#30dwcjilid42
Explore tagged Tumblr posts
frenagulam · 2 years ago
Text
Menjadi (Anak) Pertama
Bukan tentang menjadi si paling memerintah, atau menjadi si paling benar di antara saudara-saudara yang lain. Banyak orang yang mengira bahwa menjadi anak sulung dapat menjadi jalan pintas agar dapat bertindak seperti raja di antara saudara yang lain. Namun, sesungguhnya itu keliru. Menjadi anak sulung adalah bagaimana menjadi yang benar dalam memberikan petunjuk pada saudara yang lain, juga memberikan teladan yang benar agar saudaranya tidak salah arah.
Menjadi seorang anak sulung, berarti harus banyak mengalah dengan adik kita. Kita sudah dapat privilege lahir lebih dulu, dan merasakan kasih orang tua lebih banyak dari mereka. Wajar, jika kita saat ini kita tak mendapatkan kasih sebanyak dahulu. Orang tua berusaha adil, kita berusaha lebih bijak. Banyak yag merasakan beban ketika menyandang predikat anak sulung. Dikarenakan adanya bermacam stigma terkait dengan keperkasaannya menantang dunia dan menjadi yang terdepan menjaga keluarga setelah ayahnya. Tak jarang, adanya harapan yang terlampau berat kadang dirasakannya, namun mereka tetap bergeming, mencoba bertahan dan tidak tergerus oleh banyaknya terjangan yang datang pada mereka.
Mengingat hal itu, memang berat terasa, namun bukan berarti buntu jalannya. Sebagai putra pertama, sudah sewajarnya kita mendapatkan beban dan mengembannya. Seperti apa yang dilakukan oleh orang tua kita dahulu. Mungkin mereka juga cemas, kahawatir, takut, apakah putra-putri mereka yang pertama ini akan menjadi apa. Namun mereka beranikan dili juga, menerjang keadaan, dan tampil sebagai pemenang, mempersembahkan sebuah dunia yang tak ubahnya rimba, menjadi asri seperti telaga. Itulah semangat orang tua kita dalam memberikan jalan pada kita. Tak pernah mudah mungkin, tapi bukan jadi alasan juga untuk kemudian berhenti.
5 notes · View notes
kesacamelya · 2 years ago
Text
Tiga Puluh yang Ketiga
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ Segala puji hanya milik Allah yang dengan segala nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.
Sempat maju mundur untuk ikut #30DaysWritingChallenge Jilid 42 karena khawatir tidak dapat menyelesaikan tantangan dengan baik. Berhubung ada yang ngajakin dan setelah pertimbangan satu dan lain hal, akhirnya saya mendaftar kembali dan alhamdulillah berhasil menyelesaikan tantangan dengan baik.
Saya akan coba merangkum pelajaran terbaik yang saya dapatkan selama mengikuti #30DWC:
Menulis adalah pekerjaan menembus ruang dan waktu. Sebuah tulisan juga mampu menembus lebih dari satu kepala. Di Jilid 42, saya lebih banyak menulis untuk membekukan kenangan dan merekam jejak. Semoga bisa menjadi pengingat di kemudian hari dan membawa banyak manfaat bagi para pembacanya.
Prinsip "if you can't finish it fast, just finish it strong" ketika ikut event lari atau jalan kaki, bisa diaplikasikan juga dalam tantangan ini. Kalau pun tidak bisa menulis setiap hari, usahakan agar sedikit demi sedikit mencicil utang tulisan agar bisa menyelesaikan tantangan dengan baik.
Tantangan sesungguhnya adalah mengumpulkan mood untuk menulis dan komitmen dengan deklarasi untuk menulis tiga puluh hari tanpa tapi.
Terima kasih banyak kepada:
Kak Selvi dan Kak Ninis yang telah membersamai ikut program ini, alhamdulillah bisa selesai bareng-bareng ya :)
Squad 4 #Fourever: @zulfazzakiyah (Guardian), kak Amalia, kak Andita, dan Kak Rimas yang bertahan sampai akhir dan rajin mengumpulkan pundi-pundi poin lewat tulisan, kuis, feedback dan KOUF Squad. Well done guys!
Mentor non-fiksi (bang Rezky) dan mentor fiksi (kak Rizka), beserta superteam Kak Ratna dan kak Prisca, untuk feedback, semangat, dan kuis yang seperti tahu bulat digoreng dadakan :)
Seluruh fighters 30DWC Jilid 42 yang tidak bisa disebutkan satu per satu untuk feedback dan keseruan bermain bersama di grup Empire.
Sampai bertemu di wahana bermain yang lain, insya Allah! ✨
4 notes · View notes
zulfazzakiyah · 2 years ago
Text
Dermaga Akhir
Hari berganti dan waktu terus melaju Minggu berubah hingga bulan terus berlalu Tahun bertambah hingga tak terasa lewat setengah windu Ribuan hari sudah terlewati denganmu Puluhan purnama telah menghiasi malam kelabu Banyaknya waktu yang terlewat namun hadirmu tetap menjadi candu Tumbuh bersama menabur rasa Memupuk renjana setiap masa Mendewasa bersama dalam ikatan cinta Tanpa terasa telah banyak kita menjelajahi samudera Berpetualang bersama menikmati masa muda Tiba saatnya kita saling berlabuh selamanya Pada dermaga indah di depan sana Menjalin kasih sejak masa akhir belasan Merajut asa untuk selalu berdampingan Mengharap semesta akan mampu merelakan Hingga kini kita telah dewasa berbarengan Sudah masanya untuk kita bersandar, Tuan Pada dermaga depan yang telah menjadi impian Tanggal sebelas di bulan sebelas Janji suci kau ucap dengan jelas Di depan kerabat juga semesta luas Untuk selalu menjaga dan mengasihiku dengan ikhlas Tumbuh bersama dalam ikatan yang tanpa batas Hingga akhirnya sang waktu menghadiahkan kita perjumpaan yang bebas Tanpa terasa sewindu bersama telah berselang Segala rasa yang kita tabur semakin berkembang Renjana yang kita pupuk semakin melambung Tak ada lagi cemas dan segan berkunjung Sebab kini tak ada lagi jarak yang membayang Dermaga impian telah berhasil kita raih, Sayang
5 notes · View notes
uthyisme-blog · 2 years ago
Text
Jum’at 1 Agustus 2023
Hari ini aku sudah punya janji dengan Fafa dan Nin. Kita hari ini akan masak bareng, seperti biasanya pagi jam tujuh kami sudah berangkat ke pasar membeli bahan- bahan tambahan untuk diolah. Menu yang akan di eksekusi hari ini adalah asam padeh tahu tempe, gulai pakis haji dan sop wortel brokoli. Sebenarnya kami sudah sering masak bareng, memang hobi dan senang masakan rumahan. Disisi lain juga mempertimbangkan Kesehatan dan uang saku.
Setelah selesai belanja, aku mulai memotong bahan- bahan yang diperlukan dan diolah semuanya. Aku mengakali masak pagi- pagi supaya bisa memakai dapur dengan leluasa karena kami anak kos, jadi dapur bisa laku keras di akhir bulan. Kami mau memasak banyak menu hari ini, jadi biar lebih leluasa karena dapur kos tidak begitu luas.
Akhirnya selesai juga setelah dua jam lalu lalang di dapur. Kami bertiga menikmati hidangan yang kami eksekusi tadi. Setelah itu aku melanjutkan agenda weekendku mencuci baju setinggi gunung, mumpung jemuran kos juga lagi sepi, jadi kesempatan untuk mencuci.
Sehabis mencuci aku diajak temenku untuk mengambil member salonnya. Karena hari ini hari liburku, jadi aku hanya ingin keliling- keliling dan tidak punya agenda. Setelah mengambil kartu, kami membeli jus dan sharing karena sudah cukup lama tidak bertemu.
Hari ini kepalaku sedikit ringan karena tidak ada kerjaan berfikir dan kesana kemari. Tapi cukup melelahkan memasak dan mencuci. Tapi aku happy menjalankan aktivitasku, hari ini aku tidak bertemu orang- orang yang membuat aku kesal, hari ini tidak ada kebisingan dikepalaku dan aku menjalankan hari ini mengalir saja.
Terima kasih aku, hari ini hari baik. Semoga hari esok lebih baik ya….
1 note · View note
pintu-ajaib · 2 years ago
Text
MENJADI UTUH
Aku hanya ingin berusaha dan belajar menjadi utuh, untuk diriku sendiri. Tidak terkekang pada harapan orang lain yang mereka sematkan pada hidupku.
Terkadang, kita perlu berlari secepat yang kita bisa, untuk mengejar ketertinggalan. Terkadang kita perlu mengambil jeda, untuk kembali meluruskan perjalanan. Terkadang kita juga perlu untuk mundur, untuk belajar dari pengalaman.
Dalam hidup, tidak selamanya kita harus berlari secara terus-menerus. Kita perlu jeda dan mundur, untuk kembali menghargai proses perjalanan. Untuk kembali merawat makna. Untuk kembali belajar menerima diri sendiri dengan seutuhnya pada lebih dan kurangnya.
Tidak apa-apa jika kamu saat ini merasa tertinggal jauh oleh teman-temanmu. Tidak apa-apa jika kamu berada dalam fase kamu tidak tahu mau kemana dan mau apa. Nikmati setiap moment yang hadir pada hidupmu.
Kamu tidak sedang berlomba dengan siapapun selain dirimu sendiri. Kamu tidak harus selalu menjadi cahaya yang menyinari dunia. Kamu hanya perlu menjadi cahaya untuk dirimu sendiri. Temukan dirimu pada setiap kesendirian yang kamu miliki, selami dirimu lebih dalam. Sadari, syukuri, dan teruslah hidup dengan baik kini ataupun nanti. Aku selalu bangga padamu apapun yang terjadi.
1 note · View note
kesacamelya · 2 years ago
Text
Kembali Lebih Kuat
Hidup bukan hanya tentang gagal dan berhasil, namun tentang bagaimana bisa mensyukuri dan berlapang dada terhadap apa yang telah diupayakan. Tentang terus belajar sepanjang hayat karena hakikatnya hidup adalah ujian. Kapan ujiannya berhenti? Ketika ruh terpisah dari jasad.
Setiap orang memiliki ujiannya masing-masing. Ada yang diuji dengan ilmunya, hartanya, pasangannya, anaknya, dan masih banyak lagi ujian-ujian yang mungkin tidak akan bisa orang lain bayangkan. Ujian-ujian tersebut ada agar kita bisa naik level. Apakah setelah naik level ujiannya berhenti? Tentu tidak. Ujian yang lebih sulit menanti di depan mata. Lantas, bagaimana agar bisa menghadapi ujian kehidupan dengan baik? Tentu saja dengan belajar dan senantiasa minta pertolongan kepada Allah agar dimudahkan, dimampukan, dilapangkan, diberikan kekuatan dan ketenangan.
Hari ini, aku kembali gagal dalam seleksi wawancara sebuah beasiswa. Kadang aku berpikir apakah aku setidak pantas itu untuk mendapatkan beasiswa ini? Alhamdulillah, dikelilingi oleh orang-orang yang selalu berpikiran positif, pikiran itu bisa kutepis dengan cepat. Sebagaimana kata-kata semangat ke atlet bulu tangkis yang kalah bertanding, aku pun menggunakan #KembaliLebihKuat untuk menyemangati diriku sendiri. Teman-temanku yang lain juga mengirimkan banyak doa dan penyemangat.
Semakin dewasa aku semakin mudah untuk lebih tenang, lapang, dan ikhlas menerima kegagalan, tentu saja karena sudah berdoa kepada Allah sebelumnya. Sekarang, aku hanya perlu menyusun ulang rencana lanjut studi dan sepertinya mengejar Unconditional Letter of Acceptance (LoA) supaya bisa langsung melewati satu tahapan dari beasiswa ini. Aku juga akan mencoba short course untuk menambah pengalaman dan beasiswa lain sebagai ikhtiar mengetuk pintu lanjut studi.
Selanjutnya, tentang target menikah tahun ini meski belum tahu dengan siapa, akan tetap coba kuikhtiarkan. Aku juga berusaha agar selalu menjadi keran-keran kebaikan untuk memudahkan dan melapangkan urusan orang lain, dan semoga bisa menjadi pemberat di Hari Pertimbangan Amal nanti. Selain itu, menunaikan amanah-amanah yang sempat tertunda, semoga Allah mudahkan untuk menyelesaikannya supaya tidak ada utang yang tertinggal di dunia ini.
Lalu, tentang target menunaikan ibadah haji, aku sudah memutuskan untuk mengikhtiarkan jalur haji plus karena yang paling memungkinkan secara kalkulasi manusia. Insya Allah juga akan tetap mengikhtiarkan haji furoda, sembari mempersiapkan fisik, mental, dan ilmu. Selama masa tunggu ini, semoga Allah mudahkan untuk menunaikan ibadah umrah dan menjadi tamu-Nya kembali.
Sedangkan untuk hal-hal yang bersifat duniawi seperti rumah dan kendaraan, aku akan coba untuk membelinya secara tunai. Berdasarkan kalkulasiku, harusnya bisa terbeli sepuluh sampai dengan lima belas tahun lagi, ya tentu saja bergantung dengan lokasi rumah dan jenis kendaraan. Yang jelas, untuk rumah sendiri selama bisa kontrak, sepertinya aku akan mengontrak saja. Pun dengan kendaraan, kalau belum bisa beli tunai, bisa memanfaatkan transportasi publik.
Terakhir, aku ingin mencoba untuk mempersiapkan kematian terbaik. Sejujurnya, aku masih belum tahu bagaimana caranya selain berdoa kepada Allah agar diberikan kematian terbaik, di waktu yang terbaik, di tempat yang terbaik, dan semoga tidak merepotkan orang lain. Mungkin aku harus mulai mencari tahu tentang rukun kematian di sekitar area tempat tinggal saat ini.
Dan sebagai pengingat kembali, aku ingin mengutip kutipan favoritku akhir-akhir ini:
You will soon find yourself in the place you have been praying so long for. Your relief is near - so get ready. Allah's blessings are upon you.
4 notes · View notes
kesacamelya · 2 years ago
Text
Bertumbuh Bersama
Aku terlahir di keluarga sederhana dan tumbuh besar di kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Sejak kecil, kedua orangtuaku mendidik aku agar gemar membaca, salah satunya dengan memfasilitasi berlangganan majalah anak-anak. Hal ini pula yang aku rasa menyebabkanku memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan senang belajar hal baru. Orang tuaku juga selalu mendukung dan memberikan kepercayaan atas pilihan atau keputusan yang kuambil dalam hidup selama bisa bertanggung jawab atas pilihan tersebut. Sebuah privilese yang kurasa tidak banyak orang dapatkan.
Merantau ke Surabaya untuk lanjut studi merupakan salah satu keputusan yang banyak mengubah hidupku. Ketika kuliah, aku mendapatkan kesempatan untuk aktif di organisasi mahasiswa sejak tahun pertama. Hal ini membuatku menyadari ketertarikanku pada bidang kaderisasi dan pengembangan sumber daya manusia. Aku mulai aktif mengikuti pelatihan manajerial dan kepemimpinan dari tingkat dasar sampai tingkat lanjut, dari menjadi peserta sampai akhirnya mendapat kesempatan menjadi fasilitator dan narasumber.
Dari pengalaman yang kudapat, aku sampai pada kesimpulan bahwa setiap orang memiliki potensi untuk ditumbuhkembangkan, akan tetapi tidak semua orang memiliki privilese untuk mengembangkan potensinya. Waktu itu, masih belum banyak orang yang menyadari hal ini. Organisasi mahasiswa yang harusnya bisa menjadi wadah untuk menumbuhkembangkan potensi, terkadang malah beralih fungsi untuk menunjukkan senioritas angkatan. Ketidaksetujuanku pada hal tersebut, membuatku tertarik untuk mengubah sistem kaderisasi yang ada di kampus. Walau mendapatkan banyak penolakan dari senior, aku mengusulkan untuk mendirikan himpunan mahasiswa jurusan. Setelah memperjuangkan kurang lebih selama dua tahun, akhirnya himpunan berhasil berdiri dan di tahun pertama meraih predikat himpunan terbaik.
Di tahun 2020, aku mendapatkan kesempatan untuk bergabung pada sebuah forum kepemudaan nasional. Di forum ini, aku menemukan banyak teman yang memiliki growth mindset. Teman-teman yang senang belajar, berdiskusi, dan bertumbuh bersama. Meskipun mendapat lingkungan yang membuatku merasa aman dan nyaman, aku tetap terpacu untuk meningkatkan kapasitas diri.
Malam ini misalnya, kami berdiskusi tentang buku Mindset dari Dr. Carol S. Dweck yang membahas tentang pemikiran tetap (fixed mindset) dan pemikiran berkembang (growth mindset). Pemikiran tetap adalah kepercayaan bahwa kemampuan dan kepribadian kita sudah ditentukan secara tetap, sedangkan pemikiran berkembang adalah keyakinan bahwa kemampuan dan kepribadian kita dapat dikembangkan melalui usaha dan belajar (sebagaimana gambar di bawah ini).
Tumblr media
— Two Mindsets Carol S. Dweck, Ph.D. - Graphic by Nigel Holmes
Menurutku, semua orang memiliki potensi fixed dan growth mindset dalam dirinya, tinggal yang mana yang mendominasi ketika dihadapkan pada situasi dan kondisi tertentu. Ada beberapa pertanyaan menarik yang muncul pada sesi diskusi malam ini yang ingin coba kurangkum dan kuberikan jawaban.
Apakah setiap orang harus memiliki growth mindset? Selama orang tersebut masih ingin bertumbuh, tentu saja orang tersebut harus memiliki growth mindset. Ketika memiliki growth mindset, seseorang akan terus terpacu untuk belajar dan meningkatkan kapasitas diri. Orang-orang seperti ini biasanya menganggap kegagalan adalah sebuah ruang untuk belajar dan bertumbuh.
Apakah dunia ini butuh keseimbangan antara orang-orang dengan growth mindset dan fixed mindset? Menurutku, dunia ini justru membutuhkan lebih banyak orang dengan growth mindset agar bisa membuat dunia lebih baik. Orang-orang seperti ini biasanya memiliki tendensi untuk mencari solusi atas permasalahan yang terjadi.
Apakah growth mindset berhubungan dengan open dan close minded? Tentu saja berhubungan. Orang-orang dengan growth mindset cenderung lebih terbuka dalam menerima kritik dan mengambil pelajaran dari kritik tersebut. Sebagai tambahan, orang-orang ini juga biasanya lebih mudah beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
Exceptional individuals have “a unique talent for identifying their own strengths and weaknesses.” Those with a growth mindset seem to have that talent.
2 notes · View notes
kesacamelya · 2 years ago
Text
Mutiara Hikmah Surah As-Sajdah
Bulan ini aku sedang mengikuti program hafalan surah As-Sajdah dari Ngafal Ngefeel. Selain setoran dan tadabbur ayat tiap hari, ada focus group discussion (FGD) untuk sharing hikmah atau tadabbur ayat favorit dari sesama peserta. Semua peserta sepakat kalau setiap ayat di surah As-Sajdah punya kesannya masing-masing dan tidak akan cukup kalau dibagikan dalam waktu beberapa menit. Di sini, aku akan mencoba merangkum beberapa mutiara hikmah yang kudapatkan dari sesama peserta.
Tentang Syukur
ثُمَّ سَوّٰىهُ وَنَفَخَ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِهٖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَۗ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ Kemudian, Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke dalam (tubuh)-nya. Dia menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani untukmu. Sedikit sekali kamu bersyukur. — As-Sajdah [32]:9
Ayat ini mengingatkan kembali betapa banyak kasih sayang dan nikmat yang Allah berikan kepada kita sebagai manusia, tapi sedikit sekali rasa syukur kita. Semoga Allah selalu lembutkan hati kita agar mudah bersyukur terhadap karunia-Nya.
Tentang Iman
تَتَجَافٰى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَّطَمَعًاۖ وَّمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ Lambung (tubuh) mereka jauh dari tempat tidur (untuk salat malam) seraya berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut (akan siksa-Nya) dan penuh harap (akan rahmat-Nya) dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. — As-Sajdah [32]:16
Ayat ini mengingatkan kembali bahwa agar level keimanan kita terus terjaga, maka kita harus selalu berusaha untuk menjaga salat malam. Dan agar bisa mendirikan salat malam, selain memohon pertolongan kepada Allah, kita harus senantiasa menjauhkan diri dari maksiat dan hal-hal yang haram. Tidak terbangun atau bangun tapi tidak mampu mendirikan salat malam bisa jadi tanda-tanda kalau ada dosa yang dilakukan atau hal haram masuk ke dalam tubuh. Semoga Allah mampukan kita untuk selalu mendirikan salat malam.
Tentang Peringatan
وَلَنُذِيْقَنَّهُمْ مِّنَ الْعَذَابِ الْاَدْنٰى دُوْنَ الْعَذَابِ الْاَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ Kami pasti akan menimpakan kepada mereka sebagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat) agar mereka kembali (ke jalan yang benar). — As-Sajdah [32]:21
Ujian atau musibah yang menimpa kita di dunia ini, semoga mampu membuat kita kembali ke jalan yang benar dan lebih dekat kepada-Nya. Jangan sampai di akhirat nanti, kita mendapat azab yang lebih besar.
Tentang Sabar
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ اَىِٕمَّةً يَّهْدُوْنَ بِاَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوْاۗ وَكَانُوْا بِاٰيٰتِنَا يُوْقِنُوْنَ Kami menjadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka bersabar. Mereka selalu meyakini ayat-ayat Kami. — As-Sajdah [32]:24
Seumur hidup, kita akan selalu dihadapkan pada ujian kesabaran. Bersabar dalam ketaatan dan menahan diri dari kemaksiatan. Bahkan dalam menghafal Qur'an sekalipun, meski harus terseok-seok, kita harus bersabar dan selalu yakin bahwa Allah akan mudahkan.
---
Ya Allah, jadikanlah Al-Qur'an sebagai penyejuk hati kami, cahaya yang menyinari dada kami, pelipur duka kami, dan penghapus kesedihan kami, aamiin.
2 notes · View notes
frenagulam · 2 years ago
Text
Apa itu Dewasa?
Beberapa pengertian dari dewasa ada di sini. Semua ini murni disusun berdasarkan pengalaman pribadi, dan tentu saja bernilai subyektif. walaupun demikian, sedikit banyak kami harapkan dapat memberikan sejumput manfaat di ladang kerontang.
Dewasa : gede wadah sabar Gede wadah sabar (berlapang dada, berbesar hati). Menjadi dewasa berarti memiliki ruang lebih di dada dan hati kita untuk menerima hal-hal yang belum berjalan sesuai dengan keinginan kita. Mengikuti jalannya dunia takkan ada habisnya, tapi tak mengikuti dunia akan bingung juga kita dibuatnya. Kita selaku menusia diciptakan untuk memimpina bumi ini, bukan kemudian lari dan menghindarinya. Kita tak bisa mengatur bagaimana keadaan terjadi pada kita. Maka dari itu, kitalah yang harus bisa berdamai dengan keadaan yang kita hadapi. Bertahap tak apa, pelan tapi pasti, yang penting jelas tujuan kita terpatri. Jangan berbalik dan lari, mari menjadi kuat dan hadapi.
Dewasa : gede waktu sakit Gede waktu sakit, artinya menjadi lebih kuat ketika sedang sakit. Menjadi dewasa memang mnguatkan tubuh kita. Manusia berada dalalm titik gemilang tubuhnya di usia dewasa. Namun, bukan berarti manusia akan sehat terus menerus Di usia dewasa inilah, kondisi kesehatan juga sangat berpengaruh terhadap seluruh kehidupan kita. Menjaga kesehatan sama pentingnya dengan menjaga waktu. Keduanya dalam kondisi tertentu dapat menjadi mahal dan tak ternilai. kita pun tak dapat memulihkan kedua hal tersebut jika kita sudah ehilangannya. Maka dari itu, mari jaga keehatan kita sedini mungkin. Kita adalah apa yang kita konsumsi, maka marilah kita konsumsi apa yang baik dan bermanfaat bagi kita.
Dewasa : depak khawatir selalu Keadaan yang tidak sejalan dengan apa yang kita inginkan, seringkali membuat pikiran kita berkecamuk. Pikiran-pikiran destruktif dan intrusif tak jarang hadir dan menyelusup ke dalam kepala. Kekhawatiran, dapat merusak pikiran kita dalam dosis yang berlebihan. Ia akan merusak dan menjadi penyakit yang menahun serta sering kambuh. Hal ni akan mengganggu kehidupan kita, apalagi dengan kondisi kehidupan saat ini di mana kita sering mengalami paradok pilihan. Semakin banyak pilihan, semakin kita bingung. Ditambah dengan kekhawatiran, maka lengkaplah sudah elemen penghancur pikiran bagi manusia. Maka dari itu, depak jauh-jauh rasa khawatir, bangnun rasa optimistis dan minfulness,. Taklukkan hari ini, songsong hari esok.
Dewasa : Dermawan walau sahaja Kekayaan yang kita miliki tidak ada yang tahu jumlahnya seberapa dan/atau sebanyak apa. Walaupun begitu, rasa dermawan tidak boleh hilang dari hidup kita. Saya yakin, banyak di antara kita adalah seorang alumni pejuang kehidupan yang senantiasa bergelut dengan banyak keadaan yang menyulitkan kita. Kita juga semakin sadar dan mengetahui, bahwa keadaan dunia takkan pernah adil pada semua. Maka dari itu, kepekaan dan kepedulian menjadi kunci bagi kita untuk membangun empati. Setiap hari, keadaan dunia seringkali menggoda kita untuk menggadaikan empati kita. Padahal, empati inilah yang menjadi kunci bagi kita untuk menyambung nurani dan memberikan nutrisi bagi hati untuk selalu lembut dan lestari.
Dewasa : dekat wibawa dan setia Sebagai sosok orang dewasa, pastilah kita akan menemmui momen di mana kita menjadi seorang yang berjarak dari keluarga. Padahal, bisa jadi apa yang kita dapat, capai, rengkuh, hari ini adalah anugerah yang diberikan lewat keluarga kita. Maka janganlah kita jauh dari mereka. Sebaliknya, marilah kmmenjadi pribadi yang dekat, berwibawa, dan setia kepada keluarga. Takkan kita sesali dan pasti akan kita kenang sepanjang hayat.
Dewasa : detik, waktu, segalanya Tak ada lagi waktu bersantai? oh tentu saja ada. Namun, tidak lagi selonggar kita dahulu. Saat dewasa, waktu akan terasa semakin cepat. Hari ke hari berjalan laksana kilat. Tak terasa, namun demikian adanya. maka dari itu, sebuah perenungan kita terhadap waktu akan menjadi sangat krusial. Tak patut kita sia-siakan waktu. Tak tahu pula kapan kita akan kehabisan waktu. Ia adalah hal yang tak bisa kita beli, kita ganti, bahkan tidak bisa kita curi. Maka dari itu, sesedikit apapun yang kita punya, itulah yang harus kita optimalkan. Tidak perlu bersikap sombong dengan mengira kita masih punya waktu. Sdaralah, kita tak pernah punya waktu, selain apa-apa yang sudah lewat.
0 notes
zulfazzakiyah · 2 years ago
Text
Semusim Bertumbuh
Puluhan purnama sudah kita bersama Menjalin rasa yang telah kita cipta Merajut mimpi juga asa Mencipta khayalan agar menjadi nyata Membagi segala kisah juga cita-cita Pun juga saling memahami segala suka dan duka Lebih dari satu musim terlewati Puluhan minggu berlalu tanpa sepi Ratusan hari bersama terlampaui Tak pernah sekalipun kurasa sunyi Sebab kau selalu mengisi hari Bertumbuh dan berkembang bersama meraih mimpi Serta merawat renjana yang semakin bersemi Tumbuh bersama dalam ikatan kasih Berangan serupa agar berlabuh tak hanya sekapur sirih Meski adakalanya datang sebal dan letih Namun tak pernah terbesit sisih Sebab dermaga akhir telah menjadi pamrih Permulaan dari segala kisah yang penuh asih Kini tak ada lagi rasa cemas dan segan Terpisah jarak bukan pula hal yang menakutkan Saling percaya dan menjaga komitmen menjadi peneguhan Silih berganti kejadian tak mampu menggoyahkan Sebab tumbuh bersama denganmu rupanya melahirkan ketabahan Puluhan musim yang akan datang menunggu Harap cemas dan segan tak lagi datang mengganggu Lantaran raga ingin terus menyatu Hingga sang waktu menghadiahkan kita tanpa batas temu
0 notes
frenagulam · 2 years ago
Text
T-a(ct)-kut
Membicarakan rasa takut, seringkali tiada habisnya. Dan yang tak kalah aneh, seringkali kita takut pada segala sesuatu yang sebenarnya bisa jadi tak pernah ada dalam hidup kita. Padahal, itu semua hanya ada dalam kepala kita, bukan? Tapi justru itu yang penting. Karena ada di dalam kepala kita, seringkali kita terlampau berat dalam memikirkannya. Jika Anda merasakan hal yang sama, tidaklah mengapa. Semua itu wajar. Anda bukan yang pertama dan/satu-satunya mengalami hal ini. Dan kabar baiknya, anda selalu bisa mengeluarkan diri Anda dari situasi seperti ini.
Rasa takut seringkali terpicu dari hal-hal yang pernah kita temui. Kemudian, kita merasa negatif terhadapnya. Semisal ketika kita pernah bimbingan skripsi lalu mendapatkan masukan yang tajam. Hal ini kadang membuat kita tak ingin lagi untuk bimbingan. Utamanya karena tak ingin kritik tajam yang pernah terjadi, kembali terjadi pada diri kita. Demikianlah hidup. Ia layaknya siklus yang akan terus beulang jika kita belum rampung menyelesaikannya. Selain itu, rasa takut juga dapat muncul karena kita justru belum pernah menemui hal tersebut sebelumnya. Kita merasa takut karena hal itu adalah hal yang perdana untuk kita. Seperti datang di wawancara lamaran kerja, hari pertama kuliah, hari pertama sebagai suami/istri, hari pertama menganggur setelah mundur dari sebuah perusahaan, dan banyak lagi. Begitulah pula hidup, selalu ada hal baru yang akan kita hadapi, tak pernah memandang waktu, konteks, atau hal-hal lainnya, selalu ada hal baru yang akan kita temukan.
Diluar dari dua hal itu, rasa takut juga muncul dari pengalaman orang lain yang dikhawatirkan akan terjadi juga pada kita. Saat orang lain makan, kemudian terasa tidak enak, kita seringkali beranggapan bahwa rasa makanan tersebut akan menjadi tidak enak juga. Padahal, belum tentu juga kita akan merasakan hal yang sama. Saat orang lain mencoba mendaftar kerja kemudian gagal, seringkali kita urung jua mencoba mendaftar kerja. Padahal, itu hal yang khusus. Bisa jadi orang tersebut tidak memenuhi kualifikasi, sedangkan kita punya kesempatan untuk mencoba lebih baik. Saat orang lain mencoba membuka usaha sendiri, dan kemudian gagal, kita pun turut menyangsikan keinginan kita membuka usaha. Padahal, kesempatan yang sama, bisa jadi menemui hasil yang berbeda. Namun karena kita berada dalam bayang-bayang asumsi, seringkali kita menyerah, meninggalkan sesuatu bahkan sejak sebelum kita coba.
Yang perlu kita pahami, ada hal-hal bersifat umum dan khusus dalam hidup kita. Misal, jika memiliki buta warna, ada lowongan kerja yang tidak meloloskan karena memang pekerjaan tersebut membutuhkan ketelitian terkait warna. Namun, ada juga pekerjaan lain yangtidak membutuhkan itu, sehingga penyandang buta warna dapat bekerja di sana. Maka, untuk teman-tenang dengan kondisi buta warna, silakan mencari lowongan dan/atau bekerja dalam bidang yang tidak membutuhkan kualifikasi tersebut. Kondisi umum-khusus ini tidak bisa digeneralisasi akan terjadi seluruhnya, karena itu semua bergantung pada kondisi kontekstualnya.
Kemudian, rasa takut itu adalah hal yang wajar untuk muncul. Namun, bukan berarti harus kita buat ia agar tinggal juga. Ia adalah rambu-rambu bagi kehidupan keseharian kita. Ia memberikan petunjuk agar kita berhati-hati, bukan malah kemudian berhenti. Yang perlu kita ingat adalah, kita selalu punya pilihan untuk berani dan menerjang. Nah, jika kita sudah punya keberanian, maka selanjutnya kita harus menyiapkan perhitungan. Karena keberanian semata tidak menjamin keberhasilan. Namun, harap diingat jika tidak ada keberanian, sudah pasti tidak ada keberhasilan. Keberanian adalah faktor inti yang membutuhkan komplementer. Ia perlu bergabung dengan perhitungan, strategi, dan pengelolaannya baik, agar kelak mendapat hasil yang gemilang. Jadi, mari kita kelola rasa takut, dan iringi keberanian kita dengan ilmu yang berarti. Semoga sukses, semuanya.
0 notes
kesacamelya · 2 years ago
Text
Memvalidasi Emosi
Ada beberapa emosi dasar yang dirasakan oleh manusia, di antaranya yaitu kebahagiaan, kesedihan, ketakutan, jijik, marah, kaget atau terkejut, dan merasa bersalah. Semua emosi ini perlu divalidasi untuk mengurangi luka emosional, meningkatkan kualitas hubungan, dan meningkatkan regulasi emosi.
Dilansir dari Psychology Today, ada lima langkah yang dapat dilakukan untuk melakukan validasi emosi, di antaranya yaitu:
1. Meningkatkan kesadaran terhadap emosi pada diri Agar bisa memvalidasi dan meregulasi emosi, hal pertama yang harus dilakukan adalah sadar bahwa kita sedang merasakan emosi tersebut. Ada tiga hal yang bisa ditanyakan untuk menyadari emosi yang sedang dirasakan: Apa yang sedang aku rasakan secara fisik? Apa yang sedang aku pikirkan? Label emosi apa yang akan aku sematkan pada pengalaman ini?
Memerhatikan sensasi fisik yang sedang dirasakan merupakan awal yang membantu karena emosi biasanya menunjukkan keberadaannya dalam diri kita dan memicu kita untuk bereaksi. Misalnya saat cemas atau panik, jantung akan berdegup lebih kencang dan membuat kita bersiap untuk menghadapi "ancaman" yang akan datang.
2. Menerima hal yang coba dikomunikasikan oleh emosi Memperhatikan pikiran yang terlintas dapat berguna untuk memberikan beberapa konteks tentang apa yang sedang coba dikomunikasikan oleh emosi kita tentang hal yang sedang kita butuhkan dan apakah kebutuhan itu terpenuhi atau tidak.
Jika kita marah, kemungkinan besar, pikiran kita akan terdengar seperti, "Wah, orang itu benar-benar kurang ajar," atau, "Situasi ini rasanya sangat tidak adil." Biasanya, di balik rasa marah terdapat rasa sedih, malu, atau takut sebagai sebuah bentuk perlindungan terhadap diri sendiri. Dengan memperhatikan dan menerima hal yang sedang emosi kita coba komunikasikan pada diri, akan mempermudah untuk meregulasi emosi tersebut.
3. Mengizinkan diri untuk merasakan emosi secara langsung Meskipun tidak selalu nyaman untuk dirasakan, emosi sebenarnya tidak berbahaya. Tidak ada salahnya dan tidak akan ada hal buruk yang akan terjadi jika kita mengizinkan diri merasakan emosi secara langsung.
Membiarkan diri kita merasakan perasaan —mengakuinya , dan bukan menjauhinya— dapat menunjukkan bahwa kita mampu mengatasi intensitas dari emosi yang kita rasakan. Emosi sifatnya sementara dan intensitasnya akan berkurang seiring waktu. Tidak membiarkan emosi mengalir justru akan membuat kita merasakan emosi tersebut secara intens dengan durasi yang lebih lama.
4. Memvalidasi hakmu untuk merasakan apa yang kamu rasakan Tiga kata sederhana yang sangat membantu untuk mengakui dan memvalidasi perasaan adalah "Terdengar masuk akal." Seringkali ketika kita merasakan emosi, respons pertama kita adalah mencoba untuk menemukan kesalahan dalam perasaan yang kita rasakan, atau mencari alasan mengapa seharusnya kita tidak merasakan perasaan tersebut.
“Lupakan saja” atau “Reaksimu berlebihan” mungkin merupakan sentimen yang seringkali kita katakan pada diri sendiri. Hal yang seringkali tidak kita sadari adalah kita tidak akan pernah merasakan sebuah emosi tanpa alasan tertentu. Emosi adalah reaksi terhadap sesuatu yang terjadi di lingkungan dan dapat berfungsi sebagai sebuah sistem deteksi ancaman, sehingga emosi tidak akan mungkin muncul begitu saja.
Jika kita pernah mengalami sebuah peristiwa sulit atau traumatis dalam hidup, sistem deteksi ini mungkin sangat tepat untuk mendeteksi sebuah ancaman, bahkan dalam kondisi ketika ancaman tersebut sudah tidak seperti dulu lagi. Jadi, di kemudian hari ketika kita merasakan sebuah emosi, coba tanyakan pada diri dari mana perasaan ini berasal, sehingga kita akan lebih mudah mengatakan, "Masuk akal kalau saya merasa seperti ini."
5. Menentukan tindakan penanganan, jika perlu
Setelah melakukan empat langkah sebelumnya, langkah terakhir adalah menentukan tindakan penanganan. Dalam beberapa kasus, setelah menyadari sebuah perasaan dan membiarkannya mengalir begitu saja, kita mungkin menyadari bahwa hal inilah yang kita perlukan saat ini. Di lain waktu, setelah intensitas emosi tersebut berkurang, kita mungkin ingin mengatasi hal-hal yang menyebabkan emosi tersebut terjadi. Bentuk tindakan penanganan ini mungkin akan berbeda-beda tergantung situasi dan kondisi yang terjadi. Namun ketika sudah menentukan apa yang harus dilakukan, jika di kemudian hari kita merasakan emosi serupa, kita akan lebih mudah melakukan tindakan penanganan sehingga bisa mengelola emosi dengan lebih baik.
0 notes
zulfazzakiyah · 2 years ago
Text
Satu Musim Bersama
Satu musim sudah kita saling mengenal Menjalani ikatan yang lebih dari sekedar kenal Merajut renjana bersama dari awal Menyelami masing-masing kehidupan yang normal Memahami segala kerutinan juga menciptakan ribuan khayal Bersamamu tak pernah keliru Menjalani hari yang semakin tak menentu Meski jarak terpisah amat jauh Namun tak pernah ada rasa trenyuh Sebab kutahu hati kita saling menaruh Berharap akan menyatunya kita tanpa pernah jenuh Tak ada yang membuatku ragu akan hadirmu senantiasa Tawa dan canda tak pernah jemu menyapa Meskipun kita sering tak bertemu dalam waktu yang lama Namun tak mengurangi segala rasa yang ada Berbunga-bunga selalu kau cipta Hadirmu telah menjadi candu Suka cita kurasa selalu Meski tak pernah kita kehilangan rindu Namun seringkali cemas juga menghampiriku Tersebab jarak yang terus menghantu Pun juga tak banyak waktu untuk kita mengatur temu Takut akan kehilanganmu sesekali mengganggu Lantaran raga tak di sampingmu selalu Satu musim sudah terlewati Puluhan purnama telah terlintasi Harap untuk bersama tak hanya mimpi Sebab kita telah melabuhkan hati Berharap pada semesta agar jarak tak lagi menengahi
0 notes
kesacamelya · 2 years ago
Text
Mindset #1
I want to resume some key takeaways that I got after reading 38 pages of a book titled Mindset (and add some comments):
Look for friends or partners who will challenge you to grow. I could not agree more with this advice. I forgot when was the first time I started to get close to people I believe will challenge me to grow and build some barriers with people I find will doubt myself.
Exceptional individuals have "a unique talent for identifying their own strengths and weaknesses." Those with a growth mindset seem to have that talent. Since 2019, I have been doing self-assessments regularly to know my strengths and weaknesses. I found by doing this I was able to improve myself and work on my weaknesses.
The fixed mindset makes you concerned with how you'll be judged; the growth mindset makes you concerned with improving. I have been practicing not being bothered by people's judgment. Because of this, usually, people define me as a stubborn and annoying person. Despite the definition, I stay firm with my principles: to not lie and tell the truth, to improve something better, and to ensure that no one is left behind.
Success is about stretching themselves. It's about becoming smarter. And if I may add: smarter and wiser.
When you are lying on your deathbed, one of the cool things to say is, "I really explored myself". It reminds me of Mr. Brown's quote: Twenty years from now you will be more disappointed by the things that you didn't do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore. Dream. Discover.
Becoming is better than being. Becoming means we are constantly improving, while being means we stop to improve.
Even in the growth mindset, failure can be a painful experience. But it does not define you. It's a problem to be faced, dealt with, and learned from. Although getting used to failure, it is still a painful experience for me. Yet, I believe there will always be something I can learn from.
0 notes
zulfazzakiyah · 2 years ago
Text
Tuan dan Nyonya
Nyaris empat musim kita saling mengenal. Menjalin renjana yang telah kita lafal. Merajut masa depan juga khayal. Memelihara hubungan yang lebih dari sekedar tolan. Tiba waktunya kita mengikat jalinan yang tak lagi baru, Tuan. Menuju keseriusan yang tak akan lekang hingga akhir zaman.
Bersamamu tak pernah kurasa jemu. Tak ada lagi awan kelabu menghampiriku. Bungah dan cerah menemani selalu. Tawa dan canda tak pernah berjeda kala kita bertemu. Membicarakan segala hal tak pernah jenuh bersamamu. Selalu bisa kau maklum segala kurang dan lebihku. Tenang dan nyaman selalu kurasa jika berbareng denganmu. Sungguh tak ada lagi yang kucari sebab segalanya telah ada padamu.
Paras rupawan dengan senyumnya yang luas. Hati yang sabar dan lapang hati yang ikhlas. Sosok yang tak pernah angkuh dan berakal cerdas. Lelaki baik dengan sejuta mimpi di tengah banyaknya aktivitas. Pribadi lembut yang tak pernah ingkar agar selalu awas. Pun juga sosok yang tak pernah letih membimbingku hingga jelas.
Segala yang telah kita jalani tak pernah membuatku ragu. Semua yang kita alami tak ada yang merisaukanku. Segenap rasa yang telah kita ukir tak ada yang menggelisahkanku. Bersamamu selalu menghadirkan banyak hal baru. Tak ada kebimbangan untuk melangkah ke arah serius bersamamu. Tak ada alasan untuk menolak pinanganmu. Menjadikanku nyonya dalam hidupmu. Hidup berdampingan hingga kita abu-abu.
0 notes
zulfazzakiyah · 2 years ago
Text
Sayap Kupu-kupu
Terbang bebas menelusuri pepohonan. Melayang indah mengitari dedaunan. Singgah sebentar menyapa bunga bermekaran. Lalu kembali melangit mengikuti angin halauan. Menikmati indahnya kehidupan. Menjalani bebasnya berterbangan. Merasakan menariknya kawasan. Sungguh memesona hidup dengan kedua sayap rupawan. Berawal dari bongkahan tak bergerak hingga menjadi cantik dan menjalani kemandirian.
Seperti kupu-kupu yang berawal dari kepompong tak bergerak lepas. Kau pun bermula dari si mungil nan membuatku selalu awas. Seperti kupu-kupu yang perlu menahan diri agar berakhir pantas. Kau pun perlu membendung pribadi agar kelak berakhir dengan cerdas. Seperti kupu-kupu yang berakhir terbang bebas. Kelak kau pun akan sesuka hati menjalani segala aktivitas.
Kedatangannya yang tak terduga bagai oase di tengah kegersangan. Kehadirannya yang tak terencana bagai pelangi di tengah mendungnya keadaan. Keberadaannya yang tak disangka rupanya mampu mencairkan segala suasana yang tersimpan. Sungguh rasa tak terlukiskan ketika dia memilihku sebagai pelengkap sayapnya kehidupan. Menjadikan aku dan dia sebagai pelengkap sayapnya sepanjang zaman.
Sosok mungil nan menggemaskan ini kelak akan menapaki jalannya. Menikmati kehidupan yang fana dengan pilihannya. Menjelajahi semesta dengan segala kemampuannya. Mengarungi samudera sesungguhnya dengan kemandiriannya. Dan aku bersama dia akan tetap di sini bersamanya. Menjadi sayap yang akan terus membimbing juga membantunya menemukan tujuannya. Serta menjadi griya tempat melepas segala penatnya.
0 notes