Tumgik
keluguanpagi · 7 years
Text
Jangan Jadikan Aku Istrimu, Jika..
Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti dengan alasan bosan kamu berpaling pada perempuan lain.
Kamu harus tahu meski bosan mendengar suara dengkurmu, melihatmu begitu pulas. Wajah laki-laki lain yang terlihat begitu sempurnapun tak mengalihkan pandanganku dari wajah lelahmu setelah bekerja seharian.
Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti kamu enggan hanya untuk mengganti popok anakmu ketika dia terbangun tengah malam. Sedang selama sembilan bulan aku harus selalu membawanya di perutku, membuat badanku pegal dan tak lagi bisa tidur sesukaku.
Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti kita tidak bisa berbagi baik suka dan sedih dan kamu lebih memilih teman perempuanmu untuk bercerita. Kamu harus tahu meski begitu banyak teman yang siap menampung curahan hatiku, padamu aku hanya ingin berbagi. Dan aku bukan hanya teman yang tidak bisa diajak bercerita sebagai seorang sahabat.
Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti dengan alasan sudah tidak ada kecocokan kamu memutuskan menjatuhkan talak padaku. Kamu tahu betul, kita memang berbeda dan bukan persamaan yang menyatukan kita tapi komitmen bersama.
Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti kamu memilih tamparan dan pukulan untuk memperingatkan kesalahanku. Sedang aku tidak tuli dan masih bisa mendengar kata-katamu yang lembut tapi berwibawa
Jangan pilih aku sebagai istrimu, jika nanti setelah seharian bekerja kamu tidak segera pulang dan memilih bertemu teman-temanmu. Sedang seharian aku sudah begitu lelah dengan cucian dan setrikaan yang menumpuk dan aku tidak sempat bahkan untuk menyisir rambutku.
Anak dan rumah bukan hanya kewajibanku, karena kamu menikahiku bukan untuk jadi pembantu tapi pendamping hidupmu. Dan jika boleh memilih, aku akan memilih mencari uang dan kamu di rumah saja sehingga kamu akan tahu bagaimana rasanya.
Jangan pilih aku sebagai istrimu, jika nanti kamu lebih sering di kantor dan berkutat dengan pekerjaanmu bahkan di hari minggu daripada meluangkan waktu bersama keluarga. Aku memilihmu bukan karena aku tahu aku akan hidup nyaman dengan segala fasilitas yang bisa kamu persembahkan untukku.
Harta tidak pernah lebih penting dari kebersamaan kita membangun keluarga karena kita tidak hidup untuk hari ini saja.
Jangan pilih aku jadi istrimu, jika nanti kamu malu membawaku ke pesta pernikahan teman-temanmu dan memperkenalkanku sebagai istrimu. Meski aku bangga karena kamu memilihku tapi takkan kubiarkan kata-katamu menyakitiku.
Bagiku pasangan bukan sebuah trofi apalagi pajangan, bukan hanya seseorang yang sedap dipandang mata. Tapi menyejukkan batin ketika dunia tak lagi ramah menyapa. Rupa adalah anugerah yang akan pudar terkikis waktu, dan pada saat itu kamu akan tahu kalau pikiran dangkal telah menjerumuskanmu.
Jangan pilih aku jadi istrimu, jika nanti kamu berpikir akan mencari pengganti ketika tubuhku tak selangsing sekarang. Kamu tentunya tahu kalau kamu juga ikut andil besar dengan melarnya tubuhku. Karena aku tidak lagi punya waktu untuk diriku, sedang kamu selalu menyempatkan diri ketika teman-temanmu mengajakmu berpetualang.
Jangan buru-buru menjadikanku istrimu, jika saat ini kamu masih belum bisa menerima kekurangan dan kelebihanku. Sedang seiring waktu, kekurangan bukan semakin tipis tapi tambah nyata di hadapanmu dan kelebihanku mungkin akan mengikis kepercayaan dirimu.
Kamu harus tahu perut buncitmu tak sedikitpun mengurangi rasa cintaku, dan prestasimu membuatku bangga bukan justru terluka.
Jangan buru-buru menjadikanku istrimu, jika saat ini kamu masih ingin bersenang-senang dengan teman-temanmu dan beranggapan aku akan melarangmu bertemu mereka setelah kita menikah.
Kamu harus tahu akupun masih ingin menghabiskan waktu bersama teman-temanku, untuk sekedar ngobrol atau creambath di salon. Dan tak ingin apa yang disebut “kewajiban” membuatku terisolasi dari pergaulan, ketika aku semakin disibukkan dengan urusan rumah tangga.
Menikah bukan untuk menghapus identitas kita sebagai individu, tapi kita tahu kita harus selalu menghormati hak masing-masing tanpa melupakan kewajiban.
Jangan buru-buru menikahiku, jika saat ini kamu sungkan pada orang tuaku dan merasa tidak nyaman karena waktu semakin menunjukkan kekuasaannya. Bagiku hidup lebih dari angka yang kita sebut umur, aku tidak ingin menikah hanya karena kewajiban atau untuk menyenangkan keluargaku.
Menikah denganmu adalah salah satu keputusan terbesar di hidupku yang tidak ingin kusesali hanya karena terburu-buru.
Jangan buru-buru menikahiku, jika sampai saat ini kamu masih berpikir mencuci adalah pekerjaan perempuan. Aku tak akan keberatan membetulkan genting rumah, dan berubah menjadi satpam untuk melindungi anak-anak dan hartamu ketika kamu keluar kota.
Hapus aku dari daftar calon istrimu, jika saat ini kamu berpikir mempunyai lebih dari satu istri tidak menyalahi ajaran agama. Agama memang tidak melarangnya, tapi aku melarangmu menikahiku jika ternyata kamu hanya mengikuti egomu sebagai laki-laki yang tak bisa hidup dengan satu perempuan saja.
Hapus aku dari daftar calon istrimu, jika saat ini masih ada perempuan yang menarik hatimu dan rasa penasaran membuatmu enggan mengenalkanku pada teman-temanmu. Kamu harus tahu meski cintamu sudah kuperjuangkan, aku tidak akan ragu untuk meninggalkanmu.
Hapus aku dari daftar calon istrimu, jika saat ini kamu berpikir menikahiku akan menyempurnakan separuh akidahmu sedang kamu enggan menimba ilmu untuk itu. Ilmuku tak banyak untuk itu dan aku ingin kamu jadi imamku, seorang pemimpin yang tahu kemana membawa pengikutnya.
Jangan jadikan aku sebagai istrimu, jika kamu berpikir bisa menduakan cinta. Kamu mungkin tak tahu seberapa besar aku mengagungkan sebuah cinta, tapi aku juga tidak akan menyakiti diriku sendiri jika cinta yang kupilih ternyata mengkhianatiku.
Jangan jadikan aku sebagai istrimu, jika kamu berpikir aku mencari kesempurnaan. Aku bukan gadis naif yang menunggu sang pangeran datang dan membawaku ke istana.
Mimpi seperti itu terlalu menyesatkan, karena sempurna tidak akan pernah ada dalam kamus manusia dan aku bukan lagi seorang gadis yang mudah terpesona.
Jangan pernah berpikir menjadikanku sebagai istrimu, jika kamu belum tahu satu saja alasan kenapa aku harus menerimamu sebagai suamiku.
3K notes · View notes
keluguanpagi · 8 years
Quote
Maafkanlah orang yang paling sukar kau maafkan… mungkin keampunan Allah ada di situ.
Pahrol Mohamad Juoi  (via lovemebunga)
554 notes · View notes
keluguanpagi · 8 years
Text
Cerita Kemarin Siang
Ketika pelupuk matanya memberi tanda, ada waktu yang ia acuhkan, untuk memperdulikan seseorang. Menunggunya tanpa keraguan. membawanya, lalu hilang. Ia paham betul dirinya, hari Minggu adalah waktu isi ulang yang tepat menggantikan istirahat malamnya yang sering ia kurangkan. Namun karena prinsipnya "ketika sudah berjani, maka pasti akan ditepati", beberapa diantaranya perlu di korbankan, waktu salah satunya. Sampai akhirnya bertemu di kemarin siang, menegaskan bahwa ada bagian terdalam yang hanya bisa dijelaskan dengan keadaan. Ia putuskan sendiri untuk berjalan, diam-diam membuat kenangan. Minggu, 17 September 2016
1 note · View note
keluguanpagi · 8 years
Text
MENGINGAT DAN MERENUNGI KEMATIAN
Dari al-Barâ’ bin ‘Azib Radhiyallahu ‘anhu menceritakan,
بَيْنَمَا نَحْنُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ بَصَرَ بِجَمَاعَةٍ فَقَالَ : عَلَامَ اجْتَمَعَ عَلَيْهِ هَؤُلَاءِ؟ قِيْلَ : عَلَى قَبْرٍ يَحْفِرُوْنَهُ ، قَالَ : فَفَزِعَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَدَرَ بَيْنَ يَدَيْ أَصْحَابِهِ مُسْرِعًا حَتَّى انْتَهَى إِلَى الْقَبْرِ فَجَثَا عَلَيْهِ ، قَالَ : فَاسْتَقْبَلْتُهُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ لِأَنْظُرَ مَا يَصْنَعُ ، فَبَكَى حَتىَّ بَلَّ الثَّرَى مِنْ دُمُوْعِهِ ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْنَا قَالَ: أَيْ إِخْوَانِي ! لِمِثْلِ الْيَوْمِ فَأَعِدُّوْا
Ketika kami bersama Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat sekelompok orang, maka beliau bertanya, ‘Untuk apa mereka berkumpul?’ Dikatakan kepada beliau, ‘Mereka berkumpul pada kuburan yang sedang mereka gali’. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam terperanjat, lalu bergegas mendahului para sahabat sehingga sampai di kuburan, lalu beliau berlutut ke arah kuburan. Bara’ berkata, ‘Maka aku menghadap di depan Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk melihat apa yang akan beliau lakukan’. Kemudian beliau menangis sehingga tanah menjadi basah karena air mata beliau. Lalu Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadap kepada kami dan bersabda, “Wahai saudara-saudaraku! Bersiap-siaplah untuk yang seperti ini!” (Lihat Silsilatush Shahîhah, no. 1751, karya Syaikh al-Albâni rahimahullah).
Mengingat kematian itu memiliki pengaruh besar dalam menyadarkan jiwa dari kelalaian. Kematian merupakan pelajaran terbesar. Sungguh, ziarah kubur, menyaksikan jenazah, melihat orang sekarat, merenungkan sakaratul maut, merenungkan wajah mayit setelah matinya, akan mengekang jiwa dari berbagai kesenangannya serta akan mengusir kegembiraan hati.
Kalian telah melihat kehidupan ini berlalu dengan cepat, namun kebanyakan orang tidak menyadarinya. Ada yang lahir sementara yang lain meninggal. Rahim mengeluarkan bayinya, sementara bumi menelan mayit.
Wahai saudaraku, kehidupanmu yang hakiki akan dimulai setelah kematianmu … Persiapkanlah segala sesuatu untuk bekal menjalani kehidupanmu yang sebenarnya. Amal kebaikan, itulah bekal menghadap Allâh Azza wa Jalla.
7 notes · View notes
keluguanpagi · 8 years
Quote
Setelah kau memutuskan untuk berhenti di satu hati, biasanya dengan lucunya keadaan memunculkan semua hal yang sempat kau cari dari dulu di dalam satu waktu.    Seakan semua hal itu ada dan begitu mudah kau raih. Seakan mereka hadir memang karena diperuntukkan untukmu.   Namun ketahuilah,  Dari situ kau akan dipaksa belajar. Bahwa kesetiaan adalah sesuatu yang amat-sangat mahal harganya.
(via mbeeer)
469 notes · View notes
keluguanpagi · 8 years
Text
Kepada : kamu yang berkali-kali dikhianati namun memutuskan tinggal
Bila bukan diri sendiri Siapa yang hendak membela dan mencintaimu lebih baik lagi?
Itulah mengapa terdapat makna yang mendalam dari kalimat :
“Sebelum memutuskan mencintai seseorang, pastikan kau mencintai diri sendiri, dengan baik.”
Sekarang kamu tahu.
Apa masih mau tinggal dan merasakan sakit yang sama?
Padahal, perjuanganmu untuk beranjak bisa jadi sama atau bahkan tidak sebesar usahamu saat memutuskan tinggal.
Pikir lagi.
Ibumu pasti tidak rela, kamu sakit lebih lama.
Medan, 25 Januari 2016
- Tia Setiawati
298 notes · View notes
keluguanpagi · 9 years
Photo
Tumblr media
Setiap tahunnya, pada bulan maret minggu ke tiga di hari Sabtu pukul 20.30 - 21.30 waktu setempat, sebuah gerakan #IniAksiku nyata #HematEnergi dengan mematikan listrik yang tidak digunakan secara sukarela. Kegiatan ini bukan sekadar "seremonial", tapi sebuah perubahan kecil yang dilakukan jika berkelanjutan akan memberikan dampak besar. Menyelamatkan bumi tidak hanya dengan mematikan litrik, tapi mari juga kita lakukan gerakan pungut dan pilah sampah, pengurangan plastik, menggunakan misting dan tumblr, penanaman pohon, penghematan air, dan pendayagunaan energi lain yang lebih ramah lingkungan. Btw terimakasih sebesarnya atas semua keluarga @earthhourcimahi dua tahun bergabung, tahun ini acara yang paling bikin merinding. Makasih juga buat koord Media @adriaanprmn dan partner gilanya @wizzazmo yang berhasil membuat #TrandingTopik #RedupkanCimahi pun koord kota terbaiks sepanjang masa, mas @moch_alfonso Kalian luar biasa!! ({}) #IniAksiku #IniAksikuManaAksimu #EarthHour #switchoff
1 note · View note
keluguanpagi · 9 years
Quote
Bukan, hidup bukan tentang berulang kali membuat kesalahan. Hidup itu tentang kesadaran belajar dari kesalahan. Karena semua orang bisa membuat kesalahan, namun hanya sedikit yang sadar belajar atasnya.
- Tia Setiawati
Menulis sedetik setelah membaca quote di salah satu film (entah apa) yang berkata : ‘Life is about making mistakes’.
Disagree!
(via karenapuisiituindah)
155 notes · View notes
keluguanpagi · 9 years
Text
Banyak Memikirkan Apa Kata Orang (Lain), Seringkali Memang Tak Perlu
Pernahkah kau bertanya-tanya pada diri sendiri Perihal hidup yang kaujalani saat ini?
Apakah pencapaianmu sudah hebat? Apakah ini yang sejak dulu kau inginkan? Apakah semua yang sudah kau genggam, bisa membanggakanmu kelak? Apakah benar, menyenangkan orang lain itu perlu? Termasuk juga.. mendengarkan apa kata mereka Baik dan buruk tentang hidupmu Hidup yang kau jalani Tanpa melibatkan mereka yang sibuk berkomentar sana-sini
Baca ini baik-baik!
Satu waktu dalam hidupmu Kau mungkin akan merasa kurang Kurang bahagia Kurang merasa puas atas pencapaian apapun dalam hidupmu Kurang bangga atas apa yang sudah kau raih
Kau mau tahu mengapa?
Kau kurang bersyukur Kau banyak berpikir bahwa mendengarkan apa yang orang lain bilang, begitu penting Bahkan lebih penting dari apa yang sebenarnya lebih hakiki Apa yang benar kau rasakan dalam hati
Bahagiamu, apakah benar ditentukan dari apa yang orang lain bilang?
Apa salahnya menjadi berbeda? Apa salahnya meraih apa yang bahkan tidak kaurencanakan sebelumnya? Apa salahnya melepaskan mimpi, karena ternyata Tuhan memberi yang lebih? Apa salahnya memiliki kriteria bahagia sendiri, dan tak acuh atas apa pendapat orang lain? Apa salahnya, keluar dari zona nyaman dan memilih hidup yang berbeda dari orang kebanyakan?
Karena bahagia bisa kau mulai sejak kau ikhlas menjalani apa yang Tuhan beri Detik ini
Bahagia bisa kau raih bila kau sadar betapa pencapaianmu saat ini adalah karunia yang terbaik dariNya
Bahagia itu sebesar syukurmu padaNya.
Bahagiamu… kau sendiri yang menentukannya.
Medan, 22 September 2015
- Tia Setiawati
283 notes · View notes
keluguanpagi · 9 years
Quote
Entah aku yang tak ingin dewasa, atau bapak sengaja terlihat muda. Ia memang banyak menjadi ayah, tapi lebih banyak lagi seperti kakak dalam hidupku. Itu mungkin alasan aku tidak perlu diberikan seorang kakak laki-laki.
Jawaban sulung untuk bapak
0 notes
keluguanpagi · 9 years
Photo
Tumblr media
42K notes · View notes
keluguanpagi · 9 years
Quote
Mata boleh buta, telinga boleh tuli. Tapi jangan sampai hati dan pikiranmu mati. Tua seperti kakek ini pasti, cuma dengan ilmu dan iman yang kamu bawa sampai mati.
Ceramah kakek Abdullah
1 note · View note
keluguanpagi · 9 years
Quote
Untuk langit yang tak bertiang dan daratan yang tak terbatas. Kepada siapakah kamu berani berdusta? Bersyukurlah.
Ceramah kakek Abdullah
1 note · View note
keluguanpagi · 9 years
Quote
Kelak, kita akan merasa tertipu. Entah dengan orang lain atau justru dengan diri kita sendiri. Berlelah-lelah mencari pembenaran, mencari siapa yang harus disalahkan. Mencari-cari alasan. Ketika kamu sampai di waktu itu, berhentilah. Mungkin kamu terlalu tuli untuk mendengar nuranimu sendiri.
Dita Wahyuningtyas
0 notes
keluguanpagi · 9 years
Text
Jika ini tulisan sejujur-jujurnya, semoga masih diimbangi antara logika, perasaan dan norma. Prinsip manusia toh ada batasannya sendiri. ¤¤¤ Kalau perempuan melebur bersama perempuan, yang saya rasakan mereka akan menjadi satu atmosphir yang se-rasa. Melebur bersama-sama. Lalu lupa soal nurani. Yang dirasakan pun begitu. Memperhatikan, mengamati, lalu diam-diam menyelami tanpa permisi. Dan akhirnya, menjadi lupa diri. Betul, sangat tahu betul. Ini bukan mempermasalahkan kehilangan jati diri. Ini seperti diam-diam mengaggumi dan lama-kelamaan akan berubah menjadi kiblat hidup. Lalu di dalamnya ada bumbu-bumbu perasaan iri dan ingin memiliki. Cukup tiga tahun lebih menjadi perempuan pengagum perempuan. Akan kharismanya, akan inspirasinya, akan cintanya. Kita sudah sama-sama dewasa, dan saya dewasa lebih lambat darinya. Belajar betul bahwa penerimaan itu bisa sebegitu bahagianya. Bahkan menerima soal kekurangan dan kehilangan. Belajar bahwa kita masing-masing tengah mendewasan diri kita. Tengah membentuk kharisma, pemikiran, keramahan, dan tidak peduli pada kesibukan mulut disekitar kita masing-masing. Belajar mengupas masalah, menelanjanginya hingga menikmatinya untuk mendapatkan inti dari segala inti. Sampai di sini. Cukup tiga tahun lebih ini. Saya benar-benar berhenti memperhatikan, mengamati, diam-diam menyelami tanpa permisi. Dan tidak ingin menjadi lupa diri. Pun punya nurani, masih bernilai dan tak mau disamakan lagi. Biar nurani belajar sendiri, tidak ada lagi perasaan mengagumi apalagi iri.
0 notes
keluguanpagi · 9 years
Photo
Noted
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Ten steps to writing an essay //Science Scribbles
27K notes · View notes
keluguanpagi · 9 years
Quote
Boleh jadi, saat engkau tidur terlelap, pintu-pintu langit sedang diketuk oleh puluhan doa kebaikan  untukmu.    Dari seorang fakir yang telah engkau tolong, atau dari orang kelaparan yang telah engkau beri makan, atau dari seorang yang sedih yang telah engkau bahagiakan, atau dari seorang yang berpapasan denganmu yang telah engkau berikan senyuman, atau dari seorang yang dihimpit kesulitan dan telah engkau lapangkan.   Maka janganlah sekali-sekali engkau meremehkan sebuah kebaikan.
Ibnul Qayyim Al Jauziyayah dalam kitab Miftah Daaris Sa’aadah. (via mbeeer)
655 notes · View notes