ljoe-ssi
under the same sky
698 posts
you are not the only one
Don't wanna be here? Send us removal request.
ljoe-ssi · 6 years ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Alone and lonely.
4 notes · View notes
ljoe-ssi · 6 years ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Chase away my loneliness
Im waiting for all of you here
Under the blue sky
Beyond the blue sea
1 note · View note
ljoe-ssi · 6 years ago
Text
Tumblr media
-----HOME-----
Your home is right here.
Under your fingertips
2 notes · View notes
ljoe-ssi · 6 years ago
Text
Tumblr media
•Home•
14 notes · View notes
ljoe-ssi · 6 years ago
Photo
Tumblr media
Nihonbashi - Tokyo, Japan
140K notes · View notes
ljoe-ssi · 7 years ago
Text
A piece of my mind
anger. fear. stress. helpless. distractions. sadness.
why can't I just live quietly for one day?
Is asking for one quiet day too much?
Is it?
I can't even shed any tear.
I knew it's wrong
I knew it's unhealthy
I guess I have to do what I always do
What I'm good at
Pretending all these feeling doesn't exist
And continue living with an empty heart
-feelings of my heart. or lack thereof-
12.21.2017
0 notes
ljoe-ssi · 7 years ago
Text
Jealousy
Jealousy is such an ugly feeling
Yet it crept into one's soul
Like a disease
Eating one's up from the inside
To be part of something
Inclusivity is what I desire
Something so trivial
Yet so hard to achieve
Tears are not enough
But not a single tear fell
Bottling up inside
Turning bright heart into a sour one
This is why I have trust issues
Hoping something would happened
When the only thing that ever happened
Only existed in my brain
It's okay to be jealous
But voice it out
Don't be like me
Don't be dead inside
Rvdsp
4-12-2017
1 note · View note
ljoe-ssi · 7 years ago
Photo
@achromaticly @lsangelina14 the person was so done with their name xD
Tumblr media
The person who made this need a raise HAHAHA
4K notes · View notes
ljoe-ssi · 8 years ago
Photo
@achromaticly @lsangelina14 bahkan si grim eeapeenta ikut ikut aja ngakak xD
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
49K notes · View notes
ljoe-ssi · 8 years ago
Text
Misuh-Misuh Ayu Ting Ting dan Misoginis
Gosip adalah fakta yang tertunda, istilah itu tersadur di bio Instagram akun Lambe_turah yang notabene merupakan salah satu pelopor akun gosip di Instagram. Namun, apakah komentar warganet terhadap konten akun gosip itu merupakan fakta yang tertunda pula?
Pada 16 Juli 2016, sebagian warganet yang mendukung Erdogan mungkin menikmati euforia kemenangan akan keberhasilannya menumpas kudeta yang terjadi di negaranya. Namun, beberapa hari setelahnya euforia berbeda mungkin dirasakan sebagian warganet yang menggemari gosip, khususnya mengenai Ayu Ting-Ting.
Dilansir dari Tempo.co, nama Ayu Ting-Ting menjadi magnet terbesar media hiburan tanah air berkat gosip perselingkuhannya dengan Raffi Ahmad, hal ini diakibatkan oleh desas-desus yang berasal dari foto tiket pesawat yang mencatut nama mereka berdua dalam perjalanan Amsterdam menuju ke Jakarta pada 17 Juli 2016.
Selain itu, perseteruannya dengan berbagai artis ̶ seperti Luna Maya dan Jessica Iskandar ̶menambah khazanah pergosipan ayu Ting-Ting; berbagai klarifikasi pun dilakukan baik oleh Ayu maupun Raffi dalam menanggapi pemberitaan di media.
“Rumah tangga Raffi Ahmad dan Nagita pun baik-baik saja, jadi jangan digosipkan yang aneh-aneh. Kasihan, kan” ujar Ayu Ting-Ting kepada Tabloid Bintang.
Menariknya, di tahun yang sama salah satu majalah gosip terpanas ̶ sudah bangkrut ̶ di Amerika yang berjudul Broadway Brevities telah berumur 100 tahun. Dilansir dari Huffingtonpost (Straw, 2016), pendiri majalah ini (Stephen G.Clow) memiliki penampilan yang bagus serta berada di lingkaran pergaulan orang-orang terkenal. Acapkali, Clow dan staf majalahnya mendapat informasi dari lingkungan pergaulannya.
Hal yang sama terjadi pada akun lambe_turah. Pemilik akun ini diduga memiliki kedekatan dengan artis seperti yang diwartakan TribunNews Jateng bahwa banyak yang berspekulasi kalau admin dari akun tersebut adalah orang yang dekat dengan para artis.
Kegemaran Bergosip
Namun, terlepas dari siapa admin dari akun tersebut kegiatan bergosip sendiri merupakan hal yang lumrah. Dilansir dari Tirto.id (Putri,2017), dua orang yang tidak saling mengenal akan merasa dekat ketika menggosipi orang lain dibandingkan membicarakan diri mereka. Selain itu, gosip juga dapat membangun ikatan sosial; terlebih jika ikatan sosial itu muncul dari ketidaksukaan bersama
Selain itu, gosip sendiri merupakan kegiatan yang mulai dipupuk sejak anak-anak. Seperti yang psikonalis Virginie Meggie katakan.bahwa untuk membanggakan diri di hadapan orangtuanya, terkadang anak-anak berusaha berbohong dan menjelekan teman-temannya.
Karena itu, gosip sendiri merupakan kegiatan yang menarik. Lahirnya konten gosip itu sendiri merupakan bukti bahwa gosip akan lestari, di berbagai medium. Jika melihat sejarah, gosip sendiri yang awalnya dilakukan secara verbal mulai memiliki medium baru ketika media cetak mulai eksis. Salah satu yang sempat mempopulerkannya yakni surat kabar Belanda yang berisikan gosip dan berita berjudul Corantos pada tahun 1500. (Straubhaar, 2010)
Seiring berkembangnya zaman, gosip sendiri mulai menghiasi berbagai medium selain cetak, seperti audiovisual ̶ Tv dan Radio ̶ hingga internet. Hadirnya internet mendekonstruksi berbagai hal, salah satu gagasan populer terkait ini yakni prosumer.
Prosumer sendiri merupakan gagasan yang diinisiasi oleh Avlin Toffler, prosumer sendiri berarti produser dan consumer yang berarti konsumen tak lagi pasif; konsumen sendiri mampu memproduksi berbagai konten dalam menanggapi konten yang ada di internet. Menariknya, platform internet memudahkan konsumen untuk mengirimkan karyanya tanpa adanya moderasi yang ketat. Kondisi ini dimaklumi Dominick (2005) bahwa di internet sendiri memang tidak ada gatekeeper yang terorgansir.
Aktifnya warganet (konteks gosip) terjawantahkan pada ratusan komentar yang berada di akun lambe_turah. Menariknya, walaupun menurut oxford dictionaries gosip adalah Casual or unconstrained conversation or reports about other people, typically involving details which are not confirmed as true atau sesuatu yang belum dikonfirmasi secara benar ̶ berpotensi hoax ̶ warganet masih saja aktif mengomentari konten gosip yang terdapat di akun tersebut. Hal ini seolah melegitimasi bio lambe_turah yakni gosip adalah fakta yang tertunda.
Misoginis dalam Bergosip
Di era yang serba digital ini pertukaran informasi menjadi mudah dan lebih cepat, seperti kasus Ayu ting-ting dan Raffi ahmad yang sudah dijelaskan diatas, karna penyebaran gosip melalui media. Tapi sadarkah kalian secara tidak langsung kasus Ayu ting-ting dan Raffi Ahmad tersebut justru memperlihatkan wanita yang selalu salah?
Dilansir dari tirto.id (Adam, 2017), hal seperti ini dibaratkan dengan istilah “perebut suami orang” ; istilah ini lebih populer dibandingkan “perebut istri orang” sehingga sang penulis menginterpretasikan adanya pesan misogini dalam hal tersebut.
Menurut Modleski (2007) misogini adalah tindakan di mana menampilkan kecemburuan kuat pria akan tampilan hirarki seorang pria, keinginan untuk berada di area pertarungan, menyamaakan semua perempuan sebagai musuh yang dapat ditaklukkan, dan membungkam perempuan mengenai partisipasinya dalam peperangan. Dari sini dapat ditarik gagasan bahwa perempuan disubordinatkan
Mungkin beberapa dari kalian hanya menganggap hal ini sebagai hal yang sepadan untuk diterima Ayu Ting-Ting sebagai seorang public figure. Namun jika kalian menganggap remeh hal ini dan menggeneralisirkan suatu kasus anda sudah melakukan hal yang disebut trolling. Hal trolling ini sedang marak terjadi dan dapar melanggengkan tindakan misogynist, karena ia mengacak-acak logika audiens dengan suatu pembenaran bahwa wanita pada dasarnya harus menjaga jarak dengan orang yang sudah berpasangan atau berumah tangga.
Dalam kasus Ayu Ting-Ting ini banyak audiens setuju dengan beberapa trolling sebagai perempuan jahat perebut suami orang yang diberikan oleh beberapa pelopor, sehingga hal ini semakin banyak dishare dan semakin booming. Padahal kita juga tidak tahu mengenai kebenaran aslinya dari kehidupan Ayu Ting-Ting tersebut. Hal ini dikhawatirkan akan memperparah efek kebencian atau paksaan akan adanya peran gender yang harus dilakukan oleh perempuan atau laki-laki. Perempuan harus memasak, laki-laki harus bekerja. Lantas untuk apa kita hidup dengan memiliki otak dan tangan yang memang dapat digunakan untuk melakukan berbagai hal selayaknya manusia?
Padahal jika diamati kasus ini bukanlah kasus pribadi Ayu ting-ting, melainkan ada tokoh lain yang ikut terlibat yaitu Raffi Ahmad, namun kenapa selalu Ayu ting-ting yang disalahkan. Walaupun belum ada pemberitaan benar atau salah, namun netizen seakan memojokan Ayu ting-ting. walaupun beberapa dari mereka sempat menyalahkan Raffi Ahmad namun hal tersebut seakan hilang ditelan waktu
Tumblr media Tumblr media
Seperti gambar tersebut contohnya, yang disalahakan hanya ayu ting-ting, banyak netizen yang ingin memboykot, hingga mencaci maki bahwa ayu adalah wanita kegatelan dan lain-lain. Padahal kembali lagi kasus ini adalah kasus 2 orang, bukan hanya semata kasus ayu atau kesalahan ayu. Namun lagi-lagi wanita yang selalu disalahkan. Semua orang bebas berkomentar di internet dengan menggunakan akun palsu atau akun yang dikunci. Hal ini mempermudah orang untuk berkomentar liar tanpa menghormati sang penulis, atau bahkan membuat hoax. Namun satu yang paling dikhawatirkan adalah perasaan korban. Kita tidak tahu jika pada akhirnya mungkin komentar kita dapat membunuh nyawa seseorang atau bahkan menyiksa dirinya seumur hidup.
Karena itu bergosiplah dengan sehat kalau sudah agak sakit, sebaiknya omongkan langsung dengan orang yang anda gosipi hehe
Referensi :
5 Isu Panas Ayu Ting Ting Terheboh di 2016. (2016, Desember 29). Retrieved from Tempo.co: https://m.tempo.co/read/news/2016/12/29/219831161/5-isu-panas-ayu-ting-ting-terheboh-di-2016
Dictionaries, E. O. (n.d.). Definition of Gossip. Retrieved from English Oxford Language Dictionaries: https://en.oxforddictionaries.com/definition/gossip
Putri, A. W. (2017, Mei 6). Alasan Orang Bergunjing dan Gosip Lambe Turah Dinanti. Retrieved from Tirto.id: https://tirto.id/alasan-orang-bergunjing-dan-gosip-lambe-turah-dinanti-coaF
Straw, W. (2016, Agustus 2). Remembering The Creator Of Modern Gossip Journalism. Retrieved from Huffington Post: http://www.huffingtonpost.ca/will-straw-phd/gossip-king-stephen-g-clow_b_9169414.html
Flipovic, J. (2007). Blogging While Female: How Internet Misogyny Parallels “Real-World” Harassment. Issue 1 Yale Journal of Law & Feminism. Volume 19
Modleski, Tania (2007). Misogynist Films: Teaching “Top Gun”. Cinema Journal, Vol. 47 pp. 101-105. University of Texas Press.
Adam. A. (2017, May 21). Jebakan Merendahkan Perempuan dalam Perseteruan Seleb. Retrieved from https://tirto.id/jebakan-merendahkan-perempuan-dalam-perseteruan-seleb-co5Y
https://kumparan.com/achmad-rafiq/sikap-ketus-raffi-ahmad-dan-ayu-ting-ting-ke-jessica-iskandar
http://m.tribunnews.com/seleb/2017/03/02/biasanya-cuek-ayu-ting-ting-kalap-lalu-balas-komentar-netizen-ini
www.theguardian.com/world/2011/nov/05/women-bloggers-hateful-trolling
www.abc.net.au/news/2011-11-11-evans-men-call-me-things-and-its-not-romantic-twitt/3659712?pfmredir=sm
Filipovic, J (2007) ‘Blogging While Female: How Internet Misogyny Parallels ‘Real World'Harassment’ Yale Journal of Law and Feminism, p 295 - 304.
Chasmar, Jessica (July 27, 2016). “Jessica Valenti, Guardian columnist, quits Twitter over          'rape and death threat’ against daughter”. The Washington Times. Retrieved 2016-   10-07.
Thorpe, Vanessa (2011) Women bloggers call for a stop to 'hateful’ trolling by misogynist men, The Guardian, Sunday 6 November
Evans, Karalee (2011) Men call me things: it’s not as romantic as it sounds, The Drum, 11 November,
Juliyana Indah Purmita Sari (130638551)
SIlmy Kaffah Devi Chania (1506720596)
cetta adhipurusa (1506732841)
21 notes · View notes
ljoe-ssi · 8 years ago
Text
Adalah diperlukan untuk melakukan pengawasan terhadap aktivitas di social media maupun internet terkait cyberbullying ini. Namun kita tidak dapat mencegah seseorang untuk tidak mengalami cyberbullying. Yang menjadi hal penting adalah bagaimana membuat korban cyberbullying tidak terus terjerumus dan merasa down dari bully yang diterimanya dan membicarakan hal tersebut dengan orang-orang terdekat. Dari banyak kasus yang saya beca banyak korban bullying semakin merasa down dan malah merasa worthless akibat terjerumus dan termakan bullying yang didapatnya. Hal ini juga tidak dapat terlepas dari bagaimana orang-orang terdekat menanggapai dan bagaimana mereka aware terhadap seseorang yang mengalami bully
Bagas Ariandana D.P. 1506720715
Cyberbulliying Masih Zaman aja Bray
youtube
Cyberbullying adalah perlakuan yang ditujukan untuk mempermalukan, menakut-nakuti, melukai, atau menyebabkan kerugian bagi pihak yang lemah dengan menggunakan sarana komunikasi Teknologi Informasi (Rahayu, 2012). Umumnya tindakan ini terjadi di sosial media. Karena di sosial medialah semua orang bebas bertukar pikiran dan saling bertukar pesan satu sama lain. 
Sejatinya, cyberbullying tidak jauh berbeda dengan intimidasi. Sudah ada sejak dulu, namun internet mengubah bentuknya saja menjadi online. Tapi jika kita lihat, terkadang orang bisa menjadi lebih kejam perkataanya saat ia melakukan bullying di internet. Mengapa itu bisa terjadi?. Kami mencoba mengaitkanya dengan konsep Disinhibition Teory.
Disinhibition membahas tentang pengakuan umum masyarakat yang berbeda-beda saat sedang berinternet dan saat tidak berinternet (e.g., Joinson, 2003; Suler, 2004). Saat berada di internet, orang-orang jadi lebih berani melakukan sesuatu yang belum tentu berani dilakukan di dunia nyata. Akibatnya muncul dua sikap dalam berinternet. seseorang bisa bersifat baik (benign disinhibition) atau malah sebaliknya dapat menimbulkan kerugian dan keresahan (toxic disinhibition).
Menurut kami, cyberbulliying itu ada karena sifat toxic disinhibition terjadi pada seseorang. Mereka memiliki perasaan kesal kepada seseorang dan berani melakukan kekerasan sebatas online. Apa yang mereka lakukan itu menurut (Suler, 2004) terjadi karena beberapa faktor. Diantaranya adalah faktor anonimitas dan invisibilitas. Dimana anonim adalah bagaimana pengguna internet bisa memalsukan identitasnya sehingga tidak terlihat siapa pelakunya. Sedangkan, faktor invisibilitas disebabkan karena mereka tidak bertemu langsung kepada orang yang diejeknya.
Bentuk dari cyberbullying bisa bermacam-macam. Bisa jadi berupa ancaman, yakni pelaku secara beramai-ramai ataupun sendirian mengancam dan meneror korban dengan kata-katanya (bisa berbentuk teks, voice, atau video). Bentuk lainya bisa berupa pelecehan seksual, pelaku mengucapkan kata tidak senonoh, atau mempengaruhi korban menunjukan area pribadinya. Atau mungkin juga berupa ejekan, hinaan, dan makian yang menjatuhkan mental korban atau sekedar membuat korban tidak nyaman. Satu lagi, cyberbullying bisa juga berbentuk tindakan Hack terhadap akun korban.
Temuan penelitian dari Massachusetss Aggression Reduction Center (MARC) pada tahun 2010 dengan subjek penelitian 213 mahasiswa tentang Girls & Cyber-bullying menunjukkan bahwa korban cyber-bullying kebanyakan tidak terlalu familiar dengan istilah cyber dan bully itu sendiri. Temuan kedua dari penelitian tersebut adalah bahwa perempuan lebih banyak menjadi korban cyberbullying dalam beberapa cara seperti mendapatkan rumor yang memalukan, cerita bohong, ancaman via pesan, stalking secara online, hingga adanya akun sosial media palsu tentang diri mereka.
Nobullying.com memaparkan kenapa perempuan lebih mudah menjadi korban cyberbullying. Mereka berpendapat bahwa laki-laki dan perempuan itu berbeda dalam berinteraksi satu dengan lainnya. Laki-laki lebih agresif dan sering terlibat dengan bullying secara fisik sedangkan perempuan lebih suka bermain dengan emosi. Sehingga bullying terhadap perempuan sering tidak tampak karena tidak terlihat secara kasat mata.
Tumblr media
Monica Lewinsky, seorang mantan staf kepresidenan yang memiliki skandal dengan Presiden Amerika Bill Clinton, mengalami cyberbullying dari tahun 1998 hingga sekarang. Kita masih dapat melihat meme tentang dirinya seperti “got the ‘job’ done” dan “I’m voting Republican, The Democrats left a bad taste in my mouth”. Dalam acara TED TALK di Vancouver tahun 2015 lalu, Lewinsky bercerita mengenai dirinya yang hampir saja kehilangan nyawanya karena tidak sanggup menghadapi cyberbullying. Dan dia menyebutkan bahwa setelah skandalnya mencuat dia dilabel sebagai “a tramp, tart, slut, whore, bimbo, dan ‘that woman’”.
Monica Lewinsky adalah potret korban selamat dari cyberbullying. Namun masih banyak korban cyberbullying diluar sana yang tidak bisa bertahan seperti Lewinsky. Salah satunya adalah seorang pemadam kebakaran wanita seperti dilansir oleh nydailynews.com, Nicole Mittendorff ditemukan tidak bernyawa di Shenandoah National Park, Virginia. Setelah disidik oleh kepolisian, ditemukan bahwa Mittendorff melakukan bunuh diri setelah beberapa bulan terakhir mendapatkan cyberbullying dari forum anonymous, forum itu menulis postingan hinaan yang ditujukan untuk paramedis dan pemadam kebakaran perempuan dengan mengatakan mereka adalah “slut”.
Mesoginis? Ya, istilah ini kembali muncul dengan wujud yang baru namun masih dengan korban yang sama. Kekerasan verbal dan non-verbal yang dilakukan oleh siapa saja dengan tujuan hanya untuk menyakiti perempuan. Lalu apa yang harus kita lakukan untuk memberantas ini semua? 1. Edukasi Edukasi merupakan hal yang sangat penting untuk melawan Cyberbullying bullying. Cyberbullying adalah suatu tindakan tidak terpuji yang dilakukan oleh pihak yang kurang bertanggungjawab, pihak-pihak terdidik tidak akan melakukan tindakan tersebut. 2. Tuntunan Penggunaan Internet Jika edukasi berfokus pada keseluruhan aspek pendidikan seseorang, point ini berfokus pada bagaimana seseorang harus memiliki etika yang baik dalam media sosial. Hal ini harus ditanamkan sejak dini, misalkan orang tua kepada anaknya, guru kepada muridnya, dsb. 3. Namun, bagaimana bila cyberbullying tersebut sudah terlanjur terjadi? Laporkan kepada pihak yang dipercaya, lebih tua, dan memiliki andil besar, contohnya orang tua, guru, dan kakak. Lalu tetaplah menjadi pribadi berkelakuan baik tanpa menjadi minder karena dibully. Jadi, jangan biarkan cyberbullying menganggu usaha kita untuk maju. Jadilah pribadi baik yang menyenangkan. Mari berantas cyberbullying!
Disusun oleh:
Muhamad Isa (1506738662)
Sugita Lestari (1506686210)
Nidyanthy Adillia Pratiwi (1506756500)
Referensi :
Suler, J. (2004). The online disinhibition effect. Cyberpsychology & behavior, 7(3), 321-326.
rahayu, flourensia sapty. 2012. Cyberbullying sebagai dampak negatif penggunaan teknologi informasi. Jakarta: Jurnal Sistem Informasi Vol. 8,No. 1:22-31.
Englander, Elizabeth K. 2010. Girls & Cyber-bullying. Diakses pada 22 Mei 2017, dari https://webhost.bridgew.edu/marc/Girls%20and%20Cyberbullying%20A%20Report.pdf
Nobullying.com. 2015. Cyber Bullying Girls, Are they more Common?. Diakses pada 2 Mei 2017, dari https://nobullying.com/is-cyber-bullying-more-common-with-girls/
TED. 2015. The Price of Silence: Monica Lewinsky [Video File]. Diakses pada 23 Mei 2017, dari https://www.youtube.com/watch?v=H_8y0WLm78U&t=1204s
27 notes · View notes
ljoe-ssi · 8 years ago
Text
Bahasan yang menarik. Beberapa hari yang lalu saya juga telah melihat postingan pertikaian saling jambak antar wanita yang berebut tempat duduk. Disinilah terlihat kekuatan social media yang digunakan sebagai citizen jurnalism. Kita dapat mengetahui pertikaian yang terjadi dengan langsung melihat video yang berasal dari salah satu penumpang KRL yang langsung melihatnya dan merekamnya. Namun di sisi lain, hal yang miris adalah di sini terlihat perlakuan yang saling merendahkan yang dilakukan oleh dan sesama perempuan, dalam kasus ini saling menjambak. Kita pun saling belajar bahwa misogyny tidak hanya perlakuan merendahkan dari laki-laki kepada perempuan, namun dari kasus ini, bisa terjadi oleh dan kepada perempuan
Bagas Ariandana D.P. 1506720715
Dari Ave Maria ke Jalan Lain (Naik) Kereta
Oleh Irlandi Paradizsa (1506732772) dan M. Ervirdi (1506732066)
(Tonton dulu videonya gan! biar paham pembahasannya.) (Btw, disini kita mau bahas konvergensi media, dengan menggunakan teori-teori tentang teknologi,  informasi dan komunikasi dan isu-isu terkait video ini)
youtube
(Buat yang minim kuota, tenang aja. Kita disini akan bantu kalian memahami video ini tanpa harus nge-play videonya.) 
Video ini diambil dari Youtube yang mana isinya adalah hasil rekaman orang lain. Videonya menggambarkan bagaimana peliknya situasi di dalam commuter line–terutama di gerbong khusus wanita. Penulis sendiri belum pernah memasuki gerbong wanita, tapi dari cerita mulut ke mulut, situasi di sana lebih mencekam dibandingkan di gerbong campuran. Malah ada kasus dorong-dorongan yang sampai terluka. Entahlah, barangkali ada yang bisa share pengalamannya di sini?
Kembali ke video tersebut, di dalam video itu ditampilkan bagaimana ada dua orang yang sedang bertikai dalam memperebutkan sebuah tempat duduk. Bagi mereka yang belum pernah naik KRL, tempat duduk merupakan angan-angan yang diimpikan oleh setiap penumpangnya. Perjalanan pulang ketika waktu Rush Hour merupakan sebuah medan pertempuran, dimana para penumpang harus menunjukkan kekuatan mereka agar tetap bisa bertahan. Kalau tidak mereka akan terdorong dan terombang-ambing oleh gelombang penumpang lainnya (coba buktikan secara empiris saja).
Namun, bagi mereka yang duduk, pertarungan untuk sebuah posisi di kereta itu tidak dirasakan oleh mereka. Malah mereka yang duduk dapat beristirahat dan memejamkan mata mereka untuk sejenak. Kesenjangan antara mereka yang duduk dan mereka yang berdiri, jaraknya begitu besar. Karenanya, sering terjadi konflik kekuatan, kecepatan, dan kelincahan dari para penumpang. Oleh sebab itu, fenomena dua orang yang bertikai ini akan terlihat biasa dan dapat dipahami. Intinya di dalam video tersebut ditampilkan bagaimana kedua orang saling jambak rambut, hingga melakukan tendangan dengan sudut elevasi sempit, untuk (kata netizen setempat) mempertahankan posisi mereka di dalam mendapatkan sebuah tempat duduk di dalam KRL.
Tumblr media
sumber gambar: sinemapedia.com yang mengambil dari 1cak yang bisa jadi mengambil dari netizen lain
Viral Karena Konvergensi Media, Sedikit Karena Kejadiannya
Yang menarik dari kasus ini adalah kaitannya dengan konvergensi media. Awalnya video ini adalah video rekaman pribadi yang hingga akhirnya berpindah tangan menjadi konsumsi publik untuk semua orang nikmati. Melintasi media-media sosial dari twitter ke facebook, ke kaskus, ke twitter lagi, lalu ke youtube, hingga sampai ke tumblr ini. Bahkan video ini telah masuk ke berita-berita di saluran televisi nasional.
Berawal dari telepon genggam, hingga berakhir di media massa televisi. Hal ini membuktikan konvergensi media yang terjadi di era sekarang ini. Konvergensi media ini dapat terjadi akibat adanya perubahan dari era analog menjadi era digital. Karena kemudahan transfer dan sunting untuk konten-konten digital, video rekaman tersebut dapat mudah tersebar dari telepon genggam hingga ke media televisi. Selain itu, karena kemudahan transfer dan sunting, video ini menjadi lebih cepat untuk menjadi viral di masyarakat. Kecanggihan teknologi zaman sekaranglah yang membantu proses penyebaran informasi dan komunikasi masyarakat. 
Apabila hal ini terjadi satu dekade yang lalu, mungkin hasilnya tidak akan seheboh sekarang ini. Sekarang ini, suatu topik lebih mudah menjadi heboh dan viral karena setiap orang memiliki bahasan yang sama. Peran media massa sebagai gatekeeper menjadi berkurang. Biasanya media massa yang mengatur apa yang akan orang bicarakan, sekarang karena media baru telah muncul, peran tersebut tergantikan. Akibatnya, kejadian-kejadian seperti ini akan lebih cepat naik ke permukaan dan dibincangkan oleh masyarakat. Namun, cepat pula turunnya topik-topik seperti ini karena adanya kejadian-kejadian baru lainnya. Seperti itulah bentuk kejadian di era konvergensi ini. Semakin mudah suatu berita disampaikan, semakin cepat berita itu menjadi viral, dan semakin mudah pula berita tersebut tergantikan. Seperti apa yang dikatakan oleh Henry Jenkins (2006),
“The new political culture—just like the new popular culture—reflects the pull and tug of these two media systems: one broadcast and commercial, the other narrowcast and grassroots. New ideas and alternative perspectives are more likely to emerge in the digital environment, but the mainstream media will be monitoring those channels.”
Henry Jenkins, dengan kutipan tersebut, menyatakan bahwa adanya gabungan antara media massa, dan media baru. Media massa yang berperan sebagai penyebar informasi, dan lebih komersial. Sedangkan media baru, akan lebih mengakar sumbernya. Jenkins pun berpendapat bahwa di dunia digital akan lebih mudah untuk ide-ide bermunculan. Oleh sebab itu, suatu kejadian cepat untuk berhenti viral, karena ide baru atau kejadian baru akan muncul menggantikan. 
Selain itu, sebagai bagian dari Konvergensi media, Lucian-Vasile Szabo (2017) menyatakan bahwa adapula konsep intermedia di dalam media digital. Yang dimaksud dengan intermedia adalah perubahan paradigma yang terjadi di era digital dimana konten diciptakan bukan oleh satu orang saja, melainkan bisa juga dihasilkan oleh kolaborasi dari beberapa orang. Kolaborasi ini akan menghasilkan sebuah karya final akhir yang kemudian diterima oleh publik.
Menurut dia kolaborasi intermedia secara umum terjadi di dunia digital, karena tidak semua konten yang ada di dunia itu merupakan konten yang dilindungi hak cipta atau dilindungi oleh copyright. Kebanyakan dari konten-konten di dunia digital memang ada karena untuk disebarluaskan dan memang ditujukan untuk bahan interaksi. Bila melihat dari video ini, terlihat bahwa video ini merupakan sebuah produk intermedia. Video rekaman ini berasal dari seseorang yang berada langsung di tempat kejadian. Lalu orang yang mendapatkan konten tersebut melalui media digital, melakukan beberapa suntingan untuk mempermudah orang lain untuk memahami isi video tersebut. Hingga akhirnya ia sebarkan di Youtube. Ini merupakan bentuk aplikasi dari intermedia, dimana tidak selalu satu orang saja atau satu kelompok orang, melainkan hasil dari orang-orang berbeda yang mungkin tidak saling berafiliasi satu sama lain.
Hasil dari Citizen Journalism
Sebelum kita mendiskusikan mengenai kaitan video ini dengan citizen journalism, akan kita bahas terlebih dahulu definisinya untuk lebih memahami mengenai penjelasannya. Citizen Journalism merupakan sebuah bentuk jurnalisme baru yang terjadi di era digital, dimana para produsen berita tersebut adalah masyarakat pada umumnya yang tidak bekerja secara profesional dalam jurnalisme. Citizen Journalism dapat terjadi karena keberadaan kamera yang sudah menjadi portable dan integral kehidupan kita yang tak terpisahkan. Sekarang ini, apabila terjadi sebuah kejadian, maka akan dengan mudahnya kita bisa merekam kejadian tersebut.
Tumblr media
sumber gambar: udah tertera di link yg ada digambar. kuots ini sendiri dari John Spencer. Bukan, bukan yang white supremacist dan alt-right (atau kata Azis Ansari “lower case KKK”) itu mah Richard Spencer.
Hal ini terjadi atas dukungan keberadaan kamera di dalam telepon genggam. Telepon genggam pun telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat pada umumnya. Karena itu, masyarakat dapat dengan mudah mendokumentasikan sebuah kejadian yang terjadi di sekitar mereka. Terlebih lagi, karena adanya internet, mereka yang telah mendokumentasikan kejadian tersebut akan lebih mudah untuk menyebarkannya. Gabungan dari keberadaan telepon genggam berkamera sebagai bagian integral kehidupan manusia, dan kemudahan berbagi yang diakibatkan oleh adanya internet menyebabkan kemunculan jurnalisme yang dilakukan oleh awam ini. 
Dalam perkembangannya, video telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari berkembangnya media sosial dan dunia digital. Para netizen memanfaatkan video untuk menyebarkan narasi mereka akan suatu kejadian.
“If a picture is worth a thousand words, a video is worth a thousand times more.” — Ausama Monajed, London-based member of the opposition Syrian National Council
Perkataan tersebut sangat relevan dengan situasi yang terjadi sekarang ini. Di mana publik menggunakan video untuk saling berinteraksi satu sama lain. Kutipan tersebut relevan karena memang video memilki kekuatan untuk menyampaikan pesan yang cukup kuat. Kekuatannya 1 juta kali lipat dari menggunakan kalimat-kalimat. Dengan menggunakan video, pesan-pesan dapat dengan mudah diterima karena didukung oleh audio dan visual yang berguna untuk memperjelas pesan tersebut. Ditambah lagi, membuat video dan membagikannya sekarang ini, bukanlah perkara yang sulit. Hampir semua yang mengikuti perkembangan teknologi, mampu membuat video atas kejadian yang menimpa mereka. Oleh karenanya, video telah menjadi bagian penting dalam perkembangan sosial media dan citizen journalism. 
Apabila kita kategorikan, konten video di atas sebetulnya masuk ke dalam ranah citizen journalism. Video ini masuk ke ranah citizen journalism karena memenuhi beberapa indikatornya. Yaitu yang pertama, video ini dibuat oleh seorang awam yang bukan merupakan profesional dalam melakukan pelaporan kejadian. Pembuat video ini merupakan seseorang yang berada di sekitar tempat kejadian dan dengan telepon genggamnya mendokumentasikan kejadian tersebut. Indikator kedua yang memasukan video ini ke dalam kategori citizen journalism adalah karena sarana penyebarannya yang non-komersil. Pembuat video ini mendokumentasikan pertengkaran tersebut bertujuan untuk memberitahukan bahwa kejadian seperti ini terjadi. Ia juga menyebarkan video ini untuk menciptakan bahan untuk interaksinya di dunia digital. Hal ini dapat dibuktikan dengan absennya pembuat video dalam mengkomersilkan rekaman yang telah ia ciptakan. Yang terakhir, video ini masuk ke dalam kategori citizen journalism karena video ini menjadi viral akibat dibicarakan di sosial media.
Copyright dan Fair Use Konten Citizen Journalism
David Silverberg (2009) menyatakan bahwa ternyata segala jenis konten yang diunggah ke internet sudah termasuk ke dalamnya nilai-nilai copyright. Tanpa harus ada tulisan bahwa ‘konten ini dilindungi oleh copyright’-pun ternyata copyright sudah berlaku. Artinya, segala sesuatu yang sudah diunggah ke dalam suatu website, sudah menjadi copyright dari yang mengunggah hal tersebut. Kecuali apabila di dalam konten tersebut tertera penjelasan mengenai konten tersebut termasuk ke dalam creative common, barulah konten tersebut bebas dipergunakan oleh khalayak netizen.
Selain itu, pertimbangan lainnya adalah bahwa konten atau file yang dikopi tidak memiliki nilai jual, ataupun tidak merugikan sang pembuat konten tersebut. Apabila konten tersebut bisa dijual, dan ternyata ada yang mengkopi-nya, maka tindakan tersebut melanggar copyright. Untuk file-file yang non-komersil, mengkopi secara bebas masih diperbolehkan.
Namun, ternyata file-file yang telah diunggah tanpa ada keterangan creative common, masih dapat kita salin selama kontennya kita sunting sehingga terdapat perbedaan. Apabila hal itu kita lakukan, maka hal tersebut jatuh ke ranah fair use. Selama kita merubah isi konten tersebut, kita tidak melanggar copyright ketika kita menyebarkan ulang konten tersebut.
Dalam kasus ini, video orisinal milik si perekam video ternyata masuk ke ranah copyright-ed material, meskipun tidak ada tulisan apapun dari sang perekam. Sedangkan, video yang dibuat dan disebarkan ke Youtube ini jatuh ke ranah fair use.  Hal ini disebabkan karena di dalam video orisinalnya telah dirubah kontennya dengan menambahkan suara-suara dan modifikasi visualnya itu sendiri. Sehingga, orang yang mengunggah file tersebut ke Youtube ini masih aman dan tidak melanggar. Lain halnya dengan orang-orang yang menyebarkan video ini secara utuh tanpa melakukan suntingan ataupun apresiasi pemilik aslinya. Hal ini tentunya jelas melanggar aturan copyright.
Namun, yang terjadi di Indonesia, masalah seperti copyright ini masih diacuhkan bahkan oleh pembuat konten itu sendiri. Selama kontennya bisa viral, mereka tidak memperdulikan masalah copyright itu sendiri.  Selain itu, pemahaman masyarakat di Indonesia sendiri masih lemah pada hal copyright. Bahkan penulis sendiri baru sedikit paham setelah menulis tulisan ini. 
Produsage - Buat, Edit, Gunakan, dan Sebarkan klik like dan komen amin!. Salah Satu cara video ini menjadi Viral
Sebelum memulai pembahasan mengenai bagaimana video tersebut menjadi bagian dari konsep produsage, akan dijelaskan terlebih dahulu definisinya. Produsage merupakan sebuah kegiatan dimana para pembuat konten di dunia digital tidak hanya membuat suatu produk namun juga menjadi konsumen yang juga menggunakan konten tersebut baik untuk konsumsi pribadi ataupun untuk konsumsi publik. Produsage sendiri berasal dari kata ‘produce’ dan ‘usage’. Dari derivasi kata-kata dasarnya saja kita bisa mendapatkan gambaran bagaimana produsage itu sebenarnya. Intinya, produsage adalah gabungan aktifitas dari menciptakan sekaligus menggunakan. Hal ini lumrah terjadi di dunia digital dan sosial media sekarang ini. Dimana seseorang menciptakan sebuah konten tidak hanya untuk konsumnsi publik, tapi juga ia gunakan untuk kepentingannya sendiri.
Sesuai dengan perkataan dari Axel Bruns (2009), 
“What has really happened is that the increasing availability of symmetrical media technologies – of networks like the Internet that afford their participants an equal chance to have their message heard – has simply amplified the existing cultural activities of independent fans and artists to an extent that they now stand side by side.”
Karena adanya keberadaan teknologi digital, kita bisa menjadi lebih mudah dalam berkolaborasi dengan para pembuat konten original yang ada di internet dan dunia digital. Konten-konten digital tersusun dari binary 0 dan 1. Hampir seluruh komputer memiliki kemampuan untuk melakukan suntingan terhadap data-data binary tersebut. Akibatnya, orang-orang dapat melakukan suntingan terhadap suatu konten yang ada di internet. 
Video ini dapat kita kategorikan juga sebagai bentuk contoh produsage karena video tersebut merupakan sebuah hasil suntingan yang kemudian ia sebarkan kembali, dan ia gunakan sebagai dasar untuk berinteraksi di sosial media. Kegiatannya dalam melakukan suntingan masuk ke dalam ranah produce. Kegiatan yang ia lakukan dalam menyebarkannya untuk menjadi bahan interaksinya di sosial media adalah masuk ke dalam kategori usage. Dari sini dapat kita ketahui, bahwa yang menciptakan video tersebut dapat kita kategorikan sebagai seseorang yang telah mengaplikasikan produsage baik secara sadar ataupun tidak.
Isu-isu terkait
Mari kembali ke soal video yang tersebar itu. Setelah kami coba telusuri kembali dari mana asal video itu mulanya, ternyata sumber paling kuat ada di twitter. Lewat postingan video di akun @nibrasnada, tapi lagi-lagi di kicauannya tersebut ia mengaku kalau video itu didapatkannya dari “grup” nampaknya akan sulit kalau kita benar-benar mau mencari tau siapa yang pertama dan menyebarkan video itu. Lagi lagi konvergensi.
Tumblr media
Selanjutnya, masih ada yang menarik soal video yang tersebar ini, termasuk reaksi para netizen yang tidak jarang saling berdiskusi dan juga bercanda (namanya juga netizen). Tapi yang disayangkan adalah sering kali opini dan pernyataan yang keluar itu tidak jarang malah (katakanlah) mendiskriminasi pihak tertentu yang dalam hal ini adalah perempuan.
Tumblr media Tumblr media
Memang menarik dan sepertinya perlu ada diskusi di ruang publik dan media sosial seperti twitter ini mengenai kebijakan adanya “Gerbong khusus wanita” itu. Ada yang mengatakan tidak efektif, ada yang bahkan langsung bilang kalau itu tanda kemalasan negara yang ingin gampangnya saja dan tidak menyelesaikan persoalan, tapi ada juga yang mempertahankan gagasan “Gerbong khusus wanita” tersebut.
Nah, sepertinya lebih baik beropini mengenai hal itu ketimbang memberikan stigma tertentu bagi perempuan. Karena kalau mau cocoklogi sedikit sepertinya di internet ini sudah semakin umum dan biasa saja dengan becandaan atau jokes (yang tentu saja penuh stigma) mengenai perempuan dan transportasi, sebelumnya kita sudah sering dengar mengenai “ibu-ibu yang naik motor matic” dan atas kasus ini seperti muncul narasi bahwa “jika perempuan di satukan dalam satu tempat yang ada adalah chaos”. Atau sederhananya saja liat caption di video youtube yang di awal kami lampirkan. “Duo emak-emak bikin heboh di kereta” apakah tidak terkesan janggal?
Entahlah, kira-kira bagaimana? Apakah teknologi media sosial bisa kita bangun sebagai ruang diskusi mengenai ini? Atau justru malah lagi-lagi teknologi hanya bisa merefleksikan dunia kita yang begitu patriarkis? Sepertinya keduanya bisa, tinggal kita memilih mau yang mana.
Referensi:
Bruns, Axel. (2009). Distributed Creativity: Filesharing and Produsage. Hal. 1-12.
Jenkins, Henry. (2006). Convergence Culture: Where Old and New Media Collide. New York: New York University Press. Hal. 211. 
Saseen, Jane. (2012). The Video Revolution - A Report to the Center for International Media Assistance. Washington, D.C: Center for International Media Assistance.
Silverberg, David. (2009).  Experts advise citizen journalists on copyright law. Dikutip dari Digital Journal: http://www.digitaljournal.com/article/269368. Diakses pada tanggal 24 Mei 2017, pukul 11:00.
Szabo, Lucian-Vasile. (2017).  Media Communication: Present and Future. Triton. 
34 notes · View notes
ljoe-ssi · 8 years ago
Text
Bagaimana traffic pengguna dari masing-masing platform? Apakah dengan kemunculan Instagram stories tersebut membuat snapchat 'mati', dengan asumsi bahwa fitur utama dan andalan Snapchat diambil oleh Instagram yang fitur andalannya ada postingan foto? Bagas Ariandana D.P. 1506720715
Oh, Snap! What did you do, Instagram?
Tumblr media
Belum lama ini, Instagram memperkenalkan fitur barunya kepada para pengguna yaitu Instagram stories. Fitur ini digunakan untuk mengunggah foto atau video dengan waktu yang terbatas. Apabila foto atau video tersebut sudah melewati batas waktu 24 jam (1 hari), foto atau video tersebut akan menghilang secara otomatis. Hal ini merupakan fitur baru Instagram yang sekarang membuat para pengguna dapat mengunggah foto atau video secara permanen dan semi permanen. Kita mungkin dapat melihat ‘kejanggalan’ yang terdapat pada fitur baru Instagram stories, fitur ini ternyata dinyatakan oleh para sebagian pengguna media sosial online sebagai ‘penjiplak, peniru, dan peng-copy’ aplikasi media sosial online lain yaitu Snapchat. Snapchat sendiri telah menerapkan fitur ini lama sebelum Instagram stories diperkenalkan.
Keep reading
30 notes · View notes
ljoe-ssi · 8 years ago
Text
Kasus yang menarik sekaligus mengerikan, bagaimana social media digunakan untuk hal yang menyimpang. Namun apakah dari facebook sendiri ada sebuah aturan atau pengawasan yang mengenai pembuatan dan aktivitas sebuah group? Bagas Ariandana D.P. 1506720715
Waspada Jaringan Sindikat Pedofilia di Internet
Tumblr media
Pernah mengunggah foto adik yang masih kecil di sosial media? Atau video keponakan yang lucu dan menggemaskan menyanyikan dan menarikan sebuah lagu? Atau bahkan foto keseharian anak? Eits, berhati-hatilah!
Terungkapnya praktik pornografi anak atau yang sering disebut sebagai pedofilia dari akun Facebook ‘Official Loly Candy’s Groups 18+’ di bulan Maret lalu, menggemparkan masyarakat akibat banyaknya anak di bawah umur yang jadi korban pelecehan seksual. Dari akun ‘Official Loly Candy’s 18+’, polisi menemukan 600 konten pornografi anak berupa foto dan video. Sedangkan dari barang bukti laptop milik tersangka AAJ, polisi menemukan seribu konten pornografi anak. Korbannya hingga saat ini mencapai 13 anak yang berusia 3-9 tahun.[1]
Kasus ini terungkap berkat laporan Risrona Talenta Simorangkir, 29 tahun, kepada pihak kepolisian mengenai akun Facebook tersebut. Risrona sendiri merupakan ibu dua anak yang gemar mengunggah foto putrinya (7 tahun) dan putranya (1,5 tahun) di media sosial. Berawal dari rasa keingintahuannya setelah terkejut ketika membaca sebuah artikel yang memperingatkan adanya sebuah komunitas pedofil di Facebook, Risrona mencoba untuk bergabung ke dalam grup tersebut. Dia kemudian menemukan sejumlah bukti kejahatan seksual terhadap anak yang dilakukan oleh anggota grup yang jumlahnya mencapai 7.497 akun tersebut. Bukti tersebut kemudian ia screenshoot dan disebarluaskan ke grup WhatsApp ‘rumpi ibu-ibu’ bernama Fun Fun Centilisius.
Lalu, bagaimana cara kerja grup ini? Dari grup ‘Official Loly Candy’s Groups 18+’ ternyata ditemukan sebanyak lebih dari 500 film dan 100 foto pornografi anak. Foto dan video ini diambil melalui berbagai cara, ada yang mendapatkannya dari media sosial, foto pribadi, atau foto-foto anak tidak dikenal yang mereka temukan. Banyaknya film dan foto yang mengandung unsur pornografi anak ini adalah hasil kontribusi dari seluruh anggota yang bergabung dalam grup Facebook ini.
Penyidik kepolisian yang menyamar ke dalam grup tersebut mengatakan bahwa salah satu syarat untuk bergabung dalam grup tersebut adalah anggota harus aktif, tidak boleh pasif. Anggota wajib mengirimkan gambar atau video kejahatan dengan anak yang mereka lakukan dan korbannya harus terus berganti, tidak boleh dengan anak yang sama. Setelah foto dan video di upload, kemudian foto dan video tersebut dinikmati oleh para anggotanya.
Tindakan seperti ini termasuk kedalam tindak kejahatan seksual voyeurism. Voyeurism sendiri adalah penyimpangan seksual dimana pelaku merasa terangsang secara seksual dengan melihat seseorang berganti pakaian atau membuka baju. Kegiatan voyeurism ini seperti mengintip orang lain yang sedang mandi. Pelaku mengambil kenikmataan dari orang lain secara diam-diam tanpa diketahui oleh korban. Para anggota ‘Official Loly Candy’s Group 18+’ mendapatkan kenikmatan seksual dengan melihat video anak-anak yang tidak mereka kenal.
Wawan, salah satu admin ‘Official Loly Candy’s Group 18+’, menurut pihak kepolisian adalah admin yang paling sulit diburu. Namun akhirnya keberadaannya diketahui dari sebuah foto anak kecil yang ia unggah. Foto tersebut ia ambil dari balik jendela rumahnya. Pada foto tersebut terdapat sebuah sepeda motor yang terparkir. Pihak kepolisian kemudian melacak plat motor tersebut dan akhirnya berhasil menangkap Wawan. Tindakan Wawan merupakan ilustrasi yang jelas mengenai tindakan voyeurism dimana korban (anak kecil yang ia foto) merupakan tetangganya sendiri dan korban tidak mengetahui bahwa ia sedang difoto secara diam-diam oleh Wawan dan Wawan mendapati kenikmatan seksual melalui tindakan mengamati korban dari balik jendela rumahnya.
Lebih mengerikannya lagi, tidak hanya kasus voyeurism dan berbagi foto maupun video pornografi anak, pelaku yang terkumpun pada grup tersebut juga membicarakan tentang bagaimana bisa mendekati dan mengajak anak supaya mau berhubungan seks dengan mereka, bagaimana supaya anak tidak mengadu pada orang tua, dan bagaimana supaya anak tidak pendarahan (sewaktu melakukan hubungan). Bahkan, tak jarang beberapa pelakunya saling berbagi mengenai pengalaman kejahatan seksual yang pernah mereka lakukan, seperti jumlah korban dan bagaimana melakukannya.
Tumblr media
Mungkin kalian bertanya, bagaimana mungkin konten-konten pornografi anak seperti ini tidak terdeteksi oleh sistem keamanan Facebook? Ternyata, mereka mempunyai trik jitu untuk menghindari sistem ketat konten pronografi yang diterapkan oleh facebook. Konten pornografi yang mereka bagikan disimpan dalam situs penyimpanan pihak ketiga seperti dropbox, Mega, dll. Lalu mereka bagikan dalam bentuk link. Sedangkan untuk foto-foto vulgar anak, yang di upload langsung, sengaja mereka blur dibagian intim nya. Berdasarkan keterangan dari para anggota di dalamnya, cara ini terbukti berhasil untuk menghindari sistem otomatis keamanan Facebook. Grup ini pernah dilaporkan ke pihak Facebook, tapi anehnya justru Facebook tidak menemukan konten yang melanggar di dalamnya, berkat adanya link berbagi tersebut.
Keep reading
39 notes · View notes
ljoe-ssi · 8 years ago
Quote
They call me short, I call them an ambulance.
Jimin, probably (via nycbtslover)
@achromaticly @ljoe-ssi sooooo, how’s the weather down there
(via lsangelina14)
@lsangelina14 @ljoe-ssi better than the joke up there
(via achromaticly)
@lsangelina14 @achromaticly you guys got no jam
3K notes · View notes
ljoe-ssi · 8 years ago
Text
@lsangelina14 it spell mostly exactly how you would spell it in Indonesia
German language & Sausages
Es ist mir wurst
(it’s all the same to me; I don’t care) literally: “It is sausage to me”
I’m not kidding, people say this all the time. It can be shortened to “Wurst!”
Jetzt geht’s um die Wurst!
(It’s now or never) literally: “It’s about the sausage now”
armes Würstchen
(poor thing) literally: “poor little sausage“
Said ironically when you aren’t feeling sorry for that person (das arme Würstchen).
die beleidigte Leberwurst spielen
(to get butthurt) literally: “to play the offended liver sausage“
Extrawurst 
(special treatment) literally: “extra sausage“
jemandem eine Extrawurst braten = “to fry an extra sausage for someone“ (to give someone special treatment)
eine Extrawurst kriegen = “to get an extra sausage“ (to get special treatment)
Alles hat ein Ende, nur die Wurst hat zwei.
(Everything must come to an end) = “Everything has an end, only the sausage has two’”
4K notes · View notes
ljoe-ssi · 8 years ago
Text
@achromaticly @lsangelina14 wait why don't I know this. I'm curious and gonna search it. See you guys in hell :)
When English isn’t your first language, reading fanfics in your first language (if there are even any) becomes so much more embarrassing???? And sometimes I wonder why native English speakers don’t get that feeling when they are reading in their native language???
45K notes · View notes