Tumgik
#Bagi-bagi Kaos
kbanews · 1 year
Text
Relawan Pasang Banner dan Bagi-bagi Kaos di Kelurahan Kota Makassar
JAKARTA | KBA – Dalam rangka memaksimalkan kunjungan (Roadshow) tujuh hariya di Sulsel, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) ` PEJUANG ABW Arini Soemardi kunjungan ke Kelurahan Sudiang, Kecamatan Biringkayana Makassar. Acaranya adalah melakukan pemasangan banner dan membagi-bagi kaos untuk warga di sana. Dia menyatakan hal itu kepada KBA News, Rabu, 27 September 2023. “Selesai melakukan rapat…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
hellopersimmonpie · 7 months
Text
Belajar hidup dengan baik itu butuh usaha yang cukup panjang dan butuh self compassion yang besar. Dibesarkan dalam budaya yang mengglorifikasi segala macam ketidaknyamanan membuat gue menyadari betapa sulitnya mencintai diri sendiri. Betapa sulitnya membedakan antara menjadi berlebihan atau pure memang berusaha hidup dengan baik.
Gue hidup dengan ADHD. Salah satu gejalanya adalah mudah depresi ketika siklus hari-hari gue terlalu dinamis. Meskipun struktur otak ADHD pada dasarnya tidak menyukai rutinitas, tapi gue butuh struktur dan jadwal yang tetap dan tidak terlalu banyak agar gue nggak stress karena di setiap perpindahan, gue harus belajar lagi untuk memusatkan perhatian. Gue lebih baik dengan 3 jam diisi 1 kegiatan dibanding 3 jam diisi dengan kegiatan. Ini ngebuat gue stress.
Sewaktu gue menjelaskan ini ke orang lain, nggak banyak yang bisa berempati. Semua mengatakan:
"Kamu harus belajar menyesuaikan diri"
Sekalipun gue sudah menjelaskan kondisi ADHD gue. Karena tidak banyak orang yang familiar dengan kondisi ini dan semua dianggap sebagai sesuatu yang dibuat-buat padahal itu nyata. Akhirnya gue yang berusaha banget sedikit memaksa orang lain mengikuti cara gue. Biar hidup gue less stessfull. Di samping itu, gue juga belajar banget nyari apa yang ngebuat gue merasa nyaman. Entah itu lingkungan yang tidak berisik, harumnya teh dan banyak lagi. Gue belajar untuk tidak merasa bersalah ketika gue menghindari sebuah ruangan hanya karena ruangan itu berisik.
Beberapa tahun lalu, Dea adalah Dea yang dinasehati orang-orang di sekitar karena kamarnya berantakan, jilbabnya tidak disetrika, sering banget telat janjian, dan sering menggunakan kaos kaki yang berbeda antara kanan dan kirinya.
Beberapa tahun lalu, Dea adalah Dea yang sering banget menangis karena selalu merasa dirinya malas. Sering banget time blind dan orang sekitar berkomentar:
"Kamu tuh sebenernya pinter. Tapi kamu kurang effort makanya hasil yang kamu dapatkan nggak banyak"
Gue nangis hanya karena ada temen yang mungkin maunya memotivasi tapi malah ngirim pesen:
Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pikiran yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas.
Gue, setiap ganti rutinitas secara mendadak, dampaknya bakal insomnia berhari-hari. Sementara pekerjaan menuntut gue bisa berpindah dari satu tugas ke tugas lain dengan cepat dan jadwal rapat yang kadang mendadak. Gue baru nemu perubahan jadwal ini ngebuat gue stress dan insomnia tuh ya setelah melewati journaling yang cukup lama. Sampai gue pada akhirnya bisa membaik dengan mengurangi beban pikiran satu persatu. Berusaha hidup dengan sangat terstruktur agar ada beberapa hal yang bisa di-otomasi dan di-optimasi sehingga gue punya waktu kosong untuk bernafas.
Belakangan, gue merasa hidup gue berprogress ketika gue sudah nggak pernah kehabisan kaos kaki meskipun kaos kaki gue cuma 5. Gue juga nggak pernah pakai kaos kaki yang berbeda. Gue nggak pernah menangis kalau tugas nggak selesai. Gue sudah kerja keras. Gue perlu menyadari bahwa waktu adalah resource. Kalau tugas nggak selesai, yang perlu terus diupgrade adalah prosesnya. Kalau sudah mengerjakan semuanya dan tetap belum selesai, berarti memang bebannya yang terlalu banyak.
Gue sudah paham bahwa kerja itu memang harusnya 40 jam per minggu. Tidak mudah termakan gaslight orang lain. Tetap aware bahwa gue sangat mungkin punya kekurangan. Demikian juga dengan orang lain :")
Menulis ini untuk mendokumentasikan jika kelak gue harus melewati peristiwa besar lagi dan gue lupa bahwa untuk hidup dengan baik memang butuh usaha panjang banget. Jangan sampai gue patah semangat untuk menjalani hidup.
Terimakasih Dea yang sudah minum vitamin sama supplemen zat besi rutin, makan makanan bergizi, bikin jadwal tidur, nyari macam-macam teh, berolahraga, mencari teman, mengejar cita-cita, ngoding, meneliti, dan menulis lagi. Semoga nanti bisa hidup dengan baik, penuh kasih sayang dari sekitar dan di lingkungan yang tenang.
Terimakasih buat keluarga yang mau jemput gue dari kampus ke rumah biar nggak capek tiap kali pulang. Terimakasih buat temen-temen yang sudah menyediakan "lab riset" sehingga gue bisa eksplore dunia storytelling lagi.
Mari menghargai diri dengan baik dan menemukan teman-teman yang baik juga.
108 notes · View notes
wedangrondehangat · 1 year
Text
Tumblr media
Saling Mendidik
Pernikahan itu sangat unik.
Sebelum menikah, saya seringkali melihat dalam rumah tangga orang lain bagaimana seorang suami mengatur istrinya, dari mulai penampilan hingga hal-hal detail dan kompleks lainnya. Ya, mungkin lebih tepatnya mendidik, bukan mengatur.
Pernah melihat status seorang teman bagaimana suaminya kerap mengingatkannya soal memakai kaos kaki jika keluar rumah.
Teman lainnya ada yang membuat caption bangga pada istrinya yang tetap menggunakan kaos kaki meski sedang berjalan menyusuri tepi pantai yang basah.
Saya kerap menunggu momen-momen itu terjadi dalam pernikahan saya. Namun, yang terjadi agaknya malah sebaliknya.
Saya kerap yang mengingatkan suami soal kaos kaki harus yang menutup lutut jika mau keluar futsal, kalau shalat usahakan jangan cuma kaosan, tapi pakai kemeja atau baju koko, dan lain-lain.
Suami saya juga sering sekali di pagi hari sebelum barangkat kerja bertanya, "hari ini aku pakai kemeja yg mana?" Atau ketika mau pergi kondangan, "aku pakai baju yang mana?" Atau saat mau ke mall, "aku kaosan aja atau kemeja?"
Kesannya tuh kenapa sih dia kayak manja? Kenapa jadi saya yang harus mikir? Kenapa dia nggak cari aja di gantungan baju yang sudah saya setrika? Kenapa saya terkesan jadi yang dominan? Kenapa harus saya atur pakaiannya, bukannya harusnya dia yang mengatur saya?
Maha baik Allah tahu bagaimana kepribadian saya, tahu bagaimana saya kurang nyaman jika diatur-atur. Maha Besar Allah mengatur pertemuan antara dua insan. Allah Maha Tahu segala-galanyalah atas segala tanya mengapa dua orang insan dipersatukan.
Rupanya dalam pernikahan ini justru saya yang terkesan banyak mengatur. Itu jika orang luar yang melihatnya. Padahal sejatinya hal itu terjadi karena suami saya mempercayakan sepenuhnya dan apa-apanya kepada saya.
Hingga suatu hari tante saya bercerita tentang perceraian temannya. Ini nyata. Mereka berpisah karena mungkin ini hal yang terdengar sepele; karena sang suami sangat mengatur istrinya, mulai dari model baju yang dipakai hingga kacamata yang hendak dibeli sang istri.
Tante saya menyarankan agar bertahan apalagi karena penyebabnya yang dinilai cukup sepele. Terlebih lagi sang istri tidak bekerja sementara mereka punya anak-anak yang masih sekolah. Namun, akhirnya keduanya berpisah.
Sang istri sempat ingin rujuk karena secara ekonomi jadi kekurangan, tetapi suaminya tak mau karena mungkin terlanjur sakit hati dan akhirnya menikah lagi dengan perempuan lain. Saking dendamnya sampai-sampai saat mengirimkan uang untuk anaknya harus didokumentasikan, ia tak ingin mantan istrinya memperoleh sepersenpun.
Pernikahan dan permasalahan di dalamnya itu unik. Bagaimana dari kerisihan karena suami yang sangat pengatur membuat sang istri menggunggat cerai meski akhirnya ingin rujuk namun akhirnya tetap berpisah.
"Beginilah mba kalau menikah. Tante aja nggak boleh potong rambut padahal udah gerah banget rambut panjang gini. Tapi om gak suka kalau tante potong yaudah nurut aja."
Tante juga bilang bahwa masih banyak permasalahan berat lainnya yang perlu kita hadapi dan kita pikirkan solusinya di zaman yang kian edan ini. Banyak masalah umat yang perlu diselesaikan. Kata tante, hal-hal remeh kayak gini mending udah dituruti aja deh kemauannya suami.
Meskipun memang nggak bisa menyamaratakan yang bagi kita sepele, bagi orang lain mungkin nggak sepele.
Hanya saja tante memilih untuk mengikuti apa yang suaminya inginkan tanpa meributkannya. Toh hanya perkara rambut, sepele bagi dirinya. Tante lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mengurus umat.
Kembali lagi dengan yang terjadi dalam pernikahan saya, patut banyak-banyak syukur bagaimana pun uniknya pernikahan kita sendiri.
Adapun saya haturkan terima kasih sepenuh hati kepada suami saya yang telah mempercayakan banyak hal pada saya; rumah, keuangan, masakan, pakaian, hingga keputusan-keputusan rumit dalam kehidupan. Ia selalu melibatkan saya dan semoga selalu demikian.
Sekali lagi, pernikahan itu unik. Mau suami ataupun istri, sama-sama bertugas mengingatkan. Suami memang perlu mendidik istrinya, tetapi ketika suami salah, istri perlu juga untuk mengingatkannya.
Kenali bagaimana ego pasangan kita, kenali cara terbaik menyampaikan maksud kita padanya, kenali cara berdiskusi yang ia sukai.
Suami ataupun istri sama-sama berperan saling mengingatkan dalam kebaikan sebagaimana tugas kita kepada sesama muslim.
Catatan ini terlebih dahulu saya tujukan kepada diri saya sendiri.
_
Masih di Jatinangor, 8 Juni 2023
275 notes · View notes
kayuhansepeda · 4 days
Text
Kamu lagi dimana sekarang (?)
Kepada teman hidupku, yang juga akan jadi teman surgaku, insyaAllah.
... Assalamu’alaikum.
Gimana kabarmu sekarang?
Kamu lagi dimana?
Apa yang terjadi dalam harimu kemarin?
Ujian apa yang sedang kamu hadapi?
Apakah kamu sudah merasakan momen-momen berharga di masa mudamu?
Apa pengalaman paling seru yang membuatmu lupa sejenak tentang patah hati atau krisis seperempat usia yang mungkin kamu alami?
Simpan jawabannya ya, untuk kita bicarakan saat bertemu. Karena, aku juga ingin berbagi punyaku.
Dan tentang kenakalan yang pernah kamu lakukan saat remaja atau di usia dua puluh tahun. Seberapa parahkah itu?
Semoga tidak menjerumuskan. Semoga hanya sekedar ibarat salah menaruh kaos kaki yang seharusnya dipakai di kaki, malah dipakai di tangan. Tanpa mengorbankan syariat-Nya. Na’udzubillah.
Sebab aku di sini juga telah berjuang, jadi aku berharap kamu tetap kuat di tengah dunia yang semakin kacau dan pilihan-pilihan varian kenakalan beserta toppingnya yang mungkin terlihat manis di awal, tapi sejatinya membuat penyesalan pahit di akhir.
Oiya, tentang kesedihan yang tidak kamu bagi itu sayang, ke mana kamu mengalihkan energimu? Apakah kamu berlari? Jalan-jalan? Atau mendengarkan lagu favorit yang membuat hatimu merasa dipahami? Atau mungkin tidur? Atau membuka surat cinta-Nya sambil terisak?
Bagaimana pun caramu menghadapi semua ini, aku berharap kamu bijak dalam memilih jalan, tetap teguh pada syariat-Nya, meski godaan di sekelilingmu mengajak berbelok. Aku berharap kamu kuat melawan arus.
Ketika kita akhirnya bertemu dan saling mengenal lebih dalam, aku minta maaf jika aku masih banyak kurangnya, dalam berbicara, memutuskan, memaafkan, atau menerima.
Teman surgaku, maukah kita saling bertemu saat semua urusan kita dengan-Nya sudah selesai? Juga dengan mimpi-mimpi kecilmu, agar menciptakan chemistry penuh berkah?
Jujur, berjalan sendiri itu tidak mudah, tapi kita harus tetap berusaha, kan? Demi-Nya, kan? Janji kan?
Jika masih ada mimpi yang ingin kamu kejar, jangan khawatir, aku siap menjadi teman penyemangatmu, karena aku tahu kamu juga akan melakukan hal yang sama untukku. Sebab ketika kamu menikahiku, itu berati menyatukan mimpi-mimpi kita.
Semoga Allah ridha, sampai saat kita bertemu dan saling menemani dalam ibadah terpanjang kita. Aamiin.
Ruang semesta, awal musim gugur 2024.
14 notes · View notes
ulvafdillah · 2 years
Text
Yang Diperlukan Adalah Konsisten
Agama ini tidak didesain hanya untuk memuaskan nafsu belajar kita. Sebab dibanding ilmu yang banyak di dalam kepala, sikap konsisten adalah yang utama.
Tidak ada yang lebih utama selain konsisten. Saat ilmu perihal agama ini telah memenuhi ruang-ruang di dalam kepala, pada akhirnya sikap kita terkait ilmu tersebut yang akan menentukan kualitas diri kita.
Karena rupanya benar, telah banyak yang paham mengenai kaki yang juga merupakan aurat bagi wanita. Namun untuk konsisten mengenakan kaos kaki saat bepergian keluar rumah, hanya sedikit yang bisa.
Telah banyak yang paham bahwa dalam pergaulan antara laki-laki dan perempuan, ada yang dikatakan bukan mahram. Tapi rupanya sedikit sekali yang bisa berlapang dada untuk meninggalkan campur baur sebuah lingkar pertemanan.
Telah banyak yang mengerti bahwa perempuan adalah fitnah terbesar bagi laki-laki. Tapi popularitas dan kesenangan duniawi, mengalahkan syariat yang telah ada sejak zaman Nabi.
Untuk itulah ilmu konsistensi lebih utama dari yang lain. Karena betapa banyak orang yang sudah belajar, namun akhirnya lepas pegangan karena kurang konsisten.
Karena tolok ukur dari ilmu yang kita pelajari adalah sikap yang senantiasa mengitari setelah mengetahui. Karena konsep dari berilmu sebelum beramal tidak semata-mata ada tanpa hikmah yang berarti.
Karena sungguh, ilmu ada untuk kemudian disempurnakan oleh amalan. Karena kita belajar bukan hanya untuk menjadi tahu, namun untuk mengamalkan hasil belajar itu di dalam kehidupan.
Lantas apakah benar sikap konsisten akan diperoleh dari ilmu yang diamalkan?
Tentu saja tidak!
Sikap konsisten lahir dari jalan-jalan panjang permohonan kepada-Nya. Permohonan untuk senantiasa diteguhkan dalam beramal sesuai perintah-Nya. Sikap konsisten lahir dari sikap pantang menyerah untuk terus berusaha dan mencoba.
Agama ini didesain untuk mengingatkan kita perihal besar-kecil sebuah amalan yang kita kerjakan - selama tidak menyimpang dari syariat yang diajarkan - maka segalanya akan terhitung pahala.
Termasuk mengenakan kaos kaki saat hendak keluar rumah. Atau menghindari pergaulan yang mengantarkan kita pada sesuatu yang sia-sia.
Agama ini memang tidak menjanjikan kepada kita perihal iman yang tidak akan kendur. Tapi agama ini selalu menyajikan solusi terkait masalah yang kita hadapi.
Termasuk masalah kesulitan istiqomah di jalan-jalan yang dulunya sudah pernah kita jejaki.
09:42 p.m || 07 November 2022
Source : @ulvafdillah
112 notes · View notes
galeritumbang · 5 months
Text
Tumblr media
Alhamdulillah, masyaa Allah, allahu akbar.. masih diberi kesempatan hidup. Bener² hari ini pertama kali ugal²an naik motor demi ngejar nonton filmnya The Architecture of Love.
Pengalaman pertama nonton film di bioskop sendirian, alhamdulillah terealisasikan. So happy! Ternyata tetap menyenangkan, meskipun sampingku tadi sepasang orang pacaran wkwk. Ditambah emang jadi tipe film yg aku suka dan semua soundtracknya enak bgt di telinga.
Bagi yg memiliki trauma akan masa lalu dan belum move on, film TAOL ini akan sangat relate. Temui River yg gemar datang dan pergi semaunya sendiri, dan Raia yg masih bersedia menerima dalam balutan kesempatan kedua, di bioskop yah! Worth to watch, sama sekali tidak membosankan. Selamat menikmati beragam buku dan gedung² bersejarah di New York✨
Ada beberapa bagian yg mengingatkanku dgn mantan kekasihku. Kalau tak keliru, sepertinya sempat ada buku yg berjudul Amba dgn cover berwarna merah. Kado kaos kaki dan kalimat dari abang River untuk Raia, "Kamu penulis yang bagus. Saya ngga mau kamu berhenti nulis".
Ah, dilihat dari sudut manapun ternyata aku memang belum benar² move on dari mantanku.
Jogja, 8 Mei 2024 | 23.57
2 notes · View notes
glyhndzkr · 10 months
Text
Gwencana Keram Yo Gwencana
Teeeeeet, langsung! pencet tombol record kamera bro! sampe lupa pencet record activity di hape wkwk. Alhasil berhenti dulu, mulai record huawei activity.
Oke, jadi berdasarkan hasil dari Marathon sebelumnya di Jogja, karena udah dapat 4 jam 2-3 menit, target borobudur hari ini ya sub 4 jam lah paling ngga.
Das des das des, dari posisi belakang udah kayak uji SIM motor tapi lebi licin lagi, mencari celah, berlari cepat, mencari celah, berlari cepat, ketemu pacer sub 5 jam, aih cupu bro skip, ketemu pacer sub 4, ehe ehm, ngga dulu. Sat set das des tiba tiba dah ketemunya sama pelari kaos singletan sama kaos komunitasan semua. Kaos merag bormar udah langka, emang beda garis depan vibesnya, anjay wkwk.
Masih km awal, hawanya masih seger, keringetnya masih dikit, wajahnya masi tampan rupawan, senyumnya masih sumringah, fotografernya masih banyak, cocok banget, cuma kurangnya satu, barisannya masi rame, fotonya mo gamau ya siap ketutupan sama yang lain, sial bro. Akhirnya, sengaja lari agak pinggiran kiri sama jaga jarak depan belakang, hehe, tapi tetep aja, karena outfitnya kurang nyentrik, fotografernya mager. Mending gw foto yang eyecatching aja dibanding cuma mas mas bangga.. bangga siapa? yg gajelas itu. wkwkw ilustrasi aja itu.
Wah asli tapi km km awal tu kek waaaaaah, satttt setttt dasss desss, slepet lewat sana lewat sini, sambil sok nyemangatin lagi, ayo mas, mangat mas, anjay emang bole sekeren itu bang aowkwowoo. Buset emang, mana tiap foto gaya lagi, seeet buseeeet wkwkwk emang bole yak wkwk, bole aja si, yang penting ga pake acara keram keram an apalagi jatoh.
Daripada tambah terlihat jumawa, mending bahas race nya aja.
Pertama kali mulai, langsung disuguhi sama pemandangan candi borobudur yang ga sempet liat wkwkwk karena terlalu fokus mengejar baris depan, anjay, baris depan aja ku kejar apalagi masa dep.., ehem lanjut. Muter Borobudur sekitar 1 km an, samsek ngga kerasa. Di luar langsung disambut fotografer yang jejer jejer tiap lampu jalanan ada aja satu wkwk, gatau tuh gimana motonya, padahal barisan masi rame bet. Agak jauhan dikit mulai nih serunya. Warga sekitar plus anak anak sekolahan mau tk sd smp sma, beuh jos asik bat. Walau ga yang kasi penampilan keren keren gitu yak, tapi barengnya mereka buat kasi semangat tuh, beuh, kaya oli bro, top one!
Ayo semangat ayo semangat, ada juga yang dandan sambil tari nyetel musik, main drum dsb, jadi manusia silver, asal rame2an doang, bahkan ada yang mungkin gurunya yak, ikut dandan, buset asik bet ni bapak bapak wkwk perasaan dulu sekolah sd gurunya gitu gituu aja. Selain itu, ada juga yang ikutan kasih buah buahan, duren, semangka, rambutan, melon, pisang, udah dipotong potong semua lah jelas, gamungkin masih bunder ser. Bagi bagi wedangan juga ada wkwk ni lama lama, kalo w nikmatin semua, kaga kelar lari nih fix wkwk. Dan luar biasanya, kaya gitu adaaa terus sampe km km akhir. Salut w sama warga Borobudur dan sekitarnya. Oiya sama jangan lupa ada yang ramah mau kasih pinjem toilet buat BAB, yu da real mvp pak, mbah. Walau tiba tiba w keram si di dalem, pas mau siap siap, aaakh!
Lanjut update kondisi lari Pemuda Sukoharjo.
Intinya tiap 2,5 km di setengah perjalanan awal, bakalan ada water station yang kasih ion sama mineral water, juga ada fruit station sama medic dan mck. Dan kalo lewat, sebenere jangan sampai sok iye ga ngambil, minimal air putih lah ambil, atau ion buat maintenance elektrolit. Seperti saya. Tapi buat bormar ni agak beda sama pas Jogmar, bormar mau coba gonta ganti water-ion-water-ion, pas jogmar ion-ion-ion-ion sampe bosen wkwk. Sampai Half Marathon kelar, masih aman bgt, cuma emang udah mulai pengen ke belakang si, tp ga semua water station ada MCK nya, jadi yah, beberapa kali, oh oke yang di depan aja gapapa, eh yang didepan gaada, sial.
Sampe akhirnya, ah wes ra tahan ki, pak ngapunten boleh pinjam kamar mandinya sebentar? mau buang air, besar. Oh monggo monggo mas pinarak. Matur nuwun sanget pak.
Baru mau nyopot sepatu, mak tenggggg, wets wets wets, tahan dulu brader musculus kempolikus dan telapak kakikus ku yang luar biasa, sabar sabar, take a deep breath, hembuskan, take a deeo breath, hembuskan, yes you can do it brah. Aman. Lanjut ke kamar mandi dan aduh. Ya mau gimana lagi yak, masa mau berdiri biar kakinya ga nekuk. Pelannn pelannn, pelannn tekuk dan turunnn, des, mak tte.., gajadi, fiuh aman. Tapi karena gaada gantungan baju, dan terpaksa menjepit bawaan lain pake pundak (karena kebetulan juga pundaknya sekarang ini masi kosong tida ada yang bersandar), eh lha kok malah nglunjak ni pundak ikutan maaaak, tenggg, wkwkwk sialan. Untung belum sampek keram, sempet obah posisi dulu.
Itu tadi di sekitar km 22 23. Habis kelar mampir rumah warga, awalnya masih bisa lah ni lari lari, tapi gak lama, mak teng lagi, jalan bentar, lari kecil lagi, mak teng di spot kaki yang lain, jalan lagi, dst. Kayak gituuu teruss sampek kelar. Cuma bedanta6pas udah under 10 km terakhir, larinya baru 20 langkah paling, tenggg, kumat lagi, jalan lagi, mau lari eh ketemu tanjakan turunan, gajadi lari. Makin deket akhir onsetnya kumatnya makin cepet wkwk. Akhirnya yang awalnya sekilo 5 menit, jadi 12 menit wkwk. Baru sekali ni ngerasain terlanjur mak teng mak teng sejak km 22an, padahal perjalanan masi 18+ km. Mana cuacanya tambah akhir tambah panas lagi, kena mental sedikit bro wkwk.
Apalagi ditambah, loh kok ketok e mas mbak iki mau neng mburiku adoh saiki kok nyalip :) ayo mas semangat, hehe, ayo mas dikit lagi, hehe, sial wkwk. Fix salah strategi ki, ngebut neng ngarep. Keselip neng mburi, kayak hidup, yang di depan sekarang sekarang bukan berarti tetap di depan pas akhir. Cuma ya emang seringnya yang udah di depan di awal, ya depan juga di akhir, wes terimo wae nek emg kowe salah lyh.
Tapi bak ditengah penderitaan padang pasir, oase akan selalu hadir, menyegarkan sebentar, Leeh, ebuset sopo iki wkwkwk kupet bakno, fatih yf bakno, fikri, gibran, dan fatih ndut, njay, full support broh. Suwunn nann brohhh. tenan.
Tapi tapi tapi lagi sejak onsetnya makin cepet, yamg awlanya kalo ngelewati adek adek, ngerekam, sekarang, udah ga ngerekam lagi, tapi masih coba lari kecil. Gimana ga mau lari kecil, adek adeknya nyemangati terus e wkwk, mana serius lagi, jadi gaenak. Lari kecil kecil, pas udah lewat adeknya, jalan lagi, dan tentu, mak teng lagi. wesssewesss. Baru pas udah akhir banget, mau adek adek, mbak mbak, mas mas, bapak bapak, ibu ibu, sak apik2e semangat e, boooodo amat, capek bro!
Baru, kalau akang footgrafer, "mas mas itu bendera di punggungnya kibarin mas" wah mau bagaimana lagi ya kan? to infiniti and beyy... aw keram.
Tumblr media
Sampai pada puncaknya,
Secapek apapun anda, yang namanya di titik darah penghabisan, pasti "ayoo sitik menehh, pushh tu de limit!". Tak terkecuali pemuda Sukoharjo. Ayok lehh, 300 metet akhir poko e kudu mlayu ya, Oke.
Lagek mulai mlayu meneh, garis finish e rung ketok, tapi wong wongane wes rame, ayokk masss dikitt lagii, kae lo finish e wes ketok, sitik ngkas, semangat kaaaak! waah indahnya kata kata toxic positivity ini sodara, sampai tiba tiba,
Eh lohe lohe, kok kaki kanan kaku ngene, heh loheh, tak hentak hentak neng aspal, tak, tak, tak, loheh iseh kaku, tak hentak agak tinggian dikit ah. Pas lagi ngangkat, tiba tiba, yang kiri ikutan, bangke wkwkwk. Tak tertolong, seketika kanan kiri keram broh, jempalik ke belakang, duer wkwk. aaaakh, tulung tulung wkwk. Alhamdulillah e ada yang bisa nolong, di tarik kempol e, tenggg, wak laraaa wkwk tapi mau bagaimana lagi? wkwkwk kanan kiri, agak mendingan, ditanya, mau dibopong pa mau coba sendiri, sendiri dulu aja mas, oke, bisa berdiri? bisa mas. Baru mau berdiri, karena kakinya ketekuk lagi, makkk tengggg! aaaakh ceblok meneh, stretching meneh. Dan akhirnya, dibantu angkat lagi biar ga nekuk, dan lanjut lari kecil pelan pelan.
Ayo kak dikit lagi, sitik meneh mass, kae lo mas wes ketok finish e, isoh mas yo isoh, bisa ayo kakk. Entah kenapa jadi lebih ga toxic aja rasanya habis itu wkwk. Sangat berterima kasih kepada segenap manusia yang menyemangati dan menolong karena akhirnya dalam waktu kurang lebih 5 jam 19 menit, FM Borobudur Marathon, kelar. Dan congrats dokter Aiman dan Pak Nihri virgin FM nya, Gwencana yo gwencana wkwk.
Tumblr media
2 notes · View notes
cetaklabelbajubandung · 11 months
Text
WHATSAPP 0857-3173-0007 Cetak Label Ciparay Bandung
Tumblr media
"0857-3173-0007 (WA) Tag Baju Ciparay Bandung , Label Kertas Ciparay Bandung, Label Bedge Ciparay Bandung, Label Baju Ciparay Bandung, Label Kaos Ciparay Bandung, Label Merk Ciparay Bandung, Jasa Pembuatan Label Ciparay Bandung Willova Label adalah penyedia berbagai macam label bagi para pelaku usaha, mulai dari usaha kecil, menengah hingga yang sudah memiliki brand besar.Produk kami antara lain digunakan untuk:Label TopiLabel Baju / PakaianLabel SarungLabel SongkokLabel JaketBedge SekolahLabel Hijab / Jilbab / KerudungLabel Size / NamaLabel Kaos DistroLabel Tas / SepatuWillova Label melayani pemesanan berbagai jenis label, diantaranya:Label SatinLabel Woven DamaskLabel IvoryLabel TaffetaLabel PlatLabel PiterbanLabel Hangtag / KertasLabel KulitLabel AkrilikLabel Katun / Baby Terry ALAMAT WILLOVA LABELNganjuk:Jl. Mastrip 52 Kertosono, Nganjuk - Jawa Timur 64315Jogja:Sleman, Daerah Istimewa YogyakartaSurabaya:RT.008/RW.02 Ngagel Jaya Selatan, Baratajaya, Kec. Gubeng, Kota SBY, Jawa Timur 60284 WEBSITEhttps://willova.com/labelKONTAK KAMI0857-3173-0007 (WA Official)Diupload Oleh : Senzawati #TagBajuCiparayBandung #LabelKertasCiparayBandung #LabelBedgeCiparayBandung #LabelBajuCiparayBandung #LabelKaosCiparayBandung #LabelMerkCiparayBandung #JasaPembuatanLabelCiparayBandung"
2 notes · View notes
thebeeandhishoney · 2 years
Text
Kalau aku jadi astronot, kamu mau oleh-oleh apa?
Di langit sana kayaknya enggak ada toko souvenir kayak yang sering kita lihat kalau ke Yogya atau Bali. Di langit sana sepi. Kalaupun makhluk luar angkasa (yang kerennya disebut extraterrestrial) memang ada dan bukan omong kosong belaka, aku sangsi mereka mau berjualan di sana. Jumlah manusia yang pergi ke luar angkasa setiap tahunnya terhitung jari. Belum lagi jika mereka menawar harga jadi setengah atau seperempat harga seharusnya. Rugi. Lagipula, apa yang bisa mereka jual? Gantungan kunci dari meteorit? Kaos bertuliskan ‘I ♥️ Luar Angkasa’? Makanan khas mereka yang kita lagi-lagi sangsi isinya apa? Halal atau tidak (kalau mereka mengerti konsep ini)?
Kebanyakan astronot akan pulang ke bumi dengan kondisi mental yang masih kaget dengan suasana planet. Berbulan-bulan mereka habiskan di satu tempat aneh di mana furnitur-furniturnya bisa berterbangan seperti debu jika tidak dipaku. Aku, pun, kalau jadi astronot bakal kaget bukan main. Di Bumi, semua hal menjadi lebih berat. Jalan dari satu tempat ke tempat lain yang tadinya bisa dilakukan dengan sedikit tenaga tiba-tiba membutuhkan niat dan tekad (karena berat).
Aku sempat bertanya-tanya, kira-kira oleh apa yang para astronot bawa untuk kekasihnya?
Foto luar angkasa di balik kartu pos mungkin cukup. Tapi cintaku lebih tebal lagi dibanding selembar kertas karton yang dipotong seukuran amplop itu.
Kalau aku jadi astronot, kamu mau oleh-oleh apa?
Aku bisa mencuri bintang-bintang yang jaraknya agak jauh dari planet kita. Asal kau sabar sedikit. Bintang-bintang itu aslinya panas. Kita harus menunggu beberapa saat setelah diangkat agar ia dingin dan bisa ku bungkus dengan plastic wrap dan aku kirim lewat ekspedisi. Nanti di atas paketnya aku tulis ‘bintang yang kalah saing sama kamu’.
Bulan yang besar itu, bisa juga aku curi diam-diam kalau kamu mau. Aku bisa menunggu saat sepi. Saat tidak lagi ada manusia kesepian yang masih bangun di kala semua orang terlelap untuk menceritakan keluh kesah mereka terhadap bulan. Lagipula, aku ragu bulan pernah mendengar. Ia cuma sebongkah batu raksasa yang bisa bersinar dengan memantulkan cahaya matahari. Bulan sejatinya biasa-biasa saja. Mungkin kalau aku curi bulan, pun, tak banyak yang sadar setelahnya. Sesuatu yang medioker kalau hilang tak berarti apa-apa bagi dunia. Mungkin kalau aku curi bulan aku akan sedikit kasihan pada para gelandangan dan pohon-pohon beringin yang tidurnya beralaskan tanah dan beratapkan langit. Bagi mereka bulan seperti lampu 35 watt.
Jadi, sudah memutuskan belum, mau oleh-oleh apa jika aku jadi astronot?
Aku beri bulan saja, ya? Ya? Oke?
Aku ambil sepotong agar gelandangan dan pohon beringin tidak kehilangan bohlam lampunya, dan kamu masih dapat sebongkah besar untuk disimpan di kamar. Win-win solution, bukan? Bulan itu, walau lebih kecil dari yang bisa aku ambil kalau aku egois, bersinar bukan main kalau kamu gantung di langit-langit kamarmu. Ada matahari yang hidup setiap hari di sana. Setiap kamu menatap langit-langit maka sepotong bulan itu akan tersenyum ke arahmu. Cahayanya bakal selalu terang selama ada kamu.
Sebelum aku kantongi dari langit nanti aku bakal berbisik pada bulan (yang besar): aku titip Nakula Khai, ya. Bisa, kan, terus ada di sana kalau aku tidak ada? Kalau aku tidak lagi bisa menemani? Mau, kan, untuk terus mendengar cerita yang ia simpan sendirian? Siap untuk selalu hadir di sana setiap ia menangis dan tak bilang siapa-siapa? Aku yakin bulan pasti setuju. Bulan yang baik untuk seseorang yang disayang.
9 notes · View notes
nuritawa · 2 years
Text
Anak Koin (Episode 1)
Matahari mulai berada di ketinggian ujung kepala, tapi kenyataannya tak ada satu orang pun yang mau menyerah pada pertandingan ini. Semua melangkah tanpa ragu, berlinang keringat sampai didada pun tidak pernah dirasa walau harus berpeluh berkali-kali.
Diujung dermaga anak-anak berseragam menggelatakkan tas, sepatu, dan seragam ditempat biasa. Bukan ditempat nyaman dan bersih, melainkan diujung aspal yang mereka anggap aman. Lagi pula siapa juga yang mau mengambil baju lusuh itu. Yang ada orang-orang akan berinisiatif memindahkan ke tong sampah. Karena pemandangan ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu, tentu saja tindakan itu tidak yang pernah dilakukan siapapun—sekalipun itu petugas pelabuhan.
Serentak mereka hanya menggunakan celana kolor menenggelamkan diri menuju badan kapal. Tidak ada srmburat lelah ataupun kepedihan, mereka tertawa begitu riang seolah dunia sedang mengajak mereka bermain dalam nasib yang tidak pernah mereka pinta.
Satu, dua, mungkin sampai lima mereka berhambur menyebarkan diri. Berenang tanpa pelampung mereka saling menenggelamkan kepala masing-masing sambil terkekeh bahagia. Oh, dunia ini indah bagi mereka yang menikmati penuh dengan rasa syukur.
Sedang satu anak diujung warung beratap payung pelangi itu masih berdiri tak bergeming menghabiskan es teh dalam kantong plastik. Dia menikmati kesejukan air es sebelum akhirnya memilih berlari dengan tangan masih pontang panting menghabiskan isinya.
"Amaaaarrr.. Ganti dulu bajumu!" seorang ibu paruh baya berdiri melihat anak lelakinya menghamburkan diri menuju dermaga.
"Nanti saja bu, besok sudah ganti seragam," amar setengah teriak tapi memilih tetap berlari.
Isi air esnya sudah habis menyisakan bongkahan kecil es batu. Kemudian pandangan Amar beralih ke ujung kakinya yang masih terbungkus sepatu, kemudian menyadari kalau ia salah mengambil keputusan. Lari kembali ia menuju warung payung pelangi.
"Ibu bawa sandal?" Amar terengah-engah.
"Sopo hang ngongkon sandale ditingal?" (re:bahasa using, siapa yang nyuruh sandalnya ditinggal?)
"Aku pikir pasti ibu bawain." Amar terlalu bahagia dengan sepatu barunya, ia melupakan sadal jepit yang biasa ia kantongi didalam tas.
Tanpa mengatakan apapun, Amar melepas sepatu dan menggulung kaos kaki dibawa meja jualan Ibunya. Ia sadar sepatu itu harus tetap utuh sampai lulus sekolah. Sampai dua atau tiga tahun mendatang. Itu kenapa ia meminta ukuran yang lebih besar, antisipasi jika kakinya akan bertumbuh lebih cepat sedang ibunya belum tentu bisa membelikan sepatu baru.
"Bu, ini nanti dibawa pulang, ya, kalau Amar pulang sore." Ia menutup sepatu itu dengan kantong kresek bersih, mengingat bagaimana Bu Laila memanggilnya sewaktu upacara seminggu yang lalu. Ujung bibir Amar membentuk sudut begitu tipis, rasa bahagianya masih lekat didalam dada.
Tanpa berpamitan, Amar berlari menenggelamkan diri. Berseru riang dengan kawan lainnya. Ia tidak bisa mengingat dengan pasti kapan ia memulai aktivitas ini. Mengejar uang lima ratus perak sambil berebut ditengah laut. Satu sama lain akan saling berkejaran didalam air. Menenggelamkan kepala dengan menggerakan kaki sekuat tenaga. Satu persatu saat koin itu melayang, dan mereka selalu mendapatkan cerita untuk dibawa pulang. Sedang orang-orang diatas kapal akan mendapatkan kepuasaan karena memberikan kebahagian. Setelah mendapatkan koin mereka akan tertawa karena berhasil memenangkan pertandingan. Meskipun antar satu sama lain saling bersaing, semua itu tidak pernah merusak persahabatan anak koin ini. Yang ada pertengkaran mereka hanya disebabkan karena merasa kalah jika berenang kurang lama.
Tangan kecil itu tidak pernah menengadah, mereka berdiri karena kebahagiaan. Kalau dikira-kira apa yang dilakukan Amar, Anin, Tain, Dito, Rahman, dan yang lain pula tidak jauh seperti menunjukan seni pertunjukan macam mengamen, atau mungkin menari dengan pakaian badut.
Satu-satu kapal melintasi selat bali, pergi dari ujung pulau Jawa kemudian datang kembali dari Bali. Entah dari kedatangan ataupun keberangkatan, rata-rata atraksi anak koin adalah cerita yang menyenangkan.
Berjam-jam berenang saku amar sudah terasa berat, itu artinya koin yang ia dapatkan hari ini sudah cukup untuk membeli apapun yang ia inginkan. Semua yang beredam segera mengayuhkan kaki menuju tepi dermaga. Mereka masih tertawa menceritakan ekspresi orang-orang yang memberikan koin diatas kapal. Anak-anak ini hanya merasa terheran bagaimana orang dewasa begitu antusias dengan aktivitas yang mereka lakukan. Padahal apa yang mereka kerjakan tidak berarti apa-apa untuk membuat kehidupan orang berubah.
Tetapi disisi lain, para pengguna kapal sedang beradu banyak cerita didalam kepala. Sedang saat itu ketika melihat anak koin berenang membuat bayangan yang ada didalam kepalanya teralih dalam beberapa menit.
"Sesuk aku nak tuku es krim aice sing ndek warung ngarep sekolahan." Seru Anin, satu-satunya anak perempuan berdarah Jawa yang tersesat dalam pertemanan ini. (Re: jawa, besok aku mau beli es krim Aice di warung depan sekolah.)
"Tiap hari es krim terus, Nin!" Rahman menjawab kesal.
"Yang beda rasanya, lah. Tadi kan sudah rasa melok, besok pengen nyoba rasa mangga." Serga Anin penuh antusias.
Suara mereka terdengar samar, selagi mereka berdebat, Amar sedang tenggelam dengan pikirannya sendiri. Selama menjadi anak koin ia tidak pernah menggunakan uangnya buat jajan berlebihan. Ia tidak tahu untuk apa uang itu saat ia berusaha dengan tertib memasukan didalam leher ayam tanah liat
Kata Bu Laila jika hemat bisa jadi pangkal kaya, mungkin Amar ingin menjadi kaya saja. Tapi ia tidak tahu kapan menjadi kaya itu akan terjadi dalam hidupnya.
Matahari hampir kembali kebatas cakrawala, Amar makin bergegas pulang. Payung pelangi milik ibunya sudah tergulung rapi, itu tandanya semua orang sudah bergegas pulang.
Suara tahrim berkumandang lebih cepat membuat amar semakin was-was. Kenyataan pertama yang akan ia hadapi adalam mendapat dampratan sapu lidi di depan pintu, kedua dia harus segera berlari ke sungai agar bisa datang tepat waktu ke surau Pak Haji Gus Ali.
Setalah berjalan hampir sepuluh menit, mereka berhasil memasuki gang rumah masing-masing. Anak kecil itu berlarian tanpa di instruksi menyadari kepulangan yang terlalu sore ini bisa membawa huru-hara disetiap rumah.
"Habis isya aku kerumah mu!" Seru Tain melambaikan tangan kepada Dito sebelum belok kanan. Satu persatu saling menyahut ingin ikut pula ke rumah Dito. Selain untuk melihat kucing kakak Dito yang puluhan ekor itu, ini juga modus agar mereka mendapatkan jawaban PR tanpa perlu berpikir lebih keras. Maklum diantara kelima anak koin ini cuma Dito yang bisa diandalkan soal mengerjakan tugas.
Tapi tidak dengan Amar, ia hanya terdiam tidak mengatakan apapun dan lari begitu cepat.
Setiba didepan pintu Amar tidak menemukan siapapun, ia sudah mengira jika Ibunya sedang berdiri bak pasukan TNI sambil membawa senjata. Karena merasa takut terlambat ke surau, ia bergegas mengambil timba sabun dan handuk. Bukan menuju kali, tapi ia memilih berbelok ke sumur tetangga. Ini bukan waktunya untuk berenang lagi.
"Budhe, ikut mandi ya!" Amar menarik tali penimba air. Badan sekecil itu harus berkutat dengan cerita hidup yang keras. Meskipun tubunya tidak terlalu besar, beruntungnya timba berisi air itu tidak menarik tubuhnya yang kurus.
Sambil menyiramkan air diseluruh tubuh, Amar berpikir kemana orang-orang pergi. Apakah Ibu juga pergi ke surau? Ah, mana mungkin. Ibu senangnya sholat dirumah. Bagaimana dengan Mba Indah? Masa iya Mba Indah belum juga pulang sekolah? aku termenung tetapi terus melakukan aktivitas ku.
12 notes · View notes
kbanews · 1 year
Text
Relawan Bagi-bagi Kaos Bergambar Anies di Kompleks Pertamina Bengkalis
JAKARTA | KBA – Mendekati masa kampanye pemilihan presiden 2024, Relawan Sobat Anies Riau Kabupaten Bengkalis mendekati masyarakat untuk meningkatkan sosialisasi dan pengenalan Bacapres Anies Baswedan dengan cara membagikan kaos bergambar Anies Baswedan kepada masyarakat di Kabupaten kaya minyak itu. Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Sobat Anies Putih Bengkalis Sulaiman menyatakan hal itu kepada…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
permenkopi · 2 years
Text
Keputusan untuk memasukkan anakku ke dalam Kelompok Bermain (PAUD) bukanlah keputusan yang tidak dipikirkan matang-matang. Ada banyak pertimbangan dan persyaratan sebelum akhirnya aku memutuskan untuk mendaftarkan ke sekolahnya saat ini.
Anak cukup mandiri untuk melakukan kegiatan dasar, seperti masalah makan, pakai baju, pakai sepatu, pakai kaos kaki. Alhamdulillah sejak usia satu tahun, anakku sudah terbiasa makan sendiri, bahkan saat ini sudah bisa pakai baju dan memasang kancing sendiri. Sekarang, sebelum berangkat sekolah, ia akan menyiapkan bekalnya sendiri, memasukkan kue dan botol minumannya ke dalam tasnya, sarapan sendiri tanpa minta disuapin, ganti seragam sendiri, memakai kaos kaki dan sepatunya sendiri. Ia lakukan semua secara mandiri, sehingga ibunya juga bisa siap-siap tanpa kerepotan.
Lulus toilet training. Walaupun toilet trainingnya baru dimulai usia 2 tahun, yang mana itu termasuk telat bagiku, Alhamdulillah saat ini pampers hanya dipakai jika ia sedang tidur malam/saat bepergian yang cukup jauh (secepatnya mau pakai training pants aja, biar nggak produksi sampah pampers). Jadi Emir ke sekolah tanpa harus memakai pampers.
Dapat berkomunikasi dua arah. Bagiku ini penting untuk kelancaran sosialisasinya di sekolah. Anak dapat berbicara dengan lancar dan tidak memiliki kesulitan dalam mengungkapkan keinginan, pendapat, ataupun menjawab pertanyaan. Selain itu, anak juga mampu menerima dan memahami perkataan orang lain, apalagi saat di sekolah yang akan berkomunikasi dengan anak adalah guru dan teman-temannya, atau bisa dibilang orang lain yang asing dengan anak kita. Kita saja kadang kesulitan dalam menangkap maksud anak, apalagi orang lain bukan? Karena itulah, kemampuan berkomunikasi ini cukup penting agar bisa 'nyambung' antara anak dengan gurunya, pun sebaliknya.
Anak memiliki keinginan untuk bersekolah. Ini penting, dan merupakan awal mula atau point awal saat aku dan suami akhirnya memutuskan untuk memasukkan anak ke sekolah. Perasaan anak tentang bersekolah ini menjadi penting, karena yang akan menjalani kegiatan ini adalah anak, bukan orang tua. Jadi kalau dibilang memasukkan anak ke sekolah hanya karena orang tuanya ingin anaknya pintar, itu kurang tepat ya menurutku. Kalau orang tuanya yang pingin, ya bisa-bisa nanti malah orang tuanya yang sekolah, bukan anaknya. Anak hanya masuk sekolah karena disuruh, tapi jiwanya nggak ikut. Orang tua yang melakukan kegiatan sekolah seperti menyiapkan segala perlengkapan, mengikuti segala informasi di sekolah, mengerjakan tugas sekolah, dan lain sebagainya tanpa ada ikut andil dari sang anak. Memang kalau masih dalam tahap Kelompok bermain, atau bahkan TK dan SD, anak masih banyak membutuhkan bantuan orang tua dalam kegiatan sekolahnya, tetapi siapakah yang menjadi pemegang kendalinya? Anak atau orang tuanya? Selama anak yang masih memegang kendali dan orang tua sifatnya hanya membantu dan mengarahkan, tentu tidak menjadi masalah. Karena anak masih akan mendapatkan manfaat dari bersekolah. Tapi jika hanya raganya yang bersekolah dan orang tua yang memegang kendali, maka bisa-bisa anak tidak mendapatkan manfaat dari bersekolah.
Umur yang cukup. sebenarnya anakku mulai minta sekolah di usia belum genap tiga tahun. tetapi kita cuma anggap angin lalu karena menurut kami, usianya masih terlalu dini. Setelah lewat ulang tahunnya yang ketiga dan ia masih punya keinginan untuk sekolah, akhirnya saya dan suami mulai cari-cari sekolah yang cocok. Cocok kurikulumnya dan tentu saja cocok uangnya. ternyata mencari sekolah yang cocok keduanya merupakan hal yang sulit, akhirnya kita memutuskan memilih sekolah berdasarkan jarak tempuh dari rumah ke sekolah. Tentu saja dengan pertimbangan lainnya seperti, agar anak mengenal lingkungan sekitar rumahnya, kemudahan antar jemput bagi orang tua yang akan menungguinya di sekolah, biaya sekolah, dan lain-lain.
Alasan dan kebutuhan anak untuk bersekolah. Sebenarnya aku bukan tipe orang tua yang ingin anaknya cepat-cepat sekolah. Tetapi melihat anakku memang butuh sebuah sarana untuk bersosialisai, akhirnya ya disekolahin juga. Kebutuhan ini muncul karena saat di rumah, ia hanya bisa bermain dengan orang tuanya. anak menjadi bosan sehingga muncul rasa ingin bermain dengan teman sebaya. Selain itu, aku dan suami juga sering 'sunding' tentang asyiknya sekolah. Kami sering bercerita tentang sekolah kepada anak saat kami bepergian dan melewati sekolah, membacakan buku cerita dengan tema sekolah, mengenalkan anak tentang atribut sekolah seperti seragam, tas, sepatu, dan lainnya, sehingga anak memiliki konsep dan image yang menyenangkan tentang sekolah. Sebenarnya 'sounding' tentang sekolah ini, niatnya kami pakai agar anak mengenal konsep sekolah sehingga saat usia TK, anak bisa masuk sekolah tanpa banyak drama. Ternyata malah anaknya suka dan ingin cepat-cepat sekolah.
7 notes · View notes
selongsongpeluru · 2 years
Text
SPONTAN; UHUYYY
Tulisan di bawah ini mengandung pengalaman saya bertemu dengan idola saya, Vincent Ryan Rompies dan Deddy Mahendra Desta.
BAB I PENDAHULUAN
Dari hari saya membeli tiket Saysmantra sekitar Oktober lalu, saya sudah deg-degan akan bertemu vindes. Dan inilah puncaknya.
Perjalanan saya dari Solo ke Semarang diiringi dengan lagu yang saya yakin sebagian besar orang tahu lagu ini. JKT48 Heavy Rotation berdendang di telinga saya lewat headset berwarna merah muda. Entah mengapa hari itu perasaan saya sangat terwakili lewat lirik lagu tersebut.
Oh senangnya miliki perasaan ini ku sangat merasa beruntung~~
Di sepanjang perjalanan tak henti-hentinya ujung bibir kiri dan kanan saya membuat lengkungan.
BAB III PERJUMPAAN
Hari-H [17.12.2022]
Sedari empat jam sebelum penampilan #vakingsyit berkaraoke. Saya sudah berdiri di depan panggung, tapi sayangnya posisi saya berada agak jauh dari panggung. Walaupun begitu, arah pandang mata lumayan jelas melihat apa yang ada di atas panggung. Syukurnya, malam itu hujan tak ada rencana menguyur kota Semarang. Langit gelap namun juga cerah. “semesta merestui”, begitu kata orang-orang. Tunggu punya tunggu, tibalah giliran mereka untuk tampil. Saat itu, tangan saya sudah dingin, hati deg-degan, mual, yah ciri-ciri biasanya kalau saya sedang berdebar. Setelah proses siap-siap yang cukup lama, keluarlah mereka dari belakang panggung.penonton sudah pada teriak-teriak menyerukan nama mereka. Di detik pertama kemunculan mereka, hati langsung mak deg mak tratap. “Dua sosok pria dewasa di atas panggung itu, sosok yang sama seperti di lockscreen ponsel saya??”. Seketika, langsung starstruck di tempat saya.
Om Vincent dengan stylenya yang keren memakai kaos hitam dengan dilapisi jaket bercorak leopard dan sepatunya pun tidak mau kalah, leopard juga. Agaknya beliau memang sedang tergila-gila dengan leopard. Ah tapi malah saya yang tergila-gila dengan beliau. Om-om keren satu ini, pembawaannya sungguh menawan dan tak heran penampilannya from head to toe selalu on point dan tampak uapik pol. Bahkan, beliau sekadar memakai celana pendek dan kaos polos pun akan tetap tampak menarik, saya berani jamin.
Pak Desta tidak mau kalah, dengan baju ala-ala baseball berwarna biru tua berhasil membuat beliau terlihat lebih muda dari umur sebenarnya. Ditambah nomor punggung “15” di belakang baju tersebut, yang kemungkinan melambangkan tanggal lahir beliau, 15 Maret 1977. Bagi saya, wajah beliau amat sangat tidak membosankan, serius. Kalau masalah style tidak usah diragukan lagi, mereka tahu cara meracik penampilan yang padu dan tentu saja sedap dipandang.
Kemuculan mereka spontan (uhuyy) membuat saya berdecak kagum. Kok iso yo enek uwong guanteng pol ngene ki. Penampakan mereka seribu kali lebih bening dibandingkan ketika saya menonton mereka di youtube dengan resolusi 1080p sekalipun. Ya tidak heran, karena bagaimanapun mata manusia memiliki resolusi paling tinggi. Mereka ada, nyata, di depan mata. Mulai saat itu, saya iri dengan orang-orang yang bisa bertemu dengan mereka setiap hari.
Seperti biasa mereka mulai menyapa para penonton. Pak Desta menyapa kami dengan bahasa Jawa, “Piye kabare?”, “Wes mangan durung?”. Sebagai warga tetangga kota kelahiran Pak Desta, saya senang walaupun beliau sudah lama tinggal di Jakarta beliau tidak lupa akan bahasa ibunya. Setiap nonton Tonight Show dan bintang tamunya asal Jawa, lalu ngobrol dengan Pak Desta dengan bahasa Jawa pun saya senang sekali. Terharu.
Setelah tek-tok an dengan penonton, mulailah terdengar intro sebuah lagu yang mengawali kegiatan karaoke kita pada malam yang cerah itu. Naif Air dan Api mulai mengudara. Para penonton dengan suara seadanya pun sangat bersemangat bernyanyi bersama. Maksudku, kapan lagi kau bisa bernyanyi dengan idolamu?
Karaoke berlanjut, dari satu lagu ke lagu lain. Sekitar sebelas lagu berhasil kita nyanyikan bersama. Di tengah-tengah karaoke tetiba ponsel saya error saat saya gunakan untuk mengabadikan momen. Agaknya ponsel saya pun grogi dan salting apabila harus merekam kharisma vindes full selama 60 menit penampilan mereka. Hanya sedikit momen yang berhasil saya rekam. Ya sudahlah, mata dan hati saya saja yang mengambil alih. Kapan lagi melihat idola secara langsung, kalau rekaman di youtube mah ada banyak.
Dari sebelas lagu yang diputar saat itu, sembilan diantaranya saya tahu dan bisa bernyanyi bersama. Lagu andalan dan mungkin ini yang ditunggu-tunggu para vivin dedes adalah lagu milik Oasis yang berjudul Don’t Look Back in Anger, yang kalua menurut saya lagu tersebut lebih cocok dengan judul So Sally Can Wait. Entah mengapa lagu ini seakan memiliki daya magis bagi pertemuan kami. Suara kami bertemu, beradu, lalu melahirkan harmonisasi yang indah. Kami bernyanyi bersama, pada tempat dan waktu serta udara yang sama. Sulit dipercaya.
Namun, saya kecewa mengapa lagu Coldplay tidak masuk playlist padahal sudah siap sekali bernyanyi Viva La Vida. Lagu andalan yang entah sudah berapa kali mereka mainkan chord gitarnya, Sweet Child O’ Mine-nya Guns n Roses juga tidak ada di sana. Terakhir, yang membuat saya benar-benar sedih, kecewa, dan murka adalah kenapa perjumpaan ini harus berakhir. Secepat ini. I’ve missed them already since the first second they left the stage.
BAB III SEMOGA JUMPA DI LAIN WAKTU
Malam itu Om Es mengatakan bahwa ini merupakan penampilan terakhir dari Vakingsyit ft Vindes. Karena selepas ini, mereka akan bubar. Sedikit tidak percaya, saya pikir itu hanya guyonan belaka. Namun, apabila itu benar betapa beruntungnya saya berkesempatan bertemu dan bernyanyi bersama mereka untuk pertama dan (semoga tidak) terakhir kalinya. Sedih pastilah, karena kalau bukan karena Vakingsyit alasan apalagi yang bisa membuat saya bertemu mereka? Tapi ini bukan yang terakhir. Semoga.
Saya percaya, pasti suatu saat nanti kami dapat bertemu lagi. Aamiin.
Tidak apa, saya ahli dalam hal menunggu.
Thanks to God,
Thanks to Saysmantra, Oom Leo, Om Betmen, and
Thanks to VINDES.
Dan terima kasih juga karena sudah meninggalkan jejak berupa suara serak ini. Nice to meet you. Sampai jumpa di liga yang lain.
3 notes · View notes
sagarmatha13 · 2 years
Text
30 Days Writing Challenge
Day 20, your celebrity crush
Siapapun mungkin punya role model dalam hidupnya, entah itu menjadikan seseorang sebagai panutannya ataupun mengidolakan seseorang itu karena dia punya wajah tampan ataupun cantik, ataupun senang dengan karya karyanya.
Berbicara celebrity crush mungkin bagi saya pribadi sampai dengan saat ini belum merasakan baagaimana rasanya mengagumi secara lebih orang orang seperti selebriti, ada yang saya suka dari berbagai karyanya tapi tidak secara personaliti nya juga, susah memang bagi saya menjadikan saya pribadi sebagai fans nya mereka.
Dulu mungkin saya sempat suka sama band KOIL, ya memang kebetulan karena kerjaan saya jadinya bisa lebih mengenal mereka, nonton konser konsernya, nonton launching albumnya juga, tanpa disengaja karena memang waktu itu dimudahkan bisa nonton mereka. Tanpa dipungkiri saya juga mengkoleksi beberapa kaos koil, punya kemeja yang sama ketika mereka manggung, belum lagi stickernya yang memang punya banyak sekali waktu itu, sampai sampai sisa sticker dimainin sama anak sendiri hahaha.
jaman jaman itu mungkin saya sempat kagum liat mereka karena kostum yang mereka pakai saat manggung bisa dibilang keren, dan kebetulan beberapa personil mereka punya distro yang pada jaman itu sangat terkenal, ya akhrinya saya pun merasa keren ketika punya baju baju dari produk mereka, bahkan saya ingin sekali punya rambut seperti pemain basistnya hehe pernah saya coba potong rambut model seperti dia, tapi lagi lagi karena tekstur rambutnya beda hasil akhirnya pun juga beda hahaha
Beberapa tahun kemudian akhirnya kekaguman saya berpindah, karena hobi baru pada waktu itu saya suka kegiatan outdoor akhirnya saya mengenal sosok Abah Iwan Abdulrachman, beliau adalah musisi, pencipta lagu sekaligus senior di salah satu organisasi pecinta alam yang sudah lama berdiri, mungkin bagi orang yang seangkatan bapak saya atau yang suka dengan musik balada dan musik ber pilosofi pasti mengenal beliau. Beberapa kali saya menonton penampilannya sungguh sangat sederhana, ciri khas beliau sebelum menyanyikan satu lagu pasti beliau bercerita tentang bagaimana lagu tersebut dibuat, atapun ketika di tengah tengah lagu beliau selalu bercerita, bercerita pengalaman tentang membuat lagu tersebut, dengan layar disampingnya dan isinya adalah foto foto yang berkaitan dengan lagu yang dinyanyikannya sungguh sangat berisi, itu yang akhirnya ternyata bisa membuat saya terkagum ketika melihat beliau dan mendengarkan karya karyanya, sosok yang humble selalu tersenyum ketika disapa bahkan pertama kali saya bersalaman dengan beliau pun, beliau sendiri yang bertanya atau mengajak ngbrol kepada saya seolah olah kita sudah saling kenal.
Sehat sehat abah, sudah lama tidak nonton beliau bernyanyi lagi, ingin rasanya ketika beliau manggung saya ingin mengajak istri saya @lamyaasfaraini untuk nonton bersama.
Ya mungkin itu sedikit pengalaman merasakan your celebrity crush, meskipun berbeda dari orang orang yang mengagumi K-pop hahaha
4 notes · View notes
hayizena · 2 years
Text
Pejuang
Di tengah terik hari yang panasnya tak sanggup kubayangkan, para pria bertopi daun lontar menyandarkan perahu kecil di tepian. Sengaja, perahu itu dibuat karam dengan bantuan jangkar berkarat dan tali tambang yang permukaannya sudah sangat kasar. Sejak saat itu berjalanlah mereka menjauhi perahu itu, menenggelamkan tubuh kecuali kepala yang sudah lusuh.
Dalam ketenangan angin pantai di puncaknya siang, mereka menceburkan tangan dan seluruh tubuhnya ke dasar air. Kulitnya terpanggang. Dengan penuh kerelaan, pasir laut yang kasar dibiarkan tersangkut pada kuku mereka yang tak terawat demi seember kecil penghidupan atau segenggam besar harapan untuk dibawa pulang. Kaki yang menekuk tak lekas tumbang oleh pegal. Tangan yang sudah diolesi keyakinan sejak bertahun-tahun lalu menggerayangi apa saja di dasar sana; udang kecil atau ikan yang terdampar di tepian. Bagi mereka sekali menyentuh lautan pantang untuk pulang tanpa hasil buruan.
Kaos panjang dan topi daun lontar tentu masih bisa meloloskan sengat mentari. Topi yang diameternya tak lebih dari roda sepeda itu hanya bisa menghalau silau agar mata itu tak perlu memicing lagi. Kedua benda itu jadi tameng utama di arena pertempuran. Tanpanya, sulit ku bayangkan bagaimana bisa kepala berisi ribuan angan itu bertahan. Ku rasa tak hanya kepulan asap yang membumbung dari kepalanya namun juga nyawa yang ikut terbawa ke udara.
Jika kau bertanya apa saja hasil yang mereka bawa? Mari ku tunjukkan sebuah meja di bilik sebuah kedai. Siang itu, di sanalah aku menulis tentang mereka. Sepiring makanan laut dipadukan dengan nasi hangat dan sambal yang menggugah selera berasal dari tangan mereka.
Nanti, ketika mereka telah keluar dari air dengan kulit tangan dan kaki berkerut, ditukarnya mahluk-mahluk laut itu dengan lembar rupiah. Pemilik kedai menanti dengan wajah cerah karena harganya lebih murah. Wajah legam nelayan itu terlihat sumringah. Terbayang olehnya betapa senangnya orang-orang di rumahnya karena lembaran rupiah di telapak tangannya. Ia tak sabar berbaring di ranjang kayu sederhana yang menyambutnya ramah.
Hari itu, satu pertempuran sudah selesai. Besok pertempuran lainnya akan kembali dimulai. Bagiku pertempuran itu tak pernah usai. Selalu, di mana sana, bukan hanya di lautan, pertempuran itu tersebar ke setiap sudut kehidupan. Menjadikan kita layak disebut sebagai manusia yang harus terus berjuang.
.
hayizena, Minggu 1 Januari 2023
5 notes · View notes
glyhndzkr · 10 months
Text
Keram 18 Km? Siapa Takut? Ya, Saya
wkwk oke, waktunya bercerita kisah keram 18 km seorang pemuda asal Sukoharjo di event lebarannya maraton Indonesia. Borobudur Marathon.
Tumblr media
Singkat cerita, kita flashback dulu dari keberangkatan. Hari Sabtu, habis dzuhur tet, naik apa? yak benar, motor, biar hemat. Panas? apa itu? buah? salahh ee salahh, nanas. Berdua, dengan fotografer pribadi, Fatih Ndut. Perjalanan ke Magelang via Kopeng. Sampai di penginapan (baca : rumah bude nya teman) sekitar bada ashar. Langsung lanjut ambil Racepack di Artos, Armada Town Square, one and only Mall in Magelang.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Kalo mau dibandingin sama Mangkunegaran Run, ini sih 1000 kali lebih jos. Baru masuk, gapake ngantri langsung ambil. Dan disambut gapura sok neon neon dan futuristik. Ditambah ada nama yang bisa muncul di layar, auto foto lah jelas. Boothnya ngga ada yang terlalu menarik, karena mahal semua. Paling ya cuma foto di beberapa spot aja, sama ikut ngeramein corat coret. Agak kecewa ga ketemu artis, cuma ketemu Mas Aiman aja, uhuk, hiks.
Kelar dari racepack, jelas lah, H-1 raceday, apalagi marathon, wajib carbo loading. Kamu ga punya duit? jangan santai, karena minimal tetep harus punya lah wkwk, walau dikit. Duitmu dikit? santai, ada Geprek Mantul, ayam boleh satu, tapi jangan sampai nasi cuma satu (centong) juga, karena apa? karena ambil sendiri. Yak benar, sefruit tips carbo loading bagi yang, ehem, punya keinginan yang cukup besar di masa depan kan ya, sehingga menunda pengeluaran berlebih hari ini (baca : duitnya dikit) kunjungilah warung nasi sepuasnya terdekat.
Kelar makan balik ke penginapan (baca : rumah budenya temen), langsung apa? yoi, langsung buka racepack, ambil baju racenya, pake buat tidur semalaman, biar 'adaptasi' dululah ya kan? (baca : seneng dapat baju baru). Dan jangan lupa, mandatory foto, gear race esok hari, ditata, difoto flat dari atas. cekrek. turu.
Tumblr media
Bangun jam 2.30 WIB, adus, sumringah, makan pisang, minum air putih, macak ganteng, sikatan, biar nyaman mlayune, apik fotone. Berangkat naik motor lagi, sampai di kawasan borobudur, ebuset, emang bole semacet ini. Dalam hati mbatin, ni mesti ketar ketir yang naik mobil, auto pemanasan dari dalem. wkwk. Parkir di warung deket loket masuknya borobudur.
Sampe sono pas banget adzan subuh, langsung cari toilet. (baja kalimat setelah ini pake iklan klinik Tong Fang) Awalnya saya agak kebelet, tapi setelah saya meihat antriannya, perut saya membaik seketika wah! terima kasih antrian. Dan apalah guna menyegerakan hajat ketika kamu punya Yang Maha Kuasa Atas Segala, termasuk rasa mules di perut, so mari lanjut ke Musholla terdekat, mendekat diri dan mengadukan rasa dan antrian ini kepadaNya.
Tumblr media Tumblr media
Sholat berjamaah, kelar solat nitipin barang bawaan sama siap siap ke startline. Ga pake pemanasan, cuma pake baju celana sepatu leg sleeve jam tangan sama semangat. Jangan ditiru, hanya dilakukan oleh profesional segelintir orang tolol.
Menunggu race, seperti biasa, kita screening gear manusia manusia masokis yang mau lari 42k. 910? ortus? apa itu gaes? minimal sepatu tuh New Balance lahh. Nike Adidas Hoka Asics Puma udah kayak sandal di masjid. Tapi nih kalo jumatan, fix pergi pulang beda semua sih alas kakinya. Baju bola? kaos oblong? cuih, minimal kaos tu singlet ada tanda garis tiga, nb, centang, atau macan lompat lah, kalo masi pake lambang klub bola, mundur dulu selangkah. Kamu gapake kacamata? gapake visor? mending tambah lagi mundurnya selangkah. leg sleeve kamu bukan 2XU? dah gausa dikasi tau, selangkah lagi ya bang. Lari olahraga paling murah? pfft, situ lari apa latian dikejar habis maling? aowkwowk
ya kira kira gitu lah penampilan sebagian rangorang wkwkwk.
Dan tibalah 05.00 am 19 November 2023, bendera dikibarkan, terompet ditiupkan, penyiksaan 42 km + dirasakan. gwencana yo gwencana. Duh kedawan, lanjut part 2
Tumblr media Tumblr media
3 notes · View notes