Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
SITUS PERAHU KUNO REMBANG ABAD KE 7
Masa sekarang ini traveling sambil belajar merupakan pilihan untuk menjadikan kesan dalam perjalanan wisata dan mempelajari ilmu baru pada satu waktu yang menyenangkan. Wisata edukasi dapat diartikan kegiatan perjalanan ke suatu tempat yang bertujuan untuk memperoleh pengalaman belajar yang membangun karakter, pikiran atau kemampuan terkait dengan objek wisata yang dikunjungi tersebut.
Desa Punjulharjo, Kecematan Rembang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah memiliki wisata edukasi yang menjadi sorotan publik yaitu Situs Perahu Kuno. Situs ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya pada tahun 2018 lalu.
Alur Konservasi
Cerita penemuan yang berawal sekitar 2008 silam. Sejumlah warga Desa Punjulharjo tanpa sengaja menemukan perahu pada kedalaman 2 meter saat menggali tanah untuk membuat tambak. Lokasi awalnya sekitar 500 meter dari pantai. Penemuan perahu itu pun langsung menyedot perhatian masyarakat hingga peneliti dunia.
Di daerah-daerah kepulauan wilayah Asia Tenggara, pada masa lalu memang telah berkembang tradisi pembuatan perahu dengan teknologi yang khas, yakni menggunakan ikatan tali ijuk dan pasak kayu untuk membentuk perahu atau lebih dikenal sebagai teknik papan ikat atau kupingan pengikat (Sew plank and lushed plug technique).
Lokasi itu pun dilakukan konservasi berkelanjutan secara bertahap mulai tahun 2011 sampai 2018. Kondisi kayu perahu kuno saat itu dinilai sudah sangat lama terendam dalam lahan basah, sehingga mengakibatkan dinding sel kayu rusak dan berisi air. Apabila dikeringkan secara biasa akan dapat menyebabkan material menyusut dan pecah secara ekstrim. Karena itulah diperlukan suatu tindakan konservasi yang tepat.
Pada 2011 dilakukan perendaman dengan larutan plyethlene glycol (PEG). Yakni bahan penguat yang akan menggantikan air yang terdapat dalam sel-sel kayu. Sehingga, setelah proses pengeringan kayu tidak mengkerut dan lebih kuat. Hal ini dilakukan secara bertahap sampai kondisinya dianggap sudah kuat.
Pada 2012 tahap pra konservasi mulai dipersiapkan. Proses konservasi sendiri dilakukan dengan membuat tanggul penahan air pasang dan tanggul pengaman untuk mencegah erosi sekeliling perahu.
Hingga pada tahun 2017, perendaman menggunakan larutan PEG 4000 dengan konsentrasi 35 persen sudah mencapai 70 persen. Disertai pemanasan pada suhu 60 derajat celcius dilakukan untuk memperkuat struktur kayu perahu.
Sejarah Perahu Kuno
Balai Arkeologi Yogyakarta pun melakukan penelitian dengan menganalisa sampel tali ijuk perahu. Hasilnya menunjukan bahwa perahu kuno itu berasal dari abad 7-8 Masehi atau antara tahun 660-780 Masehi.
Menurut P.Y. Manguin, salah satu peneliti berbangsa Prancis dengan mengambil sampel tali ijuk untuk pengujian pertanggalan perahu melalui analisa radiokarbon, kawasan maritim Asia Tenggara sudah mengenal teknik pembuatan perahu sejak abad 7 hingga 8 Masehi dengan teknik khasnya. Yaitu menggunakan tali ijuk (arrenga pinnata) dan pasak kayu untuk membentuk badan perahu yang juga dikenal dengan teknik papan ikat atau kupingan pengikat (sewn-plank and lushed plug technique).
P.Y. Manguin juga mengatakan bahwa kapal ini tidak karam, melainkan ditinggalkan oleh pemiliknya. Karena terendam air laut, kayu kapal menjadi awet dan tidak mudah hancur. Sampai saat ini, tempat ini masih diteliti oleh ahli-ahli arkeolog dan menjadikannya sebagai Cagar Budaya yang harus dilindungi.
Selain menyimpan sejarah, perahu kuno di Rembang peninggalan nenek moyang orang Indonesia itu juga dipercaya menyimpan misteri. Masyarakat setempat sering kali berebut air laut yang merembes ke dasar perahu. Mereka meyakini air laut itu dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Kini perahu itu berada di ruang semacam aula dikelilingi pagar besi. Panjangnya sekitar 15 meter. Di sekeliling pagar besi itu, sudah dipasang keterangan-keterangan awal mula ditemukannya situs ini. Dari keterangan tersebut ditulis, cerita penemuan berangkat berangkat sekitar 2008 silam. Penduduk Desa Punjulharjo tanpa sengaja menemukan perahu pada kedalaman 2 meter, saat hendak menggali tanah untuk membuat tambak dan lokasinya sekitar 500 meter dari pantai.
Di sekitar area situs akan dibangun edupark yang dilengkapi dengan kafetaria, kamar mandi, arena kelinci, panggung terbuka dan spot foto yang menarik. Area tersebut juga disediakan untuk outbond, tempat bersantai hingga lahan pemancingan di sekitar tambak.
#rembang#situsperhukuno#perahukuno#praukuno#desapunjulharjo#punjulharjo#cagarbudaya#warisan budaya#abadke7#abad ke 7
2 notes
·
View notes