Tumgik
#Elko Kastanya
mnoviyanto · 8 years
Text
Salawaku "Ketika Sosok yang Disayangi Menggoyahkan Hidup"
Salawaku “Ketika Sosok yang Disayangi Menggoyahkan Hidup”
SALAWAKU 4.2/5 Stars “Ketika Sosok yang Disayangi Menggoyahkan Hidup”
Hidup itu (konon katanya) cuma tentang meninggalkan dan ditinggalkan. Tagline di poster film berdurasi (hanya) 82 menit ini sepintas menyampaikan rasa pesimis yang terus menerus. Lalu, apa kemudian ambience sepanjang film akan dibawa ke arah itu, bahkan mungkin malah apatis?
Tokoh utama yang bernama sama dengan judul film,…
View On WordPress
0 notes
raditherapy · 8 years
Photo
Tumblr media
REVIEW PENDEK SALAWAKU
Ketika kebanyakan film Indonesia belakangan ini sedang gemar-gemarnya mengajak jalan-jalan ke luar negeri, SALAWAKU justru menarik tangan saya untuk menikmati keindahan bagian timur nusantara, tepatnya ke Pulau Seram, dimana nantinya saya akan bertemu dengan Karina Salim yang sedang galau dan Elko Kastanya yang sedang mencari sang kakak.
SALAWAKU, tak sekedar menawarkan koleksi gambar-gambar pemandangan yang indah, berkat kepiawaian seorang Faozan Rizal dalam menciptakan sinematografi yang menghipnotis, saya serasa sedang menginjakkan kaki di sana dan menghirup udaranya yang menyegarkan. Visual cantik tersebut membuat mata saya nyaman, selagi saya pun asyik menikmati perjalanan bersama Salawaku, Saras dan nantinya Kawanua.
Meski SALAWAKU sebetulnya masih bisa lebih dieksplor, terutama pada karakter-karakternya, Pritagita Arianegara setidaknya sudah cukup berhasil dalam membangun kisah yang membuat saya peduli. Pritagita membuat saya bisa ikut merasakan apa yang karakter-karakternya rasakan, begitu mudahnya saya terkoneksi dengan mereka, tentunya didukung oleh keapikan Karina Salim dan kawan-kawan dalam melakonkan peran mereka.
Sebuah road movie yang memunculkan ragam rasa, dari manis hingga pahit, membuat saya tertawa sekaligus juga tersentuh. Jika hidup katanya tentang meninggalkan dan ditinggalkan, maka SALAWAKU meninggalkan kesan yang menyenangkan, terutama ketika mengingat chemistry gokil antara Saras dan si Salawaku yang pemarah dan tidak sabaran itu (3.5/5).
0 notes
teamnahi-blog · 7 years
Text
Review film "Salawaku" (2016)
Review film “Salawaku” (2016)
Sinopsis film Salawaku (2016) Film ini bercerita tentang perjalan Salawaku (Elko Kastanya) ketika mencari Binaiya (Raihaanun), kakak perempuannya yang pergi dan menghilang. Salawaku tidak sendirian, Di perjalanan ia bertemu dengan Saras (Karina Salim), seorang turis ibukota dan Kawanua (JFlow Matulessy), kakak angkat Salawaku. Ulasan film Salawaku (2016) Memiliki anugerah keindahan alam surga…
View On WordPress
0 notes
seputarbisnis · 8 years
Text
Abelle Marbun Raih 2 Penghargaan di AS
Florida (SIB) -Christabelle Grace Marbun, meraih dua penghargaan di ajang Premiere Global Performing Arts di Orlando, Florida. Anugerah yang didapan artis cilik Indonesia itu adalah Top Performance dan Top Vocalist. Sebelumnya, di Indonesia, Abelle berulang kali mencetak prestasi terbaik. Antaranya meraih gelar Artis Cilik Terbaik lewat perannya di  Surat Cinta Untuk Kartini dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2016. Premiere Global Performing Arts adalah ajang cari bakat tahunan yang diikuti ratusan peserta dari seluruh dunia. Ajang ini juga dihadiri talent agent, produser film dan televisi Amerika. Acara ini telah menelurkan banyak artis terkenal, dan kini Abelle bisa mengikuti jejak di industri hiburan dunia. "Well, mudah-mudahan Abelle bisa mulai syuting film di sini, dan bisa menjadi aktris di sini...," jelas Abelle. VOA News, Minggu (19/3), Abelle telah berkecimpung di dunia hiburan sejak balita. Ia sudah mulai berakting dan bernyanyi sejak balita. Ia telah membintangi ratusan iklan dan sinetron. Tahun 2016, lapor Liputan 6.Com, Abelle meraih nominasi pemeran anak terbaik Festival Film Indonesia (FFI) lewat film Surat untuk Kartini. Dari 26 perusahan talent agent dan industri profesional yang hadir di ajang Premiere Global Performing Arts di Orlando ada 22 yang sudah mendukungnya. Dengan kata lain, ia berpeluang untuk berkarier di sana. Mengenai aktingnya di layar lebar, pemeran Ningrum itu mengaku apa yang dikerjakan akan beroleh balasan. Ketika belum menjadi pemenang, ia bilang: "Abelle sih rasanya senang banget, excited, and Abelle gak nyangka Abelle masuk nominasi," ujarnya pada Minggu, 23 Oktober 2016. "Jadi waktu itu Abelle di kabarin ama om Kinoi sutradaranya Surat Cinta Untuk Kartini, 'Abelle masuk FFI Pemeran Anak Terbaik' terus pas Abelle cek, Abelle senang banget pas tahu!" Perempuan berusia 13 tahun tersebut bersaing dengan empat orang anak lainnya dalam kategori ini, yaitu Sinyo (Wonderful Life), Dionisius Rivaldo Moruk (Aisyah Biarkan Kami Bersaudara), Adryan Bima (Bangkit), dan Elko Kastanya (Salawaku). Menjadi artis terbaik, dilakoni Abelle dengan kerja keras. Selama syuting, Abelle diwajibkan untuk tak mengenakan alas kaki demi perannya sebagai rakyat jelata pada zaman dahulu. Kendati luka yang didapatnya tak terlalu dalam, Abel tetap sedikit kesulitan pada awalnya lantaran harus tetap menunjukkan tingkah lincah tanpa terlihat kaku. Beraktivitas tanpa mengenakan alas kaki memang menjadi suatu hal yang tak lumrah bagi Abelle. Sesuai alur cerita, Ningrum dalam film Surat Cinta untuk Kartini tumbuh dan berkembang di kota besar dan selalu mengenakan alas kaki ketika bepergian. "Biasanya, kan ke mana-mana pakai sepatu. Di situ, Ningrum harus kelihatan lincah karena emang dari kecil nggak pakai alas kaki. Aku pertama-tama kelihatan lincah, sih, iya, tapi sakit rasanya," ucapnya. Meski luka, karena tuntutan profesional, Abelle melihat lecet baret-baret sebagai tantangan yang harus ditaklukkan. Kini, ia beroleh hadiah di tingkat dunia. (T/R9/h) http://dlvr.it/Nh4165
0 notes
pacarkecilku · 8 years
Photo
Tumblr media
. . Kemarin malam, saya bersama cah @nontonYK ikutan nonton bareng film "Salawaku". . Awal datang, saya pikir ini semacam film Laskar Pelangi dengan setting di Pulau Seram, Maluku. Ternyata saya salah. . Film ini berfokus pada bocah SD bernama Salawaku (diperankan oleh Elko Kastanya) yg berkeliling dari kampungnya ke Pulau Seram mencari kakaknya, Binaiya. . Salawaku adalah anak yatim piatu. Satu-satunya yang dia miliki hanyalah Binaiya, kakak perempuan. Hingga karena masalah adat, kakaknya dibuang ke pulau lain. . Perjalanan Salawaku mencari kakaknya inilah yang menjadi kisah utama dari film ini. . Petualangan-petualangan seru dimulai dari Salawaku yg mencuri sampan, pertemuan dgn Saras - gadis Jakarta yg hanyut terbawa sampan - hingga munculnya Kawanua, anak tetua adat, membuat perjalanan Salawaku penuh berwarna. . Seperti sebuah promosi pariwisata, sepanjang film diputar mata kita terus-terusan disuguhkan landscape Pulau Seram yg amazing, entah di subuh, siang, sore ataupun malam. Entah itu langit, bukit ataupun dasar lautan. . Hingga di titik akhir, sutradara menampar kita pada fakta yg sangat klasik: "hati selalu memiliki masalah yg sama". . Tidak peduli apakah si perempuan anak kota (Saras) ataupun anak kampung (Binaiya), entah sekolah tinggi ataupun sekolah rendahan, entah wanita karir ataupun hanya buruh, permasalahan dihadapi tetap sama. Levelnya saja yg berbeda. . Saras yg patah hati karena tdk kunjung dapat kepastian dari pacarnya melarikan diri ke Pulau Seram. Traveling menjadi upaya pelarian dari hati yg patah. . Binaiya, dibuang oleh desa adatnya, karena percintaan terlarang dgn laki-laki yg tak kunjung memberi kepastian. . Pada satu titik, Saras melihat dirinya sendiri di hidup Binaiya, begitupun sebaliknya. Hati selalu memiliki masalah yg sama kan? . Hati juga yang mampu bicara tanpa kata-kata. . Mengesampingkan semua kekurangan pada detail-detail kecil tapi penting, film ini layak ditonton karena mengexplore keindahan Pulau Seram sedemikian rupa. . Film ini juga telah membawa Elko Kastanya mendapatkan piala citra pertamanya untuk pemeran anak terbaik di FFI 2016. . . #nontonYK #jogja #pacarkecilku #salawaku
0 notes
seputarbisnis · 8 years
Text
Warga Maluku di Sumut Nobar Film Salawaku
Medan (SIB) -Warga Maluku di Sumut, Kamis (23/2), nonton bareng (nobar) film Salawaku di Medan. Ini adalah kesekian kali nobar film tentang Maluku. Dalam rombongan tersebut sejumlah tokoh di antaranya JA Ferdinandus terlibat. "Film yang menginspirasi bahwa Indonesia adalah satu dalam bingkat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," jelas sesepuh warga Maluku di Sumut itu didampingi warga lainnya di antaranya Chelly Siwabessy, Suzy Ferdinandus dari keluarga besar Arisan Kumpul Basudara Medan. Salawaku bagi publik di Sumut sangat familiar karena menjadi nama organisasi pemuda Maluku. Salawaku sejatinya adalah perisai yang digunakan Pahlawan Nasional Kapitan Pattimura dalam perang melawan kolonial. Bahkan, dalam peringatan Thomas Matulessy Patimura, Salawaku kerap dipertontonkan pada publik.   Akan halnya film Salawaku adalah nama tokoh di dalam sineas yang disutradarai Pritagita Arianegara dan diproduseri Mike Julius dan Ray Zulham dengan koproduser George Timothy dan Kristo Damar Alam. Salawaku bercerita tentang perjalanan di Pulau Seram, Ambon, seorang Saras tak hanya terobati oleh hamparan pasir putih, bening kristal laut dan biru cerah langit. Namun, juga oleh pertemuan dengan orang-orang asing yang lalu menjadi tempat becermin sekaligus pengobat luka. Salawaku yang bergenre film perjalanan pada akhirnya tak sekadar film jalan-jalan yang menghibur dan indah, tetapi diam-diam juga kontemplatif. Lebih dalam lagi, lewat sudut pandang anak yang polos, isu besar dan penting sesungguhnya digarap, yakni tentang posisi perempuan yang kerap dalam relasinya dengan laki-laki tidak diuntungkan, tambahan lagi ketika berhadapan dengan adat. Di Festival Film Indonesia 2016, pemain cilik Elko Kastanya - yang mampu menghidupkan karakter Salawaku - diganjar penghargaan sebagai pemain anak terbaik. Cerita berawal dari Salawaku seorang bocah murid sekolah dasar yang agak badung, tengil dan keras kepala. Dia mendadak sebatang kara lantaran ditinggalkan kakaknya. Berbekal rantang berisi ikan dan pisang, Salawaku membelah bening lautan dengan sampannya. Dalam pencarian dan perjalanannya, Salawaku berinteraksi sosial budaya ditampilkan wajar dan diselipi humor. Film digarap dengan biaya minim. Itu sebabnya kru yang terlibat dalam Salawaku ditekan seminim mungkin. Di tengah ketatnya dana dan lokasi syuting di Indonesia timur, pengambilan gambar tak bermanuver dengan drone ataupun track. Semua gambar diambil dari pengalaman wajar mata manusia sehari-hari. Selain memenangi FFI 2016, lapor Kompas.Com, film pun menang untuk kategori pengarah sinematografi terbaik (Faozan Rizal) dan pemeran pendukung wanita terbaik (Raihaanun) serta pemeran anak terbaik (Elko Kastanya). Sawalaku mendapatkan nomine untuk film terbaik, sutradara terbaik, penata musik terbaik, lagu tema film terbaik dan pemeran pendukung pria terbaik. Film itu juga meraih Piala Dewantara kategori Film Cerita Panjang Bioskop dalam Apresiasi Film Indonesia 2016. Berjaya di dalam negeri, Sawalaku diputar perdana di Tokyo International Film Festival pada Oktober 2016 dalam kategori Asian Future. Selain konflik batin,  Salawaku adalah kisah tentang perempuan, keindahan Pulau Seram dan riak ombaknya akan menyusup ke dalam benak. (T/R9/h) http://dlvr.it/NSrR7f
0 notes
seputarbisnis · 8 years
Text
12 Film Indonesia di Februari 2017
Jakarta (SIB) -Ada sembilan film yang mengarungi layar di jaringan bioskop Indonesia kurun Januari 2017. Jumlah tersebut bertambah tiga judul menjadi 12 film pada periode penayangan Februari alias meningkat dua judul dibandingkan periode yang sama tahun lalu. "Istirahatlah Kata-Kata" mungkin bisa disebut sebagai film yang paling banyak diperbincangkan, setidaknya di ranah media sosial. Film arahan Yosep Anggi Noen itu tidak hanya berhasil memantik rasa ingin tahu lebih dalam terhadap penyair cum aktivis Wiji Thukul yang hilang entah kemana, tapi juga menarik perhatian banyak orang untuk mengulas berbagai sisi film tersebut. Mampu bertahan lebih dari sepekan di jaringan bioskop tanpa dukungan dana promosi besar laiknya studio mapan juga merupakan sebuah pencapaian mengesankan. Kebanyakan film yang kadung mendapat label sebagai film festival paling mentok hanya bertahan 3-4 hari karena kekurangan penonton. Ditayangkan sejak 19 Januari, "Istirahatlah Kata-Kata" yang menggunakan judul Solo, Solitude kala menyambangi berbagai festival film internasional meraup 43.542 penonton. "Kalau mau jujur ya, orang pasti enggak menyangka film ini sambutannya seperti sekarang. Ini menjadi keterkejutan bersama. Dan saya ingin menjadi bagian dari kejutan tersebut," ujar Anggi di Jakarta, Jumat, (3/2). Melihat 12 film yang telah mengantre tayang sepanjang Februari 2017, kans untuk melampaui pencapaian Promise dalam hal mengumpulkan jumlah penonton, atau menciptakan bola salju perbincangan lebih besar dibandingkan "Istirahatlah Kata-Kata" masih terbuka lebar. Pada Kamis --hari penayangan perdana film-film Indonesia-- pembuka Februari langsung menghadirkan tiga film; "From London to Bali" (Starvision), "The Chocolate Chance" (Darihati Films dan Fallisto); dan "The Promise" (Applecross Production Indonesia). Film yang disebutkan terakhir bukanlah sekuel dari film "Promise" yang sebelumnya tayang. Ajang penayangan perdana film horor yang dibintangi Cameria Happy Pramita (Mitha) dan Dara Rizki Ruhiana (Dara) dari kelompok "The Virgin" itu terjadi di Bali International Film Festival 2016 (24-30/9). Tiga film lainnya menggelinding pada pekan kedua (9/2), yaitu "Pertaruhan" (IFI Sinema), "Surga yang Tak Dirindukan 2" (MD Pictures), dan "Boven Digoel" (Foromoko Matoa Indah Film). Manoj Punjabi selaku produser optimistis "Surga Yang Tak Dirindukan 2" (SYTD 2) sanggup menorehkan rekor. "Saya merasa ada hikmahnya film ini mundur. Sensasi lebih tinggi, orang jadi penasaran, dan promosi sudah jor-joran. Harapan saya memecahkan rekor tembus sampai 4-5 juta penonton. Saya melihat ada potensi ke sana," ujar Manoj (44). Film "SYTD 2" memang telah tiga kali mengalami perubahan jadwal tayang. Semula direncanakan Lebaran 2016, lantas bergeser menjadi 15 Desember 2016, hingga akhirnya ditetapkan meluncur 9 Februari 2017. Semoga tidak berubah lagi. Sekadar pengingat, bagian pertama film yang dibintangi Laudya Cynthia Bella, Fedi Nuril, dan Raline Shah mengumpulkan lebih dari 1,5 juta penonton saat rilis dua tahun silam. Dari segi genre, variasi suguhan semakin kentara menuju pekan-pekan terakhir Februari. Ragam film yang bisa jadi opsi, antara lain "Generasi Kocak": 90-an vs "Komika", "Gunung Kawi", "Remember The Flavor", "Bukaan 8", "Moammar Emka's Jakarta Undercover", dan "Salawaku". Catatan tambahan untuk "Salawaku". Film tersebut sebelumnya telah mencuri perhatian karena mengantongi delapan nomine dalam ajang Festival Film Indonesia 2016. Tiga Piala Citra di antaranya berhasil mereka bawa pulang, masing-masing untuk kategori Pengarah Sinematografi Terbaik (atas nama Faozan Rizal), Pemeran Pendukung Wanita Terbaik (Raihaanun), dan Pemeran Anak Terbaik (Elko Kastanya). Debut pertama Pritagita Arianegara menyutradarai film panjang itu juga menang di kategori film panjang bioskop dalam Apresiasi Film Indonesia (AFI) 2016. "Salawaku" menyisihkan "Athirah", "Aisyah": "Biarkan Kami Bersaudara", "Surat Cinta untuk Kartini", dan "The Window". Secara keseluruhan, film-film yang akan muncul di layar bioskop sepanjang Februari 2017 menyuguhkan empat genre; drama, komedi, horor, dan aksi. Lebih variatif dibanding bulan sebelumnya. 1. "From London to Bali" (Sutradara Fajar Bustomi dan Angling Sagaran) | Pemain: Ricky Harun, Nikita Willy, Jessica Mila, Kimberly Ryder, Fico Fachriza, Muhadkly Acho, Kevin Julio, Gary Iskak, Max Palmer, Milena Tunguz 2. "The Chocolate Chance" (Jay Sukmo) | Pamela Bowie, Ricky Harun, Miqdad Addausy, Sheila Dara Aisha, Ferry Salim, Karina Suwandi, Aditya Suryo Saputro, Rahmet Ababil 3. "The Promise" (Bambang Drias) | Dara The Virgin, Mita The Virgin, Ferly Putra, Tistha Nurma Herichan, Tina Astari Sunardi, Fadhel 4. "Pertaruhan" (Krishto Damar Alam) | Tyo Pakusadewo, Adipati Dolken, Aliando Syarief, Jefri Nichol, Giulio Parengkuan, Widika Sidmore 5. "Surga yang Tak Dirindukan 2" (Hanung Bramantyo) | Laudya Cynthia Bella, Fedi Nuril, Raline Shah, Reza Rahadian, Sandrinna Michelle Skornicki, Nora Danish, Kemal Palevi, Tanta Ginting, Muhadkly Acho, Keefe Bazli Ardiansyah, David Chalik, Tasya Nur Medina, Vitta Mariana 6. "Boven Digoel" (FX Purnomo) | Joshua Matulessy, Christine Hakim, Edo Kondologit, Lala Suwages, Ellen Aragay, Maria Fransisca Tambingon, Henry W Muabuay, Ira Dimara, Juliana Rumbarar, Denny Imbiri, Echa Raweyai, Bina Rianto 7. "Generasi Kocak: 90-an vs Komika" (Wishnu Kuncoro) | Adi Bing Slamet, Kadir, Jaja Miharja, Mandra, Afif Xavi, Anyun Cadel, Arafah Rianti, Resti Wulandari, Hj Tonah, Mono Cocok, Emmie Lemu Generasi Kocak 8. "Gunung Kawi" (Nayato Fio Nuala) | Maxime Bouttier, Jordi Onsu, Indra Birowo, Roro Fitria, Roy Marten, Laras Syerinita, Rayn Wijaya, Shyalimar Malik, Yova Gracia, Reymon Knuliqh, Yoes Astawan, Lawra Incha Julia 9. "Remember The Flavor" (Dyan Sunu Prastowo) | Tarra Budiman, Sahira Anjani, Anissa Pagih, Djenar Maesa Ayu, Ferry Salim, Ence Bagus, Verdi Solaiman, Tegar Satrya, Gio, Hakim 10. Bukaan 8 (Angga Dwimas Sasongko) | Chicco Jerikho, Lala Karmela, Tyo Pakusadewo, Sarah Sechan, Dwi Sasono, Dayu Wijanto, Maruli Tampubolon, Melissa Karim, Mo Sidik, Ary Kirana, Deddy Mahendra Desta 11. "Moammar Emka's Jakarta Undercover" (Fajar Nugros) | Oka Antara, Baim Wong, Tiara Eve, Ganindra Bimo, Tio Pakusadewo, Lukman Sardi, Richard Kyle, Nikita Mirzani, Edo Borne, Agus Kuncoro 12. "Salawaku" (Pritagita Arianegara) | Karina Salim, Raihaanun Nabila, Joshua "JFlow" Matulessy, Elko Kastanya, Shafira Umm. (t/R9/d) http://dlvr.it/NHtKWP
0 notes