wipi
Overthinker Wife
18 posts
Dengarkan curhat aku yang gabut ini dong! ONLY 18 PLUS
Don't wanna be here? Send us removal request.
wipi · 1 year ago
Text
Ada Cinta di Penjara Suci
Hari ini akhirnya tiba juga. Hari dimana kau menghalalkan seorang bidadari yang telah kau nantikan. eh eh wait kok jadi mellow begini bahasaku hahah. (ulang)
Hari ini aku menghadiri pernikahan seorang teman diwaktu remaja dulu. Ia adalah seorang yang dihormati disegani kala itu. Tapi entah, aku menganggap dia teman saja. Tidak lebih haha. Aku sengaja menggunakan gamis hitam favoritku dan hijab coklat yang menjuntai panjang. Ya aku lebih nyaman menggunakan itu saat ini.
Aku berangkat bersama keluargaku, sayangnya suamiku tak ikut. Aku tidak bisa menebak bagaimana ekspresinya ketika nanti mengetahui ceritaku ini. Dalam perjalanan, saat memasuki gang itu...aku buka kaca mobilku. Perlahan angin berhembus mengusap pipiku. Hmmm.... jalan ini penuh dengan kenangan.
Aku berusaha mengabadikan jalan dan pagar yang dulu menjadi saksi bisu kenakalan remajaku. Hahah. Yap ! aku pernah menjadi santri di pondok pesantren ini. Meskipun hanya 3 tahun, tapi banyak sekali kenangan dan pengalaman yang telah aku dapat disini.
Aku berjalan memasuki gerbang dan kulihat desain unik tenda pernikahan ini. Ada foto-foto yang menggemaskan terpajang disepanjang lorong. Kulihat seorang ibu tengah baya tersenyum sumringah. Kuraih tangan lembutnya. Kuciumi tangannya penuh rindu. Senyuman hangatnya itu tidak pernah berubah. Beliau lah ibuku ketika menjadi santri dulu.
"Loh, kapan pulang?" "sampun dangu bu(sudah lama bu) hehe" jawabku sambil terkekeh.
Aku dipersilakan untuk menikmati jamuan. Terlihat ramai sore itu. Sambil makan sesekali kulirik kuade (tempat duduk pengatin) didepanku. Ah, mungkin masih ganti baju. Pikirku.
Setelah selesai menikmati sate ayam dan minum sirup kelapa muda, aku beranjak dari tempat dudukku. Terlihat seorang dengan setelan jas abu-abu (tentunya dengan masih berpeci) menggandeng wanita cantik dengan gaun silver. Yak dia lah yang kucari sedari tadi. Eh...bukan apa hanya ingin tau raut wajah bahagianya itu, sungguh aku ikut bahagia. Mereka tampak sangat serasi. Aaaah...manis sekali.
Ingin rasanya aku mengabadikan momen bahagia itu, namun aku hanya berani memotret dari jauh saja. Tak ingin berlama-lama akhirnya aku berpamitan pada ibu yang memiliki senyum hangat sedunia itu. Sekali lagi kuraih tangannya, kubenamkan wajahku pada kedua telapak tangannya. Hangat sekali.
Selama perjalanan pulang aku jadi terkenang dengan cerita-ceritaku kala itu. Kira-kira 14 tahun yang lalu, aku menjadi santri di pondok pesantren itu. Sebenarnya tujuan orantuaku mengirimku ke pesantren waktu itu, karena sekolahku waktu SMP kebetulan dekat dengan pesantren. Sedangkan rumahku masih jauh. sehingga jalan efektif ya aku di pesantrenkan.
Ada 2 cerita yang sangat membekas sampai saat ini. Sebenarnya ada banyak sih cerita-cerita yang membekas. Tapi kali ini aku akan menceritakan 2 saja. Lain kali kuceritain deh sisanya. Kalau tidak malas ya hahaha.
Cerita yang pertama yaitu cerita tentang kenakalanku dulu waktu mondok. Entah dulu kelas berapa aku mengalami ini. Tapi pengalaman ini tidak akan pernah aku lupain sih HAHA. Waktu itu sepertinya hari Sabtu/Minggu aku lupa. Yang kuingat banyak temanku yang sedang pulang. Di peseantrenku dulu banyak yang sistemnya itu hanya ngaji. Jadi ketika weekend mereka sering pulang kerumah masing-masing. Nah..entah dapat bisikan setan darimana kita (aku, dan 4 temanku yang lain) memiliki rencana untuk nonton bola. IYA NONTON BOLA. hah? kok bisa? dimana? YA DI STADION.
Bayangin deh, bagaimana bisa anak SMP di pesantren pengen nonton bola tanpa ada orang dewasa kala itu. Kebetulan banget hari itu pertandingan bola dimulai pada malam hari. Sudah sangat tidak mungkin bagi kita untuk nonton dong. Bagaimana tidak? lah kita lagi libur sekolah jadi gak ada alasan buat kabur. Tapi karena bisikan setan lebih kuat, akhirnya kita nekat kabur. Saat itu di siang hari suasana pesantren sangat sepi. Banyak orang yang sedang beristirahat tidur siang.Nah... kita satu persatu kabur lewat pintu belakang. Dimana pintu itu terhubung dengan jalan raya. Namun, kita harus melewati jalan setapak dan sawah.
Dengan hanya berbekal uang 50 ribu kita nekat berangkat. Untuk mencapai tujuan yaitu Stadion Bola kita harus naik angkutan umum terlebih dahulu dan membutuhkan waktu perjalanan sekitar satu jam. Kita cari tiket langsung disana, jadi tarif yang dipatok lebih mahal. Sekitar 35ribu untuk harga tiket bola kala itu. Ah uang sisa dikit banget. Gerutuku dalam hati. Tapi yaudahlah gas bae lah.
Aku lupa waktu itu jam berapa yang jelas kita baru masuk stadion itu sekitar jam 8 malam. Kita yang masih cupu itu masuk stadion. Banyak orang yang menatap heran mungkin waktu itu. Yak bener banget! pasti tau dong bagaimana bentuk pakaian kita dari ujung kaki sampai ujung kepala. Jilbab lusuh tidak pernah disetrika, baju santri, rok yang mulai luntur+ sandal jepit andalan. Sungguh tidak manis dipandang. Hahaha
Pukul 8 kita masuk stadion , ini kali pertamaku melihat pertandingan bola di stadion langsung. Sebelum pertandingan dimulai teryata kita bernyanyi lagu kebesaran ditambah dengan gerakan ciri khas tangan diatas. Mirip seperti di konser kali ya. Kulirik jam tangan. Wow!! aku terkejut ku tarik tangan temanku dan kubisikkan untuk segera pulang. Perasaanku sangat tidak enak. Bagaimana tidak? jam menunjukkan pukul setengah 9 malam. Dan kita masih keluyuran. Astaga ini bakal jadi bencana banget !
Untung temanku juga menuruti ajakanku. Kita panik. Jam segitu tidak ada angkutan umum yang lewat. Akhirnya setelah lama menunggu kita dapat tumpangan mobil pick up. Gak papalah daripada tidak. Kita diturunkan dijalan besar. Dan dengan tergesa-gesa kita jalan menuju pesantren. Tentunya kita tidak melewati jalan awal kita berangkat tadi, karena udah gelap sekali. Kita lewat jalan utama. Terlihat jalanan pun udah sepi sekitar setengah sepuluh kita sampai pesantren. Lah kok udah tutup??yak gerbang sudah terkunci. Akhirnya kita nekat manjat pagar. Astaga untung sepi gak ada orang. Kita jalan berhati-hati percis seperti maling. Sesampainya dikamar kita bisik-bisik berbincang takut ada orang yang bangun. Belum semenit pintu kamar dibuka kasar. wah kita kaget setengah mati. Ada pengurus pesantren yang memang sepertinya belum tidur nungguin kita. Langsung kita disidang dan HP disita semua.
Singkat cerita, esok harinya kita bener-bener kena marah dan kena hukum. Kita harus puasa 7 hari. Temanku bahkan sampai diduduk kan oleh ibunya dan ditampar wajahnya. Aku ingat banget ekspresi marah ibunya ketika tau anaknya semalem kabur nonton bola. Serem banget! kita kapok sekapok-kapoknya tidak pernah ngulangin kabur nonton bola. Eh..tapi kalau kabur untuk lainnya ya masih sih. haha
Cetita yang kedua, yaitu cerita cinta monyetku dipesantren. Aku lupa detailnya. Pokoknya aku dulu punya seorang teman dekat banget yang kuanggap kakak sendiri. Nah kakakku ini, ia adalah mantan pacar Agus. Nah, waktu itu Agus masih pengen deketin kakakku itu. Akhirnya ya akulah jadi perantaranya. Sayang sekali tidak berhasil. Kakakku menolak karena sudah tidak suka dan ia juga udah punya gebetan baru. Seperti pada cerita-cerita FTV, akhirnya yang dekat dengan si Agus adalah aku. Aku dulu bisa dibilang tomboy. Jadi aku juga tidak terlalu merespon yang bagaimana gitu...cuman yaa ada laaah rasa-rasa semriwing ketika tau ada orang yang suka kita. Nah yang paling teringat, kala itu kita sms-an tuh. Di generasiku HP Nokia yang lagi booming . Jadi dipesantren masih boleh bawa HP, tapi pas malam disita gitu. Nah pas itu, ada kelonggaran HP malam tidak disita. Aku ingat banget si Agus telpon aku dan kita berbincang lama. Semakin malam obrolan semakin menjurus. Aku inget banget satu ketika dia bilang sesuatu.
"Anna Ukhibbu Ilaika" kata Agus diseberang telpon "Hah? artinya apa?" jawabku polos "ya artinya gitu deh cari sendiri. Pokoknya aku udah menyatakan" kata Agus terbata-bata "Aduh males banget tinggal bilang aja artinnya ribet banget" kataku sedikit sewot. "hmmm...gimana ya...aku..emmm yaudah aku mau tidur dulu" Pamit si Agus sambil memutuskan telepon.
Keesokan harinya aku ketemu dengan kaka si Agus. Jadi, Agus punya seorang kakak laki-laki namanya Bang Arif. Waktu itu aku bertugas menjaga toko milik pesantren. Nah, Bang Arif tanpa ada angin dan hujan tiba-tiba mengatakan sesuatu yang aneh.
"Semalem Agus kamu apain sih?" tanya Bang Arif. "Hah? aku gak ngapa-ngapain kok bang.." jawabku ragu. "Lah kalo gak kenapa-napa kok si Agus semalem nangis gitu" Kata Bang Arif sambil tersenyum menggoda.
Sepulang dari toko pikiranku jadi terganggu. Aku jad bertanya-tanya apa yang membuat si Agus nangis semalem. Oh ! aku ingat semalem Agus bilang sebuah kalimat asing. Aku harus cari tau artinya nih. Akhirnya aku tanya-tanya arti kalimat anna ukhibbu ilaika pada kakak seniorku dikamar.
"Kak, mau tanya dooong boleh?" tanyaku sambil mendekat. "Tanya apa sih???" jawab kakak seniorku sambil menyisir rambutnya. "emmm.. anna ukhibbu ilaika artinya apasih?" tanyaku dengan ragu. "waaah.. hayo kamu dapat kalimat itu dari siapa nihh?" jawab dia dengan tatapan menggoda. "ih enggak cuman pernah denger aja kok!" kataku salah tingkah. "hahaha...jadi artinya itu kamu ditembak! artinya anna ukhibbu ilaika itu aku cinta kamu" jawabnya menjelaskan.
Deg !
Jadi, Agus semalam menyatakan cintanya tapi aku nggak ngeh. Hahaha. Entah ada rasa sedikit berbunga kala itu. Sebenarnya aku juga mulai tertarik pada si Agus. Tapi karena dia mantan dari kakakku, aku mencoba untuk menutupi perasaanku. Belum juga selesai salting ku, eh aku mendengar suara si Agus dilantai bawah sedang berbicara pada Abangnya. Sepertinya ia mau berangkat ke pondok. Ya..jadi Agus itu juga santri dari pesantren lain dikota. Ia kembali ke pesantrennya hanya ketika hafalan Al-Qur'annya sudah cukup untuk disetor. Belum lima menit si Agus tiba-tiba ada didepanku. Ia naik ke lantai 2 masjid. Pas banget masjid itu berseberangan dengan beranda kamarku. Aku melihat Agus, kami saling bertatap. Ia menggerakan tanganya untuk membuat bahasa isyarat. Aku tidak sulit memahami gesturnya. Intinya ia pamit kepadaku untuk pergi ke pesantrennya. Aku tau, ketika dia balik ke pesantrennya akan membutuhkan beberapa hari. Bahkan minggu.
Aku mengangguk sambil malu-malu. Kami saling melempar senyum. Aku merasa senang karena dia effort berpamitan padaku. Tapi, aku juga merasa bahwa senyum manisnya itu adalah senyum yang pertama dan terakhir yang bisa kunikmati. Tiba-tiba terdengar Abang Arif memanggilnya untuk segera berangkat. Akhirnya ia terburu-buru berlari menuruni tangga. Takut ada yang tau.
Hari demi hari berlalu. Benar juga firasatku, senyum manis yang kudapat dari Agus tak pernah kulihat lagi. Sepulang dari pesantren entah bagaimana kita jadi renggang. Jarang komunikasi hingga tak pernah. Sampai akhirnya, setahun kemudian kudengar dia sedang mendekati temanku. Zulfa namanya. Aku tidak cemburu, tidak marah. Tapi yang menyebalkan adalah kenapa si Zulfa harus curhat ke aku. Aku sudah mengubur rasa senang yang hanya sekelibat itu. Jadi, aku tidak mau tau hubungan mereka. Yang kudengar Agus dan Zulfa sampai pacaran. Ya udah, karena aku cuek dengan cerita Zulfa. Akhirnya Zulfa cari teman curhat lainnya. Dan dari sanalah hubungan mereka jadi dekat (hubungan Zulfa dengan Jeni). Sampai sekarangpun mereka masih seperti sahabat. Yak ! akhirnya akulah yang kehilangan teman baikku, Zulfa.
Btw, hari ini seharusnya aku menghadiri pernikahan temanku ini bersama Zulfa. Tapi, Zulfa ada kepentingan sehingga ia memutuskan untuk berangkat bersama suami dan anaknya. Padahal aku ingin menggodanya perihal hadir di kondangan Sang Mantan. Haha XD
1 note · View note
wipi · 1 year ago
Text
You'll Always be My Day One
Cerita ini bermula pada awal Mei 2015 siang itu hpku berbunyi..brrt brrrt dulu sih masih jamannya bbm kalau gak salah.
" Ayolah kita nonton ya"
Aduuuh sebenernya lagi males nih, tapi gabisa nolak.
" Walaaa gak bisa ditunda a?"
"Pengen nonton filem xxxxx soalnya, ayolah ya ya temenin"
"Hmmm baiklah tp sore udah harus pulang aku, nonton doang ya"
"Oke tak jemput, kirim gps"
Aaah.. padahal nanti malem juga mau keluar, siang2 keluar males banget lah panas. Hanya alasan itu yang ada dibenakku. Memang dulu waktu kuliah aku males jalan siang soalnya dikota banyak polusi dan panas, beda bgt dengan di desa.
"Aku udah di depan"
"Oke wait"
Aku menuruni tangga kosanku dan mencangking helm yang tergeletak dikursi. Terlihat ada sosok manusia asing diluar sana. Hmm aku gak suka ketemu orang baru tapi aku harus berani. Pikiran polosku saat itu.
"Hai, inara"
"Brian, yuk" jawabnya seraya menjabat tanganku
"Oke, mau nonton dimana?"
"terserah maunya dimana?"
"Loh kan km yang ajak? Haduh ke MP ajalah kalo gitu"
Diperjalan menuju bioskop aku hanya terdiam sambil menggerutu dalam hati. Sesuai dengan prediksiku panasnya siang itu mampu menguliti tubuh.
Sesampainya di bioskop, dia membeli tiket, popcorn dan minum.
"Seat nomor 13-14E"
Kami memasuki bioskop, sejatinya aku tidak tertarik dengan film pilihannya. Entah apalah judul film itu, yang teringat hanya genrenya action-heroik.
Kami duduk berdampingan. Aku memaksakan diri untuk memahami alur cerita yang ada di layar lebar. Ditengah-tengah pemutaran film, aku merasa ada yang aneh. Kok ada suara-suara yang seharusnya tidak kudengar di bioskop. Apakah itu? coba tebak.
Suara dengkuran. Iya tepat disebelahku. Manusia itu tidur! Omg..aku melirik kasar dengan mengernyitkan dahiku. Kurasa kalau saja lampu bioskop tidak padam pasti raut anehku terlihat jelas.
Anjirlah..batinku kecewa.
Untung sebelum film ending dia kebangun. Kalau sampai semua orang keluar dari bioskop dia masih tidur, pasti aku tinggal sih..terus nanti udah diparkiran baru ku telpon aja manusia itu. Wkwkw pikiran jahatku muncul. Aah sayang sekali tidak terlaksana.
"Aku ngorok ta?"
Hah? Jadi dia sadar kalau tidur? Atau emang sengaja tidur. Gimana sih ah aneh banget manusia.
"Emm dikit"
"Heheehe sorry"
Oke. Aku gatau sih sebenernya rencana manusia ini. Apa sih kesan pertama yang ingin dia ciptakan? Disebut ingin jadi diri sendiri dan apa adanya pun , terlihat sekali dibuat-buat.
"Mau makan dulu?"
"Enggak deh aku mau pulang aja, aku capek udah sore"
Bohong. Hehe sebenernya aku nanti malam ada janji.
"Iyota?gak laper ta?"
"Enggaaak diet aku, yuk"
Akhirnya aku diantarkan pulang ke kosan dengan selamat.
Sesampainya di kosan. aku berpamitan dan langsung masuk berlari keatas menuju kamarku.
Aku bantingkan badanku kekasur dengan bete.
"Ah sial" gerutu ku lirih
"Drrt drrrt"
" Nanti jadi kan?"
"Insyaallah jadi"
Aku buru-buru mandi, sholat dan memilih outfitku malam ini.
Iya, jadi malam minggu ini aku mau jalan dengan seseorang yang akhir-akhir ini intens berbalas pesan denganku. Jika melihat cara dia mengirim pesan dengan memanggilku "es batu" menurutku dia cukup menggemaskan. Polos banget kan ya. Wkwkw
Kata pepatah jika ingin menampilkan kesan pertama yang bagus, kita harus menyuguhkan penampilan yang menarik.
Halah.
Aku ambil hem kotakku untuk kujadikan outer. Aku padu padankan dengan celana jeans dan kerudung segi empat. Dulu memang penampilanku agak tomboy ya. Pengen memberi kesan wanita kuat nan tangguh. Cieileeeh.
Setelah sholat magrib aku cek pesan dari dia.
" Aku udah dibawah"
Aduh. Kok aku deg degan ya. Kok gemeteran ya. Padahal tadi siang ketemu manusia asing biasa aja. Ini kok..
Aku sempatin ngintip dari jendela lorong kosanku. Dari atas tampak seorang laki-laki dengan jaket merah bertengger di atas motornya.
Sambil masih diciee cieeein anak-anak kosan, aku berjalan menuruni tangga dengan masih menata perasaan. (to be continue)
0 notes
wipi · 2 years ago
Photo
Tumblr media
Melem ini aku mendapat inspirasi untuk menggambar, salah satu cara mengatasi kegabutan yang sudah menumpuk. Tetiba aku ingat kata-kata emak, “Kita itu udah jelek dimata orang lain, mereka dibelakang kita gak suka !”.
WHY? beberapa hari lalu aku juga merasa tertampar, setelah pertemuanku dengan salah satu saudara yang memang sudah lama tidak bertemu, juga jarang berkabar. Ya, semenjak aku menikah. Dulu sering bercerita, curhat bla...bla..
Setelah pertemuanku itu, aku kaget dengan status WA yang ia pasang. Isinya tentang kuotes semakin tinggi pendidikan seseorang tidak menjamin dia sopan. Begitulah inti sarinya. Memang sih dalam kuotes bergambar itu, ia menyisipkan kalimat sebagai pengingat diri sendiri. Tapi kenapa timing nya pas aja setelah kita tidak bertemu lama. Mungkin hanya overthingking ku saja abaikanlah..
Itu hanya sebagian kecil, beberapa kali juga aku merasa bahwa banyak orang yang tidak respect. KAMU BUKAN SIAPA-SIAPA. itulah yang saat ini aku sadari. Aku terlalu menarik diri pada sosial. Tidak bergaul. Tidak ramah. Tidak menyapa. Dan masih banyak tidak-tidak yang aku lakukan. Sejujurnya aku sudah malas dengan drama didunia ini. Semua orang dituntut untuk pandai bersandiwara. Termasuk aku. Begitu juga dengan orang-orang disekelilingku.
Kami semua menggunakan topeng. Aku ingin mengakhiri semua sandiwara ini dengan menjadi dan menampilkan diriku yang asli. Tapi aku terlalu pengecut untuk melakukan itu. Ya setidaknya sih..aku sudah mengurangi untuk tidak ikut berpendapat ketika diajak bergunjing. Aku menahan diri untuk membahas, mengomentari, ataupun menambahi kritik orang lain dibelakang mereka. Ups..lupa deh kalau dibelakang bukan kritik namanya , tapi ghibah.
Begitulah representasi dari gambar yang secara tiba-tiba ingin ku gambar. Jauh dari kata sempurna, tapi semoga pesan dari gambar tersebut tersampaikan.
See ya bye!
0 notes
wipi · 2 years ago
Text
LAGI LAGI LDR :(
2 tahun 4 bulan usia pernikahan yang masih sangat belia, untuk memutuskan menjalani hubungan jarak jauh. Awal pernikahan hingga saat ini rasanya kapal kita hanya berada pada ombak yang tenang. Tantangannya hanyalah LDR. ya, hanya !
Padahal dalam hati ngenes sekali ya. 3 bulan yang lalu rasanya bahagia banget pada akhirnya bisa merasakan rumah tangga seutuhnya. Hidup berdua diperantauan. Meski beberapa kali tidak mudah ketika lagi sama-sama ngambek. Pasti aku nangis duluan. Kelemahanku ya Overthingking lah, apalagi? setelah sempat mengalami rumah tangga yang utuh, akhirnya keputusan yang amat sulit harus diambil. Melalui beberapa dialog, recana-rencana, kemungkinan-kemungkinan dan lainnya. Akhirnya suami merelakanku untuk kembali ke kota asalku. Hanya dengan alasan gak tega liat aku nangis karena bosen gak ngapa-ngapain dikontrakan. Memang sih sebenarnya paling enak itu menganggur.. tapi kalau ingat planning yang besar dan membutuhkan kerjasama antar anggota rumah tangga dalam mewujudkannya ya bagaimana lagi. Toh, sebenarnya aku juga menikmati apa yang kujalani saat ini. Hanya saja kalau bisa dua-duanya dipilih akan lebih menenangkan. 
Andai suami dan aku bisa tetap bersama dengan planning yang tetap berjalan dan tidak ada kekhawatiran-kekhawatiran didepan sana, pasti menyenangkan. Rasanya komplit aja gitu hehehe... Setelah menjalani hubungan LDR ini aku mulai lelah dengan aktivitas yang lebih padat dari sebelumnya, aku kembali ke tepat asalku yang membelenggu. Seperti magnet yang menarikku ke lobang hitam. Pekat!
Aku ingin kembali menyusul suamiku, menikmati rumah tangga yang sesungguhnya. Ingin kusesali apa yang telah ku putuskan. Tapi dalam hati kecilku aku menikmati pesakitan ini. Rasa lelah, rasa overthingking, rasa bangga pada diri muncul disini. Aku merasa ketika menjalani ini semua aku bisa bermanfaat bagi banyak orang disekelilingku. Berbeda ketika aku diperantauan aku terpuruk dan merasa bahwa hidup kok tidak ada gunanya. Meski aku harus menahan gejolak dihati ingin terbang ke pelukan suami (eaaaak) :v
Semoga Allah memberikan rezeki yang barkah dan rumah tangga yang sakinah agar secepatnya kita bisa menggapai plan yang ada di depan mata, satu persatu tanpa ragu. Aku ingin sekali mengeluh tapi, jika pada suami aku tidak bisa mengeluh terus-menerus. Aku tidak ingin menambahi beban pikirannya. Biarkan dia mencari nafkah dengan tenang, aku mendoakan disini..dengan menerbangkan pesawat rindu semoga sampai pada yang dirindu.  See u soon <3
0 notes
wipi · 4 years ago
Text
Melebihi ekspektasi !
Memang benar kata orang, jangan pernah berekspektasi terhadap suatu hal. Apapun itu. Karena kita nggak pernah tau yang akan terjadi.
Seperti halnya aku, mungkin aku secara tidak sadar telah berekspektasi terhadap suamiku. Aku terlalu percaya diri bahwa dia akan selalu bahagia denganku. Nyatanya aku sering membuatnya kecewa. Aku meyakini jika kita hidup bersama semua akan berjalan mudah. Ups, aku salah lagi. Aku melupakan satu ini
" Bahwa hidup tidak selalu mudah".
Dulu saat sebelum aku memutuskan menikah dengan suamiku, aku membayangkan jika kita bersama nanti tidak mungkin ada pertengkaran antara kita. Haha lucu sekali, mana mungkin??
Dua kepala-dua kepribadian yang akhirnya bersatu tidak akan pernah sejalan. Mereka punya jalannya masing-masing. Emm.. mungkin yang ada adalah seirama. Do re mi fa so la si do tidak pernah sama dan memiliki jalan masing-masing. Tapi mereka seirama, memiliki tujuan yang sama. Menciptakan alunan yang indah.
Dulu lagi, aku berekspektasi bahwa suamiku adalah manusia yang sabar, yang jika sekalinya marah akan membuatku takut. Kenyataannya, salah. Suamiku adalah manusia yang sangaaaaaat sabaaaarrr. Dia mampu menanganiku adalah bukti kesabarannya. Dan aku salah,
Dia tidak pernah marah.
(dia hanya kecewa)
Aku melihat itu dari sorot matanya setiap saat ketika kita sedang menatap satu sama lain tepat setelah m ngakhiri pertengkaran kecil.
Kita tidak bertengkar. Kita hanya mencoba saling jujur setiap kali merasakan sesuatu yang janggal dihati.
Ya ! Benar.
Jangan berekspektasi. Karena mungkin saja pasanganmu akan melebihi ekspektasi!
0 notes
wipi · 4 years ago
Text
Selasa, pukul 01:20 dini hari.
Sudah 4 bulan berlalu, kami menikmati masa-masa indah pengantin baru.
Kurang lebih 3 bulan lamanya suamiku menjalani wfh-nya dirumah. Dan yaaaaa selama itu aku mendapat banyak pengalaman baru menjadi seorang istri
Bagaimana cara memahami perasaan satu sama lain, aku masih harus belajar hal itu. Aku sadar banyak yang sudah dia korbankan untuk membahagiakanku. Dia sudah berusaha sebaik mungkin untuk menjadi SUAMIKU. Suami idaman ku.
Kadang aku merasa bersalah atas sikapku yang keras dan terlalu santai selalu menyusahkannya. Tapi, aku suuuuulit sekali mengubahnya. Entahlah. Aku juga menyayangkan itu.
Btw, hari ini suamiku harus kembali ke kantornya. Wfh-nya diujung tanduk!
Ada presentasi yang harus dia lakukan disana. Kami akan LDR (lagi). Malam ini aku ingin menatapnya sedikit lebih lama. Dalam raut wajahnya sangat terlihat jelas tanggungjawab yang diemban. Tanggung jawab atas karirnya dan aku.
Aku masih ingin dia menetap lebih lama, tapi untuk apa jika hanya menuruti egoisku. Aku akan semakin lama menyusahkannya.
Terimakasih, suamiku. Bersabarlah atas aku. Menyusahkanmu adalah kebiasaan burukku. Semoga tidak ada ujungmu memakhlumi itu.
Sekian dulu ya, aku ingin menikmati dengkur lirihnya dan menatap indah wajah suamiku. Suami sepanjang hidupku. Amin <3
See yaaa...
Tumblr media
0 notes
wipi · 4 years ago
Text
Jangan berlebihan !
Kalian hanya manusia, sesama manusia tepatnya. Apa yang kamu harapkan darinya?
Memelukmu ketika kamu benar-benar membutuhkannya? Atau mengusap air matamu saat kamu menangis diam-diam malam hari?
Oh, no! Jangan pernah ber-ekspektasi tinggi. No debat.
Manusia tetaplah manusia. Apa yang kamu rasakan juga pasti pernah dia rasakan. Pikiran-pikiran kotor seperti " Aku ini apa? Aku siapa?" Pasti sudah sering menghampiri diantara kalian. Sudah sering kuingatkan bukan? Menikah itu berarti toleransi. Pengertian. Jangan pernah mengharap apa yang kamu lakukan kembali padamu. Kamu hanya perlu tulus. Itu saja.
Begitu mudahnya untuk ditulis, nyatanya sulit sekali. Kita terbiasa melakukan sesuatu dengan berharap mencapai tujuan di depan. Dengan kata lain apa yang kita lakukan pasti mendapat imbalan. Tipis sekali memang tapi coba deh ditelisik lagi. Bagaimana jika tujuan yang kita maksud itu diganti dengan rasa damai dalam diri. Ya. Kita memang harus berdamai dengan diri sendiri.
Jangan berekspektasi, lakukan yang memang seharusnya dilakukan. Dengan tulus tentunya. Jangan pedulikan apapun perihal balasan. Toh kalian sudah saling memiliki apa lagi yang diharapkan?
Nikmatilah. Berdamailah.
0 notes
wipi · 4 years ago
Text
Hai, bulan kedua aku menjadi istrinya.
Aku bahagia, sungguh. Layaknya pengantin baru pada umumnya kami banyak meluangkan waktu bersama. Apalagi pada masa ini pandemi covid belum juga hilang, berdampak pada kerjaan kita yang bisa dilakukan dari rumah. Ya, kami masih LDR di bulan pertama. Bulan berikutnya, suamiku memutuskan untuk wfh dan pulang ke rumahku. Sangat menyenangkan !
Memiliki suami yang dapat kita temui dan dapat kita lihat setiap hari. Aku bisa bermanja dengannya. Aku suka sekali memerhatikan dia ketika dia tertidur. Menggemaskan sekali. Rasanya aku masih belum percaya bahwa setiap malam ada sosok laki-laki yang tidur di sampingku, memelukku, dan mencium pipiku sembari mengucap selamat malam. Hidup serasa lengkap. Hatiku seperti terisi tidak ada kekosongan disana. Ya. Setidaknya itu yang kurasakan 2 bulan ini. Terhitung hari ini sudah hampir sebulan suamiku pulang. Selama dia dirumah, aku berusaha menjadi istri yang baik untuknya. Kukira itu semampuku. Aku mencuci baju, sesekali aku memasak, aku memijitnya walau jarang dan sebentar.
Hmmm aku juga melakukan apa biasa suami istri lakukan dimalam hari. Hehe.
Ya begitulah rutinitas ku selama dia pulang. Kami juga sering berbicara sebelum tidur dan selalu makan berdua saling-menyuapi.
Aku sering menggodanya saat dia kerja, saat dia main game, atau saat nonton anime. Bahkan saat dia terlelap lebih dulu aku akan menggodanya. Entahlah dia begitu menggoda dimataku, tidak mungkin aku menyia-nyiakan itu Hahaha😅.
"Harusnya dari tadi sore sudah keluar kalau niatnya makan di restoran X", jawab suamiku sambil melihat ponselnya yang menunjukan pukul 6 sore.
Pernah suatu ketika kita akan pergi makan malam di luar. Saat itu merias wajahku, kalian pasti pahamlah wanita ketika berias diri itu tidak sebentarkan. Dia mulai tak sabar, "Kita mau makan dimana?" Tanya suamiku. "Terserah" jawabku sambil tetap melihat kaca rias ku .
" aku gak jadi rias nih? Aku hapus aja ta?"
" ya bukan gitu, maksudku kalau ingin makan disana kurasa jam segitu gak bakal kesampean. Lebih baik makan ditempat yang lain. Tugas kamu milih tempatnya".
Aku tidak menjawab kalimatnya dan terus merapikan alat make up ku. Di dalam mobil aku curi-curi pandang ke arahnya. Suamiku sedang menyetir dan tatapannya seperti malas denganku. Aku diam. Kami diam.
Entah apa yang ada di otakku. Aku ingin sekali menggodanya pada saat itu. Aku ungkit masalah sebelum berangkat tadi. Aku menuduhnya bete ke-aku. Dia mengelak sambil tertawa kecut. Itu membuatku makin bersemangat menggodanya. Sampai akhirnya dia menegaskan " udah deh jangan godain. Aku tau banget kamu lagi godain aku". Dia mengatakan itu tanpa ekspresi dengan intonasi yang tegas. Cukup membuat nyaliku menciut. Aku diam. Aku menyerah. Kuraih hpku dan mulai mencari tempat yang bisa kita kunjungi jam segini.
Yap. Aku menemukannya. Aku beri tahu dia arah tujuannya. Kemudian aku diam. Kita diam. Sumpah ini canggung banget dan aku merasa mual. Yak ! Aku ingin menangis.
Aku tahan emosiku sampai tujuan kami. Aku berusa mengontrol diriku. Saat dalam restoran lama-lama suasana mencair dengan sendirinya. Dan kita mulai mesra kembali.
Itulah cerita sepekan yang lalu yang membuat aku hampir menangis. Sama halnya dengan keadaan saat ini. Aku tidak berbicara padanya dari pagi tadi. Setelah kita melakukan itu.
Seperti biasa dia akan meraih hpnya dan memainkan gamenya. Aku iseng ingin bermanja dengannya. Entah sudah menjadi kebiasaan setelah memiliki suami, tingkat manjaku meningkat drastis. Aku mencari perhatiannya, aku goda dia saat main mobile legend. Sampai akhirnya dengan nada yang sedikit tegas dan ekspresi kesal dia menutup gamenya dan berkata " Astaghfirullah aku seperti tidak boleh memiliki waktuku sendiri!"
Dia memijat kepalaku saat aku mengeluh kepalaku sakit. Dia memijat sambil menggerutu. Aku membenci itu. Aku lepaskan pijatannya dikepalaku. Dan menyuruhnya menjauh. Dia langsung bangkit dan keluar dari kamar kami menuju ruang TV. Tanpa sepatah kata keluar dari mulutnya. Dia melanjutkan pekerjaannya di depan TV.
Aku menangis lirih.
Semenjak memiliki suami aku memang sedikit sensitive.
Begitulah awal mula kita tidak berbicara seharian ini. Seharian dia bekerja. Lepas magrib dia berbaring di kasur. Aku di sampingnya tidak menghiraukan gerak geriknya. Aku lirik suamiku sedang memijat kepalanya. Terlihat jelas bahwa hari ini sangat melelahkan baginya. Masalah deadline pekerjaan masih juga di tambah masalah denganku yang sepele ini. Aku berguling dibahunya, aku pijat kepalanya dengan lembut. Dia menolak. Aku lepaskan tanganku dan entah sejak kapan aku menahan tangis dibahunya. Aku berguling kembali memunggunginya. Ya benar. Aku menangis lagi. Sambil menggigit bibirku sendiri. Aku tak ingin suamiku tau.
Tidak ada respon darinya. Sepertinya dia tertidur. Aku semakin sulit mengendalikan tangisku. Nafasku pendek hidungku mampet. Aku memutuskan bangun dari kasur dan berjalan ke kamar mandi.
Aku mencuci mukaku berharap air mata dan mata sembab ini menjadi samar. Aku ambil wudhu dan berdiam diri di tempat sholat rumah kami. Sambil terus mengucap istighfar aku menyesali semua perbuatanku. Aku mengutuk diriku sendiri yang telah menggodanya. Aku menyesal telah menyusahkannya selama dia dirumah. Harusnya aku menjadi istri Sholehah yang men-suport suami dengan pekerjaannya. Seharusnya aku tidak egois dengan diriku yang selalu ingin dimanja olehnya sehingga sering mencari perhatian darinya. Dan seharusnya aku tidak membatasi ruang geraknya, dia butuh hiburan juga bukan?
Baiklah sampai disini ceritaku. Aku sudah lama berdiam di tempat sholat. Aku mendengar suara dengkuran suamiku.
Aku akan menghampirinya dan memeluknya. Suamiku, maafkan aku ya.
Bye. See you.
0 notes
wipi · 4 years ago
Text
Perihal Pilihan
Aku sudah memilih menghabiskan sisa hidupku bersamanya. Setelah melewati kerisauan yang termat sangat. Aku mencoba menerimanya kembali lagi dalam hidupku. Ya. Ternyata selama ini aku hanya bermain-main setelah mengakhiri hubunganku dengannya beberapa tahun silam. Aku sangat sadar sekarang. Aku membohongi diriku sendiri. Seolah-olah aku tidak menginginkannya. Memang benar, ada beberapa hal dari dirinya yang membuatku merasa tidak cocok. Tapi, ada juga banyak hal yang sangat cocok sehingga tidak ada alasan lain untuk tidak menerimanya sebagai pasanganku. Aku tahu resikonya. Menjalani hari-hariku saat ini jauh berbeda dengan dulu semasa kita pacaran. Contoh kecilnya, dulu waktu jaman pacaran ketika aku merasa bosan atau kecewa dengan apa yang dia lakukan aku akan berubah cuek dan tidak menghiraukan pesan darinya. Bagiku mudah sekali melakuakan itu, dulu. Berbanding terbalik dengan sekarang. Ketika dia melakukan hal yang bikin kecewa, aku sama sekali tidak bisa berkutik. Kuasa akan egoku aku tekan serendah-rendahnya. Hanya menarik napas panjang, mengelap air yang menetes diujung mata, dan memainkan bakat aktingku merubah mimik wajah menjadi ceria. Menarik ujung bibirku dengan getir. Tapi dia tidak akan menyadarinya. Sehebat itu aku memainkan air muka.
Baru dua hari lalu aku sah menjadi pasangannya. Memang masih sebiji jagung, tapi hari ini aku dibuat sedikit kecewa olehnya. Dia tidak menepati apa yang direncanakannya. Aku sedikit kecewa memang. Harusnya aku masih memegang prinsipku untuk tidak berharap kepada manusia. Aku akan menegakkan prinsip itu (lagi). Air mataku sudah kering (saat ini). Membawa penuh kesadaranku bahwa inilah pilihanku. Aku mencintainya dan itu berati aku harus menyukai apapun yang ada dalam dirinya. Sepertinya ini akan menjadi awal dari perjalanan kisahku.
“Cinta itu perihal memberikan yang terbaik kepada pasangan (dengan tidak mengharapkan balasan) tentunya”.
give and give, bukan give and take. Baiklah segini gulu ceritaku, Dia sudah menunggu balasanku, mengajak videocall (yak begitulah derita pasangan #menikahtapiLDR hiks sedihh bett). Okay, Seeyou when I see you <3
0 notes
wipi · 5 years ago
Text
Hte;
Diumur ini kenapa aku membenci banyak orang? banyak hal yang ku benci dari mereka. Entah pemkirannya, entah gaya bicaranya, entah kelakuannya dan bahkan diamnya. Aku benci apapun itu. Semakin banyak aku membenci oranglain, semakin jauh aku membenci diriku sendiri. Sulit sekali hidup memupuk rasa ego.
0 notes
wipi · 5 years ago
Text
Aroma itu, aku pamit !
Sepeninggalmu, aku lebih berani dalam menjalani hidup. Aku akan mengatakan tidak untuk hal yang tidak kusukai. Tanpa memikirkan faktor luar yang dulu sering jadi pertimbangan padahal malah bikin bimbang. Aku memutuskan untuk menghapus apapun yang mengandung aromamu dimasalalu. Meski kadang masih tercium wanginya. Namun, tidak menjadi masalah bagiku. Aku akan menikmati aroma yang hanya sekelebat menggelitik hidungku. Setelah itu?bye. Tidak ada aromamu yang meningalkan kenangan di pikiranku. Semudah itu. Aku mulai meyakini sesuatu. Bahwa memang kamu tidak benar-benar menginginkanku. Bukan su’udzon, aku hanya berhenti membelamu.
Tidak seperti hari kemarin, rasa merenggut pikiran. Aku mencari alasan-alasan membangun statement yang panjang hanya untuk menciptakan pembelaan. Ujung-ujungnya aku hanya menyalahkan diriku sendiri atas perbuatan yang tidak kuperbuat, atas kesalahan yang tidak kuciptakan, dan mungkin cerita yang sudah kau rencana.
Aku benar-benar pamit dari hidupmu.
5 notes · View notes
wipi · 5 years ago
Text
Sesak;
Ku pikir setelah memutuskan untuk menghapus semua cerita yang pernah tertulis pada lembar putih itu, aku akan merasa damai. Nyatanya? aku belum benar-benar berdamai dengan masalalu. Aku semakin kosong. Aku masih belum bisa menerima atas hancurnya rangkaian mimpi yang sempat kita lafalkan. Aku masih belum bisa terima jika semogaku harus berhenti sebelum semua berakhir bahagia. Bayangkan, kala itu aku mendapat yakinku. Aku merasa penuh tanpa sedikit ruang kosong. Benar-benar sesak. Aku seperti menemukan diriku didalamnya. Kita sudah sangat merasa cocok. Maksudku Akulah yang merasa. Bersamanya aku merasa cukup. Aku tidak menginginkan siapapun dan apapun di dunia ini. Cukup bersamanya kurasa aku bisa menakhlukan semesta. Sebelum kemudian, dengan tanpa permisi angin meniup habis segalanya. Cerita itu menguap keluar, melayang-layang dan berjatuhan seperti debu. Sekali lagi, tanpa permisi.
Sebenarnya aku telah menyadari sesuatu, sesaat setelah pesan darinya ku terima. Dia datang hanya untuk berpamitan. Aku sudah menawarkan diri, seperti pedagang aku menanyakan kepadanya apakah dia ingin bersamaku lagi - meskipun tidak secara langsung. Dia tidak langsung menjawab. I don’t know what to do. Hanya kalimat itu yang kudapat. Ada sebuah keraguan disana. Jelas aku tahu apa yang harus aku lakukan. Bagiku keraguan adalah nama lain dari tidak.
“Aku tidak ingin bersamamu lagi”. Setidaknya,seperti itulah kalimat yang dapat aku baca dari keraguannya. Aku lemas. Bahkan tawaranku  tidak membuat dirinya kembali. 
1 note · View note
wipi · 5 years ago
Quote
Aku berdoa suatu saat nanti semoga dipertemukan dengan seseorang yang meyakiniku melebihi diriku sendiri, dan menginginkanku melebihi apapun di dunia ini
Pryn
0 notes
wipi · 5 years ago
Conversation
Got Me Sinking
geo: hai me ..
mera: halo, geo?
geo: iya, ini aku geo. Apa kabar me?
mera: Alhamdulillah baik, kamu apa kabar?
geo: Alhamdulillah, aku juga baik. Emm.. me aku mau minta maaf sama kamu ya, kalau aku punya salah..aku pernah nyakitin kamu dulu
mera: oh haha iya gapapa kok
geo: aku bingung mau cari kamu dimana, aku mau ngabarin kamu kalau aku nggak jadi dijodohin dan aku juga baru berduka me :((
mera: Ada kabar apa?
geo: belum lama, mamahku dipanggil sama Allah me :"
mera: innalillahiwainnailaihi rojiun..aku turut berduka ge semoga amal beliau diterima oleh Allah :(
geo: Amin me, makasih ya. Yaudah aku cuma mau ngabarin itu me, sekali lagi maaf ya atas kesalahanku dimasa dulu. Jaga diri baik-baik me. Sampai jumpa :)
mera: abisnya whatsapp aku kamu block sih hehe
geo: itu satu-satunya cara agar aku bisa melupakan kamu dan menuruti keinginan orangtuaku me
mera: ...
geo: kamu gak akan tau rasanya diposisiku dulu bahkan sampai detik ini
mera: maaf ge..
geo: ...
mera: I didn't change my number. feel free to text
geo: unfortunately, i forgot your number.
mera: emm.. but i think you won't it.
geo: i don't know what to do..
mera: aah I see, I forgot that u want to erase me. But now I'm trying to catch you. I am sorry. Forgot it hehe (fuck!)
geo: ...
0 notes
wipi · 5 years ago
Quote
Sekeras apapun dicoba, jika tidak dari hati ya tidak akan jadi
Pryn
0 notes
wipi · 5 years ago
Video
tumblr
Biarkan saja, kala dewasa ia akan ke arah yang seharusnya. Jika ia belum berarah artinya ia belum dewasa. Jadi?
0 notes
wipi · 5 years ago
Photo
Tumblr media
The most beautiful creatures ! <3
0 notes