growithgrizz
growithgrizz
Grizz
1 post
Helping students cultivate growth mindset and thrive in life. A safe zone to fall down and grow 🌱- - - - -Rizz up your mind 😉 Glow up your future ✨
Don't wanna be here? Send us removal request.
growithgrizz · 1 year ago
Text
Growth Mindset 101 untuk Mahasiswa
Rahasia sukses di kampus dan tetap menikmati kehidupan kampus
Tumblr media
Halo, mahasiswa!
Bagaimana perasaanmu saat pertama kali diterima di perguruan tinggi? Sebagian mahasiswa mungkin excited dengan lembaran baru di kehidupannya. Gak sabar buat explore pengalaman baru, ketemu teman baru, atau mungkin pengen cepat-cepat lulus biar bisa langsung terjun ke karir yang diimpikan.
Sayangnya, kehidupan kampus gak semulus itu. Setelah satu semester, kamu mulai merasakan roller coaster kehidupan kampus. Mulai dari beban akademis, tanggung jawab non-akademis, masalah sosial, belum lagi kalau ada masalah finansial. Semuanya bikin life-balance kacau. Ada mahasiswa yang akhirnya bisa tetap berprestasi di kampus, ada pula yang hampir tidak bisa survive. Kenapa bisa begitu ya?
Ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan mahasiswa. Banyak yang berpikir bahwa tingkat kesuksesan seseorang tergantung pada bakat, kecerdasan, dan usahanya. Namun, psikolog Carol S. Dweck mengemukakan bahwa ada faktor yang jauh lebih penting, yaitu pola pikir atau mindset seseorang.
Daftar Isi: Mengenal Mindset fixed mindset vs growth mindset Apa itu fixed mindset? Apa itu growth mindset? Perbedaan mendasar Growth dan fixed mindset 1. Seberapa berharga usaha menurut kita 2. Peluang vs kegagalan 3. Progress vs perfect Mengapa growth mindset penting bagi mahasiswa? Cara menanamkan growth mindset Miskonsepsi terhadap growth mindset
Tumblr media
Mengenal Mindset
Psikolog asal Amerika Carol S. Dweck pernah mengadakan penelitian terhadap siswa kelas lima dan enam SD yang tingkat kecerdasannya relatif sama. Mereka diberikan soal-soal yang satu level lebih sulit untuk anak-anak seusia mereka. Anak-anak ini memberikan respon yang berbeda terhadap kesulitan yang mereka hadapi. 
Sebagian siswa merasa tes ini untuk menguji cerdas atau tidaknya mereka. Ketika gagal, mereka merasa itu tandanya mereka tidak cerdas. Mereka jadi sangat malu dan kecewa. Sebaliknya, sebagian lainnya merasa tertantang dengan soal-soal sulit yang diberikan. Saat gagal, mereka antusias untuk mencoba lagi atau berharap bisa belajar sesuatu dari kesalahannya.
Dari penelitian ini, Dweck melahirkan dua konsep mengenai mindset, yaitu growth mindset dan fixed mindset.
Fixed mindset vs growth mindset
Tumblr media
Apa itu fixed mindset?
Pola pikir tetap atau fixed mindset adalah kepercayaan bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan kemampuan kita, seperti bakat atau kecerdasan, adalah sesuatu yang tetap, bawaan dari lahir, dan sulit berubah. Orang yang memiliki fixed mindset, cenderung untuk melabeli seseorang berdasarkan kemampuannya. Seperti, si A pintar, si C bodoh, si Z lamban, dan sebagainya.
Misalnya, Anton bisa mendapatkan nilai A hanya dengan belajar satu jam sebelum ujian. Sedangkan Bimo, meskipun sudah belajar sejak seminggu sebelum ujian, hanya berhasil mendapatkan B. Orang yang memiliki fixed mindset akan berpikir bahwa Bimo mendapatkan nilai B karena memang tidak sepintar Anton. Seberapa besar pun Bimo berusaha, ia tidak akan bisa mengalahkan Anton.
Apa itu growth mindset?
Berbeda dengan fixed mindset, orang yang memiliki growth mindset tidak peduli dengan label pintar, hebat, dan sebagainya. Orang dengan growth mindset percaya bahwa kemampuan seseorang akan selalu bisa berkembang asalkan mau belajar dan mengerahkan usaha terbaik.
Meskipun setiap orang memiliki bakat alamiahnya masing-masing, bukan berarti hanya orang yang berbakat sejak lahir yang bisa berkembang. Misalnya, Tasya adalah keturunan musisi, ia sudah bisa bermain piano sejak usia lima tahun. Tina, di lain sisi, baru belajar piano di usia 8 tahun dan butuh waktu lebih lama untuk menguasai dasar-dasarnya. Meskipun begitu, dengan growth mindset, Tina percaya bahwa ia akan bisa jadi pianis profesional jika ia terus belajar dan menemukan gaya musikalnya sendiri.
Tumblr media
Perbedaan mendasar Growth dan fixed mindset
Perbedaan utama dari growth dan fixed mindset terletak pada bagaimana kita menilai usaha, bagaimana kita melihat kegagalan, dan seberapa penting kualitas dari hasil usaha menurut kita.
Seberapa berharga usaha menurut kita
Bagi orang yang memiliki fixed mindset, semakin besar usaha yang dikerahkan, berarti semakin lemah seseorang. Bagi mereka, usaha yang besar menandakan bahwa seseorang kurang kompeten untuk melakukan sesuatu. Oleh karena itu, orang dengan fixed mindset takut dengan tantangan dan enggan mencoba sesuatu yang baru. Mereka takut jika mereka terlihat kesulitan melakukan sesuatu, mereka akan dianggap rendah.
Sebaliknya, bagi orang yang memiliki growth mindset, usaha adalah faktor yang penting untuk mencapai kesuksesan. Bagaimana kita bisa menjadi lebih baik kalau tidak berusaha? Karena lebih mementingkan perkembangan dirinya sendiri, orang dengan growth mindset tidak perlu membandingkan dirinya dengan orang lain. Mereka percaya, semua orang punya pace-nya masing-masing.
2. Peluang vs kegagalan
Bagaimana respon kamu saat menghadapi kegagalan?
Orang yang memiliki fixed mindset menganggap bahwa kegagalan dan keberhasilan menggambarkan kemampuan seseorang yang sebenarnya. Saat menghadapi kegagalan, mereka mereka merasa lemah. 
Daripada mencari cara untuk bangkit, mereka cenderung menyalahkan keadaan. Biasanya kata-kata yang terlontar seperti “Ah, dia mah memang pintar, kalau aku ngga,”, “Ini emang bukan keahlianku,”, dan sebagainya.
Sedangkan bagi orang dengan growth mindset, kegagalan adalah batu loncatan menuju keberhasilan. Seperti kata Confucius,  “Kejayaan terbesar kita bukanlah karena tidak pernah gagal, namun karena bangkit setiap kali kita gagal.”
3. Progress vs perfect
Fixed mindset cenderung membuat kamu malu terhadap kekurangan. Orang dengan fixed mindset takut dianggap tidak kompeten jika pekerjaannya tidak sempurna. Akibatnya, banyak orang dengan fixed mindset menunda-nunda pekerjaan karena standar sempurna yang ada di pikirannya tidak sejalan dengan kapasitas yang ia miliki saat ini.
Karena berorientasi pada perkembangan, bagi orang dengan growth mindset, progress kecil tetaplah progress. Tidak apa-apa jelek dulu, yang penting sudah dicoba. Semua orang pasti harus mulai dari level terendah dulu sebelum jadi sempurna. Faktanya, bahkan tidak ada seorang pun yang sempurna di dunia.
Tumblr media
Mengapa growth mindset penting bagi mahasiswa?
Fixed mindset membuat mahasiswa cenderung hitam-putih terhadap kualitas diri yang dimilikinya. Hal ini dapat menghambat perkembangan diri dan beresiko mengganggu kualitas hidup mahasiswa.
Riset membuktikan bahwa memiliki growth mindset dapat membantu mahasiswa mencapai potensinya dan menghadapi tantangan. Beberapa manfaat dari growth mindset bagi mahasiswa adalah:
Meningkatkan motivasi dan resiliensi
Mahasiswa dengan growth mindset cenderung untuk menyukai tantangan dan belajar dari kesalahan. Mereka tidak sungkan untuk meminta masukan dari orang lain. Meskipun menghadapi kesulitan, mereka tidak mudah untuk menyerah. Mereka melihat kesulitan dan kegagalan sebagai peluang untuk bertumbuh, bukan ancaman terhadap harga dirinya.
2. Meningkatkan kemampuan dan hasil belajar
Mahasiswa dengan growth mindset cenderung memiliki strategi belajar yang lebih efektif dan efisien, sehingga lebih memungkinkan mereka untuk memiliki pencapaian akademik yang baik. Pola pikir yang berfokus pada perkembangan memicu mahasiswa untuk mengatasi kelemahan dengan memaksimalkan kelebihan yang mereka miliki.
3. Meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan mahasiswa
Growth mindset membantu mahasiswa untuk merasakan emosi positif, seperti rasa ingin tahu, ketertarikan untuk belajar, dan semangat. Mahasiswa dengan growth mindset juga cenderung memiliki kepercayaan diri, self-efficacy, dan self-compassion yang lebih tinggi.
Tumblr media
Cara menanamkan growth mindset 
Setelah mengetahui manfaat dari growth mindset, sekarang saatnya untuk mengaplikasikannya ke dirimu sendiri. 
Sadari mindset yang kamu miliki saat ini
Langkah pertama yang perlu kamu lakukan adalah mengetahui di mana posisi kamu saat ini. Apakah kamu lebih cenderung memiliki fixed mindset atau growth mindset?
Perlu diketahui bahwa growth mindset bukanlah sesuatu yang tetap. Artinya, kamu bisa saja memiliki karakter growth dan fixed mindset sekaligus, namun dengan kecenderungan yang berbeda. 
Selanjutnya, yang perlu kamu lakukan adalah pelan-pelan mengubah karakter fixed mindset yang kamu miliki menjadi karakter growth mindset.
2. Sadari keterbatasan dan peluang yang kamu miliki
Tidak ada manusia yang sempurna. Jadi, kamu tidak perlu sedih dengan keterbatasan yang kamu miliki. Dengan menyadari dan mengakui keterbatasan yang dimiliki, kamu bisa lebih fokus terhadap kelebihanmu. Syukuri dan apresiasi setiap peluang yang datang ke kehidupanmu.
3. Ubah cara pandang terhadap kegagalan
Lebih baik gagal daripada tidak pernah mencoba. Merasa sedih ketika hasil yang kamu dapatkan tidak sesuai harapan sangatlah normal. Namun, itu bukanlah akhir dari segalanya. 
Coba cari tahu, kira-kira apa yang bisa kamu tingkatkan dari usaha kamu sebelumnya? Apa keterbatasan yang menghambatmu? Bagaimana kamu bisa menanggulanginya? Kegagalan adalah satu langkah menuju kesuksesan.
4. Latih resiliensi/ketangguhan diri
Resiliensi adalah kemampuan untuk bangkit dari kesulitan, tragedi, dan hal-hal tidak menyenangkan lainnya. Memiliki resiliensi bukan berarti kamu tidak boleh merasa sedih atau kecewa. Kamu bisa rehat secukupnya, kemudian bangkit lagi lebih kuat.
Membangun resiliensi membutuhkan waktu dan kesengajaan. Jadi, beranikan diri untuk mengambil tantangan. Jangan takut untuk jatuh dan membuat kesalahan. Kamu akan mencapai tujuanmu jika kamu terus mencoba.
5. Terbuka pada masukan
Terkadang, kritik terasa mengerikan karena bisa melukai perasaan. Namun, jangan takut. Kamu tidak perlu ambil perasaan terhadap semua kritik yang kamu terima. Coba lihat sisi konstruktif yang bisa kamu ambil. 
Kamu juga harus berani untuk meminta masukan kepada orang lain. Dengan masukan dari orang lain, kamu menemukan celah yang kamu sendiri tidak sadari sebelumnya.
6. Miliki circle growth mindset
Teman dan lingkungan sekitar bisa menjadi pengaruh yang kuat terhadap dirimu. Kelilingilah dirimu dengan orang-orang yang berorientasi pada perkembangan. Cari role model yang memiliki growth mindset. Kalau kamu mampu, kamu juga bisa mewarnai orang-orang disekitarmu agar memiliki growth mindset.
7. Rayakan kemenangan kecil
Progress satu persen lebih baik daripada tidak sama sekali. Terkadang, kamu batal menyelesaikan sesuatu yang sudah kamu targetkan karena terlalu stress dengan kesempurnaan yang kamu harapkan. Pola pikir all-or-nothing ini berbahaya untuk perkembanganmu.
Daripada menunggu sempurna, lebih baik selesaikan semampumu dulu. Reward dirimu sendiri dengan pujian karena sudah menghasilkan sesuatu hari ini, sekecil apa pun itu. Kemudian, motivasi dirimu untuk tidak berhenti mengembangkan diri. 
“Kerja bagus hari ini! Besok kamu bisa lebih baik dari hari ini!”
8. Nikmati prosesnya
Menanamkan growth mindset adalah proses yang berkelanjutan. Kamu bisa melacak perkembanganmu dengan menulis jurnal. Ceritakan perilaku growth mindset apa saja yang sudah kamu lakukan, karakter fixed mindset apa yang kamu sadari, dan target yang ingin kamu capai selanjutnya. Jangan lupa untuk mempertahankan karakter growth mindset yang sudah kamu punya!
Tumblr media
Miskonsepsi terhadap growth mindset
Growth mindset bisa sangat bermanfaat bagi perkembangan diri seseorang jika diintegrasikan dengan berbagai aspek lainnya dalam kehidupan. Namun, banyak yang salah kaprah dalam memaknai growth mindset. Berikut ini beberapa miskonsepsi yang umum ditemukan mengenai growth mindset.
Growth mindset bukan hanya tentang memuji usaha
Usaha tentu saja penting. Namun, terus berusaha saja tidak cukup untuk mencapai perkembangan. Kamu juga perlu untuk menggunakan strategi yang efektif, meminta masukan, dan belajar dari kesalahan. 
Memuji usaha saja tanpa mempertimbangkan hasil bisa membuat kamu merasa cukup dengan keadaan yang sekarang. Jadi, kamu merasa tidak perlu untuk menjadi lebih baik lagi. Berusaha tanpa memikirkan cara terbaik untuk mencapai hasil yang diinginkan juga bisa menyebabkan frustrasi dan putus asa.
2. Growth mindset bukanlah karakter yang hitam putih
Orang yang memiliki growth mindset belum tentu tidak memiliki fixed mindset sama sekali. Semua orang bisa saja memiliki pola pikir yang berbeda di bidang dan situasi yang berbeda. 
Misalnya, seseorang punya growth mindset tentang matematika, namun memiliki fixed mindset tentang seni. Pola pikir seseorang juga bisa berubah dari waktu ke waktu dan ketika merespon situmulus yang berbeda.
3. Growth mindset tidak sama dengan bersikap positif atau berpikir positif
Memiliki growth mindset bukan berarti seseorang akan terus optimis, percaya dirim atau bahagia. Memiliki growth mindset berarti seseorang mau untuk menghadapi tantangan, menerima kegagalan, dan belajar dari hal itu. 
Growth mindset tidak menolak kenyataan bahwa kita memiliki kesulitan dan keterbatasan. Namun, kesulitan dan keterbatasan itu dipandang sebagai peluang untuk perkembangan.
4. Growth mindset bukan jaminan kesuksesan
Memiliki growth mindset saja tidak menjamin kamu bisa meraih segala hal. Masih ada faktor lain yang mempengaruhi hasil yang didapatkan, seperti minat, bakat, sumber daya, dan terkadang juga keberuntungan. Growth mindset tidak mengabaikan faktor-faktor yang lain, namun lebih memfokuskan pada apa yang bisa dikontrol dan ditingkatkan seseorang. 
----------
Pada dasarnya, kita semua memiliki potensi untuk bertumbuh. Dengan mengadopsi growth mindset, kita membuka keran potensi tersebut sehingga bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Bagaimana denganmu? Apakah kamu sudah memaksimalkan potensi yang kamu punya? Kalau belum, ini saatnya untuk mulai perjalanan berkembangmu dengan growth mindset!
----------
-Grizz, zona amanmu untuk jatuh dan berkembang
Rizz up your mind, glow up your future!
1 note · View note