#Api Biru
Explore tagged Tumblr posts
Note
The council and their headcanons have reawakened my mcd hyperfixation so I've come to drop my two cents in. I don't know if anyone has already had this idea but what if, after Shad dies, Laurance becomes the new Shadow Lord. Sort of like how in Pirates of the Caribbean the Flying Dutchman always needs to have a captain. Just imagine the angst potential 🤔
Yk I can actually see something like that going down.
In my rewrite, all the Shadow Knights lose their abilities after Shad dies, aside from the fact that those who’ve already gained their immortality keep it. Only now, they’re just regular people again, so if they die they stay dead.
I think Laurance and the rest of the Blue Flame and Phoenix Alliance would probably round up the Shadow Knights that were loyal to Shad til the end. What they’d do with them… That I don’t know.
But I can just imagine Gene bound and on the floor and Laurance standing over him like
#aphmau#jury of redesign#minecraft diaries#aphmau fandom#i don’t support aphmau#mcd#minecraft diaries aphmau#aphmau mcyt#mcd aphmau#mcyt#aphblr#aphverse#laurance zvahl#laurence zvahl#shadow knights#shad the destroyer#api biru#blue flame#gene mcd
49 notes
·
View notes
Text
Api Biru Rebellion
#mcd#aphblr#shadow knights#jury of redesign#the council#vision board#xavier the admirer#laurance zvahl#api biru#shadow knight rebellion#api biru rebellion#moodboard
23 notes
·
View notes
Text
1 like and I post that unfinished Api Biru one-shot I wrote a year ago and just found today :3
5 notes
·
View notes
Note
We're not realy sure
Guess we could check
Biru: *nods* would be most helpful
0 notes
Text
Ranchers but vigilante au
Ggragg I love these two sm
I've posted about them before but in case you guys haven't seen it,, Tango is a hero named Api Biru (based off the blue glow of sulfer) and Jimmy is a vigilante named Ageth (he's a witch)!!
#feathers embers au#tangotek#jimmy solidarity#rancher duo#solidaritek#i forgot to color the trinkets whoops#rachie art
78 notes
·
View notes
Text
Puan..
Kau lestari dalam anganku, terpatri dalam seluk beluk urat nadiku, menggerutu merdu dalam pusara logikaku, menyeruak indah pada titian frasa intuisiku, tertawa syahdu diambang batas niscayaku. Kubiarkan kau berbaring tenang disana, kuabadikan tentangmu sebagai pijar bintang berpangku sukma.
Puan..
Jika cinta ini lautan hina, akankah kau bumi dengan samuderanya?. Jika kau biru segara, apakah bagimu cintaku ini merupa bencana?. Sejauh gurat yang kubaca, tintamu tetaplah gemercak rancu yang menghujamiku dengan rangkaian tanya tanpa susunan aksara. Sejauh hati ini merasa, megamu merundung angkasa bercampur mendung dan badai. Sedang aku langit dengan pasak rapuh yang dengan lancangnya mencoba mendekapmu penuh.
Kau terluka, dan aku lumpuh..
Sebab itulah aku pergi, tapi lubuk hati terdalamku tak pernah sedikitpun membencimu. Kau tetaplah rangkaian bunga yang melingkari pergelangan lenganku. Namun kini ia merupa ungkapan kasih yang sudah tak mampu kuemban lagi hanya dengan sebatas sabar. Ia merupa sajak-sajak kecemburuan, senandung bait-bait keikhlasan, deburan ombak tanpa teguran yang kelak kan menghantam. Ia bara api yang takut kedinginan tuk membakar, dan larik puisi yang dengan pengilhaman tidak untuk diprosakan.
Puan..
Aku mencintaimu dengan penuh ketakutan dan sadar. Namun jika mencintaimu dalam kediamanku membuatmu merasakan arti kedamaian, maka biarkan aku mewakilkan angin untuk membelai wajahmu dari kejauhan. Jika setulus juangku kau anggap tak lebih dari debu jalanan, biarkan aku menjadi hamparan angan yang bahkan tak tampak dalam harapan, hingga kemudian hilang.
Orang-orang kan berlalu lalang, tapi kau akan tetap terpatri dalam ingatan, mengalun indah pada tiap melodi memori yang terlinimasakan. Sebab cinta itu rumit, karenanya kepala ini merunduk kikuk. Maka puan, jika kepergianku ialah senja yang mampu untuk kau nikmati jingganya, biarkan aku terbenam dalam sore yang menunggu malam memadam. Bahkan bila mencintaimu bermaknakan untuk mengajariku penyesalan, maka biarkan aku menyesal dalam keabadian.
Puan...
Sebab aku merasa, menjadi mentarimu terlalu lancang bagiku. Siapalah aku ini. Sungguh tak layak bagiku menggerutu, memintamu mengorbit bintang katai merah tua renta yang tak tahu malu. Cahayaku terlalu redup untuk sekedar menghangatkan dinginmu. Gemerlap keberanianku telah terhisap kegelapan lubang hitam yang kau ramu.
Sejauh kata terucap, nafasmu pun masihlah hembusan keyakinan yang kuanggap tabu. Sepelik inikah berdamai dengan masa lalu?. Rasanya ingin kuingkari saja kenyataan bahwa kau disana, terbakar lalu lebur mengabu. Sesulit inikah mengubur sajak-sajak cinta yang pernah tumbuh sepenuh untukmu?. Rasanya ingin kubungkam saja seluruh pujangga dengan segala omong kosongnya perihal cinta dan rindu.
Puan...
Kini larik puisi kehidupanku telah runtuh. Bagai reremahan pecahan kaca yang basah menggunung, sedang kau di dalamnya, diam termangu tanpa ada sedikitpun keinginan mencipta lagi percikan getaran hati yang telah terbunuh.
Larik itu sudah tak indah lagi, bahkan sejak dari dulu kau tahu itu kan?. Ia telah gugur, bak dedaunan yang kalah dengan musim, kesusahan mempertahankan asupan klorofil yang tersalur. Selepas pergimu, kini ia mulai menguning, dan waktu kan menghukumnya hingga kering.
Meski aku kembali, binar matamu pun telah berbeda, sebab kini bagimu ada-ku hanyalah pupuk kompos yang menyuburkan kelopak bunga egomu. Namun bagaimanapun juga aku telah puas, sebab telah mengerti bahwa aku bukanlah lebah yang kau mau.
Untukmu yang takkan kembali,
kututup kisah ini dengan bab keikhlasan
dengan berat hati kuucapkan; Selamat jalan...
Kudoakan segala tentangmu selalu berpayungkan kebahagiaan.
V N B
51 notes
·
View notes
Text
Good Bye, Biru!
“Ternyata akhirnya gini ya. Aku harus lihat kamu nikah tapi bukan sama aku.”
“Aku juga harus lihat kamu dinikahi sama orang lain yang bukan aku.”
Sepasang kekasih itu saling menunduk. Iya, kisah cinta tragis itu milik mereka, Biru dan Diandra.
Mereka yang sudah hampir 7 tahun menjalin kasih, melewati beragam halang rintang, namun ternyata takdir tidak mempersilakan mereka untuk bersama. Selama 7 tahun pula, Diandra mati-matian menunggu restu mama Biru.
“Aku udah nggak bisa Bi.” ucap Diandra pada suatu waktu.
“Kamu nyerah?”
“7 tahun Bi aku coba ambil hati mama kamu dan nggak berhasil. Kamu juga nggak pernah bisa kan luluhin mama kamu? Kalo kamu aja nggak bisa, gimana aku yang cuma orang asing buat mama kamu?”
“Di.”
“Aku tau ini berat. Tapi lebih berat lagi kalau aku tetep lanjut sama kamu. Kamu jadi anak durhaka dan aku akan selalu seperti ini sepanjang hidup aku. Aku nggak mau kamu lawan mama kamu hanya karena aku. Seumur hidup terlalu lama buat menggadaikan ini semua Bi.” ucap Diandra terisak.
Biru memeluk Diandra erat. Air mata mereka tumpah membanjiri pipi masing-masing. Biru yang selama terkenal tegar bahkan dihadapan Diandra sekalipun, kini tidak mampu membendung rasa kecewa dan patah hatinya.
“Kita coba sekali lagi gimana, Di?”
Diandra melepas pelukan Biru pelan.
“Aku bukan nggak mau Bi. Tapi bukannya kita udah selalu coba kata ‘sekali lagi’ itu sampai 7 tahun?”
Biru kembali terdiam, tidak mengelak karena apa yang diucapkan Diandra memang benar.
“Terus kita udah gini aja?” tanya Biru kemudian.
“Mau diperpanjang sampai kapan lagi? Hubungan kita udah masuk masa kadaluwarsanya. Udah nggak akan enak dan nyaman buat dijalanin. Kamu juga pasti ngerti kan Bi. Kalaupun kita jalan sampai salah satu dari kita menikah, terus buat apa? Bukannya itu justru bikin kita makin sakit?”
Agaknya Diandra sudah mulai menggunakan sisi rasionalnya. Ia merasa perlu mengambil sikap tegas terhadap hubungannya dengan Biru. Selama ini mereka hanya berjalan tanpa tahu tujuan yang jelas. Dan itu hanya membuat mereka saling terluka dan kesakitan.
Akhirnya, Biru pun setuju dengan keputusan yang diambil Diandra. Hubungan yang mereka bangun sejak 7 tahun lalu harus berhenti karena tidak adanya restu dari mama Biru.
***
“Pada akhirnya memang aku kan yang harus lihat kamu nikah dulu, selamat ya Bi. Akhirnya kamu nemuin perempuan yang bisa jadi teman buat mama kamu. Kamu anak yang baik, aku yakin kamu juga bisa jadi suami dan ayah yang baik. Sama baiknya dengan yang selalu aku impikan tentang kamu di masa depan.”
Sebuah pesan masuk ke direct message Biru. Diandra membalas unggahan Biru yang baru saja mengucap kata sah dengan laki-laki yang bukan ayah Diandra.
Ya Biru dan Diandra memang sepakat untuk tidak saling mengundang satu sama lain ketika menikah. Mereka hanya saling berjanji untuk tidak unfollow atau block akun sosial media satu sama lain.
“Di, aku minta maaf karena bukan kamu yang harus aku bahagiakan seumur hidup aku. Aku berharap akan ada laki-laki dari keluarga baik yang mau menerima dan menyayangi kamu sepenuhnya.”
Diandra tersenyum membaca balasan dari Biru.
Di depan ratusan foto dan barang kenangan yang sudah siap ia bakar, Diandra terisak sembari menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Dan dengan satu jentik korek gas, api menyembul mengahanguskan seluruh kenangan Biru dan Diandra. Tidak ada yang tersisa selain ingatan yang meski ingin dihapuskan namun akan terus tertanam.
30 notes
·
View notes
Text
Runtuh
Sebab kini aku terlanjur melihatmu sebagai satu-satunya tapi kau melihatku sebagai apa? Malam-malam sialan yang memabukkan isi kepala, yang mengesankan dan mengenaskan sebab kita tak mampu-atau tak mau-membawanya jadi nyata.
Kau kira aku tenggelam harap pada ilusi kebahagiaan yang disebut hubungan jangka panjang? Haha sialan. Aku bukan naif anak kecil yang melihatnya sebagai savana atau ladang penuh bunga, sedang darah masa laluku masih anyir di ujung sana.
Kau yang tiba-tiba dan kita yang penuh penasaran saja, sedang hatiku sudah lama mati rasa. Aku cemas tapi berani mengungkapkan; barangkali hanya rindu rasanya jatuh cinta atau barangkali kau benar-benar membuatku merasa?
Persetan. Peduli apa tentang awal dan akhirnya? Sebab kini aku terlanjur melihatmu sebagai satu-satunya tapi kau melihatku sebagai apa? Malam-malam sialan yang memabukkan isi kepala, yang mengesankan dan mengenaskan sebab kita tak mampu-atau tak mau-membawanya jadi nyata.
Matamu yang langit biru dan ribuan mendung yang berebut kursi di dadaku; apa kau akan mencari hangat yang baru setelah aku tak lagi api? apa kita akan berhenti sebab mekar pada tiap detak jantung sudah tak ada lagi? apa kita hanya saling menikmati tanpa peduli siapa yang paling sakit jika berakhir nanti?
Sialan. Kita bercinta dengan selimut apa, Sayang? Kemarahan dan kebencian? Ya, akulah yang paling banyak menyumbang. Kupuja kau dengan amarah Zeus yang menghukum Aphrodite, pun mengutukmu dengan kutukan Aphrodite kepada Phaedra. Mampukah kau lari darinya?
Aku hanya ingin melihatmu tetap disana. Aku hanya ingin melihat kita jadi satu kata;
Utuh.
Tapi kita ini hanya rapuh dan berakhir jadi judul sajak yang penuh gemuruh.
6 notes
·
View notes
Text
Woooooo new doll. Honestly despite having concept art I hadn't a clue where this one was gonna go. Meet Embers Api-Biru (they/them), my blue fire monster. Plus some pictures with the others.
27 notes
·
View notes
Text
Berpisah, kita pun tiba pada berpisah.
Pada yang kita cintai, pada yang datangnya kita nanti - nanti, pada yang di dalamnya seluruh bagian terbaik tanpa kecuali.
Kuyup basah hujan kasih sayang, ketuk keras pada pintu ampunan, tameng kuat melindung dari api kebinasaan.
Bagaimana? datangnya sudah kau maknai dengan baik? Apa penyesalan justru mencekik?
Penghuni Jejaring Biru
Page 100 of 365
44 notes
·
View notes
Text
Ok council I had an idea regarding the Blue Flame
@gonedreaminggg @xerith-42 @cinnamontoastcroonch
So I just learned about ethanol fires. They’re nearly invisible to the naked eye but when in a dark space they burn blue.
I thought it would be kinda cool if the Api Biru’s flames were almost invisible in bright lights, maybe just a faint blue tint, but as soon as it’s a bit darker then you can really see the blue flames in all their glory.
Like imagine a stand off between like Gene and Laurance and suddenly the fires around them go out and it’s dark, but then all Gene can see are the blue flames coming off of Laurance. Can you imagine how scary that would be??
Idk if I’m really putting it into words I might have to just draw this but I like the concept
#aphmau#jury of redesign#minecraft diaries#aphmau fandom#i don’t support aphmau#mcd#minecraft diaries aphmau#mcd aphmau#aphmau mcyt#mcyt#aphblr#aphverse#shadow knights
27 notes
·
View notes
Text
ATTENTION COUNCIL.
@laurencezvahlslefteyebrow @xerith-42 @gonedreaminggg
i just read eyebrow’s post on renaming the Shadow Knight Rebellion to the “Blue Flame” or “Blue Flame Rebellion”. and it got me thinking. like really going crazy type of thinking
this begins with me searching up what the scientific name for the “blue part” of fire. and i got this:
okay. so. (i’m tweaking) SULFUR. burning SULFUR.
ya know how sulfur is typically associated with demonic presence? yeah? okay. think about that for a second.
biblically (woo. religious metaphor!) that sulfur, which was also referred to as brimstone, is associated with a fiery hell or underworld.
if i remember correctly from other posts, shad imprisoned xavier. wouldn’t it make sense then if xavier was first portrayed by shad’s manipulation to everyone as something to fear? something demonic even? despite that he was the one doing all the evil?
that blue sulfur fire came to represent demonic force, until it was reclaimed by xavier when he escaped. now it stands as a symbol for power against shad. funny how tables turn.
that is why having blue flames gains you immense respect in the rebellion—symbolizing overcoming shad’s control.
also i think due to my google search that it would be cool for the rebellion to formally be called Api Biru, and informally they are referred to as the Blue Flame.
technically “Api Biru” translates to “blue lava”; which also has me wondering: if and once shad were to be defeated, would the red, fiery hellscape of the Nether (shadow realm? underworld? whatev) turn blue? look at this:
imagine that.
anyway that’s all sorry for going absolutely wild
#mcd#aphblr#shadow knights#i love shadow knights#laurance zvahl#vylad ro'meave#xavier the admirer#the council
30 notes
·
View notes
Note
Eh
Nope
Biru: hm. Well, do you know if you could get a hold of him?
0 notes
Text
Thought I'd make a lil comic for two special boys in @stonegoesgodmode and I's Feather's Embers AU :D
I freehanded this thing don't flip the canvas please Some Story and design notes under the cut!
The concept basically involves Jimmy/Ageth making his friends forget who Ageth is, because he never wanted any of them to know he was working as a vigilante in the first place, yet they all found out in some way shape or form.
Jimmy's ability in this AU lets him make potions! That's why he's witch themed! For example, if he intends to make a healing potion while mixing two liquids (the liquids can be completely random), he will end up with a healing potion of a reddish liquid. (Jimmy, of course, does not realize his intent makes potions.. He thinks there's recipes to them.)
Tango/Api Biru, meanwhile, his power is Hellflame. He's a bit stronger than other blazes like him (actually, a lot stronger), and yeah, Blazeborns are catlike and have paws and tails.. which aren't pictured. (I totally didn't forget to draw the tail, nooo..)
Anyways, Tango can kinda sense something's up. Characters in the AU that aren't fully human all have some sort of instincts, and they can kinda sense when someone they consider a friend is around (ex; Avians with their Flock, Vex with their Chaos, Werewolves with their Pack, Blazes with their Inferno), Blazes don't have a strong sense of this, but Tango thinks this vigilante that just showed up out of nowhere is a bit too familiar..
Also most hybrids, can hide their hybrid features. Wings, as an example, can be folded in and kinda fused into their back in the form of mini tattoos.
#jimmy solidarity#Tangotek#Feathers Embers AU#hermitpires au#hermitcraft au#team rancher#rancher duo#rachie art
64 notes
·
View notes
Text
Aditya
Aku pikir kamu terbuat dari cahaya; seperti malaikat. Kerja-kerja yang kamu lakukan selalu berkaitan dengan cahaya: fotografi dan pencahayaan pada instalasi pameran.
Aku kadang berpikir, barangkali kamu suka membagikan korek api atau kadang menjadi panitia penerbitan matahari. Kamu suka sekali dengan peristiwa matahari terbit. Kamu juga pernah mengajariku bagaimana menghadapi gemuruh petir setelah kilat menyambar.
Kamu datang begitu lembutnya seperti lilin kecil. Tidak pernah dalam gelombang yang besar, yang dapat menyilaukan mata, yang kemudian membuatku selalu waspada.
Kamu pernah berkata padaku ketika kedukaan datang tiap malam, "Kalau malam adalah manusia, barangkali akan aku bunuh ia. Atau setidaknya, kudatangi ia. Kutanya apa maksudnya membuatmu selalu menangis ketika kalian berjumpa."
Pada hari-hariku yang selalu gelap, kamu seperti penerang. Pada hari-hariku yang biru, kamu adalah oranye.
Seperti malaikat pula lah, engkau tak mudah aku rengkuh.
9 notes
·
View notes
Text
"No! I am not mad!! I just have a resting Bxtch face!!"
Api Biru is another term for Blue lava and/or Blue Fire. Api Biru is the daughter of the Demon Bull king, and Younger sister to Red son (2-4 years younger, which makes her around 18-22 in human years).
Info<3
-Has the same anger issues as Red son.
-Doesn't really know mk, but she isn't Really fond of him though.
-Is Mean to pretty much everyone.
-Trans-Fem!<3 (We stand Transgenders! 🥳🏳️⚧️)
-Actually has an account a lot of platforms (Guarantee that her user everytime is "Blue_Lava💙")
4 notes
·
View notes