Text
CW/NSFW/ONESHOOT/BLOWJOB/HARSWORD
ㅤㅤㅤ⠀ㅤㅤㅤ⠀𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑙𝑎𝑠𝑡 𝑛𝑖𝑔ℎ𝑡.
"Yang di belakang, apa yang terjadi? Terjadi sesuatu?" tanya kepala Seminar melalui microfon nya.
"T-tidak, tidak terjadi apa-apa." jawab Yasfa sambil membenahi duduk nya, sedangkan tangan Zulfan masih berada di area kewanitaan Yasfa, beruntung paha Yasfa tertupi oleh tas miliknya.
"Hei, kamu gapapa? Wajah kamu memerah, sakit?" tanya seorang Mahasiswi pada Yasfa yang duduk di samping nya.
Tidak tau saja wajah Yasfa memerah karena baru saja mencapai puncak klimaks nya.
"Gapapa, terimakasih." Yasfa membalas dan tersenyum untuk meyakinkan bahwa ia baik baik saja.
Detik berikutnya, mata Yasfa memincing dan menatap tajam pada Zulfan dengan umpatan yang ia tunjukan untuk orang yang telah membuatnya kacau.
"Zulfan Bajingan."
Yang di umpati malah menyeringai puas dengan tindakan yang baru saja dia lakukan kepada gadisnya.
Setelah insiden siang tadi di acara seminar Yasfa dan Zulfan pulang bersama, Zulfan menemani gadis itu yang mempunyai acara bersama teman satu fakultasnya. Akhir - akhir ini Zulfan tidak mau melepaskan Yasfa seorang diri. Dia selalu membuntuti atau ikut bersama gadis itu ke manapun.
Setelah acara itu selsai, entah mengapa Yasfa berpikiran untuk membalas perbuatan Zulfan tadi siang di aula. Dia menyeringai kecil saat lihat Zulfan yang masih sibuk dengan ponselnya.
" Ayo balik, gue mau nginep di apart lo "
" Tumben banget Yas "
" Apart gue lagi ada perbaikan, keberatan lo? "
" Gak gitu gue seneng cantik, lo bisa tidur di kasur gue. Gue bisa di sofa "
" Bagus "
Sesampainya di Apartemen Zulfan, Yasfa langsung melepaskan pakaian nya dan hanya menyisakan celana dalam dan bra nya saja, membuat Zulfan langsung menelan ludah. Melihat tubuh Yasfa dengan sempurna itu membuat bagian selatan nya mulai mengeras kembali, dia sudah mati - matian untuk menahan nya sedari tadi. Tapi apa ini? Yasfa dengan seenaknya membuka itu dengan suka hati memang kurang ajar.
" Gak ada adab banget langsung buka , bukan nya di kamar mandi "
" Ya gue kan gerah nya disini "
" Terserah, gue mau ke kamar deh pegel ni badan. Kalau lo mau tidur bilang aja biar gue pindah "
" Iya "
Yasfa yang menatap kepergian Zulfan jelas sudah hafal bahwa dia adalah pria yang kelebihan hormon, perlahan dia mengikuti Zulfan yang sedang berbaring di kasur dengan terlentang. Sepertinya kelelah, namun Yasfa tidak mengurungkan niatnya untuk membalas dendam kepada Zulfan.
Yasfa menghampiri nya, Zulfan sepertinya sudah mulai memejamkan matanya karena kelelahan. Dengan perlahan Yasfa duduk diatas pangkuan Zulfan yang sedang terlelap, mencium seluruh wajahnya dan turun mencium bibirnya lembut.
Zulfan belum terlelap sepenuhnya, sungguh sebenarnya dia menahan nafsu dari siang untuk tidak melampiaskan nya kepada Yasfa, namun jika sudah begini apa boleh buat, di sudah tidak kuat lagi.
Yasfa memperdalam ciuman nya, menghisap bibir Zulfan dengan begitu lembut dan teratur. Zulfan dibuat mabuk kepayang dengan ciuman nya, tangannya mulai menyentuh gundukan yang sekarang tepat di atas penisnya yang mulai mengeras. Yasfa dengan sengaja menggerakan pinggulnya untuk menyentuh penis milik pria itu.
Gadis itu melepaskan ciuman nya, mengusap bibir pria itu yang basah karenanya. Menyeringai perlahan dan menatap pria itu dengan senyuman nya.
" Sekarang lo yang harus rasain hukuman gua "
" Jangan aneh aneh lo, Yas "
" ssssttttt- anak baik gaboleh nakal sayang"
Dengan perlahan Yasfa membuka seluruh pakaian yang di kenakan oleh Zulfan, dan terakhir menurunkan celana dalam milik pria itu yang langsung disambut oleh kejantanan Zulfan.
Yasfa terkejut, tidak menyangka bahwa milik Zulfan sebesar ini. Apakah akan cukup di dalam mulutnya?
"Kenapa? Kaget lo punya gua segede gini?" tanya Zulfan dengan pongahnya.
Enggan membalas pertanyaan Zulfan, Yasfa menunduk dan langsung menggenggam kejantanan Zulfan. Mengulum kepala kejantanannya dengan pelan, hal itu sukses membuat desahan pertama Zulfan lolos.
"Ahh—" desah Zulfan memejamkan matanya menikmati miliknya berada di mulut Yasfa.
Tak lama Yasfa melahap kejantanan Zulfan sekaligus, memasukinnya semaksimal mungkin dan menghisapnya di dalam tenggorokan, kepalanya mulai bergerak pelan dan sesekali keluar masuk kan Kejantanan Zulfan di mulut.
"Eughh— humhh—" desah Yasfa tertahan, tangan Yasfa tidak tinggal diam ; ia memainkan kedua bola kembar Zulfan kemudian meremasnya pelan.
"Ahh— shh. . ." desis Zulfan saat di rasa miliknya sedangkan di manjakan oleh Yasfa, kepalanya ia gerakan karena nikmat dan tangannya memegang kepala Yasfa yang sesekali meremas rambutnya menyalurkan rasa nikmat yang di rasa.
"Umhh— flop. ." desahan dan bunyi hisapan di lepas, lidah nya Yasfa julurkan dan tangannya mengurut Kejantanan Zulfan narik turun.
Ujung Lidah Yasfa mendekat ke area kepala Kejantanan Zulfan, dengan kurang ajar ia menjilat dan menggelitiki lubang kencing Zulfan, gerakannya memutar sengaja menggoda Zulfan.
"Arghh— shh umh. . . " mata Yasfa teralih, ia menatap ekspresi Zulfan tanpa menghentikan kegiatan menggoda lubang kencing nya.
"Umhh— cuph— heuh. ." di sela kegiatannya Yasfa mengecup pucuk kejantanan Zulfan berkali-kali. Kemudian meremas kembali dengan sensual, sesekali mengurutnya lagi.
Kali ini mulut Yasfa menyambar dua bola kembar milik Zulfan, mengemut keduanya dan menghisapnya.
"Arngh— mulut lo anjing banget Yasfa angh. ." umpat Zulfan, Dia langsung mengubah posisi nya menjadi duduk. Kepalanya ia tundukan untuk melihat aksi Yasfa.
Dari atas sini bisa Zulfan lihat betapa sexy dan panasnya Yasfa yang hanya mengenakan celana dalam saja. Tangannya terulur kembali untuk mengusap kepala Yasfa, sesekali meremasnya saat kenikmatan berlebihan menyerangnya.
Kepala Yasfa mendongkak dan pandangan kedua matanya bertemu. Di sela-sela kegiatan nya Yasfa dapat melihat wajah Zulfan memerah menahan nafsu.
Tangan Zulfan memegang kepala Yasfa, diangkatnya pelan kepala Yasfa yang otomatis hisapan pada kejantanan nya terlepas.
"Ssh— cukup sayang, gua ingin setubuhi lo, gua udah ga—"
"No, gak semudah itu, sayang. ." ucap Yasfa memotong perkataan Zulfan. Yasfa mendorong kembali Zulfan untuk Terlentang.
Sedangkan ia sendiri kembali berhadapan dengan milik Zulfan. Tanpa aba-aba langsung melahap lagi milik Zulfan sampai ujung tenggorokan nya.
"Ashh— berhenti yasss ahh.."
Tidak dapat Zulfan pungkiri, nyatanya ia tidak bisa menolak apa yang di berikan Yasfa pada Kejantanan milik nya meskipun mulut berkata dan menyuruhnya berhenti, namun tidak dengan reaksi tubuhnya.
Mendengar desahan suara Husky nya. Yasfa semakin bersemangat dan langsung mengurut Kejantanan Zulfan menggunakan mulut dengan cepat, sesekali mengerit gemas batang coklat kejantanan nya menggunakan kedua gigi.
Mengemut, menghisapi, mengerit dengan gigi itu yang Yasfa lakukan. Tak lama kemudian, Yasfa menggerakan kepalanya dengan cepat, mengocok milik Zulfan di dalam mulut.
"Aahh— f-fuckhh hah. . ." umpat Zulfan, tangannya memegang kepala Yasfa dan ikut menggerakan kepala Yasfa agar makin cepat.
Menekan kepala Yasfa untuk memasukinya lebih dalam yang sukses membuat Yasfa tersedak.
"Ughh— hukh— eungh. . ." lenguh Yasfa dan tersedak di sela kuluman milik Zulfan.
Saat merasakan Kejantanan Zulfan yang berkedut di dalam mulut menandakan Orgasme akan datang sebentar lagi, maka dari itu, Yasfa segera menghisap kuat Kejantanan Zulfan di dalam mulut sembari meremas nya kuat, dan tak lama. . .
"A-ssh- fuckh baby yeah— argh. . .-"
Lenguhan serta desisan panjang Zulfan terdengar indah dan merdu di telinga Yasfa sendiri saat ledakan Klimaks memenuhi mulut Yasfa.
Saking banyakan Sperma dan tidak muat di tampung semua pada mulut Yasfa, akhirnya Yasfa mengeluarkan sebagian spermanya dari mulut dan itu melumuri area leher Yasfa akibat sperma yang di keluarkan.
Tanpa rasa jijik sama sekali, Yasfa langsung menelan habis sisa cairan sperma yang berada di dalam mulutnya dengan habis tanpa tersisa.
Tangan Yasfa belum berhenti mengurut kejantanan Zulfan, kemudia ia mendongkakan wajahnya untuk ia sejajarkan dengan kejantanan Zulfan.
Yasfa mengurut kembali milik Zulfan untuk mengosongkan semua sisa sperma yang masih di dalam lubang kejantanan Zulfan, sengaja Yasfa sejajarkan dengan wajahnya agar sperma tersebut mengenai wajah Yasfa.
"Hah— ssh. . . " desis Zulfan saat ia mengeluarkan sisa sperma pada wajah Yasfa.
Saat dirasa sperma Zulfan kosong, Yasfa menampar-nampar kejantanan Zulfan pada wajah nya, melumuri wajahnya dengan sisa sperma, kemudian ia tersenyum puas.
"Your punishment have done babe."
" Ah anjing gua kan pengen lobang lu Yasfa "
" in your dream bajingan "
" fuck u "
Yasfa meninggalkan Zulfan yang terkapar lemas setelah aksinya tadi. Dia tau Zulfan akan tersiksa jika belum tuntas keinginan nya di penuhi, tapi bukan Yasfa namanya jika perlakuan yang mengganggu nya tadi siang tidak ia balaskan.
9 notes
·
View notes
Text
CW/ONESHOOT/NSFW/FINGGERING/🔞
ㅤㅤㅤ⠀ㅤㅤㅤ⠀SEMINAR II
" Zulfaaaan astaga, lepash. . ." pinta Yasfa berbisik pelan sambil meremas pena yang di pegang nya dengan erat.
"I can't, ini sudah terlanjur, cantik." ucap Zulfan sambil mulai menggerakan jarinya di lubang Yasfa dengan pelan sambil menggoda nya.
Kepala Yasfa menengok kesana kemari, matanya mengedar menyuluruh untuk memastikan tidak ada yang melihat nya.
"P-pleasehh forgive me umh. . ." ucap Yasfa susah payah di antara lenguhannya. Bibir bawahnya di gigit supaya lenguhan tidak makin menjadi.
Mohonan Yasfa tidak di hiraukan oleh Zulfan, Zulfan menjilat bibir bawahnya dan menatap ekspresi Yasfa yang membuatnya semakin ingin lebih, tanpa disadari nya bagian selatan miliknya sudah mulai mengeras.
"Buka pahanya, sweetie. ." titah Zulfab.
Persetan dengan seminar, kepalang nikmat yang menyerangnya akibat perlakuan Zulfan, Yasfa membuka kedua pahanya memberikan akses untuk Zulfan agar berleluasa lebih memainkan jarinya di dalam area sensitifnya. Sungguh itu membuat nya mabuk bukan kepalang, jari Zulfan memang bajingan.
Zulfan yang mendapat lampu Hijau dari Yasfa tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini, menambah satu jari lagi untuk masuk kedalam lubang Yasfa yang sukses membuat gadis itu menggeram tertahan. Merasakan jari yang masuk kedalam lubang nya bertambah membuat darahnya semakin berdesir kencang.
"Aeumhh. . ." geraman Yasfa tertahan sekuat tenaga, matanya ia pejamkan untuk menikmati perlakuan Zulfan yang bajingan ini, Zulfan memang tidak pernah gagal dalam hal memanjakan area sensitif Yasfa.
"Nikmat sayang?" bisik Zulfan di telingan Yasfa dengan sensual, sesekali mulut kurang ajarnya menggigit cuping Yasfa lalu menjilatnya dengan erotis. Sedangkan tangan Zulfan yang satunya mengelus dada Yasfa yang bajunya semakin terus naik ke atas menampilkan bongkahan favorite nya.
"Ahh— heuh. . ." tubuh Yasfa bersandar pada sandaran kursi, satu tangannya meremas tangan Zulfan yang sedang mengelus dada nya.
Tanpa aba-aba, ibu jari Zulfan menekan klitoris Yasfa di sela sela gerakan jarinya yang keluar masuk di lubang nya yang sukses membuat Yasfa makin menghembuskan nafas berat dengan badan mengejang.
"Hanghh— angh. . ." mulut Yasfa terkatup kembali saat di rasa desahan hampir lepas. Tubuhnya menegang dan duduk yang sesekali tidak bisa diam.
"Sstt. . . pelan sayang, tidak ingin kan kita ketahuan nanti." ucap Zulfan dengan sengaja sambil menggoda terus area kewanitaan Yasfa. Zulfan sangat senang melihat wajah Yasfa yang sangat merah lalu mulutnya kotornya ingin sekali mendesah dengan kencang namun tidak bisa, itu adalah siksaan bagi Yasfa sungguh bukan main.
Dengan Jahil jari Zulfan menggoda klitoris Yasfa dengan cara memainkan nya naik turun gemas, sesekali jarinya gerakan memutar di dalam lubang Yasfa, itu membuat ekspresi sang wanita begitu menakjubkan, terlihat sensual namun menggemaskan dan itu membuat Zulfan gila, dia ingin memasuki wanita yang ada di hadapan nya ini di depan banyak orang. Agar semua tau bahwa wanita yang banyak di puja oleh banyak pria tersebut tunduk hanya kepadanya, bahkan bisa memohon untuk meminta lebih dari ini. Persetan, Yasfa adalah devinisi sempurna baginya.
Yasfa merasa kenikmatan, tanpa sadar Lubang nya mengetat mengunci jari Zulfan di dalam.
"Shh— sempit sekali hm. . ." desis Zulfan dan mulai mencumbu leher Yasfa, tanpa aba-aba langsung menyesap lehernya dan menciptakan ruam merah.
"Zulfaaaaaan aah— ssh. . . " desis Yasfa, mau sekuat tenagapun jikalau rasa nikmat menyerangnya ia tidak bisa menahan suara desahan.
"Hum? Kenapa sayang— ahh. . " tanya Zulfan di antara lenguhannya, Zulfan merasakan lubang Yasfa makin basah dan licin, membuat ia makin leluasa untuk menggerakan jarinya.
Badan Yasfa makin menegang, satu kakinya ia angkat sedikit dan badan yang menggelinjang sesekali. Zulfan bisa dengan jelas melihat lubang becek yang di buat olehnya, Yasfa mode tidak bisa melawan adalah favorite nya karena kadang Yasfa bisa membantah apa saja yang dia katakan tapi saat ini dia yakin bahwa gadis ini ingin meminta lebih dari sekedar ini.
Satu tangan Yasfa membekam mulut nya untuk mensamarkan suara laknat yang ia keluarkan.
"Hanghh— angh. . ." mulut Yasfa terkatup kembali saat di rasa desahan hampir lepas. Tubuhnya menegang dan duduk yang sesekali tidak bisa diam.
Tangan Zulfan terus menarik keluar masuk di lubangnya, saat dirasa kedutan lubang Yasfa makin cepat, itu bertanda bahwa sang wanita akan mencapai puncak.
"Lepaskan sayang heuh— lepaskan. . ." ucap Zulfan pada Yasfa ketika puncak nya akan tiba, sedangkan mulut Zulfan makin genjar mencumbu leher Yasfa, sudah di pastikan Leher sang gadis akan ada beberapa tanda ruam merah akibat ulah sialan Zulfan.
Yasfa memejam matanya erat, bibirnya ia gigit kuat dan tangan meremas tangan Zulfan kuat saat di rasa keram bawah perut menyerang nya, yang artinya puncak putih nya akan segera tiba.
"Eunghh— aahhhh. . . "
Brughh
Pluuk
Saat klimaks Yasfa meledak, Bunyi buku yang sangat tebal jatuh di susuli dengan bunyi pena yang jatuh juga berhasil mensamarkan desahan Yasfa saat ber klimaks. Itu adalah buku kamus milik dan pensil milik Yasfa yang jatuh.
Mengundang perhatian para mahasiswa dan mahasiswi yang lain untuk mencari suara tersebut.
Yasfa yang merasa pandangan orang-orang padanya seketika wajahnya mengeras, jantung nya berdetak dengan cepat dan pikiran negatif serta takut menghantuinya. Apa kah ia dan Zulfan ketahuan?
2 notes
·
View notes
Text
CW/HARSWORD/NSFW/FINGGERING
ㅤㅤㅤ⠀ㅤㅤㅤSEMINAR PART I
Jadwal hari ini cukup membosankan, bagaimana tidak hari ini kampus mengadakan seminar dan sudah di pastikan tidak ada kelas.
Semua mahasiswa berkumpul di aula, begitu pula Yasfa dan Zulfan mereka duduk di pojok paling belakang, ya Zulfan sangat tidak suka seminar, dia lebih menyukai tidur dari pada harus mendengarkan materi yang ujung - ujung nya dia tidak mengerti.
Namun berbeda dengan Yasfa, dia lebih sering memperhatikan seminar dibanding harus fokus di kelas hal hasil dia pindah tempat duduk menjadi di depan dan meninggalkan Zulfan dengan teman nya di bangku belakang dan Zulfan tidak menyadari hal itu hingga dia melihat bangku di samping nya sudah kosong dan mencari sosok gadis yang tadi berangkat bersama nya itu.
" Kebiasaan banget kaga bilang, emang anak nakal ini minta di hukum "
Gerutunya hingga dia mengeluarkan ponselnya dan mengirim beberapa pesan kepada sang gadis itu.
Yasfa kembali ke tempat duduk nya semua lu dia mulai fokus memperhatikan pembicara, sedangkan Zulfan sudah tidak nyaman dengan posisinya. Dia menatap Yasfa yang sedang fokus pada acara seminar sesekali menuliskan point pentingnya, Zulfan sangat bosan, Zulfan ingin gadis itu memperhatikan nya.
Zulfan dengan sengaja menaruh tangan nya dipaha Yasfa yang hari menggunakan rok diatas lutut, Zulfan menyukai style Yasfa hari ini. Dia bilang memang akan ada acara pemotretan kelas nya jadi semua yang satu fakultas dengan Yasfa menggunakan rok.
Tangan pria itu tidak bisa diam sama sekali, Mengusap pangkal paha gadis itu dengan begitu lembut, sesekali dia mencubitnya pelan sampai membuat Yasfa mengerang kegelian.
" Lo ngapain si anjir, diem nanti kita malah di tegur "
Tegur Yasfa kepada Zulfan dengan nada berbisik, dia sungguh tidak nyaman dengan perlakuan Zulfan yang selalu terang terangan di depan publik.
" Ya lagian kita di belakang gak akan ketauan, diem aja tahan suara lo "
" Gak gitu konsep nya bego, diem gak? Gue gampar nih "
" Galak banget sih cantik, gue cuman gak suka aja lo fokus sama orang lain di banding gue "
" Apa si? Kita lagi seminar bukan lagi nonton konser, makannya gue fokus "
" Biasanya kan lo liatin gue sekarang malah liatin yang tua "
" Dih apa sih, udah diem deh lo Zulfan jangan aneh aneh "
Bukan Zulfan namanya jika dia kehabisan akal, sekarang dia lebih mendekatkan dirinya pada Yasfa dan mulai terganggu kenyaman nya. Mengusap ujung selangkangan gadis itu seakan akan ingin lebih, dia memasukan tangan nya kedalam rok yang digunakan oleh gadis itu.
Mengusap pahanya dengan begitu lembut hingga membuat Yasfa merasa kegelian, dia mencubit Zulfan begitu kencang namun pria itu masih saja dengan aksinya.
Tangan pria itu menekan area sensitif sang gadis, sampai - sampai gadis itu membungkam mulutnya agar tidak ada yang mendengar bahwa dia mendesah karena perlakuan Zulfan. Zulfan terus memainkan jarinya di luar celana dalam Yasfa yang transfaran, sungguh membuat dirinya menjadi gila.
" Enak gak? "
" Please, Stoph "
" This is your punishment for ignoring me Yasfa Arunika Kayanza "
" Forgive me "
Zulfan terus menggoda Yasfa sampai gadis itu tidak tahan lagi, jari Zulfan dengan lancangnya masuk kedalam area sensitifnya. Entah apa yang dia pikirkan namun sungguh Yasfa akan mengutuk jari Zulfan setelah ini karena berani-berani nya melakukan ini padanya.
3 notes
·
View notes
Text
CW/ONESHOOT NSFW
ㅤㅤㅤ⠀𝐿𝑜𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑦 𝑓𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑜𝑝𝑙𝑒 𝑖𝑛 𝑙𝑜𝑣𝑒 II
Malam ini ditemani hujan yang deras Yasfa baru saja menyelesaikan kelasnya, kelas hari ini cukup padat dan merasa jika waktu berjalan sangat lama. Dia berjalan di lorong kampus yang pencahayaan nya cukup redup namun terang saat dibagian lapangan basket. Ya disana masih ada tim yang berlatih dan termasuk lelaki yang selalu dia awasi akhir - akhir ini, yaitu Zulfan.
Sungguh, Yasfa suka sekali saat Zulfan berkeringat sembari memegang bola basket ditangan nya. Menurutnya Zulfan begitu sempurna, rambut yang basah, bibir yang merah dan tebal lalu jangan lupakan keringat di seluruh badan nya itu sungguh itu membuatnya terlihat seksi.
Yasfa sedang menunggu pria itu untuk pulang bersama, karena Zulfan mengajaknya untuk ke apartemen nya karena dia baru saja pindah di daerah yang cukup dekat dengan tempat tinggal Yasfa. Zulfan selesai dengan latihan nya lalu menghampiri Yasfa yang masih setia memandangnya dengan senyuman khas.
" Hei sorry lama ya "
" Gapapa gamasalah, gue juga baru selesai kelas "
" Yaudah yuk cabut, udah larut juga gue pengen mandi "
" Hm, Iya ayok "
Mereka berjalan bersama, tidak ada yang membuka percakapan saat di jalan. Keduanya enggan membuka suara. Zulfan yang fokus dengan jalanan dan Yasfa yang fokus dengan menatap wajah Zulfan dari kaca spion motor pria itu. Sungguh Yasfa begitu memujanya.
Sesampainya di apartemen Zulfan. Yasfa duduk dan menunggu Zulfan yang sedang membersihkan diri, dia melihat sekitar dan memutuskan untuk membuat beberapa cemilan dengan bahan yang ada di dapur milik pria itu.
Setelah beberapa menit Yasfa selesai dengan cemilan nya dan Zulfan selesai dengan mandi nya. Pria itu menghampiri sang gadis yang masih sibuk menyiapkan makanan di atas piring.
Tiba-tiba Yasfa merasakan bahwa dia di peluk oleh Zulfan. Begitu erat, dia bisa merasakan tetesan air yang membasahi sekitar lehernya sekarang dan mencium aroma sabun yang masih segar. Ingin berbalik namun enggan.
" Heh- Lo ngapain? "
" Mau gini aja sebentar ya yas, gua kangen banget sama wangi lo "
" Gila aja lo, setiap hari ketemu di kampus apa gak puas "
" Iya tapi kan jarang berduaan begini "
" Iya udah lepasin anjir, basah ni leher sama baju gue bekas rambut lo. Gua keringin dulu. "
" Gamau, mau gini aja kangen "
" Zulfaaaaaaaaan astaga "
Yasfa dengan sekuat tenaga melepaskan pelukan pria itu dan membalikan tubuhnya yang sekarang tepat di depan tubuh Zulfan, dan wajahnya sangat dekat dengan jawah pria itu sekarang mungkin dengan jarak 1cm. Sampai nafas sang pria bisa dirasakan olehnya.
Zulfan semakin mempersempit jarak di antara mereka berdua, memeluk pinggang wanita itu dan mendekatkan wajahnya.
" Sekali aja, gua mau lu Yas "
Selesainya ucapan itu, Zulfan langsung mencium bibir Yasfa dengan begitu berantakan, menghisapnya dan melumatnya tanpa sedikitpun Yasfa balas. Yasfa masih kaget dengan apa yang dilakukan oleh pria ini, Zulfan masih saja mencium bibir Yasfa semakin kasar bahkan sampai mengigitnya, sesekali Yasfa membalas ciuman itu.
Tangan Zulfan tidak tinggal diam, dia mengusap kepala wanita itu dengan begitu lembut dan lama kelamaan Yasfa membalas ciuman itu, memejamkan matanya dan mencium nya lebih dalam.
Bukan Zulfan namanya jika tangan nya diam. Tangan nya kini meremas bongkahan yang membuat dirinya selalu ingin menyentuh Yasfa, menamparnya sesekali dan terus menerus meremasnya.
Yasfa melepaskan ciuman itu satu pihak, membuat lisko menatapnya kecewa. Zulfan mengusap pipi dan sela sela bibir Yasfa yang basah akibat insiden barusan.
" Yas, gue Hard "
" Gila lo, udah ah gue mau makan "
Yasfa meninggalkan Zulfan yang masih menatap kepergian nya dengan wajah yang begitu kecewa. Tak lama kemudia ia mengikuti wanita itu dari belakang.
1 note
·
View note
Text
ㅤㅤㅤㅤ𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟎𝟐 : 𝐎𝐧𝐞 𝐃𝐚𝐲 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐘𝐨𝐮.
Hari ini entah kenapa menurut Yasfa sangat berat, dari yang jadwal kelas nya hingga sore bahkan harus mengerjakan beberapa projek untuk acara komunitas nanti. Dia sungguh malas untuk memulai hari ini, di pikean nya hanya ingin santai namun itu mustahil sekali.
" Lu kenapa? Kok kaya loyo banget yapaa mukanya? Ada yang gangguin anak cantik ini kah?"
Zulfan memulai obrolan dengan Yasfa teman nya yang sedari tadi duduk di taman sendiri dengan wajah yang sangat kusut. Entah angin dari mana Zulfan ingin sekali mengobrol banyak dengan wanita ini hingga akhirnya dia mendaratkan duduk nya untuk memulai percakapan.
" Gak ada, cuman lagi males aja ngapa-ngapain pengen nya diem aja di apart tapi hari ini lo tau sendiri kita banyak kegiatan komunitas jadi ya gitu lesu bawaan nya "
Yasfa menjawab dengan sangat kesal sembari mengacak rambutnya hingga berantakan lalu menatap Zulfan dengan penuh antusias dan bertanya sembari memandangi nya gemas.
" Kok lu tumben ngajak gue ngobrol, biasanya nyapa nyapa doang tuh "
" Ya emang gaboleh nyapa temen satu komunitas musik? Lu tuh ya aneh banget lagian, orang pengen akrab malah di kira tumben"
" Lo kok disini sih? Gak makan siang apa, sanah pergi ah ke kantin lo jangan ganggu gua disini "
" Enggak, gue males ke kantin penuh lagian gue udah bawa kopi sama rokok jadi disini aja dah nongkrong sebentar "
" Gausah rokok deket gue ya, gue mau makan karena gue selalu bawa bekal dan lu gaboleh minta "
" Cih, iya Yas lu makan aja jangan ngomel terus "
Yasfa memberi jarak agar posisi duduk nya lebih jauh dari Zulfan yang sedang asik merokok dan memainkan ponselnya. Saat dia makan, tidak ada hentinya dia mencuri pandang terhadap lelaki itu, karena Yasfa sudah mengagumi lelaki itu sedari dia memasuki komunitas musik.
Bukan tanpa alasan dia masuk kesana, selain dia sangat menyukai musik dan bisa bermain gitar namun ada alasan lain yaitu, Zulfan Abhiseva. Sesosok pria yang banyak di kagumi oleh wanita di fakultasnya, Pria yang sangat Humble kepada semua orang dan terkenal dengan ramah terhadap semua kaum. Yasfa sangat mengagumi pria itu dari segala sudut dia sangat menyukainya.
Tanpa wanita itu sadari, pihak lain ada yang sama sepertinya mencuri pandang dan bahkan sering menatapnya lama dengan ekspresi gemasnya melihat sosok wanita yang sedang menyunyah bekal nya dengan lucu. Zulfan memandangi Yasfa sangat intens dia menikmati apa yang ada di depan pandangan nya.
Bekal nya telah habis.
" Gue udah kelar, mau ke kelas lagian mau masuk juga apa lu gak bakal masuk kelas apa? "
Yasfa menatap Zulfan yang masih menghisap batang nikotin itu dengan sangat buru - buru.
" Enggak, gue udah kelar juga ayok fakultas lu sama gue kan se arah jadi kita jalan bareng aja "
Tanpa sengaja Zulfan memegang tangan Yasfa yang otomatis membuat Yasfa kaget bukan main dan menatap tangan nya itu.
" Eh sorry Yas, reflek banget gua "
Zulfan berbicara sambil memberikan senyum dimple nya itu kepada Yasfa yang saat ini wajahnya berubah menjadi merah padam.
" I-iya gue paham kok santai "
Yasfa dan Zulfan berjalan berdampingan sehingga membuat satu koridor begitu berisik karena heran tidak biasanya Zulfan mau berjalan dengan wanita namun kali ini, dia benar benar berjalan berdampingan bersama Yasfa sembari bercanda kecil hingga sampai di fakuktas masing - masing.
Jam kuliah telah selesai.
Yasfa Keluar kelas dengan wajah yang sangat lelah lalu dia menggerutu terus menerus tanpa dia sadari ada seseorang yang mendengarkan grutuan nya itu.
" Cih, males banget harus nyari bahan tugas males deh, mending gue balik ke kost aja dari pada cari bahan. Lagian tugas nya bisa entaran gue cape banget " grutunya dengan pelan.
" Gue temenin ayok, sekalian gue juga mau cari bahan buat tugas besok "
Yasfa menengok mendapati Zulfan yang sedang berdiri di belakang nya sembari menaikan kedua halisnya. " Gimana Yas ? "
" Apa gak ngerepotin lo? Apart gue lagian jauh lu kan tinggal deket sini Zul, jadi lain kali aja gue mau balik "
" Gapapa, gue suka jalan - jalan kok jadi ga masalah mau apart lu sejauh apapun gue jabanin deh " Zulfan menjawab dengan senyum kotak ciri khas nya.
" Okey okey, tapi ini mendung elah "
" Gapapa, kalaupun hujan kita hujanan aja biar kaya dilan milea "
" Cih , males banget nanti gue di cengcengin sama cewe lu lagi males "
" Hahaha, iya lu kan calon cewe gue Yas "
Zulfan mengatakan itu sambil berjalan menuju parkiran untuk mengambil motornya, sedangkan Yasfa masih mencerna apa yang Zulfan katakan. Apa dia tidak salah dengar? ' Calon katanya ' Yasfa menggelengkan kepalanya hingga tersadar, lalu menghampiri Zulfan yang sedari tadi sudah jauh berjalan di depan nya menuju motornya.
Sesampainya di parkiran, keduanya langsung pergi ke tempat yang akan mereka tuju guna membeli keperluan untuk tugas masing masing. Setelah selesai membeli keperluan, Zulfan mengantarkan Yasfa pulang hingga sampai apartement nya, tidak lama dari itu hujan pun turun dan otomatis Zulfan tidak bisa pulang karena dia tidak membawa jas hujan.
" Lu masuk dulu ke apart gue deh yuk, disini dingin tapi sorry berantakan "
Ajak Yasfa yang sedari tadi melihat Zulfan yang masih menatap ke langit dengan sangat kesal.
" Memang gapapa? Lu ga takut gue apain gitu Yas? "
" Memang lu mau apain gue? Perkosa gue hah? "
" Kalo ngomong tuh ya dih "
" Ya emang lo berani gitu? kan enggak "
" Oke gue masuk "
Setelah selsai menawarkan Zulfan untuk masuk terlebih dahulu, Yasfa menawarkan 2 cola yang di bawanya dari dapur.
" Gue adanya ini, sorry ya kalo ga seberapa gak ada kopi juga tapi kalo mau rokok gapapa santai aja. "
" Gapapa, gue tau lu gasuka rokok Yas, jadi gue gak ngerokok biar kost lu gak bau asap rokok gue. Cuman..... "
" Cuman apaan? "
" Ganti sama ini yah? "
Zulfan mendekatkan dirinya kepada Yasfa yang sedari tadi duduk di hadapan nya, lalu ibu jari nya mengusap belah bibir Yasfa dengan sangat lembut. Tidak lama dari itu, Zulfan mencuri sebuah kecupan dari bibir Yasfa yang membuat Yasfa kaget dan tidak memberikan respon apapun hingga dirinya tersadar dengan sendirinya.
" First kiss gue Zulfaaaaaaaaaann Bajingan "
" Wkwkwkwk, gausah bengong gitu juga muka nya, lu tuh gemes banget tau gak si? Kayanya gua naksir deh ini "
" DIEM LU DIEM YA ZULFAN "
" Hahahaha, panik banget mukanya. Udahlah kayanya hujan reda juga gue mau balik aja ya. See you tomorrow cantik "
Zulfan beranjak dari tempat semula, lalu bergerak mengusak rambut wanita itu dengan sangat lembut membuat wajahnya berganti warna menjadi merah padam.
Yasfa tidak tau apa yang di maksud Zulfan dengan mengatakan hal hal manis kepadanya. Namun, jika bisa memilih ia ingin sekali hari ini tidak akan berakhir, karena menghabiskan hari bersama Zulfan adalah salah satu hal favorit nya mulai saat ini.
1 note
·
View note
Text
CW/ONESHOOT//NSFW
ㅤㅤㅤ⠀𝐿𝑜𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑦 𝑓𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑜𝑝𝑙𝑒 𝑖𝑛 𝑙𝑜𝑣𝑒.
Hari ini Yasfa bangun sedikit terlambat sebab semalam dia tidak bisa tidur, membuka matanya dan melihat sekitar dengan masih samar samar. Telinganya menangkap suara berisik di arah dapur dan tercium bau yang enak dan mengundang nya untuk segera bangun dan menghampiri bau tersebut.
Tanpa ia tau bahwa ada seorang pria dengan celana pendek tanpa atasan sedang menyiapkan sarapan. Sunguuh entah siapa itu namun dia memberanikan diri untuk menghampirinya dengan sedikit batuk yang di sengaja.
" Ekhm "
Pria itu menoleh dan tersenyum dengan begitu senang. Menunjukan wajahnya yang berantakan dengan tepung yang ada di sisi bibir nya. Sungguh itu menggemaskan sekali.
" Eh udah bangun aja tuan putri, kelas lo bareng sama gua jam 12, terus gua masuk ke apartemen lo tuh karena gua pindah di sebelah belum ada makanan jadi jangan tanya lagi, okey? "
Dia berbicara begitu cepat saat Yasfa memperhatikan nya dengan sangat intens, menatapnya dengan bingung.
" Apaan anjir kesini cuman numpang makan "
" Emang, gue buatin sarapan nih pasti lo seneng kan gua buatin sarapan? "
" Geer banget lo Abhiseva ! Muka lo berantakan banget sumpah "
" Iya? Coba bersihin dong "
" Hah "
Zulfan menghampiri Yasfa yang masih bingung dengan pernyataannya. Kini keduanya telah berhadapan, dan Zulfan mendekatkan wajahnya untuk Yasfa membersihkan kotor yang ada di wajah pria itu.
" Cepet lah "
" I-Iya bentar dong anjir "
" Tegang banget lo kaya yang mau gue cium aja "
" Hah? Apa si ? "
" Kok merah gitu mukanya? Dih blushing "
" Tau ah "
Yasfa menepuk wajah Zulfan dengan lembut, demi menghindari Zulfan ; Yasfa segera kembali ke kamar nya dan memutuskan untuk membersihkan diri, entah apa yang terjadi perasaan nya sungguh tidak karuan saat Zulfan melakukan itu.
Sering sekali mereka dekat seperti itu bahkan lebih namun akhir - akhir ini berbeda. Tiap berhadapan bersama Zulfan perasaan nya semakin tidak karuan.
1 note
·
View note
Text
ㅤㅤㅤㅤㅤ𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟎𝟏 : 𝐍𝐢𝐜𝐞 𝐭𝐨 𝐦𝐞𝐞𝐭 𝐲𝐨𝐮.
Mengagumi seseorang memang tidaklah salah, perihal rasa tidak bisa ditentukan pada siapa hati akan berlabu. Sama halnya dengan gadis yang bernama Yasfa Arunika Kayanza, dirinya tengah mengagumi seorang pria.
Gadis tersebut mengagumi pria tersebut bukan tanpa alasan. Bisa dikatakan pria tersebut sempurna dari segala aspek, walaupun manusia tidak ada yang sempurna. Zulfan Abhiseva adalah nama dari pria yang dikagumi oleh Yasfa, adalah definisi dari sempurna.
Yasfa Arunika Kayanza adalah Mahasiswa Fakultas Bisnis yang memiliki sifat ceria, dia juga sangat baik dalam hal berteman dan memiliki banyak teman di fakultasnya. Namun Yasfa memiliki sifat inscure yang cukup berlebihan. Yasfa juga sangat gemar melukis untuk mengekspresikan mood nya. Dia selalu berpikir jauh sebelum bertindak, tetapi dia tidak akan melakukan hal tersebut disebabkan oleh ketakutan yang tentu belum ada. Yasfa selalu menyukai langit, dia bisa berjam-jam diam tanpa sebab hanya untuk menikmati langit terik bahkan mendung katanya " seseorang yang sangat suka memandang langit dia adalah seseorang yang ingin segera bertemu dengan sang pencipta " Yasfa adalah tipekal orang yang pemikir untuk hal apapun namun ketika dia memandang langit yang luas dia akan paham bahwa hidup tidak hanya sampai disini.
Zulfan Abhiseva adalah Mahasiswa Ilmu Komunikasi yang memiliki perawakan tampan, memiliki kulit tan yang manis, sifat lembut dan baik dalam hal berteman. Dia menyukai musik dan juga musik sama seperti Yasfa. Mereka berada dalam komunitas yang sama di lingkungan kampus, namun Zulfan tipikal pria yang kurang peka dalam hal perasaan. Banyak wanita yang sering kali memberi kode kepada pria tersebut namun dia hanya menanggapi nya dengan senyum dan biasa saja, seolah tidak terjadi apa-apa. Zulfan adalah tipekal orang yang bisa berteman dengan siapapun sama seperti Yasfa namun Zulfan lebih bisa bergaul dengan baik, teman nya ada dimana-mana bahkan sepertinya di setiap fakultas dia mengenal banyak orang.
Perihal mengagumi, Yasfa memang sudah lama mengagumi sosok Zulfan. Disaat dia memasuki ruang lingkup fakultas dan akhirnya dia menjadi teman satu komunitas dengan pria tersebut. Yasfa sering kali memperhatikan Zulfan hingga suatu saat mereka mengobrol dan berbagi kisah bersama. Bertukar playlist, dan saling mengenal satu sama lain, Zulfan mungkin menganggap hal itu biasa karena bisa di bilang dia melakukan itu dengan banyak orang. Namun tetapi berbeda dengan Yasfa, sekalipun dia banyak berteman dia tipekal orang yang sulit untuk di ajak komunikasi hingga tuntas atau lebih intens. Jadi ini adalah awal mula yang sangat membuat Yasfa mulai canggung.
Mengagumi adalah perasaan setiap individu yang normal, termasuk Yasfa. Dia mengagumi Zulfan, benar benar mengagumi- tanpa bermaksud apapun. Namun siapa sangka perasaan itu bisa muncul, berkembang dan akhirnya menginginkan lebih dari kata teman. Yasfa mengagumi Zulfan dengan sangat hati-hati.
Ini adalah kisah keduanya, kedua makhluk Adam dan hawa yang senang berbagi kisah dalam keseharian nya.
Ini adalah kisah Yasfa dan Zulfan, bagaimana Yasfa menanggapi perasaan yang kian tumbuh, dan bagaimana perasaan sebenarnya dari seorang Zulfan Abhiseva untuk Yasfa Arunika Kayanza.
1 note
·
View note
Text
He explores my sensitive zone like a deft explorer charting his own personal map. Unfolding the mystery of my petite body with his fingertips, saving to memory every sensual touch that successfully made a lewd grunt escapes from my mouth.
His lips glides perfectly through my tangled hair to the core and it’s enough to take my breath away in seconds. He always revisit that place when our wanderlust strikes. He’s a universe traveler and I’m his universe.
2 notes
·
View notes