Text
Hari Perempuan Internasional
hai! :D mungkin bagi sebagian orang terutama perempuan gak notice ini hari apa selain pemahaman mereka bahwa ini sekadar hari Kamis semata. baik, jadi hari ini Hari Perempuan Internasional sama seperti judul yang udah saya tulis di atas. menulis di sini karena sesungguhnya sedang berduka; tumblr tempat penulis biasa menulis sekarang tengah diblokir oleh pemerintah. huhuhu. tapi sebenernya bukan topik itu yang pengen dibahas di sini.
yang mendasari mencuatnya tulisan ini adalah saya pribadi tergelitik akan adanya beberapa polemik yang terjadi belakangan ini. pertama yang bikin saya miris adalah banyaknya miskonsepi atau salah kaprah mengenai apa itu sesungguhnya feminisme. banyak yang berpikiran bahkan ini nyata terjadi di sekitar lingkungan saya bahwa feminisme adalah gerakan atau paham yang berbahaya, karena apa? mereka berfikir bahwa dalam feminisme dicanangkan untuk seorang perempuan hidup secara independent dan seakan tidak membutuhkan figur laki-laki dalam kehidupannya, berusaha untuk menjadikan perempuan posisinya di atas laki-laki (perempuan mendominasi), dianggap membenci laki-laki. wah.. sekarang makin mengerti urgensi untuk tidak asbun (asal bunyi) pahami dulu fenomena akan sesuatu, pahami dulu pengertian akan sesuatu barulah berpendapat. feminisme itu bukan seperti itu, predikat feminisme pun tidak melulu disandangkan kepada kaum perempuan, laki-laki pun juga boleh. feminisme itu adalah nafas perjuangan. mendorong agar para perempuan memahami valuenya, keistimewaannya tanpa ada maksud untuk mendeskriditkan gender lawannya.
feminisme adalah suatu kesadaran tersendiri akan "gender equality". pun banyak perempuan sana, yang berkoar-koar gender equality-gender equality (900x) tapi masih berkeluh kesah kalau gak dapat tempat duduk di transportasi umum karena malah diduduki oleh para laki-laki atau om-om. kan lucu. :) intinya ketika seseorang melabeli dirinya dengan feminis, sudah seharusnya ia menerima dan memahami konsekuensi dirinya menjadi seorang feminis yang seutuhnya tidak setengah-setengah. kentang.
kedua, nah ini yang agak menjemukan. diksi yang gak ngerti sering banget dipakai sama orang yang entah asal muasalnya dari mana. yang belakangan juga santer buat disebut-sebut apalagi karena video viral seorang ibu yang buang-buang duit kepada seseorang yang disebutnya sebagai pelakor. nah ini diksi "pelakor". yah kalau sependek pengetahuan saya pelakor itu singkatan dari perebut laki orang atau bahasa lainnya selingkuhan atau bahasa jawanya gendakan. hahahaha. kenapa topik kedua yaitu tentang pelakor ditulis saat sedang momentum hari seperti ini? ya karena bayangin aja betapa ngerinya hal itu hanya dilabeli oleh seorang perempuan untuk perempuan lainnya. kenapa hanya ada diksi pelakor? apakah tidak ada sebutan untuk laki-laki genit yang tebar benih di mana-mana? apakah tidak ada sebutan untuk perebut perempuan orang? kenapa hanya perempuan yang menjadi kambing hitam dalam setiap perselingkuhan? terlepas, dari perempuan itu bersikap bagaimana. kalau mau bahas perselingkuhan bisa dibahas di bab sendiri yang tentunya gak kalah panjang. bagaimana kalau biarkan hukum karma yang bekerja? terlepas dari video yang baru saja viral. percayalah bahwa sistem tabur tuai itu masih ada. what goes around comes back around. ya kalau bener mereka selingkuh? ya kalau si laki-laki bener genit? ya kalau si wanita bener kegatelan? kalau enggak? ya ati-ati aja karmanya, pastikan gak rela keluargamu bahkan anakmu kelak juga dikatakan atau dijudge demikian oleh orang lain juga.
tapi, come on lah. bayangin kalau perempuan itu bisa gak ribut antar perempuan lainnya cuman gegara pasangan, dan mereka bisa empowering satu sama lainnya. betapa positifnya vibes yang bakal dihasilkan. gerah juga sih, udah feminis disalah kaprahkan, udah kalau ada perselingkuhan yang mutlak salah pasti si perempuannya lah jadi gemar berasumsi tanpa cari klarifikasi cerita sesungguhnya seperti apa, udah kalau ada pelecehan seksual yang salah juga siapa? perempuannya. baik perempuan atau laki-laki pasti punya libido. tapi kalau perempuan sudah berpakaian tertutup tapi masih saja jadi korban, jadi libido siapa yang berperan dalam hal ini?
seperti apa yang orang bijak bilang yah, perempuan itu jatuh cinta lewat telinga sedangkan laki-laki itu jatuh cinta lewat mata. saya ingin meminta maaf mewakili mereka para perempuan yang masih ingin mengekspresikan dirinya dengan mungkin maaf agak berpakaian terbuka atau mungkin cenderung sexy, tapi semua hal buruk tidak akan terjadi jika kita saling menjaga diri. menjaga pandangan. dan oh ya maaf. mengendalikan libido. yang gak pernah terlihat bentuknya seperti apa, tapi sering menjadi alasan pembenar untuk suatu tindak kekerasan seksual.
dan yang terakhir, selamat hari perempuan internasional bagi seluruh perempuan di dunia ini. semoga kita bisa saling mendukung, menguatkan satu sama lainnya, tidak saling menyalahkan, mengadu domba, mengkambing hitamkan, mari tunjukkan pada dunia kita perempuan juga bisa! jadilah perempuan yang kuat. agar anak perempuanmu kelak memiliki role model layaknya seperti kamu dan anak laki-lakimu kelak paham apa yang dicari dari seorang perempuan.
0 notes
Text
enggak cuman Indonesia aja yang sedang menghadapi beberapa polemik di negaranya. dalam kancah dunia, layaknya Uni Eropa pun juga. setelah fenomena Brexit dan gerakan separatisme di Spanyol, yang berhujung pada Referendum di Catalonia 1 Oktober 2017. hal tersebut menunjukkan semakin nyatanya tantangan baru bagi Uni Eropa. proses integrasi Uni Eropa yang dimulai sejak lama, sekarang aku pribadi mulai bertanya akan kekokohannya. gimana enggak? Jerman sebagai pilar utama Uni Eropa aja, si Merkel masih belum bisa membentuk koalisi pemerintahan baru. kegagalan Merkel membentuk pemerintahan baru dikhawatirkan menciptakan instabilitas politik di Jerman yang berdampak pula instabilitas Eropa mengingat Jerman kan kekuatan militer dan ekonomi utama Eropa. ditambah lagi, partai-partai ultrakanan (far-right) makin menguat di sejumlah negara Eropa. dukungan rakyat pun menguat terhadap partai tersebut. biasanya sih partai-partai ultrakanan mengusung slogan anti-islam, antipendatang, antikemapanan, dan anti-UE. pandangan kek gitu jelas berseberangan dengan nilai-nilai demokrasi yang selama ini telah dianut. ketika partai ultrakanan menguat beserta ideloginya yang seperti itu, jelaskan negara-negara mana yang (harusnya) juga ikut cemas meskipun bukan negara Uni Eropa? get my point? :')
0 notes
Text
[TERUNTUK KAMU, YANG SEDANG DALAM PESAKITAN]
pesakitan adalah sebuah rasa yang datang tanpa dinyana. rasa itu hadir untuk lagi dan lagi mengingatkanmu, bahwa kamu semanusia itu. silakan sembunyikan rasa sakit itu sepintar apapun kamu dapat menyembunyikannya, tapi di mata dan telinga yang tepat pesakitan itu akan menjadi wujud paling mengerikan adanya dan suara teriakan paling lantang yang pernah didengar.
teruntuk kamu yang sedang dalam pesakitan karena kecewa, bergumul dengan kenyataan yang tak sesuai harapan, berdamailah dengan kenyataan. aku tau memang kenyataan menggetirkan tapi dari situlah kamu akan mendapatkan pengajaran berharga.
teruntuk kamu yang sedang dalam pesakitan, pesakitan tak melulu soal merah mudanya perasaan. tak melulu soal sang penghamba asmara. melainkan, soal kehilangan.
teruntuk kamu yang merasa kehilangan, dapat berupa kehilangan orang-orang terkasih, terutama orang tua. ataupun kehilangan barang-barang yang berharga. kehilangan itu malapetaka, itu bencana. aku tau, kehidupan sedikitpun tak pernah terasa jauh lebih mudah tanpa mereka. tanpa mereka kamu hanya sebatas 'apa'. tak peduli meskipun ditinggalkannya baru sehari, setahun, sepuluh tahun, atau berpuluh tahun yang lalu. pesakitan karena kehilangan itu rasanya takkan pernah bisa sembuh, ia hanya sekedar memudar seiring berjalannya waktu namun tetap meninggalkan bekas.
teruntuk kamu yang merasa kehilangan, mari kita renungkan sejenak. kamu tidak memiliki apapun di dunia ini untuk berhak merasa kehilangan. semuanya hanya titipan, sifatnya memang fana. bahkan udara yang kamu hirup harus kamu hembuskan sesaat kemudian. memang, sejatinya kita tak punya apa-apa.
teruntuk kamu yang sedang dalam pesakitan karena penyesalan. kamu boleh menyesal, yang tidak boleh adalah terlalu lama larut dalam rasa tersebut. penyesalan untuk apa lama-lama karena tak bisa lagi merubah apa yang sudah ada, apa yang telah terjadi. semoga kehadiran penyesalan akan menjadi tamparan mulia untuk kamu memperbaiki diri lebih baik ke depannya.
teruntuk kamu yang sedang dalam pesakitan karena terbandingkan dengan yang lain. ketahuilah kamu istimewa dengan caramu sendiri. tak peduli yang lain lebih bersinar, lebih menjulang ke angkasa sana, dan lebih-lebih lainnya. kamu punya jalanmu sendiri, kamu punya prosesmu sendiri. jalanilah saja apa yang kamu punya, apa yang kamu bisa dengan segenap kemampuan yang kamu miliki. semua orang tak ditakdirkan memiliki nasib yang sama.
teruntuk kamu yang sedang dalam pesakitan karena diremehkan. berbahagialah dengan bersabar, karena yang meremehkanmu suatu saat nanti akan datang merengek-rengek memohon bantuan kepadamu. tunggu sampai saat itu tiba. pasti akan menyenangkan rasanya dapat menyaksikannya. sejatinya, yang meremehkan tak pernah jauh lebih indah dari yang diremehkan.
teruntuk kamu yang sedang dalam pesakitan karena minimnya apresiasi yang kamu dapat dari karya yang kamu buat. karya memang berkaitan erat dengan selera dan selera memang tak harus sepantara antara manusia yang satu dengan yang lainnya. hanya orang yang tepat yang dapat menemukan estetika dalam sebuah karya. tak perlulah memedulikan pemikiran dan perkataan orang-orang lain yang 'tidak tepat' kamu tidak butuh mereka, sekalipun pendapatnya. seluruh usahamu, karyamu, selalu mempunyai arti bagi orang-orang yang memahami. tapi memahami adalah pelajaran tingkat tinggi dalam kehidupan. belajarnya tiap hari, diujinya tiap saat. yang terpenting, persembahkanlah sebaik mungkin yang kamu bisa, segala sesuatu yang berangkat dari hati pasti akan sampai pula ke hati mereka.
teruntuk kamu yang sedang dalam pesakitan menanggung beban beratnya permasalahan kehidupan. tolong untuk tidak memasang peran menjadi 'korban' dalam hal ini. karena yang memiliki permasalahan di dunia ini tak hanya kamu saja. di luar sana banyak yang lebih-lebih berat permasalahannya namun mereka memilih untuk tidak mengeluh. rubahlah cara berpikirmu untuk tidak selalu berfokus pada permasalahan yang ada, namun cenderung ke arah bagaimana solusi untuk memecahkannya.
teruntuk kamu yang sedang dalam pesakitan karena dibenci sekitar, digunjing dari berbagai penjuru, dicemooh dalam macam-macam lini masa. tak mengapa, setidaknya begitulah sesungguhnya kamu berekspresi. hidup tentang orang yang suka dan tak suka. kamu tak dilahirkan untuk disukai semua orang. dibenci karena menjadi dirimu sendiri itu jauh lebih baik daripada disukai tapi kamu harus menjadi orang lain, harus memakai topeng untuk menutupi kebobrokanmu.
seperti halnya tak ada satupun yang abadi di dunia ini, begitu pula dengan pesakitan. semua ini akan berlalu. aku tau ini pasti sulit, tapi sulit bukan berarti kamu tak bisa melakukannya ❤ "yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas banyaknya kesabaran yang kamu jalani yang akan membuatmu terpana, hingga kamu lupa betapa pedihnya rasa sakit." 😊 (ali bin abi thalib)
sincerely,
Zizi.
0 notes
Text
[FASE MENERIMA]
selamat datang kalian, siapapun yang kisaran usianya ada pada umur 20–40 tahun. welcome to club! karena masa itu adalah masa yang panjang di mana sumber potensi dan kemampuan bertumpu pada usia ini. masa penggondokan dari segi psikologis. masa yang penting dalam hidup seseorang, masa di mana kematangan emosi memegang peranan penting. jika masa ini bermasalah, akan mempengaruhi bahkan kemungkinan seseorang mengalami masalah yang paling serius pada masa selanjutnya. saya beranggapan masa ini adalah masa-masa penerimaan. bagaimana tidak? kita dituntut untuk menerima, bahwa tidak bisa semuanya di dunia ini berjalan sesuai dengan keinginan dan harapan kita. menerima, bahwa semua orang mempunyai karakteristik dan sifat yang berbeda satu-sama lainnya. yang karena itulah menyebabkan orang-orang tersebut kadang bertingkah semaunya. menerima, bahwa saat memberi cinta tapi malah mendapat balas cela. menerima, bahwa tidak semua orang dapat mengerti serta memahami diri kita. menerima, bahwa terkadang orang-orang mencari-cari pembenaran sekedar untuk menutupi kesalahan konyolnya. menerima, bahwa ide dan pikiran kita tidak selalu yang paling benar dan terbaik. menerima, bahwa ritme kerja orang berbeda-beda. menerima, bahwa kita dapat dibenci orang tanpa alasan dan dasar yang kuat serta jelas. dan memang begitulah hidup. kita dilahirkan tidak untuk disenangi semua orang. menerima, bahwa terkadang kita menjadi satu-satunya orang yang "bekerja" dalam tim. menerima, bahwa kita tidak tahu alasan mengapa dilahirkan di dunia ini. menerima, bahwa terkadang tidak ada tempat teduh untuk di jadikan tempat berisitirahat saat "lelah". menerima, bahwa ada sesuatu yang dapat terjadi di luar kehendak manusia. menerima, bahwa terdapat kenyaatan dalam hidup untuk berjuang sendirian. all you have is yourself. menerima, bahwa ada manusia-manusia yang tidak dapat menghargai dan menghormati sesamanya. menerima, bahwa semakin lama prioritas seseorang terhadap orang lain semakin bergeser seiring kesibukan masing-masing. menerima, bahwa saat menambahkan teman baru dalam kehidupan, maka saat yang bersamaan teman lama cenderung hilang atau memang intensitas kedekatan tidak seperti sedia kala. circle dan siklus pertemanan. menerima, bahwa apa yang kita inginkan bukanlah sesungguhnya apa yang kita butuhkan. so, baik-baiklah dalam menerima. :)
0 notes
Text
[MANUSIA DAN SEGALA KERUMITANNYA]
ada antar teman yang dekat, lekat namun di antaranya terdapat sekat. mereka tidak tahu atau setidaknya tidak pernah membayangkan bagaimana "kondisi" sebenernya dari temannya yang biasanya bergaul dengannya tersebut. apakah mereka yang terlalu apatis untuk hanya sekedar menanyakan kabar? ataukah dia yang terlalu sulit mendefinisikan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya? sederhananya, kebanyakan orang menganggap bahwa orang yang mungkin berada di sebelahnya itu sedang tertawa menikmati guyonan yang ada, bertingkah seperti teman sebayanya, manusia sewajarnya. namun nyatanya dia sedang "butuh pertolongan". pertolongan mungkin karena bipolarnya, depresinya, anxiety disordernya, skizofrenianya, epilepsinya, dll. orang terdekatnya saja tidak tahu, bagaimana dia dapat meminta pertolongan pada orang lain saat dirinya sudah tidak mampu menolong dirinya sendiri. miris. mereka tidak pernah berpikir bagaimana keadaannya saat sedang sendirian, bagaimana dia merasa kerdil dan putus ada di dunia ini, bagaimana dia merasa tidak pantas memiliki mimpi, bagaimana dia terkungkung dengan perasaan bersalah, bagaimana dia selalu terngiang akan suicidal thoughtnya, bagaimana harapannya untuk bertahan tinggal secercah, bagaimana dia mengamuflase diri selepas dera air mata yang mengalir harus segera diganti dengan ekspresi keceriaan, bagaimana saat dia lelah namun dia tidak menemukan "rumah" untuk kembali, bagaimana dia resah karena tidak bisa mengunjungi psikolog atau psikiater karena dia lebih concern ke biayanya yang tidak sedikit, bagaimana dia berpikir pada suatu malam untuk menemukan cara yang tepat melalui hari esoknya. tidak usah muluk-muluk memikirkan survive sampai jauh-jauh hari. hari ini dapat dia lalui pun rasanya luar biasa. manusia cenderung (terlalu) sibuk dengan urusannya masing-masing. sampe mereka lupa bahwa mereka sebagai 'zoon politicon' yang menjadikan mereka memiliki tanggung jawab sosial terhadap sesamanya. dalam pendapat ini, Aristoteles menerangkan bahwa manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain, sebuah hal yang membedakan manusia dengan hewan. hehehe. terkadang, basa-basi "apa kabar?" memang dibutuhkan. entah akan dijawab dengan sebenarnya atau tidak, setidaknya di sini sudah ada apresiasi yang tinggi terlebih dahulu untuk orang yang sudi berinisiatif menanyakan itu pada lawan bicaranya. Indonesia dengan segala problematikanya. Indonesia juga darurat kesehatan mental. jika taraf kesehatan mental penduduknya tinggi. saya rasa setiap orang dapat berpikir jernih dalam membuat keputusan dan kebijakan. yang pada akhirnya kebijakan itu akan kembali pada masyarakat dan tidak merugikan masyarakat pula. raison d'etat. di dalam pikiran yang baik, akan menghasilkan keputusan yang baik pula, bukan? Indonesia sudah seyogyanya perlu meningkatkan eksistensi semacam lembaga bantuan psikologis yang gratis bagi penduduknya. tidak melulu soal lembaga bantuan hukum semata. ada juga, manusia yang terlalu rumit dengan "sakitnya" (it's okay if you have a serious mental illness. never be ashamed of having one or two of it maybe?) yang kewalahan menanggulanginya. malah melukai orang di sekitarnya dengan sikap dinginnya. dengan sikap tak acuhnya. dengan sikap pemberontakannya. dan..... dengan sikap tak ingin dijamah orang lain, dia dengan dunianya sendiri. sebenarnya, apasih indikator nyata jika seseorang memiliki "sesuatu" itu? saya tidak ingin teoritis. saya akan coba jabarkan yang kenyataannya terjadi di kehidupan nyata, seperti : 1. seseorang menarik diri dari lingkungan pergaulannya. semisal, sering menolak ajakan untuk bermain sebenarnya karena dia terlalu cemas untuk bertemu dengan banyak orang. atau sulitnya orang itu untuk dihubungi. 2. seseorang tetap seperti biasanya, namun cenderung lebih jadi pendiam dan ada sayu di matanya. 3. memiliki kebiasaan baru yang bertolak belakang dengan kebiasaannya yang sebelumnya. bisa saja dia melakukan itu hanya sekedar menyamarkan dan mengalihkan apa yang sedang dia rasakan. 4. seseorang sering berkeringat dingin dan gugup ketika sedang dikerumuni banyak orang. 5. seseorang terlihat sulit berkonsentrasi, nafsu makan menurun, terlihat cepat lemas, dan mempunyai gangguan pola tidur. "everyone thinks I've gotten better. I haven't. I've just gotten better at hiding it". marilah, jadi manusia yang lebih peka dan peduli terhadap sesamanya. tolonglah semampunya. and... to people out there who have "this" I don't wanna say to you some bullshit words like 'yes, you can', 'keep spirit', 'I know what you feel bruh (even if actually you totally don't know how it feels)' yet all I can say is, I'm here for you my friends whoever you are, whatever you would become. STAY ALIVE. I know it's been hard and draining and almost unbearable, believe me, I know. but I also know, you're stronger than you will ever admit. let's get through of this, together. best regards,
1 note
·
View note
Text
bukannya tidak peduli, namun rasanya enggan berkomentar mengenai isu yang sedang hangat diperbincangkan. malah cenderung memilih untuk menjaga inner peace dalam diri. bukannya tidak ingin keliatan kekinian dan anak jaman banget komentar dengan dibubuhi hashtag RIP Justice, cuman malu aja sama diri sendiri sewaktu isu ini belum mencuat emang sebelumnya aku sendiri sudah berkontribusi apa untuk menegakkan keadilan dan hukum? gausah jauh-jauh lah lampu merah kadang masih ditrabas (jangan ditiru, lagi berusaha untuk membenahi budaya hukum diri sendiri) bercermin kondisi diri yang seperti ini akan menjadi dagelan rasanya kalo tiba-tiba jadi pengamat hukum dadakan, politisi amatir, atau penjunjung tinggi kemanusiaan. bukannya tidak memiliki keresahan sama sekali, justru diamnya seseorang bukannya ia sedang berkontemplasi mengenai fenomena yang terjadi? sendirinya yang kaum pandir ini juga bingung, hukum sejatinya memiliki 3 tujuan yaitu a) kebermanfaatan b) kepastian hukum dan c) keadilan. tapi mengapa... kepastian hukum dan keadilan adalah 2 hal yang tidak dapat berjalan beriringan seolah mereka adalah 2 kutub magnet yang saling tolak menolak? bukannya mereka adalah satu kesatuan tujuan dari adanya hukum itu sendiri? oke, kepastian hukum didapat. tapi keadilan? rupanya kehadiran keadilan masih "alfa". terakhir, sebagai pemanis dalam tulisan tidak berguna ini. jadi inget apa yang dikatakan George Orwell, bahwa pada masa kebohongan merajalela, menyatakan kebenaran menjadi hal yang radikal. dan juga, hipotesisnya Samuel P. Huntington pada tahun 1990 tentang Benturan Peradaban, bahwa sumber konflik dunia utamanya bukan ideologi atau ekonomi, melainkan agama dan kebudayaan. sir, I will thank you a lot for making this hypothesis. you predicted it right! now is finally happening.
0 notes
Text
bener-bener baru menyadari bahwa saat kita merasa "lebih" daripada orang lain. seperti lebih rupawan, lebih baik, lebih bijak, lebih rajin, lebih memiliki potensi masa depan cerah, lebih kaya, lebih pintar, lebih sopan, lebih berintegritas, lebih paham agama, lebih jujur, lebih tinggi derajatnya, dll. kita seketika itu juga kehilangan esensi kita sebagai manusia yang sejatinya masih banyak kekurangan dan menunjukkan betapa sebenernya kita "rendah" karena telah menganggap diri sendiri "tinggi". bener deh kata pepatah, padi semakin berisi bakalan semakin merunduk. dan karena langit tidak perlu bercerita bahwa dirinya TINGGI.
0 notes
Text
sebahagia apapun kehidupanmu, pasti ada satu atau beberapa rasa sakit yang akan atau sedang dialami olehmu. rasa sakit itu tidak akan pandang bulu kepadamu, entah orang baik, orang jahat, maupun orang yang sedang dalam pencarian jati diri. sebahagia apapun kehidupanmu, memang ada beberapa masalah yang ditakdirkan untuk sulit terpecahkan, entah sebagaimanapun usahamu. memang demikian adanya masalah itu betapapun beratnya. ya hanya akan jadi seperti itu. seperti halnya dengan kebahagiaan, kesedihan selalu menunggu di suatu sisi untuk menyapamu. rasa lelah yang hadir baik lelah dalam pikiran, lahir maupun batin akan selalu menunggu untuk berjumpa denganmu. mereka bukanlah suatu kutukan yang hadir kepadamu atas pilihan yang telah kamu ambil. bukan pula suatu hukuman. ada kesedihan yang tak bisa dijelaskan dan rasa lelah yang teramat sangat akan selalu menunggu untuk menjadi pengingat, ya sebagai pengingat dan sebagai sinyal dalam diri. betapa manusianya kamu. betapa tidak sempurnya hidup yang dimiliki ini. silakan teriakkan kepada dunia kamu adalah orang yang bahagia dalam hidup ini. namun, ingat suatu hal, menjadi sedih dan lelah itu tidak apa-apa, kamu semanusia itu. dan ada kalanya kamu akan kehilangan arah, merasa tidak berguna, kecewa pada orang lain, mempertanyakan segala hal sekecil apapun, menghujat takdir-Nya, tidak bergairah dalam hidup, putus asa, dan lain sebagainya. it's okay to get down, but don't forget to get up. hal itu kesemuanya jika kamu sedang mengalaminya, tenang, tidak apa-apa, kamu semanusia itu. :) jangan munafik untuk selalu terlihat baik-baik saja, ada kalanya kecongkak-an itu harus diruntuhkan dengan mengalami hal semacam di atas. jika saat itu tiba, tolong ceritakan pada orang terdekat. karena kamu tidak pernah berjalan sendiri di muka bumi ini. cheers! ❤👊
0 notes
Text
masa-masa itu akan tiba. masa yang paling menegangkan bagi setiap orang yang sedang bertumbuh. masa saat seseorang harus mulai memutuskan untuk menjadi dirinya sendiri atau menjadi seperti orang kebanyakan. masa saat seseorang harus mulai mengambil keputusan untuk dirinya sendiri sebelum keputusan-keputusan atas hidupnya dipilihkan oleh orang lain. masa yang mungkin akan menjadi kenangan manis, rasa syukur, juga mungkin penyesalan. di saat seseorang harus mulai berdiri di atas kakinya sendiri, setelah sebelumnya selalu bergantung pada belas kasih orang tua. masa saat seseorang harus berjuang untuk bertahan hidup. masa ketika setiap prinsip dan idealisme di uji dengan berbagai hal, apakah akan melawan arus atau mengalir begitu saja. masa-masa itu akan tiba bagi setiap orang. kegelisahan yang tak akan hilang dengan tidur, kekhawatiran yang tak akan lenyap hanya dengan air mata. masa yang keras. dan seseorang akan dipaksa untuk keras terhadap dirinya sendiri. sebelum dunia melumatnya menjadi tak berarti. 😊
0 notes
Text
Prinsip-Prinsip yang Harus Diperhatikan dalam Perumusan Tindak Pidana.
1. Harus tertulis (lex scripta)
2. Harus ditafsirkan seperti yang dibaca (lex stricta)
3. Tidak multitafsir (lex certa)
0 notes
Text
Bidikmisi yang Salah Bidik.
Berbicara mengenai pendidikan, tentunya kita semua mengetahui betapa pentingnya pendidikan untuk menunjang segala aspek yang ada di kehidupan manusia. Baik pendidikan yang formal maupun non-formal.
Dalam Pasal 31 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 ditegaskan bahwa “Tiap-tiap Warga Negara berhak mendapatkan pengajaran.” Begitu juga dalam Pasal 12 Ayat (1) huruf c Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mengatur : “setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya.” Dapat terlihat jelas, bagaimana peran pemerintah dalam menjamin pemerataan pendidikan agar tidak ada kesenjangan antara si kaya dengan si miskin yang diwujudkan dalam pasal tersebut di atas.
Biaya bantuan pendidikan bagi masyarakat yang tidak mampu dari pemerintah pun dapat berbagai macam bentuknya, seperti Dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah), Kartu Indonesia Pintar, dan Beasiswa Bidikmisi. Dan, kali ini ingin lebih menekankan pembahasan mengenai Beasiswa Bidikmisi. Beasiswa Bidikmisi adalah bantuan biaya pendidikan dari pemerintah Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bagi calon mahasiswa tidak mampu secara ekonomi dan memiliki potensi akademik, baik untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi pada program studi unggulan sampai lulus tepat waktu. Program ini diselenggarakan sejak tahun 2010.
Lalu, seiring dengan kebijikan-kebijakan baik pemerintah dalam pendidikan tersebut bagaimana kah kelangsungannya selama ini? Mari kita kawal bersama! Yang jadi masalah di sini adalah, apakah bidikmisi tersebut tepat sasaran? Sejauh pemangatan saya di lapangan, hampir 50% presentasenya Bidikmisi tersebut disalahgunakan. Miris. Pada tahun 2017 ini anggaran yang dialokasikan untuk Beasiswa Bidikmisi ini sampai sejumlah 38 Triliun. Saya dengar bahwa, Menristekdikti Bapak Muhammad Nasir mengusulkan untuk menaikkan alokasi dana penerima Bidikmisi yang dari 12 juta rupiah/tahun menjadi 15 juta rupiah/tahun. Saya senang, karena pemerintah semakin serius dan memperhatikan pendidikan di Indonesia ini namun juga tak menampik bahwa timbul rasa kekhawatiran. Ya karena, masalah bidik misi yang salah bidik itu tadi belum terselesaikan, tapi malah alokasi dana diusulkan dinaikkan. Mengapa dikatakan bahwa bidikmisi yang salah bidik? Karena tidak sedikit juga para penerima Bidikmisi yang merekayasa latar belakang ekonomi keluarganya sedimikian rupa sehingga. Ketika rumah di survey, oke bisa lah ini lolos tahap seleksi penerimaan Beasiswa Bidikmisi, eh taunya rumahnya ada 2. Mana di rumah satunya lagi ternyata mobilnya Pa*ero. Atau bisa dilihat dari kehidupan Konsumerisme para penerimanya. Nongkrong di Cafe yang cozy nan fancy. Gadget yang up to date. Gaya yang fashionable. Dan belanja kosmetik yang sedang in. Bahkan, berdasarkan pengakuan dari salah satu penerimanya yang merupakan teman saya sendiri sebut saja si X. dia menggunakan uang itu untuk membeli kamera DSLR. Menohok.
Pemerintah mengurangi subsidi BBM dan anggaran Bidikmisi ditambah. Guys, ketika pemerintah menaikkan harga BBM bukanlah merupakan suatu indikator kegagalan pemerintah. Namun hal itu dapat menjadi salah satu upaya dalam menambah anggaran biaya bantuan pendidikan itu tadi. Ya tapi apa, harga naik dikit saja lalu didemo. Hiks. Jangan lupa, kadang kita harus rela minum obat yang pahit dulu agar punya kehidupan yang baik ke depannya. (Ridwan Kamil)
Padahal, banyak anak-anak tak berdosa yang (benar-benar tidak mampu) di luar sana putus sekolah tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena faktor ekonomi. Setahu saya, biaya bantuan Bidikmisi ada 2; berupa bantuan pendidikan dan bantuan biaya hidup. Bukan bantuan biaya gaya hidup.
Harapan kita bersama, ke depannya untuk para penerima Bidikmisi agar tidak terjadi salah bidik (lagi) yah... semoga bisa makin bijaksana dalam menggunakan uangnya. Semoga bisa makin bersyukur karena bisa mendapatkan kesempatan untuk memperoleh beasiswa tersebut. Dan yak, belajar yang rajin.
Referensi : https://id.wikipedia.org/wiki/Beasiswa_Bidikmisi https://civitas.uns.ac.id/komadiksi/2016/08/06/subsidi-bbm-dikurangi-anggaran-bidikmisi-ditambah/ http://pojoksatu.id/pendidikan/2017/01/19/bidikmisi-2017-jumlah-penerima-bertambah-nilainya-meningkat-anggarannya-turun/
0 notes
Quote
sering dijumpai orang menulis dengan pemilihan diksi 'stigma negatif'. hmm, sama aja kaya kalo nulis 'mundur ke belakang'. ga efektif dan pleonasme.
0 notes
Quote
learning by doing is the best kind of learning. you get to do it while experiencing. don't be afraid that it will come out as shitty, cause obviously it will be shit. until one point it stopped being shit. :)
just write and keep on writing
0 notes
Text
“Sebuah Botol”
jikalau boleh bermain analogi. kali ini ingin menganologikan sebuah botol dengan seorang anak. umumnya, rupa dari botol di dunia ini pun hampir semuanya sama saja, tidak ada karakteristik khusus yang paling menonjol. entah itu terbuat dari kaca atau hanya sekedar terbuat dari plastik. entah terbuat dari bahan apa botol tersebut, entah botol tersebut dihiasi dengan aksesoris apa, entah seberapapun mahal semisal botol itu, pasti awamnya orang pun menyebutnya dengan nama 'botol'. lalu muncullah suatu pertanyaan, apakah yang membedakan botol yang satu dengan botol yang lain? tentu saja 'isi' yang terdapat dalam itu, bukan? saya rasa hal itu merupakan suatu fakta yang tak terbantahkan. begitu pula dengan seorang anak, yang membedakan antara anak yang satu dengan anak yang lain adalah apa yang ada pada dalam dirinya. tidak dari apa pekerjaan orang tuanya, tidak juga dari bagaimana status sosial atau strata sosial dari turun-temurun nenek moyangnya. bicara mengenai anak, jika saya boleh mendeskripsikannya dengan perspektif saya dan dengan dogma saya. yang pertama kali muncul dalam benak saat kata anak tersebut diucapkan adalah 'polos' ibarat 'botol' yang kosong yang belum terisi dengan cairan apapun. nah yang ingin saya tekankan di sini adalah peran orang tua sangatlah vital dalam mengisi cairan dalam 'botol' tersebut atau di lain kata bagaimana seorang anak tergantung dari bagaimana dan dengan apa orang tua mengisinya, itulah yang menjadi ciri pembeda. tidak pula dilupakan bahwa, tidak hanya peran orang tua, anak ini sendiri pun dan atmosfer lingkungan sekitarnya baik itu teman, pengalaman maupun pekerjaan juga ikut memiliki andil untuk 'mengisi'. mau itu sebuah botol Mar*tini Ver*mouth, sebuah botol soda, sebuah botol susu, atau hanya sebuah botol air mineral saja. silakan ditentukan sendiri. :)
----------------------------------------------------------- finally, I had a really good conversation with my very own self. karena hidup akan terasa lebih hidup saat dalam perenungan.
0 notes
Photo
the older I get the more I value my time and my privacy. people are scared that everyone might not be looking at them, but they're sleeping on the fact that invisibility is a super power. :)
0 notes
Text
2016.
like a year ago, in 2015 you can click this link bit.ly/2if5fN9
1. people come and go, and that’s life.
every one of us is losing something precious to us, it’s either lost opportunities or lost possibilities or feelings we can never get back again or lost people who meant the world. this year I’ve become close to people I’ve never imagined knowing and lost people who I thought would’ve been there for me forever, and that’s part of what it means to be alive.
2. mistakes.
myself, let me tell you about this.. don’t be afraid to make mistakes, it’s better than to do nothing and learn nothing and not evolve. your mistake is your greatest opportunity and if somebody’s making fun of you because you made mistake, don’t go down because of it! if you say, so what? to their face. If you say, yes, so what? “Yes, I messed up. tomorrow it will be another day. next year will be another year. it’s my mistake, not yours.” I know you so well, I know you’re made a lot of mistake this year, self. but, it’s okay. if you’re not doing something wrong you never know what is right. people DO learning, don’t it? at the end of each day, you’re different person. you’re stronger, wiser and more knowledgeable. and you’re constantly growing and evolving with each experience you encounter, and in the end, that shapes you into who you are. dear all of mistakes, thank you for making me who I am.
3. be patience.
okay, 2016 you got me especially this semester. you have my whole stock of patience. so many people want to bring me down. like the words they’ve said to me. but in the end of the day, I chose to smile. I smile because I’ve survived everything the world has thrown at me. I smile because when I was knocked down I got back up. it’s funny how everybody likes to think of themselves as a good person. I’m sure you couldn’t imagine yourself slamming a door shut in someone’s face and locking them out in the cold and yet that’s exactly what you’re doing to me. you’ve locked me out of your life and I’m dying out here in the cold so far away from you. I’m howling outside, looking in through the window but you don’t seem to see me or else you don’t care. for the most part you ignore me you’ve got your new happy life with someone else now but every once in a while, if I’m lucky, you might open the door for a moment and throw me a scrap of recognition. you let new people into your social circles, so clearly I’m deemed less than that, the inside is for ‘people’ and I’m the shameful secret you don’t want ruining your nice new life. everybody likes to think of themselves as a good person nobody likes to think they’d treat someone as anything less than human and you are no exception to that. realize or not, “anjing terkadang lebih manusia daripada manusia itu sendiri”
4. season of extremely change.
please do notice and feel people around you guys! because there are lots of people, secretly have some mental disorders. bipolar, ADHD, anxiety disorder, depression, and schizophrenia. in their daily life, they act like everything is normal. it’s quite difficult to see the difference. they still laugh at jokes, playing together with their best friends and every single thing that they do is like people as usual. they seems like everything is okay. but, actually when they alone, they comitted to suicide, imprison themselves in their bedroom because they barely can moved from their bed, feel restless, sleepless night because they are afraid to sleep, etc. They just found it’s so difficult to tell to their friends or their families. yet, at some point you will realize of the change about their mood, their energy, their cheerfulness, their professionalism, and many others. don’t blame. they became like that, it caused by the disorder they have. please never tell a depressed person or people that have mental disorders, that someone out there has it worse off than them, there is a 110% chance it won’t help and in fact make them feel worse. this year might have been a terrible one, it might have been a good one, it might have been one that was very up and down. but no matter how you feel about this year, you got through it! you’re still here, and for that I couldn’t be prouder.
5. time heal (almost) everything.
I have killed myself many times. the part of me that hated myself was murdered yesterday. the version of me that was unkind and cruel was destroyed years ago. I replaced my angry hard heart with a soft one and stitched the part of my brain that hated anyone off. and the part of me that insisted on my killing myself? I strangled it with my bare hands for trying to suggest that I didn’t have a place in or beauty to give to this world. yes, I have killed myself many times. but only the parts of myself that caused me damage, that caused others pain, that told me my life wasn’t worth living. God made no mistake by creating me. and it made no mistake by creating you either, guys. kill the version of you that tries to tell you it has. You deserve every moment of the previous gift of life you have been given. give it time. time does really matter.
6. instagram’s fool.
don’t let instagram fool you. there are people with only 20-50 likes who have plenty of friends. people with 200+ likes who are lonely as hell. couples who look so happy together, yet are miserable as fuck. people who don’t post picture of themselves and their significant other but are in a beautiful loving relationship. people who know each other very well but appear as strangers. I just have no idea why people out there spent their money bought instagram followers just for the sake of proving their existence? so pity. remember, appearances are just that appearances.
best regards,
Zizi.
0 notes