kaya gitu.” Charlie menjawab.
“Emang kenapa sih, ini fashion!” Vaggie beralasan.
“Fashion, fashion! Aurat lu keliatan!!”  Charlie menggertakkan giginya.
“Whatever lah- Elu tidak understand me” Vaggie mengisyaratkan jarinya.
“Terserah lu lah” Charlie menyerah.
Selesai sholat tarawih mereka keluar dari masjid tanpa mendoakan orang tuanya karena Vaggie tidak tahu kalau dia punya orang tua dan Nifty orang tuanya nge lobotomi dia. Kecuali, Charlie dia males doang.
Mereka saat keluar menemu geng laki-laki lagi, tetapi tidak ada angel dust.
“Loh Angel Dust dimana?” Charlie bertanya.
Husk mengasih Charlie muka yang tidak menjajikan, seperti dia jijik akan apa yang dia bilang.
“Dia lagi urgh- bersama ustad bentaran, dia akan agak ngaret baliknya.” 
“Aku gak ingin tau” Vaggie berkata.
“Ok kawan-kawan, ayo kita pulang.” Charlie tertawa canggung.
Mereka pun langsung balik ke hotel dan langsung tidur.
this was a special request from Dino, this time you can stake him
18 notes · View notes
aydhana · 2 years ago
Text
Mengambil sedikit jeda untuk menangis itu tidak apa-apa. Manusiawi. Mendengarkan perasaanmu di sebagian waktu itu juga perlu, agar semakin jujur aduanmu kepada Pemilik rasamu.
Suatu waktu mungkin datang pertanyaan, "kenapa seperti ini? kenapa padaku?"
maka jawabannya adalah,
"karena Allah yang memilihmu"
Sebagaimana teguhnya tauhid ibunda Hajar seba'da mendengar jawaban Nabi Allah, Ibrahim As. bahwa karena Allah lah perintah itu dijalankan, maka ketaqwaan itu menancapkan keteguhan sebuah yakin yang dalam dalam ungkapan,
"jika demikian, maka Allah tidak akan menyia-nyiakan kami"
Demikianlah.
Pada patahmu yang masih dapat di hitung jari itu, yang setiap permulaannya kau 'curhat'kan pada Rabbmu, sejatinya karena pilihan terbaik dari Allah yang hanya padamu Allah itu lah garis ceritanya berjalan seperti ini.
Jadi semakin yakin juga bukan? yang setiap permulaannya juga kau anggap 'seakan' sudah siap dan kuat menerima kelanjutannya ternyata lagi-lagi belum sepenuhnya melimpahkan padaNya, memasrahkan segala kekuatan itu padaNya, menisbatkan dengan penuh ketidakberdayaanmu dihadapanNya.
Tak apa, patah juga merupakan jawaban terbaik dariNya, juga jalan keselamatan bagimu dikedepannya. Karena sesungguhnya untuk menggapai maratib yang semakin bergelombang jalannya perlu kesucian dengan keutuhan suci, karena yang kau mau untuk menggapai ridho Illahi, kan?
Maka tetapkan hati bahwa hanya pada Allah lah yang harus kita percayai sepenuhnya.
44 notes · View notes
naufalhafizh · 1 year ago
Text
Tumblr media
gulita
#draft
kilau langit nampaknya kembali tak menyapa, pasca iring iringan kapas hitam pekat bergelombang; atau yang biasa disebut awan; mengerubungi teater cakrawala sedari senja. emasnya tak lagi timbul, kini sejauh mata menyorot, hanya pijar dan gulita. sekeliling menjelma waswas akan hadirnya badai yang penuh ketidakpastian.
#
seorang bujang kembali setelah peliknya hari. ditengah persembahan semesta akan maha dahsyatnya kemelut penghuni langit, seorang diri ia memacu sepeda motornya di jalan perumahan berstandar internasional itu. diterjangnya gerombolan angin dingin, dihari yang semakin malam, dimalam yang enggan jadi temaram.
entah sudah sekian jumlah apa masalah yang terus terjadi hari ini, atau bahkan perlu dikalkulasikan dengan periodik mingguan? entah sepegal apa bila peliknya menjadi sekarung batuan yang musti diantar ke rumah. ya, rumah. tempat semua layak untuk ditumpahkan tanpa intervensi dari entitas manapun, terkhususnya mereka yang menusuk seraya iba, bermuka dua diatas peningnya kepala ini, menjelma plasmodium bagi jiwa yang dikasihaninya, dimana pula tertawa riang atas bebasnya segala tanggungan.
#
merebahlah bujang itu, diratapinya segala masalah yang kian hari kian layak untuk ditangisi. dikerjakan? tentu saja. semua tak lain adalah implementasi prinsip hidupnya untuk tetap hidup dan menghidupi kebahagiaan orang lain, dimana dalam praktisnya, sang bujang seringkali lupa akan haknya untuk bersikap bodo amat.
masalah dilaluinya dengan proses, yang mana tentu ia tak sendiri. purnama yang cantik nan indah itu selalu menjadi alasan baginya untuk tetap berambisi. meskipun tak jarang, sang bujang tanpa rasa peduli mengacuhkan gerak geriknya. ajaibnya, purnama tetap ada dan hidup disetiap malam malam sang bujang, dengan atau tanpa sang purnama sadari.
kembali ke masalah, bujang nampaknya makin disulitkan dengan keadaan (sebenarnya karena teramat ceroboh sih), ia kehilangan "segala". nampaknya "segala" itu tidak perlu disebutkan, namun bagi sang bujang, itu adalah sumber dari banyak hal. ia kini hidup dalam bingung, "bagaimana kedepan hidupku akan berjalan?" ia sangat bingung, bahkan hingga saat ini. kadang terlihat betapa linglungnya, kesana kemari, terus mencari.
ia takut, takut akan selaksa masalah yang akan ia hadapi kedepan. ia merasa gagal. sekelumit ketidakpercayaan, cacian, hingga air mata, nyatanya telah terkicau dan jatuh dari dan untuk dirinya sendiri. ia menyangsikan keteledorannya, dimana setelah seminggu kebelakang ia nyatanya begitu tegar dan sistematis menyelesaikan masalah. semua motivasi penyemangat dalam dirinya sekejap menjadi nada sumbang yang terus menghujamnya.
soal bangkit, jangan ditanya. bujang pasti akan bangkit, namun terpentingnya, ia perlu waktu, dan pendengar bila memungkinkan.
##
untuk siapapun kamu, yang seperti bujang saat ini, tetaplah semangat menjalani hidup. berbahagialah, karena kamu adalah alasan bagi seseorang untuk bahagia.
###
hari ini, sang bujang mengaku tengah kacau, namun tak sekacau pola pikir pendukung pendudukan tepi barat.
3 notes · View notes
miuuuuns · 2 years ago
Text
Hari ini ceritanya bercerita tentang melewati quarter life crisis..
Katanya setiap orang akan mengalami fase ini, fase yang mana merasa tertinggal jauh dari orang-orang terutama dari kerabat dekat. Merasa khawatir akan masa depan, merasa stuck ditempat, iri dengan segala pencapaian orang lain, hal-hal yang membuat cemas dari berbagai aspek kehidupan seperti karier, pendidikan dan romansa.
Entah benar atau salah, tapi berada di fase ini sungguh melelahkan, lelah karena terus membandingkan diri dengan orang lain, tanpa sadar bukan membuat semangat malah dibuat takut untuk melangkah mengejar ketertinggalan. Meski sebetulnya hidup bukan sebuah ajang perlombaan siapa cepat, tapi semestinya kita tetap siaga kala waktunya tiba giliran kita sudah siap untuk berjuang.
Tapi katanya di fase ini kita hanya perlu "Penerimaan" Iya menerima, bahwa memang setiap orang punya waktu dan jalannya masing-masing, ada yang memang mulus sperti jalan tol, ada yang bergelombang, ada yang berkelok dengan menanjak. Jalan tol saja tidak serta merta mulus kadang kala ada yang berlubang, ada terpaan angin kencang, ada turunannya ada pula belokannya. Kadang yang kita lihat hanya hasil tanpa kita ketahui bagaimana prosesnya orang lain bisa mencapai titik saat ini.
Oh ya jangan lupa juga katanya menerima diri sendiri, karena sering membandingkan diri kita dengan orang lain sampe lupa kalau diri sendiri juga punya kelebihan, punya potensi tidak selalu diri ini dipenuhi dengan kekurangan.
16 notes · View notes
nnkhld · 2 years ago
Text
gara2 liat ig, jadi sadar tanggal hari ini 27 mei. 17 taun yg lalu, hari sabtu juga, sekitar jam 6 pagi gempa.
msh inget lagi siap2 mau brgkat sekolah, abis naruh sikat gigi, ngerasa aneh kok lantai rumah tiba2 keliatan bergelombang, belum kenal gempa itu gimana. pengalaman pertama seumur hidup. kucing2 panik lari manjat pohon asem.
di luar rumah semua orang liat ke arah merapi, belum tau kalo pusat gempa di bantul. karena ga ada kerusakan berarti, tetep dianter beragkat sekolah dan pulang lagi krn diputuskan libur.
jaman akses internet belum semudah skrg, somehow ada berita tsunami dan banyak banget orang panik, semua jalan jadi satu arah ke utara. walaupun kalo di nalar lari dari tsunami sebesar apa coba, sampe di jakal aja seheboh itu.
tapi ya namanya panik, konon katanya ada yg ngelaju ngebut sampe solo pake motor saking panik nya. polisi turun pake megaphone koar2 isu tsunami itu nggak valid dan minta semua kembali ke rumah pelan2. selain korban langsung gempa di bantul sama jogja selatan, nggak ngerti ada berapa orang jadi korban kecelakaan gara2 panik isu tsunami.
yg selalu menjadi sambat saat ada peringatan bencana tu, sekian taun berlalu nggak ada perubahan berarti tentang kesiapsiagaan bencana. kita semua masih gini2 aja.
sampai jumpa di kepanikan bencana besar berikutnya.
4 notes · View notes
auliasalsabilamp · 1 year ago
Text
Kekuatan dari Keinginan
Kekuatan dari sebuah keinginan tidak seharusnya dianggap remeh. Kekuatan itulah yang akan menjadi petunjuk dalam menjalani hidupmu, menjadi penentu dari seberapa berhasilnya dirimu dalam meraih keinginanmu, dan bukan dari pandangan orang lain.
Banyak orang telah membuat keputusan yang tidak masuk akal dan mengambil jalan panjang, sempit, serta bergelombang, hingga pada suatu hari mereka berdiri dengan kokoh di puncak kehidupan tanpa ada yang pernah memperkirakannya.
Kamu dapat membuat keputusan yang sangat rasional dan optimal, tetapi semua keputusan itu tidak selamanya bisa memberikan hasil yang menjanjikan. Yang membuat segalanya berbeda adalah kekuatan dari sebuah keinginan.
5 notes · View notes
yonarida · 1 year ago
Text
Menyelaminya Sekali Lagi...
Adalah dia. Laki-laki sholeh yang baik akhlaknya. Begitu cerdas, peka, juga lembut dan baik hatinya. Kemudian, kepeduliannya juga luar biasa. Pada kedalaman hatinya, aku ingin berada di sana. Lalu menyelaminya...
Dia indah juga istimewa di hatiku. Sejak lama. Sudah lama aku menunggunya. T.T
Titik-titik kisah masa silam terkadang terkenang. Juga titik-titik kisah masa depan, terkadang tergambar. Aku ingin kau ada disana. Menjadi bagian dr kisahku. Hidupku...
Jika yang akan kita hadapi adalah luas lautan. Lalu luas lautan yang kan kita lewati itu gelombangnya tak selalu sama: sesekali tenang, di waktu yang lain bergelombang, atau sekali pun badai menghantam, rasa-rasanya berada dalam kapal dengan nahkoda yang tau aturan-Nya, membuatku merasa jauuuuh lebih tenang
Dialah nahkoda itu. Nahkoda yang baik. Pemimpin dalam bahtera. Juga teman perjalanan yang bisa diajak saling bekerja sama, juga bercerita. Membicarakan banyak hal...
Aku tau kita menuju ke tujuan yang sama. Jadi, mari kita terjang!!!!!!! dg penuh keyakinan bahwa Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dia lah Yang Maha Memelihara. Yang Maha Melapangkan. Yang Maha Mengetahui. Yang Mahatinggi. Yang Maha Pemberi Keperluan. Yang Maha Mengabulkan. Yang Maha Mencinta. Yang Mahasempurna KekuasaanNya. Yang Maha Melindungi. Hanya kepadaNya aku berharap.
Tak ada yang mudah, aku tau, tapi aku juga yakin jika tak sesulit itu jika bersama orang yang tepat...
InsyaAllah. Semoga tepat.
Semoga Allah bantu dan tunjukkan jalan-jalanNya jika memang masing-masing dapat memberi kebaikan satu sama lain. Kebaikan di dunia dan akhirat.
Aamiin.
2 notes · View notes
ceritabanyu · 2 years ago
Text
Setelah sekian lama maju mundur dengan pikiran ini, malam ini aku memberanikan diri untuk memerangi perasaan itu. Awalnya agak canggung dengan situasinya, namun setelah dijalani pergulatan dan ketidaknyamanan itu sebenarnya berasal dari diriku sendiri.
Diriku yang begitu banyak tersugesti ketakutan dan kekhawatiran. Yang membuat diri dipenuhi dengan perasaan negatif yang mempengaruhi pola pikir dan sikapku sehari hari. Terkungkung dengan ketakutan dan ketidakyakinan akan diri, makin memperparah perasaan yang dialami.
Kemudian kuteringat akan sebegitu banyak nasihat dan pesan yang sudah dihadirkan kepadaku, akan tetapi diri ini belum bisa memahami dan menerapkannya untuk menanggulangi segala keresahan yang kualami selama ini.
Waktu terus beranjak, umur kian berkurang, namun sayangnya diri ini masih belum menuntaskan ujian hidup yang sudah lama membersamaiku ini. Diri ini telah begitu lama berhendi di persimpangan ini.
Keduanya pilihan yang tidak mudah. Namun hakikat pilihan yang menjanjikan kebahagiaan diakhir sudah diketahui. Akan tetapi jalan itu nampak begitu terjal bergelombang dan terasa begitu berat untuk dilalui. Sebab pada jalan itu aku harus mengikhlaskan apa yang diharapkan selama ini untuk dilepaskan.
Kadang begitulah, ku terombang ambing dengan perasaan dan pikiran sendiri seperti ini. Aku sungguh perlu untuk bersungguh-sungguh dengan niatan ini. Jangan sampai hanya berhenti seperti ini saja. Teramat berharga waktu yang ada, masa depan ini terletak disana. Jangan disia-siakan.
Terus semangat untuk berbenah, menjadi lebih baik lagi waktu demi waktu.
2 notes · View notes
rasiooid · 23 hours ago
Text
Jalan Berlubang di Parungpanjang Ancam Keselamatan Pengendara
RASIOO.id – Kondisi jalan rusak di Jalan Raya Mohamad Toha, Kecamatan Parungpanjang, Kabupaten Bogor, menjadi ancaman bagi keselamatan pengendara. Jalan provinsi yang bergelombang dan berlubang ini semakin berbahaya saat musim hujan, karena genangan air menutupi lubang dan berpotensi menyebabkan kecelakaan. Muhamad Arbaim (48), seorang pengendara motor, mengeluhkan kondisi jalan tersebut. “Kalau…
0 notes
gufxjvb · 3 months ago
Text
Blog Archives
Mami Sedap
Dec 9
Posted by mrselampit
Hallo semua, namaku Boby, aku akan menceritakan pengalaman seks-ku yang luar biasa yang pernah kurasakan dan kualami. Sekarang aku kuliah di salah satu PTS terkenal di kedah, dan tinggal di rumah di kawasan elite di keah utara dengan ibu, adik dan pembatuku. Sejak mula lagi aku dan adikku tinggal bersama nenekku di kedah, sementara ibu dan ayahku tinggal di KL karena memang ayah mempunyai perusahaan besar di wilayah Persekutuan, dan sejak nenek meninggal ibu kemudian tinggal lagi bersama kami, sedangkan ayah hanya pulang sebulan atau dua bulan sekali seperti biasanya sebelum nenekku meninggal. Sebenarnya kami diajak ibu dan ayahku untuk tinggal di KL, namun adik dan aku tidak mau meninggalkan Kedah karena kami sangat suka tinggal di tempat kami lahir.
Saat itu aku baru lulus SPM dan sedang menunggu pengumuman hasil periksaan di Kedah, dan karena sehari-hari tidak ada kerjaan, ibu yang saat itu sudah tinggal bersama kami, meminta aku untuk selalu menjemputnya dari tempat aerobik dan senam setiap malam. Ibuku memang pandai sekali menjaga tubuhnya dengan senamerobik dan renang, sehingga walaupun usianya hampir 39 tahun, ibuku masih terlihat seperti wanita 27 tahunan dengan tubuh yang indah dengan kulit putih mulus dan dada yang masih terlihat padat dan berisi walaupun di wajahnya sudah terlihat sedikit kerutan, tetapi akan hilang bila ibu berdandan hingga kemudian terlihat seperti wanita 27 tahunan.
Aku mulai memperhatikan ibuku karena setiap aku jemput dari tempat senamnya ibuku tidak mengganti pakaian senamnya dulu setelah selesai dan langsung pulang bersamaku, dan baru mandi dan berganti pakaian setelah kami sampai di rumah. Karena setiap hari melihat ibuku dengan dandanan seksinya, otak ku mulai membayangkan hal-hal aneh tentang tubuh ibuku. Bagaimana tidak, aku melihat ibuku yang selalu memakai pakaian senam ketat dengan payudara yang indah menonjol dan pantat yang masih padat berisi.
Suatu hari, saat aku telat menjemput ibuku di tempat senamnya, aku tidak menemukan ibuku di tempat biasanya dia senam, dan setelah aku tanyakan kepada teman ibuku, dia bilang ibuku sedang di sauna dan bilang agar aku menunggu di tempat sauna yang tidak jauh dari ruangan senam. Aku pun beegegas menuju ruangan sauna karana aku tidak mau ibuku menunggu terlalu lama. Saat sampai di sana, wow… aku melihat ibuku baru keluar dari ruangan hanya dengan memakai handuk yang hanya menutupi sedikit tubuhnya dengan melilitkan handuk yang menutupi dada perut dan sedkit pahanya, sehingga paha ibu yang mulus dan seksi itu terlihat dengan jelas olehku.
Aku hanya terdiam dan menelan ludah saat ibuku menghanmpiriku dan bilang agar aku menunggu sebentar. Kemudian ibuku membalikkan tubuhnya dan kemudian terlihatlah goyangan pinggul ibuku saat dia berjalan menuju ruangan ganti pakaian. Tanpa sadar krmaluanku mengeras saat kejadian tadi berlangsung. Aku berani bertaruh pasti semua laki-laki akan terpesona dan terangsang saat melihat ibuku dengan hanya memakai tuala yang dililitkan di tubuhnya.
Di dalam perjalanan, aku hanya diam dan sesekali melirik ibuku yang duduk di sampingku, dan aku melihat dengan jelas goyangan payudara ibuku saat mobil bergetar bila sedang melalui jalan yang bergelombang atau polisi tidur. Ibuku berpakaian biasa dengan jeans yang agak ketat dan seluar panjang ketat, dan setiap aku melirik ke paha ibu terbayang lagi saat aku melihat paha ibuku yang putih mulus tadi di tempat mandi. “Bob… kenapa kamu diem aja, dan kenapa seluar kamu sayang?” tanya ibuku mengejiutkan aku yang agak melamun membayangkan tubuh ibuku. “tiada apa,” jawabku gugup. Kami pun sampai di rumah agak malam karena aku telat menjemput ibuku. Sesampainya di rumah, ibu langsung masuk ke kamarnya dan sebelum dia masuk ke kamarnya, ibu mencium pipiku dan bilang selamat malam. Kemudian dia masuk ke kamarnya dan tidur.
Malam itu aku tidak bisa tidur membayangkan tubuh ibuku, gila pikirku dalam hati dia ibuku, tapi… akh.. masa bodoh pikirku lagi. Aku mencoba onani untuk “menidurkan burung”-ku yang berontak minta masuk ke sarang nya. Gila pikirku lagi. Mau mencari ewek malam boleh saja, tapi saat itu aku menginginkan ibuku. Perlahan-lahan aku keluar kamar dan berjalan menuju kamar ibuku di lantai bawah. Adik perempuanku dan pembantuku sudah tidur, karena saat itu jam satu malam. Otakku sudah mengatakan aku harus merasakan tubuh ibuku, nafsuku sudah puncak saat aku berdiri di depan pintu kamar ibuku. Kuputar kenop pintu nya, aku melihat ibuku tidur terlentang sangat menantang. Ibuku tidur hanya menggunakan tuala dan underware yang longgar.
Aku berjalan mendekati ibuku yang tidur nyenyak, aku diam sesaat di sebelah ranjangnya dan memperhatikan ibuku yang tidur dengan posisi menantang. Kemaluanku sudah sangat keras dan meronta ingin keluar dari celana pendek yang kupakai.
Dengan gemetar aku naik ke ranjang ibu, dan mencoba membelai paha ibuku yang putih mulus dan sangat seksi, dengan tangan bergetar aku membelai dan menelusuri paha ibuku dan terus naik ke atas. Kemaluanku sudah sangat keras dan terasa sakit karena batang kemaluanku terjepit oleh spendaku. Aku kemudian membuka spendaku dan keluarlah “burung perkasa”-ku yang sudah sangat keras. Aku kemudian mencoba mencium leher dan bibir ibuku. Aku mencoba meremas payudara ibuku yang besar dan montok, aku rememas payudara ibu dengan perlahan. Takut kalau ia bangun, tapi karena nafsuku sudah puncak aku tidak mengontrol remasan tanganku ke payudara ibuku.
Aku kemudian mengocok batang kemaluanku sambil meremas payudara ibu, dan karena remasanku yang terlalu bernafsu ibu terbangun, “Bobi… kamu… apa yang kamu lakukan, aku ibumu sayang…” sahut ibuku dengan suara pelan aku kaget setengah mati, tapi anehnya batang kemaluan masih keras dan tidak lemas. Aku takut dan malah makin nekat, terlanjur pikirku, aku langsung mencium leher ibuku dengan bernafsu sambil terus meremas payudara ibuku.
Dalam pikiranku hanya ada dua kemungkinan, menyetubuhi ibuku kemudian aku kabur atau dia membunuhku. “Cukup Bobi.. hentikan sayang… akh…” kata ibuku. Tapi yang membuatku aneh ibu tidak sama sekali menolak dan berontak. Malah ibu membiarkan bibirnya kucium dengan bebas dan malah mendesah saat kuhisap leher dan di belakang telinganya, dan aku merasa burungku yang dari tadi sudah keras seperti ada yang menekannya, dan ternyata itu adalah paha ibuku yang mulus.
“Sayang kalau kamu mau…cakap aja terus terang.. Mami boleh kasi…” kata ibuku di antara desahannya. Aku terkejut setengah mati, berarti ibuku sangat suka aku perlakukan seperti ini. Aku kemudian melepaskan ciumanku di lehernya dan kemudian berlutut di sebelah ibuku yang masih berbaring. Batang kemaluanku sudah sangat keras dan ternyata ibu sangat suka dengan ukuran batang kemaluanku, ibu tersenyum bangga melihat batang kemaluanku yang sudah maksimal kerasnya. Ukuran batang kemaluanku 15 cm dengan diameter kira-kira 4 cm.
Aku masih dengan gemas meremas payudara ibu yang montok dan masih terasa padat. Aku membuka tuala yang ibu pakai dan kemudian sambil meremas payudara ibu aku berusaha membuka bra yang ibu pakai, dan satelah bra yang ibuku kenakan terlepas, kulihat payudara ibu yang besar dan masih kencang untuk wanita seumurnya. Dengan ganas kuremas payudara ibu, sedangkan ibu hanya mendesah keenakan dan menjerit kecil saat kugigit kecil puting payudara ibu. Kuhisap puting payudara ibu dengan kuat seperti ketika aku masih bayi. Aku menghisap payudara ibu sambil kuremas-remas hingga puting payudara ibu agak memerah karena kuhisap.
Payudara ibuku masih sangat enak untuk diremas karena ukurannya yang besar dan masih kencang dan padat. “Bob kamu dulu juga ngisep susu ibu juga kaya gini…” kata ibuku sambil dia merem-melek karena keenakan puting susunya kuhisap dan memainkannya dengan lidahku. Ibu menaikkan pinggulnya saat kutarik celana pendeknya. Aku melihat seluar dalam yang ibu kenakan sudah basah. Aku kemudian mencium seluar dalam ibuku tepat di atas kemaluan ibu dan meremasnya.
Dengan cepat kutarik seluar dalam ibu dan melemparkannya ke sisi ranjang, dan terlihatlah olehku pemandangan yang sangat indah. Lubang kemaluan ibuku ditumbuhi bulu halus yang tidak terlalu lebat, hingga garis lubang kemaluan ibuku terlihat. Kubuka paha ibuku lebar, aku tidak kuasa melihat pemandangan indah itu dan dengan naluri laki-laki kucium dan kuhisap lubang dimana aku lahir 18 tahun lalu. Kujilat kliteris ibuku yang membuat ibuku bergetar dan mendesah dengan kuat. Lidahku bermain di lubang senggama ibuku, dan ibuku malah menekan kepalaku dengan tangannya agar aku makin tenggelam di dalam selangkangannya.
Cairan lubang kemaluan ibu kuhisap dan kujilat yang membuat ibuku makin tak tahan dengan perlakuanku, dia mengelinjang hebat, bergetar dan kemudian mengejang sambil menengadah dan berteriak. Aku merasakan ada cairan kental yang keluar dari dalam lubang kemaluan ibu, dan aku tahu ibu baru orgasme. Kuhisap semua cairan lubang kemaluan ibuku hingga kering. Ibu terlihat sangat lelah. Aku kemudian bangun dan dengan suara pelan karena kelelahan ibu bilang, “Sayang sini Mami isep kontolmu,” dan tanpa di komando dua kali aku kemudian duduk di sebalah wajah ibuku, dan kemudian dengan perlahan mulut ibuku mendekat ke burungku yang sudah sangat keras.
Ibuku membelai batang kemaluanku tapi dia tidak memasukkan batang kemaluanku ke mulutnya. Padahal jarak antara mulut ibuku dengan batang kemaluanku hanya tinggal beberapa centi saja. Aku sudah tidak tahan lagi dan kemudian kudorong kepala ibuku dan dengan leluasa batang kemaluanku masuk ke mulut ibu. dengan cepat dan liar ibuku mengocok batang kemaluanku di dalam mulutnya. Aku sudah tidak tahan lagi, kenikmatan yang kurasakan sangat luar biasa dan tidak dapat kulukiskan dengan kata-kata, dan akhirnya aku sudah tidak tahan lagi dan… “Cret.. cret.. crett..” maniku kusemprotlkan di dalam mulut ibuku.
Ibu kemudian memuntahkannya dan hanya yang sedikiti dia telan, dan masih dengan liar ibuku membersihkan batang kemaluanku dari sisa-sisa air maniku yang menetes di batang kejantananku. Ibuku tersenyum dan kemudian kembali berbaring sambil membuka pahanya lebar-lebar. Ibuku tersenyum saat melihat batang kemaluanku yang masih dengan gagahnya berdiri, dan seperti sudah tidak sabar untuk masuk ke dalam sarangnya yang hangat. Aku kemudian mengambil posisi di antara kedua paha ibuku, batang kemaluanku terasa berdenyut saat ibu dengan lembut membelai dan meremas batang kemaluanku yang sudah sangat keras.
Dengan tangan yang bergetar kuusap permukaan lubang kemaluan ibuku yang dipenuhi bulu-bulu halus dan sisa cairan lubang kemaluan yang kuhisap tadi masih membasahi bibir lubang kemaluan ibuku yang terlihat sangat hangat dan menantang. “Ayo dong Sayang, kamu kan tahu dimana tempatnya…” kata ibuku pasrah, kemudian tangannya menuntun batang kemaluanku untuk masuk ke dalam lubang kemaluannya. Tanganku bergetar dan batang kemaluanku terasa makin berdenyut saat kepala batang kemaluanku menyentuh bibir lubang kemaluan ibu yang sudah basah, dan dengan perasaan yang campur aduk, kudorong pinggulku ke depan dan masuklah batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan ibu yang sudah agak membuka, dan tenggelam sudah batang kemaluanku ke dalam liang senggama milik ibuku.
Aku merasakan sensasi yang sangat dasyat saat dinding lubang kemaluan ibu seperti memijat batang kemaluanku, gila meski aku pernah setubuh dengan anak ABG, lubang kemaluan ibuku terasa sangat nikmat dan luar biasa di banding dengan yang lainnya. Aku menggoyang pinggulku naik-turun diimbangi dengan goyangan pinggul ibuku yang sangat dasyat dan liar. Kami kemudian berganti posisi dengan ibu berada di atasku hingga ia dapat menduduki batang kemaluanku, dan terasa sekali kenikmatan yang ibu berikan kepadaku.
Goyangan yang cepat dan liar dan gerakan tubuh yang naik turun membuat tubuhku hanyut ke dalam kenikmatan seks yang kurasakan sangat dasyat. Tibalah saat ibuku orgasme, goyangannya makin cepat dan desahannya semakin tidak karuan, aku dengan nikmat merasakannya sambil kuhisap dan meremas pauyudara ibu yang bergoyang seirama dengan naik-turunnya tubuh ibuku menghabisi aku. Ibu mengerang dan mengejang saat kurasakan ada cairan hangat yang membasahi batang kejantananku yang masih tertanam di dalam lubang kemaluan ibuku.
Beberapa saat setelah ibu terkulai lemas aku merasakan bahwa aku akan mencapai puncak, dan dengan goyangan dan tusukan yang menghujam lubang kemaluan ibuku, “Cret… crett.. cret…” air maniku menghambur di dalam lubang kemaluan ibuku. Aku merasakan nikmat yang tidak dapat kukatakan. Saat aku masih menikmati sisa-sisa kemikmatan itu, ibu mencium bibirku dan berkata, ” kamu orgasme biar di mulut Mami aja.. tapi Mami sedap…” Aku hanya terdiam dan malah mencium bibir ibuku yang masih menindih tubuhku dengan mesra. Kemudian ibuku berbaring di sampingku, aku memeluk dia dan kami berciuman dengan mesra seperti sepasang kekasih. Kami pun tertidur karena pertempuran yang sangat melelahkan itu.
Pagi harinya saat aku bangun ibuku sudah tidak ada di sebelahku, dan kemudian aku berpakaian dan menuju dapur mencari ibuku, dan kulihat ibuku tengah menyiapkan sarapan bersama adikku yang masih Sekolah. Aku bingung dan segan karena ibuku seakan-akan malam tadi tidak terjadi apa-apa di antara kami, padahal aku telah menyetubuhi ibu kandungku sendiri tadi malam. Seperti biasanya, aku menjemput ibuku dari tempat dia senam, dan saat perjalanan pulang kami berbual tentang persetubuhan kami tadi malam dan kami berjanji hanya kami yang mengetahui kajadian itu. Tiba-tiba saat kereta kami sedang berada di jalan yang sepi dan agak gelap, ibuku menyuruhku menghentikan mobil, aku menurut saja.
Setelah mobil di pinggirkan, dengan ganas ibuku mengulum koteku. Kemudian membuka seluarku dan menghisap batang kemaluanku yang sudah keras saat ibuku mengulum bibirku tadi. Aku hanya terengah-engah merasakan batang kemaluanku dihisap oleh ibuku sambil mengocoknya, dan beberapa saat kemudian… “Cret.. cret.. crett..” maniku menyembur di dalam mulut ibuku dan dia menelan habis maniku walaupun ada sedikit yang meleler keluar. Ibuku kemudian membersihkan sisa maniku yang menetes di tangannya dan batang kemaluannku. Tak kusangka ibuku kembali menelan calon-calon cucunya ke dalam perutnya. Tapi aku sih asyik-asyik saja ibuku mau menghisap batang kemaluanku saat kami masih di dalam kereta.
Kami berciuman dan melanjutkan perjalana pulang dan kemudian tidur seranjang dan “bermain” lagi. Kami berdua terus melakukannya tanpa sepengetahuan orang lain. Sejak persetubuhan kami yang pertama, sebulan kemudian ibuku merasa dia hamil, dan ibu bilang bahwa sebelum bersetubuh denganku, ibu sudah lebih dari 3 bulan tidak bersetubuh dengan ayahku, karena memang ayahku terlalu sibuk dengan perusahaan, dan hotel-hotelnya. Ibuku cakap ibu hamil olehku karena selain dengan ayahku dan aku, ibu belum pernah perhubungan seks dengan lelaki lain. Ibu menggugurkan kandungannya karena dia tidak mau punya bayi dari aku. dan hingga sekarang…
Posted in Anak - Mak
Leave a comment
Tags: sumbang mahram
Ayah Yang Baik Hati
Dec 7
Posted by mrselampit
Pada suatu hari, ayah yang akan berkahwin sebulan lagi setelah kematian ibuku lima tahun yang lalu menalifonku dan katanya ada hal penting yang perlu aku menolongnya. Aku ketika itu sedang duduk berehat menonton tv bersama anak-anakku merasa hairan di atas pertolongan yang diperlukan ayah. Ayah akan datang ke rumahku pada malam nanti untuk memberitahuku pertolongan apa yang diperlukannya.
Setelah meletakkan talifon, aku cuba memikirkan apa sebenarnya pertolongan yang ayah mahu aku menolongnya. Jika masalah kewangan, memang aku tidak dapat menolong ayah kerana aku dan suamiku tidak ada simpanan. Lagi pun takkan ayah mahu meminta bantuan kewangan dariku kerana ayah memang seorang yang berduit. Selama ini pun ayah yang selalu membantuku jika aku ada masalah kewangan. Rumah yang aku diami sekarang ini adalah hadiah dari ayah ketika aku berkahwin dahulu dan kereta yang suamiku guna sekarang ini pun pemberian dari ayah.
Tidak mungkin ayah mahu meminta pertolongan kewangan, mungkin ayah mahu aku menolongnya dalam persiapan perkahwinanya, fikirku.
Lebih kurang jam 9.00 malam, ayah pun sampai di rumahku dan ketika itu aku hanya tinggal bersama anak-anakku kerana suamiku bekerja shif malam. Suamiku hanya bekerja di sebuah kilang yang tidak jauh dari rumahku. Selepas bersalam dengan ayah, aku menjemput ayah masuk dan duduk di ruang tamu rumahku.
“Mana Rosdi, kerja malam ke? Budak-budak mana?” Tanya ayah sambil duduk di atas sofa di ruang tamu rumahku.
“Ya ayah… abang Rosdi kerja malam, budak-budak awal lagi sudah tidur,” jawabku yang duduk di depan ayah.
“Bagus la… takde orang lagi bagus…” kata ayah yang aku lihat masih bergaya walaupun umurnya sudah 51 tahun.
“Ayah mahu Nita tolong apa?” Tanyaku kerana merasa hairan apabila mendengar kata-katanya.
“Jangan terkejut dan jangan marah jika ayah cakap… ini soal maruah ayah dan maruah Nita, tetapi ayah tiada jalan lain… ayah terpaksa juga minta pertolongan dari Nita kerana Nita seorang sahaja anak ayah,” kata ayah panjang lebar.
Aku mula merasa tidak sedap hati dan perasaan ingin tahu semakin kuat.
“Pertolongan apa ni ayah?” Desakku.
“Ayah perlukan bantuan dari Nita… ayah harap Nita boleh membantu ayah kerana haya Nita seorang sahaja yang dapat menolong ayah dan bantuan ini agak berat… ayah harap sangat Nita boleh menbantu demi masa depan ayah.”
Mendengar kata-kata ayah, aku mula merasa risau kerana aku tahu ayah mempunyai masalah besar.
“Bantuan apa ayah? Cakap la, jika boleh… Nita akan tolong ayah,” Tanyaku bersungguh-sungguh.
“Nita boleh tolong jika Nita sanggup bekorban demi ayah…” Kata ayah lagi membuatkan aku tertanya-tanya apa sebenarnya masalah ayah.
“Jangan buat Nita risau… ayah cakap la, Nita sanggup menolong ayah…” Tanyaku lagi dengan berdebar-debar.
“Sebenarnya ayah tengah berubat, tapi bomoh tu tetapkan syarat susah sikit…. ayah harap Nita boleh tolong… mudah saja” Kata ayah.
“Ayah sakit ke? Ayah sakit apa?” Tanyaku cemas.
“Ayah tak sakit… ayah cuma… cuma…” Ayah tidak meneruskan kata-katanya.
“Cuma apa?” Tanyaku.
“Nita tahu kan, sebulan lagi ayah akan berkahwin… jadi ayah pergi berubat sebab benda ni dah lemah…” Ayah berkata sambil menunjukkan ke arah batangnya membuatkan aku terkedu dan merasa malu.
“Ka…kalu ayah dah tahu… ke.. kenapa ayah nak kahwin lagi?” Suaraku tergagap-gagap kerana merasa malu.
“Walaupun batang ayah dah lemah… tetapi ayah masih bernafsu… ayah teringin berkahwin lagi…” Jawab ayah dengan cepat membuatkan aku terperanjat apabila mendengar ayah bercakap begitu.
“Habis… apa Nita boleh buat?” Aku mula bertanya setelah diam seketika.
“Bomoh tu cakap batang ayah ni perlu di urutkan oleh anak perempuan ayah sendiri untuk pulih. Jika tak naik juga ayah perlu geselkan pada tubuh Nita dan jika tak keras juga ayah terpaksa bersetubuh dengan Nita… Nita boleh tolong ayah tak?” ayah menerangkan kepadaku sambil bertanyaku sama ada aku sanggup atau tidak.
Aku sebenarnya merasa sungguh terkejut dengan permintaan ayah dan merasa sungguh malu.
“Nita…Nita… tak ada cara lain ke ayah?” Tanyaku dengan perasaan malu dan aku tidak tahu untuk memberitahu ayah sebenarnya aku tidak sanggup tetapi aku takut ayah kecewa kerana hanya aku seorang sahaja anaknya dan hanya aku sahaja dapat menolongnya.
“Sudah banyak tempat ayah pergi berubat tetapi tidak pulih… tolong la Nita, demi masa depan ayah… bila dah kahwin nanti ayah tak mahu mengecewaka isteri ayah… Nita pun tahukan, makcik Samsiah tu janda… mesti banyak pengalaman, ayah takut ayah malu nanti… tolong la Nita… hanya Nita yang boleh menjaga maruah ayah sebagai seorang lelaki…” Ayah merayuku dengan suara yang sayu.
Aku merasa sungguh kasihan melihat ayah kesayanganku dalam keadaan begitu. Aku tahu ayah sudah banyak menolongku, tetapi sanggupkah aku menyerahkan tubuhku kepada ayah. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, untuk menolak permintaan ayah aku tidak sanggup dan jika aku membantu ayah sanggupkah aku.
Aku menjadi keliru sama ada mahu menolong ayah atau tidak, jika di ikutkan hatiku memang aku tidak sanggup tetapi apabila mengenangkan nasib ayah yang sudah banyak menolongku, aku mula merasa tidak salah jika aku menolong ayah demi kebahagian ayah aku sendiri.
“Tak ada cara lain lagi ke ayah? Cara ini salah…” Tanyaku perlahan.
“Ayah pun sudah tidak tahu lagi di mana lagi ayah perlu berubat… tolong la ayah Nita… ayah merayu dan ayah perlu sangat pertolongan Nita… tolong la ayah…” Ayah merayu dengan suara kesedihan.
Aku tidak sanggup melihat ayah begitu lagi dan jika mahu dibandingkan, ayah sudah banyak bekorban dari apa yang di mintanya.
“Baik la… tetapi ini harus menjadi rahsia kita berdua…” Kataku perlahan dengan penuh perasaan malu kerana sebentar lagi ayah akan dapat melihat serta dapat menjamah tubuhku malah dapat dinikmatinya apa yang tersembunyi selama ini.
“Betul ke ni Nita?” Ayah bertanya dan terus menghampiriku lalu duduk di sebelahku.
Aku hanya menganggukkan kepalaku perlahan. Ayah terus membawa tanganku ke celah kangkangya, ke arah batangnya yang masih di dalam seluarnya. Aku tergamam seketika dan perlahan-lahan aku mula mencuba mengurut batang ayah sambil menunduk mukaku memandang ke arah bertentangan dengan ayah.
Ayah tanpa berkata-kata terus membuka seluarnya lalu dilurutkan ke paras pehanya bersama seluar dalamnya sekali. Aku yang tersentak itu tanpa sedar memandang ke arah batang ayah, batang ayah yang masih lembik itu sebenarnya memang besar dan agak panjang.
Ayah membawa kembali tanganku pada batang lembiknya, aku mula mengenggam batang ayah aku gosok-gosokkan dan lurutkan perlahan-lahan. Setelah hampir sepuluh minit diurutku, batang ayah masih longlai dan tidak juga mengeras.
“Nita… benarkan ayah menggeselkan batang ayah ke tubuh Nita… mungkin boleh naik…” Minta ayah.
Aku bagaikan dipukau, aku hanya mengikut sahaja kemahuan ayah dan ini juga mungkin kerana nafsuku sudah mula terangsang sedikit. Mana tidaknya, seumur hidup aku tidak pernah memegang batang orang lain selain dari batang suamiku.
Tanpa ku sedari, nafsuku dengan sedirinya terangsang namun aku masih dapat mengawalnya. Apabila melihat persetujuan dariku, ayah menarik tubuhku berdiri lalu ayah terus memeluk tubuhku dari belakang.
“Tak payah la buka…” Kataku apabila merasa tangan ayah yang berada di perutku mula meleraikan ikatan kain batikku.
“Kalau tak buka, macam mana ayah nak geselkan batang ayah ni pada tubuh Nita…” Jawab ayah sambil melepaskan kain batikku jatu ke lantai.
“Ayah… seluar tu…” Kata-kataku terhenti apabila seluar dalamku sudah di tarik turun sehingga ke kakiku lalu ayah memeluk kembali tubuhku dan terasalah batangnya yang terkulai itu di punggungku.
Aku tidak dapat mengelak lagi dan hanya membiarkan sahaja ayah menggeselkan batangnya di lurah punggungku tetapi batang ayah tidak juga mengeras.
Ayah membaringkan tubuhku meniarap di atas karpet dan ayah terus meniarap menindih belakangku. Tangannya memeluk tubuhku sambil meramas-ramas buah dadaku beberapa kali lalu menyingkap ke atas baju t-shirtku itu dan terus ditanggalkannya. Aku yang semakin kuat terangsang hanya membiarkan sahaja tubuhku di bogelkan ayah.
“Wahh… cantiknya tubuh Nita…” Puji ayah sambil meramas-ramas punggungku dan mula menggesel-geselkan batangnya di celah alur punggungku sambil tangannya meramas kedua buah dadaku.
Rasa geli dan kenikmatan membuatkan nafsuku terangsang kuat, puting buah dadaku mula mengeras dan cipapku juga mula terasa berair. Aku merasa batang ayah di celah alur punggungku mula mengeras sedikit dan geselan ayah semakin ke bawah, menyentuh bibir duburku serta menyentuh sedikit hujung bibir cipapku. Aku memejamkan mataku sambil menikmati geselan batang ayah dan tiba-tiba ayah menelentangkan tubuhku.
Ayah menanggalkan seluarnya serta bajunya dan aku dapat melihat batang ayah sungguh besar dan panjang walaupun masih belum mengeras sepenuhnya. Ayah yang sudah berbogel itu terus baring di sisiku lalu menghisap puting buah dadaku dan tangannya pula meramas-ramas punggungku.
Aku merasa semakin bernafsu, ayah menjilat-jilat perutku sambil meramas buah dadaku dan mula menindihi tubuhku. Aku dapat rasakan batang ayah mula menyentuh bibir cipapku yang sudah basah itu dan ayah cuba menekan batangnya untuk masuk ke dalam cipapku tetapi setelah beberapa kali mencuba, batang ayah masih tidak berjaya masuk.Ayah menekan lagi batangnya di libang cipapku dan ayah berjaya membenamkan separuh batangnnya ke dalam cipapku.
“Errrrrgggghhhh….” Aku mengerang kenikmatan sambil menggeliat dan terus memeluk tubuh ayah menikmati kemasukkan batang ayah yang separuh keras itu.
Walaupun batang ayah masih belum mengeras sepenuhnya, aku merasa cipapku penuh kerana batang ayah sungguh besar. Ayah menekan batangnya masuk lagi sehingga pangkal batangnya rapat terbenam di dalam cipapku.
“Arrrggghhh… ayahhhh…” Sekali lagi aku mengerang kerana merasa senak di dalam perutku disebabkan kepanjangan batang ayah namun aku merasa sungguh nikmat sehingga punggungku terangkat sedikit.
Aku mengemut-ngemut cipapku apabila merasa batang ayah yang terbenam di dalam cipapku mula mengembang menjadi bertambah besar. Batang ayah yang berada di dalam cipapku kini sudah berjaya mengeras sepenuhnya sehingga aku merasa cipapku ketat apabila ayah mula mengerakkan batangnya keluar masuk dengan perlahan.
“Ohhh… masih ketat cipap Nita ni walaupun sudah beranak tiga… urggghh…” Ayah mengerang menikmati cipapku.
“Ayah… laju lagi… laju lagi ayahhhh…”
Aku meminta ayah melajukan lagi tujahan batangnya kerana aku merasa sungguh nikmat sambil mengemut-ngemutkan cipapku sekuat hati. Ayah melajukan tujahan batangnya dan semakin lama makin laju. Ayah menarik punggungku ke atas membuatkan batang panjangnya menusuk lebih jauh ke dalam cipapku.
“Aarrrrggghhhh…. ayahhhh…” Tiba-tiba tubuhku mengejang dan aku mengerang panjang kerana mencapai puncak klimaksku. Aku mengemut kuat cipapku dan tujahan batang ayah semakin laju serta semakin dalam.
“Aahhh… ooohh…. ahhhhhh…” Ayah mengerang sambil memancutkan air maninya ke dalam cipapku dengan agak banyak sehingga membanjiri rongga cipapku.
Tubuh ayah rebah di atas tubuhku yang lemah kerana kepuasan, walaupun ayah sudah tua tetapi ayah masih hebat di dalam persetubuhan.
“Terima kasih Nita… terima kasih kerana mengubati ayah…” Ayah bangun lalu mengambil pakaiannya lalu di pakainya kembali.
“Untuk ayah tersayang… Nita sanggup demi kebahagiaan ayah…” Kataku sambil tersenyum, aku juga turut bangun dan memakai kemballi pakaiaanku.
“Baik hati sungguh anak ayah ni…” Puji ayah sambil memelukku lalu mencium pipi serta dahiku, aku membalas dengan memeluk erat tubuhnya.
Malam itu tubuhku menjadi sebagai habuan untuk mengubati ayah, namun begitu aku juga dapat merasa kepuasan dari batang besar serta batang panjang ayah.
Dua minggu sebelum ayah melangsungkan perkahwinannya, malam itu ayah datang lagi ke rumahku dan pada malam itu juga suamiku bekerja malam.
“Ada apa lagi ayah…” Tanyaku setelah ayah duduk di sofa ruang tamu rumahku.
“Ayah nak minta tolong lagi kerana batang ayah masih belum pulih sepenuhnya…” Jawab ayah sekali lagi mengejutkan aku kerana ayah mahu mengulangi lagi persetubuhan malam itu.
Aku sebenarnya masih teringin untuk merasa lagi batang besar ayah. Sejak persetubuhan malam itu, aku asyik teringatkan batang besar dan batang panjang milik ayah. Apabila aku bersetubuh dengan suamiku, kenikmatan yang aku alami ketika bersetubuh dengan ayah tidak aku rasai.
“Takkan ayah nak lagi? Nita tak sanggup buat lagi…” Kataku untuk tidak menunjukkan aku memang mahu bersetubuh lagi dengan ayah, aku berpura-pura mengelakkan.
“Boleh la Nita… hari perkahwinan ayah sudah hampir… tolong la…” Ayah merayu-rayu padaku dan aku hanya terdiam, ayah tetap merayu sambil memujukku.
“Ayah mahu minum, Nita ke dapur sekejap… nak buatkan air…” Kataku sambil bangun dan terus menuju ke dapur untuk membuat minuman.
“Ayah mahu minum air ni…” Apabila aku sampai di dapur, tiba-tiba ayah memelukku dari belakang.
Aku berpura-pura untuk melepaskan diri dari pelukan ayah tetapi tidak berjaya kerana tubuhku dipeluk kemas oleh ayah.
“Boleh la Nita… tolong la ayah… bagi la tubuh Nita pada ayah malam ni…” Ayah memujukku kerana ayah ingin bersetubuh denganku.
Pelukkan ayah membuat tubuhku menjadi hangat dan aku mengeliat kerana nafsuku mula terangsang. Tangan ayah mula merayap ke buah dadaku lalu diramas-ramasnya perlahan dan aku merasa nafsuku semaki kuat melanda diriku.
“Ayah…. janganla… Nita tak mahu…”
Ayah membuat tidak dengar dengan laranganku, buah dadaku terus diramasnya lembut. Tubuhku mula memberi tidak balas dari rangsangan ayah, buah dadaku mula tegang dan nafasku terasa sesak. Tangan ayah di buah dada kini turun ke perutku lalu diusap-usapnya dengan perlahan-lahan.
Tangan ayah turun lagi hingga ke celah kangkangku dan telapak tangan ayah mencekup cipapku yang tembam itu. Cipapku ditekan-tekan membuatkan aku menonggekkan sedikit punggungku dan aku dapat rasakan batang ayah yang sudah mengeras itu di lurah punggungku.
Ayah menyelak baju kelawarku ke atas keparas pinggangku, punggungku terdedah kerana aku memang tidak memakai seluar dalam. Ayah terus mengusap serta meramas-ramas punggungku membuatkan punggungku terangkat sedikit menahan kesedapan.
Tangan ayah beralih pula ke cipapku, alur cipapku digosok-gosok ayah dan aku mengangkangkan sedikit kakiku lalu jari terus mengentel kelentitku.
“Ayah…. uhhh… uhhh… emmpphhh” Rintihku kenikmatan apabila kelentitku digentel jari ayah sehingga alur cipapku mula berair.
Ayah mengentel serta mengusap cipapku agak lama sehingga cipapku betul-betul berair, ayah mula memegang pinggangku dan batang kerasnya yang entahh bila sudah di keluarkan dari seluarnya itu sedang menekan lurah punggungku.
Aku tahu yang ayah mahu memasukkan batangnya ke dalam lubang cipapku, aku membongkokkan tubuhku dengan bertahankan tangan di birai meja makan. Ayah meletakkan sebelah kakiku di atas kerusi dan dengan satu tekanan, batang ayah berjaya masuk ke dalam cipapku sedikit demi sedikit.
“Uuhhhh… ayahhhh…” Aku mengerang sambil menikmati kemasukkan batang besar ayah ke dalam cipapku.
“Nita….ketatnya…” Bisik ayah setelah hampir keseluruhan batangnya terbenam di dalam cipapku sehingga aku merasa senak di dalam perutku.
Ayah membiarkan batangnya terbenam di dalam cipapku seketika, aku merasa batng ayah berdenyut-denyut di dalam cipapku. Ayah memegang pinggangku lalu menarik batangnya keluar sedikit dan dimasukkan kembali dengan perlahan-lahan membuat aku merasa sedap yang amat sangat.
Setelah masuk hampir keseluruhan batangnya, ayah mula mengerakkan batangnya keluar masuk di dalam cipapku dengan cepat. Setelah agak lama cipapku ditujah oleh batang ayah, aku mula merasa hendak klimaks. Tubuhku mula bergetar dan terus menjadi kejang lalu aku mencapai puncak klimaksku yang sungguh nikmat. Aku tercungap-cungap kepenatan, ayah mencabut batangnya yang masih keras keluar dari cipapku dan memeluk tubuhku dengan erat dari belakang.
Ayah membaringkanku di atas lantai dan kedua kakiku dibukanya luas, ayah menolak kedua belah kakiku ke atas sehingga lututku tersentuh dengan buah dadaku. Sambil tersenyum ayah menekan batangnya masuk ke dalam cipapku yang sudah banyak berair itu.
Sekali lagi cipapku menjadi sasaran batang ayah dan kali ini rasanya lebih sedap kerana kelentitku bergesel-gesel dengan bulu-bulu kasar batang ayah. Dengan kedudukanku begitu, seluruh kepanjangan batang ayah dapat meneroka jauh ke dalam cipapku.
“Uhhhh… ayah, sedapnya…��� Aku merengek dan ayah semakin laju menujah cipapku sehingga aku merasa lagi tanda-tanda untukku mencapai klimaks.
Tujahan batang ayah semakin laju menandakan ayah juga mahu sampai kepuncak klimaksnya. Ayah semakin laju menujah cipapku, menghempap punggungku sehingga tubuhku tergoncang-goncang. Ini membuatkan aku semakin hampir untuk mencapai puncak klimaksku. Aku memeluk tubuh ayah dengan erat, ayah juga memeluk tubuhku dan dengan satu tujahan yang agak kuat, terpancutlah air mani ayah menembak-nembak rahimku.
Pada masa yang sama, aku juga mencapai puncak klimaksku buat kali yang kedua. Setelah agak lama menindihi tubuhku, ayah bangun dan mengenakan pakaiannya kembali. Aku juga bangun lalu membetulkan baju kelawar yang terselak ke atas itu.
“Terima kasih Nita…” Ayah mencium pipiku dan meramas punggungku lalu menuju ke ruang tamu rumahku. Aku membuat ayah air dan duduk berborak sambil menonton tv, ayah tidak habis memuji kecantikkan tubuhku serta kesedapan kemutan cipapku.
Pujian ayah membuatkan aku merasa sungguh bangga dan nafsuku terangsang lagi kerana ayah yang berada di sebelahku selalu menggosok-gosok pehaku.
“Ayah nak balik ke malam ni…?” Tanyaku dan menganggukkan kepalanya.
“Kenapa?” Tanya ayah.
“Tidur sini la… subuh esok ayah baru balik, sebelum abang Rosdi pulang dari kerja…” Mintaku sambi tersenyum, aku sebenarnya mahu merasa lagi batang besar dan panjang milik ayah itu.
“Boleh juga… dapat la Nita mengubati ayah lagi…” Ayah berkata sambil memeluk pinggangku dan aku terus bangun lalu memimpinan tangan ayah menuju ke bilik tidurku.
Sebaik saja berada di dalam bilik tidurku, ayah terus merangkul tubuhku dan merebahkanku ke atas katil. Ayah mencium serta menjilat betisku sehingga ke pangkal pehaku. Perbuatan ayah membuat aku merasa geli dan kegelian itu menyerap ke cipapku. Punggungku terangkat-angkat apabila pangkal pehaku dijilat lidah ayah dan ayah menolak baju kelawarku ke atas. Coliku juga ditolaknya ke atas lalu buah dadaku diramas-ramas ayah perlahan membuat aku mengeliat kesedapan.
Aku mengeliat sambil mengeluh dan merintih kecil apabila puting dan buah dadaku dinyonyot ayah dengan rakus. Aku merasa sungguh terangsang lalu aku menolak tubuh ayah rebah di atas katilku. Baju dan seluar serta seluar dalam ayah ditanggakkanku dengan cepat. Ayah hanya membiarkan sahaja, batangnya yang separuh tegang itu dipegangku lalu aku urut-urutkan dari pangkal hingga ke kepala batangnya.
Tindakanku itu membuatkan batang ayah menjadi tegang dan keras serta berdenyut-denyut lalu aku mengucup kepala batang ayah beberapa kali.
“Batang ayah ni dah pulih ke belum?” Tanyaku sambil tersenyum.
“Sudah hapir pulih… pandai Nita ubatkan…” Jawam ayah sambil mengusap kepalaku.
“Ayah nak Nita ubatkan lagi…?” Tanyaku lagi dan ayah hanya menganggukkan kepalanya.
Aku duduk mengangkang di atas tubuh ayah sehingga cipapku hampir dengan kepala batang ayah. Aku duduk perlahan-lahan lalu kepala batang ayah menguak bibir cipapku dan sedikit demi sedikit batang ayah terbenam di dalam cipapku.
“Urrrggghhhh…” Aku mengerang kenikmatan kerana seluruh batang ayah terbenam di dalam cipapku setelah aku melabuhkan punggungku rapat di celah kangkang ayah. Batang ayah terasa tercucuk di dalam perutku, aku mengemutkan cipapku beberapa kali lau mula mengangkat naik dan turun punggungku. Ayah menikmati kesedapan batangnya keluar masuk di dalam cipapku sambil meramas-ramas buah dadaku yang tergantung itu.
Kesedapan yang aku rasai membuatkan aku semakin laju mengerakkan punggungku turun naik. Habis seluruh batang ayah terbenam rapat ke dalam cipapku dan setelah agak lama, aku merasa batang ayah berdenyut-denyut. Aku juga turut merasa ada tanda-tanda untuk aku mencapai klimaks. Tubuhku mula mengejang dan aku tekankan punggungku rapat di celah kangkang ayah membuatkan batang ayah jauh terbenam di dalam cipapku.
“Urrggghhh… arrrggghhhh…” Serentak dengan itu, aku mula mencapai puncak klimaksku dan ada cairan kenikmatan yang keluar dari cipapku membasahi peha ayah.
Ayah membaringkan aku yang masih tercungap-cungap itu lalu menindihi tubuhku dan memasukkan batangnya di dalam cipapku. Ayah mengerakkan punggungnya ke depan dan ke belakang membuatkan batangnya keluar masuk di dalam cipapku. Ayah menujah cipapku dengan laju dan agak ganas sehingga tubuhku bergegar-gegar di hempap ayah.
“Emmm…uuhhh… Nita…ayah nak pancut ni…” Kata ayah sambil mendengus-dengus.
Aku membantu dengan mengemut kuat cipapku agar dinding cipapku lebih rapat menghimpit batang ayah. Beberapa ketika kemudian, ayah mula memancutkan air maninya yang hanggat di dalam cipapku. Malam itu sebanyak tiga kali aku bersetubuh dengan ayah sehingga tubuhku lemah longlai.
Setelah hari hampir subuh, barulah ayah pulang dan aku terus tertidur kepenatan dengan penuh kepuasan. Begitulah pengalamanku untuk mengubati batang ayah dan sehingga kini aku masih bersetubuh dengan ayah. Apabila aku merasa terangsang menginginkan batang panjang dan besar milik ayah, aku akan meminta ayah memuaskan nafsuku.
Batang ayah kini sudah pulih sepenuhnya malah lebih bertenaga kerana diubati dengan cipapku. Sekarang cipapku pula yang perlu diubati dengan batang ayah kerana aku tidak merasa puas lagi jika bersetubuh dengan suamiku. Hanya batang besar serta batang panjang ayah sahaja yang dapat memuaskan nafsuku.
Posted in Anak - Bapak
Leave a comment
Tags: skandal, sumbang mahram
Junaidah
Nov 28
Posted by mrselampit
Cerita ini melibatkan saya dan adik kandung saya. Nama saya Anwar. Di saat ini, saya ialah seorang lelaki yang berumur 26 tahun. Sedangkan adik perempuan saya bernama Junaidah atau singkatannya Ju, yang kini sudah pun berusia 23 tahun. Kisah ini bermula ketika saya masih mentah. Masa tu saya mulai menyukai cerita-cerita yang berkaitan dengan unsur-unsur seksual. Pada umur tersebut saya juga, sudah terbiasakan diri dengan kegiatan melancap.
Suatu hari, saya terbaca satu berita di akhbar. Ianya tentang pembongkaran kegiatan seks di antara beradik yang berbangsa melayu. Saya sering membaca tentang berbagai cerita seks, tetapi baru kali inilah saya ketahui tentang wujudnya kecenderongan berzina dengan saudara sendiri. Entah kenapa ianya merupakan cerita telah berjaya menarik perhatian serta minat ku. Setiap kali saya mengingati cerita tersebut, saya menjadi semakin berminat. Lebih-lebih lagi bila mana saya cuba mengaitkannya dengan adik perempuan saya yang comel tu.
Cerita tersebut seperti mendorong saya untuk merealisasikannya. Kebetulan pula pada saat itu, saya tidur di bilik tidur yang sama dengan adikku, Junaidah. Hanya katil kami saja yang berasingan, namun jaraknya hanya sekitar 2 meter sahaja. Suatu malam pada sekitar pukul 12.30, saya terbangun lalu memasang lampu untuk menerangi kegelapan. Dari tinjauan saya, nampaknya semua orang di dalam rumah sedang nyenyak tidur. Namun hajat sebenar aku ialah untuk meninjau keadaan Junaidah. Dari keadaan mulutnya yang sedikit ternganga itu, aku pasti dia juga sedang nyenyak dibuai mimpi. Masa tu selimutnya tersingkap tinggi hingga mendedahkan pangkal pehanya.
Dengan keadaan kedua kakinya yang terkangkang agak luas, maka terlihatlah aku akan celah kelangkangnya itu. Rupa-rupanya Junaidah tidur tanpa memakai panties. Ketembaman pantat yang tanpa berbulu itu terlambak di hadapan mata ku. Hal inilah yang telah membuakkan gelodak nafsu ku, lebih-lebih lagi apabila mengimbasi cerita tentang perhubungan seks adik-beradik yang ku minati itu. Perlahan saya turun dari tempat tidur, dan mendekati katil Junaidah. Saya ingin memastikan tahap tidurnya. Saya menggelitik telapak kakinya. Ketiadaan reaksi gelinya telah mengesahkan kenyenyakkan tidur adik comel ku itu. Kemerahan alur belahan pantat Junaidah seakanakan menggamit undangan terhadap sentuhan jari ku.
Pantas aku menunaikan hajat geram ku terhadap alur yang menjadi lambang kesuciannya itu. Tangan saya keras bergetaran. Peluang untuk menjari pantat Junaidah sudah pasti akan ku manfaatkan sebaik mungkin. Mula-mula ku usapi dengan lembut. Tetapi lama-kelamaan tindakkan ku jadi semakin keras. Namun kenyenyakkan tidurnya adik ku itu tidak sedikit pun terjejas. Bila dah tak tahan lagi, saya menciumi pantat Junaidah. Kemudian saya cuba mencari lubang yang sering saya dengari, iaitu tempat melakukan persetubuhan. Saya sangka ianya ada di bahagian depan, tapi ternyata jangkaan saya selama ini salah.
Posisi yang sebenar rupanya di bahagian bawah. Saya pun kembalilah cium pantat Junaidah sampai ke bahagian lubang itu. Saya sudah benarbenar tidak tertahan lagi. Saya menuruni katil untuk membogelkan diri sendiri. Lepas tu saya pun perlahan-lahan naik semula ke atas katil Junaidah. Sementara tangan kanan menahan tubuh, tangan kiri saya cuba mengarahkan batang ke lubang pantat tersebut. Ternyata agak sukar nak memasukkannya. Saya cuba memasukkan dari depan, pada hal lubangnya ada di sebelah bawah. Sementara saya giat berusaha, tiba-tiba tubuh Junaidah bergerak. Kerana takut angkara itu terbongkar, saya pun cepat-cepat bangun mengenakan pakaian dan kembali ke ranjang. Tak lama kemudian saya pun terus terlena.
Pengalaman malam tersebut telah mulai menganggu konsentrasi ku. Hajat batang ku untuk bertemu di dalam pantat Junaidah masih belum lagi terlunas. Setiap kali apabila cetusan dendam nafsu mula melanda, batang ku tak semena-mena jadi keras. Itulah sebabnya saya selalu menunggu datangnya malam. Di saat di mana semua orang tertidur, di saat itulah saya akan cuba untuk memenuhi hajat sumbang terhadap Junaidah.
Selama beberapa malam saya melakukan usaha serupa. Namun ianya selalu terbatas kerana merisaukan Junaidah akan terkejut dari tidurnya. Sampailah di suatu malam ketika saya benar-benar telah dirasuk oleh dorongan nafsu. Gema bisikan syaitan pula tak henti-henti menghasut ketegangan batang ku. Berkubang di dalam pantat adik comel ku itu jelas menjanjikan seribu kenikmatan yang maha hebat. Desakan untuk menyahut seruan iblis tak lagi upaya ku bendung. Pantas aku bergerak ke katil Junaidah. Kemudian aku membogelkan diri ku sendiri.
Lepas tu perlahan-lahan ku pisahkan selimut yang menyaluti tubuhnya. Aku selak skirt tidur Junaidah hingga ke paras pusat. Sekali lagi seperti yang ku dugakan, dia tidur tanpa memakai sebarang pakaian dalam. Saya sudah tekad untuk melakukannya malam itu. Perlahan saya naik ke atas katil. Kedua kaki Junaidah saya rentangkan selebarlebarnya. Saya ciumi dan jilat pantat Junaidah sepuas hati. Kemudian saya mulai menghalakan batang ke arah lubang pantatnya. Sekali lagi ianya ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Cukup sukar untuk memasukkan batang ku ke dalam lubang sedap itu.
Berkat dari rangsangan iblis yang berterusan, akhirnya kepala batang ku mulai terselit kemas di celahan bibir pantat Junaidah. Semakin hampir batang ku untuk melungsuri lubang nikmat itu, semakin keras rangsangan yang melanda batang ku. Apa pun yang bakal terjadi, malam ini lubang pantat Junaidah akan pasti aku tebukkan dengan batang ku ini. Dengan gerak yang perlahan tetapi keras, ku dorongkan kemasukkan batang ku ke dalam pantat Junaidah. Walaupun ada masa-masanya terdapat sesuatu halangan yang cuba menghalang, namun ku tetap bertegas memaksakan.
Akhirnya berjaya juga ku benamkan sepanjang-panjang batang aku tu ke dalam lubang pantat Junaidah. Selaput yang menjadi lambang kesucian adik ku itu terbolos dek sondolan kepala batang ku. Berdenyut-denyut batang ku meraikan keseronokkan detik-detik tercemarnya kehormatan Junaidah. Adik perempuan ku yang comel itu kini tidak lagi layak bergelar “dara”. Aku benar-benar puas dan bangga dengan pencapaian ku itu. Kerana kerakusan batang ku dalam penaklukan tersebut, tiba-tiba Junaidah mulai tersedar dari tidurnya. Dia kelihatan bingung dengan apa yang sedang berlaku. Tambahan pula mungkin lubang pantatnya terasa sakit dengan kehadiran batang ku.
Junaidah mula merintih sambil memprotes terhadap apa yang sedang ku lakukan ke atas dirinya. “Hissst…! Jangan bising…. nanti mak marah…. teruk Ju kena pukul nanti….!” Mendengarkan ugutan dan nasihat ku itu, dia pun mulai menahan suara kerana takut dimarahi mak. Namun sekali-sekala kedengaran juga rintihannya menahan kesakitan. Saya pun teruslah menggoyang pinggang mendorong batang keluar masuk ke dalam lubang pantat Junaidah. Kerana baru pertama kali, tak sampai pun 2 minit, batang ku dah mulai berdenyut bagai nak gila. Berasap kepala ku dengan kesedapan yang sungguh tak kudugakan. Sedar-sedar saja, air mani ku dah penuh bertakung di dalam lubang pantat Junaidah. Aku rasa keletihan dan terpaksa berehat sebentar.
Junaidah juga nampaknya terkangkang keletihan lalu kembali menyambung tidurnya. Beberapa minit kemudian batang ku mulai bangkit semula. Aku pun kembali menindih Junaidah. Kali ini mudah batang ku dapat mencari sasaran lubang sedap itu. Henjutan-henjutan garang aku telah sekali lagi menganggu kelenaan tidur Junaidah. Kuyu matanya sambil mengigit-gigit bibir bawahnya. Adik comel ku itu kini pasrah melebarkan kangkangnya untuk menerima tikaman demi tikaman batang ku. Sekali lagi semburan nafsu ku likat memenuhi telaga bunting Junaidah. Pada permainan kali kedua itu, saya boleh bertahan sampai 10 minit.
Malam itu saja saya telah menyetubuhi adik kandung saya sebanyak 3 kali. Memang puas dan berbaloi dapat main dengan adik-beradik ni. Sejak malam itu, hampir setiap malam saya berzina dengan Junaidah. Pada awalnya dia hanya menerima saja apa yang saya lakukan. Namun setelah setahun berlalu nampaknya Junaidah juga sudah mulai menyukai dan menagihinya. Apabila saya tertidur, dia sendiri sudah pandai datang ke katil ku dan menggoda batang ku dengan sentuhan jarinya. Selama 4 tahun, kami berleluasa melakukan zina. Tetapi apabila Junaidah mulai baligh, saya agak berhati-hati sedikit kerana takut silap-silap nanti boleh terbuncit perut adik kesayangan aku tu.
Aku tak mahu angkara itu nanti akan menyebabkan kami terpisah buat selama-lamanya. Apabila umur kami meningkat, kami telah ditetapkan bilik yang berasingan. Dengan itu terpaksalah kami menerokai peluang berseronok selain daripada waktu malam. Kesempatan berseronok ketika ayah pergi kerja manakala mak pula ke pasar, tidak sekali-kali kami lepaskan. Tapi yang paling best ialah ketika mak dan ayah pergi mengunjungi saudara atau ada undangan. Memang sehari suntuklah kami dua beradik bebas bertelanjang bulat di serata rumah.
Akibat dari itu maka tak sempat keringlah pantat Junaidah tu. Sentiasa saja meleleh air putih aku tu di situ. Mana tidaknya, baru saja nak kering aku dah pamkan semula air tu ke dalam lubang pantatnya. Sampai saat ini pun kami tetap selalu melakukannya. Walau sekarang kami sudah dewasa dan masing-masing sudah mempunyai pacar, tetapi perhubungan unik kami itu tetap berterusan. Jika di rumah tidak meruangkan kesempatan, maka kami biasa melorongkan peluang dengan melakukannya di hotel.
Posted in Adik - Abang
Leave a comment
Tags: sumbang mahram
Kak Hasliza
May 6
Posted by mrselampit
Dalam keluarga aku, aku hanya mempunyai 2 beradik , dan aku mempunyai seorang kakak yang lebih tua dari aku 5 tahun. Namanya hasliza dan aku panggilnya kak ija. Ibu dan ayahku telah lama tiada kerana mengidap penyakit kencing manis dan darah tinggi. Tinggallah aku berdua bersama kak ija di rumah peninggalan arwah kedua ibubapaku. Kami hidup sederhana sahaja, kak ija bertugas sebagai Jururawat di Hospital Swasta dan belum berkahwin manakala aku hanyalah seorang pekerja pembantu am rendah lantaran kelulusan SPM ku yang tidak seberapa bagus. tapi kami cukup gembira dan tidak merungut dengan kerjaya kami.
Bercerita mengenai fizikal kak ija, aku boleh gambarkan dirinya seorang yang bertubuh tegap dan sederhana tinggi dan mempunyai dada yang bidang dan disitulah membukit 2 buah gunung yang kukira cukup besar. dia juga mempunyai pinggul yang sungguh tonggek dan besar. rambutnya sederhana panjang ke paras bahu dan ikal bentuknya. dan beliau juga berkulit kuning langsat dan sedikit sepet matanya mengikut arwah ayah yang ada mix cina.Ramai lelaki mengidamkan tubuhnya yang ranum dan menyelerakan itu. Tapi yang peliknya kak ija tidak melayan semua itu dan beliau juga tidak mempunyai teman lelaki. dan aku tidak pernah bertanyakan mengenai hal itu.. dan mengenai taste fashionnya, dia suka bertudung dan berpakaian jeans ketat serta t shirt yang melekap di badan..
Satu hari petang , cuaca cukup tidak baik.. hujan yang berterusan selama berjam-jam membuat aku mati kutu untuk berjalan diluar bersama rakan-rakan. plan asal aku untuk ke pekan terpaksa dibatalkan. Kak ija juga tidak muncul dari biliknya.
“Mungkin buat hal dia lah tu ” getus hati aku..
aku pun terus melangu kebosanan tak tau nak buat apa…buat ini tak kena.. buat itu tak kena….tiba-tiba dengan tak semena-mena, GGRRRUUMMMMMMMMMM.. kedengaran bunyi petir dan guruh sabung menyabung. sejurus selepas itu kedengaran seperti orang menjerit dari bilik.
“Arrrrrkkk! Amran.. tolong, akak”..aku terus bergegas ke bilik kak ija dan mendapati dia sedang terbaring kerana terkejut dengan bunyi guruh tadi..
”akak tak apa-apa” aku bertanya..
”kuat betul bunyi guruh tu.. terkejut akak.. amran temankan akak jelah dalam bilik ni yer.. takut pulak akak sorang2 ni..” aku mengiyakan saja tanda tak kisah..
rupanya kak ija tengah sedap tidur tadi.. urm.. dia pun menyambung kembali tidurnya setelah diganggu oleh guruh tadi.. aku pon duduk di kerusi solek.. takkan aku nak tidor sebelah dia plak…gila apa..
Tetapi bau harum yang hangat dari bilik itu membuatkan aku serba tak kena. dengan cuaca yang suram dan hujan, aku dapat rasakan tiba tiba nafsu syahwatku bergelojak dalam diri..
”takkan aku nak rogol kak aku sendiri..itu salah” getus hati aku..
makin lama makin tak boleh ditahan-tahan.. aku membuat keputusan untuk merapatkan diri ke katil kak ija. Misi harus dibuat segera walaupun ia bermakna aku akan merosakkan masa depan kak ija.. ditambah dengan kak ija yang berpakain baju kelawar berwarna merah membuatkan aku hilang kawalan..
Perlahan2 aku mengesot ke katil dan aku duduk disebelahnya.. dengan tangan yang menggeletar.. aku beranikan diri menyentuh bahunya.. aku urut lembut dan ku lihat tiada respon dari kak ija. aku beranikan diri untuk memegang lembut bahagian dadanya.. tiba 2 kak ija tersentak dan terkejut dengan tindakan aku.
”am, apa yang am buat ni? am jangan apa2kan akak.. am nak rogol akak yer..” aku mula ketakutan..
aku mula memikirkan tindakan aku tadi.. melihat aku mula ketakutan, kak ija mula mengendurkan kemarahannya..
”kenapa ni Am? Am nak buat apa dengan akak, ha.. akak ni akak kandung Am.. sampai hati am buat akak camni.”
“Akak, am bukannya apa, am dah tak tahan tengok kecantikan tubuh akak, body akak lentik, punggung besar, dada pulak membukit kencang.. am jadi tak keruan, ” aku mula berterus terang..
Melihat pengakuan ku itu, kak ija tersenyum ..
”napa am tak pernah cakap kat akak yang am idamkan tubuh akak.. kalau am berterus terang, kan senang.. tak payah nak curi-curi pegang,” berderau aku mendengar kata-kata kak ija..
“Jadi akak kasi lah am meneroka tubuh akak?” aku bertanya inginkan kepastian.
”Untuk adik akak, akak sanggup buat apa saja”..aku menjerit kegembiraan dalam hati..yes yes…
”Nak akak bukak baju ni ke atau am yang sendiri bukakkan” aku mengangguk dan menyatakan kak ija yang perlu membuka bajunya..
Kak ija menyuruh aku berbaring di atas katil sementara dia bangun dan mula membuat aksi membuka baju kelawarnya secara perlahan-lahan. sedikit demi sedikti tersingkap tubuh badannya yang bercoli hitam dan.. argghhhh.. dia memakai G string berwarna hitam.. adikku dibawah ni mula menegang keras yang tak dapat ditahan-tahan lagi.
”am suka g string akak ni?” Aku mengangguk laju-laju macam orang bodoh.
dia mula menonggeng membelakangi aku dan menarik tali gstring yang nipis itu dan dilepaskannya perlahan..
”Am tak nak cium bontot akak ni? ” aku yang sudah tidak sabar terus saja meluru ke arah punggungya yang besar dan aku cium semahu-mahunya.
”perlahan sikit dik, tak lari gunung dikejar..” aku malu sendiri..
Aku pun mula menerokai pungung akak ku dan ku jilat secara rakus.basah punggung kak ija dengan air liur aku yang bersemburan..
”bawak akak ke katil itu sayang” kak ija meminta.
dengan sepenuh kudrat aku membawanya ke katil.. perlahan2 aku turunkannya.. Kak ija terus membuka g string dan dibukanya sedikit demi sedikit sehingga aku tidak keruan.
”Jilat adikku sayang. Jilatlah semahunya.”
..Aku yang tidak sabar terus saja memegang pussynya yang tidak berbulu dan tembam itu menggunakan jari telunjuk dan jari hantu, kak ija mendengus kesedapan dan meminta ku menjilatnya. aku sengaja melambat2kan permintaanya supaya dia berasa geram.. Dia menarik rambut dikepalaku dan aku tersembam dipussynya yang sudah berair itu.. aku mula menjilat secara laju dan perlahan berselang-seli.
”Uh Ah Uh uhgrhhhhh.. sedapnya.. fuck me amran, fuck me..” Kak ija mula hilang arah..
aku juga yang hilang akal terus saja melajukan proses jilatan aku diselang seli dengan tangan ke arah klitorisnya. ..laju dan perlahan berselang seli sehingga kami melupakan terus ikatan adik beradik dalam persetubuhan ini.
Aku mula megang buah dadanya yang besar dan tegang itu. aku urut perlahan-lahan dan aku menanggalkan tali branya yang hitam itu sedikit demi sedikit. kak ija yang sudah kuyu matanya tidak mempedulikan tindakan aku itu.
”ramas tetek akak ni am.. ramas sekuat2nya.. gigit am.. gigittttt ”
aku yang geram terus saja mencium putingnya yang berwarna coklat gelap dengan pantas dan tangan kiriku meramas buah dada yang satu lagi. aku gentel, aku pusing, aku ramas secara berselang seli. aku kerjakan buah dadanya sehingga aku berasa nikmat yang teramat sangat..
setelah puas meneroka bukit kak ija, kak ija ingin merasai keenakan buah zakarku. dia meminta aku berbaring dan mengangkangkan kakiku supaya mudah dia melakukan kerjanya itu.. kak ija memegang sdikit demi sedikit zakarku yang sederhana besar itu. dan kemudian setelah dikocoh berkali – kali, dia memasukkan nnya ke dalam mulut dan mula menelan sedikit demi sedikit.. diulangnya proses telan dan luah berkali-kali sehingga ku berasa pening dek kenikmatan yang tak pernah aku rasakan.
”Am nak lawan akak yer…kita tengok berapa lama am boleh tahan dengan lancapan akak ni”
Wah cam pertandingan pulak. kak ija mula mengocoh zakarku dengan lembut dan bertukar kepada laju. Aku terpaksa bertahan dari “serangan” kak ija yang bertubi-tubi itu.
”wah boleh tahan yer adik akak ni.. cam dah biasa buat jer?” aku tersipu-sipu malu dengan sindirannya itu..
“oklah , kita tukar posisi ye sayang..”
Kak ija berbaring dan dia pun mengangkang kakinya seluas mungkin.
”Am, fuck me am, fuck me harder..” aku pun bergerak ke arah atas badannya dan memegang zakarku untuk ditujukan ke pussy kak ija yang telah bersedia menerima tujahan dari aku..
aku memasukannya perlahan-lahan dan terus menekan ke dalam.. ku tarik dan memasukannya sekali lagi perlahan-lahan dan terus menujah ke pussy kak ija yang ketat itu.. setelah itu aku tidak menunggu lagi setelah pussynya terbuka lantas aku menujahnya secara perlahan2 dan diselang seli dengan tujahan yang keras dan dalam. Kak ija sudah mengerang kesedapan ..
“Plap, plap, plap, plap” bunyi air maziku bertemu dengan air mazi kak ija..
Aku memegang pinggangnya yang ramping itu dan ku tolak ke atas badanku untuk dia merasakan kedalaman zakarku..dia hanya mengerang “ARGHHH, ARghhhh…” sahaja dengan matanya yang kuyu..
Aku meminta kak ija menonggeng selentik mungkin dan ku ingin menujah pussynya dari belakang, Bontotnya yang pejal dan besar itu aku tampar beberapa kali secara lembut untuk aku memulakan proses kesedapan.. setelah itu aku tidak menunggu lagi dan terus aku membelasah bontotnya dengan tujahan yang keras dan mantap sehingga kak ija tidak mampu berkata-kata melainkan mengerang dan mendesah…
” rogol akak am, rogol akak am…” itulah ayat2 yang diulang2nya sehingga membuat aku ingin klimaks…
aku dengan pantas menyuruh kak ija untuk menyedut air maniku yang bakal keluar tidak lama lagi.. setelah menujah beberapa kali untuk kali terakhir, air mani yang panas dan hangat itu pun ku talakan ke mukanya dan buah dadanya. laju dan pantas pancutannya..
kemudian aku mencium bibir kak ija dan mencium dahinya seraya mengucapkan terima kasih diatas kesudianyya untuk disetubuhi. kak ija hanya tersenyum dan berkata
”lain kali kita boleh buat lagi, nanti akak akan prepare untuk “peperangan” kita yang seterusnya..” Aku tersenyum dan berasa sungguh gembira..
aku dan kak ija terbaring kepenatan di katil. Aku tidak sangka kami akan melakukan hubungan seks sedangkan kami adalah adik beradik yang tak sepatutnya melakukan taboo seperti ini.
kak ija melangkah ke bilik air dengan berbogel seraya memberikan aku senyuman yang paling manis.
“Harap2 lepas ni dapat lagi” kata-kataku sambil memeluk bantal.
Posted in Adik - Kakak
Leave a comment
Tags: sumbang mahram
Rahsia Suamiku
Apr 25
Posted by mrselampit
Aku sudah berkahwin dan mempunyai seorang anak. Hubungan aku suami isteri tiada apa-apa masalah. Dulu aku selalu rasa syak dan wasangka terhadap suami aku. Selalu juga dahulu aku tengok ada sms sms perempuan dalam handphonenya. Sudah mestinya ia menjadi pertikaian besar antara aku dan suami aku. Namun selepas itu ianya senyap selepas suami ku memutuskan hubungan dengan teman-teman wanitanya.
Sebagai isteri, aku memang cukup risau kalau dimadukan. Malah aku semakin risau andainya suami aku melakukan hubungan seks dengan perempuan lain. Aku takut dia dijangkiti HIV atau pun sifilis sebab diakhirnya aku juga yang menderita penyakit itu.
Aku tahu nafsu suami aku memang kuat. Pantang tercuit pasti nak main. Pantang aku pakai ketat-ketat pasti nak main. Begitu jugaklah kalau dia nampak perempuan seksi-seksi, mesti dia mudah terangsang. Kadang kala sebab dah sayangkan suami, walau penat atau demam pun, aku layankan juga. Aku sanggup mengangkang dalam demam-demam asalkan dia puas dan asalkan dia tak main buntut aku. Aku sanggup berkorban diri aku asalkan dia puas dan tak cari perempuan lain yang entah apa status kesihatannya.
Memang aku kuat cemburu. Pantang nampak suami aku berbual dengan perempuan lain walau pun berbual kosong, pasti aku akan isim dan merajuk. Termasuklah dengan kakak ipar ku sendiri, iaitu kakak kandung suami ku. Walau pun cemburu, aku tetap hormat melayannya sebagai seorang kakak walau pun hanyalah ipar sahaja. Tetapi apabila suami ku ada, aku rasa seakan suami aku menggilakan kakaknya sendiri.
Terus terang dulu aku selalu nampak suami aku asyik melihat tubuh kakaknya setiap kali kami balik kampung. Malah aku sendiri pernah nampak beberapa gambar kakak ipar ku di telefon bimbit suami ku dan semuanya adalah di dalam posisi yang memberahikan. Aku tahu suami ku menangkap gambarnya secara curi-curi. Namun satu kejadian yang aku lihat depan mata aku beberapa tahun lepas membuatkan aku tahu siapa suami aku yang sebenarnya.
Jam menunjukkan pukul 2 pagi semasa itu. Aku terjaga dari tidur dan aku lihat suami aku tiada di sebelah. Anak aku sudah nyenyak di sebelah aku juga. Aku turun dari katil dan aku keluar dari bilik. Aku lihat sekeliling dalam rumah mak mertua aku, tak nampak suami aku. Aku lihat bilik mak mertua aku dah tertutup rapat dan gelap dari dalam. Pasti dia sudah tidur. Aku lihat di celah pintu bilik kakak ipar ku agak terang dari dalam.
Aku menuju ke pintu bilik kakak ipar ku itu dan dari celah pintu kayu itu, aku terlihat adegan-adegan yang meredamkan hati ku. Cahaya lampu bilik kakak ipar ku itu menerangi suasana dalam biliknya dan aku lihat kakak ipar ku yang juga janda berusia 44 tahun itu sedang menonggeng atas katil. Dengan kain batiknya yang tersangkut di pinggang, aku tengok punggungnya tak pakai seluar dalam. Dan ketika itu aku lihat wajah seorang lelaki yang aku cukup kenal berada di tengah-tengah punggung kakak iparku itu. Dia adalah suami ku.
Aku rasa seperti ingin menangis melihat perlakuan sumbang mahram mereka berdua. Suami aku menjilat kemaluan kakak kandungnya hingga ke celah punggungnya. Malah lubang buntut kakaknya turut dijilatinya. Walau pun aku sedih dan kecewa tidak terperi, aku tetap nak lihat sejauh mana perginya perbuatan mereka adik beradik itu.
Aku tengok suami aku berhenti jilat kemaluan kakaknya dan dia berlutut di belakang kakaknya. Kakak ipar aku pula menarik batang suami ku masuk ke dalam kemaluannya dan seterusnya suami ku menjolok kemaluannya keluar masuk. Kepala kakak ipar ku terdongak semasa suami ku menjolok batangnya dengan amat dalam. Tak lama selepas tu suami aku terhenjut-henjut kuat di punggung kakaknya dan tubuhnya mengeras. Aku tahu dia sedang memancutkan maninya di dalam kemaluan kakak kandungnya. Kakak ipar ku dari keadaan menonggeng terus berlutut dan suami ku tanpa mencabut kemaluannya keluar terus memeluk kakaknya. Lama juga mereka berpelukan dan sebaik suami aku mencabut kemaluannya keluar, aku lihat air mani suami ku mengalir keluar dengan banyak dari lubang kemaluan kakak ipar ku.
Dengan air mata yang aku tahan-tahankan, aku tinggalkan pintu bilik kakak ipar ku itu masuk menuju ke dalam bilik. Aku menangis melihat kecurangan suami ku yang berlaku di hadapan mata. Sampai ke subuh aku tak dapat tidur kerana berendam air mata. Suami aku masuk ke bilik sebaik azan subuh kedengaran. Aku tak tahu entah berapa round dia buat. Aku tak berani nak tanya pasal perkara itu sebab ia melibatkan kekeluargaan dan keaiban keluarganya dan keluarga ku. Aku rasa baik aku rahsiakan dahulu perkara itu dan aku juga nak lihat sejauh mana perhubungan mereka.
Pada waktu siang, aku sengaja memberikan peluang kepada mereka berdua untuk bersama di dapur. Aku layan anak aku bersama mak mertua ku di beranda rumah. Di hati aku ingin juga tahu apa yang mereka lakukan di dapur. Lalu aku masuk ke dalam rumah sekejap dan aku mengintai apa yang mereka lakukan. Kelihatannya suami aku sedang bercangkung di belakang kakaknya. Kedua-dua tangan suami ku sudah pun berada di punggung kakak ipar ku itu. Dia meramas-ramas punggung kakak kandungnya yang aku nampak ketat dengan kain batik lusuhnya masa itu. Pada masa tu kakak ipar ku tengah cuci beras di dalam periuk nasi untuk di masak.
Khusyuk betul suami ku meramas punggung kakaknya. Baju T yang kakak ipar ku pakai memang sendat dan singkat. Suami ku kemudian merapatkan mukanya di punggung kakaknya dan kakak ipar ku menoleh ke arah suami ku sambil tersenyum. Dia melentikkan punggungnya dan ketika itu aku terdengar bunyi kentut yang kuat. Rupa-rupanya kakak ipar ku mengentutkan muka suami ku yang rapat menciumi punggungnya. Aku ingatkan suami ku akan mengalihkan mukanya, tetapi aku silap, dia terus berada di punggung kakaknya.
Pada waktu petangnya, sewaktu mak mertua ku pergi kenduri di balairaya, aku sengaja membiarkan suami ku bersama kakaknya menonton filem hindustan bersama. Sementara aku membawa anak aku yang tertidur sebab penat bermain di laman rumah ke dalam bilik dan memberi alasan mengantuk.
Aku sengaja duduk diam dalam bilik untuk bagi mereka peluang bersama. Kemudian aku keluar dengan perlahan-lahan dan aku mengintai apa yang mereka lakukan. Aku lihat kakak ipar ku sedang menonggeng di sofa sementara suami ku pula berada di belakangnya sedang mengeluh kuat. Kain batik kakak ipar ku sudah terselak di pinggang dan seluar pendek suami ku pula sudah terlucut di lututnya.
Aku tengok suami aku tarik keluar kemaluannya dari tubuh kakak ipar ku. Aku terkejut melihat air mani suami ku mengalir keluar dari lubang buntut kakaknya, bukan dari lubang kemaluannya. Aku mengucap panjang melihat perlakuan sumbang mereka dua beradik. Sebaik kakak ipar ku berpaling memandang ke tv dan suami ku duduk di sebelahnya, aku segera berundur agar tidak disedari oleh mereka.
Bunyi tv yang kemudiannya diperlahankan membolehkan aku mendengar setiap perbualan mereka. Dari perbualan mereka itulah dapat aku ceritakan serba sedikit dari apa yang aku ingat ketika itu.
Kakak ipar ku bertanya kepada suami ku adakah dia tak rasa bersalah melakukan persetubuhan terkutuk itu dengannya sedangkan dia sudah beristeri, tidak seperti kakaknya yang sudah menjanda itu.
Suami ku mengatakan dia tak menyesal, malah bangga sebab dapat selamatkan rumah tangga dari menjalinkan hubungan sulit dengan mana-mana perempuan yang dia sendiri tak tahu latar belakang dan kesihatannya.
Dari perbualan mereka itu dapat aku ketahui yang hubungan seks mereka baru sahaja bermula pada malam yang aku mengintai di pintu bilik kakak ipar ku itu. Rupa-rupanya selama itu mereka hanya bermain perasaan. Suami ku meluahkan yang dia begitu mengidamkan tubuh kakaknya itu sejak dari dia budak-budak lagi. Kakaknya pula mencelah dan mengatakan patutlah setiap kali kami balik ke kampung kerap sahaja kain batiknya berselaput dengan air mani. Suami ku mencelah, bukan sahaja kain batiknya, malah baju-baju kurungnya yang licin termasuk tudungnya pernah jadi mangsa.
Kakak ipar ku bertanya suami ku apa lagi kenakalan yang pernah dilakukan terhadap dirinya sebelum itu. Suami ku mendedahkan segala-galanya dan aku bagaikan nak pitam mendengar pengakuan suami ku yang kuat nafsu tu. Dia beritahu kakaknya yang dia kerap melancap sambil melihat kakaknya tu tidur dalam bilik pada waktu malam semata-mata hendak memancutkan air maninya di punggung atau pun muka kakaknya itu. Kakaknya ketawa mendengar pengakuan suami ku.
Suami ku turut mendedahkan yang dia begitu gilakan punggung kakak kandungnya yang tonggek, montok dan entah apa-apa lagi entah puji-pujian yang dia beri. Dia kata dia suka tengok kakaknya berkain batik dan berkain skirt ketat yang kerap dipakainya di rumah. Kalau masa dia budak-budak dulu, dia suka sangat tengok kakaknya tu pakai kebaya ketat uniform kilang hingga selalu jadikan uniform kakaknya itu tempat melancap memuaskan nafsu.
Kakaknya tahu yang selama ini dia menjadi idaman adiknya cuma soal haram dan hubungan sedarah yang membuatkan dia menegah dirinya dari melakukan. Tetapi sebaik dia menyedari kemaluan suami ku memasuki lubang kemaluannya sewaktu dia tersedar dari tidur malam itu membuatkan dia membuang semua perasaan itu dan menerima nafsu persetubuhan adik beradik itu dengan rela hati. Lebih-lebih lagi dia sudah lama tidak menikmati persetubuhan yang mengasyikkan.
Kakak ku bertanya kepada suami ku sudah berapa ramai perempuan yang sudah ditidurinya. Itu adalah soalan yang selama itu aku nanti-nantikan. Suami aku macam nak berahsia tapi kakaknya pandai menggoda dan memujuk hingga akhirnya suami ku mendedahkan dia sudah menyetubuhi 5 orang perempuan sepanjang dia masih belum berkahwin hingga sudah berkahwin dan mempunyai seorang anak. Aku hampir pengsan mendengar pengakuannya.
Kemudian adik ku bertanya kepada kakak ku sudah berapa ramai lelaki yang menyetubuhinya. Tidak termasuk bekas suaminya, dia sudah menjalinkan hubungan seks dengan 4 orang lelaki, seorang sewaktu masih menjadi isteri orang dan selebihnya semasa menjanda. Kakaknya turut mengeluh meluahkan perasaan bahawa lelaki-lelaki yang pernah didampinginya cuma pentingkan nafsu mereka sendiri. Tetapi sebaik dia merasakan penangan suami ku, terus dia merasakan kepuasan persetubuhan yang selama itu dia idam-idamkan.
Suami ku bertanya adakah mereka masih berhubungan dengan kakaknya. Kakaknya memberitahu buat masa itu cuma ada seorang yang masih mengharapkan tubuhnya menjadi tempat bertenggek iaitu bangla di kilangnya. Dia bercadang hendak berhenti kerja agar dapat memutuskan hubungan itu tetapi terfikir juga siapa yang hendak membiayai persekolahan anak-anaknya di asrama.
Selepas aku balik ke kota bersama suami dan anak, aku rasa lega kerana bayangan hidup suami ku bersama kakak ipar ku hilang bersama tugas. Namun siapa sangka, di belakang aku rupa-rupanya mereka saling bersms dan meluahkan kata-kata lucah. Banyak sms suami ku yang memuji buntut kakak kandungnya itu. Malah selalu aku lihat suami ku bertanyakan perihal pakaian-pakaian yang dibelikan untuk kakaknya. Entah bila dibelinya dan entah bila diberikan kepada kakaknya tidak aku tahu. Yang pasti mereka sempat bersetubuh kerana ada beberapa sms yang ku baca mengatakan suami ku betul-betul puas menikmati punggung kakaknya sewaktu pakaian-pakaian itu dipakai.
Hari demi hari, aku dapat rasakan perbezaan besar yang cukup ketara kepada suami aku. Dia jarang pulang lewat dan kasih sayangnya kepada aku dan anak cukup sempurna. Aku ingatkan dia sudah memutuskan hubungan sulit bersama kakaknya rupa-rupanya ternyata aku silap. Aku terjumpa kain batik kakak ipar ku yang berbau air mani dalam beg kerja suami aku.
Namun satu sms yang aku masih ingat hingga kini adalah luahan suami ku kepada kakaknya untuk menjadi suami gelapnya. Dia lebih rela beristerikan kakak kandungnya dari memadukan aku agar hati aku tidak terluka. Aku di dalam dilemma antara marah dan terharu dengan perbuatannya. Namun mengenangkan perubahan besar dalam sikapnya membuatkan aku seakan pasrah dan lebih rela mendiamkan sahaja rahsia itu, asalkan keluarga kami bahagia dan suami ku tidak berpeleseran dengan mana-mana jalang untuk memuaskan nafsunya. Sekurang-kurangnya kalau dia tak balik dan aku tahu dia menipu mengatakan ada meeting dan kursus supaya hati ku tak lagi berkecamuk, tetapi aku lega sebab dia pasti bersama dengan kakaknya, bukan dengan orang lain.
Sebaik mak mertua aku meninggal dunia, suami aku bawa kakaknya tinggal bersama kami. Walau pun serba salah untuk menerima tetapi demi hormatnya aku kepada kakak ipar ku itu aku terima juga dia tinggal bersama. Aku pun tahu, sekurang-kurangnya apabila dia ada di rumah, terkemas juga rumah kami dikemasnya.
Suami ku membayar gaji kakak ku setiap bulan sehingga kini. Malah aku lihat hampir setiap malam suami aku mesti hilang dari katil. Aku yang sudah tahu kemana perginya malas nak menegah, sebaliknya lega kerana dia tidak bermain dengan perempuan lain yang tidak ku tahu asal usul.
Kadang-kala aku pulang dari pejabat, suami ku sudah pun berada di rumah. Biasanya pasti dapat aku lihat kesan basah di punggung kain batik kakak ipar ku itu. Malah kadang kala kakak ipar ku sengaja memakai yang merangsang nafsu suami ku seperti berkebaya ketat atau pun memakai kain yang licin yang dipakai bersama baju T yang ketat dan singkat. Pernah aku balik tengok pintu bilik kakak ipar aku terbuka dan bila aku masuk aku nampak suami aku tengah buat sesuatu pada komputer kakak ipar aku dengan hanya berseluar pendek. Kakaknya pula berkain batik dan bercoli. Dengan bau biliknya serta katil yang berselerak aku tau dia orang baru lepas main.
Begitu juga setiap hujung bulan, mereka pasti akan pulang ke kampung dengan alasan hendak melihat keadaan rumah pusaka mereka. Aku yang malas nak kacau lebih suka duduk di rumah bersama anak. Mereka pastinya akan bermalam di sana selama semalam dan aku sudah agak pasti persetubuhan yang menjadi agenda mereka.
Sewaktu mereka tiada di rumah itulah aku mengambil peluang untuk menyelongkar bilik kakak ipar ku itu dan aku terkejut kerana tiada satu pun pil perancang mahu pun kondom yang aku temui. Aku juga menjumpai pen drive milik suami ku berada di laci meja kakak ipar ku dan setelah ku buka, beratus-ratus video persetubuhan mereka dirakam menggunakan handphone suami ku. Itu termasuklah di hotel, di rumah kampung mereka dan juga di dapur rumah ku sendiri! Menggigil aku melihat mereka telanjang bulat beromen di katil hotel sampai memancutkan keluar mani suami ku dari kemaluan kakaknya. Termasuklah melakukan persetubuhan seks ikut buntut yang paling banyak ku lihat dilakukan mereka di rumah ku ini, terutamanya ketika kakak ipar ku itu berkain batik. Video kakak ipar aku hisap kemaluan suami aku dalam kereta pun ada. Entah apa-apa entah suami aku masa tu cakap sedap kena kolom kakaknya yang bertudung licin. Pakai tudung satin pun boleh stim ke. Kenyang juga kakak ipar aku tu telan semua mani suami aku.
Perhatian ku tertarik kepada fail yang disimpan di dalam almari pakaian kakak ipar ku. Bagai nak luruh jantung ku melihat sijil perkahwinan mereka di Thailand. Memang mereka itu benar-benar serius hendak berlaki bini. Tak apalah asalkan bukan dengan orang lain.
Hari ini genap 7 tahun kakak ipar ku tinggal bersama kami sekeluarga. Dia tetap tak mengandung walau pun aku tahu kekerapan suami ku bertenggek dengannya lebih banyak berbanding diri ku. Aku syak kakak iparku melakukan pembedahan mengikat rahim kerana aku pernah ternampak resitnya di poket baju suami ku beberapa tahun dahulu. Pasti suami ku yang menajanya.
Walau pun sekarang ini kakak ipar ku itu sudah pun berusia 52 tahun, aku pelik kerana suami ku masih lagi berselera kepada kakaknya itu. Sms kakak ipar ku kepada suami ku menjadi klu kepada aku bagaimana hubungan mereka itu masih bertahan walau pun kakak ipar ku itu sudah berusia kini. Kerelaannya menjadi ‘hamba’ suami ku setiap saat hidupnya walau pun tanpa duit dan pakaian-pakaian baru menjadi faktor kepada keutuhan hubungan mereka. Aku kadang-kadang rasa kerdil sewaktu bersama kakak ipar ku kerana aku tidak dapat memberikan kenikmatan yang suami aku mahukan. Aku tahu aku terlalu dibayangi oleh salahnya hubungan luar tabie iaitu seks buntut walau pun aku sendiri jarang sekali mengerjakan suruhan agama.
Malam beberapa hari lepas aku sempat curi dengar perbualan mereka dalam bilik. Masa tu pukul 2 pagi. Mestinya dia orang ingat aku dah tidur. Kakak ipar aku tanya kenapa suami aku masih stim kepadanya walau pun dia dah makin berumur. Suami aku kata sebab bontot kakaknya masih tonggek dan lebar serta sebab kakaknya boleh kena pancut atas bawah depan belakang. Lepas tu suara suami aku bagi pakaian baru kepada kakaknya. Dia suruh pakai esoknya. Tak sabar juga nak tahu baju apa.
Jadi paginya aku tengok kakak ipar aku dah pakai baju jubah muslimah warna kuning. Bukan setakat licin dari atas ke bawah, ianya betul-betul sendat di badannya. Bila aku balik, suami aku tengah cuci keretanya. Awal baliknya hari tu. Bila aku masuk dalam rumah, kakak ipar aku tengah buat air di dapur. Masih pakai jubah muslimah tu tapi buntutnya nampak basah. Aku malas nak cakap apa-apa. Faham-faham sendirilah.
Percaya atau tidak terpulanglah. Aku menaip cerita ini pun di pejabat. Suami aku cuti dan ada di rumah dengan kakaknya. Anak aku sekolah. Pagi tadi pun aku pergi kerja kakak ipar aku dah siap-siap pakai kebaya jarang yang singkat tak bercoli. Kain batiknya yang selalu dipakai di rumah. Faham-faham sajalah apa yang mereka buat di rumah.
Posted in Adik - Kakak
Leave a comment
Tags: sumbang mahram
Ku Lancap Batang Adikku
Apr 22
Posted by mrselampit
Aku ada seorang adik lelaki. Zul namanya. Aku nak cerita dari awal biar korang faham. Sejak aku masih tingkatan 5 lagi aku dah rasa semacam dekat adik aku tu. Bukannya apa, aku selalu rasa dia macam suka perhatikan aku. Kadang-kadang dia mengintai aku mandi. Tengah berak pun pernah. Aku diamkan je sebab aku tahu dia bukan berani buat apa pun. Tapi rasa macam tak sangka pun ada juga sebab dia masa tu masih darjah 6.
Bila aku tamat sekolah dan adik aku naik tingkatan 1, semakin luar biasa rasa semacam aku dekat adik aku. Aku tengok dia semakin hari semakin parah nampaknya. Dia makin tak keruan. Maksudnya dia nampak serba gelisah bila aku ada. Kena pulak tu dia baru sembuh dari sunat. Pernah juga aku ternampak batangnya mengeras dalam kain pelikat atau pun seluarnya.
Biasanya aku tengok dia serba tak keruan bila aku pakai kain batik kat rumah. Bagi aku mulanya aku rasa macam biasalah sebab dari mak aku, kakak aku yang sulung, kakak aku yang kedua dan aku sendiri memang biasa pakai kain batik kat rumah. Tapi apa masalahnya dengan adik aku tu. Aku memang tak faham sangat dengan nafsu orang lelaki masa tu. Walau pun aku pernah lancapkan batang boyfriend aku masa sekolah dulu tapi aku masih tak berapa faham gelagat nafsu dia orang ni.
Lama-kelamaan aku mula sedar yang aku sendiri sebenarnya yang membuka pintu syahwat adik aku tu. Aku mula sedar antara aku, mak aku, kakak-kakak aku, yang paling menyerlah seksinya adalah aku. Aku tahu yang aku suka pakai baju T yang singkat dan ketat masa kat rumah. Kadang-kadang aku selamba je pakai baju yang jarang-jarang. Bila abah aku ada aku tak berani sebab pernah kena marah dengan dia. Tapi sebab abah selalu keluar outstation, kadang-kadang mak pun ikut sekali jadi aku bebas buat apa saja di rumah. Kakak-kakak aku pula masing-masing dah hidup sendiri di perantauan sebab kedua-duanya jurutera dan baliknya sekali sekala. Masa tu dia orang masih bujang lagi. Jadi kebanyakan masa aku berdua bersama adik aku yang sorang tu je kat rumah.
Satu lagi halnya aku ni pulak suka posing seksi. Entahlah. Dah semula jadi agaknya. Bagi aku semua tu biasa-biasa je tapi tak sangka pulak adik aku boleh ‘terambik’ serius pulak sampai terangsang. Alah kalau setakat suka menggeliat, tubuh melentik masa ikat rambut, duduk melentik dekat kerusi, suka menonggeng, suka selak kain sampai peha masa tengok tv dan macam-macam lagi tu bagi aku biasa je. Biasalah aku ni kan perempuan. Normal la tu. Kadang-kadang aku rasa body aku ni seksi sebab nak bandingkan dengan kakak-kakak aku, kita orang lebih kurang je slimnya. Mak aku pulak berisi, biasalah mak orang. Cuma aku je yang tonggek sikit. Boyfriend aku masa sekolah dulu suka sangat pegang bontot aku. Dia cakap aku tonggeklah, melentiklah, seksilah. Itu yang asyik nak berlendir je kat celah bontot aku. Asal jumpa je mesti basah kain aku. Entah apa cerita dia sekarang.
Satu lagi yang aku rasa masa tu adalah cara jalan aku yang macam itik serati pulang petang, bak kata bekas boyfriend aku dulu. Bila aku try jalan depan cermin aku rasa macam biasa je, tapi lama-lama baru aku faham apa yang boyfriend aku cakap dulu. Memang nampak jelas melenggok bentuk bontot aku bila berjalan. melentik pulak tu. Barulah aku rasa macam kesian pulak kat adik aku yang sorang tu asyik selalu je kena gangguan seksual dari aku. Sorilah Zul akak mana tahu masa tu. Akak pun hampir-hampir terlupa jugak yang engkau tu pun ada nafsu.
Cuti krismas tahun 1993. Aku masih ingat lagi hari tu. Mak dan abah pergi Singapore. Kakak-kakak aku balik rumah nenek. Aku dan adik aku pulak tinggal dekat rumah. Pada hari tu aku sengaja nak dengki dia. Aku nak tengok macam mana gelisahnya dia bila berdua dengan aku hari tu. Jadi sengajalah aku pakai baju T yang ketat hari tu. Sengaja aku nak tengok macam mana gayanya adik aku yang sorang tu bila tengok body aku berpakaian sendat. Aku nak dengki dia supaya dia tak keruan tengok bontot aku yang ketat dengan kain batik.
Jadi pagi-pagi lagi aku dah siapkan dia sarapan. Memang itu rutin aku bila mak tak ada. Bila dia bangun tidur, dengan bertuala lagi dia dah duduk dekat meja makan bersarapan sorang-sorang. Aku pun dengan selambanya mundar mandir dekat dapur. Buat-buat sibuklah kononnya. Susun gelas dalam kabinetlah, cuci pasu bunga dekat table top dan macam-macam lagilah. Asalkan aku boleh bagi adik aku tu tengok body aku puas-puas hari tu. Sengaja nak dengki dia biar tak keruan dia sepanjang hari tu.
Masa aku susun cawan dalam kabinet bahagian bawah, aku sengaja melentikkan bontot aku dan menonggeng-nonggeng. Jadi makin sendatlah kain batik aku tu melekat dekat bontot. Aku dengar bunyi kerusi meja makan tu ditarik dan aku toleh dan nampak adik aku bergegas masuk tandas. Aku sempat ternampak batangnya menonjol dalam tuala. Stim la tu. Aku dah fikir sah dia melancap dalam bilik air. Aku pun mengintai ikut lubang yang selalu adik aku guna untuk mengintai aku. Terbeliak mata aku tengok batang dia yang keras berurat tu. Baru tingkatan satu tapi batang dah nak hampir sama saiz dengan bekas boyfriend aku dulu. Berdebar-debar aku tengok dia. Aku tunggu punya tunggu nak tengok betul ke tidak dia melancap. Dari awal dia mandi sampai habis dia tak melancap langsung. Batangnya dari keras sampai lembik aku tengok. Aku pun tanam niat dalam hati, tak apa, hari masih panjang. Aku akan buat dia betul-betul tak boleh tahan hari tu.
Lepas tu aku cakap awal-awal dekat adik aku masa dia tengah tengok tv yang dia tak boleh keluar hari tu sebab mak abah pesan suruh tolong aku kemas rumah. Sebenarnya aku sendiri yang reka alasan tu, tak nak dia lari keluar dari rumah sebab tak tahan tengok body aku. Jadi adik aku yang baik tu pun tolonglah aku kemas rumah. Aku kemas area ruang tamu, dia pun ikut kemas. Aku kemas area ruang tengok tv, dia pun ikut kemas. Mana-mana aku pergi dia ikut je. Aku jeling-jeling juga, dia asyik tengok body aku je bila ada peluang. Aku pun sengaja la lentik-lentikkan body masa ikat rambut, menonggeng-nonggeng dan kadang-kadang sengaja aku betulkan kain batik aku depan dia.
Aku tengok dia dah macam tak tentu arah. Seluar pendek dia pun aku tengok dah mengelembung, tanda batang dia dah keras macam apa dalam seluarnya. Aku tau dia menahan je masa tu. Lepas dah siap kemas rumah, aku ajak adik aku tolong aku masak kat dapur. Kononnya panas, jadi aku tukar T shirt yang aku pakai masa tu kepada yang lebih singkat dan jarang. Aku sengaja tak pakai coli. Aku tau dia mesti boleh nampak puting tetek aku sebab aku sendiri pun boleh nampak warna puting aku yang tersembul bila tengok depan cermin.
Aku suruh adik aku potong kacang panjang. Jadi dia boleh tengok body aku puas-puas dari belakang masa aku tengah tumis rencah dalam kuali. Malas aku nak masak lauk. Jadi masak nasi goreng kampung sajalah. Adik aku pun tak komplen. Janji kenyang. Bila dah siap masak, kita orang pun makan sama-sama. Masa makan sengaja aku bidang-bidangkan dada aku depannya. Dia asyik curi-curi pandang.
Lepas makan, aku tengok dia tengok tv. Aku pun ikut menyibuk baring melintang depan tv. Aku mengiring membelakangkan dia yang duduk dekat sofa. Lepas tu aku sendat-sendatkan kain batik aku dengan tariknya ke depan supaya adik aku nampak bontot aku betul-betul sendat dengan kain batik. Tak lama lepas tu aku tengok dia dah tak ada kat belakang aku. Sofa kosong. Aku rasa dia ke bilik air melancap. Aku pun tinggalkan tv yang masih hidup nak ke bilik air. Bila aku melalui depan bilik dia, aku dengar suara adik aku macam menangis dalam biliknya. Pintunya tutup rapat. Aku rapatkan telinga aku kat pintu biliknya dan memang betul adik aku menangis dalam bilik.
Aku pun pulas tombol pintu bilik dia. Nasib baik tak berkunci. Aku pun terus masuk dan terperanjat betul bila aku tengok adik aku duduk dekat tepi katil dengan tak pakai seluar. Batangnya keras macam tiang. Adik aku terperanjat bila tengok aku masuk dan cepat-cepat tutup batang dia dengan bantal. Aku tutup pintu dan terus duduk sebelah adik aku. Aku tengok air matanya masih basah dekat pipinya. Kesian pulak aku tengok dia macam tu. Takkan tak tahan tengok aku dah menangis macam tu sekali.
Aku tanya dia apa masalahnya, menangis tak pakai seluar dalam bilik. Dia diam je tak nak cakap. Aku pujuk dia. Dia diam jugak. Lepas tu aku tanya kenapa batang dia keras. Dia diam juga. Aku rasa dia malu masa tu. Jadi dengan selambanya aku tanya dia menangis sebab tak tahan tengok aku ke. Adik aku tengok muka aku. Dari muka dia aku rasa dia macam tak sangka aku tanya soalan tu. Lepas tu dia tundukkan muka dia. Aku tarik dagu dia ke atas dan aku tengok muka dia kemerahan. Memang betul dia malu gila dengan aku masa tu. Masa aku tengok muka dia tu sayu pulak hati aku. Aku dera perasaan adik aku betul-betul hari tu sampai dia tak tahan dan menangis sebab tak tahu nak buat apa dengan keberahian tu.
Aku rasa bersalah juga sebab aku ingat paling kuat pun dia melancap je. Tapi tanya punya tanya, walau pun bila aku tanya, sepatah je jawabnya, aku tahu juga akhirnya yang adik aku tu tak tahu melancap. Bila aku tanya dia dah mimpi masah ke belum, jawabnya “mimpi basah tu macam mana kak?”. Memang betul adik aku tu betul-betul lurus bendul. Memang aku akui yang adik aku tu budak baik. Ada budak perempuan suka kat dia pun dia lari.
Jadi oleh sebab kesian dan tak nak dia murung sepanjang hari, ditambah pulak dengan miang aku yang tiba-tiba jadi rindu nak pegang batang lepas nampak batang adik aku masa masuk ke biliknya awal sebelum tu, aku pun dengan selambanya tarik bantal yang menutup batangnya tu kuat-kuat dan campak ke lantai. Kelam kabut adik aku tutup batang dia pakai tangan. Dah lembik rupanya. Aku cuba alihkan tangannya tapi dia kuat betul tutup batang dia. Jadi aku cakap aku nak tolong dia hari tu dan minta dia buang perasaan malu kat aku. Akhirnya dia pun buka tangannya.
Terliur pula aku tengok batang adik aku tu. Kepalanya masih kemerahan. Lebih merah dari batang bekas boyfriend aku dulu. Aku cuit sikit kepalanya. Mendesis adik aku. Mukanya macam ngilu masa tu. Aku pun pegang batangnya. Dia mendesis lagi. Lepas tu aku usap-usap batangnya. Aku kocok-kocok lembut. Tapi dia tak naik-naik juga. Aku tanya adik aku kenapa tak naik batangnya. Dia diam je. Mungkin malu dekat aku rasanya. Tak boleh jadi. Sebelum aku malu sendiri sebab aku cakap nak tolong dia kononnya, tapi batang dia tak naik. Jadi aku perlu buat sesuatu.
Aku berdiri depan adik aku. Aku lentik-lentikkan bontot aku masa aku ikat rambut aku dekat depan cermin. Aku sengaja buat-buat getah pengikat rambut aku jatuh ke lantai. Aku berlutut dan menonggeng kat lantai depan dia masa nak ambil balik getah rambut tu. Lepas tu lentikkan bontot aku depan dia. Bila aku tengok adik aku, dia dah gelisah. Batangnya dah keras balik. Memang itu yang aku nak. Dia macam malu-malu dekat aku masa tu.
Sebelum malunya membuatkan batangnya turun kembali, cepat-cepat aku berlutut depan dia dan aku goncang batangnya. Dari hampir-hampir nak lembik balik sebab terkejut dengan tindakan aku yang tiba-tiba tu, batangnya keras balik bila aku pegang dan lancapkannya depan muka aku. Aku tengok je batangnya yang keras tu bergegar kena lancap. Aku tengok muka dia, merah macam udang kena bakar. Nafasnya macam tengah berlari. Aku tambahkan lagi berahinya. Aku berlutut di lantai dan berdiri mengiring di hadapannya. Biar dia tengok body aku dari tepi. Aku tarik tangan dia dan letak dekat bontot aku. Adik aku ramas bontot aku.Batangnya makin keras. Lubang kencingnya dah makin banyak keluarkan air mazi. Sampailahh aku dengar ucapan pertamanya dalam nafsu yang masih aku ingat sampai hari ni,
“NAK BONTOT KAK CIKKKKK!!!!”
Masa tulah menyembur air mani pertamanya ke dunia. Banyak yang sememangnya banyak. Terlalu banyak kalau nak dibandingkan dengan air mani bekas boyfriend aku masa sekolah dulu. Dalam dua tiga kali ganda rasanya. Aku betul-betul terkejut tengok batangnya keluarkan air maninya yang banyak. Aku teruskan lancap batangnya dan biar dia puas habiskan air maninya menembak tubuh aku. Pinggul aku yang sendat dengan kain batik tu berlumuran dengan air maninya.
Lepas tu aku berdiri dan tarik tangan dia supaya berdiri sama. Aku selak kain batik aku tinggi dan aku lap batangnya gunakan kain batik aku. Menggeletar badan dia sampai dia peluk aku sebab tak nak terjatuh. Begitu hebatnya dia terpancut mani buat kali pertama dalam hidupnya. Aku dah buatkan adik aku akil baligh hari tu, 25 Disember 1993.
Petangnya aku tak pakai kain batik tu. Aku pakai kain sarung uniform sekolah bersama baju T yang sama, yang nipis dan ketat gila tu. Aku nak tengok pula dia stim tak kalau aku pakai macam tu sebab kalau sebelum tu, bekas boyfriend aku memang tak tahan kalau nampak aku berpakaian macam tu. Jadi petangnya aku buat kat adik aku sama macam yang aku buat dekat bekas boyfriend aku. Aku tarik adik aku supaya dia peluk aku dari belakang, dan aku gesel-geselkan bontot aku dekat batang dia yang stim. Aku buat dia rasa best batangnya kena lenyek bontot aku yang tonggek tu. Baru aku ingat nak lancapkan dia pakai kain sekolah aku tu, dah menyembur air mani dia basahkan bontot aku.
Malamnya, adik aku mintak nak tidur dengan aku, aku faham apa dia nak. Jadi sebelum tidur tu aku lancapkan dia dan aku sempat ringan-ringan dengan dia. Memang kaku tak macam boyfriend aku. Aku pun cuma nak lepas gian je sebab dah lama tak romen. Bukan masuk dalam pun. Aku pun masih dara masa tu. Aku siap buka baju dan bagi adik aku hisap tetek aku. Aku lancap batang dia pakai tangan, tak pancut-pancut. Sampai lenguh tangan aku. Aku lancapkan pakai kain batik. Pun sama juga. Last-last aku guna losyen. Barulah dia terpancut.
Sejak dari hari tu, dengan rasminya aku menjadi pelancap batang adik kandung aku tu. Sepanjang minggu pertama tu, aku terpaksa melayan permintaannya sebab dia dah kemaruk sangat mintak dilancap. Kalau aku sibuk kemas rumah ke, memasak ke, dia lancap sendiri dan bila nak terpancut cepat-cepat dia halakan dekat bontot aku. Bila mak dan abah dah balik pun dia asyik ambil kesempatan nak peluk aku je. Asalkan dapat tembab sekejap batang dia kat bontot aku cukuplah. Lepas tu kita orang dah slow sikit sebab dia dah mula sekolah balik dan aku pulak dah dapat kerja dengan kawan mak aku. Tapi masa hujung minggu pantang ada peluang, mesti dia nak pancutkan air mani dia dekat bontot aku.
Masa umur aku 24 tahun aku dah couple dengan suami aku sekarang ni. Lepas tu pada usia aku 25 tahun, aku jadi isteri orang. Sehari sebelum aku nikah, adik aku murung je. Aku pun bila ada peluang nak borak berdua dengan dia pun tanya dia kenapa. Rupa-rupanya dia sedih sebab aku akan jadi milik orang dan mungkin aku takkan bagi dia kenikmatan yang selalu dia dapat dengan aku. Aku kesian dengan dia dan suruh dia masuk bilik aku bila semua orang dah tidur. Masa tu akak-akak aku dah balik dengan suami masing-masing. Dia orang dah kawin masa tu.
Malam tu adik aku masuk bilik aku dalam pukul 2.30 pagi. Aku tengah tidur dikejutkan dan aku bangun dari katil dan buka lampu. Aku tersenyum tengok muka dia yang innocent tu. Aku buka almari dan aku keluarkan baju kebaya singkat yang aku pakai masa kakak aku yang kedua tu kawin. Aku masih ingat baju kebaya tulah yang buat kami adik beradik hampir-hampir terlanjur sebab aku terlalu khayal dengan nafsunya yang betul-betul ghairah kat aku. Bayangkan masa majlis kawin kakak aku tu, aku dengan adik aku sempat buat projek dalam bilik pengantin. Dia punya tak tahan sebab kebaya tu dahlah pendek dan ketat, kainnya pula licin dan terbelah belakang sampai ke peha. Memang seksi pakai kain ketat tu. Adik aku peluk aku dan selak kain aku. Dia selit batangnya dalam seluar dalam aku sampai aku sendiri tak tahan. berdecit bunyi pepek aku bergesel dengan batang dia sebab aku sendiri dah betul-batul basah. Aku punya tak tahan sampai biar batang adik aku yang tak sengaja termasuk dalam pepek aku. Bila aku terasa sakit baru aku sedar kepala batangnya dah terjerlus dalam lubang pepek aku. Cepat-cepat aku tarik badan aku sampai batang dia terkeluar dan menganjal balik melekat kat atas bontot aku yang ditutupi kain licin. Masa tulah membuak-buak air mani dia keluar. Habis basah kain aku. Adik aku pulak dia goncang batang dia pakai kain satin aku tu. Lagilah bersepah air mani dia yang pekat kat kain aku. Bila masing-masing dah slow, barulah aku perasan yang kain aku tu dah tak layak nak pakai hari tu sebab terlalu bersepah sangat dengan air mani adik aku yang berlumuran di sana sini. Berdebar-debar aku sebab dahlah buat masa orang tengah ramai kat luar bilik. Dibuatnya ada orang masuk nak tengok bilik pengantin memang naya kita orang hari tu. Lepas tu hampir-hampir nak terlanjur pula tu. Aku pun terpaksa pinjam kain akak aku yang ada dalam bilik tu sebab tak kan aku nak keluar bilik dengan kain aku yang basah dengan lendir pekat air mani adik aku tu.
Jadi untuk sesuatu yang istimewa kepada adik aku malam tu, aku pakai baju kebaya tu lagi. Aku sengaja telanjang depan dia dan masa dalam keadaan telanjang tulah aku lentikkan bontot aku masa nak sarungkan kebaya tu ke badan. Terpacak batang adik aku dalam kain pelikatnya. Bila aku dah pakai kebaya tu, bulat mata adik aku tengok body aku. Aku tarik dia berdiri bersama. Pertama kali dalam sejarah, kami berdua berpelukan dan berkucupan malam tu. Aku lancap batangnya dan biar dia raba body aku, terutamanya di bahagian bontot.
Aku gesel-geselkan kepala batangnya dekat perut aku. Biar kepala batangnya yang kembang sangat tu rasa betapa licin dan lembutnya perut aku yang berkain satin. Aku tarik adik aku naik ke katil dan berpelukan sambil baring. Lepas tu aku selak kain aku dan menonggeng atas katil. Aku jambak rambut adik aku dan tarik kepalanya ke bontot aku. Adik aku bila dah dapat peluang macam tu, di jilatnya celah bontot aku macam orang kebulur setahun tak makan. Aku punya sedap kena jilat tu biar je sebab aku tahu dia memang suka kat bontot aku. Jadi malam tu aku bagi dia main bontot aku puas-puas. Asalkan tak masuk dalam cukuplah. Lepas tu dia kata lidahnya penat. Aku baring sebelah dia dan sambung lancapkan batangnya. Aku goncang-goncang batangnya sampai akhirnya dia terpancut juga. Itu pun lepas aku balut batangnya dengan kain yang aku pakai. Biar dia rasa sedapnya kena lancap pakai kain yang licin tu.
Lepas kawin aku ikut laki aku. Sesekali aku balik juga ke rumah mak dan abah. Kalau adik aku tak kerja, dapatlah kita orang jumpa lepaskan rindu. Aku pun tak tahu kenapa aku rindu sangat bila tak jumpa dia. Beberapa bulan lepas tu aku mengandung. Masa aku mengandung 7 bulan, adik aku call aku dan cakap dia tak tahan sangat tengok bontot aku yang semakin tonggek masa tu. Dia rindu sangat nak pancutkan air mani dia kat bontot aku. Aku faham sebab memang lumrah orang mengandung perutnya berat ke depan. Aku kesian pulak kat adik aku dan suruh dia datang ke rumah sewa aku bila aku ambil cuti rehat sehari.
Dia pun datang. Laki aku kerja masa tu. Aku pun sambil hilangkan rindunya, aku hilangkan sekali rindu aku kat adik aku tu. Aku memang teringin sangat nak kena mandi air maninya kat bontot. Aku memang rindu sangat dengan kehangatan air maninya yang banyak tu. Rupa-rupanya hari tu adalah permulaan kepada jalan hidup yang semakin hitam dalam hidup kami berdua.
Aku sengaja pakai kain batik hari tu. Memang agak susah sikit nak pakai sebab perut dah besar. Tapi itu semua boleh adjust. Aku jugak sengaja pakai baju T. Makin tonggeklah aku pakai baju yang sendat kat perut. Adik aku dah tak tahan. Aku di suruh menonggeng dekat sofa. Dia jilat lubang bontot aku dan korek lubang bontot aku pakai lidahnya dalam-dalam. Aku geli campur sedap juga masa tu.
Lepas tu di luar jangkaan aku, aku yang mulanya mengharapkan dia memancutkan air maninya di bontot aku dan paling tidak pun aku lancapkan batangnya sampai pancut kat atas perut aku yang tengah mengandung tu terkejut besar sebab adik aku sumbat batangnya masuk ke dalam lubang bontot aku. Aku menjerit sebab sakit dan terperanjat. Aku tarik badan aku supaya batangnya tertanggal keluar tapi dia cepat-cepat tarik rambut aku sampai aku rasa tak dapat nak bergerak sebab kepala aku sakit setiap kali aku berkeras.
Akhirnya dia tekan sedalam-dalamnya dan aku betul-betul rasa bersalah hari tu. Aku nak marah dah memang salah aku sebab akulah manusia pertama yang buat dia akil baligh dulu. Dan aku juga yang selalu bermain-main dengan air mani dan batangnya. Terus terang aku rasa yang aku ni dah tak layak untuk jadi kakaknya. Aku ajar dia buat benda tak senonoh dan akhirnya ianya memakan diri aku sendiri.
Aku diliwat adik aku pagi tu. Aku menangis di sofa sebab sakit di bontot. Adik aku pulak entah kenapa lambat betul nak terpancut mani. Bila aku rasa batangnya berdenyut-denyut kuat dalam bontot aku barulah aku rasa lega. Pertama kali aku rasa betapa hangatnya lubang bontot aku diisi air mani. Sedap juga tapi pedih kat lubang bontot jangan cakaplah. Tuhan je yang tahu. Bila dia keluarkan je batangnya dari lubang bontot aku, cepat-cepat aku lari masuk ke bilik. Masa tulah aku rasa air maninya mengalir laju keluar dari lubang bontot aku. Masa aku berlari masuk bilik tu aku dengar macam aku tengah berak cair. Menciritkan air mani adik aku dari lubang bontot.
Aku lupa nak kunci pintu. Aku menangis atas katil. Adik aku datang dan peluk aku. Dia minta maaf dan bagi tau dia sebenarnya rindu yang teramat sangat dekat bontot aku. Dia kata dia sanggup mati untuk aku. Aku pulak yang jadi sedih dan aku terima kemaafannya tu.
Tengaharinya masa aku tengah masak kat dapur, adik aku tolong masak sekali. Masa tu aku teringat hari pertama aku menggodanya dulu. Aku di dapur bersama dengannya. Cuma bezanya aku dah mengandung masa tu. Adik aku tak tahan rupanya tengok bontot aku yang melentik tonggek dengan kain batik yang sendat. Dia peluk aku dan tembab batang dia dekat bontot aku. Dia puji aku tinggi melangit. Langit pun aku rasa tak setinggi pujiannya. Dia kata aku cantik pakai kain batiklah. Dia kata bontot aku memang tak ada perempuan yang boleh lawanlah. Sambil tu aku dapat rasa dia selak kain batik aku dan letak batang dia kat celah bontot aku. Bergesel kat celah bontot.
Air maninya yang masih ada sikit dalam lubang bontot aku memudahkan dia masukkan batangnya ke dalam bontot aku. Walau pun aku rasa sakit, tapi perasaan sayang aku yang melampau-lampau dekat adik aku tu buatkan aku rasa macam kena bius. Aku biar je dia sorong tarik batangnya kat lubang bontot aku. Masa tu dia kata bontot aku sedap dan dia tak tahan tengok bontot aku yang makin lebar tu. Dia kata aku perempuan paling tonggek dalam hidupnya. Semakin lama dia semakin tak tahan dan semakin laju dia jolok bontot aku. Akhirnya dia pancutkan lagi air maninya ke dalam bontot aku. Walau pun aku sakit aku masih boleh tanya dia sedap ke pancut dalam bontot. Sedangkan masa tu batangnya masih terpacak dalam bontot aku. Dia jawab sudah tentunya sedap.
Bermula dari tu aku dan dia menjalinkan hubungan sulit yang songsang. Hubungan sumbang mahram yang selamat sebab aku tak akan mengandung janin yang tercipta dari benihnya. Masa aku mengandung anak ke dua pun sama juga. Terlalu kerap bontot aku di sondolnya sampai aku berak air maninya selalu. Sekarang usia aku 35 tahun. Adik aku pulak 30 tahun. Dia dah kawin. Dengan awek dia yang bertubuh lagi montok dari aku yang slim ni. Bontot bini dia lagi besar dari aku tapi adik aku cakap bontot aku lebih tonggek dan lebih menggoda berbanding bontot bininya. Dia cakap bontot aku pun lagi sedap dari lubang bontot bininya.
Sekarang ni walau pun tak seaktif macam dulu, aku masih lagi menyerahkan bontot aku untuk melakukan hubungan seks luar tabie dengannya. Kalau hari raya tu memang peluang besar untuk kami. Kalau dalam rumah tak selamat, belakang rumah pun jadi dalam gelap-gelap malam. Asalkan dia dapat lepaskan rindu jolok bontot kakaknya ni sampai puas. Yang aku pulak memang dah gian nak rasa batang dia keluar masuk ikut bontot. Paling best masa dia pancutkan air maninya.
Aku sebenarnya teringin nak luahkan cerita songsang ni sebab aku sekarang ni tengah mabuk betul dengan adik aku tu. Sebenarnya aku sekarang ni dah tak tinggal sebumbung dengan suami aku. Dia bawak anak-anak aku tinggal dengan mak dia. Kita orang memang ada salah faham sikit. Dia syak aku ada affair dengan lelaki lain di belakangnya dan aku menafikan. Takkan aku nak mengaku yang aku ada affair dengan adik sendiri. Puncanya masa aku balik kerja laki aku nampak kesan basah dekat kain aku. Betul-betul dekat tengah bontot aku yang lebar ni. Aku pulak sengaja pakai kebaya singkat berkain satin kuning. Sengaja nak bagi lebih seronok bila aku bersama adik aku dekat hotel. Itulah puncanya.
Jadi dah alang-alang tinggal sorang-sorang, aku pun bagilah lampu hijau kat adik aku supaya selalu datang. Masuk hari ni dah sebulan kami jadikan rumah aku ni sebagai tempat melepaskan rindu dan nafsu kami. Tiap-tiap hari adik aku balik ke rumahnya lambat sebab dia singgah dulu rumah aku untuk menjamu seleranya. Sekarang ni dah pukul 2.20 pagi dan esok hari minggu. Aku masih dapat rasa kain batik di bontot aku ni masih basah dengan air mani yang aku ciritkan dari lubang bontot aku beberapa jam sebelum ni. Adik aku sondol bontot aku cukup-cukup hari ni, dari tengahari sampai ke malam. Patutnya hari ni dia tak kerja sebab hari sabtu tapi dia bagi tau bini dia dia kerja. Sedangkan dia mengerjakan aku cukup-cukup hari ni.
Pagi aku berkebaya singkat. Kainnya tak sah kalau tak licin. Kat ruang tamu kami berasmara sampai dia puas penuhkan lubang bontot ku. Lepas tu tengahari, dia minta aku pakai kain batik dan bercoli sahaja. Dekat dapur aku menonggeng menerima batangnya menjolok bontot ku. Petangnya, aku keluar dengan dia ke pasar malam. Aku pakai seluar palazzo dengan tak pakai seluar dalam. Nampak tembam pepek aku dan bontot aku. Adik aku asyik bisik cakap tak tahan dekat pasar malam. Baliknya belum sempat nak masuk rumah kami dah beromen dalam kereta kat garaj. Memancut air mani dia keluar balik dari bontot aku membasahkan kerusi kereta aku. Dan tadi, sebelum balik aku goda dia. Aku ingat nak hisap batang dia sampai terpancut dalam mulut je sebab kadang-kadang adik aku ni bila dah puas, dia tak nak dah nak main bontot aku. Biasanya aku hisap je batang dia dan sebenarnya dari pertama kali aku hisap batangnya dulu sampailah sekarang, tak pernah sekali pun aku tak telan. Memang habis masuk dalam perut aku telan. Tapi entah kenapa dia bernafsu betul dan benihkan bontot aku lagi.
Aku semakin gila kepada adik kandung sendiri dan dia pun begitu juga. Sebagai adik beradik sedarah seibu dan sebapa, tergamak kami melakukan persetubuhan sumbang mahram dan lebih menghayutkan adalah melalui jalan yang tidak sepatutnya. Masih terngiang-ngiang di telinga aku macam mana dia cakap kata aku tadi yang dia betul-betul cintakan aku dan sanggup ceraikan bininya kalau betul aku akan berpisah dengan suami aku nanti. Aku pulak melayan dan tanya kenapa. Dia luahkan kat aku betapa dia menyanjungi aku sebagai kakak kandungnya dan dia meluahkan cintanya kepada aku lebih hebat berbanding kepada bininya. Dia lebih puas bersama aku dan dia tak nak perempuan tonggek yang seksi ni jadi milik orang lain. Dia nak aku jadi miliknya yang mutlak! Aku terdiam dengar dia cakap macam tu sebelum dia pergi tinggalkan aku tadi.
Baru kejap tadi dia sms aku,
“k cik. Apa yg ucuk ckp td tu mmg bnr2 dr hati ucuk. ucuk cintakn k cik. k ciklah satu2nya wanita yg seksi & mjd idamn ucuk. ucuk syg k cik slama2nya”
Posted in Adik - Kakak
Leave a comment
Tags: sumbang mahram
Fahmi Anakku
Apr 21
Posted by mrselampit
Sebagai seorang ibu tunggal, aku selalu kesepian sendirian. Namun syaitan selalu berbisik untuk ku melakukan perzinaan dengan lelaki-lelaki yang ku sukai tetapi aku malu untuk memulakan. Lebih-lebih lagi kebanyakan dari mereka semua adalah suami orang.Jadinya, aku hanya memendam perasaan ku sendiri.
Anak ku semua dah besar-besar. Semuanya tiga orang. Yang sulong perempuan, dah berkahwin. Sama juga yang kedua, perempuan juga dan dah berkahwin. Yang masih bujang adalah anak bongsu ku, Fahmi. Hanya Fahmi yang tinggal bersama ku kerana dia bekerja sebagai pekerja am di sebuah kilang.
Hari demi hari aku lihat anak ku Fahmi semakin matang. Ketika umurnya meningkat 24 tahun sedikit sebanyak aku seakan terdorong untuk cuba melihat sejauh mana perkembangan usianya mempengaruhi kelakiannya. Namun perasaan itu aku cuba tahankan kerana dia adalah anak kandung ku, amat berdosa jika aku melakukan perbuatan sumbang dengannya.
Namun pada satu hari yang terkutuk, aku menjadi nekad untuk sedia disetubuhinya. Semuanya gara-gara selepas aku mengejutkannya bangun tidur lebih kurang pada pukul 9 pagi. Aku lihat anak ku Fahmi yang sedang menggeliat di atas katil setelah dikejutkan oleh ku. Mata ku terpaku kepada susuk zakarnya yang keras menongkat selimutnya. Aku tahu anak ku gemar tidur telanjang. Air liur ku secara tanpa disuruh ku telan berkali-kali. Berahi ku secara tiba-tiba meronta-ronta. Aku jadi malu. Aku masuk ke bilik dan termenung di atas katil.
Ketika anak ku mandi, aku mengintipnya dan aku lihat zakarnya yang molek itu. Sekali lagi keberahian ku melonjak dalam debaran di dada ku. Aku menjadi tidak senang duduk dan kembali ke bilik untuk memikirkan adakah mustahil atau tidak untuk ku merasai kenikmatan ianya memasukki tubuh ku. Syaitan semakin berbisik mendorong keberanian ku dan memberi berbagai-bagai jalan untuk ku mencapai matlamat ku. Akhirnya aku mendapat satu akal. Aku cuba mengoda anak ku yang kebiasaannya hanya terperap di rumah kerana cuti hujung minggu pada hari itu. Namun bagaimanakah caranya? Perlukah aku terus menggodanya di ranjang atau hanya telanjang bulat memancing nafsu mudanya? Sekali lagi syaitan berbisik memberikan ku akal yang bernas demi tuntutan nafsu ku yang semakin nekad itu.
Almari pakaian ku buka dan satu demi satu pakaian ku belek-belek. Akhirnya ku jumpai pakaian yang ku rasakan mampu menggoda nafsu anak ku. Kebaya yang ku pakai 15 tahun dulu sewaktu arwah suami ku masih ada seakan memberikan ku keyakinan. Baju kebaya yang licin itu ku sarungkan ke tubuh ku. Sendat ku rasakan kerana tubuh ku sudah tidak seramping dulu. Walau macam mana pun masih mampu disarungkan ke tubuh ku. Butang di bahagian atasnya sengaja ku biarkan tak berkancing agar mendedahkan lurah tetek ku yang tidak bercoli. Puting tetek ku nampak begitu jelas menonjol di baju kebaya yang licin itu.
Ku sarungkan pula kain batiknya yang masih belum luntur warnanya. Nasib ku baik kerana pinggangnya bukan jenis berkancing. Pinggang getahnya masih muat untuk tubuh ku yang semakin montok ini. Namun punggung ku yang semakin lebar kelihatan terlalu sendat disarung kain batik itu. Ku buangkan seluar dalam yang dipakai agar dapat memberikan ku sedikit keselesaan.
Ku gayakan tubuh ku di hadapan cermin. Punggung ku yang lebar jelas melentik mempamerkan bentuk punggung ku. Tundun ku yang tembam juga jelas kelihatan dibaluti kain batik yang ketat itu. Kaki ku buka luas. Belahan kainnya yang setinggi peha menyerlahkan kaki ku yang putih mulus. Aku rasa cukup yakin dengan penampilan ku. Namun sebaik ku lihat perut ku, serta merta hati ku seakan kecewa. Perut ku kelihatan begitu jelas buncitnya. Ku takuti lemak yang membuncitkan perut ku itu bakal membuatkan ku ditertawakan anak ku. Namun setelah ku amati, ianya sedikit sebanyak menjadikan tubuh ku kelihatan lebih tonggek di dalam pakaian yang sendat itu. Aku yakinkan diri dan buang segala prasangka buruk dari menganggu rancangan ku. Nekad ku semakin berahi dan berani.
Aku keluar dari bilik dan ku terus ke dapur. Anak ku Fahmi ku lihat sedang menjamu sarapan di meja makan. Perlahan-lahan ku turuni anak tangga supaya kain ku tidak terkoyak. Anak ku seakan terpaku melihat ku. Ku cuba kawal keadaan dengan memberi riaksi seperti biasa.
Anak ku Fahmi bertanya kepada ku mengapa aku kelihatan begitu cantik pada hari itu. Bangga sungguh aku di puji sebegitu, semangat ku ingin menggodanya semakin jitu. Aku hanya menjawab saja-saja ingin memakai pakaian lama di rumah. Ku sengaja buat-buat sibuk di dapur dan berjalan mundar mandir di hadapannya. Ku lihat mata anak ku seakan malu-malu tetapi mahu-mahu menjalar seluruh tubuh ku.
Anak ku kemudian bangun dari kerusi dan menuju kepada ku yang sedang mencuci pinggan di sinki dapur. Dia memberitahu ingin keluar membeli akhbar. Matanya ku lihat terpaku kepada lurah tetek ku yang sengaja ku bidangkan. Aku memesan agar segera pulang. Anak ku mengangguk dan segera keluar dari rumah menghidupkan enjin motorsikalnya.
Aku menunggu anakku di ruang tamu sambil menonton rancangan tv. Sambil duduk di sofa rotan lama itu, aku cari gaya yang seksi untuk ku goda anak ku nanti. Ku silangkan kaki dan ku biarkan belahan kaki ku mendedahkan kaki ku hingga ke peha. Ku yakin itu mampu mengusik nafsu mudanya.
Tidak lama kemudian anak ku pulang dan duduk di atas lantai di hadapan ku sambil membaca akhbar. Sesekali matanya menonton rancangan tv dihadapannya. Ku terus berlutut dihadapannya dan bergaya seakan merangkak mengambil sebahagian naskhah akhbar yang belum dibacanya. Ku sengaja tunduk agar anak ku Fahmi melihat alur tetek ku dari bukaan leher kebaya yang sengaja ku buka luas. Kemudian ku kembali duduk di sofa dan sengaja ku silangkan kaki membiarkan belahan kain batik ku mendedahkan betis dan sebahagian peha ku yang gebu dan putih.
Tidak lama kemudian anak ku bangun dan menuju ke ruangan dapur. Segera ku bangun dari sofa dan ku lihat dia masuk ke biliknya. Biliknya yang tidak berdaun pintu, hanya ditutupi langsir memudahkan ku mengintipnya. Anak ku Fahmi kelihatan melondehkan seluar pendeknya hingga ke peha dan berdiri mengadap dinding membelakangi ku. Punggungnya yang molek itu serta merta mendatangkan ghairah ku. Ku lihat kelakuannya. Tangannya bergerak-gerak di bahagian depan tubuhnya dan ku yakini dia sedang melancap mungkin kerana tidak tahan dengan godaan ku tadinya.
Perlahan-lahan ku hampirinya dengan debaran yang semakin kuat dan terus sahaja ku berdiri disisinya sambil memaut pinggangnya. Anak ku Fahmi terperanjat dengan kehadiran ku dan segera dia menarik seluar untuk memakainya kembali. Dengan membuang rasa malu ku pula segera memegang zakarnya yang sedang keras itu dan melancapnya. Anak ku Fahmi membisu sahaja. Mukanya masih dalam keadaan terperanjat dan malu kemerah-merahan. Zakarnya ku rasa semakin lembik dan ku yakin ia akibat rasa malu kepada ku.
Ku mula bertanya kepadanya adakah dia melancap gara-gara terangsang dengan ku. Anak ku Fahmi mengangguk kepalanya perlahan-lahan. Ku lancapkan zakarnya lagi dan ku tanyakan adakah dia tidak tahan dengan bentuk tubuh ku pada hari itu. Fahmi mengangguk kepalanya lagi. Ku tanya kepadanya adakah dia ghairah kepada tetek ku sambil ku membidangkan dada ku agar tetek ku semakin menonjol di dalam baju kebaya licin itu. Dia menganggukkan kepalanya lagi dan tangan ku semakin merasai zakarnya semakin keras dan semakin hangat dalam genggaman. Zakarnya ku kocok lembut hingga kembang berkilat kepala tedungnya. Secara sendiri aku menelan air liur ku sendiri. Keinginan ingin merasai zakarnya menyelubung perasaan ku yang serta merta keberahian itu.
Fahmi mengeluh merasakan zakarnya dilancapkan ku. Fahmi melihat tetek ku yang menonjol dan tangannya ku rasa memaut pinggang ku. Ku rapatkan tubuh ku ke tubuhnya dan ku sandarkan kepala ku di bahu lengannya. Ku letakkan tangan anak ku di punggung ku dan seperti yang ku agak, dia meramas punggung ku yang memakai kain batik ketat itu dengan bernafsu.
Zakar anak ku semakin tegang diisi nafsu kepada ku. Lantas ku berlutut di hadapannya dan ku hisap zakar anak kandung ku itu. Lidah ku menjilat lubang kencingnya. Bibir ku menghisap kepala tedungnya. Anak ku Fahmi semakin mengeluh zakarnya ku perlakukan sebegitu. Nafas ku juga sebenarnya semakin laju. Aku begitu bernafsu hingga hilang kewarasan ku dan tergamak melakukan perbuatan sumbang mahram yang terkutuk dengan anak kandung ku sendiri.
Fahmi memegang kepala ku dan mendorong zakarnya masuk lebih dalam mulut ku. Hampir tersedak juga aku dibuatnya. Air liur ku semakin bercucuran dari bibir ku. Bunyi hisapan ku semakin kuat dan laju. Fahmi ku lihat semakin mengeluh kuat dan semakin kuat memegang kepala ku. Sedang ku khayal mengolom zakar anak ku tiba-tiba saja anak ku mengeluh kuat dan memaut kuat kepala ku rapat hingga seluruh zakarnya ditenggelamkan ke dalam mulut ku. Akal ku cepat saja terfikir air maninya akan keluar dan tepat sekali sangkaan ku apabila tekak ku berkali-kali dihujani pancutan demi pancutan air maninya yang sungguh pekat dan sukar untuk tekak ku menelannya.
Ku cuba tolak tangannya dari terus memaut kepala ku namun tenaganya sungguh kuat. Aku gagal menolaknya dan akhirnya aku hanya membiarkan sahaja zakarnya terus memancutkan air maninya terus ke kerongkong ku. Agak lama juga ku biarkan dia melepaskan air maninya sepuas hatinya.
Sambil melepaskan air maninya, anak ku Fahmi menarik dan menolak zakarnya keluar masuk mulut ku. Air maninya yang tidak mampu ku telan terkumpul di dalam mulut ku. Cecair likat itu seakan memenuhi mulut ku. Aku hampir lemas dan mahu tidak mahu ku telan jua air maninya sikit demi sikit hingga habis. Zakarnya yang semakin lembik akhirnya dikeluarkan dari mulut ku.
Fahmi terduduk di katil. Zakarnya yang semakin lesu terdedah kepada pandangan mata ku yang terduduk bersimpuh di atas lantai. Matanya yang lesu memandang wajah ku. Riak wajah seperti penyesalan dapat ku lihat terpamer di wajahnya. Aku bangun dan duduk disebelahnya. Pehanya ku usap dan ku pujuknya agar jangan menceritakan perkara itu kepada sesiapa. Anak ku Fahmi diam sahaja. Aku usap rambutnya dan ku katakan ku sayangkannya.
Pada petangnya hari itu juga, aku kembali melakukan perbuatan sumbang dengan anak ku. Ianya bermula sewaktu makan tengahari. Aku sengaja duduk disebelahnya dan ku layan dia lebih mesra dari biasa. Sambil makan ku sengaja kangkang-kangkangkan kaki biar belahan kain batik ku yang ketat mendedahkan peha ku. Aku lihat anak ku makan diselubungi nafsu. Setiap perbuatannya serba tak kena dan ku tanyakan kenapa kepadanya tetapi dia hanya tersenyum kepada ku.
Aku usap zakarnya dan kurasakan zakarnya semakin keras. Ku habiskan makan dan ku terus berlalu menuju ke bilik ku. Sengaja ku lenggok-lenggokkan jalan ku agar punggung ku menjadi perhatiannya. Sewaktu menaiki tangga aku sengaja melentikkan punggung dan naik perlahan-lahan biar nafsunya semakin hebat kepada ku. Aku terus menantinya di bilik.
Tidak lama kemudian anak ku habis makan dan masuk ke bilik ku. Aku yang sedang duduk di meja solek terus berdiri dan berjalan kepadanya yang berdiri di muka pintu. Ku pimpinnya ke tepi katil. Sambil berdiri ku memeluknya dan merebahkan kepala ku di dadanya. Aku peluknya penuh sayang dan anak ku memeluk ku dan meraba seluruh tubuhku yang dibaluti kebaya yang sendat. Kami berkucupan dan berpelukan keberahian.
Sedang kami hanyut dalam pelukan nafsu, hujan kedengaran menitik di atas zink atap rumah. Lama kelamaan hujan semakin lebat dan menghilangkan suasana panas sedikit demi sedikit. Aku naik ke atas katil dan merangkak menayang punggung ku kepadanya. Anak ku Fahmi ikut naik ke atas katil dan dia cium punggung ku yang sendat dengan kain batik. Aku lentikkan punggung ku membiarkannya mencium punggung ku.
Lepas itu aku baring mengiring kepadanya. Kaki ku biarkan terdedah dari belahan kain batik kebaya ku. Anak ku Fahmi mengusap kaki ku dari betis hingga ke peha dan melarat masuk ke dalam belahan kain batik sendat ku meraba celah kelengkang ku yang semakin licin itu. Aku tarik tubuhnya merapati ku dan kembali berkucupan nafsu. Anak ku mengiring mengadap ku dan kami berpelukan dan berkucupan anak beranak. Seluar pendeknya ku tanggalkan dan zakarnya yang keras itu ku pegang dan ku lancap.
Aku hisap zakarnya dan sambil itu anak ku meraba punggung ku. Nafsu ku semakin hilang kawalan disaat ku menghisap zakar anak kandung ku itu. Anak ku menolak tubuh ku hingga ku terlentang terkangkang di atas katil. Aku selak belahan kain batik ku dan ku singsing lebih tinggi agar tundun ku mudah terdedah kepadanya. Aku tarik zakar anak ku memandunya menuju ke lubang tempat ku melahirkannya dahulu.
Perasaan ku sudah tidak sabar ingin merasakan kembali disetubuhi. Perlahan-lahan anak ku Fahmi menekan zakarnya masuk cipap ku. Ohhh…. Sungguh sedapnya kembali dapat merasai cipap ku dimasuki zakar yang keras dan hangat itu. Bertahun-tahun ku kegersangan dan ketandusan melakukan persetubuhan yang sebegitu. Agak pedih jua kerana sudah lama lubang ku tidak dimasuki zakar.
Anak ku menekan lagi dan akhirnya membiarkan zakarnya masuk hingga habis. Kami berpelukan dan berciuman. Sambil memeluknya aku menikmati sepuas-puasnya zakarnya berada di dalam lubang ku.
Anak ku mula menghayun zakarnya keluar masuk dan aku mengaduh sedap berkali-kali. Ku sebut namanya bertalu-talu dan ku pintanya menyetubuhi ku. Anak ku semakin sedap menjolok tubuh ku, ibu kandungnya sendiri. Aku menikmati batang zakarnya menjolok ku. Anak ku menciumi leher ku dan seterusnya menyonyot puting tetek ku yang menonjol di baju kebaya licin ku. Bunyi nafasnya semakin kuat dan ku tahu nafsunya sedang sangat kuat ketika itu.
Anak ku masih terus menghenjut tubuh ku. Matanya liar dan bernafsu menjamah tubuh ku yang berkebaya licin yang ketat. Tetek ku di ramas-ramas dan lubang cipap ku di jolok semakin dalam. Aku semakin berahi dan ku rasakan air ku semakin banyak mengalir ke celah bontot ku. Luar biasa sekali nafsu ku ketika itu. Zakarnya ku kemut semahunya. Ku rasakan mahu sahaja ianya terus berlaku tanpa henti hingga akhir masa. Aku sudah tidak hiraukan lagi siapa yang sedang menyetubuhi ku itu. Aku hanya khayal dalam asmara membiarkan diriku disetubuhi anak kandung ku.
Aku akhirnya kalah dalam pelayaran. Aku kelemasan dalam keghairahan. Ku peluk anak ku dan kaki ku memaut punggungnya agar menjolok cipap ku lebih dalam. Akhirnya aku kepuasan dalam kenikmatan bersetubuh dengan anak kandung ku. Sumbang mahram yang ku lakukan kepada anak ku memberikan ku nikmat yang hakiki. Aku puas sepuas-puasnya.
Ku bisikkan ucapan sayang yang lucah ditelinganya. Ku beritahunya zakarnya sedap dan ku kepuasan menikmatinya. Ku tanyakan anak ku adakah sedap menyetubuhi ku dan anak ku hanya mengangguk tersenyum. Ku tanyakan lagi adakah sudi dia melakukannya lagi dengan ku untuk selama-lamanya dan dia mengangguk lagi.
Ku pinta dia meneruskan hayunan lagi. Anak ku Fahmi kembali menjolok cipap ku dan ku godanya dengan lentikan serta lenggokan gaya ku yang menggoda. Ku perlakukan diriku ibarat pelacur yang menggoda. Ku luahkan kesedapan disetubuhinya. Hayunan zakar anak ku semakin dalam dan laju menandakan waktu puncaknya semakin tiba. Ku pintanya meneruskan dan pintanya menyetubuhi ku sepuas-puasnya.
Hinggalah akhirnya anak ku kekerasan tubuhnya seraya menghentak zakarnya sedalam-dalamnya. Ohhh… Sedapnya diwaktu itu ketika ku rasakan zakarnya bergerak-gerak memuntahkan air maninya di dalam tubuh ku. Air mani anak kandung ku itu ku rasa hangat dan menikmatkan menyiram lubang kelahirannya. Anak ku memerah air maninya memenuhi cipap ibu kandungnya yang menggodanya.
Aku khayal dipancuti air maninya. Sudah lama aku tidak merasai air mani memancut di dalam cipap ku. Kami berpelukan di atas katil. Hembusan nafas anak ku semakin reda dan kami terlena dalam kesejukan hujan yang seakan mengerti gelora nafsu kami dua beranak.
Aku terjaga dari tidur sewaktu azan asar sayup berkumandang. Hujan sudah berhenti dan kedinginan masih terasa. Aku lihat anak ku juga sudah mencelikkan matanya dan memandang ku tersenyum. Aku bangun dari katil dan mengambil tuala keluar dari bilik menuju ke bilik air. Anak ku mengekori ku dari belakang. Aku melencong ke sinki dapur setelah terlihat sebiji gelas yang anak ku guna selepas makan tengahari tadinya terbiar di dalam sinki.
Sedang ku mencuci gelas anak ku Fahmi memeluk ku dari belakang dan mengucup leherku. Aku menoleh ke arahnya dan kami berkucupan mesra. Kami sudah di ibarat bagaikan sepasang kekasih yang terjalin antara ibu dan anak kandung. Zakar anak ku menekan pinggang ku dan ku rabanya dan ku dapati anak ku telanjang bulat di dapur. Anak ku meraba punggung ku yang sendat dengan kain batik itu dan meraba belakang tubuh ku yang sendat dengan baju kebaya licin. Anak ku melorotkan kain batik ketat ku hingga terlucut ke kaki ku. Tubuh ku yang hanya tinggal berbaju kebaya licin yang ketat itu mendedahkan punggung ku yang langsung tidak tertutup dengan seurat benang kepada anak ku.
Anak ku meyelitkan zakarnya di celah kangkang ku dari bawah bontot ku dan menggesel-geselkan zakarnya di cipap ku. Aku tanyakan kepadanya adakah dia mahu menyetubuhi ku lagi. Dia berkata dia terlalu ghairah kepada bontot tua ku yang lebar dan tonggek ini. Aku lantas menekan zakarnya hingga masuk ke dalam cipap ku. Aku menonggeng agar zakarnya mudah memasuki cipap ku. Aku paut sinki dan bontot ku lentikkan lagi. Anak ku menujah lubang cipap ku sambil dia memaut pinggang ku. Aku rasakan kenikmatan sekali merasakan tubuhku dihenjutnya dari belakang. Aku sudah tidak hiraukan segala-galanya. Kemaruk ku kepada persetubuhan merelakan ku menyerahkan tubuh ku untuk dinikmati anak kandung ku dimana-mana sahaja.
Lubang cipap ku semakin kebas di jolok zakar anak kandung ku. Aku menunduk ke lantai dan terlihat air keberahian ku mengalir di pehaku. Sedapnya bukan kepalang di setubuhi sedemikian rupa. Arwah suami ku sendiri pun tidak pernah menyetubuhi ku di dapur. Anak ku mengeluh kuat dan akhirnya dia menjolok cipap ku sedalam-dalamnya dan memancutkan air maninya sekali lagi di dalam cipap ku. Aku tertongeng-tonggeng merasakan air maninya yang kuat memancut di dalam cipap ku. Anak ku memeluk ku dan membiarkan air maninya habis dilepaskan di dalam tubuh ku. Selepas itu kami mandi bersama tanpa seurat benang.
Pada malamnya kami tidak bersetubuh, tetapi kami tidur bersama satu katil dan satu selimut. Kami berpelukan anak beranak menikmati asmara sumbang mahram yang sungguh menikmatkan itu.
Selepas dari itu, aku tidak perlu lagi berpakaian seksi untuk menggoda anak ku. Cukuplah dengan hanya berkain batik dan berbaju t di rumah. Setiap keperluan batin ku sedia anak ku penuhi dan aku rasa anak ku lebih banyak meminta persetubuhan berbanding diri ku. Aku bagaikan tempat untuk anak kandungku melepaskan nafsunya. Asal saja ada peluang dan masa baginya, pasti tubuh ku menjadi tempatnya bertenggek melepaskan nafsunya. Aku benar-benar gembira tubuh ku menjadi tempat buangan benihnya. Namun aku langsung tidak merasai kekesalan malah aku sedia memberikan segala yang dimahunya asalkan dia sudi menemani ku hingga akhir hayat ku.
Aku juga beruntung kerana benih air maninya tidak menghasilkan zuriat. Kini aku sudah menopause dan termasuk pada hari ini hampir 12 tahun kami hidup bagaikan suami isteri. Umur ku juga baru sahaja genap melepasi 58 tahun dan nampaknya nafsu anak ku kepada ku bagaikan tidak mengenal jemu dan masih tetap berselera menjadikan ku kekasihnya.
Anak ku Fahmi tidak mahu mendirikan rumah tangga selagi aku masih bernyawa kerana baginya hanya aku sajalah yang layak menjadi isterinya. Nampak benar cintanya kepada ku begitu mendalam. Tidak sia-sia rasanya gelora nafsu ku menggodanya dahulu.
Pagi tadi selepas anak ku pergi kerja, aku membuka komputernya yang ada sambungan internet dan secara tak sengaja aku terjumpa halaman ini selepas aku mencari perkataan-perkataan sumbang mahram dan persetubuhan antara ibu dan anak di googel. Aku tahu sikit guna komputer selepas diajar Fahmi beberapa bulan dulu. Lalu aku ambil masa menaip perlahan-lahan cerita hidup ku untuk dikongsi bersama dan diharap pihak sekfantsia sudi sekiranya memperbetulkan perkataan-perkataan yang aku silap taip.
Sebelum aku berhenti kerana anak ku akan balik kerja jam 6 petang nanti, aku ingin juga menceritakan bagaimana persetubuhan kami semakin melampaui batasan apabila tidak cukup dengan cipap, lubang bontot ku juga menjadi tempat kami memadu kasih.
Ianya berlaku kira-kira 5 tahun dulu. Sebaik pulang dari majlis kenduri doa selamat cucu ku iaitu anak kepada anak perempuan ku yang sulong berkhatan, kami berdua bersetubuh di ruang tamu sebaik masuk ke dalam rumah. Anak ku Fahmi rupa-rupanya geram melihatkan diri ku yang berbaju kurung sutera putih yang boleh tahan juga jarangnya hingga coli hitam ku dapat dilihat dan seluar dalam ku sekiranya aku menyelak baju kurung ku ke atas.
Dengan tudung yang masih belum dibuka, kami terus sahaja berpelukan dan berkucupan di ruang tamu selepas pintu ditutup. Aku segera menanggalkan seluar dan seluar dalam anak ku dan menghisap zakarnya yang tidak jemu ku nikmati. Kepala ku yang bertudung itu anak ku paut erat dan dia menjolok mulut ku agak laju.
Anak ku kemudian meminta ku menyelak kain ku ke pinggang dan dia menciumi bontot ku yang masih berseluar dalam hitam. Seluar dalam ku yang lembap dengan peluh selepas hampir seharian perjalanan di dalam kereta itu anak ku cium dengan bernafsu. Seluar dalam ku anak ku lucutkan dan dia mula menjilat kelengkang ku. Anak ku kemudian meminta ku menonggeng dengan berpaut pada tiang rumah dan mula menjolok cipap ku.
Anak ku Fahmi mengusap bontot ku dan menyetubuhi ku. Aku yang sememangnya menjadi isterinya merangkap ibu kandungnya membiarkan tubuh ku yang masih berbaju kurung dan bertudung menonggeng disetubuhi suami tidak sah ku itu iaitu anak kandung ku Fahmi yang ku cintai.
Kemudian Fahmi mengeluarkan zakarnya dari cipap ku dan mula melakukan sesuatu yang mengejutkan ku. Anak kandung ku Fahmi cuba menjolok bontot ku dan aku segera menepis zakarnya. Ternyata Fahmi benar-benar inginkannya dan merayu agar aku membenarkannya. Akibat terlalu kasihan dan sayang kepadanya, aku merelakan dan buat pertama kali dalam sejarah hidup ku aku disetubuhi di bontot dan ianya berlaku di sekitar usia emas ku. Meskipun aku menanggung kepedihan dan kesakitan namun aku relakan Fahmi menusuk zakarnya keluar masuk lubang yang menjadi tempat najisku keluar setiap hari.
Sambil menjolok bontot ku, Fahmi memeluk tubuh ku dan meluahkan rasa sayangnya yang tak berbelah baginya kepada ku. Fahmi memuji bontot lebar ku yang tonggek dan dia mengatakan tidak menyesal memperisterikan ibu kandungnya yang semakin gemuk dan berlemak ini. Anak ku Fahmi akhirnya melepaskan air maninya nun jauh di dalam lubang bontot ku sambil menjerit mengatakan dia mencintai ku. Aku menitiskan air mata akibat kesakitan dan rasa terharu kepada cintanya.
Sejak hari itu aku sudah semakin biasa disetubuhi melalui lubang bontot ku dan akhirnya baru ku sedari ianya juga memberikan ku kenikmatan yang merangsang nafsu ku. Sejak itu jugalah aku semakin sukar hendak mengawal perasaan ku dan senang untuk dikatakan aku semakin gatal dan miang minta disetubuhi. Begitulah sejarah benar hidup ku yang bersuamikan anak kandung ku hingga ke hari ini.
Posted in Anak - Mak
Leave a comment
Tags: sumbang mahram
Ida Adikku
Apr 21
Posted by mrselampit
Aku Am, anak sulong dalam sebuah keluarga yang sederhana. Bertugas sebagai pegawai pemasaran hartanah. Mak bapak aku memang sibuk memanjang. Ada kat rumah time malam je. Time siang yang ada cuma aku dan adikku serta orang gaji.
Orang gaji aku mbak murni. Dah agak tua. Tengok pun tak selera. Setahun 2 kali balik indon. Adik aku pula Ida, satu-satunya adik yang aku ada. Sekarang dia bertugas sebagai junior eksekutif.
Pada masa itu, aku menuntut di kolej swasta dan adik aku bersekolah tingkatan 4. Beza umur kami 2 tahun je. Hubungan kami memang akrab. Kisah ini terjadi bila mak aku ambik cuti dan temankan bapak aku pergi conference di Australia selama 1 bulan. Siap honeymoon sekali lagi daa.. Ketika itulah hubungan terlarang antara aku dan adikku bermula sehingga kini. Aku sendiri tidak menyangka akan melakukan perbuatan terkutuk itu dengan adikku sendiri. Malah, sebelum itu aku sendiri akui aku langsung tiada berniat serong kepada adikku. Namun pada hari itu, sejarah yang menyatukan hati kami telah membawa kami ke kancah yang hina ini. Ikutilah kisahnya yang telah diolah semula untuk menyedapkan penyampaian tanpa mengubah sebarang fakta asal.
Memang boring hari tu. Kuliah habis awal. So, balik rumah pun awal lah. Aku tengok mbak Murni masih lagi membersihkan halaman rumah.
“Kok awal pulang hari ini bapak Am?” mbak Murni menegurku yang sedang berjalan menuju ke pintu masuk rumah.
“Kuliah habis awal lah mbak. Mbak masak tak hari ni?” tanyaku.
“Sudah pak, saya baru sahaja siap sediakan di atas meja. Masih panas. Makan sekali dengan ibu Ida ya pak.” Katanya
“Ida dah balik ye?” tanyaku
“Sudah pak, baru saja tadi dia masuk ke dalam” sambung mbak murni.
Adikku sudah balik sekolah rupanya. Aku pun masuk ke rumah dan kelihatan adikku sedang sedap makan sendirian.
“Wah, makan sorang ye? Tengok tu, punyalah gelojoh, baju sekolah pun tak tukar lagi.” Kataku mengusik adikku.
“Laparlah bang. Jomlah makan sekali” pelawa adikku sambil terus bangun dan menyedukkan nasi ke dalam pinggan untukku.
Aku pun makan bersama-sama adikku. Sedang aku sedap melantak, tiba-tiba kakiku terasa diusik. Aku lihat di bawah meja, tiada apa-apa. Kucing memang tiada, mak aku tak suka kucing. Aku sambung kembali makan. Sekali lagi kakiku terasa di usik. Aku tengok sekali lagi di bawah meja. Memang tak ada apa-apa, aku syak mesti adikku yang main-main ni. Aku pun jeling adikku dan kelihatan dia buat seolah tiada apa-apa yang berlaku. Sekali lagi aku merasakan kakiku di sentuh dan sepantas kilat kedua-dua kaki ku mengepit dan menangkap apa yang mengusik kakiku.
“Aduhh bang.. Ida surrender.. Ida surrender.. ha ha ha ha” kata adikku sambil ketawa.
“Oh.. kacau abang ye.. Kenapa? Kaki dah gatal ye?” usikku.
“Tak, satu badan… abang tolong garukan ye lepas ni..” kata adikku manja sambil melentokkan badannya.
“Garulah sendiri, nah pakai ni lagi sedap tau..” kataku sambil menghulurkan garfu kepadanya.
“Alah abang ni…” adikku marah manja sambil mencubit pehaku.
Kami pun kembali menyambung makan dan sepanjang makan itu lah adikku terus menerus menggesel-geselkan kakinya di kakiku. Aku buat tak kisah je, maklumlah, apa yang ada di dalam fikiran aku adalah dia hendak bergurau dengan aku. Selepas aku habis makan, aku menuju ke sinki untuk membasuh tangan dan diikuti adikku di belakang. Sedang aku mencuci tangan, adikku tiba-tiba menyelit di sebelah dan terus menghulurkan tangan ke arah paip yang mencurah keluar airnya. Sedangkan ketika itu aku masih lagi mencuci tangan.
Sambil tersenyum-senyum dia terus merapatkan badannya kepada ku dan tangan kirinya memeluk pinggangku erat. Dapat aku rasakan buah dadanya menonjol rapat ke lenganku. Lembutnya bukan kepalang. Tapi langsung tiada niat buruk di kepalaku time tu. Selepas itu, dia pun terus berlari masuk ke bilik dan aku terus menuju ke bilik komputer, hendak menyiapkan assignment.
Sedang aku menyiapkan assignment, mbak murni datang dan memberitahu bahawa jika perlukan apa-apa panggil dia di bilik. Dia penat dan hendak tidur katanya. Aku pun mengiyakan. Tidak lama selepas itu, sedang aku khusyuk mengadap komputer, aku terkejut bila tiba-tiba ada tangan yang memelukku erat dari belakang dan terasa pipinya menyentuh pipiku. Aku rasa aku kenal bau tu.
“Hah, dah tak ada kerja lah tu. Kerja rumah dah buat?” kataku
“Belum, malam nanti abang tolong ajarkan ye. Ida peninglah, abang faham-faham sajalah cikgu Taufik tu. Ajar macam kita orang ni dah pandai. Laju je..” kata adikku.
Aku faham, oleh kerana aku juga bersekolah di sekolah yang sama dahulu. Cikgu Taufik tu mengajar memang laju. Aku sendiri pun terpaksa banyak bincang dengan kawan-kawan untuk lebih faham.
“Abang, Ida nak tengok tv lah, jom..” ajak adikku.
“Ida pergi dululah, abang nak siapkan satu chapter dulu. Kejap lagi abang datang.” Kataku
“Ok, datang ye..” kata Ida sambil memberi aku satu ciuman di pipi.
Aku rasa pelik, kenapa dengan adik aku pada hari tu. Macam miang semacam. Ah, lantak dialah. Aku sambung kembali kerja ku.
Siap je satu chapter, aku terus tutup pc dan keluar menuju ke ruang tamu. Senyap, tv tidak hidup. Tadi kata nak tengok tv? Mana dia pergi? Ah, mesti kat bilik mak dan abah. Kalau betul lah kat situ, teruklah kalau mak abah tahu, dia orang memang tak gemar kami tengok tv dalam bilik dia orang.
Aku terus menuju ke bilik mak abah kat atas. Aku lihat sejenak bilik mbak Murni, pintunya tertutup rapat. Dah tidur lah tu. Bila aku buka pintu bilik mak abah, aku lihat Ida tengah baring atas katil sambil matanya tertumpu kepada tv di hadapan katil.
“Ha, datang pun.. jom lah sini, cerita best ni.” Pelawa adikku selepas menyedari kehadiran aku.
Aku menutup pintu dan terus baring di sebelahnya. Kelihatan di tv adegan-adegan panas sedang tertayang. Terkejut aku, mana dia dapat cerita tu.
“Mana Ida dapat cerita ni?” tanyaku.
“Jumpa dalam laci meja solek mak.” Jawab adikku.
Aku pun tanpa banyak tanya, terus tengok cerita tu. Dari satu babak kepada satu babak. Memang aku bernafsu time tu tapi aku tahan. Adik aku ada kat sebelah, tak kan aku nak lancap kat situ jugak. Adik aku pulak, aku dengar nafasnya semakin kuat. Aku jeling, kelihatan tangannya dah ada kat kelengkang. Aku jeling sekali lagi, aku tengok betul-betul kelengkangnya. Wah, kain batiknya dah basah. Biar betul adik aku ni. Matanya tak berkelip tengok mat salleh tu men’doggie’ minah salleh yang seksi tu. Lepas satu lubang, satu lagi lubang dia bedal.
Aku pun terangsang jugak, lebih-lebih lagi bila nafas adik aku makin menggila. Dia tak malu ke aku abang dia nih kat sebelah dia je?Lantak dia lah, aku pulak yang rasa malu. Terus aku bangun dari katil dan hendak keluar dari bilik. Tiba-tiba adikku menarik tanganku.
“Abang nak pergi mana?” tanyanya menggoda.
“Nak ke toilet jap. Nak kencing.” Kataku sambil melihat dia masih memegang tanganku sementara tangan yang sebelah lagi di kepit kelengkangnya yang kelihatan sudah basah kain batiknya.
“Abang nak lancap ye?” tanyanya sambil tersengih.
“Nak kencing lah, apa lah kau nih” kataku sambil melepaskan pegangan tangannya dan terus keluar dari bilik.
Apa lagi, masuk bilik air, terus melancaplah. Tengah syok bedal batang tiba-tiba pintu bilik air diketuk. Kedengaran suara adikku menyuruh aku keluar cepat sebab dia nak terkencing sangat. Terus tak jadi aku nak terus melancap. Aku pakai balik seluar dan keluar dari bilik air. Ternampak adikku tengah mengepit kelengkangnya. Memang kelihatan macam orang yang tak tahan nak terkencing. Aku bagi laluan dia masuk ke tandas, macam lipas kudung dia masuk. Tapi, bukan ke kat dalam bilik mak abah dan bilik dia ada toilet, yang dia sibuk masuk toilet aku nih apahal pulak.
Aku duduk atas katil sementara tunggu dia keluar dari bilik air. Tak lama kemudian dia keluar. Muka ceria semacam.
“Dalam bilik mak abah kan ada toilet, kenapa sibuk nak masuk toilet bilik abang ni?” tanyaku kepadanya yang sedang membetulkan kain batiknya.
Ternampak tompok yang basah jelas kelihatan di kain batiknya.
“Saja, tak boleh ke nak kencing kat toilet bilik abang?” katanya
“Dah habis ke cerita tadi?” tanyaku lagi
“Tak habis lagi. Tapi Ida dah tutup dan simpan cd nya” katanya lagi.
“Dah kencing, tak reti-reti nak keluar?” kataku.
“tak nak.. “katanya.
Aku terdiam melihat telatah adikku yang tersengih-sengih berdiri di hadapan ku. Kemudian dia menanyakan aku soalan cepu emas.
“Abang pernah lancap?” tanyanya
“Itu rahah. Yang kau sibuk nak tahu ni kenapa? Yang kau tu pernah lancapkan?” tanyaku pula.
“Pernah…. “jawabnya sambil tersenyum.
“Bila? Hah ni mesti tadi time stim tengok cerita blue tu? Kah kah kah..” kataku sambil ketawa.
“Tak sekarang….” Adikku menjawab sambil terus meletakkan tangannya di celah kelangkangnya.
Dia terus menggosok-gosok kelengkangnya sambil terbongkok-bongkok. Kelihatan kain batik yang masih dipakainya bergerak-gerak mengikut gerakan tangannya sambil matanya tak henti-henti memandangku kuyu. Suaranya mendesah, terasa seperti ada kenikmatan sedang menyelubunginya.
“Abang… ooohh sedapnyaaa banggg…” Ida merintih kesedapan di hadapanku.
Aku serta merta terkejut dengan perlakuannya. Sama sekali tidak aku sangka aku akan melihat tayangan percuma seorang perempuan melancap di hadapanku, malah dia adalah adikku sendiri. Aku tak tahu nak cakap apa. Nak halau dia keluar dari bilik, tapi perasaan aku tertahan-tahan pasal best pulak tengok dia mendesah kenikmatan dengan gaya yang mengghairahkan itu. Nafsu aku perlahan-lahan bangkit tapi aku tahankan sebab aku tahu dia adikku dan aku tak sepatutnya mengambil kesempatan ke atasnya.
Hatiku betul-betul bergelora. Terutama bila dia semakin hampir kepada ku dan jarak kami kini hanya lebih kurang sekaki. Dapat aku lihat kain batik yang melapik tangannya yang sedang menggosok kelengkangnya semakin basah. Adikku tiba-tiba menarik tanganku dan diletakkan di atas teteknya yang tidak bercoli itu. Aku tidak menolak, aku membiarkan. Seperti terpukau dengan pertunjukkan yang dipamerkan.
Aku ramas dan usap teteknya yang masih berlapik t-shirt itu. Terasa ianya keras dan putingnya menonjol. Desahan adikku semakin kuat. Tiba-tiba dia menolak aku hingga aku terlentang di atas katil. Aku cuba bangun tetapi dia terus duduk di atas dadaku. Terus sahaja dia menggeselkan kelengkangnya di badanku. Kali ini tanpa halangan dari kain batiknya kerana sudah diselakkan namun masih tertutup dan membuatkan aku tidak dapat melihat kelengkangnya yang menghenyak dadaku. Kedua-dua tangannya menguli teteknya sendiri. Memang seperti tayangan strip tease. Kemudian dia melentikkan badannya ke belakang dan menghulurkan tangannya ke belakang dan mencari zip serta butang seluar slack yang ku pakai. Aku cuba bangun untuk menghalang tapi badannya yang agak berat itu menahan dan tangan ku terhalang oleh pehanya yang montok di atas badanku. Aku pasrah, terasa seperti aku akan di rogol oleh adikku sendiri. Kelakarkan? Memang kelakar, tapi itulah kenyataan.
Adikku berjaya mendapatkan batang aku yang mengeras setelah dia berjaya membuka dan melurutkan seluar dan seluar dalamku. Di lancapkan batangku lembut, aku semakin asyik. Aku membiarkan perlakuannya yang masih menggeselkan kelengkangnya di atas dadaku sambil tangannya terus melancapkan batangku di belakangnya. Dadaku terasa semakin basah dengan cairan cipapnya. Matanya tak lepas memandang mukaku.
Batangku semakin di lancap laju. Kemudian dia menghentikan lancapannya dan mengensot ke belakang sehinggalah aku dapat merasakan kehangatan cipapnya yang basah itu menyentuh kepala batangku. Aku cuba hendak melarikan diri pada ketika itu. Ketika aku cuba bangun, dengan pantas dia terus duduk di atas batangku membuatkan dengan sekali tekan batang ku terus terbenam ke dalam cipapnya.
Ahhh, memang agak sakit ketika itu. Batangku ditekan secara paksa hingga menyentuh dasar rahimnya. Dia juga kelihatan menahan kesakitan. Kami kemudian terdiam. Aku seperti tidak percaya apa yang aku sedang lakukan. Namun apa yang aku rasakan adalah batangku kenikmatan dikemut dan dipijat-pijat oleh cipapnya. Sesekali dia akan menggelek punggungnya membuatkan batangku yang keras itu seolah diuli di dalam lubangnya.
Ohh, memang sedap ketika itu. Memang adikku kerjakan cukup-cukup batang aku. Akibat kenikmatan yang merangsang minda dan saraf aku, segala pertimbangan aku hilang serta merta. Apa yang aku ingin adalah kenikmatan ketika itu. Adikku seperti tahu. Dia terus menyelak baju t ke atas dan menanggalkannya. Tinggallah hanya kain batik yang membalut tubuhnya dari pinggang hingga ke bawah, menyembunyikan batangku yang tenggelam agak lama di dalam cipapnya.
Melihatkan aku berkali-kali menelan air liur melihat teteknya, terus dia menarik kepala ku ke arah dadanya dan disuakan puting teteknya ke mulutku. Lagaknya seperti seorang ibu yang ingin menyusukan anaknya. Aku terus menghisap putingnya yang keras menonjol itu.
Desahannya semakin kuat, tekanan ke atas batangku juga semakin kuat membuatkan batangku semakin menghenyak dasar rahimnya lebih kuat. Dia kelihatan seperti sudah kerasukan. Dipeluknya kepalaku supaya lebih rapat menekan teteknya. Aku semakin bernafsu. Aku terus memeluk tubuhnya dan menghisap teteknya semahu hatiku kerana apa yang aku rasakan adalah dia seolah inginkan aku melakukan sepuas hatiku ke atas tubuhnya atas kerelaan dirinya.
Kemudian dia mula mengangkat punggungnya naik dan kemudian turun kembali berulang kali. Batangku yang tadinya dikemut semahu hatinya kini keluar masuk ke dalam cipapnya. Ohh.. memang sedap. Masih ketat walau pun dari apa yang aku rasakan, dirinya sudah lagi tiada dara. Barulah aku tahu, sebelum ini dia pernah melakukan seks namun dengan siapa aku tidak pula pasti. Cairan yang terbit dari rahimnya melicinkan lagi pergerakan batangku keluar masuk cipapnya. Keghairahannya semakin tidak terkawal. Hayunan punggungnya semakin laju dan kemutannya semakin kuat. Selang beberapa minit selepas itu, aku dapati nafasnya semakin kuat namun agak putus-putus. Hayunannya juga semakin goyah tetapi lebih dalam hingga ke pangkal. Akhirnya adikku menenggelamkan batangku sedalam-dalamnya dengan badannya terlentik memelukku. Kelihatan pehanya mengejang dan tubuhnya juga mengeras dan sedikit menggigil seperti terkena arus elektrik. Desahan nafasnya seperti lembu kena sembelih, namun terlalu mengghairahkan.
“Abanggg…. Ida dahhh klimaksss… ohh abangggg…. Sedap banggg….” Katanya dalam suara yang menggeletar.
Bintik-bintik peluh kelihatan timbul di dahi dan dadanya bersama kulitnya yang berbintik kemerahan. Itulah first time aku tengok perempuan klimaks dalam pelukanku. Namun aku masih lagi belum terasa nak pancut. Adikku kemudian mengangkat punggungnya membuatkan batangku keluar dari cipapnya.
“Abanggg… Ida cintakan abangg…” katanya sambil tangannya membersihkan cairan cipapnya yang berlumuran di batangku menggunakan kain batik yang masih dipakainya.
Tangannya terus melancapkan batangku dalam keadaan dia masih berkain batik. Dia menonggeng di sebelah aku dan menjadikan badan aku sabagai pengalas kepalanya. Aku menikmati lancapan yang dilakukan sambil tanganku meramas-ramas punggungnya.Ketika itulah aku baru sedari bahawa adikku mempunyai bontot yang betul-betul cantik. Bontotnya bulat dan tonggek, dihiasi pinggang yang ramping dan peha yang gebu.
“Ida, bontot Ida cantiklah..” kataku memujinya.
“Abang nak ke? Jomlah…” katanya sambil terus menghentikan lancapan dan terus menyelak kainnya ke atas mempamerkan bontotnya kepadaku.
Aku terus memintanya menonggeng di atas katil. Dia menurut dan aku terus berlutut di belakangnya. Tangannya digapai kebelakang mencari batangku. Aku dekatkan batangku ke tangannya dan dia terus menyambar dan terus sahaja menggosokkan batangku dicipapnya. Setelah batang aku penuh berlumuran dengan air cipapnya yang pekat melekit itu, dia terus menghunus batangku ke lubang bontotnya yang kelihatan sedikit terbuka mulutnya. Aku tahu dia hendak aku bedal bontotnya, apa lagi, aku tekanlah batangku masuk.
Pehhh.. memang ketat gila. Baru masuk kepala dah perit batangku. Macam kena cepit. Dia cuma mendesah. Aku tekan lagi hingga separuh batang aku terbenam ke dalam bontotnya. Desahannya semakin kuat.
“Aduhhh banggg.. sakittt.. slow sikit sayanggg… “ rintihnya.
Aku tekan lagi semakin dalam. Aku tak pedulikan kesakitannya pasal aku juga merasakan sakit menekan batangku ke lubang bontotnya yang amat sempit itu hinggalah semua batangku hilang terbenam di dalam bontotnya.
Setelah agak lama dalam keadaan begitu, barulah aku menhayunkan batangku keluar masuk dalam tempo yang perlahan.
“Banggg… sakitt… tapi sedappppp… dalam lagi bangggg…” pintanya.
Aku pun hayunkan batangku sedalam-dalamnya seperti yang dipintanya. Desahannya semakin kuat. Hinggalah akhirnya dia semakin melentikkan tubuhnya membuatkan batangku semakin selesa keluar masuk bontotnya.
Aku hayunkan semahu hatiku kerana dia juga menikmatinya walau pun sesekali dia mengaduh kesakitan. Akhirnya aku sudah rasa batangku akan meletup.
“Ida, abang nak terpancut sayanggg…. Sedap niii… pancut dalam ye sayanggg..” pintaku.
“Abangggg… sedapnya…. Pancutlah banggg…. Keluarkan air abangggg…” rintihnya.
Akhirnya, aku melepaskan benihku ke dalam bontot adikku sedalam-dalamnya. Adikku mengemut bontotnya membuatkan batangku terkepit-kepit memuntahkan maninya. Ohh.. memang sedap.. Lepas habis aku pancutkan benih aku dalam bontotnya, aku tarik keluar batangku dan kelihatan batangku berlumuran dengan cairan maniku yang sedikit kotor warnanya. Aku lap dengan kain batik yang dipakainya dan terus terbaring kepenatan. Dia terus memelukku dan kami terlena hingga ke petang.
Selepas kejadian itu, kami selalu mengambil peluang untuk bersama dan ketika malam, jika dia tidak datang bulan, sudah pasti dia akan datang ke bilikku minta dijimak. Akibat dari ketagihan membedal bontotnya, lubang bontotnya kini semakin besar dan semakin dapat menerima batangku tanpa rasa sempit yang teramat sangat seperti ketika pertama kali aku membedalnya.
Adikku menceritakan bahawa dia sebenarnya cemburu kerana terlalu ramai pelajar perempuan di sekolahnya yang menyintai aku. Walau pun aku sudah tidak lagi bersekolah di situ, tetapi namaku masih lagi disebut-sebut pelajar perempuan. Dari situ timbul perasaan ingin menyintai aku dan seterusnya timbul perasaan berahi yang amat mendalam kepadaku. Walau macam mana pun kami melakukan hubungan seks, kami tetap cover line. Kondom dan pil perancang pasti ada dalam simpanan kerana setiap air maniku pasti tidak akan dibazirkannya. Melainkan jika aku ingin memuntahkannya di atas badannya seperti di mukanya, punggungnya, pakaiannya dan tudungnya. Hingga kini, walau pun kami masing-masing sudah mempunyai kekasih, namun jika kami bersama, pasti kami lebih dari suami isteri.
Baru sahaja tadi adikku keluar dari pejabatku dengan cipapnya yang dipenuhi air maniku. Dah lah kondom tak bawak, pil perancang pulak dah habis. Sanggup dia datang pejabat aku dari pejabatnya yang 5 kilometer jaraknya semata-mata nak batang aku. Bayangkanlah betapa peliknya dia tu. Mesti sekarang ni dia tengah cari pil perancang kat farmasi. Kalau tak, teruklah kita orang. Alamak, seluar dalam dia tertinggal pulak, jangan sampai air mani aku banyak meleleh keluar sudah lah, kalau banyak meleleh, pasti nampak basah .
0 notes
Text
Masuk Musim Hujan, Wilayah Garut 'Dihantui' Bencana
Tumblr media
Masuknya musim hujan di wilayah Garut, Jawa Barat, selalu membawa tantangan besar bagi masyarakat dan pemerintah daerah. Terletak di area yang rentan bencana alam, terutama banjir dan tanah longsor, Garut memiliki sejumlah wilayah yang kerap terdampak saat curah hujan meningkat. Kombinasi topografi yang bergelombang, kondisi tanah yang mudah longsor, serta perubahan iklim yang mempengaruhi intensitas hujan membuat Garut berada dalam ancaman yang signifikan ketika musim hujan tiba.
Mengapa Garut Rentan Terhadap Bencana Saat Musim Hujan?
Garut adalah daerah pegunungan dengan topografi yang tidak rata dan dipenuhi dengan perbukitan serta tebing curam. Hal ini membuatnya menjadi salah satu wilayah yang rentan terhadap bencana banjir dan tanah longsor, terutama di musim hujan. Berikut adalah beberapa faktor yang membuat Garut rentan terhadap bencana saat musim hujan:
Topografi Berbukit dan Curam: Topografi yang berbukit dan memiliki kemiringan tajam memperbesar risiko tanah longsor ketika hujan turun. Ketika air hujan meresap ke dalam tanah, tanah yang memiliki kemiringan ini mudah jenuh dan terlepas, sehingga terjadi longsor.
Kondisi Tanah yang Rentan: Tanah di Garut memiliki struktur yang cenderung kurang stabil, terutama di area perbukitan. Tanah yang tidak terlalu padat ini lebih mudah tergerus ketika terkena air hujan yang deras, sehingga berpotensi mengakibatkan longsor atau erosi.
Curah Hujan Tinggi: Garut sering kali mengalami curah hujan yang tinggi saat musim hujan, yang sering kali berlangsung dalam jangka waktu lama. Intensitas curah hujan ini dapat menyebabkan aliran sungai meluap dan memperbesar risiko banjir di wilayah-wilayah yang rendah.
Perubahan Fungsi Lahan: Perubahan tata guna lahan di Garut, seperti alih fungsi lahan untuk pertanian atau permukiman, juga berkontribusi terhadap meningkatnya risiko bencana. Pembukaan lahan tanpa memperhatikan aturan tata ruang dapat menyebabkan hilangnya vegetasi yang berperan sebagai penahan air, sehingga memperbesar kemungkinan terjadinya banjir dan longsor.
Dampak Bencana Banjir dan Longsor di Garut
Banjir dan tanah longsor yang terjadi di Garut selama musim hujan tidak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari masyarakat, tetapi juga berdampak serius pada kehidupan sosial dan ekonomi mereka. Berikut beberapa dampak signifikan dari bencana ini:
Kerusakan Infrastruktur: Jalan-jalan utama yang menghubungkan desa dan kecamatan sering kali terputus akibat banjir atau tertimbun material longsor. Ini menghambat akses transportasi, memutus akses komunikasi, dan mengganggu distribusi barang, yang berakibat pada meningkatnya harga kebutuhan pokok di beberapa daerah.
Kerugian Ekonomi: Banjir sering kali menghancurkan lahan pertanian, yang menjadi sumber penghidupan utama bagi sebagian besar masyarakat Garut. Ketika sawah atau ladang terendam banjir, petani mengalami kerugian besar, dan pasokan pangan lokal pun terancam.
Ancaman Terhadap Keselamatan Jiwa: Bencana banjir dan tanah longsor juga menimbulkan risiko besar terhadap keselamatan jiwa. Setiap tahun, laporan mengenai warga yang tertimbun longsor atau hanyut terbawa banjir kerap muncul saat musim hujan tiba.
Penyebaran Penyakit: Banjir sering kali diikuti oleh peningkatan kasus penyakit seperti diare, demam berdarah, dan infeksi kulit. Lingkungan yang lembab dan terkontaminasi memicu penyebaran bakteri dan virus, sehingga risiko kesehatan masyarakat meningkat.
Upaya Mitigasi Bencana di Garut
Untuk mengurangi risiko bencana saat musim hujan, pemerintah daerah Garut bersama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan instansi terkait lainnya melakukan berbagai upaya mitigasi. Beberapa langkah mitigasi yang telah dan sedang dilakukan di antaranya:
Pembangunan Infrastruktur Pengendali Banjir: Salah satu cara untuk mengendalikan risiko banjir adalah dengan membangun infrastruktur yang dapat mengalihkan aliran air ke daerah yang lebih aman. Pembangunan tanggul, drainase yang memadai, serta kolam retensi di area rentan banjir adalah beberapa contoh upaya yang dilakukan untuk mengendalikan debit air.
Perbaikan Sistem Drainase dan Kanal: Dalam upaya untuk mengurangi genangan air dan aliran banjir, pemerintah daerah melakukan perbaikan dan pembersihan kanal-kanal dan saluran drainase di berbagai wilayah. Pembersihan drainase ini juga melibatkan partisipasi masyarakat untuk memastikan saluran air tidak tersumbat oleh sampah.
Penanaman Kembali Hutan dan Vegetasi: Kehilangan tutupan hutan di kawasan perbukitan Garut turut memperbesar risiko banjir dan longsor. Program reboisasi atau penghijauan kembali di area rawan bencana dilakukan sebagai langkah mitigasi yang penting. Tanaman-tanaman yang berakar kuat dipilih untuk menahan struktur tanah dan mencegah erosi.
Sosialisasi dan Pendidikan Masyarakat: Masyarakat perlu memahami risiko bencana yang mengintai selama musim hujan dan mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan jika terjadi banjir atau longsor. Oleh karena itu, pemerintah dan lembaga terkait sering kali melakukan sosialisasi dan pelatihan evakuasi bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan. Sosialisasi ini mencakup pelatihan cara evakuasi yang aman dan penggunaan jalur darurat saat terjadi bencana.
Pemasangan Sistem Peringatan Dini (Early Warning System): Pemerintah daerah juga mulai memasang sistem peringatan dini di area yang rawan banjir dan longsor. Dengan adanya alat ini, masyarakat dapat diberi tahu secepat mungkin ketika ada potensi bencana. Sistem ini memberikan waktu bagi masyarakat untuk mengamankan diri ke tempat yang lebih aman.
0 notes
piapiatoss · 3 months ago
Text
Cara Menangani Balapan Off Road di Forza Horizon 4
Tumblr media
Forza Horizon 4 tidak hanya menawarkan pengalaman balap di jalan raya yang mulus, tetapi juga tantangan yang seru dalam balapan off road. Dengan berbagai medan yang tidak terduga, balapan off road memerlukan keterampilan dan strategi khusus. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara menangani balapan off road di Forza Horizon 4 dan meningkatkan peluang Anda untuk meraih kemenangandi tempat main game.
1. Memilih Mobil yang Tepat
Langkah pertama untuk sukses dalam balapan off road adalah memilih mobil yang sesuai. Di Forza Horizon 4, terdapat berbagai jenis kendaraan yang dirancang untuk menghadapi medan yang sulit. Pertimbangkan beberapa kategori mobil berikut:
SUV dan Truk: Kendaraan ini biasanya lebih besar dan memiliki ground clearance yang tinggi, memungkinkan mereka untuk melewati rintangan dengan mudah. Contohnya adalah Ford Raptor dan Land Rover Defender.
Mobil Off-Road Khusus: Beberapa mobil seperti Baja Bug atau Jeep Wrangler memiliki kemampuan off road yang luar biasa. Mobil-mobil ini dirancang untuk menahan guncangan dan melewati medan berbatu atau berlumpur.
Hot Hatches dengan Modifikasi: Jika Anda lebih suka mobil kecil yang lincah, hot hatches yang telah dimodifikasi untuk off road juga bisa menjadi pilihan. Mereka seringkali lebih responsif dan cepat, meskipun tidak setangguh SUV atau truk.
2. Menguasai Teknik Mengemudi Off Road
Mengemudikan mobil di medan yang kasar memerlukan teknik dan keterampilan tertentu. Berikut beberapa tips yang dapat membantu Anda:
Menggunakan Gas Secara Bijak: Saat melaju di medan off road, hindari akselerasi yang terlalu agresif. Tekan pedal gas dengan lembut untuk mencegah roda berputar di tempat. Kendali yang halus akan membantu Anda menjaga momentum saat melintasi rintangan.
Mengendalikan Drift: Dalam balapan off road, seringkali Anda harus berbelok tajam. Gunakan teknik drift untuk membantu Anda mengambil tikungan dengan lebih baik. Dengan melakukan sedikit drift, Anda dapat mengarahkan mobil tanpa kehilangan banyak kecepatan.
Membaca Medan: Selalu perhatikan rintangan di depan Anda. Jika Anda melihat gundukan atau batu besar, siapkan diri untuk menghindar atau melompat. Membaca medan dengan baik akan membantu Anda memilih jalur yang lebih aman dan cepat.
3. Penyesuaian Mobil untuk Off Road
Modifikasi kendaraan Anda sebelum memulai balapan off road adalah langkah penting untuk meningkatkan kinerja. Beberapa modifikasi yang direkomendasikan adalah:
Peningkatan Suspensi: Suspensi yang lebih baik akan membantu mobil Anda menangani guncangan dari medan kasar. Ini juga akan memberikan stabilitas yang lebih baik saat melaju di jalur bergelombang.
Ban Off Road: Pastikan Anda menggunakan ban yang dirancang khusus untuk medan off road. Ban ini biasanya memiliki pola yang lebih dalam untuk meningkatkan cengkeraman di permukaan tidak rata.
Peningkatan Tenaga Mesin: Meningkatkan tenaga mesin akan memberikan akselerasi yang lebih baik, membantu Anda melintasi rintangan dengan lebih mudah.
4. Menguasai Lingkungan dan Cuaca
Di Forza Horizon 4, cuaca dan lingkungan dapat berubah dengan cepat. Ini berarti Anda harus siap menghadapi berbagai kondisi saat balapan off road. Berikut beberapa hal yang perlu diingat:
Musim Dingin: Jika balapan berlangsung di musim dingin, waspadai jalanan yang licin dan bersalju. Kendaraan dengan penggerak semua roda (AWD) akan lebih efektif dalam kondisi ini.
Medan Berair: Saat balapan di area yang berlumpur atau basah, hindari melaju terlalu cepat. Jalan yang licin dapat membuat mobil sulit dikendalikan, jadi pastikan untuk memperlambat kecepatan saat diperlukan.
5. Berlatih dan Bergabung dengan Komunitas
Praktik adalah kunci untuk menjadi pengemudi off road yang handal. Luangkan waktu untuk berlatih di berbagai medan dan situasi. Selain itu, bergabung dengan komunitas Forza Horizon 4 dapat memberikan banyak manfaat. Anda dapat berbagi pengalaman, tips, dan trik dengan pemain lain yang juga menyukai balapan off road. Event-event komunitas sering kali menawarkan kesempatan untuk bersaing dalam balapan off road, memberikan pengalaman yang lebih seru dan menantang.
Menangani balapan off road di Forza Horizon 4 memerlukan pemahaman tentang kendaraan, teknik mengemudi, dan kondisi medan. Dengan memilih mobil yang tepat, menguasai teknik berkendara, melakukan modifikasi yang diperlukan, dan memperhatikan lingkungan, Anda dapat meningkatkan peluang untuk meraih kemenangan dalam balapan off road.
Bagi para penggemar yang mencari tempat main game yang penuh tantangan, Forza Horizon 4 menawarkan pengalaman balap yang luar biasa dan menyenangkan. Dengan berbagai jenis kendaraan dan medan yang menantang, setiap balapan akan selalu menjadi petualangan baru. Selamat bermain dan nikmati setiap detik dalam perjalanan off road Anda!
0 notes
allcar33 · 4 months ago
Text
Berita Update di YUYU33: Apa Saja Kekurangan dari Mobil Sport BMW?
Tumblr media
Di YUYU33, kami senantiasa menyajikan informasi terbaru dan menarik, tidak hanya dalam dunia permainan slot dan judi online, tetapi juga berbagai aspek kehidupan, termasuk otomotif. Meskipun BMW dikenal sebagai produsen mobil sport premium dengan berbagai keunggulan, ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa kekurangan dari mobil sport BMW yang dapat menjadi pertimbangan bagi calon pembeli.
1. Harga yang Tinggi
Salah satu kekurangan paling mencolok dari mobil sport BMW adalah harga yang relatif tinggi. Mobil-mobil ini berada di segmen premium, sehingga memerlukan investasi yang besar. Biaya pembelian yang tinggi ini sering kali menjadi faktor penghalang bagi banyak konsumen.
2. Biaya Perawatan yang Mahal
Mobil sport BMW biasanya memerlukan perawatan dan servis yang lebih mahal dibandingkan mobil biasa. Komponen dan suku cadang yang digunakan berkualitas tinggi, tetapi juga lebih mahal. Selain itu, biaya servis di bengkel resmi bisa menguras kantong, terutama jika terjadi kerusakan.
3. Kenyamanan yang Terbatas
Meskipun BMW menawarkan desain interior yang mewah, mobil sport mereka sering kali dirancang untuk performa, bukan kenyamanan. Kursi yang dirancang untuk mendukung pengemudi saat berkendara cepat mungkin kurang nyaman untuk penggunaan sehari-hari. Suspensi yang lebih keras juga dapat membuat perjalanan menjadi kurang nyaman di jalan yang bergelombang.
4. Ruang Penumpang dan Bagasi yang Terbatas
Sebagian besar model mobil sport BMW memiliki ruang penumpang dan bagasi yang terbatas. Ini bisa menjadi masalah bagi mereka yang membutuhkan mobil untuk perjalanan jauh atau untuk membawa banyak barang. Kapasitas ruang yang kecil bisa membatasi fungsi mobil, terutama bagi keluarga.
5. Konsumsi Bahan Bakar yang Tinggi
Kendaraan sport BMW sering kali memiliki mesin bertenaga yang membutuhkan bahan bakar lebih banyak. Ini dapat mengakibatkan biaya bahan bakar yang tinggi, terutama jika digunakan untuk berkendara sehari-hari. Konsumsi bahan bakar yang boros juga tidak ramah lingkungan.
6. Tingkat Keandalan yang Beragam
Walaupun BMW dikenal dengan kualitasnya, ada laporan tentang masalah keandalan pada beberapa model, terutama model-model yang lebih tua. Beberapa pemilik melaporkan adanya masalah mekanis yang bisa muncul setelah beberapa tahun penggunaan, sehingga penting untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh sebelum membeli.
Kesimpulan
Meskipun mobil sport BMW menawarkan banyak keunggulan, penting untuk mempertimbangkan kekurangan yang ada sebelum memutuskan untuk membeli. Dengan harga yang tinggi, biaya perawatan yang mahal, serta beberapa aspek kenyamanan dan kepraktisan yang terbatas, calon pembeli sebaiknya melakukan riset mendalam untuk memastikan bahwa pilihan mereka sesuai dengan kebutuhan dan anggaran.
Tetaplah terhubung dengan YUYU33 untuk mendapatkan update terbaru dan informasi menarik lainnya seputar dunia otomotif dan hiburan!
0 notes
all-aboutgame · 4 months ago
Text
Tumblr media
Heavy Cargo - The Truck Simulator: Pengalaman Mengemudi Truk yang Realistis dan Menantang
Pendahuluan
Heavy Cargo - The Truck Simulator adalah game simulasi yang menempatkan pemain di balik kemudi truk besar yang mengangkut muatan berat melintasi berbagai jenis jalanan dan kondisi cuaca. Dikembangkan untuk para penggemar simulasi truk, game ini menawarkan pengalaman mengemudi yang realistis dengan grafis yang mendetail, fisika yang akurat, dan berbagai tantangan di sepanjang perjalanan.
Dengan tren game simulasi yang semakin digemari, Heavy Cargo hadir sebagai alternatif menarik bagi para pemain yang ingin merasakan sensasi mengemudi truk besar dan menghadapi kesulitan dalam mengelola muatan berat.
Gameplay yang Mengutamakan Realisme
Salah satu daya tarik utama Heavy Cargo adalah tingkat realisme yang ditawarkan. Pemain diajak untuk menjalankan tugas seorang sopir truk profesional, mengangkut berbagai jenis kargo berat dari satu tempat ke tempat lain. Game ini tidak hanya berfokus pada aspek mengemudi, tetapi juga mencakup elemen manajemen dan perencanaan logistik yang mendalam.
1. Fisika yang Akurat dalam Mengemudi
Mengemudi truk besar dengan muatan berat membutuhkan keterampilan dan ketelitian. Fisika dalam game ini dirancang dengan sangat hati-hati, sehingga setiap pemain harus memperhatikan berat muatan, gaya gravitasi, serta medan yang dihadapi. Hal-hal seperti tikungan tajam, jalan bergelombang, atau tanjakan yang curam dapat mempengaruhi stabilitas truk, membuat pemain harus waspada dan menyesuaikan cara mengemudi.
2. Pengelolaan Bahan Bakar dan Kerusakan Kendaraan
Selain mengemudi, pemain juga harus memperhatikan aspek teknis seperti manajemen bahan bakar dan kondisi kendaraan. Setiap perjalanan membutuhkan perencanaan yang matang, termasuk memastikan kendaraan dalam kondisi optimal dan bahan bakar mencukupi untuk perjalanan jauh. Pemain juga perlu memperbaiki truk mereka ketika mengalami kerusakan akibat penggunaan atau kecelakaan di jalan.
3. Tantangan Lingkungan dan Cuaca
Game ini juga menawarkan variasi lingkungan yang luas, mulai dari jalan raya di kota besar hingga jalanan terpencil di pegunungan. Tidak hanya itu, kondisi cuaca yang dinamis, seperti hujan deras, badai salju, atau kabut tebal, menambah tantangan saat mengemudi. Cuaca ekstrem dapat mempengaruhi visibilitas dan traksi ban, membuat pemain harus lebih berhati-hati dalam mengendalikan truk mereka.
Variasi Truk dan Kargo
Heavy Cargo menyediakan berbagai macam truk besar yang bisa dikendarai, masing-masing dengan karakteristik dan spesifikasi unik. Pemain dapat memilih truk berdasarkan kapasitas muatan, kekuatan mesin, dan fitur-fitur lainnya, menyesuaikan dengan jenis kargo yang akan diangkut.
1. Beragam Jenis Kargo
Muatan yang diangkut dalam game ini sangat bervariasi, mulai dari material konstruksi seperti baja dan kayu, hingga barang-barang yang lebih kompleks seperti mesin berat, kendaraan besar, atau bahan berbahaya. Setiap kargo memiliki tantangan tersendiri, seperti keharusan untuk menghindari kerusakan atau menjaga keseimbangan selama perjalanan.
2. Modifikasi Truk
Game ini juga memungkinkan pemain untuk melakukan modifikasi pada truk mereka, seperti mengganti ban, meningkatkan performa mesin, atau menambahkan fitur tambahan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan dalam perjalanan. Pemain dapat menyesuaikan truk mereka sesuai kebutuhan dan preferensi pribadi, memberikan sentuhan personal pada kendaraan mereka.
Grafis dan Suasana yang Imersif
Grafis dalam Heavy Cargo - The Truck Simulator menjadi salah satu aspek yang paling menonjol. Lingkungan dalam game dirender dengan detail tinggi, dari jalan-jalan kota hingga pedesaan yang alami. Pemandangan sepanjang perjalanan terasa hidup, dengan kendaraan lain, pejalan kaki, dan aktivitas di sekitar jalan.
Penerapan cahaya yang realistis, efek cuaca yang dinamis, dan detail kendaraan yang memukau menambah kesan imersif saat bermain. Pemain akan merasakan sensasi mengemudi yang mendekati kenyataan, terutama ketika melintasi medan sulit atau menghadapi cuaca buruk.
Manajemen Waktu dan Strategi Logistik
Salah satu elemen menarik dalam Heavy Cargo adalah bagaimana pemain harus mengatur waktu dan strategi logistik mereka. Setiap pengiriman memiliki batasan waktu yang harus dipatuhi, sehingga pemain harus mempertimbangkan rute tercepat dan paling efisien, sambil tetap memperhatikan keamanan muatan dan kondisi kendaraan.
Manajemen waktu yang baik dan keputusan logistik yang cermat menjadi kunci sukses dalam game ini. Jika terlambat atau muatan rusak, pemain bisa kehilangan uang dan reputasi, yang penting untuk membuka kontrak pengiriman yang lebih besar dan lebih menguntungkan.
Kesimpulan
Heavy Cargo - The Truck Simulator adalah game simulasi yang menantang dan memuaskan bagi siapa saja yang tertarik pada dunia transportasi berat. Dengan fisika mengemudi yang realistis, tantangan cuaca dan medan yang variatif, serta elemen manajemen logistik yang mendalam, game ini menawarkan pengalaman yang menyeluruh dan imersif.
Bagi penggemar game simulasi atau siapa saja yang ingin merasakan serunya mengemudi truk besar di jalanan penuh rintangan, Heavy Cargo adalah pilihan yang tepat. Siapkan diri Anda untuk menguasai jalanan dengan truk besar dan tantangan berat dalam game ini!
0 notes