tiaramelati
sejenak menepi
67 posts
menulis untuk menyemai kebaikan
Don't wanna be here? Send us removal request.
tiaramelati · 5 years ago
Text
Yang Orang Lain Tahu Tentang Kita
- Pengetahuan orang lain tentang diri kita, kita jadikan lebih penting dibanding pengetahuan kita tentang diri kita sendiri. Itulah mengapa kita resah, lalu menjadi begitu mudah khawatir. -
Barangkali salah satu hal paling sulit saat menghadapi kegagalan adalah kekhawatiran kita tentang bagaimana orang lain akan memandang kita.  Suatu ketika, di waktu sisi gelap bergulir dalam hidup kita bukankah rasanya ingin sekali menarik diri dari keramaian, tidak muncul di permukaan, tidak bertemu dengan orang-orang yang mengenal kita, atau bahkan kalau bisa rasanya lebih baik jika kita lenyap dari permukaan bumi, tak terlihat oleh siapapun. Bertemu dengan orang lain, menatap matanya, dan mendengar suaranya seperti menabur garam ke dalam luka yang masih menganga. Perih. Itulah mengapa kita menghindarinya.
Hari ini, di suatu hari yang rasanya waktu berjalan begitu lambat, di hari-hari paling sulit untuk kita, orang lain menjadi penentu ketidakbahagiaan hati kita, bukan karena memang begitu, kita sendiri yang membuatnya seperti itu.
Tidak berada di kampus terbaik padahal yang orang lain tahu tentang kita, kita adalah yang terbaik ketika di sekolah. Ketika gagal menerima beasiswa bergengsi padahal yang orang lain tahu tentang kita, kita selalu mendapat nilai hampir sempurna di setiap semesternya. Tidak juga memiliki pekerjaan dengan penghasilan menggiurkan padahal yang orang lain tahu tentang kita, kita adalah yang terbaik dibidangnya.  Tidak juga menikah padahal yang orang lain tahu tentang kita, kita adalah orang baik-baik yang sudah cukup segalanya. Tidak kunjung memiliki anak padahal yang orang lain tahu tentang kita, kita sudah menikah dalam waktu yang cukup lama. Dan masih banyak lagi, yang orang lain tahu tentang kita dan itu membuat kita begitu sangat khawatir. Pengetahuan mereka tentang kita, kita buat menjadi lebih penting dari pengetahuan kita tentang diri dan keadaan kita sendiri.
Kita merasa malu bertemu dengan orang lain, seolah gagal dan jatuh adalah aib yang sulit dimaafkan. Kita merasa khawatir orang akan memandang rendah kepada kita padahal selama ini mereka begitu ramah, menyanjung kita begitu tinggi. Kita sulit menerima kenyataan bahwa hidup seperti roda yang berputar, juga seperti siang dan malam yang pasti berganti. Jatuh dan hancur adalah keadaan yang sangat wajar dalam hidup dan kita membuatnya menjadi sulit karena orang lain.
Entah akan sampai kapan, kita akan tetap larut dalam kegelapan. Tidak ingin terlihat dan dilihat. Barangkali sampai nanti, sampai kita menyadari bahwa hidup orang lain juga sama tidak sempurnanya, hanya saja mereka begitu pandai menyikapi dan menyembunyikan segala luka dan kepedihannya.
1 note · View note
tiaramelati · 5 years ago
Text
Penerimaan untuk Ketidaksempurnaan
- Hidup ini tidak sempurna, sebab inilah kehidupan. Kesempurnaan adalah keadaan baik setelah kembali pada Tuhan. Kesempurnaan tidak ada di sini, di bumi ini. Jangan dicari, karena tak mungkin akan kau temukan. -
Aku meyakini bahwa di dunia ini, tidak ada satupun manusia yang memiliki cerita hidup yang sempurna. Setiap yang terlihat baik-baik saja, itu hanya karena kepandaiannya menutupi banyak hal yang membuatnya ingin menangis sekencang-kencangnya. Setiap tawa yang dilepaskan, siapa menyangka bahwa jauh di sudut hati lain menyimpan kepedihan yang tak terperikan. Begitulah kehidupan, dilebihkan di satu sisi, dikurangi di sisi yang lain. Diangkat sedemikian tinggi, dan untuk waktu yang tidak bisa ditentukan ke depan akan ada badai yang menghempas bahkan hingga ke dasar. Itulah kehidupan, tidak sempurna.
Sebagai manusia kita harus menerima ketidaksempurnaan hidup itu sendiri. itulah satu-satunya obat yang akan meredakan sesak di dada kita; penerimaan.
Dan aku ingin kamu menerima.
Menerima bahwa kamu tidak sempurna, begitu juga dengan cerita hidupmu. Sebab memang tidak ada dan tidak akan pernah ada kehidupan yang sempurna, dan mengapa kita harus nelangsa meratapi hidup untuk hal yang sudah kita pahami hakikatnya.
Lalu bila kamu bertanya padaku bagaimana agar bisa menerima sebuah kenyataan yanng terasa pahit sekali untuk ditelan, mulailah dengan tidak mengatakan dalam hatimu kalimat semacam“ah dia saja tidak ada di posisiku, posisiku sangat sulit, dia hanya jago berceramah”, syarat pertama untuk sanggup menerima keadaan adalah menyadari bahwa kesulitan, kegagalan, dan kepahitan hidup yang kamu alami adalah cerita yang Tuhan tuliskan untuk kamu mainkan, bukan orang lain. Lalu bila kamu bahkan bertanya-tanya mengapa Tuhan menuliskan cerita setidak-menyenangkan itu untukmu, yakinilah bahwa Tuhan tidak pernah menuliskan rencana jahat untuk jalan hidupmu.
Tuhan tidak mungkin menciptakanmu tanpa sebuah rencana baik, Tuhan tidak mungkin menciptakan sesuatu dengan main-main dan hanya untuk sia-sia belaka. Tidak. Semuanya menjadi tampak seperti iya ketika kamu tidak menerima dirimu dan keadaanmu. Mulai menaruh prasangka buruk kepada yang telah menjadikanmu ada. Mulai menyalahkan diri sendiri, dan parahnya kamu mulai membandingkan hidupmu dengan hidup orang lain, yang juga sama tidak sempurnanya.
Kamu harus menerima; kamu gagal. kamu kalah, kamu payah, kamu pecundang, dan kamu tidak berarti apa-apa. Terima. Toh itu tidak untuk selamanya. Jika kamu sanggup menerima, baru belajarlah untuk memaafkan dirimu sendiri. Belajarlah merasa nyaman dengan segala keadaan dirimu. Kemudian, belajarlah berproses dengan sisi lebihmu yang lain. Belajar menggapai impian dan rencanamu yang lain. Kamu harus bangkit dan lantang menantang dunia yang sudah meremehkanmu. Kamu sudah semakin kuat sekarang. 
2 notes · View notes
tiaramelati · 5 years ago
Text
Kamu Kalah, Tapi Tuhan Tidak Berhenti Menyayangimu.
-- hati menjadi lapang, dan dunia yang semula terasa gelap perlahan kembali terang, tepat disaat kamu menyadari bahwa Tuhan masih nenyayangimu dengan baik. Kamu masih hidup dengan baik hari ini. --
Tidak ada hidup yang selalu mudah. Tapi tak selamanya kita akan kalah. Terpuruk dan terluka adalah bukti lain bahwa kita pernah sungguh-sungguh berjuang, kita pernah benar-benar ingin menang, tapi kenyataan membanting kita sampai pada titik dimana kita merasa akan lebih mudah bagi kita untuk menyerah.
“kamu sudah merasa lebih baik?” sebuah pesan masuk di whatsappku. Aku tersenyum. Dunia menjadi lebih ramah seketika saat ada yang mencoba tulus untuk peduli dengan keadaanmu meskipun mungkin sulit baginya untuk mengerti. Setidaknya kamu tahu satu hal, ada seseorang di bumi ini yang ingin memastikan bahwa kau masih baik-baik saja.
Aku masih terdiam. Tidak mengerti harus membalas pesan itu bagaimana. aku menanyakan pada diriku sendiri apakah aku sudah lebih baik, kalau iya bagaimana aku bisa tahu, sedangkan aku masih belum ingin beranjak dari tempat tidurku, duniaku masih terasa gelap, dan aku masih ingin menangis.
“Bagaimana ciri supaya aku bisa mengatakan kalau aku baik-baik saja?”, aku membalas pesannya bukan dengan jawaban yang mungkin dia harapkan.
“Ketika kamu sanggup mengucap Alhamduillah..”, pesan itu dibalas dengan tempo yang tidak lama. Sebuah balasan yang membuatku merenung lebih dalam. Aku tahu dia akan seperti itu. Tidak menasihati apalagi mengguruiku, tapi memberikanku kalimat-kalimat yang harus aku pahami sendiri untuk kemudian menyadari bahwa yang dikatakannya adalah benar.
Aku menyadari kekuatan itu lahir karena kesadaran. Kesadaran itu yang kemudian mendatangkan kesabaran. Ketika aku memuji Tuhan yang telah memberikan aku kehidupan, disaat itu pula aku menyadari bahwa hidup memang tidak berjalan seperti yang aku inginkan. Tapi aku masih bernafas, masih bisa melihat, masih bisa mendengar, masih bisa makan, masih sehat, masih bisa berjalan, masih bisa mengingat, masih bisa merasakan sedih, masih memiliki orang yang peduli, dan masih banyak hal yang lupa aku syukuri tapi masih Tuhan berikan. Dan inilah hidup. Hanya karena satu kesedihan aku melupakan begitu banyak kebaikan Tuhan dalam bentuk yang lain.
“Alhamdulillaah, aku merasa lebih baik sekarang. Terima kasih, ya.”, aku membalas pesannya. Dan hatiku memang merasa menjadi lebih ringan setelah bersyukur. Setidaknya aku hanya terlambat menyadari, bahwa Tuhan selalu menyayangiku.
2 notes · View notes
tiaramelati · 5 years ago
Text
Kamu Mengagumkan, Bahkan Disaat Kamu Sedang Kalah.
- hidup tidak lantas berakhir hanya karena kamu kalah hari ini -
Pada setiap kegagalan ibarat seperti badai yang tiba-tiba menerpa, beberapa diantaranya datang bahkan saaat hati kita tidak menyiapkan kekuatan apa-apa, lalu suka tidak suka memaksa kita untuk menerima. Dan di tengah terjangan badai kegagalan itu selalu ada celah untuk kita menyalahkan diri sendiri, tidak peduli bagaimanapun kerasnya kita pernah berusaha.
“kamu lagi apa?”,  ucapku sengaja mengagetkan  gadis berwajah manis dengan balutan kerudung biru kesukaannya. Temanku itu, aku paham sekali hanya dengan melihat ekspresi di wajahnya, dia sedang tidak baik-baik saja.
Dia adalah gadis yang tidak mudah untuk kalah, sama tidak mudahnya untuk ia bisa menerima kekalahan. Dia adalah gadis paling keras kepala untuk mewujudkan apa yang menjadi impiannya.
Aku mengenalnya tujuh tahun silam, sewaktu tidak sengaja melihat papan pengumuman di salah satu sekolah menengah pertama favorit di kota kami. Di hari itu aku mengenalnya, tepat saat dia menyebutkan namanya yang indah dengan lengkap dan aku baru menyadari itu juga nama di urutan pertama yang ditempel pada papan pengumuman yang baru saja aku baca. “Oh, anak ini rupanya”, batinku hari itu. Seorang anak yang tidak mungkin hanya karena keberuntungan bisa menduduki posisinya.
Sore ini, anak perempuan itu melihat keluar jendela dengan tatapan paling sendu. Sesendu impiannya yang baru saja dipatahkan.
“kapan kesempatan seperti ini akan datang lagi?”, dia bahkan mengatakan itu tanpa menoleh kepadaku. Ah, itu lebih baik. Tidak ada yang sanggup menatap mata yang biasanya memancarkan sorot semangat, lalu sendu berkaca-kaca.
“hidup tidak lantas berakhir hanya karena kamu kalah hari ini”, aku jawab dengan gemetaran. Aku belum pernah berusaha sekeras usahanya, belum berani bermimpi setinggi impiannya, dan barangkali belum merasakan jatuh setelah berjuang sepertinya.
Dia tersenyum. Tapi aku tahu dia sedang menahan tangis. Aku merasa berdosa atas apa yang baru saja kukatakan. Semoga dia mengerti bahwa aku sedang berusaha menguatkannya, sebisaku.
“senyum palsu?”, candaku dengan nada menggoda kepadanya.
“tidak. Kamu tahu, senyum paling tulus adalah kamu ingin menangis, tapi justru hatimu memberi perintah untuk tersenyum. Lalu kamu merasa bahwa semesta akan baik-baik saja”. Jawabnya tenang, dan dia menatapku kali ini, dalam sekali.
“ah, iya. Aku harus ke minimarket, tadi ada pesanan. Takut kesorean”, ucapnya mengagetkanku yang masih belum sadar aku sedang ikut tersenyum bersamanya.
Aku belum sempat mengatakan padanya bahwa tidak apa-apa bersedih tapi tolong jangan menyalahkan diri sendiri. Aku ingin mengatakan padanya bahwa hidup masih harus berlanjut sekalipun dia ingin menangis sepanjang tahun. Aku ingin mengatakan padanya bahwa sekalipun seluruh manusia di planet ini  tidak menghargai semua usahanya, minimal dirinya sendiri harus menghargainya, dan masih ada aku. Aku ingin mengatakan padanya bahwa semua akan baik-baik saja.
“terima kasih sudah datang. Terima kasih sudah berusaha menguatkan. Semua memang nampak akan baik-baik saja”, sebuah pesan masuk. Aku terkaget seolah dia mengerti apa yang ingin aku katakan. Aku tahu dia memang mengagumkan, bahkan disaat dia kalah.
1 note · View note
tiaramelati · 7 years ago
Text
bagaimana rasanya dilibatkan (?)
membuat seseorang merasa bahwa keberadaannya penting untuk hidup kita barangkali semudah melibatkan pendapatnya. Ya, meminta pendapatnya untuk beberapa keputusan yang akan kita ambil dalam hidup ini. Sesederhana itu? bagiku tidak. bagiku, melibatkan seseorang kemudian meminta pendapatnya tentang bagaimana bila ia menjadi aku, atau aku harus bagaimana adalah hal yang istimewa, sebab hal itu bagi siapapun tak akan pernah bisa berlaku untuk semua orang. butuh kepercayaan, sesuatu yang tak pernah mudah untuk didapatkan, apalagi diberikan.
sejauh ini, aku bukan tipe orang yang akan dengan mudah meminta pendapat orang lain terkait bagaimana aku akan menjalani hidup, keputusan-keputusan mana saja yang harus aku pilih, kesempatan mana yang harus aku ambil atau bagian mana yang harus aku hindari. aku seseorang yang amat sangat sulit dalam urusan mempercayakan, selain ibu-bapak, aku hampir tidak pernah melibatkan orang lain dalan hidupku.
meski aku paham betul bagaimana rasanya dilibatkan, bagaimana rasanya didengarkan pendapatnya, bagaimana bahagianya dipertimbangkan nasihatnya, perasaan bahagia karena kita dibutuhkan. aku bersyukur bahwa ada orang-orang disekitarku yang aku sendiri bertanya-tanya mengapa mudah bagi mereka memberikan kepercayaan, seolah yakin bahwa aku adalah orang yang bisa dipercaya. tapi dengan itu aku berusaha keras untuk tidak mengecewakan, aku simpan rapat-rapat bila itu memang harus aku simpan, aku jaga baik-baik bila pesannya itu harus aku jaga.
meski yang pernah mempercayakan berlalu, dan seuntai ceritanya masih tersimpan rapi di memori, setidaknya itu menjadi hadiah terbaik buatku setelah kepergiannya; bahwa pernah dalam suatu masa; aku merasa penting dalam hidup orang lain.
kepada siapapun yang telah mempercayakan kisahnya, aku berterima-kasih. tidak mudah membuat orang lain bahagia, tidak mudah membuat orang lain merasa penting, tidak mudah karena aku belum pernah bisa melakukannya.
barangkali di kemudian hari, selain kedua orangtua, ada seseorang yang dengannya aku tidak hanya bisa mempercayakan ceritaku, tapi juga hidupku. seseorang yang bagiku, bukan orang-lain.
1 note · View note
tiaramelati · 7 years ago
Quote
Setelah berjuang sedemikian berat namun ternyata yang diperjuangkan tak engkau dapat, sedih adalah wajar. menangispun tidak apa-apa. asal jangan menyesal. kamu sekalipun tidak pernah tau keburukan apa yang akan menimpamu bila harapan itu dikabulkan.
0 notes
tiaramelati · 7 years ago
Quote
yang namanya orangtua, walaupun sedang susah tetap tidak mau terlihat susah di depan anak-anaknya, padahal anak-anaknya juga masih sering menyusahkan mereka.
0 notes
tiaramelati · 7 years ago
Quote
aku sampai pada titik dimana aku tidak lagi memaksa tentang siapa yg ingin aku cintai, tentang jalan seperti apa yang harus aku lalui, dan tentang hidup yang bagaimana yang akan aku jalani. siapapun nanti yang Allah hadirkan, pasti aku cintai dengan baik dan apapun cerita hidup yang Allah takdirkan, pasti aku hadapi dengan baik.
keberserahan bukan berarti tidak memiliki impian. keberserahan adalah bagaimana menata hidup dengan hati yang ringan, dengan hati yang yakin bahwa tanpa diminta pun, Allah selalu dan pasti kan berikan yang terbaik.
1 note · View note
tiaramelati · 7 years ago
Photo
Tumblr media
bagi sebagian besar perempuan, barangkali 'keluarga' adalah prioritas di atas karir dan pekerjaan yang akan dipilihnya. setidaknya bagi ibuku, dan itu yang ibu tanamkan dalam pemahamanku. perempuan harus sekolah yg baik, belajar banyak hal, mandiri, berwawasan dan harus punya impian yg tinggi, tapi kata ibu kalau pada perjalanannya harus bertabrakan dengan keluarga, maka jangan pernah mengorbankan keluargamu. -- selepas lulus SMA ibu adalah orang pertama yg mewasiatkan agar aku kuliah di keguruan, kata ibu semua profesi itu baik tapi yg paling ideal untuk perempuan ya cuma jadi guru. sekali lagi, itu subjektif menurut ibuku. waktu itu, masih muda, ego masih yg utama dan jadi guru sama sekali nggak ada dalam daftar cita-cita karir pilihanku di masa depan. dan setelah tes sana-sini gagal, Allaah takdirkan kuliah di keguruan, pilihan terakhir. Dan tugas seorang hamba itu sederhana, menjaga prasangka baik pada Tuhannya. -- semakin hari dan semakin dipertimbangkan, rasanya nasihat ibu dulu benar sekali, semua pekerjaan baik selama diniatkan dan dijalani dengan baik. tapi sebagai seorang perempuan, benar bahwa dekat dengan keluarga bukan suatu pilihan, bagiku semacam panggilan hati yang menenangkan. semoga Allaah ridha. --- dalam perjalanan, 030717.
0 notes
tiaramelati · 7 years ago
Quote
kita tetap bisa menikmati setiap mili detik waktu yang kita lewati tanpa perlu sibuk memikirkan bagian mana yang perlu kita pamerkan. hiduplah karena kita menjalaninya, bukan karena agar orang mengakuinya.
tiara melati
0 notes
tiaramelati · 7 years ago
Quote
loyalitas kita akan diuji dengan sesuatu yang terlihat ‘lebih’ dari apa yang sudah kita pilih. terlihat seperti lebih mudah, lebih menyenangkan, lebih baik dari apa yang sedang kita jalani. jika sudah begitu, tengok kembali niatmu, dengar lagi baik-baik nuranimu, barangkali ada yang keliru, dan jangan lupa, pastikan lagi apa sebenarnya tujuanmu.
tiara melati
2 notes · View notes
tiaramelati · 7 years ago
Quote
kenapa orang pamer?
kata Tereliye itu karena orang tersebut kurang bahagia.
setelah diresapi yang dikatakan Tereliye barangkali ada benarnya. untuk apa pamer? seperti pekerjaan yang layak, gaji yang tinggi, hidup yang nyaman, cita-cita yang tercapai, prestasi yang memukau, dan hampir semua lini kehidupan seseorang yang dalam gegap gempita sosial media begitu sering berseliweran. mungkin begitu saya sendiri. itulah mengapa saya menulis ini, mengingatkan diri sendiri. akan sangat mudah mengetahui seseorang bekerja dimana, apa kesibukkannya, berapa gajinya dan lain lainnya.
semoga niat dalam membagikan kebahagiaan diri di sosial media, diiringi dengan pertimbangan merasakan bagaimana perasaan orang lain. orang lain yang belum seberuntung kita. orang lain yang masih berjuang melawan kekhawatiran yang berkecamuk dalam dirinya, orang lain yang harus bersusah payah menata hidupnya, berlari, terjatuh, bangun lagi, terseok dan kadang harus merangkak melanjutkan hidupnya, lalu kenapa harus kita tambah berat harapannya hanya karena niat kita membagi kebahagiaan yang juga sering kita lupa adalah bentuk kasih sayang pencipta.
mengapa begitu mudah bagi kita membagikan kebahagiaan yang barangkali akan memberatkan harapan orang lain dan membuatnya mempertanyakan jalan hidupnya sendiri.
atau jangan-jangan kebahagiaan yang semestinya ada dan dirasakan jauuuh dalam hati kita, hanya terletak sebatas apa yang diniatkan agar diketahui orang lain.
2 notes · View notes
tiaramelati · 7 years ago
Quote
menjadi lebih baik
bukan karena orang lain apalagi untuk orang lain. berubah lah karena perubahan itu membawamu menjadi pribadi yang lebih baik. ulurkan kerudung yang lebar, kenakan baju yang longgar, pakai kaus kaki, tutup dengan sempurna auratmu bukan karena manusia atau hanya sekedar seseorang baik yang kamu sukai dan kamu harap kamu bisa tampak baik di matanya. Jangan. lakukan semua untuk dan karena Allah, sehingga pun bila seseorang baik itu tak melihatmu, kamu takkan kecewa sebab Allah tetap mengamatimu.
0 notes
tiaramelati · 7 years ago
Quote
kita yang akan bertanggung jawab atas hidup kita sendiri, lalu kenapa begitu berat mempertimbangkan apa kata orang lain.
0 notes
tiaramelati · 7 years ago
Quote
salah satu langkah menjadi hamba yang bersyukur dan berterima kasih telah diberikan hidup yang baik barangkali adalah dengan berusaha menjadi lebih bermanfaat lagi kepada hamba-hamba Allah yang lain.
0 notes
tiaramelati · 7 years ago
Quote
ketika gagal, jatuh, bingung, sedih, tapi berusaha untuk nggak nangis, nguatin diri sambil minta maaf karena kita gagal padahal kita udah mati-matian berjuang, minta maaf karena takut ngecewain, terus ditanggepin “nggak apa-apa, nggak usah sedih”, entah kenapa itu malah buat rasa ingin nangis memuncak. kalimat semacam itu, aku rasa nangisnya bukan karena sedih, tapi karena kita tau, orang yang paling ingin kita bahagiakan adalah orang yang selalu menemani kita berjuang tanpa mempermasalahkan hasilnya.
1 note · View note
tiaramelati · 7 years ago
Text
langkah awal
semakin kita dewasa dan semakin banyak persimpangan dalam hidup,yang sejenak menghentikan langkah kita, membuat kita berpikir berkali-kali, menimbang berulang-ulang untuk kemudian memutuskan jalan mana yang akan kita tempuh, dengan segala risiko yang harus siap tidak siap dihadapi dalam perjalanan ke depan.
setelah dihadapkan beberapa pilihan, maka semua tidak begitu saja selesai setelah kita memutuskan. ada keraguan, banyak kekhawatiran, terselip kegelisahan tentang sebuah perjalanan yang akan mengorbankan waktu yang kita tau tidak akan mungkin dikembalikan.
ragu, apakah keputusan yang diambil adalah yang paling tepat. khawatir, apakah jalan yang dipilih adalah jalan yang menjadikan kita manusia-manusia yang lebih bermanfaat. gelisah, bila ternyata saat dalam perjalanan akan timbul benih-benih penyesalan.
semoga niat kita baik, karena Allah. semoga keputusan kita tepat, karena Allah. semoga jalan kita adalah jalan yang ketika melaluinya kita dibimbing oleh Allah, dijaga dan dilindungi serta tidak pernah dibiarkan melewati ujiannya seorang diri.
Bismillah. hidup ini dari Allah, dan dalam hidup kita hanya perlu Allah.
Tumijajar, 07-07-2017
karena setiap bahagia, kadang terselip ragu.
0 notes