#Atlet Buruh
Explore tagged Tumblr posts
Text
FSP RTMM T2 Juarai Cabang Bulutangkis POB Kabupaten Tangerang
KAB. TANGERANG – FSP RTMM T2 menjadi juara cabang Bulutangkis pada Pekan Olahraga Buruh (POB) Kabupaten Tangerang. FSP RTMM T2 berhasil menekuk KSPSI 1973 di laga final Bulutangkis yang digelar di Lapangan Ardes Arena, Kecamatan Tigaraksa. Pertandingan ini merupakan turnamen bulutangkis ganda yang digelar dengan sistem gugur dan penentuan pertandingan berdasarkan undian. Sebanyak 18 serikat…
View On WordPress
#Atlet Buruh#Bulu Tangkis Buruh#FSP RTMM T2 Jadi Juara Bulu Tangkis#FSP RTMM T2 Jadi Juara Bulu Tangkis Kabupaten Tangerang#May Day 2024#may day Banten
0 notes
Text
Petinju Muslim Inggris Peraih Medali Emas Olimpiade Tokyo Disambut Bak Pahlawan
KONTENISLAM.COM - Kontingen Inggris Raya pulang dari Olimpiade Tokyo 2020 dengan total 65 medali, 22 di antaranya emas, penampilan terbaik keempat yang pernah diraih tim Inggris. Menyamai jumlah medali yang diperoleh di Olimpiade 2012 di London. Salah satu medali emas dipersembahkan oleh petinju muslim Inggris, Galal Yafai. Mantan buruh pabrik berusia 28 tahun dari Birmingham itu meraih medali emas tinju Olimpiade Tokyo 2020 kelas terbang pria, mengalahkan wakil Filipina, Carlo Paalam, pada final Sabtu 7 Agustus 2021. Saat Galal Yafai balik ke Inggris, satu rombongan besar melakukan perjalanan dari Birmingham menyambut sang juara. Galal Yafai tiba di Bandara Heathrow London disambut oleh rekan dan keluarganya di bandara bak pahlawan. Sambutan semakin meriah ketika kerabat dan anggota klub tinjunya meneriakkan namanya dan menggendongnya di bahu mereka. Saudara-saudaranya, yang merupakan petinju profesional dan juara, termasuk di antara mereka yang menyambutnya pulang. Galal berasal dari keluarga petinju, dengan kakak laki-laki Kal dan Gamal yang sukses di jajaran profesional setelah memulai sebagai amatir. Muslim Inggris berdarah Yaman itu berkata: “Ini sedikit mengejutkan, jelas semua orang menyambutku dan atlet lainnya, melihat ibu saya dan saudara-saudara saya, semua teman saya, senang bisa disambut kembali.” “Orang-orang ini ada untuk saya ketika saya bukan juara Olimpiade dan mereka ada untuk saya sekarang,” tambah Yafai. Tim Inggris Raya pulang dengan total 65 medali, 22 di antaranya emas, penampilan terbaik keempat yang pernah diraih tim Inggris. Sang Ratu memuji para atlet dan memuji “keterampilan, tekad, dan kerja keras” Tim Inggris Raya. Dia berkata: “Saya menyampaikan harapan terbaik saya kepada semua orang yang telah berperan dalam pencapaian luar biasa ini.”
youtube
from Konten Islam https://ift.tt/37Hjdjn via IFTTT source https://www.ayojalanterus.com/2021/08/petinju-muslim-inggris-peraih-medali.html
0 notes
Text
0 notes
Text
Sebuah Prinsip (3), Keberhargaan
Berharga.
Dihargai.
Sulit mencari manusia yang benar-benar ikhlas, apalagi sekarang ini. Bagaimanapun, hampir semua manusia menginginkan apresiasi. Paling tidak, manusia ingin apa yang dilakukannya tidak dicemooh orang lain, dan kalau bisa, justru didukung dan diberi berbagai masukan, tanpa merasa dihina dan direndahkan. Terkadang saya merenungkan betapa ikhlasnya Nabi berdakwah, tak peduli ditolak dan dihina. Bahkan, keluarganya pun urung beriman kepadanya, kecuali sebagian kecil. Saya sendiri, direndahkan sedikit saja oleh orang lain, langsung tersinggung. Betapa sulitnya untuk menghindari “mutung”.
Tapi bukan Nabi yang ingin saya jadikan topik utama.
Sering saya lihat, adanya pengelompokan dalam kehidupan ini. Ada golongan petani, ada golongan buruh, ada akademisi, ada seniman, ada atlet, ada karyawan, ada eksekutif, legislatif, dan masih banyak lagi. Pengelompokan pengelompokan tersebut bukan hanya dalam penyebutan, tapi juga dalam perlakuan. Orang akan memandang beda antara guru dan petani. Antara tentara dan dokter. Dan lain sebagainya.
Tak hanya ketika kita sudah berusia di atas 25, bahkan pengelompokan seperti itu mungkin sudah kita rasakan sejak kita masih bersekolah. Coba kita lihat dan ingat, bagaimana perbedaan perlakuan yang sering diterima oleh siswa yang dianggap “pandai” dan mereka yang dianggap “kurang pandai”. Tak semua guru membedakan, tapi saya sendiri terkadang agak risih dengan guru yang memandang siswa “pandai” berlebihan, seakan mereka selalu belajar dan menurut pada perintah guru, sedang mereka yang “kurang pandai” sering dianggap pembuat onar, yang tak pernah belajar dan tak disiplin.
Tentu pandangan masing masing orang berbeda, dan baik guru maupun siswa tak bisa disalahkan secara sepihak. Lalu, seperti apakah seharusnya kita bersikap ?
Dalam pendapat pribadi saya, setiap orang memiliki kelebihannya masing masing. Tinggal bagaimana lingkungannya memandang kelebihannya tersebut. Orang yang tak pandai matematika bisa jadi pandai bermain bola. Dalam lingkungan mereka yang menghargai matematikawan sebagai orang pandai, tentu akan menganggap orang tadi bodoh dan pemalas, karena dalam hidupnya yang sekian tahun, dia tak bisa matematika. Akan tetapi, begitu dia masuk ke lingkungan para pemain bola, bisa jadi semuanya berbeda. Para pemain bola akan menyukainya, mungkin karena dia pandai mengumpan, selalu memberi umpan yang strategis, atau menjadi kartu as dan mencetak gol di saat saat kritis.
Begitupun jika orang itu pandai matematika tapi tak bisa bermain bola. Bagaimanapun, kesempatannya untuk meraih prestasi dalam sepakbola akan kecil, dan bisa jadi dia akan disalahkan karena kesalahannya mengoper bola membuat lawan mencetak gol penentu di sebuah laga final.
Dan karena manusia bermacam macam, lingkungan yang kita tempati akan sangat berpengaruh terhadap apresiasi yang kita terima. Hal tersebut lah yang kiranya membuat siswa yang rajin dan pandai lebih dihargai di sekolah, karena umumnya sekolah menghargai nilai “jujur, tekun, hasil yang baik” dan nilai nilai lainnya. Itu pulalah yang kiranya membuat Nabi ditolak di Mekah pada awal dakwah beliau, karena masyarakat Mekah menghargai prinsip “nenek moyang selalu benar, berhala itu keramat” dan lain sebagainya.
Lalu, kalau manusia berbeda beda pendapatnya, manakah yang terbaik ? Karena manusia itu setara semuanya, tentu pendapat manusia tak dapat sepenuhnya jadi pegangan, karena mereka nisbi, relatif. Lalu, pendapat manakah yang mutlak ? Tidak lain tidak bukan adalah pendapat Tuhan -kalau dalam kepercayaan teisme tentunya. Kalau dalam ateisme kita mungkin menjumpai kemajemukan tadi diberi solusi dengan suara mayoritas, demokrasi yang pada dasarnya masih banyak celahnya-. Maka dari itulah, para ilmuwan di luar sana, yang dihormati penemuannya, tak lantas masuk surga, jika mereka tak mengikuti Tuhan. Begitupun para pahlawan perang yang dielu elukan, tak lantas masuk surga karena banyaknya pemuja mereka. Kiranya hal ini juga berlaku bagi para tokoh zaman kini, baik politisi, artis, atlet, dsb.
Tuhan dan perintahnya lah yang penting. Karena itulah sebaik baik hartawan adalah yang beriman, yang dengan imannya dia berderma. Sebaik baik seniman jugalah yang beriman, yang dengan imannya dia berekspresi, membuat orang lain merasakan indahnya iman melalui karyanya. Dan seterusnya.
Demikian, prinsip keberhargaan.
3 notes
·
View notes
Text
Refleksi Dirgahayu 17 Provinsi Banten
sesungguhnya aku tidak pernah jatuh cinta. sungguhpun tidak! bahkan bisa dibilang saya menyimpan perasaan tidak suka yang besar. saya, dulu, anti sekali kalau disebut sebagai orang Banten. Banten itu dalam kepala saya, adalah Serang dan segala kehidupannya yang alay dan kurang sejahtera. saya tidak ingin dianggap seperti itu.
Namun hari ini, saya menulis tentang banten dan permasalahannya, saya merasa sangat emosional, entah mengapa. selama 20 tahun saya hidup di Banten dan bersekolah di Banten, saya ternyata buta oleh keadaan superfisial di lingkungan saya. hidup di kota yang notabene-nya dekat dengan Ibukota sehingga pembangunannya pun sangat massif dan terakselerasi. sekolah di sebuah tempat yang mengisolasi saya dari lingkungan Banten yang sesungguhnya, sehingga saya berkesimpulan bahwa orang memiliki taraf hidup yang sama.
tapi saya benar-benar terpelatuk ketika akhirnya saya mengikuti program pengabdian masyarakat yang membuat saya terbangun. bahwa selama ini saya hidup dalam sebuah ilusi. bahwa permasalahan itu nyata dan benar adanya.
selama ini, saya hanya mendengar berita tentang korupnya pejabat di Banten ketika saya harus tanda tangan uang atlet sebesar Rp.150.000 namun kami hanya mendapatkannya sebesar Rp.100.000. selama ini saya hanya tahu dinasti Atut memimpin dengan cara yang zolim. Selama ini saya hanya tahu bahwa truk-truk pasir itu mengeruk tanpa bertanggung jawab kepada masyarakat sekitar dan merusak jalan. selama ini saya hanya tahu bahwa warga sekitar sekolah saya bekerja menjadi buruh cuci karena tingkat pendidikan yang tidak baik.
saya tidak menyadari bahwa korupsi itulah yang membuat semua ini nyata dan ada. saya tidak menyadari bahwa Banten itu sangat kaya dengan sumber daya alam dengan masih banyaknya hutan yang dimiliki. saya tidak menyadari bahwa selama ini saya hidup dalam tempurung kemewahan sekolah saya.
tiba-tiba saya emosional sendiri. saya selalu ingin menangis ketika melakukan perjalanan ke Pandeglang. Saya selalu menahan amarah melihat orang berdesak-desakan dalam kereta ekonomi yang panas untuk ke Jakarta mencari pekerjaan yang lebih baik (walau sekadar menjual hasil kebun atau menjadi buruh kasar) karena saya tahu mereka bangun sangat pagi dan pulang sangat larut untuk melakukan semua hal tersebut. saya selalu merasa tertampar melihat ibu-ibu renta naik kereta hanya sekadar menjual snack tradisional ke Jakarta. saya selalu nyeri melihat anak umur belasan yang jadi pembantu di Jakarta datang dari Banten karena sudah tidak punya biaya untuk sekolah. Saya selalu tertegun mendengar anak umur belasan harus menikah karena tidak memiliki finansial yang cukup. saya selalu ngilu melihat orang Baduy datang ke Jakarta untuk menjual madu hutannya. Saya selalu merasa kesal melihat orang yang masih melakukan buang air besar sembarangan
Dan dinasti pemerintahan tersebut bermewah-mewah dengan nyata!
saya tidak habis pikir, bagaimana bisa ada manusia setega itu? jujur saja, saya sangat malas berinteraksi dengan masyarakat Banten Non Tangerang dan Tangerang Selatan karena saya selalu menganggap mereka masyarakat kelas dua. karena bercandaan mereka yang tidak lucu. karena sikap mereka yang membuat saya sering kali tidak nyaman, dengan perilaku norak mereka.
sungguh sampai sekarang pun saya belum benar-benar mendapat kenyamanan berinteraksi dengan mereka. Saya tidak pernah bilang saya jatuh cinta sehingga saya ingin berbuat. Saya tidak merasa bertanggung jawab atas semua permasalahan sosial ini. namun saya merasa sedih saya merasa berdosa, hidup di tanah Banten tapi saya tidak dapat berbuat untuk tempat yang tanahnya saya jadikan sumber nutrisi tubuh.
Banten, merupakan salah satu provinsi terdekat dari ibukota. Banten merupakan salah satu daerah yang memiliki sumber daya hutan yang masih banyak. Banten merupakan daerah yang memiliki daya tarik pariwisata yang menggoda. Banten dimekarkan dari Jawa Barat agar ia dapat menciptakan kemandiriannya.
namun diusianya yang hampir 17 tahun, kali ini. Apa yang sudah terjadi? perbaikan apa yang sudah benar-benar terjadi? di bulan mei tahun ini BPK memberika opini wajar tanpa pengecualian untuk pengelolaan keuangan provinsi Banten. bukannya meragukan kredibilitas BPK, namun saya merasa bahwa semua opini tersebut tidaklah berguna, ketika pada tataran masyarakat tidak benar-beanr dirasakan dampaknya.
Banten oh Banten, sampai kapan kau akan seperti ini terus? dinasti tersebut akhirnya lengser, namun kau pun tetap masih seperti ini. Banten oh Banten.
1 note
·
View note
Text
Ada-ada Saja Ibu Menteriku Ini
Susi Pudjiastuti yang ditunjuk oleh Presiden Jokowi sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, saat ini sudah dipuncak ketenarannya. Banyak wartawan yang memburunya. Jika disejajarkan dengan artis ibukota, beliau saat ini bisa menandingi ketenaran artis semacam Dian Sastrowardoyo.
Susi Pudjiastuti, nama yang sudah umum dan cukup pasaran digunakan. Sekian tahun ini saya pernah mempunyai beberapa teman yang bernama Susi. Cukup aneh jika ada seseorang di Indonesia tidak mempunyai teman bernama Susi, apalah itu hanya Susi Sriputu, Susi Srikaya, Dwi Susi Ambarwati, Susi Susanti, atau Susi Similikiti sekalipun. Saya pernah tertawa terpingkal-pingkal ketika Tukul Arwana, presenter acara [Bukan] Empat Mata sering menyebut nama Susi Simlikiti dengan kehumornya yang kacau. Si Susi “Similikiti” sendiri adalah istri dari Tukul. Seharusnya, sosok Susi Pudjiastuti bisa melambungkan Indonesia seperti si Susi “Susanti” mantan atlet bulutangkis.
Susi Pudjiastuti yang ditunjuk oleh Presiden Jokowi sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, saat ini sudah dipuncak ketenarannya. Banyak wartawan yang memburunya. Jika disejajarkan dengan artis ibukota, beliau saat ini bisa menandingi ketenaran artis semacam Dian Sastrowardoyo, yang baru-baru ini meluncurkan mini drama Ada Apa Dengan Cinta (AADC) yang sempat ngehits 12 Tahun lalu. Ketenaran Susi saya sinyalir karena reaksi netizen terhadap pernyataan yang disampaikan oleh haters Susi. Susi harus bersyukur mempunyai haters yang menganggapnya itu tidak pantas menjadi menteri, tidak pantas mengelola kelautan Indonesia. Merokok, bertato, dan tidak mempunyai ijazah SMA adalah sebab utamanya, saya tidak akan membicarakan hal tersebut di tulisan ini. Sebenarnya Susi Pudjiastuti adalah sosok yang hangat dan enak jika diajak nongkrong di warung kopi, itu saja.
Para haters Susi Pudjiastuti tentunya dari kalangan yang beragam, mulai dari kalangan ustad sampai profesor. Salah satunya adalah pakar ilmu kelautan dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Muslim Muin, Ph.D. Muslim menyatakan bahwa posisi-posisi menteri strategis yang terkait pengembangan kemaritiman dalam Kabinet Kerja Jokowi diisi oleh orang yang tidak tepat. Pengangkatan Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan misalnya, dinilai tidak tepat oleh Muslim. Susi memang sukses dalam mengembangkan industri pengolahan hasil laut serta transportasi antar-pulau. Namun, menurut Muslim itu tak cukup. Seolah-olah ingin menunjukkan dirinya lebih pintar dan tahu daripada Susi, Muslim pun mengeluarkan istilah-istilah di bidang teknologi kelautan, yang menurutnya belum tentu Susi mengetahuinya. Seperti teknologi kelautan, marine products economics, coastal processes, dan underwater technology.
Olokan sinis dari Muslim dibalas oleh menteri tamatan SMP itu dengan simpel dan lugu, “Dari ITB juga kan, kemarin dia bilang, Jokowi itu ngaco milih Susi. Sekarang saya tanya, yang ngaco Jokowi atau ITB? Karena saya pernah dapat penghargaan Ganesha dari ITB, atau jangan-jangan dua-duanya yang ngaco?” ucap Susi, disambut tawa para pengusaha.
Saya pernah sakit hati terhadap Susi si Menteri ini, karena mengetahui bahwa Susi yang tamatan SMP saja bisa menjadi menteri sedangkan saya yang masih harus mencari ijazah tinggi-tinggi hanya untuk menjadi buruh nantinya. Ya sudahlah jangan menghakimi Susi dengan pandangan satire seperti itu toh kualitas dan etos kerja itu tidak dapat dilihat dari hanya bagaimana secarik kertas ijazah tingginya dia berpendidikan, namun juga dilihat dari pengalaman dan mungkin bisa juga karismanya, agar motor mesin kepemimpinannya bisa berjalan dengan apa yang diharapkan.
Sepertinya pandangan satire yang saya rasakan diamini juga oleh Ignatius Ryan Tumiwa (48). Karena Pada Agustus 2014 lalu, Ignatius sempat membuat pengajuan uji materi Pasal 344 KUHP terhadap UUD 1945 kepada Mahkamah Konstitusi. Pasal 344 KUHP berisi ancaman hukuman penjara bagi mereka yang melakukan euthanesia (bunuh diri dengan bantuan orang lain). Alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintah (FISIP) Universitas Indonesia tahun 1998 ini lulusan S-2 Ilmu Administrasi, dengan IPK 3,32 tetapi sampai sekarang dia belum mempunyai pekerjaan yang sesuai dengan jenjang pendidikannya. Hal tersebut membuatnya stres tak ketolongan.
Ignatius mungkin adalah hasil dari perkembangbiakkan budaya “Sarjana Kertas”. Menurut Rhenald Kasali “Sarjana Kertas” adalah seorang sarjana yang mendewa-dewakan gelar kesarjanaan. Mendewakan ijazah dari perguruan tinggi terkenal sehingga rela menempuh segala cara, bahkan termasuk membeli ijazah untuk memperoleh gelar akademik itu. Pandangan bahwa ijazah adalah jaminan masa depan merupakan sebuah kekeliruan besar yang telah membudaya di Indonesia. Dasar, lagi-lagi Susi membuktikan kutipan dari ahli ini.
Oh ya baru-baru ini, Susi Pudjiastuti juga menuai kontroversi karena tutur bahasanya yang duo vokal, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Beberapa kata berbahasa Inggris salah dalam artikulasi pembacaannya. Ternyata kekeliruan berasal dari pihak media yang menuliskannya dengan keliru. Sebagai contoh pada wawancara di majalah Detik, soal keraguan beliau menerima tawaran menjadi menteri, takut memalukan presiden Jokowi, Susi berucap “Kalau di Susi Air, kadang-kadang kalau saya gemes, saya boleh teriak-teriak gitu, kan. Di sini, kadang gemes tapi I have to hold it. Tapi let’s see, I hope I never loose my tempered, but I do my best.” Kalimat langsung ini ada beberapa kesalahan tafsiran bahasa lisan ke bahasa tulisan yang seharusnya tertulis “I hope I never lose my temper”. Ibu Susi tetaplah menjadi Susi yang sebenar-benarnya, jangan mengalah pada orang-orang yang mengkritik bahasa gado-dado-lotek Ibu, karena menurut saya hal seperti itu merupakan esensi keindahan dalam kita berbahasa. Terpenting dari yang paling penting adalah tidak meniru bahasa alien bin Vickinisasi itu saja.
Arci Arfrian R.
Pertama kali terbit di ekspresionline.com
0 notes
Text
RE-RAIN
Hujan masih saja sama, sama seperti hujan sore kala itu, yang menyamarkan tangisku diantara rintik rintiknya,
“Harus berapa kali lagi aku bilang sama kamu, kamu ga bisa gini terus! Kamu harus jadi pribadi yang kuat dan punya prinsip Fa,” kata kata itu terus saja tengiang di benakku.
Tiba - tiba banyak hal terlintas di kepalaku, terlalu banyak bahkan hingga aku ingin lari dari semuanya dan memulai lembaran yang baru.
Kita ga pernah bisa memilih dari rahim seorang ibu mana yang akan melahirkan kita. Kita juga ga bisa memilih akan terlahir dalam kondisi seperti apa maupun bagaimana keadaan ekonomi keluarga kita.
Masing masing dari kita lahir dalam keadaan yang suci dan polos. Kita tumbuh dan berkembang dengan lingkungan serta budaya masing masing. Melewati fase demi fase kehidupan yang begitu berliku liku.
Pernahkah kamu merasa bahwa kadang apa yang kita lakukan salah, pernahkah kamu mempertanyakan dirimu sendiri tentang 24 jam yang kamu habisakan per harinya? Pernahkah kamu merasa ingin mengulangi waktu da kembali ke masa lalu untuk memperbaikinya?
Jika iya, Fa adalah salah satunya. Fa tidak pernah menyangka apa yang terjadi di hidupnya saat ini begitu membuatnya ingin kembali ke masa lalu dan mengulang semuanya.
Fa, seorang gadis pantai yang kehidupannya erat dengan laut dan pesisir. Sejak kecil ia berada di lingkungan yang amat sangat menyayanginya, ayahnya yang seorang buruh bekerja di luar negri dan hanya 2 tahun sekali ia pulang ke rumah, tapi ia sangat menyayangi Fa, putri kecil kebanggaanya. Ibu Fa adalah seorang wanita pekerja keras yang menggunakan 24 jam waktunya dengan memikirkan keluarganya.Kehidupan mereka jauh dari kata mewah tetapi tidak juga kekurangan. Semua di anggap cukup untuk sehari hari. Mereka adalah keluarga kecil sederhana yang bahagia.
Keluarga ini memiliki kebiasaan untuk mengobrol malam hari sambil menatap lagit dan di temani secangkir teh atau kopi serta aneka jajanan kecil yang sederhana. Ayah dan ibu Fa akan memanggil Fa keluar dan bercengkrama di bawah sinar rembulan malam hari. Bagian berbincang inilah yang paling Fa senangi, ia bisa bercerita semua pengalaman, keluh kesah dan semua perasaannya hari itu pada orang tuanya.Walaupun ayah Fa jarang dirumah tapi ia sesalu menelfon bila sesi malam itu dimulai.
“ayah lihat hari ini aku menang lomba lari di sekolah”
“anak ayah jagoan yahh sinih peluk ayah, ibu anak kita pinter lari nih calon atlet nasional kayaknya nih haha,”
“Fa gamau jadi atlet yah, Fa mau jadi astronot soalnya Fa setiap malam kita lihat langit Fa jadi suka langit bintang sama bulan yah “
“putri kecil ayah mau jadi astronot? hebat !! belajar yang pinter ya nak. biar bisa jadi astronot yang hebat”
“siap ya”
“ini ibu buatin pisang goreng buat astronot junior ibu .”
“wahhh ibu tau banget Fa lagi laper hehe”
“udah cepet dimakan ntar keburu dingin pisang gorengnya,”
setiap malam selalu penuh kehangatan diantara keluarga itu, Momen yang begitu indah dalam kenangan Fa.
Fa kecil selalu saja mengangis ketik Ayahnya akan berangkat kerja lagi., yang artinya merekatak akan bertemu selama 2 tahun dan hanya bisa berkonikasi lewat telepon. Fa kecil tak mau lepas dari gendongan sang ayah,ia menyukai bau parfum khas yang selalu ayahnya pakai. Hingga ayah harus menunggu Fa kecil tertidur lalu ia pergi dengan mengecup kening F.
“Bu, jaga putri kecil kita ya, :) Ia anak yang penuh mimpi, aku ga bisa bayangin bagaimana nanti, yang aku tau kita akan berusaha membahagiakan keluarga kecil kita ini, mendukung cita cita Fa, seenggaknya ia bisa keliling dunia dan bisa belajar lebih banyak tentang kehidupansaat ia besar nanti.Kamu hati hati di rumah, aku pamit pergi dulu.”
“iya, Fa, aku juga ingin ia bisa menjadi wanita yang tangguh, aku ingin ia bisa melihat bahwa dunia ini begitu luas, begitu banyakhal yang bsa ia pelajari. kamu juga hati hati kerjanya,jangan memaksaan dirimu, urusan rumah biar aku yang urus, yang penting kamu selamat dan bisa pulang kembali kesini dalam keadaaan sehat ”
Tahun demi tahun berlalu dengan cepat Fa kini sudah menjadi gadis remaja di penghujung masa sma-nya. Fa masih suka memnatap langit, melihat bintang dan bercerita kisah nya.Ia sealu punya mimpi ingin pergi keliling dunia lalu keliling angkasa.
Hingga suatu ketika hujan turun pada sore hari, hujan yang sangat lebat yang entah mengapa membuat semua orang enggan berangjak dari gedung maupun bangunan lain untuk berteduh.Tapi tidak dengan Fa, ia hendak pulang dari sekolahnya se segera mungkin. Hari ini adalah saat ayahnya akan pulang dari luar negri itulah mengapa ia sangat bahagia.Ia merindukan sesi bercerita dengan sang ayah sambil menatap langit, Fa ingin menceritakan mimpi-mimpinya. Ia ingin mengabarkan bahwa ia mendapat beasiswa belajar di negeri Jerman. Fa benar benar ingin menceritakannya pada ayah.
“hujan begitu lebat, tapi aku ingin segera pulang.Ayah hari ini pulang, pasti sangat menyenagkan”
Tanpa pikir panjang Fa langsung saja berlari menembus rintik rintik hujan yang deras memasahi semuanya. “aku hanya perlu cepat sampai rumah���pikirnya
Siapa yang menyangka hujan sore itu membuatnya menangis tiap ia mengingatnya.Bagaimana tidak tepat saat ia sampai dirumah ia mencari sosok ayah yang sangat dirindukannya. Tapi yang ditemukannya adalah berita kecelakaan pesawat yang dinaiki oleh ayahnya. Fa lari keluar mencari ibunya, ia mendapati sang ibu duduk menangis menatap derasnya hujan.
“ibu, ayah mana kok belum sampai rumah?”
“Fa, ayahmu pergi ke langit, kamu bilang suka langit kan? ayahmu disana biar kamu bisa lihat ayah terus”
Tangis Fa tak terbendung lagi ia menangis diantara derasnya hujan sore itu.
Fa begitu terpukul atas kematian ayahnya.
belum sempat ia bercerita mimpi-mimpinya pada ayah, belum sempat ia mengabarkan tentang beasiswa ke Jermannya. Fa terlalu terpukul dan berduka atas segalanya.
Seminggu setelahnya, ia berencana membatalkan beasiswanya ke Jerman. Fa ingin menemani ibunya, ia tak mau sang ibu sendirian untuk waktu yang lama, lagi pula Fa kini kehilangan mimpi. Fa menjadi diam, dan selalu saja memandangi langit berharap bahwa yang terjadi padanya hanylah mimpi. Setiap huajn turun Fa menangis teringat ayahnya.
Tentu saja ibu Fa menjadi sedih melihat putrinya begitu.
“Fa, sayangnya ibu, putri kebanggaannya ayah. Ayah pasti gamau liat Fa sedih terus kaya gini.”
“Fa udah gatau mau ngapain lagi bu, Fa kangen sama ayah,Fa pingin peluk ayah, Fa kangen bu,”tangis Fa pecah lagi.
“ Harus berapa kali lagi ibu bilang sama kamu Fa, kamu ga bisa gini terus! Kamu harus jadi pribadi yang kuat dan punya prinsip Fa, Hidup akan terus berlanjut, waktu ga akan nungguin kamu. Fa, kejar mimpimu nak, Buat ayah bangkga sama putrinya, Fa gamau ayah disana sedih kan”
“Ibu, Fa minta maaf ya, Fa egois, tapi bu Fa gamau pergi jauh dari ibu, Jerman itu jauh banget bu dari sini, nanti kalo ibu sendirian gimana? Fa ga tega juga bu,Fa tau juga Jerman itu pasti mahal, Fa hanya dapat beasiswa untuk sekolahnya saja. Fa takut bu. ”
“sinih, mendekat sama ibu, ayah dan ibu sudah jauh jauh hari mempersiapkan ini, jauh sebelum kamu masuk sekolah, Ayah dan ibu begitu bahagia putri kami memiliki mimpi yang begitu besar. Untuk itu jauh sebelumya ayah dan ibu sudah mempersiapkan tabungan ,dll untukmu nak. Jika kamu khawatir ibu sendiri, ibu malah sedih, kamu tau impian seorang ibu adalah melihat anaknya sukses bahagia dan bisa meraih mimpinya.Ibu bahagia Fa, itu cukup buat ibu, jadi kamu tk peru khawatirkan ibu.”
“ibu, Fa sayang sama ibu.”
“iya nak, ibu tau, ibu juga sayang sama Fa”
“Fa janji bu, Fa akan sukses dan bahagiain ibu.”
“Ibu bahagia kalau Fa juga bahagia, Ayah pasti juga begitu nak, kamu harus buat bangga ayah,ibu yakin Fa gadis yang luar biasa, Fa pasti kuat hadapin semua nya, jangan lupa berdoa selalu pada Allah. Disini Ibu akan selalu mendoakannmu nak”
Fa akhirnya memutuskan mengambil beasiswanya ke Jerman. Hal yang tadinya hanya mimpi bagi Fa. Siapa yang menyangka gadis pantai sepertinya akan pergi ke Jerman. Tapi begitulah hidup, tak ada yang pernah tau apa yang akan terjadi esok.
Bandara~
Untuk pertamakalinya Fa menginjakkan kakinya di bandara ia tengah bersiap untuk menunggu penerbangannya pada pukul 3 sore itu.
Hujan kembali turun sore itu, yang yah, Fa menitikkan air matanya sesaat, teringat pada ayahnya.Sambil menunggu pesawat Fa mengamati orang orang yang berlalu lalang di bandara. Begitu sibuk dan terburu buru orang berlallu lalang melewatinya, seiap orang punya tujuannya masing masing, entah akan pulang atau pergi, ke mana tempat yang mereka tuju. Fa menyadari sesuatu ia begitu terpukau dengan bandara entah mengapa ia merasa bandara adalah tempat yang paling membuatnya senang, ia menyadari bahwa hidup adalah pilihan, memilih pulang atau pergi, memilih tinggal atau berlalu, tempat orang berpisah dan bertemu, baginya semua terlihat begitu mempesona.
Dalam ke asikannya mengamati orang orang dan bandara tiba tiba ia merusik dengan suatu aroma yang sangat ia kenal. Aroma yang membuatnya begitu nyaman dan dekat. Yap! itu aroma yang sama persis dengan aroma ayahnya yang begitu khas dan dirindukan oleh Fa. tapi siapa pemilik aroma itu?
Ternyata tanpa Fa sadari seorang laki laki berumur sekitar awal 20 an duduk disebelahnya, laki laki itu memakai celana jeans hitam dan kaos merah maroon yang ditambah jaket kulit berwarna senada, dan mengenakan sepatu yang berwarna merah juga dengan satu tas ransel si punggungnya.Gaya yang cukup santai untuk ukuran seseorang yang akan berpergian.
Lama Fa menatap si pemilik aroma ayahnya itu, hinggasang pemilik aroma menyadarinya
“maaf ada yang salah dengan saya?”
Fa terkejut dan akhirnya sadar bahwa ia sudah terlalu lama menatap laki laki itu, pantas saja laki laki itu bertanya pada Fa.
“Enggak, maaf saya ga sengaja, soalnya kaka mirip seseorang”
“Ha? aku? mirip siapa, haha “
“errhghh, bukan siapa siapa kok hehe”
“oiya, ngomong ngomong,kamu mau naik pesawat kemana?”
“ke, Jerman ka, kaka sendiri ?”
“loh, sama dong saya juga ke Jerman, ambil pesawat yang jam 3 sore nanti”
Kita tak pernah tau dengan siapa atau bagaimana kita bertemu, ketikan momen itu datang kamu tak bisa mengelaknya dan itu terjadi begitu saja.
“Nama kamu siapa dek?”
“aku Fa, mas siapa?”
“Fa? nama yang unik dan lucu. Kenalkan aku Rain.”
“Rain?”
“iya Rain, artinya hujan, orang tua aku kasih nama itu karena merka ingin anaknya kaya hujan yang bisa membasahi bumi dan mmberikan curahhan air untuk makhluk lain kaya tumbuhan , haha gitu deh.”
Fa terdiam, bukan nya ia benc rain, laki laki yang baru di kenalnya itu tapi, ia sedih setiap kali mengingat hujan dan segala yang berhubungan dengannya.
“halooooo,, kok diem Fa?”
“gapapa.”
fa menjawab enggan, ia mendadak tak ingin berbicara dengan Rain, Ia teringat ayahnya.Fa berharap tak bertemu Rain lagi
“hmm baiklah.”sahut Rain tak mengerti, wanita memang sulit dipahami batinnya.
Pukul setengah 3 sore, Fa sudah duduk di kursi pesawatnya, ada satu kursi yang masih kosong di sebelahnya, tiba tiba Rain duduk di sebelahnya.
“loh kok duduk disini?”
“memangnya kenapa kan, ini memang kursi saya.15B kan.”
Fa terkejut, padahal ia tak ingin bertemu dengan Rain lagi, apalagi duduk di sebelahnya -.-
take off~
peswat take off, untuk Fa yang baru pertama naik pesawat ia benar benar ketakutan, dan menutup matamnya karena takut.
tiba tiba Rain berbisik
“Kalau takut tutup telinga aja soalnya kalau baru pertama kali naik pesawat nanti sakit telinganya.”
“ha??kok gitu ?”
“kalo ga percaya yaudah”
“eh.. tunggu apa lagi selain itu? aku takut.”
errggh Fa bingung ia sebenarnya tak ingin bertanya pada Rain, tapi ia juga merasa talkut karena ini penerbangan pertamanya.
“kasih tau ga yah, hmm”
“kok nyebelin sih .....
.................---------
Apa yang terjadi selanjutnya dengan Rain dan Fa?
Bagaimana kelanjutan perjalanan pesawat mereka?
Penasaran? tunggu kelanjutan ceritanya yaaaa:))
#kita tak pernah tau bagaimana dan dengan siapa kita bertemu, setiap pertemuan memiliki maknanya masing masing ;)
selamat sore dari kota kecil beribu makna ;))
#ADK
#Rain #hujan #love #dream #mom #dad #family #sky #stars
1 note
·
View note
Text
Hari ini ada kegiatan wisuda magister di kampus Universitas Indonesia, Depok. Toga dilempar ke atas kepala, gantungkan cita cita setinggi langit. Bagaimana jika, Aku adalah orang yang nggak ngampus. Lulus SMA lalu langsung bekerja jadi pegawai. Atau bekerja disuatu perusahaan otomotif jika kita adalah lulusan sekolah kejuruan, ada teman menceritakan betapa "makmur" menjadi buruh di suatu perusahaan yang memproduksi robot kijang di negeri ini, makmur setelah menukar waktu menjadi lembur. Cerita tentang mereka yang membiayai kuliahnya sendiri tentu sudah sering terdengar, petarung mereka itu. Namun, disini pikiran saya bukan soal para petarung tersebut, namun tentang mereka yang kita tembak saja dengan kalimat "bukan takdirnya menyentuh kampus". Entah karena dia di desa yang hidup dari hasil sawah ladang, atau tinggal di pedalaman dengan segala keterbatasan yang mau kita motivasi serumit apapun agar ngampus ya gak bakalan bisa mereka ngampus. Bukan pula tentang mereka yang DO, ala ala Steve Jobs pun Mark Faceberg. Tapi tentang mereka yang mesti bekerja dan gaji perbulannya habis untuk menyambung hidup, sendiri pun selain dirinya. Ada kutipan yang pernah terbaca dan tertanam di benak, entah Yunan Hamami atau Dodit Mulyanto yang mengucapkan "Saya terlahir secara otodidak". Saat mericek kalimat tersebut di google untuk keperluan caption ini, tak saya temukan data yang pasti soal siapa pengucapnya. Terbayang seorang Ibu yang melahirkan anaknya seorang diri tanpa bantuan suster pun dukun beranak, melahirkan buah karyanya ke dunia ini dengan kedua tangannya sendiri, sakit?, kesendirian, kesepian. Tak serupa kampus-rumah sakit, dimana banyak orang orang ada disekitar. Seorang atlet javelin asal Kenya, menjadi peserta olimpiade mewakili negaranya dan dia belajar melempar tombak dari YouTube, informasi tersebut dapat ditemukan di s.id/gfq, sebuah blog yang sungguh terlalu. Generasi Otodidak I do this for myself because I am my own fatherland, and my handkerchief is my flag, kutipan ini saya temukan ketika menelusuri "Generasi otodidak" di laman google s.id/gfs. Belajar dari membaca, hanya itu. Jika menyentuh bangku kampus nampak memang tak akan mungkin.
4 notes
·
View notes
Photo
CHAPTER 1
Iswara Adriani Bimaja. Ketika orang-orang memanggilnya dengan nama Iswara, hanya segelintir orang yang memanggilnya dengan sebutan Rara, orang-orang tersebut adalah keluarga intinya dan para sahabatnya di sekolah . Perempuan remaja yang kini sedang melihat pantulan dirinya di depan cermin. Memasukkan baju seragamnya ke dalam rok, merapihkan kembali anak-anak rambut yang keluar dari jepitan rambutnya. Memoles bibir berwarna salmon tersebut dengan lipbalm agar terlihat lebih segar. Tidak ada hari paling membahagiakan kecuali hari ini ucapnya dalam hati. Hari terakhir ujian akhir semester. Ia tidak sabar untuk meletakan tumpukan bukunya ke dalam rak, membuang coretan hitung-hitungan yang telah memenuhi meja belajarnya dan tidak perlu membeli kopi panas agar tetap terjaga dimalam hari. Isi kepalanya sudah berisi rencana-rencana yang akan dilakukan usai ujian bersama 4 orang sahabatnya. Bergosip di kafe terdekat, pergi belanja ke mall untuk sekedar membeli skincare ataupun hunting makanan disekitar Dago, Bandung. Tetapi tetap saja hatinya belum tenang sepenuhnya, matematika segera menanti. Ia pun mengambil tas coklatnya dan melesat ke lantai bawah.
“Selamat pagi mamah ku yang cantik, muach!�� sapanya, seraya meletakan tas disebelah sisi bangku.
“Ih kamu Ra, pipi Mamah kan keringetan, kamu engga liat nih ” ucap Ratih, Mamah Iswara. Ia masih sibuk menyiapkan sarapan pagi, bulatan merah terlihat dari celemek hitamnya, noda dari cipratan saus tomat.
“Mamah Ratih masak apa hari ini?” ucap Iswara, seraya membuka selembaran kertas berisi rumus matematika yang masih dia hafalkan.
“ Taraaa…!! Spaghetti Bolognese!” ucap Ratih dengan tangan kanan memegang gagang Teflon dan satunya lagi melebarkan tangan ala chef distasiun tv.
“Sini sini biar juri Rara yang nilai masakan Chef Mamah Ratih” ucap, Rara dengan berkacak pinggang
Ratih pun menuangkan masakan tersebut kepiring Iswara.
“ Jadi gimana Ra, ujian kamu lancar? Eh.. udah selesai kan?”
Iswara pun meraih sendok dan garpunya, menggulung spaghettinya yang masih berasap dan mulai melahap makanan tersebut. “Mmm.. nyam nyam, Mamah engga liat nih disamping piring aku ada apa? Nyam.. nyam.. Ini catatan rumus matematika aku mah” ucapnya, dengan mulut penuh spaghetti.
“Ih kamu nih kebiasaan deh, telan dulu yang ada dimulut kamu, Ra. Baru jawab pertanyaan Mamah. Ujian Matematika kah? “
“Hehehee iya mah, ujian hari terakhir” ucapnya, seraya mengisi gelas kosongnya dengan air, meminumnya dan mengelap sisa-sisa butiran air disekitar mulutnya
“Mamah udah bisa nebak nih, pasti kamu mau main sama keempat temanmu itu kan? Ingat ya, jangan pulang larut malam
“Iya Mah”
“Karena ada yang mau Mamah dan Papah bicarakan untuk Rara”
“Apa itu Mah?” tanyanya dengan sedikit mengeriyitkan dahi
“Lihat saja nanti malam” ucap Mamah Ratih dengan mata sebelah dikedipkan, tersenyum simpul dan kembali ke dapur untuk mencuci panci bekas rebusan spaghetti.
“ Siappp… Rara engga pulang larut malam palingan subuh mah baru pulang”
“Raraaa…” ucap Ratih menoleh kearah Rara dengan mata melotot.
“Ampun mah ampun cuma bercanda hahaha… udah ya mah aku berangkat dulu. Assalamualaikum”
“Waalaikumsalam, hati-hati Ra”
…
“Aduhhh… Raaaa, mampus deh gue belom belajar, gimana nih Ra gue semalem ketiduran gara-gara capek, tuh diajak nge-gym sama temen lo yang lagi obsesi banget buat kurus.” ucap Andin, dengan merapihkan poninya yang pendek, ia memincingkan matanya kearah Soraya.
“Heh! Tapi kan gue bayarin ya ndin, tau engga harga 1x gym lo kemaren seharga biaya makan lo sebulan” ucap Soraya sambil cekikikan.
“Ishhh, tanggung jawab ya kalo nilai matematika gue hari ini jeblok.” ucap Andin dengan gaya melipat tangannya seakan peduli dengan nilai-nilai ujiannya, padahal setiap ujian pun ia memang tidak pernah belajar. Iswara yang mendengar kedua temannya itu menggelengkan kepala dengan senyuman simpul.
Dari kejauhan terlihat Chaca dan Siska, mereka pun menghampiri ketiga temannya. “Kita kira udah mulai ujian loh” ucap Siska, menyandarkan badannya ketembok
“Pasti lo semalem ga belajar ya Ndin” ucap Chaca menepuk pundak Andin dan duduk disebelahnya, ia sudah bisa menebak cerita temannya. Lima hari ujian. Lima hari pula Andin tidak belajar. Selalu ada saja alasannya.
“Gara-gara Soraya tuhhh” unjuk Andin menggunakan mulut
…..
Suara bell berbunyi, mereka berlima pun masuk ke ruang ujian. Posisi Andin berada tepat di depan meja pengawas. Ia melihat keempat temannya yang menahan tawa dengan tatapan awas aja lo nanti. Tetapi Andin mampu mengerjakan ujiannya dengan lancar karena selain dianugerahi kepintaran dari kedua orang tuanya, ia adalah tipe anak yang sudah belajar dari jauh-jauh hari. Iswara, Chaca, Soraya dan Siska pun nampak lancar mengerjakan soal matematika tersebut. Pengawas yang menjaga pada hari itu tidak terlalu galak atau bisa dikatakan cuek, hal tersebut membuat beberapa anak bisa bertukar jawaban dengan temannya yang lain. Mereka pun mengumpulkan tugas dengan tepat waktu saat sang pengawas ujian meminta mereka untuk berhenti mengerjakan soal.
….
“Guyyysss kita selesai. yeayyyy… Saatnya…”
“Refreshing!!!” ucap mereka berlima seraya melemparkan selembaran kertas jadwan ujian mereka ke udara.
“Weh, weh nyampah weh” ucap Chaca ketika melihat diseberang lapangan ada penjaga kebersihan yang sedang memantau mereka. Niat ingin seperti difilm-film, mereka justru mengambil lagi kertas mereka berserakan di tanah dan membuangnya ke tong sampah. Mereka pun melesat keluar gerbang sekolah bersiap jalan-jalan, merayakan kelarnya ujian akhir semester dan merencanakan kemana tujuan pertama mereka. Soraya meminta mereka untuk menunggunya di depan gerbang selama 10 menit. Tidak lama, sosoknya muncul dengan membawa sebuah mobil mini cooper berwarna merah “Guys ayok naik” ucap Soraya yang sudah muncul dibalik kaca mobilnya.
“Gila lo Ya, bawa mobil tanpa SIM, kalo ditilang gimana woy” ucap Iswara
“Mobil nyokap lo kenapa di bawa lagi sih woy” ucap Chaca cekikikan.
“Udah itu urusan nanti, ayok naik cepetan” ucap Soraya dengan setengah berteriak
Mereka mereka pun bergerak memasuki mobil Soraya- mobil Ibunya yang dia bawa secara diam-diam. Iswara duduk disebelah Soraya. Chaca, Andin dan Siska duduk dibagian tengah.
“Aduh, kalian masih pada pake baju seragam? Gue berasa jemput anak sekolahan tau ga sih. Itu tuh ambil dibangku paling belakang kemarin gue sama nyokap baru beli baju belum ditaro kedalam rumah, buat kalian aja tuh” ucap Soraya. Andin yang duduk dibagian tengah pun denga senang hati mengambil empat setel baju untuk mereka pakai.
“Sultan memang beda” ucap Siska yang kali ini tersenyum lebar karna memakai kaus Soraya yang sesuai dengan seleranya. Kaus berwarna hitam dengan tulisan kecil, bertuliskan I’m a boss
“Kalian harus tahu sih kejadian gue kemarin” ucap Andin dengan nada mengundang penasaran. Membuka topic pergibahan, Semua mata langsung menuju kearah Andin, termasuk Soraya yang melihatnya dari pantulan spion dalam mobil.
“Kemarin pas kalian udah masuk ke kelas, tiba-tiba gue haus, terus gue balik ke warung Bu Ijah buat beli es teh , gue ngeliat Ayu lagi digodain Rafi. Mindep-mindep gitu lah. Terus karna posisi gue sendiri sedangkan Rafi berdua sama temennya- kalo engga salah namanya Gery deh, akhirnya gue cuma bisa teriak dari jauh, nyuruh mereka buat pergi. Tadinya gue mau ngasih tau kalian, tapi pas sampai kelas, Bu Rini udah masuk sambil bawa kertas ujian” ucap Andin
“Rafi yang cengengesan itu? Yang pernah kita bawa keguru BK gara-gara ketawan lagi godain Laras?” tanya Chaca memastikan. Andin mengangguk.
“Udah gila ya Rafi, padahal sebulan yang lalu udah kita kasih pelajaran” ucap Chaca dengan geram. Rafi adalah kaka tingkat diatas mereka,berbadan kurus, wajah kusam,dan sikap tengilnya terlihat dari nada bicaranya. Entah mengapa semua anak-anak takut dengannya. Tidak dengan Iswara dan teman-temannya. Mereka berhasil membawa Rafi di depan guru BK (bimbingan konseling) karena terbukti sedang mencoba menggoda salah satu murid kelas 10. Rafi pun mendapat surat peringatan. Jika dia melakukan lagi, maka sekolah akan mempulangkan ia kepada orang tuanya.
“Asli engga bisa kita diemin ini, pasti ada korban-korban lain selain Ayu” ucap Soraya kesal dengan memegang stir mobilnya dengan kencang.
“Kaki gue rasanya butuh pemanasan nih” ucap Siska, sahabat Iswara satu-satunya yang menjadi atlet karate. Tidak diragukan lagi ketangkasan Siska. Ia pernah meraih medali perunggu diturnamen antar Asia Tenggara
“Langsung aja lah kita ke TKP. Ndin, cari tau dimana posisi mereka berdua sekarang” perintah Soraya. Andin pun mengeluarkan handphonenya, jarinya mulai berselancar dilayar tersebut. Tidak membutuhkan waktu lama Andin telah menemukan posisi Rafi dan Gery berada. Soraya langsung menancapkan gasnya dengan kencang. 20 menit kemudian mereka berlima pun telah sampai ditujuan, tapi tidak ada Gery, hanya Rafi yang sedang merokok sendirian ditemani oleh ibu-ibu penjaga warung dan para buruh yang sedang istirahat.
“HEH LO RAFI, OTAK UDANG KEMARI LO!” ucap Soraya berteriak, yang dipanggil menoleh. Ia membuang puntung rokoknya dengan kasar dan beranjak dari tempat duduknya menghampiri sumber suara. Rafi mengerinyitkan dahi “Panggil apa lo tadi?!”
“OTAK UDANG” ulang Siska dengan enteng. Mendorong pundak Soraya dengan pelan, memberi kode untuk mundur agar Siska yang berhadapan dengannya.
“Berani banget lo” ucap Rafi. Kakinya maju beberapa langkah.
“Ngapain lo masih godain temen-temen gue di sekolah hah? Belom cukup lo dikasih surat peringatan?!”
“Hahaha, lo mau gue godain juga?” ucapnya dengan muka menjijikan
“Kurang ajar lo, berhenti godain cewek-cewek di sekolah atau gue buat kritis sampai mampus lo!” ucap Siska. Pukulan kencang berhasil mendarat kerahang pipinya. Belum sempat Rafi membalas, Andin sudah meluncurkan pukulan ke atas kepalanya, tasnya berisi beberapa buku tebal yang ia pinjam dari perpustakaan. Badan Rafi mulai oleng, belum sempat menegakkan tubuhnya dengan sempurna para buruh yang sedang beristirahat segera melerai mereka, membuat Andin harus menceritakan kronologi yang sebenarnya. Mereka pun dibubarkan untuk pulang ke rumah masing-masing.
“Gue kasih kesempatan satu kali. Sampai ngulangin lagi, jangan harap lo masih bisa hidup” ucap Siska dengan tatapan tajam. Rafi membuang ludah dengan kasar, menatap Siska dengan sinis.
….
“Asli ya seru banget tadi” ucap Chaca. Mereka kini sudah berada di dalam mobil. Sedangkan Rafi dibawa ke kantor polisi terdekat untuk diminta keterangan lebih lanjut.
“Akhirnya pemanasan juga badan gue, sebelum tournament” ucap Siska.
Bandung menunjukan langit yang cerah. Cuaca sangat bersahabat pada hari itu. Alunan musik Really Don’t Care by Demi Lovato memenuhi isi mobil, mereka bernyanyi dan berteriak sesekali.
But even if the stars and moon collide
I never want you back into my life
You can take your words and all your lies
Oh oh oh I really don’t care
Even if the stars and moon collide
I never want you back into my life
You can take your words and all your lies
Oh, Oh, Oh, I really don’t care
Oh, Oh, Oh, I really don’t care
Hari itu mereka lewati dengan penuh keceriaan, menyewa ruang karaoke dengan menyanyi beberapa lagu, dari yang semangat untuk teriak-teriak, memakai property seperti wig rambut, kacamata badut, dan kecrekan yang telah disediakan sampai akhirnya rahang mereka pegal dan satu persatu dari mereka menghempaskan badannya di atas sofa. Tidak ada dibenak mereka untuk menjalankan sebuah hubungan dengan seseorang, dan patah hati. Merasa kesepian adalah hal yang dilarang diantara mereka, terlalu berbihan mungkin, tapi memang begitu adanya.
“Bye Rara, Goodnight!” ucap keempat sahabatnya seraya melambaikan tangan ke Iswara. Ia melihat layar handphone-nya. Pukul 21.08 wib. Ia pun memasuki rumahnya, mengindap-ngindap memastikan kedua orang tuanya telah tidur. Kakinya tetap melangkah hingga sampai berada di ruang tengah fyuhh. Iswara melepaskan napas. “Ko baru pulang Ra?”, tidak asing dengan sumber suara, Rara menolehkan kepalanya dengan pelan Mamahnya sudah menatap kearahnya dengan melipat kedua lengannya, dirinya menggeleng-gelengkan kepala. Rara tersenyum dengan menggulum mulutnya.
…
0 notes
Text
0 notes
Text
Apa Benar Siswa Kurang "PINTAR" Berhak Masuk Sekolah Favorit?
Ada dua kata problematik dalam judul artikel saya. Pertama kata " pintar". Saya termasuk tidak sepakat dengan pengertian pintar yang diyakini kebanyakan orang (baca : orangtua siswa).
Umumnya pintar hanya diartikan tingginya kemampuan kognitif. Misal, disamakan dengan tingginya nilai-nilai pelajaran sekolah. Lebih spesifik lagi pintar disamakan dengan nilai pelajaran sains atau ilmu pengetahuan alam (IPA) tinggi.
Jadi, juara dunia atletik lari 100 meter Muhammad Zohri mungkin tidak dianggap pintar oleh kebanyakan orang. Saya juga agak pesimis, mungkin tidak terlalu banyak. Kalau tidak mau mengatakan tidak ada. Orangtua yang sengaja menyiapkan anaknya menjadi atlet atletik nasional.
Istilah "pintar" dan " favorit"
Jadi istilah “pintar” sudah dimonopoli. Padahal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti pintar /pin·tar/ (1) pandai; cakap, (2) cerdik; (3) mahir (melakukan atau mengerjakan sesuatu).
Jadi, menurut saya Zohri tidak hanya pintar, tapi sangat pintar dalam hal atletik, khususnya cabang lari 100m.
Istilah problematis kedua adalah istilah “favorit”. Kebetulan saya termasuk beruntung bisa menikmati belajar di sekolah favorit. Tidak hanya favorit, tapi sebagai alumni (seperti hampir semua alumni yang lain) menganggapnya sebagai sekolah terbaik di wilayah kasultanan, tanah raja-raja.
Memang secara resmi baik secara input (nilai ujian akhir SMP), maupun output (banyaknya siswa yang diterima di perguruan tinggi ternama) SMUN 1 Surakarta “hanya” berada di urutan dua.
Tapi secara tidak resmi saya mengganggapnya sekolah saya jauh lebih kece, lebih keren, dus sudah seharusnya jadi yang terbaik.
Nah, di titik ini masalahnya.
Soal sekolah favorit
Kita menganggap ada sekolah baik, ada sekolah kurang baik, dan mungkin ada juga sekolah yang tidak baik. Lama-lama saya jadi agak skeptis dengan keyakinan saya itu. Jangan-jangan output SMU kami yang hebat itu, dikarenakan inputnya juga tinggi. Bukan karena kualitas pengajarannya.
Saya jadi penasaran, bagaimana kalau suatu waktu di SMU saya tadi hanya menerima anak-anak dengan nilai ujian akhir SMP sedang-sedang saja atau bahkan rendah. Apakah outputnya akan sama? Kalau iya, berarti memang SMU saya benar-benar hebat.
Kemudian muncul lagi pertanyaan, apakah SMU saya dibilang favorit “hanya” karena lulusannya bisa diterima di universitas ternama? Bagaimana kalau indikatornya dibuat lebih jauh lagi? Misalnya, lulusannya menjadi pribadi-pribadi bermanfaat dan membangun lingkungan sekitar? Itu berarti SMU saya luar biasa hebat!
Sekolah favorit versus tidak favorit ini yang belakangan hangat diperbincangkan, apalagi kalau sudah bicara kebijakan zonasi. Khususnya sekolah negeri.
Melakukan segala cara masuk sekolah favorit
Para orangtua siswa yang sadar akan peta sekolah favorit akan berlomba-lomba memasukkan anak ke sekolah impian demi masa depan anak, supaya bisa peluang diterima UI, UGM, atau ITB lebih besar.
Segala cara harus dilakukan. Kalau perlu memalsukan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) supaya bisa masuk sekolah negeri favorit. Di Jawa Tengah saja, 78.065 SKTM palsu dibatalkan (yang ketahuan).
Itu artinya 78 ribu orangtua terang-terangan sudah membuang jauh dan merobek-robek tujuan utama pendidikan dan pengajaran bangsa ini menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional, yaitu membentuk manusia berakhlak mulia.
Tentu, tidak semua sampai memalsukan SKTM. Dugaan saya, sebagian besar melakukan protes secara lunak maupun secara keras terhadap kebijakan zonasi.
Indikator "pintar" dan "bodoh"
Bagi yang kontra kebijakan ini, ada pernyataan menarik dari seorang kawan, “anak-anak yang pintar akan bosan kalau dijadikan satu kelas dengan anak-anak yang bodoh.”
Pernyataan yang lain, “anak-anak yang bodoh akan keteteran kalau dijadikan satu dengan anak-anak yang pintar.”
Tentu saja, dugaan saya, arti kata pintar dan bodoh yang dimaksud dis ini persis seperti yang sudah saya sampaikan di atas. Indikatornya ya sebatas nilai ujian akhir SMP atau SD.
Jadi menurut pandangan ini, sekolah favorit dan siswa kurang “pintar” itu seperti air dan minyak. Susah jadi satu. Seperti pasangan yang tidak jodoh. Susah jalan bareng.
Apakah benar demikian?
Keyakinan yang tragis
Beberapa tahun yang lalu saya melihat dampak keyakinan yang demikian secara tragis.
Ketika beberapa bulan mendampingi siswa dianggap kurang “pintar” di sekolah favorit. Demi mempertahankan kefavoritannya, sekolah baik sengaja maupun tidak, menghancurkan asa anak-anak ini.
Sebut saja namanya Budi. Budi anak seorang pedagang gorengan. Rumah kontrakannya sempit, lembab, dan gelap. Bapaknya, yang katanya buruh bangunan sudah beberapa bulan tidak pulang.
Budi bisa masuk ke sekolah ini karena adanya kebijakan pemerintah daerah menjamin siswa miskin dapat kursi, bahkan di sekolah unggulan tanpa melihat nilai ujian akhir. Kebijakan hebat ini punya mimpi, anak-anak kurang pintar pasti bisa digali potensinya dan diasah kemampuannya di sekolah.
Sekolah, apalagi yang unggul-unggul ini, pasti punya cara membentuk siswa biasa saja menjadi pribadi-pribadi unggulan pula.
Awalnya memang penuh harapan. Namun yang terjadi adalah nilai Budi terseok-seok dibandingkan dengan siswa-siswa “reguler”.
Budi dianggap tidak bisa mengikuti pelajaran. Terang saja tidak bisa mengikuti, wong tidak ada perubahan dalam pola pengajaran meski jelas kemampuan Budi tidak sama dengan lainnya.
Sudah jatuh tertimpa tangga
Saya yang diminta mendampingi mendapati dari hasil tes inteligensi bahwa Budi termasuk dalam kategori slow learner. Sudah jatuh, tertimpa tangga pula, demikian ibaratnya.
Bukannya tidak bisa memahami pelajaran, tapi anak ini perlu waktu lebih panjang memahami pelajaran. Saya pun menjadwalkan tambahan waktu belajar untuk Budi.
Saya membayangkan sekolah akan melakukan sesuatu membantu Budi sampai lulus. Karena dalam semangat pendidikan inklusi, sekolah harus menyesuaikan anak, bukan sebaliknya anak menyesuaikan sekolah.
Bahkan ada yang menyebut anak “tak qualified” dengan sekolah. Budi dikhawatirkan “merusak” rata-rata nilai ujian sekolah dan nanti bisa menurunkan ranking sekolah. Saya melongo.
Dalam bayangan saya, sekolah yang berhasil itu sekolah yang membuat anak tidak bisa menjadi bisa. Membentuk karakter anak supaya sesuai dengan tahap perkembangannya.
Disingkarkan secara halus
Kemudian kekhawatiran saya benar terjadi, Budi bersama siswa lain yang diterima di sekolah karena kebijakan baru ini dijadikan satu kelas. Menguap sudah tujuan kebijakan ini untuk membangun “terciptanya sekolah inklusif yang dapat mengakomodir semua peserta didik”.
Dengan dikumpulkan dalam satu kelas, sekolah ini bukan lagi sekolah inklusif, tapi sekolah eksklusif. Bukannya membaik, prestasi Budi semakin lama semakin merosot.
Menurut saya, anak-anak ini disingkirkan secara halus. Pendampingan saya tidak maksimal karena tidak semua pihak sepaham dengan program tambahan pelajaran bagi Budi. Tidak berapa lama setelah itu saya mendengar Budi drop out dari sekolah.
Ketika saya cari ke rumahnya, Budi dan keluarganya sudah tidak disana lagi. Pemilik kontrakan pun tidak tahu mereka kemana. Tragis. Saya sedih bukan kepalang.
Sementara di waktu yang sama, di sekolah lain yang memang semangatnya inklusif, saya juga melakukan pendampingan.
Tidak hanya anak slow learner, tapi anak berkebutuhan khusus dijadikan satu kelas dengan anak “reguler”. Dan semua berjalan dengan baik-baik saja. Bahkan kemajuan dan prestasi anak ini meningkat drastis.
Pemerataan pendidikan
Jadi kalau memang serius dan dimonitor kesiapannya, kebijakan zonasi ini dapat menciptakan kelas-kelas inklusif yang lebih luas. Pemerataan kualitas pendidikan akan terwujud, seperti di Finlandia.
Tidak ada sekolah favorit, karena memang semua sekolah kualitasnya standar. Siswa kurang “pintar” tidak akan tersingkir ke pinggiran, ke sekolah yang jauh dari rumahnya, hanya karena sekolah di belakang rumahnya kebetulan favorit.
Namun bila tidak siap dari sisi infrastruktur maupun kualitas dan pola pikir guru-gurunya. Maka akan muncul Budi-Budi lain yang hancur harapannya.
0 notes
Text
Gubuk Atlet Gulat Nasional Asal Brebes Dibedah
Gubuk Atlet Gulat Nasional Asal Brebes Dibedah
INILAHONLINE.COM, BREBES
Akhirnya penantian untuk memiliki rumah layak huni dari keluarga Sumanan (52) buruh serabutan asal Desa/Kecamatan Wanasari RT. 2 RW. 1, ayah empat orang pahlawan olahraga yang membawa nama harum Kabupaten Brebes ke tingkat nasional dan internasional, terjawab sudah. Ayah dari para atlet gulat bersaudara, Bayu Sumantio (26), Justra Aditio (20), Bagas Widianto (19) dan Ajeng…
View On WordPress
0 notes
Link
Drama Korea Special Labor Inspector Jo Subtitle Indonesia
Drama Korea Special Labor Inspector Jo Subtitle Indonesia
SINOPSIS Special Labor Inspector Jo Jang-Poong : Jo Jin-Gab yang diperankan oleh Kim Dong-Wook pernah menjadi atlet judo yang menjanjikan. Dia memprotes korupsi di sebuah pertandingan dan dia dikeluarkan dari cabang olahraga. Setelah itu, Jo Jin-Gab menjadi guru olahraga.
Sekali lagi, dia tidak bisa mengendalikan amarahnya terhadap putra ketua sekolah. Jo Jin-Gab sekali lagi dikeluarkan dari profesinya. Jo Jin-Gab kemudian berhasil lulus ujian untuk menjadi pejabat publik. Bekerja sebagai pejabat publik, ia tidak perlu khawatir akan dikeluarkan dari pekerjaannya.
Dia mencoba hidup dengan damai, tetapi kemudian dia dipindahkan untuk bekerja sebagai pengawas ketenagakerjaan di Kementerian Ketenagakerjaan dan Buruh. Menghadapi banyak orang yang menggunakan kekuatan mereka secara tidak adil, Jo Jin-Gab kembali ke dirinya yang dulu.
Detail Drama Korea Special Labor Inspector Jo :
Judul : Special Labor Inspector Jo Jang-Poong Judul Lainnya : Teukbyeolgeunrogamdoggwan Jojangpoong / 특별근로감독관 ���장풍 Genre : Action, Comedy, Drama Episodes : 32 (to be confirm) Sutradara : Park Won-Gook Penulis Naskah : Kim Ban-Di Stasiun Channel : MBC Di tayangkan pada : 8 April 2019, setiap hari Senin dan Selasa pukul 22.00
Daftar Pemain Special Labor Inspector Jo
Main Cast:
Kim Dong Wook as Jo Jin Gap Park Se Young as Jo Mi Ran Kim Kyung Nam as Chun Duk Goo Ryu Duk Hwan as Woo Do Ha
Labor Relations:
Kang Seo Joon as Lee Dong Young Lee Won Jong as Ha Ji Man Ahn Sang Woo as Hwang Doo Sik
Party Planner:
Yoo Soo Bin as Department Head Baek Kim Si Eun as Assistant Manager Oh
Reputation Group:
Seol In Ah as Ko Mal Sook Oh Dae Hwan as Koo Dae Gil Lee Sang Yi as Yang Tae Soo Song Ok Suk as Choi Seo Ra Jun Gook Hwan as Yang In Tae
Jo Jin Gap’s Family:
Kim Hong Pa as Jo Jin Chul Lee Na Yoon as Jo Jin Ah
People Nearby:
Kim Min Kyu as Kim Sun Woo Cha Jung Won as Kim Jin Ran
Download Drama Korea Special Labor Inspector Jo Sub Indo
Episode 1-2
360p : Mega | Clicknupload | Openload | Solidfiles| Zippyshare | GDrive | Mirror 540p : Mega | Zippyshare | Uptobox | Openload | Clicknupload | SF | GDrive | Mirror Sub Indo | Eng Sub
The post Drama Korea Special Labor Inspector Jo Subtitle Indonesia appeared first on kshowsubindo.org.
0 notes
Text
Netanyahu Marah Israel Dibandingkan dengan Nazi...
Netanyahu Marah Israel Dibandingkan dengan Nazi…
[ad_1]
loading…
TEL AVIV – Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu marah dan mengecam keras Ketua Partai Buruh Inggris Jeremy Corbyn. Musababnya, Corbyn menghadiri upacara untuk menghormati para tersangka teroris Palestina yang membantai 11 atlet Israel dalam Olimpiade Munich 1972.
Netanyahu juga tak terima politisi Inggris itu membandingkan pendudukan rezim militer Israel di Tepi Barat dengan…
View On WordPress
0 notes
Photo
Parade 10 Judul Berita Anies - Sandi Gemar 'Salahkan' Orang Lain
MALANGTODAY.NET - Sudah lebih dari 100 hari Anies Baswedan dan Saniaga Uno memimpin DKI Jakarta. Sejauh ini, beberapa kebijakan Gubernur baru ibu kota Indonesia tersebut telah banyak membuat kebijakan-kebijakan baru. Pada masa jabatan mereka berdua yang bisa dibilang baru seumur jagung, kebijakan dan respon duet Anies-Sandi terhadap berbagai isu seringnya menuai polemik dan kontroversi. Seperti isu beberapa hari belakangan terkait Pelican Cross atau Kali Item sebagai contoh. Menjadi pemimpin di daerah istimewa seperti DKI Jakarta tentu tidak akan jauh-jauh dari sorotan publik. Setiap gerak-geriknya akan dengan mudah tercium oleh awak media. Ranah media sosial pun tentu ikut mengikuti kabar terbaru dari pemimpin Jakarta ini. Baca Juga: Serupa Tapi Tak Sama, Ini Bedanya Pelican Cross dan Zebra Cross Lucunya, setelah dirangkum melalui berbagai media online nasional, berita yang mengabarkan tentang sepak terjang Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memiliki satu kemiripan. Beberapa berita dari berbagai media itu mengabarkan Anies atau Sandiaga yang tak jarang menyalahkan pihak lain sebagai respon terhadap isu tertentu. Berbagai pihak sudah 'disalahkan' oleh pasangan Gubernur Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta mulai dari, Basuki Tjahaya Purnama, Dinas Perumahan, Iklim Cuaca, hingga menyalahkan warganya sendiri. Yuk intip di bawah ini parade judul berita tentang Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang selalu menyalahkan itu.
Ya kalau ini sih memang kuasa tuhan ya, bukan kuasa manusia lagi
[caption id="attachment_247486" align="alignnone" width="1068"] Anies 'salahkan' pemerintah terdahulu terkait kali item @ Detik[/caption]
gak ikut merancang tiba-tiba menyalahkan
[caption id="attachment_247490" align="aligncenter" width="647"] Anies 'salahkan' desain awal wisma atlet @ Pos Kota News[/caption] Baca Juga: Bertitel Komedian, 3 Artis Ini Sebenarnya Gak Pernah Bisa Bikin Ketawa [caption id="attachment_247494" align="alignnone" width="1068"] Kali Item diberitakan asing, Anies 'salahkan' media nasional @ CNN Indonesia[/caption]
dinas perumahan jadi sasaran juga ternyata
[caption id="attachment_247496" align="aligncenter" width="1068"] Anies Sandi 'salahkan' Dinas Perumahan Soal Program DP 0 Rupiah @ Tirto[/caption]
Kata pgn dan palyja, "kalian semua suci aku penuh dosa!"
[caption id="attachment_247499" align="alignnone" width="1068"] Anies 'salahkan' PGN dan Palyja di proyek era Ahok @ Suara[/caption]
memang berserah diri adalah pada yang maha kuasa adalah cara terbaik
[caption id="attachment_247500" align="alignnone" width="1068"] Anies 'salahkan' iklim soal sampah di Teluk Jakarta @ Infonitas[/caption]
kalau dishub dki salah, gubernurnya juga ikut salah dong?
[caption id="attachment_247502" align="alignnone" width="1068"] Anies 'salahkan' Dishub DKI Soal Mobil Ratna Sarumpaet @ Tempo[/caption] Baca Juga: Seminggu Dicat Warna Warni, Pembatas Jalan di Jakarta Dicat Hitam Putih Lagi
ya nanti para pejalan kaki diajari untuk bisa terbang dulu pak kalau gitu
[caption id="attachment_247506" align="alignnone" width="1068"] Sandiaga 'salahkan' pejalan kaki sebagai penyebab kemacetan di Tanah Abang @ CNN Indonesia[/caption]
derita kaum buruh dimanapun berada sih kalau ini, pokoknya serba salah
[caption id="attachment_247509" align="aligncenter" width="569"] Anies 'salahkan' pekerja Alexis @ Tempo[/caption]
pemimpinnya gak salah juga?
[caption id="attachment_247511" align="aligncenter" width="1068"] Anies 'salahkan' anak buahnya terkait robohnya bangunan SMPN 32 Jakarta @ Warta Kota[/caption]
Penulis: Swara Mardika Editor: Swara Mardika
Source : https://malangtoday.net/featured/parade-10-judul-berita-anies-sandi-gemar-salahkan-orang-lain/
MalangTODAY
0 notes
Text
Resmikan LPI, Menaker Berharap Ada Perubahan Image May Day-koranmemo.com
New Post has been published on http://koranmemo.com/resmikan-lpi-menaker-berharap-ada-perubahan-image-may-day/
Resmikan LPI, Menaker Berharap Ada Perubahan Image May Day
Sidoarjo, koranmemo.com – Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri melakukan kick off (tendangan pertama) menandai bergulirnya secara resmi Liga Pekerja Indonesia (LPI) di Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (17/12/2017).
Hadir dalam acara ini Menpora Imam Nahrawi, Wagub Jawa Timur Saifullah Yusuf serta inisiator LPI Mantan Menakertrans Muhaimin Iskandar.
Dalam sambutannya Menaker Hanif mengatakan, momentum LPI diharapkan menjadi inspirasi model pelaksanaan perayaan ‘May Day’ bagi pekerja/buruh dan masyarakat Indonesia melalui ajang sepak bola yang menjadi cabang olahraga yang paling populer di seluruh dunia.
“LPI ini juga bertujuan memperkuat iklim kondusif di lingkungan perusahaan dan
melahirkan atlet sepakbola potensial dari kalangan pekerja/buruh,” kata Menaker Hanif.
Menaker juga mengharapkan LPI ini dapat meningkatan produktivitas kerja dengan pola hidup sehat melalui olah raga khususnya sepakbola; dan memperkuat kebersamaan, persaudaraan, jiwa kebangsaan, alat pemersatu bangsa, memperkuat ke Bhinneka-an, serta meningkatkan ketahanan sosial khususnya bagi pekerja/buruh.
Ditambahkan LPI merupakan momentum tepat menyambut May Day tahun 2018, dengan menjadikan May Day sebagai hari menyenangkan. Semua unsur, baik Serikat Pekerja/Serikat Buruh (SP/SB), pengusaha dan pemerintah dapat menikmati suasana yang penuh kegembiraan, damai dan positif. “Sehingga May Day dapat dimanfaatkan dengan baik dan dijadikan momen kebersamaan bagi para pekerja/buruh,” katanya.
Menteri Hanif berharap adanya LPI secara kontinyu dapat berdampak pada perubahan image peringatan Hari Buruh Internasional “May Day” di Indonesia melalui berbagai kegiatan yang lebih positif. LPI ini juga akan memberikan hiburan bagi masyarakat khususnya bagi pekerja/buruh dan mampu menggerakan ekonomi rakyat, selain juga untuk meningkatkan prestasi sepakbola Indonesia.
“Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan juga mendukung semua kegiatan positif untuk merayakan May Day baik Pra-May Day maupun Post-May Day di seluruh daerah, ” katanya.
Penyelengaraan LPI sejatinya merupakan kelanjutan liga sepakbola karyawan (Galakarya) yang populer tahun 1970. Melalui Galakarya, saat itu banyak melahirkan talenta sepakbola sebagai kekuatan timnas sepakbola Indonesia.
Kini di penghujung tahun 2017 atas prakarsa Kemnaker yang bekerjasama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dan Asosiasi Pengusaha (APINDO), kembali membudayakan sepakbola antar pekerja/buruh melalui kompetisi bernama LPI.
Ditambahkan, kegiatan LPI ini diinisiasi oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi periode tahun 2009-2014 Muhaimin Iskandar. Kegiatan secara nasional yang mampu menciptakan dan dapat menggairahkan olahraga yang bisa merekatkan hubungan industrial, akhirnya bisa direalisasikan oleh Menaker periode 2014-2019.
LPI akan digelar di tiap provinsi, diikuti maksimal 16 (enam belas) tim. Selanjutnya tim juara akan berlaga di 8 (delapan) zona regional. Tim juara dari zona regional akan bertanding di babak 8 (delapan) besar nasional, yang selanjutnya ke babak semi-final dan babak final di Jakarta. Partai final akan digelar bertepatan dengan peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) pada tanggal 1 Mei 2018.
Juara LPI selain mendapatkan piala bergilir Presiden, juga berhak mengantongi uang pembinaan yang diberikan kepada Juara I Liga. Kepada Juara I, Juara II, Juara III, dan Juara IV, disamping itu juga akan diberikan penghargaan kepada pemain dengan kategori Top Scorer, Best Player, dan Best Goalkeeper.
Reporter: Yudhi Ardian
Editor: Achmad Saichu
0 notes