Text
SELESAI PAK TANPA DRAMA
Assalamu'alaikum wr wb.
Sebelumnya PAK ialah penilaian angka kredit, sebagai syarat seorang PNS yang masih newbie untuk mendapatkan SK jabatan fungsional (jabfung) tertentu. Nah, setelah pengajuan PAK lalu akan mendapatkan SK jabfung, baru pelantikan jabfung, dan bisa naik pangkat. Ini berlaku khusus PNS yang jabfung tertentu ya, bukan yang jabfung umum dan jabatan struktural. Karena beda & aku belum paham, haha.
Nah yang menjadi masalahnya, belum semua PNS yang newbie tahu & paham cara pembuatan PAK tersebut. Karena cara buatnya masih ngetik manual alias belum ada aplikasinya. Belum secara otomatis memunculkan angka kredit di tiap kegiatan yang terlaksana. Namun sepertinya aplikasi SEPAKAT yang diluncurkan oleh Pemkab Klaten mungkin bisa menjadi jawabannya. Aplikasi yang sudah digunakan sejak tahun 2020 itu semoga bisa menggantikan PAK yang manual. Sehingga bisa memudahkan PNS dalam pengajuan PAK dengan lebih mudah, simpel, cepat & efisien.
Tujuanku nulis ini untuk:
1. Sebagai pengingat buat diriku sendiri. Kalau mau buat PAK lagi. Ribet kalau sampai lupa.
2. Buat teman-teman yang sudah berpengalaman buat PAK, tolong minta masukan, kritik & saran dengan apa yang kutulis ini. Semoga bisa melengkapi tulisanku ini jadi lebih baik.
3. Buat teman-teman yang membutuhkan informasi ini, semoga bermanfaat & menjadi ladang pahala untukku, aamiin.
BTW, ada syarat jumlah angka kredit yang harus dipenuhi oleh seorang PNS. Setau aku, kalau pengajuan untuk 3 semester harus memperoleh nilai minimal 70. Kalau pengajuan untuk 5 semester harus mendapat nilai minimal 80. Untuk ijazah Diploma III mendapat nilai 60. Sekarang yuk kita ulas langkah pengajuan PAK untuk jabfung:
1. Siapkan lampiran usul/bahan yang dinilai. Terdiri dari surat pengantar dari Puskesmas, fotocopy SK CPNS, fotocopy SK PNS, fotocopy SPMT, fotocopy legalisir ijazah, fotocopy legalisir transkrip nilai, daftar riwayat hidup+foto, fotocopy legalisir kartu pegawai dan map yang diberi identitas).
2. Rapikan bukti kegiatan tiap semester. Pastikan kegiatan yang terlaksana sudah terdokumentasi dengan baik. Sebagai bukti kegiatan untuk pengajuan PAK seperti kali ini, sebagai bukti telusur ketika akreditasi Puskesmas & arsip pribadi. Contohnya untuk kegiatan penyuluhan kelompok tanpa alat bantu, buktinya ialah absensi, foto saat kegiatan dan notulen. Bukti-bukti kegiatan tersebut dikelompokkan tiap bulan, sesuaikan tanggalnya. Lalu baru kelompokkan tiap semester, karena tim penilai akan menilai per semester.
3. Buat jadwal bulanan via ms. Word. Setelah merapikan bukti kegiatan per semester, langkah kedua ialah buat jadwal bulanan sesuai bukti kegiatan. Sesuaikan tanggal, tempat dan kegiatannya ya.
4. Buat SPMK via ms. Excel. Input semua kegiatan berdasarkan kategori kegiatan berdasarkan UU dan tempat kegiatan berlangsung. Misalnya kegiatan survey PHBS tempat ibadah dikategorikan sebagai kegiatan mengumpulkan data primer dengan cara observasi langsung. Penilaian strata Posyandu dikategorikan sebagai kegiatan mengumpulkan data primer dengan cara wawancara biasa. Dan sebagainya sampai semua kegiatan selesai dikategorikan. Jangan lupa kelompokkan tiap desa karena akan dimintai tanda tangan pak Lurah atau sekdes yang bersangkutan. Oh iya, di tahap ini sudah mulai input angka kredit hlo.
5. Buat jadwal harian via ms. Excel. Ini nih awal klimaksnya, haha. Tabel jadwal harian ini dibuat kecil-kecil biar cukup kalau diprint. Sebelum input jadwal harian, pastikan tanggal merah dan hari libur nasional sudah diblok merah ya. Supaya ikut keisi kegiatan. Di tabel ini sekalian diinput angka kredit di tiap kegiatan. Di tahap ini sudah ketahuan berapa total angka kredit tiap bulannya.
6. Buat lembar PAK bulanan tiap semester via ms. Excel. Di tahap ini intinya, mengumpulkan jumlah angka kredit yang didapat tiap bulannya menjadi per semester. Jadi kita bakalan tahu total angka kredit yang kita dapat tiap semesternya. Nah di sinilah kita bisa mengira-ngira, apakah angka kredit kita sudah memenuhi standar apa belum. Ini klimaksnya, haha. Tipsnya kalau total angka kreditnya kurang dari standar, bisa ditambah kegiatan yang bisa menambah nilai. Misal kalau promkes ialah pembuatan poster, spanduk, rancangan media cetak, mengumpulkan data sekunder dari satu sumber dll.
7. Buat lembar DUPAK tiap semester via ms. Excel. Total angka kredit tiap semester dipindahkan ke tabel ini. Bedanya dengan lembar PAK ialah kalau lembar PAK, angka kredit diisikan di tiap kolom bulan. Sedangkan lembar DUPAK, angka kredit diisikan sesuai kategori kegiatan. Format tabel tentu beda ya.
8. Buat lembar DUPAK selama masa penilaian. Contohnya aku pengajuan PAK untuk 5 semester berarti aku buat lembar DUPAK yang berisikan total angka kredit selama 5 semester tersebut. Sesuaikan kategori kegiatan, terus dijumlah.
9. Buat cover bukti kegiatan dan jilid bukti kegiatan beserta jadwal bulanan ms. Word. Pastikan jadwal bulanannya sudah ditandatangani Kapus ya.
10. Print Target tahunan, target bulanan, realisasi tahunan, realisasi bulanan dan prestasi kerja di aplikasi SEPAKAT yang sudah dikerjakan.
11. Minta tanda tangan semua pihak terkait. Minta tanda tangan Kades/Lurah atau sekdes, sekalian ditulis nama terang dan minta stempel desa. Ini berlaku untuk kegiatan di luar gedung ya. Termasuk penyuluhan kelompok di luar gedung, penyuluhan massal, Survey PHBS 5 tatanan, Penilaian strata Posyandu, Penilaian strata desa siaga, SMD dll. Untuk kegiatan di dalam gedung cukup minta tanda tangan & stempel Kepala Puskesmas/Kapus, kalau Kapusnya selama masa pengajuan PAK pernah ganti ya minta tanda tangan semua.
12. Print bukti kegiatan lainnya (poster, spanduk, materi penyuluhan dalam bentuk power point, laporan bulanan, laporan 3 bulanan, laporan strata posyandu, laporan PHBS, rekap SMD dll). Ini anti klimaksnya, haha.
13. Minta surat rekomendasi dari profesi. Misal kalau aku D3 penyuluh kesehatan masyarakat terampil (promkes) ikutnya PPPKMI. Jadi aku ikut keanggotaan PPPKMI & berhak minta surat rekom tersebut. Biayanya 20 ribu per suratnya.
14. Semua berkas PAK siap diantar ke Dinas Kesehatan Kabupaten. Di bagian umum, akan diberikan lembaran penilaian angka kredit.
15. Buat janji dengan tim penilai PAK dan antar ke tempat beliau. Tim penilai berperan menentukan total angka kredit yang layak untuk pengusul.
16. Untuk info lebih lanjut akan dikabarkan oleh tim penilai. Revisi atau tidaknya. Biasanya kalau revisi, mungkin ada yang kurang.
17. Setelah dinilai oleh tim penilai, semua berkas PAK diantar kembali ke Dinkes di bagian umum. Kalau sudah selesai prosesnya, akan dihubungi oleh pihak Dinkes. Biasanya diminta untuk meninggalkan no hp.
Sekian tahapan pembuatan PAK dariku. Kalau kurang jelas, bisa tanya langsung ke temannya atau ke senior. Kalau bisa yang sejurusan/sebidang biar lebih paham. Kalau belum jelas tanya via online ya tanya langsung aja.
Memang lumayan rumit, tapi setelah menyelesaikan tahapan ini seperti beban hidup hilang satu, haha. Tujuan aku ingin segera buat PAK bukan semata-mata untuk cuan, tapi karena aku sudah ketinggalan teman-temanku seangkatan. Mereka sebagian besar sudah buat PAK di awal tahun 2021, sedangkan aku awal tahun 2021 masih cuti melahirkan.
Apa pun prioritas kalian, tetap semangat, optimis dan selalu berikan yang terbaik versi kalian sendiri. Semoga sehat selalu dan Allah mudahkan setiap langkah kita dalam kebaikan, aamiin.
Wassalamu'alaikum wr. wb.
2 notes
·
View notes
Text
Amanah dari Allah SWT
Bismillahirrohmanirrohiim
Tujuanku menulis catatan ini tak lain untuk berbagi pengalaman, ingin merangkul semua calon ibu muda & semoga pembaca dapat mengambil hal positif dari tulisan ini.
Jumat, 20 November 2020
Pagi itu aku bersiap-siap untuk menunaikan shalat subuh. Aku melangkah ke kamar mandi untuk BAK. Hari itu kehamilanku sudah menginjak 38 minggu. Aku cek celana dalamku sebelum berwudhu. Namun tak kuduga, ada sedikit lendir merah & rembesan air yang cukup banyak. Air itu tak berwarna, bukan air pipis, karena tidak berbau pesing & tidak berwarna kuning. Langsung kuingat-ingat salah satu tulisan di buku KMS. Seingatku tanda yang aku alami ini adalah salah satu tanda akan melahirkan.
Segera kuberitahu suamiku. Suamiku yang sudah menunaikan shalat subuh, sedang sibuk menyiapkan nasgor rempah kesukaannya. Ia baru akan memblender bumbu saat kuberitahu keadaanku. Untung aku sudah packing 2 tas untuk keperluan melahirkan di RS. Suamiku tinggal membawa tas itu ke mobil. Berhubung aku belum mandi, kuputuskan untuk mandi terlebuh dahulu. Karena kalau sudah di RS lalu dokter memutuskan untuk melakukan rawat inap. Otomatis aku tidak bisa leluasa untuk mandi sendiri.
Selesai aku mandi, ibu mertuaku & suamiku sudah siap berangkat ke RS. 2 tas keperluanku & calon bayiku sudah diangkut ke mobil. Berangkatlah kami bertiga ke RSIA 'Aisyiyah Klaten. Di perjalanan, baru sampai di Ceper, aku baru ingat kalau dompetku belum kubawa. Kemaren dibawa suamiku, jadi masih di dalam tas suamiku di rumah. Mau tidak mau kami harus putar arah untuk balik ke rumah lagi. Sesampainya di depan rumah, aku minta suamiku untuk mengambil dompetku & camilan. Lalu kami berangkat, semoga tidak ada yang ketinggalan lagi.
Mobil kami parkir di depan IGD. Kami masuk lobi utama & disambut satpam. Satpam menyuruh kami ke loket 1 terlebih dahulu. Segera kami ke loket 1, kuserahkan secarik kertas berisi catatan dari dokter obgyn-ku
0 notes
Photo
Sukoharjo, 22 December 2019
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ
I’m committed to you
0 notes
Text
Mr. Chubby & Mrs. Moody (Part 13)
Aku pernah dengar kalau orang yang mau menikah akan diuji dengan berbagai hal dari arah mana saja dan kapan saja. Sekarang aku pun mengalaminya. Tapi satu hal yang aku tahu, Allah tidak akan menguji hamba-Nya di luar batas kemampuan hamba-Nya. Aku percaya dan yakin akan hal itu.
9 November 2019
Hari ini Mas Nata, Bu Titik (Ibunya Mas Nata) dan aku ke Wedi lagi. Sebelum ke wedi kami makan siang bersama di Cawas. Mas Nata dan aku fitting baju untuk acara Ngundhuh Mantu untuk kedua kalinya. Karena ada perubahan konsep. Waktu fitting baju pertama, aku mau yang modern atau yang dress dan yang cowok pakai celana. Sedangkan fitting baju yang kedua ini, aku berubah pikiran. Aku memutuskan untuk menggunakan konsep baju adat tradisional saja. Keputusanku ini sebelumnya sudah aku bicarakan dengan Mas Nata dan Bu Titik terlebih dahulu. Bu Titik lebih setuju yang tradisional saja.
Akhirnya aku ubah juga konsep baju untuk acara resepsi, jadi konsep modern. Jadi rencanaku, pas akad pakai tradisional (kebaya putih dan jarik), resepsi pakai dress dan acara ngundhuh mantu pakai tradisional (kebaya dan jarik). Warna baju yang aku pilih tetap sama waktu fitting pertama kali yaitu warna hijau. Selesai fitting, kami mampir ke toko pecah belah di klaten kota. Aku menemani Bu Titik membeli peralatan rumah tangga. Setelah itu kami pulang.
Jadwal kegiatan sebagai di puskesmas bulan ini yaitu mengadakan pertemuan desa siaga. Pertemuan dilaksanakan di seluruh desa yang menjadi wilayah kerja Puskesmas. Kalau wilayah kerja di puskesmas tempat kerjaku ada sepuluh desa. Mungkin orang lain yang melihat kegiatan pertemuan desa siaga itu gampang. Tapi dibalik acara yang “gampang” itu ada proses yang lumayan menguji kesabaran. Mulai dari koordinasi dengan teman seprofesi penyuluh kesehatan masyarakat atau biasa disebut promosi kesehatan (promkes). Lalu koordinasi dengan bidan desa tergantung desa mana yang akan diadakan pertemuan.
Bidan desa akan koordinasi dengan kepala desa, ketua forum kesehatan desa (FKD), perangkat desa, ketua RW dan kader kesehatan di desa tersebut. Kemudian setelah adanya kesepakatan waktu pelaksanaan, kami tim promkes segera mempersiapkan administrasi. Antara lain meminta nomor undangan, membuat undangan (lengkap dengan tanda tangan kepala Puskesmas dan stempel Puskesmas), membuat daftar hadir, menyiapkan materi yang akan didiskusikan dan menyiapkan kemungkinan rencana tindak lanjut. Tak lupa juga menyiapkan peralatan pendukung, seperti laptop, pointer, buku notulensi, alat tulis, proyektor dan kamera. Kami juga harus memesan konsumsi untuk peserta pertemuan berupa snack box dan nasi box.
Saat pertemuan berlangsung, kami tim promkes puskesmas hanya sebagai fasilitator. Forum diserahkan kepada ketua FKD dan jajarannya. Tapi masih ada beberapa desa yang belum memahami fungsi pertemuan desa siaga. Beberapa desa masih harus dibantu dengan pemaparan materi tentang desa siaga dan dipandu menemukan masalah bidang kesehatan di desanya. Setelah mencatat semua permasalahan di desa, kemudian diambil permasalahan yang paling darurat dan harus segera ditangani cepat. Baru diputuskan solusi bersama-sama. Maka didapat rencana tindak lanjut untuk dilakukan bersama. Karena permasalahan bidang kesehatan di desa bukan hanya tanggung jawab pihak Puskesmas saja. Melainkan tanggung jawab bersama seluruh lapisan masyarakat. Dukungan dan pro aktif masyarakat sangat menentukan keberhasilan dalam memecahkan masalah kesehatan.
Kegiatan ini merupakan kegiatan promotif dan preventif dalam bidang kesehatan. Di mana tidak hanya mengandalkan kuartif dan rehabilitatif saja. Bahkan ke depannya, Puskesmas diharapkan lebih mengedepankan kegiatan promotif dan preventif. Tujuannya menekan angka kesakitan atau kunjungan sakit dan meningkatkan kunjungan sehat di tempat fasilitas kesehatan. Itulah mengapa pemerintah pusat, provinsi dan daerah sangat gencar mempromosikan program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Semua itu tidak lain agar masyarakat sadar bahwa sehat itu dimulai dari diri sendiri dan keluarga. Mampu dengan mandiri berubah ke pola hidup sehat secara berkelanjutan, bukan hanya musiman.
Setelah pertemuan desa siaga selesai apakah pekerjaan tim promkes juga sudah selesai? Tidak. Kami tim promkes yang beranggotakan dua orang masih harus membuat laporan kegiatan. Tiap Puskesmas ada yang mempunyai satu, dua bahkan tiga tenaga promkes fungsional. Laporan kegiatan di Puskesmas harus mengikuti aturan yang sudah ada. Laporan kegiatan terdiri dari laporan kegiatan untuk BOK dan laporan kegiatan untuk penggunaan konsumsi. Kegiatan pertemaun desa siaga merupakan kegiatan yang bersumber dari dana BOK.
Laporan kegiatan untuk BOK tersebut harus urut mulai dari melampirkan undangan, surat perintah tugas dari kepala Puskesmas, laporan perjalanan kegiatan atau SPPD yang harus dibubuhi tanda tangan kepala desa atau pejabat yang berwenang, melampirkan daftar hadir yang sesuai dengan POA kegiatan, dan notulensi kegiatan yang ditulis tangan. Sedangkan laporan untuk penggunaan konsumsi berupa kerangka acuan kegiatan (KAK), notulensi kegiatan, dan foto kegiatan. Semua itu harus selesai dan dikumpulkan ke bendahara BOK sesuai jadwal POA kegiatan. Biasanya kami mengumpulkan laporan tersebut tiap awal bulan.
Jadi laporan tiap satu bulan dikumpulkan jadi satu pada awal bulan. Kegiatan promkes tiap bulannya tidak hanya satu atau dua kegiatan saja, bisa delapan sampai 15 kegiatan di tempat berbeda. Kegiatan promkes berupa penyuluhan dengan materi bermacam-macam, sesuai resiko penyakit yang tinggi di wilayah kerja Puskesmas apa. Kalau di Puskesmas tempatku kerja diadakan penyuluhan HIV/AIDS, kesehatan reproduksi remaja, penyakit kecacingan, DBD, TB paru, gizi buruk, leptospirosis, PHBS sekolah dan test IVA.
Selain penyuluhan, kami juga mengadakan pertemuan desa siaga, pertemuan lintas sektoral, refreshing kader kesehatan dan pemantauan kesehatan petugas dengan rockport. Belum lagi kalau ada kegiatan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK). Tim Promkes juga yang bertugas membuat laporan kegiatan untuk semua tenaga kesehatan yang ikut melaksanakan PISPK. Dan juga membuat laporan kegiatan untuk semua kader kesehatan yang ikut membantu kegiatan PISPK. Agar honor untuk kader kesehatan bisa cair. Bahkan aku yang ikut kegiatan PISPK dengan kunjungan sehat door to door ke rumah warga, juga masih diminta input data hasil PISPK secara online di web keluarga sehat.
Selain melaksanakan kegiatan yang tertera di POA Promkes, kami juga sering diminta bantuan oleh karyawan puskesmas lain. Beberapa kegiatan yang aku ikuti yaitu penjaringan kesehatan pada anak didik baru tingkat SD, SMP, SMA atau sederajat, posyandu, posbindu, puskesling, prolanis, penyelidikan epidemiologi (PE), pemateri di acara pelatihan dokter kecil, jadi MC di pertemuan STBM tingkat kecamatan, di pertemuan kesehatan tradisional dan di pertemuan guru UKS. Tiap bulan ada rapat lokmin, bertugas di upacara memperingati hari Korpri, upacara kemerdekaan, ikut menjaga stand di acara hari kesehatan nasional di alun-alun, kalau ada program dari dinas kesehatan juga promkes ikut andil. Misalnya ada lomba, serah terima barang berupa media penyuluhan, kampanye cuci tangan pakai sabun (CTPS) dan lain-lain. Kami tim promkes juga harus membuat laporan bulanan ke dinas kesehatan. Laporan bulanan tersebut berupa laporan kegiatan penyuluhan di semua bagian di Puskesmas dan laporan pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja.
Kami sudah berusaha melaksanakan tugas dengan maksimal sesuai jadwal kegiatan tapi masih tetap ada kurangnya di mata karyawan Puskesmas yang lain. Tapi aku selalu ingat bahwa aku tidak akan bisa membuat semua orang menyukaiku. Jadi kalau aku lagi pengen nangis di Puskesmas, aku cari tempat sepi dulu. Baru aku nangis, setelah itu ya sudah selesai. Sebenarnya yang bikin nangis itu bukan banyaknya kerjaan di Puskesmas, tapi lebih ke hubungan dengan antar karyawan Puskesmas yang kadang judes dan terkesan memojokan tenaga promkes. Biasanya aku alihkan perhatianku ke cemilanku.
Memang bekerja di Puskesmas itu tidak hanya bekerja sesuai tupoksi saja, sering bekerja di luar tupoksi. Tapi dengan tenaga yang terbatas kami harus menghandle sekian kegiatan, dengan membagi waktu antara kerjaan sesuai tupoksi, di luar tupoksi dan kerjaan rumah, membuat kami bekerja lebih banyak daripada tenaga Puskesmas yang lain. Dibalik itu semua, tupoksi tenaga promkes di Puskesmas juga belum ada yang terinci.
Penyuluh Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan kegiatan advokasi, pembinaan suasana dan gerakan pemberdayaan masyarakat serta dilandasi oleh semangat kemitraan, melakukan penyebarluasan informasi, membuat rancangan media, melakukan pengkajian/penelitian perilaku masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan, serta merencanakan intervensi dalam rangka mengembangkan perilaku masyarakat yang mendukung kesehatan. Luas sekali kegiatannya kan.
Bulan ini ada lomba senam peregangan dan lomba inovasi Puskesmas yang dipasrahkan ke tenaga promkes tapi tidak terlaksana semua. Aku masih mengurus laporan kegiatan karena mengejar akhir tahun dan melaksanakan aktualisasi CPNS serta laporannya. Waktu pelaksanaan aktualisasi terhitung mulai tanggal 7 Oktober sampai tanggal 11 November 2019. Tanggal 12 sampai 23 November 2019 pembauatn laporan aktualisasi. Tanggal 24 sampai 28 november 2019 ke PPSDM Regional Yogyakarta untuk seminar hasil aktualisasi.
Diklatsar CPNS Kabupaten Klaten untuk golongan D-III diadakan oleh PPSDM Regional Yogyakarta. Diklatsar CPNS terdiri dari:
1. 3 minggu (tanggal 17 September-5 Oktober 2019) on class. 6 hari di Dokdiklatpur Wedi, Klaten dan 2 minggu di Wisma Sargede, Jogja).
2. 30 hari (tanggal 7 Oktober-6 November 2019) kegiatan aktualisasi di tempat kerja masing-masing.
3. 5 hari (tanggal 24-28 November 2019) di PPSDM Regional Jogja untuk laporan hasil aktualisasi dan penutupan.
Kegiatan aktualisasi tiap peserta diklatsar CPNS berbeda-beda. Tiap peserta mengerjakan masing-masing satu kegiatan yang berbeda-beda sesuai tupoksinya. Kalau aku memilih dan mengerjakan kegiatan yang berjudul “Peningkatan Kesadaran Masyarakat Terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Melalui Edukasi dengan Media Leaflet, Banner dan Poster di Wilayah Kerja Puskesmas Cawas I Kabupaten Klaten”. Kegiatannya berupa
1. Melakukan konsultasi dengan mentor mengenai rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan.
2. Meminta ijin dan melakukan konsultasi dengan atasan mengenai penyuluhan yang akan dilakukan.
3. Pembuatan materi penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat berupa leaflet, banner dan poster.
4. Menyusun materi pre test dan post test.
5. Melakukan kegiatan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat kepada pengunjung yang sedang mengantre di ruang tunggu rawat jalan.
6. Melakukan evaluasi kegiatan berdasarkan hasil pre test dan post test.
7. Melakukan intervensi dengan kunjungan rumah masyarakat.
8. Pemasangan poster Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di mading Balai Desa di wilayah kerja Puskesmas.
Jadi ada delapan kegiatan yang masih dipecah menjadi beberapa tahapan kegiatan. Setiap tahapan kegiatan ada output yang harus didapat. Aktualisasi ini bisa diibaratkan membuat karya tulis ilmiah (KTI) dalam tempo 30 hari saja untuk jenjang D-III. Tipsnya sebelum berangkat diklatsar CPNS mending memikirkan permasalahan apa saja yang ada di tempat kerja. Supaya lebih mudah saat memilih isu yang diangkat untuk judul aktualisasi.
15 November 2019
Mas Nata mules dan nggak nafsu makan. Dia sampe periksa dan cek darah di RSI Klaten. Alhamdulillah normal, nggak kenapa-napa. Kata dokternya, disuruh istirahat dan jangan banyak pikiran. Mungkin dia mulai deg-degan dan mikirin ijab qobul.
17 November 2019
Mas Nata tahu kalau aku nulis kisah kami di tumblr. Dia udah baca semua tulisanku. Ya ampun, aku malu. Tapi dia nyuruh lanjutin tulisanku dan nggak marah.
20 November 2019
Di tengah-tengah kegiatan promkes dan pembuatan laporan aktualisasi, ada WA masuk dari mbak MUA yang aku booking. Beliau ngasih athu kalau tukang dekornya mau liat tempat walimahku. Deg. Seingatku aku tidak booking dekor yang sepaket dengan MUA. Aku cek lagi isi chatting-ku dengan tukang dekor. Ternyata aku lupa belum cancel tukang dekor yang udah aku booking sepaket sama MUA. Astaghfirullah. Buru-buru aku ucapin maaf dan klarifikasi semuanya dengan mbak MUA dan tukang dekor. Alhamdulillah semua pihak menerima dan sabar menghadapiku.
23 November 2019
H-1 berangkat ke PPSDM Regional Yogyakarta, aku harus ke The Adhiwangsa Hotel Solo. Ada acara seminar untuk IAKMI dan PPPKMI serta mengikuti sumpah profesi. Nantinya sumpah profesi tersebut untuk kepentingan jabatan fungsional penyuluh kesehatan masyarakat di Puskesmas. Padahal laporan dan lampiran hasil aktualisasi milikku belum selesai. Tidak beda dengan mengerjakan skripsi dan KTI saat di kampus dulu, mengerjakan laporan aktulisasi juga butuh seribu niat untuk menyelesaikannya. Sebenarnya kegiatan aktualisasi-ku sudah selesai jauh-jauh hari dan sudah sesuai jadwal kegiatan. Tapi baru aku kerjakan laporannya hari selasa tanggal 19 sampai 24 November 2019. Akhirnya selesai juga laporan aktualisasi berisi 40 halaman dan lampiran-lampurannya. Untuk ppt dan video kegiatan aku kerjakan waktu di PPSDM Jogja, hehe.
24 November 2019
Sabtu sore aku berangkat ke PPSDM Jogja diantar Mas Nata dan Bu Titik. Sebenarnya aku bisa naik motor sendiri, sedangkan barang-barangku aku atruh ransel dan tas kresek di depan jok motor. Tapi Bu Titik memintaku untuk diantar mas Nata saja. Karena beberapa minggu yang lalu aku jatuh dari tangga Puskesmas. Mungkin beliau khawatir denganku. Sampai Jogja sudah maghrib. Kami sholat maghrib dan isya’ di masjid PPSDM Jogja. Aku tinggal di wisma Persatuan. Tiap wisma terdiri dari 3 kamar, tiap kamar berisi 2 orang. Dilengkapi sofa, meja, lemari, bed, 3 kamar mandi, tempat jemur baju, TV, AC tiap kamar, makan 3x sehari dan snack 2x sehari. Tak heran pulang dari diklatsar CPNS, berat badanku tambah. Dulu April 2019 berat badanku 42 kg, November 2019 jadi 47 kg.
25 November 2019
Jadwalnya coaching. Aku dan teman-temanku melakukan konsultasi dengan coach. Setelah itu aku revisi laporanku.
26 November 2019
Topiku yang merupakan atribut wajib apel pagi untuk peserta diklatsar hilang, H-1 jam sebelum seminar laporan hasil aktualisasi. Ternyata topiku ada di kamarnya mbak Retno dan mbak Lia. Semalam waktu aku bayar fotocopy laporanku, mungkin lupa naruh topi di sana. Lumayan bikin panik dan bolak balik dari ruang makan ke wisma persatuan yang jaraknya lumayan jauh. Setelah topiku ketemu, aku segera ke aula lantai 2 untuk foto bersama. Kemudian ikut apel pagi dan seminar laporan aktualisasi di depan penguji, coach dari PPSDM Jogja dan mentor dari Puskesmas Cawas I. Aku revisi bagian pendahuluan, karena masih ada kata rancangan aktualisasi, bagian tabel kegiatan yang kebalik kegiatan 7 dan 8 serta revisi daftar pustaka yang sesuai kaidah harus didahulukan undang-undang dulu baru judul buku yang dikutip sesuai abjad
Aku menginap di PPSDM Jogja selama 5 hari 4 malam. Sempat ke mutiara kosmetik beli skincare dan gramedia, menemani temanku beli buku dan lihat novel sekilas.
28 November 2019
Pulang kerja, Mas Nata langsung ke Jogja untuk menjemputku. Cara penutupan sudah selesai sejak jam 12 siang. Mas Nata sampai PPSDM Jogja sekitar pukul 17.30 WIB. Aku menunggunya di gedung kebangkitan lantai 1 dan di masjid bersama Hesty, temanku. Hesty menunggu pacarnya. Barang kami, kami titipkan di wisma religi yang khusus digunakan untuk yang menginap sampai hari jumat. Sedangkan wismaku, wisma persatuan dan wisma yang lain sudah digunakan oleh rombongan dari Jawa Timur. Setelah mas Nata datang, segera memindahkan koper dan barangku ke bagasi. Kami makan malam dulu di bebakaran, dekat PPSDM. Lalu pulang.
Paginya, hari jumat aku langsung berangkat kerja. Aku mengerjakan laporan linsek lalu siangnya aku jagong sendiri ke tempatnya temenku SMP di Tawangsari.
Di rumah aku nyobain skincare, essence, sleeping mask, lip scrub dan lip mask. Aku mencoba perawatan di rumah sendiri.
Aku tanya ke teman-temanku sesama CPNS yang sudah ambil cuti tahunan buat nikah. Ternyata harus diurus minimal 2 minggu sebelum tanggal cuti. Aku pun konsultasi dengan pak KTU. Alhamdulillah diijinkan untuk ambil cuti selama 6 hari. Pak KTU menyarankan untuk ambil cuti karena alasan penting saja. Aku minta form cuti rangkap 3, aku isi data diri dan jenis cuti yang dikehendaki. Aku mintakan paraf pak KTU dan Bu Kepala Puskesmas. Kemudian aku kumpulkan ke Pak KTU bersama form cuti karyawan Puskesmas yang lainnya.
7 Desember 2019
Salah satu syarat menikah yaitu wajib imunisasi tetanus-toksid (TT) di fasilitas kesehatan terdekat. Aku tanya sama dr. Happy, apakah kalau mau imunisasti tetanus-toksid (TT) di Puskesmas harus melampirkan surat keterangan dari KUA dulu. Ternyata tidak usah, bisah langsung daftar saja. Aku pun disuruh segera imunisasi TT pada saat itu juga. Padahal niatku cuma tanya saja. Aku belum menyiapkan mental. Terakhir imunisasi itu dulu waktu di RSSP, imunisasi hepatitis B. Aku pun mengambil dompet lalu daftar di loket. Di loket aku ditanya-tanya sama pak Mujiyanto dan mas Adit, mbak Siti yang mulanya di belakang terus keluar sambil senyum-senyum ke arahku. Aku diminta mengeluarkan KTP dan kartu JKN. Setelah itu, aku diberi lembaran rekam medis dan disuruh ke bagian KIA.
Di KIA, aku ketemu bu Mamik. Karena masih ada pasien, aku diminta nulis sendiri data diriku dan mas Nata. Lalu aku diberi lembaran warna pink dan disuruh ke laboratorium. Syarat untuk imunisasi TT yaitu melakukan PP test atau tes kehamilan dulu. Di lab, aku ketemu bu Siti Aisah dan diminta mengambil sampel urin untuk PP test. Setelah itu, aku ke bagian apotek ketemu bu Tri Maryani, menyerahkan kertas resep saja. Kemudian aku ke bagian kasir, ketemu bu Dwi. Di kasir ternyata aku tidak diminta bayar, biasanya bayar Rp 10.000. Aku balik lagi ke laboratorium untuk mengambil hasil PP test. Hasilnya negatif dong. Aku kan anak simbah, nggak berani neko-neko.
Aku balik lagi ke KIA, menyerahkan hasil PP test dan kuitansi dari bu Dwi. Kemudian aku diimunisasi sendiri oleh bu Mamik di ruangannya bu Titin. Pas disuntik bu Mamik, aku merem sambil nutupin mataku pake tangan, hehe. Kerasa banget pas disuntiknya. Setelah disuntik di bagian lengan atas bagian kiri, rasanya pegel. Tapi setelah beberapa menit sudah tidak apa-apa. Besoknya tidak terasa njarem atau pegal. Setelah selesai, aku diberi surat keterangan sehat untuk capeng, hasil PP test dan kartu jadwal imunisasi TT. Ternyata imunisasi TT tidak hanya sekali tapi 5x. Hadoh, kok banyak banget suntiknya. Jadwal imunisasi kedua itu 1 bulan ke depan. Jarak imunisasi ke dua dan ke tiga yaitu 6 bulan. Jarak imunisasi ke tiga dan ke empat yaitu 1 tahun. Dan jarak imunisasi ke empat dan ke lima yaitu 1 tahun. Tahapan imunisasi TT tersebut dianjurkan untuk menguatkan kekebalan tubuh.
Pulang kerja, sesampainya di rumah aku dikabari simbah kalau perangkat desa Weru nyuruh imunisasi TT ke Puskesmas Weru. Aku yang sudah terlanjur imunisasi TT di Puskesmas Cawas 1, tetap diminta ke Puskesmas Weru untuk bayar dan minta surat keterangan kalau sudah imunisasi TT. Aku yang merasa keberatan dengan perintah itu tidak mau melaksanakannya. Aku lebih memilih datang dan tanya petugas KUA di kantor KUA Weru langsung daridapa ke Puskesmas Weru yang disarankan perangkat desa itu.
8 Desember 2019
Kemarin HAKLI Klaten mengadakan capacity building ke Magelang. teman-teman pada rafting seru di sana. Aku nggak diijinin simbahku, katanya dipingit mau nikah. Padahal hari H masih lama dan aku sudah beli kaos dan jilbab HAKLI. Pengen banget piknik atau wisata alam setelah 9 bulan kerja terus di Puskesmas. Lihat foto-foto teman pada piknik sampe nangis. Akhirnya aku ajak Nia, temenku SMA ke HM Solo Baru. Kami nonton Jumanji dan makan siang di sana. Lengan kiri yang kemarin diimunisasi TT ternyata tidak terasa sakit atau pegal. Mungkin karena aku lagi ngemall, hehe.
9 Desember 2019
Pihak KUA Weru minta waktu ijab qobul nya jam 07.00 WIB. Sebelumnya sudah diputuskan jam 08.00 WIB, aku pun menurutinya. Di lain hal, mbak MUA baru tahu kalo aku nikahnya di gedung graha mulya. Setahu beliau, aku nikahnya di rumah. Padahal dulu udah pernah tak kasih tahu. Ada lagi, pemilik gedung, tanya lagi hiburannya maunya kayak gimana dan pakai tambahan sarapan tidak. Padahal dulu pas bapakku bayar DP gedung, keluargaku udah ngasih penjelasan langsung kalau hiburan maunya qosidah dan sesuai kesepakatan kami diberi bonus sarapan sebanyak 50 pax.
Ada lagi juga, ternyata kalau mau disiapin meja dan kursi yang dihias buat ijab qobul harus bayar tambahan sebesar Rp 750.000. Tidak include sama dekor gedung. Tapi alhamdulillah ada pilhan lain. Ada meja & kursi buat ijab qobul yang free alias gratis tapi nggak pake dihias. Otomatis aku milih yang free aja.
Aku pastikan lagi siapa aja sahabatku SMA yang bisa jadi bridesmaid-ku. Ternyata sahabatku yang bisa datang pas hari H dari 4 orang jadi cuma 2 orang. Ternyata intan sedang berada di Manado untuk mengurus berkas dan tes kesehatan guna syarat pernikahannya dengan calonnya yang seorang TNI AD. Jadi kurang 2 orang lagi. Aku nyuruh nadia buat ikut juga. Aku ajak lek Kristi dan lek Angga buat jadi bridesmaid-ku juga. Alhamdulillah mereka bersedia. Usia mereka lebih muda dariku.
12 Desember 2019
Aku ke KUA Weru, setor surat bukti sudah melaksanakan imunisasi TT dari puskesmas cawas 1. Ternyata tidak dipermasalahkan dan tidak harus di Puskesmas Weru. Tapi aku dikasih tahu Pak Kepala KUA Weru, ternyata berkas nikahku belum dibayar. Padahal simbahku udah setor uang ke pak perangkat desa Weru sesuai peraturan. Lalu aku konfimasi ke simbahku, simbahku langsung menghubungi ke perangkat desa Weru untuk segera diurus.
Malamnya aku baru sadar kalau fotografer buat hari H cuma bisa meliput pas acara resepsi saja yaitu jam 10.00 WIB. Jadinya bingung, nggak ada yang ngambil foto dan video pas ijab qobul. Aku coba hubungi adiknya mbak MUA, setahuku dia seorang fotografer. Alhamdulillah akhirnya dapat juga fotografer buat ijab qobul.
Aku mulai bosan pakai skincare rutin. Padahal udah mendekati hari H.
13 Desember 2019
Tiwik, temanku SMA ngajak ketemuan di freemilt cawas. Intinya dia ngasih tahu kalo si B ternyata bukan cowok baik-baik. Dia dapat informasi dari teman dekatnya B. Dan tiwik juga bilang ke aku, kalau keputusanku selama ini adalah yang terbaik.
Aku bayar DP buat fotografer akad. Malamnya, keluargaku mulai ngelist siapa saja yang bakalan diajak ke gedung pas hari H.
14 Desember 2019
Aku dibantu ibuku menempeli stiker tulisan nama teman-teman Puskemas di souvenir+undangan. Aku iseng nimbang lagi di ruang Gizi. Ternyata berat badanku tambah jadi 48 kg. Diadakan kumbokarnan di rumahnya mas Nata.
15 Desember 2019
Aku coba facial pakai treatment mesotherapy brightening di Larissa.
16 Desember 2019
Pelunasan sewa gedung dan sepaketan oleh Bapak. Sekalian menyepakati apa saja yang didapat oleh pihakku. Jadi yang didapat yaitu sewa gedung, dekorasi, hiburan, catering 700 pax, MC, sound sistem, kebersihan, keamanan, bonus sarapan 50 pax, meja dan kursi untuk ijab qobul.
Tapi dirumah, datang karyawan Bank BR* butang ke bapakku senilai 200 juta. Yang namanya bapakku orang Jawa, ya sungkan buat nolak. Padahal karwayan BR* itu sudah tahu kalo bapakku mau ngadain acara hajatan. Tanpa ada hitam di atas putih, bapakku ngasih 200 juta gitu aja ke mereka. Semoga mereka dapat dipercaya.
16 Desember 2019
Nadia periksa dahak di RSI Cawas, dianter bapak. Sebelumnya pernah batuk, trs keluar dahak campur darah. Kami khawatir, jadi langsung periksa.
Di puskesmas, aku jadi sie dokumentasi dan nunggu meja absensi di acara pertemuan linsek.
17 Desember 2019
Aku jadi ajudan di upacara memperingati hari Korpri di aula Kecamatan Cawas. Lalu jam 09.00 WIB, aku ikut Puskesling di Desa Burikan. Aku bantuin di bagian pendaftaran pasien dan cek aktif tidaknya kartu JKN yang digunakan pasien. Dulu pas puskesling di Desa Bendungan, aku juga bantuin di bagian apotek. Jadi nambah pengalaman.
Malamnya keluarga dari ibuku kumpul di rumahnya bapakku. Aku diberi kado sama bulik-bulikku. Aku juga bagi-bagi souvenir ke mereka.
18 Desember 2019
Aku ikut puskesling di Desa Tugu. Sampai lokasi, kami telat 30 menit. Alhasil, pasiennya sudah menumpuk. Pasiennya sudah banyak sekali, seperti di puskesmas induk. Agak ribet di awal, apalagi bagian pendaftaran. Kemudian makan siangnya kami disuguhi dengan nasi tiwul, trancam, lele goreng, tempe, lalapan dan krupuk yang enak. Alhamdulillah rejeki dari Allah sangat luas.
19 Desember 2019
Sudah dari minggu kemarin, aku ditanya tentang undangan nikahku oleh teman-teman Puskesmas, teman-teman kuliah dan sekolah. Maklum, karena sampai hari ini aku belum menyebar undangan sama sakali. Tapi undangan sekaligus souvenir sudah aku siapkan dari bulan Oktober kemarin. Aku minta mereka untuk bersabar karena masih belum waktunya. Memang beda dari kebiasaan orang nikah, karena niat dari orang tuaku yaitu tidak menerima sumbangan dalam bentuk apa pun. Walaupun acaranya diadakan di gedung sekali pun. Rencana keluargaku untuk besok hari H yaitu 200 pax untuk keluarganya mas Nata, 300 pax untuk keluargaku dan tetanggaku, 100 pax untuk kru (kru hiburan, mc, sound sistem) dan 100 pax untuk jaga-jaga kalau kurang. Jadi total 700 pax.
Di rumahku sudah ramai, sudah dipasangi tenda. Sudah mulai menyiapkan nasi box untuk syukuran besok. Pulang kerja, aku mengambil gamis yang dipermak dari penjahit.
20 Desember 2019
Jumat pagi, aku membagikan undangan+souvenir dan nasi box untuk teman-teman puskesmas. Sekaligus menjadi hari terakhirku kerja sebelum besok cuti. Ibuku dibantu saudaraku membagikan nasi box ke tetangga. Hari jumat, aku masih masuk kerja. Aku lanjutkan entry data PHBS rumah tangga di desa Bawak. Sekitar jam 09.00 WIB, nasi box dan undangan untuk teman-teman Puskesmas diantar oleh simbah, mbah Suyono dan mbah Lasiyem. Kemudian aku bagikan bersama bu Susi dan pak Wagino. Ternyata nasi box nya kurang 2 dan undangannya juga kurang 2. Undangannya kurang buat pak Mujiyanto dan Ibu tukang parkir. Nasi box nya kurang untuk ibu tukang parkir dan bu Rohmi yang sudah pensiun. Karena simbah sudah pulang, aku WA dan nelfon orang rumah juga tidak ada balasan. Kemudian aku pulang ke rumah untuk mengambil nasi box dan undangan. Saat aku sampai di Dayu, Weru, aku ketemu lek Dodo yang mau mengantarkan nasi box, tapi kurang undangan. Akhirnya kami pulang ke rumah dulu untuk mengambil kekurangannya.
Setelah aku rasa cukup, aku pun balik lagi ke Puskesmas tempatku kerja. Lalu aku bagikan ke orang yang bersangkutan. Selesai membagikan undangan dan nasi box, aku membersihkan meja kerjaku. Pukul 11.00 WIB, aku absen finger print lalu pulang. Sebelum pulang aku ke kios dekat pasar Cawas, beli rol kabel untuk diletakkan di kamarku. Sudah 2 hari ini rol kabel di kamarku dipindah ibu buat bikin roti di dapur. Mending aku beli sendiri buat nyetrika, charger hp dan keperluan lain.
Mas Nata mulai gugup katanya 😀
Malamnya, diadakan musyawarah acara walimah dengan keluarga, tetangga dan perangkat desa di rumahku.
21 Desember 2019
H-1 tanganku dihenna dengan warna merah marun. Mbaknya datang lebih awal dari jam yang sudah disepakati. Belum mulai dihenna, bapak dan ibu Puskesmas Cawas 1 mampir ke rumah. Bapak dan ibu Puskesmas Cawas 1 bawa 2 kado besar. Kemudian tanganku mulai dihenna. Keluargaku dari Sukabumi sudah pulang semua. Alhamdulillah rame.
Malamnya, diadakan kumpulan RT di rumahku. Pak RT milih diadakan di rumahku, alasannya sekalian abis ada acara. Padahal sebelumnya beliau tidak bilang apa-apa sama bapakku. Untung makanannya masih ada.
0 notes
Text
Pencegahan penyakit berawal dari kita sendiri. Mari menekan angka kesakitan dengan menerapkan PHBS rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari.
Selamat menikmati hidup yang sehat!
0 notes
Text
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan rumah tangga yang berlaku nasional hanya 10 indikator. Sedangkan PHBS rumah tangga yang berlaku di Jawa Tengah ada 16 indikator. Selamat menerapkan PHBS 😊😊
0 notes
Text
Sudah bukan lagi masanya main-main dalam urusan hati. Pilihannya iya atau tidak sama sekali.
-hipwee
0 notes
Text
Mr. Chubby & Mrs. Moody (Part 12)
23 April 2019
Jadi ini ya yang namanya nggak jodoh..
Walau berkali-kali kita coba bersatu
Meski sudah berbagai cara kita usahakan agar bisa bersama
Hingga air mata ini sudah bosan untuk jatuh
Tetap Allah Yang Maha Kuasa atas segalanya
Termasuk hubungan kita sebagai hamba-Nya
Berkali-kali itu pula Allah berhasil misahin kita
Allah punya lebih banyak cara untuk menggagalkan usaha kita agar bersama
Ternyata Allah nggak ridho dengan kebersamaan kita
Sekarang..
Semoga Allah senantiasa ridho dengan jalan kita masing-masing
Selamat menggenggam tangan seseorang yang telah Allah pilihkan
Selamat mengarungi kehidupan dengan belahan hati kita masing-masing
_________________________________________________________
Dm dari B:
"Gimana kalau pernikahanmu dibatalkan aja"
Aku hanya bisa membalasnya dengan emoticon ketawa. Karena akal sehatku masih berjalan. Untuk B, "Kalau Allah maunya aku sama dia, kamu bisa apa mas?"
Bukan "jalan di tempat" yang kubutuhkan. Bukan juga diajak ketemuan dan chattingan tiap malam. Karena jika itu semua hanya semu, cukup mudah untuk mematahkan hatiku.
Sekarang aku tau kenapa Allah mematahkan hatiku. Karena Allah ingin mengirimkan seseorang yang tepat untukku. Untuk mas nata, "Terimakasih telah membawa hubungan ini menuju jalan yang diridhoi oleh Allah."
Nomor WAnya B, sudah aku blokir. Di instagram, dia galau. Bolak balik follow terus unfollow instagramku lagi. Aku coba sabar. Terakhir kami saling follow. Hampir tiap aku buat instastory, B selalu dm aku. Supaya dia tidak dm aku lagi, aku sengaja jarang online dan buat instastory. Aku juga sengaja jarang buat WA story, agar tidak ada teman cowok yang japri. Sekarang, aku sudah tidak WAnan lagi dengan A, B, C, D atau yang lain. Aku ingin menjaga perasaan mas nata.
Jarak waktu perkenalan dan tunangan hanya sekitar sebulan. Kenapa kok cepet? Karena nggak ada alasan buat berlama-lama menunda ke hubungan yang lebih serius. Emang aku udah 100% yakin kalau dia jodohku? Jujur dulu pas tunangan belum yakin 100%, haha. Tapi makin ke sini, makin Allah mantapkan hatiku hingga yakin kalau ini yang terbaik.
Kenapa aku setuju dilamar dia? Karena dia menghargaiku dan menerimaku apa adanya. Setauku rasa saling menghargai itu adalah dasar sebuah hubungan yang sehat & langgeng. Dia nggak nuntut dan nggak nyuruh aku harus jadi seperti yang dia mau. Kalau kekuranganku & kekurangannya, biarkan menjadi tugas kami bersama untuk memperbaikinya. Dia orangnya sabar dan aku butuh pasangan yang punya sifat itu.
Jarak waktu tunangan dan walimah sekitar 6 bulan. Aku dan mas nata berkomunikasi via WA. Beberapa kali kita ketemu. Saat fitting baju di wedi, di klaten kota, ke acara walimah saudaranya, daftar nikah di kelurahan weru. Di samping kerjaan kantor, kami juga disibukkan dengan persiapan walimah kami.
Mulai dari venue, catering, dekorasi, mua, undangan, souvenir, hiburan, mc, keamanan, transport, seserahan, kontrakan untuk kita tinggali dan lain-lain.
Detik demi detik aku mulai mengerti. Menikah itu bukan perkara suka atau tidak suka, tapi untuk saling berbenah bersama. Pada akhirnya kita akan mengerti dengan sendirinya bahwa jodoh bukan tentang yang terbaik, tetapi yang menerima kita dengan baik. Percayalah jika kamu tidak diperjuangkan oleh seseorang yang kamu harapkan, maka kamu akan diperjuangkan oleh seseorang yang mengharapkanmu.
Beberapa cobaan menjelang nikah, kami alami. Antara lain aku yang tiba-tiba terkena scabies, disibukan dengan aktualisasi cpns, jatuh dari tangga puskesmas, nadia kecelakaan tunggal sampai dahinya harus dijahit. Bapakku yang disrempet orang saat di sukabumi. Keluargaku yang ganti planning acara walimah. Dari yang awalnya hanya berlokasi di rumah saja menjadi menyewa salah satu venue di joho, sukoharjo. Tanggal ngunduh mantu yang dimajukan karena venue sudah duluan dipesan orang lain. Ibunya mas nata yang kehilangan karyawan di tokonya beliau. Keluargaku tetap meminta penghulu dari kua weru, yang harusnya laporan dulu dengan petugas kua sukoharjo.
Aku cek follow requests di instagramku. Ternyata ada nama akun mantanku pas SMA yang ada di daftar tersebut. Aku follback dia. Tiba-tiba dia dm aku. Dia basa-basi nanya kabarku. Aku balas seperlunya. Terakhir dia tanya kapan aku nikah. Aku jawab, insyaa Allah bulan desember. Setelah dia tau aku mau nikah, dia sudah tidak dm lagi. Aku pun tidak mau untuk menjalin komunikasi dengan dia lagi.
Alhamdulillah satu per satu masalah sudah selesai atas ijin Allah. Scabies yang kuderita, entah kenapa langsung sembuh total setelah diklatsar cpns 3 minggu. Padahal sebelum diklatsar, sudah aku beri krim khusus untuk scabies tapi belum juga sembuh. Tinggal warnanya saja yang masih belang. Bapakku sudah pulih kembali. Nadia sudah bisa berangkat kuliah lagi. Dia rutin mengkonsumsi klorofil sehingga lukanya cepat kering dan sembuh. Berkas nikah di kelurahan weru sudah beres. Tinggal suntik TT yang rencanaku di puskesmas cawas 1 saja.
Kegiatan aktualisasi cpns juga sudah selesai. Tinggal buat laporan dan kembali ke jogja lagi untuk seminar hasil.
Sekarang tinggal menanti hari H di bulan desember nanti.
Kenapa aku memutuskan untuk nikah muda? Bicara tentang urusan masa depan, maka akan selalu ada rasa takut tiap kali akan melewatinya. Misal lulus SMA, ada rasa takut kalau tidak diterima di kampus & jurusan kuliah yang diminati. Lalu ketika wisuda, akan ada rasa takut jika belum diterima kerja di kantor yang kita lamar.
Setelah dapet kerjaan, ada lagi nih. Takut kalau nggak bisa adaptasi dengan pekerjaan baru. Takut kalau nggak bisa kerja sama dengan rekan di kantor. Takut nggak bisa nabung. Hingga takut jika belum bisa mandiri dengan gaji sendiri.
Pun juga setelah mapan, jadi takut untuk memutuskan nikah. Takut belum juga ada yang melamar. Takut cowok yang lagi deketin, cuma php aja. Takut kalau nggak ngajakin serius. Tapi ketika ada yang mau serius, ketika ada yang datang melamar di depan orang tua kita, malah malu kalau diterima terus nikah duluan dibanding temen-temennya. Takut kalau abis nikah jadi nggak sebebas pas single. Takut kalau nggak bisa jadi istri yang baik. Takut belum bisa ngurus rumah tangga. Takut belum bisa ngatur keuangan dan ketakutan lainnya.
Sadar atau tidak di setiap fase kehidupan kita, selalu ada rasa takut yang mengiringi. Kalau kita memutuskan berhenti atau malah mundur gara-gara mengkhawatirkan ketakutan itu, bisa jadi kita nggak bisa jalan maju. Kita jadi termanjakan dengan zona nyaman.
Padahal kita bisa ke luar dari zona nyaman ke tempat lain yang lebih maju & tinggi. Dan membuat tempat lain itu menjadi zona nyaman yang baru. Kita bisa membuat zona nyaman di beberapa tempat sekaligus. Nggak cuma di tempat itu-itu aja.
Karena akan ada saatnya, mau nggak mau "ketakutan" di setiap fase kehidupan akan selalu ada & tidak bisa kita hindari. Jadi, mau dilalui dengan ilmu atau mau nyerah dan pilih mundur terus?
Meski perjalanan ini tidak mudah. Tapi aku yakin, tidak ada usaha yang berakhir sia-sia. Sekecil apa pun usaha itu, sekarang atau nanti pasti akan mendatangkan manfaat.
Setiap orang punya waktunya sendiri-sendiri. Apa-apa yang ditakdirkan untukmu, maka ia tidak akan melewatkanmu. Takdir-Nya adalah yang terbaik.
Semoga Allah senantiasa memudahkan jalan kita semua dalam kebaikan. Memberikan solusi terbaik untuk menghadapi masalah yang Allah berikan kepada kita. Serta memampukan kita agar dapat menghadapi segala cobaan dari-Nya, aamiin.
Tolong ambil pelajaran hidup yang positif dan buang yang buruk.
2 notes
·
View notes
Text
Mr. Chubby & Mrs. Moody (Part 11)
Kabar bagaimana awal kedatangan mas nata di hidup sampai berniat mau ketemu bapakku, aku ceritakan semua ke A, B dan D.
Sebelumnya aku curhat ke mbak fitri, epidemiolog di puskesmas. Dia menyarankan agar aku memilih yang mau serius sama aku. Dia menyarankan untuk meminta cowok yang deket sama aku untuk ketemu sama bapakku. Siapa yang lebih dulu, berarti dia mampu menjadikanku prioritasnya. Berarti nggak cuma menjadikanku temen chattingan aja. Kalau aku hanya mengulur waktu, jadinya malah aku terkesan php dan buang-buang waktu saja. Jadi aku lakukan saran dari mbak fitri. Aku pikir, cara ini yang terbaik.
Respon dari A, karena dia menganggapku sebagai adiknya, dia mendoakan yang terbaik untukku. Dia menghargai apa pun keputusanku nanti. Jadi selama ini hubungan kami, dia anggap apa? Hanya batu loncatan saja atau hanya untuk coba-coba? Sudahlah, pikir keri. Skip aja.
Respon dari D, dia masih menyakiniku kalau dia serius sama aku. Aku diminta bersabar dulu. Kalau untuk waktu dekat ini, dia belum siap datang ke rumahku. Dia bilang pasti akan menemui bapakku langsung. Tapi aku merasa dia jadi over protective. Dia jadi sering WA & video call aku. Jujur aku nggak nyaman. Karena nggak ada ikatan diantara kami, jadi aku nggak wajib menghubungi dia dengan intens. Dia harusnya tau kalau kami punya kesibukan masing-masing. Aku jadi merasa ragu sama dia. Ternyata dia belum dewasa, pikirku. Skip juga.
Sedangkan respon dari B, sangat di luar perkiraanku. Karena sudah setahun aku dan B dekat. Aku minta B untuk kenalan sama bapakku dulu. Sebelum didahului mas nata. Supaya aku punya alasan ke bapakku kalau aku sudah dekat dengan B. Namun B ternyata nggak mau. Otomatis aku kaget. Dia bahkan terkesan marah saat membalas WAku. Ada kalimat yang pernah dia kirimkan ke aku yang sampai kini masih aku ingat betul. Saat aku minta dia ke rumahku, sekedar hanya silaturahim ke rumahku saja. Dia mrmbalas seperti ini:
"Aku punya prinsip, kalau bukan inisiatifku sendiri, aku nggak mau."
Dengan bahasa yang kutulis sehalus mungkin, aku coba menyakinkan dia lagi, tapi balesannya malah seperti ini:
"Nikah aja sana, nikah aja sama orang yang nyeriusi kamu."
Deg. Dalam hati aku langsung bilang, "Oke, akan aku lakuin apa yang jadi kemauanmu itu mas". Daripada aku juga ikutan panas, mending aku sudahi WA kami. Kita pun lost contact beberapa hari. Waktu itu aku sangat galau. Aku hampir nangis tiap malam. Aku coba curhat ke teman-temaku yang cewek
12 Mei 2019
Mas nata jadi ke rumahku, ketemu bapakku. Dia menjelaskan tujuannya. Pertama dia mau silaturahim dan yang kedua, dia mau serius sama aku. Dugaanku benar. Respon dari bapakku, beliau memberi waktu untukku dulu. Supaya aku bisa beradaptasi dan bekerja di puskesmas dengan baik dulu. Itu artinya bapakku juga tidak menolaknya. Biar aku yang memutuskan. Aku yang tidak ounya alasan untuk menolak mas nata pun hanya mengiyakan perkataan bapakku. Kami coba ngobrol.
Setelah aku kabari B kalau mas nata jadi ke rumahku, dia seperti cuek. Pernah aku hubungi via ig, tapi balasannya kasar. Tulisannya pakai bahasa jawa, kalau bahasa indonesia kurang lebih seperti ini:
"Kamu i siapa? BAB-ku masih lancar tanpa ada kamu".
Sontak aku kaget dengan balasannya itu. Aku baru tau kalau dia ternyata bisa berkata sekasar itu sama aku. Dia sama sekali tidak menghargaiku. Kemudian selang beberapa hari setelah aku cek, akun instagramku diunfollow. Nomor WAku dihapus dari kontaknya. Karena sudah lama tidak ada status WA yang terlihat di WAku.
Senin, 20 Mei 2019
Aku buka puasa bersama dengan mas nata, ibuknya mas nata, bu ning, anaknya & suaminya di cawas.
Jumat, 31 Mei 2019
Keluargaku dan keluarganya mas nata buka puasa bersama di rumahku, weru. Hasilnya bapakku yang menentukan tanggal walimah.
Senin, 3 Juni 2019
Keluargaku yang gantian buka puasa bersama di rumahnya mas nata di pedan. Hasilnya bapakku menentukan tanggal lamaran.
Jumat, 7 Juni 2019
Mas nata ke rumahku. Dia membawa cincin untuk lamran. Agar aku bisa mencobanya dulu. Ternyata cincinnya kekecilan, kami tuker cincinnya ke toko emas di pedan. Kami mampir ke toko orangtua dan kakaknya. Selesai jumatan, kami cari batik warna hijau agar matching dengan warna dressku. Lalu kami makan siang di tawangsari.
Ahad, 16 Juni 2019
Acara lamaran/khitbah berlangsung di rumahku. Diikuti keluarga besarku, keluarga besarnya mas nata serta tokoh masyarakat di RTku. Hari itu untuk pertama kalinya aku dilamar seorang laki-laki. Ia yang belum aku kenal lama. Ia yang kutahu memiliki keluarga yang sangat baik terhadap. Ia yang kutahu diridhoi oleh orang tua dan seluruh keluargaku. Yang di mana ridho orang tua pun juga ridho Allah SWT, aamiin.
Mengetahui kalau aku sudah lamaran. A dan D mengucapkan selamat untukku. A dan D sudah nggak WA lagi. D juga unfollow akun instagramku. Aku pun juga ikutan dengannya.
Dari pihak keluarga mas nata dan keluargaku sudah menyiapkan acara walimah jauh-jauh hari. Aku sudah diajak nyari seserahan, fitting baju, bapakku sudah booking untuk sewa gedung.
Aku cek friend request-ku di ig. Ada nama akunnya B. Ternyata B follow aku lagi. Kalau tidak aku follback, nanti dikiranya aku memutus silaturahmi. Akhirnya aku follback. Sempat beberapa kali dia follow kemudian unfollow aku lagi. Terakhir kami saling nge-follow.
Sementara di puskesmas, aku mulai disibukkan dengan tupoksiku. Bahkan tak jarang aku diminta untuk mengerjakan pekerjaan yang di luar tupoksiku. Ternyata tupoksiku dari dinkes belum jelas apa saja. Jadi selain melakukan penyuluhan langsung kepada warga, aku juga terlibat di setiap ada program kesehatan.
Waktu itu posisi aku lagi break setelah pendataan program indonesia sehat dengan pendekatan keluarga (PISPK) di Desa Cawas. Aku cek ig ku. Ternyata ada dm masuk. Dm dari B. Cuaca yang panas saat mendata door to door ke rumah warga, jadi tambah panas setelah baca dm-nya si B. B tanya apakah aku jadi lamaran. Aku jawab iya. Dia malah balas lagi dengan kalimat di luar dugaanku. Aku baca betul dan sampai kuulangi bacanya. Terlihat jelas dia menulis:
"Gimana kalau pernikahanmu dibatalkan aja"
Bagaimana reaksiku setelah baca dm dari di B?
Bagaimana respon mas nata jika tau ada yang nge-dm aku kayak gitu?
0 notes
Text
Mr. Chubby & Mrs. Moody (Part 10)
Setelah menganggur di rumah sekitar 1 bulan, akhirnya hari penyerahan sk cpns pun tiba.
29 maret 2019
Penyerahan sk cpns dilaksanakan di pendopo klaten. Acara tersebut dihadiri bu yuni bupati klaten & cpns sebanyak 675 orang.
Senin, 1 april 2019
Petama kali aku masuk kerja di puskesmas cawas 1. Ada 5 orang cpns yang penempatan di puskesmas tersebut. Aku, mbak fitri, mbak siti, mbak bita dan dr. Novi. Aku bersama 4 temanku itu mengikuti orientasi di dinas kesehatan klaten terlebih dahulu. Kami ikut apel pagi di halaman dinkes memakai seragam kheki untuk pertama kalinya. Siangnya kami ke puskesmas, untuk menemui bu kepala puskesmas (kapus) dan pak ktu. Ternyata perjalanan dari cawas ke klaten kota cukup jauh. 30 menit jika bermotor.
Hari kedua kami ikut apel pagi di puskesmas. Kami memperkenalkan diri satu per satu. Lalu rekam sidik jari dan mata untuk keperluan absen finger print. Kami memperkenalkan diri lagi ke tiap ruang yang ada di puskesmas. Karena tidak semua karyawan puskesmas bisa mengikuti apel pagi. Kemudian kami menempati ruang kerja masing-masing. Aku dan mbak fitri menempati ruang promkes dan sanitasi. Waktu itu kami belum punya meja kerja.
Awal masuk kerja, aku & keempat temanku yang lain masih disibukkan dengan urusan administrasi ke bkd & dinkes klaten.
Senin, 8 April 2019
Baru beberapa hari kerja di puskesmas, ada seorang ibu analis yang menyapaku. Kami ketemu di musholla puskesmas. Beliau bernama bu Ning. Bu Ning menanyakan namaku & statusku.
"Dek, belum nikah kan?" tanya bu Ning.
"Belum bu." jawabku.
"Udah punya calon belum?"
"Belum bu"
"Tapi udah punya pacar?"
"Tidak punya bu."
"Serius?"
"Enggeh"
"Tak kenalin sama keponakanku, mau nggak?"
Aku ketawa.
"Hlo serius, gimana mau nggak?"
Aku mengangguk saja, karena nggak ada alasan buat menolak.
"Oke, besok tak kenalin ya"
Selasa, 9 April 2019
Aku langsung di WA bu Ning. Beliau minta fotoku yang tercantik gitu. Terus beliau ngirim foto keponakannya juga. Nama keponakannya, Rahanata. Dia kerja di bagian IT di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro. Otomatis aku kepo. Aku coba cari namanya di google. Muncul judul skripsinya bahkan nomor hpnya. Iseng aja, aku simpan nomornya. Hanya menyimpannya saja bukan untuk genit atau sebagianya. Gengsi juga masa WA cowok duluan.
Aku cari di ig, ketemu akun yang aku curigai itu akun ig nya. Aku minta tolong ke temanku, Didit. Ayahnya juga kerja di bagian ruang OK/IBS. Tapi ayahnya tidak hafal karyawan bagian IT. Aku juga tanya ke temenku Diah yang orang ceper. Dia pernah magang di bagian sanitasi di rs yang sama dengan tempat kerjanya mas nata. Aku suruh dia tanya ke petugas sanitasi sana, apakah benar ada yang namanya rahanata di bagian IT. Ternyata benar ada.
Rabu, 10 April 2019
Bu Ning bilang ke aku kalau mau jagong ke daerah weru. Aku berbasa-basi menawarkan untuk mampir ke rumahku. Bu Ning setuju. Akhirnya pulang kerja, kami ke rumahku. Di rumah ada ibuku. Ibuku pulang karena menunggui adekku baru saja ujian. Sesampainya di rumahku, bu Ning ke luar dari mobilnya. Disusul anaknya, suaminya dan seorang ibu. Mungkin temannya, pikirku.
Di ruang tamu kami ngobrol, ibuku, bu Ning & temannya lebih mendominasi. Dari obrolan kami, aku baru tau kalau ibu-ibu itu ternyata kakaknya bu Ning. Alias ibunya mas Nata. Otomatis aku kaget dong. Bu Ning kok gercep banget ya. Bedakku dan lipstikku juga sudah luntur. Aku bahkan tiap pulang kerja nggak berani liat mukaku sendiri saking buluknya. Hasil silaturahmi hari itu adalah kesepakatan bertemu langsung antara aku dan mas Nata.
Sabtu, 13 April 2019
Maghrib, mas nata, ibunya, bu Ning, anaknya & suaminya sampai di rumahnya simbahku. Ibuku sudah berangkat ke sukabumi. Qadarullah waktu itu mati listrik dan lampu emergency di rumah simbah mati. Akhirnya hanya memakai lampu emergency milikku yang kecil. Alhasil aku nggak bisa lihat ekspresinya mas Nata. Biasanya hanya aku gunakan di kost. Percakapan kami yang mendominasi simbahku dengan bahasa jawa inggil halusnya.
Entah salah paham atau memang kesalahanku sendiri yang kurang lengkap saat briefing simbah. Simbah malah berkata seolah-olah dari pihakku berharap ke pihak mas Nata. Seolah-olah hubungan kami sudah fix dan berharap lanjut ke yang lebih serius. Aku berkali-kali melihat ke arah simbah, berharap simbah lihat balik aku lalu akan ku kode. Tapi nihil. Yang kupikirkan dari kemarin-kemarin, hanyalah pertemuan biasa. Seperti nadzor saat ta'aruf. Kalau cocok ya lanjut, kalau tidak cocok ya bilang baik-baik. Bukan seperti ini. Kok jadinya kayak acara lamaran resmi gitu.
Setelah pertemuan itu, entah kenapa orang tuaku dan keluargaku menyetujuinya. Aku diberi lampu hijau bahkan mereka mendukung. Tapi aku yang masih 23 tahun, sama sekali belum berpikiran untuk menikah. Setelah berkali-kali gagal menjalani ta'aruf dan jadi cpns, sebebarnya aku memutuskan ingin beradaptasi di puskesmas dulu. Aku juga masih pengen "foya-foya" sama temanku dulu. Biar nanti kalau udah nikah bisa fokus berbakti kepada suami. Karena udah puas "foya-foya".
Hasil pertemuan ini, biar aku dan mas nata yang memutuskan sendiri.
Ahad, 14 April 2019
Aku dan D ketemuan di hartono mall, solo baru. Dia turun piket dari shiftnya. Seperti perawat, sistem kerja analis di rs juga dishift. Dia mengajak ketemuan sudah lama, jadi aku menyetujuinya. Di sana kami nonton dan makan siang. Aku cek WAku, ternyata ada WA masuk dari mas nata. Ya, aku sudah menyimpan nomor WAnya mas nata sebelum dia ngirim WA pertama kalinya. Dan sebelum bu Ning ngirim nomornya mas nata. Sementara aku abaikan dulu karena posisi aku lagi ada di mall bareng D. Pulangnya, D mengantarku sampai ke rumahku. Kami naik motor sendiri-sendiri. Padahal aku udah berkali-kali menolak tawarannya untuk mengantarkanku, malah diantar sampai rumah. Kami menempuh perjalanan dari hartono mall ke rumahku sekitar 45 menit.
Di rumahku, dia aku suruh duduk di teras saja. Supaya tidak dicurigai tetanggaku. Karena di rumahku hanya ada aku dan nadia, adekku. Kami ngobrol panjang. Aku bilang ke dia, kalau aku dikenalin sama mas nata. Dia coba ngeyakinin aku, kalau dia serius. Sampai adzan isya', dia belum mau pulang. Padahal udah tak suruh balek, karena udah malem. Tiba-tiba simbah datang ke rumahku. Kalau malam, simbah biasa mengecek aku dan nadia ke rumah kami. Sekalian aku kenalin simbah sama D. Lalu simbah pulang ke rumahnya. Setelah aku suruh pulang dan mungkin nggak enak sama simbahku, dia akhirnya mau pulang. Nadia sampai jengkel, karena D baru mau pulang. Dan karena tadi nasi goreng buatannya nadia, aku kasih ke D.
Malamnya baru aku balas WAnya mas nata. Dia tanya ini benar nomorku bukan, aku jawab singkat kalau benar. Dia mau tukar cv, tapi besok aja katanya. Karena udah malam. Aku iyakan.
Senin, 15 April 2019
Benar saja, mas nata mengirimiku cv-nya. Tapi aku minta diubah bentuk file-nya. Karena tidak bisa dibuka pakai hpku. Dia mengirim cv yang begitu panjang dan lengkap. Seperti cv yang kudapat saat jaman kuliah dulu. Karena masih disibukkan dengan berkas cpns, aku membuat cv dadakan di puskesmas. Aku buat hanya pakai hp. Cv yang kukirimkan terlaku singkat. Biarinlah, pikirku.
Setelah tukar cv, malamnya kami buka sesi tanya jawab. Dia dan aku saling bertanya banyak hal. Sekitar 2 hari kami gunakan untuk sesi tanya jawab. Aku coba follow akun instagramnya. Dia follback. Aku cek foto-foto yang dia upload. Ternyata dia tidak alay, tidak termasuk cowok yang hobi upload foto selfie. Tidak ada juga foto cewek mantannya. Jujur saja, waktu itu aku cari di mana ketidakcocokan kami. Aku masih belum yakin sama mas nata. Aku pikir kalau aku mau menolaknya, aku harus punya alasan yang logis.
Setelah sesi tanya jawab via WA, kami memutuskan untuk istiqoroh. Aku shalat istiqoroh sebelum adzan subuh. Aku minta petunjuk dari Allah SWT. Kalau dia jodohku, tolong didekatkan dan dipersatukan dalam pernikahan karena Allah. Namun kalau dia bukan jodohku, tolong lapangkanlah hati ini untuk menerima segala ketentuan dari Allah.
Selang beberapa hari mas nata kembali WA aku. Katanya dia mau ketemu langsung sama bapakku. Otomatis aku kaget. Aku malah nggak tanya untuk apa. Aku bahkan belum nemu alasan jika ingin mengindarinya. Aku jawab kalau bapakku masih di sukabumi. Akan pulang besok tanggal 12 mei 2019. Dia mau menemui bapakku tanggal segitu.
Cepat-cepat aku kabari B, A dan D. Biar kalau ada yang lebih serius sama aku, bisa nemuin bapakku duluan. Setelah aku kasih tau kalau ada yang mau ke rumahku ketemu bapakku, respon mereka...
Bagaimana respon si B, A dan D?
Siapakah yang akhirnya bertemu denga bapakku pertama kali dengan gentle?
Apa kabar kerjaan di puskesmas sebagai penyuluh kesehatan masyarakat terampil?
Nantikan di Part selanjutnya.
0 notes
Text
Mr. Chubby & Mrs. Moody (Part 9)
Desember 2018, mbak desi resign dari tempat kerja kami. Rencananya dia mau mondok di salah satu pesantren yang berada di bandung. Sedangkan rumahnya di kebumen. Aku sedih karena temanku tiap berangkat liqo dan sering ngajak aku datang ke kajian di masjid raya sragen akan pergi jauh. Kami akan jadi susah ketemu. Padahal aku sering moody dan sering merepotkannya selama di sragen. Dia orangnya sangat sabar, humble, pintar, dewasa dan murah senyum. Sebenarnya aku sangat menyayangkan keputusannya itu. Tapi setelah tau alasannya, aku jadi menghargai keputusannya. Aku sebagai teman, akan mendukung apa yang terbaik untuknya.
Awal tahun 2019, saat belum pengumuman kebijakan baru. Aku masih mengira bahwa aku tidak lolos tes skd, karena aku tidak lolos passing grade. Aku pernah COD sabun amoorea di depan Puskesmas cawas 1. Aku beli secara online. Aku dan penjualnya sepakat COD di depan puskesmas tersebut. Supaya tidak terlalu jauh dari rumahku weru dan rumah penjualnya di bayat. Aku lihat bagian depan puskesmas tersebut. Batinku berkata, "Sayang sekali, aku belum bisa lolos tes skd untuk daftar cpns di sini. Seandainya bisa, aku nggak harus kerja jauh-jauh ke sragen. Nggak usah bayar ngekost, nggak perlu menempuh jarak sukoharjo-sragen selama 1,5 jam. Dan yang paling penting, bisa ketemu simbah tiap hari."
Ternyata Allah mengabulkan doa orang tuaku. Ada kebijakan baru untuk formasi yang pendaftarnya tidak ada yang lolos skd semua, maka menggunakan sistem rangking. Aku pun berkesampatan lolos skd dan berhak mengikuti skb. Alhamdulillah hari itu, maret 2019 aku lolos tes skb. Cara penilaian menggunakan sistem rangking. Nilai skd dan skb diakumulasi menjadi nilai final. Cara menghitungnya 40% nilai skd dan 60% nilai skb. Kemudian dibuat rangking dari nilai tertinggi dan selanjutnya nilai di bawahnya. Dari 3 pendaftar di puskesmas cawas 1, nilaiku paling tinggi.
Setelah dinyatakan lolos tes skd dan skb, aku mengikuti tahap pemberkasan. Kabarnya salah satu berkas yang harus dikumpulkan saat pemberkasan yaitu hardfile akreditasi kampus dan prodi (program studi) di kampus dulu. Aku cemas karena aku nggak punya hardfile akreditasi kampus dan prodi jurusanku, kesehatan lingkungan. Alhamdulillah ada temenku yang punya berkasnya, Diah orang ceper. Kami dulunya sekelas saat kuliah di Poltekkes Jogja. Jadinya aku meminta 1 lembar akreditasi dari temanku itu. Lembar akreditasi yang aku cari ialah yang sudah dibubuhi tandatangan direktur atau pembantu direktur 3. Aku sampai ke kostnya Diah untuk meminta akreditasi tersebut. Kostku di dekat rs sragen, sedangkan kostnya dia ada di dekat pku muhammadiyah sragen. Dia kerja di sana bagian sanitasi.
Kemudian pengumuman jadwal dan syarat pemberkasan muncul di web bkppd klaten. Ternyata yang diminta untuk mengumpulkan hardfile akreditasi kampus dan prodi, hanyalah bagi pendaftar yang jalur cumlaude saja. Aku termasuk pendaftar jalur umum, otomatis tidak disuruh mengumpulkan akreditasi kampus dan prodi. Nggak apa-apa. Aku percaya yang namanya usaha, tidak ada yang sia-sia. Walau sekecil apa pun usaha itu.
Sebelum diminta mengumpulkan berkas, pendaftar diminta berkumpul dulu. Kami berkumpul di pendopo Klaten untuk diberikan pengarahan. Cukup banyak berkas yang harus dipersiapkan. Mulai dari fotocopy (fc) ktp berlegalisir, fc kk berlegalisir, fc ijazah SD-kuliah berlegalisir, kartu pendaftaran cpns, pas foto berdasi kupu-kupu, fc str berlegalisir, fc transkrip nilai berlegalisir, skck dari polres, surat sehat jasmani dan rohani, surat keterangan tidak buta warna, surat bebas narkoba dari dokter pemerintah dan lain-lain. Semua berkas dibuat rangkap 3 dan dimasukkan dalam map plastik warna kuning. Semua berkas tersebut harus dilengkapi berkas asli, guna sebagai bukti saat pemberkasan besok. Dan harus menyiapkan berkas cadangan, guna sebagai arsip pribadi untuk berjaga-jaga.
Pas pengarahan di pendopo klaten, teman-temanku yang lain sudah menyiapkan berkas buat pemberkasan, walaupun belum semua. Sedangkan aku belum menyiapkannya sama sekali. Alhasil aku langsung panik. Pulang dari pengarahan sudah maghrib, aku pulang sendiri dari klaten kota ke weru. Jaraknya sekitar 45 menit dengan bermotor. Sedikit horor tapi malah greget. Aku jadi tau rasanya berjuang dari nol (0). Esoknya aku langsung menyiapkan berkas-berkas yang kubutuhkan.
Aku harus ke sd, smp, sma dan kampusku untuk meminta legalisir terbaru. Aku harus ke dinkes provinsi jogja untuk meminta legalisir str kesling. Aku harus antre ke rsjd dr. Rm. Soejarwadi klaten untuk mencari surat bebas narkoba, surat keterangan sehat jasmani dan rohani. Di sana aku dicek kesehatan mentalku. Alhamdulillah normal. Aku juga harus antre di kantor dukcapil sukoharjo untuk meminta legalisir ktp, akte kelahiran dan kk. Aku juga meminta bantuan lek agus, beliau polisi di polres sukoharjo. Aku titip berkas yang sudah kusiapkan untuk dibuatkan skck. Dengan tanya-tanya ke temanku, dibantu dibuatkan skck oleh lek agus, dibantu bapak-bapak tukang fotocopy'an, akhirnya 4 hari sudah kelar menyiapkan berkas-berkas untuk pemberkasan. Alhamdulillah lancar.
Aku ijin tidak kerja sehari ketika mencari surat keterangan sehat jasmani dan rohani, surat keterangan bebas narkoba di rsjd dr. Rm. Soedjarwadi, wedi, klaten. Saat di ruang sanitasi, aku dan pak fikar sering bertukar pendapat. Entah berawal dari mana, pak fikar mau mengenalkanku dengan keponakannya. Tapi tidak jadi, karena beliau tau kalau aku dekat dengan B. Aku dekat dengan Bu narni, bagian ppi. Kami sempat pergi jagong dan layat bareng. Beliau juga mau mengenalkanku dengan anaknya. Tapi beliau bilang kalau target nikah anaknya masih lama, mau ngumpulin modal nikah dulu.
Pernah di ruang sanitasi, aku, bu narni, pak agus dan B berkumpul. Bu narni dengan nada becanda menawariku untuk jadi calon menantunya. Otomatis B juga dengar dan langsung bilang jangan. Spontan pak agus dan bu narni ketawa. Sedangkan aku hanya senyum menahan geli.
Setelah dinyatakan lolos tes cpns 2018 dan selesai pemberkasan aku mulai melaksanakan nadzar. Dulu aku pernah nadzar kalau lolos cpns bakalan puasa 3 hari berturut-turut. Akhirnya puasa tersebut sudah aku lakukan pada tanggal 7, 8 dan 9 maret 2019. Alhamdulillah lunas. Dengan lolosnya aku waktu itu, otomatis aku mulai merencanakan resign dari rs sragen. Tiwik yang juga mengetahui hal itu jadi pindah kost. Dia pindah kost denganku ke kostnya teman kuliahnya. Biar dia punya teman di kost. Akhirnya dia pindahan ke kost barunya. Aku masih sendiri di kost lama, sambil menunggu akhir bulan maret.
Rencananya awal april aku akan minta ijin untuk resign. Awalnya aku ijin resign akhir maret, tapi tidak dibolehkan dari pihak TU rs. Padahal sudah buat dan ngeprint surat permohonan pengunduran diri. Jadi aku pilih tanggal 3 april untuk resign. Aku buat ulang suratnya. Aku pamitan ke pak agus dan rekan-rekan kerja di instalasi sanitasi, cssd, laundry, elektromedik, gizi, ppi, laboratorium, bagian keuangan, bagian diklat, bagian administrasi dan di pos satpam. Aku juga diberi banyak kenang-kenangan dari pak agus, pak fikar, mbak nur dan dr. Maya. Aku merasa kehilangan. Tapi sampai sekarang aku masih menyimpan nomor WA mereka. Kami masih bisa silaturahmi via WA.
Sebelum aku pamitan resign, aku sempat ketemuan dengan temanku bagian fisioterapi. Namanya lina, orang ngawi. Kami sering curhat tentang apa pun. Kali ini aku yang ngajak dia ketemu, karena dia pernah ngajak aku ketemu tapi pas aku belum ada waktu. Anggap saja itu farewall party. Kami ngobrol cukup lama di sana. Pembicaraan kami sampai tentang B.
Lina bilang temannya (anak magang di bagian fisioterapi) pernah tau dan melihat kalau B pernah ketemuan dengan cewek bagian rekam medis (rm) di luar kantor. Aku kaget dan merasa kecewa dengan B. Aku mengira cewek yang dimaksud itu adalah temanku sendiri. Aku punya teman, T yang dari bagian rm. Kami pernah sama-sama jadi panitia waktu screening imunisasi hepatitis b. Aku yang bantuin bagian absensi dan konsumsi. Dia bagian yang membantu pendaftaran peserta imunisasi menggunakan nomor rm. Kami sempat saling follow di instagram. Aku juga sempat melihat profilnya, ternyata dia juga sudah follow B. Dari situ aku mulai curiga. Padahal waktu itu kami masih baru kerja di rs sragen.
Akhirnya hari itu pun terjawab sudah kecurigaanku itu. Malamnya aku coba tanya B via WA. Aku tanya apa dia pernah ketemuan sama temanku, T itu. Dia tidak menjawab malah minta maaf sama aku. Artinya benar apa yang dikatakan lina. Aku pun WA T. Aku bilang kalau B lagi deketin dia, aku nggak apa-apa. Dia pun tau kalau B juga lagi deketin aku. Sebenarnya aku nggak masalah kalau B mau deketin cewek mana aja dan kapan pun itu. Toh aku cuma temannya aja. Dan aku pun juga punya temen cowok lain juga. Tapi nggak harus juga deketin temanku sendiri yang sekantor sama aku. Saat pamitan resign di ruang sanitasi, aku pun pamitan juga dengannya. Kami berjabat tangan, dia mendoakan yang terbaik untukku. Kami tatap wajahnya. Dia mirip Ernest Prakasa, komika dan sutradara film. Ternyata jabatan tangan dan pertemuan itu adalah yang terakhir untuk kami.
Hubunganku dengan A masih jalan di tempat. Dia belum rejeki untuk lolos cpns tahun 2018. Kami jarang WAnan. Dan nggak bisa sering ketemuan karena jarak tempat tinggal kami cukup jauh.
Saat akan resign dari rs sragen, aku dideketin sama remen cowokku. Dia analis, sebut saja D. Kami jadi sering WAnan dan lama-lama dekat. Dia sering ngajak aku ketemuan. Tapi aku selalu mencari alasan untuk menolaknya secara halus. Kami juga sering video call. Dia mirip Dito percussion, suaminya Ayudia Bing Slamet. Dia asyik diajak ngobrol, mungkin karena kami seumuran.
Bagaiman kelanjutan hubunganku dengan D?
Apakah aku dan B benar-benar tidak komunikasi lagi?
Akan ada hal baru apa ketika aku pindah tempat kerja di puskesmas cawas 1?
0 notes
Text
Mr. Chubby & Mrs. Moody (Part 8)
Akhirnya dengan dukungan suaminya, mbak Dhila memutuskan untuk resign dari RS Sragen. Suaminya memintanya agar tidak terlalu capek & fokus dengan kehamilannya. Mereka jadi tinggal di rumah orang tuanya mbak Dhila, tidak di kontrakan Sragen lagi. Padahal kontrakan di Sragen sudah dibayar 1 tahun full. Suaminya rela berangkat kerja dari Tawangsari, Sukoharjo ke RSJ Solo.
Sedangkan aku di ruang sanitasi hanya bisa menatap lembaran Bab MFK & PPI yang berisi belasan standar yang harus disiapkan. Surveyor akreditasi RS nantinya akan melakukan penilaian melalu wawancara, observasi langsung dan mengecek dokumen implementasi. Bedanya akreditasi & re-akreditasi yaitu kalau akreditasi menyiapkan dari awal semua persyaratan yang ada di standar. Kalau re-akreditasi hanya menyiapkan standar yang kurang maksimal atau yang dikoreksi oleh surveyor saat akreditasi. Kalau sistem KARS, urutannya akreditasi dulu lalu re-akreditasi 2x baru dinyatakan lolos akreditasi. Namun karena ada kebijakan baru yaitu jadi sistem SNARS, mau tidak mau RS harus akreditasi ulang dari awal dengan sistem SNARS. Ini berlaku juga untuk RS yang sudah akreditasi & 2x re-akreditasi KARS.
Kenapa akreditasi RS itu penting? Karena akan mempengaruhi klaim dari BPJS. Kalau tidak lolos akreditasi, maka RS tidak bisa bekerja sama dengan BPJS lagi. Selain ada Bab & standar pelayanan yang harus dipenuhi RS. Karyawan RS juga dituntut untuk bisa melakukan bantuan hidup dasar (BHD), cara & tau waktu kritis cuci tangan pakai sabun (CTPS), memakai Apar & APD, dan harus hafal visi & misi RS. Karena surveyor juga akan menguji karyawan RS untuk melakukannya.
Kerjaan numpuk itu pasti. Ditambah aku harus belajar kebut semalam untuk mengikuti tes skd waktu itu. Jadinya kurang maksimal. Aku sampai merasa nggak enak badan, bikin susah konsentrasi. Waktu di gor tempat tes skd, aku masih memakai anting-anting. Aku nggak tau sebelumnya, ternyata nggak boleh pake anting-anting & perhiasan dari logam, sekalipun itu emas. Metal detector yang dipaki untuk mengecek pun berbunyi & menyala. Akhirnya aku disuruh petugasnya untuk balik lagi ke tempat penitipan barang, untuk menyimpan anting-antingku. Jadi urutan tes skd di gor sragen yaitu parkir dulu, nitip tas di tempat penitipan tas, antre untuk dicek kartu pendaftaran cpns, diberitahu nomor meja untuk absen, antre tanda tangan daftar hadir/absen, lalu tangan dicap pakai stempel bkd, antre untuk diperiksa apakah membawa barang-barang yang tidak perlu, hp atau benda logam lainnya. Yang diperbolehkan hanya kartu pendaftaran & ktp saja. Lalu menunggu di ruang tunggu sampai ada instruksi dari petugas untuk memasuki tempat tes.
Kami menunggu cukup lama & diberikan arahan tentang peraturan menjawab soal. Lalu baru dibolehkan masuk tempat tes. Bisa milih meja di sebelah mana pun. Kemudian kalau udah diberi aba-aba, log in dengan memakai nomor pendaftaran & password. Baru bisa mengerjakan soal & waktu pun langsung berjalan. Di sana sudah disediakan kertas & pensil untuk coretan pas menjawab soal tiu. Panitia mengecek ktp sebagai tanda pengenal peserta tes skd.
Setelah waktu habis, maka kami pun tidak bisa menjawab soal lagi. Layar otomatis menutup soal-soal skd & langsung memperlihatkan nilai yang kami peroleh. Spontan aku malu dengan hasilnya, jika ada teman-temanku yang melihat nilaiku. Skore skd: Twk: 100, Tiu: 120, Tkp: 132. Pada tkp, aku tidak lolos passing grade yang sudah ditentukan. Namun pada hari itu, aku belum dinyatakan tidak lolos. Pengumuman akan diberikan setelah tanggal yang sudah ditentukan.
Waktu pengumuman skd pun tiba. Sebelumnya banyak pendaftar cpns yang komplain dengan tingginya nilai passing grade tkp. Dan ada kabar bahwa untuk bisa lolos skd, tidak diharuskan untuk lolos passing grade tkp. Ternyata kabar itu benar bahwa hasil skd dibuat rangking, dari nilai tertinggi ke nilai bawahnya. Jika semua pendaftar dalam satu formasi tidak ada yang lolos tkp, maka diambil maksimal 3x formasi yang dibutuhkan.
Alhandulillah di formasi yang kudaftari hanya ada 3 pendaftar. Dan semuanya tidak lolos tkp semua. Formasi yang dibutuhkan hanya satu orang di instansi tersebut. Jadinya yang berhak ikut tes selanjutnya (skb) ya 3 orang pendaftar tersebut. Ini merupakan kabar yang bahagia sekaligus membuatku terpaksa untuk belajar lagi. Untuk menyiapkan tes skb.
Jadwal tes skb sudah muncul. Jumlah saingan masih sama, 2 orang. Tapi Allah mudahkan tempat tes skb nya di graha sabha pramana ugm. Kalau berangkat dari rumahku di sukoharjo kurang lebih memakan wakti selama 1,5 jam. Gara-gara H-1 mau persiapan tes Skb, aku rela nggak ikut jalan sehat di kantor. Karena waktu itu RS sragen sedang mengadakan jalan sehat dalam rangka HUT RS. Karena materinya banyak banget, aku harus absen dari acara tersebut walaupun sudah dibagikan kaos.
Aku coba belajar materi tentang formasi yang kudaftari, yaitu penyuluh kesehatan masyarakat terampil. Aku cari kisi-kisi soalnya, di grup WA, telegram bahkan searching di google. Aku cari dasar hukum tentang jabatan fungsional satu ini. Pokoknya aku harus memberikan usaha yang terbaik supaya tidak menyesal. Karena tes ini penentu untuk lolos tidaknya.
Waktu tes skb di ugm, aku tidak sadar kalau aku keliru pakai sepatu. Malah pakai sepatu biasa warna hitam bergaris putih, harusnya pakai pantofel item. Aku baru nyadar saat pengecekan metal detector. Setelah aku liat bagian bawah, ternyata aku masih memakai sepatu hitam kesayanganku. Aku sengaja memakai sepatu hitamku itu agar saat bermotor di jalan jadi nyaman. Rencanaku ketika sudah sampai di parkiran, aku langsung ganti sepatu pantofel. Eh malah kelupaan. Dan panitianya nggak nyadar kalau aku pakai sepatu yang bukan pantofel. Akhirnya aku bisa masuk ke tempat tes.
Urutan tes skb di ugm yaitu dari parkiran menuju bagian depan pintu masuk graha sabha pramana (GSP) ugm, lalu antre untuk mengecek nomor pendaftaran & tanda pengenal (ktp), tangan dicap pakai stempel, nunggu di ruang tunggu di sayap timur gedung. Kemudian setelah diberi aba-aba oleh panitia, menuju ke tempat penitipan barang, diberi nomor penitipan, terus ke ruang sebelah untuk dicek dengan metal detector, lalu nunggu di ruang tunggu sebelahnya. Setelah diinstruksikan, baru masuk ke ruangan untuk mengikuti tes skb. Setelah menyelesaikan tes skb, ke luar dari pintu ke keluar, lalu ambil tas.
Ternyata materi saat tes skb itu sama sekali nggak ada hubungannya dengan materi kesling. Wajar saja, karena formasi yang aku daftari yaitu penyuluh kesehatan masyarakat terampil bukan sanitarian. Instansi yang kudaftari yaitu puskesmas cawas 1. Skore skb: 280 (benar: 56 soal dari 100 soal). Aku ada di urutan nomor 2 tertinggi dari semua pendaftar penyuluh kesehatan masyarakat terampil di kabupaten klaten. Alhamdulillah. Mesli belum pemgumuman final, tapi aku bisa tidur nyenyak dulu.
Belajar dengan sungguh-sungguh supata lolis cpns kemudian resign dari RS sragen adalah planning A. Sedangkan planning-ku yang B yaitu tetap resign dari kantor dan lanjut kuliah lagi. Aku ingin kuliah S1 jurusan Kesehatan Masyarakat di Unair, surabaya. Aku ingin merasakan jadi mahasiswi universitas yang bisa memakai baju bebas sopan rapi saat perkuliahan.
Sementara di RS, PPI mengadakan imunisasi hepatitis b kloter ke 2. Aku menjadi salah satu peserta imunisasi. Karena aku kerja di instalasi sanitasi, tak jarang terpapar dengan limbah medis & limbah cair. Sebelum diberi vaksin hepatitis b, aku discreening dulu di lab. Diambil darahku untuk diperiksa apakah perlu untuk diberi imunisasi atau tidak perlu. Aku tak kuat melihat suntikan yang digunakan untuk mengambil darah. Aku memilih untuk menutup mata saja, hehe. Karena hasilnya kekebalan tubuhku kurang baik, jadinya aku diberi vaksin. Waktu itu aku diimunisasi di poli umum lantai 2. Di sana aku sebagai panitia sekaligus jadi peserta imunisasi.
Gajiku waktu itu hanya umr sragen & tiap 3 bulan sekali dapat tambahan penghasilan yang sekitar 300 ribuan. Kalau aku mengantarkan sampel air limbah ke bbtkl jogja dengan nama pak agus di surat tugas & sppd, bisa dapat 400 ribuan untuk sebulan.Kalau hanya memakai namaku sendiri, hanya dapat 200 ribuan. Dengan uang itu, aku harus bayar kost, beli makan, minum, untuk beli kebutuhan sehari-hari, beli bensin dan untuk sosial. Waktu iti pikirku karena masih single, aku masih bisa memakai uangku untuk piknik & belanja online dulu. Alhasil, aku jadi lupa diri. Keterusan belanja di online shop. Tapi ibuku & Tiwik selalu memperingatkanku tentang kebiasaan burukku itu. Mau tidak kau, aku harus menghentikannya dan mencoba menabung.
Ada hal lain lagi yang aku perdebatkan dengan si B. Dia protes gara-gara aku jarang ngomong apalagi senyum. Kalimatnya di WA tidak terkesan menyarankan tapi lebih ke mencela. Dia juga menyarankanky untuk memakai make up supaya seperti cewek lainnya. Seperti cewek lainnya yang pakai blush on & pensil alis. Secara tidak langsung dia menuntutku supaya jadi yang dia mau.
Sementara itu, aku diajak ketemuan dengan si A. Karena dia sering meminta ketemuan, akhirnya aku setuju. Kami sepakat ketemuan di transpart solo yang berlokasi di kartasura, sukoharjo. Dia rela dari rumahnya ambarawa naik bus ke kartasura demi bisa ketemuan. Janjian pukul 10 pagi, tapi aku telat 1 jam. Aku sengaja datang telat tapi nggak rencananya tidak sampai 1 jam. Karena macet di solo, jadi dia harus menunggu lama. Aku sengaja datang telat karena untuk melihat reaksinya. Apakah dia marah terus langsung pulang, atau masih nungguin di mall. Ternyata saat aku sampai di mall, dia lagi milih mainan hotweels kesukaannya. Wajahnya pastinya terlihat kecewa tapi aku akui dia masih sabar ngadepin aku. Dia udah beli tiket bioskop. Sambil nunggu jadwal filmnya, kami keliling & jajan dulu. Aku belanja lipstik & dia beli hotweels. Lalu kami nonton terus makan siang di sana. Kemudian pulang. Waktu itu gerimis. Dia aku temani menunggu bus yang ke arah semarang di halte depan mall. Tapi karena gerimisnya jadi makin deras, dia nyuruh aku untuk pulang duluan. Aku nggak mau, karena tidak enak tadi udah bikin dia nunggu lama. Akhirnya dia dapat bus & aku pun pulang.
Bagaimana pengumuman final cpns?
Apakah aku & B bisa baikan lagi?
Ada masalah apa lagi yang akan terjadi denganku?
0 notes
Text
Mr. Chubby & Mrs. Moody (Part 7)
Di sragen, aku punya beberapa teman dekat. Selain tiwik, mbak dhila & mbak desi, ada juga diah & mbak tatik. Diah kerja di bagian cssd, kalo mbak tatik di bagian perlengkapan. Kami pernah janjian ngemall di hartono mall solo baru. Nemenin dia beli laptop terus lanjut makan siang. Pernah janjian makan bareng di daerah sragen, tapi belum juga nemu jadwal yang pas. Kami juga suka saling curhat. Bahkan kami punya grup WA yang anggotanya cuma kami bertiga aja. Kami bahas cowok yang lagi deket sama kami, tentang pengalaman hidup bahkan buat share undangan walimah. Yang sudah nikah baru mbak tatik. Kalo diah udah tunangan.
Di rs sragen, tiap bulan tugasku mengambil sampel limbah cair. 3 bulan sekali mengambil sampel air bersih. Pengambilan sampel air untuk diperiksakan secara mikrobiologis & fisika-kimia ke bbtklpp jogja. Tahapannya mulai dari menyiapkan peralatan terlebih dahulu. Mensterilkan botol sampel kaca untuk pemeriksaan mikrobiologis. Biasanya aku minta tolong ke petugas di bagian cssd untuk mensterilkan botol sampel kaca. Botol sampel kaca harus dibungkus kain dulu lalu ditempeli kertas indikator, baru diserahkan ke bagian cssd. Sehari jadi. Lalu harus beli diligen kecil untuk pemeriksaan kimia-fisika. Menyiapkan cool box, alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan & masker, gayung, korek api, label & es untuk pendingin supaya sampel awet. Tahapan pengambilan sampel air bersih yaitu cari sumber air bersih yang dekat dengan sumur/sumber air bersih. Pakai apd, masker & sarung tangan dari lateks. Kemudian sterilkan kran air yang terbuat dari besi, dengan korek api. Sebaiknya pakai bunsen yang dinyalakan. Lalu buka kran air beberapa detik, ini dilakukan agar mendapatkan air dari sumber air bukan dari penampungan. Sterilkan mulut botol sampel dengan korek api. Isi botol dengan air bersih sampai memenuhi 3/4 botol. Jangan diisi sampai penuh karena pemeriksaan mikrobiologis untuk memeriksa kandungan bakteri yang ada di dalam air. Lalu sterilkan lagi tutup botol sampel kaca, terus ditutup rapat dengan dilapisi kertas coklat. Botol sampel kemudian ditempeli label. Label berisi hari, tanggal, waktu pengambilan, nama petugas pengambil, keperluan pemeriksaan & jenis sampel. Lalu simpan di coolbox yang berisi es batu atau ice box yang sudah dingin. Jika disimpan di cool box, sampel air bersih bisa bertahan selama 24 jam.
Sedangkan untuk pengambilan sampel air bersih secara fisika-kimia dengan memakai diligen plastik kecil. Tidak usah disterilkan. Diligen langsung diisi air bersih. Bedanya saat pengambilan secara kimia-fisika, diligen diisi sampai penuh. Hal ini dilakukan untuk menghindari aerasi di dalam botol. Karena akan mempengaruhi DO, BOD & COD. Lalu labeli & bisa disimpan di suhu ruang, tidak usah ditaruh di coolbox. Biasanya pengambilan sampel air bersih di kran air yang paling dekat dengan sumber air & paling jauh dari sumbet air.
Begitu juga untuk pengambilan sampel limbah cair. Dilakukan secara mikrobiologis & fisika-kimia. Lebih ditekankan memakai apd agar safety. Posisi tempat pengambilan sampel limbah cair dipilih di ipal bagian input & output. Input ketika limbah cair dari semua bangsal/ruang perawatan & petkantoran di rs masuk ke ipal untuk dilakukan treatment pengelolaan limbah cair. Output ketika limbah cair sudah melalui beberapa tahap treatment tersebut lalu akan aman untuk mengalir ke sungai & dekat pemukiman warga sekitar rs.
Ipal di rs sragen dipasang pagar & terkunci. Jadi harus mengambil kunci & membuka pagar terlebih dulu. Saat pengambilan limbah cair harus hati-hati. Pengambilannya memakai gayung bertangkai panjang. Input limbah cair lumayan susah untuk diambil karena tempatnya di bawah tanah. Jadi posisi badan & kepala harus sejajar dengan tanah. Sementara tangan mengambil air limbah yang ada di bawah permukaan tanah. Saat mengambil sampel limbah cair output bisa langsung mengisi ke botol sampel langsung. Tapi kendalanya ada daun & lumpur yang campur dengan limbah cairnya. Kadang limbah cair di output hanya mengalir sedikit. Maka perlu waktu cukup lama untuk mengisi diligen secara penuh.
Total tiap bulan aku membawa 2 botol sampel kaca yang aku simpan di cool box & 2 diligen plastik kecil yang aku masukan ke kantong plastik biasa. Kalau 3 bulan sekali aku bawa lebih berat lagi. Total aku bawa 4 botol sampel kaca & 4 diligen plastik kecil. Setelah sampel air bersih & limbah cair sudah diambil lalu dibawa ke bbtklpp jogja. Tempat pemeriksaannya harus yang bersertifikat nasional. Yang membawa sampel tersebut kadang aku sendiri, kadang dengan pak fikar. Memakai kendaraan pribadi bukan kendaraan rs. Karena sudah diberi uang sppd untuk transport. Biasanya kalau aku berangkat sendiri, aku nembeng ke teman sanitarian dari rs lain. Kadang naik motor sendiri, kadang naik bus sendiri. Kalau naik motor, sorenya aku ambil sampel di rs sragen. Terus aku pulang ke rumahku sukoharjo. Paginya baru aku berangkat ke bbtklpp jogja. Besoknya lagi baru berangkat kerja di rs sragen. Karena selama mengirimkan sampel air ke jogja termasuk dinas luar.
Untuk pengambilan sampel limbah cair secara fisika-kimia memang tidak begitu sulit. Tapi secara mikrobioligis terasa cukup ribet & sulit. Karena harus mensterilkan botol sampel kaca terlebih dahulu dengan korek api. Dilabeli baru disimpan di coolbox.
Di samping harus mengerjakan tugas kantor, aku juga harus belajar untuk tes skd. Niatnya mau belajar jauh-jauh hari saja supaya bisa paham. Tapi bisanya belajar H-1. Akhirnya aku belajar dengan Dewi semalaman. Kami hanya tidur sebentar, itu pun tidak nyenyak. Karena masih kepikiran tes skd. Benar-benar seperti pas ujian di kampus. Bedanya ini lebih greget karena menyangkut masa depan & planning yang akan dilakukan. Kami belajar bersama, saling tukar bahan materi. Aku juga tanya ke Tiwik yang sudah tes duluan di Ungaran. Aku pinjam buku catatan & buku paketnya. Ternyata buku paketku tentang tes skd cpns, materinya kurang lengkap. Lebih lengkap bukunya Tiwik. Aku coba minta Tiwik untuk ngetes. Hasilnya aku kebanyakan belum bisa menjawab soal yang ia berikan. Aku semakin pusing & gelisah.
Sore itu di gor diponegoro sragen dijadikan tempat diadakannya tes skd cpns 2018. Tempat tersebut diperuntukan peserta tes cpns pemkab se-solo raya & grobogan. Aku dapat jadwal tes sekitar pukul 16.00-17.30 WIB. Waktu itu hari jumat, aku berangkat tes dari kostku yang tak jauh dari sana. Paginya aku masih kerja dulu. Aku berangkat bersama temanku, dewi. Dia orang kebumen, yang nginap di kostku. Setelah aku ikut tes skd, aku langsung ke luar ruangan. Baru sampai di luar, para peserta tes cpns & orang-orang yang ada di sana berebut untuk melihat sebuah layar. Ternyata layar tersebut sengaja disediakan untuk melihat hasil tes skd yang baru saja selesai.
Hasilnya sungguh transparan, cepat & jujur. Aku cukup kaget, ternyata benar hasilnya langsung jadi & langsung diumumkan. Selain diumumkan langsung di layar tempat diadakan tes, juga diumumkan di web bkn & ditempel di papan pengumuman di gor. Aku tambah kaget saat melihat hasilnya. Hasilnya nilai TWK & TIU sudah lolos passing grade. Tapi nilaiku yang TKD tidak melampaui passing grade. Mengetahui hal itu aku cukup kecewa. Karena itu artinya aku gagal lolos tes cpns 2018. Setelah aku cek, ternyata temanku banyak yang tidak lolos tes di bagian TKD juga. Hanya beberapa orang yang lolos. Setelah tes aku merasa lega walaupun tidak lolis, setidaknya aku sudah punya pengalaman berharga. Aku pun segera pulang untuk mandi, sholat maghrib lalu makan malam. Aku coba menerima hasilnya dengan tabah.
Di gor tadi, aku bisa ketemu teman-teman sealmamater. Ada teman sekelas, seangkatan beda kelas, adek tingkat & kakak tingkat. Jadi seperti acara reunian, hehe. Aku senang bisa ketemu mereka lagi dalam keadaan sehat. Pas sampai di kostku, aku ditelfon temanku. Dia mau ijin menginap di kostku, karena mau pulang sudah larut malam. Rumah mereka di jogja. Akhirnya aku ijinkan mereka menginap di kostku. Karena sudah larut malam, aku tidak memberitahu pak kost dulu. Aku memberitahu beliau saat pagi harinya. Jadi total temanku yang mau menginap ada 4 orang. Padahal bednya cuma bisa buat 2 orang saja. Terpaksa 3 orang temanku lainnya tidur di bawah. Aku alasi karpet. Aku jadi tidak enak sama mereka, karena bantal & selimut di kostku tidak cukup jumlahnya.
Paginya kami sarapan soto di depan rs tempatku bekerja. Lalu aku berangkat kerja. Mereka bersih diri & istirahat di kostku. Siangnya mereka pamit untuk pulang. Kostku jadi sepi lagi. Untung saat teman-temanku menginap di kostku, listriknya tidak bermasalah. Biasanya listrik di kostku sering padam, padahal listrik di rumah sebelah lisyriknya masih menyala. Tempat jemur baju juga bercampur dengan milik pak kost. Gerbang kost harus selalu dikunci, walaupun di siang hari. Buatku ini sangat ribet. Apalagi kalau pas siang mau ke luar cari makan atau belanja kebutuhan sehari-hari. Harus buka tutup & ngunci gerbang dulu.
Parkir kost juga sempit. Motorku harus ditempatkan mepet tembok, supaya penghuni kost lainnya tetap bisa lewat. Air bersih di kost juga sering tidak mengalir. Tidak punya tandon air. Jadi harus menyalakan & mematikan mesin dulu. Jika menyalakan air harus diingat-ingat, jangan sampai luber. Karena rumah pak kost pernah banjir karena ada anak kost yang lupa mematikan air. Kalau pagi sekitar jam 7, airnya sering kurang karena hanya mengalir pelan bahkan sering tidak mengalir sama sekali. Mau pindah tapi tidak dibolehkan orang tuaku. Karena sudah kenal baik dengan pak kost.
Sementara itu, aku masih menjalin komunikasi dengan si A, B & C. Karena suatu hal, aku sudah tidak WAnan lagi sama si C. Sebelumnya dia sering video call duluan. Kami sering becanda saat WAnan. Tapi semenjak dia bahas gajiku & malah dibuat bahan candaan, aku merasa tersinggung. Dia memang bergaji lumayan banyak. Tapi bukan berarti, aku yang bergaji umr sragen tahun 2018 bisa dipakai buat bahan candaan. Kalau becanda selain menyangkut masalah gaji & fisik, aku tidak masalah. Dia sudah minta maaf & aku memaafkannya. Tapi aku putuskan kita berteman biasa saja. Sejak saat itu kami tidak WAnan lagi.
Dengan si A, seperti biasa kami masih jarang WAnan. Apalagi dengan jarak tempat tinggal kami yang jauh. Kami jadi jarang ketemu. Kadang WAnan pas malam sebentar, karena kami sudah capek kerja. Kami pernah beberapa kali berantem karena beberapa hal. Tapi setelah itu kami butuh waktu untuk tidak komunikasi. Baru kami bahas lagi supaya tidak berlarut-larut. Terakhir kami saling memaafkan. Dia menganggap aku sebagai adeknya. Hubungan kita tak lebih dari sekedar kakak & adek.
Dengan si B, karena kita kerja sekantor tak jarang aku ketemu dia. Biasanya kami ketemu saat selesai sholat dzuhur berjamaah, saat bukber sesama karyawan rs. Kami pernah ketemu di lorong RS, saat aku dari cssd mensterilkan botol sampel & dia dari gudang farmasi. Aku bahkan sudah hafal suaranya di telefon. Entah kenapa dia sering nelfon instalasi sanitasi. Dari komplain wastafel mampet, tanya apa ada kantong sampah infeksius & tanya kenapa airnya kalau pagi mati. Dia juga sering ke instalasi sanitasi, sekedar minta peralatan sanitasi & ngobrol sebentar. Tapi muncul hal lain yang membuat kami jadi berantem. Aku merasa ragu apakah dia benar-benar tulus sama aku atau tidak.
Bagaimana perjalanan karirku setelah tau kalau tidak lolos skd?
Konflik apa lagi yang terjadi antara aku & B?
Apakah hubungan kami bisa membaik lagi?
0 notes
Text
Mr. Chubby & Mrs. Moody (Part 6)
November 2018, rumah sakit tempatku kerja melaksanakan re-akreditasi. Waktu itu masih berlaku akreditasi versi KARS, belum SNARS. Aku sebagai anggota instalasi sanitasi otomatis ikut anggota yang mengurus Bab Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK). Tapi karena aku juga dekat dengan perawat yang memegang Bab PPI, aku juga dijadikan sekretaris PPI. Menangani 2 Bab sekaligus membuatku sering kewalahan. Harus bisa bagi waktu rapat sebagai anggota Bab MFK dan sebagai sekretaris PPI. Mengurus administrasi yang nantinya akan digunakan ketika penilaian akreditasi RS. Memang pembagian tugas sudah dilaksanakan, tapi ada yang menyuruhku untuk membantu bagiannya.
Waktu itu mbak Dhila hamil muda & sering ijin tidak masuk. Karena berhari-hari dia tidak masuk kerja. Kemudian Pak Agus, Pak Hari, Mbak Desi & aku menjenguk di rumahnya. Lalu beberapa hari kemudian, suaminya Mbak Dhila bilang ke Pak Agus kalau Mbak Dhila ijin resign. Pak Agus sangat menyayangkan keputusan mereka, karena mengingat mbak Dhila adalah satu-satunya petugas K3 di RS. Ditambah posisinya waktu itu sebagai sekretaris MFK.
Mau tidak mau pak Agus akhirnya memintaku menjadi sekretaris MFK. Ini membuatku merasa lebih berat. Mengurus IMB, mengurus ijin pengambilan air bawah tanah, mengecek ijin genset, lift, ipal, ijin ruang HD, ijin radiologi, memberikan materi tentang Apar untuk mahasiswa praktek, cek Apar tiap bulan, membuat tulisan petunjuk arah di seluruh wilayah RS dll. Di setiap Bab akreditasi RS berisi belasan hingga puluhan poin yang harus dikerjakan & didokumentasi sebagai bukti pelaksanaan. Begitu juga Bab MFK & PPI. Kedua Bab tersebut merupakan Bab akreditasi RS yang paling banyak poinnya. Otomatis harus dikerjaan secara tim, tidak bisa kerja sendiri.
Ditambah aku harus mengurus berkas-berkasku pribadi untuk mendaftar CPNS. Aku urus & kulengkapi syarat-syarat administrasi untuk mendaftar CPNS pemkab. Aku cek lowongan cpns yang sesuai dengan jurusanku. Aku download formasi di beberapa kabupaten dekat rumahku Sukoharjo. Karena di sukoharjo hanya ada 1 lowongan di jurusanku. Aku lebih memilih daftar yang formasinya lebih dari 1. Aku sempat bingung, mau daftar di sragen atau di klaten. Aku coba mendaftar cpns di sragen saja. Pikirku karena aku sudah ngekost di sragen, aku bisa daftar di puskesmas yang dekat kostku saja. Aku sudah buat surat lamaran ke bupati sragen. Tapi setelah aku minta saran ke orang tuaku, bapakku tidak setuju. Bapak menyarankanku untuk mendaftar di puskesmas cawas yang dekat dengan rumah saja, biar tidak ngekos. Lalu aku ikuti saran Bapakku. Aku mantap daftar di klaten, tepatnya di puskesmas cawas 1 formasi penyuluh kesehatan masyarakat terampil. Pendidikan yang dibutuhkan yaitu D3 kesehatan lingkungan atau D3 kesehatan.
Pendaftaran cpns tahun 2018 terdiri dari daftar online, melengkapi berkas administrasi, seleksi kemampuan dasar (SKD), seleksi kemampuan bidang (SKB) & pemberkasan. Waktu aku mendaftar online di web sscasn.bkn.go.id aku mendapat kendala. NIK dan nomor KK milikku tidak sesuai. Padahal nomornya sudah sesuai dengan yang tertera di KK. Aku coba mengirim inbox di twitter & mengirim SMS ke dukcapil Sukoharjo. Tapi tak ada balasan. Aku telfon simbahku di sukoharjo. Aku tanya kenapa kok NIK & no KK ku tidak sinkron.
Simbah hanya bilang, "Yaudah nduk, hla gimana lagi kalau tidak bisa. Nggak usah daftar kalau begitu."
Denger kata-kata simbah itu malah membuatku nggak mau putus aja. Aku malah jadi tertantang & pengen daftar cpns seperti teman-temanku yang lain. Walaupun pas telfon, air mataku ngalir deras karena nggak rela kalau tidak bisa daftar, haha. Aku coba telfon ibuku di sukabumi. Aku tanyain hal yang sama.
Ibuku balik tanya, "Hla apa sudah benar no. KK nya? KK nya yang baru hlo, yang isinya cuma kamu & adekmu. Bapak & mak'e kan udah buat KK baru di sukabumi."
Mendengar jawaban ibuku, aku baru sadar kalau KK yang kupegang saat itu masih KK lama. Orang tuaku memang buat KK di sukabumi, karena untuk syarat administrasi pendaftaran ibadah haji. Orang tuaku memilih daftar haji di sukabumi dibanding di sukoharjo. Karena di sukabumi, waktu antrenya relatif lebih singkat.
Esoknya aku segera meluncur ke rumahku, mencari KK baruku. Dibantu simbah, ketemu juga KK baruku. Memang nomornya beda, lalu aku coba daftar online lagi. Alhamdulillah bisa daftar online dibantu temanku, Tiwik. Setelah daftar online, tugasku selanjutnya menyiapkan segala berkas untuk diupload ke web. Aku harus mengurus skck ke polres sukoharjo, mencari surat sehat dari dokter, scan ijazah, transkrip nilai, akreditasi kampus, str, ktp, kk, surat lamaran daftar cpns, foto sambil megang bukti sudah mendaftar online dll. Aku hampir tidak kuat harus lembur untuk menyiapkan penilaian akreditasi RS & mengurus berkas pendaftaran cpns. Aku sering curhat sama Tiwik & mbak Desi. Aku juga sempat nelfon ibuku sambil nangis. Ibuku langsung ngasih nasihat, saran & semangat untukku. Beliau bicara dengan lembut & pelan. Aku coba berpikir jernih. Aku nangis seharian pun, masalahku tidak akan selesai dengan sendirinya. Akhirnya aku kerjakan semuanya semampuku. Aku usahakan yang terbaik yang bisa kuberikan. Alhamdulillah RS ku lolos re-akreditasi versi KARS. Sehingga tahun depan (2019) bisa mengikuti akreditasi versi SNARS. Aku juga bisa menyelesaikan syarat administrasi untuk pendaftaran cpns. Alhamdulillah saat pengumuman, aku dinyatakan lolos administrsi & berhak mengikuti SKD di gor diponegoro sragen. Alhamdulillah Allah mempermudah, lokasinya dekat kostku.
Apakah aku bisa selamanya menjadi sekretaris di MFK & PPI sekaligus?
Bagaimana hasil tes SKD nya?
Apakah aku bisa lolos pendaftaran cpns 2018?
Tunggu di Bab 7.
0 notes
Text
Mr. Chubby & Mrs. Moody (Part 5)
Sekitar 3x aku diajak ketemuan sama si B. Pertama ketika buber di warung ayam kremes. Kedua makan malam di warung steak. Dan terakhir makan bakso. Kami sudah saling nyaman. Walau nggak tiap hari kami chatting via WA, tapi kami cukup dekat. Pernah kami pulang kerja bareng. Kami nggak sengaja ketemu di parkiran. Kami ambil motor masing-masing. Sampai di gerbang jalur keluar, aku tengok dia tapi nggak kelihatan. Hingga aku berhenti di lampu lalu lintas pun dia tidak kelihatan. Pikirku mungkin dia sudah pulang duluan. Tapi setelah aku belok ke jalan menuju kostku, tiba-tiba ada yang manggil aku. Spontan aku nengok ke belakang. Ternyata si B yang manggil aku & sudah ada di belakangku.
Aku tanya, "Hlo kok ikutan ke sini?".
Dia jawab, "Iya, pengen tau kostmu."
Aku bilang, "Buat apa. Udah pulang aja."
Dia nggak jawab, tetep aja ngikutin aku. Sampai di depan gerbang kostku, aku berhenti & membuka kunci gerbang. Aku lupa nyuruh dia mampir di teras kost. Dia malah aku suruh buruan pulang, hehe. Beberapa kali dia minta ijin buat maen ke kostku. Hanya sekedar ngobrol di teras luar kostku, tapi aku nggak mau. Takut dinilai negatif sama pak kostku. Dan karena kostku sering sepi.
Waktu dia sakit, aku coba bawakan makan malam untuknya. Aku antarkan sendiri ke kostnya. Aku minta dia kirimkan lokasi kostnya. Awalnya dia nggak mau, mungkin dia udah ngira kalau aku mau njengukin dia. Tapi akhirnya dia ngirim lokasi kostnya. Setelah sampai depan kostnya aku kabari dia. Lalu dia keluar & ketemu aku. Dia keliatan pucet & lemes. Dia pakai kaos basket & celana pendek. Otomatis otot lengannya kelihatan jelas. Duh godaan buatku. Kami ngobrol sebentar di depan kostnya. Dia nyuruh aku duduk di teras dulu, tapi aku langsung pamit pulang.
Aku juga pernah bawakan kue buatan ibuku buat dia. Sengaja kuantarkan ke ruang kerjanya. Aku sengaja ke ruang kerjanya pas sebelum apel pagi. Aku sengaja bawakan pas dia belum nyampe rumah sakit. Karena aku deg-degan banget kalau udah ketemu dia. Jadi malu banget kalau ketemuan. Pernah juga aku bawakan tempe lekatak, makanan khas Weru, Sukoharjo. Sengaja aku pesankan ke pembuat & penjual tempe lekatak di dekat rumahku demi dia. Pernah aku sengaja beli parfum kopi banyak, aku pakai di rumahku & kuberikan untuknya juga. Dari beberapa hal yang aku lakukan tadi, aku sudah bisa disebut bucin belum? Haha, maklum masa lalu.
Waktu itu hampir tiap hari aku WAnan sama cowok. Totalnya ada 3 cowok. Si A, si B dan si C. Si C ini tetangganya mbak Dhila yang dikenalin sama aku. Kita seumuran, dia kerja di tangerang. Kerja bagian teknik elektro di salah satu perusahaan farmasi yang cukup terkenal. Jadi aku balas chatting dari ketiga cowok itu secara bergantian. Bukannya mau PHP, tapi menurutku, aku boleh berteman dengan cowok single mana saja. Apalagi suasana di kost ku sering sepi, lumayan untuk mengusir kesepian. Tiwik seorang perawat, kerjanya pake jadwal shift. Ada juga yang kerja bagian elektromedis, tapi selalu di dalam kostnya terus, kalau weekend dijemput suaminya. Kamar yang lain sering kosong, kadang ada mahasiswa praktek yang ngekost.
Pas weekend si A minta ketemuan. Padahal rumahnya di Ambarawa. Kita sepakat ketemuan di transmart solo. Nggak sengaja aku telat 1 jam. Ternyata dia nggak marah. Kami makan & nonton bioskop bareng. Kami juga sempat foto bareng di antara wahana yang ada di sana. Ini pertemuan kedua kami, setelah pertemuan di jogja. Pas di jogja kami ketemuan di bowling. Warung es buah yang hits di jogja. Dulu kami kenalan via facebook.
Pas weekday aku balik ke sragen lagi. Hari itu jadwalnya ganti handscrub yang udah habis di tiap ruang perawatan. Aku ditemani pak Hari & Mbak Dhila mengganti handscrub di semua ruang perawatan, depan lift & di ruang kerja karyawan serumah sakit, termasuk di ruang hemodialisa (HD). Esoknya aku diberitahu mbak Dhila kalau ada perawat HD yang nanyain aku & bilang kalau aku manis.
"Mungkin dia suka sama kamu Da, ciyee."kata Mbak Dhila kepadaku.
Aku nggak terlalu peduli & lanjut merekap hasil inspeksi sanitasi bangunan fisik di rumah sakit. Tapi selang beberapa hari, mbak Dhila & aku baru tau kalau perawat HD itu ternyata sudah punya istri. Laki-laki udah punya istri kok bisa-bisanya nanyain cewek lain.
Di tempat kerjaku, aku juga temenan sama mbak-mbak cssd. Kami pernah maen bareng. Aku sering minta tolong buat menyeterilkan botol sampel untuk pemeriksaan limbah cair. Kami saling curhat & becanda bareng. Tapi waktu itu mereka bagian cssd, laundry & elektromedis pada liburan bareng. Outbond gitu. Tapi aku & teman-temanku bagian sanitasi nggak dikabari & nggak diajak sama sekali. Alasannya karena acaranya mendadak. Padahal unit sanitasi, cssd, laundry & elektromedis itu masuk 1 Bab akreditasi, yaitu Bab MFK. Padahal karyawan cssd, laundry ada yang anggota Hakli Sragen juga. Hakli itu Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia. Kok aneh sampai anggota sanitasi nggak ada yang dikabari satu pun. Aku pernah dengar & menyaksikan sendiri kalau ada anggota unit sanitasi yang pernah bertengkar dengan anggota laundry. Aku pikir mungkin tidak dikabarinya anggota sanitasi itu emang disengaja. Mungkin ada yang nggak mau kalau anggota sanitasi ikut outbond juga. Duh kecewa sih iya, tapi aku masih bisa jalan-jalan sama mbak Desi.
Bagaimana kelanjutan hubunganku dengan si A, si B dan si C?
Apakah aku tetap kerja di sragen, setelah tau suasana yang kurang solid?
Apa lagi tantangan kerja di sragen selanjutnya?
0 notes
Text
Mr. Chubby & Mrs. Moody (Part 4)
Hubunganku dengan si B berjalan lebih deket. Komunikasi kami lebih sering via WA. Ketemu pun jarang. Kalau pun kebetulan ketemu, aku berusaha ngehindar. Kalau perlu nyampe ngumpet dulu, biar nggak ketemu dia secara langsung. Mungkin karena aku mulai suka sama dia, jadi kalo tiap ketemu rasanya malu banget. Tapi kalo lama nggak ketemu, aku coba ngganti handscrub atau inspeksi sanitasi ke ruangannya biar sengaja ketemu, haha.
Pernah waktu itu hari sabtu, kalau tiap hari sabtu ada pengajian pagi di masjid RS. Kami nggak sengaja ketemu di tempat parkir. Posisi aku & dia lagi sama-sama lagi berangkat. Dia di depanku. Dia nyapa temennya perawat & ngobrol bentar. Karena dia liat aku cuma jalan sendiri, terus dia pamitan sama temennya itu. Lalu nungguin aku biar bisa jalan bareng & nyapa aku. Simple sih, cuma gitu doang. Tapi kok menurutku sweet banget, hehe. Dia basa-basi, nanya kok baru berangkat, biasanya emang berangkat siang gini ya gitu. Aku jawab seperlunya aja. Tapi sebenernya aku deg-deg'an banget. Seneng, canggung, tapi pengen waktu bisa berhenti pas itu aja.
Kami jadi lebih sering WAnan, kadang video call. Kita juga pernah ketemuan 3x. Dinner bareng gitu. Selalu dia yang bayarin. Pernah mau aku yang bayarin, kan gantian. Tapi dia nggak mau terus. How sweet, hehe. Sebelum kami pisah, mau pulang ke kost masing-masing. Aku bilang makasih & reflek tanpa sengaja aku malah megang lengannya. Lengan yang dulu pernah aku bayangin gimana megangnya. Malah nggak sengaja kepegang, duh jadi enak. Dia jawab iya sama-sama, terus nawarin mau dianterin pulang sampai kost nggak. Aku jawab nggak usah. Soalnya kost'an dia lebih deket dari rumah makan dibanding kost ku. Toh kost ku juga masih kawasan sragen kota, jadi masih ramai jalannya.
Seiring berjalannya waktu, komunikasi kami jadi lebih sering. Temen-temen seruangan dia jadi tau, kalau dia lagi deket sama aku. Kadang aku bawain kue nastar & semprit buatannya ibuku buat dia. Aku bawain tempe lekatak, makanan khas weru, sukoharjo. Aku njenguk & aku beliin maem pas dia sakit di kost. Pas aku ketemu dia di depan kostnya, dia lagi pake kaos tanpa lengan. Kayak kaos basket gitu. Dan lengan atasnya terpampang nyata di depan mataku, godaan. Dia kelihatan lemes, duh kasian Dia nawarin duduk di teras kost nya. Tapi aku nggak mau & pamit pulang aja.
Aku udah mulai nyaman sama dia & sepertinya juga dia juga. Tapi satu minusnya dia yaitu perokok aktif. Pernah pas kita ketemuan, kami abis makan bakso bareng. Karena aku lagi maunya makan bakso. Dia ngerokok di depanku. Dan di deket kami ada anak SD & keluarganya yang baru makan. Asap rokoknya itu kena anak yang sebelah kami. Otomatis aku langsung badmood. Aku bilang ke dia, kamu bawa rokok? Jangan ngrokok di sini, kasian adeknya sambil aku nunjuk adeknya. Dia malah dengan santai lanjutin rokoknya. Padahal pas ketemuan sebelumnya, dia nggak pernah ngrokok langsung di depanku. Terus aku ngajak dia pulang aja. Dia nurut. Sampai kost, dia WA aku kalau dia ngrokok tadi biar aku tau kalau dia nggak bisa ninggalin rokoknya. Aku langsung diem, nggak tau harus ngomong apa.
Dari situ masalah rokok jadi masalah yang sering buat kita berantem. Aku nyoba ngasih saran buat ngurangin rokoknya tapi dia tetep nggak mau. Aku bilang nggak harus berhenti, coba dikurangi dulu aja pelan-pelan. Soalnya dia bisa ngabisin rokok sebungkus dalam sehari. Aku mikir, bapakku aja nggak pernah ngrokok masak calonmenantunya malah ngrokok. Kita juga berantem karena aku yang jarang senyum & jarang ngomong. Biasanya kalau ketemuan di luar & di dalam RS, dia duluan yang nyapa & mancing obrolan. Aku juga disaranin pake make up biar kayak cewek lainnya. Pake blush on & pensil alis katanya. Nggak jarang aku nangis gara-gara berantem sama dia. Kami nggak pernah ada kata jadian & statusnya nggak pacaran. Tapi aku merasa memiliki & berharap ke dia.
Saat kami berantem, aku sering curhat sama temenku. Selain tiwik, ada mbak Dhila & mbak Desy. Mbak Desy ini bagian diklat. Ruangannya di lantai 3. Mbak Desy ini yang jadi temen asyikku buat rajin ikut kajian di sragen. Dan dia juga yang ngajak aku ikut liqo. Biar dapat siraman rohani. Aku iyain ajakannya & kami menimba ilmu agama bareng di kelompok liqo tersebut. Kami seringnya kumpul di SDIT Az-Zahra. Karena murabbi kami adalah guru di SD itu. Kami ngaji bersama berdasarkan Al-Quran & As-Sunnah. Sampai curhat pun bisa. Karena pesertanya masih seumuran sama aku.
Ada konflik apa lagi antara aku sama B? Lalu bagaimana kelanjutan hubunganku dengan B & A? Tunggu tulisanku selanjutnya di Bab 5.
0 notes