Part of me is a doctor, I like helping people, make them better is precious . Let's talk about health here.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Quote
Kandungan kacang kedelai yang paling banyak ditemukan adalah Isoflavones
encyclopedia of foods a guide to healthy nutrition
0 notes
Photo
Kami Dokter Indonesia, Kami Pancasila! Selamat Hari Lahir Pancasila 1 Juni
0 notes
Photo
Done read this book..
Great book. If you already have hypnotherapy skill.. It will be easy to understand.
Eat what you need - not what you want..! It’s important things to be tagline in your head.
Berbeda itu baik. Tidak hanya kotor itu baik ya? (Lagi-lagi iklan tak berbayar) hahaha..
Ada perbedaan antara ilmu yang saya pelajari di dunia pergizi-an klinis dengan cara dibuku ini. Tapi bisa di kombinasi dengan baik. Karena salah satu kunci sukses bila ingin berhasil menjadi langsing tidak hanya dari mengatur makanan tapi mengubah mindset yang ada dikepala, makanan apa yang baik untuk saya dan tidak baik untuk saya. Caranya dengan beberapa trik dibuku ini bahwa makanlah dengan mindfulness.. Dinikmati, tidak terburu-buru dan rasakan makanan itu, rasakan juga reaksi tubuh yaitu perut khususnya. Lalu pelajari sensasi lapar dan kenyang untuk bisa tau kapan harus berhenti makan dan kapan untuk mulai makan.
So, tidak pernah ada yang salah dalam belajar dan membaca hal-hal baru. Ambil yang bisa bermanfaat dan terapkan. Minimal untuk diri sendiri dulu dan akan luar biasa bila bisa di share ke orang lain.
0 notes
Photo
You Are What You Eat..!
0 notes
Photo
Malam ini.. Watch it now!!
0 notes
Photo
Ayo Peduli dengan lingkungan sekitar. Bila sekiranya masih ada keluarga, tetangga dan masyarakat di sekitar lingkungan kita yang masih kekurangan baik dari segi materil dan pengetahuan, ayo diajak. Program Pemerintah sudah banyak untuk mengatasi masalah ini. Salah satunya rajin memeriksakan kondisi anak kita ke Posyandu yang terdekat.
Ayo Kita Tentaskan Gizi Kurang dan Buruk di Indonesia
0 notes
Text
Gizi Kurang dan Gizi Buruk
Sungguh menyedihkan bahwa di tahun 2015 ini masih ada saja kasus gizi buruk dan gizi kurang pada masyarakat Indonesia. Tulisan ini saya angkat karena saya menemukan kasus ini masih ada, dan tidak perlu jauh-jauh di desa terpencil tapi di kota besar dengan segala fasilitas dan sumber informasi yang mudah didapat, tetap tidak bisa menjangkau rakyat kecil. Itu menjadi pekerjaan rumah untuk kita semua, baik instansi pemerintah, instansi kesehatan dan masyarakat semua untuk saling mengingatkan.
Kurang Energi Protein Pada Anak
Kurang Gizi dapat disebabkan oleh faktor primer, yaitu asupan gizi yang tidak adekuat atau tidak berkualitas dan dapat disebabkan oleh penyebab sekunder, yaitu penyakit yang mempengaruhi asupan makan, kebutuhan nutrient, metabolism dan absorbs. Kurang energi protein, secara umum dibedakan menjadi marasmus dan kwashiorkor.
Marasmus :Hilangnya massa lemak dan massa otot yang berat, akibat dari defisiensi kalori yang kronis
Marasmik kwashiorkor
Kwashiorkor
Pada umumnya disebabkan oleh keadaan akut dan stress berat.
Tujuan pengaturan pada bayi dan anak :
Memberikan zat gizi yang cukup bagi kebutuhan, yaitu untuk pemeliharaan, dan/atau pemulihan serta peningkatan kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikomotor, serta melakukan aktivitas fisik.
Untuk mendidik kebiasaan makan yang baik
Syarat-syarat makanan :
Memenuhi kecukupan energi dan semua zat gizi sesuai dengan umur.
Susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang, bahan makanan yang tersedia setempat, kebiasaan makan dan selera terhadap makan.
Bentuk dan porsi makan disesuaikan dengan daya terima, toleransi dan keadaan faali bayi atau anak.
Memperhatikan kebersihan perorangan dan lingkungan
Tahap Diganostik
Anamnesis
Identitas pasien
Riwayat Penyakit Sekarang
Mengetahui faktor yang menyebebabkan terjadinya gizi buruk :
Riwayat kehamilan dan kelahiran (premature, BBLR)
Riwayat pemberian makan (ASI, MPASI)
Riwayat imunisasi dan pemberian vitamin A dosis tinggi
Riwayat Penyakit penyerta atau penyulit (diare, cacing, TBC, malaria, ISPA, atau pneumonia,, HIV-AIDS).
Riwayat tumbuh kembang (motorik, apakah rutin menimbang di Posyandu, punya KMS)
Penyebab kematian pada saudara kandung.
Status sosial, ekonomi dan budaya keluarga
Riwayat Gizi : Penurunan Berat Badan, Besar dan lama penurunan berat badan, Berapa lama tidak atau kurang memperoleh asupan makanan, Anoreksi, nausea, muntah, disfagia, diare beserta lama dideritanya, Kapasitas fisik menurun, riwayat trauma (termasuk pembedahan), inflamasi, infeksi
Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan Umum :
Perbedaan Marasmus, Kwashiokor dan Marasmus-Kwashiokor
MARASMUS :
Kehilangan Berat Badan
Penonjolan tulang iga
Penurunan drastis dari jaringan adipose
Retardasi pertumbuhan
Diare kronik
Atrofi otot
Old man face
KWASHIOKOR :
Moon face
Kehilangan BB : Daerah tungkai atas dan bawah, Penurunan massa otot
Pembengkakan abdomen : Ascites (peningkatan permeabilitas kapiler)
Edema perifer : penurunan tekanan enkotik
Anemia, lethargi
Crazy Pavement Dermatosis
Rambut mudah dicabut
MARASMUS-KWASHIOKOR
Defisiensi kalori dan protein
Pembesaran hati, perlemakan hati
Edema
B. Tanda Vital :
Tanda-tanda gangguan sirkulasi (tensi,nadi, RR)
Tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, kehausan, kering pada bibir dan mulut, turgor menurun, kencing terakhir)
Tanda-tanda hipoglikemia dan hipotermi
Tanda-tanda infeksi (demam)
Tanda-tanda anemia (sangat pucat)
Organ tubuh lain (kepala, mata, telinga, hidung, tenggorokan, leher dada, perut, ekstremitas, kulit) dan seluruh tubuh.
C. Antropometrik
Tinggi atau panjang badan
Berat badan
BB ideal prioritas table BB/TB, grafik (lihat lampiran standar antropometri penilaian status gizi anak Depkes 2011
Pemeriksaan Penunjang
A. Pemeriksaan Laboratorium
Hb
Glukosa darah
Urin rutin
Albumin
Elektrolit (K,Na,Cl)
Serum Zinc
B. Analisa Asupan Gizi
Kuantitas asupan makanan (food recall)
Kualitas asupan makanan (food frequency)
C. Pemeriksaan Radiologi : Foto rontgen thorax, USG, dll
Diagnosa kerja
Status gizi antropometrik : Marasmus/kwashiorkor/marasmus-kwashiokor
Status metabolik : Sesuai hasil laboratorium
Status Gastrointestinal : Fungsional dan non fungsional
Tahap Terapi
Sesuai 10 langkah tatalaksana gizi buruk :
1. Mencegah dan mengatasi hipoglikemia
· Sadar (tidak lethargi)
Berikan larutan glukosa 10% atau larutan gula pasir 10% secara oral atau NGT (bolus) sebanyak 50 ml.
· Tidak sadar (lethargis)
Berikan larutan glukosa 10% intravena (bolus) 5 ml/kgBB, selanjutnya berikan larutan glukosa 10% atau larutan glukosa 10% secara oral atau NGT (bolus) sebanyak 50ml.
· Renjatan (syok)
Berikan cairan intravena berupa RL atau glukosa 10% dengan perbandingan 1:1 sebanyak 15 ml/kgBB selama 1 jam pertama atau 5 tetes/menit/kgBB, selanjutnya berikan larutan glukosa 10% iv (bolus) sebanyak 5 ml/kgBB
2. Mencegah dan mengatasi hipotermi
Mudah terjadi hipotermia sehingga pertahankan suhu tubuh
Tutuplah tubuh anak termasuk kepala
Hindari hembusan angina
Pertahankan suhu ruangan 23-300 C
Tetap selimuti pada malam hari
Jangan biarkan tanpa baju terlalu lama saat pemeriksaan dan penimbangan
Tangan yang merawat harus hangat
Segera ganti baju atau peralatan tidur yang basah
Segera keringkan badan setelah mandi
Jangan gunakan botol air panas untuk menghangati anak karena dapat menyebabkan kulit terbakar.
Metode untuk menghangatkan tubuh :
Cara “kanguru” kontak langsung kulit ibu dan kulit anak
Lampu diletakkan 50 cm dari tubuh anak
Monitor suhu setiap 30 menit
Hentikan pemanasan bila suhu tubuh sudah mencapai 370C.
3. Mencegah dan mengatasi dehidrasi : disesuaikan kebutuhan cairan anak dengan usia dan berat badan anak
4. Memperbaiki gangguan keseimbangan elektrolit
Perlu diberikan mineral mix atau larutan dalam bentuk ReSoMal (Rehidration Solution for Malnutrition) bila diare dan Formula WHO sesuai dengan fasenya.
Oralit : Diencerkan 2 kali untuk menurunkan kadar natrium agar tidak terjadi hipovolemia, edema paru, gagal jantung.
Gula
o Menambah energy dan mencegah hipoglikemia
· Mineral mix atau larutan elektrolit
o Menambah kekurangan elektrolit (K,Mg,Cu,Zinc)
5. Mengobati infeksi
Tidak ada komplikasi atau infeksi yang jelas, berikan kotrimoksazol oral per 12 jam selama 5 hari.
Ada komplikasi, berikan gentamisin intra vena atau intra muscular selama 7 hari, ditambah ampisilin intra vena atau intra muscular per 6 jam selama 2 hari, diikuti amoksisilin per 8 jam selama 5 hari.
Dalam 48 jam tidak membaik, berikan kloramfenikol intra vena atau intra muscular per 8 jam selama 5 hari
Bila ada infeksi khusus, berikan antibiotika khusus sesuai dengan penyakitnya.
6. Memperbaiki kekurangan mikronutrien
Dosis tablet besi dan sirup besi untuk anak umur 6 bulan sampai 5 tahun.
· Tablet besi atau folat (sulfas ferosus 200 mg atau 60 mg besi elemental + 0,25 mg sebagai folat)
o Bayi usia 6 - < 12 bulan : 1 x sehari ¼ tab
o Anak usia 1 – 5 tahun : 1 x sehari ½ tab
· Sirup besi (sulfas ferosus 150 mL), setiap 5 mL mengandung 30 mg besi elemental, 10 mg ferosulfat setara dengan 3 mg besi elemental.
o Bayi 6 - < 12 bulan : 1 x sehari 2.5 mL (1/2 sendok teh)
o Anak usia 1 – 5 tahun : 1 x sehari 5 mL (1 sendok teh)
· Dosis kapsul vitamin A dosis tinggi untuk anak umur 6 bulan sampai 5 tahun.
o < 6 bulan : 50000 SI (1/2 kapsul biru)
o 6 – 11 bulan :100000 SI ( 1 kapsul biru)
o 1 – 5 tahun : 200000 SI ( 1 kapsul merah)
· Dosis vitamin dan mineral untuk anak umur 6 bulan – 5 tahun :
o Vitamin C
§ BB < 5 kg : 50 mg/hari (1 tablet)
§ BB ³ 5 kg : 100 mg/hari (2 tablet)
o Asam folat : hari pertama 5 mg/hari selanjutnya 1 mg/hari
o Vitamin B kompleks : 1 tablet / hari
o Mineral mix : Zn, K, Mg, Cu dalam mineral mix/larutan elektrolit
7. Memberikan makanan untuk stabilitas dan transisi
Fase Stabilisasi
Energi : 80 – 100 kkal/kgBB/hari
Protein : 1 – 1,5 gram/ kg BB/hari
Cairan : 150 ml/kg BB atau 100 mL/kg BB/hari (bila edema berat +++)
Formula : 75/modifikasi/modisco ½ (modified dietetic skim)
Fase Transisi :
Energi : 100-150 kkal/kg BB/hari
Protein : 2-3 gram/kg BB/hari
Cairan : 150 mL/kg BB/hari
Formula : 100/modifikasi/modisco I/II
8. Memberikan makanan untuk tumbuh kejar
Fase Rehabilitasi
Energi : 200-220 kkal/kg BB/hari
Protein : 3-4 gram/kg BB/hari
Cairan : 150-200 mL/kg BB/hari
Formula : 100/135/modifikasi/modisco III
Ditambah makanan
BB < 7 kg : makanan bayi/lembek
BB > 7 kg : makanan anak/lunak
Fase Tindak Lanjut
Kebutuhan energi dan protein sesuai dengna BB dan umur anak
PMT – Pemulihan Energi 350 kkal/hr dan protein 15 gr/hr
Ditambah makanan keluarga
9. Memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang
Pada anak gizi buruk terjadi keterlambatan perkembangan mental dan perilaku maka berikan :
Kasih sayang
Lingkungan yang ceria
Terapi bermain terstruktur selama 15-30 menit perhari
Keterlibatan ibu memberi makan, memandikan, bermain dan sebagainya.
Hal-hal yang harus diperhatikan :
Jangan berikan Fe sebelum minggu ke 2 (Fe diberikan pada fase rehabilitasi)
Jangan berikan cairan intra vena, kecuali syok atau dehidrasi berat
Jangan berikan protein terlalu tinggi
Jangan berikan diuretic pada penderita kwashiorkor
10. Mempersiapkan untuk tindak lanjut dirumah
Bila gejala klinis sudah tidak ada dan BB/TB-PB ³ - 2 SD à “anak sembuh”
Pada pemberian makan yang baik dan stimulasi harus tetap dilanjutkan di rumah.
Sarankan :
Makanan dengan porsi kecil dan sering sesuai dengan umur anak.
Kontrol secara teratur
o Bulan I : 1x perminggu
o Bulan II : 1x per 2 minggu
o Bulan III : 1 x perbulan
Suntikan imunisasi dasar : BCG, Polio, DPT, Campak, Hepatitis B dan ulangan/booster (anak gizi buruk tidak dianjurkan imunisasi campak, tetapi pada semua anak gizi buruk harus diberikan imunisasi campak sebelum anak pulang, setelah fase rehabilitasi)
Vitamin A dosis tinggi : setiap 6 bulan (dosis sesuai umur)
Daftar Pustaka
Briend A, Golden MH. Treatment of severe child malnutrition in refugee camps. Eur J Clin Nutr. 1993 Oct;47(10):750-4.
Depkes 2005-2009. Kebijakan Tatalaksana Gizi Buruk. Direktorat Bina Gizi Masyarakat . Ditjen Binkesmas
Hamburger D.C. Weinser R.L 1997. Handbook of Clinical Nutrition. Edisi 3.
WHO 1999. Management of serve malnutrition : a manual for fhysicians and other senior health worker. Geneva WHO
WHO 2000. Management of child with serious infection or malnutrition. Guideline for care at the referral level in developing countries. Geneva WHO
Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia. Pedoman nasional pelayanan kedokteran gizi klinik. Edisi pertama. November 2013. Jakarta
#gizi#buruk#giziburuk#gizikurang#antropometri#anak#nutrisi#imunisasi#makanan#marasmus#kwasiokor#marasmuskwasiokor
0 notes
Photo
Tonight at 20.00 PM on O-Channel...!
0 notes
Photo
Today!!! Health talk about juice. Who don’t like juice? But do you know how to enjoy it without losing some important nutrition? #healthtk#goodfair#ochannel#chitchat#sehat#bugar#juice#health
1 note
·
View note
Photo
“Jika dapat mengelola diabetes dengan baik maka penyandang diabetes dapat menjalankan ibadah puasa secara normal.”
Selamat Menunaikan ibadah Puasa hari ke 8
0 notes
Text
Puasa Bagi Penyandang Diabetes
Bagaimana jika penyandang Diabetes Melitus (DM) ingin berpuasa? Pastikan dulu bahwa kadar gula darahnya stabil dalam tiga bulan terakhir. Pemeriksaan bisa melalui tes darah yang disebut HbA1c (Hemoglobin A1c test) di laboratorium. Bila hasilnya kurang dari 6%, artinya kadar gula darah cukup stabil, sehingga termasuk aman untuk berpuasa. Selain itu, penyandang DM juga harus bisa memastikan bahwa asupan kalorinya terpenuhi dalam satu hari, tidak kurang, namun juga tidak lebih.(1)
Lalu apa untungnya bagi penyandang DM jika berpuasa? Pola makan yang lebih teratur dan asupan kalori yang relatif sama dari hari ke hari akan membuat kadar gula darah yang biasanya naik-turun akan menjadi lebih stabil.
Bagaimana cara pengaturan makan pada penyandang DM? Komposisi diet yang seimbang dalam satu hari bagi penyandang DM adalah karbohidrat (KH) 60%, protein 25%, dan lemak 15%. Pembagian porsi makan saat berbuka hingga sahur terdiri dari porsi makan saat sahur 50%, setelah tarawih 10% dan maghrib 40% dari total kebutuhan kalori per hari.
Berikut penjelasan tentang komposisi makanan bagi penyandang DM Asupan KH bisa didapat dari nasi, kentang, roti, dan buah. Sedangkan asupan protein bisa didapat dari hewani seperti daging ayam, ikan atau sapi dan bisa pula protein nabati dari tahu dan tempe. Selain itu lemak bisa didapat dari minyak, mentega, susu dan makanan sumber KH dan protein.
Kunci pola makan atau diet penyandang DM adalah pengaturan jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh. Jenis makanannya bebas dan tidak ada yang harus dipantang. Namun kebutuhan kalori setiap orang, tergantung dari usia, jenis kelamin, berat badan, dan aktivitasnya. Untuk mengetahui kebutuhan kalori per hari, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter ahli gizi. Atau untuk gampangnya, secara kasar dapat dibuat suatu pegangan sebagai berikut untuk pasien kurus 2300-2500 kkal, pasien berat normal 1700-2100 kkal, dan untuk pasien gemuk 1300-1500 kkal.(2)
Pola makanan yang benar bagi penyandang DM
Saat berbuka, Anda boleh minum teh manis dengan gula diet, atau makan salad buah, jus atau smoothie pisang-stroberi, atau ta'jil, seperti kurma atau kolak pisang dengan gula diet. Setelah itu minum obat, jika memang harus mengonsumsi obat dari dokter, karena obat harus dikonsumsi 30 menit sebelum makan besar.
Setelah sholat magrib, Anda bisa menyantap hidangan utama, yang terdiri dari 100-150 gram nasi, sayuran, protein hewani seperti daging 50-60 gram, dan protein nabati 50 gram.
Usai tarawih, antara pukul 21.00-22.00, sebaiknya makan camilan yang mengenyangkan misalnya sandwich, singkong rebus, atau ubi rebus. Dengan jadwal makan seperti ini, diharapkan kalori masuk secara bertahap sehingga keseimbangan gula darah tidak akan melonjak drastis.
Pada saat sahur, selain hidangan utama seperti nasi dan lauk-pauk, jangan lupa menyantap buah. Hindari ketan dan mie instan, juga sayuran yang mengandung gas seperti kol. Penyandang DM cenderung mengalami gangguan pada saluran cernanya yaitu lambung. Sehingga jika mengonsumsi makanan yang bergas bisa menyebabkan aliran makanan ke lambung tersendat dan perut terasa mual.
Pada penyandang DM berat yang sudah menjalani suntikan insulin, sebelum mulai berpuasa sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter agar insulinnya diganti dengan kombinasi antara short dan intermediate-acting. Karena biasanya insulin yang dipakai sehari-hari adalah long-acting, yang baru bereaksi maksimal 10 jam sesudah disuntikkan. Namun penyandang DM berat yang memakai suntik insulin biasanya tidak dianjurkan untuk berpuasa.
# Tips Puasa Bagi Penyandang DM :
Sebelum memulai puasa, cerdas memilih makanan rendah glikemiks.
Periksa kadar glukosa darah Anda lebih sering dari biasanya. Pemeriksaan gula darah bisa dilakukan sebelum berbuka dan dua jam setelah berbuka, sebelum tidur, sebelum sahur, tengah hari dan sesuai kebutuhan.
Ketika berbuka, makanlah dalam jumlah kecil, dan hindari makan makanan manis atau berlemak.
Saat buka puasa, perbanyak minum air dan hindari minuman manis yang terlalu banyak atau berkafein.
Jika penyandang DM menggunakan insulin, konsultasikan terlebih dahulu ke dokter karena mungkin harus diubah dari yang biasanya gunakan. Perubahan jadwal, jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan dosis obat dan insulin.
Pembatalan puasa bisa dilakukan jika terjadi tanda-tanda hipoglikemia atau kadar gula kurang dari 60 mg/dl.
Apakah itu hipoglikemia ? Hipoglikemi atau kadar gula darah rendah merupakan salah satu kendala utama bagi penyandang diabetes mellitus (DM) dalam menunaikan ibadah puasa. Gejalanya seperti sakit kepala, pusing, keringat dingin, berdebar-debar, hingga pingsan.
Hipoglikemi terjadi karena asupan makanan yang kurang. Biasanya muncul di sore hari setelah hampir seharian berpuasa. Bila mengalami gejala-gejala hipoglikemi atau kadar gula darah di bawah 60 atau 70, sebaiknya segera berbuka karena itu bisa membahayakan kesehatan.
Hasil studi EPIDIAR (Epidemiology of Diabetes and Ramadhan) menunjukkan terjadinya peningkatan risiko hipoglikemi selama puasa Ramadan sehingga membutuhkan perawatan di rumah sakit. Hipoglikemi di bulan Ramadhan meningkat 4,7 kali lipat pada panyandang DM tipe 1 (3–14 kejadian/100 individu/1 bulan) dan 7,5 kali lebih sering (0,4–3 kejadian/100 individu/1 bulan) pada penyandang DM tipe 2.(3)
“Jika dapat mengelola diabetes dengan baik maka penyandang diabetes dapat menjalankan ibadah puasa secara normal.”
Daftar Pustaka :
Soegondo S, Soewondo Pradana, Subekti I. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Edisi kedua. Balai Penerbit FKUI,Jakarta, 2011.
Waspadji S, Sukardji K, Octarina M. Pedoman DIet Diabetes Melitus. Sebagai panduan dietisien/ahli gizi dokter, mahasiswa dan petugas kesehatan lain. Edisi pertama. Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2007.
Salti I, Bénard E, Detournay B, Bianchi-Biscay M, Le Brigand C, Voinet C, Jabbar A; EPIDIAR study group. A population-based study of diabetes and its characteristics during the fasting month of Ramadan in 13 countries: results of the epidemiology of diabetes and Ramadan 1422/2001 (EPIDIAR) study. Diabetes Care. 2004 Oct;27(10):2306-11.
0 notes
Photo
Supaya tidak ingin bibir kering dan dehidrasi.. Yuks minum yang cukup..
0 notes
Text
Pentingnya Minum Air Saat Puasa
Pentingnya Minum Air Saat Puasa
Saat sedang berpuasa di bulan Ramadhan, kesempatan kita untuk minum air dibatasi hanya dimalam hari sejak bedug magrib sampai menjelang imsak. Bila kita tidak menyadari betapa pentingnya kebutuhan air saat puasa bisa mengakibatkan terjadi kurang air atau dehidrasi ringan sampai sedang.
Padahal puasa dapat bermanfaat bagi kesehatan tubuh, tapi bila tidak mengetahui cara minum dan jumlah minum yang benar akan menimbulkan gangguan kesehatan. Rasa haus saat puasa adalah hal wajar, oleh karena itu saat berbuka kebutuhan akan air harus dipenuhi, bila tidak ingin bibir menjadi kering.
Menurut penelitian yang dilakukan di Jakarta - berupa dataran rendah dan panas, dibandingkan Bandung - dataran tinggi dan sejuk, menunjukkan bahwa lebih dari separuh remaja mengalami bibir kering saat puasa dan sekitar sepertiganya orang dewasa. Kejadian ini lebih banyak dialami pada subyek di daerah panas atau dataran rendah dibandingkan di daerah sejuk atau dataran tinggi.
Kenapa sebagian orang mengalami bibir kering selama puasa Ramadhan? Penyebab utamanya adalah kekurangan air minum. Kerena jumlah yang diminum belum memenuhi kebutuhan air bagi tubuh.
Jumlah air yang dibutuhkan tiap orang berbeda-beda, tergantung dari ukuran tubuh, tahap pertumbuhan (usia), jenis kegiatan dan suhu lingkungan. Orang dewasa dengan aktivitas sedang membutuhkan 7-8 gelas air sehari.
Anjuran minum air saat puasa :
2 gelas saat berbuka
1 gelas saat makan malam
1-2 gelas setelah makan malam
1 gelas menjelang tidur
2 gelas menjelang sahur
Tips Mencegah Kurang Air atau Dehidrasi Selama Bulan Puasa :
Minimalkan kopi dan teh di bulan puasa karena minuman ini meningkatkan pengeluaran air kemih dan mengundang rasa haus.
Perbanyak makan buah saat berbuka, makan sayur berkuah saat malam atau sahur dapat mencegah dehidrasi.
Hindari kerja dan olahraga di terik matahari, meminimalkan olahraga menguras keringat. Bila terpaksa tambahkan konsumsi air minum 2-3 gelas di malam hari.
Pantaulah warna urin pagi setiap hari. Bila berwarna urin kuning pekat dan jumlahnya sedikit, tandanya Anda mengalami dehidrasi ringan. Bila hal itu terjadi maka tingkatkan asupan air putih pada malam berikutnya.
Oleh karena itu guna menghindari bibir kering dan kurang air, serta tetap sehat di bulan Ramadhan, maka minumlah air dalam jumlah cukup pada waktu berbuka. Sehingga tubuh kita tetap aktif bekerja dan ibadah puasa kita dapat berjalan dengan lancar.
Daftar Pustaka :
Hardinsyah, Briawan D, Dwiriani CM, Devi M, Aries M. Kebiasaan Minum dan Status Dehidrasi pada Remaja dan Dewasa. Makalah pada Seminar Air bagi Kesehatan. PERGIZI PANGAN Indonesia dan FEMA IPB. Bogor. 2009.
Santoso IB, Hardinsyah, Siregar H, PArdede OS. Kebutuhan Air Kelompok Khusus-Dalam Ibadah Puasa. Buku Air Bagi Kesehatan. 2011.
0 notes