Tumgik
Text
Materi Kajian Klasik: Prophethic Leadership
Ringkasan Kajian Kamisan Klasik
Kamis 03 Maret 2016. "Kepemimipinan Profetik" ---bersama kak Rizki Putri . Kepemimpinan berarti kemampuan untuk mempengaruhi orang atau sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Kepemimpinan dalam bahasa Arab dikenal dalam 3 istilah, yaitu Imamah, Khilafah dan Imarah (meneladani, mewakili, mengelola).
Kepemimpinan profetik adalah kemampuan pemimpin utk mengendalikan diri dan mempengaruhi orang lain mencapai tujuan bersama dengan meneladani kehidupan para Nabi.
Ada 3 misi kepemimpinan profetik, yaitu: 1. Humanisasi, memanusiakan manusia 2. Liberasi, pembebasan manusia dari keterpurukan 3. Transendensi, yakni misi ilahiyah, dimana 2 misi sebelumnya termanifestasikan dalam misi ketiga ini. Bahwa segala hal yg dilakukan ialah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
Adz-Dzakiey (2013) menjelaskan bahwa kajian kepemimpinan profetik setiap diri manusia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri, yaitu memimpin kerja hatinya (qalb), jiwa (nafs), akal pikiran, pancaindera dan jasmaninya.
Kepemimpinan propetik memiliki 4 aspek, yaitu siddiq, amanah, tabligh, dan fathonah.
Kepemimpinan juga sudah diteliti dan terbukti di dunia neurosains. Dimana terdapat "Neurospritual Leadership".
Konsep Neurospiritual Leadership dalam Perspektif Islam menjelaskan 4 kompetensi, yaitu: 1. Mutsaqqoful Fiqr (intelek dalam berpikir) 2. Munazhzhamun fi Syuunihi (teratur dalam urusan) 3. Nafi'un lighairihi (Bermanfaat bagi orang lain) 4. Akhlaqul Karimah
"Pertanggungjawaban kepemimpinan tidak hanya bersifat horisontal-formal kepada sesama manusia, tetapi juga bersifat vertikal-moral, kepada Tuhan Yang Maha Esa." (Zainuddin dan Mustaqim, 2005) . "Kepemimpinan itu amanah. Dan setiap dari kita ialah pemimpin. Maka, jadilah sebaik-baik pemimpin, dimulai dari diri sendiri, dan tebarkan pada semesta." (Klasik, 2016)
6 notes · View notes
Text
[MUSLIM PSYCHOLOGIST] IBNU SINA
IBNU SINA Lahir dengan nama Abu Ali Husain ibn Abdullah ibn Sina (di Barat disebut Avicenna).
Ibnu Sina merupakan the founding father Rumah Sakit Jiwa. Disamping menjadi dokter, dosen, dan filsuf, ia juga seorang psikiatri. Ia adalah pelopor psikofisiologi, psikosomatik, dan neuropsikiatri. Ia telah menulis banyak jurnal tentang psikologi dan psikiatri, jauh sebelum Carl Jung dan Sigmund Freud. Beberapa penyakit yang ia bahas diantaranya meliputi halusinasi, insomnia, mania, dementia, dan vertigo. Ibnu Sina sangat percaya bahwa pikiran manusia dapat mempengaruhi kondisi fisiknya. Ia bahkan pernah berpesan pada murid-muridnya, "jangan katakan kepada pasien kalau penyakit mereka tidak bisa diobati. Karena sesungguhnya sugesti kalian juga adalah obat bagi pasien".
Dalam teorinya, ia membagi kehidupan roh menjadi tiga golongan, yaitu; roh manusia, roh tumbuhan, dan roh hewan.
Selama hidupnya, Ibnu Sina merupakan ilmuwan yang sangat giat. Kesehariannya tidak jauh dari belajar, meneliti, mengajar, dan menulis buku/jurnal. Sehingga ketika ada diantara temannya yang menegur, Ibnu Sina menjawab;
"Saya memilih umur pendek yang penuh makna dan karya, daripada umur panjang yang hampa".
Masya Allah🙏 -------- Follow ig: @klasikuinbandung
0 notes
Text
Materi Kajian Klasik: Mengenal Tokoh Psikologi Islam Indonesia
Materi Kajian Klasik Kamis, 25 Februari 2015 / 16 Jumadil Awal 1347
Mengenal Tokoh Psikologi Islam Indonesia dibahas bersama kak Aufa Liddinillah.
Psikologi Islam berkembang dari tahun 1979. Pada saat itu ada simposium psikologi dan islam di Universitas of Riyadl, Arab Saudi, dan penerbitan serta pembahasan buku "Dilemma of Muslim Psychologist" yang ditulis oleh Prof. Malik Badri. Di Indonesia sendiri, Psikologi Islam baru mulai berkembang di tahun '90-an, tepatnya di tahun 1994, dimana pada saat itu ada simposium di Universitas Muhammadiyah Surakarta dan pembahasan buku agenda psikologi islam oleh Fuad Nashori (salah satu pelopor psikologi islam di Indonesia). Saat itu, UGM menjadi pusat psikologi islam karena yang memprakasai munas itu pengurus keluarga muslim psikologi UGM.
Ada empat tokoh psikologi islam yang kami bahas yaitu:
1. Prof. Malik Badri Lahir di Sudan. Beliau merupakan pendiri International Association of Muslim Psychologists. Selain itu, atas pengabdian dan dedikasinya yang tinggi terhadap Psikologi Islam dunia, pada tanggal 16 Februari, bertepatan dengan hari lahir Prof.Badri, ditetapkan sebagai hari Psikologi Islam dunia, hang mana sejak saat itu, Prof. Malik Badri resmi dianggap sebagai Bapak Psikologi Islam Dunia.
Dalam bukunya, The Dilemma of Muslim Psychologists, beliau menyatakan bahwa ketidakselektifan psikolog muslim telah menyebabkan mereka mengikuti pola pikir dan pendekatan kaum Yahudi dan Kristen, meskipun cara itu berkualitas rendah dan tidak islami. Padahal sebagai muslim alangkah baiknya kalau kita mengikui petunjuk dan tuntunan Islam dalam memahami perspektif psikologi dengan wawasan keilmuan Islam yang memadai.
2. Prof. Dr. Hj. Dzakiyah Drajat, dari Bukit Tinggi Dalam bukunya berjudul "Psikoterapi Islam" dijelaskan  bahwa psikoterapi islami memungkinkan terjadinya self terapi dengan bekal iman, ibadah, dan pemahaman keislaman yang mantap. Beliau menjelaskan bahwa pada dasarnya prinsip psikoterapi islami itu antara lain Tauhid, Tawakkal, Syukur, Sabar, Taubah, Hidayah, dan Dzikrullah.
3. Prof. Dr. Achmad Mubarok, M.A Beliau merupakan profesor pertama di Indoneisa dalam bidang Psikologi Islam. Pandangannya mengenai integrasi Islam dan Psikologi sebagaimana dalam karya nya yang berjudul “Psikologi Islam: Kearifan dan Kecerdasan hidup” bahwa yang membedakan antara Psikologi Barat dengan Psikologi Islam adalah rumusan konsep manusia dan dalam mendekatinya.
4. Prof. Dr. H. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si Pandangannya mengenai Psikologi Islam terfokus pada konsep kepribadian dalam Islam yaitu aql, nafs dan qalb. Dimana beliau menyatakan bahwa jika dominannya aql maka akan terbentuk nafs lawamah, jika nafs, maka yang tebentuk nafs amarah, dan jika qalb maka terbentuk nafs muthmainnah. Dimana nafs muthmainnah ini merupakan fitrah asli manusia, yang dapat membentuk manusia sebagai insan kamil.
2 notes · View notes
Video
youtube
Klasik itu apa sih? Hubungannya dengan imamupsi apa? Penasaran sama organisasi yang berasaskan kekeluargaan?
Yuks! Cari tau, dengan menyaksikan video kisah klasik kita ~ Cekidot!
(via https://www.youtube.com/watch?v=ZZKmnuiPFPE)
9 notes · View notes
Text
Musyawarah Besar KLASIK; Senang-Sendu
Segala puji bagi Allah, pagi itu segala nikmat ditumpahkan. Nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat dibersamai dengan sahabat - sahabat yang sholih. 
Sabtu, 30 Januari 2016. Menjadi salah satu momen yang membahagiakan sekaligus mengharukan di saat yang sama. 
 “Dan pada pergantian siang dan malam...” (Q.S Al-Jatsiyah : 5) 
Begitu Allah firmankan, sebagai kekuasaNya dan sebagai tanda bagi kita. Bahwa selepas siang menjelang dan selesai dengan segala tugasnya, maka akan datang malam yang juga siap menyempurnakan tugasnya. 
Pergantian apapun sejatinya adalah keniscayaan. Seperti halnya pergantian malam dan siang, hal ini berlaku pula untuk sebuah organisasi yang produktif. Bagi sebuah organisasi yang sehat dan produktif, adalah sebuah keharusan untuk melahirkan dan mempersiapkan kader yang unggul dalam meneruskan estafeta kebermanfaatan dan kebaikan. 
Dua tahun kepengurusan dilalui. IMAMUPSI kembali bangkit setelah lebih dari 10 tahun terlelap dari tidur panjangnya. Karena pertolongan Allah, dukungan dari beberapa dosen dan semangat kawan- kawan dibawah arahan Gilang Faisal Andrian (2014-2016), Alhamdulillah, IMAMUPSI yang kini bernama KLASIK kembali menunjukan eksistensinya. 
Musyawarah Besar (MUBES) untuk pertama kalinya digelar. Agenda yang dibahas dalam MUBES tersebut diantaranya adalah Sidang Pleno I, Sidang Pleno II dan Sidang Pleno III. 
Sidang Pleno I terdiri dari pembahasan agenda acara, tata tertib selama persidangan dan penentuan presidium tetap. 
Sidang Pleno II terdiri Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) dari setiap divisi dan departemen, pembahasan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, termasuk perubahan format nama IMAMUPSI menjadi KLASIK (Kelompok Akademisi Psikologi Islam Kontemporer).
Sedangkan Sidang Pleno III, terdiri dari pembahasan mekanisme pemilihan Ketua Umum KLASIK periode 2016-2017. 
Setelah melalui serangkaian acara pembukaan, Sidang Pleno I digelar pada pukul 08.30 dibawah pimpinan Presidium I (Gilang Faisal Andrian), Presidium II (Faisal Nugraha), Presidium III (Dimas Puspita). 
Sidang Pleno I pun berjalan dengan lancar. Palu sidang diserahkan, kemudian dilanjutkan dengan Sidang Pleno II yang dipimpin oleh Presidium Tetap I (Qorry Aina), Presidium Tetap II ( Ainun Zahwa) Presidium Tetap III (Yuni Lestari). 
Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) dibacakan oleh masing - masing perwakilan divisi. Divisi Eksternal diwakili oleh Nurul Arofah (2014), dan Divisi Internal diwakili oleh Zulfikar Fadhila (2012). LPJ Ketua dibacakan oleh Gilang Faisal Andrian (2012) dengan nada bergemuruh dan dengan mata yang berkaca - kaca. Saat - saat mengaharukan pun tiba, saat LPJ dinyatakan diterima dan  kepengurusan 2014-2016 dinyatakan demisioner, sontak seisi ruangan bergemuruh mengucapkan lafadz Hamdallah. 
Draft AD/ART kembali dikaji dan dikoreksi bersama - sama. Pembahasan ini lah yang memakan waktu cukup lama dan cukup alot. Banyak ide dan masukan dari peserta sidang berkaitan dengan penggantian nama IMAMUPSI. Berbagai gagasan dilontarkan beserta rasionalisasinya, hingga dicapai mufakat bahwa nama KLASIK-lah yang akan menggantikan nama IMAMUPSI. 
Setelah Sidang Pleno II dirampungkan, Sidang Pleno III digelar dengan agenda mekanisme pemilihan Ketua Umum KLASIK periode 2016-2017. Lima bakal calon yang sebelumnya dipilih melalui voting, melangkah ke hadapan peserta sidang dan dilakukan verifikasi sesuai ketetapan yang sudah disepakati. Lima bakal calon tersebut adalah Zulfa F Musyahidah, Aufa Liddinillah, Rizki Putri D Lubis, Muhammad Shofian, dan Faisal Nugraha. Namun setelah proses verifikasi, Faisal Nugaraha mengundurkan diri dengan berbagai rasionaliasai yang kemudian disepakati oleh quorum. 
Empat bakal calon diberikan waktu untuk menyusun gambaran umum gagasan serta visi misinya jika terpilih menjadi Ketua Umum KLASIK periode 2016-2017. Setelah mantap menyusun gagasan serta visi dan misi, keempat bakal calon menyampaikan gagasannya itu di hadapan peserta sidang. 
Gagasan telah disampaikan, peserta sidang pun telah mendengarkan dengan saksama penjelasan dari setiap bakal calon, sejurus kemudian digelar lah musyawarah singkat untuk menetapkan ketua terpilih selanjutnya. Masing - masing peserta sidang mengajukan nama beserta rasionalisasinya. Namun, setelah sampai batas waktu yang ditetapkan untuk musywarah singkat tersebut, belum juga dicapai kata mufakat. Jalan terakhir yang dicapai adalah dengan pemungutan suara atau voting. 
Setelah voting  dilakukan, satu nama bakal calon dengan pemilih terbanyak pun didapat. Berdasarkan hasil voting  tersebut terpilihlah Rizki Putri Dzulqidah Lubis sebagai Ketua Umum KLASIK periode 2016-2017. Ucapan selamat pun disampaikan oleh Ketua Umum demisioner dalam sambutan terakhirnya. 
Konsideran terakhir ditanda tangani, sekaligus mengakhiri senang-sendu kebersamaan Musyawarah Besar KLASIK tahun 2016.
Tabaarakallaah wa Inna Ilaihi Raa ji’un.
Mari bersama - sama menjadi motor penggerak kebaikan dan kebermanfaatan.  
Semoga Allah mampukan kita dalam mengemban amanah ini dengan hati yang lapang dan ikhlas. Semoga Allah menghitung setiap tenaga, pikiran dan harta yang kita gunakan untuk  jalan kebaikan sebagai amal kebaikan yang tidak berkesudahan. Aamiin. 
Dear kawan-kawan demisioner, selamat memulai kembali amal - amal yang baru. Faidzaa Faraghta Fanshab. (Al - Insyirah : 7)
Bandung, 10 Februari 2016 
Best Regards, 
HUMED periode 2015-2016
4 notes · View notes
Text
Selamat mengisi KRS dan mengatur jadwal perkuliahan ke depannya yaa sahabat-sahabat Psikologi UIN Bandung.
Diatur jadwalnya, agar tak lagi keteteran ketika berkuliah nanti.
Dibuat rencananya sedetail mungkin, agar bisa menyiapkan antisipasi ketika menghadapi hambatan.
Allah akan memudahkan hambaNya yang selalu berjuang dengan sekuat tenaga dan mengikhlaskan segalanya kepadaNya.
Maka tak perlu takut dan khawatir ngga kebagian kelas, Allah sudah mengatur semuanya. 
Tetap semangat. Tetap peka dan peduli.
Salam ^^
2 notes · View notes
Quote
Mental Health is not a destinantion, but a process. It's about how you drive, not where you're going.
Noam Shpancer, psychologist
6 notes · View notes
Text
Agama dan Kesehatan Mental
Oleh : Gulam Gumelar Kasyfulbayan 
Di zaman kuno penyakit yang diderita manusia sering dikaitkan dengan gejala-gejala spiritual. Seorang menderita sakit dihubungkan dengan adanya gangguan dari roh jahat oleh semacam makhluk halus. Karenanya penderita selalu berhubungan dengan para dukun yang dianggap mampu berkomunikasi dengan makhluk halus dan mampu menahan gangguannya. Pengobatan penyakit dikaitkan dengan gejala rohani manusia.
Sebaliknya di dunia modern penyakit manusia didiagnose berdasarkan gejala-gejala biologis. Makhluk-makhluk halus yang diasumsikan sebagai roh jahat di masyarakat primitive, ternyata dengan penggunaan perangkat medis modern dapat dideteksi dengan mikroskop, yaitu berupa kuman atau virus. Di dunia barat, ternyata sejak abad pertengahan gereja mulai mengidentifikasi adanya hubungan antara keyakinan beragama dengan penyakit nonfisik. Mereka kemudian mencoba menggunakan sumber-sumber spiritual sebagai cara untuk mendiagnose penyakit yang berhubungan dengan gangguan rohani manusia.
Sejak munculnya psikoanalisis, para psikoanalisis mencoba menyembuhkan penyakit mental dengan menggunakan metode hipnosa. Menurut Sigmund Freud, penyakit mental disebabkan oleh gejala tertekan yang berada pada lapisan ketidaksadaran jiwa manusia. Dengan menyadarkan kembali gejala tersebut, maka pasien dapat disembuhkan.
Para ahli kedokteran mulai menyadari akan adanya hubungan antara penyakit dengan kondisi dan psikis manusia. Hubungan timbale balik ini menyebabkan manusia dapat menderita gangguan fisik yang disebabkan oleh gangguan mental (Somapsikotis) dan sebaliknya gangguan mental dapat menyebabkan penyakit fisik (Psikosomatik). Dan di antara factor mental yang diidentifikasikan sebagai potensial dapat menimbulkan gejala tersebut adalah keyakinan beragama.
Dr. Elmer Hess, ketua “American Medical Association” menyatakan : “seorang dokter yang masuk kamar pasiennya, pada dasarnya ia tidak seorang diri. Ia hanya dapat menolong orang sakit dengan alat-alat kedokteran yang berbentuk benda, namun disamping itu sebenarnya keyakinan akan kekuasaan yang lebih tinggilah yang mengerjakan seluruh tugasnya yang lain. Kemukakanlah seorang dokter yang menyangkal adanya Zat Yang Maha Tinggi itu, maka saya akan katakana, bahwa ia tak berhak mempraktekkan ilmu kedokteran.”
Dr. Robert C.Peale mengatakan: “Agama besar manfaatnya untuk iolmu kedokteran. Berkat keyakinan si luka atau si sakit, saya sebagai dokter ahli bedah, selalu melihat penyembuhan yang disangka tidak mungkin. Saya melihat pula hasil-hasil yang tidak menyenangkan hanya dengan agama saja atau pengobatan dengan ilmu pengetahuan saja.
AGAMA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KESEHATAN MENTAL
Kesehatan mental adalah ilmu yang meliputi system tentang prinsip-prinsip, peraturan-peraturan serta prosedur-prosedur untuk mempertinggi kesehatan rohani (M.Buchori:13). Orang yang sehat mentalnya adalah orang yang dalam rohani atau dalam hatinya selalu merasa tenang, aman, dan tentram.
Dalam ilmu kedokteran dikenal istilah psikosomatik (kejiwabadanan). Dimaksudkan dengan istilah tersebut adalah untuk menjelaskan bahwa, terdapat hubungan yang erat antara jiwa dan badan. Jika jiwa berada dalam kondisi yang kurang normal seperti susah, cemas, gelisah, dan sebagainya, maka badan turut menderita.
Beberapa temuan di bidang kedokteran dijumpai sejumlah kasus yang membuktikan adanya hubungan tersebut, jiwa (psyche) dan badan (soma). Orang yang merasa takut, langsung kehilangan nafsu makan, atau buang-buang air.
Di bidang kedokteran dikenal dengan beberapa macam pengobatan antara lain dengan menggunakan bahan-bahan kimia (tablet, cairan suntik atau obat minum), electro-practic(sorot sinar, getaran alus listrik), chitro-practic (pijat) dan lainnya.
Di luar cara-cara seperti itu, sejak berkembang psikoanalisis yang diperkenakan oleh Dr. Breur dan S.Freud orang mulai mengenal pengobatan dengan hipotheria, yaitu pengobatan dengan cara hypnotis. Dan kemudian dikenal pula adanya istilah psikoterapi atau autotherapia (penyembuhan diri sendiri). Yang dilakukan tanpa menggunakan bantuan obat-obatan biasa. Sesuai dengan istilahnya, maka psikoterapi dan authoterapia digunakan untuk menyembuhkan pasien yang menderita penyakit gangguan rohani (jiwa).
Prof Dr. Muhammad Mahmud Abd al-Qadir lebih jauh membahas hubungan antara agama dan kesehatan mental melalui pendekatan teori biokimia. Menurutnya di dalam tubuh manusia terdapat Sembilan jenis kelenjar hormone yang memproduksi persenyawaan-persenyawaan kimia yang mempunyai pengaruh biokimia tertentu; disalurkan lewat pembuluh darah dan selanjutnya member pengaruh kepada eksistensi dan berbagai-bagai kegiatan tubuh. Persenyawaan-persenyawaan itu disebut hormon.
Penemuan Muhammad Mahmud Abd al-Qadir seorang ulama dan ahli biokimia ini, setidak-tidaknya member bukti akan adanya hubungan antara keyakinan agama dengan kesehatan jiwa. Pengobatan penyakit batin melalui bantuan agama telah banyak dipraktekan orang.  
Barangkali hubungan antara kejiwaan dan agama dalam kaitannya dengan hubungan antara agama sebagai keyakinan dan kesehatan jiwa, terletak pada sikap penyerahan diri seseorang terhadap suatu kekuasaan Yang Maha Tinggi. Sikap pasrah yang serupa itu diduga akan member sikap optimis pada siri seseorang sehingga muncul perasaan optimis seperti rasa bahagia, rasa senang, puas, sukses, merasa dicintai, atau rasa aman,. Sikap emosi yang demikian merupakan bagian dari kebutuhan asasi manusia sebagai makhluk yang ber- Tuhan.
Agaknya cukup logis kalau setiap ajaran agama mewajibkan penganutnya untuk melaksanakan ajrannya dengan rutin. Bentuk dan pelaksanaan ibadah agama,, paling tidak akan ikut berpengaruh dalam menanamkan keluhuran budi yang pada puncaknya akan menimbulkan rasa sukses sebagai pengabdi tuhan yang setia.
4 notes · View notes
Quote
Jika manusia dididik, ia akan meningkat dari keadaan semula menuju tingkat yang lebih tinggi, hingga ia akan berbeda dengan orang-orang yang tidak terdidik.
Hasan al-Banna
0 notes
Quote
Kita tetap memiliki peran dalam kehidupan ini. Sekecil apa pun peran itu.
n.n
0 notes
Text
Kepribadian Dalam Al-Qur’an
Oleh : Qorry Aina
Kepribadian merupakan sesuatu yang mengentarai manusia. Personality berasal dari kata “person” yang secara bahasa memiliki arti: (1) an individual human being (sosok manusia sebagai individu); (2) a common individual (individu secara umum); (3) a living human body (orang yang hidup); (4) self (pribadi); personal existence or identity (eksistensi atau identitas pribadi); dan (6) distinctive personal character (kekhususan karakter individu). 
Sedangkan dalam bahasa Arab , pengertian etimologis kepribadian dapat dilihat dari pengertian dari term-term pandangannya. Seperti huwiyah, aniyah, dzattiyah, nafsiyyah, khuluqiyyah, dan syakhshiyyah sendiri. Masing-masing term ini meskipun memiliki kemiripan makna dengan kata syakhshiyyah, tetapi memiliki keunikan tersendiri. Oleh sebab itu dirasa perlu untuk menjelaskan masing-masing term tersebut dan kemudian memilih satu diantaranya untuk mewakili padanan term personality.
Pertengahan abad XIX didakwahkan sebagai abad kelahiran psikologi kepribadian kontemporer didunia Barat. Saat inilah Psikologi Kepribadian (dalam arti, personologi) dinobatkan sebagai disiplin ilmu yang mandiri. Bersamaan di abad ini pula, umat Islam telah bangun dari tidur panjangnya. Mereka mencoba berbenah diri untuk mengejar ketinggalan yang ada, khususnya dibidang sains. Oleh keadaan yang masih transisi inilah maka umat Islam kurang berminat menggali khazanahnya sendiri. Mereka lebih muncul kemudian adalah diskursus-diskursus keilmuan Islam modern (baik filsafat maupun psikologi) lebih akrab menggunakan istilah syakhshiyyah (personality) dari pada khuluq (karakter). Pemilihan term ini bukan tidak beralasan bahkan suatu kesengajaan. Tujuan utamanya adalah agar diskursus ilmu keislaman lebih dikenal oleh dunia lain. Isi dan substansinya mencerminkan nilai-nilai universal Islam, sementara simbol dan “bungkus”nya mengadopsi dari Barat. 
Perubahan semantik ini apakah tidak mengubah konsep aslinya, sedangkan kedua term itu jelas-jelas dibedakan dalam diskursus psikologi. Terlebih lagi jika term itu dihadapkan pada orang awam, apakah hal itu tidak semakin memasukkannya kedalam “liang biawak”. 
Nabi Adam a.s.. pertama kali diajarjakn ilmu oleh Allah SWT hanya dengan asma’ (nama-nama) (QS Al Baqarah[2]:30). Bukankah hal ini menunjukkan pentingnya sebuah nama? Nama identik dengan terminologi, dan terminilogi ekuivalen dengan konsep, sedangkan konsep merupakan produk penting dari akal budi manusia. Melalui sebuah nama seringkali seseorang menemukan gambaran mengenai karakteristik sesuatu, minimal mengetahui apa dan siapa yang diberi nama itu. Nama menunjukkan identitas dan eksis-nya sesuatu.
Terlepas dari segala kelemahan dan kelebihan masing-masing term tersebut, penulisan dalam konteks ini lebih cenderung menggunakan istilah syakhshiyyah (lengkapnya syakhshiyyah islamiyah) untuk padanan personality. Selain secara psikologis sudah popular, term ini mencerminkan makna kepribadian lahir dan batin. Ia tidak dipahami kecuali dengan makna kepribadian. Sedangkan khuluq memiliki ambiguitas makna, dan secara psikologis kurang popular didalam diskursus komtemporer. Pemilihan term ini hanya berkaitan dengan “penyebutan” bukan berkaitan dengan substansi konseptualnya. 
 Makna Terminologi Kepribadian Islam 
Pengertian kepribadian dari sudut terminologi memiliki banyak definisi, karena hal itu berkaitan dengan konsep-konsep empiris dan filosofis tertentu yang merupakan bagian dari teori kepribadian. Konsep-konsep empiris dan filosofis disini meliputi dasar-dasar pemikiran mengenai wawasan, landasan, fungsi-fungsi, tujuan, ruang lingkup, dan metodologi yang dipakai rumus. Oleh sebab itu, tidak satupun definisi yang subtantif kepribadian dapat diberlakukan secara umum, sebab masing-masing definisi dilatar belakangi oleh konsep-konsep empiris dan filosofis yang berbeda-beda. Dengan begitu tidak berkelebihan jika Allport-- dalam studi kepustakaannya—menemukan sejumlah 50 definisi mengeinai kepribadian yang berbeda-beda yang digolongkan kedalam sejumlah kategori. 
Dengan meminjam definisi Allport, kepribadian secara sederhana dapat dirumuskan dengan definisi “what a man really is” (manusia sebagai mana adanya). Maksudnya, manusia sebagaimana sunnah atau kodratnya, yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Definisi yang luas dapat berpijak pada struktur kepribadian, yaitu integrasi sistem kalbu, akal dan hawa nafsu manusia yang menimbulkan tingkah laku. “definisi ini sebagai bandingan dengan definisi yang dikemukakan oleh para psikolog psikoanalitik seperti Sigmun Freud dan Cherly Gustav Jung.
Dalam diri manusia terdapat elemen jasmani sebagai struktur biologis kepribadiannya dan elemen ruhani sebagai struktur psikologis kepribadiannya. Sinergi kedua elemen ini disebut dengan nafsani yang merupakan struktur psikofisik kepribadain manusia. Struktur nafsani memiliki tiga daya, yaitu (1) qolbu yang memiliki fitrah keTuhanan (ilahiyah) sebagai aspek supra—kesadaran manusia yang berfungsi sebagai daya emosi (rasa); (2) akal yang memiliki fitrah kemanusiaan (isaniah) sebagai aspek kesadaran manusia yang berfungsi sebagai daya kognisi (cipta); dan (3) nafsu yang memiliki fitrah kehewanan (hayawaniyyah) sebagai aspek pra atau bawah-kesadaran manusia yang berfungsi sebagai daya konasi (karsa). 
Jadi, dari sudut tingkatnya maka kepribadain itu merupakan integrasi dari aspek-aspek supra-kesadaran (KeTuhanan), kesadaran (kemanusiaan), dan pra—atau bawah kesadaran (kebinatangan). Sedang dari sudut fungsinya, kepribadain merupakan integrasi dari daya-daya emosi, kognisi, dan konasi, yang terwujud dalam tingkah laku luar (berjalan, berbicara, dan lain sebagainya) maupun tingkah laku dalam (pikiran, perasaan, dan lain sebagainya). 
Struktur Kepribadian Islam 
Struktur kepribadian yang dimaksudkan disini adalah aspek-aspek atau elemen-elemen yang terdapat pada diri manusia yang karenanya kepribadiaannya terbentuk. Pemilihan aspek ini mengikuti pola yang dikemukakan oleh Khayr al-Din al-Zarkali. Menurut al-Zarkali, bahwa studi tentang diri manusia dapat dlihat melalui tiga sudut, yaitu: 
1. Jasad (fisik); apa dan bagaimana organisme dan sifat-sifat uniknya; 
2. Jiwa (psikis); apa dan bagaimana hakikat dan sifat-sifat uniknya; dan 
3. Jasad dan jiwa (psikofisik); berupa akhlak, perbuatan, dan sebagainya.
Ketiga kondisi tersebut dalam terminologi islam lebih dikenal dengan term al-jasad, al-ruh, dan al-nafs. Jasad merupakan aspek biologis atau fisik manusia, ruh merupakan aspek psikologis atau psikis manusia, sedang nafs merupakan aspek psikofisik manusia yang merupakan sinergi antara jasad dan ruh. 
1. Struktur Jisim 
Jisim adalah aspek diri manusia yang terdiri atas struktur organisme fisik. Organisme fisik manusia lebih sempurna dibanding dengan organisme fisik makhluk-makhluk lain. Pada aspek ini, proses penciptaan manusia memiliki kesamaan dengan hewan ataupun tumbuhan, sebab semuanya termasuk bagian dari alam fisikal. Setiap biotik-lahiriah memiliki unsur materiah yang sama, yakni terbuat dari unsur tanah, api, udara dan air. Sedangkan manusia merupakan makhluk biotik yang unsur-unsur pembentukan materialnya bersifat proporsional antara keempat unsur tersebut, sehingga manusia disebut sebagai makhluk yang terbaik penciptaanya. Firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Tin [95]: 4 disebutkan: Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. 
2. Struktur Ruh 
Keunikan esensial psikologi kepribadian islam dengan psikologi kepribadian yang lain adalah masalah strutur ruh. Karena ruh, seluruh bangunan kepribadian manusia dalam islamm menjadi khas. Ruh merupakan substansi (jawhar) psikologis manusia yang menjadi esensi keberadaannya, baik di dunia ataupun di akhirat. Hal itu berbeda dengan psikologi kepribadian barat yang hanya menerjemahkan ruh dengan spirit yang accident (‘aradh). Sebagai substansi yang esensial, ruh membutuhkkan jasad untuk aktualisasi diiri, bukan sebaliknya. Ruh yang menjadi perbedaan antara eksistensi manusia dengan makhluk lain
3. Struktur Nafs
Ahli jiwa-falsafi memfokuskan perhatiannya pada akal, sehingga konsep pembagian jiwanya hanya mencakup daya kognisi dan daya konasi. Sedang ahli jiwa-tasawufi lebih memfokuskan perhatiannya pada cita rasa (dzawq), sehingga konsep pembagian jiwanya hanya mencakup daya emosi dan daya konasi. Sementara itu, ahli jiwa falsafi-tasawufi mengungkap tiga daya yang terdapat pada jiwa manusia, yaituu kognisi, konasi, dan emosi. Pendapat terakhir ini lebih relevan untuk diskursus psikologi, walaupun diperlukan modifikasi sebagian term-termnya tanpa mengubah esensinya. Dengan begitu maka pembagian nafsani manusia adalah: 
a.       Daya qalb yang berhubungan dengan emosi (rasa) yang berhubungan dengan aspek-aspek afektif; 
b.      Daya ‘aqal yang berhubungan dengan kognisi (cipta) (kognitif) yang berhubungan dengan aspek-aspek kognitif; 
c.       Daya hawa nafs yang berhubungan dengan konasi (karsa) yang berhubungan dengan aspek-aspek psikomotorik. 
Tipologi Kepribadian Islam 
Tipologi kepribadian dalam islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Sunnah banyak ragamnya. Keragaman itu disebabkan sudut pandang dalam melihat dan negklarifikasi ayat atau hadits Nabi SAW tentang kepribadian. Kepribadian Islam dibagi menjadi: 
1. Tipe Mukmin 
Yaitu mereka yang beriman atau percaya kepada yang ghaib seperti (Allah, malaikat, dan ruh) menunaikan shalat, menafkahkan rezekinya kepada fakir miskin dan yatim piatu, beriman kepada kitab Allah, dan beriman kepada hari akhir. Tipe ini digolongkan sebagai tipe dengan beruntung (mufidh) karena telah mendapatkan petunjuk. Al-Baqarah 3-5. 
"(Yaitu) mereka yang beriman kepada ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka “yang beriman kepada kitab (Al-Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin dengan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapatkan petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung”. 
2. Tipe Kafir 
Yaitu mereka yang ingkar terhadap hal-hal yang dipercayai sebagai seorang mukmin. Tipe seperti ini digammbarkan sebagai tipe yang sesat karena terkunci hati, pendengaran dan penglihatannya dalam masalah kebenarannya. Al-Baqarah 6-7.
 “Sesungguhnya orang-orang kafir sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan mereka tidak juga akan beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan pendengaran mereka ditutup, dan bagi mereka siksa yang amat berat.”
 3. Tipe Munafik 
Yaitu mereka yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, tetapi imannya hanya di mulut belaka, senantiasa hatinya ingkar. Mereka ingin menipu Allah dan orang mukmin, walaupun sebenarnya ia menipu dirinya sendiri, sedang mereka tidak sadar. Al-Baqarah 8-14 
“Di antara mereka ada yang mengatakan: “Kami berima bkepada Allah dan hari kemudian,” padahal merekaitu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. Dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. Apabila dikatakan kepada mereka: “Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman?”Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu. Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: “Kami telah beriman”. Dan apabila mereka kembal kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: “Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok". 
Masing-masing istilah itu jika disebut secara bersamaan maka masing-masing istilah memiliki makna tersendiri, sesuai dengan spesifikasi masing-masing istilah. Namun apabila disebut salah satunya maka istilah yang disebut itu mewakili istilah yang lain. 
Term al-jisim sama artinya dengan al-jasad, hanya saja jisim lebih umum ketimbang jasad. Menurut Al-khalil, term jasad tidak boleh dipergunakan untuk selain spesis manusia, sedangkan jisim untuk seluruh tubuh pada umumnya. Kata al-jasd dalam Al-qur’an diulang sebanyak 4 kali surat. Dua diantaranya menyebutkan fisik manusia (Q.S. Yusuf [12]:8; Al-Qashash [28]:34), sedang dua yang sisanya menyebutkan tubuh lembuh (Q.S. Al-A’raf [7]:148; Thaha [20]:88). Sedangkan kata al-jism diulang sebanyak dua kali dalam dua surat, yang keduanya menyebutkan fisik manusia (Q.S. Al-Baqarah [2]: 247).
Iblis yang terstruktur dari hawa nafsu dan tidak memiliki struktur akal telah mengalami kesalahan dalam mempersepsi diri manusia. Ibliis hanya melihat manusia dari sudut jasadiah yang tercipta dari tanah, dan tidak melihat dari sudut ruhaniah yang tercipta dari alam amar Allah. Dari sudut jasmani, tanah bisa saja lebih buruk dari api, sehingga iblis menduga dirinya lebih mulia dari pada manusia. Namun dari sudut ruhani, jiwa manusia lebih lengkap dari pada jiwa iblis, sehingga manusia lebih mulia darinya. 
Sumber : 
Mujib, Abdul. (2007). Kepribadain Dalam psikologi Islam. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta
Bastaman, Hanna Djumhana. (1995). Integrasi Psikologi dengan Islam Menuju Psikologi Islami. Pustaka Pelajar : Yogyakarta
Najati, Muhammad Utsman. (2005). Psikologi dalam Al-Qur’an. Pustaka Setia : Bandung
0 notes
Text
SELAYANG PANDANG IMAMUPSI (#3)
SEJARAH IMAMUPSI
Fase ini dimulai dengan masa kepemimpinan Muhammad Iqbal (2001-2003), di masa ini Imamupsi memiliki ekspansi sampai ke luar pulau jawa. Capaian yang terlihat pada periode ini adalah diadakannya seminar nasional psikologi islam sebanyak empat kali dalam kurun 2001-2002, yaitu :
·         Seminar Nasional Psikologi Islami UNPAD Bandung (2001)
·         Seminar Nasional Tasawuf dan Psikoterapi Islami di Paramadina Jakarta (2002)
·         Seminar Nasional Psikologi Islami UNDIP Semarang (2002)
·         Lokakarya Nasional Pengembangan Psikologi Islami UAD (2002)
Estafet  kepemimpinan berikutnya dilanjutkan  Yusuf Hidayat  (UIN Jakarta) periode 2003-2005. Struktur kelembagaan Imamupsi dibuat lebih detail yakni:
1.  Ketua umum
2.  Sekretaris umum
3.  Sekretaris
4.  Bendahara umum
5.  Biro dana usaha (ketua, sekretaris dan staff)
6.  Departemen Kaderisasi (ketua dan staff)
7.  Departemen Jaringan (ketua,sekretaris, dan staff)
8.  Departemen Penelitian dan Pengembangan (ketua sekretaris dan staff)
9.  Departemen Pusat Informasi dan Data
Periode ini memberikan fokus pada kerja-kerja kaderisasi, dengan adanya IDT I, II dan III sebagai bentuk alur kaderisasi Imamupsi yang dilaksanakan pada tiap anggota Imamupsi komisariat kampus.
Periode ketiga diampu oleh saudara Fanny Fauzi Hanifunni`am (2005-2007) dengan membuat perubahan dalam struktur kepengurusan :
1.  Ketua umum
2.  Sekretaris Jendral
3.  Biro kesekretariatan
4.  Bendahara
5.  Biro Dana Usaha
6.  ITC (Imamupsi Training Center)
7.  Divisi Kaderisasi
8.  Divisi Kajian
9.  Divisi Jaringan
10.  Divisi Informasi & Data
11.  Pimpinan daerah
a.  Jawa tengah (Yogyakarta)
b.  Jawa timur (Malang)
c.  Jawa Barat (Jakarta)
d.  Sumatera (Medan)
e.  Sulawesi (Makasar)
Periode ini tidak dapat berjalan dengan optimal, dikarenakan berbagai dinamika, permasalahan internal, komunikasi yang terhambat, pengurus yang sudah lulus, bekerja dan menikah lantas membuat kerja-kerja di Imamupsi tidak terlaksana sebagaimana mestinya, dan akhirnya pada kepengurusan inilah Imamupsi sempat  vacum of power selama tiga tahun. Imamupsi tidak terdengar lagi gaung nya sampai 2010, dan selama masa kekosongan itu, aktivitas kajian psikologi islam berlangsung sendiri-sendiri di tiap lembaga kampus, tidak ada yang mengawasi, dan tidak ada yang tau kemana arah perkembangannya saat itu.
Atas izin Allah, suatu hari, beberapa mahasiswa dari pengurus lembaga kelompok studi psikologi islam berbagai universitas bertemu dalam ajang Temilnas Asosiasi Psikologi Islam (API) 2009 di UIN Bandung, yaitu : KESPPI (Undip), IPLF (UGM), UIN Sunan Gunung Djati, FUSI (UI), bersama mantan sekjend Fosimamupsi Didit Rahardi, dan Dini Rahma Bintari (mantan pengurus Fosimamupsi).  Dalam pertemuan singkat itu  memunculkan keinginan untuk menginisiasi dan menghidupkan kembali Imamupsi yang telah lama tidak terdengar kabarnya.  Forum diakhiri dengan sebuah keputusan untuk mengadakan Munas Luar Biasa, dengan UGM sebagai tuan rumah dan Haening Ratna Sumiar (UGM) sebagai ketua panitia. Kerja nyata setelah itu adalah diselenggarakannya Sarasehan Mahasiswa Muslim Psikologi 3 April 2010 di UII Yogyakarta, untuk membahas pelaksanaan munas luar biasa. Forum sepakat untuk membentuk kepanitiaan dan mengagendakan munaslub pada bulan Juni 2010.
Berbagai macam dinamika terjadi, sulitnya komunikasi dan mempersatukan panitia yang berasal dari berbagai universitas. Pada akhirnya  Munaslub  dapat diselenggarakan  di UMS, Surakarta pada 25-27 September 2010. Munaslub dihadiri oleh beberapa universitas yang masing-masing mengatasnamakan diri mereka lembaga atau kelompok  studi psikologi islam, yaitu IPLF UGM, KESPPI UNDIP, FP2I UIN Jakarta, IMAMUPSI Komsat UII, IMAMUPSI Komsat UAD, IMAMUPSI Komsat UMS, IMAMUPSI Komsat UIN Malang, IMAMUPSI Komsat UNISBA, FUSI Psikologi UI, LISFA UMM dan kelompok studi psikologi Islam dari UPI, serta dihadiri oleh empat orang alumni Imamupsi pada periode sebelumnya
Munaslub  diawali dengan  Seminar Psikologi Islam, kemudian presentasi antar lembaga, sejarah Imamupsi, acara keakraban, LPJ dari periode Imamupsi III, pembahasan AD/ART, dan  pemilihan Presidium Nasional Imamupsi untuk periode 2010-2012. Presidium Nasional terpilih dalam periode ini adalah Wahyu Budi, Sri Mulyadi, Laeli, Wulan R dan Mutiara K.  Dalam pembahasan AD/ART  terjadi perubahan dan kesepakatan  yang  sesuai dengan tuntutan masa kini serta kebutuhan untuk memajukan kajian psikologi islam secara bersama-sama.
Gerak Imamupsi pada periode ini mengalami dinamika yang cukup tajam. Pada awal kepengurusan ghirah yang bergelora cukup tampak namun gelora tersebut terasa seperti dimakan oleh waktu. Hingga pada suatu waktu, sekali lagi, Imamupsi kembali mati suri dari tahun 2012-2013 pertengahan. Namun saat masa  vacuum  tersebut sebenarnya sudah terdapat pembahasan untuk mengadakan Musyawarah Nasional dengan agenda laporan pertanggung-jawaban dan pergantian kepengurusan.
Singkat kata, Musyawarah Nasional diadakan pada bulan Oktober 2013 di Universitas Indonesia. Terlepas dari kekurangsiapan panitia dalam mengadakan acara tersebut dan menurunnya jumlah perwakilan universitas yang datang dibanding kepengurusan sebelumnya, atas izin Allah, musyawarah tersebut menghasilkan kepengurusan serta konsep baru yang dicanangkan oleh para Presidium Nasional kepengurusan 2010-2012. Konsep baru yang dicanangkan berupa simplifikasi struktur Imamupsi dan berpindahan fokus kerja. Struktur Imamupsi Pusat yang ada pada periode ini hanya Koordinator Nasional (dimanahkan pada Tirta Firdaus Nuryananda) dan Koordinator Regional (Koordinator Regional 1&2 diamanahkan pada Rismawanti, Regional 3 pada Tika Faiza dan Regional 4 pada Akbar Prasetyo Utomo). Terkait fokus kerja Imamupsi, dulunya terpusat pada struktur Imamupsi itu sendiri namun untuk periode ini fokus kerja diletakkan pada tiap KSPI anggota Imamupsi. Imamupsi Pusat lebih berperan sebagai standardisator, pusat konsolidasi, pusat koordinasi antar unsur Imamupsi dan konsultan pengembang KSPI.
*****
Begitulah pembahasan mengenai sejarah terbentuknya IMAMUPSI sekarang ini. Cerita yang sangat panjang ya, sahabat-sahabat semuanya. Mudah-mudahan, Imamupsi selalu mendapat kemudahan dan kelancaran untuk terus melakukan kajian-kajian mengenai Psikologi Islami di Indonesia. aamiin..
Terima kasih sudah menyimak. Nantikan tulisan-tulisan kami selanjutnya yaa..
Salam..
1 note · View note
Text
SELAYANG PANDANG IMAMUPSI (#2)
Haloo sahabat Imamupsi!
Mari kita lanjutkan pembahasan kita mengenai sejarah Imamupsi. Penasaran kan? Yuk dibacaa~
*****
SEJARAH FOSIMAMUPSI
Perkembangan psikololgi Islami  di indoensia tidak terlepas dari peran Fosimamupsi. Fosimamupsi singkatan dari forum  silaturahmi mahasiswa muslim psikologi merupakan forum aspirasi mahasiswa muslim seluruh indonesia untuk mengembangkan kajian psikologi Islami. Fosimamupsi tercatat dideklarasikan pada  bulan maret tahun 1993 dalam Musyawarah Nasional I Mahasiswa Muslim Psikologi Indonesia. Munas ini diprakarsai oleh anggota pengurus Keluarga Muslim Psikologi  UGM (sekaligus pengurus jurnal pemikiran psikologi islami KALAM), kemudian hari  dikenal sebagai tokoh-tokoh Psikologi Islam di Indonesia: Pak Fuad Nashori, Pak  Haryanto, Pak Sumaryono, Pak Subandi, Pak Hamid Wijaya dan Pak Agus Sudarmaji.
Munas I Fosimamupsi diikuti oleh mahasiswa berbagai kampus terkemuka di Indonesia : UI, UNPAD, UNISBA, UMS, UNDAR, UPB, UBAYA, UNTAG, YAI UPI, UNAIR, dan UGM. Dalam Munas I Fosmimamupsi memulai sebuah tradisi yakni mengadakan seminar atau simposium psikologi Islami dan tradisi tersebut dijaga turun-temurun hingga kini. Sebagai sekretaris jendral fosimamupsi pertama terpilih saudara Agus Sudarmadji (Ketua KMP UGM).
Munas II Fosimamupsi diselenggarakan pada tanggal  6-9 Agustus di Malang. Agenda munas membahas latar belakang berdirinya Fosimamupsi, merumuskan kaidah-kaidah, Misi, Visi, dan kelembagaan Fosimamupsi. Struktur kelembagaan hasil keputusan Munas II ialah memilih serta mengangkat saudara Casroni Raska (UMS) sebagai sekjend Fosimamupsi periode 1993  – 1995. Adapun Struktur kepengurusan dan program kerja yang telah di rumuskan oleh periode ini terdiri dari :
1.       Sekretaris jendral
2.       Wakil
3.       Perbidangan
a. Bidang kajian
i. Diskusi
ii. Seminar  
iii.  Ceramah
iv.  Tafaquh fiddin
b.  Bidang komunikasi dan publikasi
i.  Penerbitan bulletin berkala
·         Hasil dari kegiatan
·         Artikel tentang Psikologi Islami
ii.  Penerbitan antologi makalah
c.  Bidang usaha dan pengelolaan dana
i.  Iuran Anggota
ii.  Produk usaha
d.  Bidang pengembangan
i.  Pengembangan dakwah
ii.  Pengembangan organisasi
iii.  Pengembangana system komunikasi
e.  Bidang administrasi
4.  Staff ahli
Munas III Fosimamupsi diselenggarakan pada  24-26 November 1995,di UMS dengan agenda yaitu mengevaluasi dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang  sudah dibuat pada masa sebelumnya. Hasil musyawarah mengangkat saudara Basti Tetteng sebagai sekjend untuk periode 1995-1997. Perubahan  struktur fosimamupsi  menjadi :
A.  Majelis Pembina
B.  Staff Ahli
C.  Sekretaris Jenderal
D.  Wakil
E.  Bidang-bidang
1.  Bidang Penelitian dan Pengembangan Psikologi
2.  Bidang Penelitian dan Pengembangan Organisasi
3.  Bidang Komunikasi dan Publikasi
4.  Bidang Usaha dan Pengelolaan Dana
F.  Koordinator Wilayah
1.  Wilayah Barat (UNISBA)
2.  Wilayah Tengah (UMS)
3.  Wilayah Timur (UNAIR)
Adapun program kerja dan capaian yang telah terlaksana pada periode ini yaitu:
  Ceramah ilmiah psikologi islami dan koordinasi Fosimamupsi wilayah timur,  Malang 21 April 1996
  Seminar psikoterapi islam dan koordinasi nasional mahasiswa muslim psikologi indonesia, Malang 1-3 november 1996
  Penerbitan buku “psikologi islam : agenda untuk aksi” nov‟97
  Kunjungan dan rapat koordinasi di masing-masing wilayah dan ranting
  Diskusi ilmiah “psikologi islam dalam perspektif mahasiswa” Malang 26 Juni  1996
  Penunjukan IMM Komisariat UMM untuk memasukkan materi psikologi islam pada setiap acara Darul Arqom dasar-nya
  Pengadaan dana dari donator tidak tetap
  Dialog nasional psikologi dan Munas IV di Jombang 28-30 nov „97
  Munas, Koordinasi Nasional, Koordinasi Wilayah
  Perumusan kurikulum kajian psikologi islami
  Penerbitan “sekilas Fosimamupsi November 1997”
Pada periode 1995-1997, Fosimamupsi membuat kemajuan dalam berbagai program kerja nyata, dan intensitas koordinasi serta kunjungan-kunjungan sekjend ke pengurus wilayah dan ranting. Namun tidak dituliskan bagaimana perkembangan kajian psikologi islam di masing-masing wilayah dan ranting.
Munas IV di Jombang 28-30 november 1997 mengangkat saudara Aris (UMS) sebagai Sekjend terpilih Fosimamupsi periode amanah 1997-1999. Pergantian kepemimpinan selanjutnya terjadi pada Simposium Nasional dan Munas V di UNWAMA  Yogyakarta pada tahun 1999, dengan terpilihnya saudara Didit Rahardi sebagai Sekjend Fosimamupsi periode 1999-2001. Pada periode kelima ini beberapa capaian yang telah dilakukan yaitu :
  Simposium  Nasional Psikologi Islami UI 2000, acara ini terselenggara dengan  sukses, dengan mengundang mahasiswa se-indonesia dan media partner nasional seperti  Republika, Majalah Sabili, SCTV, dan radio-radio Jakarta lainnya.
  Agenda silaturahim ke lembaga-lembaga kampus untuk mengingatkan agenda  kajian psikologi islam, hasilnya ekspansi Fosimamupsi saat itu bisa dikatakan cukup massif, bahkan beberapa universitas Kristen (salah satu nya universitas Kristen  Maranatha Bandung) membentuk Fosimamupsi di kampus nya.
  Jaringan Fosimamupsi yang sudah merambah ke wilayah Sumatra, Sulawesi,  dan Lombok.
Simposium Nasional dan sekaligus Munas pada tahun 2001 di UNISBA Bandung,  menghasilkan kesepakatan luar biasa yakni merubah Fosimamupsi menjadi Imamupsi (Ikatan Mahasiswa Muslim  Psikologi Imdonesia). Hasil musyawarah forum waktu itu  sepakat memilih dan mengangkat saudara Muhammad Iqbal (UIN Jakarta) sebagai ketua pertama Imamupsi untuk masa kepengurusan (2001-2003)
1 note · View note
Text
SELAYANG PANDANG IMAMUPSI (#1)
Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Haloo sahabat IMAMUPSI.. Bagaimana kabarnya?
Kali ini, kami akan menyampaikan sejarah terbentuknya IMAMUPSI di Indonesia. Penasaran kan? Yuk baca sampai selesaii! Selayang pandang ini disampaikan dalam musyawarah regional 3 di Universitas Islam Indonesia 8 Juni 2014 di Yogyakarta. 
*****
Ilmu-ilmu humaniora yang sekarang berkembang pesat tidak  dapat terlepaskan dari culture dan value masyarakat setempat yang menjadi obyek penelitian. Tidak  sampai di situ, perkembangan ilmu-ilmu humaniora juga tidak dapat dipisahkan dari  sudut pandang tokoh-tokoh yang menjadi pemikir dari ilmu-ilmu tersebut. Istilah sederhananya adalah frame work, work view atau sudut pandang tokoh yang mengembangkan ilmu humaniora kemasyarakatan –tak terlepas juga bagi ilmu psikologi.
Suatu perilaku manusia dapat dipandang dari berbagai frame work, tergantung dari tokoh pemikir yang mengembangkan teori perilaku tersebut. Karena perbedaan frame work dalam menganalisis berbagai hal tentang manusia maka sebagai seorang muslim, kita harus lebih hati-hati dan kritis terhadap ilmu humaniora yang berkembang sekarang ini, dimana merupakan fakta tak terbantah bahwa sebagian (besar) aliran ilmu humaniora bersifat sekuler. Sebagai seorang muslim, cukuplah Al Quran dan As Sunnah sebagai satu-satunya tolak ukur dalam segala sendi kehidupan termasuk ilmu pengetahuan.
Tantangan utama ilmuwan  muslim sekarang adalah bagaimana menganalisis objek ilmu berlandaskan frame work Al Quran dan As Sunnah. Apabila cendekiawan dan ilmuwan muslim meniadakan frame work yang berlandaskan Al Qur‟an dan As Sunnah dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, maka akan berdampak pada kehidupan masyarakat yang jauh dari Al Qur`an dan Hadits –apalagi ketika kita membahas ilmu humaniora yang berciri membahas masyarakat dan kehidupan sosial. 
Atas landasan inilah ilmuwan muslim melakukan islamisasi pengetahuan termasuk di dalamnya ilmu-ilmu humaniora. Gelombang islamisasi ini bersambut dengan budaya ilmiah bagi mahasiswa muslim psikologi. Mereka merasa resah dengan perkembangan ilmu humaniora yang semakin lama semakin sekuler, sehingga mereka membentuk forum bagi mahasiswa muslim psikologi di Indonesia. 
Mahasiswa sebagai agent of change dan ironstock intelektual masa depan, sangatlah berperan penting dalam pengembangan psikologi yang berlandaskan pada Al Qur`an dan As Sunnah. Atas semangat ilmiah itu, lahir Forum Ikatan Mahasiswa Muslim Psikologi yang disingkat  FOSIMAMUPSI. Dalam perjalanannya, FOSIMAMUPSI berganti nama menjadi IMAMUPSI.
1 note · View note
Quote
Pada awalnya berpikir menumbuhkan keingintahuan, keingintahuan melahirkan perbuatan, dan perbuatan yang dilakukan berulang-ulang membentuk kebiasaan.
Ibnu al-Qayyim al-Jauziyah
4 notes · View notes
Text
IMAMUPSI Re-BORN
Bismillaah...
Imamupsi atau Ikatan Mahasiswa Muslim Psikologi merupakan organisasi yang memiliki fokus tujuan untuk mengembangkan Psikologi Islami di Indonesia. Di UIN Bandung, sebetulnya Imamupsi sudah ada sejak awal berdirinya Jurusan Psikologi, akan tetapi sempat vakum dan mati suri sselama bertahun-tahun hingga kemudian sekelompok mahasiswa berinisiatif untuk berkumpul dan membentuk kembali Imamupsi. Hasil perkumpulan tersebut adalah agenda mubes untuk memilih ketua Imamupsi di UIN Bandung yang dilaksanakan pada tanggal 16 Juni 2014. Saat itu mubes dihadiri oleh sekira 16 mahasiswa semester 3 dan 5. Hasil mubes tersebut adalah terpilihnya saudara Gilang Faisal Andrian sebagai ketua Imamupsi UIN Bandung periode 2014-2015, yang sekaligus kelahiran kembali Imamupsi di UIN Bandung.
Tentu saja kami berharap, kelahiran kembali kami menjadi titik terang untuk Fakultas Psikologi UIn Bandung dalam rangka mengembangkan Psikologi Islami sebagai ciri khas yang dimiliki oleh UIN. 
Semoga Allah swt selalu memudahkan langkah kami, langkah kita semua.
Salam..
0 notes
Quote
Perjalanan selalu dimulai dengan langkah pertama. Dan kami yang memulainya. Selamat melanjutkan!
Quote of the Day
2 notes · View notes