Hi!...I'm just ordinary girl, who not important enough,who not perfect (you are not, nobody, no one) but that's make me who i am, that's make you who you are,that's make us. Dini KurniasariCreate your badge ucapkan semua suka duka cita dan rasa dengan tulisan
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Mengejar Bluefire Ijen
Kecil-kecil caberawit, kiranya laik disematkan untuk Gunung ijen. Ketinggiannya hanya 2386 mdpl, namun, terdapat api biru yang hanya ada dua di dunia. Selain itu, jalur pendakian menuju puncak dan turun ke kawah blue fire, luar biasa menguras energi juga mental.
Sejak pandemi, pendakian di Ijen baru dimulai pada pukul dua dini hari, membuat pendaki tidak hanya harus melawan stamina diri sendiri, tapi juga harus berpacu dengan waktu, apabila ingin melihat fenomena blue fire. Kobaran api biru ini hanya bisa dilihat dalam suasana gelap, sehingga pukul lima pagi, sudah menjadi waktu tertelat bagi pendaki, apabila ingin menyaksikan fenomena alam ini.
Saya melakukan pendakian dengan dua rombongan, lokal dan bule. Terlalu bersemangat diawal, saya pun berusaha merapat dengan rombongan bule, berdua dengan kenalan saya sesama lokal. Namun bedanya, dia pendaki pro, tidak seperti saya. Sejak awal, jalur pendakian sudah menanjak, semakin keatas, jalur semakin miring. Bisa ditebak, saya kepayahan. Sejak melewati pos pertama, saya sudah tertinggal jauh dari rombongan bule. Kaki mereka yang lebih panjang, tentu tidak bisa dengan mudah dikejar.
Sempat berpikiran untuk berhenti dan menunggu rombongan lokal yang masih tertinggal jauh dibelakang. Tapi ternyata, mereka pun tak kunjung terlihat. Apalah daya, pilihan satu-satnya tetap melanjutkan perjalanan sendirian, meski tertatih. Menyusuri setapak demi setapak jalan beralaskan tanah, dengan bermodal senter untuk penerangan. Sesekali berpapasan dengan rombongan lain dan bercerita antusias kalau terpisah dari rombongan, mrk pun menyambut dengan ramah si anak hilang ini sambil menyemangati. Ada kalanya, bertemu dengan orang asing di perjalanan, jauh terasa lebih hangat dibanding bertemu dengan orang yang dikenal sepintas. Ini lah salah satu hal yang saya suka dari melakukan perjalanan.
Sekitar pukul empat pagi, saya sampai di pos terakhir yang lokasinya ada di puncak kawah. Rombongan bule beserta guide pun menunggu saya untuk bersiap turun ke kawah dan melihat bluefire. Hanya 700m, tp terasa seperti 10kilo perjalanan. Ini jalur tersulit yang harus ditakhlukkan di Ijen. Bebatuan menjadi pijakan sepanjang jalur ke kawah. Menggunakan sandal adalah pilihan terburuk. Sepanjang jalur, hanya saya dan satu org laki-laki yang terlihat menggunakan sandal. Setengah lima pagi berkat bantuan guide, saya bisa sampai di spot bluefire. Ketika kobaran api biru itu terlihat, akhirnya salah satu keinginan saya, jauh dari sebelum pandemi melihat fenomena alam ini tercapai sudah. Memang kobaran api itu tidak sebesar espektasi saya, tapi bukan itu poin terpenting dalam perjalanan ini. Terdapat kepuasan tersendiri ketika bisa mengalahkan ketakutan atas ketidakmampuan diri. Ditambah lagi, tidak semua orang yang bisa menuju puncak ijen, dapat melihat bluefire, salah satu faktornya, karena jalur menuju kawah memang tidak mudah. Belum lagi tidak semua pendaki bisa berpacu dengn waktu yang tersedia. Rupanya tidak hanya saya yang bahagia bisa sampai dengan selamat melihat bluefire. Orang-orang yang saya temui sepanjang jalur dan melihat saya kepayahan sendirian pun turut berbahagia "lhoo mbaakk, sampai juga sampeyan disini!" Hahaha.
8 notes
·
View notes
Text
Berlari karena mu
Berlari lah sayang..
Sampai kamu lelah, sampai kamu lupa bahwa hatimu telah patah.
Berlari lah sayang..
Sampai air mata tak lagi jatuh, karena peluh telah membuatnya sembuh.
Berlari lah sayang..
Berlari lah..
karena kamu harus terlihat tangguh. Meski nyatanya kamu sangat lah rapuh.
150522
0 notes
Text
Perjalanan Berlin-Amsterdam
Diatas langit, gemintang bertebaran menghiasi perjalanan sepanjang Berlin-Amsterdam. Menyinari malam yang begitu pekat. Menemani perjalanan panjang kita yang terasa singkat.
Mendengar suara yang sudah ratusan malam tak pernah kudengar, membuatku terjaga semalaman. Walau kantuk terasa begitu lekat, tapi tak akan sedetikpun kubiarkan kesadaranku lenyap.
Mobil2 lalu lalang mendesir berkejaran dgn irama angin. ratusan kisah yang tercipta sejak terakhir kita bertemu, mengalun bersama suara denting lagu diradio. membuat hangat udara dingin di musim gugur yang begitu menusuk.
bintang telah digantikan matahari pagi yang sinarnya perlahan menyeruak melewati kaca mobil, namun tak sedetik pun kubiarkan tubuh ini kehilangan kesadaran. Karena saat itu terlalu indah, terlalu indah untuk sekedar dihabiskan dengan mata terpejam.
Sudah enam jam waktu kita lalui bersama dalam perjalanan Berlin-amsterdam, masih ada sembilan hari tersisa sampai akhirnya kita, harus kembali melalui hari sendiri-sendiri.
Amsterdam 2018
0 notes
Text
Menjelajah empat negara eropa barat
Tidak dapat dipungkiri, Eropa menjadi salah satu destinasi wisata yang diidam-idamkan oleh pelancong dunia, tanpa terkecuali, saya.
German tepatnya, merupakan destinasi impian yang ingin saya kunjungi sedari kecil. Setelah menanti sekian lama, Akhirnya pada Oktober 2018 kemarin, saya berkesempatan mendatangi negeri ini.
Niat hati ingin bersilaturahmi mengunjungi keluarga, tapi ternyata, sampai sana, saya diajak berkeliling ke tiga negara lainnya. Total ada empat negara yang saya dan keluarga saya singgahi yaitu Jerman, Belanda, Prancis, dan swiss serta lebih dari sepuluh kota dikunjungi dalam durasi 13 hari perjalanan. Berbagai macam hal saya alami selama perjalanan di Eropa. Hal yang menyenangkan dan luar biasa, tentu saja sudah pasti saya rasakan. Tapi saya pun mendapatkan pengalaman lain yang membuat saya berpikir bahwa Eropa tidak seutuhnya seperti yang dibayangkan oleh saya selama ini. Karena mungkin, espektasi tentang negara maju di pikiran saya merupakan tempat yang sibuk, disiplin, sempurna tanpa cacat. Tapi ternyata saya mendapati sisi lain dari Eropa yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya.
Jerman yang menjadi salah satu negara makmur tidak lantas membuat negeri ini 100% bersih dari tindak kriminalitas. Berpengalaman tinggal di Jakarta, kota yang lebih tinggi tingkat kriminaslitasnya, namun tidak pernah merasakan pencurian, membuat saya terlalu percaya diri dan beranggapan bahwa dijerman pun saya akan baik-baik saja. Tapi ternyata pemikiran saya salah.
Pada Hari pertama, di kota Frankfurt yang kemoderanan dan keteraturannya melebihi Jakarta, saya sudah disuguhkan dengan pemandangan seorang wanita yang menangis sembari berteriak-teriak disalah satu sudut jalan. Sepupu saya yang waktu itu sedang mengantar berkeliling mengatakan, bahwa wanita itu kehilangan barang berharganya karena diambil orang.
Hal itu masih segar membekas dalam ingatan, sampai keesokan harinya, kejadian kehilangan saya alami sendiri. Malam hari di Kota Berlin, Brandenburger tor menjadi pusat dari keramaian. Kebetulan kedatangan saya bertepatan dengan perayaan bersatunya jerman barat dan jerman timur pada tahun 1989 silam serta octoberfest. Berbagai hiburan berupa Stan makanan, panggung musik, sampai puncaknya adalah pesta kembang api, memeriahkan acara peringatan ini.
Saya ikut terhanyut dengan euforia peringatan hingga lupa diri. Tidak lama setelah pesta kembang api yang mewarnai langit Berlin usai, irama musik pun mengalun meramaikan suasana. kamera yang saya bawa, saya pergunakan bergantian untuk mengabadikan kemeriahan ini. Satu buah handphone dan satu kamera digital membuat saya cukup kerepotan dan tidak waspada. Belum 5 menit saya meletakkan handphone di saku jaket dan berganti menggunakan kamera digital, saat itu juga saya menyadari bahwa handphone yang ada di saku saya telah lenyap entah kemana. Saya mencoba menelusur tempat saya berpijak dalam waktu lima menit sebelumnya, namun hasilnya nihil. Tidak saya temukan handpone saya terjatuh disana. Untuk pertama kali akhirnya saya merasakan kehilangan handphone ditempat yang saya pikir merupakan salah satu tempat yang aman. Melapor ke pihak berwajib pun sudah dilakukan, namun petugas hanya mengatakan, apabila terjatuh dan dilaporkan oleh pihak lain, tiap barang hilang dapat diambil di tempat pelaporan yang telah disediakan. Tetapi, karena keterbatasan waktu yang dimiliki dan kemungkinan handphone akan dikembalikan sedikit, saya memilih untuk mengikhlaskan barang tersebut.
Lain halnya lagi dengan pengalaman di Kota Paris. Paris yang dikenal sebagai kota paling romantis di dunia, juga memiliki sisi lain yang baru saya ketahui. Ternyata Paris memiliki masalah dengan kemacetan lalu lintas. Diantara kota-kota lain yang saya datangi di Eropa, tingkat kemacetan di Paris adalah yang terparah. Tidak hanya itu, pedagang kaki lima akan banyak ditemukan menggelar lapak disepanjang jalan menuju menara Eiffel dari arah stasiun kereta. Hal lainnya, tikus-tikus juga berkeliaran bergerombol di tempat yang bahkan ramai dengan orang. Persis sama seperti di film animasi Ratatouille. Sekarang saya paham, apa yang menjadi latar belakang film itu dibuat, salah satu alasannya mungkin karena di Paris memang banyak tikus. Belum lagi saya melihat tidak sedikit orang yang menggunakan transportasi kereta tanpa membayar tiket. Mereka dengan santainya melompati pintu masuk stasiun kereta yang hanya bisa terbuka apabila mesinnya dimasukkan tiket. Pengemis pun banyak dijumpai disini dan bahkan mereka menjadikan trotoar sebagai tempat untuk tidur.
Gambaran baru juga saya dapatkan
Di Jenewa, swiss. Di tempat yang masuk ke dalam 10 besar kota dengan biaya hidup tertinggi ini, tidak lantas membuat masyarakat Jenewa kerja sepanjang hari, siang dan malam. Tempat hotel saya menginap contohnya, diatas pukul 12.00 am tidak ada resepsionis hotel yang berjaga sama sekali. Bagi tamu yang baru tiba di jam itu, pihak hotel hanya memberikan nomor sandi untuk masuk gedung hotel dan meletakkan akses kunci di depan pintu kamar yang dipergunakan tamu untuk menginap. Suasana kota pada malam hari pun sangat sepi, tidak seriuh seperti yang saya bayangkan.
Sedangkan di Amsterdam, Belanda, saya menemukan kenyataan bahwa pengendara sepeda di kota ini merupakan raja jalanan. Hal ini cukup mengganggu karena seolah-olah tidak boleh ada satu pun yang menghalangi jalanan didepan mereka. Pejalan kaki maupun pengendara mobil dan motor harus berhenti dan harus membiarkan mereka melintas terlebih dahulu. Mereka pun mengayuh sepeda dengan kecepatan yang cukup tinggi. Dikota ini, parkiran terisi bukan oleh mobil, melainkan oleh sepeda.
Red light district, wilayah prostitusi di Amsterdam juga tidak kalah membuat saya terkejut. Di tempat ini, wanita malam terlihat menjajakan diri layaknya patung manekin di etalase toko. Hanya dipisahkan dengan pintu kaca, tiap lekukan tubuh mereka terlihat jelas. Dan mereka hanya menggunakan pakaian dalam untuk menutupi tubuh. Jadi para pengguna jasa mereka, bisa memilih dengan leluasa langsung dari jalanan tempat melintas.
Seperti itu lah sebagian kecil gambaran baru tentang eropa yang saya dapati dari Perjalanan kali ini. Gambaran tentangSisi lain eropa yang tidak pernah saya ketahui sebelumnya dan mungkin hanya bisa dipercaya apabila berkunjung kesana secara langsung.
Ternyata kondisi di eropa tidak sama persis seperti bayangan yang ada di pikiran saya, namun bagi saya, Eropa tetaplah tempat yang menyenangkan. Dan semua pengalaman yang saya dapatkan menambah pengetahuan dan warna dari penjelajahan saya di benua biru ini.
#traveling#backpacker#traveljournal#travelstory#photography#europe#germany#switzerland#france#holland#story#raisen#urlaub
0 notes
Text
Itinerary 5 hari 4 malam di Myanmar
Bagi mereka yang memiliki keterbatasan waktu, seperti saya dalam berpergian, Ada 3 Kota, setidaknya yang wajib dikunjungi apabila bertandang ke myanmar. Ketiga kota itu adalah Yangon, Inle, dan Bagan. 5 hari 4 malam sudah lebih dari cukup untuk menjelajah ketiganya. Dengan cara backpacker yaitu tidak banyak singgah di penginapan dan tidur dibus malam, berikut itinerary perjalanan yang saya lakukan.
Hari pertama
Saya tiba di bandara internasional Yangon pada siang hari. Kali ini, Kota yangon hanya akan dijadikan tempat pemberhentian sementara untuk menuju kota berikutnya.
Sehingga, dari bandara, saya menuju ke pusat kota yangon untuk menyewa penginapan dan sekedar menaruh barang serta bersih-bersih, lalu kemudian mencari makan disekitar wilayah hostel. Karena jadwal bus yang akan saya naiki untuk menuju kota berikutnya berangkat pada sore hari, maka sekitar 1 jam sebelum keberangkatan, saya sudah check out kembali dari penginapan dan pergi menuju terminal bus.
Hari kedua
Setelah 10 jam perjalanan dari kota Yangon dengan menggunakan Bus, sampailah saya di Kota inle sebelum matahari terbit. Kota inle menawarkan wisata telusur danau, Danau Inle namanya. Danau ini merupakan salah satu danau terbesar di Myanmar. Dengan menyewa perahu boat beserta pengemudi yang bertugas menjadi tour guide, seharian penuh wisatawan bisa puas menjelajah kota ini melalui jalur air.
Perjalanan di Inle lebih menawarkan panorama keindahan danau inle itu sendiri yang berlatarkan pegunungan, serta melihat lebih dekat aktivitas warga disekitar danau termasuk industri kecil pembuat kerajinan tangan rumahan. Salah satu industri rumahan tersebut adalah tempat pembuatan kain tradisional inn shwe pyi. Uniknya, penenun wanita dari suku kayan padaung ini dikenal karena memiliki leher yang panjang (long neck women). Leher mereka yang panjang ini disanggah dengan menggunakan semacam cincin yang ditumpuk agar tetap bisa berdiri.
Selain industri kain tenun, terdapat juga pembuatan rokok linting. Rokok yang diproduksi merupakan rokok dari bahan-bahan alami dan tidak mengandung nikotin. Rokok ini juga terdapat berbagai varian rasa manis, seperti coklat dan vanila. Di sepanjang perjalanan, saya juga disuguhkan dengan pemandangan pagoda-pagoda yang berada dipinggir danau, selain itu juga, saya berkesempatanmengintip floating garden, tempat tomat khas myanmar di produksi. Tidak lupa, atraksi nelayan di danau Inle juga akan mewarnai perjalanan. Nelayan di danau inle tidak hanya bisa menangkap ikan, tapi juga mahir beratraksi menggunakan perahu dan dayungnya. Dengan satu kaki, mereka berdiri di ujung perahu tanpa terjatuh. Sore hari, tur keliling danau selesai. Saya melanjutkan kembali perjalanan menuju kota berikutnya Bagan.
Hari ketiga
8 jam perjalanan ditempuh dari inle menuju bagan. Sebelum pagi, saya telah tiba di kota Bagan. Tempat penyewaan e-bike adalah hal pertama yang harus dicari. Dengan menyewa e-bike, wisatawan bisa puas menikmati Kota tua Bagan seharian, dari sebelum matahari terbit sampai sesudah matahari terbenam. Momen matahari terbit menjadi salah satu atraksi yang wajib dijajal apabila berkunjung ke kota ini. Ditambah panorama balon udara yang menghiasi langit, momen sunrise di bagan akan menjadi salah satu hal yang sulit terlupakan. Balon udara di Bagan beroperasi pada bulan-bulan tertentu yaitu sekitar bulan November-Maret, ketika suhu belum terlalu panas. Dengan e-bike, saya menikmati panorama balon udara di area Bagan Archeological Zone. Setelah puas menikmati matahari terbit, saya menjelajah beberapa pagoda dan candi yang terkenal di Bagan. Salah satunya ananda temple. Ananda temple merupakan candi terbesar kedua di Bagan. Setelah puas menjelajah Bagan sampai hari gelap, saya kembali menuju ke Kota yangon dengan menggunakan Bus malam
Hari ke empat
Pagi hari, saya sudah sampai kembali di kota yangon. Dihari ke empat ini, saya sengaja memanjakan diri saya dengan menginap dipenginapan dan menikmati kota Yangon lebih lama. Kali ini, saya menghabiskan waktu di kota yangon dengan berkeliling disekitar taman maha bandula. Taman ini berada di pusat kota Yangon. Posisinya berdekatan dengan beberapa gedung penting. Diantaranya city hall yangon yang berfungsi menjadi kantor pemerintah kota. Ada pula pagoda sule, yang merupakan salah satu pagoda yang wajib dikunjungi apabila singgah di Yangon. Menjauh sedikit dari pusat kota, Pagoda shwedagon hadir di kawasan singuttara hill, pagoda Shwedagon merupakan pagoda terbesar di Myanmar dan tertua di dunia. Bangunannya dilapisi dengan emas, menambah kesan megah pada tempat ibadah umat budha ini. Untuk menikmati pagoda shwedagon, disarankan pada waktu sore menjelang malam. Karena pada saat itu, pagoda shwedagon akan berada di titik tercantiknya.
Hari kelima
Dengan menggunakan penerbangan pagi hari, saya kembali ke indonesia.
#myanmar#exploremyanmar#kelilingdunia#travelstory#traveljournal#journey#journal#traveling#backpacker#burma
0 notes
Text
Mengintip style unik orang myanmar
Ditengah berkembangnya fashion modern di dunia, penduduk Myanmar memilih tidak mengikuti tren dan tetap menggunakan pakaian sederhana yang unik. Jika berkunjung ke Myanmar, baik diibukota negara, Yangoon, atau pun dikota lain, kita akan melihat penduduk Myanmar yang menggunakan pakaian dengan style yang hampir sama. Baik wanita maupun pria, mereka menggunakan bawahan berupa sarung yang disebut longyi. Longyi digunakan sebagai outfit sehari-hari mereka. Dipadupadankan dengan atasan berupa kaos maupun kemeja, orang Myanmar dengan nyamannya keluar rumah, Baik yang berjalan kaki, naik motor, sepeda, angkutan umum atau bahkan mobil pribadi, baik untuk bekerja atau sekedar santai dan juga beribadah, mereka tidak canggung menggunakan longyi ini. Di Myanmar, longyi yang digunakan oleh laki-laki disebut paso dan untuk perempuan disebut htamain.
wanita myanmar, selain menggunakan pakaian yang sederhana, mereka juga menggunakan make up tradisional bernama bedak thanaka. Thanaka merupakan bedak yang digunakan untuk mempercantik sekaligus melindungi kulit dari sengatan sinar matahari. Maklum, cuaca yang extreme di Myanmar, membuat matahari pada siang hari bersinar sangat terik. Thanaka adalah bedak berbahan alami yang terbuat dari batang kayu pohon thanaka yang dicampur air dan digerus. Hasil yang serupa cairan krim, digunakan di muka. Lucunya, bedak ini digunakan tidak merata sehingga terlihat cemong dibeberapa bagian wajah. Kalau di Indonesia, mereka terlihat seperti anak kecil yang baru selesai mandi dan dibubuhi bedak oleh ibunya. Kesederhanaan begitu kentalnya membalut Myanmar. Suasana di Myanmar membuat kita merasa ada di kampung halaman yang jauh dari gemerlap hidup perkotaan, walau bahkan yang dikunjungi adalah ibukotanya, Yangoon.
0 notes
Text
Mengenal Wanita Berleher Panjang di Myanmar
Seperti Indonesia, Myanmar terdiri dari bermacam-macam suku dan etnik. Salah satu suku yang terkenal dikalangan wisatawan adalah suku kayan padaung. Selain di tempat asalnya di wilayah Kayah, Suku kayan padaung ini dapat ditemukan juga di daerah Inle. Apabila menggunakan jasa paket tur dengan boat, wisatawan akan dibawa ke tempat kerajinan tangan berupa pembuatan kain tenun tradisional yang diproduksi oleh wanita suku kayan padaung.
Terdapat tradisi unik turun temurun pada suku kayan padaung yaitu wanitanya memiliki leher yang panjang. Leher panjang tersebut terbentuk karena mereka menggunakan semacam cincin dari bahan kuningan yang disusun menumpuk dan menutupi leher.
Konon mereka merupakan keturunan dari naga. Sehingga mereka sengaja memanjangkan lehernya untuk mengenang nenek moyang mereka. Namun, Ada juga berbagai macam mitos dan legenda lain yang menjadi asal usul dari tradisi ini. Beberapa ada yang menyebutkan bahwa cincin kuningan tersebut dahulu digunakan untuk melindungi diri dari gigitan harimau. Cerita lainnya ada juga yang menyebutkan untuk membuat para wanita tidak menarik sehingga bisa terhindar dari kejahatan. Tapi yang lebih banyak dipercayai adalah semakin panjang leher mereka, maka akan semakin cantik dan menarik dimata pria.
Wanita suku kayan sudah menggunakan cincin kuningan tersebut sedari usia belia, wanita difoto ini contohnya, Beliau sudah menggunakan cincin kuningan di lehernya sejak umur 8 tahun sampai saat ini, usianya sudah 68 tahun. Setiap tahunnya, cincin kuningan dileher wanita kayan akan bertambah dan meninggi, sehingga membuat leher mereka pun semakin panjang. Hal itulah yang dipercaya akan membuat mereka semakin cantik
2 notes
·
View notes
Text
Berwisata ke negeri konflik : Myanmar
Miskin dan terbelakang, serta mencekam, hal itu lah yang pastinya akan terbayang apabila mendengar kata Myanmar. Konflik kemanusiaan antara umat budha dan kaum rohingya lah yang menjadi faktor utama dari penilaian yang diberikan kepada Myanmar. Stigma negatif telah begitu kuat melekat.
Namun nyatanya, Myanmar lebih dari sekedar negeri berkonflik. Myanmar menyimpan keindahan tersembunyi yang hanya dapat dilihat dan dirasakan bagi mereka yang telah mengenalnya lebih jauh.
Pemandangan alam di Myanmar, memang tidak sebagus Indonesia, Thailand, Vietnam, atau negara-negara lainnya, Myanmar juga bukan negara yang diminati untuk jadi tempat tujuan travelling, tidak sekeren Jepang, Korea, dan negara-negara di Eropa. Namun, melihat lebih dekat orang-orang di Myanmar, mampu membuat pemikiran siapapun yang bertandang kesana, berubah banyak. Ternyata, masih ada berjuta kebaikan tersembunyi ditengah negeri yang akhir-akhir ini dinilai negatif.
Penduduk Myanmar sangat polos, ramah, dan sopan. Tidak ada sedikitpun kesan menakutkan berada ditengah-tengah mereka. Bahkan seorang turis perempuan pun, akan merasa aman berjalan sendirian di Myanmar, khususnya dikota Yangoo, Inle, dan Bagan. Tidak seperti kebanyakan, pria di Myanmar begitu menghargai perempuan. Hal tersebut terlihat dari cara mereka memperlakukan perempuan. Tidak ada yang mengganggu atau pun bersiul ketika ada perempuan yang melintas dihadapan mereka. Walaupun perempuan itu menggunakan pakaian yang sedikit terbuka. Wanita berjilbab, yang merupakan identitas seorang muslim pun bisa dengan amannya membaur dikeramaian tanpa diganggu. Selain itu, orang Myanmar masih sangat polos dan tidak komersil, jadi turis tidak perlu khawatir akan dikenakan harga yang melebihi harga pasar, apabila membeli barang atau menggunakan suatu jasa di Myanmar. Sapaan “Maingalapar” untuk halo dan “kyay zu parr” untuk terima kasih sering terdengar apabila berinteraksi dengan penduduk Myanmar. Belum lagi anak-anak disana, akan melambaikan tangan menyambut kedatangan turis di daerah mereka.
Apabila berwisata ke Myanmar, akan jarang sekali kita temukan orang yang mengemis dipinggir jalan atau bahkan mengamen. mereka sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Walau lelah namun, tidak ada kata menyerah hidup di Myanmar. Setiap penduduk disini bekerja keras. Tua, muda, bahkan anak-anak, sedari kecil, mereka sudah terbiasa rajin bekerja.
Tidak salah apabila Myanmar disebut dengan namanegeri tanah emas. Karena mengacu pada karakteristik orang-orangnya yang sederhana, polos, dan santun. Negara mereka memang tidaklah kaya, tapi mereka memiliki hati yang kaya.
*tulisan ini telah diterbitkan oleh kompasdotcom dengan judul “menemukan kehangatan ditengah masyarakat Myanmar”
0 notes
Text
Hujan Bulan Juni
Hujan di bulan juni membasahi jalanan ibu kota. Diantaranya, jalanan yang pernah kita lalui bersama beberapa waktu lalu. Dikala udara sedang dingin-dinginnya menyelimuti, obrolan panjang lebar menjadi penghangat sepanjang sore itu. Tanpa terasa, waktu telah berubah menjadi malam. Walau enggan, tapi gelap harus membuat kita beranjak. Suara erangan motormu, memecah keheningan di pusat kota. Membelah jalan yang basah pertanda hujan telah singgah. Aku duduk dibelakangmu yang sedang sibuk berkendara. Ternyata itu adalah kali terakhir motormu mengantarkan ku pulang. Dan Sejak malam itu, Kita kembali menjadi dua orang asing. Kembali menjalankan kehidupan masing-masing. Setelah hari-hari yang tidak biasa kita lalui bersama, setelah jarak sempat membuat kita tetap berjuang. Akhirnya kita selesai, disaat hujan bahkan masih belum kunjung usai.
2 notes
·
View notes
Text
Camping Mewah Di The Lodge Maribaya
dokumentasi pribadi
Kendaraan mulai meninggalkan kemacetan Bandung kota. Daerah Maribaya menjadi tujuan saya beserta teman untuk liburan kali ini. Setelah sekitar dua jam dilalui, melewati persimpangan lembang serta berbagai macam tempat wisata, dari mulai farm house, pemandian air panas dan de ranch, sampai lah saya ditempat yang instagramable juga hits di antara para wisatawan, The lodge maribaya.
Wisata camping
The lodge maribaya menawarkan sensasi baru dengan konsep glamping, glamour camping atau camping mewah ditengah hutan pinus. Berbagai paket camping ada disini. Saya memilih camping untuk kapasitas 3 orang. Dengan merogoh kocek kurang lebih Rp 900.000 dibagi 3 kepala, saya beserta dua orang teman lainnya sudah dapat menikmati fasilitas camping mewah di the lodge maribaya. Harga tersebut merupakan harga setelah dipotong diskon, karena kebetulan saat saya bertandang kesana, itu adalah hari kerja dimana jarang ada wisatawan yang menginap.Selain camping, wisatawan juga dapat memilih wisata satu hari disini. Tapi tentunya, lebih Banyak keuntungan yang didapat apabila memilih camping dibandingkan wisata sehari, karenapaketan camping di the lodge maribaya tidak hanya sekedar beristirahat didalam tenda. Tapi juga ada beberapa aktivitas tambahan lainnya seperti kegiatan bersepeda mengitari jalanan kampung disekitar the lodge, olahraga panahan, serta menyusuri hutan pinus yang menjadi latar belakang pemandangan the lodge maribaya. Hal yang tidak bisa ditemukan bagi wisatawan umum yang datang hanya untuk satu hari. Tidak perlu takut tersasar, karena paket camping tersebut sudah termasuk tour guide yang disediakan oleh pihak the lodge. Tour guidenya merupakan karyawan langsung yang memang bertugas untuk melayani para tamu yang menginap. Peralatan pun sudah tersedia dari mulai sepeda, alat panah, sepatu boot, juga trackpol dipinjamkan secara cuma-cuma. fasilitas glamour camping ini tidak jauh berbeda dengan fasilitas menginap dihotel berbintang. Tenda nyaman berkapasitas tiga orang diisi dengan kasur spring bed lengkap beserta selimut dan bantal. Tenda juga dilengkapi dengan kipas angin kecil serta lampu. bagi wisatawan yang tidak bisa lepas dari gadgetnya, tidak perlu takut kehabisan daya baterai karena stop kontak juga tersedia didalam tenda. Jadi, walau ditengah hutan, wisatawan tetap bisa update status di sosial media. Sedangkan untuk kamar mandi, walau berada diluar area terpisah, tapi itu pun tidak jauh dari area tenda. Fasilitas air panas tersedia disini, karena udara maribaya yang memang masih sejuk, tentunya bagi yang tidak terbiasa, mandi dengan air panas dapat mengurangi rasa dingin yang menusuk.Untuk harga camping yang sebesar itu, saya pun sudah mendapatkan service makan malam serta sarapan. dan yang lebih menarik lagi, disaat sore hari, ketika the lodge sudah ditutup untuk umum, saya dapat menikmati the lodge maribaya secara private tanpa terganggu dengan wisatawan lainnya yang hilir mudik. Tempat wisata the lodge maribaya ini memang terbuka untuk umum hanya pada pukul 9.00 pagi sampai 16.00 sore hari. Oleh sebab itu, dari sore hari sampai pagi esok, bagi yang menginap di the lodge akan merasakan tidak hanya menyewa sebuah tenda, tapi juga seluruh bagian tempat wisata ini. Wisata Satu Hari
Walaupun hari kerja, the lodge maribaya tetap ramai dengan wisatawan. Biasanya mereka datang hanya untuk menikmati wahana foto berlatarkan pepohonan pinus. ada tiga wahana yang tersedia disini yaitu swing mountain atau ayunan yang dibawahnya adalah tebing jurang, sky tree atau wahana rumah pohon, dan zip bike atau bersepeda diatas seutas tali. Setiap wahana foto dikenakan biaya berbeda-beda. Harganya dikisaran 15-35 ribu rupiah. Harga tersebut juga berlaku bagi wisatawan yang menginap. Hanya saja bagi wisatawan yang menginap, diberikan kesempatan untuk tidak antre pada saat pagi hari ketika wisatawan umum belum memenuhi area the lodge.Untuk menebus foto, wisatawan harus merogoh kocek lagi sebesar 20 ribu perfoto dalam bentuk hard copy, sedangkan untuk soft copy harganya sebesar 10 ribu. Harga yang cukup menguras kantong hanya untuk merasakan wisata seharian.
Kini pilihan ada ditangan anda, apakah ingin menikmati wisata camping di the lodge atau hanya wisata satu hari. Tapi yang pasti keseruan the lodge maribaya akan lebih terasa apabila dihabiskan dengan ber glamping.
*perjalanan dilakukan pada akhir tahun 2016 lalu
0 notes
Text
Camping di Pulau Kotok
dokumentasi pribadi
Pelabuhan Kali adem, muara angke, jakarta utara, merupakan salah satu pelabuhan yang menghubungkan daratan Jakarta dengan pulau-pulau di wilayah kepulauan seribu. Dengan menggunakan kapal tradisional seharga Rp. 45.000, saya beserta rombongan lets camp, bertolak menuju Pulau Kotok.
Ada yang berbeda dalam penyebrangan menggunakan kapal ke kepulauan seribu kali ini. Dahulu, untuk menuju ke pulau seribu, pelabuhan yang digunakan masih merupakan pelabuhan ilegal yang dikelola oleh masyarakat sekitar. Sedangkan sekarang, pelabuhan yang digunakan merupakan kali adem yang dikelola secara legal oleh pemerintah. Selain itu, kondisi di kapal pun sudah banyak perubahan. Sejak kejadian terbakar dan tenggelamnya kapal KM zahro pada tahun baru 2017 lalu, dan menewaskan banyak penumpang, pihak kapal kini memperketat peraturan dan menyediakan fasilitas jaket pelampung sebagai alat keamanan untuk digunakan oleh penumpang.
Pulau Pramuka
Pukul 07.30 pagi, kapal yang membawa kami berangkat menuju pemberhentian pertama yaitu, pulau pramuka. Pulau pramuka merupakan pusat administrasi di wilayah kepulauan seribu.Kedatangan kami disambut dengan para pedagang disepanjang dermaga yang menjajakan jajanan semasa saya sd dahulu. Bagi yang singgah di pulau ini, kalian bisa mencoba bernostalgia sejenak dengan mencicipi jajanan yang ditawarkan. Pulau pramuka, hanya menjadi tempat transit bagi kami untuk menuju pulau kotok. Pulau pramuka juga menjadi tempat transit untuk beberapa perjalanan ke pulau lain, seperti pulau semak daun.
Pulau Kotok
Sekitar Satu jam perjalanan dihabiskan dari pulau pramuka menuju pulau kotok. Pulau kotok merupakan salah satu pulau tak berpenghuni di wilayah kepulauan seribu. Hak kepemilikan atas pulau ini dipegang oleh tiga Orang, yang salah satunya adalah menteri ESDM, Rini Soemarno serta pihak resort. Dulunya, terdapat resort di pulau kotok yang dikelola oleh pihak swasta. Namun karena pada saat itu pariwisata di Indonesia, khususnya di kepulauan seribu masih belum berkembang, akhirnya resort pun gulung tikar. Hanya tinggal tersisa bangunan serta barang-barang yan terlihat tak terurus dan dijaga oleh satu orang penjaga yang di hire oleh pihak resort. Dan disisi pulau ini lah saya beserta rombongan mendirikan tenda. Bila camping disini, wisatawan tidak perlu khawatir dengan kamar mandi. Bangunan resort menyisakan kamar mandi yang masih bisa dipergunakan. Apabila tidak memiliki tenda, wisatawan juga dapat menempati pendopo-pendopo untuk tempat beristirahat, tentunya terlebih dahulu harus meminta izin dari penjaga pulau.
Di pulau Kotok, biawak menjadi salah satu binatang yang keberadaannya dapat dengan mudah ditemui. Bahkan mereka tidak sungkan untuk mendatangi saya beserta rombongan yang sedang asik terduduk menikmati pemandangan hijaunya air laut, dipinggir pantai.
Disisi lain Pulau kotok, terdapat tempat konservasi elang bondol. Presiden Jokowi sendiri yang pada sekitar April 2016 lalu meresmikannya. Namun sayang, akses terhadap tempat konservasi ditutup untuk umum. Hal ini terlihat dengan jalanan yang dipalang menggunakan kayu sebagai tanda dilarang masuk. Bagi wisatawan yang ingin melihat atau sekedar melintas tempat konservasi itu, harus mengantungi izin terlebih dahulu dari petugas pemerintahan.
Snorkling dan Penangkaran Hiu
Tidak jauh dari pulau kotok dan juga pulau pramuka, terdapat spot snorkling yang menawarkan pemandangan bawah laut berupa spesies ikan warna warni. Spot snorkling ini bernama pulau air. bagi wisatawan yang ingin melihat hiu secara dekat di Jakarta, jangan lupa singgah juga di nusa keramba. Disini terdapat penangkaran ikan hiu. Sayangnya tidak diperkenankan bagi wisatawan untuk berenang bersama mereka. Jadi wisatawan hanya diperbolehkan melihat dari atas saja.Seperti itu lah kira-kira perjalanan yang akan dialami bila mengunjungi pulau kotok, Suasana sepi, tenang, dan tidak teraliri listrik bisa menjadi tujuan yang tepat bagi mereka yang ingin sesekali menyepi dan keluar dari hingar bingar kehidupan perkotaan. Tertarik untuk mencoba?
Referensi
http://www.tribunnews.com/metropolitan/2017/01/11/elang-elang-bondol-di-pulau-kotok-besar-kini-punya-rumah-baru?page=all
#catatan perjalanan#wisata#traveling#pantai#laut#beach#wonderfulindonesia#kepulauan seribu#pulau kotok#camping
0 notes
Text
Wisata Krakatau : Keindahan Dibalik Bencana
Dokumentasi Pribadi
Pagi itu sekitar pukul 02.00 am, kapal kami berangkat dari pelabuhan Merak, Banten menuju pelabuhan Bakaheuni, Lampung. Rasa kantuk yang luar biasa membuat saya beserta rombongan dari indahnesia memutuskan memilih ruangan untuk tidur yang tersedia dikapal.Dua jam lebih kapal berlayar dilautan, adzan subuh berkumandang bertepatan dengan kapal yang mulai bersandar pelan-pelan didermaga. Satu persatu penumpang turun menuju meeting point, tempat parkir pelabuhan. Setelah semua berkumpul, kami melanjutkan perjalanan menggunakan mobil angkutan sewaan menuju pelabuhan kecil bernama pelabuhan canti. Matahari pagi menemani perjalanan kami yang saat itu masih terkantuk. Setelah sekitar satu jam perjalanan, sampai lah kami di pelabuhan canti. Disana, kapal motor yang memuat sekitar 30 penumpang lebih, menjemput kami untuk kembali menyebrang menuju Pulau sabesi, salah satu pulau terdekat dan berpenghuni diwilayah cagar alam Krakatau, sekaligus merupakan gerbang masuk menuju wilayah gunung anak krakatau.
Pulau Sabesi
Pulai sabesi merupakan salah satu pulau penghasil pisang, kelapa, dan kakao terbesar di Lampung Selatan. Kesibukan terlihat didermaga pulau saat saya berada disana. Pisang-pisang hasil kebun, dibawa menggunakan kapal untuk dipasarkan dikota. Siapa sangka, pulau yang sekarang subur itu dan memiliki pemandangan pasir putih dipantainya, pernah luluh lantah menjadi salah satu korban terparah dari letusan gunung krakatau.Pulau sabesi adalah tempat singgah bagi para pelancong untuk menuju cagar alam krakatau. Disana terdapat penginapan berkapasitas 8 orang lebih. Meski sudah menjadi tempat yang ramai didatangi, fasilitas listrik di pulau sabesi masih terbatas. Listrik hanya menyala pada pukul 06.00 pm sampai pukul 06.00 am. Tapi, walau dekat dengan laut, air di pulau sabesi tidak terasa payau seperti kebanyakan air dipulau lain, tour leader saya yang bernama fajri, menyatakan sistem air tanah di sabesi, sudah cukup bagus oleh karena itu air yang saya pergunakan untuk mandi dan wudhu itu tidak terasa asin . Dipulau ini, saya beserta rombongan menghabiskan waktu untuk beristirahat sebelum keesokan harinya menapaki gunung anak krakatau.
Cagar Alam Krakatau
Subuh mulai datang, saya beserta rombongan bersiap menuju cagar alam krakatau. Perjalanan ditempuh selama 2 jam dengan menggunakan kapal yang sama saat menuju ke pulau sabesi. Dari kejauhan, puncak dari gunung anak krakatau telah terlihat. Langit atasnya diselimuti sedikit awan tebal. Beruntung cuaca dan kondisi sedang lumayan baik. Jadi kami bisa berada dekat dengan salah satu gunung yang guncangannya melegenda didunia dan bahkan berkesempatan untuk menuju puncak teraman untuk didaki. Kepulauan Krakatau sekarang terdiri dari empat pulau, pulau sertung, panjang, rakata, dan anak krakatau. Keempatnya merupakan pecahan dari pulau Krakatau yang gunungnya meletus dasyat pada 27 Agustus 1883. Letusan gunung Krakatau kala itu tidak hanya memporakporandakan wilayah disekitar pulau. Tapi juga mengusik belahan dunia lainnya seperti Australia, afrika, maladewa, dan lain-lain. Hujan abu melanda negara-negara diwilayah tersebut. Sedangkan di Lampung sendiri, gelombang pasang tsunami mencapai hingga wilayah Merak.Suasana lenggang terasa saat saya mulai menyentuh pasir pantai hitam anak krakatau yang halus. Didalam diamnya, anak krakatau menyimpan bahaya yang kurang lebih sama dengan pendahulunya dulu. Belum jauh saya melangkah dari pantai, seekor biawak, hewan yang menempati puncak teratas rantai makanan di tempat ini, terlihat santai menghampiri saya dan rombongan yang sedang melakukan persiapan untuk menanjak kepuncak pertama anak krakatau. Terdapat pos pemantau aktivitas vulkanis gunung disini. Pos tersebut dijaga oleh beberapa orang petugas yang siap siaga melaporkan apabila aktifitas anak krakatau meningkat. Petugas menyatakan bahwa, wisatawan dilarang keras untuk menuju kawah atau puncak teratas gunung dikarenakan status gunung yang masih aktif dan dapat meletus sewaktu-waktu. Setelah melewati rute yang dipenuhi pepohonan, sampai lah kami dibagian dimana batuan vulkanik sisa material letusan bertebaran sepanjang mata memandang. Medan yang lumayan curam serta panas matahari yang menyengat, membuat saya harus menyeka keringat yang mulai bercucuran membasahi sekujur tubuh. Setengah jam perjalanan dilakukan untuk sampai kepuncak teraman di gunung anak krakatau. Pemandangan laut disekeliling membuyarkan lelah yang saya rasakan disaat menanjak. Akhirnya, sampai lah saya beserta rombongan di puncak salah satu gunung api aktif dan melegenda, gunung anak krakatau. Dari puncak, pulau rakata pun dapat terlihat dengan jelas, berdiri angkuh ditengah lautan luas.
Spot Snorkling
Usai menikmati pemandangan di puncak anak krakatau, kami bertolak menuju spot snorkling lagoon cabe. Selain lagoon cabe, ada juga beberapa spot yang telah kami datangi dihari sebelumnya yaitu sebuku besar dan cemara satu. Batuan karang warna warni serta berbagai macam jenis ikan seperti ikan dori, menjadi pemandangan bawah laut yang ditawarkan oleh wisata anak gunung krakatau. Berdasarkan klasifikasi taksonomi yang dilakukan dari tahun 2000-2003 di 8 titik penyelaman, ada sekitar 42 jenis spesies karang yang membentuk terumbu di perairan Krakatau ini.Keindahan dibalik bencana.
Seperti itulah wisata krakatau menawarkan perjalanan yang mengagumkan untuk para wisatawan. Bagi wisatawan yang belum pernah merasakan sensasi mendaki gunung, Gunung Anak Krakatau bisa menjadi tempat pertama untuk didaki.
Referensi
Balai konservasi sumber daya alam lampung, 2015
http://m.antaralampung.com/berita/278373/pulau-sebesi-pasok-kelapa-kabupaten-lampung-selatan
0 notes
Photo
Do good and good will come to you
0 notes
Text
Waktunya Melupakan
Adalah waktu yang akan selalu memberikan jarak atas sesuatu. Termasuk segala sesuatu tentang mu. Lambat laun satu demi satu kenangan akan berlalu. Setiap perasaan yang melekat hari ini, akan hilang pudar dimasa kemudian. waktu selalu mampu membuatku melupakan. Melupakan setiap perasaan, kenangan dan segala apa pun itu tentang yang pernah hadir dan singgah, baik lama atau pun sebentar. dan kuharap waktu masih dapat memainkan perannya agar aku bisa lupa akan hadir mu, seperti kehadiran-kehadiran yang lain di masa lalu. 06/05/17 *you dont need to worry, i understand where i should stand
0 notes
Photo
. . Dieng 2015
0 notes
Photo
0 notes
Photo
0 notes