yaudahgituaja · 5 months ago
Text
Pelajar Didorong Punya Persepsi Positif tentang Politik sebagai Alat Evaluasi Kekuasaan
Ya Udah Gitu Aja – Meningkatkan pemahaman para pelajar, tentang politik yang bertanggung jawab sangat diperlukan sebagai alat evaluasi kekuasaan. Setelah memiliki persepsi positif tentang politik, mereka sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bernegara, sekaligus membangun sistem demokrasi yang sehat. Pemilih pemula diharapkan dapat memiliki persepsi positif tentang politik, sehingga,…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
retorikadyf · 2 years ago
Text
PENGHIANAT BANGSA!! Perselingkuhan HARAM Pejabat Negara Dengan Oligarki Kapitalis
Tepat 1 Mei 2023 pada peringatan hari buruh dunia menjadi momentum yang tepat memperingati hari buruh dan memperingati hari kekecewaan rakyat Indonesia, mari menggerakan masa untuk melawan ketidakadilan bagi masyarakat pekerja dan para kaum buruh. Pada hari ini menjadi salah satu sejarah penghianatan para pemimpin bangsa negara ini mereka melangsungkan perselingkuhan atas birahi politik bersama para oligarki yang merusak moral bangsa dan menciderai hati rakyat Indonesia. Meraka yang katanya pemimpin bangsa, pelindung bangsa, pengayom bangsa namun nyatanya hanya alat bagi para cukong-cukong oligarki, para pebisnis yang curang dan hina yang mengahalalkan segala cara untuk mencari keuntungan yang lebih.
Pemimpin Negara Hanya Petugas Partai dan Budak Oligarki
Inilah buruknya saat memilih pemimpin negara yang bekerjasama dan tunduk kepada para oligarki dan pemimpin partai. Mereka membuat kesepakatan-kesepakatan kebijakan yang hanya menguntungkan diri pribadi, partai nya dan para oligarki tersebut, bisa di sebut sebagai petugas partai dan budak oligarki, rakyat hanya menjadi bahan perasan finansial.
Pada kepemimpinan di pemerintahan pak Jokowi sebagai pemimpin negara dan Puan maharani sebagai ketua DPR-RI bersama-sama memuluskan terkait dengan dikebutnya hanya dalam waktu 7 bulan dari pengusulan hingga terjadinya pengesahan RUU CIPTAKERJA dimana rancangan undang-undang ini terlihat sekali sangat dipaksakan dan mendukung serta membela para cukong oligarki beberapa pasal sangat merugikan masyarakat pekerja dan para buruh.
Pasal-Pasal Pembela Oligarki Selingkuhan Pejabat Negara
Beberapa pasal yang penulis soroti adalah pasal 88D dan pasal baru 88F dimana pada pasal tersebut memperlancar terjadinya upah murah bagi masyarakat pekerja dan para buruh dimana pada pasal ini juga memuat pemerintah menentukan formula upah minimum ini disinyalir menjadi celah akal-akalan saja untuk untuk membela kepentingan para pemodal cukong oligarki untuk meraup keuntungan lebih dari para pekerja dan para buruh untuk memberikan upah yang rendah.
Dalam UU CIPTAKERJA ini para pekerja atau para buruh ini seperti sapi perah dimana mengalami penambahan waktu bekerja lembur yang biasa hanya 14 jam dalam seminggu namun terjadi penambahan menjadi 18 jam dalam seminggu ironisnya penambahan waktu bekerja tersebut tidak setimpal atas upah yang didapatkan hal ini ini dikarenakan upah tambahan waktu bekerja tersebut melalui penghitungan upah minimum dalam mekanisme pasar berdasarkan PP Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan.
Para Pekerja dan Buruh Hanya Menjadi Sapi Perah Para Pemodal, Cukong, Oligarki
Bayangkan masyarakat pekerja atau buruh hanya menjadi seperti sapi perahan saja bagi para oligarki ketidakadilan dalam pemberian upah padahal waktu dan tenaga sudah diberikan dengan lebih dan upah yang didapat tidak setimpal, ingat para pekerja juga manusia membutuhkan makan untuk keluarga kecil mereka. Para pekerja dan buruh tidak meminta lebih hanya meminta keadilan dimana mereka bisa hidup dengan upah yang cukup untuk memberikan makan, tempat tinggal, sekolah bagi anak dan keluarga mereka agar hidup dengan makmur tanpa ada yang namanya pemerasan dan kecurangan pengurangan upah hal ini bedasar cita-cita bangsa ini untuk keadilan, kesejahteraan, kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ingat wahai para pemimpin ataupun pejabat dinegeri ini, semua yang engkau lakukan pada hari ini akan dipertanggungjawabkan di akhirat nanti. kepemimpinanmu, kebijakanmu, sikapmu dan seluruh yang ada pada dirimu berlakulah adil dan bijaksana.
Rasulullah SAW bersabda : “Setiap  kamu  adalah  pemimpin,  dan  setiap  pemimpin  akan  mempertanggung jawabkan kepemimpinannya.
(HR. Bukhari Muslim)
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah. Menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Maidah ayat 8)
Didi yusup. Palembang, 2 Mei 2023
18 notes · View notes
galfian90 · 1 year ago
Text
Pemilihan Umum
Seseorang duduk tenang di sebuah kursi, membuka laptop hitam yang tergeletak di atas meja dan menyalakannya. Setelah beberapa saat menunggu pemuatan, dia mengaktifkan internet untuk mulai bekerja dan berselancar di dunia maya. Beberapa media sosial dibukanya, dan di grup-grup yang ada di sana sedang begitu hangat-hangatnya membahas tentang dinamika politik tanah air yang tahun depan akan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
theartismi · 8 months ago
Text
Demokrasi : Gambaran dari Sampah Peradaban
Istilah “demokrasi” saat ini tidak dapat dilepaskan dari wacana politik apapun, baik dalam konteks mendukung, setengah mendukung, atau menentang. Mulai dari skala warung kopi pinggir jalan sampai hotel berbintang lima, demokrasi menjadi obyek yang paling sering dibicarakan, paling tidak di negeri ini. Dengan logika antitesis, lawan kata demokrasi adalah totaliter. Jika tidak demokratis, pasti totaliter. Totaliter sendiri memiliki kesan buruk, kejam, bengis, sehingga negara-negara komunis sekalipus tidak ketinggalan ikut memakai istilah demokrasi, walaupun diembel-embeli sebagai “Demokrasi Sosialis” atau “Demokrasi Kerakyatan”.
Dalam kaitannya dengan masalah ini, UNESCO pada tahun 1949 menyatakan:
“…mungkin untuk pertama kali dalam sejarah, demokrasi dinyatakan sebagai nama yang paling baik dan wajar untuk semua sistem organisasi politik dan sosial yang diperjuangkan oleh pendukung-pendukung yang berpengaruh…”
Gejala serupa juga melanda dunia Islam. Para intelektual muslim berupaya mencari titik temu antara demokrasi dan ajaran Islam. Partai-partai politik Islam, misalnya di negeri ini, berlomba-lomba mengklaim diri sebagai “paling demokratis” agar tidak terkena serangan panah beracun dari pihak Islamophobia yang mencap Islam sebagai agama totaliter dan dogmatis. Putra-putri Islam dengan susah-payah berupaya “melindungi” nama baik agamanya dengan ungkapan-ungkapan bernada defensif apologetik, walaupun hal itu menyebabkan ajaran Islam menjadi kabur atau malah lenyap.
Bagaimana hakikat demokrasi yang sebenarnya? Apakah Islam memiliki titik temu dengan demokrasi? Bagaimana realitas demokrasi sesungguhnya? Dan apa peranan negara-negara adidaya dalam pemaksaan ide demokrasi kepada negeri-negeri Islam? Tulisan berikut ini akan menguraikannya.
Kerajaan-kerajaan lokal mulai muncul di Eropa sejak tahun 476 M. Seperti halnya Romawi, gereja turut menjadi penentu dalam sepak-terjang penguasa kerajaan. Para bangsawan dan politikus—yang umumnya dari keluarga kaya—menjadi boneka yang dikendalikan penuh oleh gereja. Tetapi karena ajaran Kristen tidak mengatur urusan kenegaraan, gereja membuat berbagai fatwa menurut kemauan mereka sendiri dan hal itu diklaim sebagai wewenang yang diterimanya dari Tuhan. Tidak heran jika sosok kerajaan-kerajaan Eropa saat itu lebih mirip dengan Imperium Romawi Kuno yang paganistis dan belum mengenal agama.
Gereja memiliki supremasi yang sangat tinggi hampir dalam setiap urusan. Para pemuka gereja diyakini sebagai satu-satunya pihak yang berhak berkomunikasi langsung dengan Tuhan, dan hasil “komunikasi” itu diajukan kepada penguasa kerajaan untuk ditetapkan sebagai keputusan politik. Eropa memiliki sejarah yang cukup berdarah mengenai hal ini : ribuan wanita dibunuh ketika gereja mencap perempuan sebagai tukang sihir, kaum ilmuwan yang tidak setuju dengan pendapat gereja harus rela dipenjara atau bahkan dibunuh (seperti yang menimpa Galileo Galilei dan Nicolaus Copernicus), perampasan tanah milik rakyat untuk dibagi-bagikan kepada penguasa dan pemuka gereja, sampai orang yang hendak matipun tak luput dari pemerasan oleh gereja. Pendapatan terbesar gereja berasal dari penjualan Kunci Surga (Keys to Heaven), yaitu menjual surat pertobatan kepada orang-orang yang hendak meninggal. Dengan membayar sejumlah uang, gereja meyakinkan orang tersebut bahwa dosa-dosanya telah diampuni dan boleh memasuki surga.
Pada tahun 1618 meletus perang sipil di seluruh daratan Eropa antara pendukung dan penentang supremasi gereja. Perang itu berlangsung selama 30 tahun dan menghabiskan sepertiga penduduk Eropa serta meruntuhkan sebagian besar kerajaan yang bercokol di Eropa. Perang terlama terjadi antara Perancis dan Spanyol sampai tahun 1659. Akibatnya, para pemikir terpecah menjadi 2 kelompok:
1. yang mempelajari filsafat Yunani, disebut Naturalis, dan meyakini bahwa akal manusia mampu menyelesaikan semua persoalan;
2. yang berpihak pada gereja, disebut Realisme, dan meyakini ajaran gereja sebagai kebenaran.
Sekularisme benar-benar menggembirakan hati para filosof dan politikus. Tidak ada lagi gereja yang memenjarakan kebebasan berpikir mereka. Politik dan segala urusan duniawi telah menjadi sangat bebas nilai. Tidak ada satupun yang membatasi. Tidak nilai agama. Tidak pula nilai moral. Salahsatu lambang betapa liarnya dunia politik sekuler adalah buku karya Niccolo Machiavelli yang berjudul The Discourses on the First Ten Books of Livy dan The Prince. Salahsatu pilar pemikiran politiknya adalah: “….politik adalah sesuatu yang sekuler. Politik adalah pertarungan antar manusia untuk mencari kekuasaan. Semua orang pada dasarnya sama, brutal, dan egoisme politik harus mengikuti aturan universal yang sama untuk semua orang. Penguasa yang sukses harus belajar dari sejarah, harus mengamati para pesaingnya, dan mampu memanfaatkan kelemahan mereka.”
Sekularisme tetap dianut hingga masa kini. Menteri Luar Negeri AS, Madeleine Albright, pada tanggal 23 Oktober 1997 di depan sivitas akademika Columbus School of Law, The Catholic University, Washington D.C. menyatakan: “Di AS, kita meyakini pemisahan gereja dan negara. Konstitusi kita merefleksikan ketakutan atas penggunaan agama sebagai alat penyiksaan, yang pada abad ke-17 dan 18 menyebabkan banyak orang melarikan diri ke daratan Amerika…”
Sekularisme merupakan akar demokrasi. Dalam sistem politik yang sekularistik, dimana agama hanya menjadi “inspirasi moral dan alat penyembuhan” , kehendak akal manusia menjadi penentu semua keputusan. Dan inilah ciri yang utama dari demokrasi, yaitu menyerahkan keputusan politik kepada kehendak masyarakat (the will of the people), sesuai dengan pertimbangan akal manusia.
Ditinjau dari akar kelahirannya, Islam jelas berbeda dengan demokrasi. Sistem Islam tidak lahir dari akal-akalan manusia, tetapi merupakan wahyu Allah swt. Tetapi memang ada sementara pihak yang mencoba menyebut Islam sebagai Mohammedanism untuk menimbulkan kesan sebagai agama buatan Muhammad, seperti yang dinyatakan oleh H.A.R. Gibb.  Dalam hal ini Allah swt berfirman:
Kedaulatan (as siyadah) didefinisikan sebagai “menangani dan menjalankan suatu kehendak atau aspirasi tertentu” . Dalam sistem demokrasi kedaulatan berada di tangan rakyat. Hal ini berarti rakyat sebagai sumber aspirasi (hukum) dan berhak menangani serta menjalankan aspirasi tersebut.
Dalam sistem demokrasi, rakyat berfungsi sebagai sumber hukum. Semua produk hukum diambil atas persetujuan mayoritas rakyat, baik secara langsung (demokrasi langsung) maupun melalui wakil-wakilnya di parlemen (demokrasi perwakilan). Inilah cacat terbesar dari sistem demokrasi. Manusia dengan segala kelemahannya dipaksa untuk menetapkan hukum atas dirinya sendiri. Pikiran manusia akan sangat dipengaruhi lingkungan dan pengalaman pribadinya. Pikiran manusia juga dibatasi oleh ruang dan waktu. Atas pengaruh-pengaruh itulah maka manusia bisa memandang neraka sebagai surga, dan surga sebagai neraka.
Dalam sistem demokrasi, jika mayoritas rakyat menghendaki dihalalkannya perzinaan, maka negara harus mengikuti pendapat tersebut. Budaya sebagian suku di Sumatera Utara yang terbiasa meminum tuak, dapat memaksa penguasa setempat untuk mengizinkan peredaran minuman keras. Mayoritas rakyat Iran pada Revolusi Islam 1979 menginginkan diterapkannya sistem pemerintahan Wilayatul Faqih, tetapi sekarang muncul gugatan terhadap sistem tersebut, maka penguasa harus memperhatikan kehendak tersebut. Walaupun dalam konsep Syi’ah, sistem Wilayatul Faqih adalah sesuatu yang tidak dapat ditawar-tawar.
Dalam sistem demokrasi, masyarakat kehilangan standar nilai baik-buruk. Siapapun berhak mengklaim baik-buruk terhadap sesuatu. Masyarakat bersikap “apapun boleh”. Di San Fransisco, para eksekutif makan siang di restoran yang dilayani oleh pelayan wanita yang bertelanjang dada. Tetapi di New York (masih di AS), seorang wanita telah ditangkap karena memainkan musik dalam suatu konser tanpa pakaian penutup dada. Newsweek menyatakan: “…kita adalah suatu masyarakat yang telah kehilangan kesepakatan….suatu masyarakat yang tidak dapat bersepakat dalam menentukan standar tingkah laku, bahasa, dan sopan santun, tentang apa yang patut dilihat dan didengar.”
Dalam Islam, penetapan hukum adalah wewenang Allah swt. Penetapan hukum tidak bermakna teknis, tetapi bermakna penentuan status baik-buruk, halal-haram, terhadap sesuatu hal. Allah swt berfirman:
“Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah.” (QS al-An’aam : 57)
“Kemudian jika kamu (rakyat dan negara) berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya).” (QS an-Nisaa : 59)
Dengan demikian jelaslah bahwa Islam menempatkan kedaulatan di tangan Allah sebagai Musyarri’ (Pembuat Hukum), sebagai pihak yang paling berhak menentukan status baik-buruk terhadap suatu masalah. Segala produk hukum dalam sistem Islam harus merujuk kepada keempat sumber hukum Islam, yaitu al-Qur’an, as-Sunnah, Ijma Shahabat, dan Qiyas (ijtihad).
2. Kekuasaan
Dalam sistem demokrasi, kekuasaan berada di tangan rakyat dan mereka “mengontrak” seorang penguasa untuk mengatur urusan dan kehendak rakyat. Jika penguasa dipandang sudah tidak akomodatif terhadap kehendak rakyat, penguasa dapat dipecat karena penguasa tersebut merupakan “buruh” yang digaji oleh rakyat untuk mengatur negara. Konsep inilah yang diperkenalkan oleh John Locke (1632-1704) dan Montesquieu (1689-1755), dikenal dengan sebutan Kontrak Sosial.
Dalam sistem Islam, kekuasaan ada di tangan rakyat. Dan atas dasar itu rakyat dapat memilih seorang penguasa (Khalifah) untuk memimpin negara. Pengangkatan seorang Khalifah harus didahului dengan suatu pemilihan dan dilandasi perasaan sukarela tanpa paksaan (ridha wal ikhtiar). Tetapi berbeda dengan sistem demokrasi, Khalifah dipilih oleh rakyat bukan untuk melaksanakan kehendak rakyat, tetapi untuk melaksanakan dan menjaga hukum Islam. Maka seorang Khalifah tidak dapat dipecat hanya karena rakyat sudah tidak suka lagi kepadanya, tetapi dapat dipecat jika tidak lagi melaksanakan hukum Islam walaupun baru sehari menjabat. Bukhari, Muslim, Ahmad, an-Nasai, dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Ubadah bin ash-Shamit:
“Kami membaiat Rasulullah saw (sebagai kepala negara) untuk mendengar dan mentaatinya dalam keadaan suka maupun terpaksa, dalam keadaan sempit maupun lapang, serta dalam hal yang tidak mendahulukan urusan kami (lebih dari urusan agama), juga agar kami tidak merebut kekuasaan dari seorang pemimpin, kecuali (sabda Rasulullah): ‘Kalau kalian melihat kekufuran yang mulai nampak secara terang-terangan (kufran bawaahan), yang dapat dibuktikan berdasarkan keterangan dari Allah.”
“Pemimpin para syuhada adalah Hamzah bin Abdul Mutthalib, dan seseorang yang berdiri di hadapan penguasa yang lalim, lalu ia menyuruhnya berbuat baik dan mencegahnya berbuat munkar, lalu penguasa itu membunuhnya (karena marah).”
3. Kebebasan
Dalam sistem demokrasi, kebebasan adalah faktor utama untuk memberi kesempatan kepada masyarakat untuk mengekspresikan kehendaknya—apapun bentuknya—secara terbuka dan tanpa batasan atau tekanan.
Masyarakat demokratis bebas memeluk agama apapun, berpindah-pindah agama, bahkan tidak beragama sekalipun. Juga bebas mengeluarkan pendapat, walaupun pendapat itu bertentangan dengan batasan-batasan agama. Bebas pula memiliki segala sesuatu yang ada di muka bumi, termasuk sungai, pulau, laut, bahkan bulan dan planet jika sanggup. Harta dapat diperoleh dari segala sumber, baik dengan berdagang ataupun dengan berjudi dan korupsi. Dalam sistem demokrasi, masyarakat juga bebas bertingkah laku tanpa peduli dengan mengabaikan tata susila dan kesopanan.
Islam tidak mengenal kebebasan mutlak. Islam telah merinci dengan jelas apa saja yang menjadi hak dan kewajiban manusia. Islam bukan hanya berorientasi kepada kewajiban, tetapi juga hak sebagai warganegara dan individu.
Ummu Athiyah dari Abu Said ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Jihad paling utama adalah (menyampaikan) perkataan yang haq kepada penguasa yang zalim.”
Islam melarang seseorang untuk memiliki benda-benda yang tidak berhak dimilikinya, baik secara pribadi maupun kelompok. Islam telah merinci beberapa cara pemilikan yang terlarang, misalnya pencurian, perampasan, suap (riswah), korupsi, judi, dan sebaliknya menghalalkan beberapa sebab pemilikan, yaitu bekerja, waris, mengambil harta orang lain dalam keadaan terdesak yang mengancam jiwanya, serta harta yang diperoleh tanpa pengorbanan semisal hadiah, hibah, sedekah, atau zakat.
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah orang lain, sampai kamu mendapatkan izin, dan kamu mengucapkan salam kepada penghuninya.” (QS an-Nuur : 27)
Syura = Demokrasi ?
Adanya prinsip syura dalam sistem Islam dan musyawarah dalam sistem demokrasi tidak dapat dijadikan alasan untuk menyamakan Islam dengan demokrasi. Becak memiliki roda, demikian pula dengan mobil. Tetapi bukankah becak jauh berbeda dengan mobil?
Tidak semua masalah dapat dimusyawarahkan dalam Islam. Hal inilah yang membedakannya dengan sistem demokrasi yang mengharuskan setiap keputusan diambil dengan suara terbanyak, tidak peduli apakah hasil keputusan itu melanggar batasan-batasan agama yang sudah mereka singkirkan jauh-jauh dari panggung kehidupan dunia. Islam membatasi musyawarah hanya untuk masalah-masalah yang mubah. Adapun masalah-masalah yang telah jelas halal-haramnya, tidak dapat dimusyawarahkan untuk dicabut atau sekedar mencari jalan tengah.
Untuk masalah-masalah teknis dan menyangkut keterampilan tertentu, Rasulullah saw menyerahkan keputusannya kepada para pakar dalam bidang tersebut. Ketika meletus perang Badar Kubra, Rasulullah saw menempatkan pasukannya jauh di belakang sebuah sumur (sumber air). Melihat hal ini, Hubbab bin al-Mundzir bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah ini wahyu atau sekedar pendapatmu?” Lantas dijawab oleh beliau: “Ini hanyalah pendapatku.” Hubbab al-Mundzir kemudian mengusulkan kepada beliau untuk menempatkan pasukannya di depan sumur, sehingga mereka dapat menguasai sumur tersebut dan menimbunnya jika pasukan Quraisy menyerang sehingga musuh tidak dapat mengambil air dari sumur itu. Rasulullah saw lantas mengubah pendapatnya dengan pendapat Hubbab tersebut.
Untuk masalah-masalah yang sifatnya mubah (boleh), Rasulullah saw meminta pendapat kaum muslimin. Ketika Perang Uhud, beliau dan sebagian Shahabat yang terlibat dalam Perang Badar memilih menyambut musuh dari dalam benteng kota Madinah. Tetapi mayoritas penduduk Madinah dan sebagian Shahabat yang tidak ikut Perang Badar memilih untuk menyongsong musuh di lur benteng. Melihat semangat yang begitu membara, ditambah ucapan Hamzah bin Abdul-Mutthalib yang ketika Perang Badar tidak turun ke medan laga, akhirnya Rasulullah saw memutuskan untuk menyambut musuh di luar benteng.  Dalam hal ini, beliau hanya meminta pendapat mengenai lokasi penyambutan musuh. Adapun kewajiban jihad tidak beliau musyawarahkan karena jihad merupakan kewajiban yang tidak berhenti hingga hari kiamat. Allah swt berfirman:
Dan memang pada kenyataannya, menyerahkan setiap keputusan politik kepada seluruh warganegara adalah sesuatu yang mustahil dan justru dapat mengkhianati kebenaran. Sistem polis di Yunani Kuno yang digembar-gemborkan telah menerapkan demokrasi langsung (direct democracy), ternyata melakukan diskriminasi rasial dengan memberikan hak bersuara hanya kepada golongan penduduk kaya dan menengah. Adapun golongan pedagang asing dan budak (yang merupakan mayoritas penduduk) tidak memiliki hak suara samasekali.
Dalam lapangan peradilan, sistem juri seperti yang dipakai di AS dan Inggris telah mengundang kritik yang sangat keras. Para juri dipilih mewakili setiap komunitas di suatu kota/distrik tanpa melihat kemampuan masing-masing sedangkan hakim hanya bertugas mengatur persidangan agar sesuai dengan hukum acara. Vonis terhadap terdakwa dijatuhkan berdasarkan kesepakatan atau suara mayoritas anggota juri. Dengan sistem seperti ini, diharapkan akan lahir keputusan pengadilan yang “demokratis”.
Tetapi layakkah nasib seorang terdakwa (apalagi terdakwa hukuman mati) diserahkan kepada 10-12 orang yang samasekali buta hukum? Mereka (para juri) bisa jadi buta huruf, tidak menguasai asas-asas hukum pidana, atau bahkan pernah melakukan kejahatan yang sama dengan si terdakwa. Atau termakan oleh kepandaian bersilat lidah dari para pengacara sehingga vonis yang dijatuhkan tidak lagi didasarkan pada bukti-bukti materiil yang memang hanya dapat dipahami oleh para ahli hukum. Sistem juri adalah pengadilan primitif, sisa-sisa peradilan hukum rimba, yang tidak menjunjung kebenaran hukum, tetapi mengambil suara mayoritas (siapapun orangnya) sebagai kebenaran.
Demokrasi sebagai Alat Penjajahan
Benarkah Amerika Serikat—sebagai kampiun demokrasi di dunia—telah memberi contoh terbaik tentang demokrasi? Ralph Nader pada tahun 1972 menerbitkan buku Who Really Runs Congress?, yang menceritakan betapa kuatnya para pemilik modal mempengaruhi dan membiayai lobi-lobi Kongres. Diperkuat oleh The Powergame (1986) karya Hedrick Smith yang menegaskan bahwa unsur terpenting dalam kehidupan politik Amerika adalah: (1) uang, (2) duit, dan (3) fulus. Sehingga benarlah apa yang diteriakkan Huey Newton, pemimpin Black Panther pada tahun 1960-an: “Power to the people, for those who can afford it.” (kekuasaan diperuntukkan bagi siapa saja yang mampu membayar untuk itu).
Sejak terbentuknya negara federasi pada tahun 1776, Amerika memerlukan waktu 11 tahun untuk menyusun konstitusi, 89 tahun untuk menghapus perbudakan, 144 tahun untuk memberi hak pilih pada kaum wanita, dan 188 tahun untuk menyusun draf konstitusi yang “melindungi” seluruh warganegara. Dengan masa lalu yang demikian kelam dan masa kini yang demikian jorok, Amerika dengan arogan mencoba memberi kuliah tentang demokrasi kepada negara-negara berkembang yang mayoritas negeri-negeri Islam.
Negara adidaya tersebut mempunyai kepentingan untuk membuka pasar global seluas-luasnya sehingga perusahaan Amerika dapat masuk dan menguasai pasar di negara setempat. Untuk mencapai hal itu, dibutuhkan suatu rezim yang lemah, yang dapat ditekan oleh para pemilik modal atau badan-badan keuangan internasional. Rezim yang lemah ini diharapkan dapat bekerjasama secara lebih kooperatif dengan para investor Amerika dalam sektor perdagangan, dan tentunya mudah tunduk pada tekanan politik Amerika dalam sektor diplomatik.
9 notes · View notes
benzbarabwc · 1 year ago
Text
Tumblr media Tumblr media
Serial Jacques Rancière (1)
"Bahasa Visual Leonardo da Vinci dalam Lukisan Potret-Diri 'Mona Lisa'"
"Mona Lisa" (1503 - 1517) adalah lukisan bergenre potret diri (self-portrait) yang masuk kategori seni komersil (commercial art). Ia dibuat oleh Leonardo da Vinci (15 April 1452 - 2 Mei 1519), seorang pelukis dan polimat berkebangsaan Italia.
Judul lukisan "Mona Lisa" dan nama pelukisnya, Leonardo da Vinci, tidak dapat dipisahkan. Ketika kita menyebut nama lukisannya, kita pun pasti mengalami "mental image" nama Leonardo da Vinci sebagai pelukisnya atau pemilik karya lukisan tersebut.
Mengapa demikian?
Tidak ada yang tahu.
Yang jelas, hampir semua orang yang menyukai lukisan juga mengetahui bahwa "Mona Lisa" adalah karya Leonardo da Vinci, dan vice versa, jikalau kita menyebut dan hendak membicarakan nama pelukis era renaisans Italia, Leonardo da Vinci, maka kita tidak bisa tidak, pasti akan menyebut pula "Mona Lisa", meskipun mungkin kita akan mendiskusikan "The Last Supper", atau "Vitruvian Man", sebagai fokus bahasan, kita pasti ujung-ujungnya akan mentok juga di pembahasan yang juga tidak akan pernah selesai tentang "Mona Lisa".
Mungkin, kontroversi mengenai "ilusi optikal" (optical illusion) yang dialami oleh beberapa orang yang mengulas "Mona Lisa" memicu hal ini.
Konon, beberapa orang melihat "Mona Lisa" tersenyum lebih lebar dari yang sesungguhnya terjadi di permukaan lukisan. Setidaknya, sederhananya begini, yang pernah saya dengar-dengar (dan yang pernah saya baca-baca, di Internet). Kalau Anda membaca versi lainnya, chime in and drop a comment or two, will ya? Would you?
Bagaimana Jacques Rancière melihat ilusi senyuman ini?
Rancière menciptakan sebuah teori tentang estetika-politik berjudul, "Distribution of the Sensible" (Bahasa Prancis, bahasa aslinya: "Partage du sensible") yang kalau kita terjemahkan ke Bahasa Indonesia, kira-kira dapat lah kita ketik dan gubah menjadi begini:
"Bagaimana Cara Meresapi Niat Politik(s) dan Teknik Sebuah Tampilan Estetika".
Yah, memang jadinya panjang apa-apanya kalau Bahasa Barat diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, setidaknya biasanya, sih, dan ya setidaknya partikular dalam kasus ini. (Mohon pencerahannya ya teman-teman akademikus Bahasa...)
1. Niat Politik(s) Sebuah Karya Seni
2. Teknik dan Proses Sebuah Karya Seni Diciptakan
Dalam pada ini, kita harus membahas aspek komersil "Mona Lisa" sebagai "tindak politik(s)" Leonardo da Vinci, meskipun jelas-jelas Leonardo da Vinci tidak berpolitik(s) saat menciptakan "Mona Lisa". Ia di-order dan dibayar. Murni bisnis. Pekerjaan lepas.
Akan tetapi, estetika Leonardo da Vinci, yang artinya adalah pilihan-pilihan warna pallete-nya, bahan kayu untuk permukaan melukis, minyak, dan caranya melakukan campur-menyampur cat minyak (blending), tidak dapat menghindar dari bedahan filsafat Rancière.
3 notes · View notes
groupe1 · 2 years ago
Text
Pengaruh Perkembangan Kesusastraan Feminisme Terhadap Kondisi Sosial
Andrea Fidella Irta Kusuma
(215110300111024)
Perjalanan panjang perkembangan kesusastraan selalu memunculkan suatu gagasan baru. Salah satunya aliran filsafat eksistensialisme karya Jean-Paul Sartre yang membahas keberadaan individu sebagai manusia. Adapun teori lain yang terinspirasi dari Sartre yaitu mengenai feminisme eksistensialisme karya Simone De Beauvoir yang berkembang pada abad XX. Kajian ini fokus menegakkan kebebasan dan kemandirian dari eksistensi perempuan itu sendiri. Aliran feminisme Beauvoir ini mengecam pandangan dan budaya yang mengasumsikan laki-laki sebagai subyek dan kaum perempuan sebagai objek mereka. Secara tegas, Beauvoir mengatakan perempuan sebagai subjek dapat secara lepas dan otonom memaknai kehidupannya sesuai dengan persepsinya sendiri, terlepas dari paradigma dan stereotipe yang berlaku di masyarakat. Beberapa contoh novel kebebasan karya Beauvoir yakni Le Deuxième Sexe 1949 tentang analisisnya terhadap perempuan dan Les Mandarins 1954 yang membahas pilihan moral para intelektual.
Perspektif feminisme eksistensialisme memberikan pengaruh yang cukup besar bagi situasi sosial di Prancis pada masa itu. Karya-karya feminis di Prancis berhasil membuka pemikiran masyarakat terkait diskriminasi dan problematika gender yang merugikan perempuan. Terlebih lagi perspektif ini berkembang pada masa Perang Dunia, sehingga mengubah arah sastra dari yang memperlihatkan pesimisme, skeptisisme, dan rasionalisme menjadi lebih menggaungkan semangat solidaritas dan rasa kemanusiaan. Karya-karya perlawanan dan pemberontakan terkait Perang Dunia saat itu disebarkan secara luas pada zona penduduk.
Sejak abad pertengahan, kondisi perempuan seringkali dianggap tidak mempunyai jiwa. Kehadiran feminisme eksistensialisme di Prancis sendiri merupakan wujud tuntutan rakyat yang ingin merekonstruksi kehidupan sosial dan politik, serta pemikiran tidak berdasar seperti itu. Oleh sebab itu, dampak yang ditimbulkan juga berpengaruh. Dampak sosial dari feminisme ini adalah memberikan kesempatan terhadap perempuan-perempuan dalam masyarakat untuk menunjukkan kemampuannya secara intelektual maupun bidang yang lain. Karya feminisme tersebut perlahan mulai menghapus adanya penindasan dan eksploitasi perempuan. Perempuan memiliki hak dan kesadaran untuk memilih peran yang tidak membelenggu kebebasan dan takdirnya. Misalnya dalam kehidupan rumah tangga, apabila mendapatkan kekerasan dari suami, istri berhak menunjukkan keberanian untuk melawan. Secara sosial, perjuangan eksistensialisme dilakukan dalam ranah domestik bukan di ranah publik.
Sumber:
L'Etudiant. (2022, Maret 8). Les huit dates clés de l’histoire des droits des femmes en France. Diakses dari https://www.letudiant.fr/lifestyle/engagement-et-vie-associative/article/les-8-dates-cles-de-l-histoire-des-droits-des-femmes-en-france.html 
Prameswari, N. P., Nugroho, W. B., & Mahadewi, N. M. (n.d.). Feminisme Eksistensial Simone de Beauvoir: Perjuangan Perempuan di Ranah Domestik. 1-12.
3 notes · View notes
eine-weltanschauung · 2 years ago
Text
Tumblr media
Konsep Worldview Friedrich Nietzche
Worldview mencakup seluruh sistem dalam kehidupan baik pendidikan, sosial, ekonomi, politik, hukum, seni, ataupun budaya. Semuanya itu akan melatarbelakangi dan memancarkan worldview serta nilai-nilai utama bangsa dan peradaban tersebut. Worldview inilah yang menjadi landasan setiap orang memahami kehidupan, serta menjadi asas bagi setiap kegiatannya. Sedemikian urgennya worldview ini sehingga Alparslan Acikgence menyatakan bahwa seluruh tingkah laku manusia pada akhirnya bisa dilacak sampai ke worldviewnya. Penegasan dan sekaligus kesimpulan ini cukup dengan sendirinya untuk mengungkapkan pentingnya worldview dalam diri seseorang dan dalam kehidupan bermasyarakat, termasuk, tentu saja, kegiatan ilmiahnya. Ini menunjukkan bahwa semua nilai dan tindakan manusia, sadar atau tidak, merupakan refleksi atas perasaan, pikiran, dan keyakinan metafisis atau worldview tertentu.
Worldview Barat secara umum menafikan peran wahyu dalam membimbing rasio dan panca indra serta lebih memprioritaskan keduanya. Dari sini lahirlah worldview yang sekular dalam memandang segala sesuatu. Memisahkan sains dengan agama, rasio dengan wahyu, iman dengan ilmu, dan pada akhirnya worldview sekular ini melahirkan faham liberalisme dan bahkan atheisme. Sehingga dengan demikan memiliki pengaruh pada berbagai bidang dan disiplin keilmuan seperti filsafat, teologi, sains, sosiologi, psikologi, ekonomi, sosial, dan lain sebagainya.
Pandangan paling ekstrim dari worldview Barat ini direpresentasikan oleh salah satunya adalah seorang Frederich Nietzsche: sosok pemikir revolusioner, tajam, dan ekstrem laksana pemikiran kerasukan setan yang menghantam sendi-sendi kemapanan berfikir yang telah ada. Nietzsche adalah sosok yang angkuh, arogan, dan sombong dalam sejarah filsafat di Bumi. Tanpa riskan dan dengan over-convidence, ia menyatakan dalam Ecce Homo: Why I write such good books? Dan Why Iam so clever? Sebuah ungkapan yang mencerminkan keangkuhan sekaligus kecerdasan intelektualnya. Ia bukan hanya sombong pada manusia, melainkan juga pada “tuhan” dengan mewartakan kematiannya, Gott ist tot.
Salah satu pemikiran revolusioner Nietzsche adalah tentang nihilisme dan kematian Tuhan. Nietzcshe sering mengatakan: “Tuhan sudah mati! Tuhan terus mati! Kita telah membunuhnya”. Gott ist tot! Gott bleibt tot! Und wir haben ihn getotet!. Ucapan yang kemudian masyhur ini dipake Nietzcshe untuk mengawali perang melawan setiap bentuk jaminan kepastian, absolutisme, dan sakralitas. Jaminan kepastian dan absolutisme yang pertama adalah Tuhan sebagaimana diwariskan oleh agama. Jaminan-jaminan kepastian lainnya menurut Nietzcshe adalah ilmu pengetahuan, logika, rasio, sejarah, dan kemajuan. Artinya segala sesuatu yang dianggap profan dan absolut itu dianggap Nietzcshe sebagai Tuhan oleh karenanya harus dihancurkan, karena akan menggangu eksistensi manusia. Manusia menjadi kehilangan eksistensi, karena menjadi memiliki ketergantungan terhadap tuhan-tuhan yang dibuatnya sendiri.
Hampir seluruh buku Nietzsche memiliki bentuk yang sama, yaitu bentuk aforisme. Satu aforisme terdiri dari beberapa kalimat saja atau hanya satu paragrap. Bahkan ada juga satu aforisme yang terdiri dari satu kalimat. Satu aforisme ini merupakan gagasan utuh yang tidak tergantung pada aforisme sebelum dan sesudahnya. Gaya aforisme yang tidak sistematis memang cara penulisan yang paling tepat untuk mengungkapkan gagasan-gagasan Nietzsche. Pemikirannya ditandai dengan usaha untuk selalu mencari dan tidak mau terikat pada pendapatnya yang terdahulu. Ciri eksperimen Nietzsche ditandai dengan kualitas eksistensial. Eksperimen ini tidak berpretensi mensistematisasi pengalaman-pengalaman manusia yang penuh kontradiksi. Kalau perlu-menurut Nietzsche- seorang filusuf harus bersedia menyangkal pendapatnya terdahulu. Dengan menolak sistem dan memilih bentuk aforisme, Nietzsche bermaksud menghindari dekadensi atau kemerosotan. Dekadensi ini muncul karena orang terikat pada bentuk-bentuk pengungkapan pengalaman yang sudah lama.
Nietzsche sadar betul bahwa manusia harus melepaskan diri dari intervensi ilahi dan sejumlah nilai tertentu menuju pada tahapan atau kehidupan tanpa nilai karena justru hidup tanpa nilai itulah syarat mutlak untuk mewujudkan hidup penuh makna. Pemikiran Nietszhe sering kali dikaitkan kelahiran pemikiran nihilism, Paham tentang bagaimana manusia berupaya melepaskan ketergantungan pada siapapun dan apapun kecuali pada kekuatan diri sendiri. Pada buku Der Wille zur Macht, Nietzsche membuka tulisannya dengan gagasan tentang nihilisme. Dia meramalkan terjadinya bahya dari segala bahaya, yaitu nihilisme. Semangat nihilisme sebenarnya sudah dapat ditemukan secara jelas pada karyanya yang lain, yaitu Die Frohliche Wissenschaft. Dengan nihilisme ini, ia sebenarnya ingin mengatakan bahwa apa saja yang dahulu dianggap bernilai, absolut, dan sakral, kini sudah mulai pudar dan menuju keruntuhan, sehingga tidak ada lagi yang bermakna dan absolute.
Dunia bagi Nietzsche adalah kehendak untuk berkuasa, berbeda dan tidak dimaknai dalam kerangka metafisis (seperti pandangan Kant akan adanya dunia Das Ding An Sich). Kehendak untuk berkuasa bukanlah sebuah substansi yang menjadi pijakan metafisis, sebuah dasar yang tetap; kehendak untuk berkuasa adalah sebuah chaos tanpa dasar. Bila mau dikatakan sebagai hakekat dan bersifat dasariah bagi dunia, ia adalah dasar yang dinamis dan terus bergerak; yang tetap adalah chaos itu sendiri. Hal ini dapat dijelaskan dari kata kehendak (will) dan kuasa (power). Kehendak muncul karena adanya perbedaan kuasa. Kuasa (power) bermakna bila ada yang dilampauinya, dalam hal ini adalah dirinya sendiri.
Nietzsche melihat bahwa kehidupan tidak lepas dari seleksi alam, yang lemah dan tak berdaya lambat laun akan hilang dan musnah. Kekristenan di lain pihak menyediakan tempat berlindung dan menjaga stabilitas kelemahan dan ketakberdayaan ini: “The species requires that the ill-constituted, weak, degenerate, perish: but it was Christianity turned as conserving force; it further enhanced that instinct in the weak, already so powerful, to take care of and preserve themselves and to sustain one another.” (Nietzsche in Rogers, 1997). Dalam moralitas tradisional, khususnya dalam kekristenan, mengakui bila manusia lemah dan tak berdaya dianggap sebagai sesuatu yang baik, sedangkan menganggap diri kuat dan mementingkan diri sendiri sebagai pijakan dianggap sebagai sesuatu yang buruk. Nietzsche juga menyerang sifat altruistik (sikap mendahulukan yang lain, tidak egois dan rendah hati) yang telah mentradisi dalam sistem moralitas tradisional dan bagaimana sikap ini juga pararel dengan nilai-nilai yang mendapat tempat dalam tradisi Kekristenan. Mementingkan diri sendiri dan bersikap egois adalah buruk dan mendahulukan kepentingan orang lain adalah baik dan bermoral.
Konsep keyakinan bahwa iman tidak berhubungan dengan ilmu dan alam semesta sepenuhnya material, menolak keberadaan alam metafisik dan menyandarkan kebenaran pada alam empiris dan rasio, mempertentangkan sifat subyektif-obyektif ataupun rasionalisme-empirisme pada ilmu, dan lain sebagainya. Maka bukan hal yang mengagetkan jika muncul pernyataan-pernyataan seperti: “Tuhan kan mutlak, manusia yang relatif tidak mungkin bisa mencapainya”, “jika mengkaji persoalan demikian, lepaskan dulu imannya”, “yang tidak rasional dan tidak ada bukti fisiknya tidak bisa dinyatakan benar”, dan sebagainya. Permasalahan ini akan berlanjut dari permasalahan epistemologis, menjadi masalah teologis. Dan dampak nyatanya adalah islam akan dikerdilkan dengan hasnya sebagai agama saja dan tidak sebagai peradaban. Berdasarkan kata-katanya “Tuhan telah Mati” ini, Nietzcshe ingin menjadikan manusia menjadi eksis, menjadi dirinya sendiri yang tidak tergantung dan menyandarkan tindakannya pada “tuhan-tuhan”. Filsafat Nietzcshe yang bersifat eksistensialis dan mencoba menghancurkan sakralitas dan absolutisme ini tepat sekali untuk mendekonstruksi wacana agama dalam Islam yang sudah dianggap sakral, absolut dan “sama” dengan Tuhan. Pendapat-pendapat ulama, fatwa-fatwa hakim selama ini sering dianggap sesuatu yang sakral, sehingga orang tidak berani berbeda dengan ulama. Pendapat ulama dalam kitab-kitab dianggap “setara” dengan al-Qur’an, absolut, pasti benar, dan sakral. Fenomena sakralitas wacana agama inilah perlu didekonstruksi dengan menggunakan filsafat Nietzcshe yang mempermaklumkan tiada yang absolut, tiada yang sakral, tiada yang paling benar, bahkan Tuhan pun sang pemilik absolut telah mati.
Worldview dalam Islam sendiri lahir dari adanya konsep-konsep yang mengkristal menjadi kerangka fikir (mental framework). Hal ini, dapat dijelaskan sebagai berikut: ilmu pengetahuan yang diperoleh seseorang itu terdiri dari ide-ide, kepercayaan, aspirasi dan lain-lain yang kesemuanya membentuk suatu totalitas konsep yang saling berkaitan dan terorganisasikan dalam suatu jaringan network dalam pikiran kita. Jaringan ini membentuk struktur berfikir yang koheren dan dapat disebut suatu keseluruhan yang saling berhubungan yang diistilahkan menjadi “architectonic whole”. Keseluruhan konsep yang saling berhubungan inilah yang membentuk pandangan hidup (worldview) seseorang, dan juga berguna bagi penafsiran makna kebenaran dan realitas. Sehingga, apa yang dianggap benar dan riel oleh pandangan hidup Islam tidak selalu begitu bagi pendangan hidup lain. Dari sini, bisa dilihat bahwa worldview Islam sendiri bercirikan pada metode berfikir yang tawhidi (integral). Lebih teknis lagi “visi tentang realitas dan kebenaran dalam Islam, berupa kesatuan (Tauhidi) pemikiran yang arsitektonik, yang berperan sebagai asas yang tidak nampak (non-observable) bagi semua perilaku manusia, termasuk aktifitas ilmiah dan teknologi.
Adapun karakter dari worldview Islam menurut al-Attas yakni tauhidi, tidak dikotomis. Bukan hanya sekedar pandangan kepada orientasi dunia fisik dan metafisik, namun juga kepada akhirat sebagai tujuan akhir manusia. Bukan juga sekedar pandangan terhadap realitas namun juga hakekat di balik realitas tersebut yang juga berhubungan dengan dunia akhirat. Oleh karenanya, dalam Islam epistemologi berkait erat dengan struktur metafisika dasar Islam yang telah terformulasikan sejalan dengan wahyu, hadis, akal, pengalaman dan intuisi. Hal ini dikarenakan, dalam Islam, sejauh apapun pikiran berpetualang, wahyu tetap menjadi obornya. Al-Qur’an sendiri sarat dengan sistem konsep (conceptual scheme). Ilmu-ilmu seperti fiqih, hadis, tafsir, falak, tabi’ah, hisab dan sebagainya adalah derivasi dari konsep-konsep dalam wahyu. Karenanya, ilmu dalam Islam merupakan produk dari pemahaman (tafaqquh) terhadap wahyu yang memiliki konsep-konsep yang universal, permanen (tsawabit), pasti (muhkamat), fundamental (usul) dan juga dinamis (mutaghayyirat), samar-samar (mutasyabih), dan cabang-cabang (furu’). Oleh sebab itu, pemahaman terhadap wahyu tidak dapat dilihat secara dikhotomis: “historis-normatif, tekstual-kontekstual, subyektif-obyektif dan lain-lain.
Dalam Islam epistemologi berkait erat dengan struktur metafisika dasar Islam yang telah terformulasikan sejalan dengan wahyu, hadis, akal, pengalaman dan intuisi, worldview Islam sendiri bercirikan pada metode berfikir yang tawhidi (integral). Worldview nietzche sangat menafikan peran wahyu dalam membimbing rasio dan panca indra serta lebih memprioritaskan keduanya. Ia memisahkan sains dengan agama, rasio dengan wahyu, iman dengan ilmu,  Dari  sini dapat disimpulkan bahwa worldview yang dimiliki oleh Friedrich Nietzche adalah sekuler liberal bahkan atheis.
2 notes · View notes
cacatoto-2024 · 7 days ago
Text
Tumblr media
Manusia (Homo sapiens) adalah spesies primata yang jumlahnya paling banyak dan tersebar luas. Mereka adalah jenis kera besar yang dicirikan oleh gaya berjalan dua kaki dan kemampuan kognitif yang mumpuni berkat otak mereka yang besar dan kompleks. Manusia adalah makhluk yang sangat sosial dan cenderung hidup dalam struktur sosial yang kompleks yang terdiri dari banyak kelompok yang saling bekerja sama dan bersaing, mulai dari keluarga dan jaringan kekerabatan hingga negara politik. Oleh karenanya, interaksi sosial antara manusia telah membentuk berbagai macam nilai, norma sosial, bahasa, dan ritual, yang masing-masing menopang komunitas manusia. Keinginan untuk memahami dan mempengaruhi fenomena telah memotivasi manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, hukum, mitologi, agama, dan bidang studi lainnya.
0 notes
bahaspolitikm1toto · 10 days ago
Text
Pengamat UGM: Pemerintahan Prabowo antisipasi dinamika Indo-Pasifik
Tumblr media
Pengamat UGM: Pemerintahan Prabowo antisipasi dinamika Indo-Pasifik
Menurut dia, dinamika geopolitik di kawasan Indo-Pasifik bukan hanya memunculkan ancaman militer, tetapi juga perebutan pengaruh politik dan ekonomi sehingga menuntut perhatian lebih dari kabinet pemerintahan baru.
Armaidy menilai kawasan yang mencakup Laut Natuna Utara hingga perbatasan selatan dengan Australia, telah menjadi wilayah strategis yang diperebutkan oleh kekuatan global terutama karena sumber daya alam yang melimpah dan lokasinya yang strategis.
Pemerintah, menurut dia, tidak bisa hanya mengandalkan hubungan persahabatan dengan negara-negara tetangga, tetapi juga harus waspada terhadap perebutan pengaruh yang terjadi secara perlahan namun nyata.
"Filosofi seribu kawan masih sedikit, satu musuh terlalu banyak tetap relevan, tetapi harus diiringi dengan kehati-hatian dalam menentukan langkah ke depan," kata dia.
Dia berharap pemerintah baru mampu memanfaatkan situasi global yang tidak menentu saat ini untuk memperkuat posisi Indonesia karena pada akhirnya yang berpotensi terdampak adalah masyarakat Indonesia.
"Transformasi geopolitik ini mungkin tidak terlihat jelas, tetapi perebutan pengaruh dan kekuatan adalah hal yang harus kita waspadai. Ini bukan hanya soal menjaga batas wilayah, tetapi juga mempertahankan sumber daya alam kita dari eksploitasi oleh pihak-pihak luar," ujar dia.
Baca juga: Presiden Prabowo: Indonesia ingin jadi sahabat semua negara
Lebih lanjut, dosen Fakultas Filsafat UGM ini mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki tantangan besar dalam menjaga wilayahnya yang luas.
Sistem pertahanan Indonesia, menurut dia, seharusnya berlandaskan kepada pemahaman bahwa Indonesia adalah negara archipelago.
Dengan belasan negara yang berbatasan langsung, kata Armaidy, Indonesia juga harus memastikan bahwa kekuatan alutsista dan jumlah pasukan cukup memadai untuk menjaga kedaulatan.
"Jika dihitung dengan luas wilayah, jumlah pasukan kita masih kurang," ujar dia.
Pada tingkat domestik, Armaidy menekankan pentingnya mengembalikan kepercayaan rakyat sebagai pondasi dari ketahanan nasional.
Dia menuturkan keberhasilan kabinet baru dalam menghadapi tantangan ini sangat bergantung pada kekompakan, visi kebangsaan yang kuat, serta upaya nyata untuk menegakkan hukum dan mewujudkan konstitusi sebagai landasan dasar ketahanan nasional.
Indikator keberhasilan suatu pemerintahan, kata dia, adalah sejauh mana pemerintah mampu mewujudkan konstitusi itu dan berpegang pada konstitusi itu dengan baik dan konsisten.
Di dalam konstitusi, ujar Armaidy, tugas pemerintahan negara sangat sederhana yaitu mampu melindungi segenap warga negaranya, tidak terdapat jurang antara kaya dan miskin, serta memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
"Dari tiga ini nanti akhirnya bangsa ini dapat bersaing secara global, bisa berdiri sama tinggi, duduk sama rendah di tengah pergaulan antarbangsa," pungkas Armaidy.
0 notes
beritahangat7788 · 10 days ago
Text
Ace Hasan, Gubernur Lemhannas berlatar belakang santri
Tumblr media
Tubagus Ace Hasan Syadzily mengikuti pelantikan dirinya sebagai Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) di Istana Negara, Jakarta, Selasa (22/10/2024). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/app/aww/pri.
Jakarta (ANTARA) - "Bahwa saya akan setia kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darma bakti saya kepada bangsa dan negara,” demikian yang diucap oleh Tubagus Ace Hasan Syadzily ketika dilantik menjadi Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI oleh Presiden Prabowo Subianto.
Tubagus Ace Hasan Syadzily, yang lebih dikenal sebagai Ace Hasan, merupakan politikus di panggung perpolitikan nasional yang berlatar belakang santri. Sebagaimana yang tertuang dalam laman resmi Ace Hasan, ia menggambarkan diri sebagai sosok yang lekat dengan tradisi pesantren.
Ayahnya, KH Tb A. Rafei Ali, adalah Pengasuh Pondok Pesantren Annizhomiyyah di Pandeglang dan seorang aktivis Golkar pada era Orde Baru.
Sosok ayah yang aktif dalam perpolitikan diwariskan oleh Ace Hasan sedari belia. Bermula dari berbagai keterlibatan Ace Hasan di berbagai organisasi sejak masa sekolah menengahnya di pesantren, yang kemudian berlanjut selama Ace Hasan menempuh perkuliahan.
Politikus kelahiran Pandeglang, Banten, itu juga aktif dalam kelompok studi Forum Mahasiswa Ciputat (Formaci) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat, tempat ia memperdalam minatnya dalam filsafat dan ilmu sosial politik.
Selama masa kuliah, Ace mengaku terinspirasi oleh pemikiran almarhum Nurcholish Madjid atau Cak Nur, tokoh pembaruan pemikiran Islam di Indonesia. Cak Nur membuka wawasan Ace mengenai konsep Islam, kebangsaan, pluralisme, serta hubungan antara Islam dan demokrasi.
Ace juga terlibat dalam gerakan mahasiswa tahun 1998, bergabung dengan rekan-rekan aktivis lainnya dalam memperjuangkan reformasi.
Perjalanan politik
Ace menjejaki langkah sang ayah menuju panggung perpolitikan nasional. Pilihannya jatuh pada Partai Golkar. Ia memulai kariernya sebagai anggota Pokja Hubungan Luar Negeri, lantas menjabat di berbagai posisi di DPP Partai Golkar.
Sepak terjangnya membawa nama Ace Hasan tak lagi asing di dunia pemerintahan. Ia memiliki rekam jejak yang panjang di lembaga legislatif, seperti menjabat sebagai anggota DPR RI pada 2013 sebagai pengganti antarwaktu (PAW) dan ditempatkan di Komisi VIII.
Selain itu, ia juga sempat ditempatkan di Komisi II pada 2016, dan pada periode lalu, Ace merupakan Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI.
Ace juga menjadi staf khusus Anggota Dewan Pertimbangan Presiden bidang Pembangunan dan Otonomi Daerah Ginandjar Kartasasmita selama masa pemerintahan Presiden SBY-Boediono.
Dalam perannya tersebut, ia mendapatkan pengalaman penting dalam hal pemerintahan dan politik, serta menjadi asisten dalam kegiatan mengajar di berbagai perguruan tinggi, seperti Universitas Brawijaya, Universitas Pasundan, dan Universitas Waseda di Jepang.
Salah satu sorotan menarik pada perjalanan politik Ace Hasan berlangsung pada Pemilihan Presiden 2014.
Kala itu, Ace bersama beberapa politikus Partai Golkar lainnya, seperti Agus Gumiwang Kartasasmita, Nusron Wahid, dan Andi Sinulingga, memilih mendukung pasangan Jokowi-Jusuf Kalla, berbeda dengan keputusan Partai Golkar yang mendukung pasangan Prabowo-Hatta.
Hal ini menimbulkan dualisme kepemimpinan dalam Partai Golkar. Ace bergabung dengan kubu DPP Partai Golkar pimpinan HR Agung Laksono yang diakui oleh Kementerian Hukum dan HAM. Dalam kepengurusan tersebut, Ace tercatat sebagai Ketua DPP Partai Golkar.
Ia berperan aktif dalam upaya rekonsiliasi partai melalui Gerakan Muda Partai Golkar (GMPG) yang dibentuk oleh sejumlah politikus muda Partai Golkar. Upaya tersebut menghasilkan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) di Bali pada 2016 dan membawa Setya Novanto sebagai Ketua Umum.
Di Munaslub tersebut, Ace diangkat menjadi Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Media dan Penggalangan Opini. Ia mendorong gerakan reformasi internal dengan jargon ‘Golkar bersih’ dan mendukung Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar, yang kemudian mempercayainya sebagai Ketua Bidang Media dan Penggalangan Opini.
Kiprahnya di Partai Golkar lantas mengantar Ace Hasan menjadi Wakil Ketua Umum Partai Golkar periode 2024–2029, mendampingi Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia.
Dilantik menjadi Gubernur Lemhannas
Presiden RI Prabowo Subianto melantik Tubagus Ace Hasan Syadzily menjadi Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) di Istana Negara Jakarta, sehari setelah Prabowo melantik para menteri dan wakil menterinya.
Pelantikan Tubagus Ace Hasan Syadzily berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 146/P Tahun 2024 tentang pengangkatan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional.
Selaku Gubernur Lemhannas, Ace bertanggung jawab untuk memastikan keandalan Lemhannas dalam menjalankan tugas dan fungsinya, seperti mempersiapkan kader dan pemantapan pimpinan tingkat nasional, hingga penelitian dan pengukuran ketahanan nasional seluruh wilayah Indonesia.
Dikutip dari laman resmi Lemhannas RI, Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) mendorong transformasi Lemhannas agar mampu menjawab berbagai tantangan geopolitik yang akan dihadapi menuju Indonesia 2045.
Transformasi tersebut lantas berimplikasi pada berbagai penyesuaian terhadap Lemhannas RI, seperti peningkatan kualitas kajian strategis yang dibutuhkan presiden dalam menentukan kebijakan strategis dalam lingkup nasional, regional, hingga global.
Berdasarkan arahan Presiden Ke-7 RI, terdapat lima topik yang menjadi fokus kajian Lemhannas, yaitu konsolidasi demokrasi, transformasi digital, ekonomi hijau, ekonomi biru, dan pembangunan Ibu Kota Nusantara.
Sebagai pemerintahan yang mengusung keberlanjutan, transformasi Lemhannas RI kini menjadi tanggung jawab Ace Hasan.
Selain itu, mengutip pernyataan Plt. Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI Eko Margiyono dalam Seminar Nasional Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXVII, salah satu misi Lemhannas saat ini adalah meningkatkan budaya politik di Indonesia.
Peningkatan tersebut dibutuhkan agar masyarakat tidak hanya sadar akan hak dan kewajiban politik mereka, tetapi aktif terlibat dalam proses politik.
Berbekal berbagai pengalamannya, baik dalam berorganisasi, berpolitik, hingga bekerja sebagai peneliti lapangan di beberapa lembaga seperti LP3ES dan Lembaga Studi Agama dan Filsafat (LSAF), Ace Hasan mengantongi berbagai perspektif untuk memperkuat ketahanan nasional
0 notes
m1totocsdua · 11 days ago
Text
Tumblr media
Ace Hasan, Gubernur Lemhannas berlatar belakang santri
Jakarta (ANTARA) - "Bahwa saya akan setia kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darma bakti saya kepada bangsa dan negara,” demikian yang diucap oleh Tubagus Ace Hasan Syadzily ketika dilantik menjadi Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI oleh Presiden Prabowo Subianto.
Tubagus Ace Hasan Syadzily, yang lebih dikenal sebagai Ace Hasan, merupakan politikus di panggung perpolitikan nasional yang berlatar belakang santri. Sebagaimana yang tertuang dalam laman resmi Ace Hasan, ia menggambarkan diri sebagai sosok yang lekat dengan tradisi pesantren.
Ayahnya, KH Tb A. Rafei Ali, adalah Pengasuh Pondok Pesantren Annizhomiyyah di Pandeglang dan seorang aktivis Golkar pada era Orde Baru.
Sosok ayah yang aktif dalam perpolitikan diwariskan oleh Ace Hasan sedari belia. Bermula dari berbagai keterlibatan Ace Hasan di berbagai organisasi sejak masa sekolah menengahnya di pesantren, yang kemudian berlanjut selama Ace Hasan menempuh perkuliahan.
Politikus kelahiran Pandeglang, Banten, itu juga aktif dalam kelompok studi Forum Mahasiswa Ciputat (Formaci) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat, tempat ia memperdalam minatnya dalam filsafat dan ilmu sosial politik.
Selama masa kuliah, Ace mengaku terinspirasi oleh pemikiran almarhum Nurcholish Madjid atau Cak Nur, tokoh pembaruan pemikiran Islam di Indonesia. Cak Nur membuka wawasan Ace mengenai konsep Islam, kebangsaan, pluralisme, serta hubungan antara Islam dan demokrasi.
Ace juga terlibat dalam gerakan mahasiswa tahun 1998, bergabung dengan rekan-rekan aktivis lainnya dalam memperjuangkan reformasi.
Perjalanan politik
Ace menjejaki langkah sang ayah menuju panggung perpolitikan nasional. Pilihannya jatuh pada Partai Golkar. Ia memulai kariernya sebagai anggota Pokja Hubungan Luar Negeri, lantas menjabat di berbagai posisi di DPP Partai Golkar.
Sepak terjangnya membawa nama Ace Hasan tak lagi asing di dunia pemerintahan. Ia memiliki rekam jejak yang panjang di lembaga legislatif, seperti menjabat sebagai anggota DPR RI pada 2013 sebagai pengganti antarwaktu (PAW) dan ditempatkan di Komisi VIII.
Selain itu, ia juga sempat ditempatkan di Komisi II pada 2016, dan pada periode lalu, Ace merupakan Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI.
Ace juga menjadi staf khusus Anggota Dewan Pertimbangan Presiden bidang Pembangunan dan Otonomi Daerah Ginandjar Kartasasmita selama masa pemerintahan Presiden SBY-Boediono.
Dalam perannya tersebut, ia mendapatkan pengalaman penting dalam hal pemerintahan dan politik, serta menjadi asisten dalam kegiatan mengajar di berbagai perguruan tinggi, seperti Universitas Brawijaya, Universitas Pasundan, dan Universitas Waseda di Jepang.
Salah satu sorotan menarik pada perjalanan politik Ace Hasan berlangsung pada Pemilihan Presiden 2014.
Kala itu, Ace bersama beberapa politikus Partai Golkar lainnya, seperti Agus Gumiwang Kartasasmita, Nusron Wahid, dan Andi Sinulingga, memilih mendukung pasangan Jokowi-Jusuf Kalla, berbeda dengan keputusan Partai Golkar yang mendukung pasangan Prabowo-Hatta.
Hal ini menimbulkan dualisme kepemimpinan dalam Partai Golkar. Ace bergabung dengan kubu DPP Partai Golkar pimpinan HR Agung Laksono yang diakui oleh Kementerian Hukum dan HAM. Dalam kepengurusan tersebut, Ace tercatat sebagai Ketua DPP Partai Golkar.
Ia berperan aktif dalam upaya rekonsiliasi partai melalui Gerakan Muda Partai Golkar (GMPG) yang dibentuk oleh sejumlah politikus muda Partai Golkar. Upaya tersebut menghasilkan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) di Bali pada 2016 dan membawa Setya Novanto sebagai Ketua Umum.
Di Munaslub tersebut, Ace diangkat menjadi Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Media dan Penggalangan Opini. Ia mendorong gerakan reformasi internal dengan jargon ‘Golkar bersih’ dan mendukung Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar, yang kemudian mempercayainya sebagai Ketua Bidang Media dan Penggalangan Opini.
Kiprahnya di Partai Golkar lantas mengantar Ace Hasan menjadi Wakil Ketua Umum Partai Golkar periode 2024–2029, mendampingi Ketua Umum Partai Golkar Bahlil
Cobain main di Situs 𝐌𝟏𝐓𝐎𝐓𝐎 Gacor nya Viral banget Member baru wajib 𝐖𝐃
Link daftar : Klik disini
0 notes
sejarahdunia66 · 19 days ago
Text
Berita Hari Ini di Panen66: Sejarah yang Pernah Ada di Asia
Tumblr media
Selamat datang di Panen66! Hari ini, kita akan menjelajahi sejarah Asia, sebuah benua yang kaya akan keberagaman budaya, peradaban, dan peristiwa penting yang telah membentuk dunia. Dari peradaban kuno hingga modernisasi, perjalanan sejarah Asia mencerminkan dinamika dan interaksi antara berbagai bangsa dan budaya. Mari kita ulas beberapa aspek menarik dari sejarah yang pernah ada di Asia.
1. Peradaban Kuno
Sejarah Asia dimulai dengan munculnya peradaban-peradaban kuno, seperti Mesopotamia, Indus, dan Tiongkok. Mesopotamia, yang terletak di antara sungai Tigris dan Efrat, dianggap sebagai tempat lahirnya peradaban manusia. Di sinilah penemuan tulisan, hukum, dan sistem irigasi pertama kali terjadi. Sementara itu, Lembah Indus di Pakistan dan India menyaksikan munculnya peradaban Harappa yang maju dengan kota-kota terencana. Di Tiongkok, Dinasti Xia, Shang, dan Zhou menciptakan fondasi untuk budaya dan politik yang terus berkembang.
2. Jalur Sutra dan Perdagangan
Jalur Sutra, yang menghubungkan Asia Timur dengan Asia Barat, merupakan jalur perdagangan yang sangat penting. Jalur ini tidak hanya digunakan untuk perdagangan barang, tetapi juga untuk pertukaran budaya, agama, dan pengetahuan. Melalui Jalur Sutra, Buddha menyebar dari India ke Tiongkok, dan banyak pengetahuan ilmiah serta teknologi diperkenalkan di seluruh Asia. Interaksi ini memperkaya budaya dan memperkuat hubungan antar bangsa.
3. Era Dinasti di Tiongkok
Tiongkok memiliki sejarah dinasti yang panjang dan beragam, mulai dari Dinasti Qin, yang menyatukan Tiongkok pada tahun 221 SM, hingga Dinasti Ming dan Qing. Dinasti Qin dikenal dengan pembangunan Tembok Besar Tiongkok, sementara Dinasti Han menciptakan jalur perdagangan dan kemajuan dalam ilmu pengetahuan. Dinasti Ming menandai periode kejayaan dalam seni dan arsitektur, termasuk pembangunan Kota Terlarang di Beijing. Dinasti Qing adalah dinasti terakhir di Tiongkok, yang berakhir pada awal abad ke-20.
4. Peradaban India dan Pengaruh Agama
India juga memiliki sejarah yang kaya, dengan peradaban Indus dan kemunculan agama-agama besar seperti Hindu dan Buddha. Agama Hindu, dengan sistem kasta yang kompleks, menjadi salah satu fondasi budaya India. Sementara itu, Buddha, yang lahir di India, menyebar ke seluruh Asia, membawa ajaran tentang pencerahan dan kebebasan dari penderitaan. Pengaruh agama ini membentuk cara hidup, seni, dan filsafat di seluruh Asia.
5. Penjajahan dan Perjuangan Kemerdekaan
Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, banyak negara di Asia menghadapi penjajahan oleh kekuatan Barat. India menjadi bagian dari Kekaisaran Britania, sementara Indonesia dan Vietnam mengalami penjajahan Belanda dan Prancis. Masyarakat di berbagai negara ini melawan penjajahan, yang memunculkan gerakan kemerdekaan yang kuat. Tokoh-tokoh seperti Mahatma Gandhi di India dan Ho Chi Minh di Vietnam menjadi simbol perjuangan melawan penindasan.
6. Perang Dunia dan Perubahan Sosial
Perang Dunia I dan II membawa dampak besar bagi Asia. Selama Perang Dunia II, banyak negara Asia dijajah oleh Jepang, yang menimbulkan penderitaan besar bagi rakyat di berbagai negara. Setelah perang, Asia mengalami perubahan sosial dan politik yang signifikan. Negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan berkembang pesat, sementara negara-negara Asia Tenggara berjuang untuk membangun kembali setelah konflik.
7. Era Modern dan Globalisasi
Hari ini, Asia menjadi pusat pertumbuhan ekonomi global, dengan negara-negara seperti Tiongkok, India, dan Jepang memainkan peran penting di pasar dunia. Globalisasi telah membawa perubahan cepat dalam budaya, teknologi, dan ekonomi. Masyarakat Asia kini menghadapi tantangan baru, termasuk ketidaksetaraan ekonomi, perubahan iklim, dan konflik sosial.
Kesimpulan
Sejarah Asia adalah cermin dari perjalanan panjang yang mencakup peradaban, perang, perjuangan, dan kemajuan. Dari peradaban kuno hingga tantangan modern, setiap momen sejarah memberikan pelajaran berharga bagi kita semua. Di Panen66, kami berkomitmen untuk terus memberikan berita dan informasi yang relevan, termasuk menggali warisan sejarah yang membentuk Asia hari ini.
Ikuti terus berita terbaru di Panen66, dan mari kita bersama-sama memahami perjalanan sejarah yang menarik ini!
0 notes
fanany1966 · 1 month ago
Text
Tumblr media
KEBAHAGIAAN DAN KETIDAKBAHAGIAAN...
.
.
Manusia (Homo Sapiens) adalah Spesies Primata yang jumlahnya paling banyak dan tersebar luas di muka bumi ini. Manusia adalah termasuk “Jenis Kera Besar”. Jadi, manusia adalah “Kera Besar”, tapi konon berkemampuan Kognitif (semua kegiatan mental yang membuat suatu individu mampu menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu peristiwa, sebagai akibatnya individu tersebut menerima pengetahuan setelahnya) -- yang mumpuni, berkat otak yang besar dan kompleks.
Keinginan untuk memahami dan mempengaruhi fenomena memotivasi manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, hukum, mitologi, agama, dan bidang studi lainnya. Kalau munyuk, monyet, apakah juga demikian...? Mungkin saja, perlu dialog dengan mereka. Atau coba cari buku-buku karya para monyet, atau akun medsos mereka.
Manusia satu-satunya hewan yang diketahui dapat menangis secara emosional. Kalau menurut Mbah Kyai Aristoteles, manusia pada dasarnya adalah Binatang Politik. Kalau politikus...? Mungkin semacam Binatang yang Berpolitik.
Namun, disamping soal korteks Prefrontal (Bagian depan atau yang melibatkan bagian depan dari struktur frontal) itu, di dalam diri manusia terdapat apa yang disebut Emosi. Keadaan Biologis yang terkait dengan sistem Saraf, yang disebabkan oleh perubahan Neurofisiologis (studi tentang sifat fungsional neuron, glia, dan jaringan). Yang terkait dengan Pikiran, Perasaan, Respons Perilaku, dan Tingkat Kesenangan atau Ketidaksenangan. Emosi sering kali berkaitan dengan Suasana Hati, Temperamen, Kepribadian, Watak, Kreativitas, dan Motivasi.
Kita bicarakan dulu yang berkait Emosi yang disebut Positif. Kebahagiaan, Kegembiraan, Kebungahan, atau Kesenangan adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai dengan kepuasan. Ada 2 (dua) faktor, Perasaan dan Emosi yang mempengaruhi, seperti Kesenangan atau Kegembiraan, dan penilaian terhadap kualitas hidup.
Kebahagiaan tak memerlukan hal-hal yang sempurna. Bahkan mengejar kesempurnaan dalam hidup, justru dapat membuat manusia merasa kurang bahagia. Ketika manusia terlalu fokus mengejar sesuatu yang bersifat Eksternal (Di luar), manfaat jangka panjang terhadap kebahagiaan tidak dapat diperoleh.
Jadi, hemat waktu untuk merenungkan hal yang disyukuri. Berpikir, Berbicara dan Menulis secara positif tentang diri sendiri. Bersikap baik kepada orang lain. Hidup sesuai nilai yang dianut. Nikmati pengalaman positif dan biarkan diri merasakan kesenangan pada waktunya. “Semakin sederhana kebutuhan seseorang akan kebahagiaan, semakin besar kemungkinan orang itu untuk bahagia”.
Makanya, siapa pun yang selalu membandingkan hidupnya dengan orang lain, tak akan pernah merasa bahagia. Sulit untuk merasa puas dengan kehidupan sehari-hari ketika terus-menerus melihatnya melalui lensa pengalaman orang lain. Apalagi jika lebih banyak perbandingan sosial ke atas, dan tidak bersyukur dengan perbandingan sosial ke bawah.
Orang yang tidak dapat melihat atau bertanggung jawab atas cara mereka berkontribusi pada konflik dalam hidup mereka, sering menderita dalam hubungan, terutama hubungan dekat di mana tantangan tak dapat dihindari. Di dunia mereka, tampaknya semuanya adalah kesalahan orang lain. Dalam suatu konflik hubungan, tindakan dan kata-kata seseorang mungkin memiliki konsekuensi yang lebih besar daripada yang lain, Namun itu situasi yang jarang terjadi ketika kita sepenuhnya tidak bersalah.
Pujian yang kita terima ternyata tidak selalu berarti baik. Kalau tak disikapi dengan bijak malah membuat terlena. Kita jadi selalu berharap dipuji setelah melakukan hal baik pada orang lain. Mungkin perasaan ini muncul tanpa disadari. Tapi efeknya besar, harapan untuk dipuji membuat sulit bahagia. Di sana ada harapan dan ekspektasi yang berkelindan.
Harapan dan Ekspektasi dua hal yang berbeda. Harapan masih berupa angan-angan, sesuatu yang kita impikan untuk terjadi atau dimiliki. Sementara Ekspektasi adalah harapan yang disertai usaha untuk mewujudkan. Saat diri ini merasa sudah mengerahkan segala cara, makin sulit rasanya membendung harapan. Semua tujuan seperti sudah di depan mata. Padal belum tentu. Ekspektasi tinggi sering bikin kecewa.
Yang acap juga membuat tak bahagia, bertindak asal tanpa memikirkan risiko. Meski dan apalagi niatannya baik, tetapi berlangsung secara impulsif dan naif. Masih bagus kalau tak mengeluh. Tapi acap kali tak siap dengan resiko, sekecil apapun, menyebabkan terjadi distorsi kebahagiaan.
Selama porsinya pas, menyusun rencana sebelum bertindak itu bagus. Menyiapkan diri sebaik-baiknya dengan mempelajari resiko yang mungkin dihadapi. Sebagai antisipasi saja, biar kita lebih siap menghadapi tantangan. Minimal, dengan menganalisis resiko sejak dini, tak membuat kita jadi terlalu panik dan kecewa.
Karena, pun bahkan berambisi memenangkan perdebatan, cenderung membenarkan pendapatnya masing-masing, hal itu juga memicu Emosi Negatif. Makin besar ambisi memenangkan perdebatan, hati jadi panas dan pikiran bekerja lebih berat.
Penyebab utama sulit bahagia itu diri sendiri. Menjadi bijaksana adalah satu satu kunci, manusia punya korteks Prefrontal. “Pain makes you think. The mind makes you wise. Wisdom allows us to survive in life” (“Rasa sakit membuatmu berpikir. Pikiran membuatmu bijaksana. Kebijaksanaan membuat kita bisa bertahan hidup”), tulis dramawan Inggris, John Patrick.
“Perfection is impossible. Stop chasing him. Don't be too hard on yourself. It takes you away from happiness” (“Kesempurnaan hal yang tak mungkin. Berhentilah mengejarnya. Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri. Itu menjauhkan kamu dari kebahagiaan”)
Sebagaimana Firman Allah SWT :
لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ
Laqad khalaqnal-insâna fî aḫsani taqwîm
Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS. At-Tin : 4)
#AFR
0 notes
jualperumahanmalangkota · 2 months ago
Text
0821-4212-5500 Investasi Kost Kosan Dekat Kampus Sekolah Tinggi Sosial Politik Waskita Darma
Tumblr media
0821-4212-5500 (MEMBANGUN HUNIAN MEWUJUDKAN IMPIAN), Investasi Kost Kosan Dekat Kampus Sekolah Tinggi Sosial Politik Waskita Darma
DAPATKAN PROMO HARI INI KLIK WA http://wa.me/6282142125500, Investasi Kost Kosan Dekat Kampus Sekolah Tinggi Sosial Politik Waskita Darma, Cari Rumah Kos Malang Dekat Kampus Universitas Widyagama UWG, Investasi Rumah Malang Dekat Kampus Sekolah Tinggi Filsafat STF Al-Farabi, Investasi Rumah Malang Dekat Kampus Sekolah Tinggi Teologi Yestoya Malang, Investasi Rumah Malang Dekat Kampus Sekolah Tinggi Teologi STT Tabernakel, Investasi Rumah Malang Dekat Kampus Sekolah Tinggi Theologi Aletheia STTA, Investasi Rumah Malang Dekat Kampus Sekolah Tinggi Alkitab Nusantara STAN Malang, Investasi Rumah Malang Dekat Kampus Sekolah Tinggi Teologi Elohim STTELA, Investasi Rumah Malang Dekat Kampus Sekolah Tinggi Teologi Satyabhakti STT SATI
Temukan Hunian, Rumah Kost, Rumah Villa yang Ideal di Tomoland Malang https://www.tomoland.id? Apakah Anda sedang mencari hunian, Villa dan Rumah Kost yang nyaman dan strategis di Malang? Tomoland Malang - Tomoland Malang adalah pilihan yang sempurna! Terletak di Malang dengan akses mudah ke berbagai tempat dan fasilitas lengkap, properti ini menawarkan kenyamanan dan peluang investasi yang menguntungkan.
PT. Tomoland adalah Developer Perumahan yang Profesional, Terpercaya, Tepat Waktu dan Berkualitas Berlokasi di Malang, beroperasi sejak tahun 2009. Selamat lebih dari satu dekade, PT Tomoland telah berhasil menyelesaikan 11 Lokasi Proyek. Dengan Total lebih dari 2.000 unit terbangun.
OUR BEST PROKECT
Gajayana Inside (Sold Out)
- Landungsari Inside (Sold Out)
- Sigura-Gura Inside (Sold Out)
- Joyoagung 3 (Sold Out)
- Skyview (Sold Out)
- Graha Agung Merjosari
- Graha Agung Sigura-Gura
- Graha Agung Highland Dau
OUR PRODUCTS:
Rumah Toko
- Ruumah Kost
- Rumha Hunian
- Rumah Villa
Lokasi Graha Agung Highland Dau yang Strategis:
1 menit ke UIN - Universitas Islam Malang 3 Kedokteran: Dekat dengan kampus ternama
- 2 menit ke Pondok Ar-Rohmah
- 2 menit Pasar Tradisional Dau
- 3 menit ke Kampus UMM : Akses mudah untuk mahasiswa dan staf.
- 4 menit Rumah sakit UMM :
- 7 menit ke Mall Dinoyo : Belanja dan hiburan dalam satu tempat
- 7 menit ke Predator Funpark Batu
- 7 menit ke Jatimpark 3
- 9 menit ke Alun Alun Batu
Graha Agung Highland Malang adalah pilihan tepat bagi Anda yang menginginkan hunian, Villa dan Rumah Kost nyaman serta strategis di Malang. Dengan berbagai fasilitas lengkap dan lokasi yang mendukung, kehidupan Anda akan semakin mudah dan menyenangkan.
Untuk informasi lebih lanjut dan penawaran spesial, hubungi kami di 0821-4212-5500 atau kunjungi website kami di https://grahaagunghighland.id.
Alamat Kantor:
GRAHA AGUNG MALANG - PT. TOMOLAND INTI GAJAYANA
Jl. Chili, Joyogrand Blok Graha Utama A01 NO.146,
Merjosari, Kec. Lowokwaru,
Kota Malang, Jawa Timur 65144
Di Graha Agung Highland Malang, kami menawarkan properti berkualitas yang cocok untuk investasi Anda. Hubungi Kami Sekarang! Customer Service: 0821-4212-5500
Website: www.grahaagungmalang.id Hunian, Villa, Rumah Kost Graha Agung Highland Malang ideal untuk masa depan yang cerah dan stabil!
#InvestasiKostKosanDekatKampusSekolahTinggiSosialPolitikWaskitaDarma, #CariRumahKosMalangDekatKampusUniversitasWidyagamaUWG, #InvestasiRumahMalangDekatKampusSekolahTinggiFilsafatSTFAl-Farabi, #InvestasiRumahMalangDekatKampusSekolahTinggiTeologiYestoyaMalang, #InvestasiRumahMalangDekatKampusSekolahTinggiTeologiSTTTabernakel, #InvestasiRumahMalangDekatKampusSekolahTinggiTheologiAletheiaSTTA, #InvestasiRumahMalangDekatKampusSekolahTinggiAlkitabNusantaraSTANMalang, #InvestasiRumahMalangDekatKampusSekolahTinggiTeologiElohimSTTELA, #InvestasiRumahMalangDekatKampusSekolahTinggiTeologiSatyabhaktiSTTSATI
0 notes
dijualrumahkostdimalang · 2 months ago
Text
0821-4212-5500 Investasi Rumah Kost Putra Malang Dekat Kampus Sekolah Tinggi Sosial Politik Waskita Darma
Tumblr media
0821-4212-5500 (MEMBANGUN HUNIAN MEWUJUDKAN IMPIAN), Investasi Rumah Kost Putra Malang Dekat Kampus Sekolah Tinggi Sosial Politik Waskita Darma
DAPATKAN PROMO HARI INI KLIK WA http://wa.me/6282142125500, Investasi Rumah Kost Putra Malang Dekat Kampus Sekolah Tinggi Sosial Politik Waskita Darma, Cari Rumah Idaman Malang Dekat Kampus Universitas Widyagama UWG, Dijual Rumah Kost Putri Malang Dekat Kampus Sekolah Tinggi Filsafat STF Al-Farabi, Dijual Rumah Kost Putri Malang Dekat Kampus Sekolah Tinggi Teologi Yestoya Malang, Dijual Rumah Kost Putri Malang Dekat Kampus Sekolah Tinggi Teologi STT Tabernakel, Dijual Rumah Kost Putri Malang Dekat Kampus Sekolah Tinggi Theologi Aletheia STTA, Dijual Rumah Kost Putri Malang Dekat Kampus Sekolah Tinggi Alkitab Nusantara STAN Malang, Dijual Rumah Kost Putri Malang Dekat Kampus Sekolah Tinggi Teologi Elohim STTELA, Dijual Rumah Kost Putri Malang Dekat Kampus Sekolah Tinggi Teologi Satyabhakti STT SATI
Temukan Hunian, Rumah Kost, Rumah Villa yang Ideal di Tomoland Malang https://www.tomoland.id? Apakah Anda sedang mencari hunian, Villa dan Rumah Kost yang nyaman dan strategis di Malang? Tomoland Malang - Tomoland Malang adalah pilihan yang sempurna! Terletak di Malang dengan akses mudah ke berbagai tempat dan fasilitas lengkap, properti ini menawarkan kenyamanan dan peluang investasi yang menguntungkan.
PT. Tomoland adalah Developer Perumahan yang Profesional, Terpercaya, Tepat Waktu dan Berkualitas Berlokasi di Malang, beroperasi sejak tahun 2009. Selamat lebih dari satu dekade, PT Tomoland telah berhasil menyelesaikan 11 Lokasi Proyek. Dengan Total lebih dari 2.000 unit terbangun.
OUR BEST PROKECT
Gajayana Inside (Sold Out)
- Landungsari Inside (Sold Out)
- Sigura-Gura Inside (Sold Out)
- Joyoagung 3 (Sold Out)
- Skyview (Sold Out)
- Graha Agung Merjosari
- Graha Agung Sigura-Gura
- Graha Agung Highland Dau
OUR PRODUCTS:
Rumah Toko
- Ruumah Kost
- Rumha Hunian
- Rumah Villa
Lokasi Graha Agung Highland Dau yang Strategis:
1 menit ke UIN - Universitas Islam Malang 3 Kedokteran: Dekat dengan kampus ternama
- 2 menit ke Pondok Ar-Rohmah
- 2 menit Pasar Tradisional Dau
- 3 menit ke Kampus UMM : Akses mudah untuk mahasiswa dan staf.
- 4 menit Rumah sakit UMM :
- 7 menit ke Mall Dinoyo : Belanja dan hiburan dalam satu tempat
- 7 menit ke Predator Funpark Batu
- 7 menit ke Jatimpark 3
- 9 menit ke Alun Alun Batu
Graha Agung Highland Malang adalah pilihan tepat bagi Anda yang menginginkan hunian, Villa dan Rumah Kost nyaman serta strategis di Malang. Dengan berbagai fasilitas lengkap dan lokasi yang mendukung, kehidupan Anda akan semakin mudah dan menyenangkan.
Untuk informasi lebih lanjut dan penawaran spesial, hubungi kami di 0821-4212-5500 atau kunjungi website kami di https://grahaagunghighland.id.
Alamat Kantor:
GRAHA AGUNG MALANG - PT. TOMOLAND INTI GAJAYANA
Jl. Chili, Joyogrand Blok Graha Utama A01 NO.146,
Merjosari, Kec. Lowokwaru,
Kota Malang, Jawa Timur 65144
Di Graha Agung Highland Malang, kami menawarkan properti berkualitas yang cocok untuk investasi Anda. Hubungi Kami Sekarang! Customer Service: 0821-4212-5500
Website: www.grahaagungmalang.id Hunian, Villa, Rumah Kost Graha Agung Highland Malang ideal untuk masa depan yang cerah dan stabil!
#InvestasiRumahKostPutraMalangDekatKampusSekolahTinggiSosialPolitikWaskitaDarma, #CariRumahIdamanMalangDekatKampusUniversitasWidyagamaUWG, #DijualRumahKostPutriMalangDekatKampusSekolahTinggiFilsafatSTFAl-Farabi, #DijualRumahKostPutriMalangDekatKampusSekolahTinggiTeologiYestoyaMalang, #DijualRumahKostPutriMalangDekatKampusSekolahTinggiTeologiSTTTabernakel, #DijualRumahKostPutriMalangDekatKampusSekolahTinggiTheologiAletheiaSTTA, #DijualRumahKostPutriMalangDekatKampusSekolahTinggiAlkitabNusantaraSTANMalang, #DijualRumahKostPutriMalangDekatKampusSekolahTinggiTeologiElohimSTTELA, #DijualRumahKostPutriMalangDekatKampusSekolahTinggiTeologiSatyabhaktiSTTSATI
0 notes
dinaest · 2 months ago
Text
Gereja yang Menghidupi Dunia
Seni dalam filsafat dipahami sebagai aksi praktis dari berpikir, dan dalam seni sastranya yang mencoba menggali arti menjadi manusia, eksistensialis Albert Camus berkata, "kedermawanan sejati pada masa depan terletak pada pemberiannya pada masa kini". Artinya apa? Menghidupi dunia adalah berarti soal kontribusimu pada kebaikan kini. dan menjadi bagian penting menjadi manusia yang hidup.
Hidup dalam Kekristenan menjadi berarti karena kekristenan mengakui Allah yang menjadi manusia, dalam Yesus. Yesus, Firman yang menjadi manusia. Wujud Allah yang menyeriusi manusia. Menyeriusi ciptaanNya, menyeriusi karya kasihNya dan penyelamatanNya. Yesus adalah konsistensi Allah.
Yesus yang hidup dan kematianNya ditolak oleh para lawanNya. Mereka yang melihat Dia dengan sebelah mata. Orang-orang yang tak rela batin dan hidupnya dibenahi dan dibentuk Yesus jadi semakin bermoral, kontributif dan baik. Yang jelas Yohanes punya satu kata untuk menggambarkan sikap orang macam ini: bukan murid
Bagaimana jadi gereja yang menghidupi dunia? Tentu, kita tak bisa. Tanpa kesadaran bahwa hanya di dalam Kristus lah kita mampu melakukannya. Dan ingat, manusia itu kan lemah, suka melawan. kadang kita bisa mengaku kita murid Yesus, tapi bisa juga kita jadi lawan Yesus. Daging dan darah Kristus itu sungguh bermakna dan memberi kita kekuatan untuk hidup dan berkarya ketika kita menyerahkan hidup kita padaNya. menaatiNya. MengasihiNya, murid yang mengasihi Dia.
Tentu, Allah tak ingin dunia ini hancur. Murid Yesus bukannya dipanggil untuk membenci dunia dan mengutuknya. Atau ada dalam apatisme dan cuek, yang penting saya masuk surga yang lain bodo amat. intervensi Allah adalah kasihNya, dan jika kita mengasihi Allah maka kita akan mengasihi semua yang dikasihi Allah. ketika hidup kita utuh dan bermanfaat, maka kita selamat dan jadi alat selamat. Demikianlah Gereja menghidupi dunia. Seperti firman Allah di sungat Efrat untuk memilih etika moral ilahi, untuk memilih diri menjadi senjata kebenaran dan bukan senjata kejahatan, dan untuk menjadi seseorang yang rendah hati di hadapan Allah.
Perjalanan gereja tidak mudah. setiap keputusan dan kebijakan berkaitan dengan hidup manusia. setiap program berkaitan dengan menjadi alat keselamatan. bagaimana daging dan darah Kristus memberi kita hidup dan kecukupan untuk menaati dan mengasihiNya. Tentu ada banyak idealisme. Tapi apa gunanya itu tanpa itikad untuk mewujudnyatakannya dalam aktifitas mengasihi. yang diwujudkan dengan laku spiritual kita.
Kekerasan dalam rumah tangga begitu banyak terkuak. Menunjukkan topeng topeng apa yang bisa tersembunyi di balik rumah. Motif kekuasaan dan korupsi yang tersembunyi dalam berbagai upaya politik untuk mengamankan jalan sendiri, menunjukkan kekuasaan dan materi bisa membelokkan hati yang tak lurus dan integritas jadi luntur. Hati yang penuh luka dan tak dipulihkan bisa membuat perundungan menimpa siapa saja dan merusak gambar diri seseorang. Ada banyak tantangan bagi gereja untuk menjadi titik titik yang memuliakan Tuhan.
Semoga dalam perjalanan HUT GKI, warga GKI terus melakukan aktifitas berpikir yang memunculkan praksis dalam hidup manusia. berkontribusi, terlibat, tidak abai, cuek dan apatis. merasai tubuh dan darah Kristus yang memberi hidup bagi dunia sesuai dengan idealisme yang Allah beri bagi warga GKI untuk terus berperan dalam kemajuan peradaban. Selamat menapaki tahun pelayanan baru, dan kiranya Firman Tuhan terus kita biarkan menantang dan mengutus kita.
0 notes