Welcome to my online journal. Enjoy reading my thoughts and journeys.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Result's OUT!
It's actually been 3 weeks since the final result came out. Lol. I forgot to update.
Yes, all glory be to God! I am granted a fully funded scholarship from LPDP to pursue my master's degree in law at the University of Melbourne!
THIS. IS. SO. EXCITING.
I actually still get VERY excited every single day. But!!! this is definitely not the goal, this is only the beginning. Nevertheless, every opportunity and opened door is from the Lord, and so I have faith that moving forward, everything is under HIS control. I will continue to walk faithfully. Thank you JESUS!
0 notes
Text
It's the season of waiting.
This type of season makes my heart flutter and my stomach swirl. I'm actually waiting for my scholarship's result. It's less than a month now (you can't even imagine how hard I'm trying to stay calm every single day).
But no matter what, I have faith that it will be something good. God knows what's best for my life, and I want to keep walking in His will. Besides, this moment made me realize how faithful He is throughout the process. There's never been a single time where I flunked, even though I always had those pessimistic thoughts after I took a step. From receiving my IELTS score to getting accepted at one of the world's greatest law schools, I strongly believe that everything will be fine in the end. And I will go to Melbourne next year (in Jesus' Name!!).
So yeah, cheer me up ya. I don't know the result, but even if I fail this time, other opportunities remain.
I am weak, but my God is big. When doors are opened, no one can ever close them. Amen.
3 notes
·
View notes
Text
A Little Update
09.02.23
Hi!
It's been months since my last post. I'm going to update my life so far for future reference. Just in case I wanted to look back and reminisce old times.
One thing is for sure: God is so, so amazing. He is so wonderful, so good.
I got accepted at Melbourne Law School. Big wow. Back in 2021, I was sure I decided not to study abroad due to family and health reasons although studying at Melbourne had always been my dream since 2019-2020. As of now, I'm still applying for the scholarship. With no supporting funds, I can never manifest this dream. But I have faith that my Lord will provide. If this is His will, then it will be done.
If I obtain the scholarship this year and take the flight to Melbourne on February 2024, I will study extra hard because this is a very rare opportunity. I want to study abroad not just for the experience, but I want to achieve a distinction grade. I really miss going to classes, preparing for exams, and writing papers. This is my ultimate dream.
Beyond that, I want to become an Intellectual Property Attorney for Indonesia. I know that as an Attorney, we need more practice than theory. But it's better to apply theory into practice, so people can actually know how the law should be enforced, not just how the system usually works.
That is all, I guess. I have no love interest or things to get excited beside my master's study plan. And this is already more than just exciting!
Oh, I have also started my servanthood at church through Connect Group and in the Communication Department. Everything is so nice and I believe I am walking in God's grand plan for my life.
I will update my scholarship result in the next post. Toodles!
0 notes
Text
05.06.2022
I miss your presence. I miss getting text messages from you, asking me to have dinner with you, or just casually asking what I'm doing. I miss your good night texts. I miss seeing you in the morning wearing your white tee, shorts, and messy hair. I miss reminding you to stream "Saat Teduh Bersama Ps. Philip Mantofa" on Youtube. I miss everything about you, Dad.
Whenever I think of you, I wonder why you had to be gone this year. You went away before everything was in the perfect place. I haven't given you anything yet, Dad. A house, a master's degree, a grandchild, a successful career, a lawyer title. It hurts that you will never be able to attend those important moments in my life. You haven't even met the love of my life (I haven't too, he's not here yet). I know I'm probably the most selfish human ever, but I just feel like you could've lived longer... you could've stayed and held on much longer.
I'm sorry, Dad. I'm sorry that you have to go away like this. I'm sorry if you didn't experience that much love in your last years. I hope you're still looking out on us in a higher place above with the Lord. I know that now you aren't depressed, and you don't have to feel nauseous and in pain anymore. At the same time, I'm glad that you're forever and eternally healed. I'm happy that you don't have to suffer that much longer. Sorry, I was being so selfish earlier. I just miss you that much and I never knew what to do when I miss you. I still pray for you whenever I think of you, hoping you get the best place to rest up there.
And I want to say thank you, Dad. Thank you for always reaching out to me whenever you feel lonely (since not all depressed people can do this). Thank you for always being honest with your feelings. Thank you for always letting me know that you were lonely and you needed a caregiver. We always knew that the greatest caregiver of all is Him alone. Thank you for being born-again, accepting Jesus Christ as your one and only Lord and Savior. Thank you for giving your life to Him, Dad.
Once again, I truly miss you. I promise to be your little angel for the rest of my life. See you one day, Dad.
0 notes
Text
14.06.22
Bapak, aku kangen..
Udah dua bulan sejak kepergian Bapak.. Aku kangen sama Bapak. Dua bulan ini aku gak menulis apapun tentang kepergian Bapak khususnya di blog ini karena pikiranku belum mampu menemukan rangkaian kata-kata. Otakku blank. Bahkan sekarang aku juga gak tau mau nulis apa. Tapi aku ingin menyalurkan rasa kangenku. Post terakhir sebelum ini aku masih berharap Bapak sembuh dan pulang dari Rumah Sakit dalam keadaan sudah bisa berjalan dan makan dengan normal. Tapi apa daya, Tuhan punya rencana lain untuk keluarga kita. Bapak, I know you're freely laughing and blissfully lying on the green grass up there in Heaven with our Lord and Savior. I want to believe that you are happy and still looking out for us. I miss you so, so much.
Mampir ke mimpiku sering-sering ya Pak. Aku kangen setiap hari di-chat sama Bapak, diajak makan bareng, ditanya lagi apa, lagi nonton apa, lagi mau ngapain abis makan, udah selesai kerja apa belum. Maafin aku dulu tidak memaksimalkan kasihku ya Pak.. Aku seharusnya bisa lebih ceria dan inisiatif lagi ngobrol sama Bapak. Maafin aku gak nge-chat duluan padahal Bapak selalu berharap aku ngobrol banyak sama Bapak.. Aku masih gak nyangka Bapak udah gak ada lagi di hidupku.. I love you so much Bapak.. I should've told you how much I love you more frequently... Sekarang aku mau berusaha memaksimalkan kasihku Pak, ke Mama, Kakak, dan Eyang. Aku mau lebih ceria dan inisiatif lagi untuk spend time sama keluarga. Makasih Bapak sudah menjadi Bapakku di dunia ini.. See you one day, Pak. Please don't forget how much I love you, and you will always be my first love.
0 notes
Text
First Love
28-03-2022
Beliau sudah mencintaiku sejak aku lahir ke dunia.
Beliau selalu memeluk erat dan menciumku ketika aku masih kanak-kanak.
Beliau selalu ingin menghabiskan waktu bersamaku ketika aku beranjak remaja.
Beliau merindukanku ketika aku memasuki fase dewasa.
Beliau merasa kesepian ketika diriku sudah mulai sibuk dengan pekerjaan.
Beliau merasa depresi saat menjalani hari-hari penuh kesendirian dan kesepian.
Beliau membutuhkan aku di sampingnya, menemaninya menghabiskan waktu bersama.
Beliau memerlukan kehangatan, cinta kasih dalam keluarga, dan perhatian penuh yang tertuju pada dirinya.
Bapak, maafin aku ya Pak sudah terlalu sibuk dengan duniaku. Maafin aku yang tidak menganggap serius fase depresimu. Maafin aku yang membiarkanmu berjalan sendirian ketika Bapak butuh teman. Aku mau selalu di dekat Bapak mulai sekarang, mendengarkanmu bercerita dan mengungkapkan keseharianku padamu. Maafin aku ya Pak.. Adek sayang sama Bapak. Bapak harus hidup sehat dan panjang umur ya Pak. Jangan jauh-jauh ya Pak dari Adek.. Adek kangen ngobrol dan nge-date sama Bapak. Nanti kita nonton berdua di bioskop dan makan bareng lagi ya Pak.. I miss you and love you so much.
Bapak, sampai kapanpun Adek akan selalu menjadi anak Bapak. Bapak nggak perlu khawatir ya.. Adek selalu di samping Bapak. Bapak pasti sembuh ya Pak, nggak perlu takut. Tuhan Yesus tahu yang terbaik untuk hidup Bapak. Tuhan pelihara kita selalu Pak. Tuhan sangat sayang sama Bapak dan keluarga kita. Nanti kita memuji Tuhan bareng-bareng ya Pak.. Bapak nggak perlu lagi merasa kesepian. Aku akan selalu di samping Bapak.
Terima kasih ya Pak udah selalu sayang sama aku, selalu mikirin perasaanku dan nggak mau bikin aku dan Kakak repot. Sekarang aku mau direpotin sama Bapak. Lebih baik aku melihatmu mencari perhatian dan manja dibandingkan melihatmu terbaring lemah di Rumah Sakit. Bapakku Sayang.. Bapak harus sembuh ya Pak supaya kita bisa ngobrol dan quality time lagi.. I love you so much Bapak. Jesus bless your soul abundantly. Tuhan Yesus yang kasih kekuatan dan pemulihan.. selamanya kita milik Tuhan.
Dengan kasih,
Adek, Si Bungsu.
2 notes
·
View notes
Text
some days I want you back in my life.
some days I want to turn back time.
some days I want to ask,
"if you didn't want this, why did you cut us so easily?"
but some days I become stronger.
some days I don't want to see you anymore.
some days I stand tall, neglecting my feelings.
some days I wish we never met each other in the first place.
0 notes
Text
Penghujung Tahun 2021, Menyambut Tahun 2022
31 Desember 2021 [20:20 PM]
Beberapa jam lagi kita semua akan memasuki tahun 2022. Dalam post kali ini, aku mau merekap dan merenungkan peristiwa, pengalaman, dan perasaan, serta hikmat yang aku dapatkan di tahun 2021.
Tahun 2021 telah menjadi tahun yang berkesan. Naik dan turun kami rasakan, suka dan duka, tawa dan tangis, senyum dan sendu, bahagia dan pedih. Namun satu hal yang tidak pernah berubah adalah kasih karunia dari Tuhan Yesus Kristus.
Awal tahun 2021 aku merasakan kegelisahan dan gundah gulana yang hebat karena masalah finansial rumah tangga. Sulit sekali rasanya di awal karir ini harus menabung sekaligus menafkahi. Awal-awal bulan tersebut gajiku masih kecil, untuk diriku sendiri saja tidak mampu. Aku terus berpikir untuk mencari tempat kerja baru yang dapat memberikan benefit dan salary yang lebih tinggi. Karena keresahan ini pun, aku berpikir untuk memulai mengikuti bisnis MLM berbasis kecantikan dan kosmetik. Menjalani bisnis ini sebenarnya sangat-sangat di luar zona nyamanku.. wkwk. Jujur saja, rasanya hati selalu bergetar dan rasa malu menjulang tinggi, ditambah terkadang tidak ada yang merespon ketika aku berkoar-koar di sosial mediaku. Walaupun banyak sekali yang sukses dan membuahkan hasil, mungkin diri ini belum siap untuk terjun terlalu dalam dan all out.
Dikarenakan keresahanku tersebut, aku dan teman kantorku memberanikan diri untuk membuka suara, menanyakan promosi dan kenaikan gaji. Puji Tuhan di pertengahan tahun 2021, gajiku dinaikkan dan akupun memperoleh bonus tahunan. Dari sini aku sudah mulai merasa lebih tenang dan tenteram menjalani hari-hariku karena apa yang Tuhan berikan ini sudah lebih dari cukup.
Namun di pertengahan tahun (sekitar Juli-Agustus), badai Covid-19 melanda keluargaku. Eyang dan kakak positif dan isolasi mandiri di rumah. Satu-satunya orang yang dapat mengurus dan merawat mereka adalah aku. Namun lambat laun karena aku sudah kewalahan dan mental breakdown menjalani ini semua sendiri, akhirnya Bapakku turun tangan membantu mempersiapkan makanan di rumah. Selebihnya harus aku yang pegang kendali, dari mulai menemani Eyang ke rumah sakit untuk test, beli obat, komunikasi dengan banyak pihak, menyiapkan makanan, menyiapkan obat dan vitamin untuk Eyang, serta mengambil makanan untuk kakak, dan lainnya karena Bapak, Mama, dan Om-ku tidak cukup mengerti untuk melakukan hal-hal tersebut. Puji Tuhan aku bersyukur, karena masih ada Tante dan saudara-saudara yang selalu menanyakan kabarku, apa yang aku butuhkan, dan mengirimkan bantuan berupa makanan, oxymeter, dan obat-obat. Aku masih ingat rasanya bangun di pagi hari hanya ingin meneteskan air mata karena saking stress dan lelahnya diri ini.
Hal yang paling aku syukuri adalah Eyang dan kakak sembuh total dalam kurun waktu dua minggu atau 14 hari. Aku bersyukur, sangat teramat bersyukur. Aku bersorak sorai kepada Tuhanku yang selalu mendengarkan jeritan tangis anak-Nya, Dia yang menjadi Gunung Batu dan Tugu Keselamatanku. Penolongku yang Setia. Allahku yang Perkasa. Tanpa campur tangan Tuhan, aku tidak dapat berdiri sendiri.
Memasuki bulan-bulan akhir, aku bertemu dengan seorang pria secara virtual. Ia menemani hari-hariku lewat chat. Singkat cerita, kami menjalani pendekatan dan mengenal satu sama lain. Ia sosok yang baik, lembut, dan dewasa. Ia sosok yang takut akan Tuhan dan dekat dengan keluarganya. Ia melayani Tuhan dan bekerja dengan giat setiap harinya. Tak dapat dipungkiri, perasaanku pun muncul sedikit demi sedikit, walaupun aku sudah berulang kali mengingatkan diri ini untuk tidak jatuh cinta terlalu cepat. Memang aku baru jatuh cinta padanya setelah pertemuan kami yang ketiga. Hari itu aku merasa bahagia dan nyaman bersamanya, rasanya seperti aku ingin dia terus ada bersamaku setiap harinya, selamanya. Sayangnya, satu minggu setelahnya, ia harus mengucapkan kata perpisahan. Dengan alasan tidak direstui orang tua dan karena aku tidak satu ras dengannya, maka ia pergi dari hidupku.
Bulan November 2021 adalah bulan yang penuh dengan rasa sakit, pedih, dan tanda tanya. Aku melewati hari dengan tatapan sendu, penuh kesedihan sebab hatiku sudah hancur. Namun aku berusaha terus bangkit, aku berdoa dan berserah pada Tuhan. Di dalam kelemahanku dan isak tangisku, Tuhan menjawab pertanyaanku satu per satu. Tuhan menunjukkan kasihNya dan memberikanku pengertian. Setelah sudah mendapatkan energi kembali, aku memutuskan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis karena aku menginginkan hadiahnya yaitu sejumlah uang. Bukan untuk aku sendiri, namun untuk Bapak yang di bulan November ini juga sedang dalam fase depresi berat karena teman maupun saudara tidak ada yang mengirimkan bantuan secara finansial. Aku mengerjakan karya tulis tersebut, dengan harapan dapat menyelesaikannya dengan tuntas dan tepat waktu, sembari mengalihkan pikiranku dari sosok yang telah menyakitiku.
Singkat cerita, aku mendapatkan Juara 3 dan hadiah yang aku terima aku berikan seutuhnya kepada Bapak secara diam-diam. Walaupun tidak besar nominalnya, namun aku merasa aman karena Bapak masih cukup saldo untuk membayar hutang. Puji Tuhan, setelah itu masih ada tangan-tangan yang memberikan bantuan secara finansial dan salah satu hutang Bapak dapat tertutup di bulan Desember 2021. Ini menjadi salah satu hal yang paling aku syukuri di tahun ini.
Bulan Desember 2021 menjadi bulan yang penuh syukur dan sukacita, rasa sedihku pun sudah tidak seberapa. Aku mulai terlibat dalam Connect Group atau CG dari Gereja Mawar Sharon dan mengenal wajah-wajah baru. Hal ini menjadi kerinduanku untuk bisa semakin dekat dengan Tuhan dan memiliki persekutuan. Aku bersyukur karena setiap hari Rabu dan Sabtu ada program Saat Teduh Bersama dari Ps Phillip Mantofa, sungguh program ini membuatku semakin bertumbuh dan mengenal isi hati Tuhan. Aku bersyukur bisa datang ke gereja secara langsung dan merasakan ibadah yang penuh kuasa di GMS. Selain itu, aku juga mengikuti acara natal dari CG dan semuanya dipenuhi sukacita.
Terimakasih Tuhan Yesus untuk tahun 2021. Tahun yang penuh dengan pedih, hikmat, pengajaran, dan rasa syukur. Harapanku untuk tahun 2022 adalah kesehatan dan kecukupan. Semoga di tahun 2022, Bapak dapat membayar hutang dan tagihan per bulannya dengan lancar dan tepat waktu, kakakku dan aku sendiri mendapatkan promosi dan kenaikan gaji, aku lulus ujian advokat, aku selalu aktif mengikuti CG dan memulai pelayanan di gereja. Semoga keluargaku selalu sehat dan kami mampu memberikan yang terbaik untuk rumah ini. Semoga hubungan dalam keluargaku dipulihkan Tuhan dan kami dapat bersatu secara utuh.
Tahun 2022, semoga kamu baik-baik saja. Semoga kamu bisa menjadi tahun yang penuh kabar gembira bagi banyak orang.
Selamat tinggal tahun 2021, you will always be remembered.
0 notes
Text
revelation
21/11/21
hari ini jadwal ibadah seperti biasanya. mengingat bahwa minggu depan sudah dimulai minggu adven, natal tinggal satu bulan lagi.
hari ini aku menyadari sesuatu. tentang apa yang sedang menjadi pergumulanku, apa yang selalu mengisi pikiranku, yang menjadi beban di hatiku. siangnya setelah ibadah aku menonton channel youtube Daniel Mananta Network (Daniel Tetangga Kamu), berkisah tentang perjalanan suami dan istri, bagaimana mereka mengetahui mereka adalah pasangan hidup untuk satu sama lain, dan bagaimana Tuhan membentuk dan mempersatukan keduanya menjadi satu daging di dalam Kristus.
salah satu kalimat yang tidak bisa lepas dari pikiranku adalah ketika sang suami berkata, "salah satu ciri pasangan hidup dari Tuhan yang gue yakini adalah ketika orang tua, apalagi orang tua yang dalam Tuhan, kasih izin."
hal ini relatable banget sama apa yang aku alami sekarang. post aku sebelumnya adalah mengenai kekesalanku terhadap laki-laki itu kenapa gak dicoba dulu, kenapa harus langsung pergi meninggalkanku. tapi aku jadi sadar, bahwa mencari pasangan hidup itu jangan main-main lagi. memperjuangkan itu bukan sesuatu yang perlu, karena ketika dari awal sudah dapat restu orang tua, menjalankan hubungannya juga menjadi semakin mudah. gaperlu ada perasaan gundah, galau, khawatir. memang sih in many cases, banyak yang berjuang (karena keduanya berbeda suku/ras) dan pada akhirnya orang tua kasih restu. tapi setiap orang punya keyakinan dan kepercayaan masing-masing, dan aku yakin laki-laki itu menomorsatukan restu dari orangtua. sehingga hari ini, aku sepenuhnya menyetujui hal itu. aku sepenuhnya sadar memang kedepannya, hubungan aku yang akan datang, harus didahului oleh iman kepada Kristus dan restu orang tua. jangan yang lain dulu.
sekalipun ternyata kami berjodoh, ya itu biar Tuhan aja yang kasih. itu di luar kuasa kami berdua sebagai individu. bagaimana Tuhan nanti bukakan pintu atau mengubah hati dan pola pikir orang tua. hal-hal ini di luar kemampuan kita, dan yang aku percaya juga Tuhan melakukan segala sesuatu yang lebih besar daripada apa yang kita pikirkan dan doakan. apapun yang terjadi, hari ini aku mau percaya kalau pasangan hidupku itu nanti akan datang dengan sendirinya dan dipermudah jalannya dengan Tuhan. aku gak perlu merasa sakit hati atau takut dan gelisah lagi. this is not necessary anymore because i know what i have to do and God will be there with me. He is always with me.
selain itu, beberapa waktu lalu aku juga mencari jawaban lewat google. kenapa ya etnis X ini harus menikah sama yang satu etnis, gak mau sama suku lain? jawabannya beragam dan semuanya masuk akal. tidak ada jawaban rasis menurutku. kita memang tidak bisa semudah itu melupakan sejarah, apalagi sejarah kelam yang menyakitkan. kerusuhan mei 98 contohnya, gak bisa dilupakan oleh etnis tertentu karena pengalaman dan peristiwa yang begitu sadis. aku jadi mengerti dan menerima pola pikir kedua orangtuanya.
di atas semua itu, aku bersyukur Tuhan kasih aku kesempatan untuk diproses dan dibentuk lagi. lewat peristiwa ini, aku bisa belajar bagaimana cara menjalin hubungan di hari depan, bagaimana aku bisa lebih sabar menanti penggenapan janji Tuhan, dan bagaimana aku bisa lebih fokus untuk menambahkan nilai dalam diriku.
saat ini banyak sekali hal yang menjadi pokok pikiranku. Tuhan tempatkan aku di tempat kerja yang sekarang, membuat aku memiliki cita-cita dan impian baru yang saat ini menjadi salah satu fokus utamaku, yaitu untuk menjadi seorang advokat dan konsultan HKI. i'm very grateful, karena nggak terpikir sebelumnya aku bisa punya cita-cita ini. selain itu, fokus utamaku adalah untuk memulihkan keadaan rumah tanggaku, hubungan dalam keluarga, keadaan finansial, semua ini menjadi hal yang perlu dibawa dalam doa syafaat setiap harinya. aku mengasihi keluargaku, terlebih lagi Tuhan Yesus, sebagai kepala keluarga di rumahku, sangat mengasihi kami semua. buktinya setiap bulan kami selalu dipelihara, selalu diberi pertolongan di waktu yang tepat, tidak pernah terlambat atau terlalu cepat tangan Tuhan bekerja. God's timing is perfect.
so, aku nulis ini disini sebagai pengingat untuk my future self. remember your purpose. jangan jemu untuk melayani Tuhan dimana pun kamu berada. serving the Lord equals serving others. jangan lelah untuk mendoakan sesama. setiap hari jangan lupa untuk berbuat yang baik dan menjauhi kejahatan. takutlah akan Allah. jadilah pribadi yang taat dan setia. udah itu dulu aja, jangan pikirkan hal-hal besar dulu karena nanti Tuhan kasih porsinya sendiri ketika kita pun sudah siap untuk menjalani perkara yang lebih besar.
that's all i have to say. i hope you are well and always well. goodbye!
0 notes
Text
Financial Crisis
Juni 2021.
Seperti judulnya, posting kali ini akan bercerita tentang krisis keuangan. Setiap orang akan memasuki, telah melewati, atau sedang menjajaki fase ini. Saya masuk kategori terakhir.
Keadaan ini membuat saya belajar banyak hal, sih. Tapi di saat yang bersamaan, membuat saya gampang merasa tidak puas dan bahkan hampir putus asa. Saya tidak puas dengan pekerjaan saya, dengan kegiatan saya sehari-hari, dengan diri saya sendiri. Saya merasa bahwa apakah saya seharusnya berada di posisi ini? Mengapa saya bahkan tidak dapat bermimpi lagi untuk pergi keluar negeri? Mengapa saya terpaksa bekerja disini dengan gaji yang bahkan tidak terlalu memuaskan dan bahkan saya harus menjalani bisnis sampingan demi mendapatkan uang lebih? Mengapa orang tua saya tidak memiliki dana atau asset di masa tua, tidak memiliki asuransi, malah justru memiliki hutang yang besar?
Kapankah kiranya keadaan ini akan berubah?
Kapankah kiranya saya dapat memiliki mimpi untuk diri saya sendiri?
Bagi Anda yang memiliki impian melanjutkan studi ke luar negeri, sudah memiliki rencana membeli rumah, bahkan puas dengan pekerjaan dan pendapatan Anda setiap bulannya, bersyukurlah sebesar-besarnya karena tidak setiap orang memiliki priviledge atau hak istimewa seperti Anda.
Mimpi saya sekarang tidak pergi ke luar negeri atau mendapatkan pencapaian-pencapaian yang luar biasa.
Sepertinya mimpi itu berhenti saat saya umur 21 Tahun.
Mimpi saya sekarang adalah dapat melayani keluarga saya saat ini dengan semaksimal mungkin.
Bahkan sulit sekali bagi saya untuk mempersiapkan hari depan saya, seperti pernikahan dan membeli sebuah properti.
Mungkin mimpi saya ini terkesan biasa-biasa saja dan seperti anak yang berbakti sekali. Padahal, saya tidak punya pilihan lain selain memiliki mimpi tersebut. Jika saya punya pilihan, mungkin saya akan memilih untuk tinggal sendiri dan apply beasiswa ke luar negeri. Namun karena keadaan yang memaksa, keadaan rumah tangga yang sedang berada di titik rapuh (di luar kondisi finansial), saya tidak memiliki pemikiran untuk meninggalkan rumah saya.
Harapan saya setiap bulan adalah selalu berada di bawah pemeliharaan Tuhan. Harapan saya, saya bisa menabung lebih banyak lagi supaya keluarga saya aman secara finansial. Namun di balik harapan tersebut, ada perasaan khawatir dan takut kalau nantinya tabungan saya hanya untuk menghidupi keluarga yang sekarang dan bukan untuk keluarga yang akan datang.
Semoga hanya pikiran saya saja yah..
Saya mau terus memegang janji Allah di Yeremia 29:11 hehe. Semangat untuk diri saya sendiri dan keluarga, semoga segera dipulihkan dan dibebaskan dari segala permasalahan finansial ini.
Dan prinsip finansial yang terus saya mau pegang adalah, berapapun penghasilan yang saya dapat, harus ada yang dapat dimasukkan ke dalam tabungan. Sekecil apapun nominalnya, saya akan mengingat Amsal 13:11: "Harta yang cepat diperoleh akan berkurang, tetapi siapa mengumpulkan sedikit demi sedikit, menjadi kaya."
Versi bahasa Inggris (NIV): "Wealth gained through injustice dwindles away, but whoever gathers little by little has plenty."
Disini Amsal Salomo tidak berbicara supaya kita menabung untuk menjadi kaya. Tetapi mengumpulkan harta SEDIKIT demi SEDIKIT supaya kita tetap berkecukupan. Mengapa dikatakan "sedikit demi sedikit"? Bagi saya, Roh Kudus sedang berbicara bahwa ada porsi kecil / sedikit untuk menabung dari seluruh penghasilan kita. Artinya, tidak ada alasan untuk tidak menabung. Dan menabunglah dengan bijak, maka kita akan selalu dicukupkan.
Dari sini saya mendapat pewahyuan bahwa, menabung banyak akan membuat kita menjadi orang yang pelit dan kikir. Tetapi ketika kita menabung sedikit demi sedikit, butuh waktu yang lama mungkin untuk mencapai tujuan finansial kita, namun percayalah bahwa Tuhan yang akan mencukupkan kebutuhan kita setiap harinya. Hal ini menjadi suatu teguran untuk saya pribadi, karena pada awalnya saya sangat takut jika saya hanya menabung 500ribu perbulan, mau sampai kapan saya bisa beli rumah?
Tuhan mengubah fokus dan harapan saya.
Harapan saya saat ini adalah untuk melayani keluarga. Fokus saya saat ini adalah membantu finansial keluarga saya. Dan hal inilah yang terjadi, yaitu saya memahami financial wisdom menurut Raja Salomo. Mimpi-mimpi lama seperti memiliki rumah sebelum umur 30, menikah sebelum umur 27 tahun, melanjutkan studi S2 saat berumur 25 tahun.. semuanya sedikit demi sedikit pula diubahkan oleh Tuhan. Namun bukan berarti Tuhan adalah Allah penghancur mimpi. No, He's still the one who drives my life into another, better, and wiser path. Aku percaya, jika Tuhan berkenan, mimpi-mimpi itu akan kembali. Aku percaya, sekali lagi, pada janji Tuhan di Yeremia 29:11 dan Tuhan tidak pernah tidak menepati janji-Nya.
Semoga saya dapat hidup tanpa mengeluh dan menyesal lagi. Semoga setiap harinya dapat saya lewati dengan penuh sukacita, rasa syukur, dan pertobatan. Kiranya hanya Firman Allah yang menjadi bekal rohaniku dalam menapaki jalan hidupku yang adalah jalan hidup yang telah disediakan Tuhan Yesus. Amin.
Terimakasih, Tuhan memberkati.
1 note
·
View note
Text
Selamat Datang, 2021.
04 Januari 2021
Hari ini merupakan hari Senin pertama di tahun yang baru ini, 2021. Hari ini aku dan kamu sekalian berharap sesuatu yang baik akan terjadi di tahun ini. Hari ini aku dan kamu memulai kembali aktivitas kita masing-masing, diawali dengan doa pagi dan ucapan syukur atas kasih-Nya dan nafas kehidupan yang masih diberikan.
Mungkin sebagian orang tidak berharap banyak untuk tahun ini, hanya satu harapan: sehat. Tentu kesehatan dan kebersihan menjadi dua hal yang begitu penting bagi hidup kita sekarang ini di tengah hiruk pikuk pandemi Covid-19. Kabar baik datang beberapa waktu lalu bahwa Vaksin Covid-19 sudah ada dan akan diedarkan di tahun 2021. Aku berharap vaksin ini dapat bekerja secara aman.
Di tahun ini, aku juga tidak mengharapkan banyak hal. Aku memiliki beberapa target di tahun ini, namun resolusi utamaku di tahun ini adalah lebih menyandarkan hidupku pada Tuhan serta tetap menjaga kesehatanku dan keluarga. Aku juga berharap dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi, dalam berkata-kata, berbuat, serta berpikir. Di tahun lalu, hal yang paling sering menghampiriku adalah rasa takut dan khawatir. Ya kayaknya tiap tahun juga gini sih, hehe. Tapi yang paling aku syukuri di tahun 2020 adalah semuanya dibuat baik adanya oleh Tuhan. Benar-benar kasih karunia-Nya nyata dan sempurna di dalam kelemahan dan kesekakan aku sekeluarga. Penuh kejutan dan berita baik, walau diiringi hal-hal yang kurang menyenangkan dan menyedihkan, tapi Tuhan tidak pernah benar-benar membiarkan aku sekeluarga kekurangan. Intinya, pertolongan-Nya selalu tepat waktu dan jumlahnya pas, tidak kekurangan dan tidak berlebih. Begitu baiknya Tuhan kita, bukan?
Untuk itu, di tahun 2021 ini aku juga mau lebih percaya dan bersandar pada pertolongan Tuhan. Mungkin memang Tuhan ingin aku sekeluarga tetap beriman dan berharap untuk tahun 2021 karena Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya kepada kami selama tahun 2020. Karenanya, aku mau tulisan ini menjadi pengingat buat aku pribadi untuk jangan pernah berhenti berharap dan berdoa. Ingatlah hari ini teman-teman, karena kita semua telah berhasil melewati tahun 2020. Kilas balik ke awal tahun 2020, ingatkan tahun baru disertai banjir dan hujan dimana-mana di Jakarta dan sekitarnya? Puji Tuhan, tahun ini diawali dengan langit yang biru. Awal tahun ini tidak banjir, dan boleh kami terus berharap untuk tahun ini tidak akan pernah banjir. Amin.
Selamat datang Tahun 2021. Semoga kamu membawa sukacita bagi banyak orang, semoga kamu sehat, semoga kamu diberkati Tuhan. Yuk, tetap berharap dan berdoa :) karena masa depan sungguh ada dan harapanmu tidak akan hilang. Cheers to a great and blessed year!
0 notes
Text
Penantian di Bulan Desember
21 Desember 2020.
Tiga hari menuju malam Natal. Natal adalah hari yang dinanti-nantikan, bahkan tidak hanya dinantikan oleh orang percaya namun juga orang-orang di luar Kristen. Mengapa? Karena Natal identik dengan perayaan, festival, keceriaan, keramaian, dan kesenangan. Hal-hal bahagia ada pada hari Natal. Aku pun dahulu begitu. Aku selalu merasa sedih jika Natal tidak dirayakan secara meriah. Rasanya ada yang kurang jika tidak makan di luar, kumpul dengan keluarga, atau ke gereja ketika Natal tiba. Namun tahun 2020 ini mengajarkan begitu banyak hal.
Di tahun 2020 ini, Tuhan membuka hati kita untuk menantikan kedatangan-Nya, bukan kedatangan hari perayaan Natal. Di ayat Alkitab mana yang mengharuskan kita untuk berkumpul beramai-ramai dan bersenang-senang ketika merayakan hari kelahiran-Nya? Tidak ada. Sebaliknya, sebagai orang percaya, kita justru harus menanti dengan penuh pengharapan bahwa Mesias telah lahir ke dunia untuk menyelamatkan dunia dari dosa-dosanya. Itulah esensi Natal yang seringkali ditinggalkan orang percaya. Yesus Kristus adalah Natal yang sesungguhnya.
“Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” [Matius 1:21]
Natal adalah bukti nyata keselamatan bagi dunia. Natal adalah harapan hidup umat, bahwa kehidupan ini tidak menjadi sia-sia karena Ia telah lahir ke dunia. Aku pribadi ingin membuang rasa sedih dan kecewaku karena Natal tahun ini tidak dapat dirayakan dengan canda tawa dan penuh kegirangan. Aku ingin mempersiapkan hatiku di dalam penantian ini. Mari saudaraku, berlututlah dan berdoa, menantilah dengan penuh rasa syukur dan sukacita, ingatlah janji-Nya. Aku percaya, tahun 2020 bukanlah tahun yang penuh dukacita. Tahun 2020 adalah tahun yang spesial di mata Tuhan, karena di tahun ini Ia akan melihat bagaimana perjuangan kita untuk selalu bersabar dalam kesesakan dan bertekun dalam doa. Ingatlah, segala sesuatu ini akan berlalu dan hal-hal baik akan datang.
Selamat merayakan kelahiran Tuhan Yesus Kristus ke dunia, selamat Natal.
0 notes
Text
Walk by Faith, Not by Sight
20 Oktober 2020
Tulisan ini aku dedikasikan untuk Bapa Yang Penuh Kasih, Tuhan Yesus Kristus, dan Roh Kudus. Banyak sekali hal yang aku alami selama aku hidup 22 tahun ini. Dalam tulisan ini, aku ingin membagikan pengalamanku, perjalanan imanku bersama dengan Tuhan serta kebaikan-Nya yang mengalir tak henti-hentinya layaknya sungai. Tidak pernah kering, tidak pernah habis, selalu berlimpah dan jernih menyegarkan. Aku mengambil judul “walk by faith, not by sight” dengan merujuk kepada 2 Korintus 5:7, “— Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat —” (For we walk by faith, not by sight). Ya, hidup karena percaya apa yang Tuhan akan kerjakan, bukan karena melihat apa yang terjadi di hadapan kita.
Aku mengalami hal-hal baik ini, aku percaya bukan karena kehebatan atau kepintaran atau bahkan keberuntunganku sebagai seorang hamba, melainkan semua karena Kasih Karunia-Nya semata-mata. Dan aku percaya, Tuhan masih memiliki rancangan hidup dan keselamatan yang begitu indah bagi setiap orang yang selalu percaya dan taat kepada-Nya. Perlu dicatat bahwa tulisan ini bukan untuk menyombongkan diri, namun untuk mendorong saudara-saudaraku yang terkasih di dalam Tuhan untuk selalu “percaya” dan “menyerahkan diri” kepada Tuhan, karena percayalah bahwa semuanya yang Tuhan izinkan terjadi adalah baik dan manis. Segala sesuatu yang kamu dapatkan adalah yang terbaik dan untuk kebaikanmu. Dan apabila hal-hal buruk terjadi atau tidak sesuai ekspektasi, ingatlah bahwa Tuhan mengizinkannya terjadi karena Ia ingin melihat anak-Nya bertumbuh di dalam iman dengan menguji hati dan kesetiaan kita semua.
Berikut adalah beberapa dari pengalaman penyerahan diriku, dan bagaimana Tuhan selalu mengejutkanku dengan hal-hal yang lebih baik dari yang aku pikirkan.
1. Masuk Kuliah dan Menerima Injil
Teman-teman terdekatku pasti tahu, dari SMA aku sangat ingin masuk Universitas A (mohon maaf harus disamarkan, yang jelas lokasinya di Depok wqwq). Lima tahun yang lalu aku sangat ingin masuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dengan jurusan Akuntansi. Padahal, aku tidak pernah menyukai matematika atau hitung-hitungan (walaupun jurusanku ketika SMA itu IPA wkwk). Lantas mengapa aku ingin masuk jurusan Akuntansi di Universitas A? Karena gengsi, passing grade yang tinggi serta apresiasi dan pujian yang hendak aku dapatkan dari orang-orang. Dan prospek kedepannya, yaitu kekayaan melimpah jika aku menjadi seorang ahli akuntan. Idealisme yang begitu tinggi sampai nabrak langit ya? Tapi begitulah pemikiranku pada saat itu. Orientasiku adalah kekayaan dan pujian dari orang-orang. Dan aku berdoa sekencang-kencangnya kepada Tuhan bahwa aku sangat ingin masuk jurusan ini di universitas ini. Aku ingin sekali. Aku berdoa terus menerus dan melakukan puasa permohonan. Namun dalam doaku tersebut, selalu aku akhiri dengan kalimat “namun terjadilah padaku menurut kehendak-Mu”. Padahal seujujurnya dalam hati, ingiiiiiin sekali ya Tuhan, tapi apapun yang terbaik lah ya daripada nggak dapet dimana-mana.
Singkat cerita, di H-1 pengumuman, aku mendapatkan sebuah mimpi. Dalam mimpi itu aku dikejar-kejar oleh seorang laki-laki yang mukanya sangat tampan (mirip Justin Bieber), namun ternyata ia hendak membunuhku. Di mimpi itu aku ditangkap dan diangkut menggunakan mobil truk. Aku duduk di sebelah kursi pengemudi yaitu Si Pembunuh Tampan tadi. Lalu di tengah perjalanan aku berkata sudah tidak tahan dan ingin buang air kecil. Ia pun berhenti di pinggir jalan. Disana aku melihat gedung INTEN (tempat kursus aku dan teman-teman lainnya masuk PTN) dan aku berlari ke dalam. Aku bertemu dengan wali kelasku, Pak GM, dan aku meminta tolong kepadanya kalau aku sedang dikejar pembunuh. Ia menyuruhku segera berlari masuk ke ruang kelas yang ada Ibu SF. Ibu SF terlihat khawatir dan menyuruhku untuk tenang. Namun ternyata Si Pembunuh Tampan itu menemukanku dan ia hendak memukul kepalaku dengan tongkat listrik. Hal itu gagal terjadi, karena salah satu office boy di INTEN, mas DD, memukul kepalanya dengan kursi hingga ia pingsan. Pak GM menyuruhku lari keluar, dan ketika aku berlari keluar ke jalan tadi, aku memanggil taksi. Aku bergegas masuk, dan berkata kepada supirnya, “Pak cepet pak! Ke Bandung!”. Lalu aku terbangun. Kaget sekali karena dalam benakku ketika aku bangun adalah kenapa aku bilang ke Bandung bukan ke Depok ya?
Singkat cerita, aku masuk Universitas B di Bandung dengan jurusan Hukum. Sebuah hal yang mengejutkanku, di luar ekspektasiku, namun Tuhan begitu mengasihiku. Selama aku merantau di Bandung, tepatnya di Jatinangor, aku mengalami perjalanan iman dengan Tuhan. Pertama, kakak kandungku yang sedang studi di Korea Selatan, meneleponku dan memberitakanku mengenai Injil. Aku sudah kristen sejak lahir, namun aku belum benar-benar memandang Tuhan Yesus Kristus seperti sekarang ini. Lalu aku mulai bertemu dan diajarkan mengenai Empat Hukum Rohani dengan seorang Kakak Rohani berinisial CH di Jatinangor, mengikuti persekutuan di kampusku, dan menjadi pengurus pesekutuan. Atau istilah lainnya adalah aku telah lahir baru. Sebelum menerima dan memahami esensi Injil, aku begitu susah untuk diajak berdoa, ke gereja, apalagi membaca Alkitab. Aku merasa bosan dan tidak memerlukan hal-hal itu, toh aku sudah percaya Tuhan Yesus sejak lahir? Namun pemikiranku ini bukanlah yang Tuhan inginkan. Dan setelah menerima Injil, tidak secara instan aku langsung berubah ya, tapi sedikit demi sedikit Tuhan menanamkan hati yang rindu untuk selalu memuliakan nama-Nya dan bersekutu di dalam-Nya.
Lucu sekali, karena benar bahwa Tuhan Yesus lebih mengetahui apa yang aku butuhkan dibanding apa yang aku inginkan. Tuhan Yesus mengubah hidupku melalui Firman Tuhan dan Kebenaran Injil (hal ini mungkin akan diuraikan lebih detail di posting lain). Tuhan Yesus tahu aku tidak menyukai hitung-hitungan, makanya aku masuk jurusan Hukum. Dan ternyata aku sangat menyukai jurusan ini. Aku jatuh cinta dengan jurusan ini. Terimakasih Tuhan Yesus, all praises goes to You, my Lord.
2. Mendapatkan Judul Tugas Akhir
Memasuki semester 6 di Jurusan Hukum, sudah saatnya memikirkan judul Tugas Akhir (skripsi). Cita-citaku memang cumlaude dan lulus 3,5 tahun. Dari awal Februari 2019 aku mulai mencari kesana dan kemari. Aku mulai mengambil topik mengenai Hukum Perusahaan dari bermacam-macam sumber tapi lama-lama sepertinya abstrak sekali judulnya. Singkat cerita, aku mengajukan tiga atau empat judul dan semuanya ditolak oleh kepala departemen. Judulku terlalu idealis dan datanya susah untuk didapat. Aku menjadi takut dan khawatir karena beberapa teman seangkatanku sudah ada yang mendapatkan judul, bahkan sidang usulan penelitian. Aku terus menerus membandingkan diriku dengan orang lain. Kok dia bisa cepet aku nggak sih? Sampai akhirnya di bulan April, temanku memberitahuku bahwa skripsi bisa menggunakan alternatif lain, yaitu mengikuti Penelitian Dosen, jadi topik yang kita bahas adalah sesuai dengan apa yang sedang dikerjakan dosen kita. Wah, aku harus mencoba ini, pikirku, karena targetku adalah mendapatkan judul di semester ini.
Aku mulai menghampiri dosenku, ibu Dr. Sinta Dewi Rosadi, untuk menawarkan diri menjadi asisten penelitiannya. Puji Tuhan, ia setuju. Aku dan satu temanku yang lain diperbolehkan untuk mengikuti penelitiannya yang bertemakan Privasi atau Perlindungan Hukum atas Data Pribadi di Indonesia. Menarik sekali, tapi aku lumayan gelisah karena jurusanku itu Hukum Ekonomi, sedangkan topik tersebut Hukum Siber. Aku mulai mencari cara supaya topik tersebut dapat menyinggung Hukum Ekonomi atau Hukum Perusahaan supaya nanti aku tidak terhambat di tengah jalan oleh kepala program studi di fakultasku. Aku akhirnya memutuskan untuk mengambil judul Tanggung Jawab Hukum Perusahaan Peer to Peer Lending atas Kasus Pelanggaran Privasi Data Pribadi Menurut POJK mengenai P2P Lending. Dosenku setuju dengan judul ini, namun aku harus memastikan apakah judul ini sudah ada yang punya atau belum. Aku terhambat karena ibu wakil kepala departemen mengatakan judul tentang P2P Lending ini sudah banyak yang membahas, lalu aku mulai cari satu per satu, ternyata ada 3 orang kakak tingkat yang menggunakan judul ini. Aku sampai harus menghubungi ketiganya lewat chat memastikan apakah pembahasannya sama persis denganku. Ternyata 3 orang ini beda banget kok! Mereka lebih bahas ke arah perdata, atau perjanjian antara para pihaknya, bukan perlindungan data pribadinya menurut POJK.
Jadi aku meyakinkan ibu wakil kadept kalau judulku ini membahas topik yang berbeda karena aku sudah menanyakan ketiga orang tersebut (berani banget setelah dipikir2 ngechat kakak tingkat ga dikenal). Semua aku lakukan demi mendapatkan judul di semester itu. Lalu aku dengan pede dan senangnya menulis judulku di buku besar Judul TA Jurusan Hukum Ekonomi. Lalu aku melihat-lihat judul orang-orang lain, aku bolak-balik kertasnya, dan tiba-tiba…………. Aku menemukan judul yang sama persis. Bahas P2P Lending dan Perlindungan Privasinya menurut POJK. Wah……….. harus apa aku? Ya Tuhan, aku ingin sekali membahas tentang ini. Lalu aku kembali menghubungi nama yang menggunakan judul tersebut untuk menanyakan keseluruhan skripsinya. Dan ternyata memang persis sekali pembahasannya. Aku pergi dari gedung departemen dengan perasaan sedih, malu, bingung, semuanya tercampur. Lalu aku duduk dekat masjid di kampus Bandung bersama dengan pacarku, ia menenangkan hatiku dan membantuku untuk mencari judul lain. Beberapa judul kami temukan, lalu aku buat daftar judulnya. Aku tawarkan ke dosenku dan ia merasa judul-judul itu kalau tidak salah juga sudah ada yang bahas. Aku menjadi gelisah, sangat khawatir.
Sudah bulan Mei, artinya bulan depan sudah pergantian semester dan kenaikan tingkat. Aku berdoa setiap malam supaya Tuhan mengizinkanku untuk mendapatkan judul di bulan Mei ini. Aku benar-benar ingin lulus 3,5 tahun, membanggakan kedua orangtuaku, dan mulai mencari uang sendiri. Puji Tuhan, Tuhan mengabulkan doaku dan pada tanggal 27 Mei 2019 aku mendaftarkan judul yang baru, yang belum pernah dibahas oleh siapapun, yakni mengenai Good Corporate Governance Perusahaan Internet Intermediaries Dalam Melindungi Privasi atas Data Pribadi di Indonesia. Senangnya, aku langsung mendapatkan Dosen Pembimbing Kedua, Pak Elisatris Gultom. Perjalanan skripsiku dimulai dari hari itu dan semuanya berjalan begitu indah, penuh tekanan, senyuman, tangisan, sampai sakit asam lambung masuk klinik, tapi semuanya benar-benar aku lakukan dengan hati yang penuh syukur dan sukacita. Terima kasih Tuhan Yesus Kristus, ternyata topik ini benar-benar memampukanku untuk lebih melek dalam mencantumkan data pribadiku di platform-platform internet, karena tanggung jawab perusahaan itu sangat terbatas sekali menurut hukum di Indonesia dan tidak dapat kita tuntut semudah itu apabila data pribadi kita dilanggar. Sangat berguna untuk masyarakat dan masa depan Indonesia ke depannya dalam memasuki dunia yang serba digital.
3. Sidang Akhir dan Gelar Sarjana
Pengumuman mengenai pembayaran UKT tersebar sekitar bulan Januari 2020, yakni pembayaran terakhir adalah tanggal 3 Februari 2020. Diri ini sangat khawatir karena sekitar dua minggu sebelum itu, dosen pertamaku juga belum mengabari, apakah skripsi aku dapat direvisi olehnya atau tidak. Dosen pertamaku, ibu Sinta Dewi, memang memiliki banyak sekali kegiatan, penelitian-penelitian, serta pengumpulan data hingga ke negara-negara di Eropa, sehingga sulit bagiku untuk bertemu dengan Beliau namun saya tetap mengaguminya. Sedangkan, dosen keduaku, Bapak Elisatris Gultom, adalah orang yang ingin mahasiswanya cepat lulus dengan skripsi yang bagus. Beliau memang mempermasalahkan Bab 1-ku pada awalnya, namun setelah melewati Bab 1 dan 2, Beliau mempercayaiku dan bimbingan hingga bab 5 pun berjalan dengan mulus, hanya satu atau dua kali revisi. Oleh karenanya, aku optimis bahwa aku dapat sidang akhir sebelum tanggal 3 Februari, agar tidak dikenai pembayaran UKT semester depan.
Ternyata ketika aku bertemu dengan dosen pertamaku, ia ingin meminta waktu setidaknya 10 hari untuk merevisi skripsiku. Pikirku, setelah 10 hari itu tepat tanggal 3 Februari 2020, aku bahkan tidak memiliki waktu untuk mendaftar sidang akhir dan ujian yudisium untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum. Semuanya akan terlambat dan aku akan dikenakan UKT semester depan? Padahal tinggal satu langkah lagi. Yah, apa boleh buat. Aku berserah pada Tuhan, hampir putus asa rasanya. Tapi aku tetap percaya, aku berjalan dalam iman. Dengan berat hati aku menunggu dan memberitahu orangtuaku bahwa aku belum tentu bisa memperoleh UKT 0 Rupiah. Tetapi Tuhan berkata lain, “kamu bisa dapat UKT 0 Rupiah”.
Setelah 3 hari menunggu, ternyata dosen pertamaku menghubungiku dan memintaku untuk menemuinya di Bandung, padahal aku sedang berada di Jakarta dan sedang Magang di Kemenkominfo. Aku langsung mengurusi surat magang dan berangkat ke Bandung keesokan harinya. Puji Tuhan, dosen pertamaku menyuruhku untuk mendaftar sidang akhir. Ia hanya menanyakan beberapa materi saja dalam skripsiku, dan ia sudah menyetujui semuanya dan mempercayakan aku dengan dosen keduaku. Puji Tuhan, sungguh luar biasa rasanya. Aku pun mendaftar sidang akhir dan mendapatkan jadwal pada tanggal 29-30 Januari 2020. Terimakasih Tuhan Yesus, atas UKT 0 Rupiah yang boleh hamba peroleh dan persembahkan untuk kedua orangtuaku. Mereka sangat bersyukur, karena keadaan ekonomi keluargaku sedang kurang baik.
Namun tidak putus sampai disitu rasa kekhawatiranku. Ujian yudisium dilaksanakan paling lambat tanggal 14 Februari 2020 bagi yang ingin mendapatkan UKT 0 Rupiah. Di tanggal 10 Februari 2020, aku belum mendapatkan tanggal untuk ujian yudisium, karena kepala program studi fakultas (kaprodi) tidak menerima surat publikasi jurnal hukum yang telah aku terima untuk mendapatkan gelar cumlaude. Sebelumnya, di angkatanku muncul sebuah kebijakan baru, yaitu barangsiapa yang ingin cumlaude wajib menerbitkan jurnal nasional atau internasional dengan akreditasi jurnal minimal ISSN dan IPK di atas 3,51. Aku hampir putus asa dan pasrah apabila aku tidak mendapatkan gelar cumlaude, namun teman-temanku berkata akan sayang sekali, karena ini adalah penghargaan terakhirku sebelum meninggalkan kampus ini. Aku meminta tolong dosenku, namun ia tidak dapat berbuat apa-apa. Lalu, dengan inisiatif aku meminta editor jurnalnya untuk mengubah format pada surat publikasi tersebut ke dalam bahasa Indonesia.
Tepat tanggal 14 Februari 2020 pukul 09.00 WIB, kaprodi menerima surat publikasi tersebut. Artinya, aku dapat melaksanakan ujian yudisium di hari itu dan mendapatkan gelar cumlaude. Impianku untuk lulus 3,5 tahun dengan predikat cumlaude pun terwujud. Puji Tuhan, Puji Tuhan, Puji Tuhan. Kalau bukan karena pertolongan Tuhan yang selalu tepat setiap waktunya, aku tidak akan dapat melewati ini semua.
4. Mencari Pekerjaan
Uang tabunganku habis karena aku baru mendapatkan musibah, handphone-ku dicuri. Sehingga aku membeli HP baru yang memang harganya cukup mahal (sekitar 4juta) karena aku butuh HP dengan spesifikasi yang bagus seperti HP lamaku dan memang sudah lama aku menginginkan HP baru ini, namun tak disangka harus dengan cara seperti ini. Ini sudah keempat kalinya HP-ku hilang.
Aku belum mendapatkan panggilan kerja di bulan Maret. Sudah hampir sebulan aku menganggur setelah dinyatakan sebagai alumni Universitas B. Tabunganku semakin menipis karena ayahku sudah tidak dapat memberikanku uang bulanan. Hingga tabunganku habis. Aku berdoa supaya aku bisa mendapatkan pekerjaan di bulan Maret ini, dengan hati yang bersungguh-sungguh dan percaya, dengan sikap merendahkan diri di hadapan Tuhan. Aku percaya, Tuhan pasti tetap akan menolongku. Aku ingin mendapatkan pekerjaan, karena aku sudah tidak ingin menyusahkan orangtuaku, dan ingin memberikan eyangku uang bulanan karena ia yang masak setiap harinya.
Tidak lama kemudian, aku mendapat panggilan kerja. Di sebuah kantor hukum di Jakarta Pusat. Puji Tuhan, seminggu setelah wawancara, aku mendapatkan pekerjaan ini. Namun dikarenakan pandemi covid-19 telah melanda dunia, hingga di Indonesia kasus juga meningkat, aku belum mulai bekerja. Aku harus menunggu sampai bulan Juni 2020, baru aku dapat menandatangani kontrak percobaan selama 3 bulan.
Selama 3 bulan lebih ini, aku berhasil menabung hingga Rp8 juta. Artinya, bulan depan aku dapat membuka rekening deposito. Namun, keadaan berkata lain, tiba-tiba laptop ayahku (yang aku gunakan untuk bekerja di rumah) harus dikembalikan karena ayahku membutuhkannya. Bagaimana dengan laptop lamaku? Sudah rusak dan tidak bisa hidup. So yeah, I have to buy a new one. Aku membeli laptop dengan spesifikasi yang bagus dan diperkirakan dapat bertahan lama, dengan harga sekitar Rp7,5juta. Yes, tabunganku habis lagi. Aku harus memulai menabung dari awal lagi. Sehingga di bulan September 2020 aku mulai menabung kembali. Padahal targetku, aku dapat membuka rekening deposito di akhir tahun ini. Tapi tidak apa-apa, sekali lagi aku tetap percaya dan beriman bahwa Tuhan Yesus tidak akan pernah membiarkanku berjalan sendiri. Tuhan yang akan selalu menopang aku dan keluargaku, keadaan finansial kami, dan hidup kami. Aku tidak takut, aku tetap percaya pada-Nya. Aku bersyukur, karena di tengah pandemi global ini, aku masih mendapatkan berkat setiap hari setiap bulannya dari Tuhan. Aku masih bisa menabung setiap bulannya.
5. Diangkat sebagai Karyawan Tetap
Aku berdoa pada Tuhan, bahwa kiranya aku dapat lolos masa percobaan dan diangkat menjadi karyawan tetap, sehingga upahku dapat dinaikkan dan aku dapat mulai memberikan uang bulanan kepada eyangku. Hal yang tidak aku duga adalah aku dinyatakan lolos masa percobaan di bulan Oktober 2020 ini, sehingga aku dapat diangkat sebagai karyawan tetap. Sampai sekarang memang belum tandatangan kontrak, namun atasanku sudah memanggilku lewat Google Meeting dan ia menjelaskan dan memaparkan nilai kinerjaku selama ini. Puji Tuhan, tidak pernah berhenti bersyukur rasanya diriku ini. Tahun 2015-2020 adalah tahun-tahun di mana Tuhan benar-benar menolongku, menopangku, serta menyertaiku dalam setiap lika-liku kehidupanku.
Aku sangat bersukacita di dalam Tuhan, dan aku ingin mengembalikan apa yang telah aku peroleh, segala sesuatunya ini, kepada Tuhan. Kiranya, Tuhan selalu menyertai kami semua dalam setiap langkah hidup kami, setiap perjuangan kami, setiap air mata dan keringat kami, setiap perbuatan kami. Dan kiranya, kami sebagai umat juga tahu diri, sadar bahwa segala sesuatu ini tidak dapat kita peroleh tanpa Tuhan. Sadar bahwa kami tidak dapat menyombongkan diri, atau bahkan melupakan kebaikan Tuhan. Dijauhilah kiranya hal-hal demikian. Terimakasih Tuhan Yesus atas segala sesuatu yang Engkau berikan ini, kiranya tulisan ini boleh menjadi dorongan bagi teman-teman pembaca untuk lebih mempercayai Tuhan dalam setiap hal yang diperbuat. Mungkin banyak di luar sana yang tidak mengalami hidup yang baik ataupun mulus, tapi ini bukan yang saya titikberatkan. Aku tidak menulis ini untuk memamerkan kehidupanku yang selalu berjalan dengan mulus dan sesuai ekspektasi (bahkan apabila dilihat lebih dalam, justru banyak kekhawatiran dan putus asa yang aku rasakan), tapi aku menulis karena aku ingin menyampaikan bahwa Tetap Percayalah, dalam setiap kondisi hidupmu. Mau itu kondisimu sedang di atas atau di bawah, sedang terpuruk, sakit, bahkan menderita, tetap percayalah. Aku tahu, banyak sekali orang yang tidak dapat melihat kebaikan Tuhan karena hatinya sedang sakit, pahit, dan hancur. Dan aku tidak melarangmu untuk merasa demikian. Namun aku berdoa, supaya kamu dapat dipulihkan dan dibangkitkan. Dan semuanya dapat kita lakukan dengan “percaya”.
“Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.” – Markus 11:24 TB
Terimakasih atas waktunya. Damai sejahtera Tuhan Yesus Kristus menyertai saudara sekalian.
S.K.
#TuhanYesusbaik#tuhanyesus#kesaksian#injil#renungan#tuhanyesusmemberkati#gospel#Jesus Christ#christian testimony#faith#hope#prayer
0 notes
Text
Love Letter to Self
Friday, 02 October 2020.
A note to self.
Dear Saskia,
Congratulations that you almost made it to the end of 2020. Only two months away, hang in there. This year may be the worst year for many people in your generation. But remember, God still has your back. Please remember this day. This day you're still standing strong, your family are still in their best condition, you have a good job, you can still manage your money well, you can still eat and sleep with your family. Please note that you have been through this tough time. It may not be easy, but it isn't that hard either. Life is still pretty normal, right? Just without having to interact physically with your friends. But hey, you're not lonely either. Remember when you were in your 3rd semester in college, you feel so lonely and empty? You don't feel like that anymore. Hallelujah. Remember when you have to walk alone in the dark at night? Remember when you don't have a single friend to talk to? Remember when you thought you weren't good enough for being in a friendship? Remember when your parents never try to listen and communicate with you? Remember when guys always break your heart because they found a better girl than you? Remember how you always hated your birthday (although this year you still did but not anymore) because no one put any effort to make it special? It was your worst time, I guess? But please realize that everything happened for a reason. If life was so easy, if life have not been terrifying for you, you won't become what and who you are now.
Remember when you hated going to church and thinking that reading the whole Bible is impossible and feel like no one should have time for that? Remember when you didn't want to go to the morning daily prayer in high school? Remember when you didn't support your sister for evangelizing? Remember when you were so lustful and needy? Remember when you thought that having sexual fantansies are normal? Remember when you think that masturbating, watching porns and having sex are humans' biological needs? Remember when you think it was okay to sin, like cheating for tests and lying? Remember when you were so tired of sinning? Remember how desperately you begged God to clear your mind from sexual fantasies? You were so tired of them continuously attacking your mind. Also, remember when you thought that everyone has their own salvation in their own way? Remember when you thought that Christianity is just a religion like every other else? Yes, you have been through all of that. Yes, you were in a spiritual war with yourself and Satan. And you still are. But the difference is that now, you have grown spiritually. You have known the one and only salvation and you have accepted the blood of Jesus. You have accepted and declared that Jesus Christ is the only way, the truth, and life. No one can come to the Father without Jesus (John 14:6). When Jesus says no one, then it's true that no one, not even a single soul can go to heaven unless through Him. Why? Because we all sin. We are all living in this sinful world and we don't know what is good or bad anymore. Our righteousness can't be righteous enough in His eyes. But Father gave us a solution so we may dwell with Him in His Kingdom, and that is to accept His Son. To be cleansed by His Son's blood. How? By prayer. Pray to Jesus that you really need Him to rule your heart, let Him come inside your heart and cleanses your soul with His blood. Ask for mercy of your sins. Ask for the Holy Spirit for daily guidance. He is more than happy to see His child reaching out to Him. Pray to Him that He is your Lord and Saviour. Call upon His Name.
Please do not take this for granted anymore. Please note Luke 9:23 for the rest of your life, "Then he (Jesus) said to them all: "Whoever wants to be my disciple must deny themselves and take up their cross daily and follow me." (NIV) Don't live according to the world. The world is so easy to follow and your flesh is weak. The world has so much to offer but you know those are only temporary. You can't follow anything that is temporary if you want to live with Father in Heaven eternally. Avoid fame, richness, greed, worldly songs, hatred, unholiness, envy feelings, gossips. They all may be good to the human eyes, but they're petrifying for the human soul.
Father in heaven is so good, so kind, so caring. He made the best plans. You are born-again in spirit, and your spirit is always thirsty and hungry for His Words. You do not feel lonely anymore because you know you're not alone anymore. Apart from knowing you have God in your life, you interact with your family every single day, you have a really caring and lovely boyfriend, you still conversate with your friends through social media. Your 22nd birthday was really special, your best friends gave you tons of food for the whole week, one of them gave you a present too. Your boyfriend surprised you by taking you out on a sushi date. It was perfect. It was not awesome and big, but it was special and meaningful to the heart. You really loved it. It was truly a blessing. From now on, do not hate your birthdays again, okay? You don't have a reason to cry days before the D day. Enjoy every moment of it. Whether you celebrate it alone or with family and friends, your birthday is still special because you are special in His eyes. Father still gave you another year to become a better person, a better disciple. He has plans for your future, He promises. Throughout this pandemic season, your family was still supported by the President, local government, and church. You are still spiritually fulfilled by God's Words and His Love every single day. You are now starting to join the Bible study in church. You are still virtually going to church every sunday. Please do all of these for the rest of your life. Small steps count! For your spirit really needs His Words to strive for everyday's battle with the beast. Remember that His Word is your spiritual sword and Faith in Him is your shield (Ephesians 6:10-18). You can't fight the battle without The Son.
To end this letter, once again I want to congratulate you for your growth in Christ. Don't take a step back, always move forward. Remember that you are nothing without Him, you wouldn't make it where you are now without His Love. Remember that you have been in a spiritual battle and you won (yay congrats you are now dettached from lustful fantasies and worldly songs!) because you have His Words living inside your heart and the Holy Spirit guides your steps each and every day. Prepare everyday's battle like it's the last. Always strive to do what is best in God's eyes, what is pure, holy, and right. Follow Him, deny yourself, take up the cross daily. See you in the future, Saskia. Hope to see you in a good condition God has granted you for.
Warm Regards, Your spirit.
0 notes
Text
Pesan Tuhan Melalui Mimpi
24 September 2020.
Shallom, semoga semuanya masih sehat yaa! Puji Tuhan Yesus hari ini masih diberikan nafas kehidupan dan umur untuk menjalani hari. Hari ini aku ingin membagikan mimpi yang aku alami.. mungkin sekitar dua bulan yang lalu. Personally, aku merasa mimpi ini mengandung sebuah pesan tentang masa depan dan jalan yang harus aku tempuh. Namun di satu sisi, aku juga tidak tahu apakah mimpi ini benar-benar dari Tuhan, namun aku tahu terdapat sebuah pesan yang ingin disampaikan dalam mimpi tersebut. Okey, langsung lanjut ya.
Dua atau sebulan yang lalu aku mendapatkan tiga mimpi yang mungkin memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya, yang hendak aku jabarkan sebagai berikut:
Pertama, aku bermimpi aku sedang di kamar seorang teman bersama dengan teman-teman yang lain, kami berempat tapi aku tidak bisa mengingat dengan jelas wajah mereka, semuanya samar. Dalam mimpi itu kami sedang berbincang santai hingga topik pembicaraannya menyentuh soal agama. Dalam mimpi itu aku tidak terlalu banyak bersuara, aku kebanyakan mengikuti mereka dan menyetujui apa yang mereka katakan. Sampai akhirnya aku ke kamar mandi untuk berkaca. Betapa kagetnya aku ketika melihat diriku sendiri di kaca, aku sedang memakai kerudung (Hijab)! Kerudung berwarna biru tua.. di mimpi itu aku kaget dan langsung aku lepas. Lalu di dalam benakku aku berpikir, “apakah selama ini aku menutupi iman kekristenanku dan hidup menyerupai dunia?”.
Mimpi kedua, aku seperti melihat di berbagai tempat terdapat monster-monster menyerupai alien, berwarna hitam dan tingginya menyerupai pria dewasa, sekitar 180cm. Mereka memiliki tentakel (kaki gurita) yang banyak dan mulut beserta taring-taring mereka besar sekali terletak ditengah tubuh mereka. Apa yang mereka lakukan di dunia? Ternyata mereka menggerogoti manusia. Namun yang aku lihat, orang-orang yang digigit/digerogoti seperti tidak menyadarinya. Mereka tetap jalan, ngobrol, makan, dan melakukan hal-hal biasa. Lalu ketika monster-monster tersebut menyadari keberadaanku, mereka mengejarku. Aku berlari dan berlari sampai ke pojok, dan disana aku berteriak keras sambil menutup mata, “TUHAN YESUS KRISTUS TOLONG AKU!”. Anehnya monster-monster tersebut dapat berbicara bahasa manusia dan mereka berkata kepada satu sama lain, “Oh, yang ini tidak usah.” Lalu mereka pergi. Aku benar-benar bingung namun perasaanku sangat lega, aku memuji Tuhan di dalam mimpiku.
Mimpi ketiga, aku sedang duduk di sebuah tribun lapangan (tidak tahu lokasinya dimana). Lalu tiba-tiba aku dan orang-orang di sana merasa bahwa akan datang seperti banjir/tsunami, pokoknya air yang begitu tinggi akan menenggelamkan lapangan tersebut. Kemudian aku berlari, memasuki sebuah gedung bersama orang-orang lain, ternyata di lantai atas terdapat kebakaran. Lalu aku melihat berbagai bencana terjadi di seluruh tempat. Aku berlari memasuki gereja dan berdoa, “Ya Tuhanku, apa yang sebenarnya sedang terjadi dengan dunia ini?”. Lalu saat itu juga, Tuhan seperti memberikanku sebuah penglihatan bahwa bencana yang akan terjadi saat ini akan lebih buruk, lebih dahsyat, dan lebih besar dibanding bencana-bencana yang pernah terjadi di dunia. Setelah itu aku berlari pulang, aku mendapati kakak perempuanku sedang tidur-tiduran di kasur sembari memainkan handphone, sepertinya ia bahkan tidak menyadari bahwa sedang terjadi bencana dimana-mana. Lalu aku memberitahu dia untuk berdoa dan membaca Alkitab bersamaku karena waktunya sudah dekat. Lalu dia berkata, “Hah bohong, ga mungkin. Males gue ah.” Dia berkata demikian dan tidak memercayaiku, dan aku pergi ke luar rumah mengajak orang-orang untuk segera bertobat karena sebentar lagi akan terjadi bencana-bencana dahsyat.
Itulah ketiga mimpi yang aku dapati. Sepertinya memang Tuhan sedang memberikanku sebuah pesan, atau warning. Menurutku pribadi, mimpi pertama mengingatkanku untuk segera menunjukkan iman kekristenanku, artinya tidak hanya menjadi pendengar Firman namun juga pelaku Firman di dunia ini, terutama dalam melaksanakan pemberitaan Injil. Mimpi kedua menandakan bahwa orang-orang semakin lama akan semakin dikuasai oleh dosa/maut, bahwa mereka akan binasa tanpa mereka sadari dan hanya dalam nama Yesus Kristus mereka dapat diselamatkan dari kuasa dosa. Mimpi ketiga memperingatiku untuk selalu berjaga-jaga karena waktunya (akhir zaman) sudah sangat dekat, bahwa kedatangan Tuhan juga sudah di depan mata. Bukan untuk menakut-nakuti pembaca sekalian, namun ini hanyalah sebuah sharing dari pengalaman pribadi. Harapanku adalah semoga kita semua selalu berada di bawah perlindungan Tuhan Yesus, semoga kita bisa terus berjuang sampai akhir melawan segala kuasa-kuasa jahat di dunia, semoga kita semua bisa menjadi alat-alat Tuhan untuk menggenapi rencana keselamatan daripada-Nya. Sebagai penutup, izinkan aku untuk membagikan ayat berikut ini, yang selayaknya kita pegang erat dalam hati, kemanapun kita melangkah, dimanapun kita berada, dan apapun yang kita perbuat:
“Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.” [Yohanes 14:6-7]
It’s a very clear message to us all. Percayalah pada Tuhan dan bertobatlah. Aku pribadi pun sedang dalam masa pertobatan dan aku mendoakan seluruh keluarga dan orang-orang terkasihku untuk bisa selalu memiliki hati yang lebih taat, lebih setia dalam melaksanakan kehendak-Nya. Kiranya kita semua dapat bersama-sama berjuang, bertobat, dan berbicara mengenai Kebenaran Injil kemana pun dan dimana pun. Tuhan Yesus memberkati kita semua.
Terimakasih, sekian dari saya, semoga damai Kristus beserta saudara-saudara sekalian!
Dengan Kasih,
Saskia Kusumawardani.
0 notes
Text
Hidup Baru
11 September 2020.
Sudah lebih dari satu tahun tidak menyentuh Blog ini. Banyak sekali hal yang telah terjadi. Namun dalam kesempatan kali ini, saya hanya ingin membagikan beberapa hal, untuk diingat di kemudian hari.
2020 merupakan tahun yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Di satu sisi, tahun ini adalah tahun yang membanggakan bagi saya, karena saya telah menempuh Ujian Sidang Akhir dan Ujian Sidang Yudisium dan memperoleh gelar Sarjana Hukum. Tak pernah disangka bahwa saya akan menikmati kuliah di hukum, namun ternyata, Tuhan lebih memahami apa yang saya inginkan dan butuhkan dalam hidup ini, bahkan cita-cita saya hanya Tuhan yang tahu apa yang terbaik. Mungkin terdengar klise, tapi memang benar, karena dulu saya sangat amat ingin masuk jurusan Ekonomi dan Bisnis, padahal realitanya saya sangat membenci hitung-hitungan. Sok tahu kan diri ini? Oleh karenanya, saya sangat amat bersyukur dan tidak pernah menyesal kuliah di Fakultas Hukum. Semua karena kebaikan hati Tuhan :)
Di lain sisi, 2020 juga tahun yang buruk bagi Indonesia. Ketika pandemi Covid-19 melandai, masyarakat menjadi gentar dan ketakutan, sektor-sektor bisnis sebagian berhancuran, tenaga-tenaga kesehatan kewalahan, sebagian orang kelaparan dan butuh bantuan. Pandemi ini adalah suatu hal yang tidak diperkirakan sebelumnya, bencana yang sungguh nyata di hadapan mata. Namun masih banyak orang yang lalai dan memilih untuk tidak peduli. Harapan saya adalah semoga pemerintah dapat menemukan strategi terbaik untuk memulihkan kesehatan dan perekonomian bangsa, dan masyarakat turut serta mematuhi segala aturan dan protokol yang ada. Bagi seorang introvert dan homebody seperti saya, berdiam di rumah saja bukanlah suatu hal yang mustahil dan sulit untuk dilakukan. Saya sangat senang saya bisa terus-terusan di rumah, walau kadang saya keluar sebentar untuk membeli makanan ke supermarket dan bertemu dengan pacar, tapi sebagian besar waktu saya habiskan di rumah. Puji Tuhan-nya, saya sudah diterima kerja sebelum pandemi ini melandai, dan pekerjaannya juga tidak perlu datang ke kantor, semuanya dilaksanakan WFH (work from home).
Berkat Tuhan luar biasa sekali. Di tengah-tengah krisis ini, justru saya dan kakak saya bisa mendapatkan pekerjaan di tahun 2020. Kesehatan keluarga kami pun turut dijaga oleh Tuhan. Eyang saya yang sudah janda, mendapatkan banyak bantuan sembako, di antaranya dari Gereja, Gubernur, hingga Presiden. Luar biasa sekali, Tuhan menampung hidup kami melalui perpanjangan tangan banyak pihak. Namun saya menulis ini bukan untuk menyombongkan diri, tapi untuk mendorong orang supaya lebih percaya bahwa Tuhan akan melindungi kita dari hadapan musuh (Covid-19) dan Ia memiliki rancangan keselamatan yang begitu indah. Percayalah, kesusahan ini akan berlalu, bersabarlah dan tetap berdoa.
Terimakasih atas waktu dan kesempatannya. Tuhan Yesus memberkati.
Kind Regards,
Saskia Kusumawardani
0 notes
Text
little friend
for my little friend, Meetang.
-----
whenever i see you,
i am happy.
you are so beautiful.
i want to hug you.
whenever i see you smile,
i am grateful.
your smile is as bright as the sun.
your smile lights up my world.
when i saw you cry,
my heart was broken.
i was so sad.
i didn’t want to go.
whenever i think of you,
i just want to say
i miss you.
--------------------------
i made this poetry for this little girl, one of my student when i was teaching back there in Thailand. i made it so simple, yet i tried to make it as meaningful as possible. because her presence meant so much.
4 notes
·
View notes