Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Berita Senior Fase 2.
1.) Kak Debora, Iklan 2014
Selain dapat berbahasa Inggris, Kak Debora juga dapat berbahasa Korea dengan lancar. Awalnya, ketika SMP, ia belajar melalui buku. Kemudian untuk memperdalam skillnya, Kak Debora mulai berlatih menonton drama korea dengan subtitle Korea. Ketika kuliah, Kak Debora memiliki banyak teman yang berasal dari Korea. Hal itulah yang membantu Kak Debora dapat lancar berbahasa Korea. Dengan skillnya ini, Kak Debora magang menjadi pengajar les privat Bahasa Korea secara online. Kak Debora memberikan saran, kalau kita suka sesuatu, perdalamlah hal itu. Seperti yang dilakukan Kak Debora ini.
2.) Kak Kezia, Iklan 2014
Kak Kezia pernah magang di VOA, Amerika Serikat. Sebelumnya, ia pernah magang di CNN Indonesia. Awalnya, Kak Kezia hanya coba-coba mendaftarnya. Kalau keterima syukur, kalau tidak keterima tidak apa-apa. Ternyata setelah beberapa kali mengirim email ke pihak VOA, Kak Kezia dinyatakan lulus seleksi untuk magang di VOA. Akhirnya ia berangkat ke Amerika Serikat dan magang di sana selama 3 bulan. Menurut Kak Kezia magang di VOA jauh lebih santai dibanding di CNN. Hubungan antara bos dan karyawan dekat, tidak seperti di Indonesia. Selain itu juga, karyawan-karyawan lainnya juga baik. Maka dari itu, Kak Kezia sangat rindu magang di sana.
3.) Kak Callista, Iklan 2014
Kak Callista ini pernah exchange ke Chung Ang University di Korea Selatan. Sebelum mendaftar di Chung Ang, Kak Callista terlebih dahulu mendaftar ke Yonsei University, namun ia tidak lolos. Akhirnya ia memilih Chung Ang University yang berada di peringkat delapan dan dapat dibilang peminatnya masih sedikit. Tetapi, jurusan Ilmu Komunikasi di Chung Ang University merupakan yang terbaik di Korea. Selain ke Korea untuk belajar, Kak Callista juga menyempatkan diri untuk berkeliling Korea. Menurutnya, wisata di Korea masih kalah bagus dengan Indonesia. Hanya saja Indonesia kurang promosi. Selain itu juga, orang-orang Korea sangat sulit diajak berteman dikarenakan kemampuan bahasa Inggris mereka kurang.
0 notes
Text
#BerbagiCeritaSenior
Vitorio Mantalean - Nulis
Laki-laki yang mengambil peminatan Kajian Media ini menuturkan bahwa ia gemar menulis. Dimulai dengan sebuah blog yang memuat berbagai susunan kata-kata indah, kini Kak Vito lebih senang menulis esai. Esai yang ditulis sudah bermacam-macam dan Kak Vito telah menjuarai beberapa lomba menulis dan salah satunya telah menghadiahinya ponsel baru dan liburan ke Papua! Wow!
Tips dari Kak Vito: Salah satu komponen dalam esai selain isinya, adalah mengenai penggunaan kosa kata. Dengan banyak membaca, kalian pasti dapat memperkaya perbendaharaan kata sehingga dapat menulis dengan mudah!
Callista Sakina Amadira - Pertukaran Pelajar
Kalau perempuan satu ini, telah melakukan pertukaran pelajar atau kerennya student exchange ke salah satu universitas di Korea. Meski universitas itu hanya peringkat kedelapan se-Korea, namun Kak Callista berkata bahwa disana untuk Jurusan Komunikasi Periklanannya numero uno.
Berawal dari coba-coba hingga berniat mendaftar ke international office UI, Kak Callista akhirnya bisa berangkat ke Korea! Diantara perjuangannya, ia sempat kena tolak satu kali, hingga di kesempatan yang kedua itulah ia baru dapat pergi ke negeri ginseng tersebut. Apa saja yang harus dipersiapkan? TOEFL, transkrip nilai serta motivation letteryang meyakinkan supaya para selektor memilih kalian sebagai salah satu yang berangkat ke luar negeri!
Ifan Naufal Nugroho - Cara Kaya Dalam Waktu Singkat
Kalau Kak Ifan Naufal atau Kak Ifan, menjelaskan mengenai apa sih yang dimaksud dengan Kaya Dalam Waktu Singkat? Ternyata eh ternyata! Kak Ifan mempunyai bisnis dan cara-cara dalam mencari uang di sela-sela perkuliahan. Dimulai sejak SMA menjadi seorang konseptor bisnis dari party planner, hingga usaha katering Bunda, pie apel dan party planner.
Awalnya karena memang butuh uang sendiri dan tidak bisa untuk meminta kepada sang ibu, maka Kak Ifan memutuskan bagaimana caranya gue harus punya duit! Bukan hanya berpatok pada bisnis, katanya juga, magang dan menjadi relawan untuk riset juga memberikan fulus. Tinggal bagimana kalian pandai-pandai mengatur waktu, oke?
0 notes
Text
BERBAGI CERITA
SENIOR
1. Kak Kenny Hutomo
Ia merupakan mahasiswa Komunikasi UI Humas 2015. Topik wawancaranya adalah mengenai pengalaman bekerja di IDX dan perusahaan multinasional. Menurutnya, magang merupakan sesuatu yang harus dilakukan oleh mahasiswa. Selain menambah pengalaman, magang juga dapat membantu kita di masa yang akan datang. Menurutnya, magang ibarat sebuah pasukan yang menyokong benteng di belakangnya. Menjadi mahasiswa Komunikasi UI merupakan sebuah keuntungan yang harus dimanfaatkan secara matang. Pengalaman adalah segalanya dan pengalaman harus diciptakan dari hal-hal yang bermanfaat dan berguna untuk masa depan
2. Kak Rifqi Muzzaki (Raja)
Mahasiswa absurd yang mungkin bagi sebagian orang dipandang sebelah mata, tetapi Raja berhasil membuktikan bahwa absurd bukan selalu berarti buruk. Keaktifannya dalam berbagai kepanitiaan juga organisasi, membawanya hidup di dalam keabsurdannya sendiri, yang malah menurutnya sangat mendeskripsikan dirinya. Ia ingin berperan untuk FISIP UI, juga komunikasi khususnya. Menurutnya, ia bukan merupakan orang yang hidupnya terorganisir dengan baik, sehingga ia menyebut dirinya sendiri sebagai ‘mahasiswa absurd’. Percakapan yang sangat menarik dan seru karena melibatkan banyak hal dan pengalaman yang sudah dirasakannya selama setahun berkuliah di FISIP Komunikasi UI. Merupakan sebuah pengalaman yang menyenangkan juga bermanfaat bagi saya pribadi.
ANGKATAN
1. Michael Wolter Thomas
Kami berdua sama-sama menyukai nasi warteg. Menurut kami, nasi warteg adalah makanan sejuta umat dan sangat mudab didapat. Selain efisiensi, nasi warteg juga sangat ekonomis. Harganya mungkin sekitar 8ribu-15ribu rupiah dengan porsi ‘segunung’. warteg di daerah kutek yang menjadi favorit kami. Harga mahasiswa, rasa bintang lima.
2. Alrin Muchlisa
Genre music kami berdua sangat berbeda. Alrin menyukai genre music jazz, dan saya menyukai music pop. Menurutnya, music jazz dapat membuat jiwa merasa lebih tenang dan damai. Music jazz sangat enak dan ringan didengar. Ia juga berkata bahwa music jazz dapat menjadi pengiringnya dalam belajar juga saat ingin tidur.
3. Chandra Dwi
Saya dan Chandra sama-sama memiliki phobia terhadap ketinggian. Alasan kami sama, yaitu takut jatuh dari ketinggian. Ia berkata bahwa karena phobia nya tersebut, banyak wahana di Dufan yang tidak dapat ia naiki. Ia sudah sering merasa jenuh atas phobianya tersebut dan ingin melawan phobianya. Namun, tetap saja phobia tersebut tidak dapat dihilangkan.
4. Abdul Razzak
Saya dan Razzak sama-sama menyukai film Inception. Film Inception menyajikan cerita yang sanbat menarik dan menghadirkan plot twist yang dapat membuat kita berpikir berulang kali untuk dapat memahami maksud dari film tersebut. Kami sepakat bahwa film ini merupakan masterpiece dari Christopher Nolan dan merupakan film dengan plot twist terbaik sepanjang masa.
5. Rafif Akbar
Kami berdua tertarik untuk mengambil peminatan humas/PR. Menurut Rafif, passionnya adalah untuk menjadi PR yang berkompeten. Sejak awal, ia sudah ingin mengambil peminatan PR. Ia sangat yakin bahwa PR adalah pilihan yang tepat untuknya.
6. Tsaniah Nerine
Pada saat SMA, kami berdua sama-sama pernah tergabung dalam eksul basket. Nerine bercerita bahwa ia cedera dan terpaksa untuk dioperasi. Karena kejadian tersebut, ia tidak dapat bermian basket lagi selama kurang lebih 3 tahun dan sampai sekarang, ia belum diperbolehkan untuk bermain basket dan olahraga sejenis lagi.
Seebelumnya saya memohon maaf karena tidak dapat melampirkan foto apapun atas wawancara yang telah saya lakukan. Hal tersebut berkenaan dengan kerusakan handphone saya dan semua foto wawancara tersebut berada di dalam hp itu. Saya harap kakak-kakak dapat memaklumi kejadian yang tidak diinginkan tersebut dan dapat memberikan keringanan atas hal yang sudah saya jelaskan diatas.
Terima Kasih,
Shabrina Saiati
0 notes
Text
Berita Komunikasi 2017 Fase 2.
1.) Rara - Tipe Personality yang Sama
Kami berdua memiliki tipe personality yang sama, yakni ENFP ( Extravert, Intuition, Feeling, Perceiving ). Orang dengan kepribadian ENFP biasa disebut sebagai penginspirasi dan juara. Namun, Rara sendiri merasa dirinya tidak layak disebut sebagai kedua hal tersebut. Selain itu, Rara juga merasa dirinya itu seorang introvert, tetapi apabila test Rara selalu mendapatkan hasil extravert.
2.) Aldi - SMA di Provinsi Berbeda
Aldi berasal dari SMAN 1 Pati, Jawa Tengah. Ia memang orang asli sana. Menurut Aldi, Pati dan Jakarta berbeda. Perbedaan yang paling menonjol adalah dari segi makanan. Harga makanan di Jakara tidak sebanding dengan rasanya. Berbeda dengan di Pati yang bisa akan enak dengan harga yang murah.
3.) Yayuk - Suka Makanan yang Sama
Saya dan Yayuk sama-sama menyukai ayam. Ia suka ayam karena sudah terbiasa makan ayam sejak kecil. Ketika ia kecil, orang tuanya pernah memasak daging sapi. Namun, Yayuk merasa daging itu tidak seenak ayam. Semenjak itu, Yayuk hanya makan daging ayam. Yayuk suka makan ayam dengan sambal jenis apa saja.
4.) Ray - Golongan Darah yang Berbeda
Ray memiliki golongan darah O, sedangkan saya memiliki golongan darah B. Kami berdua memiliki sifat yang berbeda, namun juga ada yang sama. Hal itu mungkin disebabkan karena kami sama-sama berzodiak libra. Ray menganggap dirinya sebagai golongan darah O memiliki sifat teliti, supel, pendiriannya kuat, namun deadliner.
5.) Ayu - Memiliki Ketertarikan Peminatan yang Sama
Ayu dan saya tertarik untuk memilih peminatan jurnalisme. Sebenarnya kami berdua masih bingung antara jurnalisme dan periklanan, namun Ayu sendiri lebih memprioritaskan junalisme. Ia sangat menyukai menulis, dari menulis cerita hingga menulis essay kritis. Selain itu, menjadi seorang jurnalis merupakan cita-cita Ayu. Menurutnya, jurnalis itu pekerjaan yang seru dan menantang.
0 notes
Text
Berita Senior
Fase 2
“Exchange”
Kak Maylsha Tiara adalah mahasiswi peminatan advertising 2015. Sekarang, ia sedang menempuh pendidikan sebagai pelajar exchange di negeri gingseng Korea, tepatnya di Kyunghee University. Cara ia bisa mendapatkan kesempatan emas seperti itu awalnya dari sering mengecek website international office UI yang menawarkan banyak kegiatan berskala internasional. Lalu, melalui rangkaian dari beberapa tes, seperti TOEFL, berkas, dan interview. Terakhir, kita harus memastikan bahwa diri kita memiliki kelebihan dari orang lain yang apply agar dapat terpilih.
“Fan Culture”
Kak Ruth Vidyadanu adalah mahasiswi peminatan IKP 2015. Kegemarannya pada berbagai hal membuatnya berujung sebagai fans. Mulai dari Kpop, film, serial tv, anime, dan lain-lain. Ia mengaku saat masih menjadi maba, dirinya adalah tipe kupu-kupu. Namun, ia mulai nongkrong bersama teman-teman yang ternyata juga fans dari hal-hal yang sama. Sekarang, ia juga mengikuti kelas bahasa Korea gratis yang diajar oleh orang Korea asli secara rutin di perpusat khusus untuk mahasiswa UI.
“Pertemanan Kampus?”
Kak Siti Wulan atau yang kerap dipanggil Tiwul adalah mahasiswi peminatan humas 2015. Ia menjelaskan bahwa pergaulan di kampus dan saat di SMA berbeda. Mungkin malah kita menjumpai ada beberapa peer pertemanan yang ada. Namun, kita tidak harus merasa minder dan terpengaruh. Tips yang diberikan Kak Tiwul untuk maba adalah haru berkenalan dengan orang-orang, jangan malu untuk memulai, dan jangan hiraukan perkataan orang lain yang membatasi kita untuk memperluas lingkaran pertemanan.
0 notes
Text
Berita 2017
Fase 2
“Ketertarikan Peminatan yang Sama”
Nola Arianti Gatardi berencana untuk mengambil peminatan periklanan. Alasannya adalah kalau sudah lulus kuliah dan memasuki dunia pekerjaan, ia ingin membuat iklan-iklan yang ditayangkan di TV yang ditayangkan di antara jeda sinetron yang ditonton oleh banyak orang. Iklan Bukalapak merupakan iklan yang berkesan baginya. Kontennya yang ada nenek-nenek lucu, unik, dan dilengkapi musik yang kocak memberikan daya tarik tersendiri. Motivasinya berkuliah di jurusan komunikasi UI adalah untuk membuat bangga orang tuanya.
“Golongan Darah yang Berbeda”
Nugroho Adi Wicaksono memiliki golongan darah O. Ia rutin mendonorkan darahnya setiap tiga bulan sekali semasa SMA yang diurus oleh PMR sekolah. Orang-orang yang mengatakan bahwa donor darah rutin baik untuk kesehatan menginspirasinya. Selain itu, ada alasan lain yang terselubung, yaitu bisa bolos kelas dan mendapatkan jajanan. Aldi mengaku bahwa saat kecil ia sering mimisan. Saat ditanyakan apakah takut akan darah, jawabannya “Ngga takut darah, tapi siapa yang ngga ngeri hatinya kalau melihat orang terluka cielah.”
“Pernah Bergabung di Organisasi yang Sejenis”
Hanif Aditya Kurniawan pernah menjadi anggota padus yang bernama “SwarnaGita” di SMA 39 Jakarta. Pelatihnya adalah Mas Aji yang juga merupakan pelatih Paragita UI. Mojopahit dan Sik Sik Sibatumanikam merupakan lagu-lagu yang berkesan saat dinyanyikan bersama anggota padus lainnya. Setiap tahunnya, SwarnaGita tampil di Kemendikbud. Hanif sendiri berada di posisi suara tenor. Alasannya memasuki jurusan komunikasi UI adalah topik pembelajarannya yang menarik dan ia sangat ingin mengambil peminatan advertising.
“Asal SMA yang Berbeda”
Chandra Kirana Ishafira Rullinda menyelesaikan pendidikan di SMA 28 Jakarta sebelum melanjutkan di UI. Angkatannya terdiri atas sekitar 200 siswa. Pengalaman yang berkesan baginya adalah supporteran saat kelas meeting yang sangat seru seperti supporteran FPG kemarin. Masa-masa jam kosong kelas menjadi salah satu hal yang dirindukannya dari SMA. Chandra dahulu tergabung dalam paskibra dan rohis. Menurutnya, kelebihan SMA di Jakarta adalah fasilitasnya yang memadai.
“Makanan Favorit yang Sama”
Anita Dewi Prameswari menobatkan nasi goreng sebagai makanan favoritnya. Menurutnya, nasi goreng itu enak, mengenyangkan, dan terasa gurih. Anita mendeskripsikan nasi goreng yang enak adalah yang dihidangkan bersama porsi telur dan bakso yang banyak, takaran kecapnya pas, tidak terlalu asin, dan pedas. Cabai yang digunakan sekitar tiga buah. Terlepas dari deskripsinya yang detail, Anita belum bisa memasaknya. (Semoga cepet bisa terus masakin aku ya nit!)
0 notes
Text
Berbagi Cerita Senior
Callista Sakina Amadira (Periklanan, 2014) — Topik: Student Exchange
Sudah memiliki niat untuk melakukan student exchange sejak jaman maba, akhirnya Kak Callista pun dapat merealisasikan keinginannya pada tahun 2017 ini. Terhitung 4 bulan mulai dari Februari hingga Juli, Kak Callista melakukan pertukaran pelajar ke Chung Ang University, Seoul, Korea Selatan. Kak Callista memilih universitas tersebut karena pesaingnya cukup sedikit dan ilmu komunikasi disana juga terbilang bagus. Selama student exchange kesana, menurut Kak Callista salah satu kesulitan yang dialaminya adalah dalam hal bahasa karena penduduk lokal disana sangat kurang dalam hal bahasa inggris sehingga kita harus tahu atau menguasai setidaknya bahasa korea dasar agar komunikasi kita dengan penduduk lokal setempat bisa lancar. Selain itu, mempelajari bahasa korea dasar juga sangat diperlukan agar kita tidak nyasar jika kita sedang berpergian keliling kotanya. Tetapi, kalau dari segi transportasi disana tidak terlalu sulit karena ada subway yang memiliki banyak stasiun pemberhentian dan adanya aplikasi yang dapat memudahkan kita jika ingin berpergian keliling Korea, khususnya di Kota Seoul. Menurut Kak Callista orang-orang di Korea perilakunya sangat sopan, disiplin, dan tidak segan untuk menolong orang lain, tetapi sayangnya mereka cenderung bersifat tertutup sehingga jika kita ingin mengenal mereka lebih dekat, kita yang harus terlebih dahulu memulai pendekatan kepada mereka. Selain itu, Kak Callista memberikan tips agar kita bisa survive di negeri orang saat melakukan student exchange adalah salah satunya dengan bersikap easy going dan jangan malu-malu karena nantinya disana kita akan bertemu banyak orang yang melakukan student exchange juga sehingga kita bisa mengenal orang-orang dari berbagai negara.
Geraldy Justin Caesar (Humas, 2015) — Topik: Seru gak sih ikut kepanitiaan? How to be Volunteer 101
Kak Geraldy banyak bercerita mengenai ia mengikuti berbagai kepanitiaan dan menjadi seorang volunteer. Pada bulan Maret lalu, Kak Geraldy sempat menjadi volunteer di salah satu acara musik ternama yang berskala nasional dan sudah biasa diselenggarakan setiap tahunnya, yaitu Java Jazz 2017. Karena sudah sering mengikuti kepanitiaan di dalam lingkup UI, Kak Geraldy memutuskan untuk mengikuti kegiatan di lingkup yang lebih luas lagi dengan menjadi volunteer pada acara Java Jazz. Walaupun saat mengikuti kegiatan di luar UI tentunya terdapat beberapa resiko yang harus dihadapi, seperti tempat rapat dan venue acara yang jauh, tetapi untuk hal-hal tersebut kata Kak Geraldy “Jabanin aja!” karena menurutnya kita juga akan mendapatkan benefit yang tidak kalah banyaknya dibanding dengan resikonya, seperti nantinya kita akan bertemu dengan orang-orang baru, pengalaman baru, dan tentunya channel baru. Usai menjadi volunteer di acara Java Jazz 2017, pada bulan berikutnya Kak Geraldy pun disibukkan dengan kepanitiaan di acara terbesar Komunikasi, yaitu Pekan Komunikasi. Baginya, acara Pekan Komunikasi sangat seru dan sangat worth it untuk menjadi panitia dari acara tersebut. Banyak hal-hal berkesan yang Kak Geraldy dapatkan selama mengikuti Pekom, salah satunya yaitu dapat mengenal banyak peserta Pekom yang berasal dari berbagai universitas. Untuk saat ini sendiri, Kak Geraldy sedang menjadi panitia dari acara MavenPRO dimana acara ini akan berlangsung sampai sekitar bulan Desember atau Januari.
Raden Siti Wulan (Humas, 2015) — Topik: Pertemanan Kampus?
Memasuki tahun ketiga sejak mulai duduk di bangku perkuliahan, Kak Tiwul mengambil humas sebagai peminatannya di jurusan Ilmu Komunikasi terhitung dari semester lalu. Dalam perjalanannya selama kuliah 3 tahun ini, Kak Tiwul terus membuka peluang pertemanannya atau memperluas relasinya di kampus. Tentu banyak manfaat yang bisa didapatkan dari memperluas jaringan pertemanan kita di kampus dan hal sekecil seperti bertegur sapa ketika berpas-pasan dengan teman sekampus merupakan hal yang berkesan bagi Kak Tiwul. Berbeda saat SMA dimana kita terus-terusan berada dalam satu kelas yang sama, saat perkuliahan dalam kurun waktu satu minggu kita mengikuti berbagai kelas dimana hampir setiap kelas-kelas tersebut diisi oleh orang-orang yang berbeda pula sehingga kita dapat mengenal lebih banyak orang dan harus pandai-pandai beradaptasi. Kak Tiwul menggunakan kesempatan itu untuk berkenalan dengan lebih banyak orang pada kelas yang berbeda-beda tersebut. Walaupun mungkin untuk kedepannya kita tidak akan selalu mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan setiap orang yang kita kenal, tetapi tidak ada salahnya untuk mengenal orang lain dengan mengajaknya berkenalan terlebih dahulu. Menurut Kak Tiwul, dengan mengajak orang lain untuk berkenalan kita dapat mencegah situasi dan kondisi awkward yang mungkin akan timbul jika kita tidak mengenal orang itu sama sekali. Selain itu, Kak Tiwul juga merasa tidak enak jika ia baru mengajak kenal orang lain saat ia baru membutuhkan orang tersebut. Oleh karena itu, jika bertemu orang baru tidak usah segan untuk mengajaknya berkenalan karena membangun relasi dengan sesama merupakan hal yang penting.
0 notes
Text
#BerbagiCerita2017
Gadis yang memakai baju motif kembang-kembang ini memiliki zodiak Libra (rentang 23 September hingga 22 Oktober), lahir pada tanggal satu bulan kesepuluh 18 tahun yang lalu dan merupakan bungsu dari dua bersaudara. Katanya saat ditanya soal ramalan astrologi, Caca--begitu akrab disapa--menjawab dulu sempat percaya mengenai hal-hal tersebut. Bahkan sempat menuruti apa yang ramalan bintang katakan. Namun sekarang, pemilik nama lengkap Claresta Octavia ini tidak begitu percaya dengan ramalan. Kalau kamu?
[#satuzodiak]
Jawabnya kalau ditanya apa yang spesial dari Padang, “Orang-orang dan kenangannya,”. Lahir dan besar di ibukota Provinsi Sumatra Barat menjadikan Sylvia Gusnanda merasakan berbagai macam terkait kota jam gadang tersebut. Ia menuturkan bahwa Padang itu unik, terdapat banyak etika dalam pertemanan dan mempunyai kuliner yang enak! Sebagai anak rantau, berkuliah di ibukota rasanya campur aduk, senang karena mencapai target pertama namun sedih karena harus jauh dari keluarga. Jakarta macet? Di Padang juga! Begitu katanya. Jam sibuk sekitar pukul 8 pagi dan 6 sore adalah waktu-waktu yang harus dihindari. Kalau ditanya lebih enak mana, antara Jakarta atau Padang, gadis yang mempunyai nama panggilan Isyl ini memilih Padang, “Gue bisa makan banyak, “ katanya lagi.
[#lahirbedapulau]
Sebagai sesama penyuka makanan nasi goreng, Shafira menuturkan bahwa nasi goreng yang enak menurutnya adalah memakai telur, campuran sayur, bakso dan kerupuk sebagai tambahan. Mengapa suka nasi goreng? Ia menjawab, “Karena rasanya enak banget dan punya emak gue terenak!”. Nasi goreng milik ibunya adalah yang terbaik, bahkan saat ia harus membandingkannya dengan milik penjaja nasi goreng yang bertebaran saat malam.
[#samasamademennasgor]
Pemilik nama lengkap Ashiva Aulia ini pernah menempuh sekolah menengah atas di SMAIT Nurul Fikri Kota Depok, Jawa Barat dengan peminatan IPS. Kesannya mengenai sekolah terdahulunya itu adalah, “Islami banget,”. (Ya--ketahuan lah ya, sekolah islam terpadu, begitu). Shiva--begitu biasa dipanggil--bercerita bahwa guru-guru SMAnya seru dan asyik begitu pula dengan teman-temannya. Katanya lagi, mereka sering membahas topik asmara yang islami. Lingkungan sekolah menurutnya terbaik! Ada wi-fi pula katanya, namun gadis ini menuturkan kalau ia tidak mengetahui kata sandi dari jaringan wi-fi tersebut. Shiva, please!
[#smabedakota]
Mengenai Ulfi Puja Kesuma, ia bercerita sebagai salah satu orang yang memiliki golongan darah B+. Seumur-umur, Ulfi--panggilan akrabnya--belum pernah donor darah dengan alasan takut. Ia juga belum pernah menerima transfusi darah, namun gadis ini pernah mengalami rawat inap sebanyak dua kali. Dikira merupakan salah satu golongan darah dengan sedikit pemilik, Ulfi menuturkan ternyata pemiliknya tidaklah sedikit.
[#goldarsama]
0 notes
Text
Berbagi Cerita 2017
Khairunnisa Hadisti (Nisa) — Lahir di pulau yang berbeda
Nisa yang sekarang tinggal di asrama UI ini lahir di Pulau Sumatra, berbeda denganku yang lahir di Pulau Jawa. Ia lahir dan besar di sana—Padang, Sumatra Barat—sebelum akhirnya ia memutuskan untuk pergi merantau untuk kuliah. Alasannya sederhana, karena ia ingin memperkaya pengalamannya dan menurutnya tidak seru jika tempat kuliahnya dekat dengan asal tempat ia tinggal. Katanya, perbedaan yang paling menonjol antara disini dengan daerah asalnya adalah bahasanya. Selain itu, Nisa juga sulit beradaptasi dengan makanan disini karena jenis beras dan cabainya berbeda dengan yang ia biasa makan saat di Padang.
Claresta Octavia (Chacha) — Menyukai makanan yang sama
Aku dan Chacha memiliki selera yang sama dalam hal makanan, seperti sama-sama menyukai ayam goreng kremes, sate padang, pasta, dll. Tetapi secara keseluruhan, makanan favorit kami adalah ayam, entah ayam itu digoreng, dibakar, atau sebagainya. Selain memiliki kesamaan dalam menyukai berbagai jenis makanan, kami juga menyukai makanan pedas tetapi kami tidak kuat makan pedas. Oleh karena itu, tidak heran ketika kami makan makanan pedas seringkali diakhiri dengan keluarnya air mata.
Yayuk Fitriani (Yayuk) — Menempuh SMA di provinsi yang berbeda
Saat menempuh pendidikan di SMA, kami bersekolah di provinsi yang berbeda. Yayuk menempuh SMA di provinsi Jawa Timur, sedangkan aku di DKI Jakarta. Sejak kecil Yayuk selalu tertarik dengan Jakarta sehingga ia memutuskan untuk kuliah di UI walaupun menurutnya di Jawa Timur juga banyak universitas yang bagus. Di tempat Yayuk menempuh SMA dulu, yaitu Bojonegoro, Jawa Timur terdapat tambang minyak sehingga cuaca di sana menjadi sangat panas hingga menyengat kulit.
Rasyida Rahma Azzahra (Rara) — Memiliki ketertarikan peminatan Ilmu Komunikasi yang sama
Kami memiliki ketertarikan terhadap peminatan ilmu komunikasi yang sama, yaitu humas. Rara ingin mengambil peminatan humas karena menurutnya peminatan tersebut mempunyai prospek kerja yang banyak dan ia juga cukup suka berbicara di depan. Awalnya Rara ingin mengambil peminatan penyiaran atau IKP, tetapi peminatan tersebut sudah tidak ada lagi sekarang. Di antara keempat peminatan yang ada, Rara paling menghindari peminatan kajian media karena baginya sulit untuk menganalisis sesuatu.
Chandra Kirana Ishafira Rullinda (Cangkir) — Memiliki golongan darah yang berbeda
Cangkir memiliki golongan darah O yang berasal dari kedua orang tuanya, sedangkan aku memiliki golongan darah B yang berasal dari ibuku. Ia merasa ngilu jika melihat darah, tetapi walaupun begitu ia tidak takut jika darahnya diambil, bahkan ia pernah melakukan donor darah sebelumnya. Berkaitan dengan darah, cangkir tidak percaya dengan ramalan atau pun karakteristik berdasarkan golongan darah.
0 notes
Text
Berbagi Cerita
KOM 2017
1. Lahir di pulau berbeda - Anggrayna Pradikma
Ray lahir dan besar di kota kecil bernama Muara Bungo. Di mana tuh? Kota kecil-adem-anyem-sepi tersebut terletak di Provinsi Jambi, yakni di Pulau Sumatera. Meskipun ia mencintai tanah kelahirannya, Ray mengaku ingin menjelajah dunia. Rasa rindunya terhadap Muara Bungo terpuaskan di Himpunan Mahasiswa Jambi (Himaja). Saat ini, ia sedang sibuk di divisi desain untuk acara DUIUJ (Dari UI untuk Jambi), di mana ia berjualan donat pisang untuk membantu pendanaan.
2. SMA di provinsi berbeda - Ariefqy Noermansyah
Rasanya sedikit susah dipercaya kalau kami baru saling kenal belakangan ini karena Eqy anaknya seru banget! Sesama SMA jurusan IPA, tetapi banyak perbedaan. Dari segi lokasi, Eqy menempuh pendidikan SMA-nya di kota Palembang, Sumatera Selatan. Perbedaan lainnya adalah Eqy sudah lulus dari tahun lalu dan sempat mengambil akuntansi di Universitas Sriwijaya. Namun, Eqy ini kelahiran 2000, loh, jadi dia tetap masih lebih muda dari kebanyakan angkatan 2017. Lalu, dari segi kurikulum – sekolahnya menggunakan kurikulum 2013. Ia bahkan cukup kaget saat ditanyakan kurikukulum apa yang ia ambil. Selain itu, di sekolahnya ia sempat tinggal di asrama. Kalau sekolahku, hem, sedang masih dalam proses pencanangan untuk membuat asrama..
3. Suka makanan sama - Ramond Tiwow
Dengan reputasi yang cukup ekstrim, makanan yang satu ini pasti sudah tidak asing lagi – indomie. Bagi Ramond, rasa yang paling ia sukai adalah ayam spesial campur ayam bawang. Ya, ia adalah tipe orang yang sekali lahap minimal 2 bungkus. Untuk topping, ia lebih lebih menyukai yang tidak mengubah rasa dari indomie sendiri, seperti telur dan kornet. Namun, untuk sekarang Ramond sedang membatasi asupan indomienya dalam rangka menghilangkan jerawatnya sehingga selama 2 bulan terakhir ini, ia baru mengonsumsi 3 bungkus indomie. Semangat dan semoga berhasil, Ramond!
4. Golongan darah beda - Maureen Manik
Sebagai orang Indonesia bergolongan darah B+, Maureen (/mɔːˈreːn/) memiliki golongan darah terbanyak kedua setelah golongan darahku, O+. Rhesus + memang merupakan yang umum di kalangan orang Asia, dan lebih baik memiliki rhesus + karena kemungkinan mengandung bayi yang berkelainan erythroblastosis fetalis lebih kecil. Dari golongan darah B itu sendiri, Maureen memiliki genotipe IBIB, yang berarti orang tuanya tidak mungkin bergolongan darah A ataupun O (dan benar, kedua orang tuanya bergolongan darah B).
5. MBTI sama - Sabrina Soetomo
Sebagai sesama INFP-T, kami merasa memiliki kesamaan di bidang sosial, seperti cara-cara berinteraksi. Menurutnya, ia cukup sesuai dengan ciri-ciri orang INFP-T yang tertulis di website 16personality.com, terutama dalam sifat altruistik dan lebih memilih untuk tidak mengejar kekuasaan.
0 notes
Text
Berbagi Cerita
SENIOR
Selang beberapa bulan saya berbaur di lingkungan komunikasi UI, tentu masih banyak yang harus saya ketahui. Untuk itu, saya bertanya pada ketiga senior ini untuk sedikit berbagi cerita mereka sejauh ini:
1. Kak Adista Nuratika
Pada hari Sabtu, 30 Oktober 2017, saya dan Sabrina mewawancarai Kak Adista, periklanan 2015. Dalam waktu 3 bulan ia menyesuaikan diri di Melbourne, ia merasa belum menjelajahi semua seluk-beluk kota tersebut. Hal-hal yang baginya susah untuk disesuaikan adalah dalam melaksanakan ibadah serta makanan. Selain itu, penting sekali menurutnya untuk pandai-pandai mengelola uang. Berhubung Kak Adista memang meminati jurusan yang ia ambil, yakni major fotografi dengan minor film, ia tidak merasa keberatan dengan banyaknya tugas yang harus ia kerjakan. Ia juga menambahkan bahwa di Deakin, tugas memiliki bobot yang sangat besar, sekitar 50%. Sementara mengenai presensi, cukup 80% saja (bisa sekitar 5 kali tidak hadir). Meskipun demikian, dosen-dosen di sana akan mengunggah kuliahnya sehingga tidak menyulitkan mahasiswa yang berhalangan. Kak Adista berpesan agar kami bersabar karena harus mempelajari mata kuliah semester 3 di semester 1. Ia juga berpesan agar kami menikmati masa-masa di UI dan memperluas koneksi.
2. Kak Yohana Parida
Di tengah hiruk-pikuk takor, Selasa, 3 Oktober 2017, saya bersama teman-teman saya, Lifa dan Sabrina, mewawancarai Kak Yohi. Kak Yohi memilih ilmu komunikasi karena seru, dan setelah ia masuk dan menekuninya ia makin menyukai wawasan yang didapatnya, terutama mengenai media. Oleh karena itu, ia berencana akan mengambil peminatan kajian media atau periklanan. Kak Yohi adalah seseorang yang sangat aktif. Di semester pertamanya saja, ia sudah mengikuti graffiti, lifis, pekom, right brain days, fispres, serta menjadi cast gelmab yang membuatnya langsung jatuh hati pada seni teater. Hal yang paling berkesan untuknya pribadi adalah pentas tunggal operet primadona. Untuk sekarang, kesibukannya adalah menjadi staff senbud BEM FISIP UI. Menurutnya dan teman-temannya yang sedang ada saat itu, HMIK tidak lebih santai dari BEM. Semua memiliki kesibukannya masing-masing. Akhir kata, Kak Yohi mengingatkan kami untuk menghargai lingkungan FISIP yang sangat hangat dan terbuka.
3. Kak Winona Amabel
Di senja sejuk di mana rasa kantuk mulai menyerang, saya dan Sabrina kembali mewawancarai seorang senior. Selasa, 3 Oktober 2017, Kak Abel membagikan ceritanya kepada kami. Ketertarikannya pada media mendorongnya untuk mengambil peminatan kajian media, yang untuknya pribadi sangat menarik. Pengalaman kerjanya di bidang menulis adalah saat ia menjadi seorang content writer di sebuah agensi. Di sana ia freelance, memegang akun instagram kliennya, mulai dari restoran dan bar di Bali sampai permen kiss. Dari situlah ia mendapatkan pengalaman iklan dan belajar membangun brand dari segi digital marketing. Ia juga harus memikirkan lifestyle audience.Selain itu, ia juga berkontribusi di website yang masih baru berkembang, folkspopuli.com. Awal mula ketertarikannya pada dunia sastra dimulai sedari kecil, di mana ia diberikan buku-buku Hans Christian Andersen dan buku-buku mengenai dinosaurus. Ia juga mengikuti lomba menulis FLS2N, dan saat SMP ia menulis novel yang hanya dibacanya sendiri serta 2 orang temannya, dan saat SMA ia membuat blog. Sebagai seorang idealis, ia sangat menyukai cerita yang menyiratkan kehidupan bermasyarakat seperti 1984 dan Animal Farm karya George Orwell. Dalam lingkungan FISIP, terutama komunikasi, Kak Abel sendiri adalah seorang scriptwriter di acara GELMAB. Ia juga merupakan staf seni budaya HMIK pada tahun lalu, dan saat ini ia menjabat sebagai wakil kepala departemen seni budaya HMIK. Pesannya untuk kami ialah saat kuliah, lakukanlah apa yg memang menjadi keinginan, ambillah kesempatan selagi ada, dan bila tidak mau pun tidak apa, jangan sampai melakukan apa pun dengan terpaksa.
0 notes
Text
Jogja, Surga Tempat Wisata?
Jogja yang dikenal sebagai Kota Pelajar dan Kota Budaya juga patut disebut sebagai Kota Wisata. Di dalamnya terdapat berbagai tempat wisata. Mulai dari wisata alam, wisata budaya, sampai wisata kuliner hadir di Jogja. Untuk kalian yang suka traveling, pasti kalian pernah ke kota yang satu ini. Apa saja tempat wisata yang kalian pernah datangi di Jogja? Mungkin kebanyakan dari kalian hanya mengetahui tempat-tempat wisata yang mainstream. Nah, supaya kalian lebih mengetahui banyak tempat wisata menarik di Jogja, berikut ini rekomendasi tempat wisata di Jogja yang kalian dapat kalian kunjungi.
1.) Candi Plaosan
Candi Plaosan merupakan candi peninggalan agama Buddha yang berada di daerah Bugisan. Untuk masuk ke Candi Plaosan ini, pengunjung hanya dikenakan tiket masuk seharga RP 2.000,00. Candi ini tidak kalah bagusnya dengan candi-candi lainnya. Seperti candi pada umumnya, Candi Plaosan menyuguhkan bangunan candi yang kokoh dengan pemandangan yang menakjubkan. Di sekitar Candi juga terdapat lapangan hijau yang luas, yang dapat digunakan untuk berfoto. walaupun candi ini masih sepi pengunjung, candi ini tidak kalah dengan candi-candi lainnya.
2.) Pantai Nglambor
Untuk kalian yang suka ke pantai wajib banget ke Pantai Nglambor. Pantai Nglambor ini merupakan salah satu pantai yang ada di Gunung Kidul. Di pantai ini, kita bisa snorkeling hanya dengan membayar sebesar Rp 35.000 saja. Dengan harga sedemikian rupa, kita akan dipinjamkan alat untuk snorkeling. Untuk kalian yang baru belajar snorkeling akan ada petugas yang mengajari kalian. Dasar laut Pantai Nglambor ini menyimpan banyak keindahan. Di dalamnya terdapat berbagai jenis ikan dan terumbu karang. Untuk kalian yang tidak ingin snorkeling, kalian bisa menikmati pantai di tepian atau sekedar berfoto-foto di atas batu karang.
3.) Jejamuran
Setelah lelah berwisata waktunya untuk mengisi perut. Untuk kalian yang suka jamur kalian harus coba makan di Jejamuran. Restoran yang bermenu jamur ini hanya berada di Jogja saja, loh. Di sini, jamur diolah menjadi berbagai macam makananan. Setiap harinya, jejamuran selalu padat didatangi pengunjung. Tidak hanya karena rasanya yang enak, namun juga karena harganya yang cukup terjangkau. Makanan yang paling favorit disini adalah sate jamur dan jamur crispy. Tidak heran kalau setiap harinya kedua menu tersebut akan cepat habis. Interior di Jejamuran ini juga instragamable. Selain menjual makanan jadi, Jejamuran juga menjual berbagai bibit jamur.
Itulah beberapa rekomendasi tempat wisata di Jogja yang mungkin kamu belum kunjungi. Masih banyak surga-surga lain yang terdapat di Jogja. Oleh karena itu ayo #explorejogja!
Terimakasih atas waktunya narasumber, Felisitas Sindiana.
0 notes
Text
Memulai bisnis sejak SMA
Aan Ihsan, Co Founder of Antonym Jakarta.
Antonym Jakarta lahir pada pertengahan tahun 2016. Awalnya bermula dari obrolan ringan di salah satu coffee shop untuk membuat suatu usaha kreatif dan inovatif yang akhirnya berujung ke suatu ide untuk mendirikan sebuah Local Streetwear Brand. Simply, aan dan temannya wylie memutuskan untuk merealisasikan ideas they have clouded in their heads and led to the creation of their own Streetwear Brand yang mereka beri nama Antonym Jakarta.
Banyak orang bertanya apa definisi dari pemberian nama “Antonym”. Well it was simple, Antonym or in any other words Opposite means having position on the other side of something. Jadi berdasarkan namanya Antonym Jakarta ber komitmen to create garments dengan design yang merepresentasikan our opposing idea against current morals and intellectual climate to define the distinct spirit of the era.
Cara mengatur waktu sekolah dengan business
Saat mendirikan Antonym, Aan dan rekan-rekan masih berstatus sebagai pelajar SMA. Mereka serius dan ber komitmen terhadap Brand mereka. Tapi mereka juga tidak lupa tanggung jawab dengan pendidikan. Mereka biasa melakukan rapat pada weekend sehingga tidak menggangu kewajiban mereka sebagai pelajar, namun mereka selalu memaksimalkan tiap kesempatan yang mereka miliki untuk mengurus brand mereka. Pertanyaan seperti "apa lo gacape ngurus sekolah dan brand lo?" sudah tidak asing bagi aan dengar
Kalo menurut aan, justru di situ challenge nya. Dimana kita harus membagi waktu antara sekolah dan mengelola usaha lo sendiri.
Tips untuk bisa mendirikan sebuah usaha
“Untuk gue sendiri, sebenernya jangan pernah takut untuk memulai sesuatu dari nol. Karena lo gabakal tau apa itu sampe lo already experienced it. In my own perspective melihat bahwa sebenernya banyak orang yang mau memulai usaha, tapi mereka belum punya keberanian untuk memulainya.”
“Satu kalimat dari gue buat lo yang mau usaha. ‘ If you don't build your own dreams, Someone will hire you to help build theirs ‘ “
Aan Ihsan, Co Founder of Antonym Jakarta
0 notes
Text
Norax yang Bukan Hanya Sekadar Mengkayuh Pedal
“Pas gowes itu kendalanya suka ada yang kram, mental-nya down, atau ngambek di tengah jalan. Kalau sudah tua sebetulnya kita seperti kembali menjadi anak kecil, ya.” Sebut ketua komunitas sepeda “Norax”, Bundarman Wartoharjono. Beliau sendiri pada tahun ini menginjak umur 59 tahun. Namun, hal itu seakan tertutupi oleh cara beliau yang antusias dalam menyampaikan kisah dan pengalamannya sebagai anggota klub gowes. Mungkin, memang betul jika melakukan hal-hal yang kita cintai akan membuat awet muda, setidaknya dalam hal semangat.
Pak Bundarman bercerita kalau Norax memiliki kepanjangan, yaitu North Rawalumbu X karena beranggotakan masyarakat Rawalumbu Utara RW 10. Sejauh ini, jumlah anggota tetapnya 26 orang. Komunitas bersepeda ini rata-rata diikuti oleh masyarakat yang berumur kisaran 40—63 tahun. Profesi yang digeluti pun juga berbeda-beda. Ada yang merupakan pensiunan seperti Pak Bundarman, ada juga wiraswasta, tentara, polisi, guru, dan lain-lain. Tak ada satu pun di antaranya yang merupakan ibu-ibu atau wanita.
Kegiatan komunitas ini dibagi menjadi dua, ada gowes rutin dalam kota setiap minggu dan gowes luar kota setiap enam bulan sekali. Perkiraan jarak untuk gowes dalam kota adalah 20 km bolak-balik. Sedangkan, gowes di luar kota bisa mencapai 100 km.
Kota-kota yang telah disambangi oleh Pak Bundarman dan kawan-kawan adalah Solo, Yogyakarta, Subang, dan kecamatan Rengasdengklok yang paling baru. Jika ditanya hal yang paling berkesan dari komunitas, kata beliau adalah bagian makan-makan di tengah-tengah gowes. Bukan bagian gowesnya. Beliau berkata, “gowesnya capek.” Hitung-hitung, untuk mengisi tenaga dalam perjalanan bersepeda.
Tidak ada paksaan untuk mengikuti kegiatan dalam komunitas. Terkadang ada anggota yang bergabung di grup chat, namun tidak pernah menyempatkan diri untuk ikut gowes. Masalah kesehatan yang berkaitan dengan umur juga menjadi salah satu alasan tidak adanya tuntutan bagi para anggota. Menurut beliau, hal yang terpenting yang mesti dilakukan adalah merasa fun saja saat gowes.
Sesekali, Pak Bundarman menyesap tehnya sambil memikirkan dan memilih kisah mana yang mau ia sampaikan. Saat ditanyakan tentang kendala yang terjadi dalam komunitas, ia balik bertanya “Boleh nggak, kalau jawabannya tidak ada?” Istri beliau yang duduk tidak jauh menimpali, “Ada, pak. Masalah kesehatan.” Umur yang tidak lagi muda memang terkadang berpengaruh langsung pada performa. Selain itu, saat mau pergi ke luar kota, terkadang sulit membeli tiket pesawat yang harus menyesuaikan dengan keadaan ekonomi seluruh anggotanya. Satu sama lain sering menalangi uang terlebih dahulu. Dari hal itu, kita dapat melihat rasa persaudaraan yang tinggi antarsesama anggota.
Harapan yang dimiliki oleh Pak Bundarman terhadap Norax adalah ingin menjadikan kegiatan gowes menjadi lebih bermanfaat bagi kesehatan dan orang banyak. Ia juga sudah memulai program gowes dari masjid ke masjid untuk menyumbangkan sarung di berbagai tempat. Begitu pula saat dalam bulan Ramadhan, anggota Norax berbagi takjil selama sepuluh hari di jalan atau musola-musola kecil. Semuanya berangkat dari kesadaran sendiri. Beliau ingin bersepeda tidak hanya bukti kepedulian kepada hal-hal duniawi, namun juga mengejar untuk di akhirat kelak.
Saya, sebelum pamit, sempat menyinggung tentang sepeda pribadinya. Ia mengatakan lebih senang merakit sendiri dibandingkan beli jadi. Ada kepuasan tersendiri yang dapat dirasakan. Sepeda yang sering beliau gunakan menghabiskan dana lima belas juta rupiah. Setelah mengungkapkan harga, beliau langsung menyampaikan kalimat yang menurut saya cukup menarik. “Mending merakit sepeda yang mahal daripada pasang ring di jantung yang satu seharga tiga puluh lima juta,” tandasnya.
0 notes
Text
Berawal Coba-coba, Sekarang Berlipat Ganda
Jam tangan anti air mungkin sudah banyak diproduksi oleh banyak produsen ternama di dunia. Tapi pernahkah kalian mendengar jam yang tahan air, tahan panas, serta tahan banting tapi dengan harga yang murah? Karim Zaidan, Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2014 membuktikan bahwa jam tangan berkualitas, tak harus mahal harganya.
Saya berkesempatan untuk mewawancarai salah satu pebisnis muda di lingkungan komunikasi yang terbilang sukses. Abdullah Karim Zaidan, seorang pebisnis muda yang selalu berorientasi ke masa depan. Membuat inovasi baru mengenai jam tangan yang tahan dalam segala kondisi dengan harga yang cukup murah. Langkah tersebut sengaja ia ambil karena ia merupakan travelers sejati, yang membutuhkan jam untuk melihat waktu, atau kompas sebagai petunjuk arah untuk mendaki gunung.
Sejak remaja, jiwa berdagangnya memang sudah nampak. Pada saat SMA, ia menjual jasa install software computer. Jiwa petualang yang ada pada diri Zaidan, mengantarkannya pada hobinya untuk menaiki gunung serta travelling ke berbagai tempat di dunia. Sejalan dengan keperluan untuk hobinya tersebut, ia membeli sebuah jam tangan outdoor yang akan dikenakannya untuk melakukan hiking. Ia membeli jam tersebut dengan harga dibawah 100ribu tetapi dengan kualitas sangat baik. Lalu, akhirnya ia terpikir untuk menjual jam tersebut ke khalayak luas.
Strategi pemasaran produknya tersebut melewati media sosial serta berbagai situs online shopping di Indonesia. Bisnis tersebut terlampau sukses dan akhirnya semakin ditekuni oleh Zaidan. Lalu, ia memutuskan untuk melanjutkan bisnisnya tersebut, yang berawal dari coba-coba, yang sekarang akhirnya dapat menghasilkan penghasilan yang dapat menunjang kehidupan perkuliahannya. Dalam satu hari, Zaidan dapat menjual sekitar 20-30 buah jam tangan dalam satu hari.
Salah satu strategi pemasaran yang ampuh kepada masyarakat di Indonesia adalah branding. Ia memasukkan nama outdoor dalam mereknya yaitu “SKMEI Outdoor Watch Indonesia”. Re-branding yang biasanya dilakukan oleh banyak perusahaan untuk meningkatkan daya jual, tidak dilakukannya. Menurutnya, hal tersebut tidak dapat dengan mudah diubah serta merta tanpa memperhatikan aspek lainnya.
SKMEI dianggap sebagai penyokong dari berbagai bab mengenai hidupnya, baik secara finansial, maupun penyokong utama hobinya. Ia merasa sangat senang dalam menjalankan bisnis ini, karena menurutnya bisnis tersebut berkolerasi dengan hobinya. Ia juga mengatakan bahwa bisnis tersebut akan terus dijalankannya karena peminatnya sangat banyak.
Sebuah bisnis yang mungkin bagi sebagian orang terasa sangat pasaran, tetapi Zaidan dapat melihat sebuah cela dari hal tersebut dan menjadikannya sebuah peluang bisnis yang sangat menjanjikan. Ia berharap banyak anak muda yang mengikuti jejaknya untuk berbisnis. Menurutnya, bisnis bukan hanya soal ‘sudah sejauh mana pengalaman kita’, melainkan sebuah bagaimana kita sebagai individu menyusun segala niatan untuk dapat terus maju kedepan.
0 notes
Text
Mengisi Perut Hanya dengan Modal Kamera
Abdul Razzak atau akrab dipanggil Razzak, saat ini tengah memulai bisnis di bidang fotografi. Awalnya ia hanya tertarik dengan dunia visual ketika duduk di bangku sekolah dasar dengan mengkaji film dari segi visualnya bisa menceritakan alur yang sangat emosional. Minatnya pada dunia visual baru berkembang ke fotografi semenjak ia memiliki akun instagram. Dari akun instagram-nyalah Razzak terinspirasi foto-foto hasil jepretan fotografer dunia seperti Brandon Woelfel, yang menurutnya terlihat seperti magic, begitu ia mendeskripsikannya. Selain itu, ia juga suka melihat feature account, yang dimana menyajikan foto-foto dari fotografer di berbagai belahan dunia. Razzak pun mulai mengembangkan keahliannya di dunia fotografi saat ia dimintai tolong kakaknya untuk mengambil gambar dirinya.
Bisnis yang digeluti Razzak saat ini bisa dibilang dimulai secara tidak sengaja. Razzak bercerita bahwa awal mulai nge-kost, uangnya menipis dan mau tak mau ia harus menahan lapar karena tidak enak hati meminta uang kepada orang tuanya. Tanpa sengaja ia melihat kameranya yang tergeletak dan seketika langsung mendapat ide untuk menjadi fotografer bayaran saat pembagian jakun. Saat itu ia hargai fotonya 500 rupiah per foto. Razzak menyebarkan pesan yang berisi menawarkan jasa fotonya ke grup-grup yang berisi mahasiswa baru. Dan tak disangka, ia mendapat respon yang baik. Dari situlah ia resmi menawarkan jasa fotonya. Tidak hanyak untuk maba, tetapi juga orang yang yang sedang membutuhkan fotografer. Sampai saat ini Razzak sudah mendapat beberapa job, yang terbilang lumayan. Bahkan ia sempat ditawari untuk menjadi director fashion editorial. Namun, karena merasa kemampuannya masih terbatas dan sibuk dengan kegiatan kuliah, ia pun memutuskan untuk mendalami fotografi terlebih dahulu dan kemudian menyusun portofolio.
Bisnis fotografi menurutnya saat ini memang sangat diminati masyarakat. Meski begitu bagi Razzak, untuk menjadi seorang fotografer membutuhkan passion. Karena selama proses foto pasti ada suka dukanya. Dan fotografer adalah salah satu pekerjaan yang dilihat dari hasilnya bukan proses. Maka untuk itu diperlukan ketekunan.
credit to instagram @razakpf
0 notes
Text
Sudah Ikut MENETAS di Kimia UI?
“Hah menetas?!”
Eits, jangan salah! Menetas yang satu ini maksudnya bukan keluar dari telur, melainkan menapak batas. Ya, menapak batas alias MENETAS merupakan salah satu komunitas yang bergerak di bidang keilmuan dan dapat kamu temukan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UI, tepatnya di lingkup Departemen Kimia.
Sumber foto: Official Account Line Menapak Batas @pqm6499l
Sekilas tentang awal mulanya komunitas ini terbentuk, pernahkah kamu merasa ilmu yang kamu dapat saat perkuliahan rasanya akan mubazir jika tidak diamalkan dalam kehidupan sehari-hari? Itulah yang dirasakan oleh sekumpulan mahasiswa Kimia UI pada saat itu. Berawal dari persamaan rasa serta pikiran ingin mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu kimia yang mereka punya dalam kehidupan sehari-hari, akhirnya mereka mendirikan sebuah komunitas bernama MENETAS pada tahun 2012/2013 lalu.
Komunitas MENETAS ini merupakan wadah bagi para mahasiswa di Departemen Kimia UI untuk mengaplikasikan ilmu yang mereka dapat—di bidang kimia tentunya—ke dalam berbagai lomba. Oleh karena itu, dalam komunitas ini kamu bisa mendapatkan informasi seputar lomba yang super lengkap, mulai dari tingkat nasional—mencakup jurusan, fakultas, dan universitas—bahkan sampai ke tingkat internasional! Tetapi tidak hanya sekedar mendapatkan informasi lomba-lomba saja, komunitas ini juga mendorong setiap anggotanya untuk aktif dalam mengikuti berbagai lomba yang ada. Sesuai dengan tagline komunitas MENETAS tahun ini, yaitu “unggul berprestasi”, maka anggota dari komunitas MENETAS ini pun diharapkan untuk dapat mencetak banyak prestasi atau setidaknya menjuarai satu perlombaan yang mereka ikuti. Tentu mereka yang mengikuti lomba tidak berjuang sendirian, tetapi didampingi juga oleh kakak-kakak tingkat yang merupakan anggota MENETAS tersebut untuk pelatihan. Selain mengikuti dan menjuarai berbagai lomba, mahasiswa-mahasiswa Departemen Kimia UI yang tergabung sebagai anggota MENETAS juga diharapkan untuk bisa membangun nuansa ilmiah dalam jiwanya melalui komunitas ini.
Sumber foto: Akun Twitter MENETAS @MenetasChemUI
Seperti komunitas-komunitas pada umumnya, MENETAS juga mengadakan pelatihan rutin untuk setiap anggotanya. Pelatihan yang baru saja diadakan belakangan ini adalah penulisan artikel/esai, setiap anggota MENETAS diharuskan untuk menulis suatu artikel atau esai secara bergantian dengan tema bebas tetapi scientific, nantinya tulisan tersebut akan diunggah pada blog milik komunitas MENETAS. Seiring dengan berkembangnya teknologi, komunitas MENETAS juga memanfaatkan pelatihan secara online via group chat. Pelatihan secara online ini mencakup tanya-jawab dan diskusi sesama anggota komunitas MENETAS.
Walaupun umurnya belum mencapai 5 tahun, tetapi tidak sedikit dari anggota komunitas MENETAS yang sudah mengantongkan banyak prestasi dan pencapaian, loh! Salah satu pencapaian yang paling sering didapat ialah menjadi delegasi pada konferensi internasional.
Untuk kamu yang ingin bergabung ke komunitas ini, tidak perlu susah-susah, syaratnya cukup mengisi form online dan wawancara pada saat open recruitment dilakukan. Open recruitmentnya sendiri biasa diadakan pada awal semester genap tiap tahunnya.
Nah, bagi kamu mahasiswa dari Departemen Kimia UI yang berkeinginan untuk menuangkan ilmu kimianya dalam kegiatan sehari-hari, sudah siapkah kamu untuk bergabung dan berkolaborasi bersama komunitas MENETAS?
Terimakasih banyak kepada Yoga Romdoni (Kimia UI 2016) selaku anggota komunitas MENETAS yang telah meluangkan waktunya dan bersedia untuk diwawancarai sebagai narasumber.
0 notes