Tumgik
#Dikeroyok
tangerangraya · 4 months
Text
Pihak Ibu yang Setubuhi Anak, Keluarga Suami Turut Diancam Sampe Ingin Dikeroyok
Tangerang Selatan – Keluarga suami dari perempuan yang berhubungan badan dan direkam dengan anak kandungnya ngaku dapat ancaman. Kakak dari suami R, Nur Kamila (42) mengutarakan adiknya berinisial MI (28) dan keluarganya diancam pihak R (22). “Keluarga kita juga dapat ancaman dari keluarga ipar saya (Pihak R, red) dari keluarga perempuan,” ujarnya, kepada rekan media, Senin, (3/6/2024). Nur…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
lampung7com · 2 years
Text
Bukan Dikeroyok, Warga Sebut Anton Umar Yang Mengaku Wartawan Jatuh Dari Motor
Bukan Dikeroyok, Warga Sebut Anton Umar Yang Mengaku Wartawan Jatuh Dari Motor
LAMPUNG7COM | Polres Lampung Timur, Polda Lampung masih melakukan penyelidikan dugaan pengeroyokan Kepala Dusun (Kadus) Desa Bungkuk Kecamatan Marga Sekampung yang terjadi pada Rabu (7/12/2022) siang di desa Giri Mulyo Kecamatan Marga Sekampung Lampung Timur. Kapolres Lampung Timur, AKBP Zaky Alkazar Nasution membenarkan masih melakukan penyelidikan dugaan pengeroyokan terhadap Anton Umar seorang…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
bantennewscoid-blog · 6 months
Text
Polres Serang Minta Ormas Tak Sweeping Bank Keliling
SERANG – Peristiwa pengeroyokan yang terjadi di Desa Sukamanah, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang memicu kemarahan warga. Di beberapa WhatsApp Grup muncul adanya ajakan untuk melakukan sweeping terhadap keberadaan bank keliling. Aksi tersebut merupakan buntut kemarahan atas pengeroyokan yang menimpa Ustadz Muhyi asal Kabupaten Pandeglang. Menyikapi hal tersebut Kapolres Serang AKBP Condro…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
borobudurnews · 2 years
Text
Seorang Pelajar Dikeroyok Belasan Orang Di Sleman, Polisi Buru Pelaku
Seorang Pelajar Dikeroyok Belasan Orang Di Sleman, Polisi Buru Pelaku
BNews–SLEMAN— Seorang pelajar menjadi korban penganiayaan oleh segerombolan orang di Sleman Yogyakarta. Lokasi persisnya di simpang tiga Pasar Tempel, Ngepos, Kalurahan Lumbungrejo, Kapanewon Tempel, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Waktu kejadian sendiri pada, Sabtu (7/1/2023) dini hari. Pelajar itu mengalami luka-luka setelah dianiaya para pelaku. Kapolsek Tempel, AKP Luki…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
cocotangaje · 6 months
Text
Siapa sangka gaji pertama gue ternyata salahsatunya dipake untuk cek energi. Mana gak main-main pula.
Tumblr media
Udah bukan dikerubungin lagi inimah. Dikeroyok.
Tumblr media
8 notes · View notes
bogorexpose · 29 days
Text
Dikeroyok Tetangga Gegara Parkir Motor, Saiful Amri Lapor Polisi
BOGOR – Cek-cok antar tetangga berujung pengeroyokan terjadi di RW 03 Babakan Haji, Cisarua, Kabupaten Bogor. Peristiwa itupun kini ditangani Polsek Cisarua. Saiful Amri (36) mengungkapkan, peristiwa penganiayaan terhadap dirinya terjadi pada Sabtu (17/08/2024). Saat itu, ia dan anak istrinya baru saja pulang ke rumah menggunakan sepeda motornya. “Pulang beli makan, saya parkirkan motor di area…
0 notes
sultratopmedia · 1 month
Text
Kronologi Seorang Pria di Kendari Dikeroyok 3 Pemuda Mabuk
SULTRATOP.COM, KENDARI – Seorang pria bernama R (19) dikeroyok tiga orang mabuk di dalam kamar salah satu hotel di Jalan Mekar Jaya, Kelurahan Punggolaka, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari pada Minggu (18/8/2024). Kasi Humas Polresta Kendari Ipda Haridin mengatakan, R dikeroyok oleh 3 orang pelaku berinisal MAS (24), MAI (24), dan AA (21). Sebelum kejadian, ketiga pelaku berada di depan hotel…
0 notes
mariaeschwe · 1 month
Text
aku demokrasi dan aku sekarat.
aku sekarat. tubuhku remuk, sakit menusuk-nusuk. kulit melepuh bagai diterjang air keras. darah dan peluh tumpah di sekujur badan, kalimat siap bertumpah darah untuk tanah air itu nyata adanya. suraiku kusut, tadi "mereka" menariknya kuat dengan cengkeraman jemari kekar yang bengis nan suram. luka di mana-mana, bukan cuma lecet. tapi lebam dan memar, tak lagi berbentuk. ragaku cacat dikeroyok massa pengkhianat.
aku sekarat. jiwaku mati rasa. entah seberapa banyak luka batin yang "mereka" torehkan hingga aku muak berkesah, muak menyenandungkan elegi duka, bahkan muak untuk sekadar merasa. sudah cukup perih menggores hingga menyayat ke dalam-dalamnya. aku telah mati rasa. aku telah mati jiwa, bahkan dengan ragaku yang hampir tak bersisa.
aku sekarat. tak pernah puas "mereka" menindasku dengan kejam, mengancam diriku hingga mundur terseok ke ujung jurang. aku dibungkam. disingkirkan dari tahta mulia yang seharusnya jadi singgasanaku, pemberian Sang Agung Konstitusi. "mereka" menggantinya dengan si bajingan nepotisme yang terbahak-bahak menyaksikanku di antara hidup dan mati. bahkan Sang Agung Konstitusi pun "mereka" racuni, mereka hilangkan nyawanya demi ambisi tak berhati.
mereka adalah oligarki, mereka adalah diktator, mereka adalah rezim dzalim, dan mereka tengah berupaya membunuhku.
kelak namaku hanya akan terukir dalam pusara di atas makamku yang menyediahkan, lalu dilempari bunga-bunga duka yang penuh nista, dan mereka akan berlalu untuk merayakan kemenangan idaman mereka, tak lain dan tak bukan ialah kematianku.
kelak, akan ada pusara suram bertulis: DEMOKRASI Lahir : 1998 Wafat : 2024 ya, itu namaku.
namaku demokrasi, dan aku tengah sekarat. namaku demokrasi, dan aku akan mati.
1 note · View note
otomtalk · 1 month
Text
Pemotor Dikeroyok Usai Tegur Sopir Mobil Buang Rokok Nyala di
Pemotor Dikeroyok Usai Tegur Sopir Mobil Buang Rokok Nyala di SPBU Pengemudi mobil Gran Max bersama penumpangnya mengeroyok pengendara sepeda motor di SPBU Sidoarjo, Jawa Timur. Pengeroyokan itu diawali dengan pemotor menegur salah satu penumpang mobil Gran Max yang membuang rokok masih menyala di area SPBU. Dilansir detikJatim, Sabtu (10/8/2024), berawal ketika mobil Gran Max yang berisi enam…
0 notes
kantorberita · 2 months
Text
Tragis, Pemuda Asal Lampung Tewas Dikeroyok Massa Setelah Percobaan Pencurian di Bengkulu Utara
Tragis, Pemuda Asal Lampung Tewas Dikeroyok Massa Setelah Percobaan Pencurian di Bengkulu Utara KANTOR-BERITA.COM, BENGKULU UTARA|| Seorang pemuda bernama Fr (32), warga asal Provinsi Lampung yang telah tinggal di Desa Serangai, Kecamatan Batik Nau, Kabupaten Bengkulu Utara selama setahun, mengalami nasib tragis pada Minggu, 21 Juli 2024. Fr meninggal dunia setelah menjadi korban amukan massa…
0 notes
rasiooid · 2 months
Text
Airin Dikeroyok, Setelah PSI dan NasDem, Partai Demokrat Resmi Dukung Andra Soni dan Dimyati
  RASIOO.id – Bakal Calon Gubernur Banten, Airin Rachmi Diany seakan-akan menjadi musuh bersama partai politik dalam Pilkada Gubernur Banten 2024. Setelah PSI dan Partai NasDem, kini Partai Demokrat juga memberikan dukungan resmi kepada Pasangan Andra Soni-Dimyati Natakusumah yang dijagokan oleh Gerindra dan PKS. Ketua Umum Partai demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono menyerahkan secara langsung…
0 notes
kertas-kusut · 2 months
Text
Desa Terkutuk
Oleh: kertas-kusut
"Bruk!"
Dimas yang tengah berjalan pulang terhenti oleh suara jatuh yang terdengar cukup jelas itu. Dia mencari-cari asal suara tersebut dan kemudian menemukan seorang wanita terbaring tak jauh dari jalan yang dilewatinya. Terbaring tepat di bawah pohon dengan tubuh agak kejang-kejang. Tanpa pikir panjang, segera saja Dimas menggendongnya dan membawanya ke klinik desa.
Sangat disayangkan, setibanya di klinik dan diperiksa sebentar oleh dokter yang bertugas, wanita tersebut meninggal. Terdapat luka di kepalanya sehingga disimpulkan kalau saat wanita itu jatuh, kepalanya terbentur terlalu keras yang mengakibatkan dia meninggal.
Sekelompok orang kemudian datang berbondong-bondong ke klinik setelah mendengar kabar ada yang dibawa ke klinik. Sebagian besar adalah pria dewasa. Mereka mengaku sebagai kerabat wanita yang dibawa ke klinik itu. Namun, begitu dokter menjelaskan kalau wanita tersebut telah meninggal, salah satu dari mereka terlihat murka. Menanyakan siapa yang membawa wanita itu ke klinik. Tanpa ragu Dimas menjawab kalau dirinya yang membawa wanita itu ke klinik karena dia yang menemukannya terjatuh.
Entah kenapa, tiba-tiba saja pria yang bertanya itu malah memukul Dimas. Menuduhnya telah membunuh wanita itu sambil menghina-hina dengan perkataan "Dasar Pendatang!"
Bukannya dilerai, orang-orang yang datang bersama pria itu malah ikut memukul Dimas, mengeroyoknya tanpa ampun, hingga dia tersungkur dan berdarah-darah. Dokter dan para petugas klinik lain terlalu ketakutan untuk melerai mereka sehingga mereka hanya bisa menonton dengan raut ketakutan.
Tak lama kemudian, seorang wanita bersama beberapa warga lain datang. Tampaknya mereka adalah kenalan atau kerabat kelompok pria tersebut sehingga berani menghentikan para pria itu. Wanita yang datang itu kemudian menghalau sambil menanyakan kenapa Dimas dikeroyok seperti itu.
"Sudah jelas si pendatang inilah yang membunuh ibu itu. Dia cuma pura-pura bawa ke klinik supaya orang mengira bukan dia pelakunya!" jawab pria yang menjadi provokator pengeroyokan barusan.
"Kau sembarang saja memberi tuduhan! Ibu itu jatuh sendiri dari pohon. Saya juga dengar ada suara jatuh. Tapi, saat itu Dimas yang paling dekat dengan lokasi ibu itu. Jadi dia yang cari. Lalu dia pun membawanya ke klinik. Saya tidak ikut antar tadi karena mau memberi kabar ke keluarga ibu itu sekalian ambil KTP dan kartu berobatnya," terang si wanita dengan nada setinggi mungkin sebagai bentuk ketegasannya.
Para pria itu pun terdiam. Mereka masih tampak kesal seolah tidak terima dengan penjelasan itu. Namun, yang memberi kesaksian adalah warga asli desa mereka. Bukan sesama pendatang seperti Dimas. Jadi kesaksian wanita itu valid bagi mereka.
Dokter dan petugas klinik lain, seolah tersadar kalau keadaan telah lebih tenang, segera membantu Dimas yang masih meringkuk di lantai. Wajah dan pakaiannya penuh noda darah. Namun, bukannya merasa bersalah, para pria itu malah pergi begitu saja dengan raut wajah masih kesal.
Dokter dan salah satu petugas klinik kemudian mengobati Dimas dengan hati-hati.
"Kau belum lama tinggal di sini, jadi mungkin belum tahu kalau kejadian seperti ini sebenarnya sudah biasa terjadi di sini," ucap dokter sambil terus mengobati. "Mereka itu membenci pendatang karena sering mendengar kabar jelek mengenai pendatang entah dari mana sekalipun belum terbukti. Jadi, kalau ada kesalahan sedikit saja, mereka menggunakan itu sebagai kesempatan untuk melampiaskan kebencian mereka pada semua warga pendatang seolah itu kesalahan mereka semua. Bahkan biarpun ada kecelakaan yang sebenarnya akibat kecerobohan warga asli desa ini sendiri, namun masih ada keterlibatan yang tak disengaja dari warga pendatang, mereka tetap mengamuk pada semua warga pendatang. Seperti misalkan ada tabrakan. Yang jadi korban adalah warga asli desa yang sebenarnya entah kenapa malah muncul tiba-tiba ke jalan tepat saat ada kendaraan dari warga pendatang yang lewat. Tetap warga pendatang yang disalahkan dan bisa diamuk massa. Bahkan warga pendatang lain juga dijadikan sasaran walaupun tidak tahu menahu mengenai kecelakaan tersebut. Selain akibat kabar buruk yang sering mereka dengar itu, kesenjangan ekonomi juga membuat mereka tidak suka pada pendatang. Beranggapan kalau pendatang mengambil peluang kerja mereka. Padahal mereka tidak memiliki simpanan uang juga akibat suka dihabiskan untuk berjudi dan mabok begitu memiliki uang."
"Aku sudah tidak peduli lagi," desis Dimas tiba-tiba. "Lebih baik mereka binasa saja."
Sang dokter terdiam sejenak, lalu kembali melanjutkan pengobatan. Dia memaklumi kenapa Dimas bisa sampai berkata demikian. Faktanya memang kejadian seperti itu tidak pantas dinormalisasi. Tapi, dia sendiri tidak punya kuasa apa-apa yang bisa membuat orang-orang yang mengeroyok Dimas tadi berhenti melakukan kekerasan seperti itu. Bahkan wanita yang tadi membelanya juga, yang masih di klinik untuk membantu mengurus administrasi korban yang meninggal tadi, cuma diam dengan tatapan merasa bersalah.
Setelah disemayamkan, korban yang meninggal akibat jatuh itu dimakamkan oleh pihak keluarganya. Hingga pemakaman selesai, Dimas tak lagi terlihat di desa. Beberapa hari kemudian baru terdengar kabar kalau Dimas telah lama meninggalkan desa ikut kendaraan angkutan umum yang pergi ke kota.
Para pria yang mengeroyok Dimas di klinik dulu masih bersikap biasa saja. Menjalani hari-hari seolah perbuatan mereka pada Dimas tidak terjadi. Biarpun begitu, mengejutkan juga mereka tidak mengamuk pada warga pendatang lain seperti yang biasa mereka lakukan sebelum-sebelumnya.
***
Reno, pegawai yang bekerja di Kantor Kepala Desa, datang ke kota untuk ikut menghadiri undangan acara. Dia juga menggunakan kesempatan ini untuk berjalan-jalan di kota sembari menunggu acaranya dimulai.
Saat tengah berjalan memasuki salah satu toko, dia melihat seseorang yang wajahnya sudah tidak asing baginya. Orang itu tengah duduk sambil mengetik-ngetik ponselnya.
"Dimas?"
Yang ditegur, yang kebetulan selesai berurusan dengan ponselnya, langsung menoleh.
Reno tersenyum lebar. Itu memang Dimas. Pekerja yang sempat tinggal di desa tempat tinggalnya beberapa bulan yang lalu. Dia menghampiri, namun senyumnya sedikit pudar begitu melihat bekas-bekas luka di wajah pemuda itu. Dia tahu itu bekas luka apa. Itu bekas luka akibat pengeroyokan yang didasari kebencian sepihak dan tuduhan tak berbukti dari sejumlah warga desa. Sayangnya kejadian itu terlambat diketahuinya karena saat hal itu terjadi, dia sedang berada di desa lain yang letaknya jauh. Dia pun baru kembali ke desa setelah Dimas sudah meninggalkan desa.
Dimas mempersilakan Reno duduk di kursi kosong di sebelahnya. Dengan agak canggung, Reno duduk di kursi terebut.
"Kelihatannya lukamu sudah sembuh," ucap Reno membuka pembicaraan.
"Ya, tapi bekasnya tidak bisa dihilangkan karena lukanya saat itu dalam. Harus operasi plastik kalau memang ingin menghilangkannya," jawab Dimas tenang. Seolah luka-luka itu tidak memberi kenangan buruk.
Reno menatap murung. Justru dia yang merasa bersalah. "Maaf, aku tidak ada saat itu."
"Aku tidak menyalahkanmu. Lagipula aku beruntung tidak sampai terbunuh oleh mereka," balas Dimas yang malah membuat Reno semakin merasa bersalah. Bagaimana tidak? Posisinya bisa dibilang masih punya kuasa untuk menghentikan pengeroyokan itu dan sudah tahu yang salah itu warganya, tapi dia malah tidak ada untuk menghentikan mereka.
"Lalu, bagaimana kabar desamu itu?" tanya Dimas yang sebenarnya sekadar basa-basi saja.
"Jujur saja ... buruk," jawab Reno yang membuat Dimas menatap heran.
"Buruk bagaimana?" tanyanya. Dia tahu bagaimana kelakuan sejumlah warga di sana, tapi cara Reno menjawab sepertinya ada sesuatu yang tidak biasa yang telah terjadi.
"Sekitar sebulan setelah kepergianmu, mulai terjadi musibah yang menimpa warga satu per satu. Lebih tepatnya warga yang sempat mengeroyokmu dulu. Mereka mengalami kecelakaan di tempat-tempat yang jauh dari pemukiman dan saat itu mereka sedang sendiri. Baru ditemukan sekitar dua atau tiga hari setelah kecelakaan terjadi. Jadi, luka yang mereka alami sudah parah dan kondisi tubuh mereka sangat lemah. Akibatnya, bagian tubuh mereka yang terluka itu harus diamputasi. Mereka jadi cacat permanen dan tidak bisa beraktivitas dengan normal. Sebagian besar dari mereka kehilangan kaki karena kecelakaan yang mereka alami itu adalah jatuh dari ketinggian dan mendarat dengan kaki. Baik kehilangan satu kaki maupun keduanya."
"Wah ..." Dimas menatap tak percaya.
"Kau ingat wanita yang membelamu dulu? Dialah yang pertama kali menyadari kalau warga yang tertimpa musibah itu adalah orang-orang yang mengeroyokmu dulu," sambung Reno. "Dia mengatakan gara-gara mereka tidak mau minta maaf atas tindakan mereka dulu, sekarang mereka malah tertimpa musibah. Dia juga menyinggung kalau itu bisa saja hukuman buat mereka karena sebelum-sebelumnya mereka juga sudah terlalu sering membuat masalah hanya karena tidak suka pada pendatang. Bahkan sekalipun target mereka sedang tidak melakukan apa-apa. Ada yang mencoba pergi dari desa dengan maksud untuk menghindari hukuman itu, tapi dia tetap kehilangan satu kaki dan tangannya akibat kecelakaan saat dalam perjalanan. Sekarang, akibat musibah yang terus menerus terjadi, desa kami pun disebut sebagai Desa Terkutuk. Tidak ada lagi yang menyebut desa kami dengan nama resminya. Bukan cuma itu, para pengeroyokmu itu pun dijauhi karena para warga takut mereka bisa ikut terkena musibah kalau dekat-dekat dengan mereka."
Dimas masih diam menatap tak percaya. Tidak tahu harus berkomentar apa.
"Hei, Dimas, apakah kau ... bisa mencabut kutukan itu?" pinta Reno. "Kejadian ini dimulai dari pengeroyokan yang kau alami. Jadi, mungkin kau yang bisa menghentikan hal ini. Aku tahu itu memang salah mereka, tapi masalahnya dampaknya menimpa ke seluruh desa. Sebenarnya desa pun jadi lebih tenang karena biang keributan sudah tidak bisa beraktivitas setelah diamputasi, tapi tetap saja julukan dari warga tempat lain sangat tidak enak didengar."
"Maaf, aku tidak punya kuasa untuk itu," jawab Dimas tegas. "Aku sudah lama melupakan perbuatan mereka dan melanjutkan hidup di sini. Jadi, kurasa aku sudah tidak ada kaitannya dengan apa yang menimpa desamu itu. Mungkin saja itu teguran juga untuk warga asli desa lainnya karena membiarkan orang-orang itu melakukan kekerasan pada warga pendatang hanya karena ... status pendatang. Padahal mereka sebenarnya bisa menghentikan semua sikap buruk itu. Buktinya wanita yang membelaku itu bisa menghentikan pengeroyokan seorang diri. Lalu, kenapa warga lainnya diam saja?"
Kini Reno yang terdiam. Perkataan Dimas ada benarnya. Padahal jumlah warga yang membuat onar hanya beberapa orang. Jauh lebih sedikit dari jumlah penduduk desa. Tapi, perbuatan para pembuat onar itu tidak ada yang berani menghentikannya. Tidak mengherankan kalau pada akhirnya yang mendapat predikat buruk adalah seluruh desa. Bukan lagi cuma para pembuat onar. Bahkan setelah julukan itu menyebar, orang-orang jadi tidak mau datang ke desa, kecuali mereka yang tidak tahu. Sekalipun itu untuk urusan resmi seperti rapat antar kepala desa.
"Reno, aku tahu kau berada di posisi yang berat, tapi kusarankan kau tetap menjadi orang yang jujur dan bijak seperti sekarang. Tetap berusaha membimbing warga desa sehingga tidak ada lagi yang berani membuat masalah. Seiring berjalannya waktu, nama buruk itu akan hilang dengan sendirinya dari pikiran orang-orang," ujar Dimas.
"Entahlah. Jujur saja setelah apa yang menimpa desa, aku sebenarnya merasa sudah tidak bisa apa-apa. Aku ingin berhenti dan pergi dari sana. Aku sudah punya cukup uang untuk memulai hidup baru di tempat lain. Tinggal menunggu proyek desa yang kukerjakan selesai, aku bisa mengajukan berhenti dan meninggalkan desa."
Dimas diam sejenak. "Kalau itu memang keputusanmu, aku tidak melarang. Soalnya aku juga tidak tahu situasimu secara rinci."
Reno menatap lega. Dia pikir Dimas akan menentangnya walaupun bukan berarti mendukungnya juga.
Setelah itu mereka terus berbincang-bincang dengan berbagai topik lain yang lebih menghibur dan seru. Begitu hari mulai agak sore, mereka pun berpisah.
***
Seperti yang direncanakan Reno, setelah proyek desa yang melibatkan dirinya selesai, yang berupa pembangunan jembatan panjang untuk menyeberangi sungai, dia berhenti dari pekerjaannya sebagai pegawai di kantor desanya itu. Dia pun pindah dari desa dan tak pernah lagi kembali.
Desa Terkutuk masih menjadi julukan desa itu. Masih dijauhi dan ditakuti. Bahkan setelah waktu lama berlalu, julukan itu bukannya hilang, malah nama resmi desa itu yang terlupakan.
Setelah perginya Reno, banyak warga yang juga pergi meninggalkan desa itu satu per satu. Khususnya pendatang. Sementara warga desa asli, ada yang pindah ke desa lain dengan alasan pernikahan dengan warga desa lain. Itu pun setelah berbohong kalau mereka bukan warga Desa Terkutuk. Sisanya bertahan di desa karena tidak tahu mau ke mana walaupun ada yang masih berusaha merencanakan pergi meninggalkan desa.
Seiring berjalannya waktu, Desa Terkutuk akhirnya kehilangan seluruh penghuninya dan menjadi desa mati. Baik karena pindah maupun karena meninggal. Kisah Desa Terkutuk pun terus menyebar dari mulut ke mulut dan mengalami banyak perubahan dan versi. Dari awalnya cuma sekadar kisah tempat yang dijatuhi hukuman akibat perbuatan tidak menyenangkan oleh sejumlah warganya, hingga menjadi kisah horor yang melibatkan hantu-hantu menyeramkan yang membuat desa itu ditinggalkan. Tapi, intinya desa itu tetap dicap buruk oleh penduduk sekitar mau seperti apa pun kisahnya.
0 notes
bantennewscoid-blog · 6 months
Text
Aniaya Warga Baros, Polisi Tangkap Oknum Bank Keliling 
SERANG – Anggota Polsek Baros Polresta Serang mengamankan pelaku pengeroyokan di Jalan Raya Serang-Pandeglang, Kampung Sukamanah, Desa Sukamanah, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang pada Minggu 31 Maret 2024. Kasi Humas Polresta Serang Kompol Iwan Sumantri mengatakan jika korban dikeroyok segerombolan pemotor yang diduga bank keliling. “Pengeroyokan terhadap Muhi beserta satu orang temannya yang…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
duamusim · 2 months
Text
Missing Pieces
Apa yang aku lupakan? Apa?
Semalam aku tidak bisa terpejam hingga jam 3 dini hari. Mencerna kembali kata-kata yang Mas Galih lontarkan padaku tadi pagi.
_____________
Aku terburu memasuki gedung pendopo. Sinar matahari menyorot lembut dari timur. Menerobos sela sela bangunan dan lapangan upacara. Memanggang punggungku dari belakang. Mencari cari Mas Galih. Dia duduk santai bersama salah satu stafnya di sofa single samping videotron.
"Mau cosplay jaranan?"
Begitu yang diucapkan saat melihat penampakanku. Blus putih dengan belt rantai tas, sepatu boots kulit dan jarik yang aku lilit sekenanya. Kacamata hitam retro nangkring di kepalaku.
"Oh aku ngga punya batik. Dan yaaaaa mataku sensitif sama matahari"
Aku bergerak santai melepas kacamata hitam dan memasukkannya di tas. Lantas duduk di samping Mas Galih. Ditengah lautan orang dengan kemeja batik aku cukup nyentrik dengan penampilan seperti itu. Tak apa, kata Andru yang menugaskanku.
______________
Upacara segera dimulai. Mas Galih memberiku kode untuk mengikutinya. Aku mengirnyitkan dahi. Tapi seperti yang sudah sudah, aku mengikutinya dengan patuh. Berjalan di sebelahnya dan tiba tiba aku masuk area tenda VIP. Upacara sambil duduk. Oh God! What a life. Setelah tadi dikeroyok ibu ibu peserta upacara untuk jadi juru potret sekarang aku menikmati kemewahan ini.
Tumblr media
Mas Galih menyalami Pak Setda dan beberapa jajaran forpimda lainnya. Aku menyesuaikan diri. Tersenyum dan ikut beramah tamah.
"Mas memang boleh kita duduk sini?"
"Kita kan undangan...... ehem VIP"
Dia menyeringai. Edan! Begitu pikirku
Upacara berjalan. Aku yang diajeng kepribadian ini berkamuflase menjadi perempuan anggun nan anteng. Kaki bersandar, duduk rapat dengan punggung tegak. Memasang senyum karier sepanjang acara.
___________
Upacara berlangsung singkat. Disusul pemberian penghargaan oleh Bupati. Koperasi Mas Galih menyabet juara pertama. Seperti biasa, dan tidak heran. Mas Galih dengan segala keanehannya tetap cemerlang. Hal yang dulu tidak aku dan anak anak lain tangkap selama menjadi sekumnya. Yang dia lakukan sekarang, terlihat jelas.
_____________
"Haaaa Galih! Selamat selamat!"
Pak Bupati memberikan selamat kepada Mas Galih selepas acara. Mas Galih tersenyum. Aku memasang senyum yang sama sambil menyalami Pak Ony.
"Mas temenin aku foto ya untuk laporan ke Andru "
Mas Galih mengangguk.
Tumblr media
____________
Peserta upacara dipersilakan menikmati sarapan di gedung pendopo utama. Dalam waktu singkat pendopo menjadi penuh. Mas Galih mengajakku duduk di luar. Mencari spot teduh di depan tumpeng yang dipotong Pak Ony.
Aku bertanya untuk memecahkan suasana
"Mas Galih tau Bunga? Kata Andru Mas Galih tau Bunga"
"Aku tidak tahu sejak kejadian itu"
"Ha? Kejadian apa?"
"Mommy ingat project kita yang gagal? Surabaya"
"Ah yang iwangkana?"
"Ya"
"Kalian saat itu aku arahkan jangan rapat tiap malam. Tapi malah aku kalian dudukkan dan akhirnya aku mundur dari project. Itu dirumah pak bupati"
"Aku ingat iwangkana mas. Tapi masalah Mas Galih mundur aku tidak ingat"
"Mommy saat itu ada kok"
"Ah aku tidak ingat sama sekali"
Kepalaku berdenging. Aku memijit pelipisku perlahan yang tiba tiba berkedut kencang. Mencoba menggali apa yang terjadi. Dan gagal. Aku masih tidak ingat sama sekali.
"Baguslah. Jangan diingat. Karena aku berusaha melupakan juga"
Aku tercekat. Apa yang sudah terjadi?
__________
"Ngawi Tani Mandiri akan berkantor di Kazspeed. Satu area kosong. Dan kita akan mengisinya......"
"Aku butuh PR untuk menggantikanku menghandle tamu, menghadari berbagai acara dan mengerjakan event. Aku mau kamu Za. Jadi PR ku"
Aku terdiam. Wow? Barusan Mas Galih melemparkan kekecewaannya padaku. Tapi sekarang memberikan aku kesempatan.
"Sebentar Mas. Aku senang dan mau dengan tawaran Mas Galih. Tapi aku takut mengecewakan Mas Galih seperti sebelumnya. Hal yang bahkan aku tidak ingat....."
Dan aku lupa obrolan lanjutan setelahnya. Tapi aku dan Mas Galih pada akhirnya melakukan kesepakatan.
Tumblr media
"Za mau makan? Tuh"
Mas Galih melemparkan pandangan ke tumpeng nasi kuning yang dipotong untuk ceremony. Tidak seorang pun berani menyentuhnya. Aku tertawa. Lagi lagi diluar prediksi.
"Daripada mubazir kan pada ga berani ambil"
"Iya aku mau Mas"
"Tunggu disini akan aku carikan piring"
Aku mengangguk. Duduk menunggu Mas Galih. Tidak lama Mas Galih datang membawa air mineral dan pincuk daun jati beserta sendok. Aku meringis. Tindakan yang khas pak Ketum.
Tumblr media
Sambil makan, aku mengamati Mas Galih. Rambutnya yang ikal gondrong masih dicepol seperti dulu. Bedanya mulai banyak uban yang tumbuh. Mencuat kontras berwarna keperakan. Aku jadi teringat temanku yang lain. Mas Singgih yang aku temui malam itu setelah acara pendopo juga sama. Dia sukses sebagai pemilik event organizer besar di kotaku. Terlihat lelah dengan banyak uban di kepala. Juga Bang Riko. Mas Rama. Mas Koko. Teman teman yang baik padaku. Yang tidak punya apa-apa ini.
Apakah 6 tahun berjalan secepat ini? Teman temanku menua. Sebagian terlihat ceria tapi sebagian besar terlihat lelah. Apa aku sama?
____________
"Habis ini ke MPP kan? Diantar siapa?"
"Tentu saja Mas Galih! Kan aku sudah bilang Mba Afni"
"Ayu, kita ke MPP dulu ya"
"Baik Pak"
Mba Ayu, staff Mas Galih mengangguk. Mobil menderum. Meninggalkan area pendopo. Melaju ke arah selatan.
Aku masih ceria ketika bertemu Mba Afni. Bicara banyak hal. Makan siang bersama. Bahkan Andru ikut bergabung juga. Semua pembicaraan yang cukup berat antara aku dan Mas Galih menguap. Sesaat aku terlupa. Hingga aku beranjak pulang.
Tumblr media
____________
Malam itu bahkan aku masih sempat bermain. Sesaat terlupa dengan kejadian tadi pagi. Tapi itu tidak kekal adanya.
Tumblr media
_____________
Sore beranjak malam. Malam merambat dengan pelan. Ada perasaan gelisah dan cemas yang menjalar perlahan. Membuatku takut. Ada potongan yang hilang dan tidak bisa kutemukan.
Tapi hal apa yang aku lupakan? Hingga membuat orang lain juga ingin melupakan? Aku memikirkannya mati matian. Berusaha menenangkan diri, menelpon arum hingga lewat tengah malam dan baru terpejam di jam 3 pagi.
Ketika terbangun aku mendapati mataku bengkak. Ada kantong hitam dibawahnya. Juga bekas airmata. Tidurku hanya 2 jam. Bahkan aku tidur sambil menangis. Apa yang aku tangisi?
Pagi itu, aku tidak bangkit dari tempat tidur. Memandangi wajahku dari kaca dan berkata dalam hati "aku tidak mau pergi" Padahal dalam satu jam Bayu menjemputku untuk ke kota sebelah bertemu klien.
Pagi itu aku berantakan. Tapi hidup terus berjalan. Jarum jam sialan. Dia terus bergerak ke kanan. Aku beranjak mandi dengan langkah gontai. Ah sungguh. Aku tidak ingin pergi
0 notes
realitajayasaktigroup · 3 months
Text
LSM dan Wartawan Dikeroyok di Demak: Insiden Kekerasan di Cafe Cahaya Bandung Rejo
REALITANEWS.OR.ID, DEMAK II 10 Juni 2024 – Insiden pengeroyokan menimpa seorang anggota LSM dan seorang wartawan di Kabupaten Demak, yang dilakukan oleh sekelompok Debt Collector (DC) dari Kemuning Cabang Semarang. Kejadian ini terjadi pada Jumat malam di Rumah Makan Cahaya Bandung Rejo, Kecamatan Mranggen. Peristiwa bermula saat seorang LSM berinisial (N) dan wartawan berinisial (K) berkunjung…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
beritaupdate2020 · 5 months
Text
karyawan minimarket dikeroyok preman karawang perkara tak beri rokok
0 notes