aku punya kata untuk ditulis, dibaca, dan diceritakan.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Mungkin untuk sebagian orang lagu ini membawa kenangan bersama mantan kekasih. Tapi kenanganku untuk lagu ini adalah tentang perjuangan menghadapi masa-masa magang rumah sakit yang berat di salah satu rumah sakit umum sangat terkenal di Jakarta.
Masih teringat jelas, aku berangkat diantar bapakku naik motor di senin subuh dengan hati was was sambil mendengar lagu ini, "kali ini akan dimarahin kayak gimana lagi ya? Tugasku udah bener gak ya?"
Kalimat dari lagu ini sejujurnya menambah kecemasanku, "If happy ever after is exist, I'll still be holding you like this" seakan membuktikan kalau 'jangan mimpi deh, gak ada tuh happy ever after!!!'
Rasanya gak mau berangkat ke tempat itu, tapi aku gak bisa mengalah gitu aja. Aku harus pergi terserah mau diapain nanti di sana. Mau dibentak, dimarahin, dikatain bodoh kek. Pokoknya aku harus menghadapinya, meski nanti di endingnya gak happy.
Waktu itu heran banget, kenapa mereka harus mengajari kami dengan tidak menyenangkan? Kenapa tidak dengan baik-baik? Sampai sekarang aku gak menemukan jawabannya. Tapi salah satu pengajarku di rumah sakit itu (semacam pembina lapangan untuk kasus pasienku) itu berubah 180 derajat menjadi baik setelah aku selesai magang. Jadi, menurutku ada yang memang sudah galak dari sananya, ada yang galak karena gak suka kami calon lulusan S1 yang mungkin gak sesuai harapan mereka, atau yang memang cara mengajarnya seperti itu. Dan pembina lapanganku itu adalah orang yang terakhir.
Tapi sekarang banyak lulusan kampusku yang sudah jadi ibu peri penjaga di rumah sakit itu. Jadi, mungkin tingkat keganasan para pembina di sana tidak sekeji dulu kalau bertemu mahasiswi lulusan kampusku.
Tapi, di lagu ini juga muncul kenangan tentang manisnya perlakuan kedua orang tuaku, terutama mama. Yang siang hari, saat aku lagi magang, mengunjungi kamar kosku di Jakarta Pusat dan meletakan susu indomilk (dulu bapakku dapat susu karyawan dari perusahaannya) yang dibekukan di freezer kamar kosku. Jadi, saat pulang dari magang yang capek bangeeet (lebih ke capek mental) aku bisa menikmati susu beku kesukaanku sambil senyum-senyum karena dianterinnya secara diam-diam. Love you!
1 note
·
View note
Text
Cari Suami Kayak BTS
Bukan kriteria BTS sebagai personal, tetapi BTS sebagai sebuah grup. Sudah lima tahun kenal BTS dan jujur beberapa kali bosen, tapi mereka selalu bisa menarik aku lagi dalam pelukannya. Salah satunya karena mendengar lagu mereka yang heran banget semuanya bagus dan easy listening. Tapi bukan sekedar bagus, setiap lagu mereka punya sebuah keunikan dan arti mendalam. Bukan sekedarnya. Bukan lagu yang hanya enak di dengar, asik buat dance, tapi juga hangat untuk dimaknai arti liriknya.
Kenapa cari suami yang kayak BTS (as a group)? Ya, karena saya mungkin bisa bosen sama dia tapi sementara aja karena yakin pasti habis itu jatuh cinta lagi.
Selalu ada sisi menarik dan misterius dari lagu-lagu BTS yang baru aku ketahui.
Contohnya lagu Save Me dan I'm Fine itu saling berhubungan, bahkan di salah satu performance mereka kedua judul lagu tersebut kalau dibaca terbalik akan berarti sama. Hehe. Unik ya BTS.
1 note
·
View note
Text
Karya yang menghasilkan karya
Itu seperti semua karya Dee Lestari yang membuatku menghasilkan beragam karya tulisan lainnya.
Seperti karya Rupi Kaur yang membuatku menulis puisi atau beragam kalimat pendek yang manis.
Seperti menikmati Fore dan Mr.Mokacha yang membantuku menulis segala perasaan tidak terdefinisikan.
Seperti mendengar lagu ciptaan RM BTS yang membantuku mencerna perasaan untuk menulis sesuatu yang terpendam.
Saat ini, mendengar karya terbaru Taylor Swift membuatku menghasilkan 4 karya tulisan randomku dalam waktu 2 jam.
Tapi tidak semua karya bisa dibagi, sebagian bersifat rahasia, sebagian perlu media berbeda untuk menyebarkannya.
#ceritamandira#taylor swift#taylorswifteffect#the tortured poets department#deelestari#rupikaur#rm bts#bts#indonesia#army#forecoffee#karya
0 notes
Text
The man who bring the greenflag
Your love languange is mine
Your act of service fullfill my mind
Riding 37km to make sure my safety
You were the only person who gather my misserable things
Your flaw was only I never loved you as much as you loved me.
You were the man who bring the greenflag
Unfortunately, I was colourblind
I was a kid who did not know what the meaning of your colour
I searched for another rainbow palette
Till I met him who taught me what is red
I am happy that you are happy
Cause one woman know your amazing green
#ceritamandira#poems on tumblr#poem#original poetry#green flags#taylor swift#the tortured poets department
0 notes
Text
Your old habit is my routine now
We are not together anymore
We still see each other story through lens
Giving comment or ask a question
Not really need an answer
Just make sure
You're still alive
Your thought injected in my future
Your old habit is my routine now
We were friends then lovers
Then enemies then strangers
Now we are friend only in social media
I never hope we are being a lovers again
But I will accept your friend request one day
As long as I still be myself not the woman who you will manipulate
#ceritamandira#you#oldhabit#toxic relationship#relationship#friends#lovers#strangers#poem#original poetry#poems on tumblr#taylor swift#taylorswifteffect#the tortured poets department
2 notes
·
View notes
Text
Stray Cats
Mereka berlari bahagia di jalanan kecil, kadang saling bertengkar untuk menguasai wilayah. Tubuh penuh luka adalah hal biasa. Tempat sampah merupakan rumah makan gratis terlezat. Hanya perlu mencari makanan mewah sisa semalam.
Salah satu diantaranya pernah punya rumah yang nyaman disertai kalung berlonceng yang sekarang kekecilan. Tapi dia tersesat, kehilangan jalan menuju rumah karena bermain terlalu jauh. Dia pun sampai di tempat antah berantah. Sendirian. Perutnya lapar.
Dia melihat sebuah rumah yang selalu didatangi kucing-kucing pria lainnya. Suatu waktu dia mengintip rumah tersebut. Memunculkan rupa pada si pemilik rumah. Tidak ada kucing lain saat itu. Wajahnya menunjukkan raut lapar. Manusia itu menyapanya dan mengeluarkan makanan kering yang beraroma lezat. Dia memakannya tanpa ragu. Perut pun kenyang. Dia melanjutkan perjalanan berharap menemukan jalan pulang. Melihat wilayah lain yang tidak banyak kucing jantan.
Ah tapi ini masih siang, dia pun memutuskan menjemur badan di teriknya matahari. Punggungnya sekarang hangat. Matanya mulai terpejam.
Tanpa diduga, langit mendung dalam sekejap. Tak berselang lama. Langit menurunkan hujan. Dia berlari berteduh menuju tempat beratap. Tapi ternyata tidak ada tempat berteduh, dia sudah berjalan terlalu jauh dari perumahan. Hujan membasahi tubuhnya. Sekarang dia menggigil kedinginan.
Entah sudah berapa hujan dan panas dia lewati di jalanan asing ini. Rasanya tubuh remajanya sudah berubah lebih besar. Dia pun sudah lupa bahwa ada manusia yang sedang berduka di suatu tempat, selalu menunggunya pulang. Dia tak pernah kembali lagi ke sana. Jalanan ini sudah menjadi rumahnya.
6 notes
·
View notes
Audio
Widmung
Sebuah lagu yang diciptakan pada tahun 1840 oleh Robert Schumann untuk Clara. Schumann mempersembahkan lagu ini pada malam sebelum menikahi Clara dan menjadikannya sebagai hadiah pernikahan mereka. Widmung merupakan bahasa Jerman yang berarti dedikasi. Tampaknya Schumann tahu bahwa ia akan mendedikasikan seluruh hidup dan cintanya untuk Clara. Beberapa tahun kemudian, Liszt seorang pianis mengaransemen ulang lagu ini menjadi instrumental piano tanpa lirik.
Aku pertama kali mendengar instrumen ini saat Park Joon Young (Kim Min Jae) memainkan musik ini di resital kelulusannya dari Universitas Seoryeong di Drama Do You Like Brahms. Secara tidak langsung, Joon Young menyampaikan perasaannya kepada Chae Song Ah (Park Eun Bin) melalui alunan pianonya.
Joon Young itu tipikal seseorang yang tidak bisa mengekspresikan perasaannya secara gamblang. Dia menggunakan musik sebagai perantaranya. Melalui Widmung-lah semua perasaaannya tercurahkan untuk Song Ah. Itu berarti Joon Young mendedikasikan seluruh cinta dan hidupnya untuk Song Ah. Oh, uri Joon Young, why are you so sweet?
Lirik Widmung oleh Friedrich Ruckert
Du meine Seele, du mein Herz, Du meine Wonn’, o du mein Schmerz, Du meine Welt, in der ich lebe, Mein Himmel du, darein ich schwebe, O du mein Grab, in das hinab Ich ewig meinen Kummer gab! Du bist die Ruh, du bist der Frieden, Du bist vom Himmel mir beschieden. Dass du mich liebst, macht mich mir wert, Dein Blick hat mich vor mir verklärt, Du hebst mich liebend über mich, Mein guter Geist, mein bess’res Ich!
Dedication (Translation by Richard Stokes)
You my soul, you my heart, You my rapture, O you my pain, You my world in which I live, My heaven you, to which I aspire, O you my grave, into which My grief forever I’ve consigned! You are repose, you are peace, You are bestowed on me from heaven. Your love for me gives me my worth, Your eyes transfigure me in mine, You raise me lovingly above myself, My guardian angel, my better self!
#widmung#schuman#doyoulikebrahms?#brahms#kimminjae#parkeunbin#parkjoonyoung#chaesongah#musicclassic#drakor#dramaKorea#review
1 note
·
View note
Text
REDAM
Redamlah Ego Demi Angan Mimpimu
Rancanglah Esok Dari Asa Malammu
0 notes
Text
Repeat A Song
Ada beragam alasan bagi seseorang mengulang sebuah lagu secara terus menerus. Termasuk aku. Alasan umumnya karena lagunya baru pertama didenger dan secandu itu.
Tapi khusus untuk “Just One Day” nya BTS, aku punya alasan spesial. Sampai sekarang, lagu ini masih suka random kuputer dan diulang terus menerus demi satu alasan.
Jadi, alasan spesialku memutar lagu ini terus menerus adalah untuk selalu menjawab pertanyaan RM.
Di akhir lagu ini, RM menyampaikan sebuah pertanyaan yang selalu kujawab dengan “Yes”.
RM asked me, “Can you please stay with me?”
0 notes
Text
Pamer di Instagram
Pernah ikutan live instagramnya Kadek Arini sama Kak Kenny dari Kartuposinsta yang membahas soal finansial. Sebenernya gak ada hal yang bener-bener baru sih. Udah sering denger semua materi yang dibahasnya. Mulai dari dana darurat sama bijak menggunaka kartu kredit. Tapi ada 1 hal yang terpatri banget di ingetan aku sampe sekarang (6 bulan pasca dengerin live ig nya).
What is it?
Ada satu ucapan Kak Kenny yang terngiang banget dan aku jadi patokan sekarang. Kak Kenny bilang, “Pokoknya kalo lo beli barang terus kebayang untuk nantinya dipameri di ig doang, mending gak usah, berarti lo gak butuh”
Aku jadi tertarik untuk mengikuti cara pikir ini untuk mengukur emang butuh atau ingin pribadi atau ingin dipamerin. So, kalo ada barang yang aku beli karena ingin mungkin masih jadi pertimbangan panjang untuk beli tapi pas liat langsung terbersit instagram berarti fix aku gak akan beli.
Lain hal, kalau itu tuntutan pekerjaan ya, misalnya mau jadi selebgram atau reviewer sesuatu. Atau kalau buat beli sesuatu untuk bantu temen jualan. Itu boleh banget dipamerin.
1 note
·
View note
Text
Minimalism
Tertarik untuk mencoba hidup lebih minimalis dibanding saat ini.
Sesungguhnya, hidupku di 2020 udah lebih minimalis dibanding tahun sebelumnya. Mungkin pandemi ini membawa pengaruh besar juga.
Salah satunya, melakukan penghematan dengan menekan keinginan berbelanja dan mengutamakan kebutuhan. Alhasil udah jarang buka e-commerce beauty seperti Sociolla. Kalaupun buka, untuk mencari diskon barang yang dibutuhkan aja, misal skincare yang udah mau abis. Di tahun 2018-2019, tahun terparah belanja tidak sesuai kebutuhan, terutama di Sociolla, beli barang karena diskon besar, dipake juga belum tentu. Bahkan sampe sekarang masih ada sheet mask yang belum dipake dong sejak beli Agustus 2018. haha. Untungnya belum kadaluarsa.
Akibat pandemi ini juga males beli make up karena mau dipake kemana juga kan? Aku kan make up kalo kondangan aja, hehe. Sedangkan pandemi gini juga masih takut buat dateng ke kondangan untuk ketemu banyak orang.
Terus selama pandemi ini, mobilitas kita terbatas. Aku juga jadi menginap di mess kantor pusat supaya gak pulang pergi naik transportasi umum. Udah gak meet up sama temen lagi pas weekend. Jadi, baju yang dipake juga cuma seragam kantor dan 1 pasang baju bebas aja untuk kerja. Alhasil, gak tertarik belanja baju baru karena banyak baju yang gak kepake. Sebenernya emang dari dulu anaknya gak pernah hobi belanja baju sih.
Other problem is Book! Gatel banget kalo liat buku lucu dan kayaknya bagus. Eh beberapa bulan lalu sempet rapihin lemari buku dan masih ada setumpuk buku yang belum dibacaaaaa...... rasanya tuuuuh... miris. Meskipun, dari tumpukan ini ada beberapa buku yang sudah selesai dibaca sekarang. Ada yang udah dibaca beberapa bab terus bosen.hehe. Ada juga buku baru yang belum dibaca dan gak masuk foto karena belinya setelah foto ini diambil hehe. So, di 2021 ini mungkin aku tidak akan membeli buku baru dulu. Semoga kuat menahan godaaan.
Di 2020, jadi serius ngumpulin dana darurat. Udah paham konsep dana darurat sejak kenal Jouska di 2018, tapi kadang suka bandel. Dana panas ini masih suka di’cuil’ buat yang gak darurat. Misal: modal jualan BLP waktu itu. hahaha. Sejak pandemi ini, dimana ada keadaan yang gak pernah gue bayangin sebelumnya, mulai parno sama kondisi keuangan pribadi, dan dari situlah surprisingly Dana Darurat terkumpul. Oh tentunya pake Jenius dong yang memudahkan aku untuk menabung dengan bunga simpanan setara deposito tapi bisa diambil sewaktu-waktu saat diperlukan nanti.
Semoga dengan keinginan untuk hidup lebih minimalism ini hidup dan keuangan terjaga ya karena hasrat membeli sesuatu gak penting juga lebih berkurang. Because we never feel enough for everything we want :)
2 notes
·
View notes
Text
Do you like brahms?
2 notes
·
View notes
Text
#do you like brahms?#koreandrama#kimminjae#parkeunbin#musicclassic#moonlightsonata#happybirthday#song#brahms#beethoven
7 notes
·
View notes
Text
Puisi dan Ceritanya
Sudah lama rasanya tidak menulis puisi. Sekarang, aku lebih memilih menulis tulisan serasa puisi. Prosa yang kalimatnya berbunga.
Kalau diingat, puisi terakhir pernah ku publish itu ditulis di 2016. Tapi entah mungkin aku pernah menulis puisi di sembarang kertas sobek setelahnya. Jadi, tidak yakin kapan terakhir menulis puisi.
Aku tergugah lagi mengenang puisi sehabis menonton film korea, Sunset in My Hometown dan DongJu. Keduanya bercerita tentang seorang pemuda yang mencintai puisi, satu jadi rapper dan satu jadi penyair.
Iya, kalian gak salah baca, jadi rapper. Awalnya aku sadar kalau rapper juga bisa banget berangkat dari puisi ya dari RM BTS. (heuhehe ini aku posting 3 tulisan tumblr berturut-turut terinspirasi dari RM, semoga gak bosen ya).
Merangkai kata-kata yang indah, padat, bermakna saklek ataupun bermakna bias seperti puisi itu suatu hal yang aku kagumi.
Awal aku jatuh cinta pada puisi itu di pelajaran bahasa Indonesia kelas 1 SMP. Dan hari-hariku selanjutnya dipenuhi dengan puisi; tentang cinta monyet terutama.
Mungkin saja, diunggahan berikutnya, aku akan menulis saja. Ya, tapi mungkin saja tidak, hehehehe.
4 notes
·
View notes
Text
안녕하새요! 저는 페비 만디라 예요
Aku lagi belajar bahasa korea, bukan apa-apa, karena ada online course gratis aja. Padahal udah hampir 20 tahun kenal korea, tapi baru kali ini penasaran sama bahasa korea.
Pada awalnya goal ku sederhana, yakni bisa nulis nama RM alias Kim Namjoon pake hangeul. Sekarang udah berhasil Alhamdulillah.. yaa.. nih hasilnya 김남준 haha padahal bisa bisa aja ya aku ambil dari wikipedia ㅋㅋㅋ ya tapi itu ada kepuasan gitu lah bisa nulis nama bias idol kesayangan sendiri (uwh apakah aku terdengar seperti remaja?)
Lalu apa dong goal selanjutnya? Selesein online coursenya, terus bisa lancar baca hangeul.. sekarang bacanya masih ngeja, pake suara pula, persis anak baru masuk TK hehe.. Tapi aku seneng banget tiap nemu hangeul di manapun, misalnya produk skincare, instagram, atau judul lagu di youtube. Karena tiap nemu hangeul jadi bisa baca terus deh ya meskipun baca aja belum tau artinya apa. hehe.
자요!
안녕히가세요
1 note
·
View note
Text
‘Tokyo’
Aku terduduk sendiri di sebuah kafe sambil memandang rintik hujan dari jendela besar disampingku. Suara RM berbisik melalui earphone-ku, mengalunkan lagu ‘Tokyo’. Aku sesekali menyesap es aren latte extra 1 shot expresso milik Fore Coffee diselingi menggigit Mr. Mokacha dari J.CO donuts, menikmati sensasi green tea, cream mocca, dan bubuk kopi yang berpadu di lidah.
Ada sebuah buku di sudut meja yang lembar halamannya terbuka. Dia baru saja terabaikan karena sebuah lirik yang bergema di telinga, “Do I miss myself? Do I miss your face? I don’t know”
Aku juga, tidak tahu. Sahutku bermonolog.
Dan RM melanjutkan lirik sendunya itu, “Life is a word that sometimes you cannot say. And ash is a thing that someday we all should be. When tomorrow comes, how different it’s gonna be? Why do love and hate sound just the same to me?”
Pikiranku melayang, menerjemahkan, bukan sekedar bahasa, tetapi juga makna. Terlalu dalam. Hingga akhirnya aku mendengar sebuah siulan harmoni yang menyayat hati. Pertanda lagu pembuka di album ‘mono’ milik RM itu pun berakhir, tetapi tidak dengan pikiranku yang masih mengeruk mencari dasar.
0 notes