Perbanas Institute 2011 - MM UGM 69 - Penikmat senja - Yogyakarta ID
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Menarik Diri dari Kehidupan
Akhir-akhir ini merasa lebih tenang, memang masih ada gelisahnya tapi tidak secemas sebelumnya. Mulai merasa nyaman dengan tidak banyak berinteraksi dengan gawai, tidak cek sosial media, dan fokus dengan alam pikiran dan diri. Di tengah-tengah arus setiap orang ingin mengenalkan dirinya ke publik dengan berbagai macam branding. Justru mulai merasa nyaman ketika tidak dikenal siapapun. Proses ini memberikan refleksi yang sangat banyak. Bahkan saat tulisan ini ditulisa di jam 2 pagi, hikmah itu masih belum berhenti mengalir rasanya. Di saat arus kehidupan seolah menuntut kita untuk dikenal dengan ini dan itu, di saat yang sama banyak sekali kehidupan yang berjalan di tempat-tempat yang jauh yang tak kita kenal, di desa, di dalam gang, di tumpukan gedung-gedung, di jalanan, dan lain-lain. Orang-orang yang bekerja untuk kehidupannya, tidak dikenal siapapun, tapi hati mereka dicukupkan dengan ketenangan, mereka tidak takut miskin, mereka tidak dikhawatirkan dengan hujan yang deras diperjalanan karena tidak memiliki mobil, tidak bingung dengan AC yang mati karena mereka memiliki rumah untuk berteduh. Hati mereka dilapangkan dengan rasa cukup. Sementara sebagian kita gelisah dengan gaji yang cukup besar, apakah nanti cukup untuk ini dan itu. Bahkan di alam bawah sadar kita, kita dihantui ketakutan akan kemiskinan dan terus merasa kurang.
Di saat kita berpikir bahwa kita harus terus menerus bekerja untuk bisa menumpuk harta, memiliki uang yang cukup, kemudian nanti bisa memiliki lebih banyak kesempatan dan waktu luang. Ada orang-orang yang ditempat jauh dan tidak kita kenal. Di sebuah desa, di dalam kontakan, di pesisir pantai. Mereka yang memilih jalan untuk mengabdikan dirinya, memilih jalan yang tidak ada gegap gempita dan hitungan uang yang bisa membuat mereka kaya raya seperti tujuan yang sedang ingin kita capai. Mereka memilih jalan untuk mengajarkan ayat-ayat Tuhan di surau-surau yang lapuk, mereka membantu orang-orang yang tidak mereka kenal, dan banyak lainnya.
Di saat kita merasa bahwa kita harus sangat keras dengan diri kita sendiri agar kita bisa mencapai mimpi-mimpi, membuktikan diri ke orang lain yang meremehkan, menunjukkan bahwa kita ada dan layak diperhatikan. Kita lupa bahwa akhirnya tidak ada orang yang lembut dengan diri kita, karena satu-satunya orang yang kita harapkan bisa bersikap lembut ternyata sama kerasnya, ialah diri kita sendiri. Hingga akhirnya diri kita pun menjadi orang yang sama kerasnya ke orang lain, menjadi lingkaran setan yang tak berujung.
Kini kita sama-sama dewasa, melalui jalan yang kita pilih sendiri-sendiri. Tapi, apakah kita mau berpikir sejenak pada apa yang sedang kita jalani? Apakah benar tidak ada hal yang harus dikoreksi? Jika jalan ini sangat menggelisahkan, apakah kita mau menjalaninya seumur hidup? Sepenting apakah tujuanmu sehingga di saat ini, bahkan kamu tidak pernah bersikap lembut ke dirimu sendiri? Apakah kamu yakin bakal ada umur untuk sampai ke tujuanmu? Kapan terakhir kamu berwelas asih sama diri sendiri? Orang yang selama ini hidupnya begitu keras.
430 notes
·
View notes
Text
Hidup ini kan sementara ya? Kenapa ya rasa-rasanya justru berusaha terus mengejar dan mempertahankan hal-hal yang sementara. Sesuatu yang amat mudah hilang dan rusak. Dan kita disibukkan dengan itu. Bahkan saat membuat rangkaian tujuan-tujuan, banyak sekali tujuan yang bersifat sementara.
Seketika kita meninggal, hilang. Seketika ada musibah bencana alam, hilang. Seketika ada yang mencuri, hilang. Mengapa kita mempertahankan yang sementara dan tidak menyiapkan sesuatu yang kekal?
518 notes
·
View notes
Text
Jangan jadikan uang sebagai orientasi/tujuan. Nasihat yang dulu kujawab dengan bebal ini berangsur bisa kupahami. Seiring waktu berjalan, dari yang dulu single dan sekarang berkeluarga. Kalau dihitung sekali jalan perlu 4 tiket jika pakai pesawat / kereta. Sekali menginap langsung booking 2 kamar. Rasanya kalau kekhawatiran soal uang dan materi apalagi jadi tujuan / orientasi. Aku akan diselimuti kegelisahan sepanjang waktu karena takut kekurangan, berpikir bahwa uang/materi adalah satu-satunya pembebas biar leluasa ke sana kemari dan ngapa2in. Lupa bahwa rezeki itu sudah diatur, sudah dialokasikan sama Yang Maha Pengasih. Apalagi setelah berkeluarga, saat kebutuhan tak lagi soal diri tapi sudah merambat ke biaya pendidikan, properti, dsb. Pasti ada jalannya, ada rezekinya, yang penting terus berikhtiar sebaik mungkin.
Belajar lebih tawakal. Stres di tahun 2023 dipikir-pikir karena ingin sekali mengendalikan banyak hal. Ingin semua hal bisa berjalan dengan baik, tapi ternyata tidak. Ada hal yang akhirnya eror, tidak berjalan sesuai rencana, tidak bisa kukendalikan. Akhirnya stress. Belajar utk lebih berserah pada hasil setelah berusaha. Ada Allah yang mengatur segalanya, kita tidak perlu pusing untuk memikirkan semuanya. Apalagi terus berharap bahwa apa yang kita usahakan, selalu berhasil sesuai yang direncana. Nanti jadi mudah kecewa.
Komunikasi adalah kunci dari kelanggengan relasi. Baik itu dalam pertemanan, pernikahan, pekerjaan, dsb. Belajar untuk lebih komunikatif, lebih banyak mendengar, dan juga belajar untuk berkata yang baik-baik. Berhati-hati dengan lidah yang tak bertulang, yang berpotensi menyakiti orang lain - fitnah - dan berbagai hal yang bisa jadi keluar darinya karena tak mampu dikendalikan. Yang berakhir pada hilangnya kepercayaan, kesempatan, bahkan hubungan.
Jangan ragu untuk memutus pertemanan yang tidak sehat. Belajar untuk lebih dekat dengan lingkaran-lingkaran kebaikan, yang mengajak pada hal-hal baik, yang mengingatkan pada hal-hal baik, yang semakin dewasa ini sangat dibutuhkan banyak sekali nasihat ketimbang haha-hihi. Apalagi lingkaran-lingkaran salih yang membuat kita lebih dekat dengan Sang Pencipta.
Lebih banyak menerima feedback. Meski terdengar tidak nyaman, tapi kita sangat memerlukan kritik dari orang lain. Alih-alih denial, coba resapi bahwa bisa jadi ketidakpekaan kita selama inilah yang menghambat diri untuk berkembang. Karena diri menolak untuk dinilai dan dikritik. Tidak mendapatkan evaluasi, tidak mendapatkan saran untuk hal-hal yang perlu dibenahi, bersembunyi dibalik kata-kata mutiara "Aku memang seperti ini, kalau gak suka ya gak apa-apa, aku mau jadi diri sendiri." Apakah benar menjadi diri sendiri itu artinya tidak mau berubah lebih baik lagi atas sifat-sifat buruk yang dimiliki?
POV Orang Tua, anak-anak di masa kecilnya hanya akan terjadi sekali. Jangan sampai lalai dengan urusan pekerjaan dsb yang menyita waktu hingga tidak ada waktu untuk menjadi orang tua yang utuh, yang hadir, yang dengan segala keadaan yang nanti terjadi, tetaplah hadir sebagai orang tua bagi anak-anak.
Jangan memelihara rasa benci. Jangan memelihara pikiran yang picik. Jangan terus menerus berpikir buruk tentang orang lain dan juga diri sendiri. Apalagi memiliki sekeciiilll apapun buruk sangka kepada Allah - jangan sampai terjadi.
561 notes
·
View notes
Text
Ada beberapa luka yang tidak akan pernah sembuh; hanya reda sakitnya saja.
341 notes
·
View notes
Text
Cerpen : Pilihan yang Tak Terbayangkan
Perjalananku di rumah tangga ini, berat. Termasuk berat untuk kuakui kalau memang rumah tangga ini tidak baik-baik saja, tidak harmonis. Bukan baru-baru ini, tapi sejak beberapa saat setelah seluruh rangkaian resepsi di dua keluarga selesai.
Aku bertanya-tanya, kenapa aku bisa berada pada kondisi seperti ini. Sesuatu yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Jika benar ini adalah kesalahanku atas pilihan, aku berdoa semoga aku diberikan keberanian untuk membuat pilihan baru, alih-alih menjalani ini seumur hidupku.
Kalau ini kesalahan orang tuaku yang bahkan membiarkanku tetap berada dalam kondisi seperti ini meski aku telah mengadu, tolong jangan timpakan hidup serupa kepada saudara-saudaraku yang lain. Tidak memiliki dukungan penuh dari keluarga sendiri adalah hal yang jauh lebih menyakitkan daripada keadaanku saat ini. Aku sampai linglung tak tahu harus lari ke mana lagi.
Tak kubayangkan sebelumnya kalau pilihanku yang dulu kupikir adalah sebuah pintu gerbang kebahagiaanku di dunia, menjadi ladang ujian yang tak ada habisnya sejak saat itu. Sempat aku berpikir mengakhiri hidup, tapi urung. Ada anak-anak yang memerlukanku, ada banyak pelajaran berharga yang ingin kuberikan pada mereka agar tak mengalami kondisi serupa.
Berikanlah aku kekuatan menjalani semua ini.
Tumbuhkanlah keberanian dalam diriku untuk membuat pilihan baru.
Tak lagi buta pada bujuk rayu, tak lagi hidup dalam angan dan ketakutan. Aku butuh diriku yang dulu, yang sangat bahagia setiap harinya dan begitu percaya pada masa depan yang tertata.
Meski kini hancur tak bersisa. (c)kurniawangunadi
92 notes
·
View notes
Text
Cari pasangan yang setidaknya kalau kamu lagi uring-uringan, ga bikin kamu tambah kesel. Itu aja dulu. Penting itu.
406 notes
·
View notes
Text
God will answer your prayers. And when he does, he will answer them in ways you could never even imagine. He will blow you away with the perfection of his plans and will leave you utterly speechless in the way He allows things to fall perfectly into place.
God will answer your prayers.
Just be patient.
4K notes
·
View notes
Text
find someone who knows how to love you when you’re sad
103K notes
·
View notes
Text
people who care about you will show you in the way they talk to you, the way they listen to you, and what they’re willing to do for you. in the same ways, those who don’t care about you will also make it clear. pay attention to the cues.
111K notes
·
View notes
Text
people who care about you will show you in the way they talk to you, the way they listen to you, and what they’re willing to do for you. in the same ways, those who don’t care about you will also make it clear. pay attention to the cues.
111K notes
·
View notes
Text
Waspada Kebocoran Halus
“Life is 10% what happens to you and 90% how you react to it” (Charles Swindoll)
-
Sifat yang mengganggu dari seseorang, enggak muncul tiba-tiba melainkan berawal dari kebiasaan yang sepele.
Tapi karena hal yang sepele tadi terbentuk berkali-kali, ia pun mengeras menjadi sifat. Sesuai dengan prinsip 1%.
Setiap hari kita selalu memilih: mau 1% jadi lebih baik atau buruk? Yang keputusan itu bermuara pada karakter yang nyata. Mirip beda 1° di arah terbang pesawat, akhirnya bisa jauuh banget*.
Kita “menabung” karakter lewat pengembangan sikap juga kebiasaan sehari-hari.
Mirip kebocoran halus di ban kendaraan atau atap rumah yang kita tempati.
Ada lubang/retakan mungil yang tak nampak tapi justru karenanya, muncul masalah yang lebih besar. Kendaraan enggak bisa bergerak, rumah enggak nyaman dihuni. Menyebalkan.
Makanya, kesiagaan penting supaya kita bisa tanggap lebih awal sama potensi terbentuknya kebiasaan jelek yang mengeras & mengakar. Sayangi diri lewat kepekaan yang seimbang.
Jangan cuek. Kalau udah parah, kita bisa repot gara-gara kelakuan sendiri.
Perlu juga untuk berada di lingkaran sosial yang tepat dan sarat dengan nasihat.
Karena mungkin kita enggak sadar sama bocor halus di perilaku sendiri. Di sana, nasihat memainkan perannya supaya kita enggak melenceng kejauhan dari trek semestinya.
Kalau hidup juga dipengaruhi oleh kualitas reaksi kita terhadap kenyataan, maka jadikan setiap pengalaman sebagai tabungan untuk menghasilkan reaksi & tanggapan terbaik.
Semua hal nampak sepele hingga ia membuahkan penyesalan di ujungnya.
Jangan biarkan diri kita menebus mahalnya harga penyesalan yang luar biasa.
Mencegah itu lebih baik (dan seringkali lebih murah) daripada mengobati. Peka terhadap tren terbaru itu penting, tapi jangan lupa, diri sendiri juga punya hak yang sama untuk itu.
107 notes
·
View notes
Text
“Terlalu rindu untuk tidak bertemu,tapi juga,Terlalu takut untuk kembali cinta dan mengulang kesalahan yang sama.”
— (via mbeeer)
1K notes
·
View notes
Text
“Jika kau sudah yakin bukan aku yang akan menemanimu sampai akhir, setidaknya bisakah kau bantu doaku pada Tuhanmu? Doakan aku mampu melepasmu secepatnya dan mudah untuk kembali percaya.”
— (via mbeeer)
1K notes
·
View notes
Text
“Akan ada hari di mana aku tidak mencintaimu lagi. Tidak takut bertemu senyum yang seperti itu lagi. Tidak masalah jika namamu hilir mudik di telingaku lagi.Akan ada hari di mana aku tersadar, bahwa mencintaimu adalah kesalahan yang cukup kulakukan sekali saja.”
— (via mbeeer)
2K notes
·
View notes
Text
“Masih menunggu datangnya hari di mana kau akan mencintai aku sekali lagi.”
— (via mbeeer)
2K notes
·
View notes
Text
“Kira-kira meski sudah tidak sendiri, sudah tidak diam-diam mengkhawatirkanku, sudah bahagia dan tak bersalah melepasku, masihkah sesekali kau merindukanku?”
— (via mbeeer)
1K notes
·
View notes
Text
“Yang paling sulit dari sebuah perpisahan adalah kemampuan untuk mau percaya dan mencoba dari awal lagi.”
— (via mbeeer)
2K notes
·
View notes