dillagadingkusuma
Because Everything Start from Small Things, Right?
37 posts
Menghargai bukan berarti kamu harus mengenal.
Don't wanna be here? Send us removal request.
dillagadingkusuma 1 day ago
Text
Semakin Kesini Kok Rasanya Ada Yang Salah Sama Cara Berpikir Kita Ya?
Mari aku jelaskan alasannya, aku yang sadar bahwa hidup banyak sekali masalahnya, banyak sekali lukanya, banyak sekali deritanya, hingga melupakan bahwa sebagian dari hal buruk itu tetap seimbang dengan banyaknya hal baik yang aku terima.
Aku tidak beruntung dalam hal keluarga, tapi aku beruntung dalam pertemanan dan pekerjaan. Atau mungkin hal-hal baik yang diluar itu. Aku yang terluka, juga rasanya sulit sekali berpikir tentang hal ini. Tapi coba diam sejenak, ada yang keliru dan ini tidak kau sadari.
1. Bukankah hidup itu pilihan? Dan kita sadar, bahwa setiap pilihan selalu ada konsekuensi didalamnya, lantas mengapa saat kita merasa bahwa mengambil pilihan yang salah, kita menjadi menyalahkan hal yang diluar kuasa kita?
2. Kita lupa, bahwa setiap langkah yang kita ambil selalu ada campur tangan Tuhan didalamnya.
3. Menghakimi seenaknya tentang perilaku seseorang, "manipulatif, narsistik, dll" apakah kita pernah tau catatan kesehatan mentalnya?
4. Manusia itu dinamis, mudah berubah.
Mengapa aku berkata demikian? Karena sebelum kita memilih, pasti sudah ada tanda-tandanya. Dan seperti no.4, manusia itu berubah tergantung dimana ia berada.
Pentingnya komunikasi yang baik dalam sebuah hubungan entah itu pertemanan ataupun percintaan dan keluarga. Karena kita tidak akan melabeli orang seenaknya, dan juga membenci berlebihan.
Yang sering kali kita juga lupa adalah, "Berbuat baiklah selalu, tanpa berharap imbalan." Dan ini memang cukup sulit sih, tidak semua orang bisa dan mampu untuk melakukannya.
Jadi pesan yang ingin aku sampaikan jika kau Alhamdulillahnya belum terjebak dalam hubungan yang buruk, coba lihat kepada diri sendiri lebih dahulu.
1. Apakah aku memang sudah sebaik dan selayak itu?
2. Apakah aku memilih secara sadar?
3. Apakah aku mempertimbangkan dengan benar sebelumnya?
4. Apakah aku siap dengan segala konsekuensinya?
5. Apakah aku melibatkan Tuhan didalamnya?
Dan menurutku, jika kita sudah terjebak dalam hubungan yang menurut kita buruk, jalannya cuma ada 2 bertahan dengan mengkomunikasikan, atau pergi.
Semoga kita bisa hidup dengan lebih bijaksana ya?
Boyolali, 14 Januari 2025
@dillagadingkusuma
2 notes View notes
dillagadingkusuma 3 days ago
Text
Tetap berada dalam jalur yang benar sendirian itu sulit, mangkanya kau butuh lingkungan yang mengingatkanmu kepada-Nya, setiap hari. Kalau bisa.
-gk 馃尡
12 Januari 2025
0 notes
dillagadingkusuma 5 days ago
Text
Harusnya, Aku Enggak Terlalu Diambil Hati
Malam ini aku menemukan sebuah fakta bahwa, aku tak lagi bisa biasa saja saat seseorang membahas makna ketenangan/nyaman dalam sebuah hubungan. Badanku langsung merespon dengan panas dan dingin secara bersamaan, seperti menolak.
Dan aku menyadari, memang beberapa waktu yang lalu aku ada dalam sebuah fase pengabaian dan ada ucapan bahwa aku bukan lagi orang yang tenang. Responku saat itu memang diam saja, tapi berhari-hari aku berpikir apa iya ya?
Dan perasaan itu tertanam dalam lubuk hatiku yang terdalam, hingga aku berpikir, "Oh aku harus menjadi orang yang tenang"
Padahal disisi lain, aku juga sadar bahwa aku orang yang cukup tenang selama ini. Tapi bagi orang lain, kurang. Apakah aku menyalahkan? Tidak.
Nasi sudah jadi bubur. Mau bagaimana lagi?
Yang bisa aku lakukan adalah mengelola perasaanku, okey, aku menjadi tenang bukan karena orang lain. Tapi karena diriku sendiri. Itu memang menyakitkan, tapi rasa sakitnya akan sembuh juga pada akhirnya dan kamu akan biasa saja.
Tapi tetep aja yaa, triggernya bikin ga nyaman di badan. Semoga kita mendewasa dengan tutur kata yang bijak dan tak menyakiti orang lain ya?
-gk 馃悋
Boyolali, 11 Januari 2025
0 notes
dillagadingkusuma 5 days ago
Text
Diderasnya Hujan Sore itu, Kita Berteduh dan Mengenal Lebih Jauh
Hujan selalu membawaku pada memori-memori masa lalu, pada banyaknya percakapan-percakapan yang mengalir begitu saja. Antara aku dan mereka, dan khususnya kamu seseorang yang aku damba.
Aku selalu menikmati segala hal tentang hujan, walau hal buruknya ia memberikan banjir yang belum tentu reda sekejab mata. Tapi, lewat hujan pula kita berteduh di teras rumah seseorang karena lupa membawa jas hujan.
Sedikit kesal karena jadwal yang harus dilakukan jadi tertunda. Tapi tak apa, ada banyak cerita yang aku dengar tentangmu dengan saksama. Ternyata, ada banyak hal yang tak kuketahui tentang dunia.
Tapi mendengarkanmu berbicara, rasanya waktu terlewat begitu saja. Tapi tak juga sia-sia. Menunggu bukan lagi hal yang membosankan, asal denganmu.
Tapi aku sadar, itu hanya masa lalu. Dan aku hidup dihari ini. Maka aku tulis biar aku tak lupa, dan suatu saat membaca aku masih mengingatnya.
Bukan, bukan maksud aku ingin hidup dimasa lalu, tapi kenangan tentangmu dan hujan kala itu memang patut untuk dirayakan. Bagaimana kau menggodaku, bagaimana aku yang cemberut karena harus menunda beberapa agenda yang harus kita lakukan.
Yang pada akhirnya harus ku ikhlaskan dengan menikmati hujan hingga reda menyapa. Untukmu yang tertulis pada untaian kalimatku ini, semoga hujan tak membuatmu jera untuk selalu mengalirkan doa-doa baik yang kau pinta.
Aku tak tahu apakah masih ada kesempatan untukku bertemu, tapi jika kesempatan itu ada, mari bercerita hingga larut malam dan pagi menyapa tentang hal-hal yang telah terlewat begitu saja.
Nanti, hingga waktunya tiba. Dan saat ini, aku masih menunggu.
Boyolali, 10 Januari 2025
-gk 馃尩馃悋
0 notes
dillagadingkusuma 6 days ago
Text
Ternyata dari Banyaknya Pertemuan Antara Kita dengan Seseorang, Selalu Ada Makna Dibaliknya Ya?
Beberapa hari yang lalu, aku meluangkan waktuku untuk bertemu dengan seseorang yang lebih tua umurnya dari pada aku. Banyak cerita? Tentu saja. Tapi, yang paling berkesan untukku adalah cerita dia saat menurunkan egonya untuk minta maaf pada orang tua.
Meminta maaf bagiku adalah sesuatu yang asing. Apalagi jika punya orang tua yang tak pernah berucap maaf. Sulit sekali hidup bersama tembok ego ini.
Tapi dihari itu aku mendengarkan ceritanya dengan seksama, mendengarkan dengan baik, aku tidak menyela kecuali aku tidak tahu maksudnya.
Ada banyak sekali hal yang terlewat, dan baru aku tahu saat itu. Tapi yang paling berkesan untukku adalah bagaimana cara ia untuk mengalah pada kemauan orang tua. Ego memang tak bisa ditubrukkan pada ego. Dan satu kata maaf, bisa sepengaruh itu bila diucapkan dengan sebaik-baiknya.
Dan aku menerapkannya pada abiku saat kami ada beda pendapat kemarin. Bukan karena salah siapa, tapi memang kata maaf seberarti itu ternyata. Dan mengalah ga sepenuhnya salah. Tapi harus dipahami konteksnya juga ya, kalo kamu ga tau salahnya apa dan dimana trus tiba-tiba minta maaf, aneh juga.
Mungkin bisa didengarkan dulu, baru ditarik kesimpulan "ah ternyata aku menyinggung dari segi yang ini ya?"
Dan begitu pula saat kau menghadapi orang-orang sekitarmu. Dan ternyata, temanku yang mengajariku tentang hal itu. Ah, Allah memberiku pelajaran diwaktu-waktu tak terduga. Dan memang harus lebih peka.
Semoga kita mendewasa dengan lebih bijaksana ya.
10 Januari 2025
1 note View note
dillagadingkusuma 6 days ago
Text
Wujud Rumahnya Telah Berbeda, Tapi Isinya Tetap Sama. Kalau Boleh Kasih Judul, Judulnya "Manusia dan Kenangannya"
-gk
0 notes
dillagadingkusuma 8 days ago
Text
Bohong Jika Aku Bilang, Aku Sudah Baik-Baik Saja
Terlalu lama bersama dan akhirnya berpisah bukan perkara yang mudah, untukku baik-baik saja. Aku masih teringat ada banyak sekali percakapan yang kita bahas berdua, bersama.
Ada banyak cerita yang kita utarakan satu sama lain. Menjadi tempat bercerita untuk satu sama lain. Orang bilang, laki-laki jarang bercerita karena tidak semua perempuan mau mendengarkan. Tapi aku berbeda.
Aku senang mendengarkanmu berbicara. Rasanya, aku menjadi seseorang yang paling penting dihidupmu. Karena segala rasa bisa kau utarakan dengan gamblang padaku seorang. Apakah aku pernah bertemu orang sepertimu?
Tidak, karena setiap orang punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tapi yang sepertimu, sudah aku pastikan hanya dirimu seorang.
Begitu pula aku, yang hanya satu dan tak akan kau temukan lagi yang sepertiku.
Anggap saja ini ujian dari Allah. Ujian hati, tapi rasanya juga berat sekali. Pada akhirnya, yang kau genggam terlalu erat akan lepas juga kan? Bukan waktunya. Dan kau harus terima dengan lapang dada. Berat? Ah itu sudah pasti.
Kehilangan apa-apa yang kau senangi selalu membuatmu terluka dan patah hati. Apalagi dia yang membersamaimu berhari-hari dan selama itu di hidupmu. Bagaimana mungkin kau bisa lupa?
Tapi, kau sadar bahwa apa-apa yang dijemput dengan sesuatu yang tidak baik menurut-Nya bisa saja berakhir dengan tidak baik pula.
Enggak mau kan?
Ini berat, tapi lebih berat lagi kalau Allah muak pada kita dan Allah abai untuk menasehati kita lagi. Bahaya!
Mencintaimu adalah pilihan. Maka melepaskanmu juga pilihan. Aku memilih Allah, Yang Satu. Apakah aku tak bahagia saat bersamamu? Aku bahagia. Tapi, bukan karena Allah. Semu. Tak abadi.
Bukan, bukan karena memilih orang lain. Tapi memilih Sang Maha Cinta dan Pencipta Segala Yang Ada di Langit dan Bumi.
Dan kita?
Kita adalah 2 manusia yang pernah memilih untuk berjalan diluar ketetapan-Nya. Karena kita belum siap untuk berjanji di depan-Nya dalam akad pernikahan yang nyata adanya.
Aku tak lagi marah, karena diantara kita memang tak ada yang salah. Aku memilih-Nya, dan ku harap kesendirianmu juva semakin mendekatkan dirimu pada-Nya.
Apakah aku masih berharap bersama? Kalo boleh jujur iya. Dan akupun masih meminta. Tapi dalam keadaan yang sebaik-baiknya.
Tapi, jika bukan kamu orangnya.
Semoga, aku sudah benar-benar siap saat orang itu hadir di depan sana. Semoga. Semoga selamanya sehidup dan sesurga. Tapi sebelum itu, yaa Allah izinkan aku untuk tetap meminta nama yang sama. Walau sebagian dariku juga mencoba pasrah jika bukan dia orangnya.
7 Januari 2025
02.50
3 notes View notes
dillagadingkusuma 9 days ago
Text
Pernahkah Kamu Bertanya Sesekali Pada Dirimu, "Ini Tujuannya Benar atau Salah Ya?"
Sebagai seorang manusia yang hidup hampir seperempat abad. Bukan perkara yang mudah untuk memilih sebuah tujuan dan tanggung jawab. Terkadang nekat, tanpa pertimbangan, jalani saja dulu. Tapi terkadang ragu, tidak berani mengambil risiko, dan tidak percaya diri.
Kenapa bisa begitu ya?
Wajar, karena ilmu kita yang masih sedikit. Dan kita juga harus selalu belajar dan menikmati proses yang ada. Pilihan salah itu enggak ada, kecuali kalo kita milih jalan yang haram. Udah pasti itu salah.
Jadi semua jalan itu benar?
Iya. Karena selalu ada alasan, "Mengapa kita ada diposisi kita sekarang ini?" Jawabannya, bisa beragam. Setiap orang yang memiliki kondisi yang sama, belum tentu hasilnya bisa sama juga dalam memaknai prosesnya.
Hidup itu ibarat proses yang panjang ya, apa yang kita tanam pasti akan kita tuai dihari tua. Kalo menanam kebaikan-kebaikan pasti akan memanen baik dan buruk. Tapi kalo menanam keburukan pasti akan memanen keburukan-keburukan.
Loh, kok nanam hal baik tapi hasilnya bisa baik dan buruk?
Karena menjadi manusia juga pasti ada salahnya. Kita itu manusia, tidak ada yang sempurna. Terkadang tanpa sadar, kita melukai seseorang yang lain. Memang tanpa sengaja, tapi itu yang benar-benar terjadi. Kadang juga terbesit perasaan iri, "Kok bisa ya dia begitu sedangkan aku begini?"
Walau kita tahu hidup bukan perlombaan, tapi perasaan benar atau salah itu selalu menjadi masalah disetiap dari kita ya?
Pada akhirnya selain kita percaya dengan diri kita dan pilihan kita, akan selalu ada campur tangan Allah di dalamnya. Jadi, minta bantuan ke Allah untuk menunjukkan jalan yang benar-benar di Ridhoi oleh-Nya.
Layaknya Qs. Al - Fatihah : 6
丕賽賴賿丿賽賳賻丕 丕賱氐賾賽乇賻丕胤賻 丕賱賿賲購爻賿鬲賻賯賽賷賿賲賻蹤
Mari menikmati proses pendewasaan ini, dengan lebih peka atas segala campur tangan Allah didalamnya.
Boyolali, 6 Januari 2025
23.58
-gk 馃尡
2 notes View notes
dillagadingkusuma 10 days ago
Text
Untuk Hal-Hal yang Belum Bisa Kau Utarakan Dengan Jelas
Pada akhirnya, kau harus simpan itu berdua. Dirimu sendiri dan Dia Sang Pencipta. Karena segala pinta yang kau langitkan akan lebih jelas dari pada kau hanya memendamnya seorang diri.
Hidup itu keras, katanya. Ada banyak teka-teki yang harus dipecahkan, katanya. Hidup itu banyak sedihnya, memang. Tapi hidup juga seiring dengan bahagianya, satu paket.
Bisa dibilang, dari banyaknya keinginan manusia. Tak semua terwujud begitu saja. Ada yang harus direlakan, ada yang harus dilupakan dan dipendam saja, ada yang terwujud saat itu juga, dan ada yang membutuhkan waktu untuk mendapatkannya.
Salah satu dari keinginan yang membutuhkan waktu, adalah keinginan yang belum bisa kau utarakan dengan jelas. Karena kau sendiri mungkin ragu, belum siap, atau bahkan memang belum waktunya saja.
Yang bisa kau lakukan adalah berusaha dan melangitkan hal-hal yang kau inginkan itu. Berdoa dan meminta kepada Allah tak pernah salah. Kau bisa saja salah bila terlalu memaksa. Tapi kita lupa, bahwa itu yang terbaik untuk kita.
Tak harus hari ini jawabannya.
Mungkin saja kau sering kali terlupa akan sabar, syukur, dan ikhlas. Terburu-buru tak pernah baik-baik saja. Kau butuh tenang. Ceritakan pada Allah, percaya pada-Nya.
Allah tak pernah salah saat memberi. 馃尡
Boyolali, 5 Januari 2025
07.25
2 notes View notes
dillagadingkusuma 11 days ago
Text
Jodoh itu, Semakin Kita Berharap Datang. Semakin Terasa Jauh Dari Pandang.
Aku cukup memperhatikan, banyak sekali orang yang kenal 1 sampai 2 bulan, dan yakin untuk menikah 1 bulan kemudian. Ketemunya? Juga dengan cara tak disangka diduga. Apakah melewati masa perkenalan? Bisa jadi iya bisa jadi tidak.
Apakah menikah dengan orang yang tepat? Bisa jadi iya, bisa jadi tidak.
Bagiku, Allah selalu memberikan kita jodoh.
Entah berjodoh dengan manusia ciptaan-Nya, atau berjodoh dengan kematian dan memberikannya jodoh di akhirat.
Allah hanya memberi kita kisi-kisi dalam Qs. An-Nur : 26
丕賻賱賿禺賻亘賽賷賿孬侔鬲購 賱賽賱賿禺賻亘賽賷賿孬賽賷賿賳賻 賵賻丕賱賿禺賻亘賽賷賿孬購賵賿賳賻 賱賽賱賿禺賻亘賽賷賿孬侔鬲賽蹥 賵賻丕賱胤賾賻賷賾賽亘侔鬲購 賱賽賱胤賾賻賷賾賽亘賽賷賿賳賻 賵賻丕賱胤賾賻賷賾賽亘購賵賿賳賻 賱賽賱胤賾賻賷賾賽亘侔鬲賽蹥 丕購賵賱侔郅賶贂賽賰賻 賲購亘賻乇賾賻亍購賵賿賳賻 賲賽賲賾賻丕 賷賻賯購賵賿賱購賵賿賳賻蹢 賱賻賴購賲賿 賲賾賻睾賿賮賽乇賻丞賹 賵賾賻乇賽夭賿賯賹 賰賻乇賽賷賿賲賹 蹪
Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula).
Cukup. Hal ini tidak mungkin tertukar. Dalam pesan cinta-Nya, Allah tidak pernah memberi tahu "kau suka dengannya, maka jadilah dengannya"
Tidak, tidak seperti itu. Tapi, laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik. Dan laki-laki yang buruk untuk perempuan yang buruk. Begitu pula sebaliknya. Allah telah menuliskan takdir kita di Lauhul Mahfudz jauh sebelum kita hadir ke dunia. Jadi, apa yang kita khawatirkan seharusnya? Amal dan ibadah.
"Tapi katanya, Jodoh itu takdir muallaq? Bisa diperjuangkan. Jadi bisa dong kalo aku nanti nikah sama dia?"
Memangnya, baik menurutmu akan baik juga di mata Allah? Enggak kan?
Berkali-kali ditekankan, dan sering kali diingatkan. Perbaiki dirimu.
Sudah, dan lakukan sebaik-baiknya usaha. Jemput jodoh kita dengan cara yang diridhoi oleh-Nya. Pelajari kembali, tujuan menikah menurut Islam.
Mengapa kita harus menikah? Mengapa harus ia yang memiliki ilmu agama yang baik? Mengapa harus yang bertanggung jawab? Mengapa harus yang setara? Mengapa memilih harus berdasar agama dan Tuhan, mengapa bukan atas kemauan kita saja?
Pertanyaan-pertanyaan sederhana yang ada di kepalamu, coba kamu tuliskan berurutan dan jawab hal itu satu persatu. Tapi tak hanya dari sisi dunia yaa, tapi juga sisi akhirat.
Apakah mungkin, kita membersamai ia yang kita cintai dalam diam? Bisa saja. Tapi apakah ia yang terbaik menurut Allah untukmu? Belum tentu. Dan kita harus lapang.
Akhir dari perjalanan hidup di dunia adalah akhirat, maka jika Allah memberi kita rezeki untuk menikah, menikahlah karena surga terasa semakin dekat dengannya.
Ngejar dunia boleh, tapi ngejar akhirat itu wajib. Ga bisa ditawar.
Tak usah dikejar, biasanya kalo dikejar ia lari. Kalo tidak dipikirkan, ia datang sendiri. Fokus memperbaiki diri kita sendiri dulu aja.
4 Januari 2025
05.35 馃尰鉁笍
4 notes View notes
dillagadingkusuma 12 days ago
Text
Perasaan Kita Valid, tapi Bukan Berarti Kita yang Paling Sulit
Validasi, sebuah kata yang hampir setiap orang butuhkan. Perasaan untuk diakui dari orang lain saat kita ragu dengan pilihan atau perasaan kita atau mungkin perilaku kita.
"Aku memang gini orangnya"
"Aku tuh lagi terluka, aku tuh lagi kecewa. Bisa enggak sih kamu ngertiin aku?"
"Kamu gak tau rasanya jadi aku gimana, coba jadi aku sekali aja!"
Dan mungkin kalimat-kalimat yang sering kali kita dengar, atau mungkin kita sendiri yang melakukan?
Aku juga pernah diposisi dan kondisi itu. Tapi kamu tau apa yang ku rasa? Aku tak pernah bahagia. Perjalanan hidupku isinya tentang untung dan rugi. Atau kecewa dan patah hati. Capek? Jelas.
Sampe sering kali aku bertanya, "yaa Allah, mau sampai kapan ujianmu diberikan padaku?"
Padahal jawabannya sederhana, pelajari lalu ikhlaskan. Karena yang berlalu memang tak akan bisa diubah kembali. Ikhlaskan walau ujiannya terasa berat sekali bagimu. Karena ketika kamu belajar untuk menerima, untuk ikhlas atas ketetapan dari-Nya. Allah juga akan memberi kita jawaban satu persatu, iya, Allah tu nunggu kita siap.
Dan sebenarnya, ujian itu ada untuk mendewasakan diri kita. Ujian itu ada untuk menyiapkan diri kita buat masuk di level selanjutnya. Apakah lebih berat? Bisa jadi iya. Apakah lebih mudah? Bisa jadi. Karena takdir Allah, ga ada yang tahu. Enggak ada kisi-kisinya.
Dan disaat kau menjadi si paling tersakiti, kau bisa saja menyakiti orang lain yang mungkin memiliki masalah lebih dari kamu, tapi ia diam saja.
Part tidak enaknya adalah ini, ketika kita berpikir "dunia hanya berputar untuk kita" ternyata, ada seseorang yang membutuhkan banyak perhatian dan pertolongan lebih dari yang kita bayangkan. Tapi, mereka diam. Mereka menerima. Dan mereka mengambil pelajaran untuk selalu siap atas takdir-takdir yang Allah berikan.
Apakah mereka hanya pasrah begitu saja? Tidak. Mereka tetap berjuang dengan segala keterbatasan, dengan segala daya dan upaya. Bagiku, diam juga sulit. Buat lebih peka atas ketetapan-Nya saja, membutuhkan waktu yang tak sebentar untuk memahaminya. Bisa jadi 1 minggu, 1 bulan, 1 tahun, 10 tahun. Tidak ada yang tahu.
Kita memang butuh validasi, tapi bukan hanya kita yang merasa butuh dimengerti. Bukan hanya kita yang merasa butuh dikasihani. Bukan hanya kita yang tersakiti.
Justru, saat kita merasa tersakiti coba tanyakan lagi. Jangan-jangan kita yang lebih dulu menyakiti?
Tak semua hal butuh validasi, ada kalanya kau juga butuh tenang lalu memahami bias-bias pikiran yang bisa saja masalah itu muncul karena kau melebih-lebihkan rasa. Bisa saja masalah itu muncul karena kita salah menangkap maksud dari pembicaraan yang sedang kamu lakukan.
Menjadi manusia itu rumit, jadi kau memang butuh hati yang luas serta pikiran yang tenang untuk memaknai setiap hal yang terjadi dengan bijaksana.
Boyolali, 3 Januari 2025
12.19
3 notes View notes
dillagadingkusuma 14 days ago
Text
Semoga Mendapat Pasangan yang Suka Berdiskusi dan Mencari Solusi Bersama
Sebagai manusia yang memiliki rasa penasaran yang cukup banyak. Aku memiliki keinginan untuk membersamai seseorang yang suka belajar, berkomunikasi dengan asik, punya keterampilan pemecahan masalah dengan bijak.
Aku senang berbicara, pun aku senang mendengarkan. Keterampilan untuk mendengar menurutku lebih sulit dari pada berbicara. Dan memang tidaklah mudah.
Jadi aku harap, semoga pasanganku bisa mendengarkanku dan akupun mendengarkannya. Saling komunikasi tanpa perasaan terhakimi. Menerima satu sama lain, dan tahu kapan untuk realistis dan kapan harus menggunakan rasa.
Hidup ini singkat, maka aku ingin satu yang benar-benar membawa kata selamat. Selamat di dunia, dan selamat di akhirat.
Untuk permasalahan yang akan menghampiri, semoga kita temukan solusi yang tepat dan diiringi keridhoan Allah di dalamnya.
Ia boleh bermimpi setinggi-tingginya. Akupun juga.
Ia boleh meraih pencapaian yang ia idam-idamkan, akupun juga.
Tapi yang tak boleh kita lupa, atas segala hal yang kita dapat semoga selalu berlandas pada Agama dan Sunnah-Nya. Berlandas pada aturan-Nya. Semoga dibanyaknya ucapan yang kita ucapkan, selalu teduh dan selalu memuji kebesaran-Nya.
Sholat 5 waktu itu bukan bare minimum. Karena itu wajib. Sering kali terlupa, dan kagum pada laki-laki yang menjalankan sholat berjamaah di masjid. Padahal, bukankah Rasullah memang selalu berjamaah di masjid ya?
Semoga Allah memudahkan langkahmu untuk selalu sholat di masjid ya mas?
Walau aku kapan kita akan bersama. Semoga itu waktu yang tepat, dan dalam kesiapan yang terbaik pula. Semoga tak pernah hilang rasa syukurmu, dan tak hilang pula rasa syukurku. Saat tiba waktunya untuk beribadah bersama. Entah siapapun dirimu mas, semoga segala hal baik yang sedang kita upayakan berbuah manis atas izin-Nya.
Boyolali, 1 Januari 2025
23.40
9 notes View notes
dillagadingkusuma 14 days ago
Text
Karena Allah yang Pilihkan, dan Aku yang Melakukan
Sebagai seseorang yang tercipta dengan dasar rasa, aku hidup di lingkungan yang penuh dengan logika. Sering kali memilih untuk mendahulukan logika, tanpa mempertimbangkan rasa.
Apakah itu bagus? Tergantung, situasi seperti apa yang kita hadapi.
Sebelumnya, aku tak hidup dalam lingkungan yang berorientasi pada Allah. Lingkunganku hanya tahu menjalankan wajib. Jarang menjalankan sunnah, dan banyak mengejar duniawi. Sesak rasanya!
Kapan menikah?
Kerja dimana?
Lulus kemarin dapat nilai berapa?
Dan jika rendah dari penilaian mereka, rasanya seperti dicemooh. Jika lebih tinggi, mereka terasa tersaingi.
Aku lelah, hidupku bukan perlombaan. Tolong, aku juga ingin memaknai dengan benar arti dari kata cukup.
Hingga pada akhirnya, aku sampai di lingkungan relasiku yang mereka banyak berorientasi dan berpasrah pada Allah SWT. Apakah aku menyangka mereka seagamis itu? Tidak.
Tapi Allah yang pilihkan, Allah yang tunjukkan, dan aku yang melakukan. Cerita demi cerita aku dengar, dan semakin jatuh cinta pula diriku dengan kekuasaan Allah di bumi ini.
Hal yang bagiku mustahil sebelumnya, Allah patahkan kemustahilan yang aku pikir sebelumnya. Kun fayakun-Nya begitu indah, hingga tak ada kata yang bisa terucap dari bibirku, namun menggema di kepalaku Allahu Akbar.
Yaa Allah teguhkanlah aku atas agama-Mu.
Bantu aku disetiap urusan ku menggapaimu, mudahkanlah aku untuk lebih banyak menebar kebaikan karena-Mu. Berikan diriku rezeki yang berkah dan menjemput dengan cara yang engkau ridhoi, tunjukkanlah jalan-Mu yaa Allah.
Tolong tunjukkan, tolong pilihkan, kebaikan-kebaikan yang membawaku menuju-Mu. Karena aku pernah merasa, aku berantakan tanpa diri-Mu.
Aku siap menjalani hari dengan ketetapan dari-Mu. Tolong bantu aku.
1 Januari 2024 馃尡鉁笍
1 note View note
dillagadingkusuma 15 days ago
Text
Hingar Bingar yang Ada, Apakah itu yang Kau Cari Juga?
Melihat ke kanan, ada banyak sekali manusia pamer pencapaian. Melihat ke kiri, ada banyak sekali manusia pamer pandapatan. Melihat ke depan, ada banyak sekali manusia yang berlari mengejar dunia. Melihat ke belakang, manusia saling menyesali apa yang mereka perjuangkan.
Sebetulnya, apa yang benar-benar kau harap dari dunia yang fana ini?
Jabatan? Harta? Pengakuan? Privilese? Pengalaman? Pencapaian? Apa?
Hingga kau lupa tentang makna berlomba-lomba dalam kebaikan. Mungkin sederhana, mungkin tak terlihat, tapi bukankah hanya Allah yang mampu mengizinkan apa-apa yang kita dapat di bumi?
Kita sibuk bergelut pada pekerjaan, menunda-nunda salat, menghakimi orang lain, hingga lupa hal yang kekal. Fase hidup di dunia ini singkat, maka gunakan waktumu sebaik-baiknya. Secukupnya saja mengejar hal-hal yang tidak melekat.
Seimbangkan saja, tidak lebih dan tidak kurang. Secukupnya.
Kau merasa lebih tenang jika dapat membantu sesama dengan harta yang kau punya? Niatkan segala upayamu karena Allah. Jika kau merasa cukup dengan dirimu yang biasa-biasa saja dan membantu sebisanya? Ya tak apa, karena Allah melihat niat dan ketulusanmu.
Tak usah memikirkan hal yang diluar kendalimu, hidup di dunia bukan kompetisi. Tapi berlomba dalam kebaikan itulah hal yang harus kau tuju. Semoga Allah mudahkan langkah dan rezekimu yaa. Allah yang bantu, Allah yang tunjukkan.
-gk 馃尡
23.30
31 Desember 2024
1 note View note
dillagadingkusuma 15 days ago
Text
Biar Tuhan Pilihkan yang Terbaik Untukmu
Jalan hidup manusia itu unik ya? Tak ada yang tahu. Allah hanya mrmberi kisi-kisi "Tolong jadilah manusia yang baik" kisi-kisi hidup yang maknanya sangat luas sekali.
Baik menurut kita, bisa jadi belum tentu baik bagi manusia yang lain. Mangkanya Allah memberi Al-Quran sebagai pedoman hidup manusia di dunia.
Tapi, umur-umur segini sering kali berpikir tentang "Jodohku di mana ya? Kapan ya bisa bertemu? Jodohku seperti apa ya? Apakah pernah bertemu, apakah pernah bertegur sapa, apakah ternyata orang yang aku kenal sebelumnya?" Tidak ada yang tahu.
Diumurku yang 24 tahun ini pertanyaan "kapan menikah?" Sudah mulai terdengar dengan riuh layak gemuruh. Dalam pikiranku, "kenapa sih harus pertanyaan itu?"
Masih banyak kok yang belum menikah. Aku tidak sendiri. Aku tahu, Allah yang akan pilihkan. Allah yang akan menunjukkan. Kenapa pada bertanya hal yang sudah diluar kendaliku sih?
Tapi obrolan demi obrolan yang aku lalui, yang aku lewati dengan teman-temanku semakin menyadarkanku. Bahwa "Jika memang bukan waktunya, ya belum."
Kan jodoh juga harus diusahakan, harus diupayakan. Kalau diam saja, bagaimana cara bertemunya?
Enggak salah kok, ingat kisah Nabi Adam dan ibunda Hawa yang berpisah karena tak taat pada-Nya? Mereka akhirnya bersatu karena Allah kan?
Ingat kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha? Saat Zulaikha mengejar nabi Yusuf ia menjauh, saat Zulaikha mrngejar cinta Allah, nabi Yusuf mendekat.
Karena Allah yang mampu menyatukan yang jauh, dan memisahkan yang dekat. Coba tilik lebih dalam, ini karena nafsu atau karena ibadah? Bagaimana mungkin manusia yang tak berdaya, memaksa kehendak yang belum pada waktunya. Apakah akan ada berkah di dalamnya? Apakah akan ada kebaikan di dalamnya? Apakah akan ada ketenangan di perjalanannya?
Sakinah yang berarti tenang, mungkin bisa kita temukan dalam pernikahan atas izin-Nya. Tapi jika belum waktunya, apakah kau akan memaksa?
Jadi, pantaskan dirimu.
Kesempatan akan selalu datang bersama dengan kesiapan. Karena ia yang bersiap-siap dengan sungguh, akan menjemput dengan cara yang baik pula. Percayalah.
Tugas kita sebagai wanita? Belajar dan berdoa. Karena fitrahmu memang tidak mengejar dan tidak pula memaksa, tidak pula menuntut.
Fitrah lelaki adalah memimpin, bertanggung jawab, dan banyak hal yang jelas tak bisa aku sebutkan fitrah antara laki-laki dan perempuan.
Yang pasti, rumah tangga yang sehat itu dibangun atas dasar pengertian dan tanggung jawab untuk mewujudkan tujuan yang sama, yaitu kembali kepada-Nya.
Aku tak ingin menjadi istri seperti istri Abu Lahab, dan aku tak ingin suamiku kelak seperti Abu Lahab. Karena kami tidak mengetahui fitrah diri kita masing-masing, yang akhirnya malah tarik menarik dalam keburukan. Na'udzubillahi min dzalik.
Dunia yang sudah tak baik-baik saja ini, semoga kita menjadi secercah cahaya untuk dunia yang mulai meredup karena lupa hakekatnya bahwa semuanya ini fana ya? Atas izin Allah semoga aku, kamu, dan keluarga kita nantinya menjadi cahaya yang walau tak benderang, ia tetap teguh memegang kekuatan yang kekal. Kekuatan karena selalu bersandar, berpasrah, dan berharap hanya kepada Allah SWT. Bukan yang lain.
Biar Allah pilihkan, biar Allah yang yakinkan, dan biar Allah yang hadirkan.
31 Desember 2024
-gk 馃尰鉁笍
2 notes View notes
dillagadingkusuma 15 days ago
Text
Rasa Syukur Harusnya Memang Setiap Saat Bukan?
Aku sering kali merasa menjadi hamba yang kurang bersyukur. Padahal aku bisa makan setiap hari, tidur dengan nyenyak, berpakaian dengan bersih dan nyaman, bisa pergi dengan kendaraan terbaik yang aku miliki, punya keluarga yang ramai tapi juga hangat.
Tapi sering kali aku membandingkan, "Kayaknya enak deh jadi dia", "Kok dia hidupnya mulus-mulus aja ya?", "Dia bisa ini itu, kok aku enggak ya?"
Padahal, aku tak pernah tahu apa saja yang ia lewati untuk sampai dititik itu. Terkadang dengan tidak sopannya, aku selalu mengucap syukur saat ada orang yang kelihatannya jauh tidak mampu dari pada aku. Na'udzubillahi min dzalik.
Padahal bisa jadi ia malah menjadi seseorang yang paling baik disisi Allah, karena ia dengan ikhlas menerima segala bentuk perjalanan hidupnya.
Aku malu, pada mereka yang engkau beri kekuatan atas ketidak berdayaan mereka. Izinkan aku belajar dari apa-apa yang terlewat dari proses kehidupanku yaa Allah. Izinkan aku untuk menjemput hal-hal yang mungkin aku lupakan.
Aku ingin menjadi seseorang yang bermanfaat untuk sesama, maka mampukanlah aku dan tolong bersamaiku. Karena Engkau yang akan mampukan, dan Engkau yang bisa cukupkan.
Hartaku di dunia tak akan kubawa mati, kekuatanku di dunia tak akan kubawa mati, karena di akhirat tak akan ada lagi kata lelah. Berikan aku harta yang berkah dan Engkau ridhoi, karena mungkin lewat tanganku... Engkau titipkan pula rezeki untuk mereka.
Yaa Allah, bantu aku memiliki pekerjaan yang membuatku selalu dekat denganmu. Dan aku merasa cukup. Cukup untuk selalu melakukan kebaikan yang Engkau ridhoi.
Yaa Allah, izinkan aku memijakkan kaki di bumi milik-Mu dengan sebaik-baiknya. Jika aku tak mampu berjihad untuk berperang, aku akan berjihad dalam mendalami ilmu-Mu dan berusaha menjadi ibu yang melahirkan anak-anak yang selalu berada dijalan-Mu.
Yaa Allah, tolong bila aku lupa untuk bersyukur. Ingatkan aku, bahwa masih banyak orang yang membutuhkanku. Entah dari tenagaku, pikiranku, waktuku, tutur kataku, atau mungkin harta bendaku.
Semoga aku tak lupa untuk selalu bersyukur pada-Mu. Engkau menghadirkan kesempatan ini bukan tanpa alasan, karena aku semakin sadar bahwa alasan aku terlahir di dunia memang untuk bermanfaat untuk orang lain dan sekitar.
Mereka lebih kuat dari aku, dan aku hamba-Mu yang hina ini memohon dengan sungguh supaya Engkau selalu tumbuhkan rasa syukur dan tak lupa untuk selalu bermanfaat. 馃尡馃ズ
- 31 Desember 2024
Tumblr media
0 notes
dillagadingkusuma 16 days ago
Text
Apakah Aku akan Ikhlas, Bila Bukan Dia Orangnya?
Apakah judul dari tulisanku kali ini adalah kisahmu juga? Aku tak bisa dengan lantang berbicara bahwa ini adalah kisahku, karena kurasa setiap kita pernah merasakan hal yang serupa. Walau mungkin tak sama.
Entah dipersimpangan jalan yang mana, yang kau lalui kau bertemu seseorang yang kamu kagumi. Entah dari wajahnya, perangainya, kebiasaannya, cara bicaranya atau tutur katanya, kesibukannya, apapun itu intinya seseorang itu membuatmu tertarik.
Entah kamu berlanjut untuk berbincang, atau memendamnya sendirian. Rasa-rasanya kamu ingin dia orangnya. Dan dalam doa-doa yang kau langitkan mengudara isinya, "yaa Allah kalau bisa dia saja ya orangnya? Boleh tidak?"
Berhari-hari, berbulan-bulan, atau mungkin bertahun-tahun doamu tetap sama. Tapi tak jua Allah kabulkan permintaanmu. Lalu tiba-tiba, sebuah surat datang kepadamu.
Surat Undangan Pernikahannya
Saat itu rasanya duniamu runtuh. Mengapa bukan kamu yang menjadi pasangannya? Mengapa bukan kamu yang Allah takdirkan untuk mendampinginya?
Kau hanya bisa menangis dan terus menangis. Mempertanyakan hal-hal yang sudah diluar kendali dari dirimu. Kau seakan lupa, bahwa berdoa itu meminta bukan memaksa.
Aku yakin, setiap kita selalu punya seseorang yang namanya tertinggal jauh di dalam hati kecilmu. Engkau kagum akan sosoknya, hingga mungkin lupa bahwa belum tentu ia seseorang yang kamu butuhkan.
Jika sebuah pertanyaan dilontarkan kepadaku?
Apakah kau akan dengan ikhlas melepas seseorang yang kau harap menjadi pasanganmu?
Aku akan menjawab tidak, tapi Allah tahu apa yang baik untukku. Dan apa yang terbaik untuknya. Mungkin saja, selama ini aku terlalu fokus pada rasaku hingga aku lupa untuk menambah kegiatan agamaku.
Aku bisa memintanya. Tapi Allah tahu yang terbaik untukku. Apakah aku sudah ikhlas? Tentu tidak. Tapi akan aku yakini, ketetapan terindah-Nya adalah yang terbaik.
1 note View note