#30hbckota
Explore tagged Tumblr posts
Photo
“Aku harus ke Bandung, meski hanya jungkir balik di taman Mesjid Agung.” motivasimu dulu.
Sudah berapa lama tidak mengunjungi kotaku? Satu, dua tahun? Atau sudah setengah windu? Apakah rindu?
Aku mengenal kamu sebagai seorang lanang yg suka bertualang, hampir pelosok negeri sudah kamu datangi. Namun tidak dengan kota2 metropolitan dan yg mendekatinya. Ke Jakarta saja belum pernah. Apalagi Bandung, katamu. Sedangkan ke Aceh, Kalimantan, Nusa Tenggara sudah pernah, walau baru sekali. Padahal jika dipikir-pikir jarak tempuhnya lebih jauh dari Yogyakarta - Bandung yg hanya 400 kilometeran. . “Aku kurang suka bising kota besar, hiruk pikuk kendaraan, dan jalanan lalu lintas yg hanya berisi kemacetan.” Jika kini kamu ke Bandung, pasti kamu semakin malas, karena volume kendaraan semakin meningkat. Apalagi tak ada lagi alasanmu mengunjungi kotaku. Tidak kerinduanmu ataupun aku. Meski aku iming-imingi bahwa Bandung semakin cantik dengan tata kota yg semakin ciamik, pasti kamu tidak begitu tertarik.
Ingat Kawah Putih yg dulu pernah kita kunjungi? Sekarang semakin bagus, ada jembatan kayu kesukaanku menuju titik tengahnya. Balai Kota tempat kita sarapan dulu pun jadi semakin bagus dengan labirin-labirinnya. Jalan Asia Afrika tempat kita berjalan kala malam jadi semakin benderang. Jangan tanya Braga, itu sudah seperti Malioboro, jika diibaratkan Braga adalah cinta pertama setiap kali kamu ke bumi Parahyangan. Alun2 semakin ramai, jika di hari libur tidak akan kamu temui tempat untuk kamu berjungkir balik seperti niat pertamamu ke kota ini.
Cilor jajanan yg dulu sangat kita buru, sekarang sudah menjamur. Lumpiah basah hampir di sudut kota bisa ditemui. Meski seblak sekarang sudah menyentuh kotamu, tetapi Surabi Setiabudi tak ada dua di kota manapun. Kehangatan nasi merah, ayam bakar dilengkapi dengan petai bakar dan sambal terasi ala Puncak Cimbuleuit pun sepertinya tidak ada. Hanya ada di sini. Ohya, kamu belum pernah kuajak ke sana ya? Nanti, jika kamu ke Bandung kembali, aku janji, kita akan ke sana. Jadi, kapan kira2?
#aksarannyta 📷 @adityaaryandi @30haribercerita #30hbckota #30hbc1812
127 notes
·
View notes
Photo
[JOGJA, KOTA YANG MENDEWASAKAN] Orang bilang Jogja itu Istimewa Orang bilang Jogja itu terbuat dari Rindu, Pulang dan Angkringan Rindu. Karena siapapun yang mampir ke kota ini entah walau hanya sebentar dia akan merasakan rindu untuk kembali ke kota ini, Pulang. Karena jogja memberikan kenyamanan untuk pulang, sehingga siapapun yg pernah mampir ke kota ini entah hanya untuk sekedar berwisata atau menimna ilmu, ia akan merasa bahwa Jogja adalah rumah, rumah yg memberikan rasa nyaman, rumah untuk kita kembali pulang Angkringan. Karena jogja memiliki kekhasan ttg angkringan, angkringan yg mengajarkan ttg kesederhanaan. Dan siapa sekapat, ini adalah paket lengkap yg dimiliki oleh kota ini. Sebelumnya, saya tidak pernah terpikir untuk menimba ilmu di kota ini. Tapi, akhirnya saya menikmati dan bersyukur ditakdirkan memiliki proses pendewasaan di kota ini. Dalam perjalanan hidup saya, Madura adalah kota orang tua juga lelulur saya, Bekasi adalah kota kelahiran saya, dan Jogja adalah kota yang mendewasakan saya. Saya katakan sebagai Kota yang Mendewasakan. Karena kota ini memberikan saya pelajaran yg sangat bermakna akan banyak hal, terlebih bagi proses pendewasaan saya. Bukan. Bukan hanya belajar akan ilmu pendidikan yg sedang saya tempuh, lebih dari itu. Belajar akan makna hidup yg sebenarnya. Karena kota ini mengajarkan bahwa dalam hidup kita akan bertemu banyak sekali orang baru. Dan juga banyak sekali sudut pandang baru yg akan kita temui. Jogja mengajarkan untuk lebih banyak mendengar, untuk lebih memahami, untuk berroleransi, untuk lebih sabar, untuk mengupakayan selalu ikhlas. Jogja, sangat bermakna bagi saya. Jogja adalah kota yang mendewasakan. @30haribercerita #30haribercerita #30hbc12 #30hbckota #gerakanayocerita #gerakanayonulis #yoknulis #jogjaistimewa #jogja
4 notes
·
View notes
Photo
WAKTU PRODUKTIF
Ada kah yang merasa waktu luangnya tergadai karena aktivitas harian yang silih berganti tak pernah ada habisnya? Pasti sebagian dari kita mengalaminya tanpa harus mengakui memang begitu adanya
Ada sebuah kisah dari seorang anak yang ayahnya selalu sibuk bekerja hingga tak ada waktu untuk bermain dengannya. Hingga si anak berinisiatif untuk menabung dengan mengumpulkan koin-koin receh.
Pasti kita berpikir, dia sedang belajar menabung. Ternyata setelah koin demi koin terkumpul banyak, ia memberikan tumpukan koin dalam celengan itu kepada ayahnya, sembari berkata: “Ayah, apakah nominal dari koin-koin ini dapat membeli waktumu untukku, seperti apa yang dilakukan perusahaan kepadamu?”
Apa yang dilakukan Sang Anak, sungguh menampar hati Sang Ayah. Itu kalau sudah berkeluarga, bagaimana dengan kita yang masih numpang KK pakai nama bapak-ibu. Sebenarnya sama saja, kesibukan tak boleh membuat diri lupa dengan keluarga. Karena sibuk dengan rentetan target dan deadline pekerjaan, terkadang lupa bahwa harus pulang sebagai anak kandung, bukan anak kost.
Disini pentingnya p-r-i-o-r-i-t-a-s. Mengatur sedemikian rupa mana hal yang penting mana yang tidak. Memilih fokus pada pekerjaan atau halan-halan. Memilih menghabiskan weekend di rumah atau di tempat kerja.
Seperti apa yang terjadi hari ini, ketika saya dan seorang kawan yang awal mulanya janjian hadir dalam suatu agenda di New Zealand Consulate. Namun harus kami cancel karena urusan di laboratorium
Menyesal? Tentu tidak. Walaupun aslinya kami ingin sekali safar ke dalam New Zealand Consulate untuk belajar apa-apa yang tak kami ketahui selama ini, barangkali suatu saat nanti Sang Khaliq izinkan kami menginjakkan kaki untuk melihat kebudayaan Suku Maori, eksotisme Burung Kiwi hingga segerombolan domba-domba yang menjadi ciri khas New Zealand
Seperti apa yang ia katakan: “Alhamdulillah hidup kita lab sekali”
Bi'idznillah. Kami yakin bahwa tertundanya urusan kami akan digantikan oleh Sang Khaliq dengan keberkahan dari urusan yang lain. Oleh karena itu, harus tetap fokus pada p-r-i-o-r-i-t-a-s
Btw, sekarang sabtu malam apa malam minggu ya?
1 note
·
View note
Text
Kota ini tempat ketika aku datang kesana aku menangis, dan ketika meninggalkannya pun aku menangis.
Awalnya aku datang kesini secara terpaksa. Anak baru lulus SD "dipaksa" untuk masuk ke pesantren di tempat yang berbeda pulau dengan rumah tempat tinggal.
Awalnya mengira 6 tahun adalah waktu yang sangat lama, ternyata tidak terasa 6 tahun sudah berlalu dengan berbagai macam cerita terlukis di dalamnya.
Awalnya mengira aku akan "bebas" dari penjara suci ini setelah keluar dari sana. Ternyata ada sesuatu yang mengikat, membuatku susah lepas dari bayang-bayang kenangan tempat ini.
Awalnya mengira, mungkin karena tahun-tahun pertama aku bebas darisana, nanti juga biasa saja.
Ternyata dugaanku salah, semakin aku mengingatnya semakin aku rindu untuk kembali ke masa-masa 6 tahun itu.
Haaa Husnul Khotimah aku rindu rasanya. Disinilah tempat yang membuatku mencintai suasana gunung. Jadi jika disuruh pilih, gunung atau pantai?maka aku jawab suasananya gunung, tapi pemandangannya pantai 😅
*ending ngga nyambung 👻
1 note
·
View note
Video
#12 . Maret 2015 . “Kamu berubah?” “Power ranger?” jawabku. “Aku serius.” . Aku pun menghela nafas. Ini bukan kesekian kalinya dia bilang begitu. Sebenarnya aku tidak suka berbincang di sepeda montor dalam perjalanan. Bukan apa, karena aku tidak bisa melihat ekspresinya, yang biasanya lebih bisa menggambarkan apa yang dia rasa daripada apa yang dia kata. Aku lebih suka diam dan membiarkan otakku merekam memori perjalanan kami. Pun, aku tak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan itu. —— Januari 2017 . Ingatan fotografisku cukup kuat, tentang kamu. Aku tidak menyangka bahwa semua ingatan yang tak dinyana itu muncul. Tentang sudah berapa tempat yang kita singgahi, sudah berapa sudut dimana kita bercanda di sana, atau sudah berapa ruang dimana kita meninggalkan kesan. Dan pada kota ini, aku sedang menabung rindu. . @30haribercerita #30haribercerita #30hbc1812 #30hbckota #fiksi #random . Model: @gndy_k ( I’m going to leave Malang soon! ☹️ )
1 note
·
View note
Photo
[12/30] “Bu, Yah.. Aku mau kuliahku gak disini. Aku mau merantau”
Mungkin terdengar biasa, tapi tidak untuk Ibuku yang hanya diam tanpa mengucapkan apapun, terkejut? Jelas. Tetapi pada akhirnya luluh juga. Berbeda dengan ayahku yang langsung merestui dan mengikuti keputusanku, asal itu yang terbaik.
Syukur, untuk mencapai kota perantauan aku lalui dengan lancar. Aku diterima! Saat itu juga, aku merasakan bahagia karena berhasil lolos dan seketika pula merasakan sedih karena harus siap meninggalkan Ibu Ayah, Adik dan Kakak.
Sebut saja kota khas Lumpia. Pertama kali aku menjalani ospek di jurusan, aku tak tahan. Manajemen waktuku berantakan! Tapi disitulah aku belajar untuk bagaimana manage waktu yang baik. Aku memutuskan untuk menjadi mahasiswa yang cukup aktif, turut serta dalam beberapa organisasi, mengikuti berbagai kepanitiaan dan pelatihan. Sayangnya aku tak pernah berhasil tembus dalam akademis (pimnas/lkti).
Sebut saja kota khas Tahu Bakso. Dalam merantau ada bagian kenangan yang takkan pernah dilupakan, salah satunya mempunyai keluarga baru. Sangat bersyukur bisa dipertemukan banyak kepala dari berbagai daerah yang awalnya acuh tak acuh menjadi begitu perhatian dan peduli. Perjalanan ku seperti permen nano-nano, mengalami berbagai rasa karena banyak cerita dan pengalaman yang kujalani bersama mereka.
Sebut saja kota khas Bandeng Juwana. Berkat doa Ayah dan Ibu, aku berhasil lulus tepat waktu dengan predikat sangat memuaskan. Tak banyak kata ku ungkapkan, hanya syukur yang kupanjatkan. Dan perjalananku di kota rantau berakhir dengan wisuda.
Ah, cukup sedih untuk meninggalkan dan berat untuk melangkah kembali pulang ke rumah. Karena terlalu banyak memori yang terekam, kenangan yang terukir dan cerita yang tertulis disana.
Tetapi begitulah roda kehidupan, ada saat kamu pergi dan ada saatnya kamu harus pulang. Bagaimanapun tujuan merantau adalah kembali pulang ke rumah.
Terima kasih atas semua pembelajaran yang tak pernah ku dapatkan sebelumnya di kota rantauku, Semarang.
0 notes
Photo
Hari keduabelas, tema: kota. Jika Jogja punya Borubudur dengan megah candinya, Palembang punya Ampera dengan anggun bentangnya. - Yeps, namanya Ampera, jembatan yang membentang panjang, membelah Sungai Musi menghubungkan hulu dan hilir. Dulu, sebelum adanya Jembatan Suramadu, Ampera menjadi jembatan terpanjang di Indonesia. (waktu sd sih gitu taunya, baca di rpul pula hhehe ._.v) Dan aku merasa bersyukur bisa tinggal di Palembang, karena disini roke, model dan kapal selam pun bisa dimakan. Tapi kalo kalian mampir ke palembang jangan takut yah. Orangnya baikbaik kok, ga seganas yang kalian kira. - Dan aku kasih tau juga, jangan pikir juga cuma Ampera doang yang bisa kalian kunjungi lohh, di hulu Ampera ada Benteng Kuto Besak, MONPERA, Masjid Agung Kesultanan SMB II, Museum SMB II terus kalo kalian mau nyebrang ke hulunya, bisa ke Kampung Kapitan, Kampung Almunawar dan Gelora Olahraga tempat perhelatan olahraga terbesar mendatang pun ada di hulunya Ampera. - Dan inilah kota ku tak begitu banyak pesona, dan masih kalah dengan megahnya ibukota, tapi kutak berniat untuk pindah ke meikarta :) ==== Ps: 3jam yang lalu baru kutengok kalo hari ini temanya kota, maklum dari semalam ga nyentuh² ig karena urusan mata yang ga bisa diajak kompromi wkwk. Dan semoga ini bisa terbaca sama siapa aja, karena gada yang sia-sia kan ya. Fyi,ini foto aku take sendiri hihi, menurut kalian ini foto di take ketika mentari baru merekah atau ketika senja tiba? - Palembang. 23:46 - @30haribercerita #30haribercerita #30HBC1812 #30HBCKota #ceritacitra #ceritakota #ampera #aseangames2018 #2018 #palembang #SumateraSelatan #wisatapalembang (di Palembang)
#30haribercerita#palembang#30hbc1812#ampera#sumateraselatan#aseangames2018#wisatapalembang#30hbckota#ceritakota#2018#ceritacitra
0 notes
Photo
Untuk @30haribercerita hari ke-12 Tema : Cerita Kota Ketika orang lain sudah ada yang mengisi lembar ceritanya dengan sederet kota besar di dalam maupun luar negeri. Aku masih berkutat di sekitaran Jakarta, Brebes, dan Bekasi. Tiga kota yang menjadi identitas. Lahir dimana? Jakarta. Mudik kemana? Brebes. Sekarang tinggal dimana? Bekasi. Jakarta adalah tempat dimana aku di lahirkan, meski pada akhirnya yang tertulis di akte adalah kota dimana aku di besarkan, kota Brebes yang selalu berhias. Iya kota yang bahasanya ngapak - ngapak itu, yang punya bawang merah dan telor asin sebagai produk andalan, yang sempat menjadi trending topik karena kemacetan parah di toll brexit, yang menjadi buah bibir gegara ada yang jual bensin dengan harga selangit. Kota dimana aku menyebut diri, Pulang. Mengenang segala kisah masa kecil hingga remaja dan kemudian menjadi galau karena selalu menggendat dimanjakan masakan Mama. Mudik naik berapa kilo? Hikss. Kemudian aku harus terdampar di sebuah planet lain, yang bernama Bekasi. Menghabiskan sisa - sisa masa remaja menuju fase dewasa. Dikota inilah aku memulai perjuangan, belajar menjadi wanita yang mengerti makna dan tujuan hidup. Jakarta - Brebes - Bekasi Layaknya segitiga bermuda, aku terperangkap di dalamnya. Ada rencana move on? Ada! Kemana? Rahasia! @30haribercerita #30haribercerita #30hbc1812 #30hbckota #delimamerah Pict taken by me
0 notes
Photo
#kudunulis #maridibaca @30haribercerita #30haribercerita #30HBC18 #30HBC1812 #30HBCkota . Tiga Kota (Part.04) . KOTA 3 : Semarang . Akibat iseng-iseng ngisi formulir PSSB (Program Seleksi Siswa Berprestasi) dari Universitas Diponegoro, alias PMDK (zaman dulu) alias SBMPTN atau SNMPTN yak istilahnya sekarang???? Pokoknya jalur undangan gitulah. Akhirnya saya dinyatakan DITERIMA sebagai Calon Mahasiswa Undip Jurusan Sastra Indonesia. Waktu dapat kabar ini dari teman SMA saya si Irma @irmaaa045 , yang juga adalah orang yang nyuruh saya ngisi formulir pendaftarannya, justru saya malah biasa-biasa saja dengar kabar tersebut. Secara saya aja udah lupa pernah ngirim berkasnya. Terus mikir, Semarang itu kota macam apa coba? Undip itu kampusnya kayak gimana? Karena di kampung saya, kota yang terkenal untuk tujuan kuliah hanyalah Jogjakarta. Dulu saya malah sudah persiapan buat berangkat ke Jogja. Eeeeeehhhhh malah terdampar di Semarang hohoho. Kala itu, saya tidak ada kenalan siapapun di kota ini. Datang ke Semarang diantar oleh Guru SMP saya - Pak @kustoro_tw (saya manggilnya Om Kus hohoho) yang kebetulan hendak pulang ke kampung halamannya di Surakarta. Setelah beberapa hari menemani untuk registrasi dan mendapat tempat untuk tinggal sementara, lalu saya harus jadi single fighter. Siapa takut. Ya namanya juga udah impian dan kepengenan kuliah di Jawa, jadi tidak ada rasa takut dan khawatir. Pokoknya dijalani wae lah. Meski saya tahu, di pulau seberang, ada sosok yang memikirkan apa yang sedang saya alami dan saya lakukan. Hal yang paling berkesan waktu pertama kali menginjakan kaki di tanah Jawa, semua orang pada ngomong pakai bahasa Jawa. Dan tiap kali beli makan atau belanja sesuatu, saya selalu ngomong "Maaf saya bukan orang Jawa, jadi tidak bisa bahasa Jawa. Pakai bahasa Indonesia saja.". Kadang diketawain sama mbak-mbak Warteg. Kadang ada yang bengong. Yo wis ben hohoho. Trus yang kedua adalah serba murah euy. Tapi lama-lama tinggal di sini rasanya kok mahal yak hohoho. . Model : Si Mamak dan @trisusetiadi - Si Bungsu yg selalu dikira Si Sulung hohoho yang akhirnya pernah ikut menginjakkan kakinya di Semarang. . #semarang #jawatengah #indonesia (at Semarang, Indonesia)
0 notes
Photo
[ Kotakita ] Ada yang tau ini dimana? Foto ini aku ambil saat ikutan kumpul @kreavi Surabaya. Lebih tepatnya ini berada lintas jembatan kece di Surabaya, apalagi kalo bukan di @koridor.space . Foto ini mengarah ke jalan Tunjungan. Salah satu destinasi favorit untuk wisata malam, terlebih di hari Sabtu malam. Rasanya senang sekali ketika mengetahui Kota Pahlawan ini sedang membangun co-working space. Namanya Koridor, unik bukan? Aku senang, akhirnya kota tempatku lahir ini semakin berkembang. Mulai mengapresiasi para insan kreatif dan memberi wadah bagi anak muda untuk terus berkreasi. Yah, walaupun panasnya Surabaya ga bisa hilang. Kalau perantau bilang, ngalah-ngalahin panasnya Ibukota. Apalagi kalau kalian berasal dari Kota berhawa dingin. Hmm, kalau malas keluar di siang bolong, ajak saja kawanmu pergi bersama! Tak masalah, kalian bisa berpanas ria! Nikmati saja.. . @30haribercerita #30haribercerita #30hbc1812 #30hbckota
0 notes
Photo
Malam hari. Dingin. Seusai kelas kuliah sore di salah satu kampus Kota Sunda. Kamu beride untuk mengajakku pergi. Hanya sebentar, tidak lama. Melihat lampu-lampu kota, katamu. Lampu? Kota? Bahkan di sekitaran kosanku saja sudah sering melihat lampu. Lampu yang ada di warteg. Lampu yang ada di gerobak jajanan. Lampu kendaraan yang lewat. Lampu kamar kosan juga. Tapi, katamu yang ini berbeda. Setelah perjalanan naik motor berdua memelukmu. Kamu memilih sebuah kafe hits waktu itu. Untuk kita makan dan ngobrol berdua. Suasana kafenya romantis. Penuh ukiran kayu dan lampu yang tidak terlalu terang, tapi cukup untuk melihat sekitar. Benar nyatanya. Dari atas sini, Kota Sunda itu jadi sangat indah bertabur pendaran cahaya lampu di malam hari. Sayangnya, aku tidak suka. Bukan. Bukan karena lampu-lampu kota yang sangat indah itu. Lampu-lampu kota yang indah menghiasi pemandangan malam hari. Harusnya, suasana hatiku juga senang layaknya pendaran cahaya lampu kota yang menentramkan. Tapi, sinar lampu kota itu malah membuatku menangis dengan seru tertahan. Bukan, bukan karena mataku yang tak kuat melihat lampu-lampu kota itu. Melainkan aku, tak kuat melihat kamu yang ada di depanku sekarang. Kenapa kamu baru membicarakannya kalau mau melanjutkan kuliah kembali di luar negeri? Sementara aku yang belum berencana dan paling-paling ujungnya bekerja di Kota Negara nanti. Sungguh, karena tak tahan lagi. Aku pergi. Meninggalkan kamu yang terpaku dengan berhias lampu-lampu kota itu. Selang beberapa tahun, aku sudah tak mendapat kabar darimu atau bahkan berkabar untukmu. Aku juga sudah bekerja tetap dan mapan di Kota Negara. Sekarang, aku sedang melihat lampu-lampu kota di kota ini. Di atas salah satu kafe yang ternama. Lama aku menatapnya. Masih teringat akan dulu pertama kalinya melihat lampu-lampu kota. Campur aduk rasanya. Hingga terkejut, aku mendengar.. .. "Lisa? Kamu ngapain di sini?" .. "Tomi?" .. "Hai, apa kabar?" Sapa dia dengan senyum hangat yang jelas masih aku ingat. Iya, itu dia yang dulu beride untuk melihat lampu-lampu kota. Entahlah. Seketika aku bingung harus bagaimana. @30haribercerita #30haribercerita #30hbc18 #30hbc1812 #30hbckota
0 notes
Photo
Taman Peraduan . Ingin sekali kutuliskan tempat penuh arti seperti Bekasi dengan asa-nya, Depok dgn luka dan amarahnya, hingga Jogja yg penuh rindu dan elegi sendunya. Hanya saja, aku tak sanggup menahan ingatan mereka yg terbang rendah di sekitar pelupuk mata. Jadi, kusandarkan saja punggungku dan biarkan jari jemari menari bebas tanpa koreografi. . Sebut saja ini taman yg jadi tempat peraduan. Luas mengitar di antara kedubes dan rumah pak gubernur. Taman biasa dengan dua air mancur besar di tiap sayapnya. Yang teduh menyempil di sesaknya Jakarta. . Tak ada yg spesial sejauh mata memandang. Terlihat lengang ketika siang dan ramai di malam akhir pekan. Jikalau boleh bercerita, di sinilah awal tiga yg pertama-ku berjalan, perkenalanku dengan masalah, satu persinggahan tempatku berkelana satu jurus, dan guru mantapku untuk bercakap. Semua tertulis di hari-hari kemarin. . Taman Suropati. Sejak 2010 penuh drama dengan mantan kekasih, aku kembali di penghujung 2012. Belajar menggoreskan pensilku di atas kertas gambar dan menjadi penikmat kopi di kala malam. Inilah rumah kedua. Bertemu dan bisa menyaksikan beberapa kawan yg mungkin bukan siapa-siapa, nakal tak tertahan hingga kisah cinta yang berputar itu-itu saja. Belum lagi, seluruh masalah dari setiap orangnya. Kini, kusaksikan hebat meniti karir. Seni musik. . Banyak teman mengamen di sekitaran. Tak sembarang mengamen, mereka belajar perlahan, serius, akan alat yg mereka pegang. Bahkan, ada yg berlatih biola dari malam hingga fajar datang. Aku menyaksikan, lalu berkenalan, berkawan hingga sekarang. . Datanglah aku kembali di awal 2014, dengan rahasia sekepal tangan. Lagi-lagi, mereka mengajak kembali berteman. Penampilan? Bukanlah lagi pengamen yg sekadar menjejalkan tangan untuk mencari sesuap makan. Karya, karir, hingga perubahan mereka tunjukkan. . Kini, aku menjadi seorang ibu pendengar curhatan, bukan orang yg suka diajak jalan. Tapi, itu yg buatku terus ke taman. Setidaknya, di sana aku merasa nyaman. Keras, tegas, tak peduli meski kau orang yg sarkas atau si kaya bak pecandu Las Vegas. . Taman ini, taman peraduan. Sayangnya, caption ini tak cukup menggambarkan. . #30hbc1812 #30hbckota #30haribercerita (at Taman Suropati)
0 notes
Photo
KEKUATAN MIMPI
Ketika berbicara tentang mimpi. Teringat apa yang dikatakan Dhony Firmansyah dalam bukunya “4 Cermin Flora”, bahwasanya menuliskan impian sama seperti sebuah untaian doa yang sedang dirajut.
Benarkah itu?
Yang penting punya mimpi dulu. Entah mimpinya possible, absurd maupun impossible menurut ukuran manusia. Tak perlu berkecil hati, lebih baik berusaha menulikan telinga terhadap komentar manusia lain. Karena yang layak menilai itu Sang Khaliq. Kita hanya perlu mata untuk memandang jauh ke depan supaya fokus memulai struggle dan membesarkan doa pada Sang Khaliq.
Sebuah pepatah Jerman mengatakan; Folge deinem Herzen, und schaue nicht zurück. Manchmal überrascht dich das Leben. Kurang lebih artinya, kita harus selalu mengikuti kata hati maka tak perlu melihat ke belakang karena hidup itu penuh kejutan
That’s real!
Terkait menuliskan impian. Saya pernah menuliskan dan mengucapkan sebuah impian sekitar 8 tahun yang lalu, karena ada problem yang melatarbelakanginya.
Kebetulan ada tugas sekolah yang harus disimpan di flashdisk dan kondisi flashdisk 2 Gb saya pada waktu itu sedang rusak. Semua data-data tak bisa dipindah karena belum punya laptop dan juga flashdisk baru.
Pada waktu itu, saya nyeletuk; “Ya Allah saya pengin nih punya flashdisk 16 Gb biar bisa buat nyimpan banyak file dan gak nyusahin ortu untuk belikan yang baru.”
Jawabannya justru Allah kasih dana beasiswa saya cair, sehingga bisa beli flashdisk baru tanpa meminta ke orangtua
Setelah berselang lama, Sang Khaliq mengijabahi mimpi yang saya tulis dan ucapkan 8 tahun lalu di waktu yang tepat. Ketika masa studi saya pada posisi tingkat akhir. Semua flashdisk telah terpakai untuk data-data penting. Mau beli namun hati berkata “jangan beli dulu”
Iseng-iseng mengikuti lomba foto yang diadakan Konsulat Jenderal Amerika Serikat, tak menyangka bahwa serangkaian hadiah kecil yang mereka kirim ke rumah salah satunya merupakan flashdisk 16 Gb yang pernah saya tulis pada daftar 100 impian saya.
Sebuah skenarionya Allah memang sangat indah. Karena Dia tau kapan waktu yang tepat untuk mengijabahi semua doa hambaNya. Karena Allah tak pernah lupa.
0 notes
Photo
@30haribercerita Samarinda.. barangkali memang tak seistimewa kota kalian. Akupun seorang pendatang. Tiga belas tahun yg lalu aku menginjakkan kaki kemari, tak terasa aku beranjak dewasa di kota ini. Sama halnya dengan kota besar yg mulai berkembang dengan pembangunan dan seabrek permasalahan klasik, banjir, kemacetan, polusi, dll. Seiring waktu Samarinda penuh sesak dengan para pendatang yg mengadu nasib, barangkali mujur atau malah tersungkur. . Kawan, kemarilah. Di sini kau akan temui berbagai etnik. Akan kau temui kisah dari berbagai pulau di Indonesia, berbaur menjadi satu di ibukota Kalimantan Timur. Memang tak ada pantai yg membentang layaknya kota sebelah. Atau kota" tetangga dengan destinasi wisata yg menarik untuk di jamah. Tapi kau akan ku ajak berkeliling kota. Mengamati aktivitasnya melalui kapal wisata, mengapung di atas air bersama angin yg semilir (hehe). . Akan ku ajak kalian menikmati jingga di megahnya Islamic Center Samarinda yg merupakan masjid terbesar ke dua di Asia Tenggara. Atau sekedar nongkrok di tepian mahakam, menikmati segala jajanan para penjual kaki lima dengan angkringannya. . Destinasi wisata baru di sini ialah Jembatan Mahkota II, bila sekedar ingin berswafoto saja, gratis. Menikmati senja hingga gelap meraja sungguh indah. Bila malam tiba warna warni lampunya akan memikatmu di antara deretan lampu kota yg terlihat dari sebrang sana. Ya, itulah dia Golden Gate-nya Samarinda. Haha. Ada satu spot foto yg belum sempat ku ambil, lain kali akan ku pamerkan kepada kalian. . Masih banyak lagi kawan,, sayangnya sebagian besar terabai sebab kurangnya perhatian dari pemerintah atau pihak pengelolah. Aku tak tau yg mana. Tapi tak usah di pusingkan untuk sekarang. Main-mainlah kemari, akan ku tunjukkan padamu bagaimana Samarinda hidup di antara sesaknya manusia, atau manusia yg hidup di antara sesaknya Samarinda ? Yg mana saja bolehlah. Bisa saja kau mendapati hal lebih menakjubkan lagi. . @30haribercerita #30haribercerita2018 #30hbc12 #30hbckota #samarinda #kotatepian #picbygoogle #instamoment #instagram
0 notes
Photo
Ceritaku bermula di Tepi Selo, Lintau, Sumatera Barat. Sebuah Nagari yang merupakan bagian dari Kabupaten Tanah Datar, yang kaya akan sumber airnya, tak pelak nagari ini dihiasi dengan alam yang indah dan dihiasi dengan barisan hamparan sawah yang bertingkat-tingkat pula. Dengan curah hujan yang cukup, iklim yang sejuk membuat daerah ini hijau sejauh mata memandang. Kota lintau, Nagari Tepi Selo ini adalah kampung ke duaku. Tempat aku menghirup nafas sedalam-dalamnya. Tempat aku mengekspresikan segala cita dan cintaku padanya. Selain dirinya, hawa yang sejuk, dan air dinginnya membuatku betah berlama-lama di sini Kota ini terletak di kaki gunung Sago. Pertama sekali aku mengunjunginya, terlena dan terpana aku dibuatnya, dengan keindahan alamnya dan dengan keramahtamahan penduduknya. Kala itu, sebagai seorang yang baru menyandang status manantu, aku disambut bagaikan putri raja dari negeri seberang. Aku seperti bidadari yang turun dari khayangan. Aku suka barisan pegunungan di sini, entah mengapa mereka seperti menyimpan misteri yang belum terpecahkan. Mereka seperti menyimpan rahasia, yang membuatmu, yang mengajakmu, untuk selalu memandangi mereka. Dan.. pada akhirnya di kota inilah aku temukan lelaki terakhir dalam hidupku. Di kota inilah kutemukan cinta dan harapan yang baru. Semoga kelak, jika kami telah menua, kami dapat menghabiskan sisa hidup kami di kota ini. @30haribercerita#3oharibercerita#30hbc1812#30hbckota#tepiselo#lintau#sumaterabarat#indonesia#sawah#alam#gunung#hijau#pegunungan (di Lintau Buo Sumbar)
#indonesia#30hbckota#30hbc1812#sumaterabarat#hijau#tepiselo#pegunungan#sawah#alam#3oharibercerita#gunung#lintau
0 notes
Photo
Bukan, ini bukan kota. Tapi hanya bagian wilayah dari sebuah kota. Letaknya yang strategis menjadikan wilayah ini sangat ramai, belom lagi banyaknya kawasan industri yang berdiri di sini. . Awal datang ke sini tahun 2011, sama dengan kebanyakan orang, karena recehan. Gak betah, yup itu kesan pertama tinggal di sini. Tuntutan kerja yang lumayan menguras [bukan hanya] tenaga, tapi juga hati (lebay). Setahun pertama terasa lamaa sekali, ah aku g boleh lama-lama di sini batinku. Jalan-jalan masih banyak yang rusak, kalau hujan masih sering banjir, belum lagi wilayahnya sering di sebut-sebut rawan penjambretan. . Waktu semakin terus berjalan, episode-episode drama di tempat kerja, di kosan, partner kerja yang silih bergantian semuanya terlewati karena keharusan. Banyak pelajaran yang tak selalu harus dikeluhkan. . Sampai akhirnya, mencoba berdamai dengan keadaan dan menemukan lingkaran pertemanan yang menyenangkan. Tak ada yang instan, karena semua melalui proses yang panjang. . Ada mimpi yang dibangun di sini, ada keluarga tanpa KK yang hadir di sini, jika ada hati yang pernah tersakiti semoga ada kata maaf yang menyertai..karena khilaf datangnya tanpa permisi.. 🙏 . Sempat pergi, sempat balik juga ke tempat ini...jangan tanya kenapa... 😂😂 Yang kutahu pasti, ada kehangatan di sini, meski raga sudah jauh pergi. . Kaan..jadi curhat...🙈🙈 . Main-mainlah ke sini jika sempat, banyak tempat wisata alam yang akan membuatmu terperanjat Puthuk Truno, Kakek Bodo, Taman Dayu, Kaliandra, Taman Safari, Masjid Cheng-Ho....aahh itu hanya sebagian kecil yang terlihat. Tempat ini sudah mengalami perubahan yang sangat pesat, dan sebentar lagi [katanya] mau ada Chimory....waaaa...jadi g usah jauh-jauh ke Bogor kan... 😁😁 . Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur. . #30haribercerita #30hbc1812 #30hbckota @30haribercerita
0 notes