emthohir-blog

[emthohir-blog]

The Watchman #portrait #bromo #vsco

[emthohir-blog]

Senyum Pepsodent #beach #vsco #vscocam

[emthohir-blog]

"Temukan dirimu pada sahabat-sahabatmu" Balangan, Bali 2012 #vscocam

[emthohir-blog]

"Masih Ada Harapan di Pulau Harapan"

[emthohir-blog]

Liga Paramadina 2014 - SkySoldiers FC vs TOR FC

[emthohir-blog]

Montir

[emthohir-blog]

Bromo Mt

[emthohir-blog]

Futsal

[emthohir-blog]

One moment, various angle.

[emthohir-blog]

Suatu sore di ketinggian 12 meter.

[emthohir-blog]

Jalan-Jalan Rasa Liburan

Gue ingin mengawali postingan ini dengan sebuah pertanyaan, pertanyaan yang gak harus kalian jawab, pertanyaan yang kalaupun terjawab benar tidak akan mendapatkan hadiah, pertanyaan yang sekedar pertanyaan.  “Pernahkan kalian merasa sudah tidur cukup lama, ternyata saat bangun, tidur kalian hanya 1 atau 2 jam lamanya ?” ataupun sebaliknya,  “kalian merasa tidur sangat sebentar, tetapi saat terbangun, kalian sudah tidur 24 hari ?”. Bagi gue pribadi, berapapun lamanya gue tidur bukanlah masalah, yang penting tidur gue nyenyak, mimpi gue indah, dan terbangun dengan perasaan senang.

Sama halnya dengan kehidupan. Ada beberapa orang yang umurnya sudah menginjak usia 40+  tahun tapi merasa belum mendapatkan apa-apa selama hidup, dalam artian pengalaman hidupnya hanya seperti bayi yang masih terlilit tali pusar. Hidup sekedar hidup, kerja sekedar kerja, nikah sekedar nikah, tidak ada satu pengalaman yang membuat kehidupan dia berkesan. Tapi ada cukup banyak orang yang walaupun umurnya baru 25 tahun, tapi sudah seperti orang dengan umur 50 tahun lebih, orang tersebut bisa dipastikan berani keluar dari comfort zone-nya sendiri, disaat anak-anak lain masih sibuk menikmati masa remajanya dengan berfoya-foya kesana kemari, orang itu mencoba mencuri start dengan magang di berbagai perusahaan. Ya terkadang kita memang harus keluar dari zona aman kita, dan mencoba gambling dengan pilihan hidup kita. Saya ingin mengakhiri paragraf ini dengan quotes inspiratif dari orang yang sangat saya kagumi. “Kalau hidup sekedar hidup, Babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekedar bekerja, Kera juga bekerja” – Buya Hamka.

Senin 19-agustus-2013, adalah senin yang tidak seperti biasanya, gue bangun lebih pagi, karena hari itu gue dan teman-teman merencanakan untuk memberikan kejutan kepada teman gue Ridha yang akhirnya menginjakan umurnya di angka 20, dan gue rasa pengalaman hidupnya  Ridha sudah seperti wanita 40 tahun. gadis ini sungguh hyperactive sekali, itu alasannya. Surprise berjalan seperti biasanya, seperti layaknya remaja kampret lainnya, sehabis ngasih surprise pertanyaan yang pertama kali diucap adalah “Jadi kapan nih traktirannya?”,  pertanyaan yang kejam tapi dijadikan kebiasaan, Indonesia. Beberapa restoran di Jakarta masuk list tempat teraktiran, sampai akhirnya Obay, salah satu teman gue yang tampangnya kek keranjang tape memberikan usul “Gimana kalo traktirannya di puncak aja, sekalian jalan-jalan” , tanpa pikir panjang gue langsung setuju, kebetulan gue udah lama banget gak kepuncak, terakhir gue ke puncak tanggal 18-agustus-2013.

Selang 2 hari setelah ulang tahun Ridha, kita berangkat ke puncak Bogor, dengan bermodalkan prinsip “Yang penting sampe puncak aja dulu, masalah mau makan dan jalan-jalan kemananya urusan sekian”.  Benar saja, setelah keluar tol puncak, perdebatan alot ‘mau pergi kemana’ dimulai” sampai akhirnya 3 tempat muncul sebagai pemenang. Kebun Teh, Curug, dan terakhir Cimory.

Kebun Teh menjadi tujuan pertama kami dijalan-jalan kali ini, banyaknya kebun teh di pinggir jalan raya puncak membuat kami sedikit bingung, kebun yang mana yang akan kami singgahi, sudah 2 kali berhenti di kebun teh, kami belum merasakan kecocokan dengan kedua kebun teh tersebut, sampai akhirnya kami menemukan kebun teh yang tak berpenghuni, cocok untuk mesum. 

Ini namanya Ridha, si gadis 20 tahun, Hobinya galau.

Ini temen gue yang namanya Obay, yang mukanya mirip kerangjang tape.

Medan di kebun teh ini cukup menantang, ada sungai tanpa jembatan yang membuat kita harus melompat untuk melewati sungai ini. 

Meylena, temen gue yang suka banget ama boyband korea. gue sebenernya juga suka banget sama boyband korea, boyband korea yang paling gue suka itu Soneta sama Bimbo.

Tujuan pertama kita selesai, kebun teh yang memakan banyak korban, Yonda & Ridha kecebur sungai yang mempunyai kedalaman 30cm, untung mereka bawa pelampung. 

Tempat kedua yang kita kunjungi setelah kebun teh adalah curug cileumber, curug cileumber adalah tempat wisata yang banyak dikunjungi orang kalo kepuncak, setelah Masjid Atta-awun tentunya.

Curug Cilembeur mempunyai 3 air terjun, air terjun yang pertama berjarak tempuh 15 menit, air terjun kedua berjarak tempuh 35 menit, dan air terjun yang ketiga berjarak tempuh 1.30 menit. Kita memilih perjalanan dengan jarak tempuh 35 menit karena banyak urusan yang belum terselesaikan, yaitu, makan. Semua perjalanan harus ditempuh dengan berjalan kaki,  tidak disarankan memakai high heels, dan bakiak.

Pakailah Converse :D

Selama perjalan menuju air terjun, saya dan teman-teman banyak mendapatkan foto-foto bagus, lumayan buat avatar twitter.

Yang ini namanya Yonda, suka ngorek-ngorek pasir kalo kebelet eek.

35 menit sudah kita mendaki hingga sampailah kita di air terjun curug 5, layaknya kisah Siti Hajar dan anaknya Nabi Ismail yang menemukan telaga air (telaga zam-zam) di padang pasir, kamipun merasakan demikian, setelah lelah mendaki selama berpuluh-puluh menit, akhirnya kami menemukan air, walaupun bukan air zam-zam. tapi cukup untuk kami menyegarkan diri disana.

Kalo ekspresinya kaya gini, mirip Iqbal Coboy Junior ya ?

Cieee pipis bareng, gak sekalian saling cebok satu sama lain.

Nyari Belut.

Petualangan di curug sudah berakhir, we have a lot fun in here. Banyak hal menarik yang gue dapatkan, salah satunya bisa merasakan mandi langsung dari alam, tanpa alat, pompa, bak mandi, keran, gayung dsb.

Berakhirnya perjalanan di curug tidak berarti berakhir juga jalan-jalan kami, Cimory Riverside menjadi persinggahan terakhir kami sebelum pulang ke Jakarta. konon, Cimory Riverside adalah restoran dengan view yang terbaik di Puncak.

Mungkin dari beberapa foto awal yang ada di postingan ini, kalian sudah bertanya-tanya siapa nama dari wanita berparas Pakistan ini, wanita ini bernama Noshi, Noshi memiliki hidung yang begitu menanjak, jika dilihat dari samping, hidung Noshi mirip fly over jatinegara. Parasnya yang cantik, tidak di imbangi dengan kelakuannya, jikalau bosen Noshi suka maen petasan jangwe di kp melayu.

Hilangnya potongan banana split terakhir di meja Cimory itu menandakan berakhirnya Jalan-jalan kita di puncak bogor. Jika saya mengawali tulisan ini dengan pertanyaan, tentunya saya harus mengakhirnya dengan pertanyaan juga.

Jadi ...

Sampai kapan kamu terus berfikir bahwa pantai yang indah itu hanya ada di Raja Ampat, Hawai & Phuket ?

Sampai kapan kamu terus berfikir puncak yang mempesona itu hanya punya Everest dan Mahameru ?

Sampai kapan kamu menutup mata akan keindahan didekatmu ? 

Semua orang ingin kesana, melihat dari dekat hal-hal indah yang diciptakan Tuhan.

Tapi tidak semua orang mempunyai cukup waktu untuk menyempatkan diri kesana.

Tidak semua orang mempunyai cukup uang untuk tiba disana.

Bagi saya pribadi...

Keindahan bukan hanya tentang pemandangan bagus.

Keindahan tidak selalu memerlukan tiket pesawat.

Keindahan adalah kebahagiaan.

Mungkin 10 jam ini tergolong jalan-jalan yang cukup singkat, tapi untuk saya, perjalanan ini seperti liburan berhari-hari. tentunya ada satu hal yang menyebabkan ini semua.

Kebersamaan.

[emthohir-blog]

Imel & Cindar

[emthohir-blog]

Playing in the narrow park with Rayhan

[emthohir-blog]

Catatan Dari Kelas Fotografi 2013

Kehidupan tidak pernah lepas dari yang namanya belajar, setuju atau tidak, belajar adalah suatu hal yang tidak akan pernah kita tinggalkan. semasa kecil kita belajar bagaimana cara berjalan, duduk, bicara, makan, buang air, cebok dsb. Saat anak-anak kita belajar bagaimana caranya membaca, menulis, menggambar, nyentil gundu dan naikin layangan. Dan saat dewasa pun kita masih harus belajar, belajar untuk bisa naik kelas di tiap tahun, belajar cari muka didepan guru/dosen, belajar kerapihan dalam mencontek. Semua hal kita pelajari, Tapi kita sering lupa satu hal yang bisa merusak semua hasil pembelajaran jika kita tidak belajar tentang hal ini, “belajar menghargai proses” . proses selalu ada dalam setiap pembelajaran yang kita jalani, terlepas dari buruk atau baiknya hasil yang kita dapatkan.

I enjoy the process far more than the proceeds, itu yang selalu saya coba lakukan dalam mengerjakan/belajar tentang suatu hal, termasuk pada pengalaman yang akan saya ceritakan pada postingan ini.

Pada semester 4 saya mendapatkan mata kuliah yang sudah lama saya nanti-nanti, yaitu ‘Fotografi’, tapi karena saya kuliah dalam jurusan advertising maka mata kuliah ini bernama “Fotografi Advertensi’. Bertahun-tahun saya motret, saya tidak pernah mendapatkan pembelajaran terstruktur yang mengajari tentang fotografi. Semua saya pelajari secara otodidak, bermodalkan kecanggihan google dan youtube saya belajar segala hal tentang kamera. Hingga akhirnya pada Semester 4 saya berkesempatan belajar fotografi secara sistematis, dimana pembelajaran itu ada kelas, ada dosen, ada waktu yang ditetapkan, ada praktek, dan ujian akhir.

14-Februari-2013 saya sungguh excited, karena pada tanggal ini  kelas  fotografi memulai proses pembelajaran pertamanya, perkenalan Dosen dan Assisten Dosen dilakukan pada hari pertama ini. Pak Ir.Budi Suprayogo dan Bang Wisnu adalah Dosen dan Asdos Fotografi yang mengajar kelas gue. Hari pertama pak Budi menjelaskan tentang materi yang akan dipelajari untuk 1 semester mata kuliah ini berlangsung.

"Belajar Fotografi itu seperti belajar mengendarai mobil, kita gak akan pernah bisa kalau tidak pernah praktek" - Pak Budi

  Minggu kedua pembelajaran, kami langsung disuruh praktek motret Panning. Panning adalah memotret dengan menggerakkan kamera searah dengan arah gerakan obyek yang ingin dibidik sehingga obyek akan tampak fokus sementara background tampak kabur. teknik foto ini menurut saya adalah teknik yang sangat sulit jika kita tidak benar-benar fokus dan kuat saat memotret objek. 

Epic Failed 1

Epic Failed 2

Epic Failed 3

Setelah praktek, minggu depannya kita ditugaskan membuat foto Panning. lusanya setelah selesai kuliah saya langsung ke veldrome rawamangun bersama temen saya yoga untuk hunting foto panning.

Dan ini adalah hasil foto Panning yang saya dapat ...

Kalo ini adalah hasil foto panningnya yoga ... Berbakat.

Kita sangat disambut baik oleh Team sepeda balap di veldrome ini, semoga  mereka semua bisa sukses dalam karir sepeda-nya.

Tugas selanjutnya yang diberikan Pak Budi adalah foto Pre Wedding, foto pre wedding sejatinya tidak jauh beda dengan foto model, bedanya yang menjadi model adalah sepasang kekasih/calon pengantin. foto pre wedding harus mempunyai konsep yang kuat, konsep yang menggambarkan pesan apa yang ingin disampaikan oleh pasangan yang akan kita foto. 

Konsep yang saya pilih adalah Basketball couple, dimana pasangan yang akan saya foto adalah pemain basket. jadi saya harus mencari model yang sesuai dengan konsep yang sudah saya buat sebelumnya. model yang gue pilih adalah teman gue sendiri yaitu Caesar dan Chaki, yang satu pemain basket semasa SMA, satunya lagi model sungguhan. hhe

The best one

Dalam photosession pre wedding, kita membutuhkan sebuah team, team yang didalamnya berisi berbagai macem profesi, ada make up artist, digital imaging, divisi konsumsi, dan juga fotografer.

My Team

Tidak hanya belajar tentang outdoor fotografi, dalam mata kuliah ini kita juga belajari tentang indoor fotografi, dimana kita diajari caranya melakukan photosession dalam studio, bagaimana cara mengatur cahaya lampu studio dsb. 

Berikut adalah suasana saat kelas fotografi belajar dalam studio.

are you okay, dir ? :D

Yang dibawah ini adalah penampakan dari Asdos kelas Fotografi, namanya Wisnu, badannya agak besar, bisa dimanfaatkan jadi gerobak cakwe.

Gosipnya mereka sedang dekat, doakan saja ...

Aldrina 

 Ciyee Windy jadi model...

Pada saat di studio kami belajar banyak hal, termasuk belajar motret sebuah produk yang sangat penting diketahui untuk anak iklan seperti kami.

Denny, lengan tangannya mirip tiang bendera.

Produk  : Acqua Di Gio Parfum

Minggu terakhir belajar di studio, kelas kami kedatangan Dosen tamu yaitu Bang Gilang, yang tidak lain adalah anak dari Pak Budi, Bang Gilang adalah fotografer fashion. jadi pada hari itu beliau mengajarkan kami cara menghasilkan foto fashion yang cool and classy.

Bang Gilang sedang menjelaskan fungsi dari Light Meter.

Bapaknya gak mau kalah...

Bang Gilang membagi kami menjadi 2 kelompok, dan ini adalah hasil foto fashion dari kelompok saya ...

Walaupun kelompok gue kalah, tapi banyak pengetahuan baru tentang Photography Fashion yang gue dapatkan di hari itu, terima kasih banyak Bang Gilang :D

Kelas Fotografi Advertensi 9:45

Kelas Fotografi Advertensi 12:45

Seperti tahun-tahun sebelumnya, mata kuliah fotografi selalu mengadakan seminar & pameran untuk tugas akhir mahasiswanya, pameran yang diadakan di lobby kampus paramadina ini menampilkan karya foto hasil jepretan mahasiswa yang mengikuti mata kuliah ini.

Sudut Lensa 2013

Alhamulillah foto saya terpilih sebagai 4 foto terbaik, ihiy.

Nih fotonya ...

Foto-foto seminar Sudut Lensa 2013

Sambutan ketua panitia, Denny Widianto.

Wejangan terakhir Pak Budi untuk kelas fotografi 2013

Mas Yogi ...

The Speaker, Pak Riza Marlon.

Selesai sudah kelas fotografi 2013, banyak pembelajaran menarik yang saya dapatkan di kelas ini. salah satunya tentang belajar menghargai sebuah proses. Karena sesungguhnya tugas kita bukanlah untuk berhasil, tugas kita adalah untuk mencoba. Sukses hanyalah bonus, tapi proses adalah pembelajaran.

[emthohir-blog]

Timeless 

[emthohir-blog]

Irfan & Ririn

wedding teaser

[emthohir-blog]

Kawah Putih

Ciwidey Bandung Jawa Barat