#Jaka Sembung
Explore tagged Tumblr posts
Text
19 Januari 2023
Gue mau bahas soal... film noktah merah perkawinan.
Sebelum itu mari kita tarik nafas dulu karena... INI GILANGNYA NGESELIN BANGET YA CUY.
Disclaimer juga, pandangan gue mengenai film ini bisa jadi dipengaruhi bias gender a.k.a gue lebih berempati ke tokoh si ceweknya (read: Ambar) daripada cowoknya (read: Gilang). Selain itu gue akan amat sangat terdengar sotoy sekali karena ya... gue sendiri belum nyampe fase kehidupan itu dan selama ini cuma suka mengamati dan mendengarkan sekitar aja.
1. Silent treatment between Gilang and Ambar is so LOUDDD.
Karakter Gilangnih tipikal manusia yang suka menunda penyelesaian masalah karena mikir kalo nyelesain masalah itu syarat kondisinya banyak banget; kerjaan harus kelar dulu semua, energi harus prima, dan waktu serta suasana harus sesuai sama ekspektasi ideal di kepalanya dia. Disaat realita sebenarnya dalam kehidupan ini nggak akan pernah mau sebaik hati itu nunggu kondisi kehidupan lo prima dulu baru lo bisa menyelesaikan masalah.
Nyampe matahari terbit dari arah selatan juga yang namanya kerjaanmah bakalan selalu ada, hidup akan selalu terus capek, dan energi akan selalu kerasa kurang kalo kita emang niatnya mager menyelesaikan masalah itu. Ya sama aja kayak skripsi gak sih, makin ditunda makin gak selesai. Makanya mau itu ruwet atau rudetpun ya kelarin aja gituloh, jangan banyak ngoyo harus begini begitu baru mau ngomongin masalahnya.
2. Gilang kalo ditanya suka ngasih jawaban yang nggak nyambung. Intensi jawabannya juga selalu defensif; nganggep Ambar ini menyerang personalnya dia, merasa jadi si paling korban, dan yang paling parahnya lagi playing victim dengan terus ngelemparin rasa bersalah atas perasaan yang dirasain sama Ambar.
BERKALI-KALI.... God.... nyampe kesel sendiri gue sepanjang nontonnya. Si Gilang ini setiapkali ditanya, “Mau nyampe kapan kamu kabur dari masalahmu terus?” selalu dijawab dengan jawaban-jawaban semacam, “Kamutuh berlebihan banget sih”, “kamutuh kok marah-marah terus sama aku”, “Aku lagi yang salah semuanya salah aku”, kayak.... WOY??? PASIF AGRESIF BANGET GITU. MAUNYATUH APA??? Ditanya kapan malah jawab pake jawaban jaka sembung bawa golok. Kan gedeg ya penonton.
Rasanya gue disaat itu pengen bawa kertas, pulpen, dan nulisin si inti masalahnya beserta pertanyaan yang gue mau tau jawabannya dari si Gilang itu biar dia kalo ditanya pertanyaan jawabannya gak kemana-mana. Ini dia nilai ujian nasional bahasa indonesianya remed apa gimana dah nyampe pertanyaan sederhana aja gak nyambung banget jawabnya.
3. Kalo gue jadi scriptwriternya noktah merah perkawinan,
Gue akan level up karakter si Ambar jadi lebih bodoamat dan nggak banyak ambil pusing sama masalah yang ada. Soalnya gue tau, ngajak orang yang nggak mau ngelarin masalah atau nyuruh ngomong orang yang gamau ngomongtuh capeknya puoooollll ga ketulungan. Gue rasa, dari yang selama ini gue amati sosok manusia kayak Gilangtuh baru akan mau sadar dan numbuhin rasa mau ngelarin masalahnyatuh dengan disenggol egonya dulu. Ego semacam cowok suka merasa kuat, seneng kalo dianggap hero, mengedepankan harga diri yada yada, dsbnya. Senggol aja tuh terus egonya. Kalo masalah nggak mau dikelarin karena dipandang terlalu berat, ya anggep aja masalah itu jadi sebagai bagian dari game kehidupan. Gue akan menanamkan prinsip nihilisme di kepalanya si Ambar ini biar dia lebih nothing to loose dan menikmati setiap perubahan emosi dan fase kehidupan pernikahannya itu.
Kalo dipikir-pikir, poin terakhir ini agak freak ya bun. Soalnya ya gitu, dunia inituh perihal kita pinter-pinteran buat bikin diri kita sendiri tetap waras ditengah gempuran segala hal menyebalkan duniawi. Gue sih tetep akan menjadi diri gue yang gamau kalah setiapkali dikerjain masalah. Kalo udah gedeg, mending samperin dan kerjain balik. Atau entengin aja sekalian biar sesuatu yang ancur jadi makin ancur. Daripada mati yakan.
wkwkw
6 notes
·
View notes
Text
From Rujak Cireng With Love
Aku nggak tahu asal muasal kami berenam bisa punya tujuan khusus dalam berteman: "Traveling bareng-bareng". Dan untuk memenuhi tujuan khusus tersebut tanpa mengotak-atik uang bulanan dari ortu, kami memutuskan untuk menjual sesuatu. Di tengah persaingan ketat danusan di kampus yang populer dengan donat kentangnya, Cici membawa ide segar untuk menjadi reseller salah satu produk rujak cireng dan pisang cokelat alias piscok.
Mulailah hari itu kami menawarkan 2 makanan tersebut ke lingkungan sekitar terlebih dulu. Daaan ternyata cukup banyak peminatnya xixixi terutama si rujak cireng. Kami menawarkan dari sosmed ke sosmed walaupun tampilan flatlay-nya nggak menarik blas wkwkwkwkwk.
Margarin.. saos sambal.. cireng.. bumbu rujak..hmm Jaka Sembung naik getek alias gak nyambung pek. Tapi ya sudahlah ya, yang penting hari ke hari makin banyak yang minat. Kami makin pede berjualan sampai ngide jualan di PAMMITS. Baru regis ke panitianya aja kami udah membayangkan rujak cirengnya jadi rebutan (lebay) dan ludes.
Tapi ya harapan tinggal harapan. Beberapa hari sebelum hari-H berjualan di PAMMITS, Cici membawa berita mengecewakan, rujak cireng yang kami jual mengandung bahan pengawet yang enggak banget. Singkat cerita kami sepakat untuk nggak menawarkan lagi produk tersebut. Kami tetap berjualan di PAMMITS dengan menu mamin penuh kepasrahan dalam membuat dan menjualnya (re: roti panggang dan es teh) . Bayang-bayang pembeli rebutan hilang dalam teriakan-teriakan anak elektro yang membuka booth di depan kami. Bayang-bayang jualan kami ludes juga lenyap ditelan malam karena keesokan paginya mau nggak mau kami melanjutkan menawarkan di danau. Oalaah.. life.. life..
Meskipun demikian kehidupan berteman kami masih berlangsung, pun juga kehidupan mencari cuan. Mati satu tumbuh seribu. Rujak cireng dan pisok lenyap berganti menjadi pelindung kabel. Pelindung kabel sudah nggak ngehits lalu berganti ke buket jajan. Dan buket jajan ini lah yang bertahan sampai kami semua lulus. Walaupun sampai Pattara balik kampung, traveling bareng-bareng kami hanya terealisasi ke Pantai Lenggoksono (itu pun zonk), tapi setiap acara kumpulan full team di Food Fest dan setiap acara menginap di kost Fitri, Pattara, dan Cici nggak pernah zonk dan sampai hari ini akan menjadi kenangan manis yang punya ruang spesial di hati *a6.
0 notes
Text
~Jaka Sembung Dan Bajing Ireng~
1 note
·
View note
Text
Warrior 3: Jaka Sembung & Bajing Ireng (1985) #jakasembung #warrior #indonesia #fight #superpower
0 notes
Photo
#Jaka Sembung#The Warrior#girlpower#fight#martial arts#high kick#beating#Sisworo Gautama Putra#Eva Arnaz#Barry Prima#indonesia#VHS
442 notes
·
View notes
Photo
Masihkah kita akan pulang, mencari koneksi yang hilang?
Langit tropis yang putih, yang amat jarang jernih, masih mencerap tak letih-letih. Jutaan partikel uap air di udara, melembapkan apa-apa yang disentuhnya, masih betah berinteraksi dengan rongga dada, yang tak henti minta dibasahi.
Pulang, biarpun jalannya membikin pusing tujuh-delapan keliling.
0 notes
Text
#Menahan
Dihamparan bumi gersang,aku terpaku terdiam. Mendongak ke atas,menilik tiap senti langit yang tampak muram. Air-air bening terbendung di tiap sudut awan-awan. Langit yang semula biru menjadi petang mengambang.
Telah berulang kali Ku katakan padamu,
"kalau tak kuat,keluarkan saja!
Kalau sedih,Runtuhkan saja!
Kalau perih, isakkan saja! Tak usah takut di kata cengeng,tak usah peduli di hina lemah!
Kalau banyak masalah, ceritakanlah! Kalau ditimpa musibah,tak perlu sungkan menumpahkan semua keluh kesah,Ungkapkan semua beban itu! Tak ada guna kau bersikap sok kuat,tak ada gaji kala kau berlagak sok tabah.
Memang berat mengemban semuanya sendirian. Carilah orang yang sedia mendengarkan atau bahkan membantumu menemukan titik terang.
Tapi ingat!!! Jangan sampai kau salah orang.
Kalau saran dariku,Kembalikan urusanmu pada yang membuat urusan itu sendiri ! Kembalikan masalahmu pada yang sejatinya membuat masalah tersebut!
Keluhkan dan Adu kan pada-Nya!
Sekarang ku beri gambaran begini.....
Saat kau habis membeli baju di mall, lalu ketika sudah sampai rumah ternyata tidak cocok. Masak kau kembalikan baju tersebut malah ke toko buku!
Jaka sembung naik odong-odong, nggak nyambung doongg!!!
Tak berselang lama kemudian, hujan deras mengguyur bumi. Membasahi telak kering penuh dahaga. Membecek kan tanah yang semula kering keronta. Anak-anak berlari-lari kegirangan. Motor-motor menyingsing ketepian.
1 note
·
View note
Text
Free Cult Comics and Fantasy Film from Indonesia event in London this weekend
Free Cult Comics and Fantasy Film from Indonesia event in London this weekend
Wiro Sableng (Vino G Bastian), Anggini (Sherina Munaf) and Bujang Gila (Fariz Alfarazi) in Wiro Sableng
Offering film screenings, a comics exhibition and discussions, A Weekend of Cult Comics and Fantasy Film from Indonesia, takes place at SOAS University of London this weekend, 16-17th March 2019.
The free exhibition, at the College Buildings in Russell Square over the weekend will showcase…
View On WordPress
0 notes
Photo
Le guerrier (1981)
0 notes
Text
Prolog - Menjadi Mulia
Sebagai anak yang sangat menjunjung tinggi nilai dan tradisi menabung sejak masih aktif main bepe-bepe-an dan boy-boy-an, saya berpikir saya sudah cukup baik dalam hal kelola keuangan. Bagaimana tidak, disaat masih jaman ada bank keliling, ibu-ibu komplek ikut menabung yang ditulis manual di buku pink bergambar mawar, dan hanya saya, katagori anak-anak yang juga membuka “rekening” di Bank Keliling Mawar tersebut. Belum lagi aktif di koperasi dan menjadi satu-satunya anggota koperasi usia anak-anak yang menerima SHU saat karyawisata tahunan. Lalu kemudian saya merasa bangga *prokprokprok
Semua berubah ketika saya memulai kehidupan baru. Konsep menabung itu mengalami sedikit benturan ketika saya mulai menjalani kehidupan rumah tangga. Saya harus menata apa-apa yang selama ini salah dalam memaknai rezeki. Bagaimana saya yang sangat konvensional, tradisional dan pemalas bertemu Pak Ryan yang visioner, berapi-api, dan pekerja keras. Katanya, menabung adalah didikan yang usang yang tidak relevan lagi di jaman sekarang. Seketika harga diri saya -yang telah ditimang dan dibuai oleh tradisi menabung- terasa tercabik-cabik. Barulah setelah dijelaskan maksudnya apa, saya yang kampungan tapi ngangenin ini (?) menjadi mengerti perkataan Pak Ryan.
Meskipun pondasi dasarnya adalah menabung, saya baru tahu “menabung” itu punya banyak sekali jenisnya. Ada yang menghasilkan keuntungan eksponensial, ada juga yang hanya tergerus nilai inflasi. Hingga hari ini, sebetulnya kami belum menentukan metode untuk mengajarkan bara tentang finansial. Tapi untuk konsep rezeki, insyaAllah sudah dari alam kandungan dibisik-bisik, bahwa Bara sendiri adalah bentuk rezeki yang Allah titipkan, setelah kami menunggu kehadiran anak cukup lama.
Permainan kali ini justru mengingatkan kembali tentang nilai utama dari rezeki, bagaimana memaknainya dan seperti apa realisasinya. Semua bermula dari pemberian Allah, rezeki jadi berkah jika dibelanjakan sesuai perintah Allah. Jangan sampai keluar jalur. Ibarat kita menabung di Bank Cantik Jelita, tapi seenak jidat justru mengikuti peraturan main Bank Keliling Mawar. Jaka Sembung bawa itik, gak nyambung cyantiik.
Selama periode tantangan dua minggu kedepan, saya akan bermain dengan diri sendiri. Disclaimer, saya bukan jomblo. Saya percaya, dan sudah didoktrin berkali-kali oleh Pak Ryan, bahwa wanita harus cerdas finansial. Kalimat sakti “kalau akang nanti gak ada, gimana? Detin harus mandiri” adalah ultimatum yang membuat saya ingin mencubit pankreasnya dan mencakar usus dua belas jarinya. Istri mana yang jadi semangat kalau disemangatinnya begitu, ya kan? Gemes deh pengen banting kulkas.
Materi yang disampaikan di level ini sungguh mutakhir, singkat namun padat dan jelas, cukup membuat saya nostalgia pada jaman dimana saya tergila-gila pada budgeting. Di permainan level ini, saya akan membiasakan diri saya untuk mencari ilmu tentang pengelolaan dan ketahanan finansial keluarga termasuk didalamnya cara mendidik finansial pada anak sesuai syariat Islam. Bahwa saya harus pandai mengelola keuangan keluarga agar kemuliaan keluarga tercapai. Bersyukur dengan rezeki yang dimiliki, tunaikan hak dan kewajiban sesuai syariat yang Allah tetapkan. Semoga dapat keberkahan. Memang, uang tidak dibawa mati, tapi tidak punya uang rasanya pengen mati *eh, hahaha.
Ini adalah ringkasan poin-poin utama dari materi Cikgu di kelas Bunsay. Saya coba terapkan ke diri saya, untuk selanjutnya saya biasakan pada keluarga saya.
1 note
·
View note
Text
anjirrrr w gatel pengen liat loki spoilers okelah kelarin dulu sharp objects baru nonton loki
pengen nonton loki tapi w males nungguin per minggu mau binge watch nanti tapi lama juga nunggu kelarnya hadeh nonton aja ribet lu @ self
#padahal baru kemaren banget gua kelar nonton ragnarok#jaka sembung sih tapi ya sama-sama nordic mythology kan ye
1 note
·
View note
Text
Tadi lagi ngebenerin grafik buat pembahasan paper, terus ke selang sama ibu pembimbing 2 ngasih hasil fitting impedansi buat tesis. Terus tiba-tiba pas balik ngerjain data grafik buat paper aku tuh bingung.
“Kok nggak ada gambarnyaaaaaa, nyimpennya dimanaaaa?!” Sampe kesel. Terus ini pas buka folder paper pas kelar makan, baru sadar kalau tadi tuh ngerjain paper, tapi aku nyari file gambar lamanya di folder tesis. yaa jaka sembung matanya ke colok, chintyaaaaaa !!
0 notes
Photo
Jaka Sembung
youtube
8 notes
·
View notes
Photo
Fatality!
#The Warrior#Jaka Sembung#part 2#decapitation#headless#Blind Swordsman#Barry Prima#Advent Bangun#Worod Suma#1983#fatality#VHS#finish him#mortal kombat#martial arts
396 notes
·
View notes
Photo
Jaka Sembung freepik.com/gienlee #artwork #cartoon #freepik #drawing #characterdesign #portrait #vector #gienlee #instaartist #digitalpinting #illustration #colored #man #male #warrior #indonesia #asian #jakasembung #jaka #silat #pendekar #rizkigoni https://www.instagram.com/p/CESnOuwg4pm/?igshid=12rjmnb4yurwl
#artwork#cartoon#freepik#drawing#characterdesign#portrait#vector#gienlee#instaartist#digitalpinting#illustration#colored#man#male#warrior#indonesia#asian#jakasembung#jaka#silat#pendekar#rizkigoni
1 note
·
View note