Hanya sekedar ungkapan perasaan yang tidak sempat tersampaikan.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Merasa beruntung.
Senang rasanya mengetahui bahwa saat ini kau adalah milikku.
Semoga Tuhan dan semesta selalu merestui kau dan aku untuk selalu bersama.
Aamiin paling serius untuk segala harapan.
-20okt2019
6 notes
·
View notes
Text
Ayo berusaha, lagi.
Hai kamu. Saat ini, kita sedang mencoba memulai kembali hal yang sudah pernah terlewati dengan percuma. Mungkin dulu kita masih terlalu bingung dengan perasaan kita masing-masing. Terlebih lagi diriku, yang masih terombang-ambing mencari yang terbaik dan pada akhirnya aku menemukanmu, lagi.
Hai kamu. Terima kasih karena masih tetap dengan setia berdiri di sana, menerimaku sekali lagi dalam hidupmu. Mari kita berusaha sekali lagi untuk menjalani ini semua. Ayo berjuang bersama untuk mencapai tujuan kita. Semoga aku ataupun kamu, tidak pernah menyerah lagi ya!💙
-18 Oktober 2019
0 notes
Text
“When I pretend to be strong, no one sees my hidden tears except Allah. When I’m sad and need a shoulder to cry on, no one supports me but Allah. Pleasing a human is very difficult, pleasing Allah is the easiest. People sometimes punish me for mistakes I have not done, Allah ignores and excuses the ones that I did. This is Allah, The Greatest, The Most Almighty, The Most Beneficent, The Most Merciful, and all praise belongs to Him.”
— Tariq Ramadan
535 notes
·
View notes
Text
Jika Nanti
Jika nanti, kamu temukan seseorang yang lebih dariku dalam segala hal, semampumu pertahankanlah dia dengan baik. Karena bisa jadi, dia tidak diciptakan untuk dilewatkan olehmu berulang kali.
Jika nanti, datang padamu seseorang yang tetap ingin bersamamu saja meski dia telah tahu kurangmu, tolong jangan pernah kamu siakan. Karena saat itulah, kamu menjadi orang yang paling beruntung sedunia–dicinta tanpa perlu meminta.
Jika nanti, ada seseorang yang berupaya keras meyakinkanmu bahwa ada cintanya untukmu, silakan pegang erat tangan dan keinginannya. Karena harus kamu tahu, melepaskannya adalah jenis kesalahan yang akan kamu sesali selamanya.
Jika seseorang yang baik itu tiba dalam perjalananmu melupakanku, jangan pernah pikirkan kecewaku. Teruslah berjalan dan jatuh cintalah lagi. Walaupun akan terasa sulit bagiku, tapi aku telah cukup bangga sebab tugasku begitu mulia–menyerahkan hatimu kepada seseorang yang lebih tepat dariku.
Jika semua itu terjadi, jangan pernah menoleh lagi padaku. Dengan begitu kamu memberiku alasan untuk melanjutkan langkah. Tolong, bantu aku lawan keinginanku untuk kembali padamu. Karena kalau tidak, aku telah sangat siap untuk merebut hatimu, sekali lagi.
823 notes
·
View notes
Text
Aku ingin jadi orang yang selalu ditanyai kabar oleh ibumu,
yang selalu dibincangkan oleh ayahmu,
yang selalu disambut ramah oleh saudaramu.
Aku harap aku bisa sedekat itu dengan mereka.
– @cindyjoviand
761 notes
·
View notes
Text
Lumrah memang, ketika kita tidak lagi memperlakukan seseorang dengan penting saat kita tidak lagi punya kepentingan. Tapi, kita tidak pernah tahu, doa baik dari mana dan dari siapa yg dikabulkan Tuhan.
Atau kesedihan milik siapa yg disebabkan oleh kita, lalu didengar-Nya.
206 notes
·
View notes
Text
Menunggu
Kurasa, hal-hal yang seringkali kita tunggu adalah hal-hal yang belum pasti datangnya. Sementara hal-hal yang pasti, kita berusaha untuk tidak mengingat-ingatnya semisal berjalannya waktu, wajah yang akan menua, perpisahan, dan kematian.
View On WordPress
576 notes
·
View notes
Text
Kaulah Yang Beruntung
Kaulah yang beruntung. Kau dapatkan sepenuh hatinya tanpa lebih dulu menjadi sepertiku. Ialah, menakar-nakar dan berhati-hati akan banyak hal buruk yang mungkin terjadi. Hingga, dayaku merapuh sendiri dan cintaku ditinggal pergi.
Kaulah yang beruntung. Kau menggenggam kesetiaannya tanpa lebih dulu menjadi sepertiku. Ialah, tak membagi kesepianku dengan yang selain dia. Hingga, sunyi membadan di diri; menjelma sebagai kawan hidup dan matiku dalam menyayangi.
Kaulah yang beruntung. Kau dihujani rayu dan harapan sucinya setiap waktu tanpa lebih dulu menjadi sepertiku. Ialah, menahun mengucap munajat rinduku padanya di hadapan kekuatan yang Maha. Hingga, yang terbaik untukku bagi-Nya adalah tidak dikabulkannya seluruh doa.
Kaulah yang beruntung. Semoga kau paham cara bersyukur.
Kaulah yang beruntung. Sementara, aku diajarkan cara merela.
Kaulah yang beruntung. Tetapi, aku juga.
461 notes
·
View notes
Text
Seharusnya Kau Pilih Aku.
Mungkin aku tidak serupawan ia. Pun tidak semenarik ia, di matamu. Namun percayakah kau, bila kukatakan ia tidak sebaik aku dalam satu hal; mencintaimu?
-
Kau datang padaku. Bercerita banyak hal. Ini dan itu. Kecil dan besar. Semua hal yang ingin kau utarakan. Seperti biasanya, kau sudah terbiasa nyaman bersamaku. Menceritakan apa saja. Susah dan senang.
Lalu pada satu waktu, tibalah waktunya kau menceritakan ia, seorang yang kau pilih. Meski sejak dulu kau tahu, selalu ada aku menunggumu.
Aku tahu, ia lebih baik dalam segala hal. Lebih menarik. Lebih rupawan. Lebih pandai merias dirinya. Dan aku, barangkali hanya sampai sebatas kawan. Bagimu, beginilah kita. Sebatas kawan.
Aku tahu, aku tak berhak cemburu. Apalagi sampai membencinya karena telah menyia-nyiakanmu. Pun aku tak berhak untuk marah, karena ternyata selama ini aku benar.
: Sejak dulu, sudah seharusnya kau pilih aku.
-
© Tia Setiawati | Palembang, 29 Agustus 2017
260 notes
·
View notes
Quote
Tuhan, Jika ia baik bagiku. Baik bagi agamaku. Baik bagi kehidupanku. Baik bagi masa depanku. Maka dekatkanlah ia kepadaku. Mudahkanlah jalannya menujuku. Dan berkahilah seluruh cara yang kami tempuh untuk mendapatkan restuMu.
Amin (via mbeeer)
4K notes
·
View notes
Quote
Terkadang aneh. Seseorang yang telah berjuang dengan waktu yang lama, tidak dapat memenangkan hatimu. Sedangkan Dia? hanya muncul dalam waktu sekejap, tetapi mampu membuatmu jatuh sejatuh-jatuhnya hatimu.
Februari, 2017.
2 notes
·
View notes
Text
Jatuh Hati
Matahari dengan teriknya menyengat kulit tanpa ampun Angin masih sibuk berbisik dengan ributnya, entah apa yang dia bisikkan Awan pun tak lupa saling berkejaran, seolah-olah akan ada sesuatu yang datang Dan langit? Ia masih membiru, indah.
Seorang gadis dengan lugunya merenung disebuah bangku Terkadang dia murung, terkadang dia tersenyum Hei, ada apa gerangan?
Beberapa daun pun berguguran dihadapannya Ia tersenyum sekali lagi, Dan dia tersadar bahwa hatinya telah jatuh.
.
.
.
Parepare, 4 Februari 2017
1 note
·
View note
Quote
Maukah kau membantuku? Berdoalah dan selipkan namaku beserta namamu, semoga Tuhan menjawabnya dengan menempatkan kita di satu waktu yang memungkinkan untuk hidup bersama.
(via mbeeer)
1K notes
·
View notes
Quote
Saya tidak benar-benar tahu mana yang lebih menyedihkan.
Apakah bahagia namun tak ada teman untuk berbagi tawa, ataukah menahan tangis sedemikian rupa di keramaian.
Apakah dinilai selalu salah padahal sudah berusaha sebaik yang saya bisa, ataukah dianggap selalu benar nyatanya terlalu banyak kekurangan.
Apakah bercerita namun tak didengar, ataukah ditanggapi namun tak begitu diberi peduli.
Apakah merindu setiap hari tapi tak tersampaikan, ataukah dirindukan oleh orang yang tidak diharapkan.
Apakah ditinggalkan begitu saja, ataukah meninggalkan dengan alasan keterpaksa.
Apakah di tengah hiruk pikuk merasa sepi, ataukah dibisingkan masalah-masalah di tengah sunyi.
(via aksarannyta)
457 notes
·
View notes
Quote
Jika suatu saat hatimu goyah karena apa kata orang, lekaslah berlari menuju apa kata Tuhan.
Bukankah memang setiap pembelajaran tentang kebaikkan selalu ada godaannya? (via jalansaja)
902 notes
·
View notes
Text
Menenangkan Resah
Saya ini tukang meresahkan banyak hal. Jangan tanya bagaimana dengan masalah besar, perintilan kecil saja bisa saya resahkan. Over thinking, kata mereka. Menyiapkan apa pun yang terburuk, kilah saya. Terlalu banyak berpikiran negatif, cibir mereka. Tindakan dini menanggulangi kemungkinan kecewa, bantah saya. Terlalu beda, memang. Ah, tak mengapa, saya tidak meminta semua hal harus sama dengan apa yang saya jalani.
Setiap orang juga pasti memiliki keresahan-keresahan. Meski yang diresahkan berbeda, meski kadar keresahan berbeda, tetap saja setiap kita wajar memilikinya. Tinggal bagaimana kita menguraikannya. Entah itu dengan bercerita pada Sang Pencipta setelah beribadah, entah berbagi dengan sahabat atau orang terdekat, entah meleburkannya dalam rangkaian aksara, entah menarikan kuas di atas kanvas, entah mengeluarkannya dalam teriakan paling keras, entah perlahan-lahan menarik-hembuskan nafas, dan entah-entah yang lainnya. Banyak sekali yang bisa kita kerjakan untuk menenangkan resah. Masing-masing kita punya cara tersendiri.
Kalau saya pribadi lebih senang menyederhanakan resah dengan melihat senyummu. Mencairkan kalut-kalut, menguapkan yang kusut, dan perlahan senyum simetrismu menghilangkan cemberut–yang jika dibiarkan wajahku bisa-bisa semrawut. Untuk membantu saya menenangkan resah yang akan tiba suatu nanti, bolehkah saya miliki senyummu setiap hari?
129 notes
·
View notes