#Ditutup
Explore tagged Tumblr posts
Text
Kegiatan HUT Kecamatan Kintom Semalam Ditutup Bupati Banggai
KABAR LUWUK, BANGGAI – Bupati Banggai Amirudin menutup rangkaian kegiatan peringatan hari jadi ke-62 Kecamatan Kintom, Rabu (22/2/2023) malam, di Lapangan Poto’utusan, Kelurahan Kintom, Kecamatan Kintom. Dalam sambutannya, Bupati Amirudin menyampaikan terima kasih dan apresiasinya kepada masyarakat Kintom yang tetap tertib dan menjaga keamanan selama pelaksanaan kegiatan HUT Kecamatan…
View On WordPress
0 notes
Text
Warga Gunungsindur Bogor Demo Efek Jalan Warga Ditembok Pengembang Perumahan
RASIOO.id – Puluhan warga dari Kampung Gulusur, RW 08, Desa Gunung Sindur, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, melakukan aksi damai pada Kamis, 14 November 2024, memprotes penutupan akses jalan oleh salah satu perusahaan perumahan. Aksi ini dipicu penutupan jalan utama yang selama ini digunakan oleh warga di dua RT, yaitu RT 02 dan RT 03. “Aksi hari ini spontan dari warga yang terdampak…
0 notes
Text
Warga Demo Penutupan Akses Jalan Raya Puspitek Tangsel Oleh BRIN
TANGSEL – Ratusan warga sekitar Muncul, Tangerang Selatan (Tangsel) berunjuk rasa menolak penutupan Jalan Raya Puspitek di depan kompleks area Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Serpong, Tangsel pada Kamis, (18/4/2024). Rencana penutupan jalan yang menjadi akses terusan perbatasan Kota Tangsel dan Kabupaten Bogor itu ditentang warga sekitar. Rencananya kendaraan yang melintas akan dialihkan…
View On WordPress
#akses jalan ditutup#Akses jalan Puspitek ditutup#Badan Riset dan Inovasi Nasional (#BRIN#Penutupan jalan#Warga Tangsel demo Brin
0 notes
Text
Begini Kondisi Pantai Ratu Pasca Ditutup pada Tahun 2019
Begini Kondisi Pantai Ratu Pasca Ditutup pada Tahun 2019 #Kondisi #DestinasiWisata #PantaiRatu #KabupatenBoalemo
Hargo.co.id, GORONTALO – Pantai Ratu pernah menjadi salah satu primadona destinasi wisata Provinsi Gorontalo. Sejak didirikan, wisata yang terletak di Desa Tenilo, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo ini, selalu ramai ketika akhir pekan. Namun, memasuki tahun 2019 Pantai Ratu ditutup, lantaran adanya hutan lindung di lokasi tersebut. Selain itu, ditahun yang sama juga pandemi Covid-19 mulai…
View On WordPress
#Desa Tenilo#Destinasi Wisata#Kabupaten Boalemo#Kecamatan Tilamuta#Kondisi#Pantai Ratu#Pasca Ditutup
0 notes
Text
Soal Kewenangan, Anies: Alexis Ditutup Cukup dengan Selembar Kertas dan Tanda Tangan
JAKARTA | KBA – Bakal calon presiden (Bacapres) Anies Baswedan mengatakan perubahan bisa dilakukan jika memiliki kewenangan. Hal itu disampaikan Anies ketika menghadiri acara Senam Sehat yang digelar Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Bogor di Stadion Panahan Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu, 17 September 2023. Awalnya dia berbicara soal…
View On WordPress
0 notes
Text
Perkemahan Pramuka Saka Wira Kartika Kodim 0402/OKI Resmi Ditutup
Pesona Sumsel, OGAN ILIR – KODIM 0402/OKI melaksanakan Perkemahan Pramuka Saka Wira Kartika terpusat daerah wilayah Kodim 0402/OKI Tahun 2023 bertempat di area Makoramil 402-06/Tanjung Batu. Kegiatan dilaksanakan mulai hari Jum’at selama tiga hari dan hari ini ditutup oleh Plh Pasiter Letda Inf Joni Ilham Kodim 0402/OKI, Minggu (9/7/2023). Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka membentuk…
View On WordPress
0 notes
Text
Ustazah Dayana (Duo)
Yess Leman... Ummphh... Sedapnya batang Leman... Ahhh... Ahhh...” Erang Ustazah Dayana kesedapan. Jika sebelum ini mereka hanya melunaskan nafsu di hotel hotel, namun kali ini mereka semakin berani melampiaskan nafsu di universiti. Seperti mana Ustazah Dayana dengan Azmir dahulu.
Hari ini Ustazah Dayana ditonggeng Leman di dalam biliknya. Pintu ditutup rapat dan erang Ustazah Dayana secuba mungkin ditahan, namun pastinya dengan setiap hentak dari batang muda Leman itu, mengeluarkan sekurangnya erang halus dari bibir Ustazah Dayana.
Hari ini Ustazah Dayana memakai baju kurung. Kain dah terjelepuk di hadapan pintu, hanya berbaju yang diselak ke atas daging punggung. Tangan Leman kemas memegang pinggang Ustazah Dayana dengan setiap dayung menikmati melodi indah dari bibir pensyarahnya itu, dan kemut balas basah yang tidak pernah difikirkannya sesedap itu walau dialam fantasi.
Kepala Ustazah Dayana jelas melentik lentik dengan setiap klimaks. Kaki Ustazah Dayana juga melentik mengejang, walau semakin penat, pantat Ustazah Dayana masih setia mengemut memerah batang anak muda itu.
“Hmmph!! Hmmph!! Ustazahhh... S... Saya nak pancut dalam ustazah hari ni... Ahh... B... B...Boleh?” dengus Leman meminta izin. Ustazah Dayana mengangguk laju. Mengira laju cycle haid di dalam kepala.
“Yess... Pancut dalam ustazah Leman... Ahhh... Bagi ustazah benih kamu tuu... Ummphh~ Ahh!!” Ustazah Dayana mengemut lebih ketat, klimaks sekali lagi. Leman mendengus geram sambil mendayung sekuat kuat dan sedalam dalamnya sehinggalah Leman melepaskan air maninya ke dalam pantat Ustazah Dayana itu.
“Ahhhh Ustazahhhhh....” dengus Leman kesedapan, menikmati setiap kemut Ustazah Dayana memerah batangnya. Ustazah Dayana juga tersenyum puas dengan wajah keibuan penuh sundal itu, sebelum mengerang lembut apabila Leman menarik batangnya keluar.
Ustazah Dayana perlahan menolak tubuhnya bangun lalu bersandar ke meja. Masih mengejar nafas kesedapan. Batang Leman nampak sedikit layu namun Ustazah Dayana tahu, kalau diberi sedikit ransangan, pasti bangkit semula.
Sayangnya dia dan Leman masing masing ada kelas hari ini.
“Ustazah... N... NeEmirt jumpa... Saya nak request something boleh?” soal Leman sopan. Ustazah Dayana mengangguk walau belum tahu apa yang hendak diminta Leman itu. “Nak request apa?”
****************
“Kau dengan siapa doh sekarang?” soal Emir buat entah berapa kali. Leman mendengus sambil memasukkan mi goreng mamak ke dalam mulut. Dikunyah sebelum telan. “Mana ada dengan sesiapa” menjawab malas.
“Habistu... Kau asyik hilang je. Kadang kadang balik longlai. Nak kata bersukan ke, aktiviti kokurikulum ke, takde. Aku bagi kau last warning. Kalau tak, bila aku dah tau, aku hebohkan. Sekarang ni zaman viral tau” ugut Emir bersungguh.
Leman meletakkan sudunya. “Kalau aku bagitahu, kau janji kau simpan sorang je?”
Emir mengangguk laju dengan senyum terukir. Niat nak membawa keluar vape perisa anggur tadi dibatalkan demi fokus dengan apa yang hendak diberitahu Leman ini.
Leman sekali lagi berfikir, sebelum melihat keliling, lalu kepala dibawa sedikit tunduk membisik. “Kau kenal... Ustazah Dayana?”
Emir mengangguk perlahan. “Macam kenal... Dia agak baru kan? Tapi aku tak pernah class dengan dia. Kau... Kau dengan dia ke?” Leman mengangguk perlahan. Jujur, sedikit bangga melihat mata bulat Emir itu. “Uish, aku tak percaya la. Kau ada bukti? Gambar? Video?”
Leman menggeleng. “Aku bukan macam tu... Ustazah Dayana pun tak rasa dia bagi... Kalau kau nak bukti...” Leman mengambil keluar phone dari poket lalu membuka perbualan whatsapp dengan Ustazah Dayana lalu diberikan kepada Emir. Tiada yang terlalu lucah, namun cukup untuk membuatkan Emir yakin yang Leman dan Ustazah Dayana memang ada hubungan lebih dari pelajar dan pensyarah.
Phone tadi dihulurkan kembali.
“Fuck... Aku tak sangka pulak kau... Boleh dapat ustazah... MILF... Dia dah kahwin beranak kan?” soal Emir. Leman mengangguk. “Anak 2, sorang study, sorang lagi lepasan SPM aku rasa.” Emir tersandar tidak percaya. Vape tadi dibawa keluar lalu dihisap menenangkan dada.
Mamak yang lalu membawa pesanan menegur membuatkan Emir menyimpan kembali vape sambil menyumpah seranah di bawah nafas. “Fuck... Aku pulak selama ni dapat cikaro cikaro je... Macam mana boleh lekat dengan kau ni?”
Leman menarik nafas dalam sebelum mula bercerita. Dan selesai sahaja cerita, EMIR dengan nekad meminta. “Aku nak rasa jugak. Please. Kau nak siapa? Syada? Maziah? Farah? Aku boleh kautim”
Kening Leman terangkat mendengar tawaran EMIR itu. Namun Leman tahu yang ini bukan keputusan dia seorang. Lagipun, dia tak pasti apa reaksi Ustazah Dayana kalau Ustazah tahu rahsia mereka dah diketahui pihak ketiga.
Walau Leman yakin yang dirinya bukanlah ‘skandal’ pertama Ustazah Dayana, Leman tidak mahu merisikokan hubungannya dengan Ustazah Dayana. Leman menggeleng memberi jawapan.
“Sekarang kau dah tau, kau senyap. Dah janji kan tadi” kata Leman sambil menhabiskan mi goreng di dalam pinggan.
Emir mendengus sambil bersandar kembali. Dirinya hanya pernah bertemu dengan Ustazah Dayana itu sekali dua. Tidak perasan pula bagaimana bentuk tubuh wanita itu. Mungkin kerana memakai pakaian longgar cukup litup. Yang dia ingat, cuma wajah bersih, ayu dan keibuan itu. Tak pernah pula terlintas yang Ustazah Dayana itu mempunyai skandal, pelajarnya sendiri. Dan itu sudah cukup membuatkan kompas nafsunya kini mengarah ke Ustazah Dayana.
Emir merenung wajah Leman, berfikir di balik kepala bagaimana hendak merasa Ustazah Dayana itu.
************************
Ustazah Dayana menyenduk nasi lemak yang dimasaknya ke dalam mangkuk besar, dengan jubah dan longgar dan tudung matching kosong. Sambal, dan hidangan sampingan dah tersedia di atas meja. Tiba
tiba sepasang tangan meramas buah dadanya dari belakang, hampir membuatkan Ustazah Dayana terlepas mangkuk nasi lemak itu.
“Eish... Ana! Buat apa?” soal Ustazah Dayana sedikit terkejut. Syazana meramas sedikit sebelum menarik tangannya. “Nak makan nasi lemak la ummi. Hehe” usik Syazana sambil menyambut mangkuk nasi itu lalu dibawa ke meja makan. Ustazah Dayana menggeleng dengan anak gadisnya itu. Tahu yang hubungan mereka juga kini telah melepasi batas ibu dan anak. Walau tidak seketagih dengan Fadzril, Ustazah Dayana tahu, tempoh hari bukanlah kali terakhir.
“So... Ummi cantik cantik ni, harini ummi balik lambat ke?” soal Syazana nakal. Ustazah Dayana meletakkan jari ke bibirnya sendiri menyuruh senyap. Si abi masih di atas bersiap.
“Tak lambat sangat kot. Ana tu. Jangan seronok sangat dengan abi” usik Ustazah Dayana nakal. Syazana ketawa kecil menjelir lidah, sempat itu abi menapak turun mematikan perbualan nakal mereka, diganti dengan perbualan biasa.
**************************
Di balik jubah biru yang longgar itu, Ustazah Dayana menunaikan hajat yang diminta Leman tempoh hari. Apabila pintu sahaja ditutup di belakang Leman, terus Ustazah Dayana mengangkat sedikit jubah biru itu, mendedahkan stoking nipis matching biru itu membalut bukan sahaja buku lali, bukan sahaja betis, namun mencapai sehingga ke paras peha, dengan lace bunga di hujung.
Nafas Leman mendengus melihat Ustazah Dayana menggodanya begitu. Ustazah Dayana ketawa kecil antara segan dan bangga. Kali ini diselak pula lengan jubah, menunjukkan handsocks yang dipakai bukan dicipta untuk menutup aurat. Membalut sehingga ke atas siku, sebelum dibiar lepas menutup kembali.
“Macam mana minggu ni? Leman boleh fokus dalam kelas tak?” soal Ustazah Dayana. Leman mengangguk. “Tapi kalau harini Ustazah tak... Urm... Tolong... Mungkin saya tak boleh fokus buat assignment weekend ni...”
Ustazah Dayana senyum nakal sambil melangkah menghampiri Leman di tengah bilik itu. Jemari tangan kanan perlahan menyelak baju melayu putih yang dipakai Leman sedikit, sebelum diraba bonjol keras di luar fabrik lembut. Membuatkan pantat Ustazah Dayana berdenyut sedikit. Mudah dan hanya dengan sebelah tangan, Ustazah Dayana membuka butang seluar Leman, dan zip, sebelum dibiar lucut.
“Ummm.... Tahu... Dahla assignment ustazah minggu ni... Susah sikit... Kan?” soal Ustazah Dayana nakal sambil satu lagi tangan menyentuh dada Leman. Leman perlahan memeluk pinggang Ustazah Dayana itu lalu mengucupnya perlahan.
“Mmm... Tadi rasa macam susah... Ni rasa macam... Makin senang...” jawab Leman. Ustazah Dayana senyum nakal sebelum bibir mereka bertaut. Nafas mereka juga saling bertemu sebelum lidah dan erang basah saling bertukar. Tangan Leman juga semakin galak meramas, cuba membayangkan panties dan bra dipakai Ustazah Dayana itu.
:Ummm.... Meh ustazah nak makin senangkan kamu...” Ustazah Dayana perlahan melutut lalu menarik seluar dalam Leman ke bawah, membuatkan batang Leman mengeras menegak di bawah baju melayu itu.
Dengan senyum nakal, Ustazah Dayana menyelak baju melayu Leman lalu kepala dibawa ke bawah, lalu batang Leman itu dihisap perlahan.
“Ahhh.... Ustazah....” Leman mendengus kesedapan merasa hisap lembut namun cukup lahap. Lidahnya menjilat jilat batang Leman, merasa setiap timbul urat melawan lidahnya, sambil tangan meraba peha dan perut Leman dari dalam baju melayu.
“Srrpph... Ummphh.... Srppphhh....” erang Ustazah Dayana kesedapan. Baru sahaja Ustazah Dayana hendak menolak batang Leman lebih dalam, tiba tiba pintu Ustazah Dayana dibuka seseoang. Cepat cepat Ustazah Dayana menarik kepalanya keluar dari baju melayu Leman dan Leman juga jelas terkejut, menarik baju melayunya menutup batang yang mengeras.
“Fuck... So betul la??” Emir. Emir masuk tanpa dipelawa lalu ditutup dan dikunci pintu bilik Ustazah Dayana. Ustazah Dayana terpinga pinga. Betul lah? Siapa ni? Habislah... Pelbagai fikiran melimpah ke dalam kepala Ustazah Dayana, namun melihat reaksi Leman, Ustazah Dayana dapat meneka.
“Leman bagitahu orang lain? Dah janji kan!?” Ustazah Dayana menepuk lengan Leman kecewa. Leman menggigit bibir bawah. “M... Maaf ustazah... Dia ni dah lama sibuk sibuk. Tanya siapa awek saya. Saya tak tahu nak tipu apa dah, ustazah...”
Ustazah Dayana menggeleng kecewa. Meliha rakan Leman. “Siapa ni?”
“Saya roomate Leman, ustazah.... Fuh... Tak sangka eh ustazah muka ayu litup macam ni eh rupanya...” dengus Emir. Ustazah Dayana menutup muka malu dengan sebelah tangan sambil menggeleng.
“Kau buat apa dekat sini? Blah la” dengus Leman jelas tidak selesa juga. Emir ketawa kecil menggeleng. “Aku nak join.”
Leman menggeleng sebelum melihat wajah Ustazah Dayana, meminta pendapat. Ustazah Dayana menarik nafas dalam. “Hmm... Kalau saya tak bagi?” Emir senyum menunjukkan skrin phone, gambar Ustazah Dayana masuk ke dalam baju Leman. “Maaf ustazah...”
Ustazah Dayana menggeleng. “Saya faham.... Hmm... Baiklah... Kalau dari saya, saya izinkan... Tapi awak kena minta izin Leman juga” kata Ustazah Dayana. Memberi ‘kunci’ kepada Leman. Ustazah Dayana sebenarnya tidak mahu perkara ini semakin buruk. Lebih baik diberikan apa yang Emir mahu. Walau dirinya tidak seberapa rela, namun Ustazah Dayana jujur sedikit terangsang.
Leman menarik nafas dalam. “Hmm... Kalau ustazah dah cakap macam tu... Tapi... Kau kena tengok je dulu... Bila aku dah cakap boleh join, baru boleh.” kata Leman. Emir mendengus namun itu sudah cukup baik. Selamba dibawa duduk ke atas sofa melihat mereka berdua. Ustazah Dayana menggigit bibir bawah. “Saya sambung ya?” Leman mengangguk.
Ustazah Dayana melutut kembali sebelum mula mengucup kepala batang Leman, lalu perlahan memasukkan seinci demi seinci batang Leman kembali, sebelum mula menghisap dan mendayung kepalanya. Sesekali menjeling ke arah Emir, rasanya ini pertama kali dia di posisi begini, seseorang dengan jelas menonton aksinya dengan lelaki lain.
Kali ini Leman memegang baju melayunya, memastikan Emir dapat melihat batang kerasnya keluar masuk dari mulut Ustazah Dayana itu. Emir jelas tidak sabar. Namun Leman tidak mahu mudah memberikan Ustazah Dayana kepada Emir. Ustazah Dayana perlahan menutup mata, lalu melajukan dayung. Kulit wajahnya yang cerah kemerahan itu sedikit kontra dengan batang Leman yang sedikit gelap. Namun bibir pink lembut Ustazah Dayana seolah menyatukan mereka dengan sempurna.
Emir membawa phonenya ke atas mahu merakam, namun cepat Leman menegah. “Kalau kau record ke, ambil gambar ke, jangan harap” kata Leman. Emir mengeluh sambil meletakkan phone ke tepi. Biasanya dirinya yang ‘alpha’ jika dengan gadis gadis murahannya itu. Tak sangka, Leman rooom matenya yang sopan, rupanya lebih alpha darinya. Lebih lebih lagi berjaya menundukkan seorang isteri, ibu, dan ustazah!
Ustazah Dayana sedar apa yang berlaku. Pastinya Emir yang berlagak hebat itu terkejut dengan sikap Leman di belakang pintu. Menyebelahi Leman, Ustazah Dayana mahu membuatkan Emir lebih kagum dengan Leman. Ustazah Dayana mula mendayung kepalanya ke hadapan belakang semakin laju dan semakin dalam. Kini hampir setiap dayungan bibir Ustazah Dayana menyentuh dasar batang Leman.
“Ummphh~! Srrlpphhh!! Ummphhh!!!” Ustazah Dayana mengerang kesedapan sambil menghisap rakus. Sesekali dijeling Emir disebelah dan terasa bangga melihat wajah tidak percaya Emir itu. Leman juga mendengus kesedapan, sesekali mata mereka bertemu nakal.
Puas, Leman menarik batangnya keluar. Emir senyum lebar. “Aku pulak?” Leman menggeleng sambil membantu Ustazah Dayana bangun. Dibisikkan sesuatu kepada Ustazah Dayana membuatkan Ustazah Dayana menggigit bibir bawah, namun mengangguk.
Leman mengambil duduk di atas sofa solo. Ustazah Dayana kemudian menapak menghadap Leman, sebelum tangan masuk ke dalam tudung labuhnya lalu satu persatu butang dibuka, dan dibiarkan jubah longgarnya itu melurut jatuh ke lantai. Mata Emir membulat dan rahang Emir jatuh hampir ke lantai.
Tudung labuh dipakai Ustazah Dayana menutup sehingga ke pinggang, dan sehingga ke perut dihadapan. Selain dari itu, lingerie biru itu sempurna memeluk tubuh Ustazah Dayana yang baginya bak pornstar MILF. Dengan peha sedikit tebal, punggung montok tonggek dibalut dengan panties nipis lace biru matching, dan apabila Ustazah Dayana menyelak tudung labuhnya sedikit, bra biru bercorak lace lingerie memegang buah dada montok Ustazah Dayana.
Emir mendengus, tanpa meminta izin, perlahan menarik keluar batangnya. Ustazah Dayana menggigit bibir bawah, melihat batang Emir yang mengeras namun tidak sebesar Leman itu. Seperti diminta Leman, Ustazah Dayana sengaja melentikkan tubuhnya, menggelek memberikan Leman dan Emir pertunjukan nakal itu. Sesekali jemari yang masih tersarung cincin nikah meramas buah dadanya di atas tudung labuh, sesekali dibawa ke daging punggung dan diramas daging punggungnya, sesekali dibawa lalu pehanya meraba.
Darah Leman juga semakin berderau melihat Ustazah Dayana menunjukkan tubuhnya sebegitu. Emir walaupun hanya melihat dari tepi, juga kagum. Menelan air liur sambil mula mengurut batangnya.
Perlahan, Ustazah Dayana duduk di atas Leman menghadapnya. Berpelukan sebelum berkucupan penuh nafsu. Kedua dua bibir mereka membalas kucup dan hisap lidah, sambil melepaskan erang kesedapan masing masing. Tubuh Ustazah Dayana juga mula bergerak dayung melawan keras batang Leman dibawahnya. Terasa hangat batang walau berlapik panties nipis itu.
“Ummmph.... Ahmmph... Ahhhhh....” Ustazah Dayana mengerang di antara kucupan. Leman juga mendengus sambil tangan meramas daging punggung Ustazah Dayana, lalu menepuk kuat.
PAPP!!
“Fuckk Leman... Aku nak join... Bukan nak tengok je hanat” dengus Emir. Ustazah Dayana menarik wajahnya melihat Emir. Leman juga tersenyum mendengar. “Okay... Tapi kan aku cakap. Tunggu aku
panggil... Kau yang nak menyebuk... So tunggu...” kata Leman tegas. Dan entah mengapa, Emir diam menurut.
Ustazah Dayana senyum kagum dengan Leman lalu mengucupnya dengan lebih berahi. Tubuhnya mendayung lebih terdesak, menggesel tembam pantatnya ke batang Leman, sebelum Ustazah Dayana meminta izin dari pelajarnya itu. “Ustazah nak masukkan batang Leman dalam Ustazah boleh?”
Leman senyum mengangguk. “Boleh ustazah....”
Ustazah Dayana mengerang kesedapan, dan tanpa turun dari tubuh Leman, Ustazah Dayana menyelak pantiesnya ke tepi, lalu memegang batang Leman, dan memasukkan batang Leman ke dalam pantatnya, sambil tubuhnya menurun dan menonggek, memastikan Emir nampak jelas batang Leman apabila Ustazah Dayana bergerak ke atas ke bawah.
“Ahhh~~ Ummph~~ Lemanrr... Sedapnya Lemanrr... Ahhmph.... Ahhhh.... Ahhh....” Ustazah Dayana merengek kesedapan sambil menggerakkan tubuhnya. Mendayung ke atas ke bawah membawa batang Leman sedalam dalamnya disaksikan mata Emir.
Emir mendengus, mengenggam batangnya keras sambil melihat bibir pantat Ustazah Dayana disumbat sumbat batang roommatenya itu. Sudahlah Ustazah Dayana yang mengawal ritma. “Leman.... Please...” Rayu Emir.
Leman tidak menghiraukan rayuan Leman, malah bibir Ustazah Dayana kembali dikucupnya sambil tangan meramas ramas daging punggung Ustazah Dayana. Diramas geram sambil Ustazah Dayana merengek rengek kesedapan. Perasaan ditonton rasmi oleh Emir seolah memberi pengalaman nikmat baru kepada Ustazah Dayana.
Jujur, selepas berapa banyak batasan telah dirinya langgar, tidak pernah terfikir yang akan ada jenis nikmat baru yang boleh dinikmatinya.
“Ummphhh~~ Lemanrrr Emiiiirrrr!!” Ustazah Dayana mengerang kesedapan sebelum mencapai klimaks dengan batang Leman mencanak sedalam dalamnya. Tubuh Ustazah Dayana melentik dengan jari mengenggam bahu Leman.
Setelah puas, Leman mengarah Ustazah Dayana bangun. “Umm... Pergilah dekat Emir tu. Kesian pulak...” kata Leman. Ustazah Dayana ketawa kecil. “Jahatlah Leman ni.” Ketika Ustazah Dayana melangkah ke arah Emir, Leman melangkah ke arm rest sofa. “Ustazah menonggeng, bagi dia main sambil Ustazah hisap saya” arah Leman.
“Urgh... Tak boleh kiss kiss, ramas ramas ke?” soal Emir tidak berpuas hati. Namun bangun memberi laluan kepada Ustazah Dayana memanjat sofa dan menonggeng. Leman tidak menjawab, hanya menghala kepala batangnya yang masih basah likat dengan air pantat Ustazah Dayana itu. Ustazah Dayana pula tanpa sebarang jawab terus menghisap batang Leman tanpa soal, sambil sengaja menonggengkan punggungnya dan digelek sedikit menjemput Emir.
“Urgh...” Emir mendengus. Tangan dibawa ramas daging punggung Ustazah Dayana itu, lalu ditarik turun panties sehingga ke peha, sebelum kepala batang dibawa main di alur punggung sekali dua, lalu ditolak masuk mudah ke dalam pantat Ustazah Dayana itu.
“Ummmphhh fuckkk sedapnya pantatt Ustazah kau niii....” dengus Emir. Ustazah Dayana senyum bangga dengan batang Leman di dalam mulutnya. Lalu dihisap semahunya sambil menerima tujahan Emir yang jelas tiada skill itu. Hanya mendayung melampiaskan nafsunya.
“Ummph~ Ummphh~~ Ummphhh...” Ustazah Dayana mengerang kesedapan sambil bertentang mata dengan Leman. Leman faham yang walau sesekali wajah Ustazah Dayana berkerut, namun nikmat dengan Emir tidak senikmat dengan Leman. Tangan Leman meraba kepala Ustazah Dayana sambil melawan dayung.
Ustazah Dayana mengerang kesedapan. Rasanya sudah lama sangat dia tidak disumbat lebih dari 1 batang serentak. Ustazah Dayana menghisap semahunya,membiarkan air liurnya meleleh ke dagu, dengan hentak Emir rakus dari belakang. Tangan meramas ramas daging buah dadanya dan sesekali menepuk nepuk kuat sehingga kemerahan daging punggung Ustazah Dayana.
PAPP!! PAPP!! PAPP!! PAPP!! PAPP!!
“Ahhhmphh!! Ammph!! Ummph!! Srpph!! Ummphh!!!” Leman senyum kesedapan. Melihat EMIR menggunakan Ustazah Dayana dihujung yang satu lagi.
“Fuckkk sedap sialll... Ahhh Ahhhh” dengus Emir semakin kuat. Jelas semakin hampir. “Eh takkan nak pancut dah?” usik Leman. Emir mendengus. “Ahh jangan harap lah nak aku pancut cepat. Tapi... Ahhh sedap sialll... Ummphh!!!!!” Emir terus memancut mancutkan air maninya ke dalam pantat Ustazah Dayana. Ustazah Dayana sedikit terkejut lalu menarik batang Leman keluar dari mulut.
“Emir! Ahhh!! Ummph!!” Ustazah Dayana mengemut memerah batang Emir tidak rela. Namun sedapnya limpah air mani Emir memaksa fungsi biologinya memainkan peranan. Ustazah Dayana menggeleng namun benda dah jadi.
“Hmm... Patut ke kita halau dia ni Ustazah?” soal Leman mengusik. Ustazah Dayana menggeleng. “Umm... Biasalah.... First time... Hehe... Boleh keras balik ni... Kan?” usik Ustazah Dayana. Emir mengangguk sambil mengurut batangnya yang semakin lembik itu.
“Ummm... Duduk Leman...” arah Ustazah Dayana pula. Leman duduk di sebelah Emir dan Ustazah Dayana perlahan membawa tubuh ke atas tubuh Leman, kali ini membelakangi Leman. Batang Leman kembali dimasukkan ke dalam pantat Ustazah Dayana yang masih bertakung air mani Emir itu. Ustazah Dayana kemudian mencapai batang Emir, lalu diurut sambil tubuh dibawa gelek dan mendayung di atas batang pelajarnya itu.
“Ahhhhh Ummmph.... Yess Lemanrr... Ahhh.... Emir.... Kalau awak tak keras betul... Ummphh... Sebelum Leman pancut... Melepas tau...” usik Ustazah Dayana. Emir mendengus sambil meraba tubuh Ustazah Dayana yang mana capai. Buah dada yang berombak di bawah tudung juga kali ini sempat diramas, terkejut betapa besar dan pejalnya di dalam tangannya.
“Ummph... Ummph... Betull... Nasib baiklah aku tahan lama... Hehe...” usik Leman pula. Emir mendengus geram. Tahu yang dia biasanya tidak seawal itu jika dengan cikaro cikaro lain. Fuckk... Hati Emir berasa lega merasa batangnya semakin keras di dalam urutan tangan Ustazah Dayana itu.
“Ahhh Makin keras nii Leman... Ahhh.... Ahhh...” erang Ustazah Dayana.
“Ummmph.... Ustazah... Nak try anal boleh...?” soal Leman sambil tubuh Ustazah Dayana masih menghentak hentak di atas tubuhnya. Ustazah Dayana menggigit bibir bawah, walau lubang belakangnya itu tidak dara, namun tidak kerap digunakan.
“Ahh... B... Boleh Leman... Nak sekarang....?” Leman mengangguk. “Boleh Emir guna lubang pantat ustazah sambil saya guna lubang belakang... Hehe...”
Ustazah Dayana merengek kesedapan, jelas teruja dengan idea threesome itu. Ustazah Dayana menolak tubuhnya bangun sedikit sebelum mencapai batang Leman yang kini likat dengan bukan sahaja air klimaks pantatnya, namun juga air mani Emir. Perlahan, dibawa ke lubang anal dan tubuh dibawa turun memaksa.
“Ahhhhhh Lemanrrrr” Ustazah Dayana mengerang kesedapan namun sedikit pedih. Rasa penuh senak itu namun cukup memberikan rasa sedap kepada Ustazah Dayana, dan membuatkan Ustazah Dayana menjeling ke arah EMIR. “Ummph... Dah cukup keras kan Emir?” soal Ustazah Dayana sambil mengurut tembam pantatnya.
“S... Sekarang?” soal Emir. Mungkin tidak menyangka yang dia akan menyertai threesome. Pada hematnya, dia hanya mahu bergilir dengan Leman. Namun tidak menolak rezeki, terus Emir bangun lalu menghala batangnya ke arah bibir pantat Ustazah Dayana, dan disumbat masuk mudah dek licinnya pantat wanita itu.
Kaki Ustazah Dayana kini terangkat, dipegang Leman dan Emir, masing masing mula mendayung serentak, dan kali ini menghadap wajah Ustazah Dayana, Emir dengan rakus mengucup bibir dan menghisap lidah Ustazah Dayana itu, sambil cuba mengejar ritma dayungan Leman dari bawah.
“Ummph~!! Ummph!! Ahmmph!! Ahh!! Ummphhh!!”Ustazah Dayana mengerang kesedapan. Klimaks kecil terasa dengan setiap dayungan, membuatkan tubuh Ustazah Dayana melentik kesedapan, mengemut kedua dua batang itu serentak sambil masing masing terus mendayung serakusnya.
PAP!! PAPP!! PAPP!! PAPP!! PAPP!!
“Fuckk fuckkk fuckk” dengus Emir.
“Ahhh Ustazahhh... Ahh... Maaf ustazahh... Kena kongsi pulak... Hehe... Ummphh...” dengus Leman. “Ahh... Ustazah kau macam suka je Leman kena kongsi... Ahh... Kan?” tambah Emir.
Ustazah Dayana senyum nakal mengangguk. “Ahh... S... Suka... T... Tapi... Saya Leman punyaa... Ahhh Ummphh!! Ahhhh” Ustazah Dayana mengerang sambil memeluk kepala Leman di belakang. Sambil kedua dua Leman dan Emir masing masing menghentak serentak, semakin hampir.
“Ummphhh... Nak pancut mana ustazah?” soal Emir.Ustazah Dayana mengerang kesedapan. “Ahh... T... Tanya Leman...” Leman senyum dengan ‘kuasa’ yang diberikan kepadanya itu.
“Ahhh.... Alang alang kau dah pancut dalam... Ahh... Kita panccut dalam je la... Ummph!! Ummph!! Ye Ustazah?” Ustazah Dayana mengerang mengangguk memberi izin. Tangan Leman meramas buah dadanya rakus dari belakang, dan Emir juga mendayung penuh rakus. Menahan klimaks.
“Ahhhhhh Lemanrrrr Lemanrrrr” Tubuh Ustazah Dayana melentik mengejang dahulu, klimaks. Diikuti dengan Emir, sebelum Leman memuntahkan air maninya pula ke dalam lubang anal Ustazah Dayana itu.
“Ahhhh... Ummph.... Fuckk...” dengus Emir. “Ohh... Ustazahh.... Ahh....” erang Leman.
Setelah ketiga tiga mereka puas, Emir akhirnya menarik batangnya keluar, diikuti dengan Leman. Emir membulat mata melihat pemandangan yang selama ini hanya dilihat di dalam filem lucah. Air maninya mengalir dari bibir pantat Ustazah Dayana, dan air mani Leman mengalir dari lubang anal, meleleh ke punggung dan batang Leman.
Ustazah Dayana bersandar nakal ke Leman sambil membelai lengannya.
“Umm... Kalau lepas ni, saya nak lagi? Nak sorang?” soal Emir. Ustazah Dayana memandang Leman. Leman senyum nakal.
“Kau kena minta izin aku dulu.”
*****************
3K notes
·
View notes
Text
Nikmat Dirogol
Tepat pukul 6 Mira pulang ke rumah setelah habis kerja nya di kedai. Dia meletakkan beg silang ke atas meja lalu menanggalkan tudung. Cuaca sangat panas. Mira ingin terus mandi. Dia mencapai tuala lalu menuju ke bilik mandi. Blaus hijau yg dia pakai sejak pagi tadi ditanggalkan lalu diletak ke dalam raga kain. Dia juga menanggalkan sluar jeans nya. Dengan hanya memakai bra merah dan panties , Mira membalut tubuh nya dengan tuala lalu masuk ke bilik mandi.
Hampir 15 minit dia meluangkan masa di dalam bilik mandi . Pada masa sama, seorang lelaki bernama Zam, menyelinap masuk ke dalam bilik Mira. Dia menyorok kan diri di sebalik almari dan menunggu gadis itu selesai mandi.
Tidak lama kemudian Mira keluar dari bilik mandi dengan bertuala biru. Mira ingin mengeringkan rambut. Dia mengambil satu lagi tuala untuk mengeringkan rambut. Selesai dikeringkan, Mira melilit tuala itu ke atas kepala nya. Pada saat itu juga Zam menerkam Mira dari belakang. Mira menjerit ketakutan.
"Ape niiiii????"
Zam terus memeluk Mira dengan kemas dari belakang. Tangan nya memegang tetek Mira yang ditutup dengan tuala nipis. Mira menjerit apabila tangan Zam meramas teteknya dengan geram. "Aaaaaahhhhhh!!!! Jangannnnn!!!!!" Zam semakin geram mendengar jeritan anak dara itu. Dia mengeluarkan kote dari seluar nya lalu terus memeluk Mira dari belakang. Kote nya ditekan di lurah punggung Mira sehingga termasuk ke dalam , berlapik dengan tuala nipis Mira. Dia menjerit semakin kuat kerana sakit dilakukan begitu. Zam semakin naik nafsu nya. Dia merentap tuala Mira hingga tercabut dari tubuh. Kini batang tubuh Mira terdedah tanpa seurat benang di hadapan Zam. Lelaki itu segera mengikat tangan Mira menggunakan tuala tadi seperti gari lalu menolak Mira terhempap ke dinding. Dia memeluk Mira dari depan pula. Kepala kote nya diletak di pintu faraj Mira yang masih dara. Mira mengeleng kepala nya merayu supaya jangan dirogol.
"Tolongg..jangan cucuk" "Zam dah lama geram..hari ni Zam akan dapat semua" "Jangann!!! Aaaaaaahhhhh!!!!"
Zam menusuk zakar nya ke dalam faraj Mira sepenuh tenaga. Mira terkejut kerana terlalu sakit. Zam menolak zakar nya sekali lagi. Mira semakin sakit di kemaluan nya. Zam mencuba sekali lagi menusuk zakar nya dengan ganas hingga akhir berjaya menembusi dara gadis itu. Mira menjerit sekuat hati nya kerana dia telah kehilangan dara kepada lelaki yang dia tidak kenal. Zam terus menjolok cipap Mira sekuat hati nya. Gadis itu tidak boleh melawan lansung dengan tangan diikat. Setelah beberapa minit Zam hampir memuntahkan air. Dia memeluk dan mencium mulut Mira sepuas hati. Gadis itu sangat wangi bagi Zam. Yelah baru siap mandi, mesti la wangi satu badan. Mira pula menahan nafasnya ketika dicium Zam, kerana bau rokok yang kuat. Tubuh Mira terhentak hentak ke dinding semasa dihenjut Zam. Punggung nya berlaga dengan dinding menghasilkan bunyi yang sangat indah bagi Zam. Semasa mencium bibir Mira, Zam telah klimaks dan memuntahkan air nya ber das - das kedalam faraj Mira. setelah habis, Zam memeluk Mira kemas dan mencium muka nya.
"Sedap betul body anak dara depan Zam ni…bergetah lagi" "Tergamak Zam rogol Mira…ape salah Miraaa…" "Salah Mira ialah Mira tak bagi Zam rasa lebih awal..heheh" "Tolongg..lepass…"
Zam masih belum puas menikmati tubuh gebu gadis itu. Dia mengheret Mira lalu merebahkan ke atas katil. Gadis itu tidak boleh melawan dengan tangan masih diikat kemas. Zam segera merebahkan badan di sebelah Mira dan mengusap seluruh tubuh nya. Dia mencium dari leher hingga ke perut sebelum naik semula untuk mencium tetek Mira yang sangat dia idam idamkan selama itu. Dua bukit gebu itu bergoyang goyang di atas dada Mira yang putih. Zam meramas tetek sebelah kiri sehingga ia tegang berkilat. Melihat ia sudah tegang, Zam menghisap pula payudara kiri Mira penuh nikmat sehingga gadis itu mengerang sedap.
"Aaamhhhh!!! Zamm…aaahhhhh….."
Dada Mira terhenjut henjut kerana sedap. Zam bangun sedikit dan mula meramas kedua dua belah payudara Mira serentak. Melihat gadis itu ternganga kesedapan, Zam semakin naik nafsu. Dia menghulur jari ke puki Mira lalu mengorek nya dengan dua jari terus. Faraj Mira yang yang masih ketat terkemut kemut apabila jari Zam menusuk ganas ke dalam nya.
"Aaaahhh!!! Ahhhh!!! Zamm!! Sedappnnyaa!!!" Dia tidak dapat menahan kesedapan lagi lalu memuntahkam air dari cipap nya bersemburan. Zam tersenyum puas. Dia kembalik ke posisi di atas badan Mira dan meletakkan kote di pintu faraj Mira. Mira berdebar debar melihat zakar lelaki itu yang tebal berurat bakal menusuk pukinya sekali lagi.
"Zammm..rog..ol..Miraa..cepat". "Ape dia sayang??? Zam tak dengar" "Rog..ol..Mi..raa." "Cakap betul2 sayang" "Rogol..Miraaa." "Haa baru la jelas" "Aaaaahhhhhhhh!!!!!!"
Cipap Mira dijolok ganas. Zam ternganga sedap. Disebabkan tiada dara lagi, kote nya boleh masuk lebih jauh ke dalam tubuh Mira. Dia memulakan aksi henjut nya penuh nafsu. Mira mengerang kesedap tanpa henti. Semakin kuat suara Mira, semakin laju tujahan zakar Zam ke atas nya disebabkan terlalu nikmat.
"Aaaahhh!!! Zamm!!! Lajuuuu!!!" "Zam bagi semua ye sayang" "Laju Zamm..aahh..biar pecah Mira punya xpeee" "Ooo nak macam tu ya"
Zam semakin ghairah. Dia menghempap tubuh nya ke atas puki Mira menyebabkan keseluruhan kote nya tenggelam. Mira memulakan aksi mengemut dengan kuat hingga Zam merasakan seperti zakar nya disedut ke dalam.
"Aaahh!! Miraaa!! Pandai Mira..kemutt!! Lagi sayang!!" "Aahh!! Zamm!! Mira tak tahannn!!" "Zam akan bagi ape Mira nak sekarang"
Zam menghenyak seluruh zakar dan membiarkan ia kembang sepenuhnya. Dia melihat muka Mira yang sedang terpejam kesedapan lantas menembak air nikmat nya bertubi tubi ke dalam tubuh Mira. Mira kehilangan biji mata hitam nya sewaktu ditembak air Zam. Tubuh nya kejang sehinggalah Zam selesai mengeluarkan air. Dia mengeluarkan semula zakar dan membiarkan air mani yang bercampur dengan air Mira melimpah ke atas cadar. Mira ternganga kepuasan. Siapa sangka kehadiran lelaki asing tadi memberi nikmat yang tak terkata kepadanya.
Tamat
#gadiscantik#gadishijab#gadiscomel#anakdara#gadisidaman#gadismelayu#gadistudung#gadis#comel#goyang#rogol#bahanlancap#budak sekolah#awektudung#dara
713 notes
·
View notes
Text
GURU ZAMAN SEKARANG
Korang ingat tak baru-baru ni ada keluar berita tentang guru wanita dan anak murid lelaki dia yang berdating. Untung kan budak lelaki tu, mesti dia ingat pengalaman dia sampai bila-bila. Dah la dapat guru yang berpengalaman atas katil pulak tu..
Korang bayangkan kehidupan budak lelaki tu kat sekolah. Pepagi mesti dia nak datang sekolah awalkan? Mesti dia nak menyambut kekasih hati dia sampai sekolah. Kalau ada masa mesti si guru nak bercumbu-cumbuan dengan anak murid dia sampai sebelum waktu perhimpunan.
Waktu rehat pulak si anak murid pulak buat-buat tolong guru kegemaran dia, semata-mata nak bersama dengan dia. Mana tahu kalau ada peluang, si guru sempat memberi beberapa cumbuan untuk isi masa waktu rehat.
Aksi utama mula lepas habis sesi persekolahan. Si anak murid duduk di sekolah dengan alasan kelas tambahan demi si guru. Apabila sekolah mula sunyi dari bingitan pelajar, mulalah pulak bunyi rengekan keseronokan dari si guru dan si anak murid.
Bayangkan si guru membawa anak murid lelakinya ke tandas guru wanita. Pintu ditutup dan dikunci untuk mengelakkan gangguan. Si guru mula mencium, menjilat anak muridnya dengan penuh nafsu. Rindu kepada anak muridnya dilunaskan melalui ciuman bertubi-tubi. Si anak murid pun seronok dengan manja cikgu dia dan melayan saja.
Lepas puas bercumbu, si guru pun menyuruh si anak murid menanggalkan pakaiannya dan bersedia untuk memuaskan nafsu si guru. Si anak murid akur dengan arahan dan menayangkan batangnya yang sudah lama keras menunggu peluang. Si guru mengarah anak muridnya baring di atas lantai, dan si guru pulak mula menanggalkan pakaiannya.
Maka terbogellah aurat kedua-dua mereka. Si guru tersenyum sinis mencangkun dan mula melabuhkan cipapnya ke muka si anak murid. Si anak murid dengan begitu seronok mula menghisap dan menjilat cipap kepunyaan guru kegemarannya.
Berdesas desus bunyi rengekan keseronokan si guru, cipapnya makin berair pekat dan mula membasahi tekak anak muridnya. Si guru mencengkam rambut si anak murid dan mula menunggang mukanya, rengekan si guru makin kuat dan rancak mengiring pergerakannya.
Si anak murid ditunggang sehingga si guru klimaks. Jeritan klimaks si guru berdengung di seluruh tandas dan pada waktu yang sama, muka si anak murid mula basah dengan jus cipap si guru. Untuk si anak murid, inilah rezeki dalam mindanya.
Namun, ini hanya pusingan pertama untuk si guru. Pusingan kedua si guru pulak bermula apabila si guru mula menunggang batang si anak murid. Tubuh si guru dan anak murid berpeluh-peluh sewaktu menunggang. Kali ni si anak murid pula merengek keseronokan bersama gurunya. Sambil-sambil menunggang si guru mengambil peluang bercumbu dengan si anak murid, menambahkan lagi kehangatan asmara mereka berdua sehinggalah kedua-duanya klimaks.
Walaupun telah klimaks, sesi mereka hanya akan berakhir dengan arahan si guru. Si anak murid akan ditunggangi dengan beraneka cara sehingga si guru puas. Mulut, batang dan jari si anak murid diguna pakai sebaik-baiknya. kekadang si guru menghabiskan sesinya pukul 3 petang, kekadang 5 petang kekadang lepas maghrib.
Korang bayangkan bagaimana jika laki si guru tersebut lembik dan dayus?
Korang bayangkan bagaimana si anak murid dan guru bertemu?
Enjoy lancapan korang ye!
#melayu sedap#modal melayu#melayunakal#melayumantap#melayugersang#melayucantik#melayuboleh#minah melayu#tudung lucah#melayu hot#lucah melayu#melayu lancap#melayu tudung#malaysia#malaygirl#gadiscomel#gadistudung#hot malay#gadishijab#malay hijab#budak sekolah
1K notes
·
View notes
Text
WOW… Penambang Pasir Ilegal di Lereng Merapi Magelang Ditutup Polda Jateng
BNews–MAGELANG— Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Polda Jawa Tengah menutup aktivitas penambangan pasir ilegal di kawasan Lereng Gunung Merapi di Kabupaten Magelang. Ini juga yang masuk Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM). “Kami bersama Dinas ESDM Provinsi Jateng sudah ke lokasi (di Magelang) dan sudah ditutup, semua aktivitas yang ilegal,” kata Direktur Reskrimsus Polda Jawa…
View On WordPress
#Berita Jateng#Berita Jogjakarta#Berita Magelang#Berita Nasional#Berita Viral#Borobudur News#Magelang#Merapi#Penampang Pasir Ilegal di Lereng Merapi Magelang Ditutup Polda Jateng#Tambang Ilegal Merapi
0 notes
Text
Turnamen Futsal Gereja Bethel Papua Secara Resmi Ditutup
Pdt Yulianus Klemens Worumi (tengah) dan Panitia Turnamen Futsal Gereja Bethel Papua, bersama para Juara saat sesi foto bersama/ Istimewa tvpapua.com, Jayapura, 19/01 Jayapura – Pdt Yulianus Klemens Worumi secara resmi menutup turnamen Futsal Gereja Bethel Papua (GBP) di Kota Jayapura pada Kamis 19/01. Dengan peserta sebanyak 32 tim, turnamen Futsal tersebut digelar bertepatan dengan HUT GBP…
View On WordPress
0 notes
Text
Pasca Penutupan 13 Hiburan Malam di Serang, Masyarakat Pesimis Ditutup Permanen
SERANG – Pemerintah Kota Serang kembali menertibkan dan menutup sejumlah tempat hiburan malam (THM). Penutupan itu lantaran keresahan warga dengan keberadaan THM di pusat ibukota Provinsi Banten. Belum lama ini Pemkot Serang menutup 13 tempat hiburan malam pada Senin (29/1/2024). Selain meresahkan masyarakat, menjelang Pemilu 2024 menjadi alasan Pemkot Serang. Penjabat Walikota Serang, Yedi…
View On WordPress
#Hiburan malam di kota serang#Hiburan malam ditutup#pengusaha hiburan malam#Tempat hiburan malam#THM#THM di Kota Serang
0 notes
Text
Kesal Akses Jalan ke Sawah Ditutup Pria Paruh Baya Aniaya Tetangganya, Polsek Pandeglang Amankan Pelaku
Kesal Akses Jalan ke Sawah Ditutup Pria Paruh Baya Aniaya Tetangganya, Polsek Pandeglang Amankan Pelaku
RELASIPUBLIK.OR.ID, PANDEGLANG || Polsek Pandeglang amankan pria paruh baya berinisial SA (58) warga Kelurahan Sukaratu, Kecamatan Majasari. Pelaku S (50) diamankan setelah menganiaya tetangganya yakni SH (50) dengan menggunakan sebatang bambu hingga mengalami luka berat yang terjadi pada Selasa (22/11). Kapolsek Pandeglang AKP Osman Sigalingging mengatakan, kejadian tersebut terjadi di wilayah…
View On WordPress
0 notes
Text
Ini adalah pengalaman seks ku dengan cikgu sendiri. Nama cikgu tu, Cikgu Alinda (bukan sepenuhnya nama sebenar dia). Cikgu Alinda ialah seorang isteri yang dah beranak tiga. Suami dia bisnes. Umur dia Cikgu Alinda dalam lingkungan 25 tahun. Anak dia kecil lagi.
Aku dah lama target nak buat seks dengan cikgu ni. Cuma masa dan keadaan saja belum mengizinkan. Kalau di sekolah, murid-murid cukup syok tengok kat teteknya yang begitu mantap tertonjol. Aku selalu membayangkan aku tengah nyonyot tetek dia yang besar tu. Punggungnya yang melentik tu pulak berdenyut-denyut ke kiri dan ke kanan semasa dia berjalan. Manalah tak gila murid-muridnya bila dapat modal melancap yang sebegitu menarik.
Satu hari aku mula beranikan diri kerana aku dicabar oleh rakan ku agar buat seks dengan cikgu Cikgu Alinda. Mereka cabar aku kalau aku berjaya buat seks dengan Cikgu Alinda, diaorang akan bagi awek mereka kat aku.
Aku pun setuju. Aku mula rancang strategi. Mula mula aku cakap nak tuisyen dengan dia sebab nak PMR. Lagipun dia mengajar mata pelajaran sains. Dia kata boleh dengan kadar bayaran RM30 sebulan. Dia tidak tahu lagi bahawa itu hanya alasan untuk aku pantat pukinya.
Aku senyum terangguk-angguk bila dia mengatakannya pada ku. Bagi aku, itu hanyalah bermakna dia telah bersetuju menyewakan pukinya pada ku dengan harga RM30 sebulan. Tak ku sangka begitu murahnya nilai pantat cikgu aku tu. Jalang kelas tiga pun taklah semurah itu harganya.
Pada pagi Sabtu, bermulalah tuiysen aku dengan dia. Aku datang kat rumah dia. Biasa lah…. first time masa tu. Masa tuisyen pun tak betul. Dia suruh datang pukul sembilan tapi masa tu dia pun belum mandi lagi. Kerana dah tak bersabar nak dapat pantat, aku ni pulak awal awal lagi dah datang. Pukul 8.45 aku dah sampai. Dia jemput aku masuk. Aku pun masuklah. Aku tinjau tinjau kat dalam rumah dan tengok anak dia tak ada.
“Cikgu Alinda baik ni,” bisik hati kecil ku.
Aku tanya dia kenapa anak dia tak ada. Dia cakap dia tak suka ada ramai orang.
“Nanti bising,” katanya.
“Sebab itulah kau seorang jer tuisyen dengan cikgu,” ujarnya lagi.
Aku hanya mengangguk jer. Dia kata, dia nak mandi dulu. Jadi aku pun duduk ajelah kat sofa. Hampir lima minit dia mandi. Aku dah dapat membayangkan macam mana cikgu Cikgu Alinda mandi. Sambil tunggu aku urut-urut adik aku yang dalam seluar ni.
Tiba-tiba ku dengar air dalam bilik mandi ditutup. Dia keluar bilik air dengan hanya berkemban tuala jer. Nampaknya jejak awal perancangan ku dah mula nak menjadi. Aku dapat lihat betapa putihnya peha Cikgu Alinda. Dia pun berlari lari anak sambil bergerak masuk ke dalam bilik tidurnya.
Bila dah selesai mengenakan pakaian, barulah dia keluar dari bilik. Dia cuma pakai skirt pendek atas paras lutut dengan berbaju “T” yang boleh aku nampak akan coli hitam yang dipakainya.
Dia pun mulalah mengajar aku. Apa lagi, mata aku tak lekang dari memandang teteknya itu. Mana tidaknya, punat dia pun aku boleh nampak. Giler habis adik aku tu! Tercacak bukan main keras lagi.
Apabila dah tak tahan rasanya, aku beritahu Cikgu Alinda (dia yang suruh panggil Cikgu Lin kerana lebih manja) yang aku nak ke tandas kejap. Tujuan aku ke bilik air tu sebab aku dah tak boleh kontrol lagi. Wajib mesti melancap dulu.
Aku pun masuklah ke dalam bilik air. Tapi sengaja aku tak tutupkan pintunya. Malahan aku biarkan pintu tersebut ternganga seluas yang mungkin.
Aku mula melucutkan pakaian ku satu persatu. Akhirnya aku berkeadaan telanjang bulat tanpa seurat benang pun pada tubuh ku. Aku kutip semua pakaian aku dan sorokkan di luar bilik air tu. Lepas tu aku masuk semula ke dalam bilik air.
Apa lagi, batang aku yang dah lama terpacak tu mulalah aku hayunkan dengan tangan. Sambil melancap aku mengadap tepat ke muka pintu. Bila dah cukup stim, aku pun melaung laung nama Cikgu Alinda. Aku tau Cikgu Alinda pasti datang kerana dia risaukan ada apa-apa yang dah terjadi.
Apabila muncul saja dia di depan aku, jawabnya makin sedaplah aku melancapkan konek. Cikgu Alinda pula bukan main terperanjat lagi bila melihat aku berkeadaan serba bogel sambil tangan ku rancak menghayun konek ku yang keras. Dengan mulutnya yang ternganga-nganga dia tercegat berdiri di depan aku.
Aku tahu dia telah dilanda satu macam kejutan. Masa tu kewarasan akalnya seolah-olah jadi buntu. Dia tercegat kaku sambil berdiri melihatkan keadaan aku.
Dari reaksinya yang macam tu, nampaknya tak perlulah aku melancap sampai terpancut air mani. Sebab aku rasa sudah ada peluang air mani tu boleh aku pancutkan kat dalam pantat cikgu. Tapi aku perlu bijak mempergunakan kebingungannya itu bagi mencapai tujuan tersebut.
Pantas aku menghampiri Cikgu Alinda dan mencapai tangannya. Puhhh… punyalah lembut jari dia. Memang sedap kalau disalutkankan pada konek aku. Apa lagi, aku pun buatlah macam tu. Berdenyut denyut konek aku bila jari jemari Cikgu Alinda melingkari konek aku.
Kemudian dia seolah-olah cuba nak lepaskan jarinya dari situ. Tapi…. cubaannya tu terlalu lemah. Mudah saja hasrat itu aku menafikan. Lama kelamaan dia nampak macam sudah mengaku kalah. Berjaya juga aku memukau ketaatannya.
Lepas tu barulah aku berani suruh dia jilat konek aku. Pada mulanya dia mengeleng-gelengkan kepala sebagai isyarat tak nak. Pada masa tu Cikgu Alinda sedang berdiri.
Perlahan-lahan aku pun tekan bahunya ke bawah sampai dia terpaksa melutut di depan kangkang aku. Masa tu mulutnya betul-betul separas dengan konek aku. Jaraknya pula tak sampai 10 cm.
Aku pegang kepalanya kemas kemas. Kemudian aku tarik kepala Cikgu Alinda merapati konek aku. Bibirnya ku gesel geselkan pada konek aku. Semakin lama semakin kasar ku lakukan.
Cikgu Alinda cuba membuka mulutnya sedikit untuk mengatakan sesuatu. Tapi tak sempat suaranya keluar, aku dah sumbatkan kepala konek aku ke dalam mulutnya yang terbuka itu. Bila kepala konek dah masuk, jawabnya senanglah aku membenamkan keseluruhan konek aku tu ke dalam mulutnya. Pipi Cikgu Alinda nampak terkemut-kemut kerana mulutnya terpaksa menerima muatan konek aku.
Mula-mula tu dia nampak macam kena paksa aje. Kadang-kadang dia cuba tertindak untuk bebaskan mulutnya dari terpaksa kulum konek aku. Tapi cubaannya tu memanglah gagal sebab kepala Cikgu Alinda memang dah aku pegang kemas. Cukup seronok tengok muka cikgu yang paling cantik kat sekolah tu terpaksa berputingkan konek aku kat mulutnya.
Lama kelamaan barulah aku rasakan ada respon yang terbit dari kerelaannya sendiri. Agaknya rasa konek aku tu dah mula serasi dengan selera mulutnya. Maka aku pun perlahan-lahanlah melepaskan kepala Cikgu Alinda yang kemas aku pegang tadi. Tapi mulutnya masih juga setia pada konek aku.
Aku mengorak senyum bangga. Cikgu Alinda kini sudah sangat menyukai konek aku. Bercerup cerap bunyi kerakusan Cikgu Alinda menghisap konek aku.
“Pandainya Cikgu kulum! Cikgu suka ke?”
Cikgu Alinda pun terangguk angguk mengakuinya. Aku pun ceritakan yang aku dah lama stim sejak dari tadi. Cikgu Alinda hanya mampu tersenyum kerana sibuk menjilat tempat keluar air kencing aku tu. Stim gila aku dibuatnya.
“Cikgu ni jenis yang suka seks. Betul tak?” Tanya ku lagi.
Pantas dia menganggukkan jawapan. Sambil itu tangan aku mula meraba bajunya untuk dilucutkan. Cikgu Alinda tidak membantah. Malahan memberikan kerjasama bagi memudahkan kerja aku. Lepas tu colinya pulak aku lucutkan. Maka terlambaklah sepasang tetek dan puting yang menghiasai kemuncaknya.
Tak lama kemudian skirt dan seluar dalamnya pun aku pisahkan dari tubuh Cikgu Alinda. Dengan itu bertelanjang bulatlah cikgu idaman aku tu. Aku nampak pantat dia yang tembam dan ada bulu-bulu halus yang sangat sedikit jumlahnya. Memang berselera aku tengok pantat Cikgu Alinda.
Tangan aku pun mulalah meraba pantat dia. Cikgu Alinda merestui tindakkan aku tu dengan memperhebatkankan kuluman ke atas konek aku. Masa tu konek aku bagaikan menjerit-jerit kerana dah tak larat lagi nak tanggung didihan air mani yang dah membuak-buak.
Namun sempat juga aku memasukkan dua batang jari aku ke dalam pantat Cikgu Alinda. Aku benamkan jari aku tu sambil korek korek lubang pantat dia. Air dia punyalah banyak. Sampai meleleh kat jari aku dibasahi air pantatnya.
Entah bila air mani aku keluar, aku sendiri pun tak sedar. Tau tau saja, tekak Cikgu Alinda dah berdegup-degup menelan air mani ku. Dah dua minggu aku tak melancap. Jadi memanglah likat dan pekat air mani aku tu. Banyaknya jangan katalah lagi. Dalam tempoh seminit tu, entah berbelas kali Cikgu Alinda terpaksa meneguk air mani aku tu!
Bila dah selesai, Cikgu Alinda pun berdiri semula. Bibirnya yang merah merkah tu aku kucup bertalu talu. Cikgu Alinda pun turut sama menyambutnya dengan penuh kerelaan. Di dalam keadaan bertelanjang bulat, kami ghairah berkulum lidah di antara satu sama lain. Selama beberapa minit kami leka beromen sebegitu rupa.
Bayangkanlah bertuahnya aku bila dapat romen muka idaman para lelaki di sekolah aku tu. Muka Cikgu Alinda yang cantik tu aku cium dan jilat dengan sesuka hati. Lepas muka, kat tengkok pula aku kerjakan. Terkuyu-kuyu mata Cikgu Alinda. Mulutnya tercunggap cunggap. Nampaknya dia memang suka dikerjakan macam tu.
Tau tau saja konek aku pun dah tercacak semula. Betullah kata kata kawan aku kat sekolah. Muka Cikgu Alinda ni memang muka yang senang buat konek keras.
Bila konek dah keras, aku mulalah berhajat nak celapak kangkang dia pulak. Memang itu pun hayalan semua lelaki kat sekolah aku tu. Selagi konek aku tak ceret dalam pantat Cikgu Alinda, selagi itulah hati aku tak senang. Bagi aku itulah mercu kejayaan usaha aku mengheret Cikgu Alinda ke lembah kecurangan.
Perlahan-lahan ku tarik tangan Cikgu Alinda. Sambil melangkah, aku pimpin pergelangan tangannya sehinggalah masuk ke dalam bilik tidurnya sendiri. Bila tiba di sisi katil, aku tolak Cikgu Alinda sampai terlentang di atas tilam. Terkangkang dia terbaring di situ.
Mata aku terpukau pada ketembaman pantat Cikgu Alinda. Ianya nampak sungguh bersih dan cantik kerana belum pernah diduakan penghuninya.
“Hari ini lubang mulia kamu tu akan ku cemari dengan konek aku ni,” bisik hati kecil ku.
Masa tu gelodak syahwat aku dah mula naik ke kepala. Aku pun pantas meniarap di atas badan Cikgu Alinda. Tak sedikit pun dia menyuarakan bantahan. Mulut aku bertaut dengan mulut Cikgu Alinda. Bersiut-siut bunyi permainan mulut kami berdua. Ianya lantang bergema di dalam kamar tidur berkenaan.
Bila ku lepaskan mulut aku, lidah Cikgu Alinda yang kemerahan tu terjulur-julur melewati bibirnya sendiri. Amat geram ku lihatkan keadaan lidahnya yang sebegitu lembut dan bersih. Aku pun layanlah geram aku tu. Aku cium dan kucup lidah yang terjulur itu. Aku jilat dan sedut di situ semahu hati ku. Cikgu Alinda mengeliat bagai nak gila bila kena penangan rakus aku tu.
Lepas tu aku duduk di sisi Cikgu Alinda. Mata aku ghairah menikmati hidangan sekujur tubuhnya. Dada aku berdetup kencang melihatkan kegebuan tubuh Cikgu Alinda yang putih melepak.
Aku angkat kedua dua belah lutut Cikgu Alinda dan biarkan ianya sedikit mengangkang. Aku tumpukan sepenuh perhatian pada celah kangkangnya. Punyalah cantik alur pantat Cikgu Alinda yang berwarna kemerah-merahan. Persekitaran kulit yang putih melepak di situ menyebabkan kemerahan pada alur berkenaan begitu jelas tertonjol.
Aku pun sembamkan muka aku ke bibir pantat Cikgu Alinda. Memang pantat itulah yang dah lama aku berahikan. Mula-mula aku jilat kat bibir yang lembab tu. Kemudian aku turun sikit sampai kat luruh pantat. Bila aku jilat jer bibir lurah tu, secara automatik punggung Cikgu Alinda terangkat-angkat. Bahkan siap dengan mengerang sekali.
“Arghhh arghhhhh… arghhhhhhhhh….!!”.
Punyalah puas hati aku bila Cikgu Alinda cetuskan respon yang macam tu. Aku pun naik syok dan tambah cenderong nak pergiatkan usaha aku. Aku bukak pantat dia lebih luas. Kemudian aku jilat kat situ dengan jilatan yang amat rakus.
“Urghh rghhhhhhhh…..” macam bunyi nak terberakkan tahi keras Cikgu Alinda mengerang.
“Sedapnya,” kata dia kat aku.
Aku gosok-gosokkan lidah aku pada lubang pantat dia. Aku jolok-jolokkan lidah aku tu sedalam yang mungkin. Bila sampai kat dalam, aku kisar-kisarkan lidah aku di situ. Air mazi yang terpancar dari pantat Cikgu Alinda jangan katalah banyaknya. Lidah aku bagaikan bermandi di dalam kolam air mazi yang melimpah ruah. Ianya rata memaliti lidah, bibir dan memenuhi ruang di dalam mulut aku. Air yang keluar itu aku hirup sampai habis! Sedap! Memang sedap!
“Arkkkkkkkkk!!!” tetiba Cikgu Alinda menjerit kecil. Jeritannya itu berbau sakit bercampur sedap.
Oleh kerana terlampau geram, rupa-rupanya aku tergigit kat biji kelentit dia. Tapi aku rasa seronok pulak pekena Cikgu Alinda macam tu. Jadi aku terus mengulanginya. Aku jilat-jilat kelentitnya. Kemudian aku gigit-gigit manja. Begitulah bersilih ganti ku pekenakan biji kelentit Cikgu Alinda. Setiap kali aku gigit, Cikgu Alinda mengelupur dan mengerang macam kena kejutan letrik. Aku layan dia macam tu sampailah puas hati aku.
“Kai…. Please Fuck cikgu! Cikgu dah tak tahan lagi ni….”
Masa tu dia dah tidak lagi kenal akan soal harga diri dan erti kesetiaan pada suami. Unsur unsur kehormatan sudah diketepikan sama sekali. Malahan dia pula yang berusaha menghasut aku untuk melakukan perbuatan yang amat dikeji oleh masyarakat. Sebegitu sanggup Cikgu Alinda merelakan aku mencemari kemurnian martabatnya sebagai seorang guru.
Tapi aku juga amat faham akan keadaannya pada masa tu. Memang aku tau Cikgu Alinda amat perlukan sebatang konek di dalam pantatnya. Tapi aku saja je buat tak dengar sebab nakkan dia merayu lagi. Aku pun terus lagi jilat jilat pantat dia.
“Kaiiiii please… please fuck cikgu!” Sekali lagi Cikgu Alinda merayu.
Kali ini nada penyampaiannya begitu nazak sekali. Rayuan sebegitu telah buatkan konek aku terhangguk-hangguk untuk menerima lamarannya. Aku pun bangun melutut. Batang aku yang keras seperti batu itu ku gesel-geselkan pada biji kelentit Cikgu Alinda.
“Ooooohhhhhh… Masukkan Kai… Ohhh… please darling,” Cikgu Alinda berteriak rayu dengan penuh manja.
Aku pun ketuk-ketukkan konek aku kat pantat dia dua tiga kali. Kemudian aku letakkan ia betul-betul kat pintu masuk lubang pantat Cikgu Alinda. Dengan itu dah bersedialah konek aku untuk dijunamkan ke dalam lubang pantat tersebut.
“Menjadi sungguh plan aku!” kata hati ku.
“Kejap lagi, menduakan suamilah jawabnya kamu ni Cikgu Alinda!” sambung kati ku lagi.
“Zzuuuuppppp……!!!”
Dengan sekali henjut saja, separuh konek aku sudah pun terjolok masuk ke dalam lubang pantat Cikgu Alinda.
“Ketat betul pantat Cikgu Alinda, walaupun dah anak tiga!” kata hati ku. Tapi yang ketat itu lah yang memang aku suka.
“Ooohhhh…!!!!” Aku dengan Cikgu Alinda sama sama mengeluh.
Dalam masa yang sama, Cikgu Alinda telah merapatkan kedua belah pehanya. Tindakan Cikgu Alinda telah merencatkan kemaraan konek aku. Itu pasal hanya separuh saja yang berjaya aku jolok masuk.
“Kenapa Cikgu kepit?” Tanya ku.
“Be… be… besar sangat Kai!” Terketar ketar suaranya menjawab pertanyaan aku.
“Sakit! Kena masukkan slow…. slow,” sambungnya lagi.
“Ok! Kai make it slowly,” jawab ku pula.
Barulah Cikgu Alinda buka semula kangkangnya. Bila rasa dah cukup selesa aku mulalah jolok konek aku masuk pantat Cikgu Alinda secara perlahan-lahan. Punyalah sempit dan punyalah sedap pantat Cikgu Alinda tu. Tapi yang lecehnya, kepuasan aku jadi amat terbatas kerana teknik yang sebegitu perlahan.
Terlalu sukar bagi ku untuk melanjutkan kesabaran. Jadi aku mulalah mengatur posisi yang memastikan Cikgu Alinda tak berpeluang merapatkan kangkangnya. Kali ini aku tak akan benarkan dia menghalang kemaraan deras konek aku.
Bila semua dah ready, aku pun rodoklah konek aku selagi mau. Jawabnya sampai tersantak bibir pantat Cikgu Alinda bila kena penangan aku tu. Memang terkedik kedik kaki Cikgu Alinda cuba nak rapatkan kangkangnya. Tapi usahanya kali ni sia sia. Sepanjang panjang konek aku tu berjaya juga aku benamkan ke dalam pantat Cikgu Alinda.
Aku pun meniarap atas badan Cikgu Alinda. Posisi begini memudahkan aku untuk mengawal keadaan. Maka bermulalah sesi sorong tarik batang aku in and out.
“Kaiii……. Yours is too big and too long,” Cikgu Alinda bisik kat telinga aku.
“Please…. make it slow. Cikgu takut koyak nanti!” Bersungguh sungguh dia merayu.
Tapi tak sedikit pun keluh sakitnya dapat meraih simpati aku. Aku terlalu asyik menikmati kesedapan pantat Cikgu Alinda. Punggung aku pun tetap juga terus mengepam. Kali ni aku laju sikit rentak henjutan sebab aku rasa ada sikit kelicinan pada lubang pantat Cikgu Alinda. Mungkin air dah banyak keluar, sebab aku rasa bulu-bulu aku pun dah basah berlendir dan melekit lekit.
Dah puas cara tu aku tiarapkan dia, aku pusingkan Cikgu Alinda untuk buat cara doggy. Nampaknya Cikgu Alinda pun tidak lagi menyuarakan sebarang keluhan. Mungkin pantatnya dah mula serasi dengan konek aku. Malahan Cikgu Alinda sendiri macam dah faham faham yang aku nak buat cara doggie. Dia sendiri adjust punggung menaik tinggi sikit.
Sebelum aku cocok pantat dia, aku jilat dulu lendir lendir yang ada kat pantat tu. Lepas tu lubang jubur dia pun aku jilat sekali kasi bersih. Tak lama kemudian, aku pun masukkan konek aku kat pantat dia melalui jalan belakang.
Fuhhhhh….!!!!! Ketat main ikut belakang ni. Namun kali ini mudah aje dapat aku sarangkan seluruh konek kat dalam pantat Cikgu Alinda. Ishhh….. rasa macam bergigi gigi pulak! Itulah yang menambahkan rasa ngilu kat kepala takuk aku tu.
“Aaaaahhh….!!! Aaaahhhhhh…!!!! Sedap Kai! Push lagi Kai… push it as deep as you can,” pinta Cikgu Alinda.
“Emmmmmmm… Nampaknye dia dah boleh tahan dengan kebesaran batang aku ni,” kata hati ku.
Aku pun hayunlah dengan lebih ganas. Bunyi cupppp… capppp…….cuppp! jelas bergema di dalam bilik itu. Semakin ganas aku menghenjut, semakin kuat bunyi Plup! Plap! apabila peha aku berlaga dengan punggung Cikgu Alinda.
Aku lihat Cikgu Alinda mula meramas-ramas tetek kanannya sendiri. Semakin diramas, aku lihat semakin membesar tetek tu. Pantat Cikgu Alinda pula dari masa ke masa mengemut-ngemut konek aku. Memang berasap kepala aku bila Cikgu Alinda lakukan kemut yang sebegitu rakus.
Kemut punya kemut akhirnya berjaya juga pantat Cikgu Alinda memerah hasil dari konek aku. Masa tu aku dan Cikgu Alinda sama-sama terpancut! Sambil aku memancut sambil itu jugalah Cikgu Alinda terkemut-kemut ganas. Naik juling biji mata aku menghirup kenikmatan yang maha sedap itu.
Setiap kali dia kemut, setiap kali jugalah air mani aku bersembur di dalam pantat Cikgu Alinda. Punyalah banyak dan punyalah pekat setiap pancutan tersebut. Entah berapa kali ianya berlaku, aku pun dah terlupa nak kira. Tau tau saja aku dah tersepuk dengan keletihan yang amat sangat.
Lutut aku berasa lemah sekali. Aku terus terduduk pada posisi mengadap bontot Cikgu Alinda yang masih bersujud menonggeng. Aku perhatikan pada keadaan pantat yang baru saja mempuaskan konek aku. Aku amat tertarik dengan aku yang ku lihat itu. Hasil kerja dosa kami berdua, jelas meninggalkan kesan yang amat ku banggakan.
Kelikatan air mani aku bagaikan bertasik di dalam pantat Cikgu Alinda. Limpahan cecair yang serba putih itu sedikit demi sedikit meleleh keluar dari lubang pantat Cikgu Alinda. Palitan air mani aku juga cukup banyak menselaputi bibir pantat serta jutaian kelentitnya. Aku benar benar puas dan bangga dengan rezeki yang telah konek aku perolehi.
Aku ucapkan terima kasih kepada Cikgu Alinda kerana konek aku telah dapat creet dalam pantat dia. Dengan raut mukanya yang kepenatan, Cikgu Alinda tersenyum sambil ketawa kecil bila mendengarkan penghargaan aku tu. Aku tanya kat dia, “boleh tak buat seks dengan cikgu lagi.”
Dia kata, “masa tuisyen ajer bolehlah.”
Keizinan Cikgu Alinda itu aku sambut dengan hati yang sungguh gembira. Kami pun berpeluk-pelukan meraikan kejayaan tersebut. Sambil bercium, aku berkali kali mengucapkan terima kasih sambil memuji muji kesedapan pantat Cikgu Alinda.
Sejak hari itu, setiap kali aku pergi tuisyen, aku pasti lakukan seks dengan Cikgu Alinda. Pembaziran air mani melalui kerja kerja melancap, sudah jadi perkara asing bagi ku.
1K notes
·
View notes