#Hewan liar
Explore tagged Tumblr posts
Text
Mengusir Hewan Pengusik dari Rumah, Cukup Pakai 10 Bahan Masakan
Mengusir Hewan Pengusik dari Rumah, Cukup Pakai 10 Bahan Masakan
Dongkol dengan hewan yang mendadak tampak di rumah? Terlebih lagi hingga sampai mengusik keamanan? Berikut cara mengusir hewan pengusik dari rumah yang dijamin ampuh. Mengusir hewan pengusik dari rumah ternyata tidak perlu menggunakan cairan kimia. Pasalnya, sejumlah bahan mampu mewujudkannya. Misalnya saja merica, garam, dan terasi. Tidak disangka-sangka bukan? Untuk itu, Datiak.com akan…
View On WordPress
0 notes
Text
Mempercayai yang terbaik dalam diri seseorang akan menarik keluar yang terbaik dari mereka
Berbagi senyum kecil dan pujian sederhana, mungkin saja mengalirkan ruh baru pada jiwa yang nyaris putus asa
atau membuat sekeping hati kembali pecaya bahwa dia berhak dan layak untuk berbuat baik
Semua manusia yang Allah ciptakan memiliki potensi khas dan istimewa, namun yang berbeda adalah ada yang mengalir tampak ada yang perlu diberikan kesempatan, pun sama halnya dalam bertumbuh dan melakukan hal yang baik telah melekat sebagai fitrah manusia yang perlu diberikan kepercayaan dan dibukakan kesempatan. Siapapun tanpa terkecuali. dan dengan itu juga manusia berpotensi berbuat salah, haruslah berikan maaf dan berikan kesempatan untuk berbenah.
Kisah sahabat Rasulullah, Abu Mihjan Ats-Tsaqafi. Seorang perwira pemberani yang sulit dicari tandingannya yang dulu seorang peminum khamr pada masa jahiliyahnya.
Ketika penaklukkan persia di zaman khalifah Umar bin Khattab, Abu Mihjan dikirim sebagai salah satu prajurit yang dipimpin oleh Sa'd bin Abi Waqqash yang terkenal dengan sebutan singa yang menyembunyikan kukunya.
Pada saat perang berkecamuk, Abu Mihjan tertangkap basah meminum khamr sehingga Sa'd bin Abi Waqqash menghukumnya dengan mengikat dan menyekapnya di dalam kemah utama.
Perang masih berlangsung, sayangnya Abu Mihjan masih dihukum, orang-orang persia menyerang penuh murka dengan gajah-gajah dan kereta perangnya, pertempuran pun semakin sengit banyak korban berjatuhan pada kubu kaum muslimin karena pasukan panahan yang mahsyur terus menghujani barisan depan.
Saat itu Panglima Sa'd bin Waqqash tak bisa memimpin barisan depan perang kaum muslim karena dilanda suatu penyakit disekujur tubuhnya sehingga harus berbaring diatas ranjang panggung yang tinggi sambil terus memberi perintah, menerima laporan, dan mengatur siasat.
Kondisi kaum muslimin saat itu dibuat semakin kacau karena pasukan musuh dengan gajah-gajah besarnya dengan gelang baja berpisau pada belalainya menjadi masalah terbesar yang dihadapi kaum muslim, karena tak terbiasa menghadapinya. Hewan-hewan yang biasanya tangkas itu panik, lalu menjadi liar dan tak terkendali.
Dari kejauhan dimedan perang, Sa'd bin Abi Waqqash melihat sosok mirip Abu Mihjan diatas seekor kuda yang ditutupi matanya menghambur ke medan perang. Dengan sebilah tombak , diserangnya pemimpin gajah yang paling besar dengan gerak lincahnnya menusukkan tombak tepat di mata gajah sehingga gajah itu tak terkendali, dan kaum muslim lainnya pun melakukan hal yang sama pada gajah lainnya. sehingga pasukan gajah itu terobrak abrik tak karuan.
Sa'd bin Abi Waqqash bangun dari pembaringannya menyaksikan sosok yang mirip Abu Mihjan. Dengan gagah dan lincahnya membuat pasukan musuh kewalahan melawanyya. Meski menggunakan penutup wajah, Sa'd kenal jelas mata sahabatnya itu ditambah lagi kuda yang dipakai adalah kuda milik sa'd. Pertanyaan pun muncul dari benak Sa'd apakah itu benar-benar Abu Mihjan? bukankah ia terikat di tenda utama
Kebingungan Sa'd pun sirna setelah mendapatkan penjelasan istri dari Sa'd, yang melepaskan Abu Mihjan tidak lain istri Sa'd. Abu Mihjan bersumpah atas nama Allah untuk kembali terikat di sore harinya setelah ikut berperang dan meminta izin sekaligus memakai kuda Sa'd , dan ia menepati janjinya.
Sa'd melepaskan Abu Mihjan. Karena kecintaannya kepada Allah, ia telah berperang dijalan Allah dan menepati janjinya yang telah bersumpah atas nama Allah, Sa'd berpesan kepada Abu Mihjan untuk menyibukkan dirinya untuk memenangkan agama Allah, dan jangan sampai terpedaya dengan tipu syaitan untuk mendekati khamr.
Kisah Abu Mihjan memberikan gambaran tentang setiap orang memiliki potensi yang luar biasa jika diberikan kesempatan.
Sungguh, setiap orang ingin hidupnya memiliki arti. Semua orang ingin merasa dirinya penting dan punya makna.
Setiap orang, bahkan mereka yang tidak memepertunjukannya. Mungkin saja, mereka sedang menunggu dorongan / sentuhan kecil dari kita untuk menjadi seorang yang hebat. Kita harus selalu membukakan kesempatan itu dengan mempercayai adanya kebaikan yang tersembunyi. Ada potensi seseorang yang hebat, sebab setiap orang pasti memerlukan kesempatan dan dukungan kita.
Dan kita memilih untuk memulainya dengan berbaik sangka.
-Abubua
24 notes
·
View notes
Text
Mylog: Buang Kucing
Meskipun lucu, menurut aink kucing tuh hewan yang problematik. Tingkat kelahiran kucing yang tinggi, terutama yang liar bebas tuh sering jadi masalah. Gimana engga, tiap beberapa bulan per satu betina hamil aja bisa beranak sampai empat.
Ga bisa diapa apain, karena emang kodratnya kayak gitu. Mending yang diurus sama induknya, ada kasus yang induknya pergi ga tau kemana ada juga yang anak2nya dibuang ga sama induknya.
Kejadian tuh kemarin di komplek. Ada yang buang anak kucing pinggir sawah. Masi kecil banget, baru bisa eok eok. Awalnya aink biarin aja pas lewat sana, tapi karena kepikiran aink cek lagi setelah sampai rumah.
Eh ternyata bener, bocil2 itu Uda melintas ke jalan dan hampir ketabrak sama pengendara motor. Motornya Ampe berhenti dulu buat kepinggirin bocil2nya.
Daripada ketabrak trus cacat atau mati jadi bangke, yauda aink bawa aja ke sawah belakang rumah mertua. Disana banyak ijuk sama pohon jagung yang Uda cukup tinggi. Biar kalo malem anget, kalo siang bisa neduh. Aink kasi makan seadanya disana.
Tapi sorenya mereka eok eok lagi, trus main sama anak2,. Trus nambah lagi satu ga tau darimana
Jadi total ada 3 anak kucing.
Masi kecil banget. Kemaren dikasi susu growsi pada ga mau, aink juga ga bisa dan ogah effort beli dan ngasi susu pake pipet🙄
Jadinya dikasi dryfood campur wetfood, sama sesekali tambah nasi 🙃. Mayan ga berisik banget karena perut mereka kenyang.
Ternyata, kata tetangga komplek ini tuh emang suka jadi tempat pembuangan kucing. Meskipun ga officially miara, orang sini pada suka ngasih makan, jadi ya Cocok aja kalo ada orang buang kucing kesini.
Cuman ya kalo terus2an asa gimana gitu. Mertua emang suka kucing, punya 2 kucing ras sama 1 kucing domestik yang ketiganya hidup di rumah. Aink bawa 1 dari bandung, si Omo. Sehari hari di luar, tapi kadang main di dalem.
Aink sih ngerasa kalo disini tuh Uda kebanyakan kucing. Aink sendiri kalo di teras, ya ngasi makan ke Omo doang, karena emang dia kucing aink. Dipiara dari kecil. Tapi ibu mertua suka ngasih ke semua kucing yang datang 🙃, jadinya ya banyak wae yang kesini. Duh
Oia, kucing ras ibu yang betina lagi hamil anaknya Omo. Kemungkinan bakal nambah lagi kucing disini ga tau tiga ato empat. Omaigot...
Siapa tau ada yang suka kucing dan pengen adopsi kucing domestik boleh lah ini kucing liar yang tiga ekor😂😂
Posisi di Munjul, Majalengka
Boleh banget diambil asal diurus. Aink kemaren Uda beli makannya dan bikin kandang dari dus tebel, jadi selama belum ada yang ambil ya mau aink diurus dulu.
Keinget beberapa Minggu lalu, kucing betina dewasa penunggu rumah tukang galon mati diracun deket sawah. Posisi mayatnya ga jauh dari tempat pembuangan bocil2.
Sama aink dikuburin di lahan kosong Deket sini trus lapor ke tukang galonnya. Suami istri itu ternyata emang suka ngasih makan dan sesekali ngebiarin kucing betina itu masuk, jadi pas tau kucingnya mati diracun agak sedih juga. Mana kucingnya lagi hamil
Beberapa hari setelah kucingnya aink kuburin, aink beli galon. Eh tukang galonnya malah ngasih duit🙄, makasih Uda mau nguburin kucingnya cenah
Itu kedua kalinya aink ngubur kucing. Not a good life experience,..
Makanya aink mikir, kalo anak kucing tanpa induk dan tanpa ada orang buat ngeadopt mending dilepas ke sawah aja ga sih. Siapa tau dimakan ular sawah.
Pendapat aink pasti banyak kontranya di kalangan pecinta kucing. Tapi ya realistis aja, apa sanggup semua kucing betina liar disteril? Apa bisa kucing dewasa siap kawin dikasih kondom pas mau kopulasi?
Jadi, daripada mati kelaparan atau ketabrak dan jadi bangkai mending jadi nutrisi buat hewan lain aja ga sih😀
8 notes
·
View notes
Text
Anthropomorphism
Pernah merasa sayang atau suka pada binatang karena tingkahnya yang konyol? Apalagi ketika mereka mulai bertingkah manja dan menggemaskan seperti bayi yang polos? Itulah antropomorfisme. Kecenderungan kita melekatkan emosi pada spesies atau benda lain yang bukan manusia.
Pada awalnya konsep ini mungkin terkesan sederhana dan tidak melukai siapapun. Saat anak kecil memukul atau menindih hewan peliharaan, orang tua sering berkomentar, "Jangan, adik kalau dipukul kan juga sakit!" Anak-anak kemudian belajar bahwa hewan sama seperti manusia. Mereka kemudian belajar bahwa hewan bisa merasa senang, marah, dan bosan seperti manusia. Sayangnya, ada hal penting yang luput dari proses pembelajaran ini. Manusia dan hewan tidak berpikir dan berproses dengan cara serupa. Pemaksaan untuk melekatkan sifat-sifat manusiawi pada hewan adalah sesuatu yang berbahaya.
Contoh sederhananya, kita sering menilai tingkah tertentu hewan sebagai 'bahagia' atau 'tersenyum', padahal nyatanya mereka sedang marah atau takut. Beberapa contoh yang pernah viral di internet misalnya tentang beluga yang dikira sedang 'bermain' tetapi ternyata marah pada anak-anak (bisa dibaca di sini) atau kungkang yang terlihat imut karena mengangkat tangannya padahal itu merupakan postur defensif (video singkat bisa dilihat di bawah). Mungkin ada banyak contoh lain yang belum saya ketahui, tapi pesannya sama; kita tidak bisa menerapkan standar manusia pada spesies lain.
Banyak orang merasa bisa 'melindungi' dan memberikan hidup yang baik pada hewan-hewan liar dengan standar yang kita terapkan pada hewan peliharaan atau diri sendiri. Padahal, masalahnya tidak sesederhana itu. Setiap hewan memiliki kecerdasan yang berbeda. Mereka berpikir dan berkomunikasi dengan cara unik. Salah satu informasi yang bisa menyadarkan kita adalah bagaimana paus berbicara dengan dialek serta aksen khas.
Paus adalah mamalia laut yang sangat cerdas. Penelitian bertahun-tahun menunjukkan bahwa kelompok paus yang hidup di daerah tertentu berbicara dengan dialek yang sama. Jadi, kita bisa menerka paus ini berasal dari mana berdasarkan caranya bernyanyi. Lebih gilanya lagi, orca atau paus pembunuh bahkan bisa belajar dan meniru bahasa lumba-lumba! Tetapi masih banyak orang yang merasa mereka hanya sekumpulan ikan besar yang sekadar hidup untuk makan dan berenang!? (Saya sisipkan satu video keren mengenai hal ini).
youtube
Bila kita menangkarkan binatang-binatang sosial yang cerdas ini dalam sebuah kolam kecil, bayangkan betapa depresinya mereka. Hewan sepintar ini dikurung dalam ruangan kecil tanpa stimulasi? Bagaimana kalau manusia yang dipaksa hidup dalam satu ruangan kecil seumur hidupnya? Apakah itu yang dimaksud dengan melindungi?
Saya bisa menceritakan berbagai macam hal menakjubkan lain tentang hewan-hewan di sekitar kita. Bukan hanya itu, tanaman pun menyimpan sejuta cerita yang tak kalah mengagumkan. Saya akan beri tahu satu yang paling keren. Tanaman tomat bisa berkomunikasi satu sama lain. Ketika ada beberapa tanaman yang diserang hama, tanaman-tanaman tomat lain di ladang yang sama akan memproduksi zat yang menangkal hama tersebut!? Dan kita manusia menganggap mereka hanya dedaunan yang tak bisa apa-apa!? (salah satu jurnal yang membahas tentang hal ini bisa di baca di sini).
Pengetahuan semacam ini seharusnya membuka mata kita. Makhluk hidup lain, entah hewan maupun tanaman, masing-masing memiliki hidup-kecerdasan-kemampuan yang unik. Walau bagi kita mereka mungkin hanya binatang atau pohon yang remeh, sangat mungkin mereka memiliki kemampuan yang terasa seperti superpower bagi manusia.
Sedikit bergeser sudut pandang, antropomorfisme juga boleh dibilang merupakan salah satu alasan kuat mengapa manusia lebih peduli dengan binatang peliharaan dibandingkan hewan liar. Kita merasa hewan bermata besar, berbulu halus, dan berkelakuan sesuai kemauan adalah jenis peliharaan ideal. Jika binatang ini berlaku 'nakal' atau 'jahat', berarti mereka bukan 'teman' yang baik. Menurut saya pemikiran ini absurd, memang mereka berevolusi untuk hidup berdampingan dengan manusia. Namun, sungguh aneh kalau kita memaksakan seluruh standar manusia kita untuk mereka. Lebih jahatnya lagi, kita hanya peduli pada hewan yang sesuai dengan standar itu. Jika ada hewan buas menakutkan, dibunuh tidak apa-apa. Tetapi kalau ada anjing atau kucing terluka, semua orang berbondong-bondong fundraising. Bukan hanya pada manusia lain, ternyata pada spesies lain pun kita juga rasis (speciesism lebih tepatnya).
Mungkin orang kemudian berargumen, ada juga lho orang yang suka memelihara hewan liar. Kan itu bukti bahwa hewan tidak harus imut? Anda perlu mempertanyakan ulang motif dan pola pikir manusia. Kebanyakan orang yang suka hewan liar cenderung merasa berkuasa atau dominan jika bisa menangkap/membunuh/menjinakkan hewan-hewan tersebut. Jadi, ini adalah upaya menundukkan spesies lain, satu hal yang berbeda dengan topik utama kita. Dari sudut pandang antropomorfisme, manusia justru melakukan hal ini karena hewan-hewan liar tidak terlihat seperti kita. Manusia merasa perlu menaklukkan makhluk eksotis untuk menunjukkan dominasi tanpa merasa bersalah atau kasihan. Itu juga sebabnya kita merasa lebih iba pada orangutan dibandingkan macan atau badak yang hendak punah, bukan?
Saya tidak menyangkal bahwa secara naluri, manusia memang lebih tertarik pada hewan yang lucu. Namun, memahami 'kelemahan' ini seharusnya membuat kita lebih bijak dalam menjalin hubungan dengan berbagai spesies lain di bumi ini. Masih ada terlalu banyak hal yang misterius dan hebat tentang mereka. Ironisnya, kita lebih sering mencoba melekatkan dengan paksa segala hal yang 'manusiawi' pada binatang. Sampai kapan kita hendak memaksakan standar bodoh itu pada berbagai macam keunikan mereka? Bukankah katanya kita adalah spesies yang paling pintar?
15 notes
·
View notes
Text
Knowledge Hoarding
"Selama WWII berlangsung, ada lebih banyak jumlah perempuan yang diperkosa tentara Jepang daripada jumlah tentara itu sendiri. 17.000 tahun lalu, warna kuning sudah dipakai manusia buat melukis di gua. Meskipun namannya strawberry/stroberi, alih-alih masuk KK berries, buah ini malah satu keluarga sama pisang."
Istilah kerennya polymath atau polimatik. Ilmuwan-ilmuwan zaman Islamic Golden Age misalnya Ibn al Haytham, Ibn Khaldun, Avicenna (Ibnu Sina), dll, mereka adalah orang-orang yang rakus banget pengetahuan.
Manusia-manusia luar biasa itu jadi bukti nyata atas kalimat "pengetahuan itu stock, bukan flow." Semakin kokoh pondasinya, semakin kuat dan lentur pula bangunannya. Semakin luas pengetahuan dasarnya, semakin dalam dan mengalir juga bidang keilmuan yang dikuasainya.
Di level kehidupan sehari-hari, kegiatan yang juga disebut knowledge hoarding ini akan kepake banget pas ngadepin pertanyaan random anak kecil, strangers, atau cuma pengen impress ke orang-orang. Kebetulan tau apa yang mereka tanya/omongin itu seru banget. Dan yah, punya pengetahuan sekecil apa pun itu nggak rugi sama sekali. Wahyu pertama yang Tuhan turunin juga minta manusia buat "membaca". Tuhan berharap manusia buat berpengetahuan.
Beberapa orang paham banget kadang jam 1 malem bukannya tidur, saya malah buka Youtube (misalnya) nonton cara kerja mesin tik, dokumenter tentang hewan liar di Afrika, TEDx Talks soal relationship, dll. Untuk dibilang kegiatan yang penuh manfaat sepertinya nggak juga. Cuma ya seru aja. Proses masuknya pengetahuan baru ke otak itu rasanya enak, bikin candu, satisfying wkwk.
Dulu kalo mau tidur sering diminta cerita/jelasin hal-hal remeh sama Diva—mantan pasangan saya yang baik, semoga kamu bahagia selalu. Udah kaya dongengin anak kecil. Seru banget sekaligus bangun kemistri dengan gampang. Sampai akhirnya berpisah, kami hampir nggak pernah berantam sampai maki-makian apalagi blok-blokan sosmed. Selalu bersedia ngobrol dan sama-sama mau cari jalan keluar. Selain karena kemistri yang udah terbangun, kebiasaan ngobrol dan saling tanya jawab barangkali bikin kami sama-sama ingin tahu ketika ada sesuatu yang salah.
Mau liat gimana kepakenya knowledge hoarding di kehidupan sehari-hari? Liat gimana seru & berwarnanya hubungan antara Sus Rini & Cipung.
29 notes
·
View notes
Text
CAPYBARA atau yang viral di medsos dengan sebutan 'Masbro' ini dianggap sebagai hewan liar paling ramah di dunia, unik dan juga baik hati. Hewan yang bisa mencapai 68 kg ini cenderung tidak berbahaya dan merespons kontak manusia dengan baik.
Hewan ini mempunyai temperamen yang tenang dan pendiam, hidup dalam kelompok yang mempunyai hubungan keluarga.
Tapi ini bukan soal capybara.
#capybara#2024#humble#friendship#friendly#people#quotes#love#life#quote#cinta#dagelan#humor#love story#broken#heartbroken#heartbreak#heart#hati#happiness#sadness#sadgirl#sad thoughts#girlfriend#pacaran#jatuh cinta#patah hati#lifestyle#social media#medsos
9 notes
·
View notes
Text
Hallo sahabat Yasukosa indonesia
Yasukosa berbagi makanan bungkus
Dengan saudara kita warga setempat
Pada hari jumat berkah ini untuk berbagi
Terimaksih kepada Tuhan YME dan Team sedekah Yasukosa serta donatur yang sudah ikut membantu sehingga kegiatan berjalan dengan baik
Mohon Doanya agar Yasukosa
Untuk tetap berbagi kebaikan
Terhadap manusia dan satwa liar
Yang membutuhkan dimanapun berada.
Dalam menjalankan program kegiatannya
Menolong hewan liar yang terbuang dan terlantar
Juga berbagi dgn saudara kita yg membutuhkan.
Dalam berbagi dimanapun dan kapanpun
Sedikit lebih baik daripada tidak sama sekali
Anda Ingin melakukan hal-hal baik
Bersama-sama dengan kami?
https://www.yasukosa.org
https://www.tokopedia.com/sukosa-cinderamata/
https://wa.me/c/6281237390237
https://www.instagram.com/rubysflex.id
Terimaksih Banyak atas dukunganya
Tuhan selalu memberkati anda & keluarga
💕Salam Kebajikan💕
#yasukosa #animals #stray #cat #kitten #dog #puppy #welfare #feeding #treatment #rescue #sterilization #adopt #charity #bali #indonesia #instagram #facebook #tiktok #twitter #snackvideo #fyp #viral #trending #education
4 notes
·
View notes
Text
Fiddlesticks
the Ancient Fear
Sesuatu telah bangkit di Runeterra. Sesuatu yang kuno. Sesuatu yang mengerikan. Ketakutan abadi yang dikenal sebagai Fiddlesticks mengintai tepi masyarakat yang mematikan, tertarik pada wilayah yang penuh paranoid di mana dia memangsa para korban yang diteror. Sambil memegang sabit bergerigi, makhluk kurus kering dan seadanya memungut ketakutan itu sendiri, menghancurkan pikiran orang-orang yang kurang beruntung untuk bertahan hidup setelahnya. Waspada terhadap suara burung gagak, atau bisikan sosok yang mirip manusia... Fiddlesticks telah kembali.
~~~~~
Zaman dahulu, di sebuah menara di tepi laut, seorang penyihir muda yang bodoh memanggil sesuatu ke dunia yang dia tidak siap untuk kendalikan. Apa yang terjadi di hadapan anak laki-laki itu adalah sesuatu yang lebih tua dari catatan sejarah. Sesuatu yang lebih gelap dari malam yang menganga dan tanpa bintang. Sesuatu yang dunia coba lupakan dengan susah payah—dan dalam sekejap, sang penyihir, makhluk itu, dan menara itu sendiri lenyap ditelan waktu.
Setidaknya, itu yang diceritakan dalam kisahnya.
Di Freljord, anak-anak saling menakuti di sekitar api dengan cerita tentang monster yang muncul dari kuburan tidak terawat di dalam es, tubuhnya berupa helm, gesper, bulu, dan kayu yang berantakan. Di Bilgewater, para pelaut yang mabuk bertukar cerita tentang sesuatu yang berdiri sendirian di sebuah atol kecil yang jauh dan tidak ada seorang pun pernah kembali. Legenda Targon kuno bercerita tentang bagaimana seorang anak senja mencuri satu-satunya kegembiraan dari sesuatu yang menakutkan yang lusuh dan lirih, sementara tentara veteran Noxus lebih menyukai dongeng tentang buruh tani yang kesepian yang disalahkan atas hasil panen yang buruk dan diumpankan ke burung gagak, lalu kembali ke dunia sebagai iblis.
Demacia. Ixtal. Piltover. Ionia. Shurima. Di setiap sudut Runeterra, mitos-mitos ini masih ada—dibentuk kembali, diputar ulang, dan diwariskan oleh generasi pendongeng yang tidak terhitung jumlahnya. Cerita tentang sesuatu yang terlihat mirip seperti manusia dan mengintai di berbagai tempat yang dipenuhi rasa takut.
Namun ini hanya dongeng untuk menakut-nakuti anak kecil. Tidak ada seorang pun akan takut pada monster tua konyol bernama Fiddlesticks…
Sampai sekarang.
Sesuatu telah bangkit di daerah pedalaman Demacia, yang disebabkan oleh meningkatnya ketakutan dan paranoid. Daerah pedalaman yang dilindungi, yang terpisah dari ibu kota oleh ratusan mil lahan pertanian, mulai kosong hanya dalam beberapa hari. Pelancong menghilang dari jalan setapak lama. Patroli penjaga gagal melaporkan kembali dari pinggiran kerajaan. Dan para penyintas dengan mata liar mencakar wajah mereka dari kedai minuman pinggir jalan yang aman, ratapan gagak yang bukan gagak, suara yang bukan suara, dan sesuatu yang mengerikan yang timpang dalam bentuk orang-orangan sawah yang bersuara serak dalam suara orang mati yang dicuri.
Kebanyakan menyalahkan penyihir jahat. Tuduhan seperti itu biasa terjadi di masa pemberontakan saat ini.
Namun kenyataannya jauh lebih buruk. Sesuatu telah kembali, seperti yang terjadi dalam kisah fiktif penyihir muda di menara tepi lautnya. Kejahatan telah hilang dari dunia selama berabad-abad—cukup lama hingga peringatan-peringatan umat manusia yang baru lahir berubah menjadi rumor, kemudian mitos, lalu legenda… hingga yang tersisa hanyalah dongeng belaka. Sebuah wujud yang benar-benar asing sehingga membantah hampir semua pengetahuan sihir masa kini. Sangat kuno hingga hal ini selalu ada. Begitu ditakuti secara universal sehingga hewan pun menjadi gugup ketika seseorang menyebut namanya.
Setelah kebangkitan ini, kisah lain, yang hampir hilang dari ingatan, muncul kembali di seluruh daerah pedalaman. Legenda kejahatan besar yang tidak memiliki bentuk, tidak memiliki pikiran, dan tidak memiliki pemahaman tentang dunia yang dihuninya, membangun dirinya menjadi bentuk seadanya dari orang-orang yang takut padanya. Teror semua makhluk hidup, diberikan kehidupan dalam jeritan penciptaan yang pertama dan mengerikan. Iblis sebelum iblis dikenal.
Setidaknya, itulah yang diceritakan dalam kisahnya.
Akan tetapi, Fiddlesticks itu nyata.
3 notes
·
View notes
Text
Yang gak tahu, cuma bisa bilang, "Cuma satu kucing, 'kan kamu punya banyak?" Padahal punya banyak kucing bukan berarti punya stok kalau kehilangan.
Yang gak tahu, cuma bisa bilang, "Cuma kucing, hilang atau kabur udah biasa, lah." Mungkin mereka gak tahu kalau kucing rumahan kayak Weni gak bisa main jauh-jauh. Biasa disediakan makan. Tidur pun di kasur.
Bagi yang lain, kucing ya cuma kucing. Gak perlu banyak dipikirin, toh hewan, ngomong aja gak bisa. Mudah buat meremehkan perasaan yang khawatir atas kehilangan, hanya karena yang hilang bukan manusia atau harta berharga.
Weni bukan kucing biasa yang bawel dan reog. Weni kucing pendiam, yang selalu nungguin aku salat lalu samperin saat berdoa, dan selalu tanya, habis doa apa? Teman tidur yang tiba-tiba telentang dia antara perut dan guling di tengah malam. Yang luka di bawah dagunya susah sembuh sampai harus pakai cone dan jadi bayi sawi sebulan. Yang sekalinya suka sama jantan, dia maunya sama itu aja. Yang selalu aku nyanyikan OMG-nya Newjeans dengan lirik diganti namanya.
Akhirnya aku hanya bisa menelan kesedihan. Nangis diam-diam, tepuk tangan empat kali setiap lewat ke mana pun, berharap Weni lari-lari ke arahku lagi. Bertanya sama kucing liar yang sedang mengunyah biskuit, dan minta sampaikan ke Weni, suruh dia pulang. Gelisah, takut kalau Weni gak akan pernah kembali.
Weni, aku harap aku masih punya rizki untuk rawat kamu lagi. Tapi sekarang, aku gak tahu kamu di mana. Di mana pun kamu berada, aku harap kamu ada di tempat terbaik, ya, Sayang.
8 notes
·
View notes
Text
December 05 2K23 Iya memang....
Bahwa sebelum pertempuran ini dimulai pun....
Aku telah mewarisi nanah dimana - mana
Ditambah dengan suasana ketidak-pedulian dan kepicikan yang kian membekukan ini.
Aku mulai berhenti mengharapkan datangnya kemenangan ...
Muak bila membayangkan bahwa esok pun masih harus terbangun sebagai kawanan hewan liar lagi
Yang kemudian berusaha saling menerkam demi memuaskan segala lapar, dahaga dan birahi
Semua akan terasa sangat melelahkan dan membosankan
Lagipula semua ini demi apa dan sesiapa?
Bukankah pada akhirnya , di penghujung hari
Aku lah yang lagi - lagi meradang dan merana seorang diri
Di sudut - sudut gelap diujung bawah tanah ,
Ditemani hanya oleh sesal maupun luka.
2 notes
·
View notes
Text
jalanan kota lama yang sepi bikin kepalaku makin riuh.
entah karena saking gilanya aku sampai tak lagi bisa kubedakan apakah itu kamu atau bayangan yang diresonansi kepalaku. aku lupa wujudmu, aku cuma ingat ketiadaanmu, kerapuhanmu, rengkuhanmu, kesepianmu, kesedihanmu, dan
birahimu.
ada kesepian yang katanya cuma bisa disembuhkan dengan sentuhan tubuh. bajingannya, aku lupa kapan terakhir orgasme. mungkin waktu itu, saat aku protes tentang warna celana dalam yang seragam tapi kamubilang persetan aku pakai apa karena yang penting aku. aku hampir gila malam itu, jujur saja. karena kita berdua pernah sama-sama seperti hewan liar yang terlalu lama dikandang sebelum akhirnya diberi izin untuk menyecap kebebasan. kubiarkan kamu dan kata-kata sialan soal jangan takut hamil—yang ingin kusumpal pakai cium kalau-kalau retorika itu sudah sedemikian mengganggu.
kubisikkan kepadamu, "aku nggak akan hamil kalau aku nggak mau. pejumu nggak sefenomenal itu."
dan kamu tertawa. lalu menciumku. seolah esok sudah tidak ada matahari jadi kita berdua tidak perlu mengkhawatirkan apa-apa lagi.
aku kadang rindu waktu horny itu kita berdua salah artikan dengan serampangan sebagai cinta. seperti dua orang penganut agama seks yang beribadah lewat senggama. kamu mendesah seperti sedang membagikan wahyu dan kuamini itu dengan segenap tubuhku. kita berdua berdoa dengan cara paling seenaknya.
kita pernah begitu gila.
kita pernah begitu bahagia.
yang kini tersisa cuma kota lama dan manusia di sudut kursinya yang duduk kesepian. temanku bilang aku kebanyakan berpikir pakai selangkangan tapi tidak. itu kenangan tentangmu yang paling intim. ia tertanam di kepalaku sama baik seperti ketika kamu datang untuk ucapan selamat ulang tahun paling dramatismu malam itu. atau soal martabak markobar yang sudah lama tutup. soal kopi kulo yang gerainya sudah berganti jadi kedai burger. aku mengingat ranjang kering kita seakrab aku mengingat perjalanan dari bandung dalam bus menuju semarang yang kulakoni sambil terlelap berselimut jaketmu. eksismu bikin dingin jadi tak relevan. yang kutahu hanya kehangatan.
dan kini, yang tersisa hanya kota lama. ia begitu bisu seolah sedang meledek kita. meledekmu. meledek aku.
"selamat ulang tahun," suaramu berpencar di sudut-sudut otakku. begitu lantang. "selamat berganti umur."
tak ada pelukan, tak ada apapun.
tak ada lagi apapun.
cuma ada kota lama.
cuma ada kota lama.
16 notes
·
View notes
Text
ㅤ
ㅤㅤㅤDi Yogyakarta tentu banyak hal indah yang menjadikannya istimewa, penduduknya, bangunannya, jalanannya, bahkan kucing liar yang suka melintas. Pada kota itu, kisahnya mulai dituturkan. Dituliskan dengan kalimat-kalimat sederhana, tidak banyak kiasan karena bukan bakatnya mempercantik kosa kata.
ㅤㅤㅤNamanya Adipati Erlangga, paling suka kalau dipanggil Angga, katanya lebih hangat saja. Umurnya sudah menginjak pertengahan dua puluhan, temannya banyak yang sudah menikah tapi ia masih berkelumit dengan kasih tak sampai. Tak apa, kita pelan-pelan saja, hidup bukan lomba lari, bukan?
ㅤㅤㅤLahir dari keluarga kecil hangat di kota kecil Kutoarjo, Angga tumbuh dengan penuh kasih sayang dan paham cara memberikan apresiasi terhadap hal sekecil apapun itu. Ia dewasa dengan meromantisasi hidupnya.
ㅤㅤㅤIa jatuh hati pada si jelita pemilik toko peralatan dan perawatan hewan kawasan kampus pusat UGM. Cinta lamanya ketika masa perkuliahan bersemi lagi. Sayangnya, si cantik tidak tidak memberi Angga kesempatan untuk singgah. Meskipun harus siap sedia obat alergi tiap kali berangkat bekerja atau siap sedia memberikan bahu dan pelukan jika sang perempuan sedang sedih. Si cantik itu kadang memberi Angga sinyal-sinyal rawan, membuatnya uring-uringan.
ㅤ
2 notes
·
View notes
Text
Mbak Putinah,
Nama yang kami berikan untuk kucing berbulu lebat itu. Awal perpindahan kami ke rumah ini memang sempat disambut kucing itu tapi kami hiraukan saja karena ya namanya kucing kadang datang kadang pergi kayak perasaan manusia hahaha.
Kami juga mengira dia milik seseorang karena ya engga mungkin juga sih kucing liar soalnya dari bulu dan badannya tuh sehat banget.
Frekuensi dia ke rumah kami itu makin hari makin sering, bahkan saya pernah melihat dia tertidur dibawah motor suami saya, engga jarang juga dia rebahan di lantai teras rumah kami. Dari situ kami mikir mungkin ini kucing sejenis kucing tunawisma yang engga punya pemilik haha.
Sudah dua minggu ini, kami berinisiatif memberikan nama kucing tersebut dengan nama Mbak Putinah, ya sesekali kami beri dia makan walau pas awal-awal cuma kasih makan dari makanan sisa kami sih tapi kan ga tiap hari juga makanan kami ada sisa, ya sudah kami akhirnya membeli makanan kucing, pertama loh dalam hidup saya 🤣. Nambah lagi deh pengeluaran LOL. Tapi, Its okay, saya pernah baca kutipan bahwa memberi makan kucing itu termasuk berbagi rezeki dan memperoleh pahala bagi si pemberi makan. Kucing juga merupakan hewan kesayangan Rasulullah loh !
Rutinitas kami sekarang ya tiada hari memberikan makan untuk mbak Putinah, pagi dan malam.
Mbak Putinah, ini tipe kucing pemalu dan kalem, engga pernah kami lihat dia mereog layaknya kucing pada umumnya, kalau lapar biasanya dia cuma mengeong dengan suara lembut dan kalau kami masih menghiraukan, dia bakal masuk rumah dan mencari kami seakan-akan memberi tahu kami bahwa dia sedang lapar dan ingin makan.
Mbak Putinah juga hobi di sayang, kayak cewe pada umumnya suka di elus-elus sama lawan jenis alias sama suami saya 😅 .
Perilaku mbak Putinah yang menarik hati saya adalah kalau pagi sehabis makan, dia engga akan langsung beranjak pergi dari rumah, dia akan menunggu di teras hingga suami saya pergi ke kantor lalu selepas itu ya dia biasanya pergi entah kemana. Dan setiap malam pun sama, dia akan menunggu suami saya datang setelah suami saya datang dia akan mendekat di kaki suami saya, ampun deh engga mau jauh-jauh 😅 bahkan suara motor suami saya saja di sepertinya hafal, dia lebih jauh antusias kalau suami saya datang dibanding saya istrinya wkwkw.
Belajar dari seekor kucing,
Mbak Putinah hanya seekor kucing yang mana tidak sesempurna manusia, tapi dia tahu apabila ada yang berbuat baik padanya, maka dia akan berbalas budi tidak melalui ucapan tapi perilaku, selama ini mbak putinah tidak pernah sama sekali pipis maupun pup sembarang tempat di rumah kami. Mungkin itu cara dia membalas kebaikan kami.
Dia juga tidak pernah membuat kami kesal dengan tingkah lakunya, bahkan kami selalu dibuat senang dengan hadirnya dia walau sebenarnya saya takut kucing jadi selama ini saya tidak pernah menyentuh mbak putinah walau sepertinya mbak putinah pengen saya sayang-sayang seperti suami saya mengelus kepalanya 😅 maaf ya mbak, saya masih belum berani heheh.
Terimakasih ya mbak putinah sudah menjadi kucing yang baik dan kalem. Kami sayang mbak putinah !!
Semoga mbak Putinah selalu sehat dan Allah berikan panjang umur.
3 notes
·
View notes
Text
Hallo Apa Kabar Sahabat Satwa,
Semoga semuanya sehat dan baik
Dipermudah segala urusannya
Dan selalu dalam lindungan Tuhan YME
Ada sedikit cerita dari rumah rehab Yasukosa
Si Ucing Anabul di rumah rehab Yasukosa
Yang beberapa minggu kita rescue di salah satu toko
Mengidap penyakit kulit,
Sekarang Ucing lagi perawatan dan pengobatan bersama team dokter
Doakan ya sahabat satwa semoga Ucing cepat pulih.
Terimakasih Team rumah rehab yasukosa
Dan team dokter putu
Dan Tuhan YME juga Donatur yang baik
Yang selalu mendukung yayasan kecil ini
Semoga semua kegiatan dilancarkan dalam
Menolong hewan liar yang terbuang dan terlantar
Anda Ingin melakukan hal-hal baik
Bersama-sama dengan kami?
Silakan periksa situs kami di
https://www.yasukosa.org/
Silahkan membeli produk kami di
https://www.tokopedia.com/sukosa-cinderamata/
Silahkan cek katalog online kami di
https://wa.me/c/6281237390237
Terimaksih Banyak atas dukunganya
Tuhan selalu memberkati anda & keluarga
💕Salam Kebajikan💕
3 notes
·
View notes
Text
Alam Bekerja Mulai Dari Tai Kucing
Di umur 20-an ini saya mulai meresahkan “pemaknaan alam” dan keresahan ini terus berlanjut. Saat kuliah, kecintaan saya terhadap lingkungan/alam sebatas ingin dicap keren dan paham isu. Namun, dilema bacaan membuat saya merasa berdosa dengan alasan banal itu. Alhasil, pada beberapa waktu lalu saya memutuskan untuk berhenti baca dan ingin merefleksikan semua bacaan yang identik dengan “etika lingkungan” tersebut dengan berusaha memahami kehidupan saya di tengah alam (baik di kota maupun kawasan rural).
Pemicu pertamanya adalah saat saya melakukan solo trip di Yogyakarta dan mengunjungi Candi Ratu Boko (5/22). Saat melamun sembari duduk di atas rumput tak beralas, rasanya ada yang bantu menjawab keresahan diri. Intinya, pemahaman alam pertama yang saya dapatkan adalah “pada dasarnya manusia dibentuk oleh tanah dan akan kembali ke tanah.” Pemahaman ini yang menyadarkan diri untuk selalu ingat posisi saya yang kecil di tengah alam. Perasaan meninggikan diri saat itu hanya membuat saya selalu dikejar ketakutan dan tak sadarkan diri.
Pemicu kedua adalah saat saya berkunjung ke Karimun Jawa (8/22). Waktu itu saya mengidap Kalazion (bintitan yang tidak kunjung sembuh) di sebelah kanan mata. Sempat khawatir akan peradangan lebih lanjut akibat berenang di laut namun, yang terjadi Kalazion saya mengempes. Masih suka meradang dalam batasan tertentu dan pengobatan alami ini yang membuat saya tidak perlu operasi (saya hanya operasi untuk mata kiri yang muncul beberapa bulan setelah dari Karimun). Dokter bilang kalau Kalazion di mata kanan saya hanya tinggal menunggu waktu untuk kempes.
Pemicu ketiga adalah saat saya dinas ke IKN. Impresi pertamanya adalah sakit hati melihat pepohonan ditebang secara masif, tanah-tanah tandus, dan melihat sekawanan orang utan duduk di pinggiran jalan. Entah, hingga hari ini saya merasa sedih melihat makhluk hidup lainnya harus kehilangan rumah akibat tindakan serampangan yang dilandasi keserakahan manusia. Calon kota yang mencitrakan diri sebagai “kota hutan masa depan” ini mungkin saja berusaha menjaga keberlangsungan beberapa pohon namun motif utamanya tetaplah untuk menyuplai kebutuhan manusia, bukan seluruh makhluk hidup.
Padahal alam bekerja pada titik optimalnya ketika ada interaksi hewan dan tumbuhan dalam suatu tatanan ekosistem; pun filsuf alam mengakui bahwa hewan adalah pusat dari sesuatu yang mengatur dunia. Tidak heran mengapa orang-orang dahulu mendewakan hewan.
Pengalaman ketiga tersebut yang mengantarkan saya pada pemahaman tentang alam yang melibatkan 3 makhluk hidup (manusia, tumbuhan, hewan) dan berusaha merefleksikannya pada kehidupan sehari-hari. Ini bukan riset ilmiah, hanya pengamatan terhadap aktivitas kucing yang terjadi beberapa kali.
Dua kucing saya tinggal di perumahan di salah satu kota yang tentunya banyak jalanan beraspal ketimbang tanah. Mereka berak di pasir yang kami sediakan namun, sudah cukup lama mereka mengabaikan pasir itu dan beralih ke sembarang tempat. Saya tidak tahu kemana mereka buang tai tapi, yang saya amati mereka suka mencari tanah. Pasir aspal yang cukup tebal kadang mereka abaikan selagi masih ada tanah. Alhasil mereka suka buang tai di pekarangan rumah kalau sudah kepepet. Kadang, kucing liar pun bertindak demikian.
Tentunya saya suka merasa jengkel tapi akhirnya saya paham bahwa itu merupakan interaksi alamiah makhluk hidup. Interaksi “apa adanya” tersebut tidak hanya menguntungkan kucing, tetapi juga dengan tanaman-pekarangan saya. Kucing membantu menggemburkan tanah, menyimpan kotorannya, yang kemudian tanah akan mengolahnya menjadi pupuk alami. Kedua kucing saya juga suka berteduh di pekarangan dan menyayangi daun-daun tanaman, atau menjilat-jilat rumput yang katanya itu merupakan cara kucing memperoleh serat.
Saya rasa saya juga diuntungkan dengan interaksi kucing dengan tanah ini. Kotoran yang berada di dalam tanah cenderung mudah menghilang baunya dibandingkan kotoran yang ada di pasir jalanan. Entah, mungkin karena tanah lebih cepat merespons atau ada penjelasan ilmiah lainnya. Tapi intinya saya diuntungkan karena saya tidak perlu menghirup bau tai ataupun berisiko menginjak di jalan.
Merefleksikan kejadian ini membuat saya semakin yakin bahwa untuk memahami alam bekerja tidak perlu dimulai dengan penjelajahan yang jauh. Semuanya ada di depan mata, ada di tempat dimana kita berpijak saat ini. Sebetulnya narasi ini sudah diungkapkan oleh salah satu buku, bahwasanya lingkungan yang telah termanufakturisasi tetaplah “alam”, seperti kota. Semuanya dikembalikan pada bagaimana saya mau memahaminya lebih dalam.
Pengalaman terdekat ini juga yang membuat saya, rasanya, ingin terus mengapresiasi keberadaan hewan karena pada akhirnya, saya bukan orang yang cukup paham tentang bagaimana mengelola alam secara apa adanya.
2 notes
·
View notes