sometimes people face problems. sometimes people fail to deal with those stuff. but they learned, learning, and will always learn. a page of blabbering, a place to share, a way to learn
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
It's my 15 year anniversary on Tumblr 🥳
0 notes
Text
Candu Pelarian
Lebih mudah melarikan diri dengan menghabiskan waktu untuk bermalas-malasan, menonton serial TV tanpa henti dan berulang-ulang, bermain dengan hewan peliharaan, mengurung diri di rumah, dan menyia-nyiakan waktu yang berharga karena membuat keputusan itu bisa menjadi beban mental tersendiri. Lebih mudah untuk tidak perduli dan meninggalkan tanggung jawab dan rutinitas, karena konfrontir masalah itu lebih menakutkan dibandingkan tidak dapat gaji bulanan (kadang). Tidak enak, tapi lebih memilih menyeret-nyeret diri dalam kehampaan dibandingkan mencari kegiatan yang dapat mengalihkan. I refuse to go back to the lowest possible point of life. Sedih, karena sebenarnya tidak ada lagi hal lain yang bisa dilakukan di sisi sebelah sini. Bingung, bagaimana kalau dunia mau tahu dan bertanya lebih lanjut. Marah dan rasa ingin memaki begitu besarnya, tapi lelah dan tawar hati mengalahkan mereka. Apalah gunanya amarah jika ikhlas lebih penting untuk dicari? Menulis itu bersifat memulihkan, menyembuhkan. Dan mungkin dalam setiap kata-kata (sok) misterius malam ini, saya akan mendapatkan kesembuhan. Karena masa depan itu milik Tuhan, bukan milik saya seorang.
0 notes
Text
Lemah Lembut dan Emotional Resilience Situasi Pertama: Seorang sahabat dekat memberitahu saya betapa saya mempunyai daya tahan emosional yang lemah, sehingga bekerja dibawah tekanan yang menyentil emosi saya bukanlah pekerjaan yang cocok saya tekuni Situasi Kedua: Seseorang dengan ketus "memberi tahu" mengenai sesuatu hal yang tidak saya tanyakan sama sekali, dan ketika saya bertanya kenapa mesti ketus menjawab, entah sadar atau tidak, dia memutar bola mata dan berkata "gw cuma ngasih tau" keduanya anak Tuhan by the way. At least itu yang mereka identitaskan secara lekat pada diri mereka. Pertanyaan saya pada diri saya akhir-akhir ini berkisar antara "Apakah saya yang memang terlalu sensitif dan lemah hati?" ataukah "Apakah orang-orang semakin keras hatinya semakin lumrah dan dianggap normal?" Menurut Amsal 25:11 "Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak." Maksud dari ayat diatas adalah jika kita mengatakan sesuatu yang tepat pada waktu yang tepat, hasilnya tentu akan luar biasa dan bermanfaat, juga penuh berkat. Apa akibatnya jika kita mengatakan sesuatu yang tepat (atau benar) namun jika waktunya tidak tepat? kemungkinan jika si lawan bicara lagi ga eling, yang tertangkap bukannya hal bagus, tapi bisa jadi suatu awal dari konflik dan kericuhan. seperti tertulis dari Amsal 29:20 "Kaulihat orang yang cepat dengan kata-katanya; harapan lebih banyak bagi orang bebal dari pada bagi orang itu." Sebenernya Tuhan mengharapkan agar kita lebih banyak mendengar dan melihat, bukan berbicara dan mengedepankan ego. Mau isi perkataan kita benar sebenar-benarnya, tetapi jika pendekatan komunikasi kita tidak bijaksana, apalah arti kebenaran tersebut? Akhir-akhir ini banyak orang (dan mungkin saya juga) yang hidup dengan mengagungkan ego dan pendapat diri sendiri..pengertian diri sendiri. Betul, kitab suci mungkin jadi panduannya..tapi..mereka terlalu yakin akan terjemahan yang mereka analogikan sebagai sesuatu yang 'benar'..padahal kebenaran mutlak hanyalah milik Tuhan semata. Satu hal yang saya sadari, sifat-sifat manusia di ranah perkotaan itu kasar. kurang lemah lembut dan ketus merupakan perihal yang biasa. bukan hal yang luar biasa. sangat tidak nyaman, namun ditempat seperti inilah saya harus menempa diri. Karena dunia bukanlah kembang gula yang manis, tapi penuh dengan kumpulan ego yang merasa diri paling benar. Hanya karena orang lain ketus, bukan berarti kita harus jadi sama dengan mereka bukan? Amsal 15:23 "Seseorang bersukacita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya!" Tetiba banyak bermunculan 'konselor-konselor' rintisan tanpa spesifikasi khusus ataupun pengetahuan alkitab yang mendalam, menjadi seolah-olah 'soko guru' yang lebih paham kitab suci dari pengikutnya yang lain. Termasuk orang Kristiani dalam kehidupan sehari-hari. Ego manusia telah menjadi berhalanya sendiri. Menganalisa sesuatu dan menyimpulkannya menjadi sebuah emosi bagi saya merupakan pengalaman sehari-hari yang sangat unik. Entah bisa sangat cepat saya menemukan 'emosi' untuk mewakili situasi, atau seringkali, saya menghabiskan banyak waktu untuk berpikir dan menelaah (seperti sekarang ini) apakah yang saya pikirkan itu patut dan wajar? berlebihan atau tidak? Intinya saya sangat menghargai setiap masukan dan perkataan orang terhadap atau tentang kinerja maupun personal. To be fair, saya harus berusaha bijak menanggapi masukan itu semua karena saya menjanjikan hati yang lapang bagi mereka yang secara ksatria mengatakan itu secara terang-terangan. Bukan berarti saya selalu tenang pada awalnya, tetapi hal-hal perkataan mereka sangat dapat membuat saya menjadi lebih kuat lagi daya tahannya. Hanya saja...bukankah lebih menyenangkan jika setiap orang dengan lemah lembut dapat mengkomunikasikan niatnya? karena jujur saja, berdampingan hidup dengan seorang yang pedas mulutnya bikin gerah. dan ingin rasanya jauh-jauh dari mereka. Namun jika Tuhan menempatkan orang-orang seperti mereka di hidup kamu, mungkin kamulah yang ingin Ia bentuk. Lemah lembut memang tidak lebih mudah daripada sikap cuek dan ketus. Tapi lemah lembut membawa kebaikan.
1 note
·
View note
Text
Pengampunan dan Mengampuni
“Ephesians 4:31 - Let all bitterness, and wrath, and anger, and clamour, and evil speaking, be put away from you, with all malice:” Mengampuni. Sesuatu yang lebih mudah diucapkan namun sangat susah dpraktekkan. Lebih susah lagi kalau disuruh mengampuni orang yang sudah bikin kita merasa tertolak, bikin kita sakit hati. Hal ini yang menjadi momok saya akhir-akhir ini. Saya kembali dibukakan oleh Tuhan bahwa ternyata, hati ini masih menyimpan rasa sakit hati dan tertolak. Rasa ingin diterima yang tidak kesampaian, jadinya malah menggumpal menjadi kotoran di hati. Namun kalau mau dicari positifnya, kalau bukan karena kotoran ini, saya mungkin akan terus-terusan menunda mencari Tuhan. Bersyukur ternyata Tuhan pakai sakit hati saya untuk berpaling dan mencari Dia lagi. Sudah lama saya tidak berbincang-bincang secara pribadi dengan Papa di Surga. Sudah kangen ternyata. Saya bingung ketika berpikir mesti mulai membaca Alkitab dari mana. Akhirnya saya mencari di Google ayat-ayat mengenai pengampunan dan mengampuni. Dari belasan ayat yang terpapar, saya tersentuh dengan Efesus 4:31 yang fokusnya lebih kepada sikap kita terhadap orang lain, terlepas sikap mereka terhadap kita. Memaafkan orang yang sudah minta maaf saja susah, namun sekarang diminta memaafkan mereka yang boro-boro merasa bersalah, yang ada memandang kita penuh ketidaksukaan. Susah Tuhan..saya ini hanya manusia biasa, bukan orang suci. Cuma orang Kristen doang... Tapi Tuhan menampar saya: Justru karena saya telah lahir baru, dan seorang kristiani, maka wajib hukumnya untuk memaafkan mereka-mereka yang menyakiti hati saya. Sepanjang sesi penyembahan barusan saya lalu tersedu-sedu dengan derasnya, karena saya baru sadar betapa pergumulan yang saya kira telah usai ini, ternyata masih menyisakan duka dan kesedihan di dalam diri. Saya merasa tertolak dan tersisihkan. Itu karena saya mengharapkan kasih, dari mereka yang tidak bersedia memberikannya. Menyedihkan? Mungkin. Tapi saya ini manusia, yang masih belajar untuk tidak sombong, alias tidak mencoba menyenangkan setiap hati manusia di muka bumi ini. Setelah berdoa dan berikrar bahwa saya mengampuni mereka yang menyakiti saya pun (sebut nama satu per satu), ternyata luka hati saya masih menganga. Disitu saya berdoa untuk minta pemulihan. Karena pemulihan hanyalah jatah Tuhan semata. Memafkan bukan sesuatu hal mudah yang sekali ucap langsung beres. Seringnya butuh beberapa waktu, kadang harian, namun ada juga yang sampai tahunan. Entah berapa lama saya butuh waktu untuk benar-benar memaafkan yang satu ini. Tapi saya mau. Saya ingin juga dipulihkan, yang hanya bisa dicapai jika saya mengampuni. Sungguh, menjadi manusia baru bukannya perkara gampang. Berusaha saja sudah terengah-engah, belum lagi’jatuh-bangunnya’, belum lagi dibilang munafik-nya karena toh kalau lagi ‘jatuh’ yang terlihat pasti saya ini kontradiktif sama ajaran Kristen. Tapi Tuhan Yesus lihat hati dan usaha. Dan saya mau berjuang sampai akhir. Bukan karena saya orang yang lebih benar, tapi karena saya sudah diselamatkan.
2 notes
·
View notes
Video
youtube
Sex, marriage, and fairy tales
1 note
·
View note
Photo
another unsuccessful business. another encouragement I need..
896 notes
·
View notes
Video
It may just worth the read ;)
youtube
The Bible - One of the most controversial books in history!
11 notes
·
View notes
Photo
1K notes
·
View notes
Link
Musings by Jon Acuff
A funny yet great blog from Jon Acuff about Christians :) thanks, Gary, for leading me to this page. it made my morning better
0 notes
Link
Why do we twist God's promises—and how can we stop doing so?
0 notes
Text
"Langit Diatas Bumi"
berdasarkan kotbah Pdt Jeffrey Rachmat * Keluarga adalah institusi pertama yang Tuhan ciptakan dibumi ini * Amsal 24:3-4 -> Rumah tangga dibangun dengan hikmat dan pengertian. jika ada pengetahuan, maka kamar-kamarnya akan terisi lengkap dengan barang2 berharga dan indah. artinya tujuan membangun rumah tangga adalah agar dapat hidup betah dan bahagia. untuk membangunnya diperlukan hikmat, pengetahuan, dan pengertian. modal cinta saja tidak cukup untuk membangun rumah tangga saja. "setiap kamar" - disini artinya adalah setiap musim, setiap keadaan, setiap situasi dalam hidup. jadi maunya Tuhan, kalau ada orang2 yang mengunjungi kamar-kamar tersebut (bertanya mengenai keadaan dalam setiap musim), tidak ada yang perlu ditutup-tutupi atau ada yang mesti disembunyikan karena malu, melainkan ada keterbukaan dan kebahagiaan * Elemen yang diperlukan untuk membangun keluarga (FAMILY) yang baik: F - Faith (Iman). pastikan landasannya adalah iman. Yaitu iman kita terhadap Yesus merupakan fondasi penting dalam membangun sebuah keluarga Yosua 24:15 : "Seandainya kamu tak mau mengabdi pada Tuhan, ambillah keputusan pada hari ini juga kepada siapa kamu mau mengabdi. Tetapi kami hanya akan mengabdi kepada Tuhan." BAGAIMANA CARANYA? Kita tidak dapat memisahkan perkataan Tuhan dalam hidup kita. Orang tua harus mengajarkan kebenaran ajaran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. tidak hanya dalam perkataan, namun juga dalam kehidupan sehari-hari. dari setiap tindak laku yang mengajarkan. salah satu ajaran Tuhan adalah tentang kasih, kasih yaitu memberi. banyak hal dari kehidupan kita yang dapat kita lakukan yang dapat merepresentasikan hal ini. A - Acceptance (Penerimaan). Dalam hubungan didalam keluarga yang baik, tentunya ada penerimaan. Dimana setiap anggota keluarga merasa diterima sebagai anggota keluarga yang utuh. Penerimaan sendiri juga merupakan bagian dari pengampunan, dimana ketika setiap anggota sudah mengampuni dan diampuni, proses acceptance (penerimaan) sudah berjalan dengan baik (baca: kisah anak yang hilang) M - Maturity (Kedewasaan). kedewasaan merupakan tujuan dari kehidupan. Keluarga adalah tempat paling aman dan cocok dalam membangun proses kedewasaan. Orang yang sering dipakai Tuhan untuk memproses anda dalam menuju kedewasaan biasanya orang yang paling dekat dengan anda. I - Intimacy (Keintiman). Dalam keluarga yang sehat, selalu ada keintiman. hubungan yang intim antar anggota keluarga. keintiman ditentukan oleh kemampuan kita untuk connect (nyambung). masalahnya, dewasa ini dimana alat komunikasi canggih, kita malah sering miskomunikasi, sehingga keintiman susah untuk didapatkan. kita suka sibuk untuk terkoneksi dengan 'dunia luar' dibandingkan dengan mereka yang lagi disebelah kita. ketika kita susah nyambung dan tidak terkoneksi dengan baik, kita jadi tidak mengerti akan satu sama lain, sehingga kita jadi mudah saling menghakimi satu sama lain di dalam keluarga, karena kita saling 'tidak mengerti'. suami menghakimi istri dan sebaliknya, orang tua menghakimi anak-anak dan sebaliknya, sudah menjadi pemandangan yang biasa. Maka dari itu kita harus lebih 'presence' atau hadir dalam hubungan antar anggota keluarga, mencoba untuk lebih mendengar dan terbuka terhadap masing-masing. keintiman membuat orang merasa aman dan mereka membuka diri dan merasa diterima. jika hal itu dapat dicapai, lebih mudah orang untuk menerima didikan dan ajaran serta teguran. L - Laughter (Tertawa). Keluarga yang sehat tertawa bersama satu sama lain. bersukacita satu sama lain. namun hal tersebut jarang terlihat dewasa ini. ini adalah akibat dari komunikasi yang putus/tidak lancar. biasanya karena masing-masing anggota keluarga sibuk sendiri-sendiri, nantinya ketika ada waktu berkumpul, masing-masing jadi tegang dan tidak dapat menjadi diri sendiri apa adanya. kita perlu untuk mengembalikan tawa dan sukacita dalam keluarga. Keluarga di dalam Tuhan tentunya juga diharapkan untuk bersukacita dan tertawa.Joy atau sukacita merupakan sumber kekuatan. jika kita tidak memiliki sukacita dan tawa, baik dalam Tuhan dan keluarga kita, maka kita akan mudah untuk DIKALAHKAN. Kita harus mengembalikan tawa dan suka cita dalam keluarga kita Y - You (Anda). peranan anda (kita masing-masing), penting dalam keluarga. jangan biarkan orang lain dan bukannya kita sendiri (yang anggota - keluarga) berperan./nertanggung jawab lebih banyak dibandingkan kita. Ada ALASANNYA mengapa kita ada di keluarga kita masing-masing. semua ada alasannya. One man can make a different. Kalau kita ingat kisah Yusuf (Kej 39:5) - dia dijual dan dikhianati oleh keluarganya sendiri. dijual jadi budak, dituduh selingkuh, dsb. kalau mau berbicara tentang sakit hati dan kepahitan, Yusuf adalah orang yang paling dapat menjadi contoh. Kalau dia mau kecewa sama Tuhanpun, dia mungkin yang paling bisa kecewa sama Tuhan. Tapi Yusuf tidak kepahitan, malah berusaha terus menjalin relasi dengan keluarga dan lingkungan sekitar. Sehingga bahkan rumah dan bisnis Potifar, si oranng Mesir tersebut pun, diberkati berlimpah oleh Tuhan karena Yusuf, yang memiliki kelembutan hati dan percaya bahwa Tuhan melakukan semuanya untuk kebaikan. kita bisa menjadi saluran berkat. karena kita, maka orang disekitar kita dapat diberkati. Selama langit masih diatas bumi, selama itulah masih ada pengharapan. Kalau Tuhan bisa buat banyak hal besar kepada Yusuf, maka Tuhan dapat membuat hal luar biasa juga diatas kita. KIS 31: 16-31 - percayalah bahwa Engkau dan keluargamu akan selamat. perlu ENGKAU terlebih dahulu, makan yang lain akan merambat. Anda penting dalam keluarga anda. Sekarang putuskan, anda akan menjadi saluran berkat atau mau jadi penghambat dalam keluarga anda di dalam Tuhan?
2 notes
·
View notes
Text
I do have faith. Although I worry a lot lately, I still have that faith linger in my heart. Because He, the Father of Heaven, is bigger than the little faith I have..
0 notes
Link
Don’t let your longing for a godly man become your idol. Keep your eyes focused on Christ and maximize your singleness for His glory.
And don’t fool yourself; constantly talking about guys and being single does not mean that you have “given it to the Lord.” That’s just you trying to convince yourself that you have.
I understand that this is a real struggle for many ladies. You pray, read all these singleness & dating articles, read couples’ blogs, read romance novels, watch a million romance movies, hoping that one day you will have something like that. Then years pass and you still don’t have that man. You’re still waiting.
Am I doing something wrong? Am I ugly? Is it because of __________? Why don’t any of the nice guys notice me? What do I need to change?
STOP. Stop trying to do all the right things. Be you. God doesn’t work in your time frame. Trust Him. What’s wrong is that you have made this issue your idol. You have filled your mind with romance, coveted the godly relationships around you, and put your hope in a man pursuing you (whom will never meet all the qualifications of those romance novels & movies).
Okay… so what? Repent. Stop looking to this issue as your hope. Dating and marrying a godly man has become your idol. Yes it is a God-given longing, but you have taken that longing and have begun to serve and worship it.
You are single right now for a purpose, and that purpose is to serve and worship Christ with all your being. Stop waiting around for a guy to pursue you. Live your life. Serve Christ. Serve others. Proclaim the gospel. You’ll meet a guy along the way. If you don’t, God will still be the object of your attention and you will be content serving Him.
With brotherly love, Rod
775 notes
·
View notes
Text
Let Fear controls you...NOT.
Lately, I have been weary and afraid about my life in general, about my family and future. Many things swirling inside my head. The ironic thing was that I have faith, I believe Him, but I let the fear of knowing nothing consumed me inside out. I did not walking this life in full faith. I was scared. I forgot that becoming a Christian, I am more than just a winner! Fear takes you away from the Lord and His blessings. Fear, is the evil tool to assure you that you can do nothing. Still remember about the twelve disciples who were awe when Jesus was walking on the water? Only one brave enough, only one that decided that He wanted not the fear consumed him! He chose to walk out from the boat onto the water. What I'm trying to say here is that it is normal to have fear in your life, however faithful you are. But the key is to not let the fear control your life. Ever imagine if you let it control how you live daily? "you are afraid of doing groceries because fear of burglar, afraid going out at night because fear of getting shot randomly, afraid of doing something differently because fear of being wrong" etc How can you enjoy such kind of life?! I mean, bad things will always happen everywhere, but if you let the fear control your life, your supposed-to-be beautiful life, how can you enjoy the beauty He has provide you? This is the time for us, for me and you, to shift our daily paradigm. Be brave! if you're afraid doing what you are supposed to do, do it afraid! at least you are doing something, step out from the comfort zone instead of wondering "what if.."! Let fears controls you..not. Fear is not something that The Lord gives you, it is something that evil brought to halt you from doing the big thing He wants you to do for Him! I was afraid to talk in front of many people once. I was too shy and afraid I will embarrassed myself in front of big audience, but there were times I had to do public speaking, so I did it anyway. It turned out..that I can do it nicely. If I didn't step out and be brave at that time, up to this moment I will always wonder "What If", and who knows what He wants me to do with my new-found-ability of public speaking? He might wants me to do something with it for Him in the future, and therefore I shouldn't limit myself and give up before trying, and not to stop trying until I made it :) Thanks for the Festival of Life in Jakarta that held throughout the weekend, I got the support and encouragement I asked Him to give me to deal with my life at the moment. and yes, I no longer afraid nor weary. I know that He has big plans for my life for His kingdom, and instead of walking in it fearful, I Choose to be happy and joyful :) if I can do it, you can too xx, Amelia
1 note
·
View note
Link
not that it will give you direct answers for your love problems, but this blog is a great support for every girl in wait :)
0 notes