Tumgik
yayan-21-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
Eugenia cauliflora berg. Buah ini merupakan jenis buah yang mirip dengan anggur. Buah ini tumbuh dengan baik di daerah tropis serta menjanjikan sebagai varietas buah andalan Indonesia. Berbeda dengan anggur, tanaman ini memiliki batang yang punya banyak cabang serta bunga lebih mirip dengan buah jambu biji. Adapun daging buahnya berwarna putih yang mirip dengan warna lemak. Saat buah matang, kulit buah tampak ungu pekat mendekati hitam. Dengan kulit tipis dan kencang, buah ini mirip sekali dengan buah anggur. Begitu juga saat buah masih muda. Warnanya hijau terang dengan buah yang menempel di batang pohon jaboticaba. Makanya, oleh para pembudidaya jaboticaba buah ini kerap disebut sebagai anggur batang atau anggur brasil. Buah ini memiliki keunikan rasa, yakni asam, manis, segar dengan perpaduan rasa buah anggur, alpukat hingga rasa mirip buah leci. Uniknya, perbedaan rasa juga muncul sesuai dengan pertambahan umur jaboticaba. Selain memiliki bentuk pohon dengan banyak cabang yang indah dilihat serta rasa yang segar, jaboticaba juga memiliki manfaat bagi kesehatan. Antara lain, antipenuaan serta memiliki antioksidan yang tinggi yang bisa membunuh sel kanker. Dalam pertumbuhannya, jaboticaba termasuk pohon yang lambat tumbuh. Apalagi bila menanam dari biji. Umur satu tahun, tinggi pohon ini hanya sejengkal saja. Ini pula yang membuat harga jaboticaba mahal. jaboticaba dengan tinggi lebih dari 3 meter bisa dijual seharga Rp 15 juta. Jaboticaba termasuk tanaman kuat. Namun, ia membutuhkan waktu yang lama untuk tumbuh dan berbuah. Upaya mempersingkat pembuahan dengan cara stek bisa mempersingkat waktu berbuahnya dari minimal delapan tahun menjadi tiga tahun saja. Jaboticaba merupakan tanaman yang baru menghasilkan buah setelah delapan tahun ditanam dari bijinya. Meski pertumbuhannya tergolong sangat lambat, jaboticaba termasuk tanaman yang gampang perawatannya. Jaboticaba bisa ditanam dalam drum atau pot besar untuk koleksi tanaman buah. Pohon ini dapat hidup dan berbuah di daerah panas dan dataran tinggi. Jika tanaman sudah dewasa, cukup diberi perangsang pembungaan atau inisiasi serta memperbanyak penyiraman pada bagian batang pohon. Saat jaboticaba berbuah, pohon akan terlihat indah karena buahnya menempel pada setiap batang pohon dengan jumlah yang sangat banyak. Tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di daerah dengan ketinggian antara 0 -1.000 meter di atas permukaan laut. Anggur batang ini membutuhkan sinar matahari langsung atau daerah yang agak ternaungi. Tumbuhan ini bisa tumbuh dengan baik di daerah tropis seperti Brasil dan Indonesia. Tanah tempat tumbuh anggur batang juga harus gembur, berdrainase baik, memiliki pH antara 5,5 hingga 6,5. Tanaman ini toleran terhadap angin tapi tidak terhadap udara asin di laut. Biji jaboticaba akan tumbuh menjadi tunas baru setelah satu bulan penanaman. Media pot yang disarankan adalah dua bagian pasir kasar dan satu bagian kompos. Jaboticaba dapat juga diperbanyak dengan stek. Jaboticaba stek akan berbuah dalam waktu tiga tahun. Sedangkan tanaman yang diperbanyak lewat biji baru bisa berbuah setelah delapan sampai 15 tahun. Satu-satunya hama yang menyerang jaboticaba adalah kutu daun yang akan membuat daun keriting. Meski tak akan membuat tanaman mati, daun keriting akan mengurangi keindahan. Kutu ini hanya menyerang jaboticaba berusia di bawah 1,5 tahun. Untuk menanggulanginya cukup dengan pestisida. Agar kutu daun tidak menyebar, daun keriting harus dirontokkan. Setelah dua pekan, daun baru akan tumbuh. Pupuk terbaik untuk tanaman ini adalah kotoran kelelawar. Tapi karena sulit mendapatkannya, dapat juga menggunakan pupuk kandang biasa. Sebagai perawatan rutin jaboticaba dapat disiram dengan air minimal dua hari sekali.
3 notes · View notes
yayan-21-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
BUDIDAYA ANGGUR DENGAN BIBIT UNGGUL
>>>>>>>INFORMASI : 082347390996
A. PENDAHULUAN Produksi anggur (Vitis sp.) di Indonesia belum optimal. PT. Natural Nusantara berupaya meningkatkan produksi anggur secara kuantitas, kualitas dan kelestarian lingkungan (Aspek K-3) untuk bersaing di era pasar bebas.
B. SYARAT TUMBUH Ketinggian 25-300 m dpl, suhu 25-310 C, kelembaban udara 75-80 %, intensitas penyinaran 50% – 80%, 3-4 bulan kering, curah hujan 800 mm/tahun dan pH tanah 6-7. Tipe tanah : liat dan liat berpasir (alluvial dan grumosol).
C. PERSIAPAN LAHAN
Bersihkan lahan, cangkul/bajak sampai gembur.
Pengapuran pada tanah masam dosis 5 ton/ ha.
Buat saluran pemasukan dan pembuangan air irigasi
Buat lubang tanam 60x60x50 cm / 75x75x70 cm, jarak tanam 3 x 3 m / 5 x 4 m, keringanginkan + 2-4 minggu, isikan tanah lapisan bawah ke dasar lubang.
Campurkan tanah lapisan atas : pupuk kandang ( + 20-40) : pasir perbandingan 1:1:2 serta Natural GLIO + 5-10 gram/lubang dan isikan ke lubang bagian atas.
D. PENYIAPAN BIBIT Bibit siap tanam umur 1,5 – 2 bulan, perakarannya 5-10 cm, tumbuh sehat, bertunas dua. Kebutuhan bibit jarak tanam 3 x 3 cm sebanyak 890 batang/ha, jarak tanam 5 x 4 cm sebanyak 500 batang/ha. Sebulan sebelum tanam, bibit anggur terpilih diadaptasikan di sekitar lahan
E. PENANAMAN Waktu tanam di akhir musim hujan (April-Juni). Siram bibit dng POC NASA (1-2 ttp/10 lt air) + 1 minggu sebelum tanam. Beri naungan sementara. Semprot POC NASA 1-2 ttp/tangki/10 hari hingga usia + 3 bulan setelah tanam.
Tumblr media
F. PENGAIRAN Pengairan tanaman muda 1-2 kali sehari dan dewasa 3 hari sekali. Tiga minggu sebelum dipangkas, pengairan dihentikan dan 2-3 hari setelah pemangkasan air diberikan kembali. Pengairan setelah pemupukan dan dihentikan menjelang pemetikan buah.
G. PENYIANGAN DAN PENDANGIRAN Lahan dijaga kebersihannya dari gulma dan penggemburan tanah (Pendangiran) dilakukan sebulan sekali agar bidang oleh tetap bersih dan gembur.
Tumblr media
H. PEMUPUKAN Pemupukan disebar dan dicampur merata tanah secara melingkar sejauh 25 cm dari batang lalu ditutup dan diairi atau dengan cara pengocoran pupuk. Pemupukan berdasarkan umur tanaman, yaitu :
a. Tanaman Muda sampai umur 6 bulan (per pohon)
No Umur Tanaman Jenis dan Dosis Pupuk Per pohon 110 hari – 3 bulan, interval 10 hari sekali Urea 7,5 gr atau ZA 10 gr, tiap kali pemupukan2> 3 – 6 bulan, interval 15 hari sekaliUrea 15 gr atau ZA 20 gr tiap kali pemupukan3Tiap 1 bulan sekaliSUPER NASA 1-2 sendok makan (s.m.) / 10 liter air 
b. Tanaman Umur 6 bulan sampai 1 tahun (per pohon) 
No Umur TanamanJenis dan Dosis Pupuk Per Pohon 1> 6 bulan Pukan 30 kg atau SUPER NASA 1-2 s.m. dan Urea 22,5 gr atau ZA 30 gr 29 bulanSUPER NASA 1-2 s.m. dan Urea 33,75 gr atau ZA 45 gr 312 bulanPukan 60 kg atau SUPER NASA 1-2 s.m. dan Urea 50 gr atau ZA 60 gr
Tumblr media
Catatan:
Pemberian SUPERNASA dikocorkan.
Akan lebih optimal penyemprotan POC NASA (3-4 ttp) + HORMONIK (1 tutup) per tangki .
Tanaman Produktif Berbuah (lebih dari 4 tahun) Pemupukan 3 kali setahun (April, Agustus,Desember). Dosis tiap kali pemupukan 600 gr Urea + 300 gr TSP + 375 gr KCl + SUPERNASA 1-2 sdm/10 lt/ pohon
Tumblr media
I. PEMBUATAN RAMBATAN Perlu pembuatan rambatan dengan model :
Model Para-para, tiang para-para dipasang sesuai jarak tanam anggur dengan ketinggian 2 – 3,5 m dan dipasang para-para berupa anyaman kawat atau bilah bambu atau kayu, jarak mata anyaman + 40 cm.
Model Pagar/Kniffin, dibuat berbentuk pagar. Jarak antar tiang 3-5 m dan ketinggian 150-200 cm, hubungkan dengan kawat yang dipasang mendatar sebanyak 2-3 jajar. Kawat pertama dibagian bawah letaknya 60 cm dari permukaan tanah, dan kawat diatasnya berjarak 70 cm.
Model perdu, berupa pohon atau kayu biasa, kemudian bagian atasnya dipasang tempat penyangga sepanjang 2 m dan lebar 2 m.
Pemasangan rambatan dilakukan sebelum tanaman dipangkas dan dibentuk.
J. PEMANGKASAN DAN PEMBENTUKAN POHON
Waktu pemangkasan yang tepat berumur 1 tahun.
Usahakan tiap pohon punya batang pokok, cabang primer , sekunder dan tersier.
Potong batang tanaman setinggi para-para, sehingga tumbuh tunas baru (cabang primer).
Dua minggu cabang yang tumbuh memanjang lebih kurang 1 meter segera dipangkas pada bagian ujungnya agar tumbuh tunas baru (cabang sekunder).
Cabang sekunder yang panjang 1 meter dipangkas titik tumbuhnya agar tumbun tunas baru (cabang tersier).
Cabang tersier inilah yang menghasilkan buah.
Ciri cabang siap dipangkas, ujung tunasnya mudah dipatahkan, dan apabila dipangkas meneteskan air, cabang berwarna coklat.
Perhatikan ciri visual mata tunas yang dipangkas, mata tunas vegetatif bentuknya runcing dan generatif tumpul.
Cara pemangkasan anggur yaitu :
Pangkas pendek, sisakan 1-2 mata
Pangkas sedang, sisakan 3-6 mata
Pangkas panjang, sisakan 7 atau lebih mata
K. PENGELOLAAN BUNGA DAN BUAH
Pangkas pembuahan dilakukan 2 tahap setahun yaitu bulan Maret – April dan Juli – Agustus dan dilakukan pada cabang-cabang tersier yang telah berumur 1 tahun.
Cabang-cabang yang tumbuh subur dipangkas dan sisakan 4-10 mata tunas, sedang cabang yang kurang subur sisakan 1-3 mata tunas.
Cabang/ranting sisa pemangkasan dibentangkan dan diatur merata di seluruh permukaan para-para, lalu diikat ke kanan dan kiri dengan tali.
Semprot dengan HORMONIK dosis 1-2 tutup per tangki setelah dipangkas setiap 7-10 hari sekali.
Pelihara 3 malai bunga tiap tunas dan potong tunas baru yang tumbuh di atas bunga sampai terbentuk bakal buah.
Jarangkan buah pada dompolan 50% – 60 %, yaitu waktu ukuran buah sebesar biji asam dengan mengambil butir-butir buah yang letaknya berhimpitan, bertangkai panjang, abnormal, rusak dengan gunting kecil yang steril.
Jika musim hujan, pasang atap plastik putih pada para-para dan bungkus buah dengan kantong plastik atau kertas semen.
L. PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT a. Hama
Kutu Phylloxera (Phylloxera vitifoliae), mengisap cairan akar dan daun. Gejala : didaun terbentuk bisul-bisul kecil dan akar membengkak seperti kutil, akibatnya tumbuh kerdil, layu dan buah sedikit. Pengendalian: pangkas tanaman terserang dan bakar, semprot Natural BVR atau PESTONA
Tungau Merah (Tetranychus sp.), bercak-bercak kuning pada daun dan berubah hitam, akibatnya kerdil dan buah berkurang. Pengendalian; semprot Natural BVR atau PESTONA
Ulat kantong (Mahasena corbetti), memakan bagian atas permukaan daun, terjadi lubang-lubang kecil pada daun. Pengendalian : Pangkas dan potong tanaman terserang berat dan dibakar lalu semprot dengan PESTONA + POC NASA
Kumbang Daun (Apogonia destructor), memakan atau merusak daun, kemudian membuat lubang-lubang kecil pada permukaan daun. Pengendalian : pasang lampu perangkap dan musnahkan, semprot PESTONA
Ulat grayak (Spodoptera sp.), menyerang daun hingga rusak dan berlubang. Pengendalian; Semprot dengan Natural VITURA
Ngengat buah anggur (Paralobesia viteana atau Grape Berry Moth), larva memakan bunga dan buah yang masih pentil dan tua sehingga buah tidak normal. Pengendalian; Buang buah rontok dan bakar, semprot PESTONA paling lambat 14 hari sebelum panen
Hama lain seperti rayap, tikus, burung, tupai dan kelelawar. Pengendalian : sanitasi kebun, bungkus buah, menghalau hama dan pasang perangkap
b. Penyakit
Tepung Palsu (Downy mildew), jamur Plasmopora viticola, menyerang batang muda, sulur, tangkai buah dan butir buah. Pengendalian; kurangi kelembaban kebun (dipangkas), potong dan musnahkan tanaman terserang, pasang naungan, Natural GLIO+gula pasir.
Cendawan Tepung (Powder mildew), jamur Uncinula necator, menyerang semua stadium pertumbuhan. Daun menggulung ke atas dan bentuk abnormal ditutupi tepung berwarna kelabu sampai agak gelap, batang sakit coklat. Pengendalian : semprot Natural GLIO+ gula pasir.
Bercak Daun (Cercospora viticola dan Alternaria vitis), timbul bercak-bercak coklat dan bintik-bintik hitam sehingga tunas dan daun kering dan rontok. Pengendalian; Sanitasi kebun, mengurangi kelembaban kebun, potong dan musnahkan daun terserang, semprot dengan Natural GLIO
Karat Daun, jamur Physopella ampelopsidis, terdapat tepung berwarna jingga pada sisi bawah daun dan pada sisi atas daun ada bercak-bercak hijau kekuningan dan seluruh permukaan tertutupi lapisan tepung sehingga daun kering dan rontok. Pengendalian : Pangkas daun sakit dan semprot dengan Natural GLIO + gula pasir
Busuk Hitam (Black Rot), jamur Guignardia bidwelli, bercak-bercak kecil berwarna putih pada buah hampir matang dengan warna tepi coklat, kemudian busuk buah mengendap dan mengeriput hitam seperti “mummi”. Pengendalian : Pangkas bagian sakit, kurangi kelembaban, bungkus buah, Natural GLIO + gula pasir
Kudis (Scab), Jamur Elsinoe ampelina, menyerang semua bagian tanaman. Bercak kelabu dengan tepi coklat kemerahan, kemudian daging buah mengeras dan berkudis. Pengendalian : Pangkas bagian yang sakit, sanitasi kebun, semprot Natural GLIO + gula pasir
Busuk Kapang Kelabu (Gray Mould Rot), jamur Botrytis cinerea, berkembang pada saat buah anggur menjelang masak. Buah berwarna cokelat tua, keriput dan busuk. Pengendalian : Penanganan panen dan pasca panen yang baik, semprot Natural GLIO+gula pasir.
Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum dapat mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810 dosis + 5 ml (1/2 tutup) per tangki.
K. PANEN Panen setelah umur 1 tahun, dan buah berikutnya kontinyu 1-2 kali setahun tergantung pangkas buah.
Cara Pemesanan Produk :
1SMS/Telp 082347390996  
Kemudian akan dihitung jumlah biaya yang harus ditransfer.
Transfer biaya pembelian + bea kirim (bila diperlukan) sesuai dengan pemesanan 
selain itu kami sedia biit unggul :  mangga irwin, lada, anggur, kelapa hibrida, nanas madu, benih padi, dlain lain.
0 notes
yayan-21-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
CARA PENGOLAHAN TEGALAN / TANAH KERING 
>>>>>>informasi : 082347390996
 lahan kering yang digunakan untuk memproduksi tanaman – tanaman musiman yang lebih tahan terhadap kekeringan. Namun, walau tidak memerlukan air sebanyak sawah untuk ditanami padi, dalam mengolah lahan tegalan harus sesuai dengan prosedur – prosedur yang tepat agar lahan tegalan dapat menghasilkan hasil bumi (tanaman) yang baik. Karena tegalan bersifat kering, maka lebih mudah terkena erosi. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan lahan tegalan : Tanaman semusim pada lahan kering idealnya ditanam pada lereng. Lahan dengan tanah bersolum sedang-dalam dengan lereng 15-40%, penanaman tanaman semusim masih dapat dilakukan, namun harus dikombinasikan dengan tanaman tahunan. Proporsi tanaman tahunan harus semakin besar dengan semakin tingginya kemiringan lahan. Selain proporsi tanaman, penerapan teknik konservasi tanah juga harus dilakukan. Untuk mencegah erosi, dilakukan penanaman tanaman penutup tanah seperti tanaman legum yang menjalar, semak perdu atau pohon, maupun rumput – rumputan dan tumbuh-tumbuhan lainnya, serta sisa-sisa tanaman yang ditujukan untuk mengendalikan erosi dan aliran permukaan. Selain dengan cara vegetasi seperti cara diatas, dapat juga secara mekanis. Pembuatan berbagai macam teras (bangku, gulud, kebun, individu), rorak, pembuatan berbagai macam saluran pembuangan air, dan saluran drainase lainnya. Sebelum ditanami, tanah harus diolah dengan baik. Tanah dicangkul secara merata, agar humus yang berada di permukaan bisa tercampur. Setelah tanah dicangkul, campurkan dengan pupuk organik agar kandungan unsur hara tanah meningkat.,..
>>>>>> SEDIA BIBIT-BIBITNAMAN UNGGUL 
kelapa hibrida hijau
kelapa genjah entok
kelapa gading 
durian montong 
durian bawor
durian merah banyuwangi 
lada hitam
lada perdu 
lada rambat 
segala macam bibit mangga 
bibit TIN semua jenis. 
PEMESANAN : >>> WHATSAP : 082347390996
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
yayan-21-blog · 7 years
Video
undefined
tumblr
Cara pemupukan mangga yg benar saat musim hujan datang..
0 notes
yayan-21-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
PENDAHULUAN Saat ini pemerintah sedang menggalakkan penanaman tebu untuk mengatasi rendahnya produksi gula di Indonesia. Usaha pemerintah sangatlah wajar dan tidak berlebihan mengingat dulu Indonesia pernah mengalami masa kejayaan sebagai pengekspor gula sebelum perang. Bisakah masa keemasan ini terulang kembali? Untuk itu PT. Natural Nusantara berusaha ikut serta mengembalikan masa kejayaan melalui peningkatan produksi tebu baik secara kuantitas, kualitas dan kelestarian (aspek K-3). B. SYARAT TUMBUH Tanah yang cocok adalah bersifat kering-kering basah, yaitu curah hujan kurang dari 2000 mm per tahun. Tanah tidak terlalu masam, pH diatas 6,4. Ketinggian kurang dari 500 m dpl. C. JENIS – JENIS TEBU Jenis tebu yang sering ditanam POY 3016, P.S. 30, P.S. 41, P.S. 38, P.S. 36, P.S. 8, B.Z. 132, B.Z. 62, dll. D. PEMBUKAAN KEBUN Sebaiknya pembukaan dan penanaman dimulai dari petak yang paling jauh dari jalan utama atau lori pabrik. Ukuran got standar ; Got keliling/mujur lebar 60 cm; dalam 70 cm, Got malang/palang lebar 50 cm; dalam 60 cm. Buangan tanah got diletakkan di sebelah kiri got. Apabila got diperdalam lagi setelah tanam, maka tanah buangannya diletakkan di sebelah kanan got supaya masih ada jalan mengontrol tanaman. Juringan/cemplongan (lubang tanam) baru dapat dibuat setelah got – got malang mencapai kedalaman 60 cm dan tanah galian got sudah diratakan. Ukuran standar juringan adalah lebar 50 cm dan dalam 30 cm untuk tanah basah, 25 cm untuk tanah kering. Pembuatan juringan harus dilakukan dua kali, yaitu stek pertama dan stek kedua serta rapi. Jalan kontrol dibuat sepanjang got mujur dengan lebar + 1 m. Setiap 5 bak dibuat jalan kontrol sepanjang got malang dengan lebar + 80 cm. Pada juring nomor 28, guludan diratakan untuk jalan kontrol (jalan tikus) E. TURUN TANAH/KEBRUK Yaitu mengembalikan tanah stek kedua ke dalam juringan untuk membuat kasuran/bantalan/dasar tanah. Tebalnya tergantung keadaan, bila tanahnya masih basah + 10 cm. di musim kemarau terik tebal + 15 – 20 cm. F. PERSIAPAN TANAM Lakukan seleksi bibit di luar kebunBibit stek harus ditanam berhimpitan agar mendapatkan jumlah anakan semaksimal mungkin. Bibit stek + 70.000 per ha.Sebelum ditanam, permukaan potongan direndam dahulu dengan POC NASA dosis 2 tutup + Natural GLIO dosis 5 gr per 10 liter air.Sebelum tanam, juringan harus diari untuk membasahi kasuran, sehingga kasuran hancur dan halus. G. CARA TANAM 1. Bibit Bagal/debbeltop/generasi Tanah kasuran harus diratakan dahulu, kemudian tanah digaris dengan alat yang runcing dengan kedalaman + 5-10 cm. Bibit dimasukkan ke dalam bekas garisan dengan mata bibit menghadap ke samping. Selanjutnya bibit ditimbun dengan tanah. 2. Bibit Rayungan (bibit yang telah tumbuh di kebun bibit), jika bermata (tunas) satu: batang bibit terpendam dan tunasnya menghadap ke samping dan sedikit miring, + 45 derajat. Jika bibit rayungan bermata dua; batang bibit terpendam dan tunas menghadap ke samping dengan kedalaman + 1 cm. 3. Sebaiknya, bibit bagal (stek) dan rayungan ditanam secara terpisah di dalam petak-petak tersendiri supaya pertumbuhan tanaman merata. H. WAKTU TANAM Berkaitan dengan masaknya tebu dengan rendemen tinggi tepat dengan timing masa giling di pabrik gula. Waktu yang tepat pada bulan Mei, Juni dan Juli. I. PENYIRAMAN Penyiraman tidak boleh berlebihan supaya tidak merusak struktur tanah. Setelah satu hari tidak ada hujan, harus segera dilakukan penyiraman. J. PENYULAMAN Sulam sisipan, dikerjakan 5 – 7 hari setelah tanam, yaitu untuk tanaman rayungan bermata satu.Sulaman ke – 1, dikerjakan pada umur 3 minggu dan berdaun 3 – 4 helai. Bibit dari rayungan bermata dua atau pembibitan.Penyulaman yang berasal dari ros/pucukan tebu dilakukan ketika tanaman berumur + 1 bulan.Penyulaman ke-2 harus selesai sebelum pembubunan, bersama sama dengan pemberian air ke – 2 atau rabuk ke-2 yaitu umur 1,5 bulan.Penyulaman ekstra bila perlu, yaitu sebelum bumbun ke -2. K. PEMBUMBUNAN TANAH Pembumbunan ke-1 dilakukan pada umur 3-4 minggu, yaitu berdaun 3 – 4 helai. Pembumbunan dilakukan dengan cara membersihkan rumput-rumputan, membalik guludan dan menghancurkan tanah (jugar) lalu tambahkan tanah ke tanaman sehingga tertimbun tanah. Pembumbunan ke – 2 dilakukan jika anakan tebu sudah lengkap dan cukup besar + 20 cm, sehingga tidak dikuatirkan rusak atau patah sewaktu ditimbun tanah atau + 2 bulan. Pembumbunan ke-3 atau bacar dilakukan pada umur 3 bulan, semua got harus diperdalam ; got mujur sedalam 70 cm dan got malang 60 cm. L. GARPU MUKA GULUD Penggarpuan harus dikerjakan sampai ke pinggir got, sehingga air dapat mengalir. Biasanya dikerjakan pada bulan Oktober/November ketika tebu mengalami kekeringan. M. KLENTEK  Yaitu melepaskan daun kering, harus dilakukan 3 kali, yaitu sebelum gulud akhir, umur 7 bulan dan 4 minggu sebelum tebang. N. TEBU ROBOH Batang tebu yang roboh atau miring perlu diikat, baik silang dua maupun silang empat. Ros – ros tebu, yang terdiri dari satu deretan tanaman, disatukan dengan rumpun – rumpun dari deretan tanaman di sisinya, sehingga berbentuk menyilang. O. PEMUPUKAN Sebelum tanam diberi TSP 1 kuintal/haSiramkan pupuk SUPER NASA yang telah dicampur air secara merata di atas juringan dosis ± 1 – 2 botol/1000 m² dengan cara :Alternatif 1 : 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram juringan.Alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPERNASA untuk menyiram 5 – 10 meter juringan.Saat umur 25 hari setelah tanam berikan pupuk ZA sebanyak 0,5-1 kw/ha. Pemupukan ditaburkan di samping kanan rumpun tebu.Umur 1,5 bulan setelah tanam berikan pupuk ZA sebanyak 0,5 – 1 kw/ha dan KCl sebanyak 1-2 kw/ha. Pemupukan ditaburkan di sebelah kiri rumpun tebu.Untuk mendapatkan rendemen dan produksi tebu tinggi, semprot POC NASA dosis 4 – 6 tutup dicampur HORMONIK 1 – 2 tutup per-tangki pada umur 1 dan 3 bulan. P. HAMA DAN PENYAKIT  1. Hama Penggerek Pucuk dan batang Biasanya menyerang mulai umur 3 – 5 bulan. Kendalikan dengan musuh alami Tricogramma sp dan lalat Jatiroto, semprot PESTONA / Natural BVR. 2. Hama Tikus Kendalikan dengan gropyokan, musuh alami yaitu : ular, anjing atau burung hantu 3. Penyakit Fusarium Pokkahbung Penyebab jamur Gibbrella moniliformis. Tandanya daun klorosis, pelepah daun tidak sempurna dan pertumbuhan terhambat, ruas-ruas bengkok dan sedikit gepeng serta terjadi pembusukan dari daun ke batang. Penyemprotan dengan 2 sendok makan Natural GLIO + 2 sendok makan gula pasir dalam tangki semprot 14 atau 17 liter pada daun-daun muda setiap minggu, pengembusan tepung kapur tembaga ( 1 : 4 : 5 ) 4. Penyakit Dongkelan Penyebab jamur Marasnius sacchari, yang bias mempengaruhi berat dan rendemen tebu. Gejala, tanaman tua sakit tiba-tiba, daun mengering dari luar ke dalam. Pengendalian dengan cara penjemuran dan pengeringan tanah, harus dijaga, sebarkan Natural GLIO sejak awal. 5. Penyakit Nanas Disebabkan jamur Ceratocytis paradoxa. Menyerang bibit yang telah dipotong. Pada tapak (potongan) pangkas, terdapat warna merah yang bercampur dengan warna hitam dan menyebarkan bau seperti nanas. Bibit tebu direndam dengan POC NASA dan Natural GLIO. 6. Penyakit Blendok Disebabkan oleh Bakteri Xanthomonas albilincans Mula-mula muncul pada umur 1,5 – 2 bulan setelah tanam. Daun-daun klorotis akan mengering, biasanya pada pucuk daun dan umumnya daun-daun akan melipat sepanjang garis-garis tadi. Jika daun terserang hebat, seluruh daun bergaris-garis hijau dan putih. Rendam bibit dengan air panas dan POC NASAselama 50 menit kemudian dijemur sinar matahari. Gunakan Natural GLIO sejak awal sebelum tanam untuk melokalisir serangan. Q. RENDEMEN TEBU Proses kemasakan tebu merupakan proses yang berjalan dari ruas ke ruas yang tingkat kemasakannya tergantung pada ruas yang yang bersangkutan. Tebu yang sudah mencapai umur masak, keadaan kadar gula di sepanjang batang seragam, kecuali beberapa ruas di bagian pucuk dan pangkal batang. Usahakan agar tebu ditebang saat rendemen pada posisi optimal yaitu sekitar bulan Agustus atau tergantung jenis tebu. Tebu yang berumur 10 bulan akan mengandung saccharose 10 %, sedang yang berumur 12 bulan bisa mencapai 13 %. R. TEBU KEPRASAN Yaitu menumbuhkan kembali bekas tebu yang telah ditebang, baik bekas tebu giling atau tebu bibitan (KBD).Kebun yang akan dikepras harus dibersihkan dari kotoran bekas tebangan yang lalu. Sebelum mengepras , sebaiknya tanah yang terlalu kering di airi dulu. Kepras petak – petak tebu secara berurutan. Setelah dikepras siramkan SUPER NASA (dosis sama seperti di atas). Lima hari atau seminggu setelah dikepras, tanaman diairi dan dilakukan penggarapan (jugaran) sebagai bumbun ke-1 dan pembersihan rumput – rumput.Lakukan penyemprotan POC NASA dan HORMONIK pada umur 1,2 dan 3 bulan dengan dosis seperti di atas.Pemeliharaan selanjutnya sama dengan tanam tebu pertama. Saat ini PT. Natural Nusantara telah mengeluarkan 2 produk unggulan baru sebagai penyempurnaan produk sebelumnya, yaitu Pupuk Organik Serbuk Greenstar dan Supernasa Granule Modern. Pupuk Organik Serbuk Greenstar dikemas dengan sangat praktis dan ekonomis. Serta dalam produk Greenstar tersebut sudah terkandung unsur yang ada pada produk POC NASA dan HORMONIK. Dan pupuk organik Supernasa Granule Modern juga dikemas dalam bentuk granule yang mantap sehingga lebih praktis dalam aplikasinya serta harganya lebih ekonomis. Cara Pemesanan Produk : 1. SMS/Telp 082347390996 untuk konfirmasi Pemesanan. 2. Kemudian akan dihitung jumlah biaya yang harus ditransfer. 3.Transfer biaya pembelian + bea kirim (bila diperlukan) sesuai dengan pemesanan 
0 notes
yayan-21-blog · 7 years
Text
Mengatasi Busuk karena “Xyleria” pada tanaman Tebu
Tumblr media
Penyakit  busuk  akar  dan  pangkal  batang  tebu  yang  disebabkan  oleh  Xylaria sp.  merupakan  salah  satu  penyakit  baru  diperkebunan  tebu  Indonesia.  Sampai  saat  ini,  penyakit  busuk  akar  dan  pangkal  batang  tebu  hanya  dilaporkan  ada  di  Sumatera  dan  informasi  mengenai  penyakit  ini  masih  terbatas.  Penelitian dilakukan untuk mendeskripsikan gejala, tanda, dan pola sebaran penyakit di lapangan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan keberadaan penyakit di lapangan. Survei gejala, tanda, dan pola sebaran penyakit dilakukan di perkebunan tebu yang terdapat di Sumatera Selatan (3° 26’ 16.6” LS dan 104°40’ 09.8” BT). Gejala khas serangan Xyalaria sp. ialah tanaman tebu mengering seluruh daunnya  dan  mati,  akar  dan  pangkal  batang  busuk  kering,  dan  ratoon  tidak  tumbuh.  Gejala  tanaman  tebu mati, tanda penyakit berupa stroma pada pangkal batang atau di tanah sekitar tanaman sakit, dan pola sebaran penyakit mengelompok merupakan indikator yang kuat mengenai keberadaan Xylaria di perkebunan tebu.
Tumblr media
Pada  serangan  berat,  rumpun  tanaman  akan   mengering dan mati.  Tanaman yang mati mudah dicabut karena akar-akarnya juga mati. Akar tanaman sakit tampak membusuk (busuk kering) dan berwarna hitam.  Apabila  pangkal  batang  tebu  sakit  dibelah  maka  jaringan  pangkal  batang  tebu  terlihat  cokelat  muda  dan  kemerahan,  serta  terdapat  garis  berwarna  hitam yang   merupakan   ciri   khas   serangan   Xylaria.  Apabila  tanaman  induk  mengalami  kerusakan    yang    berat    atau    mati    maka    tanaman ratoon  tidak  akan  tumbuh  sehingga  akan  tampak  kosong  dan  dipenuhi  gulma.
Tumblr media
Hama dan Penyakit Tanaman Tebu Lainnya :
Hama Penggerek Pucuk dan batang Biasanya menyerang mulai umur 3 – 5 bulan. Kendalikan dengan musuh alami Tricogramma sp dan lalat Jatiroto, semprot PESTONA / Natural BVR
Hama Tikus Kendalikan dengan gropyokan, musuh alami yaitu : ular, anjing atau burung hantu
Penyakit Fusarium Pokkahbung Penyebab jamur Gibbrella moniliformis. Tandanya daun klorosis, pelepah daun tidak sempurna dan pertumbuhan terhambat, ruas-ruas bengkok dan sedikit gepeng serta terjadi pembusukan dari daun ke batang. Penyemprotan dengan 2 sendok makan Natural GLIO + 2 sendok makan gula pasir dalam tangki semprot 14 atau 17 liter pada daun-daun muda setiap minggu, pengembusan tepung kapur tembaga ( 1 : 4 : 5 )
Penyakit Dongkelan Penyebab jamur Marasnius sacchari, yang bias mempengaruhi berat dan rendemen tebu. Gejala, tanaman tua sakit tiba-tiba, daun mengering dari luar ke dalam. Pengendalian dengan cara penjemuran dan pengeringan tanah, harus dijaga, sebarkan Natural GLIO sejak awal.
Penyakit Nanas Disebabkan jamur Ceratocytis paradoxa. Menyerang bibit yang telah dipotong. Pada tapak (potongan) pangkas, terdapat warna merah yang bercampur dengan warna hitam dan menyebarkan bau seperti nanas. Bibit tebu direndam dengan POC NASA dan Natural GLIO.
Penyakit Blendok Disebabkan oleh Bakteri Xanthomonas albilincans Mula-mula muncul pada umur 1,5-2 bulan setelah tanam. Daun-daun klorotis akan mengering, biasanya pada pucuk daun dan umumnya daun-daun akan melipat sepanjang garis-garis tadi. Jika daun terserang hebat, seluruh daun bergaris-garis hijau dan putih. Rendam bibit dengan air panas dan POC NASA selama 50 menit kemudian dijemur sinar matahari. Gunakan Natural GLIO sejak awal sebelum tanam untuk melokalisir serangan.
Rendeman Tebu
Proses kemasakan tebu merupakan proses yang berjalan dari ruas ke ruas yang tingkat kemasakannya tergantung pada ruas yang yang bersangkutan. Tebu yang sudah mencapai umur masak, keadaan kadar gula di sepanjang batang seragam, kecuali beberapa ruas di bagian pucuk dan pangkal batang.
Usahakan agar tebu ditebang saat rendemen pada posisi optimal yaitu sekitar bulan Agustus atau tergantung jenis tebu. Tebu yang berumur 10 bulan akan mengandung saccharose 10 %, sedang yang berumur 12 bulan bisa mencapai 13 %.
>>>>>>>>>>>>>Hubungi
kami: 082347390996  (Telp/SMS/WA)
0 notes
yayan-21-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
BUDIDAYA TANAMAN LADA DAN CARA PERAWATAN PEMUPUKAN DENGAN PUPUK ORGANIK NASA
pemesanan pupuk nasa : 082347390996
Tanaman lada termasuk jenis tanaman rempah yang banyak dikembangkan di Indonesia. Lada sering juga disebut sebagai “merica” yang mempunyai manfaat sebagai bumbu masakan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, diperlukan teknik budidaya yang tepat. PT. Natural Nusantara berupaya membantu meningkatkan produksi lada secara kuantitas, kualitas namun tetap menjaga kelestarian lingkungan(Aspek K-3).
Syarat Pertumbuhan Tanaman Lada
1. Iklim
Curah hujan 2.000-3.000 mm/th.
Cukup sinar matahari (10 jam sehari).
Suhu udara 200C 34 0C.
Kelembaban udara 50% 100% lengas nisbi dan optimal antara 60% 80% RH.
Terlindung dari tiupan angin yang terlalu kencang.
2. Media Tanam
Subur dan kaya bahan organik
Tidak tergenang atau terlalu kering
pH tanah 5,5-7,0
Warna tanah merah sampai merah kuning seperti Podsolik, Lateritic, Latosol dan Utisol.
Kandungan humus tanah sedalam 1-2,5 m.
Kelerengan/kemiringan lahan maksimal ± 300.
Ketinggian tempat 300-1.100 m dpl.
Teknik Budidaya Tanaman Lada
1. PEMBIBITAN
Terjamin kemurnian jenis bibitnya
Berasal dari pohon induk yang sehat
Bebas dari hama dan penyakit
Berasal dari kebun induk produksi yang sudah berumur 10 bulan-3 tahun (Kebutuhan bibit ± 2.000 bibit tanaman perhektar)
2. PENGOLAHAN MEDIA TANAM
a. Cangkul ke-1, pembalikan tanah sedalam 20-30 cm. b. Taburkan kapur pertanian dan diamkan 3-4 minggu.
Dosis kapur pertanian :
Pasir dan Lempung berpasir: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha.
Lempung: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 1,7 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha.
Lempung Berdebu: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 2,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 3,2 ton/ha.
Lempung Liat: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 3,4 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 4,2 ton/ha.
c. Cangkul ke-2, haluskan dan ratakan tanah
3. TEKNIK PENANAMAN
Sistem penanaman adalah monokultur (jarak tanam 2m x 2m). Tetapi juga bisa ditanam dengan tanaman lain.
Lubang tanam dibuat limas ukuran atas 40 cm x 35 cm, bawah 40 cm x 15 cm dan kedalaman 50 cm.
Biarkan lubang tanam 10-15 hari barulah bibit ditanam.
Waktu penanaman sebaiknya musim penghujan atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, pukul 6.30 pagi atau 16.30-18.00 sore.
Cara penanaman : menghadapkan bagian yang ditumbuhi akar lekat kebawah, sedangkan bagian belakang (yang tidak ditumbuhi akar lekat) menghadap keatas.
Taburkan pupuk kandang 0,75-100 gram/tanaman yang sudah dicampur NATURAL GLIO.
Tutup lubang tanam dengan tanah galian bagian atas yang sudah dicampur pupuk dasar :
NPK 20 gram/tanaman
Untuk tanah kurang subur ditambahkan 10 gram urea, 7 gram SP 36 dan 5 gram KCl per tanaman.
Segera setelah ditutup, disiram SUPERNASA :
Pemberian SUPERNASA selanjutnya dapat diberikan setiap 3 4 bulan sekali.
Alternatif 1 : 0,5 sendok makan/ 5 lt air per tanaman.
Alternatif 2 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 20 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.
Penyakit
a. Penyakit busuk pangkal batang (BPP) Penyebab: jamur Phytopthora Palmivora Var Piperis. Gejala: awal serangan sulit diketahui. Bagian yang mulai terserang pada pangkal batang memperlihatkan garis-garis coklat kehitaman dibawah kulit batang. Daun berubah warna menjadi layu (berwarna kuning). Pencegahan : penanaman jenis lada tahan penyakit BPB. Pemberian Natural Glio sebelum dan sesudah tanam.
b. Penyakit kuning Penyebab: tidak terpenuhinya berbagai persyaratan agronomis serta serangan cacing halus (Nematoda) Radhophalus similis yang mungkin berasosiasi dengan nematoda lain seperti Heterodera SP, M incognita dan Rotylenchus Similis. Gejala: menyerang akar tanaman lada, ditandai menguningnya daun lada, akar rambut mati, membusuk dan berwarna hitam. Cepat lambatnya gejala daun menguning tergantung berat ringannya infeksi dan kesuburan tanaman. Pengendalian: Pemberian pupuk kandang, pengapuran, pemupukan tepat dan seimbang, pemberian Natural Glio sebelum dan sesudah tanam.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
6. PANEN
6.1. Ciri dan Umur Panen Panen pertama umur tiga tahun atau kurang. Ciri-ciri: tangkainya berubah agak kuning dan sudah ada buah yang masak (berwarna kuning atau merah).
6.2. Cara Panen Pemetikan dari buah bagian bawah hingga buah bagian atas, dengan mematahkan persendian tangkai buah yang ada diketiak dahan.
6.3. Periode Panen Periode panen sesuai iklim setempat, jenis lada yang ditanam dan intensitas pemeliharaan.
1 note · View note
yayan-21-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
MENGATASI GANODERMA PADA TANAMAN SAWIT, KARET, CACAO, DALL
Natural GLIO adalah pengendali penyakit alami yang berbahan aktif Gliocladium sp dan Trichoderma sp
.Natural GLIO
mampu menghancurkan inokulum sumber infeksi penyakit tanaman, mencegah sumber infeksi penyakit menyebar kembali dengan kolonisasi tanah oleh Gliocladium mampu melindungi perkecambahan biji dan akar-akar tanaman dari sumber infeksi penyakit, aman terhadap lingkungan, manusia dan hewan, selaras dengan keseimbangan alam, mudah dan murah.
MENGAPA MENGGUNAKAN NATURAL GLIO :
Mampu menghancurkan inokulum sumber infeksi penyakit tanaman.
Mencegah sumber infeksi penyakit menyebar kembali dengan kolonisasi tanah oleh GLIO.
Mampu melindungi perkecambahan biji dan akar-akar tanaman dari sumber infeksi penyakit.
Aman terhadap lingkungan, manusia dan hewan.
Selaras dengan keseimbangan alam, mudah dan murah.
MEKANISME KERJA GLIO
Tumblr media
Natural GLIO
bersifat Hiperparasit terhadap pathogen penyakit tanaman, sehingga terjadi persaingan tempat hidup dan nutrisi. Natural GLIO mengeluarkan zat antibiotik yaitu Gliovirin dan Viridin yang akan mematikan pathogen penyebab penyakit tanaman dan Natural GLIO ini akan berkembang terus mengkolonisasi melindungi tanaman dari gangguan pathogen.
SASARAN
Cabai, Tomat, Kubis, Terong, Bawang merah, Bawang daun, Semangka, Melon,Kelapa sawit,Kakao,Karet dll.
PATHOGEN / Sumber Infeksi Penyakit
Fungsi/sasaran utama :
Rebah semai (Phytium sp. Rizoctonia sp.)
Penyakit Layu (Fusarium sp. Pseudomonas sp.)
Fungsi/sasaran lainnya :
Penyakit Antraknosa (Colletrotichum sp. Gloeosporium sp.)
Akar Gada/Bengkak (Plasmodiphora sp.)
MANFAAT NATURAL GLIO: 1). PENYAKIT LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT. 2). PENYAKIT LAYU PADA TANAMAN CABAI. 3). BUSUK BUAH PADA TANAMAN CABAI. 4). PENYAKIT LAYU(NGOLER) PADA TANAMAN BAWANG. 5). PENYAKIT BUSUK BATANG PADA TANAMAN PANILI. 6). JAMUR UPAS PADA TANAMAN KOPI. 7). JAMUR GANODERMA PADA TANAMAN SAWIT DAN KARET. 8). PENYAKIT BUSUK BUAH PADA TANAMAN KAKAO/COKLAT. 9). JAMUR AKAR PUTIH(JAP) PADA TANAMAN KARET.
Catatan :
   GLIO terutama bersifat prefentif (pencegahan)
   GLIO terutama mengendalikan penyakit yang berada di tanah.
PETUNJUK PENGGUNAAN
1. Penggunaan langsung, pada tanaman holtikultura dan pangan diberi 1 – 2 gr tiap tanaman pada lubang yang akan ditanami.
2. Penggunaan bersama pupuk kandang (lebih dianjurkan), 1 bungkus GLIO dicampur pupuk kandang/kompos 25-50 kg , diamkan + 1 minggu dalam kondisi lembab, baru kemudian digunakan sebagai pupuk dasar.
3. Tanaman terinfeksi penyakit, jika terjadi gejala serangan pathogen, maka
1 bungkus GLIO dicampur pupuk kandang matang atau kompos 2-3 kg lalu diamkan + 1 minggu baru digunakan, dosis 2-3 sendok makan pada tanaman terserang.
Catatan :
waktu pemberian GLIO sore hari
Natural Glio efektif diberikan sejak awal penanaman sebagai pemupukan dasar.
CARA PEMAKAIAN NATURAL GLIO:
1). Ambil 1 kotak GLIO di campur 25-30Kg pupuk kandang/kompos.
2). Setelah dicampur masukan kedalam kantong,untuk disimpan selama 1-2 minggu.
3). Setelah mengembang biakan spora-spora, campuran tadi siap digunakan sebagai pupuk awal untuk luas lahan 500-1000m2.
Bersamaan dengan penaburan SUPERNASA saat olah lahan tanam.
CARA PEMAKAIAN KEDUA UNTUK TANAMAN YANG SUDAH DITANAM:
NATURAL GLIO JUGA BISA DICAMPUR DENGAN SUPERNASA, POC NASA UNTUK PENGGUNAAN SEBELUM TANAM.
1). 1 SENDOK MAKAN NATURAL GLIO DITAMBAH 1 SENDOK SUPERNASA DITAMBAH 2-3TUTUP POCNASA DIADUK SAMPAI RATA.
2). MASUKKAN KEDALAM EMBER/GEMBOR, SETELAH ITU SIRAMKAN LARUTAN TADI KE ATAS BEDENGAN SEBELUM DITUTUP MULSA PLASTIK.
3). ATAU DAPAT DIKOCORKAN KE LUBANG TANAM DENGAN TAKARAN 200ML AIR PERLUBANG TANAM.
Peringatan :
jangan dicampur dengan pestisida kimia
Simpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari sinar matahari secara langsung.
Tumblr media
Pengaruh Jamur Antagonis (Gliocladium sp) Dalam Mengendalikan Jamur Patogen Tular Benih Pada Tanaman Padi (Oryza sativa). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah jamur antagonis (Gliocladium sp.) dapat mengendalikan jamur patogen tular benih pada tanaman padi (Oryza sativa). Perlakuan yang diqunakan dalam penelitian ini adalah : Varietas Cisokan dan PB 42 diperlakukan dengan jamurGliocladium sp dan tanpa perlakuan. Parameter pengamatan yang dilakukan adalah: A). Di laboratorium yaitu;
Jenis-jenis jamur patogen tular benih.
Persentase daya kecambah,
Persentase benih terserang.
B).Di Rumah Kaca yaitu: Persentase bibit terserang jamur. Hasil penelitian ditemukan 7 spesies jamur patogen tular benih yaitu:
Drechslera oryzae,
Pyricularia oryzae,
Alternaria padwickii,
Fusarium moniliformae,
Fusarium raminiarum,
Cercospora oryzae, dan
Curvularia eragrostidis.
Perlakuan Gliocladium sp. dapat menurunkan persentase benih terserang jamur patogen tular benih pada kedua varietas. Penurunan persentase serangan jamur pada varietas PB 42 adalah: 1.25 - 15.50 %. dan pada Varietas Cisokan adalah 2.25 - 7.75 %. Jamur Gliocladium sp. juga dapat meningkatkan persentase daya kecambah normal untuk kedua varietas yaitu 23 % untuk varietas PB 42 dan 29,65 % untuk varietas Cisokan.
cara pemesanan dan konsultasi :  hp/wa/sms: 082347390996 pupuk organik pestisida organik bibit tanaman buah dan sayuran
0 notes
yayan-21-blog · 7 years
Text
Budidaya tanaman sawit
Tumblr media
PUPUK BUDIDAYA KELAPA SAWIT SUPER PLUS TANGGUH DEKOMPOSER POWER NUTRITION SUPERNASA POC NASA HORMONIK KITB (TADEC PWRB SPRB NSB HRNB KIT-B) HARGA Rp 3.105.000 BERAT SETELAH PACKING 22 KG GRATIS ONGKOS KIRIM ISI PAKET 1 BOTOL TANGGUH DEKOMPOSER 1.000 cc 2 DUS POWER NUTRITION 3 KG 2 DUS SUPERNASA 3 KG 2 BOTOL POC NASA 3 LITER 2 BOTOL HORMONIK 500 cc 1 SET STARTER KIT CARA PAKAI POC NASA DAN HORMONIK - Campurkan 1 tutup HORMONIK + 5 tutup POC NASA ) per tangki semprot. - Penggunaan dengan cara disemprotkan terutama pada daun tanaman hingga merata (atas dan bawah daun). - Waktu semprot jam 08.00 - 12.00 (adalah waktu efektif stomata daun membuka penuh) - Tanaman semusim : mulai pertengahan usia tanaman hingga menjelang reproduksi, yaitu sebelum berbunga/ berumbi (3-6 kali semprot). Penggunaan semenjak awal tanam lebih baik. - Tanaman tahunan : 2-4 bulan sebelum berbunga/berbuah ( 3-6 kali semprot). POWER NUTRITION (PWRK)/SUPERNASA (SPRK) + TANGGUH DEKOMPOSER (TADEC) 1. Larutkan 1 sendok makan POWER NUTRITION/SUPERNASA + 1 tutup TANGGUH DEKOMPOSER dengan 10 liter air kemudian siramkan ke sekitar pangkal tanaman 250 ml/per pokok tanaman (1 liter untuk 4 pokok tanaman). 2. Lakukan penyiraman setiap 1 - 2 bulan sekali 3. Agar lebih efisien tenaga Penyiraman baik dilakukan sekaligus dicampur dengan pupuk kimia. POC NASA (NASA) + HORMONIK (HRN) + TANGGUH DEKOMPOSER (TADEC) 1. Larutkan 4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK + 1 tutup TANGGUH DEKOMPOSER dengan 15 liter air (1 tangki semprot) kemudian semprotkan merata ke daun bagian bawah dan bagian atas, waktunya antar jam 07.00 - 12.00 (waktu efektif stomata daun terbuka penuh) 2. Lakukan penyemprotan setiap 7 - 10 hari sekali. POWER NUTRITION (PWRK)/SUPERNASA (SPRK) + TANGGUH DEKOMPOSER (TADEC) + GLIO 1. Larutkan 1 sendok makan POWER NUTRITION/SUPERNASA + 1 tutup TANGGUH DEKOMPOSER + 1 sendok makan GLIO dengan 10 liter air kemudian siramkan ke sekitar pangkal tanaman 250 ml/per pokok tanaman (1 liter untuk 4 pokok tanaman). 2. Lakukan penyiraman setiap 1 - 2 bulan sekali 3. Glio tidak dianjurkan untuk dicampur dengan pupuk kimia. POC NASA (NASA) + HORMONIK (HRN) + TANGGUH DEKOMPOSER (TADEC) + AERO 1. Larutkan 4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK + 1 tutup TANGGUH DEKOMPOSER +  tutup AERO dengan 15 liter air (1 tangki semprot) kemudian semprotkan merata ke daun bagian bawah dan bagian atas, waktunya antar jam 07.00 - 12.00 (waktu efektif stomata daun terbuka penuh) 2. Lakukan penyemprotan setiap 7 - 10 hari sekali. ==================================== CARA PAKAI SUPERNASA/POWER NUTRITION (SETELAH TANAMAN BERUMUR 15 HARI ATAU LEBIH (CUKUP 1x DALAM 1 MASA TANAM) CARA 1 : 1 sendok makan supernasa/power nutrition dicampur dengan air 10 liter kemudian disiramkan ke pangkal tanaman (bukan pada daun) masing-masing 1 gelas aqua kecil (200 ml) atau 1 liter untuk 5 tanaman. CARA 2 : 1botol supernasa/power nutrition kecil 250 gram (1/4 kilogram) dicampur dengan air 1 drum (isi 250 liter) kemudian disiramkan ke pangkal tanaman (bukan pada daun) masing-masing 1 gelas aqua kecil (200 ml) atau 1 liter untuk 5 tanaman. CARA 3 : Campurkan 2 botol supernasa/power nutrition dengan NPK (Urea, TSP, KCL, PONSKA atau lainnya) 30-50 kg, aduk sampai rata, kemudian taburkan pada pangkal tanaman atau lubang siap tanam. Jika menggunakan supernasa pemakaian NPK (Urea, TSP, KCL, PONSKA atau lainnya) dapat dikurangi 25-50%. Jika menggunakan power nutrition pemakaian NPK dapat dikurangi 75- 90%. CARA PAKAI SUPERNASA/POWER NUTRITION (SEBELUM TANAM SEBAGAI PUPUK DASAR) CARA 1 : 1 sendok makan supernasa/power nutrition dicampur dengan air 1 gembor (10 liter) kemudian disiramkan ke lahan siap tanam atau 1 gembor (10 liter) untuk 50 lubang tanam. CARA 2 : 1 botol supernasa/power nutrition kecil 250 gram (1/4 kilogram) dicampur dengan air 1 drum (isi 250 liter) kemudian disiramkan ke lubang tanam masing-masing 1 gelas aqua kecil (200 ml) atau 1 drum (250 liter) untuk 1250 lubang tanam. CARA 3 : 1 sendok makan supernasa/power nutrition dicampur dengan air 10 liter kemudian disiramkan ke lubang tanam masing- masing 1 gelas aqua kecil (200 ml) atau 1 liter untuk 5 lubang tanam. Perhatian ...!!! Supernasa Dan Power Nutrition Bukan Untuk Semprot Daun CARA PAKAI POCNASA DAN HORMONIK (SEMPROT DAUN) TANGKI 17 LITER : 5 tutup botol pocnasa + 1 tutup botol hormonik + % tutup botol aero dicampur dengan air 1 tangki (17 liter)dan disemprotkan merata bawah dan atas daun antara jam 07.00-11.00. TANGKI 14 LITER : 4 tutup botol pocnasa + 1 tutup botol hormonik + % tutup botol aero dicampur dengan air 1 tangki (14 liter) dan disemprotkan merata bawah dan atas daun antara jam 07.00-11.00. TANGKI 10 LITER : tutup botol pocnasa + 1 tutup botol hormonik + % tutup botol aero dicampur dengan air 1 tangki (10 liter) dan disemprotkan merata bawah dan atas daun antara jam 07.00-11.00. Perhatian !!! Pocnasa Dan Hormonik Kocok Dulu Sebelum Pakai -Aero Dituangkan Ke Tangki Paling Akhir CARA PAKAI GLIO CARA 1 (UNTUK PUPUK DASAR) : Campurkan 1 bungkus Glio dengan 25-30 kg pupuk kandang, aduk hingga rata. Masukkan ke dalam karung, dan ditutup rapat.biarkan 1-2 minggu. Hindarkan dari panas & hujan. Masukkan % genggam ke masing-masing lubang tanam, aduk rata dengan tanah,biarkan 3-7 hari baru ditanami. CARA 2 (UNTUK PUPUK DASARI : Campurkan 1 sendok makan Glio + 1 sendok makan Supernasa + 3 tutup Pocnasa pada 10 liter air, siramkan merata dengan gembor pada guludan/bedengan seluas 25 m2. Lahan ditutup dengan mulsa. Biarkan 3-7 hari baru ditanami. CARA 3 : Campurkan 1 sendok makan Glio + 1 sendok makan Supernasa pada 10 liter air, kemudian disiramkan ke pangkal tanaman masing-masing 1 gelas aqua kecil (200 ml) ============================
Tumblr media
TEKNIS BUDIDAYA KELAPA SAWIT I. PENDAHULUAN Agribisnis kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.), baik yang berorientasi pasar lokal maupun global akan berhadapan dengan tuntutan kualitas produk dan kelestarian lingkungan selain tentunya kuantitas produksi. PT. Natural Nusantara berusaha berperan dalam peningkatan produksi budidaya kelapa sawit secara Kuantitas, Kualitas dan tetap menjaga Kelestarian lingkungan (Aspek K-3). II. SYARAT PERTUMBUHAN 2.1. Iklim Lama penyinaran matahari rata-rata 5-7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500-4.000 mm. Temperatur optimal 24-280C. Ketinggian tempat yang ideal antara 1-500 m dpl. Kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan. 2.2. Media Tanam Tanah yang baik mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan subur. Berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80 cm), pH tanah 4-6, dan tanah tidak berbatu. Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa sawit. III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA 3.1. Pembibitan 3.1.1. Penyemaian Kecambah dimasukkan polibag 12x23 atau 15x23 cm berisi 1,5-2,0 kg tanah lapisan atas yang telah diayak. Kecambah ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polibag harus selalu lembab. Simpan polibag di bedengan dengan diameter 120 cm. Setelah berumur 3-4 bulan dan berdaun 4-5 helai bibit dipindahtanamkan. Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polibag 40x50 cm setebal 0,11 mm yang berisi 15-30 kg tanah lapisan atas yang diayak. Sebelum bibit ditanam, siram tanah dengan POC NASA 5 ml atau 0,5 tutup per liter air. Polibag diatur dalam posisi segitiga sama sisi dengan jarak 90x90 cm. 3.1.2. Pemeliharaan Pembibitan Penyiraman dilakukan dua kali sehari. Penyiangan 2-3 kali sebulan atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Bibit tidak normal, berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis harus dibuang. Seleksi dilakukan pada umur 4 dan 9 bulan. Pemupukan pada saat pembibitan sebagai berikut : Pupuk Makro 15-15-6-4 ... Minggu ke 2 & 3 (2 gram); minggu ke 4 & 5 (4gr); minggu ke 6 & 8 (6gr); minggu ke 10 & 12 (8gr) 12-12-17-2 ... Mingu ke 14, 15, 16 & 20 (8 gr); Minggu ke 22, 24, 26 & 28 (12gr), minggu ke 30, 32, 34 & 36 (17gr), minggu ke 38 & 40 (20gr). 12-12-17-2 ... Minggu ke 19 & 21 (4gr); minggu ke 23 & 25 (6gr); minggu ke 27, 29 & 31 (8gr) POC NASA ... Mulai minggu ke 1  40 (1-2cc/lt air perbibit disiramkan 1-2 minggu sekali). Catatan : Akan Lebih baik pembibitan diselingi/ditambah SUPER NASA 1-3 kali dengan dosis 1 botol untuk + 400 bibit. 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman 3.2. Teknik Penanaman 3.2.1. Penentuan Pola Tanaman Pola tanam dapat monokultur ataupun tumpangsari. Tanaman penutup tanah (legume cover crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai. 3.2.2. Pembuatan Lubang Tanam Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum tanam dengan ukuran 50x40 cm sedalam 40 cm. Sisa galian tanah atas (20 cm) dipisahkan dari tanah bawah. Jarak 9x9x9 m. Areal berbukit, dibuat teras melingkari bukit dan lubang berjarak 1,5 m dari sisi lereng. 3.2.3. Cara Penanaman Penanaman pada awal musim hujan, setelah hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polibag. Lepaskan plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalam lubang. Taburkan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang selama + 1 minggu di sekitar perakaran tanaman. Segera ditimbun dengan galian tanah atas. Siramkan POC NASA secara merata dengan dosis  5-10 ml/ liter air setiap pohon atau semprot (dosis 3-4 tutup/tangki). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA. Adapun cara penggunaan SUPER NASA adalah sebagai berikut: 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon. 3.3. Pemeliharaan Tanaman 3.3.1. Penyulaman dan Penjarangan Tanaman mati disulam dengan bibit berumur 10-14 bulan. Populasi 1 hektar + 135-145 pohon agar tidak ada persaingan sinar matahari. 3.3.2. Penyiangan Tanah di sekitar pohon harus bersih dari gulma. 3.3.3. Pemupukan Anjuran pemupukan sebagai berikut : Pupuk Makro Urea     Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36 ..... 225 kg/ha Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst ... 1000 kg/ha TSP Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36 ... 115 kg/ha Bulan ke 48 & 60 ... 750 kg/ha MOP/KCl Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36 ... 200 kg/ha Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst ... 1200 kg/ha Kieserite Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36 ... 75 kg/ha Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst ... 600 kg/ha Borax Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36 ... 20 kg/ha Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst ... 40 kg/ha NB. : Pemberian pupuk pertama sebaiknya pada awal musim hujan (September - Oktober) dan kedua di akhir musim hujan (Maret- April). POC NASA a. Dosis POC NASA mulai awal tanam : 0-36 bln ... 2-3 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang, setiap 4 - 5 bulan sekali >36 bln ... 3-4 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang, setiap 3  4 bulan sekali b. Dosis POC NASA pada tanaman yang sudah produksi tetapi tidak dari awal memakai POC NASA Tahap 1 : Aplikasikan 3 - 4 kali berturut-turut dengan interval 1-2 bln. Dosis 3-4 tutup/ pohon Tahap 2 : Aplikasikan setiap 3-4 bulan sekali. Dosis 3-4 tutup/ pohon Catatan: Akan Lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPER NASA 1-2 kali/tahun dengan dosis 1 botol untuk + 200 tanaman. Cara lihat Teknik Penanaman (Point 3.2.3.) 3.3.4. Pemangkasan Daun Terdapat tiga jenis pemangkasan yaitu: a. Pemangkasan pasir Membuang daun kering, buah pertama atau buah busuk waktu tanaman berumur 16-20 bulan. b. Pemangkasan produksi Memotong daun yang tumbuhnya saling menumpuk (songgo dua) untuk persiapan panen umur 20-28 bulan. c. Pemangkasan pemeliharaan Membuang daun-daun songgo dua secara rutin sehingga pada pokok tanaman hanya terdapat sejumlah 28-54 helai. 3.3.5. Kastrasi Bunga Memotong bunga-bunga jantan dan betina yang tumbuh pada waktu tanaman berumur 12-20 bulan. 3.3.6. Penyerbukan Buatan Untuk mengoptimalkan jumlah tandan yang berbuah, dibantu penyerbukan buatan oleh manusia atau serangga. a. Penyerbukan oleh manusia Dilakukan saat tanaman berumur 2-7 minggu pada bunga betina yang sedang represif (bunga betina siap untuk diserbuki oleh serbuk sari jantan). Ciri bunga represif adalah kepala putik terbuka, warna kepala putik kemerah-merahan dan berlendir. Cara penyerbukan: 1. Bak seludang bunga. 2. Campurkan serbuk sari dengan talk murni ( 1:2 ). Serbuk sari diambil dari pohon yang baik dan biasanya sudah dipersiapkan di laboratorium, semprotkan serbuk sari pada kepala putik dengan menggunakan baby duster/puffer. b. Penyerbukan oleh Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Serangga penyerbuk Elaeidobius camerunicus tertarik pada bau bunga jantan. Serangga dilepas saat bunga betina sedang represif. Keunggulan cara ini adalah tandan buah lebih besar, bentuk buah lebih sempurna, produksi minyak lebih besar 15% dan produksi inti (minyak inti) meningkat sampai 30%. 3.4. Hama dan Penyakit 3.4.1. Hama a. Hama Tungau Penyebab: tungau merah (Oligonychus). Bagian diserang adalah daun. Gejala: daun menjadi mengkilap dan berwarna bronz. Pengendalian: Semprot Pestona atau Natural BVR. b. Ulat Setora Penyebab: Setora nitens. Bagian yang diserang adalah daun. Gejala: daun dimakan sehingga tersisa lidinya saja. Pengendalian: Penyemprotan dengan Pestona. 3.4.2. Penyakit a. Root Blast Penyebab: Rhizoctonia lamellifera dan Phythium Sp. Bagian diserang akar. Gejala: bibit di persemaian mati mendadak, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi pembusukan akar. Pengendalian: pembuatan persemaian yang baik, pemberian air irigasi di musim kemarau, penggunaan bibit berumur lebih dari 11 bulan. Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO. b. Garis Kuning Penyebab: Fusarium oxysporum. Bagian diserang daun. Gejala: bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat pada daun, daun mengering. Pengendalian: inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda. Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO semenjak awal. c. Dry Basal Rot Penyebab: Ceratocyctis paradoxa. Bagian diserang batang. Gejala: pelepah mudah patah, daun membusuk dan kering; daun muda mati dan kering. Pengendalian: adalah dengan menanam bibit yang telah diinokulasi penyakit. Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki . 3.5. Panen 3.5.1. Umur Panen Mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.
Tumblr media
konsultasi : 
no hp. 082347390996
whatsap 082347399996
0 notes
yayan-21-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
BUDIDAYA BUAH MANGGA ARUMANIS
Budidaya buah mangga merupakan salah satu peluang yang cukup bagus karena produksi mangga saat ini ternyata belum mampu memenuhi banyaknya permintaan pasar, terutama pangsa pasar luar negeri. Hal ini dikarenakan kualitasnya yang masih kurang bersaing, serta tingkat produktivitasnya yang tergolong rendah. Kondisi seperti ini disebabkan karena penerapan teknik budidaya mangga yang belum begitu optimal. Dengan memperhatikan keadaan tersebut, PT. Natural Nusantara dengan teknologi organiknya membantu peningkatan produksi buah mangga, baik secara kuantitas, kualitas maupun aspek kelestarian (Aspek K-3) dengan harapan petani mangga di Indonesia mampu bersaing di era pasar bebas.
Teknik Budidaya Buah Mangga
Tanaman mangga dapat tumbuh baik pada lapisan tanah tebal dan struktur tanah remah dan berbutir-butir pada ketinggian 50-300 m dpl. Varietas mangga yang mempunyai nilai jual tinggi yaitu antara lain jenis Gadung 21 atau Arumanis 143. Varietas lainnya adalah Manalagi 69, Lalijiwo, Chokanan dan Golek 31.
PERSIAPAN LAHAN
Lubang tanam dibuat 1-2 bulan sebelum tanam,ukuran 1 m x 1m x 1 m dan jarak tanam 6 m x 8 m. Dua minggu sebelum pelaksanaan tanam, tanah galian dimasukkan kembali ke dalam lubang tanam dengan campur pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Akan lebih optimal jika disiram Pupuk Organik Padat SUPERNASA (0,5 sdm / + 5 lt air/pohon).
PENANAMAN MANGGA
Penanaman di awal musim hujan. Sebelum bibit ditanam kantong plastik dilepas. Kedalaman tanam + 15-20 cm diatas leher akar dan tanah disekitar tanaman ditekan ke arah tanaman agar tidak roboh. Tanaman diberi naungan dengan posisi miring ke barat dan selanjutnya dikurangi sedikit demi sedikit.
PEMUPUKAN TANAMAN MANGGA
Pupuk Kandang (PK) diberikan 1 kali pada awal musim hujan. Caranya dibenamkan disekitar pohon selebar tajuk tanaman atau menggali lubang pada sisi tanaman. Mangga umur 1 – 5 tahun diberi 30 kg PK, umur 6 – 15 tahun diberi 60 kg PK. Akan lebih optimal jika ditambahkan Pupuk Organik SUPERNASA dengan dosis : – Alternatif 1 : 0,5 sendok makan/ 5 lt air per tanaman. – Alternatif 2 : 1 botol SUPERNASA encerkan dalam 2 lt (2000 ml) air jadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 lt air diberi 20 ml larutan induk tadi untuk menyiram per pohon.
Pemberian SUPERNASA selanjutnya dapat diberikan setiap 3 – 4 bulan sekali.
Penyemprotan POC NASA (4-5 ttp/tangki) atau lebih optimal POC NASA (3-4 ttp) + HORMONIK (1 ttp ) per tangki setiap 1 – 3 bulan sekali.
Pupuk NPK 2 kali setahun di awal (Nopember – Desember), akhir musim hujan (April – Mei) dosis sbb:
UMUR (TH)PK (KG)DOSIS PUPUK MAKRO (KG/POHON)        ZAT          SP                  KCL 1 – 320 –     300.5 – 10.25-  0.50.25-0.5 4 – 630 –     401 – 20.5 –     10.5 – 1 7 – 1050 –    602 – 31 –      1.51 – 1.5 >    1050 –      603 – 41.5 –  21.5 – 2
Pangkas Bentuk (3 tahap) :
Tahap I : umur 1 tahun setelah tanam pada musim hujan dengan memotong batang setinggi 50 – 60 cm dari permukaan tanah dan pemotongan di atas bidang sambungan. Dari cabang yang tumbuh dipelihara 3 cabang yang arahnya menyebar.
Tahap II : pemangkasan dilakukan pada ketiga cabang yang tumbuh tersebut setelah berumur 2 tahun, caranya menyisakan 1 – 2 ruas/pupus. Tunas yang tumbuh pada masing-masing cabang dipelihara 3 tunas. Jika lebih dibuang. Tahapan pemangkasan tersebut akan diperoleh pohon dengan rumus cabang 1- 3 – 9.
Tahap III : umur 3 tahun, cara sama seperti tahap II, tetapi tunas yang tumbuh dipelihara semua untuk produksi.
PANGKAS PRODUKSI
Pemangkasan ini untuk memelihara tanaman dengan memotong cabang mati / kering, cabang yang tumbuh ke dalam dan ke bawah serta cabang air yaitu cabang muda yang tidak akan menghasilkan buah. Pemangkasan produksi dilaksanakan segera setelah panen.
PENDANGIRAN
Dilakukan 2 kali dalam setahun pada awal dan akhir musim hujan, dengan membalik tanah (pembumbunan) di sekitar kaca tanaman agar patogen yang ada dalam tanah mati.
MULCHING (MULSA)
Pemberian mulsa di akhir musim hujan, menggunakan jerami / sisa-sisa bekas pangkasan / tanaman sela.
PENGENDALIAN GULMA
Pengendalian gulma dilakukan minimal 3 kali setahun.
INDUKSI BUNGA
Untuk merangsang pembungaan digunakan Pupuk Organik Padat SUPERNASA dengan dosis 1-2 sendok/pohon dicampur 10 liter air disiramkan secara merata di bawah kanopi pohon setelah pupus kedua ( Februari-Maret) dan disemprot POC NASA (3-4 ttp/tangki) + HORMONIK (1 ttp) per tangki.
PENGELOLAAN BUNGA DAN BUAH
Pengelolaan bunga dan buah dilakukan 4 kali, pada saat bud break, bud elongation, mango size (kacang hijau) dan marble size (jagung). Pupuk yang digunakan :
Monokalsium Phospat ( MKP ) diberikan sebelum muncul tunas baru atau bud break dan pada saat bud break atau bud elongation (dosis 2,5 gr/liter). POC NASA diberikan saat bud break, bud elongation, (dosis 4-5 tutup/tangki). POC NASA (3-4 ttp) + HORMONIK (1 ttp) per tangki diberikan pada saat mango size dan marble size.
Untuk meningkatkan pembuahan, mengurangi kerontokan bunga dan buah gunakan POWER NUTRITION yang diformulasikan secara khusus untuk merangsang pertumbuhan bunga dan meningkatkan pembuahan. Cara aplikasinya adalah : Larutkan 3 sendok makan POWER NUTRITION ke dalam 10 liter air. Siramkan merata pada perakaran di sekitar batang pada pagi atau sore hari. Agar peresapan nutrisi menjadi optimal bisa ditambahkan AERO 810 dalam lautan POWER NUTRION tadi.
HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN MANGGA
a. Tip Borer (Clumetia transversa) Ulat ini menggerek pucuk yang masih muda (flush) dan malai bunga dengan mengebor/menggerek tunas atau malai menuju ke bawah. Tunas daun atau malai bunga menjadi layu, kering akibatnya rusak dan transportasi unsur hara terhenti kemudian mati. Pengendalian; cabang tunas terinfeksi dipotong lalu dibakar, pendangiran untuk mematikan pupa, penyemprotan dengan PESTONA.
b. Thrips ( Scirtothrips dorsalis ) Hama ini sering disebut thrips bergaris merah karena pada segment perut yang pertama terdapat suatu garis merah. Hama ini selain menyerang daun muda juga bunga dengan menusuk dan menghisap cairan dari epidermis daun dan buah. Tempat tusukan bisa menjadi sumber penyakit. Daun kelihatan seperti terbakar, warna coklat dan menggelinting. Apabila bunga diketok-ketok dengan tangan dan dibawahnya ditaruh alas dengan kertas putih akan terlihat banyak thrips yang jatuh. Pengendalian : tunas muda terserang dipotong lalu dibakar, tangkap dengan perangkap warna kuning, pemangkasan teratur, penyemprotan dengan BVR atau PESTONA.
c. Ulat (Phylotroctis sp.) Warna sedikit coklat (beda dengan Clumetia sp. yang warnanya hijau) sering menggerek pangkal calon malai bunga. Telur Phyloctroctis sp. menetas dan dewasa menyerang tangkai buah muda (pentil). Buah muda gugur karena lapisan absisi pada tangkai buah bernanah kehitaman. Aktif pada malam hari. Pengendalian dengan PESTONA.
d. Seed Borer, Noorda albizonalis Hama ini menggerek buah pada bagian ujung atau tengah dan umumnya meninggalkan bekas kotoran dan sering menyebabkan buah pecah. Ulat ini langsung menggerek biji buah akibatnya buah busuk dan jatuh. Berbeda dengan Black Borer yang menggerek buah pada bagian pangkal buah. Lubang gerekan dapat sebagai sumber penyakit. Pengendalian : pembungkusan buah, kumpulkan buah terserang lalu dibakar, semprot dengan PESTONA.
e. Wereng mangga ( Idiocerus sp.) Serangan terjadi saat malai bunga stadia bud elongation. Nimfa dan wereng dewasa menyerang secara bersamaan dengan menghisap cairan pada bunga, sehingga kering, penyerbukan dan pembentukan buah terganggu kemudian mati. Serangan parah terjadi jika didukung cuaca panas yang lembab. Hama ini dapat mengundang tumbuh dan berkembangnya penyakit embun jelaga (sooty mold) dengan dikeluarkan embun madu dari wereng yang dapat menyebabkan phytotoxic pada tunas, daun dan bunga. Pengendalian : pengasapan, penyemprotan BVR / PESTONA sebelum bunga mekar/pada sore hari.
f. Lalat Buah ( Bractocera dorsalis ) Buah yang terserang mula-mula tampak titik hitam, di sekitar titik menjadi kuning, buah busuk serta terjadi perkembangan larva. Bersifat agravator yaitu memungkinkan serangan hama sekunder (Drosophilla sp.), jamur dan bakteri. Pengendalian : pembungkusan buah, pemasangan perangkap lalat buah.
g. Penyakit Antraknose (Colletotrichum sp.) Terjadi bintik-bintik hitam pada flush, daun, malai dan buah. Serangan menghebat jika terlalu lembab, banyak awan, hujan waktu masa berbunga dan waktu malam hari timbul embun yang banyak. Apabila bunganya terserang maka seluruh panenan akan gagal karena bunga menjadi rontok. Pengendalian : pemangkasan, penanaman jangan terlalu rapat, bagian tanaman terserang dikumpulkan dan dibakar.
h. Penyakit Recife, Diplodia recifensis Penyakit ini disebut juga Blendok, vektor penyakit ini adalah kumbang Xyleborus affinis. Kumbang ini membuat terowongan di batang/cabang kemudian dan cendawan Diplodia masuk ke dalam terowongan. Di luar tempat kumbang menggerek akan keluar blendok (getah). Penyakit mangga lainnya seperti embun jelaga (jamur Meliola mangiferae), kudis/scab (Elsinoe mangiferae), bercak karat merah (ganggang Cephaleuros sp.)
Catatan : Jika Pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, dapat digunakan pestisida kimia sesuai anjuran. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810 dosis + 5 ml (0,5 tutup) per tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki
PANEN DAN PASCA PANEN
Panen dilakukan pada umur + 97 hari setelah bunga mekar, buah berbedak, dan pada jam 09.00 – 16.00 WIB dengan menyisakan tangkai buah sekitar 0,5 – 1 cm.
Itulah yang dapat kami sampaikan mengenai teknik budidaya tanaman buah m
0 notes
yayan-21-blog · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
BUDIDAYA CABE MERAH SULAWESI
      Cabai atau lebih enak diucapkan “cabe” bisa ditanam di dataran tinggi ataupun rendah dengan pH 5-6. Bertanam cabai dihadapkan dengan beraneka permasalahan (resiko), beberapa diantaranya adalah teknik dan cara budidaya cabai, kekurangan unsur, serta serangan hama dan penyakit. PT. Natural Nusantara ( NASA ) berupaya menolong penyelesaian permasalahan tersebut, supaya bisa terjadi peningkatan produksi cabai dengan berpedoman pada kuantitas, kualitas dan kelestarian ( K-3 ), sehingga para petani bisa berkompetisi di era globalisasi atau pasar bebas.
A. Fase Pra Tanam Pada Budidaya Cabai
1. Pengolahan Lahan
Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5 -1 ton/ 1000 m2
Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu)
Diberi Dolomit sebanyak 0,25 ton / 1000 m2
Dibuat bedengan lebar 100 cm dan parit selebar 80 cm
Siramkan SUPERNASA (1 btl) / POC NASA(1-2 btl)
SUPERNASA 1 btl dilarutkan dalam 3 liter air (jadi larutan induk). Setiap 50 lt air tambahkan 200 cc larutan induk.
Atau 1 gembor ( + 10 liter ) diberi 1 sendok makan peres SUPERNASA dan siramkan ke bedengan + 5-10 m.
POC NASA : 1 gembor ( + 10 liter ) diberi 2-4 tutup NASA dan siramkan ke bedengan sepanjang + 5 – 10 meter.
Campurkan GLIO 100 – 200 gr ( 1 – 2 bungkus ) dengan 50 – 100 kg pupuk kandang, biarkan 1 minggu dan sebarkan ke bedengan.
Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig zag ( biarkan + 1 – 2 minggu ).
2. Benih Cabai
Kebutuhan per 1000 m2 1 – 1,25 sachet Natural CK -10 atau CK-11 dan Natural CS-20, CB-30
Biji direndam dengan POC NASA dosis 0,5 – 1 tutup / liter air hangat kemudian diperam semalam.
B. Fase Persemaian Budidaya Cabai ( 0-30 HARI)
1. Persiapan Persemaian
Arah persemaian menghadap ke timur dengan naungan atap plastik atau rumbia.
Media tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang telah disaring, perbandingan 3 : 1. Pupuk kandang sebelum dipakai dicampur dengan GLIO 100 gr dalam 25-50 kg pupuk kandang dan didiamkan selama + 1 minggu. Media dimasukkan polibag bibit ukuran 4 x 6 cm atau contong daun pisang.
2. Penyemaian
Biji cabai diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis tanah + pupuk kandang matang yang telah disaring
Semprot POC NASA dosis 1-2 ttp/tangki umur 10, 17 HSS
Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban
3. Pengamatan Hama & Penyakit
a. Penyakit
Rebah semai (dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk , disebabkan oleh cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp. Cara pengendalian: tanaman yg terserang dibuang bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan penyiraman, jika serangan tinggi siram GLIO 1 sendok makan (± 10 gr) per 10 liter air.
Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil yg disebabkan cendawan Peronospora parasitica. Cara mengatasi seperti penyakit rebah semai.
Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat. Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasi; bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau PESTONA.
b. H a m a
Kutu Daun Persik (Aphid sp.), Perhatikan permukaan daun bagian bawah atau lipatan pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yg ditemukan, semprot dengan BVR atau PESTONA.
Hama Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprot dengan BVR atau PESTONA untuk mengurangi penyebaran.
Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus). Gejala serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun. Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Perhatikan daun muda, bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau. Cara mengatasi seperti pada Aphis dan Thrip,
Tumblr media
C. Fase Tanam Pada Budidaya Cabai
1. Pemilihan Bibit
Pilih bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus
Bibit memiliki 5-6 helai daun (umur 21 – 30 hari)
2. Cara Tanam
Waktu tanam pagi atau sore hari , bila panas terik ditunda.
Plastik polibag dilepas
Setelah penanaman selesai, tanaman langsung disiram /disemprot POC NASA 3-4 tutup/ tangki.
3. Pengamatan Hama
Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon ), aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan bertelur. Ulat makan tanaman muda dengan jalan memotong batang atau tangkai daun. Siang hari sembunyi dalam tanah disekitar tanaman terserang. Setiap ulat yang ditemukan dikumpulkan lalu dibunuh, serangan berat semprot dengan PESTONA atau VIREXI
Ulat Grayak ( Spodoptera litura & S. exigua ),
Ciri ulat yang baru menetas / masih kecil berwarna hijau dengan bintik hitam di kedua sisi dari perut/badan ulat, terdapat bercak segitiga pada bagian punggungnya (seperti bulan sabit). Gejala serangan, larva memakan permukaan bawah daun dan daging buah dengan kerusakan berupa bintil-bintil atau lubang-lubang besar. Serangan parah, daun cabai gundul sehingga tinggal ranting-rantingnya saja. Telur dikumpulkan lalu dimusnahkan, menyiangi rumput di sekitar tanaman yang digunakan untuk persembunyian. Semprot dengan VITURA, VIREXI atau PESTONA.
Bekicot/siput. Memakan tanaman, terutama menyerang malam hari. Dicari di sekitar pertanaman ( kadang di bawah mulsa) dan buang ke luar areal.
D. Fase Pengelolaan Tanaman Cabai (7-70 HST)
Penyiraman dapat dilakukan dengan pengocoran tiap tanaman atau penggenangan (dilep) jika dirasa kering.
Pemupukan lewat pengocoran dilakukan seminggu sekali tiap lubang. Pupuk kocoran merupakan perbandingan campuran pupuk makro Urea : SP 36 : KCl : NASA = (250 : 250 : 250) gr dalam 50 liter ( 1 tong kecil) larutan. Diberikan umur 1 – 4 minggu dosis 250 cc/lubang, sedang umur 5-12 minggu dengan perbandingan pupuk makro Urea : TSP : KCl : NASA = (500 : 250 : 250) gr dalam 50 liter air, dengan dosis 500 cc/lubang.
Penyemprotan POC NASA ke tanaman dengan dosis 3-5 tutup / tangki pada umur 10, 20, kemudian pada umur 30, 40 dan 50 HST POC NASA + Hormonik dosis 1-2 tutup/tangki.
Perempelan, sisakan 2-3 cabang utama / produksi mulai umur 15 – 30 hr.
Pengamatan Hama dan Penyakit
Spodoptera litura/ Ulat grayak Lihat depan.
Kutu – kutuan ( Aphis, Thrips, Tungau ), lihat fase persemaian.
Penyakit Layu, disebabkan beberapa jamur antara lain Fusarium, Phytium dan Rhizoctonia. Gejala serangan tanaman layu secara tiba-tiba, mengering dan gugur daun. Tanaman layu dimusnahkan dan untuk mengurangi penyebaran, sebarkan GLIO
Penyakit Bercak Daun, Cercospora capsici. Jamur ini menyerang pada musim hujan diawali pada daun tua bagian bawah. Gejala serangan berupa bercak dalam berbagai ukuran dengan bagian tengah berwarna abu-abu atau putih, kadang bagian tengah ini sobek atau berlubang. Daun menguning sebelum waktunya dan gugur, tinggal buah dan ranting saja. Akibatnya buah menjadi rusak karena terbakar sinar matahari. Pengamatan pada daun tua.
Lalat Buah (Dacus dorsalis), Gejala serangan buah yang telah berisi belatung akan menjadi keropos karena isinya dimakan, buah sering gugur muda atau berubah bentuknya. Lubang buah memungkinkan bakteri pembusuk mudah masuk sehingga buah busuk basah. Sebagai vektor Antraknose. Pengamatan ditujukan pada buah cabai busuk, kumpulkan dan musnahkan. Lalat buah dipantau dengan perangkap berbahan aktif Metil Eugenol 40 buah / ha
Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides), gejala serangan mula-mula bercak atau totol-totol pada buah yang membusuk melebar dan berkembang menjadi warna orange, abu-abu atau hitam. Bagian tengah bercak terlihat garis-garis melingkar penuh titik spora berwarna hitam. Serangan berat menyebabkan seluruh bagian buah mengering. Pengamatan dilakukan pada buah merah dan hijau tua. Buah terserang dikumpulkan dan dimusnahkan pada waktu panen dipisahkan. Serangan berat sebari dengan GLIO di bawah tanaman.
Kebutuhan total pupuk makro 1000 m2JENIS PUPUK1 – 4 MINGGU (KG)5 – 12MINGGU (KG)
JENIS PUPUK1 – 4 MINGGU (KG)5 – 12MINGGU (KG) UREA                                7 KG                   56 KG  SP-36                                6  KG                  28 KG KCL                                    7                         28 KG
Catatan : – Umur 1 – 4 mg 4 kali aplikasi (± 7 tong/ aplikasi) – Umur 5-12 mg 8 kali aplikasi (± 14 tong/aplikasi)
E. Fase Panen dan Pasca Panen
1. Pemanenan
Panen pertama sekitar umur 60-75 hari
Panen kedua dan seterusnya 2-3 hari dengan jumlah panen bisa mencapai 30-40 kali atau lebih tergantung ketinggian tempat dan cara budidayanya
Setelah pemetikan ke-3 disemprot dengan POC NASA + Hormonik dan dipupuk dengan perbandingan seperti diatas, dosis 500 cc/ph
2. Cara panen :
Buah dipanen tidak terlalu tua (kemasakan 80-90%)
Pemanenan yang baik pagi hari setelah embun kering
Penyortiran dilakukan sejak di lahan
Simpan ditempat yang teduh
3. Pengamatan Hama & Penyakit
Kumpulkan dan musnahkan buah yang busuk / rusak
0 notes
yayan-21-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
Bercocok Tanam Dengan Hidroponik Nasa
Sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat bermanfaat untuk kesehatan. Dengan memanfaatkan halaman pekarangan, berbagai jenis sayuran dapat dihasilkan untuk sekedar memenuhi kebutuhan sendiri. Namun tidak demikian halnya di daerah perkotaan, halaman pekarangan pada umumnya sempit, dan tidak jarang sudah dilapisi dengan semen sehingga tidak dapat dimanfaatkan untuk bertanam sayuran.
Teknologi hidroponik bisa menjadi alternative. Berbagai jenis sayuran dengan mudah bisa ditanam secara hidroponik, untuk sarananya bisa menggunakan paralon / bekas aqua,Hidroponik dengan cara ini dapat diterapkan oleh siapa saja karena sangat mudah. Tanaman dapat ditempatkan dimana saja, yang penting pada saat hujan tanaman tidak kehujanan. Kalau kehujanan larutan nutrisi akan menjadi lebih encer dari yang seharusnya.
Sebagaimana sudah diketahui bahwa untuk pertumbuhannya tanaman memerlukan sinar matahari. Dalam satu hari tanaman minimal membutuhkan 5 jam penyinaran tetapi dengan intensitas yang rendah. Sinar matahari yang terik tidak baik untuk tanaman. Tanaman yang cocok ditanam dengan teknologi ini adalah tanaman sayuran daun seperti selada, pakcoy, caisim, bayam, kangkung dan sebagainya. Menurut standar FAO, kebutuhan sayuran adalah 65 kg/kapita/tahun. Adapun konsumsi rata-rata orang Indonesia adalah baru 34,5 kg/kapita/tahun. Gambar dan penjelasanya dibawah ini diharapkan dapat membantu Anda menjadi lebih mudah memahami teknologi hidroponik sederhana ini.
Alat dan bahan yang diperlukan :
Hidroponik kit untuk bercocok tanam, dapat dibuat dari paralon Media tanam Rockwool. Rockwool terbuat dari batuan volcanic yang di panaskan sedemikian rupa sehingga akhirnya terbentuk serat-serat. Media ini steril dari sumber hama, penyakit dan gulma,
Untuk cara menggunakan bekas aqua,
Teknik Sederhana Bercocok Tanam Sayuran Hidroponik
Benih sayur. Berbagai jenis sayuran daun dapat di tanam dengan teknologi ini. Misalnya kangkung, selada, pakcoy, caisim dan sebagainya.
Nutrisi hidroponik Karena pada system hidroponik, tanaman mendapatkan unsur hara dari larutan, maka larutan tersebut harus mengandung nutrisi.
Semaikan benih ke media yang sudah disiapkan. Pilih benih yang bernas (berisi). Gunakan pinset. Benih dibenamkan ke media sedalam kira-kira 2-5 mm.
Penyiraman Benih yang sudah disemai disiram sampai media tanam menjadi basah. Gunakan air bersih, belum menggunakan pupuk.Tutup kit dengan plastic selama 3-5 hari. Tujuannya agar media jadi lembab dan selalu hangat sehingga perkecambahan akan mudah. Benih akan berkecambah setelah 3-5 hari.
Isi hidroponik kit dengan larutan nutrisi dengan POC NASA + HORMONIK sampai menyentuh bagian bawah dari media tanam.
Hidroponik kit harus diletakan pada tempat yang datar, mendapat sinar matahari dan sebaiknya tidak kena hujan. Apabila nutrisi berkurang, tambahkan lagi larutan nutrisi. Setelah 30 hari, sayuran bisa dipanen, tergantung jenis sayuran dan sinar matahari. Teknik ini sangat minim pemeliharaan.
0 notes
yayan-21-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
BUDIDAYA JAGUNG NASA Sangat dianjurkan melakukan olah tanah dan pembuatan drainase sebelum penanaman.Taburkan dolomit 100 - 200 kg/ha saat pengolahan tanah (sebaiknya 1 - 2 minggu sebelum tanam). PERSIAPAN BENIH JAGUNG Kebutuhan benih jagung = 20 - 30 kg per-hektar.Rendam Benih ===> Rendam bening dalam larutan POC NASA 5 cc / liter selama 12 jam.Tiriskan dan inokulasikan (campurkan) benih dengan Natural GLIO secukupnya. PENANAMAN & PEMUPUKAN JAGUNG Buat lubang tanam dengan jarak tanam 20 x 60 cm atau 25 x 75 cm. Masukkan 1 benih per-lubang tanam.Tutup dengan abu sekam basah, atau pupuk kandang matang.Penyiangan (pendangiran dan pembumbunan dilaukan pada usia 15 - 20 dan 35 - 40 hari setelah tanamPemupukan Jagung dengan menggunakan Pupuk NASA ==> Silahkan KlikAplikasi SUPERNASA dicampur dan dimasukkan lubang pemupukan bersamaan dengan Urea, TSP, KCl.Usia 15, 30, 45 hst: Semprot POC NASA 5 tutup + HORMONIK 1 tutup + AERO-810 setengah tutup per-tangki volume 15 liter (kebutuhan per aplikasi 20 - 30 tangki per-hektar)PENCEGAHAN HAMA ==> Silahkan KlikSemprot PESTONA 5 - 10 tutup / tangki + AER0-810 setengah tutup pertangki (sebaiknya rutin 5 - 10 hari sekali).Semprot Natural BVR 30 gram per tangki (selang seling dengan PESTONA, interval 5 - 10 hari sekali) PANEN Dan PASCA PANEN Ciri dan Umur Panen ==> Umur panen 86 - 96 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi ppenuh (diameter tongkol 1 - 2 cm), jagung rebus / bakar, dipanen ketika matang susu dan jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll dipanen jika sudah matang fisiologis.Cara Panen ==> Putar tongkol berikut kelobotnya / patahkan tangkai buah jagung.Pengupasan ==> Dikupas saat masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai, agar kadar air dalam tongkol dapat diturunkan sehingga cendawan tidak tumbuh.Pengeringan ==> Pengeringan jagung dengan sinar matahari _7 - 8 hari) hingga kadar air 9 - 11% atau dengan mesin pengering.Pemipilan ==> Setelah kering dipipil dengan tangan atau alat pemipil jagung.Penyortiran dan Penggolongan ==> Biji-biji jagung dipisahkan dari kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki (sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, dll). Penyortiran untuk menghindari serangga jamur, hama selama penyimpanan dan menaikkan kualitas. Untuk informasi lebih lengkap serta pemesanan Produk NASA, hubungi: - Pin BBM: DC1E2F06 - WhatsApp: 082347390996 - Email: [email protected] #pupuk #budidaya #menanam #pascapanenraya #medan #makassar #boyolali #jawatimur #surabaya #jagungbakar #yogyakarta #pasuruhan #malang
0 notes
yayan-21-blog · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Bibit Kurma kl 1 Thailand Iklim tumbuh optimal : dataran rendah sampai dataran tinggi. Buah bisa dimakan langsung , dithailand kurma kl 1 dapat mulai berbuah pada usia 2.5 - 3 thn.. Hasil bibit dari biji berkualitas hasil asli impor dari thailand , Minat ? CP 082347390996 .(WhatsApp) #kurma #bibitkurma
2 notes · View notes
yayan-21-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
ANTISIPASI SERANGAN GANODERMA DI LAHAN REPLANTING PADA TANAMAN SAWIT
LATAR BELAKANG.. Kebutuhan utama bagi pertumbuhan tanaman yang sehat dan produktif,adalah ketersedian unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, ketersedian air dan kondisi lingkungan sekitar yang mendukung tumbuh dan berkembangnya tanaman secara sehat dan pada akhirnya dapat memberikan hasil produksi yang terbaik. Keseluruhan faktor diatas saling berkaitan satu sama lain. Sebaliknya dampak kekurangan salah satu faktor akan berpengaruh bagi tanaman dan berakibat jangka panjang bagi semua jenis tanaman, terutama bagi tanaman perkebunan.
Salah satu kegiatan terpenting dalam usaha dibidang Perkebunan Kelapa Sawit adalah kegiatan Pengendalian Hama Penyakit. Pengendalian Hama Penyakit adalah mengendalikan pertumbuhan hama penyakit, yang dalam tulisan ini menitik beratkan terhadap penyakit yang disebabkan oleh jamur , terutama oleh jamur Ganoderma yang tumbuh di areal tanaman yang diusahakan. Sebagai seorang planters harus mengetahui dan paham mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat menjadi faktor penghambat kegiatan pengendalian hama penyakit dan juga harus mengetahui dan paham terhadap-faktor faktor apa saja yang dapat mendukung keberhasilan kegiatan pengendalian hama penyakit, terutama yang disebabkan oleh jamur Ganoderma.
Kondisi lingkungan sekitar tanaman akan sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan tanaman. Beberapa hasil laporan temuan di beberapa perkebunan kelapa sawit dan juga beberapa hasil penelitian menggambarkan tentang kondisi lingkungan yang menjadi pencetus munculnya berbagai penyakit di perkebunan, terutama di perkebunan kelapa sawit. Salah satu persoalan utama yang kini tengah dihadapi oleh perkebunan kelapa sawit di Indonesia dan di Malaysia adalah penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh jamur Ganoderma boninense. Penyakit ini merupakan “mimpi buruk ”bagi kalangan praktisi perkebunan kelapa sawit,karena dapat menyebabkan kematian kelapa sawit dan dampak yang ditimbulkan adalah kerugian yang sangat besar, sebab sulit dikendalikan hal ini terkait dengan sifat penularannya melalui tanah, angin dan serangga vektor.
Ganoderma adalah cendawan patogenik tular tanah (soil borne) yang banyak ditemukan di hutan-hutan primer dan menyerang berbagai jenis tanaman hutan. Cendawan ini dapat bertahan di dalam tanah dalam jangka waktu yang lama. Sesungguhnya Ganoderma tergolong pada kelompok cendawan yang lemah. Serangan pada kelapa sawit menjadi dominan karena terjadi ketidakseimbangan agroekosistem di perkebunan kelapa sawit dan tidak adanya cendawan kompetitor dalam tanah, akibat menurunnya unsur hara organik dalam tanah dan aplikasi herbisida yang tidak bijaksana.
Pemahaman yang benar mengenai dampak serangan jamur Ganoderma terhadap produksi kelapa sawit serta antisipasi untuk meminimalkan dampak tersebut sangatlah penting untuk diketahui, sehingga tujuan dari penulisan tema ini dapat memberikan pengetahuan serta sumbang pikiran kepada pembaca majalah sawit Indonesia, khususnya insan perkebunan kelapa sawit agar dapat meningkatkan hasil produksi secara kontiniu dan dapat meminimalkan dampak serangan jamur Ganoderma terhadap produksi kelapa sawit.
IDENTIFIKASI AWAL SERANGAN GANODERMA
Indikasi gejala awal penyakit yang diakibatkan oleh serangan jamur ganodermna sulit dideteksi karena gejala eksternal perkembangannya yang lambat , pada tanaman kelapa sawit masa vegetatif (TBM), gejala penyakit busuk pangkal batang (BPB) yang dapat diamati dari luar adalah adanya daun yang menguning pada satu sisi, atau adanya bintik-bintik kuning dari daun yang lebih pendek, yang kemudian diikuti dengan nekrosis (Singh, 1991). Pada daun yang baru membuka nampak lebih pendek dibandingkan daun normal lalu mengalami klorosis dan bahkan mengalami nekrosis. Seiring waktu penyakit ini terus berkembang, warna daun tanaman kelapa sawit terlihat pucat keseluruhan, pertumbuhan lambat dan daun tombak yang tersisa tidak membuka.
Gejala serupa juga terlihat pada fase tanaman menghasilkan ™ , terdapat beberapa daun tombak tidak terbuka dan kanopi daun umumnya pucat. Daun yang terserang kemudian mati dimana nekrosis dimulai pada daun yang paling tua dan merambat meluas ke atas ke arah mahkota daun. Tanaman kemudian mati dimana daun kering terkulai pada ujung pelepah pada batang atau patah tulang di beberapa titik sepanjang malai, dan menggantung ke bawah seperti “rok wanita”. Umumnya apabila gejala pada daun terus diamati biasanya akan ditemukan bahwa setidaknya satu setengah bagian jaringan batang bawah telah mati diserang cendawan. Apabila tanaman belum menghasilkan terinfeksi, biasanya akan mengalami kematian dalam kurun waktu 6-24 bulan sejak munculnya gejala pertama, sedangkan pada tanaman kelapa sawit menghasilkan kematian terjadi antara 2-3 tahun kemudian setelah infeksi.
Pada awalnya, penyakit Ganoderma diduga menyerang tanaman menghasilkan saja dan secara ekonomi tidak merugikan, dengan kejadian penyakit masih biwah ambang toleransi yaitu
0 notes
yayan-21-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
TEKNIS BUDIDAYA PADI DENGAN HASIL DUA KALI LIPAT KONSULTAN 082347390996 Saat ini, jika dilihat tanah di sawah tidak subur seperti dahulu. Walaupun tanah di sawah diberikan berbagai pupuk kimia dalam jumlah besar tetap saja produksi hasil panen padi terus menurun. Berbeda dengan waktu dulu, jika petani sekali panen bisa menghasilkan satu ton gabah dari satu sawah 1000 m2.Hal tersebut tak terlepas dari kontekstur tanah sawah sekarang berbeda dengan tanah sawah terdahulu. Lahan sawah saat ini sudah tercampur zat kimia, seperti pupuk kimia, dan obat semprot kimia. Oleh sebab itu, jangan heran kalau sekarang banyak petani padi dan gabah kering mengeluh karena hasil panen gabah kering semakin berkurang selama beberapa tahun terakhir. Para petani padi di Indonesia sangat jauh tertinggal dengan para petani padi di luar negeri. Contohnya Negara Jepang yang menerapkan system pertanian modern. Di sana, satu orang petani diberikan hak menggarap sawah seluas satu hektar dengan dilengkapi peralatan pertanian modern. Tidak seperti di Indonesia. Para petani padi di Negara maju sangat diperhatikan oleh pemerintahnya. Mereka diberi lahan sawah yang luas oleh pemerintah untuk digarap, diberikan pupuk gratis, dan penyuluhan pertanian  padi secara gratis sehingga kehidupan petani di sana menjadi makmur. Seharusnya, para petani padi di Indonesia juga bisa sukses bertani jika melek informasi mengenai cara pertanian padi modern. Tirulah cara merawat padi yang sukses dan baik serta benar yang dilakukan oleh para petani yang telah sukses dan berhasil. Lalu, bagaimana caranya agar produksi panen padi menjadi dua kali lipat ? Ada teknik untuk para petani padi untuk meningkatkan hasil panen padi. Caranya yaitu dengan mendiamkan sawah selama satu musim untuk tidak ditanami pohon apapun.Kemudian pada masa kosong ini sawah diberi Dolomit dan pupuk SUPERNASA. Setelah itu dalam masa beberapa bulan, tanah di sawah akan kembali subur. Di saat masa tanam padi ini lah awal bertani padi. Dengan strategi ini, para petani bisa panen padi dua kali lipat dari sebelumnya, bahkan panen padi dapat bertambah mencapai satu ton gabah kering giling lebih. Jadi, untuk meningkatkan hasil panen sawah padi, seorang petani padi terlebih dahulu harus menyuburkan tanah di sawahnya dengan berbagai upaya, seperti melakukan teknik budidaya padi sesuai dengan petunjuk dan arahan dari tim teknis, dll. Semoga dengan sedikit informasi ini para petani Indonesia bisa menghasilkan hasil panen yang berlipat ganda.Selamat mencoba dan semoga berhasil.
0 notes
yayan-21-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
PEMUPUKAN KELAPA SAWIT TM Kontak : 082347390996 Sekali pun sawit termasuk tanaman keras. Pohon sawit tetap memerlukan perawatan dan pemupukan. Perawatan di sini adalah membersihkan “piringan” pada tanaman kelapa sawit agar buah dalam tandan tidak terganggu hama. Piringan adalah bulatan di sekeliling tanaman sawit yang tidak boleh ditumbuhi rumput. Pemupukan kelapa sawit dalam hal ini tidak bisa dilakukan sembarangan atau terus-menerus setiap hari diberi pupuk. Waktu pemupukan biasanya dilakukan ketika curah hujannya kecil dan tidak boleh ketika sedang musim hujan. Pupuk yang baik sebaiknya dapat memperbaiki kemasaman tanah dan merangsang perakaran. Pemupukan dilakukan 2 – 3 kali dalam setahun tergantung pada kondisi lahan, jumlah pupuk, dan umur atau kondisi tanaman. Khusus untuk pemupukan pada tanahberpasir atau lahan gambut dianjurkan untuk dilakukan pemupukan lebih banyak. Pemupukan yang banyak mungkin baik bagi tanaman sawit, tetapi perlu dipikirkan dari sisi ekonomisnya juga. Metode dan Dosis Pemupukan Kelapa Sawit •Pemupukan boleh dilakukan dengan menggunakan metode atausistem tebar dan sistem benam. •Apabila menggunakan sistem tebar, sebaiknya pupuk ditebarkan di pinggir piringan antara jarak 0,5 meter pada tanaman muda, sedangkan untuk tanaman yang tua atau dewasa pada jarak 1 – 2,4 meter. •Pada sistem benam (pocket), pupuk diberikan pada 4 sampai dengan 6 lubang pada piringan di sekeliling pohon. Lalu lubang ditutup lagi supaya pupuk meresap. Sistem benam cenderung digunakan pada areal yang relatif rendah. Sedangkan pada areal gambut atau pasir mudah mengalami erosi. •Metode pemupukan bisa dilakukan dengan cara-cara manual atau modern. Cara manual adalah menggunakan tenaga manusia dan satu persatu. Sedangkan cara modern menggunakan pesawat terbang atau bisa juga menggunakan traktor. Selama ini pemupukan manual adalah yang paling umum dilaksanakan karena lebih murah dan lebih teliti. •Pemupukan biasanya dilakukan 2 kali dalam setahun, yakni saat awal musim dan akhir musim penghujan. •Apabila pemupukan menggunakan NPK 15-15-15, dosis perpohonnya sebanyak 1 kg ditambah SUPERNASA Granule + POWERNUTRITION 250 gram dan penambahan powernutrision . •Penggunaan kompos untuk tandan sawit, sedangkan bahan organik berguna untuk lahan yang kurang kandungan organiknya. Cara Sederhana Pemupukan Kelapa Sawit •Bersihkan terlebih dahulu “piringan” dari rumput dan alang-alang. Sebab, hal ini bermanfaat bagi pohon kelapa sawit dan tandanbuah sawit. •Khusus untuk areal datar, pupuk ditabur merata 0,5 m dari pohon sampai pinggiran melingkar. •Tempat penyebaran pupuk adalah tempat pupuk ditaburkan. •Jika terdapat jenis pupuk yang tidak boleh dicampur. Sebaiknya tempat penaburannya dipisahkan dan diberi jarak sekira 12 hari antara satu pupuk dengan pupuk yang lainnya. •Pupuk dianjurkan untuk disebarkan pada pohon kelapa sawit yang akar-akar rambut paling banyak. Letaknya kira-kira dekat mahkota daun bagian yang terluar. •Pemupukan yang akan disebarkan haruslah benar-benar berbentuk remah, bukan gumpalan-gumpalan seperti yang terdapat pada pupuk Urea dan lain sebagainya. •Gunakanlah selalu alat takaran supaya dosis pemupukan bisa tepat dalam penggunaannya. Pupuk yang baik seharus nya pupuk yang mengadung ZPT dengan kadar mikro yg tinggi. Selamat mencoba....
0 notes