Berisi tentang cerita, gagasan serta opini untuk meciptakan berbagai sudut yang tidak hanya bisa dipandang dalam satu sisi, melainkan beberapa sisi. #Karyanyata #selfreminder #Ceritakansaja
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
CUACA TIDAK SELALU MEMIHAK KITA
Manusia adalah Makhluk Sosial
Manusia adalah salah satu makhluk hidup yang tuhan ciptakan sebagai makhluk sosial yang hidup secara berkelompok dan saling membutuhkan satu sama lain. Tentunya, sebagai makhluk sosial tersebut, manusia tidak luput untuk selalu senantiasa melakukan komunikasi dan interaksi satu sama lain (Inah 2013). Intensitas interaksi manusia akan diuji kualitas serta kemampuannya ketika memang tergabung dalam sebuah sekelompok orang yang memiliki nilai dan tujuan untuk dicapai bersama-sama, yaitu dalam organisasi. Banyak motivasi yang mendorong seseorang untuk membentuk atau tergabung dalam sebuah organisasi, diantaranya untuk memecahkan masalah, mencegah keregangan, memberikan bantuan, atau memberikan tujuan dan nilai hidup yang lebih baik, serta masih banyak tujuan lain yang bisa ditempuh oleh suatu organisasi (Budio 2018).
Dinamika Organisasi
Dalam sebuah organisasi, tentunya akan banyak sekali hal yang terjadi dalam prosesnya untuk mencapai tujuan bersama. Seperti pepatah yang mengatakan bahwa tak ada gading yang tak retak, sekiranya itulah pepatah yang mengatakan, begitupun dalam sebuah organisasi. Dinamika organisasi timbul salah satunya adalah karena sebuah konflik yang terjadi. Apabila sistem komunikasi dan informasi tidak menemui sasaranya, timbulah salah paham atau tidak saling mengertinya antar personal. Konflik biasanya timbul sebagai hasil adanya masalah-maslaah ketidaksesuaian tujuan atua nilai-nilai pribadi dengan perilaku yang harus diperanka atau perbedaan persepsi, sumber daya terbatas, pertarungan antar divisi dan masih banyak lagi contoh kasus perkasusnya, termasuk krisis dalam menetapkan arah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh pimpinan (Lumintang 2015).
Kepemimpinan dalam organisasi pada dasarnya adalah sebuah pengaruh. Proses dalam mempengaruhi tersebut tentu tidak terlepas dari unsur utama dalam sebuah organisasi yaitu seorang pemimpin. Organisasi dalam prosesnya tiak hanya cukup dilakukan oleh manusia seorang diri, namun membutuhkan individu lain untuk saling bekerja sama dalam mencapai tujuan yang diinginkan bersama (Sari 2019). Salah satu polemic seorang pemimpin adalah tidak mampu memprioritaskan pengendalian diri sebelum mencoba mengendalikan kehidupan dan orang lain dalam arti bahwa seorang pemimpin tersebut belum mampu mengontrol diri sendiri dan melakukan sesuatu hal yang seharusnya dia belum bisa untuk mengontrol hal lain.
Manajemen Emosi
Kekeliruan seorang pemimpin adalah ketika dihadapkan dalam sebuah permasalahan/konflik. Banyak sekali istilah “salah langkah” terjadi karena hanya pemimpin tidak bisa menentukan arah dan kebijakannya terhadap suatu permasalahan, mulai dari mudah tersulut akan masalah, menambah runyam atau bahkan sampai baku hantam. Itulah sekiranya hal yang sering terjadi, rata-rata disebabkan oleh faktor x yang lain dan tak bukan itu merupakan faktor eksternal. Padahal, pemimpin dituntut sekali untuk bersikap bijaksana dan menjadi contoh/tauladan kepada anggotanya. Manajemen emosi, itulah sekiranya salah satu softskill yang perlu dilatih dan dibentuk oleh seorang pemimpin. Stress, marah serta energy-energi negative lainnya adalah hal yang wajar untuk ada pada setiap individu, namun tentuny kita harus bisa untuk mengaturnya. Bagaimana ia mampu untuk membentuk cuacanya sendiri dan tidak terdistraksi oleh cuaca yang dibuat oleh orang lain. Sekiranya itulah yang bisa kita control, ya diri kita sendiri.
Kita bisa identifikasi masalahnya terlebih dahulu, sebelum kita bersuara, menduga atau bahkan murka. Dengan hal itu, mungkin sedikit banyak kita mampu untuk menentukan langkah apa yang bisa kita ambil. Identifikasi bisa dilakukan dengan meminta keterangan terhadap orang yang terlibat atau ke pihak yang merasa tersalahkan, agar tentu kita bisa berfikir dan bersikap secara objektif. Hal-hal seperti ini tentunya perlu dilakukan dengan kondisi yang tenang, tentu pemilihan waktu, tempat serta kondisi perlu disesuaikan. Jika kita sudah mampu untuk mengidentifikasi, baru kita bisa menentukan keputusan atau sebuah kebijakan terhadap suatu permasalahan tersebut.
Yuk agar terus berprilaku positif dengan tidak bersikap reaktif dan mampu menjadi problem solve yang bijak. Cuaca diluar sangat susah untuk dikendalikan, dan kita tidak bisa mengubah cuaca tersebut, yang kita bisa lakukan adalah dengan mengatur cuaca kita sendiri, agar tetap terus bersinar meski ditengah cuaca yang mendung bahkan gemuruh guntur yang menerjang.
Lakukan apa yang bisa dikontrol!
Sumber :
Budio S. 2018. Komunikasi organisasi : konsep dasar organisasi. Jurnal STAI Yaptip. 1(2):23-20.
Inah EN. 2013. Peranan komunikasi dalam pendidikan. Jurnal Al-Ta’dib. 6(1):176-188.
Lumintang J. 2015. Dinamika konflik dalam organisasi. E-journal “Acta Dharma”. 4(2):1-12
Sari ISJ. 2019. Hakekat, dinamika organisasi, dan fungsi pemimpin dan kepemimpinan dalam pendidikan islam. Jurnal Ilmiah Iqra’. 13(1): 26-38.
2 notes
·
View notes
Text
Sesuai Kadarnya
Makhluk hidup yang Allah SWT telah ciptakan memiliki keotentikan tersendiri. Berbeda dari makhluk lain yang Allah SWT ciptakan, yakni hewan, tumbuhan, dan makhluk lainnya, manusia diciptakan dengan memiliki akal dan juga nafsu didalamnya. Nafsu dan akal tersebut tentunya perlu dikendalikan oleh diri sendiri sebagai insan manusia, karena tentunya jika tidak bisa diatur dengan baik, bukan manfaat yang didapatkan, melainkan madharat yang hadir. Wujud dari sebuah naluri hawa nafsu adalah sebuah cinta dan benci terhadap seseorang bahkan sesuatu, yang kadang disebabkan oleh hal-hal yang janggal atau malah datang sendiri tak karuan, itulah fitrah yang Allah SWT diberikan kepada manusia untuk bisa diatur dan dikelola dengan baik.
Hasrat cinta bisa timbul kapanpun, biasa hadir tanpa kita duga atau rencanakan, bahkan hanya bisa dalam sekali ketemuan, rasa itu sangat abstrak dan tak mudah untuk dikenali. Ya begitulah rasa cinta menurutku, bahkan ketika sudah memilikinya kita sebisa mungkin akan melakukan segala cara untuk memenuhi kebutuhannya. Memang susah untuk didefinisikan ya. Lalu, ada juga sebuah rasa yang timbul, namun ini lebih kearah negatif vibes sepertinya, hidup seakan risau ketika melihat seseorang atau sesuatu, merasa tidak nyaman ketika bertemu atau bahkan seakan dunia gelap dan awan kelabu menghampiri hidupmu. Namun, kembali hal-hal seperti cinta dan benci perlu kita atur dan kendalikan, jangan sampai hal tersebut malah menjadi hambatan, penghancur dan benalu dalam diri sendiri, itulah salah satu penyebab konflik batin bisa terjadi.
Ada sebuah Hadits yang menyebutkan bahwa “Cintailah orang yang kau cintai dengan sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia menjadi orang yang kau benci. Dan bencilah kepada orang yang kau benci sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia yang kau benci menjadi orang yang kau cinta”. (HR Tirmidzi). Nah, dari hadits tersebut kita bisa lihat bahwa, rasa cinta dan benci berpotensi untuk berubah dalam kurun waktu tertentu, karena Allah maha membolak-balikan hati manusia. Dengan hal tersebut, maka maksimalkan itu sesuai dengan kadarnya, mencintai sekadarnya dan benci sekedarnya. Wajar ya, hal tersebut karena fitrah yang telah ditentukan oleh Allah SWT kepada manusia.
Sebuah cerita menarik dari seorang pemuda yang tentunya dalam masa usianya sudah menuju baligh dan pasti memiliki sebuah ketertarikan dengan lawan jenis. Dengan naluri yang diberikan, mungkin seseorang akan bertanya bahwa apakah rasa ini hadir sebagai anugerah atau bahkan dari nafsu? Rasa tertarik hadir ketika dia sangat terkagum-kagum dengan pencapaian serta apa yang telah wanita itu lakukan selama hidupnya. Mungkin dia sadar bahwa, imanku sangat jauh dengan kata sempurna milik Sayyidina Ali bin Abi Thalib, yang mampu menjaga perasaanya ke Sayyidatina Fatimah, sampai syaitan sebagai penggerak hati dan nafsu manusia agar goyah dari keimanan tidak mengetahuinya. Munajat, Istikharah itulah yang dilakukan seorang pemuda tentunya untuk meminta petunjuk dari sang maha kuasa. Selain itu, kiat yang dilakukannya adalah berkonsultasi dengan guru di sekolahnya. Sampai pada akhirnya, guru tersebut menyarankan untuk mengungkapkannya kepada wanita yang ia maksud, dengan pertimbangan bahwa, tidak ada maksud apapun selain mengungkapkannya dan juga mengagumi sekadarnya. Pemuda tersebut mencoba melakukan saran dari gurunya, ya bisa dibilang dia merasa dirinya lega ketika sudah mengungkapkannya. Namun, karena naluri cintanya sangat besar, dia mau melakukan segala apapun demi wanita yang dia sukai, meski itu hal negative yang dia minta, bahkan seakan-akan dia sudah lupa dengan amanat yang diberikan oleh gurunya.
Cinta? Apakah itu yang dinamakan cinta? Begitulah memang kata yang tidak bisa dideskripsikan, wujud yang tak bisa bahkan dinilai oleh apapun. Namun pada suatu kenyataannya ternyata wanita tersebut sudah dijodohkan oleh orang tuanya dengan orang lain. Apa yang mungkin tentunya akan dirasakan? Pedih dan miris mungkin ya. Sampai pada akhirnya, dia sangat benci, karena seakan apa yang dia lakukan tidak ada guna nya, dan membenci apapun termasuk wanita yang tadinya ia sangat sayangi. Begitulah sekiranya cerita yang sangat miris, karena tidak mampu mengendalikan rasa cinta yang telah diberikan sehingga yang awalnya cinta bisa menjadi benci.
Jadi, Suka, cinta, benci, nggak suka sesuai kadarnya aja ya J Jangan berlebihan. Yakinilah, bahwa cinta dan benci itu sebuah anugerah, yang perlu kita jaga dan dikendalikan.
2 notes
·
View notes
Text
Sedang tidak baik-baik saja
Manusia selalu menemukan dinamika kehidupannya masing-masing. Layaknya air laut, kadang ada dimana manusia mengalami pasang surut terkait kebahagiaan dan kesedihan yang dirasakan. Kebahagiaan yang dirasa tak semanis derita yang senantiasa menghampiri, terkadang rasa tidak baik-baik saja yang selalu terkenang, itu yang dinamakan kurang bersyukur. Mungkin dibahasan lain ya kita bahas mengenai rasa syukur, saat ini kita akan bahas mengenai rasa derita dan mungkin penyebab serta tips yang bisa meredakan derita yang ada. Derita tersebut saya sebut dengan konflik batin.
Konflik atau perang menurut saya terbagi menjadi dua macam, yaitu perang dengan orang lain, baik itu secara personal ataupun kelompok. Banyak sekali hal tersebut terjadi, seperti perang-perang zaman dahulu yang selalu kita dengarkan pada saat mata pelajaran sejarah. Kemudian, konflik atau perang dengan diri sendiri. Memang ada ya konflik dengan diri sendiri? Biasanya hal ini terjadi ketika merasa dilema untuk menentukan sesuatu hal. Kebanyakan orang mungkin dapat menuntaskan segala hal nya dengan mudah, namun tidak sedikit juga orang yang selalu menanti jawaban dengan menyelasaikan dengan pribadinya, banyak hal yang harus dilalui untuk menelusuri seluruh pertanyaan, penyelesaian masalah ataupun jawaban yang harus dia terima. Siapa yang dimaksud? Kayaknya penulisnya sendiri deh hehehee …
Kadang jika membahas tentang konflik batin sendiri membutuhkan waktu yang banyak, karena setiap manusia memiliki strategi serta cara untuk menyelesaikan konfliknya. Tapi, secara umum konflik batin terjadi karena kita merasa batin kita lelah. Saya dapat menyebutkan 7 dampak yang sering terjadi ketika batin terasa lelah.
1. Mudah tersinggung
Ketika saya berada dalam fase terendah, saat batin sedang tidak baik-baik saja semuanya seakan menyerang pribadi dan menekan segala proyeksi yang ada dalam hati, sehingga ketersinggungan itu hadir tanpa kita inginkan, mindset dan perasaan kian menjadi buruk ketika apa yang orang lain bicarakan, namun memiliki sudut pandang kita, maka hal tersebutlah yang menjadi bom atom yang seakan meletus begitu kencang didalam hati. Keterasinggunga hadir memang tidak bisa diceritakan kepada pihak terkait, dan itulah penyakit yang terjadi, rasa benci, rasa tak dihargai sampai rasa bahwa hidup di dunia ini tak berarti.
2. Tidak sabar dan Mudah Marah
Melanjutkan perihal ketersinggungan, dibalik rasa tersebut emosi kian memuncak dengan segala hal yang dilakukan orang lain selalu salah dimata kita. Rasa tersebut bercampur dengan mudahnya marah karena orang lain tak sepaham dengan kita, seakan kita yang selalu merasa benar. Marah terhadap kondisi, pribadi sampai dengan hal-hal kecil tak berarti, padahal seharusnya hal kecil tersebut bisa diselesaikan tanpa harus dengan emosi.
3. Tidak termotivasi untuk melakukan sesuatu, padahal apa yang dilakukan merupakan hal yang disukai
Kebetulan diriku suka sekali nongkrong, ngobrol, ghibah, main mobile legend bareng dan aktivitas lain yang dilakukan secara berkelompok, namun ketika dalam situasi saat ini, semua yang saya suka tidak bisa dilakukan sedia kala, karena kembali hati menolak untuk melakukan hal itu, memang rumit jika dijelaskan, namun hal tersebut benar terjadi, seakan ketika diri ini ingin melangkah ada tali yang menghambat untuk kita bergerak.
4. Gelisah dan takut secara berlebihan
Rasa ini hadir ketika memang dalam keadaan sedang sendiri. Gelisah dan takut hadir seakan mengancam bahwa rasa masa depan tidak akan hadir secara baik. Kematian seakan berada didepan mata, memikirkan bahwa mati adalah solusi saat ini, karena sudah tidak lagi asa dan harapan, kadang merasa hidup sendiri di dunia ini.
5. Menangis dan bersedih tiba-tiba`tanpa tau sebabnya
6. Merasa terasing dengan lingkungan sekitar, merasa sendirian dan lebih asyik membayangkan kehidupan ideal yang kita ciptakan sendiri.
7. Tidur tak nyenyak dan bangun tidak bugar.
Hal tersebut sudah pernah dirasakan, dan itu menjadi pertama kalinya saya merasakan hal tersebut. Saran terbaik adalah dengan menghentikan seluruh aktivitas yang menyita banyak waktu. Mungkin, ada beberapa tips untuk mengistirahatkan jiwa karena tidak ada dokter yang dapat mengobati jiwa kecuali yang memiliki jiwa tersebut lah yang mampu mengobatinya. Ni’mati meski hanya sekedar diam setelah shalat, menangis dan meringkih mengucap dzikir seakan berbicara sepihak dengan Allah.Karena jiwa yang lelah adalah isyarat waktu kebersamaanmu dengan rab mu sangat kurang. Jangan sampai lelahnya jiwa yang membuat kita tak menjadi pribadi terbaik saat hidup di dunia, karena tanpa sadar, lelahnya jiwa membuat kita menjadi masti sebelu jasad siap untuk dikebumikan.
‘yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”.
(Q.S. Ar-Rad : 28)
4 notes
·
View notes
Text
Satu Per Satu
Dasar Kebutuhan
Manusia sejatinya memiliki kepentingan tersendiri dalam setiap aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Ada yang sedang bekerja, bermain, belajar dan banyak hal aktivitas lain yang tentunya dilakukan baik itu memenuhi kebutuhan dalam waktu yang tenggang atau kebutuhan istirahat dalam tempo beberapa saat. Kesibukan yang dialami tentunya membutuhkan energi yang sangat banyak untuk dihabiskan. Namun, dibalik kesibukan itulah kadang orang selalu dibenturkan terhadap berbagai macam pilihan. Salah satunya adalah ketika ada kegiatan bersamaan.
Dalam beberapa teori atau mungkin pertemuan seminar, selalu muncul pertanyaan “bagaimana cara memanage waktu?” atau “bagaimana kita menentukan suatu pilihan yang pada saat itu kita harus memilih salah satu?”. Tenang, semua ada jawabannya, eaa. Hampir setiap pertanyaan dalam teori atau seminar tersebut dijawab dengan “menggunakan skala prioritas”. Skala prioritas bagaimana yang dimaksud?. Skala prioritas mungkin sudah cukup banyak diterapkan oleh orang banyak dengan menggunakan kuadran penting, tidak penting dan mendesak, tidak mendesak.
Lampaui Batasan atau Kenali Batasan
Setiap manusia tentunya memiliki keterbatasan dalam banyak hal, khususnya dalam mengatur diri sendiri dalam menentukan skala prioritas. Seperti halnya pada saat waktu luang, mana yang kita pilih? Bermain atau belajar?. Hal tersebut tidak serta merta kita memilih salah satu, kita dapat melihat sisi dari prioritas yang bisa digambarkan. Mungkin, pada saat waktu luang tersebut dikhususkan untuk bermain/istirahat dari jadwal kampus yang sedang padat, maka hal hal tersebut bisa menjadi prioritas utama dalam menurunkan suhu dalam otak kita. Pun sebaliknya, ketika memang waktu luang tersebut diperuntukan bagi mahasiswa untuk mereview ulang pelajaran karena siang harinya akan dilaksanakan kuis dadakan, maka belajar adalah prioritas utama yang harus dilakukan.
Manusia seiring berjalan waktu, usia dan juga masa waktu di dunia ini tentunya memiliki kesempatan peran yang semakin kompleks. Seperti hal nya saat ini saya menjadi seorang mahasiswa tentunya banyak sekali hal-hal yang bisa dilakukan secara lumrah, seperti, ikut organisasi BEM atau komunitas, menjadi mapres atau bahkan hanya fokus untuk kuliah saja, semua memiliki skala prioritas kebutuhannya masing-masing. Pun, kita tidak bisa judging apapun terhadap siapapun, kamu gak keren kalau gak masuk BEM, fokus kuliah aja nanti nilai kamu jelek gak bisa lulus cumlaude, dan contoh lainnya. Setiap orang memiliki pilihan dan tau akan kebutuhannya. Berkaitan dengan hal tersebut, menurut seseorang saya sebut saja aktivis kampus mengatakan bahwa, ketika Mahasiswa berada di Kampus, maka ada tiga pilihan besar dan kita hanya bisa memilih dua diantara hal tersebut. Ketiga hal tersebut yakni, akademik, organisasi dan istirahat. Hal tersebut murni dan yakin adanya, karena manusia tentunya memiliki batas maksimal dalam melakukan aktivitas. Ketika kita memilih akademik dan organisasi, maka kita harus siap istirahat kita akan sedikit terkuras, yang biasanya tidur jam 10 malam, mungkin bisa berganti jadi jam 2 malam. Pun, ketika kita memilih untuk akademik dan istirahat, mungkin pemenuhan kebutuhan secara sosial akan sedikit minimal didapatnya. Hal tersebutlah yang saya yakini saat ini, karena manusia ada batasannya.
Nah, sekarang saya mau membahas terkait orang-orang yang suka berorganisasi. Saking suka dan cintanya berorganisasi, kadang satu mahasiswa bisa saja mengambil peran di organisasi tersebut, baik itu organisasi kampus, komunitas atau bahkan kepanitiaan. Namun, saya kembali flashback mungkin di beberapa tulisan saya sebelumnya sudah pernah dibahas, bahwa sah-sah saja mengambil banyak peran atau amanah, tapi apakah hal tersebut dapat berjalan secara efektif? Apakah satu dengan yang lainnya akan berjalan secara maksimal? Dan apakah satu dengan yang lainnya tidak akan ada yang merasa dirugikan? Bahkan apakah itu betul-betul ingin berperan karena ikhlas atau nafsu? Kayaknya kejauhan deh, jadi mau bahas hal-hal yang umum saja.
Dikutip dari Q.S. Al-Insyirah ayat 7, yang artinya “Apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain!”. Hal tersebut memang menjadi batasan kita dalam melakukan sesuatu apapaun, bahwa kita hendak menyelasaikan urusan kita satu-persatu, kalau bahasa kekiniannya adalah multitasking. Mungkin, beberapa manusia memiliki kemampuan seperti ini, namun kembali lagi apakah hal seperti ini akan berjalan secara efektif atau tidak. Maka, kembali lagi kepada diri kitaa, sejatinya apa yang dikejar? Wa Allahu ‘alam, hanya kamu dan Allah yang tahu apa dibbalik itu semua. Amanah itu berat, jaminannya sampai akhirat, selesaikanlah amanah yang satu secara tuntas, maka kerjakan amanah yang lain yang sekiranya perlu diselesaikan.
Rapat rutin dalam dua device saja sudah tidak efektif, apalagi amanah.
Niatkan, kerjakan dan tuntaskan!
ada saran? silahkan tulis di kolom komentar.
6 notes
·
View notes
Text
Anu ku dipotong, Awwwwww !
Cerita ini disajikan secara fakta dan benar adanya. Usia sekitar 7 tahun mungkin sudah sedikit cukup tua untuk seorang laki-laki yang belum di khitan. Khitan merupakan salah satu anjuran bagi laki-laki yang bertujuan untuk membersihkan kotoran yang ada di qubul seorang laki-laki dan untuk mencegah timbulnya penyakit yang berasal dari kelamin. Menyikapi hal itu, setiap tahunnya di desa selalu mengadakan sebuah ritual (upacara adat) seren tahun. Rincinya, kegiatan tersebut berlangsung setelah bulan syawal atau idul fitri. Di kegiatan tersebut tidak hanya soal khitanan, melainkan ada beberapa kegiatan lainnya seperti syukuran atas hasil panen tahunan, resepsi pernikahan dan kegiatan yang lainnya. Kegiatan ini selalu dinanti-nanti oleh warga desa, maupun pihak luar ataupun komunitas budaya, karena selalu ramai, menjaga nilai-nilai luhur adat dan kebudayaan juga menampilkan hal-hal yang beda setiap tahunnya.
Cerita berlanjut ketika sang muda belia menginginkan untuk dikhitan karena merasa tergugah ketika teman-teman sekelasnya bercerita bahwa mereka akan dikhitan juga tahun ini. Lalu, diceritakanlah pada sang ayah, nampaknya ayahnya pun berfikiran hal yang sama, sudah cukup usia seorang anak belia untuk segera dikhitan. Selain karena tergugah oleh teman-temannya, ternyata ada alasan lain, yakni karena setiap anak khitan selalu diberi santunan oleh warga-warga sekitar, lumayan bisa sekitar satu sampai dua jutaan. Dari sanalah sang anak muda belia tersebut ingin segera di khitan.
Singkat cerita, seperti layaknya sebuah event, khitanan di desa ini ada beberapa tahapan, seperti kegiatan pra, hari H dan pasca. Tahapan awal nya adalah anak belia di desa yang akan dikhitan hendak didaftarkan terlebih dahulu kepada pihak panitia kegiatan seren taun. Setelah itu, seluruh peserta khitan hendak membuat sebuah benda yang nantinya digunakan untuk arak-arakan. Saat itu, si anak belia meminta untuk dibuatkan helicopter karena terobsesi dengan ultraman cosmos dan power ranger. Kemudian, sebelum di khitan si anak belia dan peserta lainnya dibawa ke sebuah sungai yang ada di desa untuk kemudian diberikan ritual sebagai awal sebelum khitanan. Seperti layaknya dibersihkan dan disucikan kemaluannya dengan air sungai tersebut. Setelah itu, si anak dibawa pulang dan diberikan make up untuk kemudian nantinya akan dilakukan proses arak-arakan desa.
Kegiatan arak-arak pun dilakukan, dengan bangga sang anak belia tersebut menaiki helicopter yang dibuatkan oleh bapak angkatnya. Bersama sang adik, sang anak belia tersebut berada diatas pundak orang-orang tua sambil menikmati rasanya ayam bakar yang sangat lezat. Arak-arak dilakukan dengan mengelilingi desa sejauh kurang lebih 2 km, sambil melihat kanan kiri banyak orang yang melihat, perasaan si anak belia tersebut seperti layaknya seorang pangeran mahkota. Sekitar 4 jam diajak berkeliling, nampaknya cukup lelah, hingga akhirnya ketika arak-arak tersebut selesai, si anak belia tersebut langsung tidur dan mempersiapkan diri untuk hari esok nya.
Keesokan harinya, si anak belia tersebut disunat dengan penuh rasa semangat. Namun, rasa semangat itu seketika luntur ketika dokter khitan datang ke rumah, dengan membawa seperangkat alat untuk khitan dengan tas hitamnya. Tak tau apa yang ada difikiran anak belia tersebut, seketika dia lari terbirit-birit keluar rumah sambil berteriak “aku gak mau disunat”. Hingga pada akhirnya, seluruh keluarga dan dibantu oleh tetangga untuk menangkap si anak belia tersebut. Tak jauh langkah yang ditempuh, hanya baru beberapa meter dia keluar dari halaman rumah, si anak belia tersebut dapat ditangkap dan langsung dilakukan proses khitan dengan penjagaan beberapa orang. Sang ibu memgang tangan kanan yang dibantu oleh kakak, sedangkan bapak dan saudara memegang bagian kaki. Sambil menangis dan berteriak karena ketidak mauannya untuk di khitan meski sebelumnya dia bersemangat sekali, akhirnya dokter memutuskan untuk membiusnya. Jadi, si anak belia tersebut di khitan dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Seketika matanya terbuka, celananya sudah dilucuti, posisi badan yang tak seperti biasanya, disampingnya ternyata sudah ada puluhan ribu uang dalam sebuah toples. Meski sakit dan tidak nyaman, perasaan bahagia hadir karena apa yang ia inginkan tercapai, yakni uang yang hamper satu juta didalamnya. Akhirnya, saudara, tetangga dan keluarga besar hadir untuk menjenguknya dengan tentunya membawa do’a dan segenggam uang. Sekitar satu sampai dua minggu akhirnya jaitan hasil khitannya tersebut kering dan uang yang tadi dihasilkan, si anak belia tersebut membelikannya kepada sepeda agar bisa bermain bersama teman-temannya.
2 notes
·
View notes
Video
tumblr
Assalamu'aaikum Wr.Wb.
Titipian kutipan ini berasal dari suara orang-orang yang memiliki keresahan, pandangan ataupun opini terhadap suatu hal, namun ingin menyampaikannya melalui suara hati saya. Jadi, bagi kamu yang ingin menyampaikan sesuatu, namun tidak memiliki kesiapan dalam bentuk apapun, bisa disampaikan ke saya.
Sukses terbesar adalah bukan tentang bagaimana kita bisa pintar dan ahli dalam segala hal karena terindikasi dalam suatu nilai, tapi bagaimana kita bisa hidup dan menjadi orang yang bernilai tentunya. Terima Kasih Adila Nuramalia Soliha atas pandangannya
2 notes
·
View notes
Text
Saya Kurus, Lalu?
Manusia tentu dilahirkan secara otentik oleh sang pencipta. Pasangan objektivitas merupakan salah satu tanda bahwa keotentikan itu terjadi, ada yang indah dan ada yang buruk, ada atas atau bawah, lalu kiri dan kanan dsb. Kita perlu memaknai hal itu,agar tidak menjadi benalu dalam fikiran yang akan mepengaruhi tindakan kita terhadap sesuatu hal. Bahwa, manusia didasarkan pada penciptaan kelebihan dan kekurangan, bukan untuk dibandingkan, melainkan sebagai pemersatu antar manusia satu dengan yang lainnya.
Keotentikan lain bahwa ternyata manusia tidak bisa memilih takdirnya sendiri, kecuali hal-hal yang dapat diusahakan dan dapat mengubah suatu asumsi pada dirinya. Jika tadi telah disebutkan bahhwa manusia terlahir atas dasar kelebihan dan kekurangan, apakah jika seseorang kurus, itu merupakan suatu kekurangan ? Ini menarik, karena sebagian masyarakat masih menggunakan asumsi klasik dalam pola pikirnya. Seperti halnya, orang kurus dimata asumsi klasik menandakan bahwa manusia kurus tersebut merupakan orang susah, tidak pernah makan daging dsb, tanpa tahu bahwa apakah orang tersebut memilih kurus atau tertakdirkan untuk kurus.
Banyak orang yang berusaha diet, untuk menguruskan badannya. Apakah itu sebuah takdir? Tidak teman-teman, itu adalah pilihan. Apalagi saat ini banyak sekali kasus body shaming yang merajalela, baik itu secara nyata atau maya (online). Itu akan menurunkan derajat keikutsertaan seseorang dalam bertindak kegiatan sosial, karena hilangnya rasa percsya diri dan kepantasan dalam hidup berdampaingan dengan masyarakat. Jadi, kita coba hentikan asumsi klasik dan persepsi akab sesuatu hal yang masih samar-samar. Jangan telan informasi secara bulat-bulat, alangkah baiknya kita cari tahu terlebih dahulu dari beberapa sumber dan baru kita akan bijak dalam pengelolaan informasi.
4 notes
·
View notes
Text
Bukan Stay With Me
Manusia memiliki sebuah keinginan dalam sanubari. Meski, keinginan tersebut belum tentu menjadi kebutuhan tersendiri. Keinginan tersebut menyudutkan manusia akan sebuah pilihan. Tentu, baik buruknya pilihan seseorang tergantung prinsip dan pola pikirnya. Ada yang memutuskan dengan emosi atau hawa nafsu, ada yang memutuskan dengan materi, ada yang memutuskan dengan diskusi, hal tersebut sah-sah saja dilakukan, namun ada sebuah pola pikir yang menurut saya paling efektif, dan pilihan tersebut akan terus hidup karena memiliki alasan dan dasar yang sangat kuat. Kebanyakan orang saat ini, salah dalam memilih sesuatu pilihan, karena dimulai dengan persiapan dan permulaan yang sangat tidak baik. Disini saya tidak memaksa pembaca untuk mengikuti, namun dapat dijadikan referensi ketika pembaca benar-benar sangat bingung dan tersudutkan akan suatu pilihan.
Pembaca mungkin sudah mendengar sebuah teori yang digagas oleh seorang tokoh yang mengungkapkan teori bernama “The Golden Circle”. Inti dari teori tersebut adalah meningkatkan dan mengangkat marwah sebuah pertanyaan “Kenapa?” ketika kita melakukan sesuatu. Terkadang, apa yang kita lakukan atau apa yang kita pilih berlandaskan kata bagaimana dan apa yang bisa dipilih, namun seringkali kita tidak tau kenapa kita melakukannya. Alhasil pilihan kita selalu berubah-rubah atau terkesan tidak konsisten serta sering kali tidak ada daya fikir yang sangat matang.
Hal yang pernah saya lalui adalah ketika saya pertama kali masuk kampus. Wajar saja mungkin, karena baru pertama kali dan menjadi titik permulaan adaptasi, saya mencari serta mengikuti berbagai macam kegiatan yang bisa mengupgrade softskill yang saya miliki. Sebanyak 4 Organisasi saya ikuti, dan beberapa kepanitiaan yang menyertai, namun dengan keikutsertaan saya dalam sebuah organisasi tersebut, tidak menjadikan saya menjadi manusia yang efektif atau mampu mengupgrade sofskill saya secara efektif. Namun, hal tersebut malah membuat saya menjadi tidak karuan, banyak hal saya lewatkan, rapat rutin yang sudah diagendakan sering kali ditinggalkan, dan masih banyak lagi hal yang menjadi kewajiban saya didalam organisasi tersebut saya abaikan. Kenapa hal tersebut terjadi? Karena, pada saat itu diri saya belum mampu menentukan sebuah pilihan dengan sebuah kata karena, yang bisa membuat keputusan dengan sebuah alasan yang kuat. Sehingga, mungkin saya tidak akan mengambil jabatan diorganisasi lain dengan mengorbankan organisasi yang lain pula.
Akhirnya, hal tersebut saya jadikan sebagai sebuah pembelajaran. Hingga pada akhirnya, di tingkat berikutnya, saya mencoba menentukan suatu pilihan mengawali dengan kata kenapa. Sampai saat ini, ketika saya lelah dan seakan ambyar, hal tersebut sontak tidak membuat saya gentar. Energi saya terasa pulih kembali, ketika saya kembali dengan alasan awal. Harapan dan alasan tersebut akhirnya menjadi nafas, dan ruh dalam setiap langkah yang saya ambil, yang akhirnya membuat diri saya menjadi efektif. Dengan hal ini, akhirnya saya mencoba untuk focus, memetakan serta mengkolaborasikan apa alasan yang saya lakukan dengan apa yang saya ikuti saat ini. Selamat mencari alasan-alasan yang sangat banyak dalam sebuah pilihan, agar tidak mati karena salah langkah. Start With Why!
3 notes
·
View notes
Text
SAATNYA MEMBUKA MATA
Bonus Demografi
Indonesia memiliki keuntungan di beberapa tahun yang akan datang. Keuntungan tersebut dapat mencakup beberapa aspek, seperti sosial dan ekonomi. Kejadian tersebut akan terjadi karena Indonesia akan mengalami Bonus Demografi. Menurut Jati (2015) menyatakan bahwa bonus demografi dimaknai sebagai keuntungan ekonomis yang disebabkan oleh semakin besarnya jumlah tabungan dari penduduk produktif. Arti kata lain bahwa jumlah penduduk produktif pada saat itu akan lebih banyak dibandingkan dengan usia tidak produktif. Seperti yang kita ketahui, seseorang dikatakan berada dalam usia produktif ketika berusia 15-64 tahun. Menurut survey BPS (2010) menunjukan bahwa jumlah penduduk usia produktif mencapai 66 persen dari total penduduk yang mencapai 157 juta jiwa. Namun? Apakah Pemerintah Indonesia mampu memaksimalkan Bonus Demografi?
Berdasarkan data BPS (2020) jumlah angkatan kerja pada bulan Februari sebanyak 137,91 juta orang, mengalami kenaikan dibanding Februari 2019. Berbeda dengan naiknya jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengalami penurunan. Dalam setahun terakhir, pengangguran bertambah 60 ribu orang, berbeda dengan TPT yang mengalami penurunan pada Februari 2020. Apalagi saat ini, Indonesia sedang mengalami pandemi Covid-19 yang menghentikan seluruh aktivitas diberbagai sektor, yang kemudian ramai orang terkena PHK dari tempat kerjanya. Selain pengangguran yang menjadi tantangan akan terlaksananya bonus demografi, kualitas sumber daya manusia menjadi akar utama dalam setiap permasalahan yang timbul. Saat ini, Indonesia sedang menggaungkan dan beranjak menuju Revolusi Industri 4.0, kualitas sumber daya benar-benar sangat dibutuhkan untuk menunjang itu semua. Sehingga mampu berdaya saing dengan tenaga kerja asing yang membuat industri ataupun instansi yang membutuhkan tenaga kerja dapat memaksimalkan tenaga kerja yang berasal dari Indonesia. Selain itu, dapat memeperluas lapangan pekerjaan yang membuat angka pengangguran di Indonesia semakin menurun hingga tidak ada.
Tentunya, jika sumber daya manusia yang ada memiliki kualitas yang sangat baik, maka bukan tidak mungkin bahwa masyarakat Indonesia tidak lagi menjadi seorang tenaga kerja, melainkan sebagai tenaga ahli, creator ataupun innovator. Namun, dibalik semua kelebihan yang ada, mampukan Indonesia memaksimalkannya? Atau malah terjadi pembludakan pengangguran yang semakin banyak?. Ya betul sekali, ini menjadi tugas kita sama-sama untuk menjawab dan mencegah kejadian yang tidak diinginkan tersebut.
Visi Indonesia 2015-2085
Seperti yang telah dijelaskan pada tulisan sebelumnya, bahwa Indonesia memiliki cita-cita emas pada tahun 2045 yang pada saat itu menggenapkan usianya menjadi 100 tahun. Wujud visi tersebut dimaksudkan untuk memfokuskan pengembangan dari beberapa aspek yang dapat diwujudkan dalam kurun waktu sekitar 70 tahun. Dari sekian banyak aspek yang direncanakan, terdapat beberapa aspek yang perlu diprioritaskan sebagai landasan fundamental untuk mewujudkan visi yang lain. Beberapa aspek tersebut diantaranya Sumber Daya Manusia, Infrastruktur dan KKN.
Sumber Daya Manusia menjadi prioritas utama dalam segala aspek pembangunan, guna memiliki keunggulan kecerdasaan dibanding dengan Negara lain. Selain itu, guna mewujudkan cita-cita bangsa yang terwujud dalam pembukaan UUD 1945, serta memenuhi hak sebagai warga Negara. Sehingga, dengan meningkatknya kualitas sumber daya, Indonesia mampu mewujudkan visi yang lain yaitu menjadi pusat penelitian, teknologi dan peradaban dunia. Namun, bukan bermaksud pesimis, hanya saja kondisi saat ini sangat tidak sesuai sekali dengan wujud visi Indonesia tersebut, tawuran antar siswa masih berlangsung, penghakiman yang salah terhadap sikap guru yang masih menuai kontroversi keadilan hingga sikap siswa kepada guru yang semena-mena. Apakah itu menunjukan kualitas sumber daya yang baik?
Infrastruktur merupakan bagian yang tak kalah penting dalam sebuah pembangunan. Apalah daya, alih berdalih ingin meningkatkan kualitas sumber daya, namun kualitas infrastruktur yang belum memadai serta merata. Pemerataan infrastruktur yang seharusnya menjadi pekerjaan yang perlu diselesaikan, sehingga tidak hanya masyarakat kota yang mampu menikmatinya, sedangkah masyarakat desa atau pelosok tidak bisa mengecapnya. Saat ini, masih banyak sekali desa atau pelosok yang belum dapat merasakan pemerataan tersebut, seperti akses jalan yang masih kurang memadai, fasilitas ruang sekolah yang hamper sama dibilang seperti ‘kandang ayam’, akses internet yang masih belum mereta keseteiap daerah dan masih banyak lagi problematika terkain infrastruktur yang terjadi di masyarakat.
KKN (Korupsi Kolusi dan Nepotisme) masih menjadi momok menakutkan bagi bangsa Indonesia. Dibalik kesusah payahannya pemerintah dalam menuntaskan guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya, masih terdapat banyak sekali oknum yang mempergunakan jabatannya untuk melakukan tindak kriminal yang tentunya merugikan rakyat. Seakan jabatannya saat ini, menjadi sebuah kesempatan dalam bertindak untuk mencari keuntungan pribadi. Sehingga, pada akhirnya kepercayaan public terhadap pemerintah semakin menurun dengan tindakan Korupsi yang semakin merajalela.
Apa yang perlu kita persipkan ?
Merujuk pada Nilai pendidikan karakter yang diterbitkan oleh Kemendikbud, bahwa terdapat 19 nilai yang dapat diterapkan di pendidikan formal. Namun, terdapat 5 nilai yang menurut penulis dapat dijadikan dasar untuk nilai-nilai yang lain. Nilai-nilai tersebut diantaranya Religius, Jujur, Kepemimpinan, Komunikatif dan peduli sosial serta semangat kebangsaan. Jika kelima nilai tersebut mampu diaplikasikan dengan baik, bukan tidak mungkin, kualitas sumber daya manusia kian membaik dan berangsur mampu menuntaskan cita-cita bangsa dalam implementasi wujud visi Indonesia Emas.
Semangat kaula muda, kita tuntaskan bersama-sama!
2 notes
·
View notes
Text
INDONESIA MAU DIBAWA KEMANA?
Pertanian merupakan kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam serta pembesaran hewan ternak, meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekadar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
Indonesia sekarang sedang berfikir tentang adanya Visi Indonesia emas yang ditargetkan pada 2045, karena pada saat itu, Indonesia sudah menginjakan usianya yang ke 100 tahun, dan dengan harap dengan usianya yang ke 100 tersebut, Indonesia mampu berdiri dan menjadi negara maju dan dapat diperhitungkan keadaannya. Seperti yang telah kita ketahui, Amerika Serikat yang merdeka pada tahun 1776, Dapat menjadi negara maju sebelum 100 tahun kemerdekaannya. Tentu, dalam pelaksanaanya kita harus selalu ingat, tidak boleh lupa dan mengacu pada tujuan bangsa yang tertera dalam Pembukaan UUD 1945, alinea ke empat, terdapat empat point penting disana, yaitu melindungi segenap bangsa indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Kita garis bawahi dalam point kedua yakni memajukan kesejahteraan umum,yang dimana Indonesia bisa disebut negara maju, jika warga negaranya sudah merasakan yang namanya sejahtera.
Seperti yang telah kita ketahui, Indonesia termasuk daerah Agraris. Sebagai Negara agraris, Indonesia dianugerahi kekayaan alam yang melimpah dan mungkin paling banyak di dunia,ditambah posisi indonesia dalam letak geografisnya, dinilai strategis, dengan dua musim, dan pasti memiliki fase panen yang berlimpah. Dengan keadaan seperti itu, dan didukung oeleh SDM yang banyak pula, Indonesia seharusnya sudah sejahtera dan menjadi negara maju, pada jauh-jauh hari. Kita sudah kalah Oleh Singapura, yang lebih muda kemerdekaanya, dengan SDM yang terbilang cukup sedikit dibandingkan Indonesia, namun mereka mampu lebih maju dibandingkan Indonesia. Dengan harap dalam perwujudannya, Indonesia mampu menjadi negara Industri yang menciptakan barang yang jadi dan berkualitas, dan mampu bersaing di ekonomi dunia, meski sekarang banyak produk setengah jadi indonesia yang diekspor ke negara lain, lalu diimpor lagi oleh Indonesia dalam bentuk barang sudah jadi. Selucu itu kah? Kita yang memiliki barangnya, lalu kita membelinya kembali, itu sama saja membeli barang kita sendiri, dengan harga yang lebih mahal tentunya.
Kalau kita mengejar kemajuan dalam bidang teknologi misalnya, sangat sulit untuk bersaing dengan negara maju. Teknologi kita misalnya tertinggal 800 tahun dengan negara maju. Tradisi membaca juga tertinggal ratusan tahun. Pendidikan kita juga masih terseok-seok untuk menghasilkan manusia unggul sehingga selalu kalah dalam kompetisi di berbagai bidang. Meletakkan masa depan Indonesia pada sektor pertanian lebih realitis karena Indonesia berada di kawasan katulistiwa dengan modal keunggulan alamnya. Dengan dua musim, banyak panen dari pertanian yang bisa dinikmati beberapa kali. Kopi misalnya, kalau bibitnya bagus dan dirawat secara tepat, petani akan bisa memanen dua kali. Bahkan cabe dan kumis kucing, bisa dipanen beberapakali. Karena pemerintah ini tidak pernah serius mengurus pertanian, kita jadi bangsa yang lucu. Mendapat anugerah Tuhan yang begitu melimpah, tapi pangan harus impor dari negara-negara yang panennya hanya bisa sekali setahun karena memiliki empat musim.
Perwujudan dalam pengharapan bangsa Indonesia memang cukup besar dalam rangka mensejahterakan rakyat, Proses pemberdayaan memanusiakan manusia pun perlu diadakan keberadaanya, karena selain faktor alam yang menguatkan bangsa, SDM pun kita harus berkualitas. Itu pun salah satu wujud tujuan bangsa Indonesia selanjutnya yaitu, menerdaskan kehidupan bangsa. Tentu, dengan SDM yang berkualitas, kita bisa menguasai dalam berbagai bidang, peningkatan kualitas SDM perlu diadakan keberadaanya. Mungkin dengan adannya proses tersebut, ketika mengelola sektor pertanian pun, menggunakan teknologi, yang bisa membantu manusia dan mengefisiensi kan waktu dalam pengerjaannya.
Sebenarnya Indonesia mampu, namun tidak atau belum ada sesuatu yang mewadahi dan mendorongnya. Karena, kelemahan kita masih bersimpang siur pada dunia hukum dan politik, yang terus dipertontonkan. Kebijakan pemerintah pun belum maksimal dalam peningkatan Sumber Daya Alam maupun Sumber Daya Manusia. Kita tak perlu menjualkannya kalau kita bisa mengolahnya. Begitu kita tahu, bahwa Lautan besar masih terhampar luas begitu banyak sumber daya laut yang bisa kita manfaatkan, Hutan-hutan yang bisa kita hargai keberadaanya dalam menciptakan sumber daya yang bermutu, Indonesia kaya.
Mungkin Zaman sekarang pun, Para pemuda atau remaja merasa gengsi ketika ditawarkan ataupun diajak untuk terjun dalam dunia pertanian, karena mungkin mindset mereka hanya berupa kotor-kotoran, nyangkul, dan lain sebagainya. Mereka hanya menginginkan duduk santai, dihadapan sebuah laptop, dan berada didalam sebuah ruangan ber-AC. Ayolah, Kita Generasi Tani, Dimana Negara kita ini, kaya akan Sumber Daya alam yang mesti kita manfaatkan, hilangkan gengsi kalian, tak berlu berfikir dengan urusan kalian sendiri, sudah saatnya kita berjuang, tidak bekerja dengan santainya tanpa memikirkan bangsa ini. Penulis yakin dengan majunya Indonesia melalui sektor pertanian, indonesia akan sejahtera, para petani akan sejahtera, pengusaha, perusahaan, dan lain-lain akan sejahtera, karena kita tak bisa pungkiri bahwa segala apa yang kita temui, apa yang kita pakai, apa yang kita konsumsi dan lain-lain, itu merupakan hasil dari sektor pertanian. Banggalah menjadi seorang petani, karena dengan itu, kita bisa mensejahterakan semua orang. Kalau bukan kita siapa lagi !
1 note
·
View note
Text
Api Perjuangan
Mei 2018, tepatnya tanggal 11 tersebut berlangsungnya proses sakral yang mengisyaratkan sang perjaka muda pangkuan ibu harus melepas status sebagai siswa menjadi mahasiswa. Dalam angan tak salah jika effendi larut dalam euforia kebahagiaan sebagai pemegang tahta nilai UN terbesar di sekolahnya. Selain bangga karena mendapatkan nilai terbesar, dia lebih bangga sekaligus bahagia karena pada saat acara tersebut dia langsung dihadiri oleh kedua orang tuanya secara langsung, yang padahal sejak SD sampai SMA kelas XI belum pernah dia dihadiri oleh kedua orang tuanya secara bersamaan, paling hanya salah satu diantara mereka, atau malah diwakilkan oleh bibi yang saat itu anaknya berada di sekolah yang sama. Selain Prestasinya akan mendapatkan Nilai UN terbesar di sekolahnya tersebut, tak ayal dia lebih bahagia karena lolos ke Perguruan Tinggi Negeri Jalur SNMPTN diantara 5 temannya yang lain yang hanya berada didaerah. Dia merasa Puas, karena apa yang dia perjuangkan akhirnya dapat terwujud. Perjuangan untuk menaklukan seluruh hambatan yang ada. Beginilah Ceritanya !
Tibalah masa dilema bagi siswa/i kelas XII pada saat itu sedang menginjak semester akhir disekolah dengan pertanyaan harus bagaimana saya setelah lulus dari SMA. Ada yang sudah mempersiapkan untuk melanjutkan ke dunia perkuliahan, ada yang siap untuk bekerja, ada yang siap untuk menikah, bahkan ada yang bingung harus bagaimana seperti hal nya Effendi, sang peraih Rangking 1 dari Kelas X sampai kelas XII di MAN 2 Lebak. Hingga pada suatu saat, Ibu Iqoh selaku wali kelas dan sekaligus sebagi guru konseling mewawancarai satu persatu siswa tentang progres setelah lulus dari madrasah. “Afrian ? Bagaimana progress kamu setelah lulus ?” Bu Iqoh bertanya kepada salah satu teman sebangku effendi. Afrian menjawab dengan Percaya dirinya, “Saya mau melanjutkan kuliah bu, Sekolah Bisnis, Institut Pertanian Bogor.” “Masya Allah, Lanjutkan nak.” Sambil tersenyum lega. “Anantha? Kamu progress nya bagaimana?” tanya bu Iqoh kepada teman effendi yang berada dibelakangnya.” Dengan bangga dan percaya diri, anantha menjawab “Saya mau masuk Pendidikan Fisika, Universitas Indonesia.” Mendengar jawaban tersubut, bu iqoh merasa lega, karena masih ada yang bersiap untuk menyongsong masa depan yang lebih baik, ya meskipun banyak diantara teman-teman mereka untuk bekerja atau menikah karena keterbatasan ekonomi alasannya. Hingga sampailah pertanyaan tersebut sampai kepada effendi, yang belum memiliki satupun progress kedepannya. Hanya bergumam dan sekaligus menjawab, “Biar saya istikharahkan dulu bu.” Akhirnya bu iqoh mengizinkan dan memberikan tenggang waktu 3 hari untuk memutuskan, karena kebetulan pendaftaran SNMPTN sudah dibuka dan 3 hari kemudian adalah hari terakhir pendaftaran.
Tiga hari kemudian, dengan hasil istikharahan yang dia lakukan, alhasil effendi masih belum tau harus bagaimana. Hingga pada akhirnya, pada saat mendaftarkan diri SNMPTN, dia didampingi oleh sahabatnya Anantha dan Afrian yang kebetulan sudah mendaftarkan diri sesuai dengan keinginan mereka. Dilema dialami pada detik itu, hingga akhirnya effendi memutuskan untuk shalat dhuha terlebih dahulu. Setelah shalat dhuha, dia datang membawa sehelai kain, yang mirip sekali dengan penutup mata. Dia ikatkan penutup mata itu kepadanya, dan meminta bantuan temannya terssebut untuk menentukan pilihannya tersebut. Dengan perasaan khawatir diantara ketiganya tersebut, karena itu merupakan penentu masa depan effendi, akhirnya selesailah proses pemilihan universtas dan prodi, dan tanpa mempertimbangkan sedikitpun langsung di finalisasi. Dengan perasaab masih dilema, effendi membuka ikat penutup mata tersebut, dan melihat bahwasanya dia memilih Institut Pertanian Bogor Jurusan Ilmu teknologi Pangan dan Kimia. Secara, dia tidak mau mengambil kuliah di daerahnya karen belum terakreditasi.
Selepas pulang sekolah, dia memberitahukan hal tersebut kepada ayahnya. Ayahnya seorang petani, yang bekerja setiap hari mengurusi sawah hasil waris dari nenek. Ya ya bisa dibilang penghasilannya tak seberapa, namun dan hanya bisa memastikan effendi untuk sekolah sampai SMA saja. Setalah dikabarkan tentang dia akan melanjutkan perkuliahan, ayahnya sontak marah besar, “Ngapain kamu kuliah? Sudah setelah selesai madrasah kamu langsunng kerja bantu bapak saja, atau kerja di pabrik, agar kita tidak melarat seperti ini, sama saja kamu masuk pertanian, kamu nantipun hanya jadi petani kayak bapak.” Dengan hentakan dan ekspresi sangat keras. Mendengar jawaban tersebut, effendi langsung terdiam, dan ekspresi wajahnya memurung. Dalam kehidupannya dia tidak pernah sekalipun melawan atau menyanggah pernyataan ayahnya. Tapi, diamnya effendi bukan berarti tanpa aksi, akhirnya dia memutuskan untuk tetap melanjutkan tekadnya untuk berkuliah, kebetulan dia mendaftar bidikmisi pula. Dengan modal tersebut, itu bisa meyakinkan ayahya untuk memberikan lampu hijau kepada effendi. Akhirnya pada saat sedih, sembilu dia teringat dengan kata-kata gurunya bahwa, “Jika kamu ingin sesuatu, maka mintalah kepada ALLAH SWT. Dengan memberikan hak nya dan kewajibanmu beribadah kepada-Nya.” Effendi langsung paham, apa yang harus dia lakukan, akhirnya pada saat hari itu juga dia memulai untuk istiqamah dalam menjalankan Qiyamul Lail dan Puasa Senin-kamis, seraya melantunkan shalawat ke Poster IPB yang dia Print sendiri dan ditempel di dinding kamarnya. Masih dengan bersikeras hati ayahnya tetap tidak setuju dengan itu, effendi malah semakin gencar salam melakukan kewajibannya untuk beribadah kepada ALLAH SWT.
Hari itu pun tiba, tepat sekali hari pengumuman SNMPTN. Dengan rasa takut dan khawatir dia tidak lolos, yang berarti mengurungkan seluruh impiannya untuk melanjutkan perkuliahanya, Effendi berinisiatif untuk melaksanakan buka pengumuman bareng teman-temannya pukul 5 sore di sekolah, dengan berbagai kegiatan salah satunya dalah istighasah dan do’a bersama. Akhirnya teman-teman effendi sepakat untuk melaksanakan itu. Acara tersebut telah selesai, tibalah saatnya 5 menit pengumuman SNMPTN siap dibuka, akhirnya Effendi bersama teman-temannya membuat sebuah kocokan seperti ibu-ibu arisan untuk menentukan siapa yang terlebih dahulu membuka pengumuman tersebut. Dan ternyata, setelah di kocok, akhirnya nama Effendi terlebih dahulu yang harus dibuka. Dengan perasaan was-was, dia memasukan Tanggal lahir dan nomor pendaftaran dengan menggunakan laptop yang satu-satuny saat itu, milik Afrian. Sempat merasa gugup, karena web masih terus loading, akhirnya tibalah pengumuman itu tiba. Dia scrool down page pengumuman tersebut, dan berwarna hijau yang bertandakan lolosnya di jalur tersebut. Dengan sontak, seluruh siswa berteriak dan memeluk effendi satu persatu (hanya cowoknya ya) dan menyalami effendi dengan ucapan selamat. Lalu, effendi memeluk ibu iqoh dengan rasa haru, karen sejatinya bu iqoh yang memecut semangat dia untuk berkuliah dan sesekali meyakinkan ayahnya bahwa anaknya berpotensi untuk bangsa Indonesia.
Setelah shalat maghrib, dengan menarik pedal gas motor bututnya, dia pulang mengalahkan gelapnya malam hutan disepanjang jalan, yang kebetulah sepanjang 14 km tersebut berisi hutan semua. Sampailah dia dirumah, dengan berlinang air mata bahagia, dia menghampiri ayahnya dengan tergesa sekaligus memeluknya. Pada saat itu, kejadian romansa ayah dan anak tercipta, sang ayah yang memiliki hati yang sangat keras, hatinya luluh juga dengan semnagt perjuangan yang dimiliki effendi, akhirnya ayahnya pun mengizinkan dia untuk melanjutkan kuliah dengan membiayainya semaksimal mungkin. Namun effendi menolak, dan meminta harap dan ridha ayahnya untuk bisa lolos bidikmisi ataupun nanti hidup mandiri. Dan ternyata dia baru sadar, bahwa pada saat itu adalah hari ulang tahunnya. Sujud syukur dia panjatkan, dengan hadiah terbaik yang Allah berikan kepada dia.
Perasaan berlinang rasa haru, orang tua effendi diacara perpisahan anaknya tersebut. Seraya didepan podium sambil memegang piala, dia tersenyum dan langsung lari menghampiri kedua orang tuanya dan bertekuk lutut dihadapan keduanya. Dengan semangat perjuangan, do’a stigma dan kerasnya hati seseorang akan lembut seiring berjalannya waktu, dan Allah yang memantaskan waktu tersebut.
4 notes
·
View notes