#23ramadan1441h
Explore tagged Tumblr posts
Photo
~kepadaMu ku berserah #alquranalkarim #23ramadan1441h #lovedfrombeaufort https://www.instagram.com/p/CANlcK8lR_9nmV4pBnTjkkXXesFWx4J83dP6q80/?igshid=2yz432h9i7ph
0 notes
Text
Law Of Mirroring
Hampir 2 bulan dalam menjalani WFH, dan kita sudah memasuki 2/3 di bulan Ramadhan. Tentunya ada beberapa hal perubahan yang kita rasakan pada kondisi saat ini. Pada sisi pekerjaan, kita merasakan kondisi kerja yang by remote office atau ROWE dalam bahasa Proxsis. Monitoring team via online, serta metode berinteraksi dengan rekan kerja dan pelanggan yang berbeda dengan kondisi sebelumnya. Bagi yang biasa bekerja di kantor, sekarang harus menyesuaikan diri bekerja dengan adanya keluarga dan anak-anak di rumah, ada tantangan dimana harus membagi fokus dan memberikan kesadaran kepada keluarga dan anak terkait pekerjaan yang dilakukan.
Pada sisi Ramadhan, puasa tahun ini tentu membawa hal yang berbeda, bagi rekan-rekan kerja yang tidak bisa mudik atau pulang kampung dikarenakan PSBB, tentu ada rasa dimana harus menjalani puasa tanpa adanya kehadiran sanak famili atau kerabat sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Bila di tahun sebelumnya kita bisa beribadah secara jamaah, seperti sholat tarawih, tadarus dan buka bersama, maka di tahun ini mungkin sebagian besar dari kita belum berkesempatan untuk melakukannya.
Jika kita hanya melihat dari satu sisi negatifnya, tentu hanya akan ada kesedihan dan rasa galau yang berkepanjangan dengan adanya kondisi ini. Namun kita harus bisa melihat kondisi saat ini dari sisi positifnya. Ada satu kaidah hukum universal yang dinamakan Law of Mirorring. Kaidah atau konsep ini pertama kali saya dengar dari Pak Agung Rusnandar, salah satu pembicara Agenda Proxsis di Bogor di awal tahun lalu. Law of Mirroring menyatakan bahwa segala hal yang kita rasakan atau kita alami, merupakan korelasi dari apa yang selama ini kita pikirkan atau cerminan dari diri kita saat ini. Kaidah ini umumnya akan sulit diterima oleh sebagian besar manusia karena mereka beranggapan bahwa segala hal yang terjadi pada hidup mereka (kondisi susah dan senang) adalah disebabkan oleh faktor eksternal (orang lain ataupun kondisi dan lingkungan).
Oleh karenanya penting bagi kita untuk memiliki kemauan untuk mengendalikan pikiran kita bahwa apapun yang terjadi pada diri kita, merupakan refleksi dari apa yang selama ini kita pikirkan dan lakukan. Bila kita menghendaki hal-hal yang baik terjadi pada diri kita pada kondisi saat ini, maka pikirkan atau lakukan hal-hal yang baik, maka perilaku dan mindset tersebut akan menghadirkan vibrasi yang mampu mengundang hal-hal yang baik untuk datang kepada kita.
Bahkan kaidah Law of Mirroring ini juga mirip dengan ada yang ada di agama. Dulu waktu sekolah kita pernah diajarkan bahwa Tuhan itu sesuai dengan prasangka hamba-Nya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675][1]
Jadi mari kita berpikir positif dalam menghadapi kondisi saat ini, pikirkan solusi dan ide-ide peluang kebaikan atau karya yang bisa kita lakukan. Lalu bagaimana jika susah? Banyak tantangan yang harus kita hadapi di depan?
Kembali ke hadits di atas, jangan khawatir, kita masih punya Tuhan. Kita tidak sendirian.
Salam
-Rendi Mahendra (Marketing Manager Proxsis East) 16 Mei 2020
[1] https://rumaysho.com/17041-aku-sesuai-persangkaan-hamba-ku-hingga-balasan-mengingat-allah.html
0 notes