#30dwcjilid42
Explore tagged Tumblr posts
Text
Bicara Tentang Pernikahan #7
Malam ini (28/05) adalah focus group discussion yang menjadi kelas terakhir dari Campfire Session: A Baby Step of Marriage Preparation dari Pre Marriage Talk. Ada beberapa catatan penting dari pertemuan ini:
Pasangan harus kuat dan saling jaga satu sama lain pada "peperangan yang tidak terlihat." Setiap keluarga punya ujiannya masing-masing. Tugas seorang suami adalah melindungi istrinya apabila ada hal-hal yang mungkin memicu "peperangan" (khususnya) dengan keluarga besar. Tugas seorang istri adalah memberikan dukungan kepada suami. Tadi pagi ga sengaja lihat spanduk yang tulisannya closer friendship, stronger partnership yang menurutku sesuai dengan pertemanan seumur hidup dalam pernikahan.
Komunikasi dan kompromi adalah dua hal paling dasar dalam pernikahan. Perbedaan life style, kebiasaan, karakter (dan masih banyak hal lainnya) kalau tidak dikomunikasikan dan dikompromikan akan bisa jadi konflik di kemudian hari. Ketika memilih untuk menikah dengan seseorang, pastikan bisa menerima sepaket kelebihan dan kekurangannya, karena setiap paket ada konsekuensinya masing-masing. Sebagai tambahan, di Bicara Tentang Pernikahan #2, ada bahasan sedikit tentang komitmen dan saling memaafkan dalam pernikahan.
Terlepas dari kekurangannya, tugas seorang suami adalah memastikan ia dan istrinya (dan keluarganya) untuk bisa masuk surga bersama. Berat juga ya jadi laki-laki~ Tugas seorang istri yang "hanya perlu taat" kepada sang suami agar bisa masuk surga mungkin terlihat lebih mudah, tantangannya ada pada diri sendiri untuk "menurunkan ego" apalagi kalau yang ngakunya alpha woman hehe. Namanya juga ibadah seumur hidup, tentu tantangannya akan lebih berat. Selalu berdoa agar Allah beri kekuatan dan penjagaan untuk menyelesaikan tugas suami dan istri ini.
Selalu ingat, dia mungkin available tapi bukan untukmu. Buat yang masih high quality single, insya Allah, jangan tautkan hatimu pada seseorang yang belum pasti. Kita sudah siap, dia belum tentu siap. Dia sudah siap, tapi siapnya bukan buat kita. Kita menantinya, belum tentu dia menuju kita hehe.
Terakhir dan yang paling penting: bagian kita sebagai manusia adalah memberikan ikhtiar terbaik dan biarkan semua berjalan sesuai keridhaan Allah. Ini mah ga cuma tentang nikah, tapi berlaku untuk semua hal. Terdengar mudah, namun praktiknya sangat sulit untuk dilakukan. Sebagai manusia, kadang suka lupa kalau Allah sudah punya rencana untuk kita. Ranah kita sebagai manusia adalah berusaha sebaik mungkin untuk mencari ridha-Nya.
Sebagai penutup, mau berbagi kutipan yang semoga bisa jadi penguat dalam penantian:
You can only get married, when Allah wants you to, and you can only marry, when Allah bless it for you. No matter how hard you try or how many proposals come, it will only happen when Allah wills. — Anonymous
7 notes
·
View notes
Text
Menjadi (Anak) Pertama
Bukan tentang menjadi si paling memerintah, atau menjadi si paling benar di antara saudara-saudara yang lain. Banyak orang yang mengira bahwa menjadi anak sulung dapat menjadi jalan pintas agar dapat bertindak seperti raja di antara saudara yang lain. Namun, sesungguhnya itu keliru. Menjadi anak sulung adalah bagaimana menjadi yang benar dalam memberikan petunjuk pada saudara yang lain, juga memberikan teladan yang benar agar saudaranya tidak salah arah.
Menjadi seorang anak sulung, berarti harus banyak mengalah dengan adik kita. Kita sudah dapat privilege lahir lebih dulu, dan merasakan kasih orang tua lebih banyak dari mereka. Wajar, jika kita saat ini kita tak mendapatkan kasih sebanyak dahulu. Orang tua berusaha adil, kita berusaha lebih bijak. Banyak yag merasakan beban ketika menyandang predikat anak sulung. Dikarenakan adanya bermacam stigma terkait dengan keperkasaannya menantang dunia dan menjadi yang terdepan menjaga keluarga setelah ayahnya. Tak jarang, adanya harapan yang terlampau berat kadang dirasakannya, namun mereka tetap bergeming, mencoba bertahan dan tidak tergerus oleh banyaknya terjangan yang datang pada mereka.
Mengingat hal itu, memang berat terasa, namun bukan berarti buntu jalannya. Sebagai putra pertama, sudah sewajarnya kita mendapatkan beban dan mengembannya. Seperti apa yang dilakukan oleh orang tua kita dahulu. Mungkin mereka juga cemas, kahawatir, takut, apakah putra-putri mereka yang pertama ini akan menjadi apa. Namun mereka beranikan dili juga, menerjang keadaan, dan tampil sebagai pemenang, mempersembahkan sebuah dunia yang tak ubahnya rimba, menjadi asri seperti telaga. Itulah semangat orang tua kita dalam memberikan jalan pada kita. Tak pernah mudah mungkin, tapi bukan jadi alasan juga untuk kemudian berhenti.
5 notes
·
View notes
Text
Dermaga Akhir
Hari berganti dan waktu terus melaju Minggu berubah hingga bulan terus berlalu Tahun bertambah hingga tak terasa lewat setengah windu Ribuan hari sudah terlewati denganmu Puluhan purnama telah menghiasi malam kelabu Banyaknya waktu yang terlewat namun hadirmu tetap menjadi candu Tumbuh bersama menabur rasa Memupuk renjana setiap masa Mendewasa bersama dalam ikatan cinta Tanpa terasa telah banyak kita menjelajahi samudera Berpetualang bersama menikmati masa muda Tiba saatnya kita saling berlabuh selamanya Pada dermaga indah di depan sana Menjalin kasih sejak masa akhir belasan Merajut asa untuk selalu berdampingan Mengharap semesta akan mampu merelakan Hingga kini kita telah dewasa berbarengan Sudah masanya untuk kita bersandar, Tuan Pada dermaga depan yang telah menjadi impian Tanggal sebelas di bulan sebelas Janji suci kau ucap dengan jelas Di depan kerabat juga semesta luas Untuk selalu menjaga dan mengasihiku dengan ikhlas Tumbuh bersama dalam ikatan yang tanpa batas Hingga akhirnya sang waktu menghadiahkan kita perjumpaan yang bebas Tanpa terasa sewindu bersama telah berselang Segala rasa yang kita tabur semakin berkembang Renjana yang kita pupuk semakin melambung Tak ada lagi cemas dan segan berkunjung Sebab kini tak ada lagi jarak yang membayang Dermaga impian telah berhasil kita raih, Sayang
5 notes
·
View notes
Text
Jum’at 1 Agustus 2023
Hari ini aku sudah punya janji dengan Fafa dan Nin. Kita hari ini akan masak bareng, seperti biasanya pagi jam tujuh kami sudah berangkat ke pasar membeli bahan- bahan tambahan untuk diolah. Menu yang akan di eksekusi hari ini adalah asam padeh tahu tempe, gulai pakis haji dan sop wortel brokoli. Sebenarnya kami sudah sering masak bareng, memang hobi dan senang masakan rumahan. Disisi lain juga mempertimbangkan Kesehatan dan uang saku.
Setelah selesai belanja, aku mulai memotong bahan- bahan yang diperlukan dan diolah semuanya. Aku mengakali masak pagi- pagi supaya bisa memakai dapur dengan leluasa karena kami anak kos, jadi dapur bisa laku keras di akhir bulan. Kami mau memasak banyak menu hari ini, jadi biar lebih leluasa karena dapur kos tidak begitu luas.
Akhirnya selesai juga setelah dua jam lalu lalang di dapur. Kami bertiga menikmati hidangan yang kami eksekusi tadi. Setelah itu aku melanjutkan agenda weekendku mencuci baju setinggi gunung, mumpung jemuran kos juga lagi sepi, jadi kesempatan untuk mencuci.
Sehabis mencuci aku diajak temenku untuk mengambil member salonnya. Karena hari ini hari liburku, jadi aku hanya ingin keliling- keliling dan tidak punya agenda. Setelah mengambil kartu, kami membeli jus dan sharing karena sudah cukup lama tidak bertemu.
Hari ini kepalaku sedikit ringan karena tidak ada kerjaan berfikir dan kesana kemari. Tapi cukup melelahkan memasak dan mencuci. Tapi aku happy menjalankan aktivitasku, hari ini aku tidak bertemu orang- orang yang membuat aku kesal, hari ini tidak ada kebisingan dikepalaku dan aku menjalankan hari ini mengalir saja.
Terima kasih aku, hari ini hari baik. Semoga hari esok lebih baik ya….
1 note
·
View note
Text
MENJADI UTUH
Aku hanya ingin berusaha dan belajar menjadi utuh, untuk diriku sendiri. Tidak terkekang pada harapan orang lain yang mereka sematkan pada hidupku.
Terkadang, kita perlu berlari secepat yang kita bisa, untuk mengejar ketertinggalan. Terkadang kita perlu mengambil jeda, untuk kembali meluruskan perjalanan. Terkadang kita juga perlu untuk mundur, untuk belajar dari pengalaman.
Dalam hidup, tidak selamanya kita harus berlari secara terus-menerus. Kita perlu jeda dan mundur, untuk kembali menghargai proses perjalanan. Untuk kembali merawat makna. Untuk kembali belajar menerima diri sendiri dengan seutuhnya pada lebih dan kurangnya.
Tidak apa-apa jika kamu saat ini merasa tertinggal jauh oleh teman-temanmu. Tidak apa-apa jika kamu berada dalam fase kamu tidak tahu mau kemana dan mau apa. Nikmati setiap moment yang hadir pada hidupmu.
Kamu tidak sedang berlomba dengan siapapun selain dirimu sendiri. Kamu tidak harus selalu menjadi cahaya yang menyinari dunia. Kamu hanya perlu menjadi cahaya untuk dirimu sendiri. Temukan dirimu pada setiap kesendirian yang kamu miliki, selami dirimu lebih dalam. Sadari, syukuri, dan teruslah hidup dengan baik kini ataupun nanti. Aku selalu bangga padamu apapun yang terjadi.
1 note
·
View note
Text
Tiga Puluh yang Ketiga
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ ال��َّالِحَاتُ Segala puji hanya milik Allah yang dengan segala nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.
Sempat maju mundur untuk ikut #30DaysWritingChallenge Jilid 42 karena khawatir tidak dapat menyelesaikan tantangan dengan baik. Berhubung ada yang ngajakin dan setelah pertimbangan satu dan lain hal, akhirnya saya mendaftar kembali dan alhamdulillah berhasil menyelesaikan tantangan dengan baik.
Saya akan coba merangkum pelajaran terbaik yang saya dapatkan selama mengikuti #30DWC:
Menulis adalah pekerjaan menembus ruang dan waktu. Sebuah tulisan juga mampu menembus lebih dari satu kepala. Di Jilid 42, saya lebih banyak menulis untuk membekukan kenangan dan merekam jejak. Semoga bisa menjadi pengingat di kemudian hari dan membawa banyak manfaat bagi para pembacanya.
Prinsip "if you can't finish it fast, just finish it strong" ketika ikut event lari atau jalan kaki, bisa diaplikasikan juga dalam tantangan ini. Kalau pun tidak bisa menulis setiap hari, usahakan agar sedikit demi sedikit mencicil utang tulisan agar bisa menyelesaikan tantangan dengan baik.
Tantangan sesungguhnya adalah mengumpulkan mood untuk menulis dan komitmen dengan deklarasi untuk menulis tiga puluh hari tanpa tapi.
Terima kasih banyak kepada:
Kak Selvi dan Kak Ninis yang telah membersamai ikut program ini, alhamdulillah bisa selesai bareng-bareng ya :)
Squad 4 #Fourever: @zulfazzakiyah (Guardian), kak Amalia, kak Andita, dan Kak Rimas yang bertahan sampai akhir dan rajin mengumpulkan pundi-pundi poin lewat tulisan, kuis, feedback dan KOUF Squad. Well done guys!
Mentor non-fiksi (bang Rezky) dan mentor fiksi (kak Rizka), beserta superteam Kak Ratna dan kak Prisca, untuk feedback, semangat, dan kuis yang seperti tahu bulat digoreng dadakan :)
Seluruh fighters 30DWC Jilid 42 yang tidak bisa disebutkan satu per satu untuk feedback dan keseruan bermain bersama di grup Empire.
Sampai bertemu di wahana bermain yang lain, insya Allah! ✨
4 notes
·
View notes
Text
Kembali Lebih Kuat
Hidup bukan hanya tentang gagal dan berhasil, namun tentang bagaimana bisa mensyukuri dan berlapang dada terhadap apa yang telah diupayakan. Tentang terus belajar sepanjang hayat karena hakikatnya hidup adalah ujian. Kapan ujiannya berhenti? Ketika ruh terpisah dari jasad.
Setiap orang memiliki ujiannya masing-masing. Ada yang diuji dengan ilmunya, hartanya, pasangannya, anaknya, dan masih banyak lagi ujian-ujian yang mungkin tidak akan bisa orang lain bayangkan. Ujian-ujian tersebut ada agar kita bisa naik level. Apakah setelah naik level ujiannya berhenti? Tentu tidak. Ujian yang lebih sulit menanti di depan mata. Lantas, bagaimana agar bisa menghadapi ujian kehidupan dengan baik? Tentu saja dengan belajar dan senantiasa minta pertolongan kepada Allah agar dimudahkan, dimampukan, dilapangkan, diberikan kekuatan dan ketenangan.
Hari ini, aku kembali gagal dalam seleksi wawancara sebuah beasiswa. Kadang aku berpikir apakah aku setidak pantas itu untuk mendapatkan beasiswa ini? Alhamdulillah, dikelilingi oleh orang-orang yang selalu berpikiran positif, pikiran itu bisa kutepis dengan cepat. Sebagaimana kata-kata semangat ke atlet bulu tangkis yang kalah bertanding, aku pun menggunakan #KembaliLebihKuat untuk menyemangati diriku sendiri. Teman-temanku yang lain juga mengirimkan banyak doa dan penyemangat.
Semakin dewasa aku semakin mudah untuk lebih tenang, lapang, dan ikhlas menerima kegagalan, tentu saja karena sudah berdoa kepada Allah sebelumnya. Sekarang, aku hanya perlu menyusun ulang rencana lanjut studi dan sepertinya mengejar Unconditional Letter of Acceptance (LoA) supaya bisa langsung melewati satu tahapan dari beasiswa ini. Aku juga akan mencoba short course untuk menambah pengalaman dan beasiswa lain sebagai ikhtiar mengetuk pintu lanjut studi.
Selanjutnya, tentang target menikah tahun ini meski belum tahu dengan siapa, akan tetap coba kuikhtiarkan. Aku juga berusaha agar selalu menjadi keran-keran kebaikan untuk memudahkan dan melapangkan urusan orang lain, dan semoga bisa menjadi pemberat di Hari Pertimbangan Amal nanti. Selain itu, menunaikan amanah-amanah yang sempat tertunda, semoga Allah mudahkan untuk menyelesaikannya supaya tidak ada utang yang tertinggal di dunia ini.
Lalu, tentang target menunaikan ibadah haji, aku sudah memutuskan untuk mengikhtiarkan jalur haji plus karena yang paling memungkinkan secara kalkulasi manusia. Insya Allah juga akan tetap mengikhtiarkan haji furoda, sembari mempersiapkan fisik, mental, dan ilmu. Selama masa tunggu ini, semoga Allah mudahkan untuk menunaikan ibadah umrah dan menjadi tamu-Nya kembali.
Sedangkan untuk hal-hal yang bersifat duniawi seperti rumah dan kendaraan, aku akan coba untuk membelinya secara tunai. Berdasarkan kalkulasiku, harusnya bisa terbeli sepuluh sampai dengan lima belas tahun lagi, ya tentu saja bergantung dengan lokasi rumah dan jenis kendaraan. Yang jelas, untuk rumah sendiri selama bisa kontrak, sepertinya aku akan mengontrak saja. Pun dengan kendaraan, kalau belum bisa beli tunai, bisa memanfaatkan transportasi publik.
Terakhir, aku ingin mencoba untuk mempersiapkan kematian terbaik. Sejujurnya, aku masih belum tahu bagaimana caranya selain berdoa kepada Allah agar diberikan kematian terbaik, di waktu yang terbaik, di tempat yang terbaik, dan semoga tidak merepotkan orang lain. Mungkin aku harus mulai mencari tahu tentang rukun kematian di sekitar area tempat tinggal saat ini.
Dan sebagai pengingat kembali, aku ingin mengutip kutipan favoritku akhir-akhir ini:
You will soon find yourself in the place you have been praying so long for. Your relief is near - so get ready. Allah's blessings are upon you.
4 notes
·
View notes
Text
Bertumbuh Bersama
Aku terlahir di keluarga sederhana dan tumbuh besar di kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Sejak kecil, kedua orangtuaku mendidik aku agar gemar membaca, salah satunya dengan memfasilitasi berlangganan majalah anak-anak. Hal ini pula yang aku rasa menyebabkanku memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan senang belajar hal baru. Orang tuaku juga selalu mendukung dan memberikan kepercayaan atas pilihan atau keputusan yang kuambil dalam hidup selama bisa bertanggung jawab atas pilihan tersebut. Sebuah privilese yang kurasa tidak banyak orang dapatkan.
Merantau ke Surabaya untuk lanjut studi merupakan salah satu keputusan yang banyak mengubah hidupku. Ketika kuliah, aku mendapatkan kesempatan untuk aktif di organisasi mahasiswa sejak tahun pertama. Hal ini membuatku menyadari ketertarikanku pada bidang kaderisasi dan pengembangan sumber daya manusia. Aku mulai aktif mengikuti pelatihan manajerial dan kepemimpinan dari tingkat dasar sampai tingkat lanjut, dari menjadi peserta sampai akhirnya mendapat kesempatan menjadi fasilitator dan narasumber.
Dari pengalaman yang kudapat, aku sampai pada kesimpulan bahwa setiap orang memiliki potensi untuk ditumbuhkembangkan, akan tetapi tidak semua orang memiliki privilese untuk mengembangkan potensinya. Waktu itu, masih belum banyak orang yang menyadari hal ini. Organisasi mahasiswa yang harusnya bisa menjadi wadah untuk menumbuhkembangkan potensi, terkadang malah beralih fungsi untuk menunjukkan senioritas angkatan. Ketidaksetujuanku pada hal tersebut, membuatku tertarik untuk mengubah sistem kaderisasi yang ada di kampus. Walau mendapatkan banyak penolakan dari senior, aku mengusulkan untuk mendirikan himpunan mahasiswa jurusan. Setelah memperjuangkan kurang lebih selama dua tahun, akhirnya himpunan berhasil berdiri dan di tahun pertama meraih predikat himpunan terbaik.
Di tahun 2020, aku mendapatkan kesempatan untuk bergabung pada sebuah forum kepemudaan nasional. Di forum ini, aku menemukan banyak teman yang memiliki growth mindset. Teman-teman yang senang belajar, berdiskusi, dan bertumbuh bersama. Meskipun mendapat lingkungan yang membuatku merasa aman dan nyaman, aku tetap terpacu untuk meningkatkan kapasitas diri.
Malam ini misalnya, kami berdiskusi tentang buku Mindset dari Dr. Carol S. Dweck yang membahas tentang pemikiran tetap (fixed mindset) dan pemikiran berkembang (growth mindset). Pemikiran tetap adalah kepercayaan bahwa kemampuan dan kepribadian kita sudah ditentukan secara tetap, sedangkan pemikiran berkembang adalah keyakinan bahwa kemampuan dan kepribadian kita dapat dikembangkan melalui usaha dan belajar (sebagaimana gambar di bawah ini).
— Two Mindsets Carol S. Dweck, Ph.D. - Graphic by Nigel Holmes
Menurutku, semua orang memiliki potensi fixed dan growth mindset dalam dirinya, tinggal yang mana yang mendominasi ketika dihadapkan pada situasi dan kondisi tertentu. Ada beberapa pertanyaan menarik yang muncul pada sesi diskusi malam ini yang ingin coba kurangkum dan kuberikan jawaban.
Apakah setiap orang harus memiliki growth mindset? Selama orang tersebut masih ingin bertumbuh, tentu saja orang tersebut harus memiliki growth mindset. Ketika memiliki growth mindset, seseorang akan terus terpacu untuk belajar dan meningkatkan kapasitas diri. Orang-orang seperti ini biasanya menganggap kegagalan adalah sebuah ruang untuk belajar dan bertumbuh.
Apakah dunia ini butuh keseimbangan antara orang-orang dengan growth mindset dan fixed mindset? Menurutku, dunia ini justru membutuhkan lebih banyak orang dengan growth mindset agar bisa membuat dunia lebih baik. Orang-orang seperti ini biasanya memiliki tendensi untuk mencari solusi atas permasalahan yang terjadi.
Apakah growth mindset berhubungan dengan open dan close minded? Tentu saja berhubungan. Orang-orang dengan growth mindset cenderung lebih terbuka dalam menerima kritik dan mengambil pelajaran dari kritik tersebut. Sebagai tambahan, orang-orang ini juga biasanya lebih mudah beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
Exceptional individuals have “a unique talent for identifying their own strengths and weaknesses.” Those with a growth mindset seem to have that talent.
2 notes
·
View notes
Text
Mutiara Hikmah Surah As-Sajdah
Bulan ini aku sedang mengikuti program hafalan surah As-Sajdah dari Ngafal Ngefeel. Selain setoran dan tadabbur ayat tiap hari, ada focus group discussion (FGD) untuk sharing hikmah atau tadabbur ayat favorit dari sesama peserta. Semua peserta sepakat kalau setiap ayat di surah As-Sajdah punya kesannya masing-masing dan tidak akan cukup kalau dibagikan dalam waktu beberapa menit. Di sini, aku akan mencoba merangkum beberapa mutiara hikmah yang kudapatkan dari sesama peserta.
Tentang Syukur
ثُمَّ سَوّٰىهُ وَنَفَخَ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِهٖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَۗ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ Kemudian, Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke dalam (tubuh)-nya. Dia menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani untukmu. Sedikit sekali kamu bersyukur. — As-Sajdah [32]:9
Ayat ini mengingatkan kembali betapa banyak kasih sayang dan nikmat yang Allah berikan kepada kita sebagai manusia, tapi sedikit sekali rasa syukur kita. Semoga Allah selalu lembutkan hati kita agar mudah bersyukur terhadap karunia-Nya.
Tentang Iman
تَتَجَافٰى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَّطَمَعًاۖ وَّمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ Lambung (tubuh) mereka jauh dari tempat tidur (untuk salat malam) seraya berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut (akan siksa-Nya) dan penuh harap (akan rahmat-Nya) dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. — As-Sajdah [32]:16
Ayat ini mengingatkan kembali bahwa agar level keimanan kita terus terjaga, maka kita harus selalu berusaha untuk menjaga salat malam. Dan agar bisa mendirikan salat malam, selain memohon pertolongan kepada Allah, kita harus senantiasa menjauhkan diri dari maksiat dan hal-hal yang haram. Tidak terbangun atau bangun tapi tidak mampu mendirikan salat malam bisa jadi tanda-tanda kalau ada dosa yang dilakukan atau hal haram masuk ke dalam tubuh. Semoga Allah mampukan kita untuk selalu mendirikan salat malam.
Tentang Peringatan
وَلَنُذِيْقَنَّهُمْ مِّنَ الْعَذَابِ الْاَدْنٰى دُوْنَ الْعَذَابِ الْاَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ Kami pasti akan menimpakan kepada mereka sebagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat) agar mereka kembali (ke jalan yang benar). — As-Sajdah [32]:21
Ujian atau musibah yang menimpa kita di dunia ini, semoga mampu membuat kita kembali ke jalan yang benar dan lebih dekat kepada-Nya. Jangan sampai di akhirat nanti, kita mendapat azab yang lebih besar.
Tentang Sabar
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ اَىِٕمَّةً يَّهْدُوْنَ بِاَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوْاۗ وَكَانُوْا بِاٰيٰتِنَا يُوْقِنُوْنَ Kami menjadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka bersabar. Mereka selalu meyakini ayat-ayat Kami. — As-Sajdah [32]:24
Seumur hidup, kita akan selalu dihadapkan pada ujian kesabaran. Bersabar dalam ketaatan dan menahan diri dari kemaksiatan. Bahkan dalam menghafal Qur'an sekalipun, meski harus terseok-seok, kita harus bersabar dan selalu yakin bahwa Allah akan mudahkan.
---
Ya Allah, jadikanlah Al-Qur'an sebagai penyejuk hati kami, cahaya yang menyinari dada kami, pelipur duka kami, dan penghapus kesedihan kami, aamiin.
2 notes
·
View notes
Text
Dua Puluh Delapan
Aku lupa kapan tepatnya memutuskan untuk tidak lagi merayakan ulang tahun, mungkin sekitar enam atau tujuh tahun yang lalu. Pun tidak mengucapkan selamat ulang tahun kecuali untuk keluarga, karena aku belum menemukan cara yang tepat untuk menyampaikan kalau dalam Islam tidak ada syariat atau ajaran untuk merayakan ulang tahun. Teman-temanku sebagian besar sudah memahami hal ini. Alih-alih mengucapkan selamat ulang tahun, aku biasanya hanya mengirimkan chat berupa doa atau mendoakan secara langsung jika bertemu.
Tahun ini juga masih sama. Tidak banyak yang mengucapkan selamat ulang tahun, hanya keluarga dan rekan kerja satu unit. Entah kenapa, aku justru semakin tenang. Karena lebih mudah untukku menjaga prinsip tidak merayakan ulang tahun.
Hari ini, usiaku genap dua puluh delapan tahun berdasarkan perhitungan Kalender Masehi. Artinya, hampir genap separuh hidupku kuhabiskan jauh dari keluarga. Tiga tahun di asrama ketika sekolah menengah dan hampir sebelas tahun merantau sejak kuliah di Surabaya. Setelah melakukan refleksi ke dalam diri sendiri, aku akhir-akhir ini menyadari betapa banyak bentuk penjagaan Allah padaku, yang sebagian besarnya aku yakin karena doa mama dan abah rahimahullah. Misalnya, ketika menghadapi permasalahan yang cukup pelik, alih-alih berpikir untuk bunuh diri, aku justru berpikir bagaimana caranya agar tetap bisa hidup. Aku juga mencoba untuk istiqomah agar tidak berjabat tangan dengan yang bukan mahram. Allah juga kirimkan padaku lingkungan yang baik dan teman-teman yang senantiasa saling mengingatkan dalam kebaikan.
Kemudian, banyak hadiah-hadiah tidak terduga yang Allah berikan sampai teman-temanku mengira kalau aku punya keberuntungan yang sangat tinggi. Dapat tas kanken, smartwatch, dan terakhir dapat televisi 32 inch, belum lagi dari hasil giveaway yang "receh" seperti tiket nonton turnamen bulutangkis. Alhamdulillah, Allah izinkan juga tahun ini untuk menjadi tamu-Nya.
Walau masih sendiri, setelah sempat nangis dan mellow, beberapa hari terakhir aku malah menemukan proyek seumur hidup yang selama ini kucari-cari. Semoga Allah segera pertemukan partner seumur hidup juga untuk menjalankan proyek ini, aamiin. Aku juga punya rencana yang lebih jelas untuk menunaikan ibadah haji. Semoga Allah mudahkan dan mampukan untukku menjalankan rencana-rencana ini, aamiin.
Selain bersyukur kepada Allah karena telah diberikan kesempatan untuk hidup selama ini, aku juga ingin mengucapkan terima kasih kepada diriku sendiri karena telah bertahan dan tidak menyerah pada keadaan. Kalau suatu saat ujian yang lebih berat datang kembali, tolong baca tulisan ini ya Kesa, dan ingat kutipan di bawah ini:
You will soon find yourself in the place you've been praying for so long. Your relief is near - so get ready. Allah's blessings are upon you. [Anonymous]
3 notes
·
View notes
Text
Persiapan Umrah #2
Setelah di bagian pertama bahas tentang persiapan finansial, di bagian kedua akan berfokus pada persiapan fisik. Yang harus dijadikan catatan adalah kondisi fisik setiap orang berbeda-beda. Diri sendiri adalah yang paling mengerti dan memahami kondisi tersebut. Pengalaman umrah Ramadhan kemarin, karena dapat hotel yang jaraknya kurang lebih 10-13 menit berjalan kaki untuk sampai ke pelataran masjid, tentu diperlukan manajemen energi agar tetap fit sampai kepulangan. Ya meskipun ketika sampai di Indonesia tetap saja perlu dua-tiga hari untuk pemulihan dan mengatasi jet lag.
Menurutku, persiapan fisik yang paling mudah dilakukan adalah rutin jalan kaki 15-30 menit beberapa hari sekali. Sebelum berangkat, aku juga mengira-ngira jarak hotel ke masjid dan mencari rute yang mirip di sekitar kos untuk perkiraan seberapa jauh harus berjalan. Ketika sudah tahu nama hotelnya, aku coba searching di youtube untuk mencari tahu barangkali ada orang yang buat konten hotel tersebut. Alhamdulillah ada yang buat vlog jalan kaki dari hotel ke Masjidil Haram, jadi aku punya bayangan kondisi di sana.
Supaya tidak mudah drop, aku berikhtiar dengan minum madu dan vitamin, juga memastikan tetap makan meskipun rasa makanan di sana rasanya kurang cocok di lidah. Nah, untuk yang picky dengan rasa makanan, bisa coba bawa stok makanan secukupnya dari Indonesia. Kentang mustofa, rendang instan, sambal-sambalan bisa jadi pilihan untuk dibawa. Aku bahkan bertemu dengan jemaah yang membawa ulekan sendiri dan mengulek sambal di restoran haha.
Cuaca yang cukup ekstrem (panas ketika matahari terbit, dingin ketika matahari terbenam), angin yang berhembus lumayan kencang, ditambah aktivitas yang cukup padat (jalan kaki sekitar 20.000-30.000 langkah setiap harinya) merupakan kombinasi yang membuat badan cepat lelah bahkan sampai demam. Pastikan istirahat yang cukup dan tidak memaksakan diri kalau memang kurang fit. Waktu luang di siang hari lebih baik dimanfaatkan untuk beristirahat daripada berbelanja.
Untuk perempuan, hal penting yang perlu diperhatikan adalah siklus haid (baik yang teratur ataupun tidak teratur). Kalau jadwal keberangkatan kemungkinan besar bentrok dengan jadwal haid, segera konsultasikan ke dokter obgyn untuk minta saran terkait penundaan haid. Beberapa referensi tentang hukum obat penunda haid bisa dibaca di situs Rumaysho, Muslimah, dan Bekal Islam.
Dan dari semuanya, tentu saja yang paling penting adalah banyak-banyak berdoa minta pertolongan, penjagaan, kekuatan, dan kemudahan dari Allah :)
3 notes
·
View notes
Text
Persiapan Umrah #1
Setelah sharing di Instagram seputar starter pack umrah, yang ternyata lumayan banyak juga perintilannya, banyak pertanyaan-pertanyaan yang masuk. Satu di antaranya dari @zulfazzakiyah yang mengusulkan untuk bikin tulisan persiapan umrah, dari fisik, mental, dan finansial. Sepertinya tulisannya akan dibagi ke dalam beberapa bagian karena banyak yang harus dibahas. Di bagian pertama ini akan lebih berfokus ke persiapan finansial atau "perduitan".
Berapa sih biaya untuk umrah? Mengutip dari situs Telkomsel:
Biaya umrah terbaru di tahun 2023 yang sesuai standar Kemenag RI yaitu berkisar Rp24.000.000 hingga Rp28.000.000 per orang. Sedangkan biaya umrah untuk 1 orang di tahun 2023 dari biro umrah swasta biasanya dipatok sekitar Rp30.000.000 hingga Rp50.000.000.
Biayanya tentu saja akan berbeda antara satu travel dengan travel yang lain atau dari fasilitas yang ditawarkan. Kalau memutuskan untuk umrah mandiri atau backpacker bisa jadi akan jauh lebih hemat. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih travel di antaranya yaitu:
Pesawat yang digunakan: penerbangan langsung atau transit, jumlah bagasi yang disediakan, maskapai bertarif rendah atau tidak. Karena hal-hal di atas sedikit banyak akan mempengaruhi kenyamanan perjalanan.
Hotel di Mekkah dan di Madinah: sekamar berapa orang dan jarak tempuh hotel ke Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Kalau jaraknya jauh, apakah disediakan shuttle atau tidak.
Handling bagasi: apakah bagasi harus dibawa sendiri oleh jemaah atau diurus oleh pihak travel.
Perlengkapan umrah: kain ihram untuk laki-laki, penanda rombongan (misal: syal), radiophone, koper, dan lain sebagainya.
Hal-hal lain seperti transportasi atau akomodasi apabila travel tidak berada di kota domisili.
Untuk umrah mandiri atau backpacker, karena semuanya mengurus sendiri atau menggunakan jasa land arrangement, jadi bisa menekan hal-hal yang bisa ditekan. Berhubung aku belum punya pengalaman, jadi belum bisa cerita banyak tentang hal ini.
Sebelum berangkat, biaya paling besar selain biaya perjalanan adalah biaya untuk perlengkapan yang akan dibawa. Mulai dari pakaian, alas kaki, skin care, travel adaptor kaki tiga, stok makanan kering atau sambal, dan lainnya sesuai kebutuhan masing-masing.
Selanjutnya, untuk pengeluaran selama di sana, tergantung apa yang dibeli dan tentu saja nilai tukar kurs. Sebagai gambaran, harga makanan berkisar 20-30 SAR atau sekitar Rp80.000-120.000 (kurs Rp4.000). Makanan di sana porsinya relatif besar, jadi seporsi bisa buat sharing 2-4 orang.
Biaya laundry baju sekitar 20-25 SAR per kilogramnya, sehari jadi. Kamar mandi di hotel lumayan besar kalau mau cuci baju. Kalau dapat kamar hotel yang ada balkon, bisa jemur di balkon supaya cepat kering. Karena stok baju terbatas dan harus menghemat tenaga, aku memutuskan untuk laundry selama di sana.
Mungkin pengeluaran terbesar adalah ketika membeli oleh-oleh. Kira-kira harganya seperti gambar di bawah ini:
Opsi oleh-oleh lain biasanya adalah sajadah yang harganya bervariasi mulai dari 10 SAR per sajadah, tergantung ukuran.
Sebelum membeli oleh-oleh, pastikan sudah menyiapkan dana khusus untuk wakaf/infaq/sedekah ya! Biasanya wakaf berupa Al-Qur'an atau kursi duduk yang akan didistribusikan ke Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Mungkin terlihat mahal dan banyak sekali yang harus dikeluarkan. Namun kita harus yakin kalau Allah Maha Kaya dan Allah Maha Mencukupi. Insya Allah selama kita terus ikhtiar dan tawakkal, Allah akan berikan rezeki dari arah yang tidak terduga :)
4 notes
·
View notes
Text
Samudera tak Bertuan
Daratan yang sedang kusinggahi ini amat mempesona. Meskipun tak seluas daratan yang pernah kusua. Nyatanya banyak pangan kujumpa. Berada pada tempat singgah ini semakin membuat sukacita di dada. Bertemu dengan banyak jiwa. Bercakap dengan handai lama. Berbaur dengan alam yang istimewa. Tanpa terasa satu pekan sudah aku dan perahuku bersangga.
Pagi ini cuaca amat cerah. Mentari nampak gagah menyinari semesta yang megah. Puluhan kenari terbang menghiasi angkasa menuju tempat singgah. Tiba hari perahuku kembali berlayar menuju samudera tak terpisah. Bertemu kembali dengan lautan dan gelombang bertuah. Puluhan tangan melambai tanda berpisah.
Samudera kesekian telah kuarungi. Pelabuhan kecil yang kusinggahi sudah tak terlihat lagi. Sejauh mata memandang hanya luasnya lautan dan birunya langit menemani. Kembali menyapa sepi dan sunyi. Dengan kudengar riuh gelombang beradu dengan angin sesekali. Bahan pangan dari daratan yang kukumpulkan sudah cukup untuk bertahan diatas samudera ini.
Rembulan tiba menyapa perahuku. Seketika aku mulai bertanya akan sesuatu. Perihal pemilik dari samudera biru. Puluhan purnama sudah aku berlayar diatas samudera bersama perahuku. Tapi tak pernah kutau siapa pemilik lautan luas nan biru. Sungguh malam ini aku dibuat bertanya-tanya akan pertanyaan yang lugu. Sepertinya samudera ini tak mempunyai empu.
Layaknya samudera tak bertuan, tak ada pemilik namun selalu menjadi tujuan.
2 notes
·
View notes
Text
Pelabuhan Kecil
Tanpa terasa ratusan kilometer sudah perahuku menjauh dari dermaga lengang. Kembali berlayar dengan tentram pada samudera yang tenang. Tak ada lagi rasa cemas menghadang. Berada di atas samudera selalu membuatku senang. Menikmati keelokan sekitar sembari mendengar deburan gelombang. Meski sendiri dan tetap sunyi nyatanya aku masih menikmati pelayaran yang selalu membuatku tercengang.
Malam ini langit sangat cerah. Rembulan bersinar dengan megah. Puluhan kerlip bintang bergantian memancarkan sinar dengan indah. Dari arah yang tak terduga nampak cahaya redup meruah. Menuntun perahuku menuju sorot sebab goyah. Semoga kali ini tak kutemukan lagi daratan seperti yang sudah. Agar aku tak lagi cemas dan gundah.
Fajar kembali menyapa hari tepat ketika perahuku tiba pada sorot yang kujumpai. Rupanya aku sampai pada sebuah pelabuhan mini. Dermaga kecil namun sangat ramai. Tak kurasa sepi maupun sunyi. Sepertinya daratan ini adalah tempat pendompleng berganti. Daratan yang tepat untuk kusinggahi. Kulepas jangkar yang telah menemani.
Perahuku telah berlabuh pada dermaga. Aku bergegas turun menuju tempat singgah. Saatnya aku mencari bahan pangan untuk pelayaran berikutnya. Sembari kunikmati angin dan sejuknya udara. Rindu pada daratan akhirnya kini bisa berjumpa. Teguran hangat kuterima dari banyak jiwa yang kujumpa. Setelah sekian waktu perahuku tak ada yang menyapa. Rasa gembira kini memenuhi dada.
2 notes
·
View notes
Text
Umrah Starter Pack
Kemarin (20/05) Saudia Airlines mengadakan promo besar-besaran, tiket pesawat pulang pergi Solo-Jeddah hanya di kisaran 5,5 juta untuk kelas ekonomi dan 12 juta untuk kelas bisnis. Banyak teman-temanku yang tertarik dengan promo ini dan sebagian memutuskan untuk membeli tiketnya. Aku ikut senang karena banyak yang Allah gerakkan hatinya dan insya Allah akan Allah mampukan juga untuk segera berkunjung ke Baitullah.
Aku kemudian berinisiatif untuk sharing santai melalui Google Meet dengan beberapa teman di Forum Indonesia Muda (FIM). Yang awalnya cuma rencana satu jam saja, berakhir sampai sekitar dua jam dan baru selesai di bagian Mekkah saja. Dari sharing ini aku kembali menyadari bahwa banyak hal yang harus disiapkan untuk berangkat ke Tanah Haram. Mulai dari finansial, mental, fisik, sampai perintilan-perintilan kecil yang harus dibawa. Aku akan coba rangkum beberapa barang yang menurutku penting untuk dibawa sebagai starter pack (khusus untuk perempuan) selama di sana.
Al-Qur'an saku. Supaya mudah dibawa kemana-mana.
Sajadah lipat. Kita tidak tahu apakah bisa dapat shaf di area masjid, jadi untuk berjaga-jaga bawa sajadah kemana-mana. Kalaupun shalat di pelataran, insya Allah akan tetap aman.
Gamis dan french khimar. Aku sendiri lebih prefer yang berwarna gelap agar tidak mencolok. Cari bahan yang menyerap keringat, mudah kering, dan ironless. French khimar beli yang instan dan sekalian ada cadarnya, jadi ga perlu ribet cari masker meskipun di sana sudah tidak wajib pakai masker. Sediakan gamis khusus untuk pakaian ihram supaya tidak ribet.
Spray untuk wudu. Penting karena tempat wudu baik di Masjidil Haram atau di Masjid Nabawi lumayan jauh dari tempat shalat dan antreannya lumayan panjang. Jangan sampai karena kelamaan antre wudu malah ketinggalan shalat jemaah.
Kaos kaki thawaf. Walaupun area Masjidil Haram rutin dibersihkan, karena berjalan lumayan jauh, kaos kaki biasapun jadi cepat kotor bawahnya. Untuk berjaga-jaga, bisa pakai opsi ini.
Kacamata hitam. Di sana mataharinya terik sekali, kacamata hitam akan sangat membantu ketika sedang jalan kaki di luar ruangan.
Sabun unscented atau unperfurmed. Satu di antara larangan ihram adalah memakai wangi-wangian, penting untuk memasukkan sabun yang tidak ada wanginya ke dalam daftar bawaan.
Sandal dan plastik sandal. Supaya sandal tidak tertukar atau tidak sengaja tersapu oleh petugas karena ditaruh sembarangan, sebaiknya selalu bawa plastik supaya sandal bisa dibawa ketika masuk ke dalam masjid.
Salonpas atau counterpain (maaf nyebut merek). Sobat jompo can relate lah ya haha. Pengalaman di sana, sehari bisa sampai dua puluh ribu langkah sehari padahal cuma hotel-masjid-hotel-masjid aja.
Vitamin dan obat-obatan pribadi. Ini bisa disesuaikan sama kebiasaan masing-masing.
Botol minum untuk air zam-zam. Dari travel biasanya dibagikan zam-zam 5 liter sebelum pulang. Nah, kalau mau bawa lebih banyak lagi, bisa bawa botol sendiri. Pastikan botolnya kuat, tidak bocor, dan tidak mudah pecah ya.
Pelembab bibir. Cuaca yang panas dan udara yang kering membuat bibir pecah-pecah, pelembab bibir bisa membantu untuk meminimalisasinya.
Insya Allah, hal-hal di atas sudah cukup untuk jadi starter pack umrah. Kalau ada lagi, akan diperbaharui atau dibuat di postingan lainnya. Semoga bermanfaat!
3 notes
·
View notes
Text
Pelayaran Baru
Satu pekan sudah perahuku bersandar di dermaga ini. Meski tak seindah dermaga yang pernah kujumpa, nyatanya tak kutemukan prahara datang. Meski tak secerah mentari layaknya dermaga sebelumnya, nyatanya tak kutemukan amukan alam yang tiba-tiba menyerang. Meski tak seindah panorama dermaga yang lalu, rupanya dermaga ini menyimpan banyak panorama terselubung.
Pemberhentian mendadak pada dermaga ini kala itu, ternyata tak membuat hariku kelabu. Meski banyak perbedaan, nyatanya laut pada dermaga ini masih biru. Kendati tak kutemukan burung-burung terbang menghiasi langit, nyatanya kutemukan banyak karang menghiasi laut yang syahdu. Bagaimanapun juga dermaga ini telah menyimpan kisah pada pelayaranku.
Dermaga yang menakjubkan dan damai ini rupanya tak mampu membuat perahuku berdiam. Samudera yang sebelumnya penuh amukan kini telah kembali tenteram. Tak ada lagi kulihat angin dan gelombang menghantam. Perahuku ingin kembali berpetualang di atas samudera dengan tenteram.
Kelamnya malam telah berganti dengan terbitnya fajar. Layar dan jangkar telah siap untuk kembali berlayar. Tanpa terasa dadaku ikut bergetar. Memulai kembali pelayaran yang telah sekian waktu terdampar. Semoga tak kutemukan kembali amukan alam sekitar.
Mentari mulai menampakan sinarnya. Sepoi angin mulai menggerakkan sekitarnya. Laut tak lupa menyapa karangnya. Perahuku telah siap memulai pelayarannya. Memulai kembali petualangan yang mempesona. Semoga tak kutemukan lagi gelombang dan badai menyapa.
2 notes
·
View notes