Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Mah, perasaan kita sama sekali tidak pernah meleset. Bahkan, ketika mata kita sama-sama sembab untuk memahan air mata, aku tahu, mah. Bahkan ketika kita sama-sama menangis di waktu yang berbeda, mata kita menjadi saksi betapa tidak inginnya kita saling berbagi kesedihan.
Mah, aku tahu sedihku tak seberapa dibanding denganmu. Apa aku masih sanggup menambah bebanmu dengan aku berbagi cerita padamu? Mah, rasanya tidak adil kalau sedih hanya milikmu saja, tapi aku juga ternyata malah menjadi andil dalam sedihmu.
Mah, bahkan aku tidak sanggup bercerita apapun tentang hal yang sedang aku alami. Mah, aku gagal ya membuatmu bahagia? Aku terlambat ya?
Mah, aku benci berlomba, karena aku tahu aku akan kalah telak. Tapi, semua memaksaku untuk berlomba dengan usiamu. Aku tidak mampu. Aku kalah. Bahkan ketika doamu terus dipanjatkan untukku, aku masih saja merasa kalah.
Mah, aku takut. Takut terlambat. Padahal sudah terlambat. Sakit, mah. Gak sanggup. Maaf.
0 notes
Text
Ini capek banget loh, sumpah. Ada kata yang lebih kasar dari bgst gak, sih?
1 note
·
View note
Text
Beberapa hal berawal dari pengandaian. Kalau begini, pasti begini. Sama halnya dengan sebab akibat. Tapi, kita selalu lupa bahwa itu bukan sesuatu yang pasti. Tidak semua hal buruk akibatnya juga buruk. Kita lupa bahwa Tuhan punya kuasa atas apapun yang sebaiknya terjadi.
Banyak hal yang telah kupahami tentang kebahagiaan. Tak melulu menyoal segala hal yang kupunya, tapi menyoal melepaskan dan kehilangan. Secara pengandaian, melepaskan dan kehilangan menjadi kesedihan. Benar, tanpa bantahan.
Arogan rasanya, kalau berbicara tentang kehilangan. Beberapa orang sekitarku menyadarkan bahwa kehilanganku tak seberapa dengan kehilangan yang mereka alami. Memang, rasa syukur itu harus diimbangi dengan perbandingan. Meskipun, ada beberapa hal yang katanya tak perlu kita membandingkan diri kita dengan orang lain. Tapi, untuk bersyukur rasanya sangat perlu.
Aku jadi semakin mempertanyaan kebahagiaan. Sebenarnya, bahagia seperti apa yang ingin aku rasakan Bukankah saling membahagian adalah kebahagian yang sesungguhnya?
6 notes
·
View notes
Text
Mungkin belum sepenuhnya, tapi bisa seberterima ini dengan keadaan rasanya sudah lebih dari cukup. Berada di satu tempat yang sama dengan seorang yang dulu pernah saling mencintai, kemudian bertemu dan masih saling menyapa dengan sangat baik tanpa perasaan apapun, melegakkan.
Sungguh, keberterimaan pada keadaan ini memang bukan menjadi alasana dewasa, tapi bisa menerima dengan segala bentuk kekecewaan dan berdamai dengannya adalah hal yang sangat ditunggu.
Selamat bebahagia, kita. Yang sudah saling merelakkan, dan memberi arti bahwa mencintai orang yang tepat adalah pilihan, bukan paksaan.
0 notes
Text
Bagaimana rasanya menjadi dewasa tanpa tahu apa-apa?
305 notes
·
View notes
Text
Dari sekian kemungkinan baik yang bisa terjadi, kemungkinan terburuk adalah hal utama yang selalu terlintas. Lantas, bagaimana aku bisa menjangkau bahagiaku, kalau pikiranku selalu bersiap menghadapi hal terburuk.
Aku selalu siap dengan kemungkinan terbaik yang datang, tapi aku tidak pernah siap dengan kemungkinan terburuk. itu sebabnya, apa-apa yang belum aku genggam seutuhnya, tak ingin aku erat begitu kuat.
Aku selalu siap dengan kebahagiaan, tapi tidak lagi dengan kekecewaan. itu sebabnya, aku membatasi sampai dimana bahagiaku untuk bisa aku bagikan.
Dewasa membuatku banyak takut. banyak tidak siap. banyak berpikir. banyak berhati-hati. banyak menutup diri. Karena aku tau, orang tulus di sekitarku semakin menipis, dan hanya diriku sendiri yang bisa kuandalkan.
Selamat menemukan kebahagian. Beritahu aku caranya, meskipun aku tahu bahagia selalu punya tempatnya masing-masing di setiap orang. Give me one way to be happy, i promise to keep it.
2 notes
·
View notes
Text
Tuhan, tanpa menyebutkan firasatku apa, Engkau tau yang kumaksud apa. Jangan buat aku semakin takut, tolong.
0 notes
Text
Apa-apa yang sedang kamu genggam begitu erat, tidak akan menjadi milikmu. Tuhan punya kuasa atas itu. Dan kita harus percaya itu
Banyak hal yang kutakutkan, tapi yang satu ini aku tidak akan pernah siap. sesuatu yang begitu aku genggam dengan begitu eratnya, aku jaga, aku cintai, aku sayangi saat ini, akan Tuhan ambil saat aku tidak akan pernah siap kehilangan itu.
Tuhan, aku tidak akan pernah siap. Hal terbaik pun bahkan belum pernah aku lakukan. Bahkan ketika aku sudah melakukan hal terbaik pun, aku tidak akan pernah siap.
Aku egois ya, Tuhan? Ada satu malam, aku belum tidur, tapi aku merasa aku masih sadar, lalu sepersekian detik aku melihat jam, tiba-tiba ko takut ya. takut setakut-takutnya, aku takut meninggal.
Aku takut, ada orang-orang yang belum memaafkan aku, saat aku emosi lalu menyakitinya. takut masih ada janji sama orang, tapi aku belum menepatinya. takut dosaku banyak, tapi kebaikanku masih bisa dihitung jari.
Hal-hal yang akan terjadi setelah kematianku. orang-orang akan menilai kebaikanku atau keburukanku.
0 notes
Text
Kecemasanku akan banyak hal akhir-akhir ini cukup membawaku pada ruang yang tak kukenali sebelumnya. Banyak hal besar yang kualami, yang pada akhirnya kuselesaikan. Tidak mudah, sudah pasti. Tapi berjalan dengan semestinya, seharusnya begitu.
Berdamai dengan hal-hal yang tidak kuinginkan dan kubayangkan membawaku pada titik terkuatku. Sampai akhirnya sempat ingin menyerah, tapi berulang kali diselamatkan. Terima kasih. Ternyata sendiri tak selamanya sepi, berkawan tak selamanya ramai. Kurang lebih begitu yang kupahami. Tapi, kamu aja, cukup.
Haha-hihi haha-hihi, ternyata waktu berjalan sangat cepat. Tunggu? Bisa, ga? Gabisa. Bukan waktu yang harus menunggu, tapi aku yang harus berlari. Capek? Kan memang begitu. Sudah tau kenapa masih mengeluh?
Berhadapan dengan perkataan orang yang “terkesan” membatasi gerak dengan perkataan-perkataan pembanding rasanya ingin berhenti bercerita pada siapapun. Belum sempat mengucapkan apapun, sudah dihakimi. Itu barangkali yang membuat semunya menjadi malas untuk basa-basi.
Berdamai. Menerima. Dijalani. Diselesaikan. Itu saja dulu. Cukup. Selebihnya tolong diatur aja, Hidupku tinggal diatur dan diarahkan. Sudah terlalu lelah untuk memutuskan segalanya sendiri, sampai sudah amat percaya pada apa yang direncanakan. Semoga baik.
0 notes
Text
Jangan memilih sesuatu yang tak ingin kamu miliki seumur hidup
Kalau kamu sudah sadar bahwa kamu tidak yakin, jangan diambil. Kalau kamu sadar bahwa ada hal yang tidak bisa dipaksakan untuk bisa diterima, jangan diterima. Kalau kamu sadar bahwa ada hal yang bertentangan dengan nilai-nilai yang kamu pegang, apalagi itu, tolak! Jangan terlalu mudah berkompromi pada dirimu sendiri, pada hal-hal yang memang ingin kamu genggam seumur hidupmu. Jangan terlalu berbaik hati, memilih karena kasihan. Jangan terlalu polos, menyangka bahwa segala sesuatu itu nanti bisa berubah. Tapi, kamu tak bisa mengendalikan sama sekali berubahnya ke arah mana, semakin baik, atau semakin rusak. Kalau kamu sadar bahwa sesuatu yang ingin kamu sertakan dalam hidupmu adalah sesuatu yang bernilai, jangan pernah kamu menurunkan nilainya. Kalau kamu sadar bahwa kamu seberharga itu, jangan pernah merendahkan harga dirimu. Jangan memilih karena kamu tidak punya pilihan. Buatlah pilihan itu. ©kurniawangunadi
1K notes
·
View notes
Text
R e m i n d e r. berulang tahun ke-8 hari ini!
0 notes
Text
Aku tidak membenci suatu hal yang kecil, dan aku tidak mencintai suatu hal yang besar.
Aku hanya ingin terus melihat bagaimana suatu yang kecil itu menjadi besar, kemudian waktu memintaku menentukan akan membenci atau mencintai.
Bukankah org yang membencimu tanpa kau paksa akan pergi dengan sendirinya? dan bukankah yang mencintaimu akan tetap tinggal walau keburukanmu melebihi keburukannya?
Untuk alasan yang mana lagi aku harus tetap kuat dan bertahan? Semuanya kamu hancurkan dengan mudah, maka saat itu pula aku tak lagi kuat dan bertahan.
0 notes
Text
Sore-sore. Menonton TV bersama. Tak banyak yang diceitakan. Tapi, situsasi ini sudah lama tidak kualami. Dewasa membuatku kehilangan banyak waktu dengan Bapak. Padahal dulu, ketika umurku di bawah 10 tahun, beliau yang selalu siaga menggendongku. Menciumku, berebut pelukkan mamaku. Semua terasa begitu cepat berlalu. Aku tidak pernah tahu, apa laki-laki yang nanti bersamaku akan sebaik dan seperhatian bapaku. Rasanya memang tidak mungkin tergantikan kasih sayang orang tua terhadap anaknya.
Pak, saat ini anak perempuanmu sudah menjelma menjadi wanita dewasa. Begitu banyak yang sedang dipirkan, tapi sayang bercerita padamu menjadi kecanggungan untukku. Aku hanya mampu bercerita untu hal yang sama-sama kita ketahui saja. Entah aku terlalu takut kau akan sakit hati juga atau karena kita menjadi berjarak karena kau tahu aku tidak mungkin terus bergantung padamu, kau sadar akan ada sosok laki-laki yang aku cintai selainmu, pun untuk menggantikan pengabdianku. Tapi percayalah, Pak, jatuh cintaku pada sosokmu takkan pernah tergantikan.
Pak, siapapun yang menggantikan pengabdianku padamu nanti, aku hanya ingin kau memberikan restu dan doa terbaikmu agar kelak kita bisa saling percaya bahwa anak perempuanmu ini dijaga oleh laki-laki yang memang menurutmu pantas untuk menemani setiap perjalanku dalam situasi apapun. Pak, katakan pada laki-laki itu, dia tidak boleh menyakiti putrimu, sepertimu yang tidak pernah menyakitiku. Katakan padanya, aku ingin dibimbing dengan cara yang baik, tidak masalah dia belum tahu banyak hal, karena aku pun begitu. Katakan saja padanya, aku mau diajak belajar bersama, bukan akan saling meninggalkan ketika ada masalah.
Pak, berjanjilah untuk terus menyayangiku, meskipun ada laki-laki lain yang juga menyayangiku. Semoga kita saling paham bahwa perjalanan hidup telah membawaku menjadi anak perempuanmu yang bisa kapan saja surganya berpindah.
0 notes
Text
Suara siapa lagi yang perlu kau dengar, saat semua tak berpihak padamu. Gunakan hati kecilmu, ceritakan padanya bahwa ini akan baik-baik saja. Kamu hanya perlu mendengar hati kecilmu. Sekarang, ia sedang menunggu ucapanmu. Kenapa kau masih ragu? Begitu banyak suara tak membuatmu menjadi baik dalam memutuskan, bukan?
Tidak perlu menjadi egois. Suara mereka hanya sebagai bentuk untuk meyakinkan dirimu dan hati kecilmu. Suara-suara itu terlalu ramai, bukan? Yakinkan saja dirimu, suara dari hati kecilmu lebih berarti dari bisingnya suara-suara di luar. Kendalikan dirimu, semua akan baik-baik saja. Percayalah, kau hanya butuh sedikit keberanian untuk meninggalkan. Sedikit saja. Yuk, berikan kabar baik setelah ini. Ini tidak sulit.
Ceritakan pada mereka kau baik-baik saja, bahkan lebih baik setelah keputusan itu kau ambil. Tidak semua berpihak padamu, dan kau tahu itu. Itulah kenapa, kau tak perlu mendengar semua suara dari luar lebih banyak lagi.
Yuk, bisikan pada hati kecilmu, kau benar. Dan keputusan itu adalah benar. Dan, bisikan pada hati kecilmu, kau lah suara yang ingin aku lakukan dengan segera. Dan, bisikan pula padanya kata maaf karena kau selalu lebih mendengar suara-suara yang tak perlu kau dengar. Bisikan padanya, terima kasih sudah memberikan suara di setiap bingungmu menghampiri. Dan, berjanjiah padanya, kau akan selalu mendengarnya, karena dia adalah bagian dari dirimu yang selalu kau abaikan ketika kau sudah mendengar suara lain dari luar kendalimu.
0 notes
Text
Beberapa bulan terakhir terasa berat, gak sih? Banyak hal minta untuk diselesaikan tapi, seolah waktu tak pernah berpihak Bahkan berhenti sejenak hanya unuk memikirkan tujuan
Waktu takkan pernah menunggu, bukan? kita yang harus mengejar
Beberapa bulan terakhir waktu terasa begitu cepat. Senin menuju senin melaju dengan cepat. Entah karena harus ada pencapaian yang kilat atau bahkan tidak pernah tau tujuan apa yang didapat?
Jangan terlalu memaksakan dirimu untuk terus berpikir positif, khawatir kamu tidak kuat. Bersikaplah sewajarnya, sekelilingmu tak pernah memaksamu untuk terus bahagia.
Jika sedihmu dianggap berlebihan, percayalah mereka hanya tidak tahu berapa banyak beban yang sudah kau simpan dalam kebahagiaanmu. Berceritalah pada orang yang tepat, maka sedihmu menjadi berarti
Bukan semua orang tidak peduli, hanya saja kamu yang terlalu menutup diri.
Kamu terlalu menganggap dirimu kuat, sehingga kamu lupa, Bahagiamu akan mejadi bom waktu kesedihan tanpa henti.
Kamu tidak bisa menggantungkan kebahagiaanmu pada orang lain Coba kamu ingat kembali, kapan terakhir kamu bahagia, tanpa campurtangan orang lain? Iya, itu kamu bisa.
Semua orang bisa (pura-pura) bahagia, ko. Tapi, kita jangan ya.
Yuk, kita bisa menghadapi kondisi paling buruk sekalipun, Dengarkan dan ceritakan. Setidaknya, bebanmu berkurang. Yuk, saling menjaga. tangan ini, telinga ini, hati ini selalu ada untuk saling menguatkan.
1 note
·
View note
Text
Bil.
Kemarin pulang kerja, playlist Manusia kuat-Tulus menemani perjalanan pulang. Dan selalu inget gitu loh Bil sama kamu. Masih inget banget nonton konser Tulus lagi sesedih itu, teriak-teriak, ketawa gak jelas, pulang malem. Ah, lagu itu emang keren. Kamu juga.
Bil.
"Bil, ganteng ya?" tiba-tiba besoknya kamu udah tau nama, tempat tinggalnya, temennya siapa, medsosnya apa, bahkan kuliahnya dimana. Seniat itu emang. Tapi, itu sekarang yang bikin kangen.
Bil.
Kita pernah berjanji bahwa wisudamu akan mempertemukan kita lagi berlima. Tapi, Tuhan punya rencana lain. Penyesalan kita adalah tidak pernah tau kondisi terakhir saat kepulanganmu. Maaf dari kita yang menjadi sahabat so sibuk, sampai tak memaksakan untuk mengunjungimu.
Bil.
September ini selalu dijuluki September Ceria, bukan? Kita yang sama-sama tau akan menghadapi jadwal terpadat semasa kuliah, bahkan sampai banyak yang harus dikorbankan ketika sudah memasuki September.
Bil.
Bahkan aku masih mengingat ucapanmu di secarik kertas hadiah wisudaku. Rasanya kamu yang ngerti aku ingin apa setelah wisuda sebenarnya, pun dengan secarik kertas lainnya ketika ulang tahun, masih ada. masih tersimpan.
Bil.
Baik-baik di sana. Maaf, kita kangen. Ada banyak hal yang selalu mengingatkan, bahkan kalau aku posting tumblr, pasti kamu yang langsung nanya. Bil, kita kangen.
Alfatihah.
0 notes