Don't wanna be here? Send us removal request.
Link
scholarship information
0 notes
Link
jagalah makanan dan minuman yang haram masuk kedalam tubuh kita
0 notes
Link
abu bakar di siksa kaum quraisy
0 notes
Link
adab bergaul dengan teman sebaya dan keluarga
0 notes
Link
bahaya dari sifat namimah atau meadu dombakan orang
0 notes
Link
fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan
1 note
·
View note
Link
dampak dari sifat marah dan menyimpan dendam pada orang lain yang tidak kita sukai
0 notes
Link
Berartinya ta’ awun, Perintah buat ta’ awun, dan lainnya
0 notes
Link
Riba dilarang menurut hukum Syariah karena beberapa alasan
0 notes
Link
jagalah pandangan agar terhindar dari maksiat
1 note
·
View note
Link
ketentuan aqiqah dalam islam
0 notes
Link
qazaf adalah dosa terbesar
0 notes
Link
pendapat para ulama tentang zina
0 notes
Link
manfaat membaca al-qur’an
0 notes
Text
Penyakit hati yang wajib kita hindari
Muslim sejati - Bibit kejelekan ialah hasud( iri hati), riya( beramal sebab manusia), serta Ujub( menyangka dirinya hebat). Hingga kita wajib bersungguh- sungguh mensterilkan hati kita dari sifat- sifat itu.
Demikian di informasikan oleh KH. Subhan Makmun dalam uraian Kitab Bidayatul Anugerah pada dikala pengajian ramadhan di Ponpes Assalafiyah Luwungragi Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes, Senin( 18/ 05/ 2020).
Terpaut Hasud, Riya, Ujub, Takabur Kyai subhan menarangkan, Hasud itu cabang dari asy- syukh( pelit yang sangat), karena orang yang pelit itu pelit terhadap apa yang dia miliki terhadap orang lain, lagi Asy syakhih merupakan orang yang pelit dengan nikmat Allah yang terletak dalam kekuasaan Allah bukan dalam kekuasaannya atas orang lain.
Artinya, Hasud merupakan orang yang merasa berat kala orang lain memperoleh nikmat dari Allah baik berbentuk ilmu ataupun harta ataupun dicintai orang banyak ataupun bagian- bagian baik yang lain sampai merasa bahagia terlepasnya nikmat tersebut dari orang itu meski dia tidak hendak memperoleh suatu dari hilangnya nikmat tersebut.
Al- Jurjani menarangkan kalau orang yang memiliki penyakit dengki merupakan orang yang senantiasa mengharapkan hilangnya nikmat dari seorang yang diberi nikmat ataupun kelebihan oleh Allah SWT. Penyakit dengki ini merupakan penyakit yang dapat dikatakan sangat kurang baik. Kenapa demikian? Al- Muhasibi menarangkan dalam bukunya al- Ri’ bapak, kalau penyakit hasud ataupun dengki ini dibagi jadi 2 bagian, ialah dengki yang haram serta dengki yang tidak haram. Dengki yang haram merupakan dengki yang tidak boleh dicoba oleh manusia sebab sifatnya semacam api yang hendak menghabisi seluruh kayu bakar di hadapannya. Serta dengki yang tidak haram merupakan dengki yang sudah tertulis dalam Alquran ialah al- Munafasah.
Bila dilihat dari sumbernya, penyakit hasud bersumber dari bermacam berbagai sumber. Di antara lain, terdapat yang berasal dari takabur, terdapat yang dari ujub, dari permusuhan, dari riya’, dari kecintaan seorang terhadap peran. Penyakit hasud ini wajib dihapuskan sebab orang yang hasud hendak menolak seluruh berbagai nasihat dari orang- orang. Al- Hafidz Ibnu Hibban melaporkan kalau kewajiban orang yang berakal merupakan menghindari watak dengki pada segala kondisi. Sebab perangai terendah dari orang yang terserang penyakit dengki ataupun hasad ialah ia tidak ridha dengan syarat Allah SWT. Hingga dengan watak itu, seseorang yang hasud sudah menjajaki watak iblis serta orang kafir. Semacam bahagianya mereka kala memandang nikmat yang terdapat pada orang mukmin lenyap, serta ketidaksukaan mereka kepada orang mukmin yang diberikan nikmat oleh Allah Swt. Serta dengan watak itu pula, hingga orang yang hasud sudah menentang qadha Allah yang sudah didetetapkan kepada tiap hamba- Nya. Sehabis itu seluruh, seseorang hamba hendak ketahui betapa sangat membahayakannya penyakit hasud ini, terlebih tidak mendatangkan khasiat sedikitpun di dunia, ataupun di akhirat. Sebab kedengkian seseorang yang hasud tidak hendak melenyapkan nikmat yang diberikan Allah kepada orang yang dihasudinya, serta sekalipun nikmat orang yang dihasudi lenyap, tidak hendak berpindah kepada orang yang hasud.
Hasud itu menggerakkan 5 perihal:
Awal, Rusaknya semangat taat kepada Allah swt. Kedua, Melaksanakan maksiat serta kejelekan. Ketiga, Rasa cape serta menemukan kesulitan. Keempat, Butanya hati nurani. Kelima merupakan Terhalang serta tidak hendak memperoleh apa yang diharapkannya.
Riya itu tercantum Syirik Khofi, riya merupakan mencari tempat besar di hati para manusia supaya menemukan pangkat serta keagungan. Cinta pangkat itu menuruti hawa nafsu serta mayoritas orang rusak dengan ini, orang yang banyak ilmunya, banyak ibadahnya serta yang membangkitkannya merupakan supaya di amati oleh orang- orang hingga itu dapat melebur amal.
Terdapat orang yang sregep ibadah, terus ngarep- ngarep zakate itu bagian dari riya, tercantum misalnya bagi- bagi amalan dengan membagikan wirid, setelah itu dimohon mahar, seolah- olah itu amalan yang sakti mandraguna, bayar maharnya, itu pula bagian dari riya, tercantum mereka yang haji setelah itu tidak dipanggil haji kemudian sewot ataupun jengkelan kemudian, Qori bila tidak salaman cium, maca alquran dengan tujuan bisa suatu itu pula bagian riya, sehingga bergantung keikhlasan seorang.
Ikhlas itu bukan cuma perkataan dimulut saja,
tetapi mereka yang melaksanakan aksi ataupun perbuatan yang nyata serta tidak mau pamrih memperoleh suatu. Ikhlas sangat sulit.
Riya itu banyak sekali macamnya serta dikumpulkan dalam 5 berbagai ialah:
Awal, Riya dalam beragama dengan tubuh semacam tubuh ceking, supaya dikatakan orang banyak puasa ataupun sedikit makan, ataupun tubuh nampak kuning loyo supaya nampak oleh orang kalau dia banyak tidur sampai larut malam ibadah di malam hari, ataupun tubuh kacau balau supaya nampak dia banyak sulit memikirkan dalam agama.
Kedua, Riya dalam tingkah laku serta baju semacam menundukkan kepala dikala berjalan, lamban dalam bergerak, menampakkan sisa sujud, mengenakan baju yang tambalan, mengenakan baju yang kotor.
Ketiga, Riya dengan perkataan semacam bekata dengan perkata hikmah, banyak dzikir di hadapan manusia, amar amruf nahi mungkar dihadapan manusia, menampakkan kemarahan terhadap kemungkaran di hadapan manusia, serta menampakkan kegelisahan terhadap orang- orang yang maksiat, menampakkan suara lemah dikala bicara, membaca al- quran dengan suara merintih di hadapan orang supaya nampak khawatir kepada Allah, serta pilu.
Keempat, Riya dengan Perbuatan semacam kala sholat lama dalam berdiri, ruku serta sujud, tidak menoleh serta menampakkan kelihatannya tenang, menyempurnakan kedua kaki serta kedua tangan pula dalam puasa, haji, sedekah serta berikan makanan
Kelima, Riya terhadap sahabat, para wisatawan, sahabat kumpulan semacam mendatangi orang alaim, pakar ibadah ataupun penguasa ataupun raja serta sebawahnya ataupun pekerja sultan supaya dikatakan dia mengambil berkah dari mereka karena dia memiliki derajat besar dalam agama, serta banyak menuturkan para syekh supaya dikira kalau dia banyak berjumpa para syekh serta mengambil ilmu dari mereka serta membanggakan syekh- syekh itu.
Terpaut Ujub, sombong serta merasa benar.
Ujub, sombong, serta merasa dirinya besar itu merupakan penyakit yang susah, ialah memandang dirinya itu besar serta agung sebaliknya memandang orang lain dengan mata rendah serta hina, serta wujud buahnya merupakan berkata sayalah... sayalah sebagaimana yang diucapkan iblis aku lebih baik daripada Adam, saya diciptakan dari api sebaliknya dia dari tanah.
Meski dihati merasa mumpuni serta orang lain hina, itu telah masuk jenis ujub, sehingga enggan buat duduk dengan orang miskin, merasa dirinya kaya, kemudian dikala orang miskin ini dihajikan, setelah itu merasa jadi orang hebat ataupun mempengaruhi kemudian dengan semena- mena memarahinya.
Orang sombong merupakan orang yang bila di nasehati menolaknya, bila menasehati hingga bicara dengan keras serta bila terdapat yang tidak cocok dengannya hingga marah, bila mengarahkan ilmu hingga tidak kasih sayang terhadap muridnya merendahkannya membentak- bentaknya memandang kepada orang universal semacam memandang keledai ialah menganggapnya bodoh serta hina.
Dalam dialog, bila komentar seorang tidak diterima hingga itu berarti orangnya memiliki watak ujub, umumnya kyai serta santri hingga komentar kyai dikira segalanya benar, santri tinggal melakukan, ini bagian dari ujub, meatinya rembugan serta dikasih alternatif kemudian di musyawarahkan secara mufakat. Tercantum dalam Bahtsul Masail terkadang pula dapat terjalin, merasa pinter terus pendapatnya tidak di rewes, kemudian sewot, ini dapat mengganggu amaliyahnya.
Baca juga : Akhlak terpuji tawaduk serta tasamuh
Takabur
Kemana- mana mau disanjung- sanjung, itu bagian penyakit hati, bila memandang seorang sebab harta, pangkat, derajat itu bagian dari watak takabur.
Belum pasti mereka yang naik sepeda onthel dihadapan manusia dikira kurang baik, nyatanya di hadapan Allah SWT itu lebih baik, sebab tidak banyak melaksanakan maksiat ataupun perbuatan yang kurang baik.
Orang yang selamat itu, hilangkan watak penyakit hati serta jangan takabur serta tidak memandang seorang itu remeh, mereka memandang dengan seseorang anak kecil itu tidak sempat maksiat, hingga orang berusia juga menghormati anak kecil sebab lebih baik daripada saya yang telah berusia sebab sudah melaksanakan maksiat. Jangan memandang orang itu bodoh, serta merasa kamu itu pinter serta kokoh kemudian tidak ketahui menahu melaksanakan aksi yang tidak menghargainya.
sumber :
MuslimCreed
kosmetikhati.blogspot.com
www.kompasiana.com
0 notes