Your personal midwife | Anything about midwifery | Surabaya, Indonesia | A midwifery blog run by a co-assistant midwife
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamu'alaykum! Bagi teman-teman yang kerabatnya/tetangganya/saudaranya membutuhkan jasa: - Memandikan bayi 馃懚 - Pijat bayi 馃拞 - Perawatan Payudara 馃檰 - Perawatan masa nifas 馃懇 - Manajemen Laktasi dan ASI Eksklusif 馃應 - Konseling Silakan menghubungi Bidan Luthfi (WhatsApp: 081235068608). Surabaya area only. Terima kasih 馃槃 -#hellomidwife, your personal midwife- Boleh dibantu share ya, Terima kasih 馃槃
3 notes
路
View notes
Text
Cerita tentang pemeriksaan kehamilan atau Ante Natal Care di Jerman, oleh @annisaadejanira. Semoga bisa menginspirasi teman sejawat bidan di Indonesia. Ditunggu sharing selanjutnya ya, bunda 馃槃
Apa bedanya kontrol hamil di Jerman sama Indonesia?
Udah lama nggak nulis ditumblr tiba-tiba nulis tentang perbedaan kontrol hamil di Jerman sama Indonesia, hehe gakpapalah ya. Sharing sharing aja :D
Kalau selama saya di Indonesia, saya sempet melakukan kontrol di tempat 2 dokter. Pertama di Solo dan yang kedua di Depok saat mau terbang ke Jerman. Nggak ada perbedaan banget diantara keduanya. Setiap kontrol saya selalu ditimbang berat badan dan di cek tekanan darah. Bedanya lebih ke tipe dokternya, di Depok emang dokternya lebih ramah dan enak banget jelasinnya. Sebelum saya ke Jerman saya juga disuruh cek lab yang diambil darah sama urin untuk mengetahui apa sajanya saya lupa :D itu saran dari dokter yang di Depok, karena selama di Solo saya belum pernah sama sekali cek lab saat hamil. Alhamdulillah hasilnya semua normal ga ada masalah :)
Kalau di Jerman gimana?
Kemaren saya baru pertama kali kontrol lagi setelah tiba di Jerman. Padahal saya sudah hampir sebulan di Jerman. Kok lama? saya juga baru tau kalau disini sistemnya apa-apa harus bikin termin terlebih dahulu atau janji. Nah saya dapet termin tanggal 9 Agustus. Kenapa kok lama? selain dokternya banyak yang antri ternyata sistem bikin termin sama Frauenarzt nya itu cuma diawal aja, untuk kontrol selanjutnya udah dibikinin jadwal kapan saya harus kontrol lagi. Jadi yang bikin dapet termin susah juga karena jadwal dokternya udah banyak.
Pertama kali dateng ke kliniknya kami bilang kalau udah bikin termin dengan dokter ini jam segini, kemudian karena saya baru pertama kali kesana jadi disuruh isi formulir, isinya tentang data diri, kapan terakhir haid, punya alergi apa nggak, pernah sakit apa nggak, dll. Kemudian kita tunggu deh didepan ruangan dokternya. Oya, disini dokternya sendiri yang manggil pasien selanjutnya, tanpa bantuan perawat. Di dalam ruangan juga isinya cuma kita sama dokternya, tanpa orang lain kecuali kalau bawa suami atau temen ya. Yang jelas nggak kayak di Indo yang ada perawatnya gitu. Setelah dipanggil, perkenalan terus ditanya mau bahasa Inggris apa Jerman. Saya jawab nya Inggris, terus karena saya sama suami, suami bicara bahasa Jerman. Dokternya terus bicara pake bahasa Jerman sama suami, gatau ngomong apa hehe. Suami pokoknya bilang kalau saya baru tiba di Jerman, jadi belum lancar bahasa Jermannya. Singkatnya, di dalam saya itu di usg (pastilah ya). Tapi ada bedanya sama di Indo, kalau di Indo saya selalu usg dari perut (di Solo maupun Depok sama aja) nah tapi kalau di Jerman kita di usg dari bawah juga. Huooo, degdegan :D tapi ternyata ga separah sama bayangan saya hehehe :D聽
Beres usg ditanya sama dokternya, kita ada pertanyaan apa nggak? Ngobrol-ngobrol bentar sama dikasih tanggal untuk kontrol selanjutnya. Pokoknya dokternya enak, ramah banget. Kalau kata suami saya, ramahan dokter Jerman ini daripada dokter saya pas di Solo hahaha ;D
Selanjutnya dianter dokternya ke tempat Labor, nah baik banget kan dokternya kayak guide malahan nganter kita sampe ke Labor dan say goodbye disitu. Di Labor kita dicek tekanan darah, berat badan dan diambil darah sama urin! Ini yang membedakan lagi kontrol di Jerman dan di Indo. Sebelum saya kontrol saya emang uda tanya-tanya sama Ibu-ibu yang ada di Hannover sini gimana kontrol di Jerman, dan memang diceritakan kalau disini pasti diambil darah dan urin untuk di cek. Setelah beres di cek dan diambil darah plus urin, saya ke ruangan CTG untuk ngecek jantung si debay. Oya, selama di Labor dan cek CTG gitu kita sama perawatnya, jadi tugas perawat ya di Labor, diruangan depan, sama urus CTG. Kalau pas periksa sama dokter ya cuma kita aja sama dokternya.
Kemaren bonusnya saya diambil darah 2x :( karena mbaknya yang pertama kelupaan, jadinya saya harus diambil darah lagi setelah dikasih air minum manis gitu, tapi bikin mules mules hiksss ;(
Sekian cerita ku tentang perbedaannya di Indo sama Jerman, kalau ada perbedaan lagi insyaAllah ditulis lagi :D聽
Mohon doanya ya untuk saya dan bayi saya, semoga sehat selalu, diberi kemudahan saat persalinan nanti, Aamiin.聽Doa yang sama untuk yang sedang menanti kelahiran sang buah hati, semoga diberi kelancaran dan kemudahan selalu. Aamiin :)
Hannover, 10 Agustus 2016
25 notes
路
View notes
Link
1. Dates (kurma) 2. Sleep 3. Red raspberry leaf tea Makan enam butir kurma per hari selama empat minggu terakhir masa kehamilan (terhitung mulai 36 minggu), dapat membantu mempercepat proses penipisan serviks (yang akan membantu mempercepat proses pembukaan selama proses persalinan, sehingga waktu persalinan akan lebih cepat). Sepertinya yang bisa dilakukan di Indonesia (kalau nggak mau repot) itu poin satu dan poin dua, ya. Walaupun ibu hamil pada kehamilan tua sering merasa sulit tidur, tetapi istirahat yang cukup tetap diperlukan. Stay healthy, dear Moms. Happy Moms, happy midwife :)
8 notes
路
View notes
Text
Semua Kehamilan Berisiko
Notulensi talkshow dalam rangka Eclampsia Awareness Day 2015 di Grand City Mall Surabaya, tanggal 6 November 2015. Disampaikan oleh dr. Muhammad Ardian, Sp.OG (K), M.Kes. (dokter konsultan senior di RSUD Dr. Soetomo), dan ibu Netti Herlina, Amd. Keb, S.Pd., M.Kes (Ketua IBI Provinsi Jawa Timur). Semoga bermanfaat.
Kehamilan merupakan hal yang alami bagi setiap perempuan dalam masa usia reproduksinya, namun, sewaktu-waktu kehamilan dapat berubah menjadi tidak normal, apabila tidak ditangani dengan cepat dan tepat akan mengakibatkan kematian. Terbukti dari tingginya angka kematian ibu (AKI) di Indonesia menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2013 sebesar 369/100.000. Penyebab kematian ibu di Indonesia salah satunya adalah eklampsia.
Eklampsia merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada masa kehamilan dan persalinan, yang penyebab utamanya dan sampai saat ini belum diketahui. Eklampsia sering dikenal dengan keracunan kehamilan. Eklampsia harus diwaspadai oleh semua ibu hamil, sebab semua kehamilan berisiko terjadi preeklampsia/eklampsia. Tanda dan gejala dari eklampsia adalah sebagai berikut:
1.聽聽聽聽聽聽 Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg
2.聽聽聽聽聽聽 Pandangan mata kabur
3.聽聽聽聽聽聽 Bengkak pada muka, tangan, dan kaki.
4.聽聽聽聽聽聽 Nyeri kepala hebat, serta nyeri ulu hati
Faktor risiko eklampsia antara lain sebagai berikut:
1.聽聽聽聽聽聽 Ibu yang hamil anak pertama
2.聽聽聽聽聽聽 Kehamilan pertama dari suami kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya, yang disebabkan oleh respon imun yang menolak adanya hasil konsepsi.
3.聽聽聽聽聽聽 Ibu hamil yang memiliki saudara perempuan, ibu, atau nenek yang pernah mengalami eklampsia.
4.聽聽聽聽聽聽 Kehamilan kembar
5.聽聽聽聽聽聽 Ibu hamil dengan diabetes melitus
Eklampsia dalam kehamilan dapat dicegah sedini mungkin, apabila ibu hamil rajin memeriksakan diri ke bidan atau dokter. Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal empat kali, yaitu satu kali pada trimester pertama kehamilan, satu kali pada trimester kedua kehamilan, dan 2 kali pada trimester ketiga kehamilan. Idealnya, pemeriksaan kehamilan dilakukan setiap bulan pada bulan pertama hingga bulan ke tujuh kehamilan, setiap dua minggu saat kehamilan menginjak usia bulan ke 7 sampai ke delapan, dan setiap minggu saat kehamilan menginjak usia bulan kesembilan .
Pemeriksaan yang dilakukan sebagai skrining eklampsia antara lain sebagai berikut:
1.聽聽聽聽聽聽 Pemeriksaan berat badan, untuk mengetahui asupan gizi ibu hamil. Kenaikan berat badan yang ideal pada ibu hamil adalah 0,5 kg setiap minggu, atau 2 kg setiap bulannya.
2.聽聽聽聽聽聽 Pengukuran tinggi badan, untuk mengetahui apakah ibu dicurigai memiliki panggul sempit.
3.聽聽聽聽聽聽 Pemeriksaan tekanan darah, menggunakan metode Mean Arterial Pressure (MAP) dan Roll Over Test (ROT), untuk menilai ambang batas nilai tekanan darah, sebab tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg berisiko terjadinya eklampsia.
4.聽聽聽聽聽聽 Pemeriksaan tinggi perut ibu, untuk menilai usia kehamilan dan taksiran berat janin.
5.聽聽聽聽聽聽 Pemberian tablet besi (Fe), untuk memenuhi asupan zat besi pada ibu selama kehamilan
6.聽聽聽聽聽聽 Pemberian imunisasi tetanus toxoid, pada trimester kedua kehamilan, untuk mencegah ibu dan bayi terpapar infeksi tetanus akibat dari luka saat persalinan atau akibat dari paparan alat yang tidak steril.
7.聽聽聽聽聽聽 Pemeriksaan kadar haemoglobin (Hb). Bila kadar haemoglobin ibu hamil < 11 gr%, ibu dinyatakan menderita anemia.
8.聽聽聽聽聽聽 Pemeriksaan kadar protein dalam urine. Protein dalam urine merupakan tanda bahwa ibu berisiko terjadi eklampsia.
9.聽聽聽聽聽聽 Komunikasi dan konseling terhadap ibu dan keluarga oleh tenaga kesehatan tentang kehamilan, persalinan dan komplikasinya
Selain pemeriksaan kehamilan yang rutin oleh tenaga kesehatan, pendidikan keluarga dalam menghadapi kehamilan dan persalinan juga penting untuk diketahui, tak hanya oleh ibu namun juga penting untuk diketahui oleh suami dan keluarga. Peran suami dan keluarga sangat penting, selain untuk meberikan dukungan pada ibu dalam menghadapi kehamilan dan persalinannya, juga agar dapat mengambil keputusan yang cepat dan tepat untuk meminimalkan risiko komplikasi dan risiko kematian ibu hamil. Peran masyarakat juga penting, oleh sebab itu dibentuk kader kesehatan dalam tatanan dasawarsa PKK di masyarakat, untuk membantu memfasilitasi ibu hamil di masyarakat memperoleh fasilitas kesehatan oleh tenaga medis (baik di puskesmas, bidan praktek mandiri, dokter praktek mandiri, maupun rumah sakit), sehingga ibu hamil mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.
聽Semua ibu hamil berisiko, sebab itu dibutuhkan sinergi yang baik dari ibu, suami, keluarga, dan masyarakat, untuk mencegah terjadinya komplikasi pada setiap kehamilan dan meminimalkan keterlambatan penanganan di fasilitas kesehatan. Because women shouldn鈥檛 die when giving life.
96 notes
路
View notes