#Hasil Pertandingan
Explore tagged Tumblr posts
alamsyahinovation-blog · 5 months ago
Text
Emosional: Ronaldo dan Tangisan Ibunya di Euro 2024, Portugal Menang Adu Penalti Lawan Slovenia
WartaBOLA – Adegan Cristiano Ronaldo di turnamen UEFA Euro 2024 menarik perhatian media sosial setelah malam penuh emosi bagi sang legenda dalam pertandingan Portugal melawan Slovenia. Tim nasional Portugal berhasil melaju ke perempat final Euro 2024 dengan mengalahkan Slovenia dalam adu penalti pada Selasa malam. Pada babak tambahan, Ronaldo, yang biasanya sangat andal, gagal mengeksekusi…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
rasiooid · 2 months ago
Text
Kalah Berulang Kali, Kondisi Persikabo 1973 Diperburuk dengan Kabar Official yang Belum Gajian
  RASIOO.id – Kondisi Persikabo 1973 kian memprihatinkan. Usai dikalahkan secara beruntun di Liga 2, Persikabo 1973 juga ternyata tak mampu membayar gaji official mulai dari pemain hingga pelatih. Pendukung Persikabo 1973 semakin terpukul dengan kondisi keuangan ini, apalagi kemarin mengalami kekalahan telak atas Sriwijaya FC 1-5. Kondisi keuangan yang Persikabo 1973 itu dibenarkan oleh internal…
0 notes
bantennews · 7 months ago
Text
Liga 3, Persikota Tangerang Bantai Persidago Gorontalo 5-0
TANGERANG – Tim Sepakbola Persikota Tangerang meraih kemenangan dalam laga lanjutan 80 Besar Liga 3 Nasional. Tim Bayi Ajaib mengalahkan Persidago Gorontalo dengan skor 5-0 tanpa balas. Bermain di hadapan ribuan pendukungnya, Persikota Tangerang mampu mendominasi sepanjang pertandingan. Pesta gol Persikota Tangerang dicetak oleh Azka Fauzi yang berhasil mencetak ‘brace’ lewat ‘heading’ tajamnya…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
ahadali · 1 year ago
Text
Tumblr media
The occasion offers of Champions League14% discount at  Samsung Galaxy S10, 128GB, Prism Black – Unlocked.
"Epic Showdowns Await: Champions League 2023 Promises Football Magic!"
Get ready for a football fiesta like no other as the Champions League 2023 kicks off with a promise of breathtaking moments and fierce competition. Europe's elite clubs are set to clash on the grandest stage, vying for glory, honor, and the iconic trophy.
The group stage draws have set the stage for epic showdowns, featuring powerhouse matchups that will keep fans on the edge of their seats. From the tactical brilliance of managers to the dazzling skills of star players, every moment is set to be a spectacle.
As the tournament unfolds, watch out for underdog stories, dramatic comebacks, and unforgettable goals that will be etched in football history. The Champions League is not just a competition; it's a celebration of the beautiful game.
Who will emerge as the top scorer? Which team will defy the odds and lift the trophy in 2023? The answers lie on the field, where passion, skill, and determination collide in a symphony of football greatness.
So, grab your jerseys, gather your friends, and join the global football community in cheering for your favorite team. Champions League 2023 is here, and it's time to witness the magic unfold!
For any inquiries or assistance, feel free to reach out to us at #[email protected] website: #www.a2z-productsales.com. Join us on a journey of convenience and quality as you explore the world of A2Z Product Sales, where variety meets reliability.
0 notes
klikbets · 2 years ago
Text
Tumblr media
Info main bola – Sebastiano Luperto menjadi pemain terbaik pada laga Empoli vs Juventus. Bek tengah Empoli itu sukses mencatatkan satu gol dan mengawal pertahanan dengan sangat baik untuk bisa mengalahkan Juventus.
Hasil akhirnya tidak main-main bagi Empoli. Laga kandang pekan ke-36 Liga Italia 2022/2023 di Stadio Carlo Castellani berakhir dengan kemenangan 4-1 Empoli atas Juventus, Selasa (23/5/2023) WIB.
Luperto mencetak gol kedua Empoli di menit ke-21. Tiga gol lain dilesakkan oleh Fransesco Caputi (18’ (Pen), 48’), dan Roberto Piccoli (90’+3).
Juventus hanya bisa membalas sekali dan itupun baru tercipta di menit ke-85. Federico Chiesa yang kala itu mencetak gol hiburan bagi tim tamu.
Tangguh di Belakang
Ketangguhan Luperto di lini belakang Empoli tidak bisa diragukan. Setelah sempat terus-terusan tertekan dalam 15 menit pertama pertandingan, Empoli akhirnya keluar dari tekanan.
Sekalipun Juventus tetap melancarkan serangan, Luperto jadi batu karang bagi serangan Juventus. Statistik bertahannya begitu ciamik, lebih ciamik dari rekan duetnya di belakang, Ismajili.
Andaikan bukan dibobol dari situasi bola mati, Empoli sangat mungkin mengakhiri laga dengan status nirbobol. Itu semua berkat penampilan impresif Luperto.
Statistik Sebastiano Luperto
Menit bermain: 90 Gol: 1 Akurasi umpan: 30/34 (88%) Akurasi umpan panjang: 4/8 (50%) Sapuan: 10 Sapuan kepala: 7 Intersep: 4 Pemulihan 3 Menang duel udara: 6/9 (67%)
0 notes
jpccnnews · 2 years ago
Text
Tumblr media
Kami perkenalkan kepada Anda para pecinta olahraga khususnya sepak bola. JPCCN adalah situs media online yang memberitakan semua informasi terkait sepakbola,.
Dapatkan berita bola terlengkap disini, serta juga jadwal pertandingan bola, hasil pertandingan bola, prediksi pertandingan bola, bursa transfer pemain, serta berita bola lainnya semuanya dapat Anda temukan up to date di situs JPCCN.ORG
1 note · View note
m9winguiness · 4 months ago
Text
Tumblr media
Tips Menang Taruhan Bola M9WIN | Cara Baca Odds
Temukan tips terbaik untuk menang taruhan bola di M9WIN dengan mempelajari cara membaca odds dan strategi efektif untuk meningkatkan peluang meraih kemenangan secara konsisten.
Kenapa Situs M9WIN Dipercaya oleh Pemain?
Karena M9WIN adalah situs taruhan bola terbaik yang menawarkan tingkat odds kompetitif dengan tampilan antarmuka yang ramah pengguna serta banyak promosi menarik di dalamnya, sehingga menjadi pilihan favorit para pemain.
Daftar dan Login Akun SBO Sports Disini: Link Alternatif
Tumblr media
Mekanisme Taruhan Bola SBO Sports
Sebelum mulai bertaruh, pemain perlu memahami mekanisme taruhan bola. Sederhana saja, player hanya perlu menebak hasil pertandingan sepakbola. Kemenangan akan didapatkan jika prediksi tepat. Ini adalah permainan risiko yang membutuhkan strategi!
Cara Membaca Odds Pertandingan
Membaca odds bisa jadi menantang, tetapi dengan sedikit latihan, Anda akan mahir. Perhatikan bahwa odds yang lebih rendah menunjukkan hasil yang lebih mungkin terjadi, sedangkan odds yang lebih tinggi menunjukkan hasil yang kurang mungkin.
Tumblr media
4 Tips Ampuh Menang Taruhan Bola di M9WIN
Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda meningkatkan peluang menang:
Analisis Performa Tim dan Pemain
Mengelola Anggaran Taruhan
Membaca Statistik Pertandingan
Menghindari Emosi dalam Bertaruh
Strategi Efektif Menang Main Taruhan Bola
Menerapkan strategi yang tepat dapat meningkatkan peluang Anda untuk menang. Beberapa strategi populer termasuk taruhan sistem, handicap, dan over/under.
Memanfaatkan promosi dan bonus M9WIN
Menghindari kesalahan umum dalam prediksi bola
Kesimpulan
Taruhan bola bisa menjadi pengalaman yang mendebarkan jika dilakukan dengan benar. Dengan memahami cara membaca odds dan menerapkan strategi yang tepat, Anda dapat meningkatkan peluang menang di M9WIN.
10 notes · View notes
bacaodds · 4 months ago
Text
Cara Baca Odds Bola Agar Menang Taruhan Parlay
Tumblr media
Belajar cara baca odds bola agar mudah menang taruhan parlay dan dapatkan prediksi bola malam ini paling akurat yang sering tembus semua liga.
Apa Itu Odds dalam Taruhan Bola?
Odds adalah angka yang menunjukkan seberapa besar kemungkinan suatu hasil terjadi. Semakin tinggi odds, semakin kecil kemungkinan hasil tersebut terjadi, dan sebaliknya.
Jadi, odds bukan hanya sekadar angka, tapi juga kunci untuk memahami potensi kemenangan kita.
Kunjungi link alternatif: Agen Taruhan Bola Terpercaya
Tumblr media
Jenis-Jenis Odds Bola
Sebelum kita membahas lebih jauh, mari kita lihat jenis-jenis odds yang umum digunakan.
Odds Desimal Menjadi opsi yang paling mudah dipahami. Misalnya, jika odds untuk sebuah tim adalah 2.00, artinya jika kamu bertaruh 100 ribu, kamu akan mendapatkan 200 ribu jika tim tersebut menang.
Odds Fraksional Odds fraksional lebih umum di Inggris. Misalnya, 5/1 berarti jika kamu bertaruh 1 juta, kamu akan mendapatkan 5 juta jika menang.
Odds Amerika Menggunakan sistem plus dan minus. Jika oddsnya -150, kamu perlu bertaruh 150 ribu untuk menang 100 ribu. Sebaliknya, +150 berarti kamu akan mendapatkan 150 ribu jika bertaruh 100 ribu.
Mengapa Odds Penting dalam Taruhan?
Memahami odds membantu kita membuat keputusan yang lebih baik saat bertaruh. Tanpa pemahaman yang baik tentang odds, kita bisa terjebak dalam taruhan yang merugikan.
Tumblr media
Tips Membaca Odds Bola Agar Menang
Sekarang, mari kita lihat cara membaca odds bola dengan lebih detail.
Contoh Odds Desimal Misalnya, jika kamu melihat odds 1.75, itu berarti jika kamu bertaruh 100 ribu, potensi kembalianmu adalah 175 ribu.
Contoh Odds Fraksional Jika oddsnya 3/1, dengan taruhan 100 ribu, kamu bisa mendapatkan 300 ribu jika menang.
Contoh Odds Amerika Jika oddsnya +200, artinya jika kamu bertaruh 100 ribu, kamu akan mendapatkan 200 ribu jika menang.
Panduan Main Taruhan Parlay untuk Pemula
Pelajari Statistik: Memahami tim dan pemain sangat penting.
Kelola Bankroll: Jangan bertaruh lebih dari yang kamu mampu.
Pilih Pertandingan dengan Bijak: Fokus pada pertandingan yang kamu pahami.
Baca juga: 7 Tips Menang Taruhan Bola
Kesimpulan
Membaca odds bola adalah keterampilan penting bagi setiap petaruh. Dengan pemahaman yang baik, kamu bisa meningkatkan peluang menang dalam taruhan parlay. Ingat, taruhan harus dilakukan dengan bijak dan bertanggung jawab.
5 notes · View notes
si-bola · 4 months ago
Text
Tumblr media
SiBola adalah portal berita sepak bola terlengkap yang menyajikan berita terbaru, hasil pertandingan, jadwal, analisis, prediksi, dan highlight sepak bola dari seluruh dunia. Temukan informasi sepak bola terkini dengan update real-time dan akses gratis
2 notes · View notes
menujusenja · 2 years ago
Text
Warisan Hikmah : Mengatur Ekspektasi
“Hidup yang tidak dipertaruhkan tidak akan pernah layak dimenangkan” - Sutan Syahrir
Nak, di dunia ini banyak sekali kejadian yang membuat orang jatuh ke dalam lubang depresi. Hidupnya terlihat baik-baik saja, tetapi ternyata ia memikul sebuah beban yang sangat berat. Awalnya, ayah pikir semua masalah yang menimpa hidup kita berasal dari luar diri. Ada faktor eksternal seperti keluarga, lingkungan tempat tinggal, sekolah, komunitas, tempat kerja dan lingkaran pertemanan yang sedikit banyak memberikan problematika tiada henti.
Namun, tidak semua perkara muncul dari sana. Ada juga yang timbul akibat pergulatan pikirannya sendiri. Akibatnya, beberapa hal yang seharusnya berjalan biasa saja justru menjadi persoalan yang amat pelik hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Ini tentang prespektif bagaimana kita memandang sesuatu hal dan mengatur mana harapan yang perlu dipikul mana yang dibiarkan berlalu.
Kata-kata Sutan Syahrir di atas adalah sebuah gambaran bagaimana hidup yang bergairah butuh untuk dimiliki. Namun, kita tidak perlu untuk memenangkan seluruh pertaruhan dan pertarungan. Energi dan kapasitas kita terbatas sehingga tidak mungkin memperoleh semuanya. Ada sekian banyak hal yang tidak perlu dimenangkan atau bahkan harus dibiarkan diri ini kalah begitu saja. Kita harus memikirkan skala prioritas di pos-pos mana saja totalitas isi kepala, jiwa dan raga ini ditempatkan sesuai porsinya. Fokus adalah kunci. Di luar itu, kita tidak usah menghiraukannya terlalu dalam agar menghemat tenaga serta pikiran.
Setelah semua itu kamu lakukan, masih ada kemungkinan kita tetap gagal. Ayah beri satu nasehat ini nak agar tetap tenang dan waras walaupun suatu saat kamu kalah di pertandingan yang sangat kamu tunggu serta menangkan.
“Di gelanggang pertarungan manapun, berusahalah semaksimal mungkin tetapi berharaplah seminimal mungkin.”
Dalam ilmu filsafat kaum Stoik yang ayah pelajari melalui buku Filsafat Teras karya Henry Manampiring, menurut Marcus Aurelius menyebutkan istilah trikotomi kendali pada kehidupan manusia. Di situasi apapun dalam hidup kita akan mengalami tiga kondisi yaitu pertama ada sesuatu yang kita bisa kendalikan (internal control) kemudian kedua, ada sesuatu yang tidak kita bisa kendalikan (external control) dan terakhir, ada sesuatu yang sebagian bisa kita kendalikan lalu sebagian sisanya tidak dapat kita kendalikan.
Misalkan, dalam persiapan menghadapi sebuah pertandingan sepak bola hal-hal yang bisa kita kontrol meliputi porsi latihan, memperkuat komunikasi dan kerjasama tim, mengatur pola makanan, menjaga kesehatan tubuh, menambah skill baru dalam melakukan dribel bola, meningkatkan akurasi umpan dan sepakan serta menyiapkan formasi sesuai strategi lawan yang dihadapi.
Namun, di luar itu ada banyak faktor yang tidak bisa kita kendalikan dalam pertandingan seperti, kondisi lapangan, psy war di media massa, keadaan cuaca, teror suporter, tingkat kemampuan lawan, hadangan selama perjalanan menuju stadion, cedera yang terjadi mendadak dan masalah netralitas wasit. 
Kebanyakan dari kita stres karena energinya terlalu banyak dikuras untuk memikirkan sesuatu yang tidak bisa dikendalikan. Untuk apa menghabiskan waktu dan tenaga pada sesuatu yang bahkan tidak bisa kita usahakan hasilnya? Over thinking itu tidak mengubah apa-apa selain menambahkan rasa khawatir serta putus asa.
Ketimbang fokus di sana, lebih baik maksimalkan apa yang kita punya, pusatkan pikiran dan hati kepada faktor yang bisa diusahakan. Sebab, penyesalan lebih menyakitkan ketika datang dari sesuatu yang harusnya kita bisa habis-habisan di sana, tetapi kita memilih untuk melakukannya biasa-biasa saja atau bahkan dengan ogah-ogahan.
Setelah mati-matian mengusahakan terhadap apa yang dalam kendali kita, lalu bagaimana? Selanjutnya adalah kuasa Allah, hak prerogatif Tuhan Yang Maha Esa untuk menentukan hasil akhirnya. Tugas manusia hanyalah sampai pada tahapan ikhtiar dalam bentuk perbuatan maupun doa untuk merayu Tuhan agar apa yang menjadi kemauan kita juga selaras dengan kehendak-Nya. Inilah mengapa ada konsep iman serta sabar dan tawakkal termasuk di dalamnya. 
“Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku.” - Umar Bin Khattab
Langkah antisipatif agar kita tidak terlalu dikecewakan oleh kegagalan adalah berekspektasi dengan serendah-rendahnya. Kita perlu melakukannya seolah-olah mendapatkan yang terburuk dari sekian kemungkinan sehingga hati sudah dipersiapkan dari awal. Keikhlasan menerima hasil akhir dipupuk sedini mungkin agar ketika hari itu datang, kita telah perlahan-lahan belajar apa yang dinamakan penerimaan. Rasa ikhlas itu butuh dilatih dan mengatur harapan seminimal mungkin adalah salah satu komponen latihannya. Jika nanti kenyataan yang terjadi adalah yang terbaik maka kita akan bahagia, namun apabila sebaliknya maka kita tidak jatuh dalam kesedihan dan keterpurukan berlarut-larut.
“Boleh jadi keterlambatanmu dari suatu perjalanan adalah keselamatanmu. Boleh jadi tertundanya pernikahanmu adalah suatu keberkahan. Boleh jadi dipecatnya engkau dari pekerjaan adalah suatu maslahat. Boleh jadi sampai sekarang engkau belum dikarunia anak itu adalah kebaikan dalam hidupmu. Boleh jadi engkau membenci sesuatu tapi ternyata itu baik untukmu, karena Allah Maha Mengetahui sedangkan engkau tidak mengetahui. Sebab itu, jangan engkau merasa gundah terhadap segala sesuatu yang terjadi padamu, karena semuanya sudah atas izin Allah. Jangan banyak mengeluh karena hanya akan menambah kegelisahan. Perbanyaklah bersyukur, alhamdulillah, itu yang akan mendatangkan kebahagiaan. Terus ucap alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah, sampai engkau tak mampu lagi mengucapkannya.’ - Prof. M. Quraish Shihab
Bandung, 31 Maret 2023
@menujusenja
50 notes · View notes
gamershara · 5 months ago
Text
Strategi Jitu Teknik Sabung Ayam Online Raih Kemenangan💸
Tumblr media
Saya mau kasih tahu gimana serunya main sabung ayam online dan betapa pentingnya punya strategi yang jitu buat menang. Main sabung ayam online di M9win itu beda banget sama permainan yang biasa kamu jumpai di tempat lain. 
Main di M9win itu nggak cuma soal main dan berharap beruntung. Kamu harus benar-benar ngerti cara mainnya, apa aja yang dinilai, dan gimana cara mengukur kekuatan atau kelemahan lawanmu. Dengan memperhatikan dan menerapkan strategi yang tepat, kesempatan buat menang bisa jadi lebih besar. Di dunia yang kompetitif ini, punya strategi yang matang itu nggak cuma opsional, tapi wajib banget buat bisa menang. Karena itu saya hadir disini untuk memberikan semua informasi tersebut agar membantu kamu raih kemenangan.
Pahami Dasar Aturan Game Sabung Ayam Online Untuk Menang di M9win
Tumblr media
Mari kita bahas sedikit tentang dasar-dasar sabung ayam online yang perlu kamu ketahui sebelum masuk arena. Di M9win, sabung ayam online itu lebih dari sekadar hiburan; itu juga soal keahlian dan strategi.
1. Mengerti Aturan Main 🐔 Pelajari cara bermain, biasanya melibatkan beberapa ronde. Pahami bagaimana ayam mencetak kemenangan, seperti melalui serangan di area vital lawan.
2. Format Pertandingan🐔 Setiap event atau liga mungkin memiliki format yang berbeda. Penting untuk mengetahui format untuk merencanakan strategi taruhan yang efektif.
3. Persiapan Sebelum Bermain🐔 Luangkan waktu untuk membaca aturan dan format di platform M9win. Pahami kriteria penilaian juri yang bisa mempengaruhi hasil pertandingan. Penting banget buat mengerti bahwa sabung ayam online itu beda dengan sabung ayam yang biasa diadakan di arena fisik. Di M9win, semua pertandingan disiarkan via streaming.
Kamu nggak perlu datang ke arena, cukup sambung ke internet, masuk ke akunmu, dan ikuti pertandingannya dari mana saja.
Strategi jitu Teknik Pilih Sabung Ayam Online Raih Kemenangan
Tumblr media
Untuk bermain sabung ayam kamu perlu untuk memahami strategi jitu pilih sabung ayam online.  Ini penting banget loh, karena tidak semua ayam punya peluang menang yang sama.
Ada beberapa hal yang bisa kamu perhatikan supaya bisa milih ayam yang berpotensi besar untuk menang.
1. Lihat Kondisi Fisik Ayam Ayam yang sehat biasanya punya bulu yang mengkilap, mata yang cerah, dan postur tubuh yang tegap. Ini tanda-tanda dia dalam kondisi prima dan siap buat permainan. Ayam yang sering menang biasanya juga lebih tenang dan nggak mudah terpancing emosi, jadi itu juga bisa jadi pertimbangan.
2. Cek Riwayat Permainan Sebelumnya Di M9win, kamu bisa lihat rekam jejak pertandingan sebelumnya dari ayam-ayam yang akan bertarung. Pilih ayam yang punya sejarah menang lebih sering atau yang permainan selalu ketat meskipun kalah. 3. Pertimbangkan Gaya Bermain Setiap ayam punya gaya bermain yang unik. Ada yang agresif dari awal, ada yang lebih suka bertahan dulu dan menunggu kesempatan. Tergantung strategimu, kamu mungkin lebih suka ayam yang langsung tancap gas atau yang lebih kalem tapi jitu saat menyerang.
Hal-hal di atas bisa kamu pertimbangkan untuk memilih ayam jagoan. Kamu bisa punya gambaran lebih baik mana ayam yang mungkin membawamu ke kemenangan. Jadi, jangan asal pilih ya, tapi perhatikan betul-betul pilihanmu supaya bisa dapet hasil maksimal di M9win.
Kesimpulan
Tumblr media
Bermain sabung ayam online di M9win itu serunya nggak main-main! Saya sendiri sudah sering menang dan rasanya pasti bikin ketagihan. Di M9win, permainannya fair dan pilihannya banyak, jadi kamu bisa pilih ayam jagoanmu dengan leluasa. Plus, prosesnya mudah dan aman, loh. Yuk, gabung dan rasakan keseruan serta kesempatan menang yang besar bersama saya di M9win! Siapa tahu, kamu bisa jadi juara berikutnya.
3 notes · View notes
dimasfajarsatrio · 7 months ago
Text
Tumblr media
Alex Ferguson
Sir Alexander Chapman "Alex" Ferguson CBE (lahir 31 Desember 1941) adalah seorang pelatih dan mantan pemain sepak bola berkebangsaan Skotlandia, yang pernah menangani Manchester United, Sir Alex dianggap sebagai salah satu pelatih terbaik dalam sejarah, dia telah memenangkan lebih banyak trofi daripada pelatih manapun sepanjang sejarah sepak bola Inggris. Dia telah menangani Manchester United sejak tanggal 6 November 1986 hingga 2013, menggantikan Ron Atkinson.
Di Manchester United, Sir Alex menjadi pelatih tersukses dalam sejarah sepak bola Inggris, dengan memimpin tim memenangkan 13 gelar juara liga. Pada 1999, dia menjadi pelatih pertama yang membawa tim Inggris meraih treble dari Liga Utama, Piala FA and Liga Champions UEFA. Juga menjadi satu-satunya pelatih yang memenangkan Piala FA sebanyak 5 kali, Fergie juga menjadi satu-satunya pelatih yang berhasil memenangkan gelar Liga Inggris sebanyak 3 kali berturut-turut bersama tim yang sama (1998-1999, 1999-2000 and 2000-2001). Pada 2008, dia bergabung bersama Brian Clough (Nottingham Forest) dan Bob Paisley (Liverpool) sebagai pelatih Britania yang pernah memenangkan kejuaraan Eropa sebanyak lebih dari satu kali. Ferguson resmi menyatakan pensiun sebagai pelatih United pada 9 Mei 2013. Posisinya digantikan oleh David Moyes terhitung mulai 1 Juli 2013.
Awal karier
Alexander Chapman Ferguson lahir dari pasangan Alexander Beaton Ferguson, seorang buruh pekerja galangan kapal dengan Elizabeth Hardie. Ia menghabiskan masa kecilnya di daerah Govan,Skotlandia bersama adiknya Martin Ferguson.
Karier klub
Karier sepak bola Ferguson dimulai ketika ia bergabung dengan klub amatir Queens Park pada umur 16 tahun. Berposisi sebagai penyerang ia mencetak 20 gol pada musim debutnya dan pindah pada musim berikutnya ke klub amatir St. Johnstone. Di klub barunya, Ferguson mengejutkan publik dengan mencetak hattrick melawan klub idolanya Glasgow Rangers. Performanya membuat ia dikontrak profesional oleh Dunfermline. Pada musim pertamanya Ferguson berhasil mencapai final Piala Skotlandia melawan Glasgow Celtic akan tetapi kalah 3-2. Ferguson sendiri tidak tampil dalam final karena penampilan buruknya ketika melawan St. Johnstone pada pertandingan sebelumnya. Musim keduanya bersama Dunfermline, ia berhasil keluar sebagai pencetak gol terbanyak Liga Skotlandia bersama Joe McBride dengan 31 gol. Prestasi ini akhirnya mengantarkan Ferguson ke klub impiannya sejak kecil, Glasgow Rangers. Masa-masa di Rangers ternyata tidak menyenangkan Ferguson. Ia sering dicadangkan dan berlatih dengan tim junior. Hal ini membuat Fergie tidak betah dan hanya bertahan 2 musim bersama Rangers. Ia kemudian ditawari pindah oleh klub Inggris, Nottingham Forest. akan tetapi istrinya, Cathie tidak menyetujui kepindahan mereka ke Inggris. Ia lalu memilih untuk pindah ke klub Falkirk. Ferguson dipromosikan sebagai pelatih merangkap pemain. Namun tak lama kemudian jabatannya digantikan oleh John Prentice. Ferguson kemudian memilih untuk pindah ke Ayr United di mana ia bermain di sana sampai pensiun sebagai pemain pada 1974. Sebagai pemain Ferguson telah mencetak total 170 gol dalam 317 pertandingan.
Awal karier di Manchester United
Awal kariernya di Old Trafford tidaklah semulus yang ia kira. Saat itu MU terbelit dalam masalah alkohol yang kritis. Beberapa pemain andalan mereka (Norman Whiteside, Paul McGrath dan Bryan Robson), mempunyai hobi menenggak minuman keras dan mempunyai level kebugaran yang "menyedihkan". Ferguson, bersama-sama dengan Archie Knox yang diangkat menjadi asisten manajer saat itu, secara perlahan-lahan mengubah kebiasaan buruk itu dan menanamkan disiplin ketat bagi para pemain, hal yang masih berlaku sampai saat ini di MU. Pertandingan debutnya berakhir dengan kekalahan 2-0 atas klub underdog, Oxford United. Diikuti oleh hasil imbang 0-0 7 hari berikutnya melawan Norwich City. Kemenangan pertama United di bawah asuhan Fergie hadir pada 22 November 1986 ketika Red Devils mengalahkan Queens Park Rangers 1–0 di Old Trafford. Selain itu Fergie juga berhasil memenangkan pertandingan tandang satu-satunya yang mereka raih musim itu. Yang istimewa, lawan mereka adalah rival abadi United, Liverpool pada Boxing Day, hal yang mana telah dijanjikan oleh Fergie ketika konferensi pers pertamanya sebagai manajer United yaitu "akan menggantikan Liverpool sebagai klub Inggris paling dominan mulai saat ini". Dalam musim perdananya di United, Fergie membawa MU duduk di peringkat 11, setelah sebelumnya mereka sempat terdampar di peringkat 21. Musim berikutnya Ferguson mendatangkan beberapa pemain baru untuk membela United. Mereka adalah Steve Bruce, Viv Anderson, Brian McClair dan kiper Jim Leighton. Dengan tambahan pemain-pemain baru ia meraih posisi 2 di belakang Liverpool yang menjadi juara Liga Inggris. Musim 1988/89 Ferguson kembali mendatangkan pemain baru, kali ini Mark Hughes yang kembali bergabung dengan United setelah penampilan mengecewakan selama 2 tahun di FC Barcelona. United diunggulkan untuk menjadi juara pada musim itu namun penampilan mereka mengecewakan dan akhirnya kembali terdampar di posisi 11 pada klasemen akhir. Pada awal musim, United tampil dalam partai persahabatan melawan tim nasional Bermuda dan Somerset County di mana Fergie turun sebagai salah satu pemain saat laga melawan Somerset. Ini merupakan satu-satunya penampilan Fergie berseragam Setan Merah dalam pertandingan.
2 notes · View notes
yaninurhidayati · 2 years ago
Text
Tumblr media
Jika dirasa-rasa, kehidupan ini lucu juga. Kita yang membuat ekspektasi, ketika tidak tercapai kita marah-marah. Lalu, menyalahkan diri sendiri. Padahal hasil bukanlah kendali kita. Barangkali ekspektasi kita yang terlalu tinggi, belum tersupport oleh kapasitas diri kita yang masih terlalu rendah. Aku jadi teringat dengan sebuah ayat Al Qur’an yang mengatakan, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan untuk mengatakan, 'kami telah beriman' TANPA diuji?!...” Apakah setelah menetapkan ekspetasi, tidak akan ada ujian untuk mengetahui kesungguhan diri untuk mencapainya? Sesuatu yang barangkali selalu ingin dihindari manusia, UJIAN.
Ada hal yang yang pernah terpikir olehku, membayangkannya akan menjadi hal yang menyenangkan jika aku benar-benar berada pada situasi itu. Namun, nyatanya di hari ke-100 aku menjalaninya, mungkin masih hitungan jari aku benar-benar menjalani peran ini dengan bahagia.
Suara riuh anak-anak terdengar hingga dalam rumah. Teriakan goal sesekali terdengar, membuatku ingin sekali segera menontonnya seperti hari-hari sebelumnya. Tinggal sedikit lagi apa yang aku masak siap disajikan di atas meja makan. Menu nutrisi penting untuk tubuh jompo kami, jangan sop. Kuah telah mendidih sempurna, rasa sudah pas, dan wortel sudah cukup empuk untuk digigit. Kumatikan kompor, kuambil eros, kugayung jangan sop beserta isinya dari panci ke mangkok. Kubawa menu terakhir ke atas meja. Voila! Makan malam sudah siap, waktunya bersantai sejenak menonton pertandingan anak-anak di depan rumah.
Tanah luas itu tepat berada di depan rumah kontrakan. Satu-satunya tanah yang paling luas yang ada di perumahan ini. Tanah yang seringkali dijadikan tempat tanding bola, badminton outdoor, sampai acara nikahan tetangga. Fasum serbaguna tempat menjalin silaturahmi antar tetangga, juga tempat berita terbaru dengan cepat menyebar.
“Tante Rayya!!!” suara pertama yang kudengar saat membuka pintu pagar rumah. Mbak Anggun melambaikan tangan si bungsu ke arahku. Kubalas dengan lambaian tangan paling tinggi dan senyum seriang mungkin. Kuberjalan menuju mereka dan membiarkan pintu pagar terbuka sedikit. Kugerak-gerakkan jari jemariku, membuat pertunjukkan sederhana yang membuat si bungsu tertawa riang. Dia mengangkat tangannya seakan-akan memberitahu bahwa aku pengen digendong tante Rayya. Kusambut tangan itu, lalu kugendong putri kecil yang baru berusia enam-belas bulan itu.
“Kok telat, dhek?” tanya mbak Anggun ketika mengalihkan si bungsu kepadaku.
“Iya, mbak. Menu makan malam kali ini sedikit ribet,” jawabku sekenanya.
“Merayakan sesuatu?”
“Enggak. Permintaan paksu.”
“Oh…,” jawab mbak Anggun mengakhiri topik permenuan.
“Itu siapa mbak?” tanyaku sambil menunjuk seorang gadis yang baru muncul dari belokan jalan menuju ke arah lapangan, melewati kami dengan senyuman, lalu masuk ke rumah yang berjarak tiga rumah dari rumahku.
“Itu Gina. Putri sulung Bu Joko. Dia dulu merantau ke Medan. Udah hampir satu bulan ini dia ditugaskan di Surabaya. Jadi, bisa pulang sebulan sekali. Nggak kayak dulu, setahun sekali aja sudah untung.”
Gina. Pertama kalinya ada seseorang yang membuatku teringat akan masa laluku sejak kepindahanku ke perumahan ini. Gadis berkerudung krem, ber-PDL mirip dengan yang pernah kupakai dulu, bersepatu safety dengan besi di bagian atasnya, dan tentu dengan ransel yang barangkali berisikan laptop, takut tiba-tiba si bos besar bertanya mendadak tidak peduli staffnya sedang cuti atau tidak.
***
Tahun lalu...
Menjejakkan sepatu safety di tengah tanah yang lebih sering berlumpur di kala hujan adalah salah satu scene kehidupan yang telah kubayangkan sejak mengenal apa itu praktek kerja lapangan saat kuliah. Bau semen yang begitu khas. Pepohonan yang hampir tidak ada sama sekali. Lonjoran besi di mana-mana. Tentu, tak ketinggalan, tangga scaffolding yang ngeri-ngeri sedap saat menaikinya. Tangga yang kubenci sekaligus kusuka dalam satu waktu. Karena dengannya-lah aku bisa mendapati pemandangan kota dari lantai tertinggi dan menjadi perempuan pertama yang menikmatinya sebelum menjadi viral saat gedung ini telah sempurna.
Bulai Mei yang digadang-gadang akan memasuki musim kemarau, ternyata telah mengalami cuaca yang labil dan upnormal. Sudah seminggu lebih hujan turun terus menerus tanpa henti, menyebabkan pergeseran jadwal pengecoran sangat di luar prediksi. Pawang hujan? Sayangnya itu tidak bekerja. Allah rupanya tidak menulis takdir bahwa pawang hujan itu akan berhasil dalam misinya kali ini. Seminggu lebih kami hanya bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan di dalam ruangan. Untungnya, lantai basement, mezzanine, lantai 1, lantai 2 dan lantai 3 telah tuntas proses cor. Pekerjaan arsitek dan Mechanical Electrical (ME) bisa masuk, sambil berharap hujan segera berhenti dan proses pengecoran lantai 5 segera dilakukan.
Hari ini, hari pengecoran pertama setelah off tujuh hari. Dengan semangat yang mulai membara lagi, aku mengikuti proses pengecoran yang memakan waktu satu hari penuh untuk memenuhi separuh bekisting plat lantai 5 yang telah diisi oleh besi-besi yang teranyam.
Roger... roger... Readymix terakhir datang! Readymix terakhir datang! Siap-siap test slump! Akhirnya, sebentar lagi pengecoran hari ini selesai.
"Rayya... Rayya... Rayya...," suara handy talky memanggilku.
"Ya, pak!" jawabku.
"Mbak, kamu order berapa kubik? Ini kenapa sisa banyak sekali?"
Deg! Aku yang mendengar pertanyaan itu langsung menutup mata dengan tangan kiriku. Teringat sebuah kertas berisi rincian BOQ yang digunakan acuan untuk order readymix ke supplier setiap harinya. BOQ yang kubaca adalah BOQ lama untuk pengecoran tertulis untuk pengecoran plat dan balok sekaligus 72 meter kubik. Sedangkan untuk pengecoran hari ini di jadwal baru hanya 65 meter kubik. Artinya tujuh meter kubik tersisa.
"Order tujuh puluh dua meter kubik, pak," jawabku dengan sedikit cemas. Aku telah melakukan sebuah kesalahan dan aku baru tersadar di detik-detik terakhir pengecoran malam ini akan tuntas.
"Gimana sih kamu, mbiaaaak! Kamu baca BOQ lama? Kesepakatan kita kan di rapat kemarin hanya 65 meter kubik!!!"
"Iya, pak! Maaf!" jawabku lemah. Sudah terbayang bagaimana marahnya Pak Roto yang berusaha semaksimal mungkin mempercepat pekerjaan di lapangan, namun, aku mengacaukannya.
"Pak Roto! Pak Roto! Ijin masuk, pak!" Aku mendengar suara yang tak asing masuk menyela percakapan kami.
"Iya, Ryan! Kamu ada area yang bisa dicor malam ini?!"
"Ada, pak. Tujuh meter kubik siap diterima di area tower A sisi utara."
"Oke, Ryan. Yok, semuanya siapkan jalan menuju tower A sisi utara! Segera! Beton makin mengeras. Duit ini! Duit. Yok, segera habiskan! CEPET! CEPET! CEPET!" Seketika nafasku lega. Tujuh meter kubik beton terselamatkan malam ini.  
Suara handy talky masih terdengar riuh. Bintang-bintang yang meramaikan langit malam seakan menyapaku dan bertanya apakah kau baik-baik saja? Lampu-lampu yang memberikan terang cahaya untuk para pencari nafkah di atas anyaman besi di lantai 5 itu seakan memberitahu ini pengecoran terakhir hari ini, sebentar lagi kita akan istirahat. Tenanglah. Sisa tujuh kubik itu telah ada solusinya. Are you okay, Rayya?
"Belum pulang, mbak?" suara di belakangku membuat kuterkejut. Portofon terlepas begitu saja. Buk. Jatuh tepat di luar railing balkon Site Office, untung tidak sampai terpantul ke luar lebih jauh. Aku menunduk dan melihat sebuah tangan sedang mengambil portofon melalui sela-sela railing yang tidak terlalu rapat, lalu memberikannya padaku seraya berkata, "Sampeyan terlihat lelah."
"Hehe. Makasih, pak! Maaf ya, merepotkan. Kalau nggak ada bapak, aku bisa pingsan mempertanggungjawabkan kelebihan orderan malam ini."
"Tenang mbak. Tadi tukangku mau kerja lembur menyiapkan balok dan plat untuk jadwal pengecoran besok. Dan udah diceklist. Kalau bisa dicor malam ini, kenapa nggak! Toh, kita semua yang untung kan," Ryan menoleh ke arahku, 
“He’em.”
"Sampeyan nggak pulang, karena khawatir ta, mbak?
“Nggak. Lagi pengen aja mengamati proses cor hari ini. Udah lama nggak lihat proses cor malam ditemani semarak lampu di atas sana.”
“Hahaha. Apa istimewanya, mbak?”
“Suka aja. Malam nggak selamanya ditemani bintang-bintang. Juga nggak selamanya mendapatkan cahaya rembulan. Lampu-lampu itu selalu menemani proses cor hingga tetes beton terakhir. Seakan pagi atau malam tak ada beda cahayanya. Sama-sama terang.”
“Puitis sekali. Biasanya manusia-manusia yang puitis punya tingkat kekhawatiran yang tinggi.”
“Bisa jadi iya. Bisa jadi enggak. Karena khawatir itu akan selalu ada membersamai manusia. Itu salah satu bentuk ujian manusia.”
“Sampeyan tak perlu terlalu mengkhawatirkan kejadian malam ini! Perjalanan masih panjang. Masih ada sepuluh lantai lagi.”
“Haha! Iya masih sepuluh lantai lagi ya. Masih panjang perjalanan drama proyek ini!”
“Namanya juga hidup, mbak. Kalau nggak ada drama, kata anak muda, nggak asyik,” ucap Ryan menirukan ekspresi anak muda, “Hidup itu ada yang bisa kita kendalikan, ada yang tidak. Dan kita tidak perlu mencemaskan hal yang tidak bisa kita kendalikan.”
"Sepakat! Dan kenyataan bahwa kita punya tingkat kekhawatiran yang tinggi membuat hidup lebih berwarna. Seperti malam ini. Kukira akan mulus, ternyata jantungku berdegub lebih kencang di saat-saat terakhir, ketika mengetahui aku kelebihan order. Antara merasa bersalah membuat kekacauan atau merasa beruntung akhirnya target kita hari ini terlampaui tanpa terencana. Hahaha. Allah itu Maha Baik ya!”
“Hahaha. Jantungku juga berdegub kencang sekarang, mbak."
"Mulai… Udah, ah! Makasih untuk ruang tujuh kubiknya. Jangan kapok kerja satu tim denganku. Ingat istri dan anak di rumah.” Aku menepuk bahunya dan membalikkan badan, melangkah meninggalkannya, dan masuk ke dalam kantor. Aku berjalan menuju meja kerjaku yang terlihat sangat berantakan dari jarak sepuluh meter. Barangkali jika ada orang-baru melihatnya, ia tak akan percaya bahwa pemilik meja itu adalah seorang wanita berkerudung yang dulu sering mendapatkan imej seorang ukhti. Sayangnya imej itu perlahan luntur semenjak aku memutuskan bergabung dengan kontraktor ini tiga tahun lalu. Rok yang biasa kupakai, kini telah menggantung di lemari selama sekian tahun. Aku belum pernah memakainya lagi. Tugas negara yang mengharuskan berteman dengan lumpur, tangga scaffolding, dan tumpukan material, membuatku harus memilih untuk menggantinya dengan celana. Setiap hari. Bahkan di jadwal cutiku, sekalipun.
Kertas berisikan gambar kerja, surat perintah cor, notulen rapat, dan memo-memo lainnya berantakan menutupi hampir seluruh meja hingga menyisakan satu luasan kecil yang telah tertutupi oleh sebuah tas kertas berwarna coklat. Aku berhenti tepat di depan mejaku sendiri. Mulai berpikir, apakah aku memesan makanan dari ojol, kurasa tidak. Tanganku reflek meraih tas itu dan membukanya. Sebuah buku bercover dua manusia yang berada di depan dua lukisan. Lukisan bunda maria dan langit-langit Masjid Hagia Sophia. Buku yang telah lama menjadi incaranku itu telah sampai di mejaku begitu saja. Aku melihat ada sebuah note di dalam tas itu.
"Buku untuk menemani perjalanan bertemu keluarga di kampung halaman. Semoga cutimu menyenangkan ya, mbak!"
Aku pun menoleh ke arahnya dan tersenyum. Dia penyelamat tujuh kubik betonku.
----
Esok harinya…
Bunyi sirine kereta terdengar. Gerbong besi yang konon tingkat keamanannya ditemukan oleh Eyang Habibie saat di Jerman ini bergerak perlahan membawaku menuju kampung halaman yang kurindu. Seperti biasa, tempat favoritku di samping jendela. Rumah-rumah penduduk yang hanya selemparan batu dari rel, terlihat sangat padat. Pemandangan anak-anak berlarian kejar-kejaran membuat senyuman akhirnya mampir di pagi ini. Pakaian yang tergantung pada kawat di pinggir rel pun tak mau kalah tampil dengan anak-anak kicik itu. Kereta semakin mempercepat lajunya ketika telah lepas dari kampung pinggir rel itu. Pemandangan berganti dengan berjajarnya kendaraan yang sedang antre hendak melewati pembatas kereta api. Kereta api sungguh menjadi rajanya kendaraan di darat ini.
Pramusaji mulai berlalu lalang menawarkan sarapan pagi atau sekadar camilan dengan kadar msg yang bikin nagih. Tapi ku hanya melihatnya, tak memanggilnya. Masih enggan untuk menyarap di jam sepagi ini. Ku melihat jam tangan di pergelangan kiriku, masih dua jam lagi kereta ini sampai pada kampung halamanku.
Aku membuka goodie bag yang sedari tadi sudah memanggil-manggil untuk kubuka. Kuraih sebuah buku yang masih dalam bungkusnya. Novel perjalanan 99 Cahaya di Langit Eropa. Aku sudah pernah membaca ulasannya di mana-mana. Itu yang membuatku tertarik untuk membacanya. Tak kusangka, Ryan memberikannya tepat di saat jadwal cutiku tiba dan di tengah huru hara cuaca yang tak menentu penyebab keterlambatan progress di lapangan dan tragedi tujuh kubik beton. Sungguh laki-laki yang jika ia masih single, kuingin sekali berdampingan dengannya seumur hidup.
Hanum Rais Salsabila. Wanita yang pernah kekeuh untuk menjalani LDR dengan suaminya, akhirnya memilih untuk membersamai suaminya, Rangga, yang sedang melanjutkan studi di benua Eropa. LDR? Akankah esok aku juga akan LDR dengan suamiku? Seperti kebanyakan pekerja proyek lainnya? Sebuah pertanyaan yang tiba-tiba muncul dan tanpa tahu kapan akan terjawab, karena hilal imam pun belum nampak. Berkarir terus di dunia perproyekan? Hm…sepertinya cukup empat tahun saja, tidak lebih. Karena aku memilki impian menjadi seorang dosen, dosen yang memiliki pengalaman di lapangan. Menjadi dosen pun artinya menetap di satu domisili. Lalu bagaimana jika mendapatkan suami yang tetap memilih bekerja di proyek? Akankah aku tetap menuju impianku, ataukah berubah haluan mengikuti ke manapun suamiku nanti pergi. Ah…persoalan ini rumit tanpa solusi sebelum bertatap muka dengan my future husband. 
Roda kereta sekali lagi menderit. Berhenti di stasiun S, stasiun ke-5, selama 10 menit. Seperti di stasiun sebelumnya, di stasiun ini juga ramai dengan penumpang naik. Meskipun terhitung stasiun kecil, stasiun ini telah menjadi pusat mobilitas tertinggi di kotanya.
Sepuluh menit termasuk waktu yang pendek. Penumpang yang hendak naik, telah mempersiapkan diri di belakang garis kuning. Ketika kereta benar-benar berhenti, mereka sat set wat wet memasuki gerbong kereta agar tidak tertinggal. Aku yang telah satu jam berada di dalam gerbong kereta mengamati aktivitas di luar yang sudah mulai lengang.
“Hey!” seorang laki-laki tiba-tiba duduk di sampingku. Seketika aku menoleh ke arahnya dan cukup terkejut dengan kehadirannya. “Ga nyangka ya, bisa ketemu di sini.”
“Hey!” jawabku dengan muka bingung. Laki-laki yang sudah empat tahun tak pernah jumpa, hari ini Allah kirimkan tanpa duga di sampingku. Terbesit di pikiranku, anak ini kenapa tahu aku duduk di sini? Dia secret admirer? Stalker ku yang tak pernah kutahu?
“Sebuah kebetulan yang Allah takdirkan ya,” ucapnya sambil menunjukkan tiket kereta yang tertulis nomor kursi beserta gerbongnya. Tiket yang wujudnya berbeda dengan yang kupegang. Tiket yang menunjukkan dia memesannya beberapa jam sebelum kereta ini datang. On the spot. Takdir ilahi.
“Ikutan reuni hari ini?” tanyanya membuyarkan lamunanku.
“Emang ada reuni?” jawabku yang baru sadar dari lamunan dan membetulkan posisi duduk.
“Ada. Kamu ga ikutan ikatan alumni kampus?”
“Nggak.”
“Pantes. Hari ini ada reuni kampus. Kabarnya sih akbar gitu. Mau bareng ke sana?”
“Kamu beli tiket dadakan hanya untuk reuni kampus? Sungguh anak kampus beneran. Nggak berubah, ya?” tanyaku menoleh dengan menghadapkan tubuh sedikit serong ke arahnya.
“Hahaha. Enggak. Dadakan beli tiket karena dipanggil bos besar. Harus segera sampai sebelum adzan dhuhur berkumandang.”
“Kamu kerja di Malang, sekarang?”
“Nggak. Aku kerja di kota ini. Bos besar di kota Malang.”
“Oh…”
“Mau ikutan reuni nggak? Ayo, datang bareng. Udah lama kita nggak dateng acara bareng.”
“Nggak. Aku mau jumpa bapak ibu.”
“Udah, ikut aja. Ntar aku anterin sampe rumah.” Deg! Anak ini! Tetap dengan sifatnya. Tidak berubah. Sekali jumpa denganku, aku harus turut serta dengannya. Dia pun akan rela membayarnya dengan mengantarkanku sampai depan pintu rumah dalam keadaan perut kenyang dan bertemu bapak ibu sekadar menceritakan kegiatanku bersamanya di hari itu. Takut akan dicap sebagai teman putrinya yang nggak baik.
Iya. Teman. Kami hanya teman. Teman yang seringkali memunculkan gosip bahwa kami memiliki hubungan lebih. Gosip itu pun sempat membuatku mempertanyakan kejelasan hubungan kami.
“Yo,” tanyaku saat kami memutuskan belajar bersama di teras perpustakaan.
“Hm,” jawabnya pendek sambil menulis tugas kuliah.
“Kita jadian aja, yuk!” ajakku to the point yang membuat Rio menghentikan gerakan pulpennya. 
Satu detik. Dua detik. Tiga detik. “Nggak, ah!” jawabnya tanpa menatapku.
“Kenapa?” desakku dengan menatapkan mataku ke arah matanya walau aku harus menempelkan pipiku di atas meja dan kakiku sedikit berjinjit. Demi melihat ekspresi wajahnya yang masih menunduk mengerjakan tugas kuliah.
Akhirnya dia meletakkan pulpennya dan menatapku dalam-dalam, “Aku suka kamu. Kamu itu istri-able, bukan pacar-able. Aku lebih seneng ngejaga kamu dengan hubungan seperti ini. Tidak perlu terbebani dengan perasaan kita masing-masing. Karena perasaan yang kita miliki itu sudah fitrah. Kalau pun suatu saat nanti akhirnya kita terpisah jarak dan waktu, kamu nggak perlu mencemaskan aku, aku pun tidak akan mencemaskanmu. Aku punya impian, kamu pun punya impian. Kita raih impian kita masing dulu. Jika sudah waktunya, nanti pasti akan bersama. Percaya!” Ia mengakhiri kalimatnya dengan senyuman menyakinkanku.
Mendengar jawabannya, aku hanya bisa diam. Terpaku. Berpikir keras. Dia suka aku? Sejak kapan? Jadi, selama ini dia menghabiskan banyak waktu denganku, karena dia ingin menjagaku? Kok bisa sih? Momen yang tak akan pernah kulupakan sepanjang hidupku. Dan hari ini ingatan akan momen itu tetiba muncul kembali setelah sekian tahun. Sikapnya. Cara bicaranya denganku. Sama. Tidak berubah.
“Kamu suka baca buku?” sekali lagi dia membuyarkan lamunanku.
“Oh, ini? Nemenin aja. Biar ga bosen di kereta. Ga ada yang diajak ngobrol.”
“Oh… buku bagus itu. Sembilan puluh sembilan cahaya di langit Eropa. Seorang Napoleon Bonaparte yang diduga tertarik dengan islam, sengaja membangun Eropa dengan titik awal di Arc de Triomphe menuju Ka’bah. Jika dugaan itu benar, sungguh Islam benar-benar telah memberikan cahaya di seluruh muka bumi ini. Panglima selevel Napoleon tunduk dengan cahayaNya,” penjelasannya membuktikan bahwa ia masih sama dengan Rio yang dulu. Lelaki cerdas. Suka membaca sekaligus menganalisa. Aku selalu kagum dengan cara dia berpikir.
“Dan negeri Eropa telah sedemikian pesat berkembang dengan mengamalkan nilai-nilainya, sayang mereka belum mengimani agama ini,” tambahku.
“Sepakat!” ucapnya menoleh ke arahku seraya menyodorkan gawainya, “Simpan kontakmu di hape ini ya.”
Pertemuan tak terduga yang menjadi awal hubungan kami terajut kembali. Setahun lagi, satu impianku sempurna aku jalani. Bekal pengalaman di lapangan menambah portofolio dan rasa percaya diriku untuk memulai karir di dunia pendidikan formal. Rio pun begitu, satu impiannya akan sempurna ia jalani, satu tahap lagi menjadi Site Engineer Manager termuda di perusahaan yang sudah ia incar setahun sebelum kelulusan.
***
Calon imam mulai nampak hilal. Namun, jawaban atas pertanyaan, akankah aku menjalani hubungan jarak jauh setelah menikah, bagaikan memasuki taman labirin. Bingung, pusing, serasa masih jauh menemukan muaranya.
Menikah tidak sebercanda itu. Menikah artinya siap untuk membangun sebuah peradaban baru penerus generasi penjaga bumi. Memang, semua-muanya sekarang serba berteknologi, bahkan yang jauh menjadi dekat. Tapi, apakah sebuah pernikahan jarak jauh hanya satu-satunya pilihan, padahal kita masih bisa memilih pilihan lain yang lebih Allah ridhoi? Takut rezeki akan seret karena harus resign dari kerja dan memilih untuk mengusahakan selalu bersama? Bukankah menikah sendiri adalah sebuah rezeki? Rezeki yang harus dijaga. Bukankah Allah menakdirkan seorang manusia yang menjadi pasangan kita untuk menjadi penenang jiwa, pembuka pintu rezeki untuk kita? Tentu, secanggih apapun teknologi, bonding yang paling powerfull adalah ketika bertatap muka langsung, bukan dengan video call. Secanggih apapun teknologi, keberkahan rumah tangga akan lebih banyak turun ketika sepasang suami istri lebih sering bercengkrama di bawah satu atap rumah, bukan dalam satu forum chatting teknologi. Secanggih apapun teknologi, manusia akan lebih merasa tidak sendirian, ketika pasangannya berada dalam jangkauan penglihatannya, walau tidak sedang beraktivitas yang sama. Ah… ketika keduanya menjadi pekerja proyek yang harus berpindah-pindah domisili memang memiliki konsekuensi ini. Menikah dengan LDM atau salah satu bersedia untuk ikut ke manapun pasangannya ditugaskan. Dan itu yang menjadi dilemaku ketika Rio datang kepada orangtuaku memintaku menjadi istrinya, sebulan setelah pertemuan kami di kereta kemarin. Berdiskusi dengan orangtuaku pun serasa ah…sudahlah!
“Kamu bakal resign?” tanya mama terkejut ketika aku menyampaikan rencana resignku.
“Iya, Ma.”
“Kenapa? Kenapa kamu harus resign?” Mama terlihat mulai menunjukkan emosi ketidaksetujuannya terhadap rencanaku.
“Aku nggak mau LDR-an Ma setelah nikah,” terangku.
“Kamu yang nggak mau atau Rio yang nggak ngijinin kamu berkarir?” Mama memulai pertanyaan-pertanyaan menyelidik.
“Rio ngijinin aku berkarir. Akunya nggak mau LDR-an abis nikah, Ma,” aku masih santai menjawab segala pertanyaan Mama.
“Rayya. Menjadi istri itu nggak harus selalu di rumah aja! Kamu bisa berkarya di luar rumah,”
“Ma… ini pilihan Rayya. Rio juga nggak maksa Rayya buat ikut dia ke mana pun penempatannya. Kenapa mama emosi, sih?”
“Karena wanita tanpa kemandirian finansial hanya akan membuat dia tidak berdaya, Rayya!!”
“Tapi kemandirian finansial juga akan membuat wanita tersebut abai terhadap suaminya, Ma!!”
“Rayya!” Plak! Tamparan mendarat di pipiku.
Pertama dalam seumur hidup, mama menamparku. Aku tercengang, wajahku memerah panas, air mataku menggenang. Aku tinggalkan mama di ruang makan, dan BRAK! Aku tutup pintu kamar sekeras yang kubisa. Aku berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis, tapi gagal. Sekeras apapun aku menahannya, ia tetap jatuh.
Tamparan? Hanya berdiskusi tentang hal itu, mama sampai menamparku? Salahnya di mana? Ketika nggak setuju, haruskah dengan menampar? Toh, apa yang aku utarakan adalah sebuah fakta. Kesibukan mama di luar rumah membuat mama abai terhadap ayah.
Tubuhku terasa tegang dari ujung rambut hingga ujung kepala. Jantungku berdegub kencang, nafasku cepat, membuat aku berjalan mondar mandir entah sudah berapa putaran. Aku paksakan duduk di tepi ranjang, kupaksa bernafas lebih sadar, tapi air mata tetap mengalir dan pikiran secepat kilat me-recall memori-memori masa lalu. Tanganku masih mengepal, emosi tak tertahankan membuatku memukul-mukul bantal dan teriak sekencang mungkin. Aku tidak peduli apa kata tetangga.
Tok! Tok! Tok!
“Rayya… Ayah boleh masuk?”
Aku tidak menyahut panggilan ayah. Tak lama, Ayah sudah duduk di sampingku, di tepi tempat tidur. Kami menghadap ke arah luar jendela, ke titik yang sama.
“Nak, maafkan mamamu ya! Dia sama sekali nggak bermaksud menampar kamu. Itu refleks dari emosinya yang memuncak.” Aku masih sesenggukan, kepalan tanganku mulai merenggang.
“Kamu lihat pohon itu, Nak? Mungkin usianya seusiamu lebih mudah beberapa tahun. Kamu inget nggak, kalau kita yang menanamnya bersama-sama saat kamu umur tiga tahun? Kamu merengek terus untuk ikut ayah merapikan halaman itu. Rengekanmu sungguh membuat gempar tetangga jika ayah tidak menuruti. Akhirnya, ayah mengizinkan kamu ikut menanam beberapa pohon. Salah satunya pohon ini. Dulu, dia hanya setinggi ini ketika di tanam,” ayah memanjangkan lengan kirinya, “sekarang, tingginya sudah melebihi atap rumah kita. Banyak hal yang ia lewati. Panas matahari yang membakar. Hujan badai yang membuatnya basah kuyup. Petir menggelegar yang selalu tertarik dengannya. Lihatlah, ia semakin berdiri kokoh. Dari ranting yang setebal lengan ini, menjadi pohon yang kita peluk pun tak sanggup mempertemukan jari jemari tangan kiri dan kanan kita. Dari daun yang tidak bisa melindungi kita dari terik matahari, menjadi rimbunan daun yang jika kita duduk di bawahnya kita bisa berteduh sepanjang hari. Nggak ada hidup yang santai kayak di pantai terus menerus, Nak. Mungkin ini salah satu badai kecil yang harus kamu hadapi.”
“Trus aku harus gimana, Yah?” tangisku mulai mereda dan kepalan tanganku mulai membuka.
“Kamu boleh marah. Kamu boleh nangis. Terima semua emosi yang menghampirimu. Salurkan semuanya. Nggak ada yang salah dengan emosi itu,” ucap ayah sembari mengelus kepalaku, “Kami, orangtuamu, hanya manusia biasa, Nak. Seringkali kami khilaf terhadap kamu. Marah. Ngomel. Atau sampai memukul kamu. Kami pun sama denganmu, berusaha memahami kamu, tapi terkadang tidak paham jalan pikiran kamu. Ada banyak hal yang berbeda antara kami dan kamu. Suatu saat, ketika kamu sudah menjadi kami, kamu akan mengerti,” ayah merangkulku.
“Tapi sakit, Yah! Mama nggak harus ngomong gitu kan di depan Ayah tadi,” kuletakkan kepalaku di pundak ayah. Sandaran paling nyaman dan paling menenangkan.
“Pssst!”
“Kenapa ayah selalu diam? Kenapa ayah nggak ngomong?” aku menegakkan kepala dan memutar tubuhku sedikit menghadap ke arah ayah.
“Pernah, Nak! Ayah pernah,” ayah tetap menghadap ke arah keluar jendela dengan wajahnya yang tetap meneduhkan. “Tapi, setelah itu, Ayah sadar. Mama kamu hanya seorang manusia biasa, yang asal penciptaannya dari tulang rusuk. Tulang rusuk yang akan selalu bengkok. Tulang rusuk yang jika dipaksa untuk lurus, ia akan patah. Ketika patah, ia tak lagi bisa berfungsi menjaga hati si empunya tubuh. Dan Ayah tidak ingin mamamu patah. Ayah memilih untuk mengalah agar kapal ini tetap berlayar. Jika tidak ada salah satu dari kami yang mengalah, sudah sejak lama kapal ini karam, Nak.”
Dari wajah ayah, aku melihat bahwa pohon yang telah menjadi kokoh dan rimbun itu adalah ayah. Ayah yang menjadi ayah rumah tangga untukku, anak semata wayangnya. Ayah yang menjadi kepala sekolah untuk guruku, mama. Guratan pada wajahnya mengisyaratkan bahwa telah banyak kejadian besar dalam rumah tangganya yang telah ia taklukkan dengan usaha maksimalnya. Telah banyak hal yang tentu ia korbankan agar kapalnya tetap berlayar mengarungi samudra kehidupan yang penuh kejutan.
“Mamamu hanya khawatir dengan kamu, Nak. Ia sadar sekali, walau wajahmu sangat mirip dengan Ayah, namun karakter dan sifatnyalah yang ada pada diri kamu. Mamamu tahu kalau kamu nggak akan betah terus menerus di dalam rumah dengan aktivitas rumah yang monoton. Mamamu tahu kalau kamu suka pekerjaan yang menantang, dan mengurus pekerjaan domestik itu kurang menantang.”
“Trus, yang tentang kemandirian finansial? Selama ini aku melihat mama bertindak seenaknya terhadap ayah. Mentang-mentang menghasilkan duit sendiri, aku nggak mau merasa lebih tinggi dari suamiku nanti, Yah.”
Ayah tersenyum, “Setiap awal pernikahan, tidak semua pasangan baru memiliki finansial yang cukup, Nak. Dulu, Ayah belum seperti sekarang. Ayah belum bekerja dengan penghasilan yang tetap dan cukup setiap bulannya. Sedangkan Mamamu, sudah. Ayah belum bisa memberikan sepenuhnya kebutuhan lahir Mama kamu. Kebutuhan dapur pun kadang sebulan cukup, kadang enggak. Sisanya ditutupi oleh penghasilan Mama kamu. Mama kamu khawatir kalau Rio yang sekarang seperti Ayah yang dulu. Mamamu hanya ingin memastikan kamu tidak perlu mengalami apa yang ia alami dulu di awal pernikahan.”
“Rio kan sudah kerja empat tahun, Yah!”
“Itu belum menjamin pengaturan keuangannya baik, Rayya. Kamu sudah pernah membicarakannya?”
Aku terdiam, karena memang aku belum pernah menyentuh topik itu sama sekali. Aku masih merasa itu hal tabu untuk diobrolin di awal.
“Bicarakanlah, Nak! Agar itu bisa membuat kamu lebih tenang menjalani rumah tanggamu nanti. Mama dan Ayah memiliki sebuah kesepakatan yang kami buat agar Ayah nyaman, Mama nyaman, dan kapal ini tetap ajeg walau badai menghadang. Salah satunya tentang pengaturan keuangan. Di dalam agama kita, berlaku hukum keterpisahan harta antara suami dan istri. Itu yang kami sepakati di awal. Mungkin mama terkesan abai terhadap Ayah, tapi sebenarnya tidak. Kami memiliki waktu bersama untuk membicarakan segalanya dan menyepakati solusinya. Kami menjalankannya dan tidak mempedulikan apa kata orang. Karena kamu adalah buah hati ayah mama, ketika tadi kamu mengeluarkan statement itu, perlu menurut ayah meluruskannya.”
Kalimat-kalimat ayah membuatku makin terdiam. Ada banyak hal yang tidak kutahu tentang pernikahan. Yang kutahu ayah dan mama selalu bertemu setiap hari, setidaknya saat sarapan dan makan malam. Saat itulah kami membicarakan segala hal tanpa distraksi gawai. Setelahnya, mereka tak banyak bicara dan sibuk dengan urusannya masing-masing, walau berada dalam satu tempat. Ternyata itulah cara mereka mendukung satu sama lain, memberikan ruang berkarya untuk menumbuhkan potensi yang ada.
Satu atap. Ruang berkarya. Bertumbuh. Keberkahan. Banyak kata kunci yang berseliweran dalam benakku, memberikan andil pada keputusan besar yang akan kubuat. Menikah, pasti. Rio adalah lelaki yang entah sejak kapan ia berhasil mencuri perhatianku dan membuatku yakin bahwa kami bisa bertumbuh bersama. Berfokus pada rumah, ini yang masih kupertimbangkan. Keinginan paling besar dalam hidup setelah pernikahan adalah bisa sering bertatap muka dengan suami membicarakan banyak hal tentang masa depan keluarga kami.
"Abis nikah, aku resign, ya! Aku bakal ikut kamu di mana pun penempatan kamu," kataku kepada Rio saat kami mulai membicarakan masa depan di teras perpustakaan yang sering kami singgahi dulu waktu kuliah.
"Kamu yakin bakal melepaskan karir kamu, Rayya?" kata Rio yang cukup terkejut dengan pernyataanku.
"He'em. Bulan depan kita sudah menikah. Tepat empat tahun aku menimba ilmu di dunia perproyekkan. Kurasa cukup dan satu impianku telah sempurna tercapai. Waktu yang tepat untuk mencoba hal baru," jawabku mantap.
"Apa yang membuatmu mengambil keputusan itu? Kamu pintar. Kamu punya nilai akademis yang baik. Dan kamu punya kesempatan besar untuk meniti karir di perusahaanmu sekarang. Aku ga masalah kalau kita nanti harus LDM. Toh, aku kerja setiap hari dan hampir selalu lembur. Terus gimana dengan rencana sekolahmu?"
"Aku masih ingin lanjut sekolah, tetapi mungkin itu bisa kita bicarakan lagi. Hal terbesar yang ingin aku capai dalam pernikahanku adalah aku pengen kita jumpa setiap hari nantinya. Aku pengen kita bisa pillow talk mendiskusikan banyak hal untuk masa depan keluarga kita. Tanpa alat komunikasi untuk menghubungkan jarak kita yang jauh. Dan tentunya, aku pengen mencium tanganmu setiap pagi saat kamu berangkat kerja dan mendoakanmu dalam jarak dekat. Urusan rumah serahkan saja padaku," aku menatapnya sambil tersenyum, "tentu dengan satu syarat."
"Apa itu?" tanyanya menyelidik.
"Kasih aku uang jajan khusus, ya! Hahaha," jawabku sambil tertawa.
"Hmm... baik," jawab Rio dengan senyum manyun lalu membetulkan posisi duduknya, "betewe, terima kasih, ya! Sudah mau mengalah untuk selalu bersama saat menikah nanti. Jujur, aku tidak berekspektasi kalau kamu bakal memutuskan hal itu. Tentang sekolahmu nanti, insya Allah akan aku dukung."
"Itu soal prinsip, Rio," jawabku. Keputusan telah dibuat. Ada rasa deg-degan membayangkan seorang Rayya yang suka lembur, sering ngeluh kalau pulang larut, selalu pakai PDL setiap hari, akan menjadi Rayya yang sering berada di rumah, mengerjakan segala hal di rumah agar suaminya senang saat pulang rumah rapi, makan malam sudah tersedia. Uwuuu banget.
***
Hari ke-30 setelah resepsi pernikahan.
Mendapatkan keberkahan, memang harus mengalahkan ego. Surga tak didapatkan hanya dengan tawa riang. Karena tawa riang yang terlihat menyenangkan, seringkali membawa manusianya terjerembab dalam neraka.
Tiga puluh hari berada di rumah saja, ternyata memang bukan Rayya yang sebelumnya. Benar kata ayah dan mama. Pekerjaan rumah itu monoton dan kurang menantang bagiku. Tak seperti hari-hari sebelum menikah, awal pagi selalu terisi dengan semangat membara, ada perasaan bahwa aku akan menemui sesuatu yang menyenangkan di tempat kerja. Setelah pernikahan, awal pagi seperti itu hanya bertahan seminggu. Selebihnya, aku harus terus mencari hal yang membuatku bisa tetap bersemangat mengawali hari. Mulai dari nonton Youtube Devina Hermawan untuk menemukan resep simple tapi endeus, sampai cek out peralatan mbenthel untuk menemani sore yang kadang gabut. Tapi semuanya tetap tidak bertahan lama. Aku harus terus mencari sesuatu yang membuat Rayya yang dulu kembali. Rio pun merasakannya.
“Yang,” ucap Rio suatu saat makan malam di hari ke-50 pernikahan kami.
“Hm…,” jawabku pendek sambil mengunyah makanan.
“Nggak pengen balik kerja?” tanyanya agak kurang jelas karena sedang mengunyah makanan.
“Kenapa, yang?” tanyaku balik ketika suapan terakhir telah sempurna kutelan.
“Biar kamu bisa ceria seperti dulu.”
“Emang sekarang nggak ceria?” tanyaku sambil merapihkan meja makan dan menunggu Rio selesai dengan makanannya.
“Enggak,” jawabnya menggeleng. Ia telah menghabiskan seluruh makan malamnya.
“Kok bisa?” aku menyandarkan diri ke kursi makan.
“Yang… gapapa banget lho, kalau kamu mau kerja lagi. Aku dukung. Dulu kan aku pernah bilang, gapapa banget kalau kamu mau meniti karir dan kita LDRan.”
“Tapi aku tetep nggak mau LDRan, Yang.”
“Oke, kamu nggak mau LDRan. Kamu cari kerja yang bisa kerja dari rumah aja. Karena kamu yang sekarang seperti bukan kamu. Ga bisa diajak bercanda seperti dulu. Bawaannya sensi mulu. Padahal dulu kalau aku becandain, reaksi kamu ga seserius itu. Aku nggak tau ya, kamu ada pikiran apa. Ini hanya dugaanku. Kamu kangen kerja ya?”
“Aku nggak tau aku kangen kerja atau nggak, Yang. Tapi rasanya aku useless di rumah ini. Ya…meskipun pekerjaan domestik setiap hari ngantre, tapi masih ada perasaan yang nggak bisa aku jelasin dengan kata-kata.”
“Hayuk, aku bantu menemukannya.”
“Apa?”
“Yang bikin kamu bingung.”
“Yakin?”
“Emang kamu sudah tau?”
“Kemarin aku mulai menuliskan apa yang bikin aku kayak gini. Hanya, ini perlu divalidasi sama kamu.”
“Coba apa aja?”
“Sepertinya karena aku terbiasa untuk menghasilkan uang sendiri, Yang. Mendapatkan uang bulanan dari kamu, seharusnya bisa sama bahagianya ketika mendapatkan uang dari keringat sendiri. Nominal besarannya sama. Beban kerjanya lebih ringan.”
“Hey, mengurus rumah itu nggak ringan, Sayang.”
“Ringan. Hanya monoton. Itu yang membuat tantangannya tak sebesar ketika aku di proyek dulu. Selain itu, aku tidak berjumpa dengan manusia lain. Tidak ada yang bisa kuajak ngobrol.”
“Kamu nggak pernah maen ke rumah mbak Anggun, istrinya mz Pras, teman kantorku? Kan rumahnya di depan kita.”
“Pernah. Tapi feelnya berbeda.”
“Fix, kamu memang butuh kembali ke dunia sipil, Yang.”
“Gitu, ya?”
“Iya. Kamu rindu dengan duniamu, Yang.”
“Kamu ga papa?”
“Aku nggak papa. Aku ridho. Asalkan aku tetap menjadi prioritas pertama kamu,” jawabnya memberikan senyuman menyakinkan itu lagi.
Berada di tempat asing, tanpa teman dan keluarga, membuatku lebih memilih untuk berdiam diri di rumah. Ingin sonjo, tapi mulai dari mana. Seringnya, bukan aku yang mendahului, tetapi para ibu-ibu tetangga yang memulai. Tanah luas yang di depan kontrakan menjadi penyelamatku dari kesendirian. Ibu-ibu tetangga tiba-tiba menyapa dan mengajak bergabung menonton anak mereka bertanding. Seringkali aku iyakan. Setidaknya aku telah mencoba untuk membaur dan memperkenalkan diri kepada mereka. Tapi, tetap saja ada sebuah ruang yang kosong tak bisa terisi oleh hal-hal itu. Entah apa itu.
Hingga, suatu ketika ada yang menelponku. Di hari ke-100, di pagi hari setelah Rio berangkat kerja. “Halo, Assalamu’alaikum,” aku menjawab telepon dari nomor yang asing bagiku.
“Wa’alaikumsalam, Rayya. Ini Bu Kris,” suara empuk di seberang sana membuatku teringat akan masa lalu yang menyenangkan. Ada rasa yang mulai mengisi ruang kosong itu. Tapi aku belum tahu apa.
“Eh, bu Kris. Apa kabar? Maafkan nomornya belum tersave,” jawabku basa basi.
“Nggak papa. Kamu sekarang di mana?”
“Di Banyuwangi, Bu. Ibu di Banyuwangi?”
“Iya. Ibu di Banyuwangi. Sekarang sedang di hotel Amaris. Kalau Rayya tidak sibuk, boleh kita bertemu?”
“Jam berapa ibu senggang?” aku langsung mengiyakan. Sudah lama aku tidak berjumpa dengan Bu Kris. Sudah lima tahun berlalu.
“Rayya senggang jam berapa?”
“Sekarang senggang, bu.”
“Sekarang aja, yuk! Ibu tunggu di restoran hotel, ya.”
“Baik, bu,” kataku bersemangat. Bu Kris. Wanita yang pernah menjadi atasanku saat aku magang di kantor BUMN besar. Wanita yang sudah seperti ibuku sendiri. Ibu ideologisku.
Tak banyak kata, kulaju motor menuju Hotel Amaris. Ada banyak hal yang terlintas di dalam ingatan. Pengalaman magang pertama selepas lulus kuliah. Pertama kali mengenal dunia kerja yang nyatanya mengharuskan kita memberikan toleransi terhadap hal-hal yang tidak sesuai teori di perkuliahan. Pertama kali gejolak batin muncul begitu hebat dan Bu Kris lah yang memegang tangan ini agar tidak masuk dalam pusaran kegalauan yang terlalu dalam. Semoga hari ini pun Bu Kris membawa berita baik. 
“Hai, Rayya,” teriakan Bu Kris membuatku menoleh, lalu menuju ke arahnya.
“Assalamu’alaikum, bu!” aku meraih dan mencium punggung tangannya.
“Wa’alaikumsalam. Wah, Rayya makin bersinar saja wajahnya. Sini, duduk!” bu Kris menepukkan tangan ke kursi sebelah tempat ia duduk.
“Makasih bu. Ada agenda apa, bu di sini?” tanyaku basa basi di sampingnya.
“Ada yang harus ibu urus di sini. Tapi ibu nggak bisa lama-lama di kota ini.”
“Ibu sudah berapa hari di sini?”
“Sejak kemarin siang. Turun pesawat, ibu langsung menuju lokasi. Ibu mikir, siapa ya yang bisa ibu delegasikan untuk melanjutkan tugas ini. Semalaman ibu mikir. Iseng ibu buka instagram dan story kamu muncul. Jadilah, pagi ini ibu telpon kamu. Untung nomor kamu nggak ganti,” ucap Bu Kris dengan logat bugisnya yang khas, “Terus terang, kerjaan ibu di kantor pusat sedang menumpuk dan harus selesai akhir bulan ini. Dan agenda ini permintaan pak Bos.”
“Kerjaannya tentang apa?” ruang yang kosong itu terasa mendapatkan angin segar.
“Jadi, pak Bos punya lahan di sini. Beliau ingin membuat rumah lengkap dengan kebun pangannya. Apa ya istilah yang sedang in sekarang ini, per..per…”
“Permaculture, bu?”
“Nah, iya! Rayya tahu tentang permaculture?”
“Sedikit bu.”
“Bagus. Belajar yang banyak tentang itu ya! Tugas ini rencananya ibu delegasikan ke kamu. Pak Bos juga sudah tahu kinerjamu. Kukira dia akan setuju kalau project ini kamu yang handle. Kamu masih di sini dalam jangka lama kan?”
“Insya Allah begitu. Nanti saya diskusikan dengan suami ya, bu!”
“Kenapa? Suamimu melarang kamu kerja?”
“Oh, nggak, bu. Malah sebaliknya. Saya dulu yang terlalu keukeuh untuk berhenti bekerja dan memilih untuk mengurus rumah saja. Ternyata, mengurus rumah lebih melelahkan dan membosankan. Tantangannya tidak sesuai dengan saya. Hehe”
“Haha. Rayya… Rayya,” Bu Kris menepuk bahuku, “seringkali Allah menguji hambaNya dengan ekspetasi yang ia buat sendiri.”
Aku bengong mendengar kalimat bu Kris. Allah sedang menguji keinginanku? Apakah aku serius menjadi ibu rumah tangga yang hanya mengerjakan pekerjaan rumah, ataukah aku bisa berpikir lebih realistis bahwa berkarya pun tak masalah bagi seorang istri?
“Okeh, nanti bicarakan dengan suamimu ya. Semoga apapun keputusan kalian, ridho Allah menyertai.”
“Amin.” 
Pagi yang membawa angin segar, walau Banyuwangi di atas jam 10 pagi sudah sangat membuat gerah. Sepulang dari Hotel Amaris, aku beraktivitas melanjutkan pekerjaan rumah yang belum selesai. Kali ini, mengerjakan rumah lebih menyenangkan dari sebelumnya. Aku merasakan ada yang berbeda dalam diriku. Apakah benar adanya bahwa aku rindu dunia sipil? Ah, jika sepulang dari berjumpa Bu Kris membuatku lebih bersemangat, artinya benar. Aku memang rindu.
“Yang,”
“Hm…”
“Tadi aku jumpa dengan Bu Kris.”
“Bu Kris siapa?”
“Ohya, aku belum cerita ya. Jadi, dulu setelah lulus kuliah, aku mendaftar magang di perusahaan A. Nah, Bu Kris ini atasan aku.”
“Oh… iya. Trus?”
“Dia menawariku kerjaan.”
“Kerjaan apa?”
“Kamu tahu permaculture kan? Salah satu list impian yang aku tuliskan bulan lalu?”
“Kemandirian pangan?”
“He em. Nah, Pak Bosku dulu itu punya tanah di sini. Mau bangun permaculture itu. Luasnya memang hanya 500m2. Rumah tinggalnya juga maunya dibangun sederhana aja. Mendengar itu tadi, seakan gayung bersambut tau nggak, Yang?”
“Kamu mau mengambil kesempatan itu?”
“He em.” jawabku tersenyum mantap.
“Nah, kita dong! Cahaya mata yang selalu kurindukan sudah kembali.”
“Heh?”
“Iya, aku ijinin kamu mengurus project itu. Aku percaya, kamu bisa atur waktu antara pekerjaan, suami, dan rumah.”
“Aaaah, terima kasih, Sayang!” kupeluk Rio dan kucium pipinya. Barangkali jika ku ditanya, hal apa yang aku syukuri saat ini, aku akan menjawab, memiliki Rio sebagai teman hidup sekaligus teman bertumbuh.
17 notes · View notes
glyhndzkr · 10 months ago
Text
Will Smith si Jamaah Jumat
Ada satu fenomena sosial yang sudah menjadi bahan akun bola khusus buat pertandingan malam jumat, terlebih kalo MU dan Barca yang main. Beuh, H-7 udah siap sih keknya bahkan untuk tim yang ini. Apalagi kalo bukan meme Will Smith si Jamaah Sholat Jumat yang berbahagia wkwk
Tumblr media
Meme ini di tengah derasnya rasa kecewa bagi fans MU, Chelsea dan Barca setelah menunggu 90 menit hanya untuk menelan rasa pahit kekalahan (yang sebenarnya sudah jadi asupan hari hari kalo bertanding) juga menjadi oase lucunya kehidupan. Seolah mengatakan
Sudahlah kawan, senyumlah syukuri hidupmu tunjukkan pada dunia, kau tak mampu~ diakhiri dengan tetes air mata dan tersenyum ikhlas pake banget, hidup kok gini banget ya Allah gustiiii... wkwk
Ya ini sudut pandang saya sebagai seorang non fans MU, Chelsea, dan Barca, yang terhibur dengan fenomena meme rutinan ini, mungkin beda isi dan judul kalo saya fans ketiga tim tersebut,
Will Smith dan tiap Jumat Sialan, misal. wkwkwk
dan munculah hasil quick count, alih alih mau bilang, tapi kok hari ini ternyata tidak semenghiburkan itu juga ya memenya?, eh ternyata lebih cocok ke, ternyata tidak seburuk itu juga ya memenya, karena jujur saya tetap merasa puas dan benar dengan pilihan dan usaha yang telah saya lakukan hingga saat ini, walau hasil sejauh ini masih menunjukkan prognosis kurang sesuai dengan harapan yang diinginkan.
Sound memory reboot akan tetap berkesan walau mungkin besok, dijadikan sound meme Will Smith Jamaah Jumat yang Berbahagia.
sejujurnya agak berat juga nulis kalimat akhir yang satu ini, tapi seperti di Film Star Wars Rogue One, semua diawali dari harapan. Tinggal nek udah fix terima kasih, ya mari mulai mengaharap yang lain, karena semua pasti berpikir untuk kebaikan Indonesia kan pada akhirnya? ya kan? kalau tidak, semoga ya hari ini lebih baik dari hari kemarin yang tidak lewat begitu saja~
sesungguhnya aku atas prasangka hambaku, tapi jujur saya sedih, Kenapa? banyak. Salah satunya, adalah bagaimana beliau mampu menumbuhkan kembali marwah demokrasi dan perpolitikan indonesia, serta harapan akan adanya sosok pemimpin yang benar mendengar dan berjuang untuk rakyatnya di tengah ketidakjelasan kebijakan pemerintah Indo seperti bagaimana KPK tida independen lagi dan hukum yang tajam kebawah tapi tumpul ke atas seperti kasus Sambo dan koruptor yang tak kunjung dijenput seperti Harun Masiku. Tapi kesempatan tsb akan hilang terlewat dan menunggu sokka dan katara kembali untuk menemukannya.
Bismillah Ril Count.
2 notes · View notes
sentosabos · 10 months ago
Text
SENTOSABOS: Rahasia Game Menarik dengan Tingkat Kemenangan Tinggi dan Bonus Terbesar
Dalam dunia game yang serba dinamis, para pemain selalu mencari pengalaman yang menarik dan penuh tantangan. Namun, satu hal yang tak bisa dipungkiri adalah ketertarikan terhadap permainan dengan tingkat kemenangan tinggi dan bonus terbesar. Bagi para penggemar game, mencari permainan yang memenuhi kriteria ini bisa menjadi misi tersendiri. Untungnya, ada beberapa game yang memenuhi harapan tersebut, yang sering disebut sebagai permainan "sentosabos". Mari kita telusuri lebih lanjut:
1. Blackjack Online: Memenangkan Uang dengan Strategi Blackjack online telah lama menjadi favorit di kalangan pemain kasino daring. Keunggulan dari game ini adalah pemain dapat menggunakan strategi untuk mengurangi keunggulan rumah, meningkatkan peluang kemenangan, dan memperoleh bonus besar dari berbagai promosi yang ditawarkan oleh platform perjudian online.
2. Poker: Gabungan Skill dan Kesempatan Poker adalah permainan kartu yang membutuhkan kombinasi skill, kesempatan, dan pengelolaan emosi. Pemain yang memiliki kemampuan membaca lawan dan menguasai strategi permainan memiliki peluang menang yang tinggi. Selain itu, turnamen poker online seringkali menawarkan hadiah besar dan bonus menggiurkan bagi para pemenangnya.
3. Slot Online: Hibur Diri dengan Hadiah Menggiurkan Slot online adalah permainan yang sangat populer di kalangan penggemar judi online. Meskipun hasilnya sangat bergantung pada keberuntungan, banyaknya variasi permainan dan bonus yang tersedia menjadikan slot online sangat menarik bagi para pemain yang mencari hadiah besar.
4. Taruhan Olahraga: Pertaruhan pada Kemenangan Betting pada hasil pertandingan olahraga telah menjadi hiburan yang populer di seluruh dunia. Dengan melakukan analisis dan prediksi yang tepat, pemain dapat memperoleh kemenangan besar dan bonus menarik dari platform taruhan online.
5. Esports: Kompetisi di Dunia Virtual Esports telah mengalami pertumbuhan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Pemain yang ahli dalam game-game populer seperti Dota 2, League of Legends, atau PUBG bisa meraih kemenangan besar dan bonus menggiurkan dari berbagai turnamen esports yang diselenggarakan secara online.
Kesimpulan Para pemain game selalu mencari pengalaman yang mengasyikkan dan menguntungkan. Dengan bermain game "sentosabos" yang memiliki tingkat kemenangan tinggi dan bonus terbesar, para pemain dapat merasakan kegembiraan sekaligus memperoleh keuntungan finansial. Namun, penting untuk diingat bahwa kehati-hatian tetaplah kunci, dan judi harus dilakukan dengan tanggung jawab. Semoga artikel ini membantu Anda menemukan game yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan Anda!
Tumblr media
2 notes · View notes
ariekdimas · 2 years ago
Text
Harapan Baru
Tumblr media
Sudah tiga bulan berlalu semenjak aku bermain bola kembali. Setiap sabtu dan minggu aku jadi suka menyempatkan diri untuk latihan sendiri. Akan tetapi dalam seminggu aku hanya diperbolehkan bermain 4 jam saja, karena kondisi tubuhku masih belum pulih total. Jika dipaksakan melakukan aktivitas fisik berlebihan maka berdampak pada luka amputasiku.
Dari hasil latihan yang aku lalui tersebut, sebagian kemampuan sepak bola bisa ku dapatkan lagi. Lumayan lah sekarang aku sudah mulai bisa menggiring bola dengan menggunakan tongkat jalan. Walaupun kadang masih sulit menjaga bola agar tidak terpental jauh dari kaki. Lalu, kemampuan menendang ku juga udah lebih meningkat dibandingkan ketika bermain bersama Rio. Terkadang aku juga suka mengajak Ayah untuk bermain bola bersama biar ada lawan tandingnya.
Untuk bisa memotivasiku lebih, Ayah masih suka mengajakku menonton pertandingan piala dunia di TV. Tahun ini tim kesayangannya, Perancis menjadi juara Piala Dunia Rusia 2018. Salah seorang pemain muda tim ayam jantan tersebut yang bernama Kylian Mbappe sedang menjadi perbincangan media global saat ini, karena penampilan aksinya yang menakjubkan. Bagaimana tidak, Mbappe yang masih berusia 19 tahun tampil lebih menonjol dibandingkan pemain muda lainnya.
Ditengah menonton pertandingan piala dunia, Ayah suka menyelipkan pesan kepadaku.
"Mas Arga lihat deh itu, hebat ya Mbappe. Belum 20 tahun tapi kemampuannya udah hampir setara sama Cristiano Ronaldo sama Lionel Messi."
"Iya Yah, bertalenta banget emang dia. Kalau ia udah turun di lapangan lawan pasti langsung kocar-kacir."
"Hahaha betul... Tapi yang perlu kamu ketahui, Mas. Di luar bakatnya yang dahsyat itu, Mbappe pasti punya mentalitas yang luar biasa sehingga membuat ia bisa jadi seperti saat ini."
"Oh iya, Ayah jadi teringat, nama tengah kamu diambil dari pemain terkenal Perancis bernomor punggung 10 yaitu Zinedine Zidane. Mbappe juga bernomor punggung 10 bukan? Tim Les Bleus juga mengangkat tropi kali ini. Mungkin tahun ini saatnya kamu untuk bersinar juga."
"Mmm ..Pasti Ayah!" Aku hanya bisa mengangguk setuju kepada Ayah sambil tersenyum. Belum tahu apa yang akan terjadi nanti.
***
Pada kemudian hari, setibanya aku di rumah setelah melakukan kontrol berkala ke dokter, Ibu menyampaikan kalau tadi ada kiriman surat dari INAF yang ditujukan kepadaku. Surat dari siapa pikirku dengan bingung. Selama ini aku belum pernah kemana-mana lagi. Karena penasaran, aku pun lalu segera membuka dan membaca surat tersebut.
Dengan hormat,
Perkenalkan kami dari INAF Assosiation – Perkumpulan Sepakbola Amputasi Indonesia. Bersama ini kami sampaikan bahwa INAF akan mengadakan seleksi untuk mencari pemain Tim Nasional Sepak bola Amputasi Indonesia.
Seleksi ini akan dilakukan di Jakarta pada tanggal 8 November 2018. Maka dengan ini INAF memanggil Sdr. Arga Zidane Prasetya untuk mengikuti seleksi tersebut.
Demikian hal ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya, kami mengucapkan terima kasih.
Salam Olahraga.
Ketua Umum INAF
"Hah? Perkumpulan sepakbola Indonesia? Aku baru tahu kalau ada asosiasi tersebut. Ku pikir asosiasi sepakbola cuma ada PSSI aja."
Tertarik dengan undangan tersebut, aku memutuskan untuk menerimanya. Saat datang ke gedung pertemuan sesuai arahan undangan, berkumpul di dalamnya berbagai peserta penyandang amputasi dengan kondisi yang hampir sama denganku. Ada yang amputasi di kaki, ada pula yang amputasi tangan. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Ketua Umum INAF menyambut kedatangan para pemain peserta yang akan mengikuti seleksi. Ia menjelaskan terkait Indonesia Amputee Football atau Garuda INAF yang sudah berdiri sejak tahun 2018. Layaknya PSSI, INAF ternyata merupakan induk organisasi sepak bola bagi penyandang disabilitas fisik. Asosiasi ini sudah tergabung menjadi bagian dari World Amputee Football Organization atau WAFO, yang berarti Indonesia sudah dapat mengikuti ajang olahraga khusus ini dalam pertandingan di luar negeri.
Wow keren juga pikirku. Aku jadi tambah bersemangat, akhirnya setelah sekian lama aku dapat menyalurkan hobiku bermain sepakbola dalam sebuah tim. Selain itu, dengan tergabung menjadi pemain sepakbola amputasi artinya ada peluang untuk mewujudkan kembali mimpi lamaku yang sempat hilang. Yakni menjadi pemain bola profesional dan bisa menorehkan prestasi di kancah internasional.
Tahapan seleksi pemain timnas amputasi ini sendiri diikuti oleh 40 oran,g dan yang terpilih nantinya hanya 20 orang pemain saja. Para peserta seleksi ikut serta disini karena mereka sudah terjaring dalam organisasi sepak bola amputasi lokal di daerah masing-masing. Salah satu peserta yang aku temui adalah Samsul Bahri, ia berasal dari klub bola amputasi Jember.
Disini hanya aku sendiri yang tidak berasal dari tim atau organisasi sepakbola amputasi manapun. Karena itu aku masih bertanya-tanya, kira-kira kenapa INAF bisa mengundangku kesini ya.
Sebelum tahap seleksi dimulai, aku dihampiri oleh seorang bapak-bapak berkumis. Ia terlihat seperti pengurus dari INAF.
"Kamu yang namanya Arga bukan?"
"Iya Pak betul. Ada apa ya Pak?"
"Perkenalkan saya Martin. Saya yang akan jadi pelatih Timnas Amputasi ketika kalian lolos nanti. Saya yang merekomendasikan dan mengundang kamu untuk mengikuti seleksi ini."
"Oh iya? Maaf kalau boleh tahu, memang darimana bapak tahu saya?"
"Saya mendengar kabar dari teman saya yang menjadi pengurus di PSSI untuk U-17. Ia bercerita bahwa ada seorang anak bernama Arga dari Tim SSB Macan yang punya prestasi gemilang. Namun akibat cedera tragis yang dialaminya sehingga ia harus kehilangan kakinya."
"Betul, itu saya pak." sahutku
"Kemudian saya mendengar dari orang-orang kalau ada seorang pemuda amputasi senang berlatih bola sendiri di lapangan, di Kampung Bojong Kecil. Saya pun mencoba menggali informasi tersebut dan menemukan bahwa benar itu kamu Arga. Saya yakin dengan pengalaman yang kamu miliki, kamu punya potensi yang bisa dikembangkan. Karena itu saya tertarik untuk mengundang kamu untuk bergabung dalam timnas amputasi."
"Saya harap kamu dapat melakukan yang terbaik Arga, sampai bertemu dengan saya nanti." Ujar Pak Martin sambil menepuk pundakku dan berjalan pergi meninggalkanku.
"Ah, seperti itu rupanya mengapa mereka mengundangku kesini."
(Bersambung) (c) Ariek Dimas
10 notes · View notes