aishaa-stuff
🌻
127 posts
bukan siapa-siapa
Don't wanna be here? Send us removal request.
aishaa-stuff · 15 days ago
Text
“The best things are usually found when you’re not looking for them.”
— Unknown
170 notes · View notes
aishaa-stuff · 15 days ago
Text
berterimakasih pada diri sendiri yang udah melewati sangat banyak hal dan memilih bertahan saat masa masa sulit. terima kasih diriku :)
43 notes · View notes
aishaa-stuff · 15 days ago
Text
Kita terlalu banyak memburu pertanyaan "sudah menjadi apa?" "sudah berapa banyak penghasilan yang didapat hari ini, minggu ini, bulan ini, tahun ini?" kepada diri diri kita..
sampai lupa mengguyur diri dengan pertanyaan "sudah berapa banyak amal shaleh yang dikerjakan hari ini? "sudah mempersiapkan apa saja ketika mati nanti?"
128 notes · View notes
aishaa-stuff · 15 days ago
Text
Tumblr media
222 notes · View notes
aishaa-stuff · 15 days ago
Text
Ya Allah, I can’t see the future, but you can. I have many doubts, but I am sure that your ways are better than mine. I trust you.
736 notes · View notes
aishaa-stuff · 15 days ago
Text
Bukankah semakin seseorang mengenal Allaah, maka akan semakin hatinya merendah, semakin merasa bukan siapa - siapa dan semakin tidak ingin menunjukkan kemampuan dirinya ? Bahkan mungkin namanya tak di kenal di antara banyak manusia, namun harum di antara penduduk langit.
148 notes · View notes
aishaa-stuff · 15 days ago
Text
Tidaklah Allah Ta'ala menghadirkan setiap episode kehidupan kepada kita tanpa makna dan tujuan tertentu.
Maka, semoga setiap episode tersebut tidak hanya sebagai penuntas jatah usia kita saja, namun juga menambah ketaqwaan kita padaNya serta menjadi wasilah dalam menjemput hidup yang penuh dengan keridhaan dariNya.
Yaa Rabb, bimbing dan mampukan kami dalam memaknai setiap perjalanan yang Engkau berikan pada kami. Aamiin..
91 notes · View notes
aishaa-stuff · 15 days ago
Text
Panen Pahala
Kejadian di depan mata, kemarin siang waktu antri kasir di minimarket. Di depanku ada bapak-bapak bergamis dan jenggot panjang, khas teman-teman sunnah. Dengan belanjaan penuh satu keranjang, aku yang cuma beli roti tawar dan SKM antri di belakang sambil main hp.
Selesai transaksi si bapaknya, giliranku yang dilayani untuk pembayaran. Dan ada yang bikin kaget karena kasirnya tiba-tiba "ngomongin si bapaknya" yang udah keluar dari minimarket.
"Ah orang munafik itu, ciri-cirinya ya begitu, keliatannya aja paham agama."
Kurang lebih, itu yang kutangkap. Kasirnya sambil melayani, sambil ngobrol sama temannya. Tidak kutegur, aku diam saja. Selesai transaksi, aku melihat bapaknya lagi duduk di kursi supir mobilnya. Di dalam terlihat seperti lagi sama keluarganya.
"Ya Allah, bapak ini baru aja panen pahala tanpa beliau ngapa-ngapain." batinku dalam hati.
Jadi mikir, jangan-jangan ada banyak sekali pahala bapak ini dari jalan yang gak pernah dia pikirkan. Waktu di timbangan amal nanti, tahu-tahu banyak, dan itu berasal dari pahala orang yang memfitnah/menggunjingkannya. Sementara orang yang menggunjing, pahalanya abis.
Mana kalau kita belajar agama, tahu bagaimana hukumnya menuduh orang lain munafik. Gak akan sekali-kali kita mengatakan hal seperti itu kepada orang lain :(
Kejadian di depan mata kemarin, bener-bener jadi reminder buat diri sendiri untuk hati-hati. Sekaligus ngefilter lagi di lingkungan, apa ada orang-orang yang sukanya bergunjing, ghibah, ngomongin orang di belakang, waktunya di delete sekalian. Daripada kitanya keseret.
169 notes · View notes
aishaa-stuff · 25 days ago
Text
Tumblr media
20 notes · View notes
aishaa-stuff · 26 days ago
Text
Make your deen a priority this time.
Bogor, 19 Oktober 2024
15 notes · View notes
aishaa-stuff · 28 days ago
Text
“The difference between school and life? In school, you’re taught a lesson and then given a test. In life, you’re given a test that teaches you a lesson.”
— Tom Bodett
118 notes · View notes
aishaa-stuff · 1 month ago
Text
Tumblr media Tumblr media
Manusia dengan segala yang disifati Allah ﷻ,
1. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.
2. Dan manusia dijadikan bersifat lemah.
Sudah cukup menyadarkan kita bahwa apa pun bentuk keberhasilan kita (lulus ujian, ranking 1, masakannya enak) itu adalah murni dari atau pemberian Allah ﷻ.
"Tapi kan kita juga berusaha."
Iya, tapi usaha kita sekalipun sampai jungkir balik bukanlah menjadi penyebab keberhasilan kita, melainkan itulah yang Allah ﷻ kehendaki.
Wallahu a'lam bish-shawabi.
16 notes · View notes
aishaa-stuff · 1 month ago
Text
Death Tasters
Kita sudah sangat familiar kan, dengan kalimat yang sering terucap di momen takziyah?
Kalimat "كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ" sering diterjemahkan sebagai "setiap jiwa akan merasakan kematian," tetapi terjemahan sebenarnya adalah: "setiap jiwa adalah perasa kematian."
Dalam versi bahasa Arabnya, tidak ada bentuk future tense. Kata ذَائِقَة (dzā’iqah) berfungsi sebagai subjek, yang mengalami atau merasakan sesuatu, sehingga menjadi perasa kematian adalah tindakan yang terjadi saat ini (present tense).
Tumblr media
Sepanjang hidupku, orang lain selalu mati, dan aku tetap hidup. Namun, ini adalah ilusi terbesar dalam hidup; ketika aku mati, maka aku juga mati sebagai "orang lain" di mata orang lain. Orang lain yang tersisa hanya akan melihat "kematian orang lain".
Mencicipi kematian dimulai dengan melihat kematianku sendiri dalam kematian orang lain. Setiap orang terkasih yang meninggalkanku, membawa serta sebagian diriku, sehingga aku pun menjadi semakin lemah. Kisah yang kujalani bersama orang yang telah meninggal tetap belum selesai tetapi aliran kehidupannya terputus. Terputusnya aliran kehidupan ini seperti masa istirahat. Hal itu membuatku menyadari nilai kehidupan.
Bukan mereka yang ada di dalam peti mati yang mencicipi kematian. Bukan pula mereka yang tergeletak di balik tembok kuburan. Tapi kamu. Tapi aku.
With every death, we taste death. And that’s not a bad thing. It allows us to remember the priorities we’ve forgotten in the rush of daily life. It helps us reorder what’s important and what’s not.
Tasting death is an opportunity to rediscover life.
Mengingat kematian bukan berarti meracuni kehidupan, tetapi menjalaninya dengan penuh syukur dan hati-hati, selalu menyadari bahwa kematian adalah bagian dari kehidupan.
Sayangnya kita tinggal dalam delusi bahwa kita akan hidup selamanya. Pada akhirnya, hidup akan berakhir. Kedengarannya gila. Waktu terus berjalan dan setiap hari yang berlalu adalah hari yang 'hilang'. Dan kita menganggap gagasan tentang diri kita di masa depan sebagai sesuatu yang sudah pasti:
Orang-orang yang ambisius menulis jurnal tentang apa yang akan mereka capai dalam satu dekade.
Anak-anak muda membuat daftar gunung yang akan didaki beberapa tahun ke depan.
Orang-orang yang romantis membuat bucket list untuk dilakukan sampai hari tua.
Wanita-wanita muda menonton video parenting sambil membuat daftar do and don't untuk calon anak di masa depan.
Para pecandu pengembangan diri gemar mendengarkan podcast, berharap saat mereka mencapai usia dewasa, mereka akan menjadi lebih bijak, lebih sehat, dan lebih bahagia.
Kadang kita menggunakan delusi itu untuk tetap maju, untuk mengalihkan perhatian kita dari memento mori. Tapi sebenarnya kita tidak pernah benar-benar bisa keluar dari sense of reality, yang mencakup mencakup tentang kesadaran konteks, kemampuan membuat penilaian, persepsi objektif, dan pengalaman empiris.
Sense of reality bagi orang beriman pada akhirnya memberikan kejelasan mana yang fana dan mana yang abadi. Yang juga memudahkan kita untuk membuat keputusan dan prioritas yang tepat dalam hidup, serta mengarahkan kita untuk fokus pada apa yang benar-benar penting dan bertahan selamanya, yakni kehidupan akhirat, daripada terjebak dalam keinginan-keinginan dunia yang sementara.
Kata "selamanya" akan tetap terdengar menyeramkan bagi mereka yang menolak percaya pada Sang Abadi. Tapi bagi mereka yang percaya, alam yang "selamanya" adalah kabar gembira yang lebih dari worth it untuk diperjuangkan.
Satu gerbong terbuka lagi. Di stasiun kematian, tubuh terbaring lemas menjawab pertanyaan petugas. Cukup lama ditanya, hingga terompet kehancuran bergema, pertanda dibukanya gerbong selanjutnya.
Padang itu serupa kanvas luas, melukiskan lautan manusia yang terperangkap dalam egosentrisme. Keringat mereka membanjiri, kecuali bagi yang Dia naungi. Ada yang hingga mata kaki, ada yang sampai tak terlihat lagi.
Mahkamah Tuhan menjadi angin segar bagi jiwa yang tidak pernah mendapatkan closure. Untuk setiap gugatan, Dia punya jawaban. Putusan finalnya memuaskan dan tak dapat diganggu gugat sebab database-nya maha lengkap dan maha akurat dibandingkan arsip pengadilan manapun yang pernah ada.
Kemudian, mereka meniti jembatan. Setipis rambut, setajam pedang. Di balik setiap langkah, ada cahaya yang membimbing jiwa-jiwa yang selamat. Akhirnya, aroma surga memeluk setiap rombongan yang berhasil tiba. Petugas membawa mereka masuk lebih jauh dalam keabadian.
Adapun jiwa yang menyesal, mereka tak sekalipun dilihat-Nya. Selamanya saja sudah menyeramkan, apalagi tanpa rahmat Tuhan. Maka sisa keabadian hanya kepedihan bertubi-tubi sebagai imbalan telah berlaku sombong di Bumi.
— Giza, meneruskan kembali tulisannya Pak Senai Demirci dengan tambahan insight pribadi. Tautan di sini.
36 notes · View notes
aishaa-stuff · 1 month ago
Text
"Kami akan membiarkan mereka dalam keburukan dari jalan yang tak mereka ketahui." (Al-Haqqah : 44)
Waspadalah jika engkau mendapati kemudahan dalam berbuat maksiat, jangan sampai menerjangnya! Itu adalah ujian. Allah menguji hamba-Nya dengan dimudahkan berbuat maksiat, mana yang mau sabar, mana yang terjerumus.
— Ibnu Utsaimin Rahimahullah
81 notes · View notes
aishaa-stuff · 1 month ago
Text
Hidup seorang mukmin adalah program perbaikan diri yang tertata hingga menemui Allah dalam kondisi yang terbaik.
— Seorang senior
65 notes · View notes
aishaa-stuff · 1 month ago
Text
Tumblr media
7K notes · View notes
aishaa-stuff · 1 month ago
Text
Opini: Tujuan Berhijab #1
Di kepala puter-puter:
Hijab = penutup
Hijab = penutup
Hijab = penutup
Penutup dari apa? Kecantikan, aib, bentuk tubuh, keindahan, dan hal-hal yg possibly bikin orang 'noleh' ke kita.
Setiap keluar rumah, ngaca. Jangan tanya "udah cantik belum?" Ini pertanyaannya salah. Kalo pertanyaannya gini, udh pasti kita akan cari cara supaya terlihat cantik. Even dalam balutan abaya dan niqab kita. Setan tu ga bodoh ya. Segala jalan kecil terbuka, doi nyelip. Bisikin supaya kita berusaha menampakkan kecantikan walau sedikit.
Tanyanya "udah rapet belum? Udah completely covered? Udah yakin ini hijabnya ga termasuk berhias?" Ini emang soal mendidik diri, terus menerus bilang "Ayoooo diriiii jangan contoh wanita jahil!" Nginget-nginget lagi tujuan pake pakaian serapat ini untuk apa? Apakah untuk menyelipkan kecantikan?
Allahul Musta'an.
Sentul, Bogor 29 September 2024
51 notes · View notes