#08052024
Explore tagged Tumblr posts
Text
Louis in Rio de Janeiro, May 8th 2024, photographed by Diego Castanho
34 notes
·
View notes
Text
12 notes
·
View notes
Text
karlie kloss quoted josh kushner’s tweet about thrive: “Congrats to the incredible team at Thrive!”
3 notes
·
View notes
Text
Took toddler Casey to go eat ice cream and she had a tantrum 🤡
0 notes
Text
Can I still practice my profession while slowly going disabled?
I'm currently in the middle of preparing for multiple job interviews. I feel anxious about whether I will be able to pass or not. And if I pass and eventually get a job offer, how would my life change? I would be uprooting myself from a comfortable risk-free place into a world of unknowns, worries, and anxieties. A new place, a new neighborhood, new faces, new relationships, new routines, new responsibilities, and new challenges await. Would I be able to survive moving to the heart of Manila?
Can my eyes keep up with it? Can it still hang on? I currently have no medication or cure for it, so I'm literally letting it deteriorate. And I'm not helping by habitually sleeping at 1am. I don't know why I can't help but revenge bedtime procrastinate.
I tried easing my worries by watching a tarot card reading on YouTube. It felt like it validated what I'm going through. But it's all very vague and general.
I just want to experience life! I want my brainrot era to end. I've had enough of being a martyr for injustice. They made a fool out of me - a pushover. They took me for granted, I'm not gonna keep crawling back every time they mistreat me. I'm done. I'm tired. I don't care anymore. They can go compete for that measly salary by themselves. I don't want to be part of their politics anymore.
Listening to my daily affirmations playlist is one of the only things keeping me going these days.
I'm still hanging on for some divine miracle. And I'll still be hanging on for dear hope.
0 notes
Text
Berbuat Baiklah kepada Kedua Orang Tuamu!
Beberapa hari yang lalu kami pulang ke rumah mertua untuk menjenguk mamah yang sedang dirawat di rumah sakit. Jarak Jogja-Tangerang tidaklah sebentar. Belum lagi suami yang sedang aktif kerja. Kami memantau keadaan mamah melalui whatsapp grup keluarga. Keadaan mamah cukup mengkhawatirkan anggota keluarga yang di sana hingga suami diberi kabar oleh kakak perempuannya bahwa mamah seringkali memanggil suami. Tanpa berpikir lama dan mengkhawatirkan pekerjaan karena akan banyak mengambil izin, suami langsung membeli tiket untuk besok paginya. Alhamdulillah, perizinan dengan kantor cukup mudah dan tanpa batasan waktu. Akhirnya, kami memutuskan untuk pulang menggunakan bus tanpa survey bus terlebih dahulu untuk memastikan fasilitas demi kenyamanan karena perjalanan akan lebih lama dengan membawa anak 13 bulan. Suami memesan bus apa adanya yang pernah ia gunakan sebelumnya ketika masih single. Perjalanan menggunakan bus ini merupakan pengalaman pertama bagi anak kami yang berusia menuju 13 bulan dan pengalaman perjalanan pertama kami sekeluarga menggunakan bus.
Kami menggunakan bus Handoyo Seri P Pagi Captain Seat. Jika digunakan untuk perjalanan sendiri tanpa membawa anak bagiku sudah cukup nyaman namun jika membawa anak space kursinya kurang luas dan tidak terdapat bagian kaki, untuk perjalanan dengan jarak jauh dan menghabiskan waktu 12 jam perjalanan cukup melelahkan. Tapi alhamdulillah perjalanan kemarin, anak kami cukup tenang. Ia pun belajar self shooting ketika tidur siang dan terlihat cukup nyaman meskipun sempit. Ternyata perjalanan kami menghabiskan ±14 jam perjalanan. Lama karena mulai macet di Jabodetabek.
Sesampainya kami di Tangerang, kami langsung menuju ke rumah sakit untuk bertemu mamah. Kondisinya yang menggunakan oksigen, berbicara tidak banyak dan terengah-engah, badannya yang sudah tak lagi sebebas itu untuk digerakkan membuatku tidak bisa menahan tangis. Aku mengeluarkan sedikit air mata yang membuatku beberapa kali mengusap mata dan ingus yang ikut keluar. Aku ingin berusaha kuat tapi hancur juga dan suamiku masih terlihat tegar. Sejauh saat itu, aku belum pernah melihat suami menangis dengan kondisi sakit mamah tapi aku merasakan jelas kekhawatirannya ketika masih di Jogja. Kami tak bisa berlama-lama di rumah sakit karena sudah melewati jam besuk. Petugas pun sudah menegur kami berkali-kali.
Hari selanjutnya suamiku banyak mengambil waktu untuk menemani di rumah sakit. Setiap hari dari sore hingga pagi. Aku dan anak kami tentu di rumah karena peraturan rumah sakit tidak memperbolehkan bmembawa masuk anak di bawah 12 tahun. Aku juga beradaptasi dengan keadaan ini, tidak membuatnya rumit karena aku telah merelakan suamiku jika harus banyak menemani mamah di rumah sakit. Bagiku, ini adalah bentuk dukungan kepada suami agar tetap birrul walidain. Semoga Allah ridho.
Mamah dirawat selama 1 pekan. Kami telah membeli tiket kembali ke Jogja bahkan sebelum tahu kapan mamah akan pulang. Kami pulang pada Sabtu malam dan alhamdulillah mamah juga pulang dari rumah sakit pada Sabtu sore. Mamah yang belum bisa melihat anak kami alhamdulillah bisa bertemu.
Ada pemandangan yang membuatku terharu sebelum kami pulang. Yaitu bagaimana suamiku memperlakukan mamah. Ketika itu mamah mengeluhkan kakinya sakit dan ingin dibantu untuk digeser tapi belum juga mendapatkan posisi nyaman. Bagiku, memperlakukan orang tua yang sedang sakit cukup menantang dan menguji kesabaran. Usia yang sudah senja dengan kondisi tubuh yang perlu bantuan untuk digerakkan. Setelah suamiku membetulkan posisi kaki mamah, ia pun mendekat ke wajah mamah dan bertanya lembut pertanyaan yang sama dengan sebelumnya, "Masih sakit? Yang sakit mana, mah?". MaasyaAllah, suara lembut dan pelannya membuatku hampir banjir air mata. Ada rasa syukur karena Allah hadirkan suami yang mampu berlemah lembut terhadap orang tuanya di usia senja. Belum tentu aku bisa berbuat demikian bahkan kepada orang tuaku sendiri.
Berbuat baik kepada orang tua mungkin mudah dilakukan bagi sebagian orang namun tidak menutup kemungkinan bahwa akan terasa sulit bagi sebagian yang lain. Meskipun jelas dalam QS Al Ahqaf ayat 15 telah diperintahkan demikian,
وَوَصَّیۡنَا ٱلۡإِنسَـٰنَ ��ِوَ ٰلِدَیۡهِ إِحۡسَـٰنًاۖ حَمَلَتۡهُ أُمُّهُۥ كُرۡهࣰا وَوَضَعَتۡهُ كُرۡهࣰاۖ وَحَمۡلُهُۥ وَفِصَـٰلُهُۥ ثَلَـٰثُونَ شَهۡرًاۚ حَتَّىٰۤ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُۥ وَبَلَغَ أَرۡبَعِینَ سَنَةࣰ قَالَ رَبِّ أَوۡزِعۡنِیۤ أَنۡ أَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ ٱلَّتِیۤ أَنۡعَمۡتَ عَلَیَّ وَعَلَىٰ وَ ٰلِدَیَّ وَأَنۡ أَعۡمَلَ صَـٰلِحࣰا تَرۡضَىٰهُ وَأَصۡلِحۡ لِی فِی ذُرِّیَّتِیۤۖ إِنِّی تُبۡتُ إِلَیۡكَ وَإِنِّی مِنَ ٱلۡمُسۡلِمِینَ
Artinya : "Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia berdoa, "Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertaubat kepada Engkau, dan sungguh, aku termasuk orang muslim."
Semoga Allah mampukan kita untuk berbuat baik kepada orang tua dan mertua kita sampai kematian yang memisahkan. Semoga kita sebagai istri bisa tetap membantu suami kita untuk taat pada ibu. Semoga kebaikan dan keberkahan selalu meliputi keluarga kita. Aamiin.
#klip2024#kelasliterasiibuprofesional#mei2024#08052024#ibuprofesional#sinergiwujudkanaksi#ip4id2024#aliranrasa#insightbahagia#hikmahkehidupan#rumahtangga#birrulwalidain#pernikahan
0 notes
Text
‘You must want something,’ Tom said, sidling up to Harry, who had donned an apron and was frying eggs at the hob. ‘Come on, I said I’d repay you for what you did at the Ministry. It’s not everyday that I’m in the mood for decency.’
Harry snorted. ‘Shocking, that.’
He did a little flourishing motion with his wand; in no time came the sound of espresso being made, and milk being steamed. He floated two slices of toast into the toaster, then checked the eggs.
He was doing a very good job at ignoring Tom, which was unacceptable – as much as Tom loved watching him go about his morning routine. So Tom drew close enough to press himself up against Harry’s back, hugging his waist, the way Harry liked it.
And Harry, unsurprisingly, turned red.
‘This, for example,’ Tom said softly. ‘You must know I can give you more. You won’t have to want for things ever again.’
‘And I suppose you’re doing this right now for reasons entirely selfless?’
Tom grinned down into Harry’s hair. Other than it being Harry’s birthday, which Harry himself seemed to have forgotten entirely, Tom also did intend to keep Harry sweet for his plans to work.
To Harry’s credit, he was a hard nut to crack. Tom can’t remember spending as much time wooing someone – not even to bed; Harry hardly trusted him with the weekly shopping. It was fortunate, perhaps, he knew just how to distract him.
‘Maybe … maybe not. But on a similar note,’ Tom continued, keeping his voice low and suggestive, ‘I’m told I give quite spectacular head.’
‘How’s that even relevant?’ Harry choked out. He squirmed a little in Tom’s arms, a token attempt to break himself free. ‘Riddle, are you trying to seduce me?’
‘Hmm … seduce would suggest an intention to lead astray, though.’ Tom chose to let his hands wander then, light and innocent down Harry’s stomach. ‘Is that what you want? An excuse to run away from everything whilst being thoroughly disavowed? Well, I can always kidnap you, if you ask nicely.’
He hadn’t expected it, but his words must’ve hit too close to home. Because Harry spun around, a curious mixture of anger and embarrassment on his face.
‘Is that a threat or a very bad attempt at psychoanalysis?’ he retorted, swatting off Tom’s hands and taking a step back. ‘You were doing such a good job just now, with the sweet-talking and whatnot. Pity you couldn’t keep up the act for more than five minutes.’
‘I suppose I’ll just have to try harder, then. It’s your birthday after all,’ Tom said placidly. He was enjoying this a bit too much, he realised; winding Harry up, watching him get defensive, or even better, flustered.
He went and plated Harry’s breakfast, slathering his toast with an absurd amount of butter, poured milk into his coffee and drew a little heart in the foam with magic. When he was done, he found Harry staring at him, visibly shaken.
Tom smiled. ‘We could start with holding hands if you’d like – it’d only just occurred to me that you might be a prude.’
08052024 | @microficmay | will
201 notes
·
View notes
Text
Daily Nagoriyuki 08052024
139 notes
·
View notes
Text
Louis in Rio de Janeiro, May 8th 2024, photographed by Carol Marins
29 notes
·
View notes
Text
youtube
5 notes
·
View notes
Text
karlie kloss via her instagram story
1 note
·
View note
Text
"I had walked my entire life as a dead man." - Louis de Pointe du Lac
[08052024]
ig: @/damzelsart
#digital doodle#digital sketch#damzelsart#digital art#doodles#artists of tumblr#fan art#interview with the vampire#amc iwtv#iwtv#louis de pointe du lac#iwtv amc#iwtv fanart#iwtv fandom#iwtv louis#vampire louis#fantasy art#monochrome#monochomatic#my art 2024#digital artist#fanartist#art#digital painting#digital artwork#my art
58 notes
·
View notes
Text
(unofficial) cat count: 17
via jeff‘s mom‘s facebook | 08052024
#jeff satur#sort of#and cats#(my baby‘s name was panther too 🥹)#don‘t know what the actual number is. we need an update.
66 notes
·
View notes