#renungan alkitab saatteduh personal kristiani
Explore tagged Tumblr posts
houseofrhe · 9 years ago
Text
Lemah Lembut dan Emotional Resilience Situasi Pertama: Seorang sahabat dekat memberitahu saya betapa saya mempunyai daya tahan emosional yang lemah, sehingga bekerja dibawah tekanan yang menyentil emosi saya bukanlah pekerjaan yang cocok saya tekuni Situasi Kedua: Seseorang dengan ketus "memberi tahu" mengenai sesuatu hal yang tidak saya tanyakan sama sekali, dan ketika saya bertanya kenapa mesti ketus menjawab, entah sadar atau tidak, dia memutar bola mata dan berkata "gw cuma ngasih tau" keduanya anak Tuhan by the way. At least itu yang mereka identitaskan secara lekat pada diri mereka. Pertanyaan saya pada diri saya akhir-akhir ini berkisar antara "Apakah saya yang memang terlalu sensitif dan lemah hati?" ataukah "Apakah orang-orang semakin keras hatinya semakin lumrah dan dianggap normal?" Menurut Amsal 25:11 "Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak." Maksud dari ayat diatas adalah jika kita mengatakan sesuatu yang tepat pada waktu yang tepat, hasilnya tentu akan luar biasa dan bermanfaat, juga penuh berkat. Apa akibatnya jika kita mengatakan sesuatu yang tepat (atau benar) namun jika waktunya tidak tepat? kemungkinan jika si lawan bicara lagi ga eling, yang tertangkap bukannya hal bagus, tapi bisa jadi suatu awal dari konflik dan kericuhan. seperti tertulis dari Amsal 29:20 "Kaulihat orang yang cepat dengan kata-katanya; harapan lebih banyak bagi orang bebal dari pada bagi orang itu." Sebenernya Tuhan mengharapkan agar kita lebih banyak mendengar dan melihat, bukan berbicara dan mengedepankan ego. Mau isi perkataan kita benar sebenar-benarnya, tetapi jika pendekatan komunikasi kita tidak bijaksana, apalah arti kebenaran tersebut? Akhir-akhir ini banyak orang (dan mungkin saya juga) yang hidup dengan mengagungkan ego dan pendapat diri sendiri..pengertian diri sendiri. Betul, kitab suci mungkin jadi panduannya..tapi..mereka terlalu yakin akan terjemahan yang mereka analogikan sebagai sesuatu yang 'benar'..padahal kebenaran mutlak hanyalah milik Tuhan semata. Satu hal yang saya sadari, sifat-sifat manusia di ranah perkotaan itu kasar. kurang lemah lembut dan ketus merupakan perihal yang biasa. bukan hal yang luar biasa. sangat tidak nyaman, namun ditempat seperti inilah saya harus menempa diri. Karena dunia bukanlah kembang gula yang manis, tapi penuh dengan kumpulan ego yang merasa diri paling benar. Hanya karena orang lain ketus, bukan berarti kita harus jadi sama dengan mereka bukan? Amsal 15:23 "Seseorang bersukacita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya!" Tetiba banyak bermunculan 'konselor-konselor' rintisan tanpa spesifikasi khusus ataupun pengetahuan alkitab yang mendalam, menjadi seolah-olah 'soko guru' yang lebih paham kitab suci dari pengikutnya yang lain. Termasuk orang Kristiani dalam kehidupan sehari-hari. Ego manusia telah menjadi berhalanya sendiri. Menganalisa sesuatu dan menyimpulkannya menjadi sebuah emosi bagi saya merupakan pengalaman sehari-hari yang sangat unik. Entah bisa sangat cepat saya menemukan 'emosi' untuk mewakili situasi, atau seringkali, saya menghabiskan banyak waktu untuk berpikir dan menelaah (seperti sekarang ini) apakah yang saya pikirkan itu patut dan wajar? berlebihan atau tidak? Intinya saya sangat menghargai setiap masukan dan perkataan orang terhadap atau tentang kinerja maupun personal. To be fair, saya harus berusaha bijak menanggapi masukan itu semua karena saya menjanjikan hati yang lapang bagi mereka yang secara ksatria mengatakan itu secara terang-terangan. Bukan berarti saya selalu tenang pada awalnya, tetapi hal-hal perkataan mereka sangat dapat membuat saya menjadi lebih kuat lagi daya tahannya. Hanya saja...bukankah lebih menyenangkan jika setiap orang dengan lemah lembut dapat mengkomunikasikan niatnya? karena jujur saja, berdampingan hidup dengan seorang yang pedas mulutnya bikin gerah. dan ingin rasanya jauh-jauh dari mereka. Namun jika Tuhan menempatkan orang-orang seperti mereka di hidup kamu, mungkin kamulah yang ingin Ia bentuk. Lemah lembut memang tidak lebih mudah daripada sikap cuek dan ketus. Tapi lemah lembut membawa kebaikan.
1 note · View note