Tumgik
thepromenade · 7 years
Photo
Tumblr media
Menyambut Kedatangan Ayah Sudah 3 hari suami berada di pulau seberang. Selama itu pula saya berada di rumah saja bersama Alfath. Sejak hari pertama ditinggal dinas, saya rasakan ada perasaan sendu dalam diri Alfath. Maka saya memiliki rencana untuk membuat kejutan di hari kedatangan ayah Alfath. Beberapa kali saya mencoba berdiskusi dengannya, mengenai hal apa yang akan kami buat. "Iya ya, kita bikin apa ya Bunda? Buat ayah" Begitu jawaban Alfath saat saya memberikan usul untuk membuat kejutan. Saya senang ia tertarik dengan ide ini. Lalu muncul pula ide untuk membuat prakarya, karena Alfath senang mewarnai dan menempel nempel. Saya menyampaikannya pada Alfath dan ia setuju untuk membuatnya. Baiklah, tahap persiapan sudah selesai. Mari kita buat prakarya untuk Ayah, ya A! :)
0 notes
thepromenade · 7 years
Text
Memasak Makan Malam Bersama
Sore ini saya memasak bersama dengan Alfath. Ayah Alfath sedang dinas keluar kota hingga beberapa hari ke depan, sehingga saya berusaha untuk mengisi waktu dengan aktivitas yang hangat dan menyenangkan. Juga untuk menghilangkan rasa kesepian. Kali ini Alfath bertugas mencuci sayur sayuran dan mendampingi saya ketika menggoreng ikan. Alfath suka aktivitas memasak yang terkesan sibuk baginya. Ia mengaduk aduk sayur yang sedang direndam dan tidak memperbolehkan saya untuk memasak sayuran tersebut, sebelum ia puas mengaduk. Memang waktu memasaknya menjadi lebih lama, namun Alfath senang dan merasa puas dengan hasil masakannya. Ia menjadi lebih lahap saat makan karena ikut serta dalam membuatnya makanannya. Saya berharap kelak Alfath terbiasa untuk menghargai makanan dan setiap usaha yang dilakukan untuk membuat masakan tersebut
0 notes
thepromenade · 7 years
Text
Mencuci Pakaian
Masih dalam tema besar toilet training. Saya membuat beberapa mini proyek keluarga yang bermuara pada tema tersebut. Biasanya dilakukan di pagi atau siang hari, sesuai dengan waktu 'segar' Alfath. Sehingga ayahnya hanya mengikuti sesi pembahasan tugas dan peran di malam hari, setelah beliau pulang kerja. Jika sebelumnya Alfath sudah pernah menjemur pakaian dan memasang karpet alas ompol, hari ini ia saya beri tugas untuk mengucek dan membilas pakaiannya yang sudah terkena ompol. Tugas ini dilakukan sebelum mandi. Alfath tampak senang (mungkin karena main air ya XD). Sesekali saya membantunya untuk mengucek, tapi Alfath mencegah saya. "Biar sama aa aja", katanya. Saya tersenyum, sembari berdoa semoga pakaiannya tetap menjadi bersih walaupun minim kucekan. Hehe. Setelah selesai mencuci, saya jelaskan pada Alfath tujuan dari dilakukannya mencuci pakaian ini. Agar Alfath terbiasa dengan pekerjaan rumah dan belajar untuk bertanggung jawab atas barang barang miliknya sendiri. Alfath terlihat senang dan puas atas hasil kerjanya. Alhamdulillah :)
0 notes
thepromenade · 7 years
Photo
Tumblr media
Memasang Karpet Pekan ini masih termasuk dalam pekan toilet training untuk Alfath. Untuk mencegah kebocoran, saya memasang karpet plastik di atas karpet bulu. Namun saya masih khawatir bocorannya masih akan tetap merembes. Jadi saya menggabungkan beberapa karpet dengan selotip. Alfath memiliki tugas kecil namun intens, yaitu membantu bundanya memotong selotip dengan menggunakan gunting. Dalam beberapa hari terakhir, Alfath sangat tertarik dengan berbagai alat perkakas seperti obeng dan gunting. Namun saya masih khawatir membiarkan Alfath bermain dengan alat alat tersebut. Maka saya memutuskan untuk melatihnya menggunakan gunting dalam konteks yang tepat seperti hari ini. Saya mengarahkan Alfath untuk menggunakan gunting dengan pengawasan saya dan hanya digunakan saat diperlukan. Alfath mengangguk (seperti biasa :D). Namun ternyata ia paham penggunaannya. Ia tidak mengambil gunting kecuali saat ada saya. Dan ia pun cukup mahir menggunakan gunting tersebut. Saya berharap Alfath bisa mencoba melakukan banyak hal, termasuk menggunakan alat alat yang membutuhkan pengawasan, untuk memberikannya pengalaman berharga :)
0 notes
thepromenade · 7 years
Photo
Tumblr media
Waktunya Berbelanja! Belanja mingguan seringkali kami jadikan proyek keluarga, bahkan sebelum ada tantangan 10 hari. Hihihi. Apalagi Alfath sangat suka memilih milih barang kemudian memasukkannya ke dalam troli. Pembagian tugas hari ini adalah Alfath dan ayah memilih dan mengambil makanan ringan, sedangkan bunda memilih dan mengambil bahan bahan untuk memasak. Perlengkapan mencuci dan mandi dipilih dan diambil bersama sama. Karena Alfath sudah mulai mengantuk, maka sesi belanja tidak dibuat terlalu lama. Alhamdulillah Alfath lancar menjalankan tugasnya, mengambil barang yang dibutuhkan saja. Sesi belanja pun selesai :)
0 notes
thepromenade · 7 years
Photo
Tumblr media
Melihat Adik Bayi Hari ini adalah jadwal saya periksa kandungan adik bayi. Semenjak awal, memang saya selalu melibatkan Alfath dalam aktivitas ini. Tujuannya untuk menumbuhkan rasa menjadi kakak dan bersama sama ikut serta merawat adik. Alhamdulillah setelah kehamilan saya mencapai 22 minggu, Alfath terlihat semakin sayang pada calon adiknya. Saat kami datang ke tempat periksa, waah antriannya sudah panjang sekali. Ternyata kami datang cukup terlambat. Sedangkan suami saya harus menghadiri agenda lainnya segera. Alhasil, proyek keluarga untuk melihat adik bayi hanya dilakukan oleh saya dan Alfath. Sebelum berangkat, suami memberikan pengarahan pada Alfath. Beliau berkata bahwa beliau harus segera berangkat ke tempat lain dan Alfath memiliki tugas penting di sini, yaitu untuk menjaga bunda dan melihat adik bayi di ruangan periksa. Yang saya lihat, Alfath hanya mengangguk dengan wajah serius. Saya hanya tersenyum dan bersiap siap dengan segala kemungkinan yang ada (baca: Alfath bosan dan mengajak pulang :D). Kemudian saya dan Alfath menunggu dari jam setengah 11 hingga setengah 2. Saya sudah terkantuk kantuk di ruang tunggu. Namun di luar dugaan, Alfath masih terlihat segar. Sesekali ia menanyakan mengapa saya belum dipanggil. Tidak terlihat sedikit pun tanda-tanda ia marah, sedih atau rewel. Ia menghibur saya dengan keaktifannya berjalan dan berlari mondar mandir di ruang tunggu. Hingga akhirnya masuk ke ruang periksa. Di dalam, Alfath sangat kooperatif, mau duduk tenang dan melihat adik dengan senang. Alhamdulillah wa syukurillah. Semoga Alfath jadi kakak yang shalih dan baik ya, sayang :) Saya lalu terus memberikannya apresiasi dan semangat untuk menjadi kakak yang baik setelah pulang dari klinik. Dan Alfath pun mengangguk setuju. Hehe
0 notes
thepromenade · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
Mencuci Pakaian
Alfath sedang memulai toilet trainingnya di pekan ini. Walaupun masih terjadi beberapa kali “kebocoran”, namun ia sudah memulainya dengan baik.
Setiap terjadi kebocoran, saya langsung merendam celana dan baju yang terkena kebocoran tersebut. Saya ingin Alfath ikut serta dalam hal ini juga. Maka saya jadikan ini sebagai proyek kecil keluarga kami. Sayangnya ayah Alfath tidak bisa ikut terlibat langsung dalam proyek ini juga. Maka pembahasan mengenai hikmah yang bisa didapat dari aktivitas ini, saya alihkam ke malam hari, saat ayah Alfath sudah tiba di rumah.
Saya bertugas merendam dan mengucek pakaian, sedangkan Alfath bertugas mengambil gantungan pakaian dan menjemur pakaiannya. Alfath suka sekali aktivitas menjemur dan menyusun nyusun jemurannya. Semoga Alfath menjadi seseorang yang mandiri, telaten dan rapi dalam mengerjakan pekerjaan rumah nanti :)
0 notes
thepromenade · 7 years
Photo
Tumblr media
Membersihkan Rumah
Setelah meninggalkan rumah selama seminggu, banyak sekali bagian rumah yang harus dibersihkan. Hari ini proyek Alfath bersama bunda adalah membersihkan rumah (kali ini ayah Alfath punya tugasnya sendiri, yaitu bekerja mencari nafkah :D).
Saya sengaja menunggu Alfath bangun dan kembali segar setelah melewati perjalanan panjang semalam. Saat ia sudah siap, saya mengatakan bahwa hari ini kami berdua akan melakukan aktivitas di rumah, yaitu membuat rumah menjadi bersih dan nyaman untuk menjadi tempat bermain. Alfath setuju dan sangat bersemangat untuk memulai aktivitas.
Alfath sangat menyukai aktivitas menyedot dan membersihkan debu dengan menggunakan vacuum. Maka saya berikan tugas kehormatan itu padanya :D Hari ini ia bersikeras melakukan tugas tersebut sendiri. Maka saya melakukan tugas pembersihan yang lain, seperti mengepel dan merapikan barang barang.
Alhamdulillah aktivitas berjalan lancar dan rumah kami kembali menjadi bersih dan nyaman. Saya selalu menekankan kepada Alfath bahwa menjaga kebersihan itu adalah hal yang baik. Muslim yang baik dan berakhlak mulia adalah muslim yang senantiasa menjaga kebersihan. Saat ini Alfath lebih tertarik pada aktivitas membersihkan rumah yang terlihat sangat sibuk, aktif, dan rumit menurutnya. Namun saya berharap kelak ia menjadi seseorang yang mencintai kebersihan :)
0 notes
thepromenade · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
Saatnya Berkemas Keluarga kami akan pulang kembali ke Bandung, setelah seminggu berada di Bogor. Maka kali ini, Alfath belajar untuk mengemas barang-barangnya sendiri. Sengaja saya berikan ia koper kecil agar dapat menata dan menyusun sendiri baju-bajunya. Maka kesibukan berkemas pun dimulai! Saya bertugas mengemas makanan dan baju-baju saya dan suami, sedangkan Alfath bertugas mengambil baju-bajunya dan mainan kemudian menyusunnya di koper. Alhamdulillah, Alfath cukup semangat melakukan tugasnya. Semua tas dan koper pun siap diangkut dan disusun di dalam mobil. Ini adalah tugas ayah Alfath. Di akhir kegiatan berkemas, saya berterima kasih pada Alfath karena telah ikut serta berkemas dan membantu. Saya juga mengatakan padanya, belajar berkemas membuat kita lebih mandiri dan siap bepergian ke mana pun. Alfath mengangguk dan mengiyakan. Mulai sekarang Alfath akan saya ajak untuk mengemas barangnya sendiri setiap akan bepergian :)
1 note · View note
thepromenade · 8 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
Melatih kemandirian anak membuat saya belajar konsisten, lebih sabar, dan tidak mudah menyerah :)
0 notes
thepromenade · 8 years
Text
Semangat Makan Sendiri
Setelah beberapa kali makan sendiri, akhirnya Alfath mulai mencoba coba untuk makan sendiri. Sedikit demi sedikit. Jika moodnya baik, semakin semangatlah ia. Jika terlihat kurang bersemangat untuk makan sendiri, saya perlu menyemangatinya dengan cara yang kreatif. Tidak terkesan menyuruh. Barakallah, Aa. Selamat berproses menjadi lebih mandiri :)
0 notes
thepromenade · 8 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
Mau Suap Sendiri, Bunda Pagi ini Alfath begitu semangat. Saya berikan teh dan madu. Ia semangat untuk meminumnya sendiri. Dan malam harinya, di saat makan malam, semua keluarga menyantap makanannya. Alfath pun mengatakan ingin suap sendiri. Saya senang dan terharu, ia memiliki keinginan itu. Ia lalu menyuapkan sesendok makanan dari mangkoknya. Alhamdulillah 'alaa kulli haal :)
0 notes
thepromenade · 8 years
Text
Ketika Mood Mempengaruhi
Hari ini saya dan Alfath bepergian ke pusat perbelanjaan. Tanpa diduga, di perjalanan ia merasa pusing dan mual. Neneknya terus menenangkan dan mengusap punggungnya. Alhasil, setibanya di pusat perbelanjaan ia menjadi lesu, agak rewel dan kurang bersemangat. Hal ini berlanjut hingga tiba kembali di rumah. Ditambah Alfath pun tidak tidur siang, sehingga saya harus menghadapi balita yang sensitif dan tidak bersedia menerima masukan/tantangan/saran/bujukan. Maka saya mengikuti keinginannya yang masih dapat terpenuhi. Hari ini, proses yang ia lakukan secara mandiri adalah makan kerupuk. Karena itu keinginannya sendiri, maka saya persilakan. Hmm. Sepertinya latihan kita masih akan cukup banyak ya, A. Ga apa ya, insyaAllah kita berjuang sama sama :)
0 notes
thepromenade · 8 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
Semakin Pulih
Alhamdulillah, hari ini Alfath lebih segar dibanding hari hari sebelumnya. Setelah subuh ia sudah bangun dan siap memulai aktivitas. Saya terus lakukan observasi sepanjang hari. Mencoba menemukan momen yang pas untuk mengajaknya berproses kembali. Saya khawatir ia enggan memulai makan sendiri. Namun kekhawatiran saya ternyata keliru. Malam hari, ayah Alfath pulang membawa coklat untuknya. Saya lalu membuka bungkusannya dan memberikan coklat itu, "Aa makan sendiri ya. Nih tinggal di-aam" "He-eh (sambil mengangguk dan mulai dengan suapan pertama) Alhamdulillah, sepertinya Alfath sudah siap untuk makan sendiri lagi :)
0 notes
thepromenade · 8 years
Text
Practices Make Perfect
Hari ini Alfath masih belum pulih dari sakitnya. Nafsu makannya cukup baik, namun wajahnya masih terlihat lesu, matanya bengkak karena kurang tidur dan terus berair karena hidungnya tersumbat. Ia juga tidak berminat untuk makan sendiri. Maka saya masih membantu untuk menyuapinya. Mungkin saya masih perlu menunda prosesnya hingga ia pulih betul. Dalam jangka pendek, ada beberapa keahlian yang saya ingin ia kuasai. Tentu saja secara bertahap. Di antaranya adalah : 1. Makan sendiri 2. Mampu buang air kecil dan besar di toilet 3. Memakai baju sendiri Semoga Alfath segera pulih dari sakitnya sehingga proses menuju mandirinya bisa kembali berjalan :)
0 notes
thepromenade · 8 years
Text
Saat Sakit Datang
Sudah dua hari saya absen menulis. Alfath mulai kurang fit, demam, pilek, dan batuk. Dimulai dengan muntah di hari Sabtu dan demam di hari Minggu. Hari ini muncul batuk dan pilek. Miris rasanya melihat anak sakit, apalagi sebelumnya Alfath termasuk anak yang jarang sakit. Mudah mudahan sakitnya Alfath menjadi penggugur dosa dan pengingat untuk terus bersyukur akan setiap keadaan. Karena sakit ini pula, latihan makan mandiri Alfath tertunda sementara. Hampir setiap saat saya berikan air madu dan perasan lemon. Untuk membuatnya lebih fit. Semoga esok hari keadaannya menjadi lebih baik. Aamiin
0 notes
thepromenade · 8 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
Perkembangan Hari Ini Alfath masih sangat suka makan puding. Persediaan pun memang masih ada. Saya biarkan ia makan sendiri. Alfath menemukan teknik baru untuk menyeruput kuah pudingnya, yaitu dengan menyuap sambil membungkuk. "Biar ga tumpah." katanya Saya senyum senyum sembari memotretnya melakukan teknik ini. "Bunda, dibantu atuh Aanya. Kasihan makannya jadi susah." Ungkapan seperti ini sering saya dengar saat kami berada di rumah orangtua. Seringkali mereka menuruti keinginan Alfath. Alfath sering memanfaatkan kesempatan ini, ia jadi sering minta disuapi, minta diambilkan mainan, dan lain sebagainya. Saya paham, salah satu alasannya adalah kasih sayang kakek nenek yang berlimpah dan rasa tidak tega kepada cucunya. Namun jika anak tidak diberi kesempatan, ia akan terbiasa dibantu dan tidak mandiri. Maka saya mencoba untuk memberi tahu hal ini kepada Alfath saat ia meminta tolong diambilkan mainan setelah selesai makan puding. "Aa mau ambil pesawat yang di bawah." "Boleh, boleh. Ayo ambil aja, A." "Sama Bunda aja." "Sama Aa aja." "Kenapa sama Aa aja?" "Kan Aa yang mau main." "Kenapa Aa mau main terus ambil pesawat?" (Maksudnya kenapa kalau Alfath yang mau main pesawat, maka Alfath pula yang mengambilnya) "Iya dong, yang mau main kan Aa. Bukan Bunda. Siapa yang mau menggunakan, dia yang mengambil." "Kenapa gitu Bunda?" "Kan Aa sudah besar, sudah bisa ambil sendiri. Kalau dibantu Bunda terus gimana tuh? Nanti Aa apa apa ndak bisa sendiri. Sekarang sudah bisa ambil sendiri kan?" "Hm eh. Iya, Bunda." "Nah kan betul. Sekarang Aa sudah bisa apa apa (melakukan banyak hal) sendiri kan?" "Iya Bunda." (Sambil turun dari sofa dan mengambil mainan pesawatnya) Alfath semakin kritis dalam bertanya. Hampir semua percakapan menggunakan kata "kenapa". Dan ketika saya sudah kewalahan, respon "oh" atau "iya, iya" darinya membuat saya lega. Karena itu berarti ia puas dengan jawaban saya dan kecil kemungkinan akan muncul pertanyaan lanjutan :p Saya berharap Alfath sedikit demi sedikit semakin paham dengan proses menuju kemandirian ini. Tujuan mengapa ia perlu belajar melakukan hal hal dengan kemampuannya sendiri. Bukan karena tak sayang, tapi untuk membuatnya menjadi pribadi yang tangguh dan mandiri. InsyaAllah ya Aa sayang :)
0 notes