cnandini
say.say.say
1K posts
"I say what I wanna say"
Don't wanna be here? Send us removal request.
cnandini · 1 month ago
Text
Bersih-bersih Follower atau Stalker, yuk!
Lagi-lagi nitizen Indonesia membuat gw mengelus dada dengan komentarnya...
Jadi ceritanya gw lagi scroll-scroll IG dan menemukan konten romantis - harmonis pasutri yang saling pelukan menunjukan kasih sayang. Gw sebagai orang yang masih jomblo ya cuma bisa nyengir aja sambil lihat ceritanya, turut senang, sambil berdoa semoga dikasih pasangan yang juga saling sayang seperti itu.
Seperti biasa agak kureng ya kalau kita gak lihat komentar di kontennya.. Dan kalian tahu komentar paling atas apa??? Kira-kira seperti ini lah:
"Diiih suami diumbar-umbar, gw doain direbut sama orang lain.. biar tahu rasa lo!!", ketik mbak-mbak iri dengkian dengan PP kerudungan dan gaya miring.
Tumblr media
Like, OMG!!!!!!!!
Syok banget gw bacanya... Ada banget ya orang gak ada kerjaan mengungkapkan iri dengkinya di postingan orang yang gw yakin dia gak kenal dan kebetulan lewat aja gitu di algoritma dia.... Ini nih sumber penyakit Ain yang merajalela di dunia maya, orang sirikan dan dengkian.
Maksud gw, kalo lo lagi punya masalah ya jangan main sosial media gitu loh dan marah-marah di lapak orang yang baik-baik aja. Nambah-nambah dosa lu aja. Apalagi nih sebenernya si mpunya postingan emang content creator edukasi pasutri dengan dia & pasangan sebagai (ceritanya) contoh baik. HHHHHHH...
Dan sebagai orang yang selalu menekankan untuk tidak pernah takut untuk mengupload konten apapun selama itu baik dan tidak mengandung SARA. Jelas gw sih sangat kontra ya dengan si mbak-mbak dengkian itu dan sangat pro dengan mbak-mbak pembuat konten.
Tapi ya gimana ya, sepositif-positifnya konten kita buat, pasti ada aja sih orang yang gak suka. Cuma permasalahannya tinggal dia tinggalin jejak apa enggak... Haha... Nah karenanya, kita sebagai yang punya lapak sebenernya bisa banget loh menghindari penyakit ain. Ini aku bagi beberapa caranya:
1. Berdoa minta perlindungan sama Allah SWT
Ada banyak doanya, bahkan seminimal baca Al Ikhlas, Al Falaq, An Nas, dan Ayat Kursi setelah sholat 5 waktu juga cukup efektif mestinya.
2. Sehatkan pikiran, hati dan mental kita.
Sehingga postingan yang kita buat bukan buat mengejar validasi orang lain dan mengejar like/ komen (kecuali kalau kita content creator). Karena biasanya orang yang cari validasi di sosmed postingannya suka rada-rada mengundang sensasi dan rawan jadi sasaran empuk komentator nitizen (alias jadi viral yang cenderung negatif).
Postinglah sesuatu di sosial media kita dengan mindset yang baik dan tidak dimaksudkan untuk ria/ sombong. Berikut adalah contoh tujuan memposting yang baik: untuk memberi informasi, memberi ilmu, menghibur, atau bahkan sekedar dokumentasi pribadi.
Jadi posting kamu abis jalan-jalan kemana itu gak dosa ya... Itu hak kamu.. apalagi kalau dalam postingannya ada informasi yang menarik mengenai tempat yang dikunjungi. Kalau emang lagi mumet dan pengen sambat, ya tulis dulu lah di buku diary, terus diubah-ubah biar bisa jadi puisi atau tulisan blog macam gini.
3. Filter follower kita
Hal ini dapat dilakuan dimulai dari dunia nyata. Kalau kita tahu siapa saja orang di sekitar kita yang suka julid, mending kita sembunyikan saja postingan kita dari mereka. Atau kalau bisa kita buat dia gak tahu akun sosial media kita hahaha...
Pilah pilih follower kita, cukup orang-orang yang supportif sama hidup kita ajalah yang menjalin pertemanan di dunia maya. Syarat: apa yang kamu posting juga hal yang baik (lihat point no. 2)
Gitu deh sedikit tips dari gw. Semoga kita dihindarkan dari orang-orang yang punya penyakit iri hati dalam hidup kita, entah di dunia nyata maupun dunia maya. Aamiin.
Mari bijak bersosial media.
0 notes
cnandini · 1 month ago
Text
Pilih Kesulitan Yang Bisa Kamu Tanggung
A adalah seorang wanita single, sudah masuk usia 30an. Tinggal masih ngekos dekat kantor, jabatan di kantor karyawan biasa, tabungan alhamdulillah ada, gak nyusahin orang tua, dan gak disusahin keluarganya juga. Dalam setahun dia bisa travelling 2x ke tempat yang belum pernah dia kunjungi.. Entah liburan dalam negri ataupun luar negri... Entah untuk sekedar berlibur atau beribadah. Sesekali memberi tiket konser yang disuka. Dia happy-happy saja dengan hidupnya. Namun memang sampai sekarang belum terlihat hilal jodohnya, sedangkan orang tuanya sudah mulai bertanya, "Kapan menikah?"
B adalah seorang wanita yang sudah berkeluarga dengan 3 anak. Dia menikah di usia yang 'tepat' menurut pandangan masyarakat. Dia punya rumah jauh sebelum menikah. Dia happy dengan keluarga kecilnya. Hanya saja keinginannya untuk menginjakan Tanah Suci belum dapat terwujud karena dia memprioritaskan kehidupan keluarga kecilnya. Jangankan perginke luar negri, untuk jalan-jalan ke luar kota' saja dia harus menyesuaikan budget dan membawa serta keluarga kecilnya. Liburan harus cari kegiatan atau tempat yang ramah anak. Apalagi sumber pendapatan utama keluarganya hanya dari suaminya. Hidupnya hanya seputar keluarganya saja.
C adalah seorang wanita single yang tangguh dan pintar. Dia dipercaya untuk menjadi seorang manager di bank international. Jabatannya ini membuatnya memiliki gaji puluhan juta. Tidak aneh jika di memiliki aset yang lumayan "WOW", bahkan jika dia mau cincin berlian bisa kapan saja dibeli. Namun dia adalah sandwich generation bagi keluarganya di kampung yang menggantungkan hidup pada 'anaknya atau bahkan kakak yang sukses di kota'. Belum lagi kerjaannya yang menyita waktunya sampai malam dan di hari Sabtu Minggu dia tetap harus membuka 2 laptop sekaligus, bahkan ketika dia ingin sekedar luluran.
D adalah seorang wanita single, umur akhir 20an, gaji masih 1 digit, hidup cukup tiap bulannya. Tidak punya tabungan sampai 2 digit, tetapi dia dapat menikmati hari Sabtu-Minggunya dengan santai tanpa harus berjibaku dengan pekerjaannya. Sesekali sambat dengan teman kosannya, tapi selebihnya dia happy-happy saja nonton drama Korea di kamarnya dan belajar ngaji tiap hari Minggu.
E adalah seorang wanita yang juga sudah menikah di usia yang tepat di mata masyarakat. Suaminya sangat chill untuk membebaskannya tetap bekerja dan bahkan travelling solo atau bersama sahabat-sahabat wanitanya. Namun mereka belum dikaruniai anak di usia pernikahan mereka yang hampir 10 tahun. Selain karena masalah kesehatan, rupa-rupanya sang suami juga tidak tertarik untuk memiliki anak karena luka batinnya. Padahal E dan keluarganya ingin memiliki keturunan.
Yak dapat disimpulkan dari penjabaranku di atas, bahwa setiap orang memiliki suka dan duka dalam hidupnya sendiri. Setiap pilihan kenikmatan hidup yang kita pilih, akan sepaket dengan ujian hidupnya.
Jadi gak usalah kita berkeluh kesah karena iri hati dengan orang yang kita lihat 'lebih baik' dari pada kita. Walau kita lihat hidup mereka enak, aku yakin mereka juga punya ujian yang sama beratnya sama kita. Cuma mereka gak share aja kekita. Gak semua kesedihan perlu di beritakan di media sosial kita.
Jadi kalian sudah siap menghadapi kesulitan hidup yang mana?
0 notes
cnandini · 1 month ago
Text
Indonesia gak kekurangan orang pintar..
Indonesia itu kekurangan orang pintar yang tidak egois...
Indonesia itu kekurangan orangan pintar yang duduk di pemerintahan yang punya nurani dan empati buat masyarakatnya..
0 notes
cnandini · 2 months ago
Text
Selama ini berpikir orang-orang yang kena pinjol atau punya utang itu mungkin memang karena kepepet aja. Tapi setelah membaca salah satu thread selewat dari seorang nitizen akhirnya aku baru percaya bahwa ada orang yang memang berhutang demi gaya hidup. Mungkin terlihat kecil nominalnya (mungkin di bawah 10jt), tetapi tetapi saja menurutku:
"Alakmak jaaaang!!"
Anak semuda ini, dengan gaji yang mungkin masih UMR (lebih sedikit) ini, berkutat dari waktu ke waktu untuk bertahan hidup sambil membayar KTA dengan nominal minimum saja.
Menyedihkan.
Tak adakah pikiran dari mereka untuk menabung dulu untuk mendapatkan hal-hal yang diinginkan? Menunda kesenangan barang beberapa bulan, demi mendapatkan ketenangan ketika mendapatkan apa yang diinginkan. Haruskah semuanya dibeli atau dilakuan sekarang juga???
Belum lagi mereka terjerat investasi bodong... Ah...
Padahal di luaran sana (baca: social media) banyak loh pakar-pakar keuangan yang ilmunya bisa diserap dan diterapkan. Sesimpel mau mencari, belajar, dan menerapkan.
Mungkin benar kata salah satu influencer keuangan, Diskartes, menemukan akun social media atau bahkan ilmu keuangan yang benar merupakan salah satu privilege dalam hidup. Maka bersyukurlah dan terapkanlah dalam hidupmu agar tenang dan nyaman.
Kembali lagi ke postinganku beberapa waktu yang lalu: buat apa sih pembuktian ke orang lain dengan menampilkan kekayaan? Bukankah lebih baik dan nyaman di hati ketika tampilanmu sederhana tapi asetmu dibelakang layar menggunung? Orang ngeremehin kamu, ketawain aja, kayak tau aja mereka berapa sebenernya aset kita.
1 note · View note
cnandini · 2 months ago
Text
Lebarkan Pintu Pertemananmu
Karena kamu tidak akan tahu apa yang akan mereka bawa padamu. Bahkan mungkin teman yang datang disaat yang tepat adalah salah satu rezeki dari Allah untuk kita.
Demikian kira-kira pembicaraanku dengan salah satu kolega kantorku kemarin.
Kemudian aku mengingat-ngigat apa yang terjadi padaku beberapa waktu terakhir. Ketika aku sedang bingung mencari kontrakan baru dan justru mendapatkannya setelah bertanya pada OB kantor yang punya koneksi dengan broker apartemen.
Padahal aku sudah mencari-cari di internet aneka rumah dan kamar kontrakan. Namun pada akhirnya setelah survey sana-sini aku memilih menyewa unit apartemen dari broker kenalan OB kantorku ini, karena memang lebih nyaman, aman, dan masuk di budget.
Bayangkan jika aku tidak membuka pintu pertemanan dengan OBku ini, mungkin sampai sekarang aku masih bingung mau pindah kemana.. atau mungkin gak akan mendapatkan tempat baru yang senyaman ini.
Dan masih banyak lagi hal-hal lainnya di masa lalu yang mungkin Allah turunkan pertolongannya atau rezekinnya melalui teman-temanku.
Tentu ketika berteman pun, kita harus tulus, bukan karena ada akal bulus untuk mendapatkan keuntungan saja. Ya berteman saja secara natural, tanpa harus berpikir intrik-intrik tertentu.
Karena pertemanan yang tulus tanpa berpikir untung rugi, tentu akan mendatangkan kita pada hal-hal yang baik pula.
Oh, tentu saja bukan berarti kita tidak memfilter pertemanan kita, ketika kita tahu teman tersebut cenderung membawa kita ke jurang. Misal: mengajak kita kearah dosa dan maksa pula padahal sudah kita tolak atau nasihati. Tetapi bukan berarti kita tidak berbuat baik pada dirinya.
Ingat, ada banyak cara untuk berbuat baik. Bahkan memberi nasehat dengan tegas atau sengaja tidak memberikan pinjaman uang, bisa jadi sebuah perbuatan baik kita pada kenalan kita untuk menjauhkan mereka dari keterpurukan dan mengajarkan mereka apa yang benar secara norma di masyarakat.
0 notes
cnandini · 2 months ago
Text
Aku bisa Yuraaaa... Aku bisa sekarang kalau sedang mengalami kemalangan aku bisa menghadapi dengan lebih tenang dan chill...
Kayak misalnya ketika aku mengalami kehilangan barang atau kerusakan barang..
Aku yang muda biasanya udah panik dan gak terima sama keadaan.. pokoknya TU barang gak boleh ilang atau rusak..
Tapi aku yang sekarang ketika menghadapinya kayak: ooh ya udah, mungkin memang sudah waktunya harus ganti yang baru... Tapi ya sambil usaha buat nyari atau bentulin juga...tapi ketika kahirnya bisa dibetulin/ ditemukan ya tetep alhamdulillah... Kalau pun harus beli baru ya udah gak apa-apa..
Apakah in pengaruh kedewasaan atau karena kenyamanan akan keamanan adanya dana darurat ya? Hahahaha...
Mungkin karena sudah dewasa dan punya dana darurat Kali ya, jadi tenang kalau emang ada huru-hara...
Tapi emang rata-rata untuk kemalangan yang berhubungan dengan barang ya.. tapi untuk hal-hal lain seperti hubungan dengan manusia belum bisa sih..
Semoga besok-besoknpelan-pelan jadi bisa deh ya
0 notes
cnandini · 2 months ago
Text
Kemarin tiba-tiba tetangga kamarku bilang bahwa personalitiku ceria, ramai, murah senyum, happy, dst...
Kemudian hari ini tiba-tiba teman sekatorku bilang kalau aku orang yang baik hati...
Meanwhile yang gw rasakan di dalam diri gw ini orangnya grumpy, betean, ngeselin...
🥲🥲🥲
Mungkin benar ya kata pepatah, kita ni seringkali menilai jelek diri kita padahal kata orang lain kita ni orangnya baik dan bersinar...
0 notes
cnandini · 2 months ago
Text
Gw udah nabung, ampe 10 tahun khusus untuk momen ini. Masa pas momennya udah dateng kagak gw pakai tabungan ntu...
Ya pakailah, sesuai budget tabungannya. Selama mampu, gas keun weeh lah!
Kau bilang mubazir? Laaah, gimana ya pan emang ditabung untuk dikeluarkan dikemudian hari..
Kau bilang sayang buat keperluan yang lain? Lah, buat keperluan yang lain ada tabungan lainnya laaah..
Piye toh mindsetmu?!
0 notes
cnandini · 2 months ago
Text
Kadang kalau kita lagi capeeeeek banget, kerjaan gampang terasa susah...
Tapi ternyata setelah istirahat dan bangun pagi, dikerjain gak nyampe 30 menit...
Ya gitulah, kadang manusia modern ini segala pengen dikerjain semua sekaligus saat itu juga.. nyatanya emang gak selalu perlu dikerjain saat itu juga.. bisa dibesokin dan selesai dengan cepat...
0 notes
cnandini · 3 months ago
Text
Salah satu cara agar waras dan mawas diri:
Bohong juga sih kalau kita upload sesuatu di sosial media gak buat pembuktian.
Gak harus pembuktian ke orang lain, tapi juga lebih ke diri sendiri..
Semacam jadi bentuk pengikat diri, pas lagi melongok ke tetangga bahwa "rumput gw juga cukup hijau kok".
Sebagai pengingat harus bersyukur atas apa yang sudah kita capai.
Hahaha..
Ya mungkin sebagian orang merasa gak setuju, kayak daripada upload menimbulkan ain.
Well, kembali lagi sih... kita gak akan pernah bisa menyenangkan semua orang ya... Bahkan ketika kita tidak upload apapun, akan ada orang-orang yang berkomentar...
Jadi.. just be yourself... tau merasa cukup sampai mana... Kalau emang masih ingin mengejar lebih lagi, semoga alesannya bukan karena sirik/ iri dengan pencapaian orang lain.. Tetapi memang karena kamu ingin dan merasa perlu.
0 notes
cnandini · 3 months ago
Text
Percaya gak?
Ketika kondisi kita di posisi tidak punya apa-apa dan kita dikatain miskin sama orang yang tampilannya perlente, kita akan jauuuuh sakit hati daripada ketika kita di posisi punya aset yang cukup kita yang tahu, tapi emang penampilan kita sederhana.
Ha..ha..ha..
Ketika sebenarnya kita powerful dan keadaan kita baik-baik saja, tapi gak kita tunjukin karena "buat apa?! gak penting! dan emang gak suka aja dengan gaya perlente":
Kita jadi bisa melihat orang-orang mana yang sebenarnya layak dijadikan teman.
Kita jadi bisa melihat bagaimana mindset orang bersikap tentang uang.
Kita lebih chill ketika dikatain yang bukan kita, karena kita tahu kemampuan dan keadaan kita yang sebenarnya..
Malah kita sebenernya ngetawain orang yang ngatain kita karena kita tahu dia gak lebih baik juga dari kita (cuma tampilannya doank yang bling-bling).
Cukup main halus, main santai... tiba-tiba kita travelling ke tempat jauh... tahu-tahu ternyata kita punya aset yang banyak.. hahahaha..
Apa sih yang orang tahu dari kita yang ada di sosial media? Kan gak semua orang merasa perlu menunjukannya di dunia maya.. Toh kita hidup di real life. Ngapain juga kan kita nunjukin aset-aset kita di sosial media... serem banget ngundang bahaya malah.
Oleh karenanya, mari fokus aja membangun kekuatan kita, aset-aset kehidupan kita. Bukan untuk menyombongkan diri atau menertawakan orang yang nyinyirin kita, tetapi untuk memperkuat diri agar dapat bertahan dengan jangka panjang di dunia yang gak pasti dan sementara ini. Tanpa harus mengemis pada orang lain untuk menolong. Jadi penolong untuk diri sendiri aja.
Kan tangan di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Dan untuk menjadi tangan yang di atas kita perlu menjadi seseorang yang cukup kuat untuk menolong.
2 notes · View notes
cnandini · 3 months ago
Text
Ketika ada WA masuk dengan ciri-ciri:
Nomor tidak dikenal/ tidak ada di kontak
Profil picture gak ada
Cuma: "Assalamualaikum" tanpa lanjutan pesan apa pun
Gw: auto delete dan move on ngerjain kerjaan yang lain...
Mohon maaf nih, alhamdulillah saya punya kesibukan.. jadi gak punya waktu buat basa-basi palsu.
Lo ada perlu langsung aja chat: salam pembukaan, perkenalan diri, maksud dan tujuan...
Basa-basi palsu mah nanti aja pas ketemu tatap muka yang emang buat ramah tamah.
-Salam, manusia pusing kebanyakan grup chat kerjaan, keluarga, dan sosial-
0 notes
cnandini · 4 months ago
Text
Tumblr media
100% setuju!!!!
Gak pernah setuju dari dulu buat pakai orang baru buat melupakan...
Kek, jahat banget gak sih??
1 note · View note
cnandini · 4 months ago
Text
Pembicaraan dengan laki-laki 1:
🧕🏻: kalau nanti sudah menikah, masih bolehkah aku bekerja, S2 dan travelling? 👨🏻‍🦱: hemm, aku sih pengen setiap aku pulang kantor kamu ada di rumah.. makanya puas-puasin deh kamu berpetualang sebelum menikah...
Pembicaraan dengan laki-laki 2:
🧕🏻: kalau nanti sudah menikah, masih bolehkah aku tetap bekerja, S2 dan travelling? 💁🏻‍♂️: why not? Emangnya kalau nikah jadi gak boleh menggapai mimpi/ cita-cita? Ya memang sih pasti ada prioritas, tapi kan bukan halangan..
Terasa kan perbedaannya? Percayalah ini semua pembicaraan yang nyata adanya..
Laki-laki pertama adalah orang yang kutemui di umur 20an awal. Itulah kenapa ketika dia hendak melamar, ku tolak saat itu karena aku belum puas berpetualang. Kan katanya saya disuruh puas-puasin diri sebelum menikah dengan dirinya... gak salah toh?
Sayangnya dia tidak mau menungguku berpetualang dahulu. It's okay, I continue my life and catch my dream & do my adventure.
Laki-laki kedua adalah orang yang kutemui di umur 20an akhir. Saat itu banyak petualangan yang sudah kulakukan, tapi belum semua mimpi terwujud dan ada kemungkinan akan muncul petualangan lain di masa depan yang ingin dilakukan. Oleh karena itu, pertanyaan yang sama tetap ku ajukan dan jawabannya membuatku tenang dan yakin untuk menerima pinangannya.
Terlepas dari diskusi patariaki vs feminisme yang kadang suka melebar kemana-mana di media sosial.. Menurutku pernyataan lelaki pertama sudah termasuk bentuk pemikiran patriaki. Dimana saya, seolah tidak boleh lagi memiliki keinginan dan cita-cita pribadi di luar ranah 'keluarga'. Padahal saya tetaplah seorang individu yang punya pemikiran dan keinginan yang bisa saja berbeda dengan pasangan saya. Padahal walau sudah menjadi ibu & istri, saya tetap 'seseorang' tanpa harus mengemban sebuah title.
Tapi bukan berarti pemikiran laki-laki pertama salah ya.. bisa saja benar bahkan mungkin ada sesosok perempuan yang sepemikiran dengan si laki-laki. Dimana mimpi/cita-cita perempuan tersebut murni fokus untuk menjadi istri dan ibu, pokoknya mengabdi pada keluarga 100% deh! Tidak salah kan?
Yah itulah kenapa saya tidak berjodoh dengan laki-laki pertama, karena saya bukan perempuan yang dia butuhkan. Saya lebih memilih pasangan yang melihat saya sebagai partnernya, bukan sebagai 'wife material' atau 'mother material' karena saya percaya kemampuan menjadi seorang istri dan ibu yang baik dapat dipelajari dan bahkan naluriah ada dalam diri setiap wanita. Namun untuk menjadi seorang partner yang sepadan, itu yang perlu dibedah jalan pemikirannya ketika masa perkenalan & pendekatan.
Yah begitulah... Jadi kamu cari partner hidup yang seperti apa?
Kalau aku yang anti-patriaki, sesimple dari kesediaan dia untuk membebaskan pasangannya tetap berkarya walau telah menjadi istri dan ibu.
4 notes · View notes
cnandini · 5 months ago
Text
Yes, money can buy happiness.. tapi tidak bisa membeli rasa puas
-Prita Ghozie-
Jadi kenali dirimu sendiri sehingga kamu gak FOMO melihat kehidupan orang lain. Kamu tau apa yang dilakukan orang lain, memang bukan buat/ style kamu.
Apa yang bikin kamu nyaman, lakukan
Apa yang kamu emang suka, miliki
Bukan karena lihat orang lain, tapi memang benar-benar kamu mau- kamu nyaman- kamu butuh.
Orang lain nyinyirin kamu? Biarin aja..
Tau apa mereka tentang keinginan, kenyamanan, dan kebutuhan kamu.
Asaaal ya liat-liat juga kemampuan kita.
Kemampuan kita masih di gaji UMP ya gak usah juga pengeluaran macam sosialita hanya karena ingin dan nyaman. Pertanyaanya: "Apa iya kebutuhan kamu? atau jangan-jangan itu gaya hidup?"
Kalau ingin seperti sosialita ya berarti kamu harus kerja-kerja-kerja agar penghasilannya kaya sosialita, baru deh kamu boleh foya-foya macam mereka.
Dan inget gak instan caranya dengan cara paylater.
6 notes · View notes
cnandini · 5 months ago
Text
Kapan ya aku bertemu dengan jodohku?
Kira-kira begitulah curhatan dari beberapa teman disekitarku...
Dan aku cuma tersenyum, "semangat!!! semoga segera dipertemukan, ya!"
Catatan: Asal kalian gak berhenti untuk memperbaiki diri dan berupaya menjadi orang yang lebih baik. Jadi status wanita baik untuk pria yang baik, jadi berlaku untuk kalian...
Iya, sering kali ku perhatikan kadang memang yang membuat kita belum bertemu dengan jodoh kita adalah bisa jadi karena kita belum di level yang sama dengan sang jodoh (atau juga sebaliknya?).
Karena Allah Maha Baik sama umatnya, Beliau sayang sama kita dan ingin kita bertemu dengan jodoh di level yang terbaik.
Itulah kanapa gw cukup percaya: "kalau sampai sekarang kamu belum ketemu sama jodoh, bisa jadi ada hal yang perlu kamu perbaiki dalam diri kamu". Dan itu tidak terbatas dari segi agama saja ya. Bisa aja kamu udah belajar ngaji ke seluruh penjuru dunia, tapi kalau kata Allah ada hal lain yang masih perlu diperbaiki, ya belum ketemu aja gitu.
Dan itu yang aku rasain.
Dalam kasusku, aku pernah mencoba belajar agama dengan getol, aku coba terapin, dan gak lupa terus berdoa minta jodoh... gaaak kunjung dipertemukan. Sampai akhirnya aku berpikir untuk mencoba belajar self development dari sudut pandang psikologi.
Aku belajar tentang inner child, tentang amarah dan kesedihan masa lalu yang rupanya masih tersimpan di dalam diri dan belum dikeluarkan. Belajar mengeluarkannya secara sehat dan membuka hati untuk memaafkan. Yah belajarnya simpel aja cuma dari ikut seminar, baca buku, ilmunya aku terapin di kehidupan hari-hari. Sempet kepikiran mau ke psikolog, tapi gak jadi karena ternyata kadarnya masih bisa di atasi sendiri. Walau kata beberapa temen sih: gak papa kalau mau ke psikolog cuma buat cerita aja, setidaknya jadi tahu kalau kita tuh sehat kok kejiwaannya, cuma kecapean aja.
Percaya atau enggak, ketika aku sedang on going mempelajarinya... Allah bukakan aku pintu untuk bertemu seorang lelaki yang bersedia meminangku, padahal saat itu aku masih setengah jadi. Bahkan lelaki tersebut menjadi salah satu orang yang membantu aku menjadi orang yang lebih baik dengan memberi wejangan dan contoh nyata mindset yang berubah.
Disitulah aku mulai berpikir, oh... kalau kita diam di tempat yang itu-itu aja, kayaknya itu deh yang menjadi alesan kita belum ketemu jodoh.
Lalu aku menilik teman-temanku yang masih mencari jodoh:
Ada yang masih struggle manage duitnya, jadi suka besar pasak dari tiang
Ada yang masih suka jorok, kamar kosan diberesin belum tentu sebulan sekali dan aneka baju bersih/kotor dibiarkan menumpuk di kursi selama berminggu-minggu
Ada yang belum move on dari cinta masa lalu
Bahkan ada yang punya mindset salah: mencari suami untuk keluar dari kondisi keterpurukannya hidupnya
Yah mungkin itu jadi alesan Allah belum mempertemukan mereka dengan jodohnya, karena hal-hal basic yang belum mereka ubah
Bayangin kalau pasangan kamu gak bisa ngatur duitnya pas single, apa iya bisa manage duit buat keluarganya?
Bayangin aja kalau ngurus kosan yang 2x2 m2 aja masih males-malesan, gimana mau ngurus kebersihan rumah yang nanti bakal ditinggali sama anak-anaknya?
Bayangin gimana perasaan pasangan kalau kitanya masih suka mikirin masa lalu bahkan ngebanding-bandingin
Daaaan jangan pernah mengharapkan hidup kamu akan lebih baik kalau bukan kamu yang memulai mengusahakannya. Kan pasangan juga pasti pengen gitu loh punya pasangan yang kondisinya baik-baik saja. Gak semua orang punya jiwa keadaan layaknya Pangeran Berkuda Putih/ Superhero.. seringkali pasangan juga punya problematika hidupnya sendiri juga.
So, kalau boleh memberi saran buat kalian pencari jodoh... Jangan bosan untuk memperbaiki diri selangkah demi selangkah, dari semua aspek. Kadang aspek yang mengganjal itu aspek-aspek yang remeh temeh.
Yuk bisa yuuuuuk~
Tumblr media
1 note · View note
cnandini · 6 months ago
Text
Kenapa harus menunggu orang lain?
Kadang kita (atau mungkin cewe terutama?), suka banget deh menunggu sesuatu atau orang lain ketika ingin melakukan sesuatu.
Seperti contohnya gw:
Pakai kerudung nanti aja deh pas udah nikah (iyeee gw tau kl kerudung itu wajib buat cewe iyeeee)
Umrohnya nanti aja deh kalau udah punya pasangan halal
atau sesimpel barangnya lucu: nanti aja ah nunggu dibeliin jadi kado ultah sama yayang
Yang berujung dengan.... gak dateng-dateng tuh momennya... nikah ntah kapan, punya pasangan halal ntah kapan, si yayang udah beliin kado kita yang lain daaaan seterusnya.
Padahal kalau dipikir-pikir, semua hal yang mau kita lakuin atau miliki sebenarnya bisa aja kita lakukan dan miliki sekarang tanpa harus menunggu orang lain karena kita emang mampu kok.
Pakai kerudung, ya tinggal pakai aja.. kenapa harus nunggu nikah? Toh itu emang kewajiban seorang muslimah. Toh gaun pengantin juga sekarang banyak kok yang tetep cantik pakai kerudung. Dan gak semua cowo cari pasangan yang kelihatan rambutnya sebelum nikah.
Umroh aja sendiri, kenapa harus nunggu punya pasangan halal. Kalau udah punya suami ya umroh lagi gak apa-apa. Lagian ibadah kalau udah dimampukan kenapa harus ditunda-tunda sih. (Dan alhamdulillah sudah dilaksanakan).
Dan akhirnya kubeli juga barang lucu yang emang aku inginkan, karena tuh cuma 50rb dan aku ada duitnya. Bayar lunas, tanpa paylater.
Ya gitu deh, kadang kita (terutama cewe) suka menghambat diri sendiri dengan pikiran nanti aja deh kita lakuin setelah dapet milestone tertentu.
Saran gw sih ya, kalau emang mampu sekarang dan itu tidak mengganggu hidup kita dan malah emang buat kebaikan... udah deh lakuin aja sendiri dan sekarang. Bisa jadi Allah memang memampukan kita. Kebetulan rezekinya tuh turun langsung ke kita, bukan dari perantara orang lain.
Kecuali yaaa kita yakin milestone tersebut akan datang dalam waktu dekat, karena kita emang lagi mengusahakan milestone tersebut. Istilahnya apa yang mau kita raih itu buat hadiah atau motivasi kita biar kita bisa cepat menyelesaikan si milestone tersebut. Misal gw mau spa ah setelah melewati deadline kerjaan ini.
Intinya kalau si milestone ini tipikal yang kita gak akan pernah tau datangnya kapan (misal perihal jodoh), ya mending lakuin sendiri kalau sudah punya kemampuan.
Begituuuw kawan-kawan...
0 notes