#Antisipasi Corona
Explore tagged Tumblr posts
Photo
Upaya Pencegahan Penyebaran Virus Corona / Covid 19 Pemerintahan desa bersama Relawan Gugus COVID 19 bagikan masker dan sanitizer kepada masyarakat Gampong Ujung Batee Kecamatan Pasie Raja. PEMBAGIAN MASKER DAN HAND SANITIZER KEPADA MASYARAKAT SCARA GRATIS OLEH PEMERINTAH GAMPONG UJUNG BATEE (JARRAK/ZA) Acehselatan, JARRAKPOSACEH -- Setelah terbentuknya Relawan pada Minggu lalu,
0 notes
Text
Buat Kebijakan Berbeda, Bupati Pamekasan Sengaja Tak Meliburkan Sekolah
https://www.satukanal.com/pamekasan-belum-liburkan-siswa-sekolah-frr-lnr/
Buat Kebijakan Berbeda, Bupati Pamekasan Sengaja Tak Meliburkan Sekolah
Sejumlah daerah di Jawa Timur mulai mengambil langkah konkret dalam pencegahan penyebaran virus Corona.
Salah satunya, meliburkan kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah dengan catatan mengganti dengan tugas yang dikerjakan di rumah masing-masing siswa.
Namun, berbeda dengan Kabupaten Pamekasan.
Meski sudah keluar surat edaran dari Gubernur Jawa Timur dengan nomor surat 420/1780/101.1/2020 tengang peningkatan kewaspadaan terhadap virus corona di Jawa Timur, kabupaten yang bertajuk gerbang salam ini tidak meliburkan sekolah sejak hari ini.
Bupati Pamekasan Jawa Timur Badrut Tamam mengatakan, pihaknya memiliki alasan tidak meliburkan sekolah tepat hari ini tanggal (16/3).
Menurut politikus PKB ini, pihaknya masih akan mengedukasi masyarakat mengenai virus yang cukup membuat panik belahan dunia.
“Mulai besok kita akan mengedukasi masyarakat tentang cara hidup sehat dan memastikan konsep belajar di rumah,” katanya kepada sejumlah awak media.
Dengan demikian pihaknya akan meliburkan sekolah sejak Rabu tanggal 18 Maret sampai dengan 1 April 2020.
Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi kepanikan warga jika langsung diliburkan hari ini.
Menurut mantan anggota DPRD Jawa Timur ini jika tiba-tiba pemerintah meliburkan sekolah tanpa adanya edukasi dan memastikan tugas siswa di rumah, dikawatirkan akan timbul kepanikan dari masyarakat setempat.
Ia juga memastikan bahwa sampai saat ini menurut laporan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan tidak ada yang terpapar virus Corona atau Covid-19 ini.
Oleh sebab itu, pihaknya berharap agar masyarakat tidak panik dan tetap beraktivitas seperti biasanya.
Editor : Heryanto
#Antisipasi Corona#Badrut Tamam#berita pamekasan#Bupati Pamekasan#Tak Meliburkan Sekolah#virus corona#BERITA#HIGHLIGHT#ISU PILIHAN
0 notes
Photo
Bus Putera Mulya Lakukan Antisipasi Penyebaran Virus Corona Selain penyemprotan disinfektan, Putera Mulya juga menyediakan cairan pembersih tangan (hand sanitizer) yang secara bertahap dipasang di seluruh armada.
0 notes
Photo
Bupati Pamekasan Sarankan Warga di Rantau Tidak Mudik Antisipasi Covid-19
PortalMadura.Com, Pamekasan – Bupati Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Baddrut Tamam, meminta masyarakat asal bumi Gerbang Salam yang sedang berada di rantau agar
Baca Selengkapnya di Source link
0 notes
Link
#antisipasi#corona#virus#virus corona#ibl#berita#berita terkini#berita terbaru#berita terpercaya#berita harian terpercaya#berita harian terkini#berita harian terbaru
0 notes
Text
Belum Masuk Kategori Gawat, MUI Kota Malang Persilakan Warga Salat Jumat di Masjid
https://www.satukanal.com/belum-masuk-kategori-gawat-mui-kota-malang-persilakan-warga-salat-jumat-di-masjid/
Belum Masuk Kategori Gawat, MUI Kota Malang Persilakan Warga Salat Jumat di Masjid
Satukanal, Malang – MUI Kota Malang telah mengeluarkan fatwa khusus terkait antisipasi penyebaran Virus Corona atau Covid-19.
Salah satunya, mengganti Salat Jumat di masjid dengan salat dzuhur di rumah.
Fatwa itu dikeluarkan karena virus Corona memang menyebar atau menular dengan pesat.
Bahkan pemerintah pusat juga melakukan pembatasan dengan meminta masyarakat tanah air untuk sementara waktu bekerja, belajar, dan beribadah di rumah.
MUI Kota Malang Mengikuti Fatwa MUI Pusat
Berkaitan dengan hal tersebut MUI Kota Malang memang tetap mengikuti fatwa MUI pusat, namun hal itu tetap harus dilihat dari situasi dan kondisi masing-masing wilayahnya.
Ketua MUI Kota Malang, Baidlowi Muslich menyatakan untuk di Kota Malang tidak memberlakukan instruksi penutupan Salat Jumat di masjid.
Namun, para jamaah yang merasa khawatir dipersilahkan apabila ingin mengganti Salat Jumat dengan Salat Dzuhur.
“Secara resmi ditutup (untuk Jumatan di masjid) itu enggak, cuma dipersilahkan para jamaah itu istilahnya ijtihad-nya masing-masing. Kalau ternyata jamaah merasa khawatir dipersilakan mengganti dengan Salat Dzuhur,” ujarnya, Kamis (19/3).
Dijelaskannya, fatwa dari MUI pusat mengenai penggantian Salat Jumat dengan Salat Dzuhur di rumah dimaksudkan untuk daerah-daerah yang sangat mengkhawatirkan.
“Adapun, daerah-daerah yang tidak terlalu mengkhawatirkan, tetap Salat Jumat di masjid wilayahnya masing-masing,” imbuhnya.
Lebih lanjut ia menyatakan untuk Kota Malang saat ini belum dalam kategori sangat mengkhawatirkan.
Artinya, MUI Kota Malang tidak memberikan paksaan kepada masyarakat yang ingin salat Jumat di masjid atau di rumah.
Sehingga apabila memang masyarakat menghendaki untuk mengganti karena khawatir berkumpul dengan banyak massa, dipersilahkan. Dengan dasar utama dari fatwa MUI pusat tersebut.
“Untuk Kota Malang menurut pendapat kami, sementara ini belum terlalu berat seperti daerah lain. Maka kami menyerahkan saja kepada jamaah, kalau memang jamaah menghendaki Salat Dzuhur saja disilahkan, dasarnya hasil dari fatwa MUI itu. Tapi kalau dianggap ndak apa-apa di sini, monggo Salat Jumat tetap di masjid. Melihat sikon (situasi kondisi)-nya bagaimana di masing- masing wilayah,” tandasnya.
Keputusan itu, lanjut KH Baidlowi Muslich, sudah dikaji dari berbagai segi dengan mengambil rujukan Al Quran dan Sunnah yang kuat.
Editor : Heryanto
#antisipasi covid -19#highlight#isu pilihan#salat dzuhur#salat jumat#virus corona#BERITA#HIGHLIGHT#ISU PILIHAN
0 notes
Photo
PERCERAIAN DAN KEKERASAN TERHADAP ANAK DI TENGAH WABAH CORONA
Oleh Fahd Pahdepie
Topik berikutnya yang perlu kita antisipasi menyusul dampak pandemi COVID-19 adalah soal perceraian. Saat masyarakat didorong terus berada di rumah untuk menekan laju penularan virus, banyak pasangan yang terpaksa mengisolasi diri bersama orang-orang yang tidak lagi mereka cintai. Tak ayal, bagi sebagian orang, rumah justru menjadi penjara bahkan neraka.
Dalam situasi krisis yang membuat banyak orang tertekan, aneka pertengkaran akan sulit dielakkan. Bahkan dipicu hal-hal sepele. Di Israel, menurut laporan The Jerusalem Post (28/04), di tengah pandemi corona ini banyak kasus perceraian muncul disebabkan hal-hal yang tak masuk akal.
Diberitakan seorang istri menggugat cerai suaminya gara-gara selalu menyuruh memasak pizza dan burger, sementara si suami hanya menghabiskan waktu dengan menonton TV atau bermain ‘gadget’. Di tempat lain, seorang suami menceraikan istrinya karena tak tahan lagi dengan kebiasaan belanja ‘online’ si istri. Meski itu hanya sekadar ‘melihat-lihat’ saja, si istri bisa menghabiskan waktu berjam-jam.
Pada kasus yang lain, perceraian diakibatkan oleh hilangnya gairah seksual pada satu sama lain. Ada juga yang bercerai karena merasa porsi pembagian tugas pengasuhan anak sangat tidak adil. Bahkan ada seorang istri yang menggugat cerai suaminya karena si suami menolak untuk mencuci piring!
Di China, angka gugatan perceraian pasca berakhirnya kebijakan ‘lockdown’ pun dikabarkan meningkat signifikan. Sebagaimana diberitakan Bloomberg (31/03), di kota Xian, Provinsi Shaanxi, dan Dazhou, provinsi Sichuan, berkas gugatan perceraian menumpuk tinggi di kantor-kantor pengadilan negeri. Di Hunan, Provinsi Miluo, bahkan para staf kantor pengadilan tak bisa untuk sekadar istirahat minum, saking panjangnya antrean pasangan yang ingin bercerai.
Sejumlah faktor
Apakah dampak yang sama akan tiba juga di tengah masyarakat Indonesia? Saya kira demikian. Alasan ekonomi akan menjadi pemicu utamanya. Wabah corona yang memporak-porandakan berbagai sendi ekonomi, membuat penghasilan berkurang drastis, menjadi faktor stress yang bisa menyebabkan pertengkaran rumah tangga terjadi. Bahkan bisa berujung KDRT.
Faktor lain adalah berubahnya pola dan kebiasaan. Kelas pekerja yang biasanya berada di luar rumah, yang barangkali didominasi para suami, kini dipaksa untuk menghabiskan waktu di dalam rumah dengan kebijakan ‘work from home’. Tidak ada lagi tempat berlari atau mengasingkan diri, tidak ada ‘me time’, rumah menjadi satu-satunya ruang di mana segala emosi terakumulasi.
Budaya patriarki yang melekat pada keluarga Indonesia, di mana relasi laki-laki perempuan ditempatkan tidak setara, rentan membuat perempuan menjadi pihak yang mendapatkan banyak tekanan di dalam rumah. Mereka menjadi pihak yang dipaksa mengikuti pola dan kebiasaan baru yang berubah itu, yang boleh jadi menempatkan suami sebagai ‘boss’ atau ‘raja’ di rumah yang harus dituruti dan dilayani.
Barangkali sebenarnya itu bukan fenomena baru. Tetapi para istri biasanya punya ‘waktu istirahat’ ketika suaminya bekerja atau keluar rumah. Kini waktu istirahat itu hilang. Bagi sebagian orang, terus bersama selama 24 jam barangkali bukan semacam impian yang romantis, tetapi mimpi buruk yang menakutkan. Apalagi jika relasi yang tidak setara itu disertai kekerasan, fisik maupun verbal.
Namun, mungkin juga sebaliknya. Banyak para suami yang tertekan atau mengalami kekerasan dalam rumah tangga karena satu atau alasan lain. Singkatnya, jika tidak ada cinta atau prinsip kesetaraan dan kebersamaan yang terbangun di rumah, masa-masa isolasi mandiri tentu jadi sangat melelahkan dan penuh tekanan.
Anak-anak menjadi korban
Masalahnya, jika orangtua, suami-istri, dalam keadaan tertekan atau tidak bahagia, pihak lain yang paling rentan menjadi korban berikutnya adalah anak-anak. Meski bukan hal baru anak-anak kerap menjadi korban dari ketidakmampuan orangtuanya untuk melampiaskan emosi kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya atasan di kantor atau rekan bisnis di luar, situasi ‘di rumah saja’ seperti sekarang ini bisa menjadi penderitaan tersendiri untuk anak-anak.
Misalnya tekanan yang dihadapi seorang istri yang kerap dimarahi suaminya. Karena ia tak bisa melampiaskan emosi kepada si suami, bisa jadi karena takut atau karena alasan lain, kerap berujung pada menjadikan anak-anak sebagai objek pelampiasan itu. Anak-anak dimarahi tanpa alasan yang jelas, dihukum, bahkan mendapatkan perlakuan kasar.
Bagi sebagian anak yang menghadapi kekerasan-kekerasan verbal atau fisik di rumah, sekolah atau waktu bermain bisa jadi sebenarnya merupakan pelarian atau ‘safe haven’. Tetapi, dengan ditiadakannya sekolah seperti sekarang ini, bagaimana nasib anak-anak itu?
Saya kira kita perlu mulai mengantisipasi kasus-kasus semacam ini. Di tengah pandemi yang memaksa kita di rumah saja, ada ancaman meningkatnya angka perceraian dan potensi KDRT serta kekerasan terhadap anak. Kita perlu memberi perhatian yang cukup mengenai hal ini.
Saya kira penting bagi setiap pasangan untuk mulai menengok hubungan rumah tangga mereka kembali. Tekanan dan tanggung jawab yang sedang dihadapi bersama, perlu dikelola dan dibagi. Masing-masing pihak perlu belajar mengelola emosi dan saling menghargai peran satu sama lain.
Di antara sejumlah tips, merawat dan memberi perhatian pada diri sendiri saya kira baik untuk bisa melihat bahwa selama ini kita disayangi. Cobalah melakukan hal-hal baru. Tumbuhkan kembali cinta di dalam rumah. Upayakan jangan membuat keputusan-keputusan besar dalam keadaan tertekan. Meski di rumah saja, saya kira setiap anggota keluarga tetap perlu ‘me time’-nya masing-masing.
Akhirnya, di sinilah saya kira ruang lain di mana pemerintah, organisasi keagamaan serta organisasi masyarakat juga bisa ikut berperan. Masalah-masalah ini perlu perhatian serius dan jangan dibiarkan menjadi bom waktu yang bisa meledak kapan saja.
Pemerintah melalui Kemenko PMK, Kementerian Agama, Kementrian PPPA, Komnas Perempuan dan KPAI bisa bekerjasama dengan berbagai organisasi keagamaan maupun kemasyarakatan seperti Aisyiah atau berbagai lembaga swadaya masyarakat lain untuk mulai serius memperhatikan hal-hal ini di tengah pandemi. Bisa digelar berbagai kelas atau seminar daring, pendampingan atau advokasi, juga lainnya.
Di Arkansas, Amerika Serikat, kasus perceraian dan kekerasan terhadap perempuan dan anak dikabarkan meningkat selama pandemi ini. Bisa jadi juga di Indonesia. Sangat bisa. Tinggal kita menganggapnya sebagai hal biasa saja atau masalah penting yang harus kita hadapi bersama.
Tabik!
FAHD PAHDEPIE - Penulis buku Rumah Tangga (2015), Sehidup Sesurga (2017), dan Cerita Sebelum Bercerai (2020)
65 notes
·
View notes
Text
Corona dan Negaraku
Bandung, 09 April 2020 Tidak terasa 1 bulan lebih Corona masuk ke Indonesia. Semakin hari, jumlah orang yang terjangkit positif corona semakin banyak sampai menembus angka 2.956 kasus, 240 orang meninggal dan 222 orang lainnya dinyatakan sembuh.
Beberapa problematika pun muncul pasca datangnya Covid-19 ke Indonesia. Mulai dari angka yang terjangkit positif Corona terus meningkat, dengan rata-rata peningkatan kurang lebih 100 orang per hari. Disamping itu, minimnya jumlah tenaga medis yang merupakan tim garda terdepan dalam memerangi corona, sedikitnya APD (alat pelindung diri) yang tersedia untuk menunjang kerja tim medis, dan masih banyaknya orang yang menghiraukan himbauan pemerintah untuk diam aja dirumah guna agar dapat memutus rantai penyebaran virus corona.
Negara Indonesia ini, rentan sekali dengan penyebaran virus yang sedang mewabah. Terlebih lagi dengan kebudayaan masyarakatnya yang senang berkumpul dan banyak melakukan aktifitas berkelompok. Dengan jumlah penduduk yang terdiri dari 2 juta ribu orang lebih, dapat dikirakan bahwa virus Corona ini bisa menjangkit 600.000-700.000 orang penduduk Indonesia.
Beberapa langkah sudah dilakukan oleh pemerintah. Mulai dari penyediaan anggaran untuk menunjang penanganan covid-19; pembentukan tim khusus yang menjadi tangan kanan Menteri Kesehatan dalam menangani wabah ini (setiap perkembangan tentang virus Covid-19 yang terjadi ditanah air, diumumkan dan disebarluaskan ke media massa untuk dapat dijadikan informasi dan perbaharuan kebijakan sesuai dengan keadaan yang dinamis); dan menstabilkan harga barang-barang langka agar tidak terjadi ketimpangan ekonomi di tengah-tengah masyarakat.
Banyak kritikan yang mengatakan bahwa langkah pemerintah dalam menangani virus ini dinilai lamban. Pasalnya belum adanya sikap dan peraturan tegas yang mengatur dan mengatasi problematika yang muncul ditengah masyarakat setelah adanya virus Corona ini. Seharusnya pemerintah sudah mulai melakukan antisipasi baik dengan kebijakan dan regulasi yang dapat mengikat masyarakat untuk bersama bijak melawan corona. Diantara peraturan yang musti dibuat diantaranya seperti memberikan sanksi kepada mereka yang melakukan kegiatan yang mengundang massa, terutama untuk aktifitas yang menimbulkan kericuhan; membatasi masyarakat dalam membeli barang; tidak membiarkan harga barang-barang (terutama yang dibutuhkan) melonjak naik secara drastis; menangani biaya pangan untuk kelangsungan hidup masyarakat kalangan menengah kebawah karena pekerjaan mereka dihentikan dalam waktu yang cukup lama sehingga mereka tidak mendapatkan pemasukan uang; membuat peraturan tegas tentang larangan menolak jenazah covid-19; begitu juga dengan sanksi tegas bagi yang melanggar peraturan tentang larangan masyarakat untuk melakukan mudik sehubung dengan akan datangnya Bulan Ramadlan.
Walau demikian, beberapa upaya pemerintah sudah mulai terlihat. Apalagi baru-baru ini, diumumkan bahwa pemerintah akan melakukan PSBB ( Pembatasan Sosial Berskala Besar). Hal ini merupakan persetujan dari Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto atas usulan yang diajukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Peraturan ini akan diberlakukan mulai dari tanggal 12 April mendatang. Mengingat bahwa Jakarta merupakan daerah terbanyak kasus covid-19 di tanah air. Dengan adanya kebijakan ini, semua aktifitas sosial di daerah Ibu Kota dan sekitarnya akan benar-benar dibatasi termasuk dengan mengadakan pemeriksaan ketat untuk para warga yang masuk/keluar ke dan dari daerah tersebut. Disamping itu, beberapa aktifitas masih diperkenankan untuk beroperasi diantaranya: Tim medis dan kesehatan; Tim produksi pangan; dan anggota pemerintahan. Hal ini diharapkan agar dapat memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 ini.
Ternyata, begitu banyaknya PR pemerintah, namun tidak selalu kita harus bertumpu menunggu keputusan dan kebijakan pemerintah. Masyarakat pun harus ikut andil dalam menangani wabah ini. Untungnya, dinegeri kita masih banyak orang-orang berhati mulia. Mereka menyumbangkan sebagian hartanya untuk membantu menyediakan kebutuhan-kebutuhan yang sedang melanda Indonesia. Banyaknya saluran penggalangan dana, mempermudah masyarakat yang memiliki kelebihan rezeki agar ikut berperan menyumbang untuk negeri. Jika kenyataanya, kita tidak bisa melakukan hal-hal yang berpengaruh besar untuk negari kita, setidaknya kita masih bisa melakukan hal-hal kecil untuk meringankan pekerjaan yang merepotkan negera dalam mengurusi rakyatnya. Dengan cara apa? “Diam di Rumah Aja dan ikuti kebijakan dari Pemerintah”. Setuju??? :)
14 notes
·
View notes
Photo
Waspada Virus Corona, Transjakarta Lakukan Langkah Antisipasi Virus Corona diumumkan hadir di Indonesia sejak Senin (2/3). Diketahui, salah satu penularannya lewat media bersentuhan. Ada langkah antisipasi dari PT Transportasi Jakarta (Transjakarta).
0 notes
Photo
Antisipasi Corona, Petugas Semprotkan Cairan di Tempat Layanan Publik
PortalMadura.Com, Pamekasan – Petugas gabungan yang meliputi petugas TNI, Polri, Dinas Perhubungan (Dishub), dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur,
Baca Selengkapnya di Source link
0 notes
Link
#filipina#kevin sanjaya#antisipasi#corona#virus corona#virus#wuhan#berita#berita terkini#berita terbaru#berita terpercaya#berita harian terkini#berita harian terbaru#berita harian terpercaya
0 notes
Text
Belum Masuk Kategori Gawat, MUI Kota Malang Persilakan Warga Salat Jumat di Masjid
https://www.satukanal.com/bagaimana-pelaksanaan-salat-jumat-di-kota-malang-ini-jawaban-mui-acf-krn/
Belum Masuk Kategori Gawat, MUI Kota Malang Persilakan Warga Salat Jumat di Masjid
Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa khusus terkait antisipasi penyebaran Virus Corona atau Covid-19.
Salah satunya, mengganti Salat Jumat di masjid dengan salat dzuhur di rumah.
Fatwa itu dikeluarkan karena virus Corona memang menyebar atau menular dengan pesat.
Bahkan pemerintah pusat juga melakukan pembatasan dengan meminta masyarakat tanah air untuk sementara waktu bekerja, belajar, dan beribadah di rumah.
Berkaitan dengan hal tersebut MUI Kota Malang memang tetap mengikuti fatwa MUI pusat, namun hal itu tetap harus dilihat dari situasi dan kondisi masing-masing wilayahnya.
Ketua MUI Kota Malang, Baidlowi Muslich menyatakan untuk di Kota Malang tidak memberlakukan instruksi penutupan Salat Jumat di masjid.
Namun, para jamaah yang merasa khawatir dipersilahkan apabila ingin mengganti Salat Jumat dengan Salat Dzuhur.
“Secara resmi ditutup (untuk Jumatan di masjid) itu enggak, cuma dipersilahkan para jamaah itu istilahnya ijtihad-nya masing-masing. Kalau ternyata jamaah merasa khawatir dipersilakan mengganti dengan Salat Dzuhur,” ujarnya, Kamis (19/3).
Dijelaskannya, fatwa dari MUI pusat mengenai penggantian Salat Jumat dengan Salat Dzuhur di rumah dimaksudkan untuk daerah-daerah yang sangat mengkhawatirkan.
“Adapun, daerah-daerah yang tidak terlalu mengkhawatirkan, tetap Salat Jumat di masjid wilayahnya masing-masing,” imbuhnya.
Lebih lanjut ia menyatakan untuk Kota Malang saat ini belum dalam kategori sangat mengkhawatirkan.
Artinya, MUI Kota Malang tidak memberikan paksaan kepada masyarakat yang ingin salat Jumat di masjid atau di rumah.
Sehingga apabila memang masyarakat menghendaki untuk mengganti karena khawatir berkumpul dengan banyak massa, dipersilahkan. Dengan dasar utama dari fatwa MUI pusat tersebut.
“Untuk Kota Malang menurut pendapat kami, sementara ini belum terlalu berat seperti daerah lain. Maka kami menyerahkan saja kepada jamaah, kalau memang jamaah menghendaki Salat Dzuhur saja disilahkan, dasarnya hasil dari fatwa MUI itu. Tapi kalau dianggap ndak apa-apa di sini, monggo Salat Jumat tetap di masjid. Melihat sikon (situasi kondisi)-nya bagaimana di masing- masing wilayah,” tandasnya.
Keputusan itu, lanjut KH Baidlowi Muslich, sudah dikaji dari berbagai segi dengan mengambil rujukan Al Quran dan Sunnah yang kuat.
Editor : Heryanto
#antisipasi covid -19#highlight#isu pilihan#salat dzuhur#salat jumat#virus corona#BERITA#HIGHLIGHT#ISU PILIHAN
0 notes
Text
Rindu Mesjid
Sudah kira-kira sebulan lebih aku tidak ke mesjid. Sholat berjamaah di rumah, kantor. Sejak ada surat edaran itu.
Sudah mau Jumatan kelima, besok jika masih diberi umur, aku tidak sholat di mesjid. Rindu.
Memang sudah ada surat edaran untuk melakukan ibadah di rumah masing-masing. Sebagian masih ada yang melaksanakan jumatan ataupun sholat lima waktu. Namun, tidak ramai. Semuanya waspada. Apakah aku takut ke mesjid? Takut sama corona?
Aku tidak takut. Hanya saja waspada, antisipasi. Sebab, kalaupun aku tidak tertular, bisa saja aku yang menularkan virus itu ke orang lain. Corona bisa terjadi tanpa sebab, tanpa tau bahwa ternyata kita sebenernya telah punya corona itu.
Seperti malam ini, malam Ramadhan pertama, aku berjamaah di rumah bersama temen sekontrakan. Ramadhan lalu kami masih berlomba-lomba untuk saling ke mesjid. Hari ini tidak. Huhuhu
Suara bilal khas taraweh juga tidak terdengar. Hanya saja tadi dengar suara tadarus alquran. Merdu sekali.
Aku rindu mesjid. 😭😭
3 notes
·
View notes
Text
Puasa day 1
Di puasa hari ke-3 post tentang puasa hari ke-1. It's too late, hehe.
Puasa hari pertama alhamdulillah lancar. Tapi pagi-pagi udah dibikin kesel. Udah panas-panas jam setengah 10 naik motor ke sekolahannya adek buat bayar SPP karena anaknya ga boleh dateng ke sekolah (akibat corona). Pas udah sampai sekolahnya tutup, betapa ingin mengumpat. Tapi sudah sih, astagfirullah elsa. Pulang dengan sia-sia banget. Udah panas
Sampai rumah masuk kamar, ceritanya sih masih kesel gara-gara sekolahnya tutup tapi ndak dikasih tau. Melanjutkan aktivitas yang tertunda, terus ada paket. Sejak corona ada, tiap nerima paket langsung dicuci terus dijemur sebelum dibuka. Ntar pas dibuka biasanya ada yang basah barangnya hahaha. Gimana yaa antisipasi aja sih.
Karena aku lagi shift siang, nyempetin tidur 1jam sebelum berangkat. Puasa pertama bukanya di apotik. Bawa bekal, cuma buat teh anget aja disana. Iseng kan diriku ini post diinstastory tanya tentang puasa hari ini. Pertanyaan menurutku paling konyol yaitu minta difollow. Tidak tepat aja sama yang aku tanyain. Terus aku liat profilnya juga kayak emang nyari followers. Duh ya jadi julid, astagfirullah elsa. Akhirnya aku bales gini:
Maaf yaa bukannya sombong, tapi emang ga nyari followers sih. Followan juga sama temen aja terus olshop sama akun korea. Ini kan posisi ditempat kerja, lagi sepi juga akhirnya bikin tiktok sama temen. Kalau gabut suka gitu, kadang yaa nyanyi ga jelas. Dasar elsa 😌
Day1 kelar dengan setelah pulang ketiduran dan lupa sholat isya. Astagfirullah elsa. Ayo semangat memperbaiki.
2 notes
·
View notes
Text
Armada kami bebas dari virus Corona Covid 19
Mengenal virus Corona Covid 19
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari corona virus yang menular ke manusia. Walaupun lebih bayak menyerang lansia, virus ini sebenarnya bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.
Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.
Corona virus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).
Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.
Gejala Virus Corona (COVID-19)
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona.
Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:
1. Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius) 2. Batuk 3. Sesak napas Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah penderita terpapar virus Corona.
Kapan harus ke dokter
Segera lakukan isolasi mandiri bila Anda mengalami gejala infeksi virus Corona (COVID-19) seperti yang telah disebutkan di atas, terutama jika dalam 2 minggu terakhir Anda berada di daerah yang memiliki kasus COVID-19 atau kontak dengan penderita COVID-19. Setelah itu, hubungi hotline COVID-19 di 119 Ext. 9 untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut.
Bila Anda mungkin terpapar virus Corona tapi tidak mengalami gejala apa pun, Anda tidak perlu memeriksakan diri ke rumah sakit, cukup tinggal di rumah selama 14 hari dan membatasi kontak dengan orang lain. Bila muncul gejala, baru lakukan isolasi mandiri dan tanyakan kepada dokter melalui telepon atau aplikasi mengenai tindakan apa yang perlu Anda lakukan dan obat apa yang perlu Anda konsumsi.
Bila Anda memerlukan pemeriksaan langsung oleh dokter, jangan langsung ke rumah sakit karena itu akan meningkatkan risiko Anda tertular atau menularkan virus Corona ke orang lain. Anda bisa membuat janji konsultasi dengan dokter di rumah sakit melalui aplikasi Alodokter agar bisa diarahkan ke dokter terdekat yang dapat membantu Anda.
Pencegahan Virus Corona (COVID-19)
Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau COVID-19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:
- Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak. - Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat pergi berbelanja bahan makanan. - Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum. - Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan. - Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat. - Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif terinfeksi virus Corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek. - Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke tempat sampah. - Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan, termasuk kebersihan rumah.
Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 atau termasuk kategori ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar virus Corona tidak menular ke orang lain, yaitu:
- Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain. - Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan. - Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu pihak rumah sakit untuk menjemput. - Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda benar-benar sembuh. - Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang sakit. - Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan tidur dengan orang lain. - Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang bersama orang lain. - Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera buang tisu ke tempat sampah.
Kondisi-kondisi yang memerlukan penanganan langsung oleh dokter di rumah sakit, seperti melahirkan, operasi, cuci darah, atau vaksinasi anak, perlu ditangani secara berbeda dengan beberapa penyesuaian selama pandemi COVID-19. Tujuannya adalah untuk mencegah penularan virus Corona selama Anda berada di rumah sakit. Konsultasikan dengan dokter mengenai tindakan terbaik yang perlu dilakukan
Medan88 Rent Car mengantisipasi Penyebaran pada armada yang akan di sewakan dengan aturan yang sudah menjadi standarisasi kerja
1. Driver kami selalu menjaga Kebersihan Tangan World Health Organization menyarankan untuk selalu menjaga kebersihan tangan dengan mencuci pakai sabun. Pasalnya air dan sabun dapat membunuh virus yang sedang bersarang di tangan. Mereka juga kemudian menyuruh agar tidak memegang area wajah karena virus ditularkan lewat cairan tubuh (droplets). Bila terkontaminasi dan menyentuh area seperti hidung, mata, atau mulut, dikhawatirkan tertular.
2. Peralatan Kebersihan Selain dengan menjaga kondisi tangan tetap bersih saat sebelum dan sesudah mengendarai mobil, kami juga menyiapkan peralatan kebersihan misalkan seperti cairan antiseptic atau hand sanitizer.
3. Kebersihan dalam Kabin Kami selalu menyemprotkan cairan disinfektan setelah mobil di cuci ataupun sebelum beroperasi,maka mobil akan dalam keadaan steril 100 %
4. Menjaga Kualitas Udara Antisipasi penyebaran virus corona lainnyarutin membersihkan filter AC secara berkala. Filter AC ini berfungsi untuk menyaring udara masuk dari luar. Tentu setelah sekian lama menyaring udara kotor dari luar kemungkinan kesegaran kabin bisa berkurang. Meski tidak menjamin partikel virus corona turut tersaring, namun setidaknya usaha untuk tetap menjaga kebersihan udara di dalam kabin
1 note
·
View note